Kata Kunci : Penguasaan Kosakata, Media Permainan Tic Tac Toe.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kata Kunci : Penguasaan Kosakata, Media Permainan Tic Tac Toe."

Transkripsi

1 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN TIC TAC TOE DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMA ANGKASA BANDUNG Winne Juliyanti, Ending Khoerudin, Pepen Permana Kosakata merupakan salah satu elemen penting dalam mempelajari bahasa Jerman, karena dengan menguasai kosakata seseorang dapat mengungkapkan gagasan dan pemikirannya kepada orang lain. Namun, pada kenyataannya tidak mudah untuk menguasai kosakata. Terkadang pembelajar merasa kesulitan dalam menguasai kosakata bahasa Jerman. Kesulitan yang dihadapi pembelajar yaitu mereka sulit menyimpan dan mengingat kosakata baru yang telah dipelajarinya. Hal ini berdasarkan pengamatan dan pengalaman penulis saat mengajar di SMA Angkasa Bandung. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu cara agar dapat mempermudah pembelajar dalam mempelajari kosakata yaitu dengan menggunakan media pembelajaran. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan adalah media permainan Tic Tac Toe. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian Quasi Eksperimental Design dengan menggunakan satu kelas sebagai sampel. Berdasarkan hasil analisis data, penguasaan kosakata siswa sebelum menggunakan media permainan Tic Tac Toe berada pada kategori cukup dan setelah menggunakan media permainan Tic Tac Toe berada pada kategori sangat baik. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa sebelum menggunakan media permainan Tic Tac Toe dan hasil belajar siswa sesudah menggunakan media permainan Tic Tac Toe. Dengan kata lain, media permainan Tic Tac Toe efektif digunakan dalam meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jerman. Kata Kunci : Penguasaan Kosakata, Media Permainan Tic Tac Toe. Pendahuluan Dalam mempelajari bahasa asing, khususnya bahasa Jerman, terdapat empat aspek keterampilan yaitu, keterampilan berbicara (sprechen), keterampilan menulis (schreiben), keterampilan menyimak (hören) dan keterampilan membaca (lesen). Selain empat keterampilan berbahasa tersebut, terdapat pula aspek lain yang memegang peranan penting dan dapat mempengaruhi keterampilan berbahasa, yaitu penguasaan kosakata. Penguasaan kosakata dengan pemahaman yang baik dapat menunjang kemampuan berbahasa seseorang. Namun terkadang seseorang sulit mengingat kosakata dalam jangka waktu yang lama, seperti yang *) Penulis adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman FPBS Universitas Pendidikan Indonesia

2 masih sering terjadi pada siswa, khususnya siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dalam pembelajaran bahasa Jerman selama ini. Pada umumnya siswa sering mengalami kesulitan dalam menyimpan dan mengingat kosakata baru yang asing di otak mereka dalam jangka panjang sehingga siswa pun sering kali tidak ingat dengan materi yang telah dipelajari karena banyaknya kosakata yang harus diingat. Agar materi tersampaikan dengan baik, diperlukan media pembelajaran sebagai perantara yang tepat agar proses belajar mengajar berjalan secara baik dan efektif. Pemilihan media pembelajaran yang baik dapat mempengaruhi proses belajar dan dapat mempengaruhi ketercapaian pembelajaran. Media yang digunakan harus menarik, menyenangkan, tidak membosankan dan dapat menumbuhkan motivasi belajar bagi siswa. Terkait dengan media pembelajaran yang baik, penggunaan media permainan dirasa cocok untuk menyampaikan materi guna membangkitkan motivasi belajar pada siswa dan untuk mengurangi ketegangan dalam belajar. Melalui media permainan, siswa diharapkan dapat termotivasi, mudah mengingat materi, dan semakin aktif dalam belajar. Salah satu permainan yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah permainan Tic Tac Toe. Permainan Tic Tac Toe adalah permainan board game yang dimainkan oleh dua orang, dimana dua pemain tersebut memberi tanda X dan O diatas papan permainan yang berisi gambar-gambar yang harus mereka sebutkan dalam bahasa Jerman. Permainan ini dirasa akan membantu siswa dalam pemahaman dan penguasaan kosakata, karena permainan ini dapat melatih kemandirian, mengembangkan daya ingat dan meningkatkan perbendaharaan kosakata. Peraturan dalam permainan ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran. Dari penjelasan tersebut, penulis beranggapan media permainan ini akan sangat membantu siswa dalam proses pembelajaran dan penguasaan kosakata bila digunakan secara efektif. Berdasarkan paparan di atas, peneliti menggunakan media permainan Tic Tac Toe sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa. Dalam penelitian ini digunakan satu kelas sebagai sampel yaitu kelas XI IPS D.

3 Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai penguasaan kosakata siswa sebelum dan sesudah menggunakan media permainan Tic Tac Toe. Kajian Pustaka 1. Kosakata a. Pengertian Kosakata Kosakata merupakan kumpulan kata yang tidak dapat dipisahkan dari suatu bahasa. Seperti yang dikemukakan Engel (1988: 5) bahwa Wörter sind kleinste relativ selbständige sprachliche Einleiten, und sie haben eine eigene Bedeutung. Kutipan tersebut dapat diartikan bahwa kata-kata merupakan bagian terkecil dari bahasa yang memiliki makna tersendiri. Senada dengan yang dinyatakan dalam buku Duden (2010: 1104) yakni kosakata merupakan salah satu bagian dari bahasa. Pernyataan tersebut didukung oleh Heyd (1990: 91) yang menyatakan bahwa, der Wortschatz umfaβt die Gesamtheit der Wörter einer Sprache. Dengan kata lain kosakata merupakan keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa. Lebih lanjut mengenai kosakata, Keraf (1988: 68) menjelaskan Kosakata adalah pembendaharaan kata yang jauh dari daftar kata kata dan dapat segera diketahui artinya apabila diperdengarkan kembali, walaupun jarang atau tidak pernah digunakan lagi dalam percakapan atau tulisan sendiri. Definisi lain diungkapkan oleh Götz, dkk (2003: 1193) yakni alle Wörter einer Sprache oder Fachsprache; alle Wörter, die jemand zum Sprechen benutz; alle Wörter, die jemand in ihrer Bedeutung kennt. Kosakata merupakan semua kata dari sebuah bahasa maupun bahasa ilmiah; semua kata yang digunakan seseorang untuk berbicara; semua kata yang maknanya dapat diketahui. Berdasarkan paparan pendapat diatas diketahui bahwa, kosakata merupakan seluruh kata dari sebuah bahasa yang maknanya dapat diketahui dan keberadaannya tak terlepas dari unsur bahasa.

4 b. Pembagian Kosakata Dalam penggunaannya, Heyd (1990:91) membedakan kosakata menjadi tiga bagian, yaitu: im Fremdspracheunterricht unterscheidet man zwischen dem aktiven, dem passiven, und dem potentiellen Wortschatz. Der aktive Wortschatz umfaβt die Wörter, die der Lerner produktiv zu verwenden in der Lage ist, der passive umfaβt die Wörter, die er einmal gelernt hat, aber nicht produktiv beim Sprechen und Schreiben verwenden kann, sondern die er nur wiedererkennt und versteht, wenn er sie hört oder liest. Zum potentiellen Wortschatz einen Lerners zählt man alle abgeleiteten und zusammengesetzten Wörter, die dem Lerner vollkommen sind. Dari kutipan Heyd diatas dapat dijelaskan bahwa dalam pembelajaran bahasa asing, kosakata dibagi menjadi tiga bagian yakni, Aktiver Wortschatz yaitu kosakata yang digunakan oleh pembelajar secara produktif. Passiver Wortschatz yaitu kosakata yang pernah dipelajari tetapi tidak dapat digunakan secara produktif dalam keterampilan berbicara maupun menulis, melainkan hanya untuk dimengerti pada saat peserta didik mendengar atau membaca. Potentieller Wortschatz yaitu kosakata yang berupa kata gabung atau kata-kata hasil derivasi. Sejalan dengan pernyataan Heyd, Bohn (1999:23) juga membagi kosakata menjadi tiga bagian sebagai berikut: 1. Mittelungswortschatz (auch aktiver oder produktiver Wortschatz) Die Wörter, die der Lernende aus dem Gedächtnis abrufen können, die sie verfügbar haben, um sich mündlich und schriftlich zu äuβern. Definisi tersebut berarti bahwa Mittelungswortschatz adalah kata-kata yang dapat diingat kembali dari ingatan pembelajar, dan dapat digunakan dalam keterampilan berbicara dan menulis. 2. Verstehenswortschatz (auch rezeptiver oder passiver Wortschatz) Die Menge von Wörtern, die der Lernende in einem gesprochenen oder geschriebenen Text wieder erkennen und verstehen, die sie aber zieht ohne weiteres verwenden (können). Dari kutipan ini dapat diartikan bahwa jumlah

5 dari kata-kata yang dikenali dan dipahami oleh pembelajar secara lisan atau melalui teks tertulis, tetapi tidak digunakan lebih lanjut oleh pembelajar. 3. Potenzieller Wortschatz Die Wörter, deren Bedeutung sich der Lernende mit Hilfe ihres Sach- und Sprachwissens insbesondere ihrer Wortbildungskenntnisse selbständig erschliβen. Potenzieller Wortschatz didefinisikan sebagai kata-kata yang maknanya dapat disimpulkan sendiri oleh pembelajar dengan bantuan pengetahuan bahasa, terutama pengetahuan tentang pembentukan kata yang dimilikinya. Dari pembagian kosakata menurut Bohn dapat disimpulkan bahwa kosakata terdiri atas tiga bagian yaitu, Mittelungswortschatz, kosakata aktif yang dapat digunakan dalam kegiatan berbicara dan menulis. Verstehenswortschatz yaitu kosakata yang hanya dipahami dan dikenali oleh pembelajar secara lisan atau tertulis namun tidak digunakan secara aktif dan Potenzieller Wortschatz adalah kosakata yang maknanya dapat disimpulkan dengan bantuan pengetahuan bahasa. Berdasarkan kutipan dari Heyd dan Bohn diatas, disimpulkan bahwa kosakata dapat dibagi dalam tiga bagian yakni, kosakata aktif, kosakata pasif dan kosakata potensial. Kosakata aktif merupakan kosakata yang digunakan secara produktif oleh pembelajar, kosakata pasif merupakan kosakata yang tidak digunakan secara produktif oleh pembelajar, melainkan hanya dikenali dan dipahami, sedangkan kosakata potensial merupakan kosakata yang dapat disimpulkan dengan bantuan bahasa yang dimiliki pembelajar. 2. Media Permainan Tic Tac Toe a. Pengertian Media Pembelajaran Pada proses belajar-mengajar diperlukan alat perantara agar proses tersebut dapat berjalan secara baik dan efektif serta tujuan pembelajaran dapat terealiasikan dengan baik, alat perantara tersebut adalah media. Arsyad (2010: 2) mengungkapkan bahwa media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk

6 jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver). Dinyatakan dalam Duden (2006: 1127) bahwa media merupakan Etwas, was eine Verbindung oder Beziehung zwischen mehreren Personen oder Gegenständen herstellt oder ermöglicht. Dari kutipan tersebut dapat dijelaskan bahwa media merupakan sesuatu yang dapat menghasilkan atau memungkinkan terjadinya penghubung atau hubungan antara beberapa orang atau benda. Sadiman (2009: 9) mengungkapkan bahwa: Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Senada dengan Sadiman, Ladenthin dalam Barsch (2006: 25) menyatakan bahwa: Unterrichtsmedien sind reale Gegenstände, die Lernobjekte oder Hilfsmittel sind. Als Lernobjekte ermöglichen sie Erfahrungen, die dem Erreichen der Lernziele dienen. Als Hilfsmittel werden sie dazu verwendet, Lernobjekte zugänglich zu machen oder zu erzeugen. Kutipan tersebut dapat diartikan bahwa media pembelajaran adalah benda nyata yang berupa objek belajar atau alat bantu. Sebagai objek belajar memungkinkan untuk mendapatkan pengalaman yang didalamnya dapat mencapai tujuan pembelajaran. Sebagai alat bantu media pembelajaran dapat digunakan dengan mudah untuk mencapai atau menghasilkan objek belajar. Dari keempat pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan perantara berupa benda nyata atau suatu alat yang digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar untuk menyalurkan atau menyampaikan pesan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

7 b. Permainan dalam Pembelajaran Kosakata Dalam proses pembelajaran bahasa Jerman terdapat empat keterampilan yang harus dikuasai oleh pembelajar yakni, keterampilan mendengar (Hörverstehen), keterampilan berbicara (Sprechfertigkeit), keterampilan membaca (Leseverstehen) dan keterampilan menulis (Schreibfertigkeit). Selain empat keterampilan tersebut terdapat unsur yang paling penting dalam pembelajaran bahasa Jerman, yaitu pembelajaran kosakata. Pada praktiknya, banyak pembelajar mengalami kesulitan dalam mempelajari dan menguasai kosakata bahasa Jerman. Oleh karena itu, dibutuhkan media yang efektif dalam meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jerman. Salah satu media yang efektif adalah media permainan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Rini (2010: 1) bahwa: Melakukan permainan dalam proses belajar-mengajar bahasa adalah salah satu metode pembelajaran efektif yang dapat ditempuh oleh pengajar. Permainan dapat diberikan sebagai metode pengajaran inti maupun pengulangan materi yang sudah dipelajari. Dauvilier dan Hillerich (2004: 5) menjelaskan lebih rinci mengenai permainan Spiele sollten vor allem Spass machen und den Unterricht in einer Atmosphäre ablaufen lassen, die frei ist von Angst, Zeit- und Notendruck. Dari pernyataan Dauvilier dan Hillerich dapat dijelaskan bahwa permainan dapat membuat suasana pembelajaran baerlangsung secara menyenangkan yang bebas dari rasa takut, tekanan waktu, dan prestasi. Dari kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa permainan adalah kegiatan yang dapat membuat proses belajar-mengajar berjalan secara menyenangkan tanpa ada rasa takut dan tertekan bagi siswa serta dapat dijadikan salah satu metode pembelajaran yang efektif bagi pengajar. c. Permainan Tic Tac Toe Permainan Tic Tac Toe merupakan salah satu permainan komputer, permainan ini berjenis board-game yang berukuran 3x3 dimana pemain harus mengisi sel-sel tersebut dengan tanda X dan O sehingga karakter yang

8 dimasukkan pemain dapat membentuk suatu garis lurus horizontal, vertikal, ataupun diagonal. Aturan permainan Tic Tac Toe dalam komputer berlaku untuk dua orang pemain. Dalam permainan ini hasilnya dapat berupa menang, kalah, ataupun seri. Pada permainan ini penulis sedikit memodifikasi permainan dengan mengisi sel-sel kosong dalam papan permainan dengan gambar-gambar benda. Kemudian siswa menyebutkan nama benda tersebut dalam bahasa Jerman, sesuai dengan posisi tanda yang ia miliki. Dalam permainan ini siswa harus berusaha mempertahankan posisinya sambil menebak nama-nama benda tersebut dalam bahasa Jerman. d. Penerapan Permainan Tic Tac Toe dalam Prosess Pembelajaran 1. Siswa diberi papan permainan, satu papan permainan berlaku untuk dua orang siswa (teman sebangku). 2. Siswa yang duduk di sebelah kanan diminta untuk menulis tanda X pada papan permainan. Sedangkan siswa yang duduk di sebelah kiri menulis tanda O. 3. Permainan di mulai dari siswa yang duduk di sebelah kanan atau yang mendapat bagian X. Siswa bebas memilih gambar yang telah tersedia dan menyebutkannya dalam bahasa Jerman, setelah menyebutkannya dengan benar baru ia dapat menulis tanda X diatas gambar yang sudah ia jawab. Kemudian dilanjutkan oleh siswa yang mendapat bagian O, ia bebas memilih gambar dan menyebutkan nama benda itu dalam bahasa Jerman dengan benar, lalu dapat menulis atau memberi tanda O diatas gambar tersebut sehingga membentuk garis lurus horizontal, vertikal, atau diagonal. Siswa melakukannya secara bergantian dan begitu seterusnya. 4. Siswa yang pertama kali memiliki tiga tanda dalam satu garis lurus adalah pemenangnya.

9 Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi eksperiment) tanpa adanya kelas kontrol. Penelitian metode ini disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, yaitu menguji efektivitas penggunaan media permainan Tic Tac Toe di satu kelas atau dengan kata lain untuk melihat akibat dari suatu perlakuan. Sugiyono (2007 : 108) menjelaskan istilah pre-experimental designs (nondesigns) untuk penelitian yang dilakukan terhadap satu kelompok tanpa adanya kelompok kontrol atau pembanding. Adapun desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group pretest-posttest design yaitu eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa pembanding. Sebelum treatment terlebih dahulu dilakukan tes awal (pretest) dan setelah treatment kemudian dilakukan tes akhir (posttest), hal ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan nilai rata-rata siswa sebelum dan sesudah treatment. Data yang diperoleh dihitung secara statistik dengan membandingkan hasil pretest dengan hasil posttest. Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil tes tertulis mengenai penguasaan kosakata. Tes diberikan kepada siswa sebanyak dua kali untuk mengetahui kemampuan penguasaan kosakata siswa sebelum dan sesudah perlakuan. Pretest diberikan untuk mengetahui kemampuan penguasaan kosakata awal siswa, sedangkan posttest diberikan dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan perangkat tes yang sama. Tes ini terdiri atas 20 soal yang berbentuk essay. Tes ini diasumsikan telah memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas karena soal pretest dan posttest yang diberikan diambil dari bahan ajar bahasa Jerman, yaitu dari buku Jung 1dan Geni@al tanpa mengalami perubahan apapun, dimana buku ini sudah digunakan sebagai bahan ajar bahasa Jerman oleh sebagian besar SMA di Indonesia, terutama di Jawa Barat. Oleh karena itu tidak dilakukan pengujian tes. Masing-masing soal dalam dalam tes ini bernilai 10 poin, sehingga diperoleh nilai maksimal 100. Untuk memudahkan interpretasi penilaian, digunakan skala

10 penilaian 100 Nurgiyantoro (2010: 253). Presentase tingkat penguasaan kosakata dapat diinterpretasikan dengan menggunakan tabel berikut: Penentuan Interpretasi Tingkat Penguasaan Kosakata Siswa Interval PersentaseTingkat Penguasaan Keterangan Sangat baik Baik Cukup Kurang Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan perhitungan yang telah diolah melalui uji statistik, diperoleh nilai rata-rata siswa pretest sebesar 61,5 sedangkan posttest sebesar 81,5. Sementara itu, dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji-t diketahui nilai t hitung > t tabel (24,39 > 1,697), ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pretest (X) dan posttest (Y) siswa setelah mendapatkan perlakuan selama tiga kali dengan menggunakan media permainan Tic Tac Toe. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media permainan Tic Tac Toe efektif dalam meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa. Pembuktian hipotesis yang menyebutkan bahwa media permainan Tic Tac Toe efektif digunakan dalam meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa dapat diterima. Hal ini dibuktikan dengan meningkatknya hasil belajar siswa karena media permainan Tic Tac Toe memberikan pengaruh yang baik terhadap penguasaan kosakata siswa. Media permaianan Tic Tac Toe merupakan salah satu alternatif media pembelajaran yang baik digunakan dalam pembelajaran kosakata bahasa Jerman. Dengan menggunakan media permainan ini, siswa terhindar dari rasa tertekan karena pada dasarnya media ini berbentuk permainan sehingga dapat memberikan kesan dan pengalaman yang nyata, yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha

11 sendiri dikalangan siswa. Dalam media permainan ini tersedia gambar-gambar berwarna yang dapat memudahkan siswa dalam memahami kosakata atau benda yang dimaksud. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Hamalik (1994:81) bahwa, Melalui gambar siswa dapat melihat dengan jelas sesuatu yang sedang dibicarakan atau didiskusikan dalam kelas. Suatu persoalan dapat dijelaskan dengan gambar selain penjelasan kata-kata. Media permainan ini dirancang untuk dua pemain, sehingga secara tidak langsung permainan ini menuntut siswa untuk aktif dan saling berkompetisi sehingga membuat siswa lebih termotivasi dan aktif dalam mempelajari kosakata bahasa Jerman. Selain itu, media permainan ini dapat memberikan warna baru dalam mempelajari kosakata bahasa Jerman, sehingga proses belajar terkesan tidak membosankan dan dapat menarik minat serta motivasi belajar siswa. Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa media permainan Tic Tac Toe dapat digunakan sebagai salah satu alternatif media pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa Simpulan dan Saran Setelah dilakukan penelitian mengenai efektivitas penggunaan media permainan Tic Tac Toe dalam meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jerman maka dapat ditarik kesimpulan, pertama penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa sebelum diberi treatment dengan menggunakan media permainan Tic Tac Toe termasuk dalam kategori cukup. Kedua, penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa mengalami peningkatan setelah mendapat perlakuan sebanyak tiga kali dengan menggunakan permainan Tic Tac Toe, hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai rata-rata siswa yang termasuk dalam kategori baik. Ketiga, setelah dilakukan uji-t diketahui t hitung > t tabel, hal ini menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes awal dan tes akhir. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media permainan Tic Tac Toe efektif digunakan dalam pembelajaran kosakata bahasa Jerman.

12 Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, terdapat beberapa saran untuk meningkatkan keberhasilan siswa dalam pembelajaran kosakata bahasa Jerman, yaitu: (1) dalam mengajarkan bahasa Jerman khususnya dalam pembelajaran kosakata bahasa Jerman, sebaiknya menggunakan media pembelajaran yang tepat, menyenangkan, efektif dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa agar materi pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik. Berdasarkan penelitian ini, diketahui bahwa media permainan Tic Tac Toe efektif untuk digunakan dalam meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jerman. Oleh karena itu, permainan ini dapat dijadikan salah satu media alternatif dalam mengajarkan kosakata bahasa Jerman. (2) kepada peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dalam bidang yang serupa, sebaiknya mempertimbangkan jumlah gambar dan kejelasan gambar yang akan dicantumkan agar perlakuan (treatment) berlangsung lebih efektif sehingga hasil yang diperoleh dapat tercapai secara maksimal. *** Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Arsyad, Azhar. (2010). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Barsch, Achim. (2006). Mediendidaktik Deutsch. Padeborn: Verlag Ferdinand Schöningh. Bohn, Reiner. (2000). Probleme der Wortschatzarbeit. München. Langenscheidt. Dauvillier, Christa und Lĕvy-Hillerich, Dorothea. (2004). Spiele im Deutschunterricht. München. Langenscheidt. Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia Duden (2010). Das Bedeutungswörterbuch. Manheim: Dudenverlag. Duden (2006). Deutsches Universal Wörterbuch. Manheim: Dudenverlag.

13 Engel, Ulrich. (1988). Deutsche Grammatik. Heidelberg: Julius Groos Verlag Heidelberg. Götz, D. et al. (2003). Langenscheidt Groβwörterbuch Deutsch als Fremdsprache. Berlin und München: Langenscheidt. Heyd, Gertraude. (1990). Deutsch Lehren. Frankfurt am Main: Verlag Moritz Diesterweg. Keraf, Gorys. (1988). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia. Munadi, Yudhi. (2010). Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press. Nurgiyantoro, Burhan. (2010). Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE Hamalik, Oemar. (1994). Media Pendidikan. Bandung: Rosdakarya Rini, Ayu. (2010). Be Smart and Fun with English Games. Jakarta: Kesaint Blanc. Sadiman, S. Arief. et al. (2009). Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.. (2011). Tic Tac Toe. [Online] [10 November 2011]. (2012). Media Pendidikan Indonesia [Online]. [15 November 2012]. (2013). Metode Permainan [Online] [2 Maret 2013]

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek keterampilan yang terbagi dalam dua kelompok, yakni

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek keterampilan yang terbagi dalam dua kelompok, yakni BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mempelajari bahasa asing, khususnya bahasa Jerman, terdapat empat aspek keterampilan yang terbagi dalam dua kelompok, yakni keterampilan yang bersifat

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATERI UHRZEIT. Syaiful Qudsi, Lersianna HS, Pepen Permana

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATERI UHRZEIT. Syaiful Qudsi, Lersianna HS, Pepen Permana PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATERI UHRZEIT Syaiful Qudsi, Lersianna HS, Pepen Permana Salah satu materi yang dipelajari dalam pembelajaran bahasa

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN. Astri Lestari, Ending Khoerudin, Lucky Herliawan Y. A.

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN. Astri Lestari, Ending Khoerudin, Lucky Herliawan Y. A. HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN Astri Lestari, Ending Khoerudin, Lucky Herliawan Y. A. Abstraksi Penguasaan kosakata berperan penting dalam mempelajari empat keterampilan

Lebih terperinci

Kata Kunci: Permainan, Scrabble, Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman

Kata Kunci: Permainan, Scrabble, Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman Efektivitas Permainan Scrabble Dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa jerman Lukman Hakim, Ending Khoerudin, Putrasulung Baginda Departemen Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN FLIP CHART UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA MENGENAI POSSESSIVPRONOMEN. Eva Eloka Verany, Amir, Ending Khoerudin.

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN FLIP CHART UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA MENGENAI POSSESSIVPRONOMEN. Eva Eloka Verany, Amir, Ending Khoerudin. EFEKTIVITAS PENGGUNAAN FLIP CHART UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA MENGENAI POSSESSIVPRONOMEN Eva Eloka Verany, Amir, Ending Khoerudin Abstrak Possessivpronomen dalam bahasa Jerman memiliki empat kasus,

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS TEKNIK PERMAINAN KARTU UNO DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN. Nurhasanah, Lucky Herliawan, Irma Permatawati

EFEKTIVITAS TEKNIK PERMAINAN KARTU UNO DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN. Nurhasanah, Lucky Herliawan, Irma Permatawati 1 EFEKTIVITAS TEKNIK PERMAINAN KARTU UNO DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN Nurhasanah, Lucky Herliawan, Irma Permatawati Abstraksi Dalam mempelajari bahasa Jerman, siswa mengalami kesulitan dalam

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MEDIA PERMAINAN BUCHSTABENDIKTAT DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN. Milda Anika, Lucky Herliawan Y.A.

EFEKTIVITAS MEDIA PERMAINAN BUCHSTABENDIKTAT DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN. Milda Anika, Lucky Herliawan Y.A. 1 EFEKTIVITAS MEDIA PERMAINAN BUCHSTABENDIKTAT DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN Milda Anika, Lucky Herliawan Y.A., Pepen Permana Abstrak Dalam mempelajari bahasa Jerman ada empat keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menguasai empat keterampilan berbahasa, yakni: menyimak (hören), berbicara

BAB I PENDAHULUAN. menguasai empat keterampilan berbahasa, yakni: menyimak (hören), berbicara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam mempelajari bahasa asing, dalam hal ini bahasa Jerman, siswa harus menguasai empat keterampilan berbahasa, yakni: menyimak (hören), berbicara (sprechen),

Lebih terperinci

Kata Kunci: Teknik Permainan, Magic Box, Penguasaan Kata Benda.

Kata Kunci: Teknik Permainan, Magic Box, Penguasaan Kata Benda. Efektivitas Teknik Permainan Magic Box Untuk Meningkatkan Penguasaan Kata Benda Bahasa Jerman Inesz Dewi Annisa, Hafdarani, Pepen Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

PENERAPAN IPTEKS PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN MELALUI MEDIA GAMBAR. Oleh : LINDA ARUAN

PENERAPAN IPTEKS PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN MELALUI MEDIA GAMBAR. Oleh : LINDA ARUAN PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN MELALUI MEDIA GAMBAR Oleh : LINDA ARUAN ABSTRAK Kedudukan media gambar dalam proses belajar mengajar tidak berdiri sendiri. Media gambar dimanfatkan oleh dosen

Lebih terperinci

PERANAN STRATEGI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ASING. Lersianna Saragih*)

PERANAN STRATEGI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ASING. Lersianna Saragih*) PERANAN STRATEGI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ASING Lersianna Saragih*) Abstrak Jeder Fremdsprachelernende bewusst oder unbewusst verwendet in seinem Lernprozess eine Strategie. Ermust mit der von

Lebih terperinci

HUBUNGAN MINAT MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI ISI TEKS BAHASA JERMAN. Widya Astuti, Lucky Herliawan Y.A., Pepen Permana ABSTRAK

HUBUNGAN MINAT MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI ISI TEKS BAHASA JERMAN. Widya Astuti, Lucky Herliawan Y.A., Pepen Permana ABSTRAK HUBUNGAN MINAT MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI ISI TEKS BAHASA JERMAN Widya Astuti, Lucky Herliawan Y.A., Pepen Permana Departemen Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi eksperiment). Metode eksperimen semu adalah metode penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PERMAINAN JIGSAW PUZZLE

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PERMAINAN JIGSAW PUZZLE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa asing dalam dunia kependidikan di Indonesia bukanlah hal yang baru di kalangan seluruh peserta didik, karena mulai dari jenjang pendidikan formal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) setelah bahasa Inggris. Dalam. bahasa Jerman baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) setelah bahasa Inggris. Dalam. bahasa Jerman baik secara lisan maupun tulisan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) setelah bahasa Inggris. Dalam pengajaran bahasa Jerman, pembelajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dikuasai oleh siswa yaitu keterampilan menyimak (Hörfertigkeit),

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dikuasai oleh siswa yaitu keterampilan menyimak (Hörfertigkeit), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran bahasa Jerman, terdapat empat keterampilan bahasa yang harus dikuasai oleh siswa yaitu keterampilan menyimak (Hörfertigkeit), keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting untuk dipelajari,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting untuk dipelajari, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting untuk dipelajari, karena dengan bahasa seseorang dapat menyerap berbagai informasi dan pengetahuan dari

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA. Tia Hadianti*, Amir, Lersianna H.

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA. Tia Hadianti*, Amir, Lersianna H. PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA Tia Hadianti*, Amir, Lersianna H. Saragih Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya siswa yang mengalami

Lebih terperinci

Penggunaan Media Memory Games dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman. Tri maryana*, Irma Permatawati, Ending Khoerudin

Penggunaan Media Memory Games dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman. Tri maryana*, Irma Permatawati, Ending Khoerudin Penggunaan Media Memory Games dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman Tri maryana*, Irma Permatawati, Ending Khoerudin Abstraksi Kosakata merupakan salah satu aspek yang harus dikuasai dalam mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan. Oleh karena itu, untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut manusia melakukan suatu proses yang dinamakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menyimak dalam bahasa asing merupakan salah satu. keterampilan bahasa yang reseptif di samping keterampilan membaca.

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menyimak dalam bahasa asing merupakan salah satu. keterampilan bahasa yang reseptif di samping keterampilan membaca. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keterampilan menyimak dalam bahasa asing merupakan salah satu keterampilan bahasa yang reseptif di samping keterampilan membaca. Keterampilan menulis dan keterampilan

Lebih terperinci

GAMBAR DALAM PENGAJARAN BAHASA ASING Oleh Nining Warningsih Abstrak

GAMBAR DALAM PENGAJARAN BAHASA ASING Oleh Nining Warningsih Abstrak GAMBAR DALAM PENGAJARAN BAHASA ASING Oleh Nining Warningsih Abstrak Tak dapat disangkal lagi bahwa penampilan gambar dalam suatu buku ajar atau buku bacaan memberikan nilai lebih tersendiri bagi buku tersebut,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 26 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan pada bab I, dapat dirumuskan hasil penelitian sebagai berikut: 1. Deskripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pengajaran bahasa mempunyai tujuan agar pembelajar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pengajaran bahasa mempunyai tujuan agar pembelajar dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum pengajaran bahasa mempunyai tujuan agar pembelajar dapat menggunakan bahasa yang dipelajarinya untuk berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari segala penjuru dunia, tidak hanya informasi dalam negeri tapi juga

BAB I PENDAHULUAN. dari segala penjuru dunia, tidak hanya informasi dalam negeri tapi juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman menuntut semua orang untuk mengetahui informasi dari segala penjuru dunia, tidak hanya informasi dalam negeri tapi juga mancanegara. Oleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis, dengan cara mengumpulkan data-data berbagai bentuk latihan-latihan yang

Lebih terperinci

Teknik Permainan Ular-Tangga (Schlangen und Leitern)Dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman

Teknik Permainan Ular-Tangga (Schlangen und Leitern)Dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman Teknik Permainan Ular-Tangga (Schlangen und Leitern)Dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman Susi Susilawati, Pepen Permana, Ending Khoerudin SYNOPSE Die Wortschatzbeherrschung ist ein wichtiger Aspekt,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN HYPNOTEACHING DALAM PEMBELAJARAN DEKLINASI ADJEKTIVA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN HYPNOTEACHING DALAM PEMBELAJARAN DEKLINASI ADJEKTIVA EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN HYPNOTEACHING DALAM PEMBELAJARAN DEKLINASI ADJEKTIVA Syifa Nursyamsiah, Lucky Herliawan Y A, Azis Mahfuddin Abstrak Dalam rangka pembelajaran bahasa Jerman, pemahaman Grammatik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan sikap (Dimyanti dan Mudjiono, 1999:157). Dari pengertian tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan sikap (Dimyanti dan Mudjiono, 1999:157). Dari pengertian tersebut dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh guru dan siswa dalam belajar, bagaimana memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan dan sikap (Dimyanti

Lebih terperinci

Irfan Anshori, Lucky HYA, Pepen Permana

Irfan Anshori, Lucky HYA, Pepen Permana Efektivitas Teknik Permainan Pantomim dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni. Universitas Pendidikan Indonesia 2013 Irfan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antar bangsa, sebagai anggota masyarakat bahasa. Selain bahasa ibu, bahasa asing

BAB I PENDAHULUAN. antar bangsa, sebagai anggota masyarakat bahasa. Selain bahasa ibu, bahasa asing 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat untuk menyampaikan suatu perasaan, peran, maupun pendapat yang dalam prakteknya dapat disampaikan secara lisan maupun tulisan. Kemampuan dalam

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari baik secara lisan

BAB l PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari baik secara lisan BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari baik secara lisan maupun tulisan. Untuk mengungkapkan ide, gagasan dan pikiran seseorang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat untuk dapat berinteraksi dengan manusia yang lain. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat untuk dapat berinteraksi dengan manusia yang lain. Bahasa adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat untuk dapat berinteraksi dengan manusia yang lain. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa, khususnya bahasa Jerman terdapat empat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa, khususnya bahasa Jerman terdapat empat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran bahasa, khususnya bahasa Jerman terdapat empat komponen penting keterampilan bahasa, yakni keterampilan menyimak (Hörverstehen), keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam pembelajaran bahasa, salah satu bahan ajar dasar penting yang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam pembelajaran bahasa, salah satu bahan ajar dasar penting yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam pembelajaran bahasa, salah satu bahan ajar dasar penting yang harus dikuasai adalah tata bahasa. Dalam bahasa Jerman, tata bahasa atau yang biasa dikenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa asing seperti bahasa Jepang, kita mengenal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa asing seperti bahasa Jepang, kita mengenal BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam pembelajaran bahasa asing seperti bahasa Jepang, kita mengenal empat keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dari keempat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahasa asing termasuk bahasa Jerman saat ini telah menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahasa asing termasuk bahasa Jerman saat ini telah menjadi BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebutuhan akan bahasa asing termasuk bahasa Jerman saat ini telah menjadi hal yang tidak perlu dipertanyakan lagi. Seiring dengan berkembangnya zaman, semakin bertambah

Lebih terperinci

2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN DOMINO DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONJUGASIKAN VERBA BAHASA JERMAN

2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN DOMINO DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONJUGASIKAN VERBA BAHASA JERMAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari bahasa asing dan mampu menguasainya merupakan nilai lebih dalam bersosialisasi di dunia kerja maupun pergaulan. Bahasa Jerman merupakan salah satu

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN TATA BAHASA JERMAN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPTIF SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PALOPO

HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN TATA BAHASA JERMAN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPTIF SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PALOPO HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN TATA BAHASA JERMAN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPTIF SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PALOPO Desi Sugiarti 1 dan Muddin 2 Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang beragam. Selain bahasa Inggris di SMA, SMK dan MA, peserta didik juga

BAB I PENDAHULUAN. yang beragam. Selain bahasa Inggris di SMA, SMK dan MA, peserta didik juga BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tujuan dari pembelajaran bahasa asing untuk peserta didik adalah agar peserta didik mampu berkomunikasi dengan bahasa yang dipelajarinya dan mampu bersaing di

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM MATAKULIAH MEMBACA PEMAHAMAN (LESEVERSTEHEN IV) DENGAN MODEL CONCEPT MAPPING

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM MATAKULIAH MEMBACA PEMAHAMAN (LESEVERSTEHEN IV) DENGAN MODEL CONCEPT MAPPING MENINGKATKAN KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM MATAKULIAH MEMBACA PEMAHAMAN (LESEVERSTEHEN IV) DENGAN MODEL CONCEPT MAPPING Ending Khoerudin*) ABSTRAK Bertolak dari adanya kesulitan mahasiswa dalam membaca pemahaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa Sekolah Mengengah Atas (SMA) maupun Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. beberapa Sekolah Mengengah Atas (SMA) maupun Sekolah Menengah Kejuruan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Jerman sebagai salah satu bahasa asing yang diajarkan pada beberapa Sekolah Mengengah Atas (SMA) maupun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berbeda dengan

Lebih terperinci

2015 PENGGUAAN MEDIA BOARDGAME GERMAN TRIP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI ADJEKTIVDEKLINATION PADA SISWA SMA

2015 PENGGUAAN MEDIA BOARDGAME GERMAN TRIP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI ADJEKTIVDEKLINATION PADA SISWA SMA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari dalam pendidikan di Indonesia. Dalam mempelajari bahasa Jerman, sama halnya dalam pengajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup meningkat. Hal ini, didasarkan akan kebutuhan masyarakat akan. pentingnya bahasa asing itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. cukup meningkat. Hal ini, didasarkan akan kebutuhan masyarakat akan. pentingnya bahasa asing itu sendiri. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, minat terhadap pembelajaran bahasa asing di Indonesia cukup meningkat. Hal ini, didasarkan akan kebutuhan masyarakat akan pentingnya bahasa asing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Raysha Amanda, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Raysha Amanda, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mempelajari suatu bahasa ada empat keterampilan berbahasa yang terdiri atas keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Setiap keterampilan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE KOSAKATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMA

PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE KOSAKATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMA PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE KOSAKATA PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE KOSAKATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMA Lailatul Rohmah Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 2 KABUPATEN MAJENE

HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 2 KABUPATEN MAJENE HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 2 KABUPATEN MAJENE Desi Nuraina 1 dan Nurming Saleh 2 Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas

Lebih terperinci

No. RPP/JER/21 Revisi : 00 Tgl : 1 Maret 2011 Hal dari

No. RPP/JER/21 Revisi : 00 Tgl : 1 Maret 2011 Hal dari 1. Fakultas / Program Studi : Bahasa dan Seni/ Pendidikan Bahasa Jerman 2. Mata Kuliah & Kode : Hörverstehen III Kode : GER 204 3. SKS : Teori : 1 SKS Praktik : 1 SKS Sem : 1 Waktu : 2 X 50 Menit 4. Standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Pengajaran bahasa pada umumnya bertujuan agar mahasiswa dapat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Pengajaran bahasa pada umumnya bertujuan agar mahasiswa dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan membaca mempunyai peranan penting dalam pembelajaran bahasa. Pengajaran bahasa pada umumnya bertujuan agar mahasiswa dapat menggunakan bahasa yang dipelajarinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas Penggunaan Teknik Clustering Terhadap Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Bahasa Jerman

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas Penggunaan Teknik Clustering Terhadap Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Bahasa Jerman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa Jerman meliputi empat aspek, yaitu keterampilan menyimak (Hören), keterampilan berbicara (Sprechen), keterampilan membaca (Lesen), dan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BILDERGESCHICHTE

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BILDERGESCHICHTE 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Jerman meliputi empat keterampilan berbahasa, yaitu Hörfertigkeit (menyimak), Sprechfertigkeit (berbicara), Lesefertigkeit (membaca) dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Membaca dalam pembelajaran bahasa termasuk ke dalam keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Membaca dalam pembelajaran bahasa termasuk ke dalam keterampilan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membaca dalam pembelajaran bahasa termasuk ke dalam keterampilan reseptif dan salah satu keterampilan yang menuntut pemahaman seseorang. Hal ini berlaku untuk

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM QUIZ (TQ) PADA KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS X SMA N 1 KAMAL. Novita Putri Pratiwi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM QUIZ (TQ) PADA KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS X SMA N 1 KAMAL. Novita Putri Pratiwi PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM QUIZ (TQ) PADA KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS X SMA N 1 KAMAL Novita Putri Pratiwi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dapat disampaikan melalui dua cara, yaitu secara lisan dan tulisan. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dapat disampaikan melalui dua cara, yaitu secara lisan dan tulisan. Bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk menyampaikan ide, pendapat, perasaan, berita atau hal-hal lain yang ingin disampaikan kepada orang lain, kita biasa menggunakan bahasa. Bahasa dapat disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipecahkan dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipecahkan dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan hampir disemua aspek kehidupan manusia, dimana berbagai permasalahan hanya dapat dipecahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan bahasa asing kedua yang diajarkan di SMA setelah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan bahasa asing kedua yang diajarkan di SMA setelah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Jerman merupakan bahasa asing kedua yang diajarkan di SMA setelah bahasa Inggris. Dalam pembelajaran bahasa Jerman, pelaksanaannya mencakup empat keterampilan

Lebih terperinci

Efektivitas Teknik Permainan Alphabet Race dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman ABSTRAK .

Efektivitas Teknik Permainan Alphabet Race dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman ABSTRAK . Efektivitas Teknik Permainan Alphabet Race dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman Damayanti, Drs. Setiawan, M. Pd., Dra. Nining Warningsih, M.Pd. Departemen Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Bahasa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Populasi yang diambil adalah seluruh tingkat X di MA Radlatutta allum yakni kelas X MA A dan kelas X MA B yang total seluruhnya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan karena BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar belakang masalah Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan karena bahasa merupakan alat komunikasi yang diperlukan untuk berinteraksi dengan sesama manusia,

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi. Setelah dilakukannya

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi. Setelah dilakukannya BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Identifikasi Awal Dalam bab ini akan dibahas data dan pembahasan hasil penelitian. Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan kegiatan observasi

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TS- TS) DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 SEYEGAN SLEMAN SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk mengetahui sejauhmana efektivitas penggunaan Wortschatzliste yang digunakan dalam proses pembelajaran bahasa Jerman dalam meningkatkan kemampuan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA Pujiyanto 1) Widodo Budhi 2) 1)2) Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sarjanawiyata

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Hasil belajar matematika siswa di kelas eksperimen dengan menggunakan

BAB V PENUTUP. 1. Hasil belajar matematika siswa di kelas eksperimen dengan menggunakan BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil belajar matematika siswa di kelas eksperimen dengan menggunakan media permainan

Lebih terperinci

2016 EFEKTIVITAS MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD S TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA D ALAM MENGONJUGASIKAN VERBA

2016 EFEKTIVITAS MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD S TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA D ALAM MENGONJUGASIKAN VERBA BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa berfungsi sebagai salah satu alat komunikasi untuk berinteraksi antar sesama manusia. Dengan bahasa seseorang dapat memperoleh informasi secara lisan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 SEGERI KABUPATEN PANGKEP

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 SEGERI KABUPATEN PANGKEP PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 SEGERI KABUPATEN PANGKEP Miftahul Jannah 1 dan Hasmawati 2 Fakultas Bahasa dan

Lebih terperinci

Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Jerman melalui Media Gambar Siswa Kelas XI IPA 6 SMA Negeri 1 Makassar

Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Jerman melalui Media Gambar Siswa Kelas XI IPA 6 SMA Negeri 1 Makassar PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN MELALUI MEDIA GAMBAR SISWA KELAS XI IPA 6 SMA NEGERI 1 MAKASSAR VOCABULARY CONTROL IMPROVEMENT THROUGH MEDIA IMAGES GERMAN LANGUAGE CLASS XI 6 SMA NEGERI 1

Lebih terperinci

oleh Cindhy Dwi Meidany

oleh Cindhy Dwi Meidany KONTRIBUSI PENGUASAAN KOSAKATA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA TEKS BERBAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN ANIMASI SMK NEGERI 5 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di - 1 - BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di Indonesia, yang pembelajarannya dimulai pada tingkat SMA. Seperti halnya pada setiap pembelajaran

Lebih terperinci

Oleh: Istiana Ita Saputri NIM Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

Oleh: Istiana Ita Saputri NIM Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS XI SMK TAMTAMA KARANGANYAR TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh: Istiana Ita Saputri NIM 102110023 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran bahasa Jerman terdapat empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak (Hören), berbicara (Sprechen), membaca (Lesen) dan menulis (Schreiben).

Lebih terperinci

PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN

PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN Nining Warningsih *) Abstrak Terampil menggunakan bahasa sasaran merupakan tujuan utama yang ingin dicapai dalam pembelajaran bahasa asing, tak terkecuali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting karena melalui bahasa manusia dapat berinteraksi. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. penting karena melalui bahasa manusia dapat berinteraksi. Oleh karena itu, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting karena melalui bahasa manusia dapat berinteraksi. Oleh karena itu, bahasa sebagai alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan bahasa sebagai salah satu alat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan bahasa sebagai salah satu alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Manusia sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan bahasa sebagai salah satu alat penting dalam pembentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Afrilia Rahmani R, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Afrilia Rahmani R, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajar bahasa Jepang di Indonesia menunjukkan peningkatan pada tahun 2012 terutama jumlah pelajar di tingkat sekolah menengah. Menurut survey yang dilakukan Japan

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA BRETTSPIEL DALAM KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 MAKASSAR ABSTRAK ABSTRACT

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA BRETTSPIEL DALAM KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 MAKASSAR ABSTRAK ABSTRACT KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA BRETTSPIEL DALAM KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 MAKASSAR Andi Tenri 1, Wahyu Kurniati Asri, 2, Laelah Azizah 3 Fakultas Bahasa dan Sastra,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat manusia tidak akan terlepas dari penggunaan bahasa, begitu pula dalam dunia pendidikan, bahasa memiliki peran utama dalam menyampaikan

Lebih terperinci

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table Dalam. Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table Dalam. Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table Dalam Sekar Chandra Ratnasari, Amir, Azis Mahfuddin. Abstaksi Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai dalam

Lebih terperinci

ANALISIS UNSUR KALIMAT (SATZGLIEDANALYSE) DAN MENERJEMAHKAN TEKS BERBAHASA JERMAN Pepen Permana*)

ANALISIS UNSUR KALIMAT (SATZGLIEDANALYSE) DAN MENERJEMAHKAN TEKS BERBAHASA JERMAN Pepen Permana*) ANALISIS UNSUR KALIMAT (SATZGLIEDANALYSE) DAN MENERJEMAHKAN TEKS BERBAHASA JERMAN Pepen Permana*) Abstrak Penelitian ini dilaksanakan atas dasar pengamatan dan pengalaman yang menunjukkan terjadinya kesulitan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 47 Lampiran 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I. IDENTITAS MATA PELAJARAN 1. Nama Sekolah : SMA N 16 Bandung 2. Kelas : X 3. Semester : 2/ Genap 4. Mata Pelajaran : Bahasa Jerman 5. Alokasi Waktu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di Indonesia, khususnya di beberapa SMA dan di Universitas tertentu. Dalam belajar bahasa Jerman terdapat

Lebih terperinci

Oleh: Laili Nurul Fathimah Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh: Laili Nurul Fathimah Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MENGGUNAKAN MEDIA BROSUR PARIWISATA PADA SISWA KELAS XI SMK CIPTA KARYA PREMBUN TAHUN AJARAN 2012/2013 Oleh: Laili Nurul Fathimah Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat tidak terlepas dari bahasa, baik secara lisan maupun tulisan. Demikian pula halnya dengan kegiatan pendidikan yang meliputi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA TAYANGAN JEJAK PETUALANG TRANS7 PADA PEMBELAJARAN MENULIS PUISI KEINDAHAN ALAM

PENGGUNAAN MEDIA TAYANGAN JEJAK PETUALANG TRANS7 PADA PEMBELAJARAN MENULIS PUISI KEINDAHAN ALAM PENGGUNAAN MEDIA TAYANGAN JEJAK PETUALANG TRANS7 PADA PEMBELAJARAN MENULIS PUISI KEINDAHAN ALAM Liestia Lestari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia Surel:

Lebih terperinci

Surya Masniari Hutagalung Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Surya Masniari Hutagalung Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK PENERAPAN TEKNIK TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS MAHASISWA SEMESTER V TAHUN 2016 PRODI PENDIDIKAN BAHASA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN Surya Masniari Hutagalung Fakultas Bahasa dan

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 PAKEM SKRIPSI

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 PAKEM SKRIPSI KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 PAKEM SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya, semua keterampilan kemampuan berbahasa sangat penting untuk melakukan interaksi antara manusia sebagai mahluk sosial. Manusia juga dapat saling berkerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi salah satu bahasa yang wajib di kuasai. Terbukti dengan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi salah satu bahasa yang wajib di kuasai. Terbukti dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Jepang merupakan bahasa asing yang nampaknya sudah menjadi salah satu bahasa yang wajib di kuasai. Terbukti dengan diterapkannya mata pelajaran bahasa Jepang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa itu sendiri terbagi menjadi empat komponen, yaitu: menyimak, berbicara, membaca,

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KARTU KUARTET DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI MA NEGERI 1 MAKASSAR

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KARTU KUARTET DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI MA NEGERI 1 MAKASSAR KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KARTU KUARTET DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI MA NEGERI 1 MAKASSAR Zulfikar 1 dan Laelah Azizah. Fakultas Bahasa dan Sastra,

Lebih terperinci

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PERMAINAN KREISLAUF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PERMAINAN KREISLAUF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang banyak dipelajari di berbagai sekolah di Indonesia. Adanya ketertarikan terhadap negara dan kebudayaan Jerman

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PERMAINAN KARTU PINTAR DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN. Anggi Ariestantya, Dra. Hafdarani, M.Pd., Drs. Amir, MPd.

EFEKTIVITAS PERMAINAN KARTU PINTAR DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN. Anggi Ariestantya, Dra. Hafdarani, M.Pd., Drs. Amir, MPd. EFEKTIVITAS PERMAINAN KARTU PINTAR DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN. Anggi Ariestantya, Dra. Hafdarani, M.Pd., Drs. Amir, MPd. Departemen Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Pendidikan

Lebih terperinci

Irma Indriani, Azis Mahfuddin, Irma Permatawati

Irma Indriani, Azis Mahfuddin, Irma Permatawati Efektivitas Penggunaan Metode Talking Stick dalam Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman (Studi Penggunaan Metode Talking Stick di SMAN 3 Cimahi) Irma Indriani, Azis Mahfuddin, Irma Permatawati

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE JIGSAW

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE JIGSAW PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS RESENSI CERPEN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PANYABUNGAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016 Oleh Siti Fatimah Dr. M. Oky

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN

SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN Nama Pendidikan : SMA Kelas / Semester : X / 2 Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur,

Lebih terperinci

Sumber Bahan/ Referensi. Estimasi Waktu. Uraian Kegiatan. Lap top & LCD

Sumber Bahan/ Referensi. Estimasi Waktu. Uraian Kegiatan. Lap top & LCD 1. Fakultas / Program Studi : Bahasa dan Seni / Pendidikan Bahasa Jerman 2. Mata Kuliah & Kode : ZiDS Kode :GER 232 3. Jumlah SKS : Teori : 1 SKS Praktik : 1 SKS 4. Semester : 5 Waktu : 100 menit 5. Kompetensi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS RINGKASAN TEKS YANG DIDENGAR MELALUI MEDIA AUDIO PADA KELAS VI SDN 02 WANARATA SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS RINGKASAN TEKS YANG DIDENGAR MELALUI MEDIA AUDIO PADA KELAS VI SDN 02 WANARATA SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2016/2017 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS RINGKASAN TEKS YANG DIDENGAR MELALUI MEDIA AUDIO PADA KELAS VI SDN 02 WANARATA SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2016/2017 1 Mualif Siswanto *) mualifsiswanto@gmail.com Abstrak:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian adalah prosedur dan cara melakukan verifikasi data yang diperlukan untuk memecahkan atau menjawab masalah penelitian,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN 1. Fakultas / Program Studi : FBS / Pendidikan Bahasa Jerman 2. Mata Kuliah & Kode : Schreibfertigkeit II Kode : GER 215 3. Jumlah SKS : Teori : 1 SKS Praktik : 1 SKS 4. Semester : Sem : 2 / genap Waktu

Lebih terperinci