PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATERI UHRZEIT. Syaiful Qudsi, Lersianna HS, Pepen Permana

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATERI UHRZEIT. Syaiful Qudsi, Lersianna HS, Pepen Permana"

Transkripsi

1 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATERI UHRZEIT Syaiful Qudsi, Lersianna HS, Pepen Permana Salah satu materi yang dipelajari dalam pembelajaran bahasa Jerman adalah materi Uhrzeit. Pada materi ini siswa sering mengalami kesulitan dalam penggunaan penyebutan waktu resmi dan tidak resmi. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti menggunakan media gambar berseri sebagai media pembelajaran alternatif untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran materi Uhrzeit. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian Quasi Eksperimental Design dengan menggunakan dua kelas sampel. Berdasarkan hasil analisis data, kemampuan siswa kelas eksperimen dalam memahami materi Uhrzeit sebelum menggunakan media gambar berseri berada pada kategori kurang baik dan setelah menggunakan media gambar berseri menjadi baik, sedangkan pada kelas kontrol tetap berada pada kategori cukup. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam memahami materi pembelajaran Uhrzeit. Dengan kata lain, media gambar berseri efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran materi Uhrzeit. Kata Kunci : Pembelajaran Materi Uhrzeit, Media Gambar Berseri. Pendahuluan Dalam bahasa Jerman terdapat banyak sekali materi yang harus dipelajari oleh siswa, salah satunya adalah materi Uhrzeit. Materi Uhrzeit merupakan materi dasar dalam pembelajaran bahasa Jerman yang membahas tentang waktu/jam. Dalam materi Uhrzeit terdapat dua cara penyampaian waktu dalam bahasa Jerman, yaitu bentuk resmi (formell) dan tidak resmi (informell). Penyampaian waktu bentuk resmi biasanya digunakan di tempat-tempat tertentu dan dalam acara-acara formal contohnya seperti pada saat rapat, di stasiun kereta dan di bandara. Sedangkan bentuk tidak resmi digunakan dalam percakapan sehari-hari. Dalam mempelajari materi Uhrzeit siswa masih mengalami kesulitan, seperti dalam pengungkapan bentuk resmi (formell) dan tidak resmi (informell). Kesulitan tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan cara pengungkapan di antara keduanya. Pada penggunaan bentuk resmi jam disebutkan terlebih dahulu kemudian menit, sedangkan dalam penggunaan bentuk tidak resmi disebutkan *) Penulis adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman FPBS Universitas Pendidikan Indonesia

2 menit terlebih dahulu kemudian jam. Selain itu, siswa juga mengalami kesulitan dalam menentukan preposisi yang tepat ketika menyampaikan waktu secara tidak resmi karena dalam pengungkapan waktu bentuk tidak resmi terdapat preposisi vor (kurang) dan nach (lebih). Selain kedua preposisi tersebut, terdapat istilah lain yang sering digunakan dalam pengungkapan waktu yaitu Viertel dan halb. Viertel berarti lima belas menit atau seperempat jam dan Halb berarti setengah jam atau tiga puluh menit. Kesalahan yang sering terjadi adalah siswa bingung dalam menentukan kapan menggunaan waktu bentuk resmi (formell) dan kapan menggunakan waktu tidak resmi (informell). Berdasakan uraian tersebut, dibutuhkan penggunaan media pembelajaran dalam menyampaikan materi ini agar siswa mudah dalam memahami materi Uhrzeit, salah satunya adalah dengan media gambar. Penggunaan media gambar dapat membantu siswa untuk memusatkan perhatian terhadap materi yang disampaikan. Gambar yang berwarna-warni dapat membuat siswa menjadi lebih semangat dan tertarik untuk belajar. Selain itu, suasana pembelajaran di kelaspun akan menjadi semakin menyenangkan. Dalam hal ini penulis menggunakan media gambar berseri untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran Uhrzeit. Gambar berseri merupakan sejumlah gambar yang menggambarkan suasana yang sedang diceritakan dan menunjukkan adanya kesinambungan antara gambar yang satu dengan lainnya, dan dapat diasumsikan bahwa media gambar berseri mampu meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran bahasa Jerman khsusnya materi Uhrzeit. Berdasarkan paparan di atas, peneliti menggunakan media gambar berseri sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran materi Uhrzeit. Dalam penelitian ini digunakan dua kelas sampel, satu kelas sebagai kelas eksperimen yang mendapatkan treatment dengan menggunakan media gambar berseri dan satu kelas sebagai kelas yang tidak diberikan treatment dengan menggunakan media gambar berseri. Kelas kontrol berfungsi sebagai kelas pembanding. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai kemampuan siswa dalam memahami materi Uhrzeit sebelum dan sesudah

3 menggunakan media gambar berseri dan mengetahui keefektifan media gambar berseri dalam meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran materi Uhrzeit. Kajian Pustaka 1. Uhrzeit Uhrzeit merupakan salah satu materi dasar dalam pembelajaran bahasa Jerman yang membahas tentang waktu. Dalam Duden Bedeutungswörterbuch (2006: 769) tertulis pengertian Uhrzeit yaitu von einem Zeitmesser, der Uhr angegebene Stunde. Uhrzeit adalah alat pengukur yang digunakan untuk menunjukkan waktu. Lebih lanjut mengenai pengertian Uhrzeit dijelaskan dalam situs wikipedia.org sebagai berikut: Die Uhrzeit ist die Angabe eines Zeitpunkts, ausgedrückt meist in Stunden, Minuten und Sekunden ab Mitternacht eines Tages im Kalendersystem. Sie wird in Abhängigkeit vom Ort heute Zonenzeit der Zeitzone, früher Ortszeit gemessen. Dari pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa Uhrzeit merupakan keterangan waktu yang biasanya diungkapkan dalam bentuk jam, menit dan detik mulai tengah malam dalam sistem kalender. Uhrzeit tergantung pada tempat dan zona waktu. Penjelasan lain mengenai Uhrzeit dijelaskan oleh Hoberg (2009: 295) bahwa für die Angabe der Uhrzeit gibt es eine amtliche Form, bei der die 24 Stunden des Tages und die Minuten durchgezählt werden und eine altagssprachliche Ausdruksweise. Untuk menerangkan jam/waktu terdapat bentuk resmi, dimana dalam penggunaannya dihitung 24 jam dalam satu hari dan menitnya. Terdapat dua cara pengungkapan waktu/jam dalam bahasa Jerman seperti yang dikatakan Hoberg (2009: 295) yang menyatakan bahwa die Einteilung der Stunde ist regional unterschiedlich gewichtet, so dass es teilweise zwei

4 Ausdruckweisen gibt. Pembagian jam berbeda-beda di setiap tempat, sehingga terdapat dua cara pengungkapan. Contoh: Pengungkapan bentuk resmi dan tidak resmi Waktu/jam Resmi Tidak resmi neun Uhr fünfundvierzig Viertel vor zehn sieben Uhr fünfzehn Viertel nach sieben acht Uhr dreiβig halb neun acht Uhr fünfundzwanzig fünf vor halb neun acht Uhr fünfunddreiβig fünf nach halb neun Dari contoh di atas terlihat perbedaan antara cara pengungkapan jam dalam bentuk resmi dan tidak resmi. Dalam pengungkapan jam dalam bentuk resmi, jam disebutkan terlebih dahulu kemudian diikuti oleh menit tanpa menggunakan preposisi. Sedangkan dalam pengungkapan waktu secara tidak resmi menit disebutkan terlebih dahulu sebelum menyebutkan jam, selain itu dalam pengungkapan waktu secara tidak resmi terdapat dua penggunaan preposisi yaitu vor, nach, selain preposisi tersebut ada istilah lain yang sering dipakai dalam pengungkapan waktu yaitu Viertel dan halb. 2. Media Gambar Berseri a. Pengertian Media Media merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk berkomunikasi antar sesama manusia. Criticos dalam Daryanto (2002: 4) mengungkapkan bahwa media merupakan salah satu komponen komunikasi yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Senada dengan Cricitos, Frederking (2008: 14) mengungkapkan bahwa ein Medium ist lediglich ein neutraler übertragungskanal, mit dessen Hilfe sich vorgefertigte Informationspakete wie materielle Güter auf einem Flieβband vom Sender zum Empfänger transportieren lassen. Frederking mengungkapkan bahwa media merupakan saluran

5 perpindahan netral, dimana dapat digunakan sebagai sarana menyampaikan informasi dari pengirim pesan kepada penerima. Lebih lanjut mengenai pengertian media tertulis dalam Duden Deutches Universal Wörterbuch (2001: 635) sebagai berikut: Medien ist etwas, was eine Verbindung oder Beziehung zwischen mehreren Personen oder Gegenstände herstellt oder ermöglicht. Media merupakan sesuatu yang menghasilkan atau memungkinkan hubungan antara beberapa orang atau benda. Berdasarkan teori-teori di atas diperoleh kesimpulan bahwa media merupakan komponen komunikasi yang membantu dalam proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan. Dengan adanya media memungkinkan manusia untuk saling berhubungan satu sama lainnya. a. Pengertian Media Pembelajaran Penggunaan media dalam pembelajaran dapat memudahkan proses belajar mengajar karena siswa akan memiliki pandangan serta pengetahuan yang lebih konkrit dan dapat digunakan sebagai alat pengingat bagi siswa. Dengan adanya media dalam pembelajaran, siswa dapat terpacu untuk belajar. Oleh karena itu, media disebut sebagai alat bantu dalam sistem pengajaran atau pembelajaran seperti yang dijelaskan oleh Sudjana (2010: 1) media pembelajaran merupakan alat bantu mengajar yang digunakan guru dalam melakukan interaksinya dengan siswa agar bahan ajar sampai kepada siswa, sehingga siswa mengetahui tujuan pembelajaran. Lebih lanjut Barsch (2006: 25) mengemukakan definisi media pembelajaran sebagai berikut: Unterrichtsmedien sind reale Gegenstände, die Lernobjekte oder Hilfsmittel sind. Als Lernobjekte ermöglichen sie erfahrungen, die dem Erreichen der Lernziele dienen. Als Hilfsmittel werden sie dazu verwendet, Lernobjekte zugänglich zu machen oder erzeugen. Barsch mengungkapkan bahwa media pembelajaran merupakan benda nyata yang digunakan sebagai objek pembelajaran atau alat bantu pengajaran. Sebagai objek pembelajaran, media memungkinkan untuk mencapai tujuan

6 pembelajaran. Sebagai alat bantu pengajaran media digunakan untuk melaksanakan dan menghasilkan objek pembelajaran. Definisi lain mengenai pengertian media dipaparkan oleh Gagne dan Briggs dalam Arsyad (2007: 4) sebagai berikut: Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Dengan kata lain media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan alat bantu dalam proses kegiatan belajar mengajar baik di dalam maupun di luar kelas. Media pembelajaran digunakan oleh guru untuk memudahkan dalam menyampaikan materi kepada siswa. Selain itu, penggunaan media pembelajaran dapat membuat siswa lebih tertarik untuk memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru. b. Media Gambar Berseri Salah satu jenis media yang termasuk ke dalam media gambar adalah gambar berseri. Menurut Daryanto (2002: 41) media gambar seri adalah suatu kesatuan informasi yang dituangkan ke dalam beberapa tahapan atau dibuat berseri dalam satu lembar sehingga dalam satu kesatuan informasi memerlukan beberapa gambar. Menurut Tizen (2008) dalam situs suaraguru.wordpress.com, dijelaskan bahwa gambar berseri merupakan sejumlah gambar yang menggambarkan suasana yang sedang diceritakan dan menunjukkan adanya kesinambungan antara gambar yang satu dengan lainnya, sedangkan gambar lepas merupakan gambar yang menunjukkan situasi ataupun tokoh dalam cerita yang dipilih untuk menggambarkan situasi-situasi tertentu, antara gambar satu dengan lainnya tidak menunjukkan kesinambungan. Sesuai dengan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa media gambar berseri adalah media pembelajaran yang digunakan oleh guru yang berupa gambar

7 datar yang mengandung cerita, dengan urutan tertentu sehingga antara satu gambar dengan gambar yang lain memiliki hubungan cerita dan membentuk satu kesatuan. Media gambar berseri juga merupakan jenis media gambar datar. c. Penerapan Gambar Berseri Dalam Proses Pembelajaran Penggunaan media gambar berseri dalam proses pembelajaran di kelas yaitu pertama-tama siswa dibagi menjadi lima kelompok, satu kelompok terdiri dari empat orang, kemudian guru menyiapkan beberapa gambar yang berkaitan dengan materi Uhrzeit untuk dibagikan kepada masing-masing kelompok. Gambar tersebut merupakan gambar berseri maksudnya ada keterkaitan antara satu gambar dengan gambar yang lainnya. Di setiap gambar tersebut terdapat beberapa kegiatan yang biasa dilakukan sehari-hari, setelah dibagikan pada setiap kelompok, guru menjelaskan tugas apa yang harus dikerjakan oleh siswa dengan gambar berseri yang mereka dapatkan dan memberikan waktu kepada siswa untuk berdiskusi dalam kelompok Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi eksperiment). Metode eksperimen semu adalah metode penelitian yang bertujuan untuk meneliti hubungan sebab akibat dengan cara menggunakan suatu treatment kepada kelas eksperimen dan membandingkan hasilnya dengan kelas kontrol. Penelitian ini melibatkan dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai kelas pembanding. Kelas eksperimen merupakan kelas yang diberi treatment dengan menggunakan media gambar berseri, sedangkan pada kelas kontrol diberi treatment pembelajaran biasa dengan metode diskusi tanpa menggunakan media gambar berseri. Sebelum treatment terlebih dahulu dilakukan tes awal (pretest) dan setelah treatment kemudian dilakukan tes akhir (posttest), hal ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan nilai antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang diperoleh dihitung secara statistik dengan membandingkan hasil pretest dengan hasil posttest.

8 Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil tes tertulis mengenai pemahaman siswa dalam pembelajaran materi Uhrzeit. Tes tersebut diberikan sebanyak dua kali, yaitu pada saat pretest dan posttest. Pretest dilakukan untuk mengetahui pemahaman siswa dalam materi pembelajaran Uhrzeit sebelum mendapatkan treatment (perlakuan), sedangkan posttest dilakukan untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa tentang materi pembelajaran Uhrzeit setelah mendapatkan treatment (perlakuan). Tes ini terdiri dari 20 butir soal yang merupakan bentuk soal isian dan soal menjodohkan. Tes ini diasumsikan telah memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas karena soal pretest dan posttest yang diberikan diambil dari bahan ajar bahasa Jerman, yaitu dari buku Jung 1 tanpa mengalami perubahan apapun, dimana buku ini sudah digunakan sebagai bahan ajar bahasa Jerman oleh sebagian besar SMA di Indonesia, terutama di Jawa Barat. Oleh karena itu tidak dilakukan pengujian tes. Penilaian pada tes ini yaitu setiap butir soal bernilai 1 poin dan kemudian dikonversi ke dalam skala 100, sehingga diperoleh nilai maksimal 100. Untuk memudahkan interpretasi digunakan kriteria interpretasi nilai yang diadaptasi dari Nurgiyantoro (2010: 253). Kriteria nilai tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini: Klasifikasi Persentase Nilai Interval PersentaseTingkat Penguasaan Kualifikasi Sangat baik Baik Cukup Kurang baik 0 39 Tidak cukup Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan hasil pretest (X) dan posttest (Y). Dari nilai maksimal 100, pada kelas eksperimen nilai rata-rata pretest sebesar 58,91, nilai tersebut berada pada kategori kurang baik, sedangkan dari hasil posttest diperoleh nilai rata-rata sebesar 80, nilai tersebut berada pada kategori baik. Pada kelas kontrol diperoleh

9 nilai rata-rata pretest sebesar 60,87 dan berada pada kategori cukup, sedangkan dari hasil posttest diperoleh nilai rata-rata sebesar 69,57 dan tetap berada pada kategori cukup. Pada pengujian perbedaan rata-rata nilai pretest (X) dan posttest (Y), nilai kelas eksperimen diperoleh t hitung = 9,44, sedangkan dari daftar distribusi t tabel dengan taraf nyata (α) = 0,05 dan dk = 22 diperoleh t tabel 1,71. Berdasarkan penghitungan tersebut tampak bahwa t hitung > t tabel. Hal ini menunjukan bahwa hasil pretest dan posttest setelah uji-t berbeda dan terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara hasil pretest dan posttest. Sedangkan berdasarkan hasil penghitungan nilai kelas kontrol diperoleh t hitung = 7,8, pada daftar distribusi t, diperoleh t tabel dengan taraf nyata (α) = 0,05 dan dk = 22 adalah 1,71. Berdasarkan penghitungan tersebut tampak bahwa t hitung > t tabel. Hal ini menunjukan bahwa hasil pretest dan posttest setelah uji-t berbeda dan terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara hasil pretest dan posttest pada kelas kontrol, namun tingkat signifikansi tidak sebesar kelas eksperimen. Pada penghitungan skor gain pada kelas eksperimen diperoleh nilai ratarata skor gain sebesar 21,52, sedangkan pada kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata skor gain sebesar 8,26, dengan demikian skor gain pada kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol. Pengujian perbedaan rata-rata nilai pretest (X) dan posttest (Y) dilakukan untuk menguji signifikansi perbedaan antara hasil pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, menunjukan bahwa hasil pretest dan posttest setelah uji-t berbeda dan terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara hasil pretest dan posttest antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Peneliti menggunakan media gambar berseri sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran materi Uhrzeit. Kelas eksperimen mendapatkan treatment dengan menggunakan media gambar berseri dan kelas kontrol tidak diberikan treatment dengan menggunakan media gambar berseri. Kelas eksperimen diberi treatment sebanyak tiga kali dengan menggunakan media gambar berseri. Pada setiap treatment siswa diberi beberapa

10 gambar berbeda yang berhubungan dengan materi Uhrzeit, seperti gambar seseorang yang sedang melakukan kegiatan pada jam-jam tertentu. Dalam setiap gambar terdapat jam dan sebuah kalimat rumpang. Siswa ditugaskan untuk menuliskan jam dan melengkapi kalimat yang terdapat di bawah gambar tersebut. pada kelas kontrol tidak diberikan treatment yang sama seperti kelas eksperimen yang menggunakan media gambar berseri dalam pembelajaran materi Uhrzeit. Dari hasil penelitian yang telah diolah melalui uji statistik terhadap data yang dihasilkan dari instrumen penelitian, terbukti bahwa penggunaan media gambar berseri efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran materi Uhrzeit. Pembuktian hipotesis dapat diterima karena penggunaan media gambar berseri merupakan salah satu media pembelajaran yang baik digunakan dalam pembelajaran materi Uhrzeit. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya perubahan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan media gambar berseri efektif untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran materi Uhrzeit. Simpulan dan Saran Setelah dilakukan penelitian mengenai penggunaan media gambar berseri untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran materi Uhrzeit, maka dapat disimpulkan, pertama sebelum diberi treatment dengan menggunakan media gambar berseri nilai rata-rata siswa kelas eksperimen berada pada kategori kurang baik, sedangkan nilai rata-rata siswa kelas kontrol berada pada kategori cukup. Kedua, setelah diberi treatment dengan menggunakan media gambar berseri, nilai rata-rata siswa kelas eksperimen berada pada kategori baik, sedangkan nilai ratarata siswa kelas kontrol berada pada kategori cukup. Ketiga, berdasarkan selisih nilai rata-rata pretest dan posttest menunjukkan bahwa terdapat peningkatan nilai yang signifikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, namun peningkatan nilai siswa di kelas kontrol tidak sebesar peningkatan nilai siswa di kelas eksperimen. Keempat, melalui penghitungan uji signifikansi atau uji t dua pihak terhadap data posstest kelas eksperimen dan kelas kontrol, diperoleh hasil t hitung lebih besar dari

11 t tabel. Dengan demikian H 0 ditolak dan H 1 diterima, yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan dalam peningkatan pemahaman siswa mengenai pembelajaran materi Uhrzeit pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah menggunakan media gambar berseri. Untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran materi Uhrzeit. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka peneliti ingin menyampaikan saran-saran berikut ini, pertama guru bahasa Jerman diharapkan menggunakan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar, salah satunya dengan menggunakan gambar berseri sebagai media alternatif dalam pembelajaran materi Uhrzeit. Kedua, siswa sebaiknya sering berlatih dengan mengerjakan latihan latihan soal mengenai materi Uhrzeit yang telah diajarkan sehingga pemahaman siswa terhadap materi Uhrzeit meningkat dan tidak mudah hilang. Ketiga, bagi peneliti selanjutnya yang akan mengkaji bidang yang sama, disarankan untuk menngunakan media lain sebagai media alternatif untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi Uhrzeit. *** Daftar Pustaka. (2006). Duden Bedeutungs Wörterbuch. Mannheim: Dudenverlag.. (2001). Duden Deutsches Universal-Wörterbuch. Mannheim. Leipzig. Wien. Zürich: Dudenverlag. (2011). Uhrzeit. [online]. Tersedia: [18 Desember 2011] Arsyad, Prof. Dr. Azhar, M.A Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Barsch, Achim. (2006). Mediendidaktik Deutsch. Paderborn: Verlag Ferdinand Schöningh. Daryanto (2010). Media pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

12 Frederking, Volker. (2008). Mediendidaktik Deutsch. Berlin: Erich Schmidt Verlag. Hoberg. (2009). Der kleine Duden - Deutsche Grammatik. Mannheim: Dudenverlag. Nurgiyantoro, Burhan. (2010). Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE Sudjana, N. dan Rivai, A. (2009). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Tizen, Ella Farida. (2008). Gambar Berseri sebagai Media Pembelajaran. [online]. Tersedia: [20 Oktober 2008]

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi eksperiment). Metode eksperimen semu adalah metode penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

Kata Kunci : Penguasaan Kosakata, Media Permainan Tic Tac Toe.

Kata Kunci : Penguasaan Kosakata, Media Permainan Tic Tac Toe. EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN TIC TAC TOE DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMA ANGKASA BANDUNG Winne Juliyanti, Ending Khoerudin, Pepen Permana Kosakata merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. analitik, yaitu suatu metode penelitian yang tertuju pada pemecahan masalah yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. analitik, yaitu suatu metode penelitian yang tertuju pada pemecahan masalah yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik, yaitu suatu metode penelitian yang tertuju pada pemecahan masalah yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk mengetahui sejauhmana efektivitas penggunaan Wortschatzliste yang digunakan dalam proses pembelajaran bahasa Jerman dalam meningkatkan kemampuan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN FLIP CHART UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA MENGENAI POSSESSIVPRONOMEN. Eva Eloka Verany, Amir, Ending Khoerudin.

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN FLIP CHART UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA MENGENAI POSSESSIVPRONOMEN. Eva Eloka Verany, Amir, Ending Khoerudin. EFEKTIVITAS PENGGUNAAN FLIP CHART UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA MENGENAI POSSESSIVPRONOMEN Eva Eloka Verany, Amir, Ending Khoerudin Abstrak Possessivpronomen dalam bahasa Jerman memiliki empat kasus,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Menurut Suryabrata (2010 : 92) tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Menurut Suryabrata (2010 : 92) tujuan 41 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Menurut Suryabrata (2010 : 92) tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 54 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. DESKRIPSI DATA Deskripsi data yang akan disajikan dari hasil penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran umum mengenai penyebaran data yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi. Setelah dilakukannya

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi. Setelah dilakukannya BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Identifikasi Awal Dalam bab ini akan dibahas data dan pembahasan hasil penelitian. Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan kegiatan observasi

Lebih terperinci

BAB II MEDIA KARTU BERGAMBAR, KERANGKA BERFIKIR DAN PENELITIAN YANG RELAVAN

BAB II MEDIA KARTU BERGAMBAR, KERANGKA BERFIKIR DAN PENELITIAN YANG RELAVAN 8 BAB II MEDIA KARTU BERGAMBAR, KERANGKA BERFIKIR DAN PENELITIAN YANG RELAVAN 2.1 Hakikat Media Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk dari

Lebih terperinci

PERANAN STRATEGI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ASING. Lersianna Saragih*)

PERANAN STRATEGI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ASING. Lersianna Saragih*) PERANAN STRATEGI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ASING Lersianna Saragih*) Abstrak Jeder Fremdsprachelernende bewusst oder unbewusst verwendet in seinem Lernprozess eine Strategie. Ermust mit der von

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 55 LAMPIRAN 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I. IDENTITAS MATA PELAJARAN 1. Nama Sekolah : SMA N 16 Bandung 2. Kelas : X 3. Semester : 2/ Genap 4. Mata Pelajaran : Bahasa Jerman 5. Alokasi Waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Sugiyono (2011, hlm. 3) menyatakan bahwa metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN KOMBINASI MEDIA GRAFIS JENIS BAGAN DAN MEDIA VIDEO. Oleh: Drs. H. Bulkani, M.Pd * dan Edy Franatha**

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN KOMBINASI MEDIA GRAFIS JENIS BAGAN DAN MEDIA VIDEO. Oleh: Drs. H. Bulkani, M.Pd * dan Edy Franatha** UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN KOMBINASI MEDIA GRAFIS JENIS BAGAN DAN MEDIA VIDEO Oleh: Drs. H. Bulkani, M.Pd * dan Edy Franatha** ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode eksperimen 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode eksperimen semu (quasi experiment) dengan menggunakan pretest dan posttest. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dari tahap perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data sampai pada tahap. pengambilan kesimpulannya (Sutedi, 2009: 53).

BAB III METODE PENELITIAN. dari tahap perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data sampai pada tahap. pengambilan kesimpulannya (Sutedi, 2009: 53). 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Secara umum Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan dalam kegiatan penelitian secara teratur dan sistematis, mulai dari

Lebih terperinci

ANALISIS UNSUR KALIMAT (SATZGLIEDANALYSE) DAN MENERJEMAHKAN TEKS BERBAHASA JERMAN Pepen Permana*)

ANALISIS UNSUR KALIMAT (SATZGLIEDANALYSE) DAN MENERJEMAHKAN TEKS BERBAHASA JERMAN Pepen Permana*) ANALISIS UNSUR KALIMAT (SATZGLIEDANALYSE) DAN MENERJEMAHKAN TEKS BERBAHASA JERMAN Pepen Permana*) Abstrak Penelitian ini dilaksanakan atas dasar pengamatan dan pengalaman yang menunjukkan terjadinya kesulitan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 26 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan pada bab I, dapat dirumuskan hasil penelitian sebagai berikut: 1. Deskripsi

Lebih terperinci

oleh Cindhy Dwi Meidany

oleh Cindhy Dwi Meidany KONTRIBUSI PENGUASAAN KOSAKATA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA TEKS BERBAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN ANIMASI SMK NEGERI 5 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang diujicobakan berupa soal tes tertulis berbentuk pilihan ganda (multiple choice) yang

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 PAKEM SKRIPSI

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 PAKEM SKRIPSI KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 PAKEM SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran IPS Kelas III Dengan Menggunakan Media Gambar di SDN I Bolapapu Kecamatan Kulawi

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran IPS Kelas III Dengan Menggunakan Media Gambar di SDN I Bolapapu Kecamatan Kulawi Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran IPS Kelas III Dengan Menggunakan Media Gambar di SDN I Bolapapu Kecamatan Kulawi Yanthi, Hj. Widayati Pujiastuti, dan Rizal Mahasiswa Program Guru

Lebih terperinci

LAMPIRAN 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

LAMPIRAN 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 65 LAMPIRAN 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I. IDENTITAS MATA PELAJARAN II. 1. Nama Sekolah : SMA N 16 Bandung 2. Kelas : X 3. Semester : 2 / Genap 4. Mata Pelajaran : Bahasa Jerman 5. Alokasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan dalam kegiatan penelitian secara teratur dan sistematis, mulai dari tahap perencanaan,

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas IV SDN Bantuga

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas IV SDN Bantuga Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas IV SDN Bantuga Ramlah Monoarfah, Mohamad Jamhari, dan Musdalifah Nurdin Mahasiswa Program

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono. III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester genap tahun pelajaran 01-013 sebanyak

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN DI SMA NEGERI 1 PRAMBANAN SLEMAN SKRIPSI

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN DI SMA NEGERI 1 PRAMBANAN SLEMAN SKRIPSI KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN DI SMA NEGERI 1 PRAMBANAN SLEMAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

JURNAL PENELITIAN. Oleh. MARTEN MOKO NIM (SDN 6 Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango)

JURNAL PENELITIAN. Oleh. MARTEN MOKO NIM (SDN 6 Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango) 1 JURNAL PENELITIAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI MEDIA VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN 6 SUWAWA TENGAH KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh MARTEN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tahun ajaran 2012/2013. Data tersebut berupa pretest (tes awal) dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tahun ajaran 2012/2013. Data tersebut berupa pretest (tes awal) dan 67 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, peneliti mencoba menganalisis data dari hasil penelitian yang telah dilakukan di SMA Sandhy Putra pada siswa kelas X tahun ajaran 2012/2013. Data

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI MAKNA PUISI OLEH SISWA KELAS X SMA SWASTA MEDAN PUTRI MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENGARUH MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI MAKNA PUISI OLEH SISWA KELAS X SMA SWASTA MEDAN PUTRI MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL PENGARUH MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI MAKNA PUISI OLEH SISWA KELAS X SMA SWASTA MEDAN PUTRI MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Ferlianus Telaumbanua Prof. Dr. Rosmawaty, M.Pd.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 47 Lampiran 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I. IDENTITAS MATA PELAJARAN 1. Nama Sekolah : SMA N 16 Bandung 2. Kelas : X 3. Semester : 2/ Genap 4. Mata Pelajaran : Bahasa Jerman 5. Alokasi Waktu

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TS- TS) DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 SEYEGAN SLEMAN SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS TEKNIK PERMAINAN KARTU UNO DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN. Nurhasanah, Lucky Herliawan, Irma Permatawati

EFEKTIVITAS TEKNIK PERMAINAN KARTU UNO DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN. Nurhasanah, Lucky Herliawan, Irma Permatawati 1 EFEKTIVITAS TEKNIK PERMAINAN KARTU UNO DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN Nurhasanah, Lucky Herliawan, Irma Permatawati Abstraksi Dalam mempelajari bahasa Jerman, siswa mengalami kesulitan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penetilian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen semu (quasi eksperiment), karena penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 22 Bandarlampung semester genap

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 22 Bandarlampung semester genap 35 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 22 Bandarlampung semester genap tahun pelajaran 2014/2015. SMP Negeri 22 Bandarlampung terletak di

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA. Tia Hadianti*, Amir, Lersianna H.

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA. Tia Hadianti*, Amir, Lersianna H. PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA Tia Hadianti*, Amir, Lersianna H. Saragih Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya siswa yang mengalami

Lebih terperinci

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA Abstrak: Masalah yang dikaji penelitian ini adalah kesulitan belajar siswa pada pelajaran matematika, yang ditunjukkan dengan prestasi belajarnya. Hal ini menjadi

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 26 Agustus s.d. 26 September 2013. Populasi dalam penelitian adalah seluruh kelas

Lebih terperinci

Jurnal GeoEco ISSN: Vol. 2, No. 2 (Juli 2016) Hal

Jurnal GeoEco ISSN: Vol. 2, No. 2 (Juli 2016) Hal PENGEMBANGAN MEDIA BOOKLET BERBASIS SETS PADA MATERI POKOK MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAM UNTUK KELAS X SMA (Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Surakarta Tahun Ajaran 014/015) Kurnia Ratnadewi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang 24 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang terletak di Jl. Zainal Abidin Pagar Alam No.14 Labuhanratu, Kedaton. Populasi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis, dengan cara mengumpulkan data-data berbagai bentuk latihan-latihan yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN MINAT MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI ISI TEKS BAHASA JERMAN. Widya Astuti, Lucky Herliawan Y.A., Pepen Permana ABSTRAK

HUBUNGAN MINAT MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI ISI TEKS BAHASA JERMAN. Widya Astuti, Lucky Herliawan Y.A., Pepen Permana ABSTRAK HUBUNGAN MINAT MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI ISI TEKS BAHASA JERMAN Widya Astuti, Lucky Herliawan Y.A., Pepen Permana Departemen Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Menurut Arikunto (2010, hlm. 3) mengatakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan istilah penggabungan dua metode yang termasuk ke dalam

Lebih terperinci

Kesalahan Ortografi pada Keterampilan Menulis Bahasa Jerman Siswa Kelas X-9 SMAN 1 Kepanjen

Kesalahan Ortografi pada Keterampilan Menulis Bahasa Jerman Siswa Kelas X-9 SMAN 1 Kepanjen Kesalahan Ortografi pada Keterampilan Menulis Bahasa Jerman Siswa Kelas X-9 SMAN 1 Kepanjen Eko Jayanto Pembimbing I: Dewi Kartika Ardiyani, S.Pd., M.Pd. Pembimbing II: Deddy Kurniawan S.Pd., M.A. E-mail:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode atau hōhō ( 方法 ) dalam bahasa Jepang adalah suatu cara untuk melakukan sesuatu agar dapat berjalan dengan baik dan lebih mudah untuk mencapai tujuan.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bandarlampung Tahun Ajaran 03/04 dengan jumlah siswa sebanyak 00 siswa yang terdistribusi

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA BONEKA TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA KELAS II B SD NEGERI MARGOYASAN

PENGARUH MEDIA BONEKA TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA KELAS II B SD NEGERI MARGOYASAN 2.580 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 27 Tahun ke-5 2016 PENGARUH MEDIA BONEKA TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA KELAS II B SD NEGERI MARGOYASAN THE INFLUENCE OF THE USE OF HAND PUPPETS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pre- experiment. Pre-Experiment yaitu metode penelitian yang hanya menggunakan satu kelas

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Fitria Damayanti Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia phiethriedamaya@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian eksperimen untuk mengkaji pengaruh model Cooperative Learning tipe CIRC terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4 21 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015 yang terdistribusi dalam 12 kelas, yaitu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa, yakni: keterampilan mendengar, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Begitu pula ketika

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa, yakni: keterampilan mendengar, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Begitu pula ketika BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelajaran keterampilan bahasa, ada 4 aspek keterampilan berbahasa, yakni: keterampilan mendengar, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan

Lebih terperinci

Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Jerman melalui Media Gambar Siswa Kelas XI IPA 6 SMA Negeri 1 Makassar

Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Jerman melalui Media Gambar Siswa Kelas XI IPA 6 SMA Negeri 1 Makassar PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN MELALUI MEDIA GAMBAR SISWA KELAS XI IPA 6 SMA NEGERI 1 MAKASSAR VOCABULARY CONTROL IMPROVEMENT THROUGH MEDIA IMAGES GERMAN LANGUAGE CLASS XI 6 SMA NEGERI 1

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Data A. Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Grogol Kabupaten Sukoharjo. SMP Negeri 3 Grogol merupakan Unit Sekolah Baru (USB)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (Quasi Experiment). Eksperimen semu adalah jenis komparasi yang membandingkan pengaruh

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MEDIA PERMAINAN BUCHSTABENDIKTAT DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN. Milda Anika, Lucky Herliawan Y.A.

EFEKTIVITAS MEDIA PERMAINAN BUCHSTABENDIKTAT DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN. Milda Anika, Lucky Herliawan Y.A. 1 EFEKTIVITAS MEDIA PERMAINAN BUCHSTABENDIKTAT DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN Milda Anika, Lucky Herliawan Y.A., Pepen Permana Abstrak Dalam mempelajari bahasa Jerman ada empat keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mempelajari bahasa Jerman terdapat beberapa aspek penting yang harus dikuasai. Aspek-aspek tersebut terdiri dari keterampilan menyimak, berbicara, membaca,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung dengan populasi seluruh

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung dengan populasi seluruh III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung dengan populasi seluruh siswa kelas X IPA semester genap pada tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari empat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian dilakukan di Program Keahlian Teknik Audio Video SMK Negeri 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isma Mentari, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isma Mentari, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang penting untuk dikuasai di samping ketiga keterampilan berbahasa lainnya. Hal ini dikarenakan pada umumnya informasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. studio d A1 yang mencakup Start auf Deutsch sampai dengan Einheit. 12, dapat disimpulkan sebagai berikut;

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. studio d A1 yang mencakup Start auf Deutsch sampai dengan Einheit. 12, dapat disimpulkan sebagai berikut; 89 BAB V KESMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data mengenai latihan kosakata dalam buku studio d A1 yang mencakup Start auf Deutsch sampai dengan Einheit 12, dapat disimpulkan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sebagai penelitian lebih lanjut dari penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sebagai penelitian lebih lanjut dari penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan sebagai penelitian lebih lanjut dari penelitian kemitraan yang dilakukan Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI. Metode penelitian

Lebih terperinci

SKENARIO PERKULIAHAN MATA KULIAH SPRECHEN I JR 215 / 2 SKS / SEMESTER 1. Disusun Oleh : Dra. Hafdarani. M.Pd. Dra. Lersianna Saragih. M.Pd.

SKENARIO PERKULIAHAN MATA KULIAH SPRECHEN I JR 215 / 2 SKS / SEMESTER 1. Disusun Oleh : Dra. Hafdarani. M.Pd. Dra. Lersianna Saragih. M.Pd. SKENARIO PERKULIAHAN MATA KULIAH SPRECHEN I JR 215 / 2 SKS / SEMESTER 1 Disusun Oleh : Dra. Hafdarani. M.Pd. Dra. Lersianna Saragih. M.Pd. PROGRAM PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen semu (quasi experiment), tanpa adanya kelas kontrol. Pemilihan metode ini

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung. Populasi yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung. Populasi yang III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 9 Bandar Lampung. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII yang terbagi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep Variabel Media merupakan bagian dari sumber pengajaran yang digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar untuk mempertinggi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dengan evaluasi tipe

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dengan evaluasi tipe BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sasaran dari penelitian yang akan dilaksanakan. Objek dari penelitian ini terdiri dari dua variabel terdiri dari variabel terikat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Metode Penelitian Melalui penelitian manusia dapat menggunakan hasilnya, sesara umum data yang telah diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami, memecahkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bahasa dalam menyusun kalimat menjadi teks bahasa Jerman.

BAB III METODE PENELITIAN. Bahasa dalam menyusun kalimat menjadi teks bahasa Jerman. 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel, yakni variabel kemampuan berpikir logis dan variabel keterampilan siswa kelas XII

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat untuk dapat berinteraksi dengan manusia yang lain. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat untuk dapat berinteraksi dengan manusia yang lain. Bahasa adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat untuk dapat berinteraksi dengan manusia yang lain. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. agar terkumpul data serta dapat mencapai tujuan penelitian. Metode yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. agar terkumpul data serta dapat mencapai tujuan penelitian. Metode yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode dapat diartikan sebagai cara kerja untuk mencapai tujuan tertentu, agar terkumpul data serta dapat mencapai tujuan penelitian. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

DEIKSIS DALAM ROMAN UND SAGTE KEIN EINZIGES WORT KARYA HEINRICH BÖLL: SUATU ANALISIS PRAGMATIK JURNAL. Oleh : Adriani Rasinta Mananohas

DEIKSIS DALAM ROMAN UND SAGTE KEIN EINZIGES WORT KARYA HEINRICH BÖLL: SUATU ANALISIS PRAGMATIK JURNAL. Oleh : Adriani Rasinta Mananohas DEIKSIS DALAM ROMAN UND SAGTE KEIN EINZIGES WORT KARYA HEINRICH BÖLL: SUATU ANALISIS PRAGMATIK JURNAL Oleh : Adriani Rasinta Mananohas 070913004 UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS SASTRA MANADO 2013 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam pembelajaran bahasa, salah satu bahan ajar dasar penting yang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam pembelajaran bahasa, salah satu bahan ajar dasar penting yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam pembelajaran bahasa, salah satu bahan ajar dasar penting yang harus dikuasai adalah tata bahasa. Dalam bahasa Jerman, tata bahasa atau yang biasa dikenal

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN

SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN Nama Pendidikan : SMA Kelas / Semester : X / 2 Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur,

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KARTU KUARTET DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI MA NEGERI 1 MAKASSAR

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KARTU KUARTET DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI MA NEGERI 1 MAKASSAR KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KARTU KUARTET DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI MA NEGERI 1 MAKASSAR Zulfikar 1 dan Laelah Azizah. Fakultas Bahasa dan Sastra,

Lebih terperinci

Diana Aprisinta Prodi Pendidikan Matematika STKIP PGRI NGAWI ABSTRAK

Diana Aprisinta Prodi Pendidikan Matematika STKIP PGRI NGAWI ABSTRAK Edisi Ke Dua Tahun 015 PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN TIGA DIMENSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN DIMENSI TIGA KELAS X Diana Aprisinta 11.10707.431146 dianaaprisinta0@gmail.com Prodi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Subjek Populasi/ Sampel, dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Cimahi, yang beralamat di Jl. Kamarung No. 69 Km 1,5 Cimahi Utara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan bahasa asing kedua yang diajarkan di SMA setelah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan bahasa asing kedua yang diajarkan di SMA setelah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Jerman merupakan bahasa asing kedua yang diajarkan di SMA setelah bahasa Inggris. Dalam pembelajaran bahasa Jerman, pelaksanaannya mencakup empat keterampilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode kuasi eksperimen (quasi experiment) atau sering dikenal

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode kuasi eksperimen (quasi experiment) atau sering dikenal 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode kuasi eksperimen (quasi experiment) atau sering dikenal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen atau eksperimen semu. Quasi eksperimen adalah sebuah metode penelitian yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data hasil penelitian diperoleh dari hasil sebaran angket kepada siswa,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data hasil penelitian diperoleh dari hasil sebaran angket kepada siswa, 21 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Data hasil penelitian diperoleh dari hasil sebaran angket kepada siswa, baik itu sebelum diberikan teknik role playing maupun setelah

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA KARTU GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PANTUN SISWA KELAS XI. Oleh

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA KARTU GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PANTUN SISWA KELAS XI. Oleh Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Juni 2015 KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA KARTU GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PANTUN SISWA KELAS XI Oleh Reshky Thofan D Iqbal Hilal Ni Nyoman Wetty FKIP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen 47 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen yang dilakukan terhadap dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diberikan perlakuan penerapan

Lebih terperinci

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 08 Penyamaran Orang Tak Dikenal Terkuak

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 08 Penyamaran Orang Tak Dikenal Terkuak Pelajaran 08 Penyamaran Orang Tak Dikenal Terkuak dan bertanya kepada laki-laki yang dianggap sebagai Raja Ludwig di istana Schloss Neuschwanstein. Tetapi secara kebetulan menemukan sesuatu yang menarik.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan studi eksperimental, kelompok yang akan terlibat dalam penelitian ini yaitu kelompok eksperimen. Kelompok ini akan mendapatkan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan dalam mencapai

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan dalam mencapai BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan dalam mencapai suatu tujuan. Misalnya untuk menguji hipotesis dengan menggunakan metode serta alat tertentu.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN. dari hasil penelitian yang telah dilakukan dalam pembelajaran sakubun dengan

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN. dari hasil penelitian yang telah dilakukan dalam pembelajaran sakubun dengan BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN Pada bab ini, penulis akan menguraikan data-data yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan dalam pembelajaran sakubun dengan menggunakan metode Paired

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR MENGGUNAKAN ALAT UKUR BERSKALA DI SMK

PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR MENGGUNAKAN ALAT UKUR BERSKALA DI SMK 55 PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR MENGGUNAKAN ALAT UKUR BERSKALA DI SMK Faris Fauzi 1, Dedi Rohendi 2, Yayat 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah bertujuan mengetahui efektivitas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah bertujuan mengetahui efektivitas BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah bertujuan mengetahui efektivitas penggunaan media animasi komputer terhadap keterampilan berpikir kritis siswa. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif eksperimen semu (quasi experiment) dengan bentuk Nonequivalent Control Group Design. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, prosedur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, dari bulan Februari sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen

Lebih terperinci

hitung = 6,71 > t tabel = 2,01 maka hipotesis nihil (H o ditolak, sedangkan

hitung = 6,71 > t tabel = 2,01 maka hipotesis nihil (H o ditolak, sedangkan PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI BISU (SILENT DEMONSTRATION) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SWASTA TELADAN SEI RAMPAH TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013 OLEH Mustika Wati Siregar

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL TAYANGAN TELEVISI CERMIN KEHIDUPAN TRANS 7

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL TAYANGAN TELEVISI CERMIN KEHIDUPAN TRANS 7 Oleh Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Galuh ABSTRAK Kenyataannya di SMK Farmasi Bakti Kencana Banjar beberapa siswa diantaranya kurang mampu menggunakan imajinasi atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara pemecahan penelitian yang dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan fakta dan simpulan agar dapat

Lebih terperinci

Nurmiati 1 dan Mantasiah 2 Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Makassar ABSTRAK

Nurmiati 1 dan Mantasiah 2 Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Makassar ABSTRAK KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA (PEER-TEACHING) DALAM KEMAMPUAN MEMBACA MEMAHAMI BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 BONTONOMPO KABUPATEN GOWA Nurmiati 1 dan Mantasiah

Lebih terperinci

Erste Wörter. Auf Wiedersehen. Selamat tinggal

Erste Wörter. Auf Wiedersehen. Selamat tinggal Hallo Erste Wörter Auf Wiedersehen Ja Halo Selamat tinggal Ya Nein Bitte Vielen Dank Tidak Silahkan Terima kasih banyak links rechts 8 die Damentoilette 9 Kiri Kanan Kamar kecil Wanita die Herrentoilette

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci