BAB II PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE SCRAMBLE, KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE SCRAMBLE, KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENELITIAN YANG RELEVAN"

Transkripsi

1 BAB II PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE SCRAMBLE, KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Pembelajaran Kooperatif Dalam sebuah pembelajaran, pemilihan model pembelajaran seharusnya relevan dengan tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, pemilihan model pembelajaran hendaknya berhubungan dengan tujuan yang hendak dicapai dalam proses pelaksanaan pembelajaran tersebut. Model pembelajaran dapat diartikan sebagai rencana atau pola yang digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi pengajaran dan memberi petunjuk pada pengajar di kelas dalam setting pengajaran ataupun lainnya (Dahlan, 1984:21). Sejalan dengan pendapat itu Joyce (dalam Susilana, 2006:139) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah sebuah rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana jangka panjang), merancang bahan-bahan pengajaran dan membimbing di kelas atau yang lainnya. Pengertian pembelajaran kooperatif menurut Hammoud dan Ratzki (2009 : 6) Kooperatives Lernen ist eine strukturierte Form des Lernens, die Siti Amanah, 2011 Penerapan Pembelajaran Kooperatif... Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

2 9 gleichermaβen der Erarbeitung fachbezogener Lerninhalte wie der Einübung kooperativen Sozialverhaltens dient. Pendapat di atas berarti pembelajaran kooperatif adalah bentuk pembelajaran terstruktur yang sama-sama berfungsi untuk mengembangkan isi pembelajaran secara khusus, seperti praktik perilaku sosial kooperatif Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran kooperatif tidak sama dengan belajar kelompok biasa, karena dalam model pembelajaran ini masing-masing siswa memiliki tanggung jawab terhadap diri sendiri dan kelompoknya. Pengelolaan pembelajaran kooperatif yang baik dapat memungkinkan para guru mengelola kelas dengan baik. Pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai sistem kerja atau belajar kelompok yang terstruktur. Terstruktur di sini dimaksudkan bahwa terdapat beberapa unsur positif yang dapat diterapkan dalam pembelajaran ini, antara lain ada lima unsur pokok, yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individu, tatap muka, komunikasi antar anggota, dan evaluasi proses kelompok. 1. Pengertian Metode Scramble Istilah scramble berasal dari bahasa Inggris yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti perebutan, pertarungan, perjuangan. Seperti yang diungkapkan oleh Fadmawati (2009) [online] pembelajaran kooperatif metode scramble adalah pembelajaran secara berkelompok dengan mencocokkan kartu pertanyaan dan kartu jawaban yang telah disediakan sesuai dengan soal, sedangkan Soeparno (1998 : 60) berpendapat bahwa metode scramble adalah

3 10 salah satu permainan bahasa, pada hakikatnya permainan bahasa merupakan suatu aktivitas untuk memperoleh keterampilan tertentu dengan cara menggembirakan. Scramble merupakan metode mengajar dengan membagikan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai dengan alternatif jawaban yang tersedia. Siswa diharapkan mampu mencari jawaban dan cara penyelesaian dari soal yang ada. Dijelaskan juga oleh (Daud, 2010) dalam http//daudp65.byethost4.com// bahwa istilah scramble berasal dari bahasa Inggris yang berarti perebutan, pertarungan, perjuangan. Scramble dipakai untuk jenis permainan anak-anak yang merupakan latihan pengembangan dan peningkatan wawasan pemikiran kosakata. Sesuai dengan sifat jawabannya scramble terdiri atas bermacammacam bentuk yakni : a. Scramble kata, yakni sebuah permainan menyusun kata-kata dan huruf-huruf yang telah dikacaukan letaknya sehingga membentuk suatu kata tertentu yang bermakna misalnya : alpjera = pelajar ktarsurt = struktur b. Scramble kalimat : yakni sebuah permainan menyusun kalimat dari kata-kata acak. Bentuk kalimat hendaknya logis, bermakna, tepat, dan benar. Contoh nya : komme Ich aus Bandung = Ich komme aus Bandung

4 11 c. Scramble wacana : yakni sebuah permainan menyusun wacana logis berdasarkan kalimat-kalimat acak. Hasil susunan wacana hendaknya logis, bermakna. Melalui pembelajaran kooperatif metode scramble, siswa dapat dilatih berkreasi menyusun kata, kalimat, atau wacana yang acak susunannya dengan susunan yang bermakna dan mungkin lebih baik dari susunan aslinya. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode scramble merupakan metode yang berbentuk permainan acak kata, kalimat, atau paragraf. Pembelajaran kooperatif metode scramble adalah sebuah metode yang menggunakan penekanan latihan soal berupa permainan yang dikerjakan secara berkelompok. Dalam metode pembelajaran ini perlu adanya kerja sama antar anggota kelompok untuk saling membantu teman sekelompok dapat berpikir kritis sehingga dapat lebih mudah dalam mencari penyelesaian soal. Metode permainan ini diharapkan dapat memacu minat siswa dalam pelajaran membaca pemahaman bahasa Jerman. 2. Prosedur (langkah-langkah) Pembelajaran dengan Metode Scramble Pembelajaran kooperatif metode scramble, memiliki kesamaan dengan model pembelajaran kooperatif lainnya, yaitu siswa dikelompokkan secara acak berdasarkan kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, atau jika memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbedabeda pernyataan ini diungkapkan oleh Lestari (2009) dalam (

5 12 Seperti yang di paparkan oleh Anitah (2010) dalam ( model pembelajaran kooperatif tipe scramble dapat dilakukan seorang guru dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Guru menyiapkan sebuah wacana, kemudian keluarkan kalimat-kalimat yang terdapat dalam wacana tersebut ke dalam kartu-kartu kalimat b. Guru membuat kartu soal beserta kartu jawaban yang di acak nomornya sesuai materi bahan ajar teks yang telah dibagikan sebelumnya dan membagikan kartu soal tersebut c. Siswa dalam kelompok masing-masing mengerjakan soal dan mencari kartu soal untuk jawaban yang cocok, sebelumnya jawaban telah di acak sedemikian rupa. d. Siswa diharuskan dapat menyusun kata jawaban yang telah tersedia dalam waktu yang telah ditentukan. Setelah selesai mengerjakan soal, hasil pekerjaan siswa dikumpulkan dan dilakukan pemeriksaan. Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran metode scramble ini adalah model pembelajaran kelompok yang membutuhkan kreativitas serta kerja sama siswa dalam kelompok. Metode ini memberikan sedikit sentuhan permainan acak kata, dengan harapan dapat menarik perhatian siswa. 3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Scramble a. Kelebihan metode scramble antara lain :

6 13 1). Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya, setiap anggota kelompok harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama, setiap anggota kelompok harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya, setiap anggota kelompok akan dikenai evaluasi, setiap anggota kelompok berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya, dan setiap anggota kelompok akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif, sehingga dalam teknik ini, setiap siswa tidak ada yang diam karena setiap individu di kelompok diberi tanggung jawab akan keberhasilan kelompoknya. 2) Metode pembelajaran ini akan memungkinkan siswa untuk belajar sambil bermain. Mereka dapat berekreasi sekaligus belajar dan berpikir, mempelajari sesuatu secara santai dan tidak membuatnya stres atau tertekan. 3) Selain untuk menimbulkan kegembiraan dan melatih keterampilan tertentu, metode scramble juga dapat memupuk rasa solidaritas dalam kelompok. 4) Materi yang diberikan melalui salah satu metode permainan ini biasanya mengesankan dan sulit untuk dilupakan. 5) Sifat kompetitif dalam metode ini dapat mendorong siswa berlomba-lomba untuk maju. b. Kekurangan metode scramble antara lain:

7 14 1) Pembelajaran ini terkadang sulit dalam merencanakannya, oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar. 2) Terkadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan. 3) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka pembelajaran ini akan sulit di implementasikann oleh guru 4) Metode permainan seperti ini biasanya menimbulkan suara gaduh. Hal tersebut jelas akan mengganggu kelas yang berdekatan. B. Kemampuan Membaca Pemahaman Membaca merupakan salah satu dari keterampilan berbahasa yang memiliki peranan penting dalam mempelajari berbagai macam ilmu pengetahuan dan dengan membaca ini kita dapat memberi dan menerima informasi. Leveau (1985:61) menjelaskan Lesen ist Ein Funktion des Zusammenwirkens von u.a. Aufmerksamkeit, dem Erkennen von Merkmalen der Textstruktur und deren Beziehungen, der Speicherung im Gedächtnis, der Antizipation von Äuβerungsteilen. Pernyataan di atas mengandung arti bahwa membaca merupakan suatu proses yang melibatkan berbagai fungsi, antara lain pengamatan, pengenalan tanda dan struktur bahasa, daya ingat dan faktor eksternal lainnya. Dapat pula diartikan bahwa membaca adalah kerja sama sebuah fungsi dari adanya perhatian

8 15 dan sebagainya, pengenalan dari ciri-ciri struktur teks dan yang berhubungan dengan, ingatan yang tersimpan dan adanya antisipasi terhadap ucapan. Selain itu pembaca tidak hanya mendapatkan simbol-simbol tertulis saja melainkan juga menghubungkan bacaan yang dibaca dengan konsep, pengalaman sebelumnya juga wawasan yang dimilikinya. Adapun pengertian membaca lainnya diungkapkan oleh Ehlers (dalam Farisya, 2009:18) yaitu: Lesen ist der selektiver- und zielgerichteter Vorgang, bei dem der Leser fortlaufend einzelne Informationen in (thematische) Zusammenhänge integriert und Lesen ist ein Prozess der Abstraktionbildung. Dengan kata lain Membaca merupakan proses selektif dan penuh dengan tujuan tertentu, bagi pembaca teratur merupakan hubungan informasi (tematik) yang mengintegrasikan dan membaca adalah sebuah proses pembentukan abstraksi. Dari pengertian Ehlers di atas dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan sebuah proses yang dipilih oleh pembaca dengan maksud tertentu, misalnya pembaca ingin mengetahui maksud dari teks tersebut untuk membantu pembaca dalam menjawab pertanyaan. Berasal dari informasi-informasi yang berhubungan dengan teks bacaan yang ada, pembaca dapat menyimpulkan informasi yang didapat. Kemudian pembaca dapat memahami isi teks tersebut. Setiap pembaca memiliki cara yang berbeda-beda untuk mencapai pemahaman tersebut, karena kemampuan yang

9 16 dimiliki masing-masing pembaca itu berbeda-beda. Pada dasarnya meski cara membaca setiap pembaca berbeda, pembaca akan mencapai pemahaman yang sama. Hal ini di dukung oleh pernyataan Ehlers (dalam Farisya, 2009:19) yaitu: Lesen ist also ein fortwährender Deutungs- und Entscheidungsprozess. Die einzelne Aktivitäten, die der Leser dabei vollzieht, erfordern nicht nur ein Wissen über die zuvor gennanten Bereiche, sondern auch die Fähigkeit,dieses Wissen in bezug auf konkrete Texte und ihre jeweiligen Aufganbenstellungen anwenden zu können. Ungkapan di atas berarti Membaca adalah proses berkelanjutan sebuah penafsiran dan keputusan. Aktivitas tunggal yang membawa pembaca dalam penerapan tidak hanya membutuhkan pengetahuan yang diketahui sebelumnya, tetapi juga kemampuan untuk menerapkan pengetahuan ini dalam kaitannya dengan teks-teks tertentu dan tugas masing-masing. Pengertian yang dikemukakan di atas dapat mendukung peneliti dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas ini agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa melalui pembelajaran kooperatif metode scramble ini. Dalam membaca pemahaman, pembaca memerlukan proses untuk memahami apa yang dibacanya. Proses yang terjadi pada setiap pembaca adalah sebuah proses seorang dapat menerima ide-ide dan menuangkannya dalam bentuk tulisan, kemudian memahami ide tersebut. Membaca menurut Kolker dalam Sutarjo (2009) dalam (

10 17 jenis_8558.html.) Membaca adalah suatu proses komunikasi antara pembaca dan penulis dengan bahasa tulis. Hakikat membaca ini menurutnya ada tiga hal, yakni afektif, kognitif, dan bahasa. Perilaku afektif mengacu pada perasaan, perilaku kognitif mengacu pada pikiran, dan perilaku bahasa mengacu pada bahasa anak. Adapun Farris dalam Sutarjo (2009) mendefinisikan membaca sebagai pemrosesan kata-kata, konsep, informasi, dan gagasan-gagasan yang dikemukakan oleh pengarang yang berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman awal pembaca. Dengan demikian, pemahaman diperoleh bila pembaca mempunyai pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya dengan apa yang terdapat di dalam bacaan. Dengan adanya beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa membaca pada hakikatnya adalah suatu proses yang dilakukan oleh pembaca untuk membangun makna dari sebuah pesan yang disampaikan melalui tulisan. Dalam proses tersebut, pembaca mengintegrasikan antara informasi atau pesan dalam tulisan dengan pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki. Jika seseorang membaca berarti ia melakukan kegiatan pemahaman yang bertujuan untuk membentuk hubungan antara pengetahuan awal, motivasi, dan ketertarikan menjadi sebuah kesatuan untuk proses pemahaman. 2. Langkah-Langkah Membaca Pemahaman Secara garis besar terdapat dua aspek penting dalam membaca sebagaimana dinyatakan oleh Tarigan dalam Retnowati (2005:51), yaitu: a. Keterampilan yang bersifat mekanis yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah. Aspek ini mencakup:

11 18 1) Pengenalan bentuk huruf 2) Pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem, kata, frase, pola klausa, kalimat, dll) 3) Pengenalan hubungan atau korespondensi pola ejaan dan bunyi 4) Kecepatan membaca taraf lambat b. Keterampilan yang bersifat pemahaman yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi. Aspek ini mencakup: 1) Memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal) 2) Memahami signifikansi atau makna 3) Evaluasi atau penilaian 4) Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan. Pada penelitian ini, peneliti lebih memfokuskan untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman, oleh karena itu siswa diharapkan dapat memahami isi teks yang diberikan. Untuk mengetahui bahwa siswa telah atau tidak memahami isi teks yang diberikan, maka peneliti menyediakan beberapa pertanyaan yang jawabannya dapat ditemukan di dalam teks tersebut. Proses membaca setiap orang beragam. Dengan membiasakan diri untuk sering membaca dapat membantu dalam memahami apa yang dibacanya tersebut. Seorang pembaca dapat mengerti informasi yang penting mengenai teks tersebut, misalnya pikiran utama dan tema dari teks tersebut dan pembaca yang baik dapat menyelesaikan membaca dengan cepat serta fasih. Bila pembaca pertama kali membaca sebuah teks, sangatlah biasa mengalami kesulitan untuk mengetahui

12 19 informasi penting sebuah teks. Tetapi seorang pembaca yang baik dapat mengerti dengan mudah dan tepat untuk mengumpulkan informasi penting tersebut. Dalam membaca setiap orang memiliki cara sendiri untuk memahami sebuah teks, karena dalam membaca seseorang harus dapat menggabungkan satu arti kata pada teks dengan tata kalimat teks tersebut. Dengan demikian dapat mengacu pada tema dari teks tersebut yang dapat membantu pembaca memahami isi dari teks. Seluruh bagian tersebut dapat menjadi satu kesatuan yang saling berhubungan membentuk informasi yang dibutuhkan pembaca, sehingga pembaca dapat memahami isi atau situasi di dalam teks tersebut dengan baik. Untuk memahami sebuah teks seseorang harus memiliki langkah-langkah, yaitu pertama teks dibaca secara sekilas untuk memperkirakan isi atau maksud. Kedua pembaca menyimpulkan informasi-informasi yang telah didapat tersebut baik informasi nyata maupun dari segi kebahasaan serta berusaha mengetahui pernyataan-pernyataan yang penting dalam teks. Maka pembaca dapat mengerti definisi sebagai hasil sebuah teks. Pembaca sering menemukan kesulitan dalam memahami teks. Namun kesulitan tersebut dialami pembaca dalam memulai memahami teks pada bagian awal teks saja, tetapi juga memahami keseluruhan isi teks. Oleh karena itu, pembaca dituntut untuk membaca secara keseluruhan agar dapat memahami isi teks tersebut pun secara keseluruhan. 3. Bahan Ajar Untuk Membaca Pemahaman Bahan ajar yang digunakan dalam membaca pemahaman antara lain adalah teks atau bacaan ringan tentang kehidupan sehari-hari. Peneliti dapat mencari teks

13 20 atau bacaan itu melalui buku-buku bahasa Jerman yang digunakan di sekolahsekolah menengah atas. Teks yang digunakan disesuaikan dengan kemampuan siswa pada saat itu, karena dikhawatirkan apabila diberikan teks yang tidak sesuai dengan kemampuan siswa ada beberapa siswa yang belum terlalu memahami isi teks bahasa Jerman. 4. Penilaian Membaca Ada beberapa hal yang harus dinilai dalam kemampuan membaca. Ditinjau dari kemampuan yang menjadi sasaran tes membaca, Harsiati (2003) pada ( membatasi cakupan kemampuan yang akan diukur dalam tes membaca, yaitu 1. Kemampuan literal (kemampuan memahami isi teks berdasarkan aspek kebahasaan yang tersurat) 2. Kemampuan inferensia (kemampuan memahami isi teks yang tersirat/menyimpulkan isi yang tidak langsung ada dalam teks) 3. Kemampuan reorganisasi (penyarian/penataan kembali ide pokok dan ide penjelas dalam paragraf maupun ide-ide pokok paragraf yang mendukung tema bacaan) 4. Kemampuan evaluatif (untuk menilai keakuratan, kemanfaatan, kejelasan isi teks) 5. Kemampuan apresiasi (kemampuan menghargai teks)

14 21 C. Kerangka Berpikir Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang memberikan landasan bagaimana siswa dapat sukses belajar bersama orang lain. Siswa tidak diajarkan untuk memandang teman-teman lainnya sebagai kompetitor untuk dikalahkan, melainkan sebagai mitra belajar yang saling mendukung. Ukuran bersaing adalah dengan diri sendiri bagaimana siswa dapat menghasilkan yang terbaik karena dorongan motivasi dari dalam diri, bahkan siswa didorong untuk dapat memberikan kontribusi kepada rekannya untuk agar termotivasi dalam belajar. Pada penelitian ini, pembelajaran kooperatif diaplikasikan sebagai upaya memadukan berbagai tingkatan kemampuan dalam satu kelompok. Hal ini dilakukan selain agar bisa terjadi saling bantu antar anggota kelompok, juga bertujuan untuk mengasah kemampuan masing-masing anggota kelompok, baik kemampuan secara individu maupun secara berkelompok, kerja sama tim sangat diperlukan untuk menyelesaikan tugas agar lebih baik. Dengan berbagai keunggulan pembelajaran kooperatif ini, diharapkan siswa dapat terlibat dalam proses pembelajaran yang lebih baik sehingga kualitas kemampuannya dalam bidang akademik maupun berinteraksi dengan orang lain dapat meningkat Berdasarkan pemaparan di atas diketahui bahwa pengetahuan bahasa asing setelah bahasa ibu sangatlah penting, khususnya dalam hal membaca. Dengan membaca, pembaca seolah-olah dapat melihat apa yang terjadi di dalam bacaan tersebut tanpa terlibat langsung ke dalamnya sehingga dapat diketahui seluruh perubahan tersebut dan sebisa mungkin untuk mengikutinya. Dalam berbahasa

15 22 asing, khususnya bahasa Jerman, dapat terjalin komunikasi yang baik antar dua bangsa yang berbeda atau lebih. D. Penelitian Yang Relevan Beberapa penelitian yang relevan dengan pembelajaran kooperatif metode Scramble antara lain : 1. Septyana, Dwi (2009) dalam penelitiannya tentang peningkatan pemahaman konsep matematika melalui model pembelajaran scramble pokok bahasan segi empat, menyimpulkan bahwa setelah diterapkannya model pembelajaran ini, dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa. 2. Sulistyowaty, Endah (2010) dalam penelitiannya tentang peningkatan motivasi siswa dalam pembelajaran matematika model pembelajaran scramble pada pokok bahasan bilangan bulat, menyimpulkan bahwa setelah diterapkannya model pembelajaran ini, motivasi siswa dalam belajar matematika meningkat, terutama dalam pokok bahasan bilangan bulat. 3. Azizah (2010) dalam penelitiannya tentang implementasi cooperative learning metode scramble sebagai usaha untuk meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran matematika, menyimpulkan bahwa setelah diterapkannya model pembelajaran ini, motivasi belajar siswa meningkat terutama dalam pembelajaran matematika.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran merupakan persiapan kita di masa depan, dalam hal ini masa depan kehidupan anak yang ditentukan oleh orang tuanya. Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bahasa pengantar tetapi juga sebagai mata pelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bahasa pengantar tetapi juga sebagai mata pelajaran. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia terasa menjadi sangat penting dan memiliki arti sentral bagi kemajuan pendidikan. Oleh sebab itu ditetapkan UU No 2 Tahun 1989 Tentang

Lebih terperinci

BAB II HASIL BELAJAR DAN METODE SCRAMBLE. Hasil belajar terdiri dari dua kata, yaitu hasil dan belajar. Di dalam

BAB II HASIL BELAJAR DAN METODE SCRAMBLE. Hasil belajar terdiri dari dua kata, yaitu hasil dan belajar. Di dalam BAB II HASIL BELAJAR DAN METODE SCRAMBLE A. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar terdiri dari dua kata, yaitu hasil dan belajar. Di dalam kamus besar bahasa Indonesia yang dimaksud dengan Hasil adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Relevan 1. Penelitian dengan judul Upaya Meningkatkan Kemampuan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Pokok Bahasaan Menulis Paragraf Melalui Penerapan Model Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi. Setelah dilakukannya

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi. Setelah dilakukannya BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Identifikasi Awal Dalam bab ini akan dibahas data dan pembahasan hasil penelitian. Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan kegiatan observasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fiqih merupakah ilmu yang mendalami hukum Islam yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Fiqih merupakah ilmu yang mendalami hukum Islam yang diperoleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fiqih merupakah ilmu yang mendalami hukum Islam yang diperoleh melalui dalil di Al Qur an dan Sunnah. Selain itu fiqih juga merupakan ilmu yang membahas hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dewasa ini menjadikan berbagai aspek kehidupan untuk senantiasa berjalan selaras. Salah satu aspek yang terkena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kebudayaan suatu daerah. Pasal 22 Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kebudayaan suatu daerah. Pasal 22 Undang-Undang Nomor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan otonomi memiliki pengaruh tersendiri terhadap perkembangan kebudayaan suatu daerah. Pasal 22 Undang-Undang Nomor 32/2004, bahwa dalam menyelenggarakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. lemah menjadi kuat, dari tidak bisa menjadi bisa. Seperti diakatakan oleh Slameto

II. TINJAUAN PUSTAKA. lemah menjadi kuat, dari tidak bisa menjadi bisa. Seperti diakatakan oleh Slameto II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakekat Belajar Matematika Belajar merupakan proses berpikir seseorang dalam rangka menuju kesuksesan hidup, perubahan aspek kehidupan dari taraf tidak mengetahui

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PERMAINAN SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA SISWA KELAS IV SDN 38 HULONTHALANGI KOTA GORONTALO JURNAL.

PENERAPAN MODEL PERMAINAN SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA SISWA KELAS IV SDN 38 HULONTHALANGI KOTA GORONTALO JURNAL. PENERAPAN MODEL PERMAINAN SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA SISWA KELAS IV SDN 38 HULONTHALANGI KOTA GORONTALO JURNAL Oleh SITI SUMIATY ABAS NIM : 151411031 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS

Lebih terperinci

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table Dalam. Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table Dalam. Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table Dalam Sekar Chandra Ratnasari, Amir, Azis Mahfuddin. Abstaksi Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 26 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan pada bab I, dapat dirumuskan hasil penelitian sebagai berikut: 1. Deskripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kegiatan berbahasa merupakan bagian dari kehidupan manusia. Ketika manusia melakukan kegiatan berbahasa, maka mereka harus memiliki keterampilan berbahasa.tampubolon

Lebih terperinci

peningkatan kualitas kehidupan, serta pertumbuhan tingkat intelektualitas, dimensi pendidikan juga semakin kompleks. Hal ini tentu membutuhkan desain

peningkatan kualitas kehidupan, serta pertumbuhan tingkat intelektualitas, dimensi pendidikan juga semakin kompleks. Hal ini tentu membutuhkan desain Eni Sukaeni, 2012 Penggunaan Model Penemuan Konsep BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan kualitas kehidupan, serta

Lebih terperinci

MERARIK; ALTERNATIF MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KESETARAAN PAKET C PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI PARIWISATA

MERARIK; ALTERNATIF MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KESETARAAN PAKET C PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI PARIWISATA MERARIK; ALTERNATIF MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KESETARAAN PAKET C PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI PARIWISATA Syafruddin Muhdar Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dinamik yang harus selalu diserasikan dengan proses kehidupan berbangsa dan bernegara di tengah-tengah kehidupan internasional. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk

BAB II LANDASAN TEORI. suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui bahasa tulis.

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik KELAS. 1 Semester 1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik KELAS. 1 Semester 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik KELAS 1 Semester 1 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia, IPS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran seni musik. Hal ini terlihat dari kurangnya aktivitas siswa secara

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran seni musik. Hal ini terlihat dari kurangnya aktivitas siswa secara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pelajaran seni budaya khususnya pengajaran seni musik banyak guru yang mengeluh rendahnya kemampuan siswa menerapkan konsep pembelajaran seni musik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas dan terstruktur pula pikirannya. Keterampilan hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Standar Isi 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bahwa mata pelajaran Bahasa Indonesia berorientasi pada hakikat pembelajaran bahasa, bahwa belajar

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 55 LAMPIRAN 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I. IDENTITAS MATA PELAJARAN 1. Nama Sekolah : SMA N 16 Bandung 2. Kelas : X 3. Semester : 2/ Genap 4. Mata Pelajaran : Bahasa Jerman 5. Alokasi Waktu

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA. Tia Hadianti*, Amir, Lersianna H.

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA. Tia Hadianti*, Amir, Lersianna H. PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA Tia Hadianti*, Amir, Lersianna H. Saragih Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya siswa yang mengalami

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Dalam bahasa inggris Ilmu Pengetahuan Alam disebut natural science, natural yang artinya berhubungan dengan alam dan science artinya

Lebih terperinci

Abstrak Kata Kunci 1. Pendahuluan

Abstrak Kata Kunci 1. Pendahuluan Abstrak Ada nilai tambah yang didapat seseorang dalam melakukan kegiatan membaca. Satu diantaranya, orang menjadi luas cakrawala kehidupannya, terbebas dari penjara dunia yang sempit dan terbatas, baik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. individu/sekelompok individu dalam suatu ruangan/kelas untuk. tadinya tidak mampu melakukan sesuatu menjadi mampu melakukan

BAB II KAJIAN TEORI. individu/sekelompok individu dalam suatu ruangan/kelas untuk. tadinya tidak mampu melakukan sesuatu menjadi mampu melakukan 8 BAB II KAJIAN TEORI A. Analisis Teoretis a. Pengertian hasil belajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan aktivitas yang disengaja dan dilakukan oleh individu/sekelompok individu dalam suatu ruangan/kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Majunya dunia pendidikan sebaiknya diikuti oleh kemampuan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Majunya dunia pendidikan sebaiknya diikuti oleh kemampuan seseorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Majunya dunia pendidikan sebaiknya diikuti oleh kemampuan seseorang yang meningkat pula, khususnya dalam penguasaan bahasa. Oleh karena itu, penguasaan kemampuan berbahasa

Lebih terperinci

LAMPIRAN 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

LAMPIRAN 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 65 LAMPIRAN 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I. IDENTITAS MATA PELAJARAN II. 1. Nama Sekolah : SMA N 16 Bandung 2. Kelas : X 3. Semester : 2 / Genap 4. Mata Pelajaran : Bahasa Jerman 5. Alokasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia a. Pengertian Bahasa Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa lambang bunyi ujaran yang dihasilkan oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal,

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Membaca Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual,

Lebih terperinci

MEMAHAMI HAKEKAT DAN ASPEK-ASPEK DALAM READING (MEMBACA)

MEMAHAMI HAKEKAT DAN ASPEK-ASPEK DALAM READING (MEMBACA) MEMAHAMI HAKEKAT DAN ASPEK-ASPEK DALAM READING (MEMBACA) Riska Aulia Sartika. Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar. riskaauliasartika66@gmail.com.

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis melalui media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan; sikap, muatan/nilai dan kemampuan guna meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan; sikap, muatan/nilai dan kemampuan guna meningkatkan kemampuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku, meliputi perubahan kecenderungan; sikap, muatan/nilai dan kemampuan guna meningkatkan kemampuan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelaksanaan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di SMA kini

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelaksanaan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di SMA kini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pelaksanaan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di SMA kini dititikberatkan pada keterampilan siswa. Berdasarkan kurikulum 2006 siswa dituntut

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA Etyn Nurkhayati SD YPKP I Sentani Jayapura Papua Abstrak:Kesulitan siswa dalam menulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa sebagai kebutuhan utama yang harus dipelajari dan dikembangkan karena bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Chaer (2009: 3) berpendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan salah satu pemersatu bangsa. Melalui bahasa manusia dapat berinteraksi dengan manusia lainnya karena manusia merupakan makhluk sosial yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Melalui bahasa, setiap individu dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Melalui bahasa, setiap individu dapat meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu kemampuan yang sangat penting dimiliki setiap individu dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Indonesia. Keterampilan ini lebih berguna dibandingkan dengan keterampilan

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Indonesia. Keterampilan ini lebih berguna dibandingkan dengan keterampilan BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Pengertian Membaca Keterampilan membaca salah satu keterampilan yang mendapatkan penekanan dalam konteks pengajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa di

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam makna yang lebih kompleks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di - 1 - BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di Indonesia, yang pembelajarannya dimulai pada tingkat SMA. Seperti halnya pada setiap pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Proses Belajar - Mengajar a. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu kegiatan yang membawa perubahan pada individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik, pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Iklan merupakan media yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Iklan merupakan media yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iklan merupakan media yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia saat ini, di mana iklan menjadi salah satu media alat komunikasi. Hampir setiap hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas dan terstruktur pula pikirannya. Keterampilan hanya dapat

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE DALAM KETERAMPILAN MENULIS KALIMAT BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 11 MAKASSAR ABSTRAK

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE DALAM KETERAMPILAN MENULIS KALIMAT BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 11 MAKASSAR ABSTRAK KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE DALAM KETERAMPILAN MENULIS KALIMAT BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 11 MAKASSAR Sudarmi 1 dan Burhanuddin 2 Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terpadu (integrated learning) yang menggunakan tema untuk mengaitkan

BAB I PENDAHULUAN. terpadu (integrated learning) yang menggunakan tema untuk mengaitkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran tematik merupakan salah satu pendekatan pembelajaran terpadu (integrated learning) yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE DENGAN MEDIA FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE DENGAN MEDIA FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN PADA SISWA SEKOLAH DASAR PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE DENGAN MEDIA FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN PADA SISWA SEKOLAH DASAR Febriana Dwi Fitri Astuti 1), Sukarno 2), H. Soegiyanto 3) PGSD FKIP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat

Lebih terperinci

2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN DOMINO DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONJUGASIKAN VERBA BAHASA JERMAN

2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN DOMINO DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONJUGASIKAN VERBA BAHASA JERMAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari bahasa asing dan mampu menguasainya merupakan nilai lebih dalam bersosialisasi di dunia kerja maupun pergaulan. Bahasa Jerman merupakan salah satu

Lebih terperinci

MENGANALISIS ASPEK-ASPEK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MEMBACA. Sumarni. Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

MENGANALISIS ASPEK-ASPEK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MEMBACA. Sumarni. Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan MENGANALISIS ASPEK-ASPEK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MEMBACA Sumarni Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas muhammadiyah Makassar Sumarnisape9@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II STRATEGI COOPERATIVE LEARNING DAN PEMBELAJARAN MAHÃRAH QIRÃ AH. 1. Pengertian Strategi Cooperative Learning

BAB II STRATEGI COOPERATIVE LEARNING DAN PEMBELAJARAN MAHÃRAH QIRÃ AH. 1. Pengertian Strategi Cooperative Learning BAB II STRATEGI COOPERATIVE LEARNING DAN PEMBELAJARAN MAHÃRAH QIRÃ AH A. Strategi Cooperative Learning 1. Pengertian Strategi Cooperative Learning Strategi cooperative learning adalah belajar kelompok.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di sekolah dasar bertujuan memberikan bekal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di sekolah dasar bertujuan memberikan bekal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di sekolah dasar bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar Calistung (Membaca, menulis dan berhitung), Pengetahuan dan keterampilan dasar yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Hamdani (2011: 326) Penelitian Tindakan Kelas pada

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Hamdani (2011: 326) Penelitian Tindakan Kelas pada 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas dengan istilah PTK. Menurut Hamdani (2011: 326) Penelitian Tindakan Kelas pada hakikatnya merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari baik

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari baik secara verbal maupun non verbal. Dalam era globalisasi ini bahasa memiliki peranan dan kedudukan yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Karakteristik Pembelajaran Matematika SD / MI. 1. Ciri-Ciri Pembelajaran Matematika SD / MI. 7

BAB II KAJIAN TEORI. A. Karakteristik Pembelajaran Matematika SD / MI. 1. Ciri-Ciri Pembelajaran Matematika SD / MI. 7 12 BAB II KAJIAN TEORI A. Karakteristik Pembelajaran Matematika SD / MI 1. Ciri-Ciri Pembelajaran Matematika SD / MI. 7 Beberapa ciri pembelajaran matematika SD/MI adalah sebagai berikut: 1) Pembelajaran

Lebih terperinci

Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 2 Nomor 2, Juni 2017

Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 2 Nomor 2, Juni 2017 Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Vol. 2, No. 2, Juni 2017 ISSN 2541-0393 (Media Online) 2541-0385 (Media Cetak ) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA SD Negeri

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dalam bentuk lambang lambang grafis, yang perubahannya menjadi wicara bermakna dalam

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dalam bentuk lambang lambang grafis, yang perubahannya menjadi wicara bermakna dalam BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. Hakikat Membaca Pada hakikatnya membaca merupakan keterampilan mengenal dan memahami tulisan dalam bentuk lambang lambang grafis, yang perubahannya menjadi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam proses pembelajaran siswa melakukan aktiviras belajar dan guru

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam proses pembelajaran siswa melakukan aktiviras belajar dan guru BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Dalam proses pembelajaran siswa melakukan aktiviras belajar dan guru melakukan aktivitas mengajar. Aktivitas belajar adalah kegiatan atau perilaku yang terjadi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. satunya model pembelajaran kooperatif. Secara bahasa kooperatif berasal dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. satunya model pembelajaran kooperatif. Secara bahasa kooperatif berasal dari 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Model Pembelajaran Kooperatif Pada masa sekarang banyak model pembelajaran yang sering digunakan, salah satunya model pembelajaran kooperatif. Secara bahasa kooperatif

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Dalam bab 5 ini, peneliti memaparkan hasil simpulan dan saran. Simpulan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Dalam bab 5 ini, peneliti memaparkan hasil simpulan dan saran. Simpulan 522 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Dalam bab 5 ini, peneliti memaparkan hasil simpulan dan saran. Simpulan dan saran dipaparkan berdasarkan temuan penelitian dalam menjawab rumusan masalah yang dijabarkan melalui

Lebih terperinci

Alumni S1 STKIP-PGRI Lubuklinggau. ABSTRAK. Kata Kunci : Scramble, alat peraga, bahan bekas, Hasil belajar biologi.

Alumni S1 STKIP-PGRI Lubuklinggau.   ABSTRAK. Kata Kunci : Scramble, alat peraga, bahan bekas, Hasil belajar biologi. Pengaruh Model Pembelajaran Scramble dengan Menggunakan Alat Peraga dari Bahan Bekas Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Lubuklinggau Tahun Ajaran 2015/2016 Oleh: Aresta Pratiwi 1,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia. Secara luas dapat diartikan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran, BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan kepada orang lain. Memang terkadang kita menggunakan bahasa bukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dengan menggunakan bahan atau sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia 1. Pengertian Keterampilan Menulis. Menulis adalah salah satu standar kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa

Lebih terperinci

BAB II MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGAN MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

BAB II MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGAN MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW BAB II MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGAN MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW A. Ide Pokok Wacana 1. Bahasa Di dunia ini manusia tidak akan bisa hidup tanpa bahasa. Karena bahasa merupakan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BILANGAN BULAT UNTUK SISWA KELAS IV SD MELALUI KOOPERATIF TIPE STAD

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BILANGAN BULAT UNTUK SISWA KELAS IV SD MELALUI KOOPERATIF TIPE STAD PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BILANGAN BULAT UNTUK SISWA KELAS IV SD MELALUI KOOPERATIF TIPE STAD Trilius Septaliana Kusuma Rukmana, S.Pd. Mahasiswi Pascasarjana Universitas Sriwijaya Abstrak Dalam pembelajaran

Lebih terperinci

commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN

commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wacana merupakan unsur kebahasaan yang relatif paling kompleks dan paling lengkap. Satuan pendukung meliputi fonem, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. situasi tertentu kemampuan bernalar diperlukan manusia untuk dapat mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. situasi tertentu kemampuan bernalar diperlukan manusia untuk dapat mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berpikir dalam kehidupan sehari-hari dilakukan seseorang untuk merenungkan sesuatu, mempertimbangkan baik atau buruk suatu hal dan membuat keputusan. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas delapan hal. Pertama, dibahas latar belakang masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa sekolah dasar. Kemudian, dibahas identifikasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. timbulnya kalimat kedua, kalimat kedua menjadikan kalimat ketiga, dan seterusnya. Kalimatkalimat

I. PENDAHULUAN. timbulnya kalimat kedua, kalimat kedua menjadikan kalimat ketiga, dan seterusnya. Kalimatkalimat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi, memiliki peranan yang sangat penting dalam setiap kehidupan manusia sehari-hari. Jika manusia tidak dibekali kemampuan berbahasa,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS SURAT UNTUK TEMAN SEBAYA PADA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS SURAT UNTUK TEMAN SEBAYA PADA KELAS IV SEKOLAH DASAR PENERAPAN MODEL STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS SURAT UNTUK TEMAN SEBAYA PADA KELAS IV SEKOLAH DASAR Iskandar SD Negeri Nomor. 005 Tanjungpinang Kota Kota Tanjungpinang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi, mengingat bahasa merupakan sarana komunikasi dalam masyarakat. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran. Menurut UU No. 20 Tahun 2003

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Oleh: RETNO AMBARWATI A

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Oleh: RETNO AMBARWATI A STUDI KOMPARASI STRATEGI PEMBELAJARAN CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING COMPOSITION) DAN SCRAMBLE TERHADAP HASIL BELAJAR PADA TEMA 5 SUBTEMA 2 SISWA KELAS IV SD NEGERI NGADIREJO 1 KECAMATAN KARTASURA

Lebih terperinci

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN. Standar Kompetensi

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN. Standar Kompetensi KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN Kompetensi Utama 1 Kompetensi Inti Guru Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di Indonesia, yaitu di lembaga-lembaga atau institusi-institusi pendidikan seperti SMA, SMK,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi menjadi dua, yaitu bahasa lisan yang disampaikan secara langsung, dan bahasa tulisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional bertujuan: Untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional bertujuan: Untuk mengembangkan potensi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional bertujuan: Untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membaca merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah sarana yang berperan untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui pendidikan akan terjadi proses

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Hakikat pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di Madrasah Ibtidaiyah

BAB II KAJIAN TEORI. Hakikat pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di Madrasah Ibtidaiyah 11 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Hakikat pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu bentuk penerapan kurikulum yang berlaku di

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak

BAB II KAJIAN TEORI. serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak 10 BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Membaca 1. Hakikat Keterampilan Membaca Pada pembelajaran bahasa terdapat empat keterampilan berbahasa. Empat keterampilan tersebut antara lain: keterampilan menyimak,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan eksak yang digunakan hampir

II. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan eksak yang digunakan hampir II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Matematika Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan eksak yang digunakan hampir pada semua bidang ilmu pengetahuan. Menurut Suherman (2003:15), matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan. Di dalam sebuah proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, namun masih banyak pembelajaran di sekolah-sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, namun masih banyak pembelajaran di sekolah-sekolah yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran dewasa ini, walaupun tidak bisa dikatakan semua pembelajaran, namun masih banyak pembelajaran di sekolah-sekolah yang masih menggunakan model

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik KELAS. Semester 2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik KELAS. Semester 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik KELAS 1 Semester 2 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia, IPA

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF

PEMBELAJARAN KOOPERATIF 1 PEMBELAJARAN KOOPERATIF Karakteristik Pembelajaran kooperatif telah dikembangkan secara intensif melalui berbagai penelitian, tujuannya untuk meningkatkan kerjasama akademik antar mahasiswa, membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat manusia adalah fenomena sosial (Chaer, 2007:32).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat manusia adalah fenomena sosial (Chaer, 2007:32). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai lambang bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia adalah fenomena ilmiah, tetapi bahasa sebagai alat interaksi sosial di dalam masyarakat manusia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sanggup) dalam melakukan sesuatu. Secara harfiah kemampuan berarti

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sanggup) dalam melakukan sesuatu. Secara harfiah kemampuan berarti BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakikat Kemampuan Menentukan KPK a. Pengertian Kemampuan Kemampuan berasal dari kata dasar mampu yang artinya kuasa (bisa, sanggup)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Dalam kajian teori ini dibahas teori-teori yang relevan dengan penelitian ini agar dapat memberi gambaran umum tentang latar peneliti dan sebagai bahan rujukan pembahasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Rendahnya kemampuan menulis narasi menjadi permasalahan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang, hal ini dilatar belakangi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) tanggung jawab, kejujuran, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) tanggung jawab, kejujuran, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. KAJIAN TEORI 2.1.1. Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa dapat belajar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa dapat belajar lebih santai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu alat komunikasi untuk saling berinteraksi dalam kehidupan manusia baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Indonesia merupakan salah satu

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB III KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA Dra.Hj.Rosdiah Salam, M.Pd. Dra.Andi Nurfaizah, M.Pd. Drs. Latri S, S.Pd., M.Pd.

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas IV SDN Mantangisi Dalam Membaca Intensif Melalui Metode Pemberian Tugas

Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas IV SDN Mantangisi Dalam Membaca Intensif Melalui Metode Pemberian Tugas Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas IV SDN Mantangisi Dalam Membaca Intensif Melalui Metode Pemberian Tugas Yulan, Efendi, dan Budi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci