APLIKASI MANAJEMEN PENGETAHUAN BAGI PEMBELAJARAN ORGANISASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "APLIKASI MANAJEMEN PENGETAHUAN BAGI PEMBELAJARAN ORGANISASI"

Transkripsi

1 APLIKASI MANAJEMEN PENGETAHUAN BAGI PEMBELAJARAN ORGANISASI PENULIS: RD. FUNNY MUSTIKASARI ELITA Abstract An Organization should bring its vision and mission into action to a manage its knowledge effectively so it can compete with other organizations. On of the ways is by applying knowledge management. Knowledge management is an effort to manage knowledge in on organization. It is intent to enable the organization to be learning organization where in the end working and learning become the same in an organization. Therefore, an organization need notonly a good database but knowledge base. Knowledge base can only be formed if the organization has known the resources it has and know which can be used and how to utilized them. Each organization conduct its knowledge management is different way. Each of them has knowledge assets and unique challenges in its own organization. It has its own process and can measure its success in different way. PENDAHULUAN. Pada era informasi memunculkan karakteristik masyarakat informasi dimana keberadaan informasi menjadi sangat penting dan menjadi salah satu kebutuhan pokok bagi setiap orang. Bagi masyarakat informasi banyak aspek kehidupan sangat bergantung kepada informasi. Tanpa informasi, kehidupan masyarakat informasi tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan, dan didalam melakukan setiap kegiatannya, masyarakat informasi akan selalu membutuhkan informasi dan semakin menuntut informasi yang cepat, aktual, akurat, dan relevan. Informasi tersebut senantiasa mengisi segala aspek kehidupan, mulai dari lingkup individu, keluarga, sosial, hingga lingkup kelompok dan organisasi. Begitu pula bagi suatu organisasi, apapun jenis organisasinya, informasi merupakan salah satu jenis sumberdaya yang paling utama. Karena informasi, orang-orang di dalam suatu organisasi memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu, sehingga informasi menjadi penuntun bagi siapapun saat melakukan aktivitas keorganisasian. Dari sinilah kemudian muncul apa yang dinamakan pengetahuan. Pengetahuan dari organisasi dapat menjadikan organisasi tersebut memahami tujuan keberadaannya. Diantara tujuan yang terpenting adalah bagaimana organisasi memahami cara

2 mencapai tujuannya. Organisasi-organisasi yang sukses, adalah organisasi yang secara konsisten menciptakan pengetahuan baru dan menyebarkannya secara menyeluruh didalam organisasinya, dan secara cepat mengadaptasinya kedalam teknologi dan produk serta layanan mereka. Melihat perannya yang begitu penting bagi suatu organisasi, maka semua pengetahuan yang dimiliki oleh suatu organisasi harus dikelola dengan baik, sehingga pengetahuan tersebut dapat berperan optimal untuk organisasinya. Bentuk dan kemampuan organisasi dalam mengelola pengetahuan sangat mempengaruhi kualitas pengetahuan yang dihasilkan dan juga akan mempengaruhi kualitas hubungan atau integrasi di antara komponen-komponennya. Sehubungan dengan paparan tersebut, akhir - akhir ini banyak organisasi yang telah menjadikan manajemen pengetahuan (Knowledge Management) sebagai salah satu strategi untuk menciptakan nilai, meningkatkan efektivitas dan produktifitas organisasi, serta keunggulan kompetitif organisasi. Mereka mulai menerapkan manajemen pengetahuan dalam rangka peningkatan kinerja usaha dan daya tahan organisasi mereka. Dalam lingkungan yang sangat cepat berubah, pengetahuan akan mengalami keusangan oleh sebab itu perlu terus menerus diperbarui melalui proses pembelajaran. PERAN PENGETAHUAN BAGI ORGANISASI Pengetahuan manusia dimulai sejak manusia mengenal informasi, yaitu informasi mengenai apa yang sedang terjadi, apa yang telah dikatakan, bagaimana terjadinya, atau apa yang sedang dipikirkan. Kemudian informasi yang didapat selanjutnya diteruskan kepada orang lain melalui komunikasi. Komunikasi berlangsung antara manusia dengan manusia, baik itu komunikasi secara langsung maupun tidak langsung. Kemudian, pengetahuan dan informasi tersebut bergerak dinamis melalui organisasi dalam berbagai cara, tergantung bagaimana organisasi memandangnya. Jika kita melihat situasi saat ini, dimana hal yang pasti adalah ketidakpastian, maka ada satu hal pasti yang akan menjadi sumber utama organisasi untuk mendapatkan keberhasilan jangka panjang dan untuk tetap kompetitif, hal tersebut adalah pengetahuan. Pengetahuan bagi organisasi merupakan modal intelektual yang dapat dibeda-bedakan menurut jenis pengetahuan yang dimiliki seseorang. Dilihat dari jenisnya, ada dua jenis pengetahuan, yaitu pengetahuan explicit dan pengetahuan tacit. Seperti yang dikemukakan oleh Polanyi; Pengetahuan juga bisa dibagi menurut pengetahuan tacit dan explicit (Polanyi, 1967).

3 Tacit Tersimpan dalam pikiran manusia, sulit diformulasikan (misalnya keahlian seseorang) Penting untuk kreatifitas dan inovasi Dikonversikan ke eksplisit dengan eksternalisasi Misalnya pengalaman bertahun-tahun yang dimiliki oleh ahli Explisit Dapat dikodifikasi/formulasi Dikonversikan ke tacit dengan pemahaman dan penyerapan Misalnya dokumen, database, materi audio visual dll Pengetahuan eksplisit dapat diungkapkan dengan kata-kata dan angka, disebarkan dalam bentuk data, rumus, spesifikasi, dan manual. Pengetahuan tacit sifatnya sangat personal, sulit diformulasikan sehingga sulit dikomunikasikan dan disebarkan kepada orang lain. Sehingga dapat dikatakan bahwa Explicit Knowledge merupakan bentuk pengetahuan yang sudah terdokumentasi/ terformalisasi, mudah disimpan, diperbanyak, disebarluaskan dan dipelajari. Contoh manual, buku, laporan, dokumen, surat, file-file elektronik, dsb. Sedangkan Tacit Knowledge, merupakan bentuk pengetahuan yang masih tersimpan dalam pikiran manusia. Misalnya gagasan, persepsi, cara berpikir, wawasan, keahlian/kemahiran, dan sebagainya. Menurut Polanyi, selalu ada pengetahuan yang akan tetap tacit, sehingga proses menjadi tahu (knowing) sama pentingnya dengan pengetahuan itu sendiri. Selain itu, ada pandangan yang menganggap bahwa semua pembelajaran terjadi di dalam kepala manusia, sebuah organisasi belajar melalui dua cara saja : (a) Dengan kegiatan belajar anggota anggotanya (b) Dengan menyerap anggota baru yang memiliki pengetahuan yang tidak dimiliki organisasi itu (Simon, 1991: 126). Sedangkan menurut Moran dan Goshal (1996), pengetahuan diciptakan melalui dua cara, yaitu : penggabungan (kombinasi) dan pertukaran. Dalam situasi di mana pengetahuan dimiliki oleh pihak pihak yang berbeda, maka pertukaran merupakan prasyarat bagi penggabungan pengetahuan. Modal intelektual pada umumnya diciptakan melalui proses

4 penggabungan pengetahuan dari pihak berbeda, sebab itu, modal ini tergantung kepada pertukaran antar pihak yang terlibat. Kadang kadang pertukaran ini melibatkan perpindahan pengetahuan explicit, baik yang dimiliki secara individual maupun kolektif. Di sisi lain, I Made Wiryana dan Ernianti Hasibuan (2002) memiliki pandangan lain tentang pengetahuan. Mereka mengelompokkan knowledge (pengetahuan) menjadi 3 jenis yaitu : Tacit knowledge Pada dasarnya suatu informasi akan menjadi tacit knowledge ketika diproses oleh pikiran seseorang. Knowledge jenis ini biasanya belum dikodifikasikan atau disusun dalam bentuk tertulis. Dalam knowledge ini termasuk intuisi, cognitive knowledge. Tacit knowledge seperti intuisi, dan pandangan biasanya sangat sulit untuk dikodifikasikan. Biasanya pengetahuan ini terkumpul melalui pengalaman sehari-hari pada pelaksanaan suatu pekerjaan. Pengetahuan jenis ini akan menjadi explicit knowledge ketika dikomunikasikan kepada pihak lain dengan format yang tepat (tertulis, grafik dan lain sebagainya). Explicit Knowledge Pengetahuan yang telah dikodifikasi atau dieksplisitkan. Jadi biasanya telah direpresentasikan dalam suatu bentuk yang tertulis dan terstruktur pengetahuan jenis ini jelas lebih mudah direkam, dikelola dan dimanfaatkan serta ditransfer ke pihak lain. Shared Knowledge Explicit knowledge yang digunakan bersama-sama pada suatu komunitas. Dalam suatu komunitas, agar terjadi akselerasi dalam domain pembahasan pengetahuan itu sendiri, maka biasanya tacit knowledge akan ditransformasikan menjadi explicit knowledge. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat tulisan, laporan dan lain sebagainya. Memang tidak semua tacit knowledge dapat diubah menjadi explicit knowledge. Pada tahapan berikutnya agar dapat dimanfaatkan oleh komunitas, ataupun agar dapat dilakukannya peer-review untuk perbaikan, pengetahuan itu sendiri akan dicoba

5 ditransformasikan sebagai suatu bentuk shared knowledge yang dapat digunakan bersamasama oleh anggota komunitas. Hal ini misal dilakukan melalui media publikasi. Aspirasi tentang nilai pengetahuan dalam kegiatan seseorang sama sekali bukan hal baru, dan sudah menjadi bahan pembicaraan para filsuf sejak Socrates. Khususnya yang berkaitan dengan manajemen pengetahuan (knowledge management) juga bukan hal baru; berbagai pemikiran tentang peran pengetahuan dalam organisasi dan bisnis sudah marak sejak 1987, sebagaimana digambarkan oleh Amidon (1998) yang menyatakan bahwa penulis penulis Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa sejak awal telah menganjurkan integrasi antara pengetahuan di dalam diri manusia dengan organisasi tempat mereka bekerja, agar tercipta inovasi yang terus menerus. Pemikiran tentang kekayaan tak berwujud, organisasi yang berdasarkan knowhow dan organisasi yang belajar, berkembang sepanjang akhir 1980-an dan awal 1990-an. Minat berbagai organisasi untuk menerapkan manajemen pengetahuan (knowledge management) sangatlah besar. Menurut sebuah studi di tahun 1997, walaupun hanya 28 persen organisasi terbesar di AS dan Eropa mengaku sudah menerapkan manajemen pengetahuan saat survey dilakukan, 50 % lainnya sedang bersiap siap melaksanakan dan 93 % menyatakan sudah membuat rencana. Tiga tahun setelah itu, sebuah studi lain menunjukkan bahwa 80 % dari organisasi organisasi terbesar di dunia menerapkan manajemen pengetahuan (Smith dan Farquhar, 2000). Pada awal kepopulerannya, manajemen pengetahuan banyak sekali dipengaruhi oleh pertimbangan pertimbangan teknologi informasi. Bahkan dapat dikatakan, bahwa pada awalnya teknologi informasi, terutama yang bisa menciptakan jaringan organisasi (interprisewide network) dan dianggap sebagai inti dari manajemen pengetahuan. Organisasi menerapkan teknologi informasi dengan harapan agar para pegawai berbagi pengetahuan (knowledge sharing). Pada sistem informasi konvensional biasanya sudah dapat mendukung explicit knowledge. Tetapi masih sedikit dukungan terhadap tacit knowledge. Menyajikan suatu sarana untuk dapat saling menggunakan tacit knowledge merupakan tantangan manajemen pengetahuan di masa depan. Jadi pada dasarnya, pada suatu komunitas ilmiah untuk suatu disiplin ilmu akan terjadi proses kodifikasi tacit knowledge menjadi explicit knowledge. Bentuk explicit knowledge inilah yang akan di''shared'' kepada komunitas. Maka, sebagai aset intelektual, pengetahuan perlu diperbarui, diuji, dimutahirkan, dialihkan, diakumulasikan, agar tetap memiliki nilai. Oleh karena itu, pengetahuan harus dikelola sebaik

6 baiknya oleh organisasi yang bersangkutan. Pengetahuan diolah sedemikian rupa melalui pendekatan yang sekarang dikenal dengan manajemen-pengetahuan atau Knowledge Management. Manajemen Pengetahuan yang diusahakan untuk mengikat secara eksplisit informasi dan pengetahuan terstuktur yang ada di organisasi. Sehingga, tujuan utama dari manajemen pengetahuan adalah untuk meningkatkan komunikasi antar individu, meningkatkan kualitas keputusan, sehingga akan mempercepat perkembangan ke bidang baru, membuat hasil kerja lebih cepat, meningkatkan kerjasama, dan secara keseluruhan memuaskan pengguna. Manajemen pengetahuan awalnya memang cenderung didominasi oleh dunia bisnis. Terutama oleh organisasi organisasi yang berorientasi pada bidang bisnis. Mereka menerapkan manajemen pengetahuan dalam rangka peningkatan kinerja usaha dan daya tahan organisasi. Bahkan secara spesifik, sisi bisnis melihat pengetahuan sebagai faktor produksi, sebagaimana Burton-Jones (1999) dalam bukunya yang berjudul Knowledge Capitalism mengatakan, knowledge is transformating the nature of production and thus work, jobs, the firm, the market, and every aspect of economic activity (h.5). lebih jauh, ia juga mengatakan bahwa mental exertion is replacing physical extertation (h.22), sehingga kemudian ia menyimpulkan bahwa the principlal functions of the firm will be knowledge coordination, protection, and integration (h.43). Manajemen pengetahuan berakar pada banyak sekali disiplin ilmu, dengan demikian banyak sekali definisi mengenai manajemen pengetahuan itu sendiri. Definisi itu juga makin bervariasi dilihat dari cara organisasi menggunakan dan memanfaatkan pengetahuan. Cara pandang terhadap pengetahuan juga menentukan definisi manajemen pengetahuan tersebut, misalnya cara pandang mengenai kepemilikan pengetahuan akan mengarahkannya pada pengetahuan yang terkodifikasi yang dilindungi oleh hak cipta dan paten. Beberapa dari definisi tersebut diantaranya, manajemen pengetahuan adalah proses sistematis untuk menemukan, memilih, mengorganisasikan, menyarikan dan menyajikan informasi dengan cara tertentu yang dapat meningkatkan penguasaan karyawan dalam suatu bidang kaji yang spesifik. Manajemen pengetahuan adalah proses dari organisasi untuk menciptakan kesejahteraan dari aset intelektualnya dan aset pengetahuannya. Definisi lain tentang manajemen pengetahuan dikemukakan pula oleh Jerry Honeycutt, menurutnya manajemen pengetahuan adalah suatu disiplin yang memperlakukan modal intelektual aset yang dikelola (Jerry Honeycutt, 2000). Sebab, konsep manajemen pengetahuan (Knowledge Management) pada dasarnya adalah berkembang dari kenyataan

7 bahwa dimasa sekarang dan dimasa depan, aset utama sebuah organisasi agar mampu berkompetisi adalah aset intelektual atau pengetahuan bukan aset kapital. Secara umum manajemen pengetahuan merupakan teknik atau cara untuk mengelola pengetahuan dalam organisasi untuk menciptakan nilai dan meningkatkan keunggulan kompetitif. Untuk itu, organisasi membutuhkan bukan lagi sekedar Basis Data (Database) tetapi Basis Pengetahuan (Knowledge Base) yang baik. Basis Pengetahuan baru bisa terbentuk bila organisasi tersebut mengetahui apa saja sumberdaya yang mereka miliki dan apa saja yang bisa dimanfaatkan serta bagaimana melakukannya. Setiap organisasi melaksanakan manajemen pengetahuan dengan cara berbeda. Masing masing memiliki aset pengetahuan dan tantangan yang unik di dalam organisasi mereka sendiri. Masing masing memiliki proses dan dapat mengukur sukses dengan cara berbeda. Karena itu, solusi manajemen pengetahuan merupakan hal yang unik bagi organisasi atau organisasi yang menerapkannya. Dalam mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan adanya SDM yang memiliki Pengetahuan (Knowledge), Gagasan (Idea), Keahlian (Skill) serta Pengalaman (Experience) untuk dapat membentuk SDM yang superior yang menjadi aset penting bagi organisasi. Keempat unsur tersebut di atas merupakan modal yang tidak akan habis atau hilang begitu saja. Berbeda dengan unsur finansial yang akan habis jika tidak dikelola baik dengan menggunakan keempat unsur tersebut. Kemauan untuk belajar, bertanya, mencoba, mengemukan ide atau pendapat dan menumbuhkan rasa percaya diri kita. Jadi, keempat unsur tersebut pada dasarnya saling berhubungan satu sama lain dimana intinya adalah peningkatan informasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa inti dari Manajemen Pengetahuan adalah peningkatan informasi dan pengetahuan organisasi secara sistematis untuk meningkatkan efektivitas organisasi maupun lembaga lainnya. Dengan didukung oleh SDM yang berkualitas (Knowledge, Idea, Experience, Skill) serta teknologi yang tepat guna ditambah dengan Budaya (Culture) yang baik, maka peningkatan produktifitas (productivity), dan kecakapan/kemampuan (competence) akan tercapai sehingga tercipta organisasi organisasi yang baik dan dapat memenangkan persaingan. Autio et al. (2000) mendefinisikan pembelajaran organisasi sebagai proses asimilasi pengetahuan baru kedalam dasar pengetahuan organisasi. Pembelajaran organisasional dimulai pada tingkat individual. Proses pembelajaran ini meliputi akuisisi informasi yang diolah menjadi pengetahuan kemudian disimpan dalam memori seseorang. Ketika seseorang melakukan sesuatu, maka komponen kognitif dan afektif serta komponen konatif yang tersimpan dalam memori akan mempengaruhi perilaku tersebut. Proses pembelajaran ini dapat menghasilkan perbedaan interpretasi seseorang dengan yang lainnya. Sebagai contoh, dua orang karyawan melihat dan

8 memperhatikan satu bentuk dasi yang digunakan oleh seorang manajer. Interpretasi karyawan pertama fokus pada harga dasi tersebut, sedangkan interpretasi karyawan kedua fokus pada keserasian dasi tersebut dengan pakaian yang digunakan manajer. Dari contoh ini, terdapat perbedaan interpretasi walaupun kedua subjek melihat satu jenis objek yang sama. Mengapa hal ini dapat terjadi? Hal ini terjadi dikarenakan kedua karyawan tersebut mengalami proses pembelajaran, penerimaan akuisisi, serta pengolahan informasi yang berbeda. Proses pembelajaran seseorang yang berbeda menyebabkan perilaku orang menjadi beragam. Hal ini berkaitan dengan proses pembelajaran organisasi dimana terjadi kerjasama dan berbagai pembelajaran secara bersama-sama. Findlay et al. (2000) menyatakan jembatan penghubung dari individu ke kolektif yang biasanya dilakukan dalam pembelajaran organisasi meliputi berbagai pengetahuan, nilai, atau asumsi.terjadi proses penyebaran dan penciptaan pengetahuan dari satu pihak ke pihak lain dalam organisasi. Proses pembelajaran organisasi memiliki beberapa komponen yaitu meliputi mentransfer, membagikan, dan menciptakan pengetahuan. Pada tahap organisasi, berbagai pengetahuan merupakan bagian yang sangat penting. Berdasarkan pendapat Fiol dan Lyles dalam Jashapara (2003) memandang pembelajaran organisasi sebagai perbedaan antara: a. Pengembangan kognitif (Cognitive development) Pengembangan kognitif dipandang sebagai perubahan organisasional yang mempengaruhi interpretasi peristiwa dan pengembangan berbagai pengertian diantara anggota organisasi (Daft et al., 1988). b. Pengembangan keperilakuan (Behavioural development) Pengembangan keperilakuan dipandang sebagai respon atau tindakan baru berdasarkan interpretasi yang ada. Argyris dan Schein (1978) menunjuk pembelajaran perilaku sebagai single-loop learning. Hal ini memerlukan deteksi dan koreksi kesalahan yang mengarah pada modifikasi peraturan dalam sekumpulan variabel perintah yang ditetapkan. Tingkat kognitif yang lebih tinggi disebut double-loop learning, terjadi ketika asumsi-asumsi dan prinsip-prinsip yang merupakan variabel perintah diuji dan dipertanyakan. Hayes dan Allinson (1998) menyatakan dengan lebih ringkas doing things better untuk singleloop learning dan doing things differently or doing different things untuk double-loop learning. Pennings et al. (1994) menyatakan bahwa pembelajaran dapat diperoleh secara sementara dan kumulatif pengalaman organisasi atau proses melakukan sesuatu.

9 Pembelajaran harus memberikan manfaat positif bagi semua pihak yang terlibat dalam kegiatan dan tujuan organisasi. Penerapan pembelajaran organisasional harus memperhatikan struktur organisasi yang lebih mensyaratkan fleksibilitas dan kerjasama kelompok. Gambaran lingkup kegiatan manajemen pengetahuan bagi pembelajaran organisasi secara ringkas dapat dijelaskan dalam kegiatan berikut ini : a. Membangun ruang penyimpanan pengetahuan (knowledge repository), b. Menyempurnakan akses ke pengetahuan, c. Memperbaiki lingkungan pengetahuan, dan d. Mengelola pengetahuan sebagai kekayaan organisasi (aset). Pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan explicit yang terdapat dalam bentuk dokumen, baik yang berasal dari dalam dan dari luar organisasi. Salah satu kegiatan penting dalam upaya upaya ini adalah penyaringan, sintesa, dan pengenaan konteks terhadap berbagai informasi dan data, sebelum menyalurkannya ke pihak pihak yang memerlukan pengetahuan tertentu untuk kegiatan yang tertentu. Dan selalu ada seseorang yang bertanggungjawab secara keseluruhan dan ada petugas khusus yang mengelola pengetahuan. Selain itu, untuk mengisi pangkalan data pengetahuan, tidak semua kegiatan mengandalkan petugas khusus, melainkan mendorong pemakai untuk mengisi sendiri. Sebelum mengisinya, para pemakai didorong untuk melakukan diskusi dengan sesamanya di ruang diskusi elektronik. Dalam upaya mendorong pertukaran dan pemakaian bersama pengetahuan, kegiatan-kegiatan ini secara khusus memperhatikan lingkungan kerja yang kondusif. PENDEKATAN PENGEMBANGAN MANAJEMEN PENGETAHUAN Manajemen pengetahuan bukan perkara yang sederhana, karena luas dan kompleksnya bidang manajemen pengetahuan ini para ahli mencoba membangun model untuk manajemen pengetahuan. Manajemen Pengetahuan dilaksanakan dalam sistem pengelolaan pengetahuan, atau Knowledge Management System (KMS). Sebagian besar organisasi yang menerapkan KMS, menggunakan pendekatan tiga-cabang untuk mengelola pengetahuannya, yaitu Manusia (People), Proses (Process), dan Teknologi (Technology). Penekanan terhadap tiap-tiap elemen bisa berbeda di setiap bagian organisasi. Model lain adalah yang dikemukakan oleh ahli lain yang membagi model manajemen pengetahuan menjadi dua dimensi, sebagai berikut:

10 Dimensi pertama (bawah) terdiri dari aktifitas-aktifitas yang sangat penting bagi proses penciptaan pengetahuan dan inovasi seperti : knowledge exchange, knowledge capture, knowledge reuse, dan knowledge internalization. Secara keseluruhan, proses ini menciptakan sebuah organisasi pembelajaran (learning organization) yaitu sebuah organisasi yang memiliki keahlian dalam penciptaan, perolehan, dan penyebaran pengetahuan serta mengadaptasikan aktifitasnya untuk merefleksikan pemahaman dan inovasi baru yang didapat. Sedangkan dimensi kedua (atas) terdiri dari elemen yang memungkinkan atau mempengaruhi aktifitas penciptaan pengetahuan, yaitu: Strategy penyelarasan strategi organisasi dengan strategi KMS. Measurement pengukuran yang diambil untuk menentukan apakah terjadi perbaikan KM atau ada manfaat yang telah diambil. Policy aturan tertulis atau petunjuk-petunjuk yang telah dibuat oleh organisasi. Content bagian dari knowledge-base organisasi yang ditangkap secara elektronik. Process proses-proses yang digunakan oleh knowledge worker organsisasi dalam rangka mencapai misi dan tujuan organisasi. Technology teknologi informasi yang memfasilitasi proses identifikasi, penciptaan, dan difusi pengetahuan diantara elemen-elemen organisasi di seluruh bagian organisasi. Peran penting teknologi dalam KMS adalah memperluas jangkauan dan meningkatkan kecepatan transfer pengetahuan. Peran ini sangat tergantung pada dua aspek yang paling banyak mendukung, yaitu penyimpanan dan komunikasi. Culture lingkungan dan konteks yang di dalamnya proses-proses KM harus terjadi (sering disebut dengan istilah nilai, norma, dan praktek). Banyak usaha-usaha yang telah dilakukan untuk mendefinisikan proses-proses Knowledge Management. Nonaka dan Takeuchi (1995) menggambarkan 4 proses konversi pengetahuan: sosialisasi, eksternalisasi, kombinasi dan internalisasi. Masing-masing proses melibatkan perubahan satu bentuk pengetahuan (tacit atau explicit) ke bentuk pengetahuan lain (tacit atau explicit). Model ini memfokuskan pada persoalan penting pada bagaimana pengetahuan dapat diciptakan melalui pembagian keorganisasian dan menjadi berguna untuk

11 mengidentifikasi dan menilai aktifitas-aktifitas penting tertentu dalam manajemen pengetahuan. Model lain, yang dikemukakan oleh Oluic-Vukovic (2001) menguraikan 5 langkah dalam rantai pemrosesan pengetahuan: pengumpulan, penyusunan, penyaringan, penyampaian dan penyebaran. Model ini melingkupi lebih lengkap lagi cakupan aktifitas yang dilibatkan dalam aliran pengetahuan organisasi. Hampir menyerupai proses siklus hidup informasi yang menyarankan sekali lagi aspek yang saling berhubungan dari Information Management dan Knowledge Management. Penemuan (discovery) melibatkan penempatan pengetahuan internal ke dalam organisasi. Proses ini membicarakan ungkapan yang sering dikutip, seandainya kita mengetahui apa yang kita tahu ( if only we knew what we know ). Organisasi besar yang tersebar secara geografis, non hirarki sadar bahwa proses pengumpulan pengetahuan (gathering) ini berguna terutama ketika satu bagian dari organisasi tidak mengetahui pengetahuan yang terdapat dalam bagian lainnya. Sedangkan perolehan atau penambahan (acquisition) berkaitan dengan membawa pengetahuan ke sebuah organisasi dari sumber eksternal. Penciptaan (creation) pengetahuan baru dapat dikerjakan dalam berbagai cara. Pertama, pengetahuan internal dapat digabungkan dengan pengetahuan internal lainnya untuk menciptakan pengetahuan yang baru. Dan yang kedua, informasi dapat dianalisis untuk menciptakan pengetahuan yang baru. Cara-cara tersebut adalah menambah nilai terhadap informasi sehingga dapat menghasilkan tindakan. Satu contoh dari proses penciptaan pengetahuan ini adalah competitive intelligence (kecerdasan yang kompetitif). Teknologi menjadi berguna pada tahap ini karena teknologi dapat memudahkan penciptaan pengetahuan baru melalui sintesis / perpaduan data dan informasi yang didapat dari sumber yang bermacam-macam (Oulic-Vukovic, 2001). Setelah pengetahuan telah dikumpulkan, lalu harus disimpan (stored) dan dibagikan (shared). Berbagi (sharing) pengetahuan melibatkan pemindahan pengetahuan dari satu (atau lebih) orang ke seseorang (atau lebih) lain. Berbagi pengetahuan sering kali menjadi perhatian utama dalam manajemen pengetahuan dan jarang dibicarakan dalam literatur. Tidak hanya sebagian besar organisasi mengabaikan pemikiran bahwa semua pengetahuan harus didokumentasikan, melainkan mereka juga harus siap untuk mengimplementasikan metodemetode yang berbeda untuk membagikan jenis-jenis pengetahuan yang berbeda (Snowden, 1998). Hal tersebut adalah perdebatan bahwa fokus dari Knowledge Management tidak hanya pada pendistribusian (distribution) tidak juga pada penyebaran (dissemination) pengetahuan,

12 tetapi pada pembagiannya (share). Meskipun pengetahuan dapat di peroleh pada tahapan individu, agar dapat berguna harus dibagikan dalam suatu komunitas, yang seringkali digambarkan sebagai komunitas praktek. Contohnya, jika terdapat hanya satu orang yang mengetahui aturan dan prosedur organisasi, aturan dan prosedur seperti itu akan menjadi tidak berguna dan tak berarti. Disisi lain, aturan dan prosedur berasal dari komunitas dan ada dengan tepat untuk mengatur aktifitas kelompok. Berbagi pengetahuan (knowledge sharing) kemudian menjadi krusial ketika anggota baru datang dan yang lain keluar. Manajemen informasi tidak benar-benar memfokuskan pada pembagian informasi dan lebih diorientasikan kepada pengawasan, pemeliharaan, dan penyimpanan informasi. Seseorang juga dapat berpendapat bahwa kegunaan dan nilai dari informasi tidak bergantung sebanyak pada konsumsi dan pembagian kolektifnya: konsumsi dan penggunaan individunya dapat menjadi sangat efektif dari suatu sudut pandang organisasi. Sebenarnya, terlalu banyak pendistribusian informasi dapat mengarah pada kelebihan informasi yang dapat melumpuhkan tindakan. Berbagi pengetahuan dipahami, contohnya, oleh Bank Dunia sebagai kritikan untuk pembangunan ekonomi dan sebagai langkah penting berikutnya melampaui penyebaran informasi (MacMorrow, 2001). Pada akhirnya, siklus manajemen pengetahuan tidak lengkap juga tidak berhasil jika tidak ada usaha yang dibuat untuk memastikan penggunaan pengetahuan yang telah disimpan dan dibagikan. Di sisi lain, kesuksesan proyek Information Management dicapai ketika pemeliharaan dan pencarian informasi dijamin sementara kesuksesan program Knowledge Management pada akhirnya bergantung pada sharing (berbagi) pengetahuan (Martensson, 2000) Ada kendala-kendala yang dihadapi sebelum akhirnya dapat memanfaatkan dan menciptakan pengetahuan-pengetahuan baru, yaitu kendala dalam mengakses, mengorganisasikan, dan menangkap pengetahuan. Selain kendala dari dimensi proses tersebut, juga ada kendala dari dimensi budaya. Sebelum terciptanya suasana yang mendorong inovasi (innovate), diperlukan suasana yang mendorong dilakukannya berbagi (share) pengetahuan dan bekerja sama (collaborate). APLIKASI MANAJEMEN PENGETAHUAN DALAM ORGANISASI Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan mengenai konsep dan model Manajemen Pengetahuan, pada bagian ini akan diberikan langkah praktis untuk menerapkan manajemen pengetahuan dalam organisasi.

13 1. Identifikasi dan Analisa Tahapan awal dari kegiatan ini adalah kita perlu mengetahui dimana posisi organisasi atau organisasi saat ini dalam pengelolaan pengetahuan. Hal ini perlu dilakukan karena pengetahuan organisasi spesifik dan berbeda-beda untuk setiap organisasi. Pertama yang perlu dilakukan adalah identifikasi pengetahuan yang ada, baik tacit maupun eksplisit dimana pengetahuan tersebut tersimpan dan bagaimana peranan pengetahuan tersebut dalam kegiatan organisasi. Hasilnya adalah sebuah peta pengetahuan yang ada dalam organisasi. Selanjutnya melihat proses-proses, budaya dan kebiasaan yang terkait dengan pengelolaan pengetahuan dalam organisasi, misalnya training, pendidikan dan latihan, tanya jawab, budaya diskusi/debat, dsb. Kemudian melihat aktor pelaku atau bagian organisasi yang berkaitan dengan proses pengelolaan pengetahuan tersebut (bagian diklat, bagian IT, kelompok ahli, pustakawan dll). Perlu juga diketahui bagaimana karyawan dalam organisasi mendapatkan pengetahuan. Tahap selanjutnya adalah indentifikasi infrastruktur yang ada, kita perlu melihat infrastruktur apa yang telah ada, misalnya perpustakaan, intranet, media komunikasi internal, , forum diskusi, digital library dan lain-lain. Infrastruktur ini akan digunakan untuk membangun sistem Knowledge Management dalam organisasi. Dari informasi-informasi tersebut akan diperoleh gambaran mengenai proses pengelolaan pengetahuan yang ada saat ini, dan infrastruktur apa yang bisa digunakan untuk membangun manajemen pengetahuan. 2. Perancangan, Penerapan, Sosialisasi, dan Evaluasi Tahap berikut setelah dilakukan identifikasi dan analisa adalah perancangan manajemen pengetahuan dalam organisasi. Beberapa pedoman yang bisa digunakan adalah: Penerapan teknologi, pada tahap awal gunakan teknologi yang tepat dan sederhana dan yang telah ada. Kemudian dapat dikembangkan lebih lanjut. Pendekatan top-down, dengan kebijakan, anjuran dan bottom-up dengan menggerakan karyawan melalui perubahan budaya. Dorong terciptanya Community of Practice. Bangun fasilitas untuk berbagi pengetahuan (formal maupun informal) Sosialisasi infrastruktur untuk dapat dimanfaatkan oleh seluruh karyawan. Evaluasi keberhasilan penerapan, misalnya dengan pengukuran kinerja. 3. Tipe Kegiatan manajemen pengetahuan

14 Kegiatan manajemen pengetahuan dapat diklasifikasikan dalam beberapa tipe yaitu: a. Mengumpulkan dan menggunakan ulang pengetahuan terstruktur. Pengetahuan sering tersimpan dalam beberapa bagian dari output yang dihasilkan organisasi, seperti disain produk, proposal dan laporan kegiatan, prosedur-prosedur yang sudah dimplementasikan dan terdokumentasikan dan kode-kode software yang semuanya dapat dipergunakan ulang untuk mengurangi waktu dan sumber yang diperlukan untuk membuatnya kembali. b. Mengumpulkan dan berbagi pelajaran yang sudah dipelajari (lessons learned) dari praktek-praktek. Tipe kegiatan ini mengumpulkan pengetahuan yang berasal dari pengalaman, yang harus diinterpretasikan dan diadopsi oleh user dalam konteks yang baru. c. Mengidentifikasi sumber dan jaringan kepakaran. Kegiatan ini bermaksud untuk menjadikan kepakaran lebih mudah terlihat dan mudah diakses bagi setiap karyawan. Dalam hal ini adalah untuk membuat fasilitas koneksi antara orang yang mengetahui pengetahuan dan orang yang membutuhkan pengetahuan. d. Membuat struktur dan memetakan pengetahuan yang diperlukan untuk meningkatkan performansi. Kegiatan ini memberikan pengaruh seperti pada proses pengembangan produk baru atau disain ulang proses bisnis dengam menjadikan lebih eksplisit atau terbuka dari pengetahuan yang diperlukan pada tahap-tahap tertentu. e. Mengukur dan mengelola nilai ekonomis dari pengetahuan. Banyak organisasi mempunyai aset intelektual yang terstuktur, seperti hak paten, copyright, software licenses dan database pelanggan. Dengan mengetahui semua aset-aset ini memungkinkan organisasi untuk membuat revenue dan biaya untuk organisasi. f. Menyusun dan menyebarkan pengetahuan dari sumber-sumber eksternal. Perubahan lingkungan bisnis yang cepat dan tidak menentu telah meningkatkan kepentingan dan kesungguhan pada business intelligence system. Dalam kegiatan ini organisasi berusaha mengumpulkan semua laporan dari luar yang berhubungan dengan bisnis. Dalam kegiatan ini diperlukan editor dan analis untuk menyusun dan memberikan konteks terhadap informasi-informasi yang diperoleh tersebut. 4. Tujuan Penerapan Knowledge Management (KM) Penerapan KM akan memberikan pengaruh terhadap proses bisnis organisasi: a. Penghematan waktu dan biaya. Dengan adanya sumber pengetahuan yang terstruktur dengan baik, maka organisasi akan mudah untuk menggunakan pengetahuan tersebut

15 untuk konteks yang lainnya, sehingga organisasi akan dapat menghemat waktu dan biaya. b. Peningkatan aset pengetahuan. Sumber pengetahuan akan memberikan kemudahaan kepada setiap karyawan untuk memanfaatkannya, sehingga proses pemanfaatan pengetahuan di lingkungan organisasi akan meningkat, yang akhirnya proses kreatifitas dan inovasi akan terdorong lebih luas dan setiap karyawan dapat meningkatkan kompetensinya. c. Kemampuan beradaptasi. Organisasi akan dapat dengan mudah beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis yang terjadi. d. Peningkatan produktfitas. Pengetahuan yang sudah ada dapat digunakan ulang untuk proses atau produk yang akan dikembangkan, sehingga produktifitas dari organisasi akan meningkat 5. Strategi Untuk Mengelola Pengetahuan Dalam praktek KM di lapangan terdapat dua buah strategi KM yang sangat berbeda. Kedua strategi tersebut adalah : 1. Strategi Kodifikasi 2. Strategi Personalia Strategi Kodifikasi, pengetahuan dikodifikasi, didokumentasikan dengan baik, dan disimpan ke dalam database sehingga dapat diakses dan digunakan berulang-ulang oleh siapapun dalam organisasi tersebut. Komputer membantu komunikasi antara individu-kedokumen. Untuk itu diperlukan sebuah sistem yang mirip dengan perpustakaan tradisional, yang menyimpan dokumen elektronik dengan fasilitas search engine yang bagus. Strategi ini biasanya dipakai oleh organisasi yang menjual produk yang standard dan umum. Strategi Personalia, pengetahuan disebarkan melalui kontak individu-ke-individu. Fungsi utama komputer hanyalah untuk membantu mereka berkomunikasi seperti melalui , chatting, video conferensi, lalu meeting. Untuk itu diperlukan sebuah sistem pencarian data keahlian (expertise directory) sehingga setiap individu bisa menghubungi individu lainnya dengan informasi kontak yang disediakan. Strategi ini biasanya dipakai oleh organisasi yang memberikan solusi sangat costumized kepada setiap permasalahan yang unik. Sebuah organisasi tidak bisa menggunakan kedua strategi sekaligus dengan proporsi yang sama juga tidak bisa hanya menggunakan salah satu strategi saja. Strategi yang tidak sesuai dengan budaya dan kehidupan bisnis organisasi juga akan menghasilkan kegagalan bisnis

16 organisasi juga akan menghasilkan kegagalan besar dalam menerapkan manajemen pengetahuan. PENUTUP Dewasa ini para praktisi dan ahli manajemen telah melihat peran yang sangat besar dari modal yang bersifat maya (virtual) dalam menciptakan nilai. Modal maya ini mencakup modal intelektual, modal sosial, kredibilitas, pengaruh, semangat atau motivasi dan modal modal lainnya yang tidak kasat mata. Dalam lingkungan yang sangat cepat berubah, modal maya inipun mengalami keusangan, sebab itu perlu terus menerus diperbaharui. Proses pembaruan ini dapat dilakukan melalui proses belajar. Anggota anggota atau warga sebuah organisasi dituntut untuk bisa belajar bersama dengan cepat, mudah dan gembira, kapan dan dimana saja. Pengetahuan yang melekat pada anggota suatu organisasi juga perlu diperbarui, diuji, dimutakhirkan, dialihkan, diakumulasikan, agar tetap memiliki nilai. Hal ini menyebabkan para praktisi dan pakar manajemen mencari pendekatan untuk mengelola pengetahuan yang sekarang dikenal dengan manajemen pengetahuan. Mengelola pengetahuan bukanlah hal yang mudah, pengelolaan pengetahuan merupakan aktifitas yang kompleks, dan membutuhkan perencanaan yang sempurna. Pendekatan yang dikembangkan tidak akan lepas dari penerapan Teknologi Informasi. Berkembangnya kemajuan di bidang TI dapat memacu efisiensi dan efektivitas organisasi, sehingga usaha-usaha untuk memaksimalkan TI terus berkembang. Sehingga ada tanggapan bahwa, manajemen pengetahuan merupakan suatu upaya menempatkan kembali TI sebgai usaha peningkatan pengelolaan informasi dan pengetahuan organisasi secara siatematis. Sekaligus menempatkan kembali orang-orang yang telah terlatih dan memiliki kecakapan sesuai lini pendidikan dan organisasional. Pengaruh baik dari penerapan manajemen pengetahuan tersebut, telah banyak menarik perhatian beberapa organisasi-organisasi di dunia, bahkan di Indonesia.

17 !"!#$%$& $'&()#*+,,-./ 0$1..23!45!"!67&!7!5)(-18(%+9-9* 1!#:!1;1$#!!:!#)%<!&$& 1#3&:)..:!=!#(:' '&7)#>!%/- 1!#! &?# 2=&&! 5#& &!!%&!!#!76!A#.4 &(! + B '&7&! #(!"! &:!'#!!)#'! <'!#%*/-*9 ()(@///?5#&:!%:! <$)%$'#C&!?!& &!4!!!0#!! :8!B8#)#B!&!!&!:8%,,-/ )'@//*3!!#&!!%!!# #!!"!D!!"!/*-9/ ) (4..!#(&45 '!5-!#3(=??5B.0!!!0#B#8# &% <&( D&0 :!:#!?5#&! 7! (3 >#'!!!"!##!% #D!!"! *.-++ B7!#(:?0: 8?@///'7!&!3 :8!!?5#&:!'&(

18 1#1>//E%!0&!F#( : D&(&)9!:($!-# $&!$DC@//?5#&%45>#&!$!#!) $!) 0:+!"!#D! &0!7!!!'&()#*,*/.- +/ )1.. D! D&! :! >!& :!(:#7!5:#9,-+!0?&0G1'.!"!#'&!#( 7!:''&7&)#'%@-*9 :#"@//=!#745%!"!# D!&?5#&1#5'&()# :!!D,3#8!7?5-5%' B!!#D!!"!'&( )#+/99/-,+ :&!'!*#!!$8#!& $<'!<)#'!& < 8%*,-+ :'"@//@:!!<&%D! )( :&!8($#!&!@!#!!$&?!#) '!)#'!&< 8%-@ :(1"#!0#!#!!!:!&?#!!)''A#*)!,,-. :@//@&!7!&#3!7!(&'8!#!(=!#!" &!7!&#3!7%'#!#7#&#'&( )#+9@*9-**/

APLIKASI MANAJEMEN PADA SUATU ORGANISASI BAB I PENDAHULUAN.

APLIKASI MANAJEMEN PADA SUATU ORGANISASI BAB I PENDAHULUAN. APLIKASI MANAJEMEN PADA SUATU ORGANISASI BAB I PENDAHULUAN. Pada era informasi memunculkan karakteristik masyarakat informasi dimana keberadaan informasi menjadi sangat penting dan menjadi salah satu kebutuhan

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh :

KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh : KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI Disusun sebagai tugas paper MK. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan (TOMP) pada Kelas E35-Bogor. 22-Januari 2011 Oleh : Hary Purnama

Lebih terperinci

PEMANFAATAN INTANGIBLE ASSET SEBAGAI IMPLEMENTASI MANAJEMEN PENGETAHUAN. R.Funny Mustikasari Elita

PEMANFAATAN INTANGIBLE ASSET SEBAGAI IMPLEMENTASI MANAJEMEN PENGETAHUAN. R.Funny Mustikasari Elita PEMANFAATAN INTANGIBLE ASSET SEBAGAI IMPLEMENTASI MANAJEMEN PENGETAHUAN R.Funny Mustikasari Elita I. PENGANTAR Pengetahuan manusia dimulai sejak manusia mengenal informasi, kemudian informasi yang didapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Data Menurut Parker (1993) data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data-item, kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Pengertian Knowledge Secara umum, terdapat dua jenis pengetahuan yaitu pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit. Pengetahuan tacit adalah pengetahuan

Lebih terperinci

Bab III Analisis Faktor Knowledge Management

Bab III Analisis Faktor Knowledge Management Bab III Analisis Faktor Knowledge Management Bab III menjelaskan tahapan analisis faktor-faktor berpengaruh pada KM, yang ditujukan untuk mengidentifikasi komponen pembangun KMS sebagai landasan berpikir

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Data, Informasi Dan Knowledge Management Organisasi harus memiliki sistem pengelolaan pengetahuan yang baik untuk menghasilkan knowledge yang berkualitas dan berguna

Lebih terperinci

01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology

01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) People Process Technology 1

Lebih terperinci

21/09/2011. Pertemuan 1

21/09/2011. Pertemuan 1 Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi j p g g (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) 1 People Process Technology

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENGETAHUAN Oleh: Widi Aribowo

MANAJEMEN PENGETAHUAN Oleh: Widi Aribowo MANAJEMEN PENGETAHUAN Oleh: Widi Aribowo 1. PENDAHULUAN Era global sedang bergulir kencang. Tantangan berupa turbulensi semakin gencar. Berbagai jenis informasi semakin saling berseliweran saja. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Knowledge Knowledge bukan hanya pengetahuan, menurut Thomas Davenport dan Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut : "Knowledge merupakan campuran dari

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS. Tugas Mata Kuliah. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh:

KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS. Tugas Mata Kuliah. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh: KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS Tugas Mata Kuliah Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh: Armiastho Adi Saputro P056100132.35E MAGISTER MANAJEMEN

Lebih terperinci

Taryana Suryana. M.Kom

Taryana Suryana. M.Kom Knowledge Management Taryana Suryana. M.Kom taryanarx@yahoo.com http://kuliahonline.unikom.ac.id 1 Pendahuluan Knowledege dapat didefinisikan sebagai pemahaman terhadap sesuatu melalui proses atau pengalaman

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Siklus Knowledge Management. Pertemuan 2

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Siklus Knowledge Management. Pertemuan 2 KNOWLEDGE MANAGEMENT Pertemuan 2 : Siklus Knowledge Management Pertemuan 2 Rani Puspita D, M.Kom KM yang efektif mensyaratkan organisasi untuk mengidentifikasi, menghasilkan, memperoleh, menyebar dan menangkap

Lebih terperinci

MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG)

MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG) MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG) Andreas Eko Wijaya Program Studi Teknik Informatika, STMIK

Lebih terperinci

MANAGING KNOWLEDGE A. Pengertian Manajemen Pengetahuan

MANAGING KNOWLEDGE A. Pengertian Manajemen Pengetahuan MANAGING KNOWLEDGE Alvin Toffler membagi sejarah peradaban manusia dalam tiga gelombang yaitu era pertanian, era industri dan era informasi. Dalam era pertanian faktor yang menonjol adalah Muscle (otot)

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Model Knowledge Management. Pertemuan 3

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Model Knowledge Management. Pertemuan 3 KNOWLEDGE MANAGEMENT Pertemuan 3 : Model Knowledge Management Pertemuan 3 Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Model KM Memahami kunci utama model teoritis knowledge management yang digunakan saat

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS III.1 Interaksi Sosial sebagai Dasar Knowledge Management

BAB III ANALISIS III.1 Interaksi Sosial sebagai Dasar Knowledge Management BAB III ANALISIS Pada bab ini dipaparkan analisis yang dilakukan terhadap pengetahuan dan pemahaman dasar mengenai proses KM. Analisis yang dilakukan adalah terkait dengan pemahaman bahwa KM didasari oleh

Lebih terperinci

TEORI ORGAISASI DAN MANAJEMEN PENGETAHUAN KNOWLADGE MANAJEMEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR OTOMOTIF. Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc

TEORI ORGAISASI DAN MANAJEMEN PENGETAHUAN KNOWLADGE MANAJEMEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR OTOMOTIF. Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc Tugas : Individu Tgl Penyerahan: 21 Maret 2011 TEORI ORGAISASI DAN MANAJEMEN PENGETAHUAN KNOWLADGE MANAJEMEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR OTOMOTIF Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc Oleh : Cepryana Sathalica

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS PROSES BELAJAR DAN KONSEP KNOWLEDGE LIBRARY

BAB III ANALISIS PROSES BELAJAR DAN KONSEP KNOWLEDGE LIBRARY BAB III ANALISIS PROSES BELAJAR DAN KONSEP KNOWLEDGE LIBRARY Pada bagian ini akan dibahas hasil analisis dari konsep belajar sebagai proses knowledge management. Selain itu, akan dijabarkan pula konsep

Lebih terperinci

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN PENDAHULUAN Strategi KM dan kerangka kerja pengukuran sebagai tambahan siklus KM Terintegrasi Strategi KM terkait dengan business objective organisasi keseluruhan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengetahuan disimpan di dalam otak individu atau di-encode (diubah dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Pengetahuan disimpan di dalam otak individu atau di-encode (diubah dalam 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Knowledge Pengetahuan dalam Kusumadmo (2013), adalah penggunaan informasi dan data secara penuh yang dilengkapi dengan potensi ketrampilan, kompetensi, ide, intuisi, komitmen,

Lebih terperinci

01/10/2010. Pertemuan 4

01/10/2010. Pertemuan 4 Pertemuan 4 Tahap pertama dalam siklus KM Terintegrasi Menangkap atau mengekstrak pengetahuan tacit Mengorganisasi atau mengkodekan pengetahuan explicit Perlu dibedakan antara menangkap/identifikasi pengetahuan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM OPTIMALISASI PENGELOLAAN ARSIP PERGURUAN TINGGI. Agus Santoso. Abstract

IMPLEMENTASI KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM OPTIMALISASI PENGELOLAAN ARSIP PERGURUAN TINGGI. Agus Santoso. Abstract IMPLEMENTASI KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM OPTIMALISASI PENGELOLAAN ARSIP PERGURUAN TINGGI Agus Santoso Abstract The existence of the college as a center of the creation for various sciences are a particular

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Penangkapan dan Kodifikasi Pengetahuan. Rani Puspita D, M.Kom

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Penangkapan dan Kodifikasi Pengetahuan. Rani Puspita D, M.Kom KNOWLEDGE MANAGEMENT Penangkapan dan Kodifikasi Pengetahuan Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Memahami konsep dasar mengenai penangkapan dan kodifikasi pengetahuan. Mengetahui teknik-teknik untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam suatu penelitian yang bersifat ilmiah, pengertian dan penalaran konsep diperlukan untuk menghindari kesalahan pemahaman dalam menafsirkan makna konsep yang dipakai sehubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perubahan yang begitu cepat dan persaingan yang semakin ketat menuntut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perubahan yang begitu cepat dan persaingan yang semakin ketat menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan yang begitu cepat dan persaingan yang semakin ketat menuntut perusahaan-perusahaan di dunia untuk selalu berkembang dan melahirkan inovasiinovasi baru demi

Lebih terperinci

Sharing vision mempunyai penekanan membangun dan mengasah kemampuan. analisis setiap individu. Oleh karena itu, data dan informasi kondisi perusahaan

Sharing vision mempunyai penekanan membangun dan mengasah kemampuan. analisis setiap individu. Oleh karena itu, data dan informasi kondisi perusahaan 18 2. Mengadakan sharing vision secara periodik Sharing vision mempunyai penekanan membangun dan mengasah kemampuan analisis setiap individu. Oleh karena itu, data dan informasi kondisi perusahaan yang

Lebih terperinci

I. Pendahuluan. Kebutuhan untuk membangun dukungan manajemen pengetahuan (Knowledge

I. Pendahuluan. Kebutuhan untuk membangun dukungan manajemen pengetahuan (Knowledge I. Pendahuluan A. Latar Belakang Kebutuhan untuk membangun dukungan manajemen pengetahuan (Knowledge management) semakin tinggi. Pengetahuan merupakan bagian penting yang menentukan kekuatan bertahan hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan informasi menjadi sangat penting dan. kebutuhan pokok bagi setiap orang. Bagi masyarakat, banyak aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan informasi menjadi sangat penting dan. kebutuhan pokok bagi setiap orang. Bagi masyarakat, banyak aspek kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan informasi menjadi sangat penting dan menjadi salah satu kebutuhan pokok bagi setiap orang. Bagi masyarakat, banyak aspek kehidupan yang sangat bergantung

Lebih terperinci

Knowledge Management Tools

Knowledge Management Tools Knowledge Management Tools Ada beberapa faktor yang dapat memotivasi sebuah organisasi untuk membentuk manajemen formal dan pengetahuan sistematis, termasuk keinginan atau kebutuhan untuk : i. mendapatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat serta ditunjang inovasi di berbagai bidang kehidupan. Setelah era efisiensi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Pengetahuan Manajemen pengetahuan sebenarnya sudah diterapkan sejak ratusan tahun lampau (Hansen, 1999). Dahulu orang-orang yang memiliki keahlian dalam suatu bidang

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Penyebaran Pengetahuan dan Communities of Practice. Rani Puspita D, M.Kom

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Penyebaran Pengetahuan dan Communities of Practice. Rani Puspita D, M.Kom KNOWLEDGE MANAGEMENT Penyebaran Pengetahuan dan Communities of Practice Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Mengetahui komponen kunci komunitas praktik Menyebutkan fase utama dalam siklus hidup komunitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kompetitif dewasa ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kompetitif dewasa ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kompetitif dewasa ini memaksa perusahaan untuk terus berinovasi dan memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pelanggan

Lebih terperinci

EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM

EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM Hal IIB - 355 EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM Amelia Kurniawati 1, Luciana Andrawina 2, Firmansyah Wahyudiarto 3, Andy Surya Setiawan 4 Fakultas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pengetahuan Manajemen pengetahuan berfungsi mewujudkan bagaimana suatu organisasi dapat meningkatkan sumber daya informasi serta pengetahuannya dengan mencari, mengingat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengetahuan (Knowledge) Dalam konteks teknologi informasi, pengetahuan dibedakan dengan data dan informasi. Data adalah sekumpulan fakta, pengukuran-pengukuran yang kemudian akan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan penelitian ini, dapat diambil beberapa simpulan sesuai dengan permasalahan yang diteliti, sebagai berikut: Dukungan kebijakan

Lebih terperinci

17/12/2011. Manajemen Pengetahuan. tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur

17/12/2011. Manajemen Pengetahuan. tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur Strategi t & Pengukuran Manajemen Pengetahuan Apa yang bisa diukur Apa yang bisa diukur tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur 1 Strategi KM dan kerangka kerja pengukuran sebagai

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. Latar Belakang. Kondisi Operasi Pabrik PT Pupuk Kaltim

BAB I Pendahuluan. Latar Belakang. Kondisi Operasi Pabrik PT Pupuk Kaltim BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Era globalisasi ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat tersebut maka setiap perusahaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Data, Informasi, dan Pengetahuan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Data, Informasi, dan Pengetahuan 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Data, Informasi, dan Pengetahuan Menurut Bergeron dalam Sangkala (2007) data adalah bilangan, terkait dengan angka-angka atau atribut-atribut yang bersifat

Lebih terperinci

TINJAUAN JURNAL HUBUNGAN KNOWLEDGE SHARING BEHAVIOR DAN INDIVIDUAL INNOVATION CAPABILITY

TINJAUAN JURNAL HUBUNGAN KNOWLEDGE SHARING BEHAVIOR DAN INDIVIDUAL INNOVATION CAPABILITY TINJAUAN JURNAL HUBUNGAN KNOWLEDGE SHARING BEHAVIOR DAN INDIVIDUAL INNOVATION CAPABILITY (Sumber : Hilmi Aulawi, Rajesri Govindaraju, Kadarsah Suryadi, Iman Sudirman) Fakultas Teknologi Industri, Program

Lebih terperinci

Knowledge Management & TI. Muhammad Firdaus

Knowledge Management & TI. Muhammad Firdaus Knowledge Management & TI Muhammad Firdaus Rationale Knowledge is key management challenge in 21 st century Unprecendented rate of information creation and sharing Knowledge is the key value added to goods

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di dalam hampir semua aspek. Kelangsungan hidup organisasi sangat tergantung kepada kemampuan

Lebih terperinci

Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution

Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution Oleh : Shelly Atriani Iskandar P056121981.50 KELAS R50 PROGRAM PASCA SARJANA

Lebih terperinci

Pertemuan 6. Tujuan Pembelajaran

Pertemuan 6. Tujuan Pembelajaran Penangkapan dan Kodifikasi Pengetahuan Pertemuan 6 Tujuan Pembelajaran 1. Mengenali konsep dan terminologi dasar yang berkaitan dengan penangkapan dan kodifikasi pengetahuan 2. Mengetahui teknik teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang ABSTRAK Arsitektur enterprise merupakan suatu upaya memandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada abad informasi sekarang ini, modal intelektual dan modal sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pada abad informasi sekarang ini, modal intelektual dan modal sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada abad informasi sekarang ini, modal intelektual dan modal sumber daya manusia menjadi aset yang paling kritis di banyak perusahaan. Informasi dan pengetahuan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama (Jones, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. terkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama (Jones, 2013). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi merupakan wadah bagi sekelompok orang yang bekerja secara terkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama (Jones, 2013). Dalam suatu organisasi terdapat tugas-tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi organisasi dalam pembentukan keunggulan kompetitifnya (Lam, 2000; Ramirez

BAB I PENDAHULUAN. bagi organisasi dalam pembentukan keunggulan kompetitifnya (Lam, 2000; Ramirez BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan saat ini telah diakui sebagai salah satu sumberdaya yang penting bagi organisasi dalam pembentukan keunggulan kompetitifnya (Lam, 2000; Ramirez et al.,

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Penerapan Pengetahuan (Application of Knowledge) Rani Puspita D, M.Kom

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Penerapan Pengetahuan (Application of Knowledge) Rani Puspita D, M.Kom KNOWLEDGE MANAGEMENT Penerapan Pengetahuan (Application of Knowledge) Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Penggunaan kembali (reuse) pengetahuan untuk efisiensi perusahaan. Membuat suatu inovasi

Lebih terperinci

1. Mengetahui komponen kunci komunitas praktik. 2. Menyebutkan fase utama dalam siklus hidup komunitas

1. Mengetahui komponen kunci komunitas praktik. 2. Menyebutkan fase utama dalam siklus hidup komunitas 1. Mengetahui komponen kunci komunitas praktik 2. Menyebutkan fase utama dalam siklus hidup komunitas 3. Menjelaskan peran dan tanggung jawab di dalam komunitas praktik 4. Menganalisa alur pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini akan menjelaskan tentang landasan teori yang menjadi dasar dalam pelaksanaan kegiatan tugas akhir.

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini akan menjelaskan tentang landasan teori yang menjadi dasar dalam pelaksanaan kegiatan tugas akhir. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini akan menjelaskan tentang landasan teori yang menjadi dasar dalam pelaksanaan kegiatan tugas akhir. 2.1 Knowledge Knowledge adalah informasi yang mengubah sesuatu atau seseorang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Knowledge Management 1

BAB I PENDAHULUAN. Knowledge Management 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi yang ditunjang oleh inovasi juga ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Menyadari akan persaingan yang semakin

Lebih terperinci

Teknik Informatika S1

Teknik Informatika S1 Teknik Informatika S1 Sistem Informasi Disusun Oleh: Egia Rosi Subhiyakto, M.Kom, M.CS Teknik Informatika UDINUS egia@dsn.dinus.ac.id +6285740278021 SILABUS MATA KULIAH 1. Pendahuluan 2. Data dan Informasi

Lebih terperinci

TUGAS. Oleh : MEI ZAQI HILDAYANA

TUGAS. Oleh : MEI ZAQI HILDAYANA TUGAS MANAJEMEN PEMASARAN JASA PERPUSTAKAAN PERAN PUSTAKAWAN DALAM PEMBENTUKAN CITRA PERPUSTAKAAN Oleh : MEI ZAQI HILDAYANA 07540021 PRODI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PENCIPTAAN PENGETAHUAN MELALUI APLIKASI MODEL SECI

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PENCIPTAAN PENGETAHUAN MELALUI APLIKASI MODEL SECI BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PENCIPTAAN PENGETAHUAN MELALUI APLIKASI MODEL SECI A. Deskripsi Hasil Penelitian Hasil pengolahan data berdasarkan jawaban kuesioner dari 103 responden, diharapkan dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Beragamnya bidang bisnis tentunya memerlukan aplikasi sistem. informasi yang sesuai dengan kebutuhan bisnis tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Beragamnya bidang bisnis tentunya memerlukan aplikasi sistem. informasi yang sesuai dengan kebutuhan bisnis tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penerapan sistem informasi dalam dunia bisnis banyak dimanfaatkan untuk mendukung kecepatan dan ketepatan proses bisnis tersebut. Beragamnya bidang bisnis tentunya

Lebih terperinci

Pengantar Sistem Informasi & e-bisnis. Defri Kurniawan

Pengantar Sistem Informasi & e-bisnis. Defri Kurniawan Pengantar Sistem Informasi & e-bisnis Defri Kurniawan Content: Konsep Dasar Sistem dan Informasi Pengertian Sistem Informasi Sistem Informasi Bisnis (-e-bisnis) Jenis Sistem Informasi Bisnis Konsep Dasar

Lebih terperinci

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Sistem Informasi Bisnis

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Sistem Informasi Bisnis Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I Sistem Informasi Bisnis 1 Outline Materi Konsep Dasar Sistem dan Informasi Pengertian Sistem Informasi Proses Bisnis Sistem Informasi Bisnis (e-bisnis) Jenis Sistem Informasi

Lebih terperinci

05/10/2010. Pertemuan 5

05/10/2010. Pertemuan 5 Pertemuan 5 Setelah pengetahuan ditangkap dan dikodifikasi, selanjutnya dibagi dan disebarluaskan ke seluruh organisasi Knowledge worker menghabiskan 15%-35% waktu kerja untuk mencari informasi Tidak hanya

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Alvin Toffler (1990) membagi sejarah peradaban manusia dalam tiga gelombang

Bab I PENDAHULUAN. Alvin Toffler (1990) membagi sejarah peradaban manusia dalam tiga gelombang Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alvin Toffler (1990) membagi sejarah peradaban manusia dalam tiga gelombang yaitu era pertanian, era industri dan era informasi. Dalam era pertanian, faktor yang menonjol

Lebih terperinci

MENGELOLA PERUBAHAN DENGAN MODEL A.I.D.K.A.A.R.

MENGELOLA PERUBAHAN DENGAN MODEL A.I.D.K.A.A.R. MENGELOLA PERUBAHAN DENGAN MODEL A.I.D.K.A.A.R. Ada dua aspek utama dalam Mengelola Perubahan yaitu aspek teknis dan aspek manusianya. Setiap perubahan pada sistem dan proses dalam organisasi memiliki

Lebih terperinci

DUKUNGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENATAAN SIMPUS

DUKUNGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENATAAN SIMPUS DEPARTEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DUKUNGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENATAAN SIMPUS Rapat Koordinasi Penyiapan Teknis SIMPUS Departemen Kesehatan Surabaya 29 Mei 2007 Hadwi Soendjojo - Kepala Pusat

Lebih terperinci

Bab 10 Manajemen Komunikasi Proyek

Bab 10 Manajemen Komunikasi Proyek Bab 10 Manajemen Komunikasi Proyek (Sumber : Buku PMBOK, 2000) Manajemen Komunikasi Proyek termasuk proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa informasi dalam proyek dibuat dengan tepat dan cepat, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu memenuhi kebutuhan informasi seluruh karyawan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. membantu memenuhi kebutuhan informasi seluruh karyawan perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini perkembangan teknologi informasi (IT) telah berkembang dengan pesat, dengan banyak membawa perubahan-perubahan besar yang berpengaruh pada dunia bisnis.

Lebih terperinci

Dunamis Program Overview The Importance of Knowledge Transfer

Dunamis Program Overview The Importance of Knowledge Transfer Dunamis Program Overview The Importance of Knowledge Transfer Dunamis Organization Services Berdiri sejak tahun 1991, Dunamis merupakan mitra berlisensi dari FranklinCovey - sebuah organisasi global yang

Lebih terperinci

Makhluk Apakah itu? Aini&Saleh. Open Resource? Apa itu? Maksudnya apa sih? Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi

Makhluk Apakah itu? Aini&Saleh. Open Resource? Apa itu? Maksudnya apa sih? Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi OPEN RESOURCE Makhluk Apakah itu? Aini&Saleh LISENSI DOKUMEN Copyleft: Digital Journal Al-Manar. Lisensi Publik. Diperkenankan untuk melakukan modifikasi, penggandaan maupun penyebarluasan artikel ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Akuntansi merupakan proses megidentifikasi data keuangan, melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Akuntansi merupakan proses megidentifikasi data keuangan, melakukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi merupakan proses megidentifikasi data keuangan, melakukan pencatatan, dan sebagai hasil akhirnya menghasilkan laporan keuangan. Akuntansi sangat erat kaitannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap organisasi dunia saat ini dihadapkan dengan adanya suatu dinamika

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap organisasi dunia saat ini dihadapkan dengan adanya suatu dinamika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi dunia saat ini dihadapkan dengan adanya suatu dinamika perubahan dan ketidakpastian. Untuk dapat bertahan hidup, bersaing, dan berhasil suatu organisasi

Lebih terperinci

Pendahuluan. 1. Definisi Pengetahuan

Pendahuluan. 1. Definisi Pengetahuan Pendahuluan Belajar dalam era pengetahuan seperti sekarang ini sangat berbeda dengan belajar dimasa lalu. Semua orang dituntut untuk belajar baik sendiri maupun bersama dengan cepat,mudah dan menyenangkan

Lebih terperinci

Tujuan Pembelajaran 1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini 2. Menghubungkan kerangka kerja KM dengan kon

Tujuan Pembelajaran 1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini 2. Menghubungkan kerangka kerja KM dengan kon Model Manajemen Pengetahuan Pertemuan 3 Tujuan Pembelajaran 1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini 2. Menghubungkan kerangka kerja KM dengan konsep KM dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan juga merupakan sumber daya yang strategis untuk semua tipe

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan juga merupakan sumber daya yang strategis untuk semua tipe BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan saat ini diakui sebagai aset penting yang harus dimiliki bersama dengan sumber daya tradisional lainnya seperti uang dan bahan baku [1]. Pengetahuan juga

Lebih terperinci

PERANCANGAN ARSITEKTUR KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM Studi Kasus: PT. Pos Kanwil V Jabar TESIS

PERANCANGAN ARSITEKTUR KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM Studi Kasus: PT. Pos Kanwil V Jabar TESIS PERANCANGAN ARSITEKTUR KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM Studi Kasus: PT. Pos Kanwil V Jabar TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh TEUKU

Lebih terperinci

01/10/2010. Pertemuan 3

01/10/2010. Pertemuan 3 Pertemuan 3 Pengetahuan bersifat subyektif, kompleks dan dinamis, sehingga diperlukan pendekatan KM yang bersifat holistik Pengukuran diperlukan untuk dapat memonitor perkembangan hingga tercapainya benefit

Lebih terperinci

Decision Support System (DSS)

Decision Support System (DSS) Decision Support System (DSS) source : http://nextgeneration.web.id/?p=48 Seiring perkembangan zaman, manusia dituntut membuat berbagai keputusan yang tepat dalam menghadapi permasalahan yang semakin kompleks.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang masalah dalam pengaruh penerapan manajemen pengetahuan terhadap kinerja karyawan PT Semen Padang, perumusan masalah, tujuan, batasan masalah dan sistematika

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang mempengaruhi efektifnya sebuah Organisasi Virtual (Metode dan Perbandingan)

Faktor-Faktor yang mempengaruhi efektifnya sebuah Organisasi Virtual (Metode dan Perbandingan) Faktor-Faktor yang mempengaruhi efektifnya sebuah Organisasi Virtual (Metode dan Perbandingan) Literature Review Vebri Naldo Madawara (912014051) Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau organisasi publik, diperlukan pengelolaan pengetahuan, di samping

BAB I PENDAHULUAN. atau organisasi publik, diperlukan pengelolaan pengetahuan, di samping BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam upaya meningkatkan kemampuan bersaing bagi organisasi bisnis atau organisasi publik, diperlukan pengelolaan pengetahuan, di samping pengelolaan keterampilan

Lebih terperinci

PERANGKAT MANAJEMEN PENGETAHUAN

PERANGKAT MANAJEMEN PENGETAHUAN PERANGKAT MANAJEMEN PENGETAHUAN Pertemuan 8 PENDAHULUAN Teknologi digunakan untuk memfasilitasi komunikasi, kolaborasi, dan manajemen konten untuk penangkapan, berbagi, penyebaran, dan aplikasi pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. perilakunya di masa lampau (Bandura, 1977). memiliki kinerja di bawah tingkat kemampuan aktualnya dan mengabaikan

BAB II KAJIAN TEORI. perilakunya di masa lampau (Bandura, 1977). memiliki kinerja di bawah tingkat kemampuan aktualnya dan mengabaikan BAB II KAJIAN TEORI A. Teori Keyakinan Diri Teori keyakinan diri (self efficacy theory) merupakan suatu prediktor kinerja yang akurat. Seseorang dapat menilai kinerja masa depannya melalui perilakunya

Lebih terperinci

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Anda mungkin memiliki banyak pengalaman bekerja dalam kelompok, seperti halnya tugas kelompok, tim olahraga dan lain sebagainya. Kelompok kerja merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi ini terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak pihak

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Perangkat Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management Tools) Rani Puspita D, M.Kom

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Perangkat Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management Tools) Rani Puspita D, M.Kom KNOWLEDGE MANAGEMENT Perangkat Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management Tools) Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Agar mahasiswa mengerti perangkat manajemen pengetahuan apa saja yang dapat diterapkan

Lebih terperinci

KUESIONER ANALISA KEBUTUHAN PENGGUNA PADA SISTEM KNOWLEDGE MANAGEMENT (KM)

KUESIONER ANALISA KEBUTUHAN PENGGUNA PADA SISTEM KNOWLEDGE MANAGEMENT (KM) KUESIONER ANALISA KEBUTUHAN PENGGUNA PADA SISTEM KNOWLEDGE MANAGEMENT (KM) No.Form:... Kepada Yth. Para Responden Bersama ini kami mohon bantuan Bapak/Ibu untuk berpartisipasi dalam penelitian yang sedang

Lebih terperinci

Arsitektur Knowledge Management

Arsitektur Knowledge Management Arsitektur Knowledge Management Aloysius Airlangga Bajuadji, S.Kom, M.Eng Tujuan & Definisi Arsitektur KM Tujuan penyusunan arsitektur KM adalah untuk menyediakan kerangka dan landasan bagi pengembangan

Lebih terperinci

Untuk menggambarkan kegiatan rekayasa persyaratan pokok dan hubungan mereka. Untuk memperkenalkan teknik untuk elisitasi persyaratan dan analisis.

Untuk menggambarkan kegiatan rekayasa persyaratan pokok dan hubungan mereka. Untuk memperkenalkan teknik untuk elisitasi persyaratan dan analisis. Untuk menggambarkan kegiatan rekayasa persyaratan pokok dan hubungan mereka. Untuk memperkenalkan teknik untuk elisitasi persyaratan dan analisis. Untuk menjelaskan validasi persyaratan dan peran tinjauan

Lebih terperinci

Bab IV Perancangan Arsitektur Knowledge Management System

Bab IV Perancangan Arsitektur Knowledge Management System Bab IV Perancangan Arsitektur Knowledge Management System Penulisan bab IV ini ditujukan untuk menjelaskan tahapan perancangan arsitektur KMS melalui studi kasus serta menjelaskan tahapan perumusan strategi

Lebih terperinci

Sekilas Knowledge Management dalam Organisasi

Sekilas Knowledge Management dalam Organisasi Sekilas Knowledge Management dalam Organisasi Knowledge Management (KM) atau manajemen pengetahuan menurut definisi bebasnya adalah pengelolaan informasi atau data yang disertai dengan tacit knowledge

Lebih terperinci

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Pengelolaan Strategik SI/TI

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Pengelolaan Strategik SI/TI Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I Pengelolaan Strategik SI/TI 1 Tantangan Pengelolaan IT Perubahan teknologi (TI) semakin cepat. Aplikasi dan data semakin banyak overload informasi. Perkembangan bisnis yang semakin

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi telah meningkatkan persaingan dan memicu perkembangan di segala bidang. Kondisi ini mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Perencanaan Strategik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Knowledge Management System Pada point ini membahas mengenai landasan teori knowledge management system yang akan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan penulisan ini. 2.1.1.

Lebih terperinci

Minggu 3: Manajemen Modern

Minggu 3: Manajemen Modern Minggu 3: Manajemen Modern TI4002-Manajemen Rekayasa Industri Teknik Industri, FTI ITB Tujuan Pembelajaran Mempelajari dasar-dasar yang menjadi pemikiran manajemen moderen Mengetahui arah pengembangan

Lebih terperinci

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Strategi Pengelolaan Informasi

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Strategi Pengelolaan Informasi Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I Strategi Pengelolaan Informasi 1 PENGERTIAN Gordon B. Davis (Management Informations System : Conceptual Foundations, Structures, and Development) menyatakan Informasi sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pengetahuan. Dalam membicarakan pengetahuan sangatlah abstrak, karena pengetahuan mempunyai arti yang sangat dalam dan lebih luas dari data atau informasi. Menurut

Lebih terperinci

Sistem kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem.

Sistem kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Sistem kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Karakteristik Sistem a. Komponen Sistem (Components) suatu sistem terdiri dari sejumlah komponenyang saling berinteraksi,

Lebih terperinci

Bab 9 KONSEP e SUPPLY CHAIN DALAM SISTEM INFORMASI KORPORAT TERPADU

Bab 9 KONSEP e SUPPLY CHAIN DALAM SISTEM INFORMASI KORPORAT TERPADU Bab 9 KONSEP e SUPPLY CHAIN DALAM SISTEM INFORMASI KORPORAT TERPADU Sistem Informasi Korporat Terpadu Konsep manajemen supply chain memperlihatkan adanya proses ketergantungan antara berbagai perusahaan

Lebih terperinci

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI Titien S. Sukamto Pengantar Dalam proses mencapai keselarasan dan dampaknya, diperlukan adanya pemahaman akan lingkungan bisnis dan teknologi,

Lebih terperinci