Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kontrolle im Tandem dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kontrolle im Tandem dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca"

Transkripsi

1 Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kontrolle im Tandem dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca Etridio Arifia Richard, Dr. H. Azis Mahfuddin, M.Pd., Dr. Lucky Herliawan Y.A., M.Pd. Departemen Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Pendidikan Indonesia. ABSTRAKSI Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya siswa yang masih mengalami kesulitan dalam memahami teks berbahasa Jerman. Kesulitan yang dihadapi siswa dalam membaca pada umumnya dipengaruhi oleh kurangnya penguasaan kosakata dan kurangnya minat membaca siswa. Penggunaan metode yang menarik bagi siswa dapat membantu proses pembelajaran membaca menjadi lebih baik, di antaranya dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Kontrolle im Tandem. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Keterampilan membaca siswa sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kontrolle im Tandem. (2) Keterampilan membaca siswa setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kontrolle im Tandem. (3) Efektivitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Kontrolle im Tandem dalam meningkatkan keterampilan membaca bahasa Jerman. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian eksperimen semu atau quasi eksperiment dengan desain tes awal-tes akhir satu kelompok. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 12 Bandung dan sampelnya adalah siswa kelas XI Lintas Minat Bahasa Jerman yang berjumlah 30 siswa. Untuk mengetahui perbedaan rata-rata antara nilai tes awal dan tes akhir, dilakukan uji signifikansi dengan menggunakan uji-t. Dari hasil analisis data diperoleh nilai rata-rata tes awal 60,07 dan nilai rata-rata tes akhir 73,86. Dalam penelitian ini diperoleh thitung sebesar 9,43 dan ttabel sebesar 1,70. Ini berarti bahwa hipotesis penelitian yang berbunyi: Terdapat peningkatan yang signifikan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Kontrolle im Tandem terhadap keterampilan membaca pemahaman terbukti. Oleh karena itu, disarankan kepada pengajar agar menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Kontrolle im Tandem dalam pembelajaran keterampilan membaca.

2 Die Effektivität der Anwendung des kooperativen Unterrichtsmodell Typ Kontrolle im Tandem zur Steigerung der Lesefertigkeit. Etridio Arifia Richard, Dr. H. Azis Mahfuddin, M.Pd., Dr. Lucky Herliawan Y.A., M.Pd. Deutschabteilung der Pädagogischen Fakultät für Sprachen und Literatur. Universität Pendidikan Indonesia. ABSTRAKT Der Hintergrund dieser Untersuchung ist es, dass die Schüler noch Schwierigkeiten haben, deutsche Texte zu verstehen. Die Schüler haben vermütlich Schwierigkeiten beim Lesen, weil ihr Wortschatz und ihre Begeisterung zum Lesen noch gering sind. Die Anwendung der neuen und interessanten Methoden kann den Schülern beim Leseunterricht helfen, u.a durch die Anwendung von Kontrolle im Tandem Methoden. Die Ziele dieser Untersuchung sind, folgendes herauszufinden: 1) die Fertigkeit der Schüler beim Lesen vor der Anwendung des Unterrichtsmodells Typ Kontrolle im Tandem, 2) die Fertigkeit der Schüler beim Lesen nach der Anwendung des Unterrichtsmodells Typ Kontrolle im Tandem, und 3) die Effektivität des kooperatvien Unterrichtsmodells Typ Kontrolle im Tandem zur Steigerung des Leseverstehens. In dieser Untersuchung wurde die Schein-Experimentsmethode mit dem Design von einer Gruppe Vortest-Nachtest verwendet. Die Population der Untersuchung waren alle Schüler der 11. Klasse an der SMA Negeri 12 Bandung und die Probanden waren die Schüler 11. Klasse Lintas Minat Bahasa Jerman an der SMA Negeri 12 Bandung. Um den Unterschied zwischen der durchschnittlichen Note vom Vortest und Nachtest zu erkennen, wurde tprobe benutzt. Die Datenanalyse zeigt, dass die durchschnittliche Note vom Vortest 60,07 ist und vom Nachtest 73,86 ist. In dieser Untersuchung wurden trechnung mit dem Wert 9,43 und ttabelle mit dem Wert 1,70 erworben. Das heiβt, dass die Hypothese dieser Untersuchung, die: Es gibt eine signifikante Steigerung bei der Anwendung des Unterrichtsmodells Typ Kontrolle im Tandem in Betreff der Lesefertigkeit, lautet, bestätigt ist. Deshalb können die Lehrende dieses Unterrichtsmodell im Leseunterricht verwenden. Schlüsselwort: Lesefertigkeit, Kontrolle im Tandem

3 PENDAHULUAN Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang diajarkan di SMA/SMK/MAN dan sederajat di Indonesia. Dalam pembelajaran bahasa terdapat empat keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa yaitu menyimak (Hörfertigkeit), berbicara (Sprechfertigkeit), membaca (Lesefertigkeit) dan menulis (Schreibfertigkeit). Membaca (Lesefertigkeit) adalah salah satu keterampilan yang harus dikuasai dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran bahasa karena sebagian besar informasi pembelajaran didapatkan melalui membaca. Dengan membaca siswa dapat mengenal dan memahami simbol-simbol dari suatu pengetahuan. Hal ini yang mendasari siswa mampu memahami proses belajar selanjutnya. Berdasarkan pengalaman yang ditemui penulis selama melaksanakan Program Latihan Profesi (PLP) sebagian besar siswa sering merasa kesulitan ketika mereka dihadapkan pada teks atau bacaan. Siswa kurang memiliki gambaran mengenai isi bacaan tersebut karena terbentur pada kosakata yang mereka kuasai. Selain itu, siswa juga kurang memahami pembentukan kata dalam bahasa Jerman sehingga sering terjadi kesalahpahaman dalam menangkap makna kata tersebut. Apabila hal tersebut terjadi maka siswa akan kesulitan dalam menentukan tema dan menjawab soal mengenai isi teks tersebut. Metode pembelajaran yang konvensional membuat motivasi belajar siswa menjadi rendah. Metode pembelajaran yang demikian dianggap kurang efektif dalam meningkatkan motivasi belajar dan minat membaca siswa. Berangkat dari masalah-masalah yang telah dikemukakan di atas, maka proses pembelajaran yang menarik diasumsikan dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa. Hal tersebut dibutuhkan karena dengan proses pembelajaran yang menarik siswa akan mudah untuk memahami apa yang disampaikan oleh guru dan akan timbul rasa percaya diri untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Maka dari itu penulis mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Kontrolle im Tandem. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe Kontrolle im Tandem siswa bukan hanya menerima materi yang disajikan oleh guru tetapi siswa juga dapat belajar dari siswa yang lainnya. Model pembelajaran kooperatif tipe Kontrolle im Tandem akan merangsang siswa untuk lebih aktif karena mereka akan berdiskusi dengan teman sebaya mereka terlebih dahulu. Hal ini akan terasa lebih mudah dibandingkan jika mereka harus bertanya-jawab langsung dengan guru mereka. Berdasarkan paparan di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Kontrolle im Tandem dalam pembelajaran keterampilan membaca bahasa Jerman dalam rangka untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman bahasa Jerman. Penelitian ini dapat dirumuskan ke dalam sebuah judul: Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kontrolle Im Tandem dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca.

4 KAJIAN TEORITIS 1. Hakikat Membaca Membaca adalah fondasi dasar pada keterampilan akademik karena sebagian besar informasi didapatkan melalui membaca. Hal ini selaras dengan pendapat Hauffman- Nohl yaitu Lesekompetenz ist eine Verstehenskompetenz, die die Grundlage für alle weiterführenden Lernprozesse bildet yang berarti kompetensi membaca adalah keterampilan pemahaman yang merupakan dasar untuk semua pembelajaran lebih lanjut. Pengertian tersebut menerangkan bahwa membaca memiliki peranan yang penting dalam pembelajaran. Hal itu diperjelas kembali dengan sebuah pengertian Lesen dari Ministerum für Schule Weiterbildung des Landes NRW yang ditulis kembali oleh Löhr et al. yaitu: Lesen ist ein eigenaktiver Prozess der Sinnkonstruktion, Über Lesen wird eine Vielzahl von Lebensbereichen erschlossen, neben Informationen werden Wertvorstellungen und kulturelle Inhalte vermittelt. Damit nimmt das Lesenkönnen eine Schluesselfunktion fuer erfolgreiches Lernen ein Definisi di atas dapat diartikan bahwa membaca adalah proses aktif diri dalam konstruksi makna. Dengan membaca, berbagai bidang kehidupan dibuka. Selain itu, nilai-nilai informasi dan konten kultur pun diajarkan, sehingga keterampilan membaca memainkan kunci untuk keberhasilan pembelajaran. Namun pada kenyataannya proses membaca itu tidak mudah karena membaca juga adalah sebuah kegiatan memahami teks. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh pengetahuan, pengalaman, selera dan minat pembaca terhadap sebuah teks. Seperti halnya yang dikatakan oleh Ehlers (1992:4) yaitu: Lesen ist eine Verstehentätigkeit, die darauf zielt, sinnvolle Zusammenhänge zu bilden. Sie wird auf der einen Seite gesteurt von dem Text und seiner Struktur, auf der anderen Seite von dem Leser, der sein Vorwissen, seine Erfahrung, seine Neigungen und sein Interesse an einen Text heranträgt. Membaca adalah kegiatan memahami yang bertujuan untuk membentuk hubungan yang bermakna. Di satu sisi hal ini dikendalikan oleh teks dan strukturnya, di sisi lain dipengaruhi oleh pembaca, baik pengetahuannya, pengalamannya, selera dan minat terhadap sebuah teks. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Westhoff (1997:51) Lesen ist also ein Konstruktiver Prozess, in dem unsere Kenntnisee eine wichtige Rollespielen. Menurut Westhoff membaca merupakan suatu proses konstruktif, yang didalamya pengetahuan pembaca mempunyai peranan yang sangat penting. Dalam membaca dibutuhkan kerjasama yang baik antara pemikiran dan indera pengelihatan.

5 Seperti pengertian yang terdapat dalam Kamus Duden (2010:813) Lesen ist einem Text mit den Augen und dem Verstand erfassen yang berarti bahwa membaca adalah memahami suatu bacaan dengan menggunakan indera pengelihatan dan daya pikir dalam membaca dilibatkan pemikiran dan indera pengelihatan untuk dapat memahami sebuah teks dan dibutuhkan kerjasama yang baik dari keduanya. Secara lebih rinci Nurhadi (2004:13) menjelaskan, sebagai berikut Membaca adalah sebuah proses yang kompleks dan rumit. Kompleks artinya dalam proses membaca terlibat beberapa faktor internal dan faktor ekternal pembaca. Faktor internal dapat berupa intelegensi (IQ), minat, sikap, bakat, motivasi, tujuan membaca dan sebagainya. Faktor eksternal bisa dalam bentuk sarana membaca, teks bacaan (sederhana-berat, mudahsulit), faktor lingkungan atau faktor latar belakang, sosial ekonomi, kebiasaan dan tradisi membaca Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa membaca adalah proses konstruksi makna dalam kegiatan memahami bacaan. Tingkat pemahaman seseorang terhadap bacaan dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman pembaca, juga selera dan minat pembaca terhadap sebuah teks. Membaca adalah keterampilan yang harus dikuasai siswa karena fondasi dasar pada keterampilan akademik adalah karena informasi yang didapatkan dari hasil membaca. 2. Strategi Membaca Pemahaman Dalam membaca, pembaca biasanya membutuhkan strategi membaca yang dapat memudahkan pembaca dalam memahami sebuah teks. Menurut Westhoff (1997:100) terdapat tiga strategi membaca dalam pemahaman teks. a. Globales Lesen: um sich einen Eindruck zu verschaffen. Strategi membaca global bertujuan untuk membaca wacana secara sepintas atau global. Misalnya ketika pembaca membaca sepintas sebuah artikel di koran untuk mendapatkan gambaran umum dari artikel tersebut. b. Detailertes Lesen: um genau zu wissen Strategi membaca yang mengarahkan pembaca untuk memahami informasi secara rinci, mulai dari paragraf awal sampai paragraf akhir, misalnya informasi yang dicetak kecil saat membaca kontrak (Vertrag). c. Selektives Lesen: um eine bestimmte Information zu finden. Strategi membaca yang digunakan untuk menemukan informasi tertentu dari sebuah wacana. Misalnya ketika seseorang membaca sebuah teks hasil penelitian, pembaca bertujuan mendapatkan informasi tertentu dari teks tersebut. 3. Penilaian Pemahaman Membaca Berkaitan dengan penilaian pemahaman dalam membaca, Gick (2000:9) menjelaskan Beim Detailverstehen geht es ums genaue

6 Verstehen. Hier reicht es nicht, wenn Sie nur erkennen, wo ungefähr etwas im Text steht. Hier müssen Sie prüfen, was genau im Text steht. Gick menerangkan bahwa untuk dapat memahami sebuah teks, tidak hanya dibutuhkan pengetahuan secara global mengenai teks atau mengira-ngira isi dari sebuah teks tersebut, tetapi harus diuji apa yang benar benar terkandung dalam teks. Harsiati (2003) dalam Amanah (2011:20) menerangkan beberapa hal yang harus dinilai dalam kemampuan membaca, yaitu: 1. Kemampuan literal (kemampuan memahami isi teks berdasarkan aspek kebahasaan yang tersurat) 2. Kemampuan inferensia (kemampuan memahami isi teks yang tersirat/menyimpulkan isi yang tidak langsung ada dalam teks) 3. Kemampuan reorganisasi (penyarian/penataan kembali ide pokok dan ide penjelas dalam paragraf maupun ide-ide pokok paragraf yang mendukung tema bacaan) 4. Kemampuan evaluatif (untuk menilai keakuratan, kemanfaatan, kejelasan isi teks. 4. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif atau yang lebih dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok adalah strategi pembelajaran melalui kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur heterogen yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan belajar Slavin dalam Solihatin dan Raharjo (2007). Hal ini sesuai dengan pendapat Tetzlaff (2010:4) yaitu Kooperatives Lernen ist eine Unterrichtsstrategie, die Schülern helfen soll, neben fachlichen auch persönliche, soziale und methodische Kompetenz zu erwerben. Arti dari definisi tersebut adalah pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran untuk membantu siswa memperoleh keahlian profesional juga kemampuan personal, sosial dan metodologis. Tetapi belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok karena dalam belajar kooperatif terdapat struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif yang memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepedensi efektif diantara anggota kelompok Sugandi dalam Isjoni (2009:14). Pernyataan yang serupa juga dinyatakan oleh Konrad/Traub (2010:5) dalam Scholz (2013:1) yaitu: Kooperatives Lernen ist eine interaktionsform, bei der die beteiligten Personen gemeinsam und in wechselseltigem Austausch Kenntnise und Fertigkeiten erwerben. Im idealfall sind alle Gruppe mitglieder gleichberechtigt am Lerngeschehen beteiligt und tragen gemeisam Verantwortung. Definisi di atas dapat diartikan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan bentuk interaksi di mana seseorang memperoleh dan saling berbagi

7 pengetahuan dan kemampuannya. Idealnya, semua anggota kelompok terlibat sama dalam peristiwa belajar dan memiliki tanggung jawab bersama. Pembelajaran dalam kelompok masih dianggap efektif dalam membantu siswa mencapai tujuan belajar. Pembelajaran dalam kelompok akan merangsang siswa untuk lebih aktif karena mereka akan berdiskusi dengan teman sebaya mereka hal ini akan terasa lebih mudah dibandingkan jika mereka harus bertanya-jawab langsung dengan guru mereka. Michael dalam Khasanah (2011:26) menyatakan bahwa Cooperative learning is more effective in increasing motive and performance students artinya pembelajaran dalam kelompok (pembelajaran kooperatif) akan mendorong peningkatan kemampuan siswa untuk memecahkan berbagai permasalahan yang ditemui selama pembelajaran karena siswa dapat bekerja sama dengan siswa lainnya dalam menemukan dan merumuskan alternatif pemecahan masalah yang terdapat dalam materi pelajaran yang sedang mereka hadapi. Melalui pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran dapat membuat proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan karena siswa bekerja di dalam sebuah kelompok sehingga mereka dapat leluasa untuk saling bekerjasama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selain dapat meningakatkan kemampuan siswa dari segi pengetahuan, melalui model pembelajaran kooperatif guru juga dapat meningkatkan kemampuan siswa dari segi psikologis. Contohnya, model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan sikap tolong menolong antara siswa. 5. Pengertian Metode Kontrolle Im Tandem Kontrolle im Tandem adalah salah satu model pembelajaran kooperatif. Biethahn et al. (2011:19) mengemukakan bahwa Kontrolle im Tandem adalah sebuah bentuk dimana siswa memiliki kesempatan untuk tidak hanya mengontrol hasil kerja mereka tetapi juga untuk mengambil kesempatan ini sebagai kesempatan untuk belajar lebih lanjut, sebagaimana dikemukakannya bahwa: Kontrolle im Tandem ist eine Form, bei der die Schülerinnen und Schüler die Möghlichkeit haben, ihre Arbeit ergebnisse nicht nur zu kontrollieren, sondern diese zum Anlass für weiteres Lernen zu nehmen. Die Form eignet sich für die Arbeit mit geschlossenen Ergebnissen. Adapun langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Kontrolle im Tandem seperti yang diungkapkan Biethahn et al. (2011:19) adalah sebagai berikut: 1. Einzelarbeit Die lernenden lösen die Aufgaben zunächst allein. Die aufgaben sind so gestellt, dass die Antworten eindeutig richtig oder falsch sind. 2. Kontrolle im Tandem Jeweils zwei Lernende vergleichen ihre Antworten. Bei verschiedenen Anworten müssen

8 sie diese besprechen, noch einmal im Buch nachschauen, nachrechnen etc. 3. Kontrolle mit einem zweiten Tandem Die Aufgaben, bei denen das Tandem auf keine gemeinsame Lösung gekommen ist, werden mit einem zweiten Tandem besprochen. 4. Besprechen in der Klasse Die Lehrkraft bespricht nur die Antworten, bei denen mindestens zwei Tandems zu keiner eindeutig von allen getragenen Lösung gekommen sind. Langkah-langkah tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut: 1. Tugas individual Siswa mengerjakan tugas mereka secara mandiri. Tugas yang tersedia, jawabannya jelas benar atau salah. 2. Periksa dengan tandem Siswa membandingkan hasil kerja mereka. Bila terdapat jawaban yang berbeda maka siswa harus METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen semu (quasi experiment) dengan satu kelas tanpa kelas pembanding. Penelitian ini juga dirancang menggunakan rancangan pretest posttest one group design (tes awaltes akhir satu kelompok). Waktu pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran Tempat atau lokasi yang akan digunakan pada mendiskusikannya, atau sekali melihat ke dalam buku. 3. Periksa dengan tandem kedua Tugas yang tidak memiliki kesamaan dengan tandem pertama harus didiskusikan dengan tandem kedua. 4. Diskusi dalam kelas Pada fase ini guru hanya memberi tahu jawabannya jika pada fase yang ketiga siswa belum mendapatkan kejelasan. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam proses Kontrolle im Tandem, pertama-tama siswa akan mengerjakan tugasnya secara individual. Setelah itu, siswa akan mendiskusikan hasil pekerjaan mereka dengan teman sebangku mereka. Selanjutnya, siswa akan membandingkan hasil pekerjaan mereka dengan teman yang duduk di bangku depan. Terakhir sebagai pusat kontrol, siswa akan mendiskusikannya dengan guru mereka. penelitian mengenai efektivitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Kontrolle im Tandem adalah SMA Negeri 12 Bandung. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI di SMA Negeri 12 Bandung. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah siswa kelas XI Lintas Minat Bahasa Jerman yang berjumlah 30 siswa. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Nilai tertinggi yang diperoleh sebesar 86,6 (dalam skala 1-100) dan siswa pada saat tes awal adalah nilai terendah sebesar 40 dengan

9 nilai rata-rata 60,07. Pada tes akhir diperoleh nilai tertinggi sebesar 90 dan nilai terendah sebesar 50 dengan nilai rata-rata 73,8. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa melalui tiga kali perlakuan, hasil belajar siswa meningkat. Peningkatan yang lebih baik terlihat pada hasil tes akhir. Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa keterampilan membaca siswa sudah meningkat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe Kontrolle im Tandem memiliki pengaruh terhadap peningkatan keterampilan membaca pemahaman siswa. Peningkatan keterampilan membaca pemahaman siswa juga terlihat dari uji-t yang menunjukkan bahwa nilai thitung > ttabel (9,43 > 1,70). Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes awal dan tes akhir siswa. Perubahan yang signifikan terjadi karena siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Siswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran, hal ini didasari atas pengamatan yang dilakukan peneliti selama berlangsungnya perlakuan. Kemudian pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang mengharuskan mereka bertanya dan memberikan jawaban kepada teman mereka merupakan hal baru bagi siswa, sehingga menimbulkan motivasi belajar bagi siswa SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Setelah melakukan penelitian mengenai efektifitas penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe Kontrolle im Tandem dalam meningkatkan keterampilan membaca, maka dapat disimpulkan beberapa hal, sebagai berikut: 1. Pada tes awal diperoleh nilai tertinggi sebesar 86,6 (dalam skala 1-100) dan nilai terendah sebesar 46,6, sedangkan untuk rata-rata diperoleh nilai sebesar 60,07. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa keterampilan membaca pemahaman siswa sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Kontrolle im Tandem termasuk ke dalam kategori cukup. 2. Pada tes awal diperoleh nilai tertinggi sebesar 90 (dalam skala 1-100) dan nilai terendah sebesar 50, sedangkan untuk rata-rata diperoleh nilai sebesar 73,86. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keterampilan membaca pemahaman siswa sesudah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Kontrolle im Tandem termasuk ke dalam kategori baik. 3. Berdasarkan selisih nilai rata-rata tes awal dan tes akhir diperoleh Gain sebesar 13,78. Selain itu, dari hasil penghitungan uji-t diperoleh thitung > ttabel (9,43 > 1,70). Hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes awal dan tes akhir. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe Kontrolle im Tandem efektif untuk diterapkan dalam meningkatkan keterampilan membaca pemahaman. Saran Untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam memahami sebuah teks, diperlukan

10 suatu metode yang tepat. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat disampaikan beberapa saran yakni sebagai berikut: 1. Model pembelajaran kooperatif tipe Kontrolle im Tandem dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam pengajaran keterampilan membaca karena model pembelajaran ini dapat meningkatkan motivasi membaca siswa, sehingga menghsilkan pembelajaran yang menarik dan peningkatan keterampilan siswa. 2. Peneliti lain yang akan meneliti bidang yang sama, dapat menggunakan metode pembelajaran ini untuk meningkatkan keterampilan berbahasa yang lain seperti menyimak. DAFTAR PUSTAKA Amanah, Siti. (2011).Penerapan Pembelajaran Kooperatif Metode Scramble Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa. Skripsi pada FPBS UPI Bandung:Tidak Diterbitkan. Biethahn, Ulf. et al.(2011). Methoden Im Unterricht- Anregungen für Schule und Lehrerbildung. Schleswig Holstein: Druckhaus Leupelt GmbH & Co.KG Ehlers, Swantje. (1992). Lesen als Verstehen-Arbeit mit Literarischen Texten. Berlin: Langenscheidt Gick, Cornelia. (2004). Zertifikat Deutsch Der schnelleweg.berlin: Langenscheidt. Heilmann, Kristina., Helbig, Pamela dan Löhr, Claudia.Lesen mit exten und Medien Umgehen.[Online].Tersedia:ww w.utebelch.de/upload/lesen.pdf [2 Desember 2014] Isjoni.(2009).Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Siswa. Bandung: ALFABETA. Khasanah, U. (2011). Keefektifan Penggunaan Metode Two Stay Two Stray (TS-TS) Pada Pembelajaran Keterampilan Membaca Bahasa Jerman Di SMA N 1 SEDAYU. Skripsi Pada FBS UNY Yogyakarta:Tidak Diterbitkan. Nohl, Berenike Haufmann. Leseverstehen-Was ist das?.[online]. Tersedia:goethe.edu.archive/bere nike-leseverstehen.doc [27 November 2014] Nurhadi. (2004). Membaca Cepat dan Efektif. Sinar Baru: Bandung. Scholz, Daniel. (2013). Kooperatives Lernen.[Online]. Tersedia: Scholz.pdf [10 Desember 2014] Solihatin dan Raharjo.(2007 ). Cooperative Learning. Jakarta: Bumi Aksara. Tetzlaff, Antje. (2010).Kooperatives Lernen-Fortbildung NRW.[Online]. Tersedia: ung.schulministerium.nrw.de./kte am?img/hochsauerland/37 1.pdf [8 Desember 2014] Westhoff, Gerrard. (1997). Fertigkeit Lesen. Berlin: Langenscheidt.

HUBUNGAN MINAT MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI ISI TEKS BAHASA JERMAN. Widya Astuti, Lucky Herliawan Y.A., Pepen Permana ABSTRAK

HUBUNGAN MINAT MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI ISI TEKS BAHASA JERMAN. Widya Astuti, Lucky Herliawan Y.A., Pepen Permana ABSTRAK HUBUNGAN MINAT MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI ISI TEKS BAHASA JERMAN Widya Astuti, Lucky Herliawan Y.A., Pepen Permana Departemen Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM QUIZ (TQ) PADA KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS X SMA N 1 KAMAL. Novita Putri Pratiwi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM QUIZ (TQ) PADA KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS X SMA N 1 KAMAL. Novita Putri Pratiwi PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM QUIZ (TQ) PADA KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS X SMA N 1 KAMAL Novita Putri Pratiwi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 PAKEM SKRIPSI

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 PAKEM SKRIPSI KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 PAKEM SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TS- TS) DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 SEYEGAN SLEMAN SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

Irma Indriani, Azis Mahfuddin, Irma Permatawati

Irma Indriani, Azis Mahfuddin, Irma Permatawati Efektivitas Penggunaan Metode Talking Stick dalam Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman (Studi Penggunaan Metode Talking Stick di SMAN 3 Cimahi) Irma Indriani, Azis Mahfuddin, Irma Permatawati

Lebih terperinci

Efektivitas Penggunaan Teknik Uji Rumpang Dalam Meningkatkan Pemahaman Membaca Siswa di SMK. Isma Rhahesmy Utami Putri, Setiawan, Irma Permatawati.

Efektivitas Penggunaan Teknik Uji Rumpang Dalam Meningkatkan Pemahaman Membaca Siswa di SMK. Isma Rhahesmy Utami Putri, Setiawan, Irma Permatawati. Efektivitas Penggunaan Teknik Uji Rumpang Dalam Meningkatkan Pemahaman Membaca Siswa di SMK Isma Rhahesmy Utami Putri, Setiawan, Irma Permatawati. Abstraksi Dalam proses pembelajaran bahasa Jerman siswa

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA. Tia Hadianti*, Amir, Lersianna H.

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA. Tia Hadianti*, Amir, Lersianna H. PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA Tia Hadianti*, Amir, Lersianna H. Saragih Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya siswa yang mengalami

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN WARNA UNTUK MENGUASAI ARTIKEL KATA BENDA BAHASA JERMAN SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN WARNA UNTUK MENGUASAI ARTIKEL KATA BENDA BAHASA JERMAN SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat EFEKTIVITAS PENGGUNAAN WARNA UNTUK MENGUASAI ARTIKEL KATA BENDA BAHASA JERMAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Jerman Oleh: NITA LISTYANI NIM

Lebih terperinci

Laterne. Volume VI Nomor 02 Tahun 2017 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY UNTUK KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA KELAS XI IPS SMAN 2 SIDOARJO

Laterne. Volume VI Nomor 02 Tahun 2017 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY UNTUK KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA KELAS XI IPS SMAN 2 SIDOARJO Laterne. Volume VI Nomor 02 Tahun 2017 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY UNTUK KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA KELAS XI IPS SMAN 2 SIDOARJO Dinny Ananda Berliana Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE SCRAMBLE, KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE SCRAMBLE, KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENELITIAN YANG RELEVAN BAB II PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE SCRAMBLE, KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Pembelajaran Kooperatif Dalam sebuah pembelajaran, pemilihan model pembelajaran

Lebih terperinci

oleh Cindhy Dwi Meidany

oleh Cindhy Dwi Meidany KONTRIBUSI PENGUASAAN KOSAKATA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA TEKS BERBAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN ANIMASI SMK NEGERI 5 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN METODE COOPERTIVE LEARNING TIPE TALKING STICK DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN

KEEFEKTIFAN METODE COOPERTIVE LEARNING TIPE TALKING STICK DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN KEEFEKTIFAN METODE COOPERTIVE LEARNING TIPE TALKING STICK DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 2 BANGUNTAPAN BANTUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN DI SMA NEGERI 1 PRAMBANAN SLEMAN SKRIPSI

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN DI SMA NEGERI 1 PRAMBANAN SLEMAN SKRIPSI KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN DI SMA NEGERI 1 PRAMBANAN SLEMAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE PQ4R PADA PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XII SMAN 1 SEDAYU BANTUL

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE PQ4R PADA PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XII SMAN 1 SEDAYU BANTUL KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE PQ4R PADA PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XII SMAN 1 SEDAYU BANTUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 26 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan pada bab I, dapat dirumuskan hasil penelitian sebagai berikut: 1. Deskripsi

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MEDIA PERMAINAN BUCHSTABENDIKTAT DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN. Milda Anika, Lucky Herliawan Y.A.

EFEKTIVITAS MEDIA PERMAINAN BUCHSTABENDIKTAT DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN. Milda Anika, Lucky Herliawan Y.A. 1 EFEKTIVITAS MEDIA PERMAINAN BUCHSTABENDIKTAT DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN Milda Anika, Lucky Herliawan Y.A., Pepen Permana Abstrak Dalam mempelajari bahasa Jerman ada empat keterampilan

Lebih terperinci

PENGARUH ADVANCE ORGANIZER

PENGARUH ADVANCE ORGANIZER PENGARUH ADVANCE ORGANIZER DAN PENGETAHUAN LANDESKUNDE TERHADAP HASIL MEMBACA PEMAHAMAN TEKS OTENTIK BAHASA JERMAN (Tesis) Mery Dahlia Hutabarat, FPBS UPI Bandung Pembimbing: Prof. Dr. T. Hardjono & Prof.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE KOSAKATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMA

PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE KOSAKATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMA PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE KOSAKATA PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE KOSAKATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMA Lailatul Rohmah Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat untuk dapat berinteraksi dengan manusia yang lain. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat untuk dapat berinteraksi dengan manusia yang lain. Bahasa adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat untuk dapat berinteraksi dengan manusia yang lain. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi.

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK MIND MAP PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 IMOGIRI BANTUL

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK MIND MAP PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 IMOGIRI BANTUL KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK MIND MAP PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 IMOGIRI BANTUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam pembelajaran bahasa, salah satu bahan ajar dasar penting yang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam pembelajaran bahasa, salah satu bahan ajar dasar penting yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam pembelajaran bahasa, salah satu bahan ajar dasar penting yang harus dikuasai adalah tata bahasa. Dalam bahasa Jerman, tata bahasa atau yang biasa dikenal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas model pembelajaran cooperative leaning tipe two stray two stray dalam meningkatkan keterampilan

Lebih terperinci

BINTAN THOYYIBAH ICHSAN NIM.

BINTAN THOYYIBAH ICHSAN NIM. KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK THINK PAIR SQUARE DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 2 BANGUNTAPAN BANTUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi. Setelah dilakukannya

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi. Setelah dilakukannya BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Identifikasi Awal Dalam bab ini akan dibahas data dan pembahasan hasil penelitian. Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan kegiatan observasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di - 1 - BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di Indonesia, yang pembelajarannya dimulai pada tingkat SMA. Seperti halnya pada setiap pembelajaran

Lebih terperinci

Kata Kunci: Permainan, Scrabble, Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman

Kata Kunci: Permainan, Scrabble, Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman Efektivitas Permainan Scrabble Dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa jerman Lukman Hakim, Ending Khoerudin, Putrasulung Baginda Departemen Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas

Lebih terperinci

E JURNAL UNESA ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) BAHASA JERMAN KELAS X MIA 6 SMA NEGERI 1 MAOSPATI TAHUN PELAJARAN 2015/2016

E JURNAL UNESA ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) BAHASA JERMAN KELAS X MIA 6 SMA NEGERI 1 MAOSPATI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 E JURNAL UNESA ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) BAHASA JERMAN KELAS X MIA 6 SMA NEGERI 1 MAOSPATI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Irena Melinda Febriani Mahasiswa Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas

Lebih terperinci

Irfan Anshori, Lucky HYA, Pepen Permana

Irfan Anshori, Lucky HYA, Pepen Permana Efektivitas Teknik Permainan Pantomim dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni. Universitas Pendidikan Indonesia 2013 Irfan

Lebih terperinci

Metode SQ3R untuk Meningkatkan Kemampuan. Membaca Pemahaman Teks Bahasa Jerman

Metode SQ3R untuk Meningkatkan Kemampuan. Membaca Pemahaman Teks Bahasa Jerman Metode SQ3R untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Bahasa Jerman Trie Utami Hardianti Cahyana, Setiawan, Hafdarani Abstrak Keterampilan membaca merupakan salah satu keterampilan dasar yang

Lebih terperinci

oleh Ahmad Fiqqih Alfathoni

oleh Ahmad Fiqqih Alfathoni KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 MINGGIR SKRIPSI Diajukan kepada

Lebih terperinci

DIE BEZIEHUNG ZWISCHEN DEM LOGISCHEN DENKVERMÖGEN UND DEM HÖRVERSTEHEN IM DEUTSCHEN. Fitri Apriani Susliawati, Pepen Permana, Amir.

DIE BEZIEHUNG ZWISCHEN DEM LOGISCHEN DENKVERMÖGEN UND DEM HÖRVERSTEHEN IM DEUTSCHEN. Fitri Apriani Susliawati, Pepen Permana, Amir. DIE BEZIEHUNG ZWISCHEN DEM LOGISCHEN DENKVERMÖGEN UND DEM HÖRVERSTEHEN IM DEUTSCHEN Fitri Apriani Susliawati, Pepen Permana, Amir. Abstrakt Das logische Denkvermögen ist eine Denkaktivität, die auf dem

Lebih terperinci

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table Dalam. Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table Dalam. Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table Dalam Sekar Chandra Ratnasari, Amir, Azis Mahfuddin. Abstaksi Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai dalam

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE TWO STAY TWO STRAY (TS-TS) PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN DI SMA N I SEDAYU SKRIPSI

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE TWO STAY TWO STRAY (TS-TS) PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN DI SMA N I SEDAYU SKRIPSI KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE TWO STAY TWO STRAY (TS-TS) PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN DI SMA N I SEDAYU SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

SKRIPSI. oleh Dewi Uswatun Chasanah NIM

SKRIPSI. oleh Dewi Uswatun Chasanah NIM EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK GRAMMATIKVISUALISIERUNG DALAM PENGAJARAN GRAMATIKA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 2 BANGUNTAPAN BANTUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pengajaran bahasa mempunyai tujuan agar pembelajar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pengajaran bahasa mempunyai tujuan agar pembelajar dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum pengajaran bahasa mempunyai tujuan agar pembelajar dapat menggunakan bahasa yang dipelajarinya untuk berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis dengan

Lebih terperinci

PENERAPAN MEDIA WORTSCHATZLISTE

PENERAPAN MEDIA WORTSCHATZLISTE PENERAPAN MEDIA WORTSCHATZLISTE (DAFTAR KOSAKATA) DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 1 PREMBUN KEBUMEN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni

Lebih terperinci

SILABUS. JR 420, Arbeit mit Lesetexten III: S1, 2 Sks, Semester VI. DESKRIPSI MATA KULIAH Arbeit mit Lesetexten III

SILABUS. JR 420, Arbeit mit Lesetexten III: S1, 2 Sks, Semester VI. DESKRIPSI MATA KULIAH Arbeit mit Lesetexten III DESKRIPSI MATA KULIAH Arbeit mit Lesetexten III JR 420, Arbeit mit Lesetexten III: S1, 2 Sks, Semester VI Mata kuliah Arbeit mit Lesetexten III merupakan salah satu Mata Kuliah Perluasan dan Pendalaman

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK THINK PAIR SHARE (TPS)

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK THINK PAIR SHARE (TPS) KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK THINK PAIR SHARE (TPS) DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 SEDAYU BANTUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan

Lebih terperinci

No. RPP/JER/21 Revisi : 00 Tgl : 1 Maret 2011 Hal dari

No. RPP/JER/21 Revisi : 00 Tgl : 1 Maret 2011 Hal dari 1. Fakultas / Program Studi : Bahasa dan Seni/ Pendidikan Bahasa Jerman 2. Mata Kuliah & Kode : Hörverstehen III Kode : GER 204 3. SKS : Teori : 1 SKS Praktik : 1 SKS Sem : 1 Waktu : 2 X 50 Menit 4. Standar

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN

SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN Nama Pendidikan : SMA Kelas / Semester : X / 2 Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur,

Lebih terperinci

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 19 Penipuan Terungkap

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 19 Penipuan Terungkap Pelajaran 19 Penipuan Terungkap Walaupun bundaran gandum dibuat oleh para petani, tetap mempercayai eksistensi UFO. Informasi yang beredar di penduduk desa tentang penipuan bundaran gandum menyeret dan

Lebih terperinci

RANCANGAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN

RANCANGAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN RANCANGAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN Mata Kuliah : Strukturen 1 Kode Matakuliah : JER 46006 Kredit Semester : 4 (empat) Program Studi : Pendidikan Bahasa Jerman Status : Wajib Tempuh Semester /tahun Ajaran

Lebih terperinci

Laterne. Volume V Nomor 02 Tahun 2016

Laterne. Volume V Nomor 02 Tahun 2016 PEMBELAJARAN BERBASIS TEKS UNTUK KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMA Hani Ratnasari Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya haniratna26@gmail.com

Lebih terperinci

Tabel.1 Hubungan antar Skor Hasil Belajar Bahasa Inggris Correlations. Tabel.2 Descriptives Hasil Belajar

Tabel.1 Hubungan antar Skor Hasil Belajar Bahasa Inggris Correlations. Tabel.2 Descriptives Hasil Belajar 1 Tabel.1 Hubungan antar Skor Hasil Belajar Bahasa Inggris Correlations Eksperimen-1 Eksperimen-2 Eksperimen-3 Eksperimen-1 Pearson Correlation 1 626 60 Sig. (2-tailed). 000 000 Sum of Squares and Cross-products

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi manusia, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi manusia, karena dengan bahasa orang dapat bersosialisasi dengan baik. Di era globalisasi seperti saat

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MULTIMEDIA PREZI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN DI SMA N 2 BANGUNTAPAN BANTUL SKRIPSI

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MULTIMEDIA PREZI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN DI SMA N 2 BANGUNTAPAN BANTUL SKRIPSI KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MULTIMEDIA PREZI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN DI SMA N 2 BANGUNTAPAN BANTUL SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATERI UHRZEIT. Syaiful Qudsi, Lersianna HS, Pepen Permana

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATERI UHRZEIT. Syaiful Qudsi, Lersianna HS, Pepen Permana PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATERI UHRZEIT Syaiful Qudsi, Lersianna HS, Pepen Permana Salah satu materi yang dipelajari dalam pembelajaran bahasa

Lebih terperinci

Kata Kunci: Teknik Permainan, Magic Box, Penguasaan Kata Benda.

Kata Kunci: Teknik Permainan, Magic Box, Penguasaan Kata Benda. Efektivitas Teknik Permainan Magic Box Untuk Meningkatkan Penguasaan Kata Benda Bahasa Jerman Inesz Dewi Annisa, Hafdarani, Pepen Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

L A T E R N E JURNAL PENDIDIKAN BAHASA JERMAN

L A T E R N E JURNAL PENDIDIKAN BAHASA JERMAN ISSN : 2302-2833 L A T E R N E JURNAL PENDIDIKAN BAHASA JERMAN Vol. IV, Nomor 1, Februari 2015 Laterne Vol. IV No. 1 Hal. 1-154 Surabaya Februari 2015 ISSN 2302-2833 Diterbitkan oleh: Program Studi S-1

Lebih terperinci

Kata Kunci : Penguasaan Kosakata, Media Permainan Tic Tac Toe.

Kata Kunci : Penguasaan Kosakata, Media Permainan Tic Tac Toe. EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN TIC TAC TOE DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMA ANGKASA BANDUNG Winne Juliyanti, Ending Khoerudin, Pepen Permana Kosakata merupakan

Lebih terperinci

SPRECHFERTIGKEIT AN DER SMAN 1 KAMAL KLASSE X

SPRECHFERTIGKEIT AN DER SMAN 1 KAMAL KLASSE X Laterne-VOL IV No 3-Oktober 2015 DIE ANWENDUNG DER LERNMETHODE PICTURE AND PICTURE IN DER SPRECHFERTIGKEIT AN DER SMAN 1 KAMAL PUJI AYU LESTARI Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KARTU DOMINO DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 5 YOGYAKARTA

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KARTU DOMINO DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 5 YOGYAKARTA KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KARTU DOMINO DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 5 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis, dengan cara mengumpulkan data-data berbagai bentuk latihan-latihan yang

Lebih terperinci

SKRIPSI. oleh Dwi Yuni Lestari S. NIM

SKRIPSI. oleh Dwi Yuni Lestari S. NIM KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS X SMAN 1 PENGASIH KULON PROGO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan

Lebih terperinci

Laterne-VOL IV No 2-Juni 2015

Laterne-VOL IV No 2-Juni 2015 LERNERGEBNISSE DER SCHÜLER FÜR DIE FERTIGKEITSCHREIBEN MIT DER POESIE ALS DAS LERNMEDIUM Agustina Ina Biti 112094203 (Pendidikan Bahasa Jerman, FBS, Universitas Negeri Surabaya, e-mail: ina_biti@yahoo.co.id)

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1. Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Keluarga

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1. Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Keluarga RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Tema Alokasi Waktu Standar Kompetensi Nilai kebangsaan : SMAN 2 Purworejo : Bahasa Jerman : XI IPS/IPS : Familie in Deutschland

Lebih terperinci

Media Segitiga Domino untuk Melatih Keterampilan Menulis Karangan Sederhana Bahasa Jerman

Media Segitiga Domino untuk Melatih Keterampilan Menulis Karangan Sederhana Bahasa Jerman Media Segitiga Domino untuk Melatih Keterampilan Menulis Media Segitiga Domino untuk Melatih Keterampilan Menulis Karangan Sederhana Bahasa Jerman Fildzah Ajrina Ishtigfari Nandya Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

LAMPIRAN 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 65 LAMPIRAN 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I. IDENTITAS MATA PELAJARAN II. 1. Nama Sekolah : SMA N 16 Bandung 2. Kelas : X 3. Semester : 2 / Genap 4. Mata Pelajaran : Bahasa Jerman 5. Alokasi

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN 1. Fakultas / Program Studi : FBS / Pendidikan Bahasa Jerman 2. Mata Kuliah & Kode : Schreibfertigkeit II Kode : GER 215 3. Jumlah SKS : Teori : 1 SKS Praktik : 1 SKS 4. Semester : Sem : 2 / genap Waktu

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE QUANTUM LEARNING TEKNIK CLUSTERING

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE QUANTUM LEARNING TEKNIK CLUSTERING KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE QUANTUM LEARNING TEKNIK CLUSTERING PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN DI KELAS X SMA NEGERI 6 SURAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni

Lebih terperinci

Kata Kunci: Penggunaan Media, Video Simulasi, Penguasaan Materi Präposition

Kata Kunci: Penggunaan Media, Video Simulasi, Penguasaan Materi Präposition EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA VIDEO SIMULASI DALAM PENGUASAAN MATERI PRÄPOSITION CHANDRA RIZKI ERIANA, AZIS, ENDING Departemen Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 47 Lampiran 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I. IDENTITAS MATA PELAJARAN 1. Nama Sekolah : SMA N 16 Bandung 2. Kelas : X 3. Semester : 2/ Genap 4. Mata Pelajaran : Bahasa Jerman 5. Alokasi Waktu

Lebih terperinci

AUDIOLINGUALE METHODE FÜR DEUTSCHSPRECHFERTIGKEIT KLASSE X SEMESTER 1 SMA NEGERI 2 JOMBANG

AUDIOLINGUALE METHODE FÜR DEUTSCHSPRECHFERTIGKEIT KLASSE X SEMESTER 1 SMA NEGERI 2 JOMBANG METODE AUDIOLINGUAL UNTUK KETERAMPILAN BERBICARA AUDIOLINGUALE METHODE FÜR DEUTSCHSPRECHFERTIGKEIT KLASSE X SEMESTER 1 SMA NEGERI 2 JOMBANG Diamond Puspa Ria Pädagogik der Deutschabteilung, Sprach und

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORETIK. Sudrajat (2008) mengungkapkan bahwa istilah pengajaran dan

BAB II LANDASAN TEORETIK. Sudrajat (2008) mengungkapkan bahwa istilah pengajaran dan BAB II LANDASAN TEORETIK A. Teknik Show Not Tell 1. Pengertian Teknik Pembelajaran Sudrajat (2008) mengungkapkan bahwa istilah pengajaran dan pembelajaran sering dianggap sama maknanya, padahal kedua istilah

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN METODE COOPERATIVE LEARNING

KEEFEKTIFAN METODE COOPERATIVE LEARNING KEEFEKTIFAN METODE COOPERATIVE LEARNING TEKNIK COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP PEMAHAMAN BACAAN BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 IMOGIRI, BANTUL SKRIPSI

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 55 LAMPIRAN 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I. IDENTITAS MATA PELAJARAN 1. Nama Sekolah : SMA N 16 Bandung 2. Kelas : X 3. Semester : 2/ Genap 4. Mata Pelajaran : Bahasa Jerman 5. Alokasi Waktu

Lebih terperinci

SUSUNAN DEWAN REDAKSI JURNAL LATERNE

SUSUNAN DEWAN REDAKSI JURNAL LATERNE SUSUNAN DEWAN REDAKSI JURNAL LATERNE JURNAL PENDIDIKAN BAHASA JERMAN PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA Jurnal Laterne (ISSN: 2302-2833) diterbitkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dikuasai oleh siswa yaitu keterampilan menyimak (Hörfertigkeit),

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dikuasai oleh siswa yaitu keterampilan menyimak (Hörfertigkeit), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran bahasa Jerman, terdapat empat keterampilan bahasa yang harus dikuasai oleh siswa yaitu keterampilan menyimak (Hörfertigkeit), keterampilan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Sita Ade Primatama NIM

SKRIPSI. Oleh Sita Ade Primatama NIM KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAMES-TOURNAMENT (TGT) PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI DI SMA NEGERI 1 NGAGLIK SLEMAN SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

Analisis Latihan pada Buku Planet sebagai Pelengkap Buku Ajar Bahasa jerman Deutsch ist Einfach di SMAN 4 Bojonegoro Kelas X Semester 2

Analisis Latihan pada Buku Planet sebagai Pelengkap Buku Ajar Bahasa jerman Deutsch ist Einfach di SMAN 4 Bojonegoro Kelas X Semester 2 Analisis Latihan pada Buku Planet sebagai Pelengkap Buku Ajar Bahasa jerman Deutsch ist Einfach di SMAN 4 Analisis Latihan pada Buku Planet sebagai Pelengkap Buku Ajar Bahasa Jerman Deutsch ist Einfach

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran, BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan kepada orang lain. Memang terkadang kita menggunakan bahasa bukan untuk

Lebih terperinci

GAMBAR DALAM PENGAJARAN BAHASA ASING Oleh Nining Warningsih Abstrak

GAMBAR DALAM PENGAJARAN BAHASA ASING Oleh Nining Warningsih Abstrak GAMBAR DALAM PENGAJARAN BAHASA ASING Oleh Nining Warningsih Abstrak Tak dapat disangkal lagi bahwa penampilan gambar dalam suatu buku ajar atau buku bacaan memberikan nilai lebih tersendiri bagi buku tersebut,

Lebih terperinci

Drs. Ari Pujosusanto, M.Pd.

Drs. Ari Pujosusanto, M.Pd. HASIL BELAJAR KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN BUCHSTABENSALAT SISWA KELAS SMA NEGERI 8 SURABAYA Nurusshoba Program Studi

Lebih terperinci

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN PENGUASAAN GRAMATIK TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI I TEMANGGUNG SKRIPSI

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN PENGUASAAN GRAMATIK TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI I TEMANGGUNG SKRIPSI PENGARUH MINAT BELAJAR DAN PENGUASAAN GRAMATIK TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI I TEMANGGUNG SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) (SAP) HÖREN I JR212 PEPEN PERMANA, S.PD. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2011 1 : Kosakata : Alphabet dan Café d / Struktur: Aussagesatz,

Lebih terperinci

Efektivitas Permainan im Dreierpack Untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Jerman

Efektivitas Permainan im Dreierpack Untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Jerman Efektivitas Permainan im Dreierpack Untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Jerman Silfi Eka Juliani, Azis Mahfuddin Penulis Penanggung Jawab, Nining Warningsih Penulis Penanggung Jawab Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

oleh BEKTI SATITI

oleh BEKTI SATITI KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 MINGGIR SLEMAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Lebih terperinci

SKRIPSI. oleh Maryani NIM:

SKRIPSI. oleh Maryani NIM: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 PENGASIH KULON PROGO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROUND TABLE DALAM KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI

Lebih terperinci

Kata Kunci : Kemampuan Membaca Pemahaman teks Wirtschaftsdeutsch, Kemampuan Menulis Surat Bisnis menggunakan bantuan Textbausteine

Kata Kunci : Kemampuan Membaca Pemahaman teks Wirtschaftsdeutsch, Kemampuan Menulis Surat Bisnis menggunakan bantuan Textbausteine HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS WIRTSCHAFTSDEUTSCH DENGAN KEMAMPUAN MENULIS SURAT BISNIS MENGGUNAKAN BANTUAN TEXTBAUSTEINE Nova Novia Risnawati, Mery Dahlia Hutabarat, Putrasulung Baginda Dalam

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN MENENTUKAN GRAMMATIKAL KASUS DI DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN

ANALISIS KESALAHAN MENENTUKAN GRAMMATIKAL KASUS DI DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN ANALISIS KESALAHAN MENENTUKAN GRAMMATIKAL KASUS DI DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN Herlina Jasa Putri Harahap Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Laterne. Volume VI Nomor 01 Tahun 2017

Laterne. Volume VI Nomor 01 Tahun 2017 PENERAPAN TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL UNTUK KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI MIPA I SMAN 3 SIDOARJO Maria Mersiana Suju Pampo Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL WORD SQUARE DALAM MENULIS KALIMAT SEDERHANA BAHASA JERMAN SISWA KELAS X SMA ISTIQLAL SUMBER CENTENG KOTAANYAR

PENERAPAN MODEL WORD SQUARE DALAM MENULIS KALIMAT SEDERHANA BAHASA JERMAN SISWA KELAS X SMA ISTIQLAL SUMBER CENTENG KOTAANYAR Dwi Hadi Rachmawati S1 PENDIDIKAN BAHASA JERMAN, FBS, UNESA dhadi11@yahoo.com Abstrak Menulis adalah kegiatan atau keterampilan yang produktif dan kompleks. Siswa perlu ide-ide untuk menulis sesuatu. Untuk

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Bahasa Jerman Kelas / Semester : XI / 1 Materi Pokok : membaca Bestimmte-unbestimmte Artikel im Nominativ und Akkusativ Alokasi waktu : 2 jam pelajaran

Lebih terperinci

L A T E R N E JURNAL PENDIDIKAN BAHASA JERMAN

L A T E R N E JURNAL PENDIDIKAN BAHASA JERMAN ISSN : 2302-2833 L A T E R N E JURNAL PENDIDIKAN BAHASA JERMAN Vol. IV, Nomor 1, Februari 2015 Laterne Vol. IV No. 1 Hal. 1-154 Surabaya Februari 2015 ISSN 2302-2833 Diterbitkan oleh: Program Studi S-1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di Sekolah Menengah Atas. Selain bahasa Jerman dipelajari juga bahasa Inggris, bahasa Jepang dan

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 1 SEDAYU BANTUL

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 1 SEDAYU BANTUL KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 1 SEDAYU BANTUL Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak menyenangkan, duduk berjam-jam dengan mencurahkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak menyenangkan, duduk berjam-jam dengan mencurahkan perhatian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak kalangan pelajar menganggap belajar fisika adalah aktivitas yang tidak menyenangkan, duduk berjam-jam dengan mencurahkan perhatian dengan pikiran pada suatu

Lebih terperinci

Kata kunci: Media Pembelajaran, Twitter, Kemampuan Menulis Kalimat Sederhana

Kata kunci: Media Pembelajaran, Twitter, Kemampuan Menulis Kalimat Sederhana Penggunaan Twitter sebagai Media Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Kalimat Sederhana dalam Pembelajaran Bahasa Jerman Dika Putri Utama, Amir, Pepen Permana Departemen Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

SUSUNAN DEWAN REDAKSI JURNAL LATERNE

SUSUNAN DEWAN REDAKSI JURNAL LATERNE SUSUNAN DEWAN REDAKSI JURNAL LATERNE JURNAL PENDIDIKAN BAHASA JERMAN PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA Jurnal Laterne (ISSN: 2302-2833) diterbitkan

Lebih terperinci

L A T E R N E JURNAL PENDIDIKAN BAHASA JERMAN

L A T E R N E JURNAL PENDIDIKAN BAHASA JERMAN ISSN : 2302-2833 L A T E R N E JURNAL PENDIDIKAN BAHASA JERMAN Vol. IV, Nomor 1, Februari 2015 Laterne Vol. IV No. 1 Hal. 1-154 Surabaya Februari 2015 ISSN 2302-2833 Diterbitkan oleh: Program Studi S-1

Lebih terperinci

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Keterampilan. Berbicara Bahasa Jerman Siswa

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Keterampilan. Berbicara Bahasa Jerman Siswa Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Keterampilan Volume, Nomor 3, September 2014 Dicetak@Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman, FPBS UPI Efektivitas Model Pembelajaran

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN SMA NEGERI 1 MINGGIR SLEMAN SKRIPSI

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN SMA NEGERI 1 MINGGIR SLEMAN SKRIPSI KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN SMA NEGERI 1 MINGGIR SLEMAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: penggunaan, media audio visual, pembelajaran menyimak.

ABSTRAK. Kata Kunci: penggunaan, media audio visual, pembelajaran menyimak. Penggunaan Media Audio Visual dalam Pembelajaran Menyimak Bahasa Jerman di SMA Runi Rachmalina Utari, Ending Khoerudin, Irma Permatawati Departemen Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Lebih terperinci

SKRIPSI. oleh REZA FAUZIQURAHMAN

SKRIPSI. oleh REZA FAUZIQURAHMAN KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN TEKA-TEKI SILANG DALAM PEMBELAJARAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 PENGASIH KULON PROGO JUDUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

DEIKSIS DALAM ROMAN UND SAGTE KEIN EINZIGES WORT KARYA HEINRICH BÖLL: SUATU ANALISIS PRAGMATIK JURNAL. Oleh : Adriani Rasinta Mananohas

DEIKSIS DALAM ROMAN UND SAGTE KEIN EINZIGES WORT KARYA HEINRICH BÖLL: SUATU ANALISIS PRAGMATIK JURNAL. Oleh : Adriani Rasinta Mananohas DEIKSIS DALAM ROMAN UND SAGTE KEIN EINZIGES WORT KARYA HEINRICH BÖLL: SUATU ANALISIS PRAGMATIK JURNAL Oleh : Adriani Rasinta Mananohas 070913004 UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS SASTRA MANADO 2013 1

Lebih terperinci

SKRIPSI. oleh SISKA KURNIAWATI NIM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

SKRIPSI. oleh SISKA KURNIAWATI NIM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK PORPE (PREDICT, ORGANIZE, REHEARSE, PRACTICE, EVALUATE) DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 NGAGLIK SLEMAN SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN SILANG BUDAYA (INTERKULTURELL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERPRETASI SASTRA JERMAN

PEMBELAJARAN SILANG BUDAYA (INTERKULTURELL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERPRETASI SASTRA JERMAN PEMBELAJARAN SILANG BUDAYA (INTERKULTURELL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERPRETASI SASTRA JERMAN Siti Kudriyah Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan Kata Kunci : ABSTRAK Bei dieser Forschung

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN MENULIS KALIMAT BAHASA JERMAN ANALISIS KESALAHAN MENULIS KALIMAT BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI IBB SMA NEGERI 3 SIDOARJO

ANALISIS KESALAHAN MENULIS KALIMAT BAHASA JERMAN ANALISIS KESALAHAN MENULIS KALIMAT BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI IBB SMA NEGERI 3 SIDOARJO ANALISIS KESALAHAN MENULIS KALIMAT BAHASA JERMAN ANALISIS KESALAHAN MENULIS KALIMAT BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI IBB SMA NEGERI 3 SIDOARJO Kamelia Ayu Purnama Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas

Lebih terperinci

HASIL BELAJAR MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE DALAM KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA BAHASA JERMAN KELAS XI SMAN 1 MOJOSARI

HASIL BELAJAR MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE DALAM KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA BAHASA JERMAN KELAS XI SMAN 1 MOJOSARI HASIL BELAJAR MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE HASIL BELAJAR MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE DALAM KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA BAHASA JERMAN KELAS XI SMAN 1 MOJOSARI Yuni Murdiyanti E-mail:

Lebih terperinci