Summary to Output Days RSPO Training Course for Small Holders

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Summary to Output Days RSPO Training Course for Small Holders"

Transkripsi

1 Summary t Output 17 3 Days RSPO Training Curse fr Small Hlders Summary t Output 17: 3 Days RSPO Training Curse fr Small Hlders The fllwing dcument cntains: 1. Terms f Reference (TR) t the training curse 2. The curriculum f the training curse 3. The mdules t the training curse, all written in Bahasa Indnesia. 1. TR The cntent f the TR cnsists f the backgrund f the training, which is t minimize the negative impacts caused by imprper management f agri-business, the philsphy f the training, targets and expected results. 2. Curriculum Within 3 days, the training is divided int 7 training sessins, while the verall training schedule cnsists f subject and sub-subject, aims and methds. 3. Mdules The mdules relate t each training sessin, started with intrductin and pre-test. The cre f the training mdules is utlined in the dcument, starting in the 2 nd until the 6 th sessin: 2 nd and 3 rd Sessins Lessn t the develpment Sustainable Palm Oil Intrductin t RSPO SPO certificatin and intrductin t ICS 4 th Sessin Planning and Management f Sustainable Oil Palm Plantatin 5 th and 5 th Sessins Lessn t Organic Farming Intrductin t Organic Farming Making f rganic slid and liquid fertilizer fr il palm

2 I Terms f Reference (TR) Training n Sustainable Oil Palm fr Smallhlders based n RSPO Principle and Criteria

3 Kerangka Acuan Kerja (TR) Pelatihan Kelapa Sawit Berkelanjutan Berdasarkan Kriteria dan Prinsip RSPO untuk petani kelapa sawit A. LATAR BELAKANG Pembangunan merupakan suatu prses perubahan yang diharapkan mengarah pada pencapaian kndisi menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya. Pembangunan Perkebunan merupakan bagian integral dari pembangunan, dimana pembangunan perkebunan menyentuh langsung pada masyarakat dan mampu menjadi menykng bagi pereknmian pedesaan. Pembangunan biasanya menyebabkan terjadinya perubahan kndisi fisik, ssial dan tatanan lingkungan. Pembangunan sektr Perkebunan mengakibatkan adanya perubahan lingkungan, ssialbudaya, dan eknmi bagi berbagai pihak. Perubahan kearah perbaikan pengembangan perkebunan dapat terkendala leh faktr teknis, alam dan permdalan yang dimiliki pelaku usaha perkebunan. Aspek-aspek yang menjadi pertimbangan adalah bagaimana meminimalisir akibat yang ditimbulkan dari adanya dampakdampak negatif yang diakibatkan dalam pengellaan usaha perkebunan. Kesadaran publik di tingkat lkal, nasinal dan internasinal sudah menjadi semakin meningkat bahwa perubahan bentang alam dan bifisik, secara cepat atau lambat akan mengurangi daya tahan hidup (survival) dari keanekaragaman hayati dan kehidupan jangka panjang masyarakat sekitar hutan yang tergantung pada hutan dan hasil hutan. Mempertimbangkan berbagai kemungkinan dampak eklgis, serta berbagai sentimen negatif di dunia internasinal terhadap pengembangan perkebunan kelapa sawit di Indnesia. Untuk menuju pengellaan pembangunan perkebunan sawit berkelanjutan, perlu diperhatikan beberapa aspek, kebijakan terkait dengan eknmi, ssial budaya, lingkungan. B. FILOSOFI PELATIHAN Peserta pelatihan kelapa sawit berkelanjutan bagi petani sawit ini diselenggarakan dengan memperhatikan: 1. Prinsip Andraggy, yaitu bahwa selama pelatihan peserta berhak untuk: a. Didengarkan dan dihargai pengalamannya mengenai kegiatan pelatihan kelapa sawit berkelanjutan. b. Dipertimbangkan setiap ide, dan pendapat, sejauh berada di dalam knteks pelatihan. c. Tidak dipermalukan, dilecehkan ataupun diabaikan.

4 2. Berrientasi kepada peserta, di mana peserta berhak untuk: a. Mendapatkan 1 paket bahan belajar. b. Mendapatkan pelatih prfesinal/fasilitatr yang dapat memfasilitasi dengan berbagai metde, melakukan umpan balik dan menguasai materi pelatihan kelapa sawit berkelanjutan. c. Belajar sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki, baik secara visual, auditrial maupun kinestetik (gerak). d. Belajar dengan mdal pengetahuan yang dimiliki masing-masing tentang pelatihan kelapa sawit berkelanjutan. e. Melakukan refleksi dan memberikan umpan balik secara terbuka. f. Melakukan evaluasi dan dievaluasi. g. Mendapat sertifikat pelatihan. 3. Learning by ding yang memungkinkan peserta untuk: a. Berkesempatan melakukan kreatifitas dan invasi menggunakan metde pembelajaran antara lain demnstrasi/ peragaan, studi kasus, dan praktek baik secara individu maupun kelmpk. b. Melakukan pengulangan ataupun perbaikan yang dirasa perlu. C. TUJUAN PELATIHAN Setelah mengikuti pelatihan ini, diharapkan para peserta : Memahami kaitan antara aspek-aspek teknis pengellaan lingkungan dalam penerapan RSPO Memiliki pengetahuan dalam memahami knsep ilmiah terkait aspek-aspek teknis pengellaan lingkungan bidang perkebunan kelapa sawit. Mendapatkan tambahan kemampuan praktis terkait aspek-aspek teknis pengellaan lingkungan perkebunan kelapa sawit. Memahami knsep perkebunan sawit berkelanjutan secara eknmi, scial budaya dan lingkungan. Mampu menerapkan knsep tersebut dengan memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki. Mampu mendkumentasikan kegiatan yang dilakukan. D. HASIL YANG INGIN DICAPAI Peserta dapat meningkatkan pengetahuan dalam memahami knsep perkebunan sawit berkelanjutan (eknmi,ssial budaya dan lingkungan); Peserta dapat merancang dan mengella lahan perkebunan sawit secara berkelanjutan; Peserta dapat membuat analisa usaha kebun sawit berkelanjutan; Peserta dapat mengetahui knsep pertanian rganik; Peserta mengetahui sistem sertifikasi RSPO dan pendkumentasian; Peserta mengetahui dampak perusakan hutan, DAS dan lahan gambut.

5 E. PESERTA a. Kriteria peserta adalah petani sawit binaan yang berada diwilayah kerja. b. Peserta berjumlah 30 rang. F. TEMPAT PELATIHAN Tempat pelaksanaan kegiatan pelatihan kelapa sawit berkelanjutan bagi petani sawit adalah di ibu kta Kabupaten yang dipilih. G. PELAKSANA KEGIATAN Pelaksana kegiatan pelatihan kelapa sawit berkelanjutan bagi petani sawit adalah Yayasan Eksistem Lestari (YEL) bekerjasama dengan PanEc, ICRAF, PT. Scfind, Unsyiah dan Kelmpk Kerja Sawit Berkelanjutan (Aceh Sustainable Palm Oil-Wrking Grup). H. RENCANA WAKTU PELAKSANAAN Waktu pelaksanaan kegiatan pelatihan kelapa sawit berkelanjutan bagi petani sawit disesuaikan dengan ketersediaan waktu para pihak yang ikut dalam kegiatan ini. Pelatihan untuk grup pertama, akan dilaksanakan paling lambat pada bulan Desember I. Infrmasi Jika ada pertanyaan berkenaan dengan Kerangka Acuan Kerja/Term f Reference (TOR) ini maka silahkan menghubungi: Halim Gurning Cmmunity Develpment Manager Yayasan Eksistem Lestari (YEL) savetripa22@gmail.cm

6 II Curriculum T Training n Sustainable Oil Palm fr Smallhlders based n RSPO Principle and Criteria

7 KURIKULUM PELATIHAN KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN BERDASARKAN KRITERIA DAN PRINSIP RSPO UNTUK PETANI KELAPA SAWIT NO. POKOK DAN SUB POKOK BAHASAN T U J U A N METODE MEDI (1) (2) (3) (4) (5) PEMBUKAAN Pelatihan dibuka secara resmi Ceramah PENCAIRAN SUASANA DAN PERKE- NALAN Terjalin hubungan yg lebih akrab antara Permainan peserta dg peserta serta fasilitatr KONTRAK BELAJAR Teridentifikasikannya kesesuaian hasil Brainstrrming Pertany penjajakan kebutuhan pelatihan dgn pengger kebutuhan aktual peserta Curah Alur kegiatan Teridentifikasikannya harapan peserta Pendapat pelatiha terhadap prses & hasil pelatihan Jadwal Disepakatinya tujuan, prses & jadual pelatiha kegiatan harian pelatihan

8 Pra Test 1 Pembelajaran Budidaya Kelapa Sawit Secara Berkelanjutan Terbangunnya suasana yang kndusif terhadap pelaksanaan pelatihan Untuk mengetahui kemampuan peserta pelatihan Pengisian frm 1.1. Pengantar RSPO Sejarah RSPO Kebijakan Pembangunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Mengapa pengellaan sawit dengan knsep berkelanjutan Prinsip dan Kriteria RSPO Bagaimana penerapan SPO di Kelapa Sawit Curah pendapat Pertany pengger 1.2. Sertifikasi (Sustainable Palm Oil) SPO Pengenalan ICS Sertiikasi SPO mdel kelmpk Curah pendapat Sistem Pendkumentasian Diskusi kelmpk Penugasan Pertany pengger 2 Perencanaan dan Merancang Analisa Usaha Kebun Sawit Curah Pertany pengger

9 pengellaan kebun kelapa sawit berkelanjutan Merancang lahan dengan knsep SPO pendapat Pengellaan Kebun Kelapa Sawit Berkelanjutan Diskusi kelmpk Penugasan 3 Pembelajaran Budidaya Pertanian Organik (PO) 3.1. Pengantar Pertanian Organik Apa itu pertanian rganik Curah pendapat Apa perbedaan PO dengan Knvensinal Diskusi Prinsip dasar PO Pertany pengger 3.2. Pembuatan Kmps dan Pupuk Cair untuk Tanaman Kelapa Sawit Bagaimana cara membuat kmps dan pupuk cair Sharing pengalaman Praktek Curah pendapat Diskusi Pertany pengger 4 Pemantauan dan Evaluasi Partisipatif Pemantauan silang Curah Evaluasi secara partisipatif pendapat Pertany pengger

10 Ps Test Diskusi kelmpk Penugasan Teridentifikasi tingkat pencapaian tujuan Pengisian dan penyelenggaraan pelatihan frm Frm Evaluas PENUTUPAN PELATIHAN Pelatihan ditutup secara resmi

11 III Mdules T Training n Sustainable Oil Palm fr Smallhlders based n RSPO Principle and Criteria

12 HARI I MODUL Pelatihan Kelapa Sawit Berkelanjutan Berdasarkan Kriteria dan Prinsip RSPO untuk petani kelapa sawit SESI I Tujuan : PERKENALAN PESERTA DAN PENGANTAR PELATIHAN Saling mengenal dan memahami latar belakang peserta Peserta memahami maksud dan tujuan diadakannya pelatihan Mengenal perangkat-perangkat yang terlibat dalam pelatihan. Material : Alat bantu dalam perkenalan, kertas flip-chart, spidl, seltip, kertas metaplan berwarna dan pster rambu-rambu selama pelatihan (disesuaikan/bila dibutuhkan). Waktu : ± 60 menit. Metde : Permainan dan diskusi plen. Alur Prses: Selamat datang (2 menit) Mengucapkan selamat datang kepada para peserta dalam pelatihan kelapa sawit berkelanjutan bagi petani sawit. Perkenalan peserta (40 menit) Perkenalkan diri anda sebagai Trainer/fasilitatr serta staf yang membantu. Minta kepada para peserta untuk memperkenalkan diri. Gunakan permainan dalam perkenalan ini untuk mencairkan suasana. Minta peserta mengutarakan harapan dan kekhawatiran mereka untuk pelatihan ini. Tulis dalam selembar flip-chart dengan huruf besar lalu tempelkan di dinding ruang pelatihan. Buat kesepakatan yang akan berlaku selama pelatihan berlangsung. Sekilas pelatihan kelapa sawit berkelanjutan berdasarkan kriteria dan prinsip RSPO (18 menit)

13 Jelaskan kepada para peserta mengenai tujuan pelatihan kelapa sawit berkelanjutan berdasarkan kriteria dan prinsip RSPO dan agenda acara yang akan diikuti leh peserta. Tujuan : PRE - TEST Peserta mengetahui batas kemampuannya. Trainer/fasilitatr dapat gambaran kemampuan masing-masing peserta Material : Frm pengisian daftar-daftar pertanyaan. Waktu : ± 30 menit. Metde : test tertulis. Alur Prses: Penjelasan tentang pengisian frm pre-test Membagikan kepada peserta frm pre-test lalu dijelaskan tujuannya dan cara pengisiannya, setelah selesai frm pre-test dikumpulkan. SESI I I & III MATERI I : PEMBELAJARAN BUDIDAYA KELAPA SAWIT SECARA BERKELANJUTAN SESI II : Pengantar RSPO SESI III : Sertifikasi SPO dan Pengenalan ICS Tujuan : Peserta memahami kebijakan dan knsep pembangunan kebun kelapa sawit berkelanjutan Peserta memahami tentang RSPO termasuk prinsip dan kriterianya Peserta memahami hambatan dan upaya mengatasi pembangunan kelapa sawit berkelanjutan Peserta memahami penerapan SPO di Kelapa Sawit

14 Petani dan kelembagaannya memahami tentang system sertifikasi RSPO di kelmpk tani/kelembagaan tani Petani dan kelembagaannya mau dan mampu melaksanakan prgram sertifikasi RSPO Petani dan kelembagaannya mengerti manfaat sertifikasi RSPO Pengurus kelmpk mampu melakukan pendkumentasian berbagai peristiwa dan kegiatan yang dilakukan leh kelmpk, sehingga bisa dijadikan bukti (Pengenalan ICS dan panduan sertifikasi beserta dkumen ICS) Material : Papan flip-chart,kertas flip-chart,spidl,laptp,infkus,layar infkus Waktu : ± 240 menit. Metde : Deskripsi materi ruangan,presentasi, Diskusi dan Tanya Jawab Alur Prses:.Jelaskan tujuan dari materi I (5 Menit) Jelaskan kepada peserta tentang tujuan dari Materi I agar memudahkan peserta dalam menangkap dan memahami materi yang akan disampaikan. Sajikan Materi I dengan menggunakan alat bantu presentasi/alat peraga yang telah disediakan/disesuaikan (Sesi II = 45 menit dan Sesi III = 40 Menit) Materi yang akan disampaikan kepada peserta pelatihan haruslah materi yang telah diseleksi dan disetujui terlebih dahulu leh pihak Yayasan Eksistem Lestari (YEL) sebagai penanggungjawab kegiatan pelatihan. Sajikan materi pelatihan dengan menggunakan alat bantu presentasi, seperti infkus ataupun alat peraga lain yang telah tersedia. Materi yang disajikan haruslah mengandung unsur edukasi (mendidik) sebagai tujuan utama pelatihan dan unsur entertain (menghibur) sehingga peserta tidak merasa bsan dengan materi yang disajikan, dalam penyampaian materi bleh diselingi dengan humr-humr segar yang bisa membantu mencairkan suasana selama berlangsungnya pelatihan. Sekali-sekali berhenti dan tanyakanlah kepada peserta apakah peserta mengerti dengan apa yang pemateri lakukan. Jelaskan istilah-istilah dalam materi pelatihan yang tidak dipahami leh peserta pelatihan. Materi yang disajikan harus sesuai dengan tujuan yang di inginkan sehingga dapat terukur. Tanya jawab dan diskusi (60 menit) Bagilah sesi tanya jawab menjadi dua bagian masing-masing 1x20 menit, ataupun bila disepakati leh para peserta pelatihan dapat juga dilakukan sekaligus dalam waktu 1x40 menit, tergantung situasi dan kndisi peserta pelatihan (apakah mayritas peserta pasif, aktif, ataupun agresif).

15 Apabila kndisi peserta adalah mayritas pasif, maka pancinglah dengan pertanyaanpertanyaan dari anda yang bernuansa prvkatif untuk membangkitkan keinginan peserta lain dalam bertanya. Ajak peserta yang lainnya pula untuk memberikan aplaus bagi setiap peserta yang memberikan pertanyaan maupun tanggapan, dengan harapan akan memancing peserta yang lainnya untuk ikut memberikan pertanyaan dan tanggapan. Permainan (20 menit) Jika peserta berada dalam tingkat kebsanan, dibutuhkan suatu metde sisipan untuk mencegah peserta masuk ke dalam tingkat kebsanan yang lebih tinggi lagi. Permainan kreatif yang dapat membantu peserta untuk me-refresh-kan kembali kndisi peserta dengan bentukbentuk permainan yang bisa digunakan terdapat pada mdul kumpulan permainan kreatif Yayasan Eksistem Lestari (YEL). Pembagian kelmpk diskusi (30 Menit) Peserta di bagi 3 atau 4 kelmpk untuk membahas dan membuat hasil dari materi yang telah disampaikan.setiap kelmpk mencba membuat dkumentasi lahan mereka dan dkumentasi lainnya sesuai yang ada di panduan ICS. Presentasi dan diskusi kelmpk (30 Menit) Setelah kerja kelmpk, para kelmpk peserta untuk kemudian melakukan presentasi hasil kelmpknya secara diskusi terbuka di tempat yang nyaman dan santai masih disekitar lkasi, yang akan di nilai leh fasilitatr, kelmpk yang menang berdasarkan tepatnya hasil mereka sesuai dengan materi yang disampaikan dan yang menang akan mendapatkan hadiah. Hal ini di lakukan untuk memtivasi peserta mengikuti pelatihan. Evaluasi Materi I (10 menit) Bagilah kepada setiap peserta lembar kuisiner evaluasi yang telah disediakan leh Yayasan Eksistem Lestari (YEL) dan mintalah kepada setiap peserta pelatihan untuk mengisi lembar kuisiner tersebut. Kumpulkan lembar kuisiner tersebut untuk selanjutnya dapat dijadikan bahan masukan bagi pemateri dan YEL dalam melaksanakan kegiatan pelatihan yang berikutnya. HARI II SESI IV

16 MATERI II : PERENCANAAN DAN PENGELOLAAN KEBUN KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN Tujuan : Peserta dapat membuat perhitungan analisa usaha tani Peserta dapat merancang kebun sawit dengan knsep SPO Peserta dapat mengella kebun kelapa sawit berkelanjutan Material : Papan flip-chart,kertas flip-chart,spidl,laptp,infkus,layar infkus Waktu : ± 240 menit. Metde : Deskripsi materi ruangan,presentasi, Diskusi dan Tanya Jawab Alur Prses: Jelaskan tujuan dari Materi II (5 menit) Jelaskan kepada peserta tentang tujuan dari Materi II agar memudahkan peserta dalam menangkap dan memahami materi yang akan disampaikan. Sajikan Materi II dengan menggunakan alat bantu presentasi/alat peraga yang telah disediakan/disesuaikan (45 menit) Materi yang akan disampaikan kepada peserta pelatihan haruslah materi yang telah diseleksi dan disetujui terlebih dahulu leh pihak Yayasan Eksistem Lestari (YEL) sebagai penanggungjawab kegiatan pelatihan. Sajikan materi pelatihan dengan menggunakan alat bantu presentasi, seperti infkus ataupun alat peraga lain yang telah tersedia. Materi yang disajikan haruslah mengandung unsur edukasi (mendidik) sebagai tujuan utama pelatihan dan unsur entertain (menghibur) sehingga peserta tidak merasa bsan dengan materi yang disajikan, dalam penyampaian materi bleh diselingi dengan humr-humr segar yang bisa membantu mencairkan suasana selama berlangsungnya pelatihan. Sekali-sekali berhenti dan tanyakanlah kepada peserta apakah peserta mengerti dengan apa yang pemateri lakukan. Jelaskan istilah-istilah dalam materi pelatihan yang tidak dipahami leh peserta pelatihan. Materi yang disajikan harus sesuai dengan tujuan yang di inginkan sehingga dapat terukur. Tanya jawab dan diskusi (20 menit) Bagilah sesi tanya jawab menjadi dua bagian, ataupun bila disepakati leh para peserta pelatihan dapat juga dilakukan sekaligus, tergantung situasi dan kndisi peserta pelatihan (apakah mayritas peserta pasif, aktif, ataupun agresif). Apabila kndisi peserta adalah mayritas pasif, maka pancinglah dengan pertanyaan-pertanyaan dari anda yang bernuansa

17 prvkatif untuk membangkitkan keinginan peserta lain dalam bertanya. Ajak peserta yang lainnya pula untuk memberikan aplaus bagi setiap peserta yang memberikan pertanyaan maupun tanggapan, dengan harapan akan memancing peserta yang lainnya untuk ikut memberikan pertanyaan dan tanggapan. Permainan (10 menit) Jika peserta berada dalam tingkat kebsanan, dibutuhkan suatu metde sisipan untuk mencegah peserta masuk ke dalam tingkat kebsanan yang lebih tinggi lagi. Permainan kreatif yang dapat membantu peserta untuk me-refresh-kan kembali kndisi peserta dengan bentukbentuk permainan yang bisa digunakan terdapat pada mdul kumpulan permainan kreatif Yayasan Eksistem Lestari (YEL). Pembagian kelmpk diskusi (120 Menit) Peserta di bagi 3 atau 4 kelmpk untuk membahas dan membuat hasil dari materi yang telah disampaikan.setiap kelmpk membuat analisa usaha tani kebun kelapa sawit rganik dengan luas hektar yang berbeda setiap kelmpk dan lebih baik lagi bila areal lahannya ada yang datar dan ada yang berbukit sehingga perhitungan analisa usahanya akan di dapat berbeda. Dalam materi juga disampaikan pembuatan Rencana Kella Operasinal (RKO) Kebun Kelapa Sawit Organik dan setiap kelmpk dipersilahkan berdasarkan pengalaman atau imajinasi mereka dalam membuat RKO tersebut. Dalam kelmpk juga peserta mendapat tugas membuat sketsa lahan/gambar untuk dapat gambaran secara visual lahan kebun sawit yang dibangun secara berkelanjutan/berwawasan lingkungan. Presentasi dan diskusi kelmpk (30 Menit) Setelah kerja kelmpk, para kelmpk peserta untuk kemudian melakukan presentasi hasil kelmpknya secara diskusi terbuka di tempat yang nyaman dan santai masih disekitar lkasi, yang akan di nilai leh fasilitatr, kelmpk yang menang berdasarkan tepatnya hasil mereka sesuai dengan materi yang disampaikan dan yang menang akan mendapatkan hadiah. Hal ini di lakukan untuk memtivasi peserta mengikuti pelatihan. Evaluasi Materi II (10 menit) Bagilah kepada setiap peserta lembar kuisiner evaluasi yang telah disediakan leh Yayasan Eksistem Lestari (YEL) dan mintalah kepada setiap peserta pelatihan untuk mengisi lembar kuisiner tersebut. Kumpulkan lembar kuisiner tersebut untuk selanjutnya dapat dijadikan bahan masukan bagi pemateri dan YEL dalam melaksanakan kegiatan pelatihan yang berikutnya.

18 HARI III SESI V & VI Tujuan : MATERI III : PEMBELAJARAN BUDIDAYA PERTANIAN ORGANIK SESI V : Pengantar Pertanian Organik SESI VI : Pembuatan Kmps dan Pupuk Cair untuk Tanaman Kelapa Sawit Peserta memahami manfaat pupuk rganik untuk tanaman Sawit Peserta mengenal sumber-sumber pupuk rganik Peserta memahami cara membuat pupuk rganik Peserta dapat mengaplikasikan pupuk rganik pada tanaman Sawit Material : Papan flip-chart,kertas flip-chart,spidl,laptp,infkus,layar infkus, sekp,plastik, bakteri pembusuk, ember plastik dan tng plastik Waktu : ± 180 menit.

19 Metde : Deskripsi materi ruangan,presentasi, Diskusi dan Tanya Jawab Alur Prses:.Jelaskan tujuan dari materi III (5 Menit) Jelaskan kepada peserta tentang tujuan dari Materi III agar memudahkan peserta dalam menangkap dan memahami materi yang akan disampaikan. Sajikan Materi I dengan menggunakan alat bantu presentasi/alat peraga yang telah disediakan/disesuaikan (Sesi V = 30 menit dan Sesi VI = 55 Menit) Materi yang akan disampaikan kepada peserta pelatihan haruslah materi yang telah diseleksi dan disetujui terlebih dahulu leh pihak Yayasan Eksistem Lestari (YEL) sebagai penanggungjawab kegiatan pelatihan. Sajikan materi pelatihan dengan menggunakan alat bantu presentasi, seperti infkus ataupun alat peraga lain yang telah tersedia. Materi yang disajikan haruslah mengandung unsur edukasi (mendidik) sebagai tujuan utama pelatihan dan unsur entertain (menghibur) sehingga peserta tidak merasa bsan dengan materi yang disajikan, dalam penyampaian materi bleh diselingi dengan humr-humr segar yang bisa membantu mencairkan suasana selama berlangsungnya pelatihan. Sekali-sekali berhenti dan tanyakanlah kepada peserta apakah peserta mengerti dengan apa yang pemateri lakukan. Jelaskan istilah-istilah dalam materi pelatihan yang tidak dipahami leh peserta pelatihan. Materi yang disajikan harus sesuai dengan tujuan yang di inginkan sehingga dapat terukur. Tanya jawab dan diskusi (30 menit) Bagilah sesi tanya jawab menjadi dua bagian masing-masing 1x20 menit, ataupun bila disepakati leh para peserta pelatihan dapat juga dilakukan sekaligus dalam waktu 1x40 menit, tergantung situasi dan kndisi peserta pelatihan (apakah mayritas peserta pasif, aktif, ataupun agresif). Apabila kndisi peserta adalah mayritas pasif, maka pancinglah dengan pertanyaanpertanyaan dari anda yang bernuansa prvkatif untuk membangkitkan keinginan peserta lain dalam bertanya. Ajak peserta yang lainnya pula untuk memberikan aplaus bagi setiap peserta yang memberikan pertanyaan maupun tanggapan, dengan harapan akan memancing peserta yang lainnya untuk ikut memberikan pertanyaan dan tanggapan. Permainan (20 menit) Jika peserta berada dalam tingkat kebsanan, dibutuhkan suatu metde sisipan untuk mencegah peserta masuk ke dalam tingkat kebsanan yang lebih tinggi lagi. Permainan kreatif yang dapat membantu peserta untuk me-refresh-kan kembali kndisi peserta dengan bentukbentuk permainan yang bisa digunakan terdapat pada mdul kumpulan permainan kreatif Yayasan Eksistem Lestari (YEL). Pembagian kelmpk diskusi (30 Menit)

20 Peserta di bagi 3 atau 4 kelmpk untuk membahas dan membuat hasil dari materi yang telah disampaikan.setiap kelmpk mencba membuat pupuk kmps dan pupuk cair dengan bahan yang ada di sekitar lkasi atau sebelumnya (selesai materi II) telah diberi tugas membawa bahan-bahan pembutan pupuk kmps dan pupuk cair serta ml/bistater. Evaluasi Materi III (10 menit) Bagilah kepada setiap peserta lembar kuisiner evaluasi yang telah disediakan leh Yayasan Eksistem Lestari (YEL) dan mintalah kepada setiap peserta pelatihan untuk mengisi lembar kuisiner tersebut. Kumpulkan lembar kuisiner tersebut untuk selanjutnya dapat dijadikan bahan masukan bagi pemateri dan YEL dalam melaksanakan kegiatan pelatihan yang berikutnya. SESI VII Tujuan : MATERI IV: PEMANTAUAN DAN EVALUASI PARTISIPATIF Peserta mengetahui cara pemantauan silang Peserta mengetahui cara melakukan evaluasi secara partisipatif Material : Papan flip-chart,kertas flip-chart,spidl,laptp,infkus,layar infkus Waktu : ± 90 menit. Metde : Deskripsi materi ruangan,presentasi, Diskusi dan Tanya Jawab Alur Prses:.Jelaskan tujuan dari materi IV (5 Menit) Jelaskan kepada peserta tentang tujuan dari Materi IV agar memudahkan peserta dalam menangkap dan memahami materi yang akan disampaikan. Sajikan Materi IV dengan menggunakan alat bantu presentasi/alat peraga yang telah disediakan/disesuaikan (30 Menit)

21 Materi yang akan disampaikan kepada peserta pelatihan haruslah materi yang telah diseleksi dan disetujui terlebih dahulu leh pihak Yayasan Eksistem Lestari (YEL) sebagai penanggungjawab kegiatan pelatihan. Sajikan materi pelatihan dengan menggunakan alat bantu presentasi, seperti infkus ataupun alat peraga lain yang telah tersedia. Materi yang disajikan haruslah mengandung unsur edukasi (mendidik) sebagai tujuan utama pelatihan dan unsur entertain (menghibur) sehingga peserta tidak merasa bsan dengan materi yang disajikan, dalam penyampaian materi bleh diselingi dengan humr-humr segar yang bisa membantu mencairkan suasana selama berlangsungnya pelatihan. Sekali-sekali berhenti dan tanyakanlah kepada peserta apakah peserta mengerti dengan apa yang pemateri lakukan. Jelaskan istilah-istilah dalam materi pelatihan yang tidak dipahami leh peserta pelatihan. Materi yang disajikan harus sesuai dengan tujuan yang di inginkan sehingga dapat terukur. Permainan (10 menit) Jika peserta berada dalam tingkat kebsanan, dibutuhkan suatu metde sisipan untuk mencegah peserta masuk ke dalam tingkat kebsanan yang lebih tinggi lagi. Permainan kreatif yang dapat membantu peserta untuk me-refresh-kan kembali kndisi peserta dengan bentukbentuk permainan yang bisa digunakan terdapat pada mdul kumpulan permainan kreatif Yayasan Eksistem Lestari (YEL). Tanya jawab dan diskusi (35 menit) Bagilah sesi tanya jawab menjadi dua bagian masing-masing 1x20 menit, ataupun bila disepakati leh para peserta pelatihan dapat juga dilakukan sekaligus dalam waktu 1x40 menit, tergantung situasi dan kndisi peserta pelatihan (apakah mayritas peserta pasif, aktif, ataupun agresif). Apabila kndisi peserta adalah mayritas pasif, maka pancinglah dengan pertanyaanpertanyaan dari anda yang bernuansa prvkatif untuk membangkitkan keinginan peserta lain dalam bertanya. Ajak peserta yang lainnya pula untuk memberikan aplaus bagi setiap peserta yang memberikan pertanyaan maupun tanggapan, dengan harapan akan memancing peserta yang lainnya untuk ikut memberikan pertanyaan dan tanggapan. Evaluasi Materi IV (10 menit) Bagilah kepada setiap peserta lembar kuisiner evaluasi yang telah disediakan leh Yayasan Eksistem Lestari (YEL) dan mintalah kepada setiap peserta pelatihan untuk mengisi lembar kuisiner tersebut. Kumpulkan lembar kuisiner tersebut untuk selanjutnya dapat dijadikan bahan masukan bagi pemateri dan YEL dalam melaksanakan kegiatan pelatihan yang berikutnya. Tujuan : POS TEST DAN PENUTUPAN PELATIHAN

22 Peserta mengetahui kemampuan dalam menerima materi. Trainer/fasilitatr dapat gambaran daya tangkap masing-masing peserta Teridentifikasi tingkat pencapaian tujuan dan penyelenggaraan pelatihan Material : Frm pengisian daftar-daftar pertanyaan. Waktu : ± 30 menit. Metde : test tertulis. Alur Prses: Penjelasan tentang pengisian frm pre-test Membagikan kepada peserta frm ps-test lalu dijelaskan tujuannya dan cara pengisiannya, setelah selesai frm ps-test dikumpulkan. Penutupan Pelatihan Sebelum penutupan diberikan sertifikat pelatihan kepada peserta dan lain-lainnya. Penutupan pelatihan dilakukan seremnial dengan pidat dari staf YEL dan salah serang peserta pelatihan. Setelah itu melakukan salam-salaman dan berft bersama.

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT AGRIBISNIS PERDESAAN (PNPM AP)

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT AGRIBISNIS PERDESAAN (PNPM AP) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT AGRIBISNIS PERDESAAN (PNPM AP) PETUNJUK OPERASIONAL MONITORING & EVALUASI KEGIATAN PELATIHAN BDSP LEMBAGA/INDIVIDU Pelaksanaan kegiatan PNPM Agribisnis Perdesaan

Lebih terperinci

NILAI-NILAI BERSAMA KEMITRAAN PLATFORM PANTAU GAMBUT

NILAI-NILAI BERSAMA KEMITRAAN PLATFORM PANTAU GAMBUT NILAI-NILAI BERSAMA KEMITRAAN PLATFORM PANTAU GAMBUT Dkumen ini mendefinisikan misi, tujuan, tata kella, dan prinsip-prinsip perasinal Pantau Gambut yang perlu disepakati bersama leh para rganisasi mitra.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sebagai negara agraris, Indnesia memiliki kekayaan alam dan hayati yang sangat beragam yang jika dikella dengan tepat, kekayaan tersebut mampu diandalkan menjadi andalan

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN a) LATAR BELAKANG DAN DASAR HUKUM BPK mempunyai kewenangan untuk melakukan pemeriksaan keuangan,kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu

Lebih terperinci

LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB

LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG 009-013 I BAB I LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG 009-013 A. VISI DAN MISI DAERAH V isi merupakan gambaran bersama mengenai masa depan, berupa kmitmen murni,

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Knsep ekwisata pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan (sustainable develpment). Pembangunan berkelanjutan merupakan aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan pada sektr industri di Semarang semakin meningkat seiring dengan perkembangan kta. Salah satunya di Kecamatan Pedurungan, Semarang. Di wilayah ini tingkat

Lebih terperinci

PANDUAN PELATIHAN AUDITOR MUTU INTERNAL

PANDUAN PELATIHAN AUDITOR MUTU INTERNAL PANDUAN PELATIHAN AUDITOR MUTU INTERNAL BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan sistem penjaminan mutu internal merupakan langkah strategis untuk meningkatkan mutu perguruan tinggi. Dengan diundangkannya

Lebih terperinci

BUKU INDIKASI KAWASAN HUTAN & LAHAN YANG PERLU DILAKUKAN REHABILITASI TAHUN 2003

BUKU INDIKASI KAWASAN HUTAN & LAHAN YANG PERLU DILAKUKAN REHABILITASI TAHUN 2003 BUKU INDIKASI KAWASAN HUTAN & LAHAN YANG PERLU DILAKUKAN REHABILITASI TAHUN 2003 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki nilai eknmi, eklgi dan ssial

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN PERAN PARA TOKOH-TOKOH PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI TEKNIK KANCING GEMERINCING

PENINGKATAN PEMAHAMAN PERAN PARA TOKOH-TOKOH PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI TEKNIK KANCING GEMERINCING PEIGKATA PEMAHAMA PERA PARA TOKOH-TOKOH PERSIAPA KEMERDEKAA IDOESIA MELALUI TEKIK KACIG GEMERICIG Septia Umun KL, Amir, A.Dakir PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta. e-mail:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN I.1. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pasar merupakan bagian terpenting dalam kegiatan eknmi dan kesejahteraan masyarakat. Pasar adalah wadah dimana penjual atau pembeli dapat langsung bertemu secara fisik.

Lebih terperinci

PANDUAN PERENCANAAN KOLABORATIF PSABM

PANDUAN PERENCANAAN KOLABORATIF PSABM PANDUAN PERENCANAAN KOLABORATIF PSABM Perencanaan secara klabratif Pengellaan Sumberdaya Alam Berbasis Masyarakat (PSABM) dilakukan untuk menyusun acuan dan prgram bersama di antara pemangku kepentingan

Lebih terperinci

Nomor : 1089/P.01/09/ September 2014 Lampiran : 1 Berkas : Penawaran Diklat Kelayakan Proyek

Nomor : 1089/P.01/09/ September 2014 Lampiran : 1 Berkas : Penawaran Diklat Kelayakan Proyek REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Nmr : 1089/P.01/09/2014 22 September 2014 Lampiran : 1 Berkas Hal : Penawaran Diklat Kelayakan Pryek

Lebih terperinci

BAB 1: ORIENTASI PELATIHAN

BAB 1: ORIENTASI PELATIHAN BAB 1: ORIENTASI PELATIHAN Pokok Bahasan Perkenalan dan Kontrak Belajar Langkah-langkah Fasilitasi Perkenalan Langkah-langkah Fasilitasi Kontrak Belajar Penulis Muchtadlirin Penyelia Tulisan Fahsin M.

Lebih terperinci

Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar

Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar. Peserta memahami tujuan, Apa yang akan diperoleh dan bagaimana pelatihan akan dilakukan 2. Membangun kesepatakan untuk melakukan pembelajaran bersama Kegiatan

Lebih terperinci

Pedoman Perlidungan Kawasan Ekosistem Esensial

Pedoman Perlidungan Kawasan Ekosistem Esensial Rancangan Peraturan Menteri LHK tentang Pedman Perlidungan Kawasan Eksistem Esensial Bgr 7 Mei 2018 Direktrat Jenderal Knservasi Sumber Daya Alam dan Eksistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lazim disebut classroom action research. Menurut Wiriaatmadja (2006: 13)

BAB III METODE PENELITIAN. lazim disebut classroom action research. Menurut Wiriaatmadja (2006: 13) 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Peneliti menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau lazim disebut classrm actin research. Menurut Wiriaatmadja (2006: 13) penelitian tindakan

Lebih terperinci

PERATURAN & TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN

PERATURAN & TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN PERATURAN & TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN a. Penilaian Praktikum: 1. Penilaian praktikum terdiri dari 2 kelmpk nilai: tugas kelmpk dinilai leh pembimbing asistensi yang bersangkutan

Lebih terperinci

SOHO. Design competition. SOHO Design Competition. TERMS OF REFFRENCE (KERANGKA ACUAN KERJA) untuk Peserta A. LATAR BELAKANG

SOHO. Design competition. SOHO Design Competition. TERMS OF REFFRENCE (KERANGKA ACUAN KERJA) untuk Peserta A. LATAR BELAKANG TERMS OF REFFRENCE (KERANGKA ACUAN KERJA) untuk Peserta SOHO Design cmpetitin A. LATAR BELAKANG SOHO adalah sebuah hunian (Apartemen ataupun Rumah), yang didalamnya dilengkapi berbagai macam fasilitas

Lebih terperinci

BAB IV KURIKULUM PROGRAM STUDI

BAB IV KURIKULUM PROGRAM STUDI BAB IV KURIKULUM PROGRAM STUDI 4.1 PRODI MATEMATIKA 4.1.1 Visi Prdi Matematika Menjadi pusat pengkajian dan pengembangan ilmu matematika terkemuka pada tahun 2025 yang mensinergikan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

Focus Group Discussion Pertama: Penyusunan Kajian Kritis Penguatan Instrumen ISPO

Focus Group Discussion Pertama: Penyusunan Kajian Kritis Penguatan Instrumen ISPO Focus Group Discussion Pertama: Penyusunan Kajian Kritis Penguatan Instrumen ISPO LATAR BELAKANG Sebaran Areal Tanaman Kelapa Sawit di Indonesia Sumber: Statistik Perkebunan Indonesia, 2014 Ekstensifikasi

Lebih terperinci

Komentar dan Rekomendasi

Komentar dan Rekomendasi Kmentar dan Rekmendasi Nama Perguruan Tinggi Skema Reviewer : Fakultas Kedkteran Universitas Brawijaya : A : 1. Siti Aminah TSE 2. Segiant Ali 1. Kmentar Umum Pelaksanaan PHK-PKPD leh Fakultas Kedkteran

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN DAN PERANCANGAN MODUL

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN DAN PERANCANGAN MODUL BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN DAN PERANCANGAN MODUL 3.1 Waktu, Tempat, Ppulasi dan Sampel Pelaksanaan Penelitian Pada subbab ini menerangkan waktu, tempat, ppulasi dan sampel pada saat penelitian dilaksanakan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jakarta dengan luas 661,52 km 2 dan jumlah populasi jiwa serta kepadatan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jakarta dengan luas 661,52 km 2 dan jumlah populasi jiwa serta kepadatan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Jakarta dengan luas 661,52 km 2 dan jumlah ppulasi 8.389.443 jiwa serta kepadatan penduduk sebesar 12.682,1/ 2 km, diperkirakan akan terus bertambah. Pertumbuhan penduduk

Lebih terperinci

- Perencanaan dan Penyusunan Program

- Perencanaan dan Penyusunan Program Manajemen Prgram Kegiatan manajemen pryek meliputi kegiatan untuk mendukung persiapan pelaksanaan pryek, penyediaan fasilitas dalam perasinal, krdinasi kegiatan pryek di pusat maupun daerah, dan pelaksanaan

Lebih terperinci

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN International Labour Organization UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN PEKERJA RUMAH TANGGA ANAK PEDOMAN UNTUK PENDIDIK Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Bekerja sama dengan Proyek

Lebih terperinci

UNIT 6 : KKG DAN MGMP A. Pengelolaan KKG dan MGMP B. Praktik KKG dan MGMP Untuk Meningkatkan PAKEM

UNIT 6 : KKG DAN MGMP A. Pengelolaan KKG dan MGMP B. Praktik KKG dan MGMP Untuk Meningkatkan PAKEM UNIT 6 : KKG DAN MGMP A. Pengelolaan KKG dan MGMP B. Praktik KKG dan MGMP Untuk Meningkatkan PAKEM UNIT 6 : KKG DAN MGMP A. Pengelolaan KKG dan MGMP Waktu : 3 jam 45 menit A. Pendahuluan Pada paket pelatihan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL YANG DIAWALI PETA KONSEP PADA MATERI SISTEM EKSKRESI UNTUK SMA

PENGEMBANGAN MODUL YANG DIAWALI PETA KONSEP PADA MATERI SISTEM EKSKRESI UNTUK SMA PEGEMBAGA MODUL YAG DIAWALI PETA KOSEP PADA MATERI SISTEM EKSKRESI UTUK SMA Elsa Harkhian Putri, Renny Risdawati, Diana Susanti Prgram Studi Pendidikan Bilgi Seklah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Gatot (1999), ekowisata mulai menjadi isu nasional di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Gatot (1999), ekowisata mulai menjadi isu nasional di Indonesia 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekwisata 2.1.1 Perkembangan Ekwisata di Indnesia Menurut Gatt (1999), ekwisata mulai menjadi isu nasinal di Indnesia semenjak Seminar dan Lkakarya (Semilka) Nasinal yang diselenggarakan

Lebih terperinci

Taman edukasi profesi dan Rekreasi anak medan

Taman edukasi profesi dan Rekreasi anak medan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sewaktu kita anak-anak, kita memiliki cita-cita yang kita impikan. Kita sering membayangkan bagaimana kalau ketika sudah dewasa nanti kita akan bekerja ataupun menekunin

Lebih terperinci

KURIKULUM PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN PENGANGKATAN PERTAMA JENJANG AHLI DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN CILOTO TAHUN 2015

KURIKULUM PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN PENGANGKATAN PERTAMA JENJANG AHLI DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN CILOTO TAHUN 2015 KURIKULUM PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN PENGANGKATAN PERTAMA JENJANG AHLI DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN CILOTO TAHUN 015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan tata pemerintahan

Lebih terperinci

Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar

Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar. Peserta memahami tujuan, Apa yang akan diperoleh dan bagaimana pelatihan akan dilakukan 2. Membangun kesepatakan untuk melakukan pembelajaran bersama Kegiatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, serta

BAB II KAJIAN TEORI. Kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, serta BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Kinerja Kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, serta kemampuan kerja yang didasari leh pengetahuan, sikap, keterampilan dan mtivasi dalam menghasilkan

Lebih terperinci

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013 Lampiran 1 RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013 PENDAHULUAN Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) merupakan dkumen pembangunan yang disusun untuk kurun waktu

Lebih terperinci

BAB V PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODEL KOMPETENSI

BAB V PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODEL KOMPETENSI BAB V PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODEL KOMPETENSI 5.1 Kerangka Identitas MEDIOR 1. Dasar Pemikiran Kelmpk Media Olahraga (MEDIOR) merupakan anggta KKG (Kelmpk Kmpas Gramedia) yang bertujuan untuk ikut

Lebih terperinci

Jenis Informasi yang Terbuka dan Dikecualikan

Jenis Informasi yang Terbuka dan Dikecualikan Jenis Infrmasi yang Terbuka dan Dikecualikan Kelmpk Infrmasi Publik yang diatur dalam UU KIP mencakup Infrmasi Publik yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkala; Infrmasi Publik yang wajib diumumkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 49 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Lkasi wilayah studi dalam penelitian ini secara fisik terletak dalam sistem DAS Law. Dalam penelitian ini batasan yang digunakan adalah batasan

Lebih terperinci

Teknik Analisis Informasi dengan Metode/Teknik PRA

Teknik Analisis Informasi dengan Metode/Teknik PRA 7 Teknik Analisis Infrmasi dengan Metde/Teknik PRA TEKNIK ANALISA MASING-MASING METODE/TEKNIK PRA Seperti yang telah dijelaskan pada tulisan Gambaran Umum Metde/Teknik PRA, sebenarnya tidak ada suatu bentuk

Lebih terperinci

KURIKULUM PELATIHAN TENAGA PROMOSI KESEHATAN DI PUSKESMAS

KURIKULUM PELATIHAN TENAGA PROMOSI KESEHATAN DI PUSKESMAS KURIKULUM PELATIHAN TENAGA PROMOSI KESEHATAN DI PUSKESMAS Departemen Kesehatan, 2008 Kurikulum Pelatihan Tenaga Promosi Kesehatan Bagi Puskesmas 0 Kata Pengantar Kurikulum Pelatihan Tenaga Promosi Kesehatan

Lebih terperinci

49 Media Bina Ilmiah ISSN No

49 Media Bina Ilmiah ISSN No 9 Media Bina Ilmiah ISS. 978-3787 PEERAPA PEMBELAJARA KOOPERATIF DEGA PETA KOSEP UTUK MEIGKATKA MOTIVASI DA HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS VII D DI SMP EGERI 8 MATARAM SEMESTER GEAP TAHU PELAJARA 20/20.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2007 Ketua Program Studi Teknik Elektro, Busono Soerowirdjo, Ph.D

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2007 Ketua Program Studi Teknik Elektro, Busono Soerowirdjo, Ph.D KATA PENGANTAR Dalam era infrmasi ini, tantangan yang dihadapi Prgram Studi Teknik Elektr Fakultas Teknlgi Industri Universitas Gunadarma dirasakan semakin menuntut langkah-langkah strategis agar Studi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini terlebih dahulu akan dibahas tentang identifikasi permasalahan, analisis permasalahan, slusi permasalahan dan perancangan sistem dalam rancang bangun

Lebih terperinci

Target dan Rencana Kerja, pasangan yang tidak bisa di pisahkan

Target dan Rencana Kerja, pasangan yang tidak bisa di pisahkan Target dan Rencana Kerja, pasangan yang tidak bisa di pisahkan Dalam beberapa kesempatan training, saya sering menanyakan, apa yang lebih penting: target atau activity plan? Hampir 90% peserta training

Lebih terperinci

Fakta yang terjadi: Di Aceh Di DIY: Hari 1- Hari 8 Hari 1: Sabtu 27 Mei 2006 Kekacauan, Telekmunikasi break dwn. Banyak isu. Kebetulan hari libur panj

Fakta yang terjadi: Di Aceh Di DIY: Hari 1- Hari 8 Hari 1: Sabtu 27 Mei 2006 Kekacauan, Telekmunikasi break dwn. Banyak isu. Kebetulan hari libur panj ASPEK GOVERNANCE DALAM BENCANA Pengalaman dari Gempa Bumi dan Tsunami di Aceh Pengalaman dari Gempa Bumi di Ygyakarta tahun 2006. Oleh: Laksn Trisnantr Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan FK-UGM Isi Pendahuluan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pengembangan kelapa sawit telah memberikan dampak yang sangat positif bagi

I. PENDAHULUAN. Pengembangan kelapa sawit telah memberikan dampak yang sangat positif bagi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelapa sawit merupakan komoditi pertanian yang sangat penting bagi Indonesia. Pengembangan kelapa sawit telah memberikan dampak yang sangat positif bagi kemajuan pembangunan

Lebih terperinci

DANA BANTUAN LANGSUNG - DBL

DANA BANTUAN LANGSUNG - DBL DANA BANTUAN LANGSUNG - DBL Sebagai alternatif pengellaan subsidi bantuan untuk peningkatan mutu pendidikan Oleh : Danny Meirawan Bahan News Letter Kantr Dinas Pendidikan Jawa Barat A. LATAR BELAKANG Wajib

Lebih terperinci

W.10 PEMANFAATAN PELAKU PARIWISATA DI PROPINSI NTB SEBAGAI SUMBER DAYA CYBER DEFENCE GUNA MENGHADAPI PERANG ASIMETRI

W.10 PEMANFAATAN PELAKU PARIWISATA DI PROPINSI NTB SEBAGAI SUMBER DAYA CYBER DEFENCE GUNA MENGHADAPI PERANG ASIMETRI W.10 PEMANFAATAN PELAKU PARIWISATA DI PROPINSI NTB SEBAGAI SUMBER DAYA CYBER DEFENCE GUNA MENGHADAPI PERANG ASIMETRI Nama Peneliti : Ir. Achmad Farid Wadjdi, MM Dra. Aries Setyani, M.Si Santi Andriany,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Penelitian 4.1.1. Deskripsi Kondisi Awal ( Pra Siklus) Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 5 SD Negeri Mrisi 2 Semester 2 Tahun

Lebih terperinci

STUDI IMPLEMENTASI PROGRAM MOBIL SEHAT DALAM PENINGKATAN DERAJAD KESEHATAN MASYARAKAT

STUDI IMPLEMENTASI PROGRAM MOBIL SEHAT DALAM PENINGKATAN DERAJAD KESEHATAN MASYARAKAT STUDI IMPLEMENTASI PROGRAM MOBIL SEHAT DALAM PENINGKATAN DERAJAD KESEHATAN MASYARAKAT Dwi Endah Kurniasih Prgram Studi Kesehatan Masyarakat Universita Respati Ygyakarta d.endaah@yah.cm Abstrak Prgram Mbil

Lebih terperinci

Modul 3 Persoalan Kritis Dalam Membangun KSM Untuk Penghidupan

Modul 3 Persoalan Kritis Dalam Membangun KSM Untuk Penghidupan Modul 3 Persoalan Kritis Dalam Membangun KSM Untuk Penghidupan Peserta memahami dan menyadari berbagai tantangan dalam membangun KSM untuk mengembangkan penghidupan Kegiatan 1 : Curah pendapat mengenai

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C05. Relawan. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C05. Relawan. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS Relawan C05 Pemetaan Swadaya PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Alur dan GBPP OJT PS 1 Kegiatan 1 Curah Pendapat Harapan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanaan di SMP Negeri 2 Ambarawa Kabupaten Semarang. Lokasi penelitian tersebut berada di Jl.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman LEMBAR PENGESAHAN... i KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. Halaman LEMBAR PENGESAHAN... i KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... i KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 7 1.3 Tujuan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F12. Pelatihan Dasar 2. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F12. Pelatihan Dasar 2. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR Pelatihan Dasar 2 F12 Pemetaan Swadaya PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Memahami Pemetaan Swadaya 1 Kegiatan 1: Diskusi

Lebih terperinci

PENGAMBILAN CONTOH BENIH TEBU G2 DALAM BENTUK BUDSET DI KP. PASURUAN P3GI KAB. PASURUAN. Oleh : Nur Fatimah, S. TP PBT Pertama BBPPTP Surabaya

PENGAMBILAN CONTOH BENIH TEBU G2 DALAM BENTUK BUDSET DI KP. PASURUAN P3GI KAB. PASURUAN. Oleh : Nur Fatimah, S. TP PBT Pertama BBPPTP Surabaya PENGAMBILAN CONTOH BENIH TEBU G2 DALAM BENTUK BUDSET DI KP. PASURUAN P3GI KAB. PASURUAN I. Prfil P3GI Oleh : Nur Fatimah, S. TP PBT Pertama BBPPTP Surabaya Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indnesia (P3GI)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan peneliti yang juga sebagai guru mata pelajaran yang terlibat dalam penelitian

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : Inspektur Bendungan Tipe Urukan Klasifikasi : Pengawasan Bagian Sub Bidang Pekerjaan Bendungan Kualifikasi : Sertifikat IV (Empat) / Ahli

Lebih terperinci

Modul Pelatihan MODUL MP-1 I. DESKRIPSI SINGKAT

Modul Pelatihan MODUL MP-1 I. DESKRIPSI SINGKAT Modul Pelatihan MODUL MP-1 BUILDING LEARNING COMMITMENT (BLC) I. DESKRIPSI SINGKAT Dalam suatu pelatihan terutama pelatihan dalam kelas, bertemu sekelompok orang yang belum saling mengenal sebelumnya,

Lebih terperinci

PELATIHAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KOPERASI BAGI KELOMPOK TANI WANITA PANEN RAYA DI KANAGARIAN PADANG TAROK KEC. BASO KAB.

PELATIHAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KOPERASI BAGI KELOMPOK TANI WANITA PANEN RAYA DI KANAGARIAN PADANG TAROK KEC. BASO KAB. Prgram PPM PROGRAM STUDI Sumber Dana DIPA Universitas Andalas Besar Anggaran Rp 4.000.000,- Tim Pelaksana Riza Reni Yenti, Raudhatul Hidayah dan Wiladatika Fakultas Eknmi Lkasi Kab. 50 Kta, Sumatera Barat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Manjilala

PENDAHULUAN. Manjilala PENDAHULUAN Manjilala www.gizimu.wordpress.com PENDAHULUAN Selama ini Kader Posyandu lebih sering menjadi pelaksana kegiatan saja, bukan pengelola Posyandu. Pengelola Posyandu artinya bukan hanya melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor: P.52/Menhut-II/2006 TENTANG PERAGAAN JENIS TUMBUHAN DAN SATWA LIAR DILINDUNGI MENTERI KEHUTANAN,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor: P.52/Menhut-II/2006 TENTANG PERAGAAN JENIS TUMBUHAN DAN SATWA LIAR DILINDUNGI MENTERI KEHUTANAN, Menimbang: PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nmr: P.52/Menhut-II/2006 TENTANG PERAGAAN JENIS TUMBUHAN DAN SATWA LIAR DILINDUNGI MENTERI KEHUTANAN, 1. bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nmr 8 Tahun 1999 tentang

Lebih terperinci

Evaluasi Program Pelatihan

Evaluasi Program Pelatihan FORUM Evaluasi Program Pelatihan Oleh : M. Nasrul, M.Si Evaluasi pelatihan adalah usaha pengumpulan informasi dan penjajagan informasi untuk mengetahui dan memutuskan cara yang efektif dalam menggunakan

Lebih terperinci

PERANAN PEMERINTAH DESA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT. (Suatu Studi di Desa Tondei Kecamatan Motoling Barat) Oleh : Clinton Ridel Kumayas.

PERANAN PEMERINTAH DESA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT. (Suatu Studi di Desa Tondei Kecamatan Motoling Barat) Oleh : Clinton Ridel Kumayas. PERANAN PEMERINTAH DESA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (Suatu Studi di Desa Tndei Kecamatan Mtling Barat) Oleh : Clintn Ridel Kumayas Abstraksi Seperti yang menjadi masalah di desa Tndei saat ini adalah

Lebih terperinci

MATERI 1 PEMBAHASAN JADWAL. Manjilala

MATERI 1 PEMBAHASAN JADWAL. Manjilala MATERI 1 PERKENALAN DAN PEMBAHASAN JADWAL Manjilala www.gizimu.wordpress.com TUJUAN BELAJAR Peserta, pelatih, dan panitia dapat menciptakan suasana keakraban selama pelatihan Peserta dapat menyebutkan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK. agar pekerjaan jauh lebih efisien serta meminimalisir terjadinya human eror. Untuk

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK. agar pekerjaan jauh lebih efisien serta meminimalisir terjadinya human eror. Untuk BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK Berdasarkan hasil analisis sistem yang sedang berjalan pada CV. Sinergi Design, prses perhitungan gaji masih menggunakan rumus sendiri sehingga dalam prses pembuatan lapran

Lebih terperinci

PENERAPAN SERTIFIKASI PERKEBUNAN LESTARI

PENERAPAN SERTIFIKASI PERKEBUNAN LESTARI PENERAPAN SERTIFIKASI PERKEBUNAN LESTARI OLEH DIREKTUR TANAMAN TAHUNAN HOTEL SANTIKA, JAKARTA 29 JULI 2011 1 KRONOLOGIS FAKTA HISTORIS Sejak 1960-an dikalangan masyarakat internasional mulai berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan bagian yang sangat penting dalam knteks keberlanjutan suatu bangsa. Anak merupakan penentu kualitas sumber daya manusia serta kemajuan di masa

Lebih terperinci

Pembuatan Bahan Ajar Pada Kompetensi Dasar

Pembuatan Bahan Ajar Pada Kompetensi Dasar Pembuatan Bahan Ajar Pada Kmpetensi Dasar PEMBUATA BAHA AJAR PADA KOMPETESI DASAR MELAKSAAKA PROSEDUR KESELAMATA DA KESEHATA KERJA (K3) UTUK KELAS X TKR DI SMK TAMASISWA SURABAYA Mifachul Aziz S1 Pendidikan

Lebih terperinci

Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 02 Nomor 03 Tahun 2015,

Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 02 Nomor 03 Tahun 2015, Kajian Mral dan Kewarganegaraan. Vlume 02 mr 03 Tahun 2015, 636-650 IMPLEMETASI KURIKULUM 2013 PADA KELOMPOK MATA PELAJARA ORMATIF DI SEKOLAH MEEGAH KEJURUA EGERI 2 GAWI Aris Sants 11040254049 (PPKn, FIS,

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 64 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria ptimasi yang digunakan dalam menganalisis kelayakan usaha adalah dengan studi kelayakan bisnis yang berdasarkan beberapa aspek,

Lebih terperinci

Mengidentifikasi fokus pendampingan. Melaksanakan pendampingan sesuai kaidah pendampingan yang baik.

Mengidentifikasi fokus pendampingan. Melaksanakan pendampingan sesuai kaidah pendampingan yang baik. UNIT 7 BAGAIMANA MELAKUKAN PENDAMPINGAN YANG EFEKTIF? (Unit 7 ini khusus untuk Pelatihan Fasilitator) UNIT 7 BAGAIMANA MELAKUKAN PENDAMPINGAN YANG EFEKTIF? Pendahuluan Guru seringkali mengalami kesulitan

Lebih terperinci

USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH SEBAGAI DINAMISATOR DAN STABILISATOR PEREKONOMIAN INDONESIA

USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH SEBAGAI DINAMISATOR DAN STABILISATOR PEREKONOMIAN INDONESIA USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH SEBAGAI DINAMISATOR DAN STABILISATOR PEREKONOMIAN INDONESIA Sunars Fakultas Eknmi Universitas Slamet Riyadi Surakarta ABSTRACT Indnesia just cnvalesce frm ecnmic crisis

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. tumbuh berkembang secara harmonis dan optimal sehingga mampu. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.

I. TINJAUAN PUSTAKA. tumbuh berkembang secara harmonis dan optimal sehingga mampu. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. I. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani adalah suatu prses pendidikan yang diarahkan untuk mendrng, membimbing, mengembangkan dan membina kemampuan jasmaniah dan rhaniah

Lebih terperinci

TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT KALIWUNGU KENDAL TAHUN 2028 JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT KALIWUNGU KENDAL TAHUN 2028 JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Issue yang sedang hangat menjadi pembicaraan adalah rencana pemindahan aktivitas pelabuhan laut khusus penumpang lintas Semarang - Kumai pada Pelabuhan Tanjung Emas.Tanjung

Lebih terperinci

A. IDENTITAS B. DESKRIPSI MATAKULIAH C. TUJUAN MATAKULIAH

A. IDENTITAS B. DESKRIPSI MATAKULIAH C. TUJUAN MATAKULIAH A. IDENTITAS Nama Mata Kuliah : Sistem Infrmasi Akuntansi Kde Mata Kuliah : AKT 207 Tipe : Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB) Bbt SKS : 3 SKS / 3 JP Prasyarat : Aplikasi Kmputer Pengantar B. DESKRIPSI

Lebih terperinci

Kabupaten :. Kelompok Hutan :.

Kabupaten :. Kelompok Hutan :. Lampiran : Peraturan Direktur Jenderal Bina Prduksi Kehutanan Nmr : P.05/VI-SET/2005 Tanggal : 3 Agustus 2005 FORMAT PROPOSAL TEKNIS PENAWARAN DALAM PELELANGAN IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU DENGAN

Lebih terperinci

1. Pendahuluan Pembelajaran matematika dengan pendekatan tradisional didasarkan pada pandangan bahwa matematika sebagai strict body of knowledge yang

1. Pendahuluan Pembelajaran matematika dengan pendekatan tradisional didasarkan pada pandangan bahwa matematika sebagai strict body of knowledge yang 1. Pendahuluan Pembelajaran matematika dengan pendekatan tradisional didasarkan pada pandangan bahwa matematika sebagai strict body of knowledge yang meletakkan pondasi bahwa siswa adalah objek pasif,

Lebih terperinci

EVALUASI TEKNIK OPERASIONAL PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KABUPATEN TANAH LAUT ( Studi Kasus : Kecamatan Pelaihari )

EVALUASI TEKNIK OPERASIONAL PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KABUPATEN TANAH LAUT ( Studi Kasus : Kecamatan Pelaihari ) Prsiding Seminar Nasinal Manajemen Teknlgi III Prgram Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006 EVALUASI TEKNIK OPERASIONAL PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KABUPATEN TANAH LAUT ( Studi Kasus : Kecamatan

Lebih terperinci

JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL. Yang dibimbing oleh Roro Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E.

JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL. Yang dibimbing oleh Roro Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E. JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL Disusun dan diajukkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Operasinal (Praktikum) Yang dibimbing leh Rr Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E. Disusun Oleh :

Lebih terperinci

Analisa Tujuan Pembelajaran Pelatihan VCA dan PRA untuk Pelatih

Analisa Tujuan Pembelajaran Pelatihan VCA dan PRA untuk Pelatih Analisa Tujuan Pembelajaran dan untuk Pelatih Kompetensi Tujuan Pembelajaran Indikator Materi Belajar 1. Memahami konsep dasar dan Vulnerability and Capacity Assessment () atau asesmen kerentanan dan kapasitas

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: PER/219/M.PAN/7/2008 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA DAN ANGKA KREDITNYA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dalam sub bab ini akan membahas tentang deskripsi kondisi awal, analisis data, analisis deskriptif komparatif, hubungan antara variabel, hasil

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 203 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 203 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI (BPPT) PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 203 TAHUN 2011 TENTANG KURIKULUM DAN METODE PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menambah sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. menambah sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan pembelajaran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan Indonesia diarahkan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan sumber daya manusia. Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan telah banyak usaha yang

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Mdul 1 PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN OLEH : Prf. Dr. Ir. SURJONO H. SUTJAHJO, MS. Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup PASCASARJANA UNIVERSITAS PAKUAN Oktber 2010 I.

Lebih terperinci

5.1 Visi dan Misi Pembangunan Kota Kediri

5.1 Visi dan Misi Pembangunan Kota Kediri DOKUMEN KEBIJAKAN RUMUSAN VISI bab 5 Tujuan dan Kebijakan RPJM Prvinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014 Terwujudnya Jawa Timur ya Makmur dan Berakhlak dala Kerangka Negara Kesatuan Republik Indnesia RTRW Prvinsi

Lebih terperinci

Komentar dan Rekomendasi

Komentar dan Rekomendasi Lampiran 3. Frmat lapran evaluasi Visitasi PHK-PKPD (AIPKI) Kmentar dan Rekmendasi Nama Perguruan Tinggi : FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN Skema Reviewer : B : 1. Sri Asriyani 2. Hemma Yulfi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Desa Pandu Senjaya merupakan wilayah dengan potensi pengembangan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Desa Pandu Senjaya merupakan wilayah dengan potensi pengembangan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Desa Pandu Senjaya merupakan wilayah dengan potensi pengembangan perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Pangkalan Lada, Kabupaten Kotawaringin Barat, selain beberapa desa

Lebih terperinci

BAB I. 1.1 Definisi Judul

BAB I. 1.1 Definisi Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Judul Pasar : Tempat berlangsungnya transaksi jual beli barang dengan berbagai macam item, dan berjumlah banyak. Ikan knsumsi : Hewan yang hidup di air, baik di air tawar

Lebih terperinci

PRINSIP DAN KRITERIA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN INDONESIA (INDONESIAN SUSTAINABLE PALM OIL/ISPO) UNTUK USAHA KEBUN SWADAYA

PRINSIP DAN KRITERIA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN INDONESIA (INDONESIAN SUSTAINABLE PALM OIL/ISPO) UNTUK USAHA KEBUN SWADAYA LAMPIRAN VI PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TANGGAL : PRINSIP DAN KRITERIA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN INDONESIA (INDONESIAN SUSTAINABLE PALM OIL/ISPO) UNTUK USAHA KEBUN

Lebih terperinci

BAB PENDAHULUAN LATAR BELAKANG LAPORAN AKHIR

BAB PENDAHULUAN LATAR BELAKANG LAPORAN AKHIR BAB 1 PENDAHULUAN Bab iniberisilatarbelakang, maksudtujuandansasaran, ruanglingkuppekerjaan, landasanhukum, pendekatan dan metdlgi sertasistematikapenulisanlapran Akhirkegiatan penyusunanpersiapanpeninjauankembali

Lebih terperinci

KOMPETENSI PUSTAKAWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA YANG DIPERSYARATKAN MAMPU BERSAING DALAM MENGHADAPI MEA (MASYARAKAT EKONOMI ASEAN)

KOMPETENSI PUSTAKAWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA YANG DIPERSYARATKAN MAMPU BERSAING DALAM MENGHADAPI MEA (MASYARAKAT EKONOMI ASEAN) KOMPETENSI PUSTAKAWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA YANG DIPERSYARATKAN MAMPU BERSAING DALAM MENGHADAPI MEA (MASYARAKAT EKONOMI ASEAN) Oleh: Kurniasih Yuni Pratiwi* Pratiwikurnia399@gmail.cm Pustakawan Pertama

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal A. Aktivitas Pembelajaran Ekonomi Dalam kegiatan belajar mengajar maupun dalam penugasan, siswa cenderung pasif kurang termotivasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Atas dasar pemikiran tersebut, pendidikan karakter. dengan metode serta pembelajaran yang aktif.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Atas dasar pemikiran tersebut, pendidikan karakter. dengan metode serta pembelajaran yang aktif. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang mengembangkan nilainilai karakter bangsa pada diri peserta didik, sehingga peserta didik dapat memaknai karakter bangsa

Lebih terperinci

Konsultasi Publik Prosedur Remediasi & Kompensasi RSPO

Konsultasi Publik Prosedur Remediasi & Kompensasi RSPO Konsultasi Publik Prosedur Remediasi & Kompensasi RSPO 14 th Sept 2015 Sari Pan Pacific Hotel, Jakarta PREPARED BY: kompensasi Task Force Prosedur Remediasi and Kompensasi RSPO terkait Pembukaan Lahan

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI dan PENGEMBANGAN HIPOTESIS. determinan perilaku. Determinan perilaku adalah faktor-faktor yang membedakan

BAB II. LANDASAN TEORI dan PENGEMBANGAN HIPOTESIS. determinan perilaku. Determinan perilaku adalah faktor-faktor yang membedakan 7 BAB II LANDASAN TEORI dan PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teri 2.1.1 Teri Penetapan Tujuan (Gal Setting) Teri penetapan tujuan adalah prses kgnitif membangun tujuan dan merupakan determinan perilaku.

Lebih terperinci

Amnesti Pajak materi lengkap diperoleh dari pajak.go.id

Amnesti Pajak materi lengkap diperoleh dari pajak.go.id Amnesti Pajak materi lengkap diperleh dari pajak.g.id Jul 2016 - Frm: www.itkind.rg (free pdf - Manajemen Mdern dan Kesehatan Masyarakat) 1 Daftar Isi Ruang Lingkup (ringkas)... 3 Tarif... 4 Repatriasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 50 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Tindakan 4.1.1 Siklus 1 4.1.1.1 Rencana Tindakan Praktek pembelajaran pada siklus 1 dengan Standar Kompetensi: 7. Memahami perubahan yang terjadi di

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Peneliatian dilakukan di SD Negeri Ujung-ujung 02 merupakan SD yang terletak di Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. SD Negeri Ujung-ujung 02 berada

Lebih terperinci

PB 5. Pembangunan Desa Dan Partisipasi Masyarakat

PB 5. Pembangunan Desa Dan Partisipasi Masyarakat PB 5 Pembangunan Desa Dan Partisipasi Masyarakat SPB 5.1 Peran Masyarakat Dalam Musyawarah Desa Tujuan Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat: 1. Mampu menjelaskan Musyawarah Desa sebagai bentuk

Lebih terperinci