PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA. Tia Hadianti*, Amir, Lersianna H.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA. Tia Hadianti*, Amir, Lersianna H."

Transkripsi

1 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA Tia Hadianti*, Amir, Lersianna H. Saragih Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami teks bahasa Jerman. Memahami teks merupakan salah satu kemampuan yang dibutuhkan untuk mempelajari bahasa Jerman terutama dalam keterampilan membaca. Terdapat beberapa faktor yang menyulitkan siswa untuk memahami teks bahasa Jerman, salah satunya adalah penggunaan strategi pada saat pembelajaran. Pengajar membutuhkan strategi yang tepat dalam pembelajaran agar lebih aktif dan menarik. Berdasarkan paparan di atas, maka penelitian ini dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa melalui penggunaan strategi pembelajaran aktif. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) tingkat pemahaman siswa terhadap teks bahasa Jerman sebelum penerapan strategi pembelajaran aktif. 2) tingkat pemahaman siswa terhadap teks bahasa Jerman setelah penerapan strategi pembelajaran aktif. 3) berapa besar peningkatan kemampuan siswa dalam memahami teks bahasa Jerman setelah penerapan strategi pembelajaran aktif. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan metode quasi eksperimen (eksperimen semu). Populasi dalam penelitian ini mencakup seluruh siswa SMA Kartika XIX-2 Bandung semester ganjil 2012/2013. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 sebanyak 20 siswa. Untuk menguji hipotesis penelitian ini digunakan uji signifikansi. Dari hasil pengolahan data diketahui bahwa: 1) nilai rata-rata pretest sebesar 56,25 dan nilai rata-rata posttest sebesar 74,25. 2) setelah penghitungan statistik diketahui bahwa t hitung > t tabel (8,18 > 1,72). Hal ini berarti bahwa hipotesis nol (H o ) ditolak dan H 1 diterima. Dengan kata lain terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai pretest dan posttest. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran aktif efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa. Berdasarkan penelitian di atas, penulis menyarankan untuk menggunakan strategi pembelajaran aktif sebagai salah satu alternatif strategi untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa. Kata kunci: strategi pembelajaran aktif, membaca pemahaman *) Penulis merupakan mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman FPBS UPI Bandung

2 Pendahuluan Membaca adalah kegiatan awal untuk dapat memahami isi dari suatu teks. Kemampuan memahami teks sangat diperlukan dalam mempelajari bahasa. Tanpa mengerti isi teks yang dibaca maka informasi dari teks tersebut tidak akan tersampaikan. Sebaliknya, jika isi teks dipahami maka kemungkinan besar siswa dapat mengungkapkan kembali isi teks yang telah dibaca. Kemampuan dalam memahami teks erat kaitannya dengan salah satu keterampilan berbahasa yaitu membaca (Lesefertigkeit). Untuk dapat memiliki kemampuan memahami isi teks bahasa Jerman diperlukan cara atau strategi yang berbeda jika dibandingkan dengan membaca teks berbahasa Indonesia. Jika dalam teks bahasa Indonesia siswa cukup satu kali membaca untuk dapat memahami isi teks, tetapi tidak dengan teks dalam bahasa asing, dalam hal ini bahasa Jerman yang terlebih dahulu harus mengerti artinya sebelum memahami isinya. Dari hasil observasi di sekolah yang menjadi sampel penelitian, dapat dikatakan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam memahami teks bahasa Jerman. Sejumlah siswa juga menganggap pembelajaran membaca merupakan kegiatan yang membosankan dan kurang menarik. Hal tersebut bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang membuat siswa kurang tertarik untuk membaca suatu teks termasuk dalam membaca teks bahasa Jerman. Beberapa faktor dapat menyebabkan sulitnya siswa memahami teks bahasa Jerman. Faktor-faktor tersebut bisa berasal dari pribadi siswa sendiri misalnya, kurangnya penguasaan kosakata bahasa Jerman sehingga siswa mengalami kesulitan dalam memahami teks. Adapun faktor dari luar diri siswa misalnya, strategi pembelajaran yang diterapkan oleh pengajar.

3 Dalam setiap pembelajaran dibutuhkan strategi yang tepat supaya tujuan dari pembelajaran tercapai dan siswa sebagai pembelajar mendapatkan cara yang menarik minat belajarnya. Pada saat ini strategi maupun model pembelajaran untuk mempermudah pengajar dalam kegiatan belajar mengajar telah dikembangkan oleh orang-orang yang ahli di bidangnya. Strategi-strategi tersebut biasanya menuntut keaktifan siswa untuk ikut serta, secara individu ataupun secara berkelompok. Strategi pembelajaran aktif menempatkan pengajar sebagai fasilitator yang menyediakan bahan ajar dan menjelaskan tahapan-tahapan strategi yang digunakan, sedangkan siswa ditempatkan sebagai subjek yang menggunakan fasilitas tersebut untuk mendapat informasi dari materi yang diajarkan. Dengan begitu akan tercipta kegiatan pembelajaran yang aktif. Dalam hal ini penulis akan lebih menekankan pada kemampuan siswa dalam memahami teks bahasa Jerman. Strategi yang akan digunakan adalah The Study Group atau kelompok belajar, yang merupakan salah satu dari 101 Strategi Pembelajaran Aktif yang dikembangkan oleh Mel Silberman. Seperti namanya, strategi ini diaplikasikan dengan cara membentuk kelompok belajar. Setiap anggota kelompok dipilih secara acak, sedangkan ketua kelompok ditentukan berdasarkan nilai harian yang melebihi rata-rata. Dalam penerapan strategi ini ketua kelompok bertugas untuk membantu teman-temannya memahami teks dan memperoleh informasi dari teks yang sedang dibahas, dengan begitu informasi yang terdapat dalam teks tersebut dapat tersampaikan kepada seluruh siswa. Ketercapaian strategi ini dapat diraih jika

4 seluruh siswa yang tergabung dalam kelompok tersebut dapat bekerja sama, terutama ketua kelompok yang memiliki peran cukup penting untuk membantu tersampaikannya informasi dari teks. Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, penulis merasa perlu melakukan penelitian yang berjudul Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa. Tinjauan Pustaka Strategi pembelajaran aktif merupakan kumpulan strategi yang dapat diterapkan pada proses pembelajaran dengan membuat siswa turut berperan aktif didalamnya. Belajar aktif tidak dapat terjadi tanpa adanya partisipasi dari peserta didik. Silberman (2009: 12) berpendapat bahwa ketika pelajaran yang membosankan, seringkali hanya dengan metode-metode belajar aktif yang menyenangkan dapat memotivasi mereka untuk menguasainya, sekalipun materinya membosankan. Pembelajaran aktif diartikan secara berbeda-beda oleh beberapa ahli, dijelaskan oleh Zaini dalam situs bahwa: pembelajaran aktif (active learning) adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. Mereka secara aktif menggunakan otak mereka baik untuk menemukan ide pokok dari materi pelajaran, memecahkan persoalan atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam suatu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata.

5 Senada dengan pernyataan di atas, Machmudah dalam situs menjelaskan bahwa: pembelajaran aktif merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran baik dalam bentuk interaksi sesama siswa maupun siswa dengan pengajar pada proses pembelajaran aktif tersebut. Dari beberapa pemaparan di atas jelas bahwa siswa mendominasi proses belajar mengajar yang di dalamnya terdapat interaksi antar siswa maupun siswa dengan pengajar. Mereka menggunakan kemampuannya sendiri untuk mendalami materi yang sedang mereka pelajari, dengan begitu terciptalah situasi pembelajaran yang aktif. Dijelaskan oleh Silberman (2009: xxv) bahwa 101 strategi ini merupakan strategi-strategi yang memungkinkan pendidik menerapkan belajar aktif ke dalam pokok bahasan. Strategi-strategi ini terbagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama berisi tentang berbagai aktivitas pembuka untuk berbagai jenis kelas. Strategistrategi ini dibuat agar pengguna strategi menerapkan salah satu atau lebih dari hal-hal berikut; a. Team Building pembentukan tim : membantu siswa agar lebih terbiasa satu sama lain atau menciptakan semangat kerja sama dan saling ketergantungan. b. On-The-Spot assessment penilaian di tempat : mempelajari perilaku, pengetahuan dan pengalaman siswa. c. Immediate learning Involvement keterlibatan belajar langsung : menciptakan minat awal dalam pokok bahasan.

6 Sebagai tambahan, strategi ini membuat peserta didik mengambil peran aktif dari awal pembelajaran. Bagian kedua berisi strategi pembelajaran yang dapat digunakan di tengah-tengah pembelajaran. Seluruh strategi ini mendorong peserta didik untuk berpikir, merasakan dan menerapkan pelajaran. Yang termasuk di dalamnya adalah: a. Full-class Learning belajar sepenuhnya di dalam kelas : petunjuk dari pendidik yang merangsang seluruh kelas. b. Class Discussion diskusi kelas : dialog dan debat mengenai pokok bahasan utama. c. Question Prompting cepatnya pertanyaan : siswa meminta klasifikasi/ penjelasan. d. Collaborative Learning belajar dengan bekerjasama : tugas-tugas dikerjakan dengan kerjasama dalam kelompok-kelompok kecil. e. Peer Teaching belajar dengan sebaya : petunjuk diberikan oleh peserta didik. f. Independent learning belajar mandiri : aktivitas belajar dilakukan secara individual. g. Affective Learning belajar afektif : aktivitas-aktivitas yang membantu peserta didik untuk menguji perasaan-perasaan, nilai-nilai dan perilaku mereka. h. Skill Development pengembangan keterampilan : mempelajari dan mempraktikkan keterampilan-keterampilan, baik teknis maupun non teknis. Bagian ke tiga berisi cara-cara menyimpulkan apa yang telah dipelajari sehingga peserta didik merefleksikan dan menerapkannya. Fokusnya bukan pada

7 apa yang telah pendidik berikan, tetapi apa yang telah peserta didik terima dari pendidik. Strategi tersebut adalah: a. Review pengulangan : mengingatkan dan merangkum apa yang telah dipelajari. b. Self-assessment penilaian diri sendiri : mengevaluasi perubahan penetahuan, keterampilan dan perilaku. c. Future planning perencanaan masa yang akan datang : menentukan bagaimana siswa akan meneruskan kegiatan belajarnya setelah kelas selesai. d. Expression of final sentiments pengungkapan perasaan akhir : mengomunikasikan pikiran, perasaan dan perhatian siswa yang mereka miliki pada akhir sesi kelas. Seluruh strategi yang terbagi ke dalam tiga bagian tersebut menempatkan siswa dalam suatu posisi dimana mereka harus terlibat langsung dalam pembelajaran, bekerjasama, merasakan dan menerapkan apa yang telah dipelajari. Salah satu strategi yang akan diterapkan dalam penelitian ini merupakan salah satu strategi pada bagian kedua yaitu The Study Group atau kelompok belajar. Strategi ini mengelompokan peserta didik secara acak untuk bekerja dalam tim. Berikut ini Silberman (2009: 145) memaparkan prosedurnya: 1) Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok berjumlah tiga hingga enam orang. 2) Peserta didik diberi sebuah teks singkat yang disertai pertanyaan untuk menguji pemahaman dan mengingat materi pelajaran dengan bentuk penilaian yang sederhana, seperti pilihan ganda, isian dan benar/salah.

8 3) Pengajar memberikan petunjuk yang jelas kepada peserta didik tentang materi yang akan dibahas dan hal-hal yang harus dikerjakan. 4) Pengajar memberi contoh ilustrasi, permintaan informasi atau ide. 5) Setiap kelompok bekerja sama untuk dapat memahami isi teks dan mampu menjawab pertanyaan yang tersedia. Ketua kelompok bertugas membantu memecahkan kesulitan anggota kelompoknya dalam memahami isi teks. 6) Setelah soal selesai dikerjakan, selanjutnya soal dikoreksi dalam plenum. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran aktif adalah strategi pembelajaran kelompok yang membutuhkan kerja sama siswa. Strategi ini menuntut siswa agar saling berbagi informasi mengenai suatu teks agar seluruh siswa dalam kelompok dapat memahami teks tersebut. Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa membaca merupakan salah satu kegiatan untuk memahami isi dari teks yang sedang dibaca dan merupakan kemampuan yang diperlukan dalam mempelajari bahasa. Boetcher dalam Hafdarani (2011: 67) menyatakan bahwa membaca merupakan proses pengambilan makna dari serangkaian kata yang tertulis atau tercetak kedalam suatu rangkaian berwujud teks atau wacana tulis. Kridalaksana (2003: 135) mengemukakan bahwa membaca adalah suatu keterampilan mengenal dan memahami lambang-lambang grafis dalam bentuk pemahaman. Dengan demikian membaca sebenarnya merupakan suatu proses penggalian informasi dari suatu teks. Dari kedua pengertian di atas jelas bahwa membaca merupakan proses pengambilan informasi dari suatu teks.

9 Lain hal dengan Kraschen dalam Kast (2003: 66) yang menyebutkan:...lesen ist die beste vorbereitende Tätigkeit. Dabei entsteht produktive Kompetenz durch rezeptive Tätigkeit. Dengan kata lain, pernyataan tersebut bermakna bahwa membaca menghasilkan kompetensi produktif melalui kegiatan reseptif. Pengertian ini lebih menitik beratkan pada pengertian membaca sebagai suatu kegiatan yang reseptif. Götz (2010: 707) mengungkapkan bahwa Lesen ist etwas geschriebenes Ansehen und seine Inhalt erfassen. Kalimat tersebut bermakna bahwa membaca merupakan melihat sesuatu yang tertulis dan memahami isinya. Pendapat lain dikemukakan oleh Westhoff (2007: 51) yang mneyatakan bahwa Lesen ist also ein konstruktiver Prozess, in dem unsere Kenntnisse eine wichtige Rolle spielen. Pendapat Westhoff tersebut menerangkan bahwa membaca merupakan suatu proses konstruktif dimana pengetahuan pembaca memiliki peranan yang penting. Berdasarkan beberapa pendapat yang telah disebutkan dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan suatu proses pengambilan makna dengan memahami lambang-lambang grafis. Kegiatan membaca bertujuan untuk mendapatkan informa Kegiatan membaca merupakan kegiatan yang melibatkan psikologis dan fisik, sebagaimana dikatakan Wulan dalam situs yang berpendapat bahwa: Untuk dapat memahami bacaan dengan baik seseorang harus memiliki itelegensi dalam taraf normal, penguasaan kosakata yang banyak, sikap positif dalam kegiatan membaca, serta berminat untuk membaca. Agar kemampuan membaca meningkat, jalan yang harus ditempuh adalah dengan meningkatkan jumlah penguasaan kosakata,

10 mengubah sikap terhadap membaca menjadi lebih positif, dan meningkatkan minat baca. si yang terkandung dalam teks. Dari pendapat dan pengertian pemahaman membaca yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa pemahaman membaca merupakan kemampuan seseorang dalam memahami isi teks dan mengambil informasi yang terkandung dalam teks yang membutuhkan faktor lain selain sekedar mengenal huruf dan dapat membacanya. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimental (eksperimen semu), yaitu sebuah metode penelitian yang bertujuan untuk melihat keefektifan penggunaan strategi pemebalajaran aktif dalam pembelajaran membaca. Model penelitian yang digunakan adalah one-grouppretest-posttest-design, yang berarti bahwa desain pada penelitian ini terdiri dari pretest (tes awal) dan posttest (tes akhir) pada satu kelas eksperimen dalam jangka waktu tertentu. Subjek penelitian siswa kelas XI di SMA Kartika XIX-2 Bandung diambil menggunakan teknik purpose random sampling, artinya pemilihan sampel penelitian dilakukan secara acak dengan tujuan mendapatkan sampel yang memenuhi kriteria pemilihan, yaitu sampel yang mengikuti keseluruhan kegiatan penelitian mulai dari pretest, treatment dan posttest. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi perencanaan pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

11 untuk tiga kali treatment, perangkat tes mengenai membaca pemahaman berupa tes keterampilan membaca yang terdiri dari 20 soal diambil dari buku Lesen & Schreiben A1 dan Lesetraining, teks dan kartu bergambar sebagai media bantu pembelajaran. Tes diberikan kepada siswa sebanyak dua kali yaitu dalam bentuk pretest dan posttest. Pretest diberikan bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami teks bahasa Jerman sebelum mendapat perlakuan. Posttest dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah mendapat perlakuan. Setelah data mengenai hasil belajar siswa dalam pembelajaran membaca terkumpul, kemudian dilakukan pengujian statistik dalam rangka mengukur efektivitas model pembelajaran tersebut. Pengujian statistik yang dilakukan meliputi uji homogenitas dan uji normalitas, sebagai salah satu syarat dalam pengujian kuantitatif. Kemudian dilakukan uji-t untuk mengukur signifikansi perbedaan hasil rata-rata pretest dan posttest. Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data telah terbukti bahwa penggunaan strategi pembelajaran aktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran membaca. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa setelah treatment, dengan nilai rata-rata sebesar 56,25 pada saat pretest dan nilai rata-rata posttest sebesar 74,25. Selain itu, hal ini didukung dengan analisis pengujian hipotesis dengan teknik uji signifikansi, diperoleh nilai t hitung yang lebih besar daripada t tabel yaitu sebesar 8,18, sedangkan t tabel sebesar 1,72. Dari data

12 tersebut dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pretest dan posttest. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar yang signifikan pada kelas eksperimen setelah diberikannya perlakuan daripada sebelum mendapatkan perlakuan, dengan kata lain H 1 : μ SsP > μ SbP diterima. Hasil pembuktian hipotesis tersebut dapat dikatakan cukup beralasan karena penerapan strategi pembelajaran aktif dapat memotivasi siswa dalam pelajaran yang mereka anggap membosankan misalnya pelajaran membaca, seperti yang dikatakan oleh Silberman (2009: 12) bahwa ketika pelajaran yang membosankan, seringkali hanya dengan metode-metode belajar aktif yang menyenangkan dapat memotivasi mereka untuk menguasainya, sekalipun materinya membosankan. Dari segi proses belajar, siswa lebih mudah memahami teks jika dibahas bersama-sama dalam kelompoknya. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pengamatan penulis pada saat penelitian. Pada saat siswa membahas suatu teks secara berkelompok, siswa terlihat lebih antusias dan termotivasi untuk mendiskusikan teks tersebut dengan teman kelompoknya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa teori-teori di atas mendukung penerapan strategi pembelajaran aktif dalam pembelajaran membaca agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Salah satu tujuan pembelajaran tersebut adalah peningkatan hasil belajar siswa dalam hal ini kemampuan memahami teks bahasa Jerman yang signifikan. Hal tersebut telah terbukti dengan diperolehnya hasil penelitian, yaitu nilai rata-rata pretest sebesar 56,25 menjadi 74,25 pada saat

13 posttest. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa strategi pembelajaran aktif dapat meningkatkan pemahaman membaca siswa. Simpulan dan Saran Setelah dilakukan penelitian mengenai penerapan strategi pembelajaran aktif dalam meningkatkan pemahaman membaca maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan strategi pembelajaran aktif efektif dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami teks. Hal tersebut telah terbukti dengan diperolehnya hasil penelitian, yaitu nilai rata-rata pretest sebesar 56,25 menjadi 74,25 pada saat posttest. Untuk meningkatkan keberhasilan siswa dalam memahami teks berbahasa Jerman sebaiknya digunakan strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi siswa. Oleh karena itu, strategi pembelajaran aktif ini dapat digunakan sebagai salah satu pilihan strategi pembelajaran alternatif bagi para pengajar untuk melatih keterampilan siswa dalam memahami teks. Daftar Pustaka Götz, Dieter. Et. Al. (2010). Langenscheidt Grosswörterbuch. München: Langenscheidt KG. Hafdarani. (2011). Allemania Jurnal Bahasa dan Sastra Jerman. Bandung: Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman FPBS UPI. Kast, Bern. (2003). Fertigkeit Schreiben. München: Langenscheidt. Kridalaksana. (2001). Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia

14 Machmudah, Ummi. (2013). Pengertian Pembelajaran Aktif. Tersedia: kg (Diakses pada 22 Agustus 2013) Silberman, Melvin L. (2009). Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: PUSTAKA INSAN MADANI. Westhoff, Gerard. (2007). Fertigkeit lesen. Berlin: Langenscheidt. Wulan, Ratna. (2009). Pelatihan Membaca dengan Model Kognitif Behavioral Tingkatan Membaca Anak. (online) Tersedia: (Diakses pada 5 Maret 2013) Zaini, Hisyam. (2013). Pengertian Pembelajaran Aktif. Tersedia: kg (Diakses pada 22 Agustus 2013)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas model pembelajaran cooperative leaning tipe two stray two stray dalam meningkatkan keterampilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experiment) yaitu, sebuah metode penelitian dengan satu kelas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen semu (quasi experiment), tanpa adanya kelas kontrol. Pemilihan metode ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN O₁ X O₂

BAB III METODOLOGI PENELITIAN O₁ X O₂ BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperimental (eksperimen semu). Metode ini dipilih untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran

Lebih terperinci

Proses evaluasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum treatment dan

Proses evaluasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum treatment dan 25 Proses evaluasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum treatment dan sesudah treatment. Sedangkan treatment dilakukan sebanyak tiga kali. Perbedaan antara O₁ dan O₂ merupakan efek dari treatment

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. MetodePenelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas penggunaan permainan Connect Four dalam meningkatkan kemampuan mengonjugasikan verba bahasa Jerman.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Penelitian yang mengangkat judul Efektivitas Media Simulasi

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRUE OR FALSE

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRUE OR FALSE PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRUE OR FALSE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON DI KELAS X SMA NEGERI 6 PEKANBARU Asti Nur Arifah*, Herdini**, dan Jimmi Copriady***

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN FLIP CHART UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA MENGENAI POSSESSIVPRONOMEN. Eva Eloka Verany, Amir, Ending Khoerudin.

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN FLIP CHART UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA MENGENAI POSSESSIVPRONOMEN. Eva Eloka Verany, Amir, Ending Khoerudin. EFEKTIVITAS PENGGUNAAN FLIP CHART UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA MENGENAI POSSESSIVPRONOMEN Eva Eloka Verany, Amir, Ending Khoerudin Abstrak Possessivpronomen dalam bahasa Jerman memiliki empat kasus,

Lebih terperinci

Dewi Indriani, Miharty, dan Jimmi Copriady Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau Email: dewi_indriani90@yahoo.co.id

Dewi Indriani, Miharty, dan Jimmi Copriady Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau Email: dewi_indriani90@yahoo.co.id PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE BENAR ATAU SALAH BESERTA ALASAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KOLOID DI KELAS XI IPA SMA MUHAMMADIYAH 1 PEKANBARU Dewi Indriani, Miharty,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 8 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan eksperimen semu (quasi experiment design). Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen atau eksperimen semu. Quasi eksperimen adalah sebuah metode penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode eksperimen 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode eksperimen semu (quasi experiment) dengan menggunakan pretest dan posttest. Penelitian ini

Lebih terperinci

Lutvi Dwi Aprilia dan Supardiyono Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

Lutvi Dwi Aprilia dan Supardiyono Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya PENERAPAN STRATEGI GROUP-TO-GROUP EXCHANGE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA MATERI POKOK GETARAN DAN GELOMBANG DI SMP NEGERI SUGIO LAMONGAN Lutvi Dwi Aprilia dan Supardiyono Jurusan Fisika,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif eksperimen semu (quasi experiment) dengan bentuk Nonequivalent Control Group Design. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penggunaan metode yang tepat akan sangat mempengaruhi hasil dari penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penggunaan metode yang tepat akan sangat mempengaruhi hasil dari penelitian 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penggunaan metode yang tepat akan sangat mempengaruhi hasil dari penelitian yang dilakukan. Dalam penelitiaan ini penulis menggunakan metode kuasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara atau kegiatan terstruktur untuk mendapatkan data penelitian. Penelitian ini menggunakan metode Pra- Eksperimental yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa asing seperti bahasa Jepang, kita mengenal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa asing seperti bahasa Jepang, kita mengenal BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam pembelajaran bahasa asing seperti bahasa Jepang, kita mengenal empat keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dari keempat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 73 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas permainan Ular Tangga dalam

Lebih terperinci

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 1 No. 1 Tahun 2012 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN CROSSWORD PUZZLE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

PENGARUH PENGGUNAAN CROSSWORD PUZZLE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENGARUH PENGGUNAAN CROSSWORD PUZZLE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Abstrak Leny Radili* *Mahasiswa Jurusan KTP FIP UNP Penelitian ini berawal dari fenomena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan teknik permainan Pantomim untuk membantu siswa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan teknik permainan Pantomim untuk membantu siswa 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi eksperiment) dengan satu kelas penelitian tanpa kelas pembanding. Penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gadingrejo tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 128 siswa dan tersebar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimental atau eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2013: 77) jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimental atau eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2013: 77) jenis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi Eksperimental atau eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2013: 77) jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu. Penelitian ini dikatakan eksperimen semu karena

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu. Penelitian ini dikatakan eksperimen semu karena 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen semu. Penelitian ini dikatakan eksperimen semu karena peneliti tidak mengontrol semua variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di M.Ts NU 05 Sunan Katong Kaliwungu mulai tanggal 11 Maret 2014 s.d. 11 April 2014. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI STRATEGI READING ALOUD DAN READING GUIDE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI TEGALGONDO WONOSARI TAHUN 2014/2015

STUDI KOMPARASI STRATEGI READING ALOUD DAN READING GUIDE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI TEGALGONDO WONOSARI TAHUN 2014/2015 STUDI KOMPARASI STRATEGI READING ALOUD DAN READING GUIDE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI TEGALGONDO WONOSARI TAHUN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari bahasa dalam kehidupan sehari-harinya karena bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi, mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Raysha Amanda, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Raysha Amanda, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mempelajari suatu bahasa ada empat keterampilan berbahasa yang terdiri atas keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Setiap keterampilan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL LEARNING START WITH A QUESTION DAN SELF REGULATED LEARNING PADA PEMBELAJARAN KIMIA

PENGGUNAAN MODEL LEARNING START WITH A QUESTION DAN SELF REGULATED LEARNING PADA PEMBELAJARAN KIMIA 406 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 3 No.1, 2009, hlm 406-412 PENGGUNAAN MODEL LEARNING START WITH A QUESTION DAN SELF REGULATED LEARNING PADA PEMBELAJARAN KIMIA Eko Budi Susatyo, Sri Mantini Rahayu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan eksperimen semu (quasi experiment design). Penelitian ini melibatkan dua kelas, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak menyenangkan, duduk berjam-jam dengan mencurahkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak menyenangkan, duduk berjam-jam dengan mencurahkan perhatian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak kalangan pelajar menganggap belajar fisika adalah aktivitas yang tidak menyenangkan, duduk berjam-jam dengan mencurahkan perhatian dengan pikiran pada suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan belajar siswa. Oleh karena itu, jalannya proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan belajar siswa. Oleh karena itu, jalannya proses pembelajaran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah yang muncul dalam proses pembelajaran sangat bergantung pada kemampuan seorang guru dalam meningkatkan kemampuan belajar siswa. Oleh karena itu, jalannya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Everyone Is Teacher Here (ETH) a. Pengertian Tipe Everyone Is Teacher Here (ETH) Strategi pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN METODE PENCOCOKAN KARTU INDEKS DALAM PEMBELAJARAN MEMAHAMI TEKS CERPEN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SAMIGALUH KULONPROGO YOGYAKARTA

KEEFEKTIFAN METODE PENCOCOKAN KARTU INDEKS DALAM PEMBELAJARAN MEMAHAMI TEKS CERPEN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SAMIGALUH KULONPROGO YOGYAKARTA KEEFEKTIFAN METODE PENCOCOKAN KARTU INDEKS DALAM PEMBELAJARAN MEMAHAMI TEKS CERPEN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SAMIGALUH KULONPROGO YOGYAKARTA Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mnemonik dalam penguasaan nomina bahasa Jerman.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mnemonik dalam penguasaan nomina bahasa Jerman. 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen (eksperimen semu), yaitu sebuah metode penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEER TEACHING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK PADA KOMPETENSI DASAR MENGGUNAKAN ALAT UKUR

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEER TEACHING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK PADA KOMPETENSI DASAR MENGGUNAKAN ALAT UKUR 167 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEER TEACHING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK PADA KOMPETENSI DASAR MENGGUNAKAN ALAT UKUR Galih T. Lesmana 1, Ono Wiharna 2, Sulaeman 3 Departemen Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran, BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan kepada orang lain. Memang terkadang kita menggunakan bahasa bukan untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi 34 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi eksperimen) adalah jenis komparasi yang membandingkan pengaruh pemberian suatu perlakuan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN AKTIF LEARNING STARTS WITH A QUESTION (LSQ)

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN AKTIF LEARNING STARTS WITH A QUESTION (LSQ) 1 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN AKTIF LEARNING STARTS WITH A QUESTION (LSQ) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM DI KELAS X SMA NEGERI 11 PEKANBARU Namirah Iskandar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk mengetahui sejauhmana efektivitas penggunaan Wortschatzliste yang digunakan dalam proses pembelajaran bahasa Jerman dalam meningkatkan kemampuan

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN TEKNIK BRAINSTORMING DALAM KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 SUNGGUMINASA

KEEFEKTIFAN TEKNIK BRAINSTORMING DALAM KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 SUNGGUMINASA KEEFEKTIFAN TEKNIK BRAINSTORMING DALAM KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 SUNGGUMINASA Arlian Fachrul Syaputra 1 dan Mantasiah 2 Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN Oleh : Yeyen Suryani & Dewi Natalia S Abstrak Masalah dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. experimental research) yaitu metode eksperimen yang tidak memungkinkan peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. experimental research) yaitu metode eksperimen yang tidak memungkinkan peneliti BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi experimental research) yaitu metode eksperimen yang tidak memungkinkan peneliti melakukan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS TEKNIK DRAMA MENGGANTUNG DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS CERPEN

EFEKTIVITAS TEKNIK DRAMA MENGGANTUNG DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS CERPEN EFEKTIVITAS TEKNIK DRAMA MENGGANTUNG DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS CERPEN Ani Andriyani Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia Surel : andriani_anibo@ymail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun tulisan. Menurut Haviland (dalam Fahrin, 2012), bahasa adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. maupun tulisan. Menurut Haviland (dalam Fahrin, 2012), bahasa adalah suatu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu hal yang memegang peranan penting di dalam kehidupan manusia. Dengan bahasa manusia berkomunikasi, menyampaikan informasi berupa ide,

Lebih terperinci

Surakarta, Indonesia ABSTRAK

Surakarta, Indonesia ABSTRAK Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 3 No. 2 Tahun 2014 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 SEGERI KABUPATEN PANGKEP

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 SEGERI KABUPATEN PANGKEP PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 SEGERI KABUPATEN PANGKEP Miftahul Jannah 1 dan Hasmawati 2 Fakultas Bahasa dan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI JARINGAN HEWAN DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 MUARO JAMBI OLEH: Dian Sukmawati

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi eksperiment). Metode eksperimen semu adalah metode penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X

GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI SISWA SMP Raisya Andhira Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia raisyaandhira@student.upi.edu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) setelah bahasa Inggris. Dalam. bahasa Jerman baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) setelah bahasa Inggris. Dalam. bahasa Jerman baik secara lisan maupun tulisan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) setelah bahasa Inggris. Dalam pengajaran bahasa Jerman, pembelajar

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Pendidikan pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran

PENDAHULUAN Pendidikan pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TAKE AND GIVE TERHADAP KEMAMPUAN MENYUNTING TEKS PROSEDUR KOMPLEKS OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SEI KANAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Eva Susanti Ginting

Lebih terperinci

OLEH MURNI HARAHAP ABSTRAK

OLEH MURNI HARAHAP ABSTRAK PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS OLEH SISWA KELAS X SMA SWASTA YASPENDA PULAU RAKYAT TAHUN PEMBELAJARAN 2012/ 2013 OLEH MURNI HARAHAP ABSTRAK Murni Harahap. NIM 208311084.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ini yaitu untuk mengetahui efektivitas metode group resume dan giving

BAB III METODE PENELITIAN. ini yaitu untuk mengetahui efektivitas metode group resume dan giving BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitan ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen semu (quasi experimental Desain). Penelitian ini dikatakan eksperimen semu karena peneliti tidak

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BILDERGESCHICHTE

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BILDERGESCHICHTE 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Jerman meliputi empat keterampilan berbahasa, yaitu Hörfertigkeit (menyimak), Sprechfertigkeit (berbicara), Lesefertigkeit (membaca) dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP Negeri 12 Yogyakarta dan pengambilan data telah dilakukan pada tanggal 19 26 November 2016 di kelas VII

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK PROBING PROMPTING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 10 KOTA JAMBI

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK PROBING PROMPTING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 10 KOTA JAMBI PENGARUH PENERAPAN TEKNIK PROBING PROMPTING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 10 KOTA JAMBI Oleh: Nur Asna Universitas Jambi ABSTRAK Guru memiliki peran penting dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pengajaran bahasa mempunyai tujuan agar pembelajar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pengajaran bahasa mempunyai tujuan agar pembelajar dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum pengajaran bahasa mempunyai tujuan agar pembelajar dapat menggunakan bahasa yang dipelajarinya untuk berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis dengan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Tiara Irmawati Budi Handoyo Purwanto Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif Tipe TSOS, Prestasi Belajar ABSTRACT

Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif Tipe TSOS, Prestasi Belajar ABSTRACT PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THREE STAY ONE STRAY (TSOS) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK UNSUR DI KELAS X SMAN 1 TAMBANG Andi Boy*, Betty

Lebih terperinci

PENGARUH METODE AKTIF TIPE TEAM QUIZ BERBANTUAN QUESTION CARD TERHADAP HASIL BELAJAR. Info Artikel. Abstrak. , T Subroto, W Sunarto

PENGARUH METODE AKTIF TIPE TEAM QUIZ BERBANTUAN QUESTION CARD TERHADAP HASIL BELAJAR. Info Artikel. Abstrak. , T Subroto, W Sunarto CiE 2 (1) (2013) Chemistry in Education http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/chemined PENGARUH METODE AKTIF TIPE TEAM QUIZ BERBANTUAN QUESTION CARD TERHADAP HASIL BELAJAR SD Putri, T Subroto, W Sunarto

Lebih terperinci

Dwi Pratama Sari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Dwi Pratama Sari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Medan ABSTRAK 1 2 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SINEKTIK TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X MAS HIDAYATUL ISLAM BP MANDOGE, ASAHAN TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013 Dwi Pratama Sari Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

2016 EFEKTIVITAS MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD S TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA D ALAM MENGONJUGASIKAN VERBA

2016 EFEKTIVITAS MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD S TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA D ALAM MENGONJUGASIKAN VERBA BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa berfungsi sebagai salah satu alat komunikasi untuk berinteraksi antar sesama manusia. Dengan bahasa seseorang dapat memperoleh informasi secara lisan

Lebih terperinci

Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Bung Hatta

Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Bung Hatta PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS TEACHER HERE (ETH) YANG DIAWALI TUGAS MERINGKAS TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 PADANG Rika Handayani 1), Gusmaweti 2),dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah quasi eksperiment atau eksperimen semu. Penelitian kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah quasi eksperiment atau eksperimen semu. Penelitian kuasi 54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperiment atau eksperimen semu. Penelitian kuasi

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION 0 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION TERHADAP KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA SISWA KELAS IX SMP SWASTA AL-ULUM MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 SITI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dengan evaluasi tipe

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dengan evaluasi tipe BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sasaran dari penelitian yang akan dilaksanakan. Objek dari penelitian ini terdiri dari dua variabel terdiri dari variabel terikat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experiment) dengan model one-group-pretest-posttest design, artinya penulis

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. digunakan adalah eksperimen semu. Eksperimen semu dilakukan karena keadaan

III METODE PENELITIAN. digunakan adalah eksperimen semu. Eksperimen semu dilakukan karena keadaan 24 III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penelitian ini menyangkut perilaku manusia, dimana variabel yang dapat diteliti

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu (quasi eksperimental research) dengan desain Two-Groups Post Test Only. Sugiyono

Lebih terperinci

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA Linda Aprilia, Sri Mulyaningsih Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENERAPAN TEKNIK BERCERITA BERPASANGAN DALAM PEMBELAJARAN MEMPARAFRASAKAN PUISI

EFEKTIVITAS PENERAPAN TEKNIK BERCERITA BERPASANGAN DALAM PEMBELAJARAN MEMPARAFRASAKAN PUISI EFEKTIVITAS PENERAPAN TEKNIK BERCERITA BERPASANGAN DALAM PEMBELAJARAN MEMPARAFRASAKAN PUISI Mia Yulianti Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia Surel : miayulianti@rocketmail.com

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester genap SMA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester genap SMA 19 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester genap SMA Negeri 1 Gadingrejo tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL THINK PAIR SHARE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA SMA

PENGARUH MODEL THINK PAIR SHARE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA SMA PENGARUH MODEL THINK PAIR SHARE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA SMA Oleh: Suci Rahmadani 1, Ermawati Arief 2, Ena Noveria 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE BENAR ATAU SALAH BESERTA ALASAN

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE BENAR ATAU SALAH BESERTA ALASAN 1 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE BENAR ATAU SALAH BESERTA ALASAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DI KELAS XI IPA SMAN 6 PEKANBARU

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF LEARNING START WITH A QUESTION (LSQ)

PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF LEARNING START WITH A QUESTION (LSQ) 1 PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF LEARNING START WITH A QUESTION (LSQ) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON DI KELAS X SMA NEGERI 10 PEKANBARU Putry Ayuningtyas*, Herdini**,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antar bangsa, sebagai anggota masyarakat bahasa. Selain bahasa ibu, bahasa asing

BAB I PENDAHULUAN. antar bangsa, sebagai anggota masyarakat bahasa. Selain bahasa ibu, bahasa asing 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat untuk menyampaikan suatu perasaan, peran, maupun pendapat yang dalam prakteknya dapat disampaikan secara lisan maupun tulisan. Kemampuan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penetilian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen semu (quasi eksperiment), karena penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin baik kualitas pendidikan disuatu negara akan menghasilkan bangsa yang cerdas. Keberhasilan

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE DALAM KETERAMPILAN MENULIS KALIMAT BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 11 MAKASSAR ABSTRAK

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE DALAM KETERAMPILAN MENULIS KALIMAT BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 11 MAKASSAR ABSTRAK KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE DALAM KETERAMPILAN MENULIS KALIMAT BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 11 MAKASSAR Sudarmi 1 dan Burhanuddin 2 Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasi experiment atau eksperimen semu. Quasi experiment mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam pengajaran bahasa, aspek keterampilan berbahasa adalah salah satu hal yang diperlukan. Berdasarkan jenisnya, aspek keterampilan berbahasa dibagi menjadi 4 yaitu:

Lebih terperinci

JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 2, Nomor 1, Maret 2017 ABSTRAK

JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 2, Nomor 1, Maret 2017 ABSTRAK PROSES PENYANDIAN BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN DAYA INGAT (PENELITIAN KUASI EKSPERIMEN PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS VI SD NEGERI CIARO

Lebih terperinci

PENGARUHMODEL PEMBELAJARANINQUIRY TRAINING TERHADAPHASILBELAJARSISWA PADAMATERI POKOK ELASTISITAS KELAS XI SEMESTER I DI MAN 1 MEDAN T.

PENGARUHMODEL PEMBELAJARANINQUIRY TRAINING TERHADAPHASILBELAJARSISWA PADAMATERI POKOK ELASTISITAS KELAS XI SEMESTER I DI MAN 1 MEDAN T. Vol., No., Mei PENGARUHMODEL PEMBELAJARANINQUIRY TRAINING TERHADAPHASILBELAJARSISWA PADAMATERI POKOK ELASTISITAS KELAS XI SEMESTER I DI MAN MEDAN T.P 3/ Fitriani dan Alkhafi Maas Siregar Program Studi

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERMAIN JAWABAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KOLOID DI KELAS XI IPA SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERMAIN JAWABAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KOLOID DI KELAS XI IPA SMA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERMAIN JAWABAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KOLOID DI KELAS XI IPA SMA Jumi Handayani 1,), Erviyenni 3), Rini 3) 1) Alumni Program

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis, Subyek, Waktu dan Tempat Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010) pendekatan penelitian

Lebih terperinci

memiliki tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah yakni siswa terampil berbahasa. Keterampilan berbahasa diajarkan kepada siswa agar mampu

memiliki tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah yakni siswa terampil berbahasa. Keterampilan berbahasa diajarkan kepada siswa agar mampu 1 2 memiliki tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah yakni siswa terampil berbahasa. Keterampilan berbahasa diajarkan kepada siswa agar mampu menyimak, berbicara, membaca dan menulis dengan baik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan menyimak dan kemampuan membaca disebut aspek reseptif atau. produktif atau aspek penggunaan (Danasamita 2009:76).

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan menyimak dan kemampuan membaca disebut aspek reseptif atau. produktif atau aspek penggunaan (Danasamita 2009:76). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam mempelajari bahasa terdapat empat aspek keterampilan yang harus dikuasai, yaitu keterampilan menyimak atau mendengar, keterampilan berbicara, keterampilan

Lebih terperinci

Iqma Novianty, Oktavia Sulistina, Neena Zakia Universitas Negeri Malang

Iqma Novianty, Oktavia Sulistina, Neena Zakia Universitas Negeri Malang EFEKTIVITAS PENERAPAN MODUL MATERI ANALISIS ELEKTROKIMIA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA KELAS XI SEMESTER 1 KOMPETENSI KEAHLIAN KIMIA ANALISIS SMKN 7 MALANG Iqma

Lebih terperinci

Skripsi Oleh: Lilis Rahmawati NIM K

Skripsi Oleh: Lilis Rahmawati NIM K PENAMBAHAN MEDIA BELAJAR PADA KOMPETENSI DASAR KEDUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA N 7 SURAKARTA Skripsi Oleh: Lilis Rahmawati NIM K4303038 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini eksperimen semu (Quasi Eksperimen).

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini eksperimen semu (Quasi Eksperimen). 33 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Prosedur Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini eksperimen semu (Quasi Eksperimen). Eksperimen semu adalah jenis komparasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam setiap penelitian diharapkan menggunakan metode yang tepat. Agar dapat memecahkan suatu permasalahan yang diteliti. Karena dalam Metode penelitian

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN THINK PAIR SHARE DI SMA NEGERI PURWODADI

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN THINK PAIR SHARE DI SMA NEGERI PURWODADI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN THINK PAIR SHARE DI SMA NEGERI PURWODADI Tri Ariani 21, Nurma Fitriyani 22 Abstrak. Fisika

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF PEMILAHAN KARTU TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 1 TANJUNG RAJA.

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF PEMILAHAN KARTU TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 1 TANJUNG RAJA. i ii PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF PEMILAHAN KARTU TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 1 TANJUNG RAJA. Usmi Sintara, Yulia Djahir, Siti Fatimah Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian adalah prosedur dan cara melakukan verifikasi data yang diperlukan untuk memecahkan atau menjawab masalah penelitian,

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALLING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 MALANG

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALLING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 MALANG 1 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALLING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 MALANG Boby Setyawan 1), Marhadi Slamet Kistiyanto 2), Budijanto 3) bobyseyawan_geografium@yahoo.com

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN METODE SUGESTI-IMAJINASI DENGAN MEDIA VIDEO DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA

2015 PENERAPAN METODE SUGESTI-IMAJINASI DENGAN MEDIA VIDEO DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Aktivitas menulis merupakan sebuah kegiatan menuangkan pikiran, gagasan, dan perasaan seseorang yang diungkapkan dalam bahasa tulis berupa kegiatan untuk

Lebih terperinci

1) Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret 2) Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret

1) Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret 2) Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 2 No. 1 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret 42-47 STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE TEAMS

Lebih terperinci