RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KARIMUN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KARIMUN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan guna meningkatkan kualitas dan kesejahteraan hidupnya. Para pendiri bangsa meyakini bahwa peningkatan taraf pendidikan merupakan salah satu kunci utama mencapai tujuan negara yakni bukan saja mencerdaskan kehidupan bangsa, tetapi juga menciptakan kesejahteraan umum dan melaksanakan ketertiban dunia. Pendidikan mempunyai peranan penting dan strategis dalam pembangunan bangsa serta memberi kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan transformasi sosial. Pendidikan akan menciptakan masyarakat terpelajar (educated people) yang menjadi prasyarat terbentuknya masyarakat yang maju, mandiri, demokratis, sejahtera, dan bebas dari kemiskinan. Penelitian yang dilakukan oleh Bappenas pada tahun 2003 menyimpulkan bahwa pendidikan di Indonesia sangat berperan dalam pertumbuhan ekonomi. Kenaikan 1,0 persen rata-rata pendidikan tenaga kerja menaikkan Produk Domestik Bruto (PDB) atau ekonomi riil per kapita sebesar 0,29 persen dengan asumsi yang lain tetap (ceteris paribus). Sementara itu kenaikan 1,0 persen rata-rata jam kerja tenaga kerja akan menaikkan PDB sebesar 0,18 persen dan kenaikan 1,0 persen rata-rata pendidikan penduduk akan menaikkan PDB sebesar 0,19 persen. Di lain pihak kenaikan 1,0 persen modal fisik per tenaga kerja hanya menaikkan PDB sebesar 0,04 persen. Dari informasi di atas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak saja dipengaruhi oleh meningkatnya pendidikan tenaga kerja tetapi juga oleh pendidikan penduduk secara keseluruhan. 1

2 Pendidikan merupakan upaya yang dapat mempercepat pengembangan potensi manusia untuk mampu mengemban tugas yang dibebankan kepadanya. Pendidikan adalah sebuah proses untuk menumbuhkan sisi kepribadian masyakat secara seimbang dan menyeluruh. Pendidikan akan menjadi pilar kebangkitan. Daerah yang menginginkan kebangkitan harus menyiapkan perencanaan pembangunan pendidikan secara menyeluruh dengan menyiapkan dan memelihara sarana pendidikan secara massal. Muridnya adalah seluruh warga negara dan gurunya adalah pemimpin dan para birokrat, sementara ilmunya adalah hak-hak dan kewajiban sosial. Sebagai guru maka Pemerintah dan Pembantunya (Birokrat) harus memperoleh pendidikannya terlebih dahulu dan memberikan contoh yang baik kepada masyarakatnya. Perencanaan pendidikan merupakan suatu proses mempersiapkan seperangkat keputusan untuk kegiatan-kegiatan di masa depan yang diarahkan untuk mencapai tujuan dengan cara yang optimal dalam pembangunan ekonomi dan sosial secara menyeluruh dari suatu negara. Empat hal yang menyangkut perencanaan pendidikan, yaitu: (a) tujuan yang akan dicapai dalam perencanaan, (b) keadaan yang terjadi sekarang, (c) alternatif pilihan kebijakan dan prioritas dalam mencapai tujuan, dan (d) strategi penentuan cara terbaik untuk mencapai tujuan. Perencanaan pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan untuk melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan biaya pendidikan dengan mempertimbangkan kenyataan yang ada dalam bidang ekonomi, sosial dan politik untuk mengembangkan sistem pendidikan negara dan peserta didik yang dilayani oleh sistem tersebut. Perencanaan merupakan alat pengubah dan pengendali perubahan, sedangkan pembangunan artinya mengubah untuk maju dan berkembang menuju arah tertentu. Ini berarti setiap upaya pembangunan memerlukan perencanaan dan setiap perencanaan adalah untuk mewujudkan upaya pembangunan. Maka dari itu, guna mencapai hasil pembangunan pendidikan yang terarah dan tepat sasaran, diperlukan adanya suatu dokumen perencanaan di bidang pendidikan. Rencana Kerja (Renja) Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun Tahun 2015 merupakan dokumen 2

3 perencanaan pada Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun pada Tahun Landasan Hukum Adapun peraturan perundang-undangan yang dapat menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Kerja Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun Tahun 2014, diantaranya adalah : 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104); 7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UU Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 9. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157); 10. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun

4 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 11. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593; 15. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahab Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 18. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4864); 4

5 19. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105); 20. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 06 Tahun 2007 tentang Perubahan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; 22. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah; 23. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah; 24. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru; 25. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; 26. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan; 27. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA); 28. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 49 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Non-Formal; 29. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 50 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Pemerintah Daerah; 30. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan; 31. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di Kabupaten/Kota; 5

6 32. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 33. Peraturan perundang-undangan lain yang dianggap perlu Maksud dan Tujuan Rencana Kerja (Renja) Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun Tahun 2015 ini dimaksud sebagai rencana pembangunan pendidikan dan dibuat dalam satu dokumen perencanaan pembangunan pendidikan di Kabupaten Karimun Tahun Dengan tersedianya Rencana Kerja Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun Tahun 2015 maka akan diketahui rencana pembangunan pendidikan yang akan dilaksanakan pada Tahun 2015 melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun. Pembangunan pendidikan di Kabupaten Karimun diharapkan akan lebih terarah dan tepat sasaran, serta efisien dalam penggunaan anggaran. Rencana Kerja Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun Tahun 2015 juga akan menyelaraskan tujuan pembangunan pendidikan nasional dengan karakteristik, kondisi sosial, ekonomi, dan budaya Kabupaten Karimun serta mensinkronkan dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Karimun Tahun Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Bab I menjelaskan latar belakang penyusunan Rencana Kerja Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun Tahun 2015, yang antara lain memuat permasalahan yang terjadi sehingga diperlukannya suatu dokumen perencanaan yang komprehensif dalam melaksanakan pembangunan dan pengembangan pendidikan di Kabupaten Karimun. Bab ini juga memuat landasan hukum serta maksud dan tujuan dari penyusunan Rencana Kerja Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun Tahun BAB II : EVALUASI PELAKSANAAN RENJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KARIMUN TAHUN 2013 Bab ini menjelaskan tentang kajian (review) terhadap hasil evaluasi pelaksanaan Renja Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun Tahun

7 dan perkiran capaian tahun berjalan, dengan mengacu pada APBD Kabupaten Karimun Tahun 2014 yang pada waktu penyusunan Renja Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun Tahun 2015 ini, sudah disahkan. Selain itu, juga berisi pencapaian target Renstra Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun berdasarkan realisasi program dan kegiatan pelaksanaan Renja Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun Tahun sebelumnya. BAB III : TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN Bab ini berisi telaahan terhadap arah kebijakan dan prioritas pembangunan nasional di bidang pendidikan dan yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun. Selain itu, berisi juga perumusan tujuan dan sasaran yang didasarkan atas rumusan isu-isu penting penyelenggaraan tugas dan fungsi Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun, yang dikaitkan dengan sasaran target kinerja Renstra Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun. Pada Bab ini juga disampaikan faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan terhadap rumusan program dan kegiatan serta uraian garis besar mengenai rekapitulasi program dan kegiatan. BAB IV : PENUTUP Pada bab ini berisi catatan penting yang perlu mendapat perhatian, baik dalam rangka pelaksanaannya maupun seandainya ketersediaan anggaran tidak sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, berisi kaidah-kaidah pelaksanaan serta rencana tindak lanjut. 7

8 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN TAHUN Evaluasi Pelaksanaan Rencana Kerja Dinas Pendidikan Tahun 2013 dan Capaian Renstra Dinas Pendidikan Pada Tahun 2013, Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun melaksanakan 14 Program dan 215 Kegiatan dengan total anggaran sebesar Rp ,- (enam puluh lima milyar Sembilan ratus empat belas juta seratus empat puluh tiga ribu rupiah). Realisasi keuangan terhadap anggaran yang tersedia sebesar 96,36% sedangkan realisasi fisik sebesar 97,30%. Sehingga realisasi kinerja program dan kegiatan pada Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun pada tahun 2014 mencapai 100,97%. Sedangkan pada tahun 2014, melalui APBD Murni TA. 2014, Dinas Pendidikan melaksanakan 13 Program dan 212 Kegiatan dengan anggaran yang tersedia sebesar Rp ,- (delapan puluh milyar delapan puluh lima juta lima puluh delapan ribu rupiah). Adapun target pencapaian realisasi keuangan maupun fisik sebesar 100%. Sehingga target realisasi kinerja program dan kegiatan pada tahun 2014 sebesar 100% dapat dicapai. Pencapaian realisasi program dan kegiatan hasil pelaksanaan rencana kerja Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun Tahun 2013 dan target capaian untuk tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel Analisis Kinerja Pelayanan Analisis kinerja pelayanan pada Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun lebih menitikberatkan pada upaya pencapaian indikator-indikator pembangunan pendidikan yang tercantum pada Rencana Strategis Dinas Pendidikan Tahun

9 9 RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN

10 Kelas / Tingkat RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) atau Rata-Rata Lama Belajar (RLB). Indikator ini mengandung definisi Rata-Rata Lama Sekolah/Belajar yang diperlukan siswa sampai lulus sekolah pada suatu jenjang pendidikan. Indikator ini merupakan salah satu dari Indikator Penguatan Tata Kelola, Akuntabilitas dan Pencitraan Publik, dan sangat terkait dengan Manajemen Pendidikan. Manajemen Pendidikan yang dimaksud adalah untuk mengelola pendidikan persekolahan sehingga dapat meningkatkan kinerja tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik. Sedangkan Tata Kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik yang dimaksud adalah untuk mengatur pendidikan agar menjadi semakin baik. Selain itu, manajemen dapat diarahkan pada pendidikan yang efisien dipandang dari segi internal pendidikan. Oleh karena itu, untuk mengukur indikator Penguatan Tata Kelola, Akuntabilitas dan Pencitraan Publik ini digunakan efisiensi pendidikan agar sasaran di bidang pendidikan dapat dicapai secara efisien atau berdaya guna dalam arti dapat memberikan hasil yang baik dengan tidak menghamburkan sumber daya yang ada seperti uang, waktu tenaga dan sebagainya. Berdasarkan data yang dimiliki, Rata-Rata Lama Sekolah di Kabupaten Karimun terus mengalami kenaikan. Hal ini bermakna bahwa masyarakat Kabupaten Karimun dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dalam mendapatkan pendidikan formalnya di sekolah. Peningkatan ini dapat digambarkan sebagaimana Gambar 2.1. berikut ini Gambar 2.1. Grafik Perkembangan Angka Rata-Rata Lama Sekolah di Kabupaten Karimun Tahun Sumber : BPS Kabupaten Karimun Jika di tahun 2006 Rata-Rata Lama Sekolah di Kabupaten Karimun pada angka 7,8 atau setara dengan tingkat / kelas VII maka di tahun 2013 Rata-Rata Lama 10

11 Sekolah di Kabupaten Karimun sebesar 8,19 atau setara dengan tingkat / kelas VIII pada jenjang SMP. Pencapaian angka Rata-Rata Lama Sekolah di Kabupaten Karimun Tahun 2013 belum memenuhi target yang ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Kabupaten Karimun Tahun 2013 yaitu sebesar 8,25. Sehingga capaian kinerja hanya mencapai 99,27%. Namun, Rata-Rata Lama Sekolah di Kabupaten Karimun sebesar 8,19 telah memenuhi target capaian kinerja yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karimun pada Tahun 2013 yang sebesar 7,87. Apabila dibandingkan dengan Kabupaten / Kota lain di Provinsi Kepulauan Riau, pencapaian Angka Rata-Rata Lama Sekolah di Kabupaten Karimun masih dibawah Kota Batam, Kota Tanjung Pinang dan Kabupaten Bintan, namun masih diatas Kabupaten Natuna, Kabupaten Lingga dan Kabupaten Kepulauan Anambas. Dari data yang dapat diakses dari Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau, angka Rata-Rata Lama Sekolah di Kabupaten / Kota se-provinsi Kepulauan Riau saat ini hanya tersedia sampai dengan tahun Gambaran pencapaian angka Rata-Rata Lama Sekolah tiap Kabupaten / Kota se-provinsi Kepulauan Riau dapat terlihat pada Gambar 2.2. berikut ini. Gambar 2.2. Grafik Perkembangan Angka Rata-Rata Lama Sekolah pada Kabupaten / Kota se-provinsi Kepulauan Riau Tahun Karimun Bintan Natuna Lingga Kep. Anambas Batam Tg. Pinang Kelas / Tingkat Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Riau Dengan kondisi seperti ini, maka perlu dilakukan upaya yang konsisten dan terus menerus agar angka Rata-Rata Lama Sekolah di Kabupaten Karimun dapat naik secara signifikan. Upaya yang terus dilakukan adalah dengan terus menekan angka mengulang dan angka putus sekolah. Pada tahun 2013, 11

12 tercatat di Kabupaten Karimun Angka Putus Sekolah pada jenjang SD/MI sebesar 0,15%, pada jenjang SMP/MTs sebesar 0,34% dan pada jenjang SMA/MA/SMK sebesar 0,66%. Walaupun relatif kecil dan masih dibawah angka 1% Pemerintah Kabupaten Karimun akan terus mendorong anak-anak usia sekolah untuk terus berada dan belajar pada lembaga / satuan pendidikan formal. Untuk itu, pemerintah akan terus melaksanakan Program Pendidikan Anak Usia Dini, Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun dan Program Pendidikan Menengah agar anak-anak bangsa yang berusia sekolah dan berada di Kabupaten Karimun terjamin untuk mendapatkan pendidikan pada lembaga / satuan pendidikan formal Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK). Indikator berikutnya adalah APM, yang didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah penduduk usia sekolah pada jenjang pendidikan tertentu dengan penduduk usia sekolah yang sesuai dan dinyatakan dalam persentase. APM digunakan untuk mengetahui banyaknya anak usia sekolah yang bersekolah di suatu jenjang pendidikan yang sesuai. Sedangkan APK didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah siswa pada jenjang pendidikan tertentu dengan penduduk kelompok usia sekolah yang sesuai dan dinyatakan dalam persentase. APK digunakan untuk mengetahui banyaknya anak yang bersekolah di suatu jenjang pendidikan dan daerah. APM dan APK merupakan jenis Indikator Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan. Pemerataan dan perluasan akses pendidikan atau biasa disebut perluasan kesempatan belajar merupakan salah satu strategi dalam pembangunan pendidikan. Pemerataan dan perluasan akses pendidikan dimaksudkan agar setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan. Kesempatan memperoleh pendidikan itu tidak dibedakan menurut jenis kelamin, status sosial ekonomi, agama dan lokasi geografis. Kebijakan ini menekankan bahwa setiap orang tanpa memandang asal usulnya mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan pada semua jenis, jenjang maupun jalur pendidikan. Sasaran kebijakan ini adalah untuk menciptakan keadilan dalam pelayanan pendidikan untuk semua segmen dan elemen masyarakat. Pemerataan ini dimaksudkan untuk mencapai 12

13 Persentase (%) RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN keadilan dan kesejahteraan yang merata bagi semua masyarakat melalui pendidikan. Dalam rangka pemerataan dan perluasan akses pendidikan di semua jenjang pendidikan bagi masyarakat Kabupaten Karimun, Pemerintah Kabupaten Karimun telah dan akan terus melakukan berbagai upaya agar tingkat partisipasi masyarakat dalam pendidikan terus meningkat sekaligus menurunkan kesenjangan taraf pendidikan antarkelompok masyarakat. Pada jenjang SD/MI/Paket A, APK terus mengalami perubahan / fluktuasi namun tetap berada diatas angka 100%, yaitu 106, 58% pada tahun 2010 dan 106,17% pada tahun Pada periode yang sama, APM SD/MI/Paket A juga mengalami fluktuasi dari 85,65% menjadi 89,14%. Perkembangan APK dan APM jenjang SD/MI/Paket A di Kabupaten Karimun, tergambar seperti pada Gambar 2.3. berikut ini % Gambar 2.3. Grafik Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A di Kabupaten Karimun Tahun % % % % % 80.00% 60.00% 40.00% 85.65% 89.44% 83.39% 89.14% APK APM 20.00% 0.00% Tahun Sumber : BPS Kabupaten Karimun dan Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun, sudah diolah Pencapaian APK SD/MI/Paket A Tahun 2013 telah melebihi target yang telah ditetapkan, yakni mencapai 106,17% dari target sebesar 103,51%. Sedangkan pencapaian APM SD/MI/Paket A Tahun 2013 juga telah memenuhi atau mencapai target, yaitu 89,14% dari target 87,16%. 13

14 Persentase (%) RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN Selanjutnya, pada jenjang SMP/MTs/Paket B, APK jenjang ini juga mengalami perubahan / fluktuasi, yaitu 95,60% pada tahun 2010 dan 96,52% pada tahun Pada periode yang sama, APM SMP/MTs/Paket B juga mengalami fluktuasi dari 67,94% menjadi 60,71%. Terkait dengan pencapaian realisasi di Tahun 2013, pada jenjang SMP/MTs/Paket B telah memenuhi target yang telah ditentukan, yakni 85,00% untuk APK dan 53,62% untuk APM. Perkembangan APK dan APM pada jenjang SMP/MTs/Paket B, dapat digambarkan sebagaimana Gambar 2.4. berikut ini % % Gambar 2.4. Grafik Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B di Kabupaten Karimun Tahun % 95.60% 91.10% 92.23% 96.52% 60.00% 67.94% 62.45% 58.91% 60.71% APK 40.00% APM 20.00% 0.00% Tahun Sumber : BPS Kabupaten Karimun dan Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun, sudah diolah Perubahan / fluktuasi juga terjadi pada pencapaian APK jenjang SMA/MA/SMK/Paket C. Pada Tahun 2010, APK SMA/MA/SMK/Paket C sebesar 65,49% dan pada tahun 2013 APK SMA/MA/SMK/Paket C mencapai 83,75%. Pada periode yang sama, APM SMA/MA/SMK/Paket C mencapai 47,47% menjadi 55,68%. Pencapaian APK dan APM pada jenjang SMA/MA/SMK/Paket C pada Tahun 2013 telah memenuhi target yang ditetapkan. APK SMA/MA/SMK/Paket C telah memenuhi target, dengan pencapaian sebesar 79,00%. Begitu juga halnya dengan APM SMA/MA/SMK/Paket C, juga telah memenuhi target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 42,11%. Perkembangan APK dan APM pada jenjang 14

15 Persentase (%) RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN SMA/MA/SMK/Paket C, dapat digambarkan sebagaimana Gambar 2.5. berikut ini. Gambar 2.5. Grafik Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA/SMK/Paket C di Kabupaten Karimun Tahun % 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% 76.43% 83.75% 75.28% 65.49% 63.31% 55.68% 47.47% 50.50% Tahun APK APM Sumber : BPS Kabupaten Karimun dan Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun, sudah diolah Pemerataan dan perluasan akses pendidikan di Kabupaten Karimun juga telah memperhatikan gender. Artinya, pembangunan pendidikan di Kabupaten Karimun tidak membedakan jenis kelamin. Seluruh anak bangsa yang berada di Kabupaten Karimun berhak untuk mendapatkan pendidikan dan belajar di satuan pendidikan formal. Setidaknya hal ini tergambar pada Gambar 2.6a dan 2.6b, dimana tingkat partisipasi penduduk usia sekolah, baik laki-laki maupun perempuan tampak berimbang. Tidak ada perbedaan yang sangat signifikan antara laki-laki dan perempuan. Pada jenjang SD/MI/Paket A dan jenjang SMP/MTs/Paket B terlihat bahwa tingkat partisipasi penduduk usia sekolah berjenis kelamin laki-laki lebih besar daripada perempuan. Namun, apabila dilihat pada jenjang SMA/MA/SMK/Paket C, tampak bahwa tingkat partisipasi penduduk usia sekolah berjenis kelamin perempuan lebih besar daripada laki-laki. 15

16 Persentase (%) Persentase (%) RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN Gambar 2.6a. Grafik Angka Partisipasi Kasar (APK) di Kabupaten Karimun Tahun 2013 Berdasarkan Gender % % 80.00% 60.00% 40.00% 20.00% 0.00% 50.72% 47.64% 42.90% 55.45% 48.88% 40.85% APK PEREMPUAN APK LAKI-LAKI Sumber : BPS Kabupaten Karimun dan Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun, sudah diolah Gambar 2.6b. Grafik Angka Partisipasi Murni (APM) di Kabupaten Karimun Tahun 2013 Berdasarkan Gender 90.00% 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% 42.81% 46.33% 28.59% 28.32% 32.12% 27.36% APM PEREMPUAN APM LAKI-LAKI Sumber : BPS Kabupaten Karimun dan Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun, sudah diolah Dengan kondisi APK dan APM berdasarkan gender diatas, menggambarkan bahwa masyarakat Kabupaten Karimun telah sadar akan pentingnya pendidikan bagai anak-anaknya, baik laki-laki maupun perempuan. Tidak ada lagi pembedaan terhadap anak laki-laki maupun perempuan untuk mendapatkan pendidikan dan berada di sekolah formal. Hal inilah tentunya 16

17 yang akan membuat Pemerintah Kabupaten Karimun terus membuka akses pendidikan bagi setiap anak usia sekolah, tanpa membedakan jenis kelamin. Pencapaian APK dan APM baik pada jenjang SD/MI/Paket A, jenjang SMP/MTs/Paket B maupun pada jenjang SMA/MA/SMK/Paket C di Kabupaten Karimun tahun 2013 telah memenuhi target yang telah ditetapkan. Trend positif ini tentunya harus terus dipertahankan dan ditingkatkan. Makin tinggi APK berarti makin banyak anak usia sekolah yang bersekolah di suatu jenjang pendidikan di daerah, atau makin banyak anak usia di luar kelompok usia sekolah tertentu bersekolah di tingkat pendidikan tertentu. Pada jenjang SD/MI/Paket A, APK lebih besar dari 100%, hal ini dikarenakan terdapat siswa yang berusia di luar usia resmi sekolah atau siswa bersekolah di luar domisili tempat tinggalnya. Begitu juga halnya dengan APM. Makin tinggi APM berarti makin banyak anak usia sekolah yang bersekolah di suatu daerah dan di tingkat pendidikan tertentu. Idealnya, APM mencapai nilai maksimal yaitu 100%. Bila lebih besar dari 100%, hal ini dikarenakan adanya siswa usia sekolah dari luar daerah bersekolah di daerah tertentu atau diperbolehkannya mengulang di setiap tingkat, daerah kota atau daerah perbatasan. Pencapaian APM di Kabupaten Karimun tidak mungkin melebihi angka 100%, hal ini mengingat tidak mungkin ada anak usia sekolah yang bertempat tinggal dan menetap di luar Kabupaten Karimun tapi bersekolah di Kabupaten Karimun. Namun, APM dapat mencapai angka melebihi 100% apabila APM Kabupaten Karimun dilihat per Kecamatan. Sebagaimana tergambar pada Gambar 2.7a, tampak bahwa APK SD/MI/Paket A di Kecamatan Moro, Kecamatan Kundur Barat dan Kecamatan Ungar berada diatas APK SD/MI/Paket A Kabupaten Karimun, dengan Kecamatan Kundur Barat yang tertinggi. Sedangkan APM SD/MI/Paket A Kecamatan Moro, Kecamatan Kundur Barat, Kecamatan Ungar, Kecamatan Kundur dan Kecamatan Tebing berada di atas APM SD/MI/Paket A Kabupaten Karimun, dengan Kecamatan Kundur Barat yang tertinggi. Sedangkan APK SD/MI/Paket A terkecil berada pada Kecamatan Meral, sedangkan APM SD/MI/Paket A terkecil berada di Kecamatan Buru. 17

18 Gambar 2.7a. Grafik APK dan APM SD/MI/Paket A di Kabupaten Karimun Tahun 2013 Berdasarkan Kecamatan Durai Moro Kundur Barat Kundur Utara Ungar Kundur Buru Meral Barat Meral Tebing Karimun Persentase (%) APM SD/MI APK SD/MI Sumber : BPS Kabupaten Karimun dan Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun, sudah diolah Pada jenjang SMP/MTs/Paket B, APK Kecamatan Kundur Barat, Kecamatan Kundur Utara, Kecamatan Kundur dan Kecamatan Tebing lebih tinggi dibandingkan dengan APK Kabupaten Karimun, APK Kecamatan Tebing merupakan yang tertinggi di Kabupaten Karimun. Sedangkan APK terendah berada pada Kecamatan Meral Barat. Sedangkan APM SMP/MTs/Paket B tertinggi adalah Kecamatan Kundur dan merupakan satu-satunya kecamatan yang memiliki APM SMP/MTs/Paket B diatas APM Kabupaten Karimun. Sedangkan APM SMP/MTs/Paket B Kecamatan Meral Barat merupakan APM terkecil di Kabupaten Karimun. Selain Kecamatan Meral Barat, APM Kecamatan Meral dan APM Kecamatan Buru berada dibawah APM Kabupaten Karimun. Selengkapnya, nilai APK dan APM SMP/MTs/Paket B dapat dilihat pada Gambar 2.7b berikut ini. 18

19 Gambar 2.7b. Grafik APK dan APM SD/MI/Paket A di Kabupaten Karimun Tahun 2013 Berdasarkan Kecamatan Durai Moro Kundur Barat Kundur Utara Ungar Kundur Buru Meral Barat Meral Tebing Karimun Persentase (%) APM SMP/MTs APK SMP/MTs Sumber : BPS Kabupaten Karimun dan Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun, sudah diolah Pada jenjang SMA/MA/SMK/Paket C, APK dan APM Kecamatan Tebing terlihat paling tinggi. Hal ini dapat dimaklumi karena jumlah SMA, MA dan SMK di Kecamatan Tebing paling banyak di Pulau Karimun. Begitu juga halnya dengan di Pulau Kundur, jumlah SMA, MA dan SMK terbanyak di Kecamatan Kundur Barat, sehingga di Pulau Kundur, APK dan APM SMA/MA/SMK/Paket C paling tinggi di Kecamatan Kundur Barat. Nil;ai APK dan APM SMA/MA/SMK/Paket C selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 2.7c. berikut ini. 19

20 Gambar 2.7c. Grafik APK dan APM SMA/MA/SMK/Paket C di Kabupaten Karimun Tahun 2013 Berdasarkan Kecamatan Durai Moro Kundur Barat Kundur Utara Ungar Kundur Buru Meral Barat Meral Tebing Karimun APM SMA/SMK/MA APK SMA/SMK/MA Persentase (%) Sumber : BPS Kabupaten Karimun dan Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun, sudah diolah Pada Grafik 2.7c, terlihat bahwa APK dan APM SMA/MA/SMK/Paket C di Kecamatan Meral Barat bernilai 0%. Hal ini dikarenakan di Kecamatan Meral Barat belum memiliki SMA, MA ataupun SMK. Seluruh anak usia SMA/MA/SMK yang berdomisili di Kecamatan Meral Barat saat ini bersekolah di luar Kecamatan Meral Barat. Terkait dengan kondisi APK dan APM tiap Kecamatan, Pemerintah akan terus mendorong penduduk usia sekolah untuk dapat belajar pada satuan pendidikan formal, sehingga akan meningkatkan APK dan APM di Kabupaten Karimun. Kondisi sebagaimana terlihat pada Gambar 2.8., mengharuskan Pemerintah Kabupaten Karimun menyediakan akses dan sarana transportasi yang memadai agar penduduk usia sekolah dapat menjangkau sekolah terdekat. 20

21 Gambar 2.8. Foto Mobilisasi Penduduk Usia Sekolah Dalam Menjangkau Lembaga / Satuan Pendidikan Terdekat Upaya-upaya yang terus dilakukan Pemerintah Kabupaten Karimun agar terjadi pemerataan dan perluasan akses pendidikan adalah dengan menjangkau yang tidak terjangkau. Selain menyediakan lembaga / satuan pendidikan formal yang lebih dekat dengan pemukiman penduduk yang permanen, Pemerintah Kabupaten Karimun juga membangun dan menyediakan infrastruktur yang dapat digunakan oleh penduduk usia sekolah untuk menjangkau sekolah terdekat. Pembangunan infrastruktur yang dilakukan, antara lain dengan membangun jalan, dermaga dan penyediaan infrastruktur lain yang memudahkan penduduk usia sekolah melakukan mobilisasi. Seperti penyediaan Boat Pancung yang digunakan untuk membawa anak-anak sekolah menuju sekolah terdekat pada jenjang yang lebih tinggi, seperti pada Gamabr

22 Gambar 2.9. Sarana dan Prasarana Pendidikan Untuk Membawa Anak Sekolah Menjangkau Sekolah Terdekat Program Pendidikan Anak Usia Dini, Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun dan Program Pendidikan Menengah terus dilakukan. Selain menyediakan infrastruktur pendidikan, Pemerintah Kabupaten Karimun juga gencar menjaring penduduk yang selama ini belum terjangkau dengan pendidikan. Terutama bagi sebagian masyarakat yang memiliki komunitas tersendiri dan belum bisa secara utuh bergabung dan berbaur dengan masyarakat umum, yaitu komunitas berasal dari suku laut. Seperti Gambar 2.10, merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pemerataan dan perluasan akses pendidikan, tanpa batas dan tanpa membedakan. 22

23 Gambar Foto Wakil Bupati Karimun Saat Pertama Kali Membawa Anak-Anak Suku Laut di Kampung Wasing Kec. Kundur Utara Untuk Belajar di Sekolah (Foto atas) dan Anak-Anak Suku Laut di Kampung Wasing Kec. Kundur Utara Sudah Belajar secara Reguler (Foto Bawah) Angka Pendidikan yang Ditamatkan atau Persentase Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan. Indikator berikutnya adalah Persentase Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan, yang didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan tertentu dengan jumlah penduduk seluruhnya di suatu daerah dan dinyatakan dalam persentase. Makin tinggi nilai tingkat pendidikan penduduk yang berpendidikan sarjana ke atas berarti makin baik mutu penduduk di suatu daerah. Kegunaan dari indicator ini adalah untuk mengetahui banyaknya penduduk yang tidk pernah / belum sekolah, tidak/belum tamat SD dan tamat SD, tamat SMP, tamat SMA dan tamat Diploma/Sarjana. Indikator Persentase Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan merupakan jenis indicator nonpendidikan, yang diperoleh dari data di luar pendidikan namun secara langsung dapat mempengaruhi kinerja pembangunan pendidikan. Oleh karena itu, data nonpendidikan tidak dapat dipisahkan dari data pendidikan 23

24 Persentase RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN yang ada melainkan sebagai pelengkap atau penunjang data pendidikan yang ada. Gambar 2.11a. Grafik Persentase Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Karimun Tahun Tahun Akademi / Universitas SMA Sederajat SMP Sederajat SD Sederajat Tidak Sekolah / Tidak Tamat SD Sumber : BPS Kabupaten Karimun Dilihat dari Gambar 2.11a, terjadi penurunan persentase penduduk yang tidak sekolah / tidak tamat SD dan dan penduduk yang tamat SD Sederajat. Namun terjadi peningkatan persentase penduduk yang tamat SMP Sederajat dan tamat SMA sederajat. Kondisi ini menggambarkan semakin baiknya mutu penduduk di Kabupaten Karimun. Pada bagian penduduk yang tamat Diploma/Sarjana, terjadi sedikit penurunan persentase penduduk yang tamat Diploma/Sarjana. Apabila persentase penduduk ini dikonversi ke dalam jumlah orang, terlihat bahwa pencapaian target pada indicator ini telah tercapai. Besarnya jumlah penduduk sesuai dengan pendidikan yang ditamatkan dapat dilihat pada Gambar 2.11b. berikut ini. 24

25 Jumalah Penduduk RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN Gambar 2.11b. Grafik Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Karimun Tahun , , , ,000 50,000-9,984 7,408 8,108 62,129 31,316 34,021 29,464 36,943 47,321 63,558 61,840 74,991 36,620 37,300 37, Tahun Sumber : BPS Kabupaten Karimun Dalam penetapan kinerja Pemerintah Kabupaten Karimun Tahun 2013, terdapat perbedaan terhadap target yang ingin dicapai pada jenjang SD/MI, dengan target yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karimun. Meningkatnya mutu penduduk di Kabupaten Karimun dengan meningkatnya jumlah penduduk dan persentase penduduk yang menamatkan pendidikan yang lebih tinggi, memiliki korelasi yang positif dengan peningkatan Angka Rata-Rata Lama Sekolah. Seperti yang telah disebutkan diatas, Rata-Rata Lama Sekolah di Kabupaten Karimun mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada Tahun 2013, Rata- Rata Lama Sekolah di Kabupaten Karimun sebesar 8,19 atau setara SMP Sederajat. Hal ini sejalan dengan meningkatnya persentase penduduk dan jumlah penduduk yang menamatkan pendidikan setara SMP sederajat dan SMA sederajat. Apabila Persentase Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan dilihat berdasarkan gender, tampak bahwa penduduk laki-laki di Kabupaten Karimun memiliki tingkat pendidikan SMP sederajat dan SMA sederajat yang lebih tinggi daripada penduduk perempuan. Sedangkan yang memiliki tingkat pendidikan SD sederajat dan yang belum tamat SD/tidak sekolah, penduduk perempuan lebih tinggi dibanding penduduk laki-laki. Begitu juga halnya dengan penduduk yang telah menamatkan pendidikan setara Diploma/Sarjana, penduduk perempuan 25

26 Persentase RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk laki-laki. Kondisi seperti ini digambarkan melalui Gambar 2.11c. berikut. Gambar 2.11c. Grafik Persentase Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Berdasarkan Gender di Kabupaten Karimun Tahun Laki-Laki Perempuan Jenis Kelamin Sumber : BPS Kabupaten Karimun Kualifikasi Tenaga Pendidik Sekurang-kurangnya S1/DIV. Indicator ini biasanya disebut dengan Persentase Guru Menurut Ijazah Tertinggi, dan masuk jenis indicator Peningkatan Mutu, Relevansi dan Daya Saing Pendidikan. Sejalan dengan program pemerataan dan perluasan akses pendidikan, peningkatan mutu untuk semua jenjang pendidikan melalui persekolahan dan nonformal dan informal juga dilaksanakan. Mutu atau kualitas adalah sesuatu yang dianggap baik karena memenuhi suatu standar tertentu. Oleh karena itu, peningkatan mutu diarahkan menuju sesuatu yang baik atau standar tertentu. Peningkatan mutu dapat dilaksanakan pada masukan dan keluaran, proses, guru, sarana/prasarana dan biaya yang dikeluarkan untuk pendidikan. Mutu dapat ditingkatkan apabila proses belajar mengajar dapat dilaksanakan secara efeltif sehingga peserta didik dapat mengalami proses belajar mengajar yang berarti dan ditunjang oleh sumber daya seperti guru, sarana/prasarana, dan biaya yang memadai. Proses belajar yang bermutu akan menghasilkan lulusan yang mampu belajar terus menerus sehingga mampu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi. 26

27 Relevansi pendidikan di tingkat sekolah menengah (SM) diarahkan untuk melihat kesesuaian antara pendidikan di sekolah dengan lapangan usaha setelah mereka lulus sehingga mereka mampu menjadi tenaga pekerja terampil tingkat menengah. Indicator persentase guru menurut ijazah tertinggi didefinisikan sebagai perbandingan antara guru dengan ijazah tertentu yang dimiliki pada jenjang pendidikan tertentu dengan jumlah guru seluruhnya pada jenjang yang sesuai dan dinyatakan dalam persentase. Namun, pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karimun, indicator ini lebih melihat seberapa besar jumlah Guru (Tenaga Pendidik) yang telah memiliki kualifikasi Sarjana atau Diploma IV. Dengan jumlah seluruh Tenaga Pendidik (tidak termasuk Tenaga Kependidikan) sebesar orang, Pemerintah Kabupaten Karimun pada tahun 2013 menargetkan sebanyak orang Tenaga Pendidik telah memiliki kualifikasi Sarjana / Diploma IV. Ternyata, pada tahun 2013, guru / Tenaga Pendidik di Kabupaten Karimun telah mencapai orang. Sehingga target yang ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Pemerintah Kabupaten Karimun telah tercapai, dengan capaian sebesar 107,12%. Adapun sebaran jumlah Tenaga Pendidik berdasarkan jenjang pendidikannya dapat dilihat pada Gambar 2.12a dan 2.12b, dimana pendidik dengan Kualifikasi Pendidikan Sarjana / Diploma IV terbesar berada pada jenjang Sekolah Dasar. Berikutnya adalah SMA/SMK, SMP dan paling sedikit berada pada jenjang PAUDNI. Menjadi tugas Pemerintah untuk terus mendorong dan memberikan kesempatan pada seluruh Tenaga Pendidik untuk dapat meningkatkan kualifikasi pendidikannya, minimal setara Sarjana / Diploma IV 27

28 Jumlah Pendidik RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN Gambar 2.12a. Grafik Jumlah Pendidik Berdasarkan Kualifikasi dan Jenjang Pendidikan di Kabupaten Karimun Tahun Belum S1 S1 >S PAUDNI SD SMP SMA/SMK Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun Gambar 2.12b. Grafik Jumlah Pendidik Berdasarkan Kualifikasi di Kabupaten Karimun Tahun ,136 1,583 Belum S1 S1 >S1 Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun Secara keseluruhan, terdapat Tenaga Pendidik lagi yang belum memperoleh Sarjana / Diploma IV. Namun, dari jumlah tersebut, 645 orang Tenaga Pendidik saat ini sedang mengikuti perkuliahan untuk mendapatkan Sarjana / Diploma IV. Sedangkan dari jumlah orang yang telah memiliki Sarjana / Diploma IV, 121 orang sudah mendapat gelar Magister (S2) dan 4 orang sedang mengikuti perkuliahan pada jenjang Magister (S2). 28

29 Berbicara Tenaga Pendidik maka akan berbicara tentang kualifikasi dan kompetensi. Kualifikasi berkenaan dengan latar belakang pendidikan si Tenaga Pendidik. Sedangkan berbicara kompetensi maka akan berkaitan sangat erat dengan profesionalisme. Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 maka profesionalisme Tenaga Pendidik ditandai dengan diberikannya sertifikat pendidik sebagai bukti formal pengakuan yang diberikan kepada guru / tenaga pendidik sebagai tenaga professional. Dengan peningkatan status guru / tenaga pendidik sebagai tenaga professional maka kompetensi merupakan langkah penting yang perlu ditingkatkan. Sertifikasi guru merupakan pemenuhan kebutuhan untuk meningkatkan kompetensi professional. Oleh karena itu, proses sertifiasi dipandang sebagai bagian esensial dalam upaya memperoleh sertifikat kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Hal ini tentunya menjadi peluang bagi guru-guru untuk dapat mengembangkan kompetensi. Tetapi tidak mustahil menjadi hambatan bagi guru-guru yang memiliki kompetensi rendah. Saat ini, di Kabupaten Karimun baru terdapat orang Tenaga Pendidik yang memiliki sertifikat pendidik. Dari jumlah tersebut, paling banyak berada pada jenjang pendidikan SD. Diikuti Tenaga Pendidik SMP, SMA, SMK, TK, SLB dan Pengawas Satuan Pendidikan. Khusus untuk pengawas satuan pendidikan, sebanyak 30 orang pengawas satuan pendidikan yang berada dibawah koordinasi Kementerian Pendidikan dankebudayaan RI baru 15 orang yang memiliki sertifikat pendidik atau sebanyak 50%. 29

30 Gambar 2.13a. Grafik Jumlah Pendidik yang Telah Bersertifikat Pendidik Berdasarkan Jenjang di Kabupaten Karimun Tahun 2013 PENGAWAS SLB SMK SMA SMP SD TK Jumlah Pendidik Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun Gambar 2.13b. Grafik Jumlah Pendidik yang Telah Bersertifikat Pendidik Berdasarkan Status Kepegawaian di Kabupaten Karimun Tahun ,245 PNS NON PNS Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun Apabila dilihat berdasarkan status kepegawaian tenaga pendidik yang telah memiliki sertifikat pendidik, maka terdapat orang yang berstatus Pegawai Negeri Sipil dan 158 orang berstatus Non Pegawai Negeri Sipil. Adapun sebaran jumlah tenaga pendidik yang memiliki sertifikat pendidik dan, sebagaimana Gambar 2.13a dan 2.13b. 30

31 Rasio Guru Eksakta Terhadap Jumlah Murid / Siswa dan Rasio Guru Agama Terhadap Jumlah Murid / Siswa. Indicator-indikator ini merupakan jenis Indikator Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan. Rasio Guru per Siswa didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah guru dengan jumlah murid / siswa pada jenjang pendidikan tertentu. Makin kecil rasio maka makin banyak siswa yang harus dilayani oleh seorang guruatau makin kurang jumlah guru di suatu daerah. Rasio Guru Eksakta Terhadap Jumlah Murid / Siswa dan Rasio Guru Agama Terhadap Jumlah Murid / Siswa digunakan untuk mengetahui rata-rata siswa yang dapat dilayani guru eksakta dan guru agama di suatu sekolah dan daerah sehingga dapat ditentukan daerah mana yang memerlukan tambahan guru eksakta dan guru agama. Di Kabupaten Karimun, Rasio Guru Eksakta Terhadap Jumlah Murid / Siswa sudah cukup tinggi, mencapai 1,89%. Hal ini jauh melampaui target yang ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Pemerintah Kabupaten Karimun Tahun 2013 sebesar 0,6%. Sehingga capai kinerja pada indicator ini mencapai 315%. Hal ini menunjukkan bahwa di Kabupaten Karimun telah cukup banyak tersedia guru / tanaga pendidik pada bidang studi eksakta, baik yang berada di SMP sederajat maupun di SMA sederajat. Terbesar Rasio Guru Eksakta Terhadap Jumlah Murid / Siswa berada di Kecamatan Durai dan terkecil di Kecamatan Meral. Namun yang masih harus menjadi perhatian adalah distribusi terhadap guru-guru / tenaga pendidik bidang studi eksakta pada seluruh jenjang pendidikan SMP sederajat dan SMA sederajat, agar tidak terjadi ketimpangan dan kesenjangan. Dari data 9 Kecamatan yang dimiliki (3 Kecamatan pemekaran datanya masih bergabung dengan Kecamatan Induk), maka jumlah Kecamatan yang memiliki Rasio Guru Eksakta Terhadap Jumlah Murid / Siswa diatas 0,7% sebanyak 9 Kecamatan atau seluruh Kecamatan yang berada di Kabupaten karimun. Hal ini telah memenuhi target yang ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Pemerintah Kabupaten Karimun Tahun 2013 sebanyak 6 Kecamatan. Sehingga capaian kinerja pada indicator ini mencapai 150%. Untuk melihat sebaran rasio guru eksakta dan guru agama terhadap jumlah murid / siswa, tergambar pada Gambar berikut ini. 31

32 Moro Kundur Karimun Meral Tebing Buru Kuta Kuba Durai Kabupaten Persentase (%) RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN Gambar Grafik Rasio Guru Eksakta dan Guru Agama Terhadap Jumlah Murid / Siswa di Kabupaten Karimun Tahun Rasio Guru Eksakta Terhadap Siswa Rasio Guru Agama Terhadap Siswa Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun Sedangkan untuk Rasio Guru Agama Terhadap Jumlah Murid / Siswa mencapai 0,64%. Adapun target yang ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Pemerintah Kabupaten Karimun Tahun 2013 sebesar 0,7%. Sehingga capaian kinerja pada indicator ini sebesar 91,43%. Dari Grafik 11 terlihat bahwa di Kecamatan Tebing, Rasio Guru Agama Terhadap Jumlah Murid / Siswa menjadi yang terkecil dan berada dibawah Rasio Guru Agama Terhadap Jumlah Murid / Siswa Kabupaten Karimun. Adapun jumlah kecamatan yang telah memenuhi Rasio Guru Agama Terhadap Jumlah Murid / Siswa diatas 0,6% sebanyak 6 Kecamatan. Sedangkan 3 Kecamatan lain belum mencapai 0,6%. Ketiga Kecamatan tersebut adalah Kecamatan Tebing, Kecamatan Kundur dan Kecamatan Kundur Barat. Capaian indicator sesuai dengan target yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Pemerintah Kabupaten Karimun Tahun 2013 yaitu sebanyak 6 Kecamatan yang telah Rasio Guru Agama Terhadap Jumlah Murid / Siswa 0,6% ke atas. 32

33 Rasio Ketersediaan Sekolah Dasar / Sederajat (%) dalam Kategori Baik. Indicator ini merupakan jenis Indikator Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan. Indicator ini didefinisikan sebagai rasio jumlah satuan pendidikan Sekolah Dasar sederajat dalam kategori baik pada setiap 100 orang murid / siswa dan dinyatakan dalam persentase. Indicator ini digunakan untuk melihat seberapa banyak tersedianya satuan pendidikan SD sederajat pada setiap 100 orang murid / siswa. Begitu juga halnya dengan indicator Rasio Ketersediaan SMP / Sederajat (%) dalam Kategori Baik dan Rasio Ketersediaan SMA / Sederajat (%) dalam Kategori Baik, juga memiliki definisi yang sama namun berbeda satuan pendidikannya. Tabel 2.2. Jumlah Satuan Pendidikan dalam Kategori Baik di Kabupaten Karimun Tahun 2013 Kecamatan Tingkat / Jenjang SD MI SMP MTs SMA MA SMK SLB JUMLAH Karimun Meral Tebing Meral Barat Kundur Ungar Kuta Belat Kuba Moro Durai Buru Total Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun Dari Tabel 2.2. dan Tabel 2.3, terlihat bahwa Rasio Ketersediaan SD / Sederajat Dalam Kategori Baik telah memenuhi target yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Pemerintah Kabupaten Karimun Tahun Dengan jumlah SD sederajat sebanyak 146 sekolah dan seluruhnya memiliki 33

34 kategori baik serta jumlah penduduk usia sekolah dasar (7-12 tahun) sebanyak orang maka Rasio Ketersediaan SD / Sederajat Dalam Kategori Baik sebesar 54,23%. Sedangkan target hanya sebesar 30,6%, sehingga capaian kinerja pada indicator ini mencapai 177,22%. KECAMATAN Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Usia Sekolah di Kabupaten Karimun Tahun 2013 JUMLAH PENDUDUK USIA 7-12 USIA USIA MORO KUNDUR KARIMUN MERAL TEBING BURU KUTA KUBA DURAI MERAL BARAT UNGAR BELAT Total Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun Adapun Rasio Ketersediaan SMP / Sederajat Dalam Kategori Baik belum memenuhi target yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Pemerintah Kabupaten Karimun Tahun Dengan jumlah SMP sederajat sebanyak 57 sekolah dan seluruhnya memiliki kategori baik serta jumlah penduduk usia SMP (13-15 tahun) sebanyak orang maka Rasio Ketersediaan SMP / Sederajat Dalam Kategori Baik sebesar 44,59%. Sedangkan target sebesar 49,50%, sehingga capaian kinerja pada indicator ini baru mencapai 90,08%. Pada jenjang SMA sederajat, Rasio Ketersediaan SMA / Sederajat Dalam Kategori Baik juga belum memenuhi target yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Pemerintah Kabupaten Karimun Tahun Dengan jumlah SMA sederajat sebanyak 29 sekolah dan seluruhnya memiliki kategori baik serta jumlah penduduk usia SMA (13-15 tahun) sebanyak orang maka Rasio Ketersediaan SMA / Sederajat Dalam Kategori Baik sebesar 25,88%. Sedangkan target sebesar 27,60%, sehingga capaian kinerja pada indicator ini baru mencapai 93,77%. 34

35 Berdasarkan fakta yang terlihat seperti diatas, Pemerintah Kabupaten Karimun akan terus berupaya meningkatkan pemerataan dan perluasan akses pendidikan, khususnya melalui peningkatan sarana dan prasarana pendidikan. Hal ini dilakukan tidak hanya dengan mendirikan Unit Sekolah Baru (USB) tetapi juga menambah Ruang Kelas Baru (RKB) pada sekolah-sekolah yang sudah ada. Hal ini mengingat, apabila mendirikan Unit Sekolah Baru maka akan dilakukan pembebasan lahan terlebih dahulu dan tentunya akan membutuhkan biaya yang lebih besar. Terkait dengan pembiayaan, Pemerintah Kabupaten Karimun tidak hanya mengandalkan pembiayaan yang bersumber dari APBD Kabupaten Karimun, tetapi juga yang bersumber dari APBD Provinsi Kepulauan Riau dan APBN dalam bentuk Blockgrant. Pada Gambar 2.15 tampak beberapa sarana dan prasarana pendidikan, baik pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB), pembangunan Perpustakaan maupun Rehabilitasi Ruang Kelas yang pembiayaannya melalui APBN dengan pola blockgrant dan dilaksanakan dengan metode swakelola oleh Komite Sekolah. Gambar Sarana dan Prasarana Pendidikan yang Dibangun Melalui APBN di Kabupaten Karimun Tahun

36 Sekolah Kondisi Bangunan Baik. Indikator berikutnya pada Sasaran Memadainya Sarana dan Prasarana PendidikanDasar dan Menengah adalah Sekolah Kondisi Bangunan Baik. Indicator ini termasuk pada jenis indicator Pemerataan dan perluasan akses pendidikan. Indicator Sekolah Kondisi Bangunan Baik dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah sekolah yang ada pada setiap jenjang pendidikan dalam kondisi baik dengan jumlah keseluruhan sekolah yang ada pada tiap jenjang pendidikan, dan dinyatakan dalam persentase. Indicator ini digunakan untuk mengetahui seberapa banyak sekolah yang sudah baik dan berapa banyak lagi sekolah yang masih rusak. Target yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Pemerintah Kabupaten Karimun Tahun 2013 sebesar 80%. Dengan memperhatikan bahwa kondisi seluruh sekolah memiliki bangunan yang baik atau 100%, maka capapaian kinerja pada indicator ini mencapai 125%. Hal ini tentunya menunjukkan komitmen pemerintah Kabupaten Karimun untuk menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang layak bagi seluruh penduduk usia sekolah agar dapat tertampung pada seluruh jenjang dan satuan pendidikan Jumlah Lembaga Penyedia Jasa Pendidikan Vokasional Tersertifikasi. Indicator ini didefinisikan sebagai banyaknya lembaga penyedia jasa pendidikan vokasional tersrtifikasi, yang dalam hal ini adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di suatu daerah. Indicator ini digunakan untuk mengetahui seberapa banyak lembaga penyedia jasa pendidikan vokasional (SMK) dibandingkan jumlah lembaga pendidikan / satuan pendidikan jenjang pendidikan menengah. Saat ini di Kabupaten Karimun terdapat 8 lembaga penyedia jasa pendidikan vokasional (SMK). Jumlah ini melebihi target yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Pemerintah Kabupaten Karimun Tahun 2013, yaitu sebanyak 3 lembaga penyedia jasa pendidikan vokasional (SMK). Hal ini tentunya membuat capaian kinerja pada indicator ini mencapai 266,67%. Apabila dibandingkan dengan jumlah seluruh satuan pendidikan jenjang pendidikan menengah, maka persentase jumlah SMK di Kabupaten Karimun sebesar 27,59%. Apabila dilihat dari perbandingan SMK dan SMA, maka rasio 36

37 SMK dan SMA adalah 1 : 2,125. Artinya, setia ada 1 SMK maka terdapat 2,125 SMA Jumlah Lulusan Pendidikan Vokasional Tersertifikasi. Indikator ini merupakan jenis indicator Mutu, Relevansi dan Daya Saing Pendidikan. Dapat didefinisikan sebagai banyaknya jumlah lulusan pada lembaga / satuan pendidikan vikasional yang tersertifikasi. Indicator ini digunakan untuk melihat seberapa banyak lulusan yang dihasilkan dari suatu lembaga pendidikan vokasional tersertifikasi setiap tahunnya. Lulusan dari lembaga pendidikan vokasional tersertifikasi diharapkan mampu bekerja dan menjadi tenaga kerja menegah, apabila pilihannya setelah menamatkan pendidikan pada lembaga / satuan pendidikan vokasional (SMK) harus langsung bekerja, dan tidak meneruskan pendidikan ke perguruan tinggi. Pada tahun 2013, target kinerja yang telah ditetapka dalam Penetapan Kinerja Pemerintah Kabupaten Karimun sebanyak 486 orang lulusan pendidikan vokasional tersertifikasi. Sedangkan jumlah lulusan SMK di Kabupaten Karimun pada tahun 2013 sebanyak 566 orang dari 568 orang yang mengikuti Ujian Nasional. Artinya terdapat 2 orang siswa SMK yang tidak lulus Ujian Nasional pada tahun Capaian ini tentunya melebihi target yang telah ditetapkan, yaitu sebesar 116,46% Angka Melek Huruf (AMH). Indikator lain yang dapat menggambarkan perkembangan pendidikan di Kabupaten karimun adalah Angka Melek Huruf yang didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah penduduk yang melek huruf dengan penduduk seluruhnya di suatu daerah dan dinyatakan dalam persentase. Makin tinggi nilai melek huruf berarti makin baik mutu penduduk di suatu daerah. Angka Melek Huruf juga bisa diartikan sebagai kemampuan dalam membaca dan menulis. Kemampuan membaca dan menulis dipandang sebagai kemampuan dasar minimal yang harus dimiliki oleh setiap individu, agar paling tidak memiliki peluang untuk terlibat dan berpartisipasi dalam pembangunan. Kegunaan Angka Melek Huruf adalah untuk mengetahui banyaknya penduduk yang melek huruf di suatu daerah sehingga dapat diketahui berapa besar jumlah penduduk yang masih buta huruf, sehingga dapat ditentukan cara penanggulangan Buta Huruf melalui berbagai kebijakan di bidang pendidikan. 37

38 Persentase (%) RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN Angka Melek Huruf juga digunakan untuk mengukur keberhasilan programprogram pemberantasan buta huruf, terutama di daerah pedesaan di Indonesia, yang masih tinggi jumlah penduduk yang tidak pernah bersekolah atau tidak tamat SD. Selain itu untuk menunjukkan kemampuan penduduk di suatu wilayah dalam menyerap informasi dari berbagai media serta menunjukkan kemampuan untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis. Sehingga angka melek huruf berdasarkan kabupaten dapat mencerminkan potensi perkembangan intelektual sekaligus kontribusi terhadap pembangunan daerah. Sama halnya dengan Rata-Rata Lama Sekolah, Angka Melek Huruf juga merupakan indicator nonpendidikan yang secara langsung dapat mempengaruhi kinerja pembangunan pendidikan. Oleh karena itu Angka Melek Huruf tidak dapat dipisahkan dari data pendidikan yang ada, melainkan sebagai pelengkap atau penunjang data pendidikan yang ada. Dari Gambar berikut ini, tampak bahwa Angka Melek Huruf di Kabupaten Karimun dari tahun ke tahun semakin meningkat. Gambar Grafik Angka Melek Huruf (AMH) Kabupaten Karimun Tahun Sumber : BPS Kabupaten Karimun Pada tahun 2010 AMH Kabupaten Karimun sebesar 95,82% meningkat di Tahun 2011 sebesar 96,36%, meningkat lagi di tahun 2012 menjadi sebesar 96,83% hingga pada tahun 2013 meningkat menjadi 97,34%. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan Angka Melek Huruf di Kabupaten Karimun sebesar 0,53% dari tahun Dengan kondisi ini, jumlah penduduk di Kabupaten Karimun yang masih mengalami buta huruf sebanyak 2,66%. Pemerintah Kabupaten Karimun akan terus berupaya dan bekerja keras agar seluruh penduduk yang masih buta huruf dapat dituntaskan. Berbagai program 38

39 pembangunan telah dan akan terus dilakukan, diantaranya melalui Program Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal, Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun dan Program Pendidikan Menengah. Programprogram ini diaplikasikan melalui kegiatan-kegiatan Paket A, Paket B, Paket C, Keaksaraan Fungsional, Pendidikan Inklusif dan lain sebagainya. Tidak hanya menyelenggarakan melalui lembaga pendidikan formal dan nonformal, Pemerintah akan turun ke lapangan dan mendekat dengan kantong-kantong penduduk yang teridentifikasi masih terdapat buta uruf. Tak terkecuali, pemerintah Kabupaten Karimun juga menyelenggarakan Penyelenggaraan Paket A, Paket B dan Paket C di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Tanjung Balai Karimun. Hal ini menunjukkan bukti akan komitmen Pemerintah Kabupaten Karimun dalam meningkatkan pemerataan dan perluasan akses pendidikan. Gambar Grafik Angka Melek Huruf (AMH) Kabupaten/Kota Se-Provinsi Kepulauan Riau Tahun Karimun Bintan Natuna Lingga Kep. Anambas Batam Tg. Pinang Persentase (%) Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Riau Apabila ingin dibandingkan dengan pencapaian Angka Melek Huruf di Kabupaten / Kota lain di Provinsi Kepulauan Riau, maka data yang tersedia paling tinggi berada pada tahun 2011, sebagaimana yang tertera pada Gambar Rata-Rata di seluruh Kabupaten / Kota di Provinsi Kepualauan Riau mengalami kenaikan Angka Melek Huruf dari tahun 2010 ke tahun Sedangkan AMH Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2010 sebesar 97,19% dan pada tahun 39

40 2011 naik menjadi 97,67%. Selama dua tahun ini (2010 dan 2011), hanya Kota Tanjung Pinang dan Kota Batam yang Angka Melek Hurufnya diatas daripada Angka Melek Huruf Provinsi Kepulauan Riau. Sedangkan Kabupaten / Kota lain, termasuk Kabupaten Karimun masih dibawah AMH Provinsi Kepulauan Riau. Indikator Angka Melek Huruf dan Rata-Rata Lama Sekolah merupakan dua indicator pendidikan yang memiliki kontribusi pada penghitungan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) / Human Development Index (HDI). IPM merupakan indeks komposit yang dihitung sabagai rata-rata sederhana dari indeks harapan hidup, indeks pendidikan (Angka Melek Huruf dan Rata-Rata Lama Sekolah) dan indeks standar hidup layak. Gambar 2.18a. menunjukkan perkembangan IPM di setiap Kabupaten / Kota di Provinsi Kepulauan Riau, dari tahun 2010 hingga Seluruh Kabupaten / Kota di Provinsi Kepulauan Riau mengalami peningkatan IPM dari tahun 2010 hingga IPM Provinsi Kepulauan Riau juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010 IPM Provinsi Kepulauan Riau sebesar 73,00 lalu meningkat di tahun 2011 menjadi 73,55 dan pada tahun 2012 menjadi 74,08. Gambar 2.18a. Grafik Indeks Pembanguan Manusia (IPM) Kabupaten/Kota Se-Provinsi Kepulauan Riau Tahun Karimun Bintan Natuna Lingga Kepulauan Anambas Batam Tanjung Pinang Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Riau Adapun Gambar 2.18b. menggambarkan tingkat pencapaian IPM Kabupaten / Kota se-provinsi Kepulauan Riau pada tahun Tampak bahwa Kota Tanjung Pinang, Kota Batam dan Kabupaten Bintan memiliki IPM diatas 40

41 Provinsi Kepulauan Riau. Sedangkan Kabupaten / Kota lain, termasuk Kabupaten Karimun masih berada di bawah IPM Provinsi Kepulauan Riau. Gambar 2.18b. Grafik IPM Kabupaten/Kota vs IPM Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2012 Tg. Pinang Karimun 75 Batam Bintan Anambas IPM Kabupaten / Kota IPM Provinsi Kepri (74.08) Natuna Lingga Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Riau Angka Melanjutkan (AM) Pendidikan Ke Jenjang Pendidikan Yang Lebih Tinggi. Indikator lain adalah Angka Melanjutkan (AM) Pendidikan Ke Jenjang Pendidikan Yang Lebih Tinggi. Dari grafik Gambar memperlihatkan angka melanjutkan yang mengalami fluktuasi. Gambar Grafik Angka Melanjutkan SD ke SMP dan SMP ke SM Di Kabupaten Karimun Tahun % % 92.02% % 94.92% % 80.00% 60.00% 85.98% 90.15% 88.30% 83.77% Presentase Lulusan SD yang melanjutkan ke SMP 40.00% Presentase Lulusan SMP yang melanjutkan ke SLTA 20.00% 0.00% Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun 41

42 Untuk angka melanjutkan dari jenjang pendidikan dasar (SD) mengalami penurunan dimana 83,77% dari siswa SD di tahun 2013 melanjutkan kejanjang pendidikan SMP. Jika dibandingkan dengan capaian di tahun 2010 tercatat 85,98%. Tetapi, angka melanjutkan dari SMP ke SMA pada tahun 2013 tercatat 108,35%. Angka ini dimungkinkan karena masuknya arus migrasi / perpindahan penduduk ke Kabupaten Karimun untuk melanjutkan pendidikan SM di Kabupaten Karimun. Jika dibandingkan dengan tahun 2010 yang tercatat 92,02%. Peningkatan angka melanjutkan ini ditunjang dengan penyediaan ruang-ruang kelas baru yang menjamin ketersediaan ruang kelas sebagai tempat belajar dan semakin tingginya perhatian pemerintah untuk menjamin keberlanjutan pendidikan penduduknya melalui bantuan dalam bentuk subsidi maupun beasiswa khususnya bagi penduduk tidak mampu. Apalagi saat ini pemerintah tidak hanya memberikan program BOS pada jenjang SD sederajat dan SMP sederajat tetapi juga sudah mencapai jenjang SMA sederajat Angka Lulusan (AL). Indicator terakhir pada bidang pendidikan adalah Angka Lulusan yang merupakan bagian indicator mutu, relevansi dan daya saing pendidikan. Angka Lulusan didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah lulusan pada jenjang tertentu dengan jumlah siswa tingkat tertinggi dari jenjang pendidikan yang sesuai dan dinyatakan dalam persentase. Makin tinggi nilainya atau mencapai angka ideal 100% maka semua siswa tingkat tertinggi lulus seluruhnya. Angka lulusan ini digunakan untuk mengetahui banyaknya siswa yang lulus dari jenjang pendidikabn tertentu di suatu daerah. Selain sebagai indicator Mutu, relevansi dan daya saing pendidikan, angka lulusan juga merupakan indicator MDGs (Millenium Development Goals). Adapun angka lulusan pada jenjang SMP/MTs di Kabupaten Karimun dan Kabupaten Kota lain di Provinsi Kepulauan Riau dapat dilihat dari Gambar 2.20a dan 2.20b. sedangkan angka lulusan pada jenjang SMA/SMK/MA di Kabupaten Karimun dan Kabupaten Kota lain di Provinsi Kepulauan Riau dapat dilihat dari Gambar 2.21a dan 2.21b. Pemerintah Kabupaten Karimun terus berupaya untuk meningkatkan angka lulusan hingga mencapai anka ideal yaitu 100%. Upaya itu antara lain dengan menyelengarakan try out ujian nasional sebagai persiapan anak-anak kelas tertinggi di jenjang SMP/MTs dan SMA/MA/SMK menghadapi ujian nasional. Selain itu juga dilaksanakan pemantapan psikologis agar secara mental siap mengikuti ujian nasional. 42

43 bahkan, Bupati Karimun juga turun langsung memantau pelaksanaan ujian nasional dan memberikan motivasi sebelum anak-anak masuk kelas untuk mengerjakan soal-soal ujian nasional. Harapannya, ouput dari proses belajar tidak hanya tingginya Angka Lulusan tetapi diikuti dengan meningkatnya kualitas outpu itu sendiri, yaitu kualitas para siswa / anak didik. Gambar 2.20a. Grafik Angka Lulusan Jenjang SMP/MTs Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun Anambas Lingga Bintan Karimun Tg. Pinang Natuna Batam Persentase (%) Sumber : Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau Gambar 2.20b. Grafik Angka Lulusan Jenjang SMP/MTs Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun Batam Anambas Lingga Natuna Tg. Pinang Persentase Kelulusan Kab/Kota Rata-Rata Provinsi (98.07%) Bintan Karimun Sumber : Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau 43

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ringkasan Eksekutif

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksekutif Pendidikan telah menjadi sebuah kekuatan bangsa khususnya dalam proses pembangunan di Jawa Timur. Sesuai taraf keragaman yang begitu tinggi, Jawa Timur memiliki karakter yang kaya dengan

Lebih terperinci

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenan-nya kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor penyebab..., Rika Aristi Cynthia, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor penyebab..., Rika Aristi Cynthia, FISIP UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan penting di seluruh aspek kehidupan manusia. Hal itu disebabkan pendidikan berpengaruh langsung terhadap perkembangan kepribadian manusia.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG PROGRAM WAJIB BELAJAR DUA BELAS TAHUN DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal.

Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal. Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal. Pada misi IV yaitu Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal terdapat 11

Lebih terperinci

TAMAN KANAK-KANAK Tabel 5 : Jumlah TK, siswa, lulusan, Kelas (rombongan belajar),ruang kelas, Guru dan Fasilitas 6

TAMAN KANAK-KANAK Tabel 5 : Jumlah TK, siswa, lulusan, Kelas (rombongan belajar),ruang kelas, Guru dan Fasilitas 6 DAFTAR TABEL DATA NONPENDIDIKAN Tabel 1 : Keadaan Umum Nonpendidikan 1 Tabel 2 : Luas wilayah, penduduk seluruhnya, dan penduduk usia sekolah 2 Tabel 3 : Jumlah desa, desa terpencil, tingkat kesulitan

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA BUPATI TEMANGGUNG TAHUN ANGGARAN 2014 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET (Usia 0-6 Tahun)

PENETAPAN KINERJA BUPATI TEMANGGUNG TAHUN ANGGARAN 2014 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET (Usia 0-6 Tahun) URUSAN WAJIB: PENDIDIKAN PENETAPAN KINERJA BUPATI TEMANGGUNG TAHUN ANGGARAN 2014 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1 Meningkatnya Budi Pekerti, 1 Persentase pendidik yang disiplin Tata Krama

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Indikator Kinerja Dinas Pendidikan Kota Pontianak yang mendukung visi, misi, tujuan dan sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

BUPATI MALINAU PROVINSI KALIMANTAN UTARA

BUPATI MALINAU PROVINSI KALIMANTAN UTARA S A L I N A N BUPATI MALINAU PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI MALINAU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PROGRAM WAJIB BELAJAR 16 (ENAM BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALINAU,

Lebih terperinci

Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan)

Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan) Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan) Grafik 3.2 memperlihatkan angka transisi atau angka melanjutkan ke SMP/sederajat dan ke SMA/sederajat dalam kurun waktu 7 tahun terakhir. Sebagaimana angka

Lebih terperinci

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 1 1 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN... 4 A. Latar Belakang... 4 B. Tujuan... 4 C. Ruang Lingkup... 5 BAB II. KEADAAN UMUM...

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK 2.1. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Dinas Pendidikan Kota Pontianak merupakan unsur pelaksana bidang pendidikan dipimpin oleh

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR YANG MENGACU PADA RPJMD PROVINSI JAWA TIMUR

BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR YANG MENGACU PADA RPJMD PROVINSI JAWA TIMUR BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR YANG MENGACU PADA RPJMD PROVINSI JAWA TIMUR Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangkah Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2016

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 6 BAN SM ACEH HASIL ANALISIS DATA AKREDITASI TAHUN 6 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR : 09 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR : 09 TAHUN 2011 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 09 TAHUN 2011 TENTANG PROGRAM WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DI PROVINSI MALUKU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR MALUKU,

Lebih terperinci

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2013/2014 KABUPATEN KARANGASEM

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2013/2014 KABUPATEN KARANGASEM 1 PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2013/2014 KABUPATEN KARANGASEM A. PENDAHULUAN Profil Pendidikan Dasar dan Menengah (Profil Dikdasmen) disusun bersumber pada isian instrumen Profil Dikdasmen

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Jalan Jenderal Sudirman Telp.(0746) B A N G K O

PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Jalan Jenderal Sudirman Telp.(0746) B A N G K O PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Jalan Jenderal Sudirman Telp.(0746) 21222 B A N G K O Kode Pos : 37314 KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN MERANGIN

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) & INDIKATOR KINERJA INDIVIDU (IKI)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) & INDIKATOR KINERJA INDIVIDU (IKI) INDIKATOR (IKU) & INDIKATOR KINERJA INDIVIDU (IKI) PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI DINAS PENDIDIKAN Jalan Ahmad Yani No. 05 Ngawi Kode Pos : 63202, Tromol Pos 09 Tlp. (0351) 79198 Fax. (0351) 79078 Email :

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara No.107, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PENDIDIKAN. Guru. Perubahan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6058) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN

Lebih terperinci

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2015/2016 KABUPATEN/KOTA. PROVINSI...

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2015/2016 KABUPATEN/KOTA. PROVINSI... LOGO KANTOR PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2015/2016 KABUPATEN/KOTA. PROVINSI... Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/kategori:lambang_kabupaten_dan_kota_di_indonesia PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA...

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BOJONEGORO. Jl. Pattimura No. 09 Bojonegoro

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BOJONEGORO. Jl. Pattimura No. 09 Bojonegoro DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BOJONEGORO Jl. Pattimura No. 09 Bojonegoro VISI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BOJONEGORO TERWUJUDNYA INSAN CERDAS, KOMPERHENSIP DAN BERBUDAYA BERLANDASKAN IMAN DAN TAQWA UNTUK MENOPANG

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Pendidikan Kota Probolinggo Tahun 2016 ini disusun untuk mengukur tingkat keberhasilan atau kegagalan dalam

Lebih terperinci

Pasal 2. permen_14_2008

Pasal 2. permen_14_2008 SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG INDIKATOR KINERJA KUNCI DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 048 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 048 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 048 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN BEASISWA BAGI PELAJAR BERPRESTASI BERDASARKAN NILAI AKHIR MELALUI UJIAN NASIONAL DAN UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 23 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 22

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 22 BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 22 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 336 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN BIAYA OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) KOTA BANDUNG PADA PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Menimbang : a. Mengingat : 1. PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN BANDUNG BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

LAPORA AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 (LAKIP)

LAPORA AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 (LAKIP) LAPORA AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 (LAKIP) Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya kami dapat menyelesaikan kewajiban

Lebih terperinci

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2016

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI DKI TAHUN 206 BAN SM ACEH HASIL ANALISIS DATA AKREDITASI TAHUN 206 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH

Lebih terperinci

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 2016 2016 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016 DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN... 4 A. Latar Belakang... 4 B. Tujuan... 4 C. Ruang Lingkup... 5 BAB

Lebih terperinci

-1- PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-1- PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA -1- PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG, Menimbang : a. bahwa pelaksanaan pendidikan nasional

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN Nama SKPD : Dinas Dikbudpora Tahun : 2016 PENDIDIKAN A. Pendidikan Umum * Nama Nilai Satuan Ketersediaan Sumber Data 1 2 3 4 5 1. Jumlah Sekolah * 249 Sekolah Ada Disdikbudpora 1). Taman Kanak-Kanak (TK)

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA

INDIKATOR KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA INSTANSI : DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN JOMBANG VISI : TERWUJUDNYA PENDIDIKAN YANG MERATA, BERMUTU, AGAMIS DAN BERDAYA SAING MISI : 1. Mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan dan

Lebih terperinci

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN CILACAP dan BUPATI CILACAP MEMUTUSKAN :

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN CILACAP dan BUPATI CILACAP MEMUTUSKAN : BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG RINTISAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017 PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 2017 2017 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017 DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN... 4 A. Latar Belakang... 4 B. Tujuan... 4 C. Ruang Lingkup... 5 BAB

Lebih terperinci

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017 PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 217 217 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 216/217 DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN... 4 A. Latar Belakang... 4 B. Tujuan... 4 C. Ruang Lingkup... 5 BAB II.

Lebih terperinci

SASARAN Uraian Sasaran Indikator Satuan 1 2. Formulasi perhitungan: (Jumlah siswa usia tahun dijenjang SD/MI/Paket A,

SASARAN Uraian Sasaran Indikator Satuan 1 2. Formulasi perhitungan: (Jumlah siswa usia tahun dijenjang SD/MI/Paket A, Lampiran Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banjar Nomor : 420/Kpts.203-Disdikbud Tanggal : 27 Oktober 2014 Tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) Dilingkungan Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2015/2016

PENYUSUNAN PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2015/2016 PENYUSUNAN PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2015/2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN DAN DAN KEBUDAYAAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA PUSAT DAN DATA STATISTIK DAN PENDIDIKAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

ISU-ISU STRATEGIS. 3.1 Analisis Situasi Strategis

ISU-ISU STRATEGIS. 3.1 Analisis Situasi Strategis ISU-ISU STRATEGIS 3.1 Analisis Situasi Strategis S etiap organisasi menghadapi lingkungan strategis yang mencakup lingkungan internal dan eksternal. Analisis terhadap lingkungan internal dan eksternal

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi tiga prioritas pembangunan pendidikan nasional, meliputi 1. pemerataan dan perluasan akses pendidikan, 2. peningkatan mutu, relevansi dan daya saing,

Lebih terperinci

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TENGAH PEMERINTAH   

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TENGAH PEMERINTAH    PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TENGAH PEMERINTAH    DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 4 BAB I. PENDAHULUAN... 6 Tabel 1.1. Standar untuk Menentukan Nilai Masing-masing Indikator...

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1 PERENCANAAN KINERJA A. PERENCANAAN STRATEJIK VISI DAN MISI 1. Pernyataan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 02 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DI KABUPATEN KOTABARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG BADAN AKREDITASI PROVINSI SEKOLAH/MADRASAH TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG BADAN AKREDITASI PROVINSI SEKOLAH/MADRASAH TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG BADAN AKREDITASI PROVINSI SEKOLAH/MADRASAH TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN DI KABUPATEN TANAH BUMBU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Prof. Dr. Dodi Nandika, MS RENCANA STRATEGIS DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN

KATA PENGANTAR. Prof. Dr. Dodi Nandika, MS RENCANA STRATEGIS DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN i KATA PENGANTAR Rencana Strategis (Renstra) Departemen Pendidikan Nasional tahun 2010--2014 disusun berdasarkan Undang-Undang (UU) No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR Manajemen Pendidikan TK / RA 915,000,000

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR Manajemen Pendidikan TK / RA 915,000,000 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TARGET 1 Meningkatnya aksesbilitas dan kualitas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan

Lebih terperinci

B. PRIORITAS URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN

B. PRIORITAS URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN B. PRIORITAS URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN Pembagian urusan pemerintahan sesuai asas desentralisasi dalam sistem pemerintahan yang mensyaratkan adanya pembagian urusan yang jelas antara Pemerintah dengan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009 PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG DUKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI TERHADAP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS DAN RINTISAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN KEPADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DENGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 02 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DI KABUPATEN KOTABARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG, Menimbang : a. bahwa bidang pendidikan merupakan

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN YAPEN

BUPATI KEPULAUAN YAPEN RAFT 4 RANPERDA final BUPATI KEPULAUAN YAPEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBEBASAN BIAYA PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN YAPEN,

Lebih terperinci

C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA

C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA Analisis capaian kinerja dilaksanakan pada setiap sasaran yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan setiap urusan pemerintahan daerah baik urusan wajib maupun urusan pilihan.

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN Untuk mengukur kinerja Kabupaten Barru, disusun indikator kinerja sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang meliputi: (1)

Lebih terperinci

WALIKOTA BALIKPAPAN PERATURAN WALIKOTA BALIKPAPAN

WALIKOTA BALIKPAPAN PERATURAN WALIKOTA BALIKPAPAN WALIKOTA BALIKPAPAN PERATURAN WALIKOTA BALIKPAPAN NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU TAHUN PELAJARAN 2012/2013 WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa untuk memberikan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN- KEBIJAKAN PENDIDIKAN FORMAL. Rahmania Utari, M. Pd.

KEBIJAKAN- KEBIJAKAN PENDIDIKAN FORMAL. Rahmania Utari, M. Pd. KEBIJAKAN- KEBIJAKAN PENDIDIKAN FORMAL Rahmania Utari, M. Pd. Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu memahami landasan hukum dan kebijakan pendidikan formal meliputi dasar, menengah dan tinggi. 1. Standar-standar

Lebih terperinci

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE, Menimbang:

Lebih terperinci

Misi 4. Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang Berkualitas tanpa Meninggalkan Kearifan Lokal

Misi 4. Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang Berkualitas tanpa Meninggalkan Kearifan Lokal Misi 4. Mewujud Peningkatan yang Berkualitas tanpa Meninggal Kearifan Lokal No PROGRAM SI AWAL PENG GUNG WAB 1 Program anak usia dini, Wajib belajar pendidi dasar, menengah, dan nonformal 2 Program pendidi

Lebih terperinci

NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA (NSPK) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) FORMAL DAN PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA

NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA (NSPK) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) FORMAL DAN PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 20 TAHUN 2010 TANGGAL 31 AGUSTUS 2010 NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA (NSPK) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) FORMAL DAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Analisis Kualifikasi Guru pada Pendidikan Agama dan Keagamaan

Analisis Kualifikasi Guru pada Pendidikan Agama dan Keagamaan Analisis Kualifikasi Guru pada Pendidikan Agama dan Keagamaan Oleh : Drs Bambang Setiawan, MM 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pasal 3 UU no 20/2003 menyatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENDIDIKAN PERIODE

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENDIDIKAN PERIODE RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENDIDIKAN PERIODE 2013-2018 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR Jalan Nyaman Nomor 01 Kelurahan Tengah Kecamatan Cibinong Tahun 2014 RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 09 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... Halaman PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2016-2021... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

Bandar Lampung, Desember 2015 KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI LAMPUNG,

Bandar Lampung, Desember 2015 KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI LAMPUNG, Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung 2015-2019 ini disusun melalui beberapa tahapan dengan mengacu kepada visi RPJMD Provinsi Lampung tahun 2015-2019, yaitu Lampung

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG PERAN GURU TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DAN GURU KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF PENDIDIKANJAWA TIMUR

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF PENDIDIKANJAWA TIMUR BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF PENDIDIKANJAWA TIMUR 5.1. Matriks Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, dan Pendanaan Indikatif Berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 TAHUN DI KOTA PALANGKA RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 TAHUN DI KOTA PALANGKA RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 TAHUN DI KOTA PALANGKA RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALANGKA RAYA Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 982 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 446 TAHUN 2008 TENTANG PENETAPAN NAMA-NAMA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 15 Tahun 2014 Tanggal : 30 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dokumen perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Undang-Undang Dasar (UUD) Tahun 1945 mengamanatkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Undang-Undang Dasar (UUD) Tahun 1945 mengamanatkan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Dasar (UUD) Tahun 1945 mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan guna meningkatkan kualitas dan kesejahteraan hidupnya.

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 53 2015 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

KAJIAN PENGELUARAN PUBLIK INDONESIA: KASUS SEKTOR PENDIDIKAN

KAJIAN PENGELUARAN PUBLIK INDONESIA: KASUS SEKTOR PENDIDIKAN KAJIAN PENGELUARAN PUBLIK INDONESIA: KASUS SEKTOR PENDIDIKAN Kebijakan Pendidikan Working Paper: Investing in Indonesia s Education: Allocation, Equity, and Efficiency of Public Expenditures, World Bank

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

~ 1 ~ PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

~ 1 ~ PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU ~ 1 ~ PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR Draf 03 12 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 13 TAHUN 2008 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 13 TAHUN 2008 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 13 TAHUN 2008 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO, Menimbang : a. bahwa dalam upaya

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN TENTANG

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN TENTANG 1 GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN 20172016 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS, SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, SEKOLAH MENENGAH ATAS

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PEMENUHAN KEBUTUHAN, PENINGKATAN PROFESIONALISME, DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN GURU, KEPALA SEKOLAH/MADRASAH, DAN PENGAWAS DI KAWASAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS DINAS PENDIDIKAN TAHUN

RENCANA STRATEGIS DINAS PENDIDIKAN TAHUN RENCANA STRATEGIS DINAS PENDIDIKAN TAHUN 2016 2021 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2016 Rencana Strategis Dinas Kab. Kendal Tahun 2016-2021 KATA PENGANTAR Rencana Strategis Dinas Kabupaten Kendal

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 2 TAHUN 2015

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 2 TAHUN 2015 SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 2 TAHUN 2015 PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DAERAH UNTUK PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, SATUAN PENDIDIKAN DASAR, DAN SATUAN

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB IV BAB IV LANGKAH-LANGKAH TEROBOSAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR

BAB IV BAB IV LANGKAH-LANGKAH TEROBOSAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR BAB IV LANGKAH-LANGKAH TEROBOSAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR BAB IV LANGKAH-LANGKAH TEROBOSAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR 41 LANGKAH-LANGKAH TEROBOSAN PENDIDIKAN TAMAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa pembukaan Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang : a. bahwa agar dalam penyelenggaraan pendidikan di

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa tujuan pendidikan keagamaan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA DI BIDANG PENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA DI BIDANG PENDIDIKAN SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA DI BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI SUMATERA BARAT

TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI SUMATERA BARAT HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 BAN SM ACEH HASIL ANALISIS DATA AKREDITASI TAHUN 2016 1 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH

Lebih terperinci

RENCANA KERJA 2015 Dinas Pendidikan Kabupaten Garut

RENCANA KERJA 2015 Dinas Pendidikan Kabupaten Garut RENCANA KERJA 2015 Dinas Pendidikan Kabupaten Garut 100 80 60 40 20 0 81,7 70,61 65,66 62,56 IPM IP IK IDB RENCANA KERJA Dinas Pendidikan Kabupaten Garut 2015 RENCANA 2015 KERJA Dinas Pendidikan Kabupaten

Lebih terperinci