Kata Kunci : Kemampuan Membaca Pemahaman teks Wirtschaftsdeutsch, Kemampuan Menulis Surat Bisnis menggunakan bantuan Textbausteine

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kata Kunci : Kemampuan Membaca Pemahaman teks Wirtschaftsdeutsch, Kemampuan Menulis Surat Bisnis menggunakan bantuan Textbausteine"

Transkripsi

1 HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS WIRTSCHAFTSDEUTSCH DENGAN KEMAMPUAN MENULIS SURAT BISNIS MENGGUNAKAN BANTUAN TEXTBAUSTEINE Nova Novia Risnawati, Mery Dahlia Hutabarat, Putrasulung Baginda Dalam mata kuliah Deutsch für spezelle Verwendung II mahasiswa bahasa Jerman memiliki kesulitan dalam menulis surat bisnis menggunakan bantuan Texbausteinen. Mahasiswa kesulitan untuk memahami pola-pola kalimat yang tersedia dalam menyusun surat bisnis sesuai dengan perintah yang tertera dalam latihan tersebut. Pola-pola kalimat tersebut merupakan bahasa jerman dalam bidang ekonomi (Wirtschaftsdeutsch). Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian hubungan kemampuan membaca pemahaman teks Wirtschaftsdeutsch dengan kemampuan menulis surat bisnis menggunakan bantuan Textbausteinen. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester VII Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman kelas A sejumlah 30 orang. Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif-analitik dengan menggunakan teknik analisis korelasi dan regresi. Hasil penelitian ini menunjukkan ini hubungan antara kedua variabel tergolong pada kategori rendah. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti bahwa rata-rata nilai dari kemampuan membaca pemahaman teks Wirtschaftsdeutsch adalah 56,67. Sedangkan tingkat kemampuan menulis surat bisnis menggunakan bantuan Textbausteine sudah mencapai nilai maksimal. Nilai tetinggi yang diraih adalah 100 dengan rata-rata nilai 67,17. Ada 2 orang yang mendapatkan nilai 100. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa Textbausteine sangat membantu terhadap keterampilan menulis surat bisnis. Beberapa faktor yang mempengaruhi pemahaman seseorang dalam menulis surat bisnis menggunakan bantuan Textbausteine diantaranya adalah kurangnya mempelajari Redemittel untuk surat. Jika seseorang kurang mengetahui jenis Redemittel untuk surat, maka mereka akan kesulitan untuk menulis surat bisnis menggunakan bantuan Textbausteine. Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar mahasiswa melakukan penenlitian yang sama dengan variabel berbeda. Mahasiswa seharusnya lebih sering menulis surat bisnin dan mempelajari Redemittel surat. Kata Kunci : Kemampuan Membaca Pemahaman teks Wirtschaftsdeutsch, Kemampuan Menulis Surat Bisnis menggunakan bantuan Textbausteine Pendahuluan

2 Dalam mata kuliah Deutsch für spezielle Verwendung II mahasiswa belajar menulis surat bisnis. Berdasarkan pengamatan penulis, mahasiswa memiliki kesulitan dalam menulis surat bisnis dengan menggunakan bantuan Textbausteine. Textsbausteine adalah pola-pola kalimat baku yang digunakan untuk menulis surat-surat bisnis yang standar, contohnya dalam pembukaan menjawab surat permintaan (Anfrage) Wir danken für Ihre Anfrage vom (Datum). Pada latihan menulis surat bisnis berdasarkan pola-pola kalimat yang tersedia Brief nach Texbausteinen mahasiswa harus mampu memahami pola-pola kalimat yang tersedia dalam menyusun surat bisnis sesuai dengan perintah yang tertera dalam latihan tersebut. Contohnya menulis surat keluhan Reklamation karena barang yang dikirim rusak atau tidak sesuai dengan pemesanan, membalas surat penawaran eine Anfrage beantworten atau menulis surat konfirmasi kunjungan Besuchsbestätigung. Kemudian mereka harus mencocokkan kalimat yang tersedia dengan jawaban yang dibutuhkan, namun demikian kebanyakan kalimatkalimat tersebut banyak yang tidak sesuai dengan jawaban. Selain itu, mahasiswa juga tidak hanya menyusun urutan kata yang telah tersedia, tetapi juga memformulasikan sendiri kalimat dengan kata kunci yang ada pada soal. Textsbausteine merupakan bagian dari Wirtschaftsdeutsch atau pola kalimatkalimat bahasa Jerman dalam bidang ekonomi. Dalam pembelajaran Deutsch für spezielle Verwendung II, mahasiswa belajar empat keterampilan selain keterampilan menulis surat bisnis, yaitu membaca (Lesen), dan menyimak (Hören). Dalam pembelajaran membaca, mahasiswa belajar membaca pemahaman teks Wirtschaftsdeutsch. Berdasarkan hal tersebut, diduga kesulitan mahasiswa dalam menulis surat bisnis dengan menggunakan bantuan Textbausteine dikarenakan kemampuan membaca pemahaman teks Wirtschaftsdeutsch mahasiswa yang masih rendah. Wirtschaftsdeutsch merupakan bahasa Jerman dalam bidang ekonomi. Para mahasiswa memiliki kesulitan untuk memahami teks Wirtschaftsdeutsch karena dalam teks tersebut kata-kata yang digunakan bukanlah kosakata bahasa Jerman

3 dalam kehidupan sehari-hari (Deutsch im Alltag), misalnya Rabatt, Skonto, Lieferung, Messerabatt dan masih banyak lagi yang lainnya. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang mengenai hubungan Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Wirtschaftsdeutsch dengan Kemampuan Menulis Surat Menggunakan Bantuan Textbausteine. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui kemampuan membaca pemahaman teks Wirtschaftsdeutsch mahasiswa semester VII, (2) untuk mengetahui kemampuan menulis surat bisnis menggunakan bantuan Textbausteine mahasiswa semester VII serta (3) untuk mengetahui hubungan kemampuan membaca pemahaman teks Wirtschaftsdeutsch dengan kemampuan menulis surat bisnis menggunakan bantuan Textbausteine mahasiswa semester VII. Kajian Pustaka 1. Hakikat Membaca Definisi membaca menurut Westhof (1997: 85) dalam Nöstlinger (2009:6) adalah Lesen ist ein interaktiver Prozess, bei dem der Leser bzw. die Leserin mit den jeweils eigenen Erwartungen, Einstellungen und Vorerfahrungen auf Signale des Textes reagiert. Kutipan ini bermakna membaca adalah proses interaktif di mana pembaca berdasarkan harapan, sikap dan pengetahuan awal member reaksi terhadap tanda-tanda teks. Menurut Finochiaro dan Bonomo (1973:119) definisi membaca yaitu reading is bringing meaning to and getting meaning from printed or written material. Dalam bahasa Indonesia maknanya membaca adalah proses membawa pendapat serta memperoleh pendapat yang terkandung dalam bahasa tulis. Ehlers (1992:4) Lesen ist eine Verstehenstätigkeit, die darauf zielt, sinnvolle Zusammenhänge zu bilden. Sie wird auf der einen Seite gesteuert von dem Text und seiner Struktur auf der anderen Seite von dem Leser, der sein Vorwissen, seine Erfahrung, seine Neigungen und sein Interesse an einen Text heranträgt. Menurut Ehlers membaca adalah suatu kegiatan pemahaman yang

4 bertujuan untuk membentuk hubungan-hubungan yang bermakna. Pemahaman ini di satu sisi dipengaruhi oleh teks dan strukturnya, di sisi lain dipengaruhi oleh pembaca itu sendiri. Pengaruh tersebut berupa pengetahuan awal, pengalaman, kecenderungan dan minat yang dimilikinya. Berdasarkan kutipan-kutipan di atas, membaca merupakan proses interaktif yang dipengaruhi oleh masing-masing sikap, pengetahuan awal serta minat yang dimiliki. Dari beberapa kutipan terdahulu dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh pesan dari penulis serta melibatkan beberapa faktor, yakni: pengetahuan awal, pengalaman, serta kemampuan memahami struktur. 2. Jenis dan Tujuan Membaca Membaca memiliki beberapa jenis. Para ahli mengelompokkan jenis membaca berdasarkan pada tujuan membaca. Tujuan membaca yaitu untuk mendapatkan informasi yang terdapat dalam suatu teks. Westhoff (1997:5) mengemukakan pendapat tentang manfaat membaca: Im Fremdsprachenunterricht kann das Lesen von Texten ganz unterschiedliche Funktionen haben. Man kann zum Beispiel Texte lesen (lassen), damit die Lernenden die fremde Sprache besser kennen und genieβen lernen oder damit sie ganz bestimmte Informationen über Land und Leute erhalten oder einen bestimmten Autor kennen lernen. Maksud dari pernyataan di atas adalah dalam pembelajaran bahasa asing, membaca banyak teks dapat memiliki fungsi yang berbeda-beda. Contohnya seorang pembelajar membaca teks agar pembelajar mengenal bahasa asing tersebut lebih baik dan belajar menikmatinya, atau agar pembelajar memperoleh informasi tentang negara dan manusianya atau berkenalan dengan penulis tertentu. Esselborn (2003:290) menuturkan tentang jenis-jenis membaca berdasarkan tujuan membaca sebagai berikut: Formen des Lesens sind: 1. Intensives Lesen (detailliertes Lesen, receptive reading, totales studierendes Lesen)

5 2. Kursorisches Lesen (extensives Lesen: Westhoff, skimming:pugh) 3. Selegierendes Lesen (selektives, suchendes Lesen, scanning search reading) 4. Orientierendes Lesen (globales Lesen) Kutipan diatas menjelaskan bahwa jenis-jenis membaca terdiri atas: 1. Membaca intensif (membaca detail, membaca reseptif, membaca total) 2. Membaca sekilas (membaca ekstensif menurut Westhoff, membaca sekilas atau cepat menurut Pugh) 3. Membaca selektif (membaca apa yang dicari, membaca cepat) 4. Membaca secara terarah (membaca global). Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan pembagian jenis-jenis membaca terbagi menjadi membaca selektif, sekilas, ekstensif dan intensif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa memahami suatu bacaan diperlukan kegiatan membaca secara ekstensif dan intensif. Jika membaca dengan tujuan hanya untuk menangkap informasi secara sekilas dalam waktu yang singkat atau cepat, maka pembaca dapat membaca secara ekstensif, yang di dalamnya termasuk kegiatan membaca sekilas dan global. Akan tetapi, jika membaca dengan tujuan ingin lebih memahami isi bahkan sampai membuat komentar setelah membaca teks, maka pembaca harus membaca secara intensif, yang di dalamnya termasuk membaca pemahaman dan rinci agar dapat menemukan informasi secara terperinci. Menurut peneliti, jenis membaca yang diperlukan dalam penelitian ini adalah jenis membaca pemahaman yang termasuk ke dalam jenis membaca intensif. 3. Membaca Pemahaman Christ dan Legutke (1996:42) mengemukakan pendapat mereka mengenai pemahaman dalam pembelajaran bahasa. Mereka menyatakan bahwa:

6 Verstehen ist immer auf das Ganze der fremden Sprache gerichtet. Sprachrezeption ist aktive Tätigkeit, um Sprache zum Verstehen und Äuβern zu benutzen. Verstehen heiβt Hören-Sehen und Lesen; dazu gehören kommunikative Arbeitstechniken, um zunächst global, häufig selektiv und seltener deteilliert zu verstehen. Maksud dari penyataan di atas adalah pemahaman selalu ditujukan pada keseluruhan bahasa asing. Bahasa merupakan suatu kegiatan aktif untuk mengerti sesuatu. Memahami dalam kegiatan pembelajaran bahasa asing meliputi menyimak dan membaca, termasuk suatu teknik dalam memahami secara global, selektif ataupun yang jarang seperti memahami secara detail. Abidin (2010:127) menyebutkan bahwa membaca pemahaman diartikan sebagai serangkaian proses yang dilakukan pembaca untuk menemukan informasi dan memahami informasi yang terkandung dalam sebuah teks bacaan. Dalam kegiatan membaca diharapkan seseorang dapat menyerap informasi yang terdapat di dalamnya. Untuk menyerap informasi yang terdapat di dalamnya, tentunya seseorang harus mampu memahami isi teks yang dibacanya. Seperti yang dikemukakan oleh Ehlers (1992:8) um einen Text zu verstehen, muss ein Leser die Wirklichkeitszusammenfassung erfassen. Dazu braucht er wiederum ein Wissen über die Sprache, über Texte und über die Welt (Hintergrundwissen und Kontextwissen). Kutipan di atas bermakna: Memahami suatu teks, pembaca harus menyusun kesimpulan dari hal-hal yang berhubungan dengan kenyataan. Untuk itu pembaca memerlukan pengetahuan tentang bahasa, tentang teks dan pengetahuan tentang dunia (pengetahuan umum dan pengetahuan tentang konteks). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jika pembaca ingin memahami suatu teks maka pembaca harus memahami konteks kalimat yang tersusun oleh setiap kata dan mengerti aspek-aspek pengetahuan yang terkandung dalam suatu teks. Jika pembaca dapat memahami isi teks tersebut maka pembaca

7 dapat mendapatkan informasi-informasi yang tersirat dalam teks bacaan yang dibacanya. 4. Pengertian Teks Wirtschaftsdeutsch Menurut Kridalaksana (2008:238) teks adalah satuan bahasa terlengkap yang bersifat abstrak. Sedangkan menurut Wahrig-Burfeind ( ) definisi teks yaitu folge von Wörtern, die eine sprachliche Äuβerung in einer aktuellen (geschichtlichen.) Situation darstellt. Kutipan diatas bermakna rangkaian katakata yang menggambarkan satu ujaran bahasa dalam situasi yang aktual. Dari kedua definisi teks diatas pada dasarnya saling melengkapi satu sama lainnya dan saling berhubungan. Dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah teks Wirtschaftsdeutsch. Wirtschaftsdeutsch merupakan bahasa Jerman dalam bidang ekonomi. Definisi dari Wirschaftsdeutsch adalah sebagai berikut : Burger dalam Hutabarat (2009:63) berpendapat bahwa : Die Sprache der Wirtschaft ist ein m.e. starkes Argument dafür, polyleksikalische Termine als ein Teil der Phraseolgie aufzupassen. Denn es scheint mir sehr schwierig, wenn nicht unmöglich, in der Sprachverwendung die im stärksten Sinne terminologisch definieren von den generell und vage verwendeten Ausdrücken abzugrenzen. Selanjutnya Hutabarat (2009:63) menerjemahkan kutipan di atas sebagai berikut: Suatu argumen untuk menyimpulkan istilah-istilah yang polileksikal sebagai satu bagian dari fraseologi karena tampaknya sangat sulit, dan juga tidak mungkin untuk membatasi ujaran-ujaran terminologis yang digunakan dalam bahasa Jerman tema umum (BJTU) dengan yang digunakan dalam bahasa Jerman bidang ekonomi (BJBE). Berdasarkan kutipan di atas bahasa Jerman bidang ekonomi memiliki istilah-istilah yang polileksikal, sehingga tidak mungkin maknanya disamakan dengan bahasa Jerman tema umum. Maka dengan demikian berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa teks Wirschaftsdeutsch adalah rangkaian kata-kata, kalimat serta paragraf yang bersifat abstrak yang berkaitan dengan bahasa Jerman bidang ekonomi.

8 5. Hakikat Menulis Definisi menulis menurut Jugen Broch Haus (2003) schreiben ist das Anbringen von Schriftzeichen eines Schriftsystems auf einer mehr oder weniger dauerhaften Unterlage zum Zweck der Kommunikation, heute auch die Aufzeichnung von Daten. Kutipan ini bermakna Menulis adalah penyampaian dari tanda tertulis sebuah sistem penulisan pada secarik kertas atau lebih yang bertujuan untuk berkomunikasi, masa sekarang digunakan untuk mencatat datadata. Dalam mempelajari suatu bahasa, keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki. Kroll (2008) dalam mengemukakan writing is frequently a difficult skill for any language user, wich is to stay that writing presents a fairly challenging task for both native and nonnative speakers. Kutipan ini bermakna Menulis adalah keterampilan yang sulit untuk berbagai pengguna bahasa, dapat dikatakan bahwa menulis memberikan tugas menantang kepada penutur asli maupun yang bukan penutur asli. Jadi dapat dikatakan bahwa menulis merupakan keterampilan yang sulit dikuasai baik oleh orang yang menggunakan bahasa itu sehari-hari maupun oleh orang yang mempelajari bahasa tersebut. Sedangkan menurut Mc Crimmon dalam St. Y. Slamet (2008: 141) dalam situs mengungkapkan pengertian menulis sebagai kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu subjek, memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan jelas. Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwa menulis berperan penting dalam mengungkapkan suatu ide atau gagasan sehingga pembaca dapat memahaminya. Keterampilan menulis adalah keterampilan yang penting karena dengan menulis seseorang dapat menyampaikan ide atau gagasannya kepada

9 orang lain serta keterampilan menulis dapat mendokumentasikan ide-ide, dokumen-dokumen resmi, surat, dll. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang kompleks, Jung (1992:92) menyatakan schreiben ist eine höchst komplexe Fertigkeit, die eine sprachliche und gedankliche Tätigkeit, bei geleichzeitiger Kenntnis im Bereich des Wortschatzes, der Grammatik, der Textkontruktion und dem jeweiligen thematischen Bereich verlangt. Menurut Jung (1992:92), keterampilan menulis adalah keterampilan yang kompleks, yang menuntut sekaligus kemampuan berbahasa dan berpikir serta pengetahuan dalam bidang kosakata, tata bahasa, konstruksi teks dan tema pada bidang masing-masing. Proses menulis lebih rinci dikemukakan oleh Flower dan Hayes yang dikutip Olson dalam Amalputra (2005:47) sebagai berikut: Menulis berada di antara kegiatan-kegiatan mental manusia yang paling kompleks. Untuk menghasilkan sebuah tulisan, penulis harus membuka ingatannya untuk menetapkan apa yang diketahuinya, mengulangi informasi yang telah dibangkitkan itu dan menerjemahkannya dalam bentuk ucapan dalam (innerspeech) atau secara tertulis, mengatur ide-ide pokok, melihat kembali secara keseluruhan untuk menemukan fokus, menyusun krangka struktural (kebahasaan) untuk mengkomunikasikan berita/pesan yang dimaksud, mengalihkan jaringan pemikiran ini ke dalam bentuk karangan tertulis dan mengevaluasi hasilnya. Dari kedua pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis adalah keterampilan yang kompleks artinya pada saat bersamaan penulis menggunakan faktor-faktor internalnya. Dari beberapa faktor internal di antaranya pengetahuan yang beasal dari pemahaman membaca. 6. Menulis Bahasa Jerman Bidang Ekonomi (Geschäftskorrespondenz) Dalam dunia perbisnisan menulis surat kepada mitra usaha untuk bekerja sama atau menawarkan barang pada perusahaan lain adalah suatu hal yang biasa. Surat dianggap sebagai kebutuhan utama karena melalui surat, para pebisnis dapat menjalin kerjasama dengan pebisnis lainnya. Surat bisnis merupakan salah satu jenis surat formal. Dalam situs dijelaskan bahwa :

10 Ein Geschäftsbrief ist jedes Dokument, dass ein Unternehmer zur Förderung seines Unternehmenszwecks versendet. Das umfasst: Angebotsschreiben Annahmeerklärungen Bestellscheine Rechnungen Bestätigungsschreiben Sämtliche Korrespondenz mit (End)-Kunden und Lieferanten. Surat bisnis adalah setiap dokumen yang dikirim oleh pengusaha untuk mendukung tujuan perusahaannya. Surat bisnis mencakup: surat penawaran, akseptasi, surat pemesanan, surat tagihan, surat konfirmasi dan semua korespondensi dengan pelanggan dan distributor. Secara umum, definisi dan pengertian surat bisnis adalah surat yang digunakan oleh pengusaha, lembaga organisasi atau institusi yang menyampaikan pesan-pesan bisnis secara tertulis kepada pihak lain dengan cara pengiriman surat via pos, faksmilie, telepon ataupun lewat jalur internet. Contoh-contoh surat bisnis sangat beragam jumlahnya. Dalam mata kuliah Deutsch für spezielle Verwendung II dipelajari jenis-jenis surat bisnis, antara lain eine Bitte, eine Anfrage, eine Angebot, eine Bestellung, eine Lieferung, eine Reklamation und eine Zahlung. Schmitz dan Scheiner (1994:3) menjelaskan terdapat jenis-jenis surat bisnis yang digunakan sesuai kebutuhan para penggunanya, antara lain: a) die Bitte, b) die Anfrage, c) das Angebot, d) die Bestellung, e) die Lieferung, f) die Mӓngelrüge (Reklamation), g) die Zahlung. 7. Brief nach Textbausteinen Dalam mata kuliah Deutsch für spezielle Verwendung II dipelajari dua jenis surat yaitu Brief nach Textbausteinen dan Brief nach Stichwörtern. Brief nach Textbausteinen merupakan surat yang disusun berdasarkan sekumpulan pola kalimat yang telah tersedia sedangkan Brief nach Stichwörtern merupakan surat yang disusun berdasarkan kata kunci yang telah tersedia.

11 Menurut Duden, dem Deutschen Wörterbuch (2007) sind Textbausteine im Voraus formulierten Text, der einem Textautomaten eingegeben wird. Textbausteine adalah teks yang telah dirumuskan sebelumnya, yang dapat diambil dari aplikasi pengolahan teks. Textbausteine biasanya digunakan oleh sekretaris untuk membalas surat yang telah diterima oleh perusahaan. Textbausteine dapat dikatakan sebagai teks yang telah dirumuskan sebelumnya, teks tersebut diformulasikan sesuai dengan kebutuhan dan penggunaannya hanya tinggal menyisipkan atau menyempurnakan teks tersebut dengan isi yang sesuai dengan surat yang harus dibahas. Textbausteine biasanya digunakan oleh sekretaris untuk membalas surat yang diterima oleh perusahaan. Penggunaannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Dari pernyataan-pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa Textbausteine adalah pola kalimat yang tersedia untuk membantu para penulis menulis surat bisnis yang penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan bisnis yang tercantum dalam perihal (Betreff). 8. Mata Kuliah Deutsch für spezielle Verwendung II Dalam Struktur Kurikulum Program Sarjana UPI (2011) Mata Kuliah Keahlian Program Studi (MKKPS) adalah mata kuliah yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam penguasaan ahli bidang studi. Mata kuliah Deutsch für spezielle Verwendung I dan Deutsch für spezielle Verwendung II merupakan mata kuliah yang bersifat wajib. Mata kuliah Deutsch für spezielle Verwendung II ini bertujuan agar mahasiswa mampu berkomunikasi baik secara tertulis maupun lisan dalam bahasa Jerman bidang ekonomi dan bisnis tingkat lanjutan. (Hutabarat, 2011). Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian.

12 Penelitian ini melibatkan Sampel dalam penelitian ini yaitu 30 mahasiswa kelas A semester VII jurusan Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia. Dalam mengumpulkan data-data penelitian, langkah-langkah yang dilakukan adalah penulis melakukan persiapan-persiapan yang diawali dengan penyusunan proposal. Pada tahap kedua dilakukan pengambilan dan pengumpulan data. Data yang dimaksud dalam penelitian ini berupa tes kemampuan membaca pemahaman teks Wirtschaftsdeutsch dan kemampuan menulis surat bisnis menggunakan bantuan Texbausteinen. Tahap selanjutnya atau tahap ketiga adalah tahap analisis data dengan menghitung nilai dari data yang terkumpul. Tahap terakhir dalam penelitian ini adalah menyusun laporan hasil penelitian berdasarkan data yang sebelumnya telah dianalisis kemudian menarik kesimpulan dari data yang telah terkumpul dan dianalisis. Hasil Penenlitian Pada bab pembahasan ini, penulis akan menjabarkan hasil penelitian. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, dapat dilihat pengaruh kemampuan membaca pemahaman teks Wirtschaftsdeutsch terhadap kemampuan menulis surat bisnis menggunakan bantuan Textbausteinen rendah, namun demikian kemampuan membaca pemahaman teks Wirtschaftsdeutsch sebagai variabel X memiliki kontribusi terhadap kemampuan menulis surat bisnis menggunakan bantuan Textbausteinen sebagai variabel Y walaupun hanya 8 %. Untuk tes kemampuan membaca pemahaman teks Wirtschaftsdeutsch, siswa memiliki rata-rata nilai 56,67 sedangkan rata-rata untuk nilai untuk kemampuan menulis surat bisnis menggunakan bantuan Textbausteinen adalah 67,17. Peneliti melakukan penghitungan analisis data, dari penghitungan tersebut dapat diketahui bahwa hubungan antara kemampuan membaca pemahaman teks Wirtschaftsdeutsch (variabel X) dan kemampuan menulis surat bisnis

13 menggunakan bantuan Textbausteinen (variabel Y) tidak signifikan, kedua variabel tersebut memiliki nilai koefisien korelasi sebesar 0,28. Nilai koefisien korelasi tersebut termasuk pada kategori sangat rendah. Dari nilai koefisien korelasi dapat diketahui nilai koefisien determinasi sebesar 8 %. Ini berarti bahwa kemampuan membaca membaca pemahaman teks Wirtschaftsdeutsch memberikan kontribusi yang sangat rendah dalam menulis surat bisnis menggunakan bantuan Textbausteinen. Berdasarkan hasil penghitungan analisis data dapat disimpulkan bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut tidak signifikan. Berdasarkan hasil analisis data tersebut dapat diketahui bahwa terdapat faktor-faktor lan yang mempengaruhi seseorang dalam menulis surat bisnis menggunakan bantuan Textbausteinen. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti bahwa rata-rata nilai dari kemampuan membaca pemahaman teks Wirtschaftsdeutsch adalah 56,67. Sedangkan tingkat kemampuan menulis surat bisnis menggunakan bantuan Textbausteine sudah mencapai nilai maksimal. Nilai tetinggi yang diraih adalah 100 dengan rata-rata nilai 67,17. Ada 2 orang yang mendapatkan nilai 100. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa Textbausteine sangat membantu terhadap keterampilan menulis surat bisnis. Beberapa faktor yang mempengaruhi pemahaman seseorang dalam menulis surat bisnis menggunakan bantuan Textbausteine diantaranya adalah kurangnya mempelajari Redemittel untuk surat. Jika seseorang kurang mengetahui jenis Redemittel untuk surat, maka mereka akan kesulitan untuk menulis surat bisnis menggunakan bantuan Textbausteine. Simpulan Berdasarkan analisis data penelitian tentang hasil tes mahasiswa semester VII Jurusan Pendidkan Bahasa Jerman FPBS UPI tahun ajaran 2012/2013 memiliki tingkat kemampuan membaca pemahaman teks Wirtschaftsdeutsch yang variatif. Hal ini terlihat dari hasil kemampuan membaca pemahaman teks Wirtschaftsdeutsch yang berkisar antara Rata-rata dari hasil tes yang didapatkan oleh mahasiswa tersebut adalah 56,67. Sedangkan tingkat kemampuan

14 menulis surat bisnis menggunakan bantuan Textbausteinen mahasiswa sudah mencapai nilai maksimal. Nilai tertinggi yang diraih adalah 100, sedangkan nilai terendah adalah 30 dengan rata-rata nilai 67,17. Terdapat hubungan antara kemampuan membaca pemahaman teks Wirtschaftsdeutsch dan kemampuan menulis surat bisnis menggunakan bantuan Textbausteinen meskipun terbilang rendah karena hanya mencapai persentasi 8%. Saran Berdasarkan hasil penelitian tentang kemampuan siswa dalam membaca pemahaman teks berbahasa Jerman, maka dikemukakan beberapa saran sebagai berikut, pertama meningkatkan kemampuan membaca pemahaman teks Wirtschaftdeutsch, mahasiswa sebaiknya lebih meningkatkan penguasaan kosakata dan tata bahasa serta non kebahasaan lainnya. Kedua, meningkatkan kemampuan menulis surat bisnis, mahasiswa sebaiknya lebih sering membaca artikel yang bertema ekonomi dan mengerjakan latihan tata bahasanya. *** Daftar Pustaka Abidin, Yunus. (2010). Strategi Membaca. Bandung: Rizqi Press. Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Amalputra, Lucky Herliawan. Y. (2005). Faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan menulis Argumentasi. Journal Bahasa dan Sastra. Christ, Herbert. / Legutke, Michael. (1996). Fremde Texte Verstehen. Tübingen: Gunter Narr Verlag., Duden, Deutsches Universal Wörterbuch A-Z. (2007). Mannheim: Duden Verlag. Ehlers, Swanje. (1992). Lesen als Verstehen. Berlin: Druckhaus Langenscheidt.

15 Esselborn, Karl. (2003). Handbuch interkulturelle Germanistik. Stuttgart: Verlag J. B Metzler. Grellet, Françoise. (1993). Developing Reading Skills Cambridge. University Press., Jugend Brock Haus. (2003). Mannheim: Bibliografis Institut und F.A Brock Haus AG. Halim, Amran., Burhan, Jazir dan Al Rasjid, Haroen. (1982). Ujian Bahasa. Jakarta: Wira Nurbakti. Hutabarat, Mery Dahlia. (2009). Frasa Verba Tipe Funktionverbgefüge dan Frasa Verba Tipe Frakseoleksemis dalam Bahasa Jerman Bidang Ekonomi. Disertasi Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran. Bandung: tidak diterbitkan. Hutabarat, Mery Dahlia. (1995). Pengaruh Advance Organizer dan Pengetahuan Landeskunde terhadap Hasil Membaca Pemahaman teks Orisinil Bahasa Jerman. Tesis Program Pascasarjana Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jakarta. Jakarta: tidak diterbitkan. Hutabarat, Mery Dahlia. (2011). Silabus Deutsch für spezielle Verwendung II. Jurusan pendidikan Bahasa Jerman. Universitas Pendidikan Indonesia. Jung, U.O.H. (1992). Praktische Handreichung für Fremdsprachlehrer. Frankfurt am Mein: Verlag Peter Lang GmbH. Kridalaksana, Harimurti. (2008). Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia. Malyono, Jufry. (2011). Hakikat dan Pengertian Membaca [Online]. Tersedia: Nöstlinger, Christine. (2009). Arbeit mit literarischen Texten im DaF Unterricht. Diplomarbeit Masaryk Universitas Bruenn. Bruenn: tidak diterbitkan.

16 Nurhayati, Mira. (2009). Hubungan antara Minat Membaca Teks Bahasa Jerman dan Keterampilan Menulis Teks Bahasa Jerman Mahasiswa Semester VI Program Pendidikan bahasa Jerman FPBS UPI. Universitas Pendidkan Indonesia. Nurhayani, Nuki. (2007). Penerapan Metode Interaktif dalam Keterampilan Berbahasa Jerman. Journal Pendidikan Bahasa Asing. Bandung: Fokus. Rampillon, Ute. (1985). Forum Sprache Lerntechniken im Fremdsprachenunterricht. Jerman: Max Hueber Verlag. Schmitz, Werner / Scheiner Dieter. (1994). Ihr Schreiben vom.münchen: Verlag für Deutsch. Wahrig - Burfeind, Renate. (2006). Wahrig, Deutsche Wörterbuch. München: Wissen Media Verlag. Westhoff, Gerard. (1997). Fertigkeit Lesen. Berlin: Langenscheidt

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang harus dilatih. Keempat keterampilan itu meliputi. keterampilan menyimak Hören, keterampilan membaca Lesen,

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang harus dilatih. Keempat keterampilan itu meliputi. keterampilan menyimak Hören, keterampilan membaca Lesen, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran bahasa ada beberapa keterampilan yang harus dipelajari. Demikian halnya dengan pembelajaran bahasa Jerman, ada empat keterampilan yang harus

Lebih terperinci

HUBUNGAN MINAT MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI ISI TEKS BAHASA JERMAN. Widya Astuti, Lucky Herliawan Y.A., Pepen Permana ABSTRAK

HUBUNGAN MINAT MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI ISI TEKS BAHASA JERMAN. Widya Astuti, Lucky Herliawan Y.A., Pepen Permana ABSTRAK HUBUNGAN MINAT MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI ISI TEKS BAHASA JERMAN Widya Astuti, Lucky Herliawan Y.A., Pepen Permana Departemen Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

Efektivitas Penggunaan Teknik Uji Rumpang Dalam Meningkatkan Pemahaman Membaca Siswa di SMK. Isma Rhahesmy Utami Putri, Setiawan, Irma Permatawati.

Efektivitas Penggunaan Teknik Uji Rumpang Dalam Meningkatkan Pemahaman Membaca Siswa di SMK. Isma Rhahesmy Utami Putri, Setiawan, Irma Permatawati. Efektivitas Penggunaan Teknik Uji Rumpang Dalam Meningkatkan Pemahaman Membaca Siswa di SMK Isma Rhahesmy Utami Putri, Setiawan, Irma Permatawati. Abstraksi Dalam proses pembelajaran bahasa Jerman siswa

Lebih terperinci

SILABUS. JR 424 Deutsch für spezielle Verwendung II: S1, 2 sks, Semester VII. DESKRIPSI MATA KULIAH Deutsch für spezielle Verwendung II

SILABUS. JR 424 Deutsch für spezielle Verwendung II: S1, 2 sks, Semester VII. DESKRIPSI MATA KULIAH Deutsch für spezielle Verwendung II DESKRIPSI MATA KULIAH Deutsch für spezielle Verwendung II JR 424 Deutsch für spezielle Verwendung II: S1, 2 sks, Semester VII Mata kuliah Deutsch für spezielle Verwendung II merupakan salah satu Mata Kuliah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam pembelajaran bahasa, salah satu bahan ajar dasar penting yang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam pembelajaran bahasa, salah satu bahan ajar dasar penting yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam pembelajaran bahasa, salah satu bahan ajar dasar penting yang harus dikuasai adalah tata bahasa. Dalam bahasa Jerman, tata bahasa atau yang biasa dikenal

Lebih terperinci

Hakikat Keterampilan Membaca Teks Bahasa Jerman

Hakikat Keterampilan Membaca Teks Bahasa Jerman Hakikat Keterampilan Membaca Teks Bahasa Jerman Oleh: Iman Santoso, M.Pd 1 A. Hakekat Membaca Dari sudut pandang ketrampilan berbahasa, membaca dapat digolongkan dalam ketrampilan berbahasa yang bersifat

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 55 LAMPIRAN 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I. IDENTITAS MATA PELAJARAN 1. Nama Sekolah : SMA N 16 Bandung 2. Kelas : X 3. Semester : 2/ Genap 4. Mata Pelajaran : Bahasa Jerman 5. Alokasi Waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menyimak dalam bahasa asing merupakan salah satu. keterampilan bahasa yang reseptif di samping keterampilan membaca.

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menyimak dalam bahasa asing merupakan salah satu. keterampilan bahasa yang reseptif di samping keterampilan membaca. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keterampilan menyimak dalam bahasa asing merupakan salah satu keterampilan bahasa yang reseptif di samping keterampilan membaca. Keterampilan menulis dan keterampilan

Lebih terperinci

No. RPP/JER/21 Revisi : 00 Tgl : 1 Maret 2011 Hal dari

No. RPP/JER/21 Revisi : 00 Tgl : 1 Maret 2011 Hal dari 1. Fakultas / Program Studi : Bahasa dan Seni/ Pendidikan Bahasa Jerman 2. Mata Kuliah & Kode : Hörverstehen III Kode : GER 204 3. SKS : Teori : 1 SKS Praktik : 1 SKS Sem : 1 Waktu : 2 X 50 Menit 4. Standar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORETIK. Sudrajat (2008) mengungkapkan bahwa istilah pengajaran dan

BAB II LANDASAN TEORETIK. Sudrajat (2008) mengungkapkan bahwa istilah pengajaran dan BAB II LANDASAN TEORETIK A. Teknik Show Not Tell 1. Pengertian Teknik Pembelajaran Sudrajat (2008) mengungkapkan bahwa istilah pengajaran dan pembelajaran sering dianggap sama maknanya, padahal kedua istilah

Lebih terperinci

ANALISIS UNSUR KALIMAT (SATZGLIEDANALYSE) DAN MENERJEMAHKAN TEKS BERBAHASA JERMAN Pepen Permana*)

ANALISIS UNSUR KALIMAT (SATZGLIEDANALYSE) DAN MENERJEMAHKAN TEKS BERBAHASA JERMAN Pepen Permana*) ANALISIS UNSUR KALIMAT (SATZGLIEDANALYSE) DAN MENERJEMAHKAN TEKS BERBAHASA JERMAN Pepen Permana*) Abstrak Penelitian ini dilaksanakan atas dasar pengamatan dan pengalaman yang menunjukkan terjadinya kesulitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di - 1 - BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di Indonesia, yang pembelajarannya dimulai pada tingkat SMA. Seperti halnya pada setiap pembelajaran

Lebih terperinci

PERANAN STRATEGI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ASING. Lersianna Saragih*)

PERANAN STRATEGI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ASING. Lersianna Saragih*) PERANAN STRATEGI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ASING Lersianna Saragih*) Abstrak Jeder Fremdsprachelernende bewusst oder unbewusst verwendet in seinem Lernprozess eine Strategie. Ermust mit der von

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA. Tia Hadianti*, Amir, Lersianna H.

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA. Tia Hadianti*, Amir, Lersianna H. PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA Tia Hadianti*, Amir, Lersianna H. Saragih Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya siswa yang mengalami

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN

SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN Nama Pendidikan : SMA Kelas / Semester : X / 2 Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat untuk dapat berinteraksi dengan manusia yang lain. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat untuk dapat berinteraksi dengan manusia yang lain. Bahasa adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat untuk dapat berinteraksi dengan manusia yang lain. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN. dalam Bab IV, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN. dalam Bab IV, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut. BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam Bab IV, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Sebagian besar

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari baik secara lisan

BAB l PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari baik secara lisan BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari baik secara lisan maupun tulisan. Untuk mengungkapkan ide, gagasan dan pikiran seseorang tidak

Lebih terperinci

DEIKSIS DALAM ROMAN UND SAGTE KEIN EINZIGES WORT KARYA HEINRICH BÖLL: SUATU ANALISIS PRAGMATIK JURNAL. Oleh : Adriani Rasinta Mananohas

DEIKSIS DALAM ROMAN UND SAGTE KEIN EINZIGES WORT KARYA HEINRICH BÖLL: SUATU ANALISIS PRAGMATIK JURNAL. Oleh : Adriani Rasinta Mananohas DEIKSIS DALAM ROMAN UND SAGTE KEIN EINZIGES WORT KARYA HEINRICH BÖLL: SUATU ANALISIS PRAGMATIK JURNAL Oleh : Adriani Rasinta Mananohas 070913004 UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS SASTRA MANADO 2013 1

Lebih terperinci

Kesalahan Pembentukan Finalsatz Bahasa Jerman Oleh Mahasiswa Angkatan 2009 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang

Kesalahan Pembentukan Finalsatz Bahasa Jerman Oleh Mahasiswa Angkatan 2009 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang Kesalahan Pembentukan Finalsatz Bahasa Jerman Oleh Mahasiswa Angkatan 2009 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang Taufan Reza Achmadi Drs.Tiksno Widiytmoko, M.A. Edy Hidayat, S. Pd., M. Hum. Universitas

Lebih terperinci

SILABUS. JR 421, Schriftlicher Ausdruck III: S1, 2 Sks, Semester VI. DESKRIPSI MATA KULIAH Schriftlicher Ausdruck III

SILABUS. JR 421, Schriftlicher Ausdruck III: S1, 2 Sks, Semester VI. DESKRIPSI MATA KULIAH Schriftlicher Ausdruck III DESKRIPSI MATA KULIAH Schriftlicher Ausdruck III JR 421, Schriftlicher Ausdruck III: S1, 2 Sks, Semester VI Mata kuliah Schriftlicher Ausdruck III merupakan salah satu Mata Kuliah Perluasan dan Pendalaman

Lebih terperinci

SILABUS. JR 420, Arbeit mit Lesetexten III: S1, 2 Sks, Semester VI. DESKRIPSI MATA KULIAH Arbeit mit Lesetexten III

SILABUS. JR 420, Arbeit mit Lesetexten III: S1, 2 Sks, Semester VI. DESKRIPSI MATA KULIAH Arbeit mit Lesetexten III DESKRIPSI MATA KULIAH Arbeit mit Lesetexten III JR 420, Arbeit mit Lesetexten III: S1, 2 Sks, Semester VI Mata kuliah Arbeit mit Lesetexten III merupakan salah satu Mata Kuliah Perluasan dan Pendalaman

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM MATAKULIAH MEMBACA PEMAHAMAN (LESEVERSTEHEN IV) DENGAN MODEL CONCEPT MAPPING

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM MATAKULIAH MEMBACA PEMAHAMAN (LESEVERSTEHEN IV) DENGAN MODEL CONCEPT MAPPING MENINGKATKAN KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM MATAKULIAH MEMBACA PEMAHAMAN (LESEVERSTEHEN IV) DENGAN MODEL CONCEPT MAPPING Ending Khoerudin*) ABSTRAK Bertolak dari adanya kesulitan mahasiswa dalam membaca pemahaman

Lebih terperinci

Kesalahan Penggunaan Konjungsi als dan wenn Pada Karangan Mahasiswa Semester Empat Angkatan 2009 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang.

Kesalahan Penggunaan Konjungsi als dan wenn Pada Karangan Mahasiswa Semester Empat Angkatan 2009 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang. Kesalahan Penggunaan Konjungsi als dan wenn Pada Karangan Mahasiswa Semester Empat Angkatan 2009 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang. Ninuk Rahayu, Rosyidah, dan Edy Hidayat Universitas Negeri

Lebih terperinci

SILABUS ARBEIT MIT HÖRTEXTEN I JR 411 DRA. NINING WARNINGSIH, M.PD.

SILABUS ARBEIT MIT HÖRTEXTEN I JR 411 DRA. NINING WARNINGSIH, M.PD. SILABUS ARBEIT MIT HÖRTEXTEN I JR 411 DRA. NINING WARNINGSIH, M.PD. Program Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia 2010 SILABUS 1. Identitas mata

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis, dengan cara mengumpulkan data-data berbagai bentuk latihan-latihan yang

Lebih terperinci

Surya Masniari Hutagalung Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Surya Masniari Hutagalung Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK PENERAPAN TEKNIK TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS MAHASISWA SEMESTER V TAHUN 2016 PRODI PENDIDIKAN BAHASA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN Surya Masniari Hutagalung Fakultas Bahasa dan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM QUIZ (TQ) PADA KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS X SMA N 1 KAMAL. Novita Putri Pratiwi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM QUIZ (TQ) PADA KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS X SMA N 1 KAMAL. Novita Putri Pratiwi PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM QUIZ (TQ) PADA KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS X SMA N 1 KAMAL Novita Putri Pratiwi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran bahasa Jerman berorientasi pada empat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran bahasa Jerman berorientasi pada empat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pembelajaran bahasa Jerman berorientasi pada empat keterampilan berbahasa yaitu menyimak (hören), berbicara (sprechen), membaca (lesen), dan menulis

Lebih terperinci

Penggunaan Artikel pada Majalah Juma dalam Pembelajaran Keterampilan Membaca Bahasa Jerman Siswa Kelas XI Bahasa SMA Negeri 1 Tumpang

Penggunaan Artikel pada Majalah Juma dalam Pembelajaran Keterampilan Membaca Bahasa Jerman Siswa Kelas XI Bahasa SMA Negeri 1 Tumpang Penggunaan Artikel pada Majalah Juma dalam Pembelajaran Keterampilan Membaca Bahasa Jerman Siswa Kelas XI Bahasa SMA Negeri 1 Tumpang Maimun Fariziah 108241416351 Pembimbing I: Deddy Kurniawan, S.Pd.,

Lebih terperinci

BAB II PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE SCRAMBLE, KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE SCRAMBLE, KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENELITIAN YANG RELEVAN BAB II PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE SCRAMBLE, KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Pembelajaran Kooperatif Dalam sebuah pembelajaran, pemilihan model pembelajaran

Lebih terperinci

INFORMASI DAN KISI-KISI

INFORMASI DAN KISI-KISI LOMBA BAHASA INDONESIA DAN BAHASA ASING SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TINGKAT PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2016 INFORMASI DAN KISI-KISI Bidang Lomba BAHASA INDONESIA PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

SILABUS SPRECHEN I JR 215. Putrasulung Baginda, S.Pd.

SILABUS SPRECHEN I JR 215. Putrasulung Baginda, S.Pd. SILABUS SPRECHEN I JR 215 Putrasulung Baginda, S.Pd. Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia 2011 SILABUS 1. Identitas Mata Kuliah Nama Mata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pengajaran bahasa mempunyai tujuan agar pembelajar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pengajaran bahasa mempunyai tujuan agar pembelajar dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum pengajaran bahasa mempunyai tujuan agar pembelajar dapat menggunakan bahasa yang dipelajarinya untuk berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isma Mentari, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isma Mentari, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang penting untuk dikuasai di samping ketiga keterampilan berbahasa lainnya. Hal ini dikarenakan pada umumnya informasi

Lebih terperinci

GAMBAR DALAM PENGAJARAN BAHASA ASING Oleh Nining Warningsih Abstrak

GAMBAR DALAM PENGAJARAN BAHASA ASING Oleh Nining Warningsih Abstrak GAMBAR DALAM PENGAJARAN BAHASA ASING Oleh Nining Warningsih Abstrak Tak dapat disangkal lagi bahwa penampilan gambar dalam suatu buku ajar atau buku bacaan memberikan nilai lebih tersendiri bagi buku tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang memiliki pola yang beraturan. Aturan tersebut dapat disusun

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang memiliki pola yang beraturan. Aturan tersebut dapat disusun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah satu sistem, artinya bahasa itu dibentuk oleh sejumlah komponen yang memiliki pola yang beraturan. Aturan tersebut dapat disusun menjadi kaidah. Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menguasai empat keterampilan berbahasa, yakni: menyimak (hören), berbicara

BAB I PENDAHULUAN. menguasai empat keterampilan berbahasa, yakni: menyimak (hören), berbicara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam mempelajari bahasa asing, dalam hal ini bahasa Jerman, siswa harus menguasai empat keterampilan berbahasa, yakni: menyimak (hören), berbicara (sprechen),

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATERI UHRZEIT. Syaiful Qudsi, Lersianna HS, Pepen Permana

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATERI UHRZEIT. Syaiful Qudsi, Lersianna HS, Pepen Permana PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATERI UHRZEIT Syaiful Qudsi, Lersianna HS, Pepen Permana Salah satu materi yang dipelajari dalam pembelajaran bahasa

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN 1. Fakultas / Program Studi : FBS / Pendidikan Bahasa Jerman 2. Mata Kuliah & Kode : Schreibfertigkeit II Kode : GER 215 3. Jumlah SKS : Teori : 1 SKS Praktik : 1 SKS 4. Semester : Sem : 2 / genap Waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi manusia, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi manusia, karena dengan bahasa orang dapat bersosialisasi dengan baik. Di era globalisasi seperti saat

Lebih terperinci

Kesalahan Ortografi pada Keterampilan Menulis Bahasa Jerman Siswa Kelas X-9 SMAN 1 Kepanjen

Kesalahan Ortografi pada Keterampilan Menulis Bahasa Jerman Siswa Kelas X-9 SMAN 1 Kepanjen Kesalahan Ortografi pada Keterampilan Menulis Bahasa Jerman Siswa Kelas X-9 SMAN 1 Kepanjen Eko Jayanto Pembimbing I: Dewi Kartika Ardiyani, S.Pd., M.Pd. Pembimbing II: Deddy Kurniawan S.Pd., M.A. E-mail:

Lebih terperinci

2015 ANALISIS VERBA TIDAK BERATURAN BENTUK KALA LAMPAU PERFEKT DALAM BUKU

2015 ANALISIS VERBA TIDAK BERATURAN BENTUK KALA LAMPAU PERFEKT DALAM BUKU BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan dan berperan sebagai salah satu kunci keberhasilan segala kegiatan pendidikan. Melalui pembelajaran

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MEDIA PERMAINAN BUCHSTABENDIKTAT DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN. Milda Anika, Lucky Herliawan Y.A.

EFEKTIVITAS MEDIA PERMAINAN BUCHSTABENDIKTAT DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN. Milda Anika, Lucky Herliawan Y.A. 1 EFEKTIVITAS MEDIA PERMAINAN BUCHSTABENDIKTAT DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN Milda Anika, Lucky Herliawan Y.A., Pepen Permana Abstrak Dalam mempelajari bahasa Jerman ada empat keterampilan

Lebih terperinci

SILABUS SCHREIBEN I JR 214. Pepen Permana, S.Pd.

SILABUS SCHREIBEN I JR 214. Pepen Permana, S.Pd. SILABUS SCHREIBEN I JR 214 Pepen Permana, S.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2011 1 SILABUS 1. Identitas Mata Kuliah Nama Mata Kuliah

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN SILABUS

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN SILABUS 1. Fakultas / Program Studi : Bahasa dan Seni / Pendidikan Bahasa Jerman 2. Mata Kuliah & Kode : Linguistik II Kode : GER 411 3. Jumlah SKS : Teori :2 SKS Praktik : 2 SKS : Sem : VI Waktu : 16x2 @100 4.

Lebih terperinci

BAB II MEDIA KARTU BERGAMBAR, KERANGKA BERFIKIR DAN PENELITIAN YANG RELAVAN

BAB II MEDIA KARTU BERGAMBAR, KERANGKA BERFIKIR DAN PENELITIAN YANG RELAVAN 8 BAB II MEDIA KARTU BERGAMBAR, KERANGKA BERFIKIR DAN PENELITIAN YANG RELAVAN 2.1 Hakikat Media Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk dari

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Bahasa Jerman Kelas / Semester : XI / 1 Materi Pokok : membaca Bestimmte-unbestimmte Artikel im Nominativ und Akkusativ Alokasi waktu : 2 jam pelajaran

Lebih terperinci

Untuk Profesor juga sesuatu yang sulit. Profesor berkonsentrasi dengan akhiran Artikel maskulin dalam Akkusativ.

Untuk Profesor juga sesuatu yang sulit. Profesor berkonsentrasi dengan akhiran Artikel maskulin dalam Akkusativ. Pelajaran 21 Ikan Hiu di Hamburg Cuaca hari ini sangat panas. Untung ada suatu kesempatan bagi dan untuk jalan ke kota Hamburg, di dekat laut. Mereka mendapat perintah untuk menyelidik munculnya ikan hiu

Lebih terperinci

Kata kunci: karangan, Präposition nach dan zu, penggunaan

Kata kunci: karangan, Präposition nach dan zu, penggunaan PENGGUNAAN PRӒPOSITION NACH DAN ZU PADA KARANGAN MAHASISWA JURUSAN SASTRA JERMAN ANGKATAN 2009 UNIVERSITAS NEGERI MALANG Vidya Adinarti, Rosyidah, Desti Nur Aini. vady_art7@yahoo.com ABSTRAK: Penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN MENENTUKAN GRAMMATIKAL KASUS DI DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN

ANALISIS KESALAHAN MENENTUKAN GRAMMATIKAL KASUS DI DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN ANALISIS KESALAHAN MENENTUKAN GRAMMATIKAL KASUS DI DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN Herlina Jasa Putri Harahap Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN SILANG BUDAYA (INTERKULTURELL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERPRETASI SASTRA JERMAN

PEMBELAJARAN SILANG BUDAYA (INTERKULTURELL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERPRETASI SASTRA JERMAN PEMBELAJARAN SILANG BUDAYA (INTERKULTURELL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERPRETASI SASTRA JERMAN Siti Kudriyah Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan Kata Kunci : ABSTRAK Bei dieser Forschung

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE KOSAKATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMA

PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE KOSAKATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMA PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE KOSAKATA PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE KOSAKATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMA Lailatul Rohmah Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas

Lebih terperinci

Diktat Mata Kuliah. Oleh: Sulis Triyono Wening Sahayu Tia Meutiawati

Diktat Mata Kuliah. Oleh: Sulis Triyono Wening Sahayu Tia Meutiawati Diktat Mata Kuliah Oleh: Sulis Triyono Wening Sahayu Tia Meutiawati KATA PENGANTAR Berkat rahmat Allah SWT, selesailah Penulisan Diktat Mata Kuliah: Hörverstehen IV yang dimulai pada bulan Juni 2007 hingga

Lebih terperinci

Kata Kunci : Penguasaan Kosakata, Media Permainan Tic Tac Toe.

Kata Kunci : Penguasaan Kosakata, Media Permainan Tic Tac Toe. EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN TIC TAC TOE DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMA ANGKASA BANDUNG Winne Juliyanti, Ending Khoerudin, Pepen Permana Kosakata merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, manusia selalu berhubungan dengan individu dan kelompok lain. Dalam kehidupan sosial, manusia cenderung untuk berkelompok dengan manusia lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh pembelajar bahasa asing di Indonesia. Hal itu dibuktikan

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh pembelajar bahasa asing di Indonesia. Hal itu dibuktikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini bahasa Jerman merupakan bahasa asing selain bahasa Inggris yang banyak diminati oleh pembelajar bahasa asing di Indonesia. Hal itu dibuktikan dengan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR / RPP. C. Metode Pembelajaran : Inquiri I. Kegiatan Pembelajaran :

BAHAN AJAR / RPP. C. Metode Pembelajaran : Inquiri I. Kegiatan Pembelajaran : BAHAN AJAR / RPP Bidang Studi : Bahasa Jerman Pokok Tema : Erste Kontake Sub Tema :Erste Kontakte mit Deutschen ( ich, du, sie/er/es (sing), Sie, sie (pl)) Kelas / Semester: X / gasal Standar Kecakapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting untuk dipelajari,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting untuk dipelajari, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting untuk dipelajari, karena dengan bahasa seseorang dapat menyerap berbagai informasi dan pengetahuan dari

Lebih terperinci

LAMPIRAN 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

LAMPIRAN 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 65 LAMPIRAN 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I. IDENTITAS MATA PELAJARAN II. 1. Nama Sekolah : SMA N 16 Bandung 2. Kelas : X 3. Semester : 2 / Genap 4. Mata Pelajaran : Bahasa Jerman 5. Alokasi

Lebih terperinci

SKENARIO PEMBELAJARAN. Dari Ruang Kuliah Menuju Museum Pengembangan Keterampilan Menulis Melalui Tugas Mandiri

SKENARIO PEMBELAJARAN. Dari Ruang Kuliah Menuju Museum Pengembangan Keterampilan Menulis Melalui Tugas Mandiri SKENARIO PEMBELAJARAN Dari Ruang Kuliah Menuju Museum Pengembangan Keterampilan Menulis Melalui Tugas Mandiri Diajukan untuk mengikuti FPBS Award UPI Bandung 2008 Oleh: DRA. HAFDARANI, M.Pd. NIP. 132044357

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya, semua keterampilan kemampuan berbahasa sangat penting untuk melakukan interaksi antara manusia sebagai mahluk sosial. Manusia juga dapat saling berkerja

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam sebuah penelitian diperlukan adanya cara untuk memecahkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam sebuah penelitian diperlukan adanya cara untuk memecahkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam sebuah penelitian diperlukan adanya cara untuk memecahkan masalah. Cara untuk memecahkan masalah yang telah dipilih dan disusun secara sistematis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Membaca merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. Membaca merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan seseorang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membaca merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan seseorang yang menggunakan media berupa teks dengan tujuan memeroleh keterangan atau informasi tertentu. Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi. Setelah dilakukannya

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi. Setelah dilakukannya BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Identifikasi Awal Dalam bab ini akan dibahas data dan pembahasan hasil penelitian. Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan kegiatan observasi

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) (SAP) SPRECHEN I JR215 PUTRASULUNG BAGINDA, S.PD. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2011 1 : Start auf deutsch Tujuan pembelajaran umum

Lebih terperinci

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 26 Perpisahan Ayhan

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 26 Perpisahan Ayhan Pelajaran 26 Perpisahan Satu kabar sedih: harus meninggalkan rekan-rekan kerjanya karena ia akan pindah ke Turki. Walaupun teman kerja membuat satu pesta, namun suasana tetap muram. Ketika tiba di kantor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Pengajaran bahasa pada umumnya bertujuan agar mahasiswa dapat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Pengajaran bahasa pada umumnya bertujuan agar mahasiswa dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan membaca mempunyai peranan penting dalam pembelajaran bahasa. Pengajaran bahasa pada umumnya bertujuan agar mahasiswa dapat menggunakan bahasa yang dipelajarinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh perkembangan global, di mana ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh perkembangan global, di mana ilmu pengetahuan dan teknologi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perkembangan global, di mana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat. Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Tanpa bahasa orang akan sulit untuk mengekspresikan apa yang diinginkannya. Bahasa dapat menjadi

Lebih terperinci

DIE BEZIEHUNG ZWISCHEN DEM LOGISCHEN DENKVERMÖGEN UND DEM HÖRVERSTEHEN IM DEUTSCHEN. Fitri Apriani Susliawati, Pepen Permana, Amir.

DIE BEZIEHUNG ZWISCHEN DEM LOGISCHEN DENKVERMÖGEN UND DEM HÖRVERSTEHEN IM DEUTSCHEN. Fitri Apriani Susliawati, Pepen Permana, Amir. DIE BEZIEHUNG ZWISCHEN DEM LOGISCHEN DENKVERMÖGEN UND DEM HÖRVERSTEHEN IM DEUTSCHEN Fitri Apriani Susliawati, Pepen Permana, Amir. Abstrakt Das logische Denkvermögen ist eine Denkaktivität, die auf dem

Lebih terperinci

SILABUS HÖREN I JR 212. Pepen Permana, S.Pd.

SILABUS HÖREN I JR 212. Pepen Permana, S.Pd. SILABUS HÖREN I JR 212 Pepen Permana, S.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2011 1 SILABUS 1. Identitas Mata Kuliah Nama Mata Kuliah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seringkali terjadi kesalahpahaman dalam menggunakan bahasa, terutama

BAB I PENDAHULUAN. Seringkali terjadi kesalahpahaman dalam menggunakan bahasa, terutama BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Seringkali terjadi kesalahpahaman dalam menggunakan bahasa, terutama bila seseorang sedang mempelajari bahasa asing setelah bahasa ibu. Kesalahpahaman tersebut

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL WORD SQUARE DALAM MENULIS KALIMAT SEDERHANA BAHASA JERMAN SISWA KELAS X SMA ISTIQLAL SUMBER CENTENG KOTAANYAR

PENERAPAN MODEL WORD SQUARE DALAM MENULIS KALIMAT SEDERHANA BAHASA JERMAN SISWA KELAS X SMA ISTIQLAL SUMBER CENTENG KOTAANYAR Dwi Hadi Rachmawati S1 PENDIDIKAN BAHASA JERMAN, FBS, UNESA dhadi11@yahoo.com Abstrak Menulis adalah kegiatan atau keterampilan yang produktif dan kompleks. Siswa perlu ide-ide untuk menulis sesuatu. Untuk

Lebih terperinci

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 08 Penyamaran Orang Tak Dikenal Terkuak

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 08 Penyamaran Orang Tak Dikenal Terkuak Pelajaran 08 Penyamaran Orang Tak Dikenal Terkuak dan bertanya kepada laki-laki yang dianggap sebagai Raja Ludwig di istana Schloss Neuschwanstein. Tetapi secara kebetulan menemukan sesuatu yang menarik.

Lebih terperinci

Sumber Bahan/ Referensi. Estimasi Waktu. Uraian Kegiatan. Lap top & LCD

Sumber Bahan/ Referensi. Estimasi Waktu. Uraian Kegiatan. Lap top & LCD 1. Fakultas / Program Studi : Bahasa dan Seni / Pendidikan Bahasa Jerman 2. Mata Kuliah & Kode : ZiDS Kode :GER 232 3. Jumlah SKS : Teori : 1 SKS Praktik : 1 SKS 4. Semester : 5 Waktu : 100 menit 5. Kompetensi

Lebih terperinci

RUBRIK PENILAIAN KARANGAN MAHASISWA PS SASTRA JERMAN FIB UI DAN PESERTA KURSUS KELAS BAHASA JERMAN LBI UI 1

RUBRIK PENILAIAN KARANGAN MAHASISWA PS SASTRA JERMAN FIB UI DAN PESERTA KURSUS KELAS BAHASA JERMAN LBI UI 1 RUBRIK PENILAIAN KARANGAN MAHASISWA PS SASTRA JERMAN FIB UI DAN PESERTA KURSUS KELAS BAHASA JERMAN LBI UI 1 Julia Wulandari Petra D. Ajeng K.R Program Studi Sastra Jerman FIB UI Lembaga Bahasa Internasional

Lebih terperinci

PENERAPAN MEDIA WORTSCHATZLISTE

PENERAPAN MEDIA WORTSCHATZLISTE PENERAPAN MEDIA WORTSCHATZLISTE (DAFTAR KOSAKATA) DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 1 PREMBUN KEBUMEN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan dalam hal pemerolehan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan dalam hal pemerolehan bahasa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran bahasa asing, keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh pembelajar meliputi 4 keterampilan, yaitu keterampilan mendengar (listening

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian korelasional. Metode ini digunakan untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua

Lebih terperinci

Hafdarani *) Kata kunci: Projektarbeit, keterampilan berbicara

Hafdarani *) Kata kunci: Projektarbeit, keterampilan berbicara Pengajaran Keterampilan Berbicara yang Berorientasi pada Projektarbeit Hafdarani *) Abstrak Dalam pengajaran keterampilan berbicara mahasiswa dituntut untuk berlatih kemandirian dalam menyelesaikan tugas-tugas

Lebih terperinci

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PERMAINAN JIGSAW PUZZLE

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PERMAINAN JIGSAW PUZZLE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa asing dalam dunia kependidikan di Indonesia bukanlah hal yang baru di kalangan seluruh peserta didik, karena mulai dari jenjang pendidikan formal yang

Lebih terperinci

SILABUS SPRECHEN II JR 220. Dra. Nining Warningsih, M.Pd.

SILABUS SPRECHEN II JR 220. Dra. Nining Warningsih, M.Pd. SILABUS SPRECHEN II JR 220 Dra. Nining Warningsih, M.Pd. Program Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia 2010 SILABUS 1. Identitas Mata Kuliah Nama

Lebih terperinci

KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA VIENNA AUSTRIA

KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA VIENNA AUSTRIA KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA VIENNA AUSTRIA N0. SP. :. FORMULIR PERMOHONAN UNTUK MENDAPATKAN VISA BERDIAM SEMENTERA ANTRAGSFOMULAR ZUR ERLANGUNG EINES SEMI-PERMANENT-VISUM 1. Nama lengkap pemohon

Lebih terperinci

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 19 Penipuan Terungkap

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 19 Penipuan Terungkap Pelajaran 19 Penipuan Terungkap Walaupun bundaran gandum dibuat oleh para petani, tetap mempercayai eksistensi UFO. Informasi yang beredar di penduduk desa tentang penipuan bundaran gandum menyeret dan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 MAKASSAR. Nurhayati Said SMA Negeri 8 Makassar. Abstract

KEMAMPUAN MENULIS SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 MAKASSAR. Nurhayati Said SMA Negeri 8 Makassar. Abstract KEMAMPUAN MENULIS SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 MAKASSAR Nurhayati Said SMA Negeri 8 Makassar Abstract This study aims to obtain data on essay writing skills in German of the students at SMA Negeri 8 Makassar.

Lebih terperinci

SILABUS. Alokasi Waktu. Sumber Belajar Kompetensi. Standar Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian

SILABUS. Alokasi Waktu. Sumber Belajar Kompetensi. Standar Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian SILABUS Nama Sekolah : SMA N 3 Kediri Program : Pilihan/ Umum Mata Pelajaran : Bahasa Jerman Kelas : XI Semester : 2 Tahun Pelajaran : 2007-2008 : 19 minggu x 2 JP Standar Dasar Materi Pembelajaran Indikator

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1. Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Keluarga

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1. Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Keluarga RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Tema Alokasi Waktu Standar Kompetensi Nilai kebangsaan : SMAN 2 Purworejo : Bahasa Jerman : XI IPS/IPS : Familie in Deutschland

Lebih terperinci

No. RPP/JER/24 Revisi : 00 Tgl : 1 Maret 2011 Hal dari

No. RPP/JER/24 Revisi : 00 Tgl : 1 Maret 2011 Hal dari : Sem : 2 (dua) : 100 lisan setingkat A1. lisan sesuai dengan tingkat dasar (A1. 1) Jerman (1) fragen und sagen, was man möchte... (2) fragen und beantworten nach dem Preis... (3) kommentieren, wie der

Lebih terperinci

PENERAPAN IPTEKS PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN MELALUI MEDIA GAMBAR. Oleh : LINDA ARUAN

PENERAPAN IPTEKS PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN MELALUI MEDIA GAMBAR. Oleh : LINDA ARUAN PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN MELALUI MEDIA GAMBAR Oleh : LINDA ARUAN ABSTRAK Kedudukan media gambar dalam proses belajar mengajar tidak berdiri sendiri. Media gambar dimanfatkan oleh dosen

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) (SAP) ANALISIS BAHAN AJAR JR311 DRS. SETIAWAN, M.PD. ENDING KHOERUDIN JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010 Topik bahasan : Konsep dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran bahasa Jerman terdapat empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak (Hören), berbicara (Sprechen), membaca (Lesen) dan menulis (Schreiben).

Lebih terperinci

SUPLEMEN BAGI PEMBELAJARAN MENULIS

SUPLEMEN BAGI PEMBELAJARAN MENULIS SUPLEMEN BAGI PEMBELAJARAN MENULIS CONTOH-CONTOH KESALAHAN YANG UMUM DILAKUKAN OLEH MAHASISWA DALAM MENULIS KARANGAN BAHASA JERMAN, YANG BERASAL DARI ASPEK BUDAYA 1. Ich und meine Freunde gehen in die

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahasa asing termasuk bahasa Jerman saat ini telah menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahasa asing termasuk bahasa Jerman saat ini telah menjadi BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebutuhan akan bahasa asing termasuk bahasa Jerman saat ini telah menjadi hal yang tidak perlu dipertanyakan lagi. Seiring dengan berkembangnya zaman, semakin bertambah

Lebih terperinci

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 04 Menunggu Rerkan Kerja Baru

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 04 Menunggu Rerkan Kerja Baru Pelajaran 04 Menunggu Rerkan Kerja Baru Kantor Redaksi D menunggu. dan, calon teman kerja, bersantai mengisi waktu. Tetapi tidak muncul. Komunikasi lewat telpon juga gagal. Karena udara jelek, tiba sangat

Lebih terperinci

KILAS BALIK SEJARAH DIDAKTIK PEMEROLEHAN BAHASA ASING (BAGIAN I) PENGANTAR Mery Dahlia Hutabarat FPBS-IKIP Bandung

KILAS BALIK SEJARAH DIDAKTIK PEMEROLEHAN BAHASA ASING (BAGIAN I) PENGANTAR Mery Dahlia Hutabarat FPBS-IKIP Bandung KILAS BALIK SEJARAH DIDAKTIK PEMEROLEHAN BAHASA ASING (BAGIAN I) PENGANTAR Mery Dahlia Hutabarat FPBS-IKIP Bandung Artikel ini telah dipublikasi dalam majalah profesi Lernen und Lehren ISSN: 0853 9405

Lebih terperinci

PENGARUH ADVANCE ORGANIZER

PENGARUH ADVANCE ORGANIZER PENGARUH ADVANCE ORGANIZER DAN PENGETAHUAN LANDESKUNDE TERHADAP HASIL MEMBACA PEMAHAMAN TEKS OTENTIK BAHASA JERMAN (Tesis) Mery Dahlia Hutabarat, FPBS UPI Bandung Pembimbing: Prof. Dr. T. Hardjono & Prof.

Lebih terperinci

IDE-IDE METODIS-DIDAKTIS UNTUK PENGAJARAN BAHASA JERMAN YANG BERORIENTASI PADA PEMBELAJAR 1. Oleh : HAFDARANI 2

IDE-IDE METODIS-DIDAKTIS UNTUK PENGAJARAN BAHASA JERMAN YANG BERORIENTASI PADA PEMBELAJAR 1. Oleh : HAFDARANI 2 IDE-IDE METODIS-DIDAKTIS UNTUK PENGAJARAN BAHASA JERMAN YANG BERORIENTASI PADA PEMBELAJAR 1 Oleh : HAFDARANI 2 PENDAHULUAN Sebagai guru bahasa Jerman kita sering mendengar atau membaca bahwa pengajaran

Lebih terperinci

STRUKTUR UND WORTSCHATZ II JR 216

STRUKTUR UND WORTSCHATZ II JR 216 SILABUS STRUKTUR UND WORTSCHATZ II JR 216 Irma Permatawati, S.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010 SILABUS 1. Identitas Mata Kuliah

Lebih terperinci