Analisis Deskriptif Pendidikan RA dan Madrasah Tahun Akademik
|
|
- Ridwan Lesmana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Analisis Deskriptif Pendidikan RA dan Madrasah Tahun Akademik A. Pengantar Tahun ini terjadi penambahan jumlah madrasah negeri dikarenakan beberapa madrasah penegerian baru yang di-sk-kan per Januari 2010 baru terdata sekarang. Pendidikan RA dan Madrasah merupakan satuan pendidikan dibawah naungan Direktorat Pendidikan Madrasah Pendidikan Ditjen Islam Kemenag RI. Pendidikan RA dan Madrasah merupakan pendidikan dasar dan menengah yang sangat menentukan standart kualitas sumber daya manusia yang mampu melahirkan generasi penerus bangsa yang berkualitas, menguasai iptek serta berlandaskan iman dan takwa kepada Allah SWT. B Analisis Deskriptif Data 1. Kelembagaan Jenis Data yang didata antara lain RA, MI, MTs dan MA. Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan oleh Bagian Perencanaan dan Data Setditjen Pendidikan Islam, pada Tahun Pendidikan , secara nasional terdapat sebanyak RA, MI, MTs, dan MA yang tersebar di 33 propinsi. Jumlah MIN pada Tahun Pendidikan sebanyak 1.675, MTsN sebanyak 1.418, sementara MAN sebanyak 748. Untuk jenjang MI, jumlah MIN pada tahun sebelumnya sebanyak 1.662, terdapat perbedaan MIN sebanyak 13 lembaga, sementara untuk jenjang MTs, jumlah MTsN pada tahun sebelumnya sebanyak 1.384, terdapat perbedaan sebanyak 34 lembaga. Sementara untuk jenjang MA pada tahun sebelumnya sebanyak 735, lembaga. Hal ini disebabkan karena 1
2 // SS taat t ti iisst ti iikk PPeennddi iiddi iikkaann IIssl llaamm pada tahun ini terjadi penambahan jumlah madrasah negeri dikarenakan beberapa madrasah penegerian baru yang 2 di-sk-kan per Januari 2010 baru sekarang. terdata Bila dilihat secara keseluruhan, ternyata jumlah lembaga RA, MI, MTs maupun MA secara pendataan terus mengalami peningkatan jumlah lembaga dari tahun ke tahun. Hal ini dimungkinkan oleh beberapa sebab diantaranya adalah besarnya tanggungjawab masyarakat akan pentingnya pendidikan. Pendidikan tidak melulu harus menjadi tanggung pemeritah melainkan menjadi tanggungjawab jawab saja, juga masyarakat. Hal ini terbukti dari komposisi jumlah lembaga antara Negeri dan Swasta, ternyata lebih dari 85% lembaga tersebut diselenggarakan Grafik 1.1. Jumlah Lembaga RA, MIN, MIS, MTsN, MTsS, MAN dan MAS Tahun Pelajaran 2009/2010. oleh swasta, dalam hal melalui sebuah yayasan ataupun atas nama perorngan. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya pendidikan terutama pendidikan berbasis agama untuk generasi yang akan datang untuk menghadapi tantangan global. Grafik 1.2. Jumlah RA berdasarkan Status Tahun Pelajaran 2009/2010. Tinjauan untuk RA berdasarkan statusnya terbagi menjadi Pembina, Inti, Reguler, Lainnya. Sebanyak 127 atau 0,6% RA berstatuskan Pembina,
3 sebanyak atau 17,7% berstatuskan Inti, dan sebanyak atau 34,1% berstatuskan Reguler. Sementara sebanyak atau 47,6% berstatuskan Lainnya. Hanya memang perlu pengkajian lebih lanjut tentang status lainnya tersebut, mengingat keterbatasan formulir yang disebarkan, status tersebut perlu diuraikan lebih terinci. Secara keseluruhan masih banyak status Lainnya yang masih perlu digali lebih mendalam lagi, atau informasi sementara yang didapat ternyata perhatian untuk tata kelola jenjang RA ini masih perlu perhatian yang lebih banyak lagi dari lingkungan Ditjen Pendidikan Islam Kemenag RI, sehingga pada saatnya nanti tata kelola lembaga RA jauh lebih baik dan bermutu lagi, mengingat bahwa jenjang RA ini sebenarnya merupakan row input untuk calon-calon siswa MI yang lebih bermutu. Berbicara masalah tata kelola, ternyata untuk jenjang MI, MTs, dan Grafik 1.3. Jumlah MI berdasarkan Akreditasi Tahun Pelajaran 2009/2010 MA hal yang penting atau perlu perhatian adalah masalah akreditasi. Masalah akreditasi ini menjadi penting karena ini merupakan tolok ukur mutu lembaga yang bersangkutan. Berdasarkan data yang masuk ke Bagian Perencanaan dan Data, untuk jenjang MI ternyata sebanyak atau 7,6% berakreditasi A, sementara sebanyak atau 40,9% berakreditasi B, dan sebanyak atau 32,3% berakreditasi C. Sementara sebanyak atau 19,3% belum terakreditasi baik itu A, B ataupun C. Sementara angka untuk akreditasi jenjang MTs, sebanyak atau 8,6% memiliki akreditasi A, atau 41,1% terakreditasi B, sementara sebanyak atau 26,3% terakreditasi C, dana sebanyak atau 24,0% belum terakreditasi. 3
4 // SS taat t ti iisst ti iikk PPeennddi iiddi iikkaann IIssl llaamm 4 Grafik Jumlah MTs berdasarkan Akreditasi Tahun Pelajaran 2009/2010 Untuk jenjang MA, sebanyak 484 atau 8,2% terakreditasi A, atau 31,9% terakreditasi B, sementara sebanyak atau 27,9% terakreditasi C. Sedangkan sebanyak atau 31,9% belum terakreditasi banyak pekerjaan yang harus lebih ditingkatkan dari Direktorat madrasah berkaitan dengan akreditasi. Ternyata secara rerata madrasah di Indonesia yang memiliki akreditasi A dibawah Grafik Jumlah MA berdasarkan Akreditasi Tahun Pelajaran 2009/ %. Ini tentunya membutuhkan manajemen tata kelola yang baik sehingga nantinya akan lebih banyak madrasah yang memiliki akreditasi A, sehingga dengan sendirinya akan membentuk citra madrasah itu sendiri di masyarakat. 2. Peserta Didik atau Siswa Jumlah keseluruhan peserta didik atau siswa berdasarkan masingmasing jenjang adalah sebanyak siswa RA, kemudian sebanyak siswa MI, sebanyak siswa MTs, dan sebanyak siswa MA. Sementara komposisi siswa untuk jenjang MI, MTs dan status MA berdasarkan lembaga, sebanyak siswa MIN, siswa MIS, siswa MTsN, siswa
5 MTsS, siswa MAN, dan sebanyak siswa MAS. Grafik 1.6. Jumlah Siswa RA, MI, MTs, dan MA Tahun Pelajaran 2009/2010 Dari paparan diatas nampaklah bahwa jumlah siswa madrasah swasta berbanding lurus dengan jumlah lembaga yang berstatus swasta. Hal ini menyatakan bahwa kontribusi lembaga swasta sangat berarti di dunia pendidikan agama islam. Ini perlu dicermati agar kualitas atau mutu lembaga tersebut dapat terus termonitor. jumlah jenis untuk RA Komposisi siswa berdasarkan kelamin, jenjang sebanyak atau 50,3% berjenis kelamin lakilaki, sementara sebanyak atau 49,7% merupakan siswa perempuan. Untuk jenjang RA ini perbandingan jumlah siswa laki-laki dengan perempuan hampir seimbang. Untuk jenjang MI, sebanyak atau 51,6% siswa laki-laki, dan sebanyak atau 48,4% merupakan siswa perempuan. Perbandingan siswa laki-laki dengan perempuan untuk jenjang MI siswa laki-laki sedikit lebih banyak dibandingkan dengan siswa perempuan. Untuk jenjang MTs, sebanyak atau 49,2% siswa laki-laki dan sebanyak siswa 5
6 // SS taat t ti iisst ti iikk PPeennddi iiddi iikkaann IIssl llaamm perempuan. Untuk jenjang MTs ternyata jumlah siswa perempuan sedikit lebih banyak dibandingkan dengan jumlah siswa laki-laki. Sementara untuk jenjang MA sebanyak atau 45,1% siswa laki-laki dan sebanyak atau 54,9% merupakan siswa perempuan. Ternyata untuk jenjang MA ini mirip dengan jenjang MTs, jumlah siswa perempuan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah siswa laki-laki. Paparan diatas menunjukan sesuatu yang menarik akan tetapi perlu lanjut dan mendalam, mengapa selepas MI, banyak siswa laki-laki yang tidak melanjutkan ke jenjang berikutnya. sebanyak 1:19. Jumlah rombel untuk jenjang MI sebanyak dengan jumlah siswa sebanyak orang, sehingga rasio rombel:siswa sebanyak 1:21. Untuk jenjang MTs, jumlah rombel sebanyak dengan jumlah siswa sebanyak orang, rasio rombel:siswa adalah 1:32. Sementara untuk jenjang MA, jumlah rombel sebanyak dengan jumlah siswa sebanyak orang, sehingga rasio rombel:siswa adalah 1:29. Indikator lain yang tak kalah pentingnya untuk memonitor perkembangan lembaga pendidikan adalah nilai rombongan belajar (rombel) dan Angka Partisipasi Kasar (APK). Jumlah rombel untuk jenjang RA adalah sebanyak dengan jumlah siswa sebanyak orang, sehingga diketahui rasio rombel:siswa 6 Grafik 1.7. Jumlah Siswa RA, MI, MTs, dan MA berdasarkan jenis kelamin Tahun Pelajaran 2009/2010 Sementara komposisi rasio rombel:siswa berdasarkan status madrasah negeri maupun swasta adalah sebagai berikut : untuk MIN sebesar 1:27; MIS sebesar 1:21; MTsN sebesar1:35; MTsS sebesar 1:32; MAN sebesar 1:33; dan MAS sebesar 1:27.
7 Nilai APK untuk RA sebesar 7,51, sementara untuk MI sebesar 11,36, MTs sebesar 19,50 dan MA sebesar 7,28. Grafik 1.8. Nilai APK Tahun Pelajaran 2009/2010 Dari nilai APK tersebut nampak bahwa dapat dipaparkan bahwa secara ratarata minat masyarakat terhadap madrasah siswa pengulang untuk jenis semakin besar dari jenjang RA sampai kelamin perempuan lebih kecil di dengan MTs, akan tetapi pada jenjang banding dengan siswa laki-laki. Hal ini MA terlihat turun sangat drastis. Hal ini terjadi di tingkat MI, MTs maupun MA perlu dicari terobosan-terobosan yang baik itu di madrasah negeri maupun lebih inovatif agar nilai jual MA swasta (lihat Tabel 1.06, Tabel , menjadi semakin baik, sehingga dan Tabel ). masyarakat tertarik menyekolahkan anaknya di tingkat MA. Indikator pendidikan selanjutnya yang cukup penting adalah jumlah siswa Grafik 1.9. Jumlah Pengulang Tahun Pelajaran 2009/2010 pengulang. Berdasarkan data pengulang Peningkatan kualitas peserta didik yang dipaparkan diatas ternyata secara perlu mendapat perhatian sebagian besar siswa pengulang khusus, berdasarkan data yang ada adalah siswa laki-laki. Hal ini 7
8 // SS taat t ti iisst ti iikk PPeennddi iiddi iikkaann IIssl llaamm menunjukan bahwa kualitas siswa lakilaki perlu mendapat perhatian lebih khusus lagi, sehingga dimasa yang akan datang jumlah pengulangnya bisa lebih diperkecil. dengan jenjang pendidikan yang lebih tinggi sehingga sangat berguna untuk bekal anak tersebut dimasa mendatang yang penuh dengan tantangan-tantangan kehidupan. Indikator pendidikan selanjutnya yang perlu ditinjau adalah jumlah siswa drop out (DO). Secara umum siswa laki-laki di jenjang MI, MTs, MA baik untuk status negeri maupun swasta lebih mendominasi tingkat drop out siswa dibandingkan dengan siswa perempuan. Ini mungkin perlu kajian mengapa hal tersebut terjadi. Ada apa dengan siswa laki-laki? Hal ini merujuk pada salah satu judul film yang pernah populer di Indonesia. Kualitas siswa laki-laki perlu mendapat perhatian lebih khusus lagi, sehingga jumlah angka putus sekolah/drop out bisa lebih diperkecil. Kemungkinan yang lain adalah perubahan-perubahan nilainilai dan cara pandang masyarakat itu sendiri bahwa anak perempuan juga memerlukan pendidikan sampai 8 Grafik Jumlah Siswa Drop Out Tahun Pelajaran 2009/2010 Berdasarkan diagram atau grafik diatas, ternyata terdapat fenomena yang menarik dimana jumlah siswa putus sekolah atau drop out cenderung tinggi di tingkat MTs. Hal ini dimungkinkan karena faktor ekonomi orangtua yang sudah tidak dapat mendukung untuk pembiayaan pendidikan siswa yang bersangkutan. Ini baru dugaan penulis, perlu diteliti lebih mendalam lagi, faktor-faktor pemicu timbulnya siswa putus sekolah di tingkat MTs.
9 3. Personal Lembaga Pendidikan 3.1. Kepala Lembaga Pendidikan tersebut untuk manajemen tata kelola lembaga agar lebih baik. Jumlah Kepala RA sebanyak Latar Belakang Pendidikan Kepala orang. Dari jumlah tersebut MIN sebanyak 272 orang atau 16,2% bila dilihat dari latar belakang berpendidikan kurang dari S1, dan pendidikan atau kualifikasi pendidikan sebanyak 133 orang atau 7,9% sebanyak 70,1% atau orang memiliki jenjang pendidikan kurang dari S1, sebanyak 29,1% atau orang berpendidikan S1, dan sisanya berpendidikan S2. Sementara sebagian besar Kepala MIN berpendidikan S1, yaitu sebanyak orang atau 77,8%. Sementara untuk Kepala MIS sebanyak 181 orang atau 0,8% sebagian besar berpendidikan kurang berpendidikan S2. dari S1, yaitu sebanyak orang atau 47,7%, sebanyak orang atau 50,4% berpendidikan S1, dan sisanya sebanyak 393 orang atau 1,9% berpendidikan minimal S2. Untuk lebih jelasnya lihat grafik berikut ini Grafik Latar Belakang Pendidikan Kepala RA (Grafik 1.12.). Dari Grafik diatas terlihat bahwa masih banyak sekali Kepala RA yang berlatar belakang pendidikan belum S1, hal ini perlu perhatian dan dorongan dari pemerintah agar para Kepala RA tersebut minimal memiliki pendidikan minimal S1, dikarenakan hal ini berkaitan dengan skill individu 9
10 // SS taat t ti iisst ti iikk PPeennddi iiddi iikkaann IIssl llaamm berlatar pendidikan kurang dari S1. Ini berarti bahwa pemerintah harus lebih memperhatikan sektor swasta, karena hal ini berkaitan dengan sumber daya di MI sektor swasta Grafik Latar Belakang Pendidikan Kepala MI jauh lebih besar Dari Grafik diatas ternyata daripada MIN, dalam kata lain terdapat kondisi atau fenomena yang pemerintah tidak boleh menarik. Kondisi tersebut adalah bila menganaktirikan sektor swasta, pada MIN, latar belakang pendidikan karena kontribusinya yang begitu Kepala MIN yang belum S1 memiliki besar di dunia pendidikan islam. jumlah yang jauh lebih kecil Untuk jenjang MTsN, sebanyak 54 dibandingkan dengan yang memiliki orang atau 3,8% Kepala MTsN masih latar belakang pendidikan minimal S1. Kondisi sebaliknya terjadi di MIS, bahwa Kepala MIS yang memiliki latar belakang minimal S1 jauh lebih kecil dibandingkan dengan yang Grafik Latar Belakang Pendidikan Kepala MTs 10
11 berlatar belakang kurang dari S1, dari S1, orang atau 76,2% sedangkan sebagian besar sudah berkualifikasi S1, dan sisanya berkualifikasi S1 sebanyak 985 orang sebanyak 641 orang atau 12,5% atau 69,5%, sedangkan sebanyak 379 berkualifikasi minimal S2. orang atau 26,7% berkualifikasi S2. Secara garis besar kualifikasi Sementara untuk MTsS, sebanyak kepala madrasah mengalami orang atau 22,2% berkualifikasi peningkatan, yakni yang tadinya kurang dari S1, orang atau belum S1, sekarang sudah menjadi S1, 71,3% berkualifikasi S1, dan yang sebelumnya S2, sekarang sudah selebihnya sebanyak 820 orang atau menjadi S2. Pendek kata hal ini perlu 6,5% berkualifikasi minimal S2. didorong terus menerus agar kualitas Berdasarkan Grafik diatas, perlu SDM terutama untuk kepala madrasah adanya dorongan dari pemerintah agar terus meningkat secara kualifikasi para Kepala MTs yang belum pendidikannya. Diharapkan dengan berpendidikan minimal S1, agar segera semakin tinggi pendidikannya, akan meningkatkan kualifikasinya tercipta SDM yang bermutu sehingga mengingat tantangan dunia pendidikan mampu menjadi manajer yang handal ke depan jauh lebih besar, sehingga untuk lembaga-lembaga pendidikan harus dipimpin oleh seorang individu islam khususnya dan dunia pendidikan yang mumpuni secara skill. di Indonesia pada umumnya. Untuk jenjang MAN, sebanyak 12 orang atau 1,6% Kepala MAN berkualifikasi kurang dari S1, 463 orang atau 61,9% berkualifikasi S1, dan sebanyak 273 orang atau 36,5% berkualifikasi minimal S2. Sementara untuk MAS sebanyak 582 orang atau 11,3% berkualifikasi kurang Grafik Latar Belakang Pendidikan Kepala MA 11
12 // SS taat t ti iisst ti iikk PPeennddi iiddi iikkaann IIssl llaamm 3.2. Pendidik Berdasarkan data diatas Jumlah Pendidik di jenjang RA nampaknya, Pemerintah melalui sebanyak orang dengan Ditjen Pendis memiliki banyak komposisi berdasarkan kualifikasi pekerjaan antara lain sebisa mungkin pendidikan, sebanyak atau mengkondisikan agar para Pendidk 77,5% berkualifikasi kurang dari S1, (Guru) di RA, paling tidak memliki dan sisanya orang atau 22,5% pendidikan minimal S1. Hal ini berkualifikasi minimal S1. Sementara berkaitan dengan pemberian jika dilihat dari Status Kepegawaian, tunjangan profesi, dimana syarat mayoritas sebanyak atau untuk mendapatkan tunjangan profesi 92,3% berstatus Non PNS. Sementara adalah pendidikan Pendidik (Guru) hanya sebagain kecil saja yang minimal adalah S1 atau D4 dan berpredikat PNS, yakni sebanyak mengikuti pendidikan profesi agar atau 7,7%. Jika ditinjau dari Kategori mendapatkan sertifikat pendidikan jenis kelamin, maka sebanyak (Undang-undang No. 14 Tahun 2005 atau 89,5% berjenis kelamin tentang Guru dan Dosen, pasal 9). perempuan, sementara atau Untuk Jenjang MI, jumlah 10,5% berjenis kelamin laki-laki. Hal Pendidik (Guru) sebanyak ini sudah lumrah karena secara orang atau 18,0% berstatus PNS, psikologis perempuan lebih dekat sementara sebagian besar berstatus dengan dunia anak-anak usia dini. Non PNS sebanyak atau 82,0%. Jika dilihat berdasarkan kualifikasi pendidikan, maka sebanyak orang atau 60,8% berkualifikasi Grafik Pendidik RA kurang dari S1, sisanya 12
13 sebanyak orang atau 39,2% Pendidik di level Madrasah Ibtidaiyah berkualifikasi minimal S1. Sementara (MI). berdasarkan jenis kelamin, maka Pendidik jenjang MTs berjumlah sebanyak atau 47,4% orang dengan orang berjenis kelamin Laki-laki, selebihnya atau 19,1% berstatus PNS, sementara sebanyak atau 52,6% berjenis sebanyak orang atau 80,9% kelamin perempuan. Secara jenis berstatus Non PNS. Jika dilihat dari sisi kelamin untuk level MI, jumlah guru kualifikasi pendidikan, sebanyak hampir sama, sehingga disini terlihat orang atau 34,6% juga kesetaraan atau tidak ada berkualifikasi kurang dari S1, dan diskriminasi untuk menjabat sebagai sebanyak orang atau 65,4% Guru MI. berkualifikasi pendidikan minimal S1. Secara jenis kelamin untuk level MTs, jumlah Pendidik berjenis kelamin Laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan Pendidik Perempuan, yakni sebanyak atau Grafik Pendidik MI 53,5% Laki-laki, dan sebanyak Grafik diatas menunjukkan atau 46,5% Perempuan. bahwa masih banyak guru yang belum menjadi PNS dan juga secara kualifikasi pendidikan masih banyak yang belum S1. Hal ini tentunya menuntut kerja lebih keras lagi dari aparatur Ditjen Pendidikan Islam untuk dapat meningkatkan performa 13
14 // SS taat t ti iisst ti iikk PPeennddi iiddi iikkaann IIssl llaamm Kualifikasi pendidikan Pendidik untuk tingkat MA sebagian besar sudah berpendidikan minimal S1 yakni sebanyak orang atau 76,4%, Grafik Pendidik MTs sementara sisanya berpendidikan Grafik diatas melukiskan, bahwa walaupun secara fakta Pendidik (Guru) MTs yang berpendidikan minimal S1 lebih banyak dibanding dengan yang belum S1, namun program untuk peningkatan kualifikasi Pendidik terus kurang dari S1 sebanyak orang atau 23,6%. Secara jenis kelamin kondisi Guru di level MA mirip dengan level MTs, bahwa Pendidik Laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan Pendidik Perempuan, yakni sebanyak ditingkatkan agar apa yang atau 55,1% berjenis kelamin diamanatkan di dalam Undang-undang Laki-laki, sedangkan sebanyak No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan atau 44,9% berjenis kelamin Dosen tercapai dengan baik. perempuan. Total Jumlah Pendidik untuk jenjang MA sebanyak orang dengan orang atau 20,7% berstatus PNS, sementara selebihnya sebanyak orang atau 79,3% berstatus Non PNS. Grafik Pendidik MA 14
15 Grafik diatas melukiskan, bahwa sebanyak orang untuk jenjang walaupun secara fakta Pendidik MA MA. Sehingga secara total jumlah guru yang berpendidikan minimal S1 lebih yang sudah tersertifikasi sebanyak banyak dibanding dengan yang belum orang. Namun data tersebut S1, namun program untuk adalah data yang masuk ke Bagian peningkatan kualifikasi Pendidik terus Perencanaan dan Data. Kondisi ini ditingkatkan agar apa yang menunjukkan bahwa jumlah tersebut diamanatkan di dalam Undang-undang masih jauh dari harapan, mengingat No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan jumlah Pendidik yang berpendidikan Dosen tercapai dengan baik. minimal S1 sebanyak orang untuk level RA, orang untuk level MI, kemudian sebanyak untuk jenjang MTs, dan sebanyak orang untuk jenjang MA. Jika dibandingkan dengan jumlah Pendidik secara total, meminjam istilah Grafik Pendidik MI, MTs dan MA yang populer yakni Secara keseluruhan masih masih jauh panggang dari api. banyak pekerjaan yang harus Secara umum berdasarkan grafik dilaksanakan oleh Ditjen Pendidikan diatas menunjukkan bahwa jumlah Islam, mengingat Program Sertifikasi guru yang sudah tersertifikasi ternyata tersebut seperti yang diamanatkan di secara rata-rata kurang dari 11%. dalam Undang-undang No. 14 Tahun Untuk mensukseskan apa yang 2005 tentang Guru dan Dosen. diamanahkan dalam Undang-undang Berdasarkan data yang ada, jumlah No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Pendidik yang sudah lulus Sertifikat Dosen, masih diperlukan programprogram sebanyak untuk jenjang RA, dari Ditjen Pendidikan Islam untuk jenjang MI, yang mendukung program sertifikasi orantg untuk jenjang MTs, dan Guru. 15
DESKRIPTIF STATISTIK PENDIDIKAN MADRASAH
DESKRIPTIF STATISTIK PENDIDIKAN MADRASAH Deskriptif Statistik Pendidikan Madrasah Statistik Pendidikan Islam Tahun 2008/2009 A. Lembaga Jenis Lembaga yang didata antara lain RA, MI, MTs, MA dan Pengawas
Lebih terperinciAnalisis Deskriptif Pendidikan RA dan Madrasah Tahun Pelajaran
SSt taat ti iisst ti iikk PPeennddi iiddi iikkaann IIssl llaam 22001100//22001111 Analisis Deskriptif Pendidikan RA dan Madrasah Tahun Pelajaran 2010-2011 A. Pengantar Pendidikan RA dan Madrasah merupakan
Lebih terperinciAnalisis Deskriptif Pendidikan RA dan Madrasah Tahun Pelajaran
Analisis Deskriptif Pendidikan RA dan Madrasah Tahun Pelajaran 2011-2012 A. Pengantar Madrasah (RA, MI, MTs dan MA) disebutkan dalam UU Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Nomor 20 Tahun 2003 merupakan
Lebih terperinciDESKRIPTIF STATISTIK RA/BA/TA DAN MADRASAH
DESKRIPTIF STATISTIK RA/BA/TA DAN MADRASAH Deskriptif Statistik RA/BA/TA dan Madrasah (MI, MTs, dan MA) A. Lembaga Pendataan RA/BA/TA dan Madrasah (MI, MTs dan MA) Tahun Pelajaran 2007/2008 mencakup 33
Lebih terperinciAnalisis Deskriptif Guru PAI dan Pengawas Tahun Pelajaran
SSt taat ti iisst ti iikk PPeennddi iiddi iikkaann IIssl llaam 22001100//22001111 Analisis Deskriptif Guru PAI dan Pengawas Tahun Pelajaran 2010-2011 A. Guru PAI 1. Pengantar Guru Pendidikan Agama Islam
Lebih terperinciAnalisis Deskriptif Perguruan Tinggi Agama Islam Tahun Akademik
SSt taat ti iisst ti iikk PPeennddi iiddi iikkaann IIssl llaamm 22 99//22 11 Analisis Deskriptif Perguruan Tinggi Agama Islam Tahun Akademik 29-21 A. Pengantar Perguruan Tinggi Agama Islam atau kerap disingkat
Lebih terperinciAnalisis Deskriptif Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren Tahun Akademik
SSt taat ti iisst ti iikk PPeennddi iiddi iikkaann IIssl llaamm 220000 99//22 0011 00 Analisis Deskriptif Pendidikan Keagamaan dan Pondok Tahun Akademik 20092010 Jenis lembaga Pendidikan Keagamaan dan
Lebih terperinciAnalisis Deskriptif Pondok Pesantren, Pendidikan Diniyah dan TPQ 2011
Analisis Deskriptif Pondok Pesantren, Pendidikan Diniyah dan TPQ Tahun Pelajaran 2010-2011 2011 Jenis lembaga Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren yang didata meliputi Pondok Pesantren, Pendidikan Kesetaraan
Lebih terperinciAnalisis Deskriptif Perguruan Tinggi Agama Islam Tahun Akademik
22 0011 00//2200 1111 SSt taat ti iisst ti iikk PPeennddi iiddi iikkaann IIssl llaam Analisis Deskriptif Perguruan Tinggi Agama Islam Tahun Akademik 2010-2011 A. Pengantar Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan
Lebih terperinciAnalisis Deskriptif Guru PAI dan Pengawas Tahun Pelajaran
AAnnaal lli iissi iiss SSt taat ti iisst ti iikk PPee nnddi iiddi iikkaann IIss llaam l 22001111//22001122 Analisis Deskriptif Guru PAI dan Pengawas Tahun Pelajaran 2011-2012 A. Guru PAI 1. Pengantar Guru
Lebih terperinciAnalisis Deskriptif Perguruan Tinggi Agama Islam Tahun Akademik
Analisis Deskriptif Perguruan Tinggi Agama Islam Tahun Akademik 2011-2012 A. Pengantar Satuan pendidikan tinggi Islam yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama, yaitu Perguruan Tinggi Agama Islam atau
Lebih terperinciKEMENTERIAN AGAMA R.I. Bagian Perencanaan dan Data
KEMENTERIAN AGAMA R.I SETDITJEN PENDIDIKAN ISLAM Bagian Perencanaan dan Data Ringkasan Jumlah Lembaga & Siswa Dikdasmen No Lembaga Jml Lbg Lk Jumlah Siswa Pr Jumlah 1 RA/BA 19.762 415.571 408.476 2 MIN
Lebih terperinciKEMENTERIAN AGAMA R.I Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Bagian Perencanaan dan Sistem Informasi
KEMENTERIAN AGAMA R.I Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Bagian Perencanaan dan Sistem Informasi Peta Pendidikan Islam Jenis Pendidikan Umum Berciri Khas Islam Pendidikan Keagamaan Islam Diniyah Pondok
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Kata Sambutan... Kata Pengantar... Daftar Isi...
DAFTAR ISI Kata Sambutan... Kata Pengantar... Daftar Isi... i iii v TABEL RA/BA/TA, MI, MTs DAN MA 1.01. Jumlah Lembaga RA/BA/TA, MI, MTs dan MA... 1 1.01.1. Jumlah Lembaga RA/BA/TA, MI, MTs dan MA...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan ini secara berturut-turut dibahas mengenai: Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN Bab Pendahuluan ini secara berturut-turut dibahas mengenai: Latar Belakang Penelitian, Fokus Penelitian, Pertanyaan Penelitian, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian dan Definisi Istilah.
Lebih terperinciMATRIKS 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN 2011 KEMENTERIAN/LEMBAGA: KEMENTERIAN AGAMA
MATRIKS 2.3 TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN KEMENTERIAN/LEMBAGA: KEMENTERIAN AGAMA I Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Agama 1.Menguatnya tatakelola
Lebih terperinciTAMAN KANAK-KANAK Tabel 5 : Jumlah TK, siswa, lulusan, Kelas (rombongan belajar),ruang kelas, Guru dan Fasilitas 6
DAFTAR TABEL DATA NONPENDIDIKAN Tabel 1 : Keadaan Umum Nonpendidikan 1 Tabel 2 : Luas wilayah, penduduk seluruhnya, dan penduduk usia sekolah 2 Tabel 3 : Jumlah desa, desa terpencil, tingkat kesulitan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Kebijakan pembangunan pendidikan tahun 2010-2014 memuat enam strategi, yaitu: 1) perluasan dan pemerataan akses pendidikan usia dini bermutu dan berkesetaraan gender, 2) perluasan
Lebih terperinciDEPARTEMEN AGAMA R.I SETDITJEN PENDIDIKAN ISLAM Bagian Perencanaan dan Data
DEPARTEMEN AGAMA R.I SETDITJEN PENDIDIKAN ISLAM Bagian Perencanaan dan Data 1 Statistik Pendidikan pada Madrasah Jumlah Lembaga RA/BA/TA: 18.759-33,0% Madrasah Ibtidaiyah: 21.188-36,0% Negeri 1.567-7,4%
Lebih terperinciDESKRIPTIF STATISTIK GURU DAN PENGAWAS PAIS
DESKRIPTIF STATISTIK GURU DAN PENGAWAS PAIS Deskriptif Statistik Guru dan Pengawas PAIS Statistik Pendidikan Islam Tahun 2008/2009 I. Guru PAIS A. Lembaga Secara kelembagaan jumlah Guru PAIS secara total
Lebih terperinciAnalisis dan Interpretasi Data pada Pondok Pesantren, Madrasah Diniyah (Madin), Taman Pendidikan Qur an(tpq) Tahun Pelajaran
Analisis dan Interpretasi Data pada Pondok Pesantren, Madrasah Diniyah (Madin), Taman Pendidikan Qur an(tpq) Tahun Pelajaran 2011-2012 A. Pondok Pesantren Istilah Pondok Pesantren merupakan dua istilah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan lembaga pendidikan madrasah khususnya di Kabupaten Lampung
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan lembaga pendidikan madrasah khususnya di Kabupaten Lampung Selatan sangat penting dan terkait dengan Kementerian Agama. Lembaga Kementerian Agama sangat
Lebih terperinciDESKRIPTIF STATISTIK PENDIDIKAN DINIYAH DAN PONDOK PESANTREN
DESKRIPTIF STATISTIK PENDIDIKAN DINIYAH DAN PONDOK PESANTREN Deskriptif Statistik Statistik Pendidikan Islam Tahun 2008/2009 Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren A. Lembaga Jenis Lembaga Pendidikan
Lebih terperinci2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara
No.107, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PENDIDIKAN. Guru. Perubahan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6058) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN
Lebih terperinciABSTRAK KINERJA PENGAWAS MADRASAH KEMENTERIAN AGAMA KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN Isti Diana Sari 1, Zulkarnain 2, Rosana 3
ABSTRAK KINERJA PENGAWAS MADRASAH KEMENTERIAN AGAMA KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 Isti Diana Sari 1, Zulkarnain 2, Rosana 3 Supervisors in performing their duties had not been implemented to the maximum.
Lebih terperinciRENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2014
UNIT ORG KERJA RENCANA KINERJA KERJA Halaman 1 25.4.7 Program Pendidikan Islam 1.352.855. 1.352.855. Indikator Kinerja Utama Program 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 12 13 14 15 16 17 18 19 2 21 22 23 24 25 26 27
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi canggih yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari demi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi modern menuntut penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi canggih yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari demi peningkatan harkat dan
Lebih terperincidari atau sama dengan S2 ( S2) yaitu 291 orang (0,9%) pengajar (Gambar 4.12). A.2. Program Pendidikan Terpadu Anak Harapan (DIKTERAPAN)
dari atau sama dengan S2 ( S2) yaitu 291 orang (0,9%) pengajar (Gambar 4.12). A.2. Program Pendidikan Terpadu Anak Harapan (DIKTERAPAN) Program Pendidikan Terpadu Anak Harapan (DIKTERAPAN) adalah proses
Lebih terperinciDinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ringkasan Eksekutif
Ringkasan Eksekutif Pendidikan telah menjadi sebuah kekuatan bangsa khususnya dalam proses pembangunan di Jawa Timur. Sesuai taraf keragaman yang begitu tinggi, Jawa Timur memiliki karakter yang kaya dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh dosen dalam melaksanakan tugas keprofesiannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membekali diri dengan ilmu pengetahuan agar dapat bersaing dan
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk membekali diri dengan ilmu pengetahuan agar dapat bersaing dan mempertahankan diri
Lebih terperinciDAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2014 NOMOR : DIPA /2014 I A. INFORMASI KINERJA
1 Fungsi 10 PENDIDIKAN Sub Fungsi 10.02 PENDIDIKAN DASAR 10.90 PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN LAINNYA 2 Program 025.04.07 Program Pendidikan Islam Hasil (Outcome) 01 Meningkatnya Akses, Mutu, dan Daya Saing
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan data dalam Education for All (EFA) Global Monitroring Report 2011 yang dikeluarkan UNESCO dan diluncurkan di New York pada Senin, 1/3/2011, indeks pembangunan
Lebih terperinciDEPARTEMEN AGAMA R.I DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM. Bagian Perencanaan dan Data
DEPARTEMEN AGAMA R.I DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM Bagian Perencanaan dan Data Jumlah Lembaga Statistik Madrasah Madrasah Ibtidaiyah: 22.189 Negeri 1.568-7,1% Swasta 20.621-92,9% Madrasah Tsanawiyah:
Lebih terperinciStatistik Pendidikan Dasar Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012
Statistik Pendidikan Dasar Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012 EUROPEAN UNION LEMBAR PENGESAHAN STATISTIK PENDIDIKAN DASAR TP. 2011/2012 KABUPATEN BANJARNEGARA Mengetahui/Mengesahkan: KEPALA
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciDesember Sehingga saat ini hanya sekolah-sekolah tertentu saja yang masih menggunakan kurikulum Kurikulum 2013 merupakan kurikulum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia. Pendidikan mempunyai peran penting dalam terciptanya sumber daya manusia yaitu
Lebih terperinciPENGUMUMAN Nomor: 12.i/PPM/VIII/2013
PENGUMUMAN Nomor: 12.i/PPM/VIII/2013 Assalamu alaikum Wr. Wb. Dalam upaya peningkatan kualifikasi, kompetensi, dan profesionalitas guru madrasah, Direktorat Pendidikan Madrasah, Direktorat Jenderal Pendidikan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Upaya Pimpinan Madrasah dalam Penerapan Disiplin. Melihat data yang disajikan, tampak bahwa kepemimpinan kepala MTsN
BAB V PEMBAHASAN A. Upaya Pimpinan Madrasah dalam Penerapan Disiplin Kedisiplinan adalah kata kunci keberhasilan pendidikan. Kedisiplinan erat kaitannya dengan kepemimpinan, yang dalam organisasi pendidikan
Lebih terperinciDinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar
Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenan-nya kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Pendidikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan pendidikan yang memadai seseorang akan mampu menjawab tantangan-tantangan global dalam kehidupan.
Lebih terperinciKecamatan : Bogor Timur Data Urusan : Pendidikan Tahun : 2021 Triwulan : 1
Kecamatan : Bogor Timur Data Urusan : Pendidikan Tahun : 2021 Triwulan : 1 No Jenis Data Jumlah Satuan Sumber Data 1 Jumlah Pendidikan Umum a Jumlah Taman Bermain/Play Group - Taman Bermain/ Play Group
Lebih terperinciRAMBU-RAMBU PENYELENGGARAAN PROGRAM KUALIFIKASI SARJANA (S-1) PGMI BAGI GURU KELAS NON-PGMI MELALUI DUAL MODE SYSTEM (DMS)
Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Nomor : Tahun 2013 Tanggal : RAMBU-RAMBU PENYELENGGARAAN PROGRAM KUALIFIKASI SARJANA (S-1) PGMI BAGI GURU KELAS NON-PGMI MELALUI DUAL MODE SYSTEM (DMS) KEMENTERIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mutu sumber daya manusia menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk membangun dan meningkatkan mutu sumber daya manusia menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan. Sehingga
Lebih terperinciPROYEKSI PRASARANA DAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN TAHUN 2012/ /2021
PROYEKSI PRASARANA DAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN TAHUN 2012/2013--2020/2021 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN Jakarta, Desember 2013 KATALOG DALAM TERBITAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad 21 ini adalah bagaimana menyiapkan manusia Indonesia yang cerdas, unggul dan berdaya
Lebih terperinciHAK GURU. Uraian tentang hak-hak guru selanjutnya dituangkan dalam tabel di bawah ini.
HAK GURU Hak-hak guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan yang diamanatkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 40 Ayat (1) dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuntutan pembangunan yang semakin meningkat menuntut adanya SDM
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan pembangunan yang semakin meningkat menuntut adanya SDM yang bukan hanya berpartisipasi tetapi juga turut menjadi unsur penunjang proses pembangunan nasional.
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1301, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Pendidikan. Agama. Madrasah. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG KEPALA MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciISU-ISU STRATEGIS. 3.1 Analisis Situasi Strategis
ISU-ISU STRATEGIS 3.1 Analisis Situasi Strategis S etiap organisasi menghadapi lingkungan strategis yang mencakup lingkungan internal dan eksternal. Analisis terhadap lingkungan internal dan eksternal
Lebih terperinciDESKRIPTIF STATISTIK PTAI
DESKRIPTIF STATISTIK PTAI Deskriptif Statistik PTAI Statistik Pendidikan Islam Tahun 2008/2009 A. Lembaga Jumlah lembaga yang berhasil didata pada pendataan PTAI Tahun 2007/2008 sebanyak 558 lembaga, yang
Lebih terperinciAnalisis Tingkat Partisipasi Pendidikan Siswa Madrasah
Analisis Tingkat Partisipasi Pendidikan Siswa Madrasah Oleh : Ir Zainal Achmad, M.Si 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan indikator utama pembangunan dan kualitas SDM suatu bangsa. Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yaitu interaksi guru dengan peserta didik tidak berkualitas. Bahkan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Guru merupakan salah satu elemen kunci dalam sistem pendidikan, khususnya di sekolah. Semua komponen lain, mulai dari kurikulum, saranaprasarana, biaya, dan
Lebih terperinciMewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal.
Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal. Pada misi IV yaitu Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal terdapat 11
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK
BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK 2.1. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Dinas Pendidikan Kota Pontianak merupakan unsur pelaksana bidang pendidikan dipimpin oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa, dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu agenda utama pemerintah Indonesia dalam pembangunan nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan
Lebih terperincikualifikasi S1/D IV,S2 atau lebih. guru dan murid. a) Angka Partisipasi Sekolah (APS)
serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Adapun yang dibahas yaitu : Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Fasilitas Pendidikan, Angka Putus Sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan global mengharuskan Indonesia harus mampu bersaing
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan global mengharuskan Indonesia harus mampu bersaing dengan negara-negara di dunia internasional. Kecenderungan tersebut yang kemudian mendorong bangsa Indonesia
Lebih terperinciPEMUTAKHIRAN DATA PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI EMIS MADRASAH (MI-MTs-MA) TAHUN 2018 PEMUTAKHIRAN DATA PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN Login ke aplikasi EMIS Madrasah dengan menggunakan User dan Pasword sesuai yang telah
Lebih terperinciKEMENTERIAN AGAMA RI
KEMENTERIAN AGAMA RI Bagian Perencanaan dan Sistem Informasi Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam User Manual Aplikasi Madrasah Tsanawiyah ( MTs ) DAFTAR ISI BAB I BAGIAN INTERFACE LAMAN...
Lebih terperinciKEBIJAKAN TENTANG PEMBINAAN KARIR DOSEN Prof.dr. Ali Ghufron Mukti, Ph.D DIREKTUR JENDERAL SUMBER DAYA ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
KEBIJAKAN TENTANG PEMBINAAN KARIR DOSEN Prof.dr. Ali Ghufron Mukti, Ph.D DIREKTUR JENDERAL SUMBER DAYA ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
Lebih terperinciSIMPATIKA Periode 2017/2018
SIMPATIKA Periode 2017/2018 Sistem Informasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kemenag PROGRAM SERTIFIKASI GURU MADRASAH KEMENAG 2017 Program GTK Basis Simpatika 2017 Tunjangan UKG PKG Sertifikasi Guru
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU
www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciKecamatan : Bogor Tengah Data Urusan : Pendidikan Tahun : 2017 Triwulan : 1
Kecamatan : Bogor Tengah Data Urusan : Pendidikan Tahun : 2017 Triwulan : 1 No Jenis Data Jumlah Satuan Sumber Data 1 Jumlah Pendidikan Umum a Jumlah Taman Bermain/Play Group 3 PG Dapodik Query - Taman
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1738, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Guru. Tunjangan Profesi. Bukan PNS. Pembayaran. Tata Cara. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Undang-Undang Dasar (UUD) Tahun 1945 mengamanatkan bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Dasar (UUD) Tahun 1945 mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan guna meningkatkan kualitas dan kesejahteraan hidupnya.
Lebih terperinciKEMENTERIAN AGAMA RI
KEMENTERIAN AGAMA RI Bagian Perencanaan dan Sistem Informasi Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam User Manual Aplikasi Madrasah Ibtidaiyah (MI) DAFTAR ISI BAB I BAGIAN INTERFACE LAMAN... 1
Lebih terperinci(Invited Speaker dalam Seminar Nasional di Universitas Bengkulu, 29 Nopember 2009)
PROFESIONALISME GURU DAN KARYA TULIS ILMIAH Kardiawarman Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Jl. Setiabudi No. 229-Bandung, Jawa Barat e-mail: yaya_kardiawarman@yahoo.com (Invited Speaker dalam Seminar
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG PENETAPAN INPASSING PANGKAT DOSEN BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG TELAH MENDUDUKI JABATAN AKADEMIK PADA PERGURUAN
Lebih terperinciPROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TENGAH PEMERINTAH   
PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TENGAH PEMERINTAH    DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 4 BAB I. PENDAHULUAN... 6 Tabel 1.1. Standar untuk Menentukan Nilai Masing-masing Indikator...
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG PENETAPAN INPASSING PANGKAT DOSEN BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG TELAH MENDUDUKI JABATAN AKADEMIK PADA PERGURUAN TINGGI
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS DINAS PENDIDIKAN TAHUN
RENCANA STRATEGIS DINAS PENDIDIKAN TAHUN 2016 2021 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2016 Rencana Strategis Dinas Kab. Kendal Tahun 2016-2021 KATA PENGANTAR Rencana Strategis Dinas Kabupaten Kendal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut membahas mengenai latar belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini secara berturut-turut membahas mengenai latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan definisi istilah. 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciPROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 1 1 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN... 4 A. Latar Belakang... 4 B. Tujuan... 4 C. Ruang Lingkup... 5 BAB II. KEADAAN UMUM...
Lebih terperinciKEMENTERIAN AGAMA RI
KEMENTERIAN AGAMA RI Bagian Perencanaan dan Sistem Informasi Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam User Manual Aplikasi Madrasah Aliyah (MA) DAFTAR ISI BAB I BAGIAN INTERFACE LAMAN... 1 BAB
Lebih terperinciTABEL 31 JUMLAH DANA MENURUT SUMBER SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KOTA SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2009/2010
TABEL 31 JUMLAH DANA MENURUT SUMBER SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) No. Kecamatan Dana menurut Sumber (Ribuan Rupiah) P. Pusat Yayasan Orang tua Pemprov Pemkab/kota Lainnya Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 01 Mijen
Lebih terperinciRENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KARIMUN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan guna meningkatkan kualitas dan kesejahteraan hidupnya. Para pendiri
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembukaan UUD 45 mengamanatkan Pemerintah Negara Republik Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan yang harus dihadapi. Melalui pendidikanlah seseorang dapat memperoleh
BAB I PENDAHULUAN I. 1. LATAR BELAKANG Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak dituntut seseorang untuk membekali diri dengan ilmu pengetahuan agar dapat bersaing dari semakin kerasnya kehidupan
Lebih terperinciTUJUAN 2. Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua
TUJUAN 2 Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua 35 Tujuan 2: Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua Target 3: Memastikan pada 2015 semua anak-anak di mana pun, laki-laki maupun perempuan, dapat menyelesaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa memiliki komitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan bangsa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan lokomotif sebuah bangsa dalam menjawab tantangan global, baik dalam sektor ekonomi, sosial, politik maupun perkembangan informasi dan keilmuan
Lebih terperinci2) Pendidikan Menengah. rasio guru dan murid. a) Angka Partisipasi Sekolah (APS)
diantara angka 1,54 1,67. Hal tersebut menunjukkan bahwa masih ada guru yang harus bertanggungjawab pada lebih dari 1 (satu) rombongan belajar (kelas). 2) Pendidikan Menengah Fokus pelayanan pendidikan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM,
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR 481 TAHUN 2018 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU RAUDHATUL ATHFAL, MADRASAH IBTIDAIYAH, MADRASAH TSANAWIYAH, MADRASAH ALIYAH, DAN
Lebih terperinciRENCANA ANGGARAN KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI2018 (PROGRAM, SASARAN DAN INDIKATOR)
RENCANA ANGGARAN KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI2018 (PROGRAM, SASARAN DAN INDIKATOR) Dalam RAPBN 2018, anggaran Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi sebesar Rp41,28 triliun
Lebih terperinciREVISI KE-1 DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2012 NOMOR : 1490/ /01/2012 TANGGAL : 9 Desember 2011 IA.
Kode/Nama Satker : (573631) MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TANAH JAMBU AYE KAB. ACEH UTARA Halaman : IA. 1 1 Fungsi 10 PENDIDIKAN 2.129.335.000 Sub Fungsi 10.02 PENDIDIKAN DASAR 618.498.000 10.90 PENDIDIKAN
Lebih terperinciPROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017
PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 2017 2017 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017 DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN... 4 A. Latar Belakang... 4 B. Tujuan... 4 C. Ruang Lingkup... 5 BAB
Lebih terperinciPROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017
PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 217 217 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 216/217 DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN... 4 A. Latar Belakang... 4 B. Tujuan... 4 C. Ruang Lingkup... 5 BAB II.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sudarwan Danim, Pengembangan Profesi Guru,Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2012, hlm. 2.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Telah lama berkembang kesadaran publik bahwa tidak ada guru, tidak ada pendidikan formal. Telah muncul pula kesadaran bahwa tidak ada pendidikan yang bermutu,
Lebih terperinciAnalisis Kualifikasi Guru pada Pendidikan Agama dan Keagamaan
Analisis Kualifikasi Guru pada Pendidikan Agama dan Keagamaan Oleh : Drs Bambang Setiawan, MM 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pasal 3 UU no 20/2003 menyatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
Lebih terperinciPEDOMAN PELAKSANAAN KOMPETISI GURU, KEPALA DAN PENGAWAS RA/MADRASAH BERPRESTASI TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2014
PEDOMAN PELAKSANAAN KOMPETISI GURU, KEPALA DAN PENGAWAS RA/MADRASAH BERPRESTASI TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2014 A. Pengantar Undang-undang RI nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah culture transition (transisi kebudayaan) yang bersifat dinamis kearah suatu perubahan secara continue (berkelanjutan), maka pendidikan dianggap
Lebih terperinciJUMLAH PAUD NON FORMAL DAN TK/PAUD FORMAL KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016
JUMLAH PAUD NON FORMAL DAN TK/PAUD FORMAL KABUPATEN LOMBOK BARAT No. PAUD Non Formal Taman Kanak Kanak dan PAUD Formal KB TPA SPS Negeri Swasta 1 Sekotong 18-2 20 1 1 2 2 Lembar 19-1 20 1 2 5 3 Gerung
Lebih terperinciPEDOMAN BEASISWA KUALIFIKASI S2 GURU PAI CALON PENGAWAS
PEDOMAN BEASISWA KUALIFIKASI S2 GURU PAI CALON PENGAWAS DIREKTORAT PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA RI TAHUN 2015 PEDOMAN BEASISWA KUALIFIKASI S2 GURU PAI CALON
Lebih terperinciPENGUMUMAN BEASISWA S-2 BAGI GURU MADRASAH TAHUN 2013
PENGUMUMAN BEASISWA S-2 BAGI GURU MADRASAH TAHUN 2013 A. Pengantar Dalam upaya peningkatan kualifikasi, kompetensi, dan profesionalitas guru madrasah, Direktorat Pendidikan Madrasah, Direktorat Jenderal
Lebih terperinci2015, No Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lemba
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.983, 2015 BKN. PNS. Ijazah Palsu. PNS. Hukuman Disiplin. Tindakan Administratif. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 25 TAHUN 20015 TENTANG TINDAKAN ADMINISTRATIF
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan soko guru dalam meningkatkan kualitas hidup manusia, disamping sebagai alat penjaga cagar budaya yang telah ada juga menjadi sarana perubahan
Lebih terperinciPENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR Manajemen Pendidikan TK / RA 915,000,000
PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TARGET 1 Meningkatnya aksesbilitas dan kualitas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan
Lebih terperinci