BAB PENDAHULUAN LATAR BELAKANG LAPORAN AKHIR
|
|
- Handoko Yuwono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 1 PENDAHULUAN Bab iniberisilatarbelakang, maksudtujuandansasaran, ruanglingkuppekerjaan, landasanhukum, pendekatan dan metdlgi sertasistematikapenulisanlapran Akhirkegiatan penyusunanpersiapanpeninjauankembali RTRW Kta Surakarta Tahun LATAR BELAKANG Penataanruangmerupakan prses dinamisdalamrangkamewujudkantujuanrencanatataruang. Tujuan telahdisusundalamjangka 20 tahunkedepandalamrencanatataruangwilayahktaseringkalitidaksesuaidengankenyataan terjadidilapangan. Ketidaksesuaianinidisebabkanlehfaktr-faktr mempengaruhikinerjarencanatataruang.diantaranyaadalahpengaruheknmibaik reginal maupun glbal, adanyaperubahancarapandangdanukuran, terdapatperubahankebijakanbaik reginal maupunpusat, terdapat prses pemanfaatanruang tidaksesuaidenganrencanatataruang, faktrhambatanalamsepertiadanyabencana, sertaperubahansistemruangkta. Hal- PP haltersebutmendasariperlunyadilakukanrevisiterhadaprencanatataruang. Mekanismerevisirencanatataruangdiaturdalamm UU N. 26 Tahun 2007 tentangpenataanruangdan N. 15 Tahun 2010 tentangpenyelenggaraanpenataanruang. Sebagaimanadiamanahkankeduaperaturanperundangantersebut, sebelumdilakukanrevisirencanatataruang, harusdilakukankegiatanpeninjauankembali.peninjauankembalirencanatataruangakanmenghasilkanrek mendasiberuparencanatataruangtetapberlakusesuaidenganmasaberlakunya, ataurencanatataruang adaperludirevisi. Sehingga, revisirencanatataruanghanyadapatdilakukansetelahadakegiatanpeninjauankembali. 1-1 PersiapanPeninjauanKembali RTRW Kta Surakarta Tahun
2 Kegiatanpeninjauankembalirencanatataruangdilakukandalamrangkamelihatkesesuaianantararencanat ataruangdankebutuhanpembangunan memperhatikanperkembanganlingkunganstrategisdandinamika internal, sertapemanfaatanruang.kndisilingkunganstrategis dimaksudmerupakanperistiwaataukndisi terjadi dapatmempengaruhi prses pencapaiantujuanpenataanruang. Sementaraitu, dinamika internal merupakandinamikapembangunan berkaitandenganperkembanganparadigmapemikiran, kebijakan, perkembanganteknlgi, penemuansumberdayaalam, perubahanperilakussialdaneknmi mempengaruhikinerjarencanatataruang. Kegiatanpenataanruang di Kta Surakarta saatinidilandaskanpadaperda N. 1 Tahun 2012 tentangrencana Tata Ruang Wilayah Kta Surakarta Tahun Secaraumum, perdainimemuatmateritentangtujuan, kebijakan, strategipenataanruang, rencanastrukturdanplaruang, penetapankawasanstrategis, arahanpemanfaatanruangdanketentuanpengendalianpemanfaatanruang.sebagaimanadiaturdidalamp asal 26 ayat (5) UU Nmr 26 Tahun 2007 tentangpenataanruang, peninjauankembalirencanatataruangdapatdilakukan 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun. Sejakditetapkanhingga 3 tahunpelaksanaannyasaatini, ditengaraiterdapatbeberapakndisidanpermasalahansaatini kurangsesuaidengan RTRW Kta Surakarta berlaku.sehingga, dalamrangkapersiapanpeninjauankembali RTRW Kta Surakarta, padatahunanggaran 2015 inidilakukanpeninjauankembaliterhadapperda N. 1 Tahun 2012 tentang RTRW Kta Surakarta tahun Peninjauankembali RTRW Kta Surakarta akanmeliputiidentifikasiterhadapkndisilingkunganstrategisdandinamika internal mempengaruhikinerjarencanatataruang. 1.2 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN Maksud Maksuddilaksanakankegiataniniadalahuntukpersiapanpeninjauankembalipelaksanaan RTRW Kta Surakarta Tahun melaluiidentifikasikndisilingkunganstrategisdandinamikapembangunan mempengaruhipelaksanaan RTRW, sebagaiindikatruntukmenilaiapakahmuatan RTRW masihberkualitasdansahihuntukacuanpenataanruang Kta Surakarta hinggatahun Tujuan Tujuandilaksanakannyakegiataniniadalah: 1. Menilai kelengkapan muatan RTRW berdasarkan Pedman Penyusunan RTRW Kta dan muatan lainnya berdasarkan kearifan lkal Kta Surakarta; 2. Mengidentifikasi muatan RTRW Kta Surakarta Tahun belum berdasarkan pada aturan peraturanperundangan berlaku; 3. Mengidentifikasi dinamika/kebutuhan pembangunan berkembang selama ini dan berindikasi tidak sejalan dengan muatan RTRW Kta Surakarta Tahun ; dan 4. Mengidentifikasi aspek-aspek perlu direvisi terhadap materi Perda N. 1 Tahun 2012 tentang RTRW Kta Surakarta Tahun Sasaran Sasaranpenyusunanpekerjaaniniadalah: 1. Terumuskannya rekmendasi hasil peninjauan kembali Perda N. 1 Tahun 2012 tentang RTRW Kta Surakarta Tahun ; 2. Terumuskannya bahan acuan pemerintah Kta Surakarta dalam pelaksanaan kegiatan peninjauan kembali rencana tata ruang; 3. Tersusunnya acuan pertimbangan dalam prses perijinan terhadap masalah-masalah memiliki dampak kebijakan maupun ssial, namun belum diatur dalam kebijakan RTRW Kta Surakarta Tahun ; dan 4. Tersusunnya acuan pertimbangan dalam kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang. 1.3 RUANG LINGKUP Ruang Lingkup Substansi Ruanglingkuppenyusunanpekerjaaniniadalah: 1. Identifikasi permasalahan kebijakan dalam Perda N. 1 Tahun 2012 tentang RTRW Kta Surakarta Tahun ; 2. Mengidentifikasi jenis kndisi lingkungan strategis dan dinamika pembangunan mempengaruhi kinerja RTRW Kta Surakarta Tahun ; dan 3. Merumuskan bagian-bagian dalam RTRW Kta Surakarta Tahun perlu direvisi Ruang Lingkup Wilayah Kajian AdapunruanglingkupKegiatanPenyusunanPersiapanPeninjauanKembali RTRW Kta Surakarta Tahun berada di wilayahadministrasi Kta Surakarta terdiridari 5 Kecamatan. Kta Surakarta berbatasansebelahutaraberbatasandengankabupatankaranganyardanbylali, sebelahtimurberbatasandengankabupatensukharjdankaranganyar, sebelahselatandengankabupatensukharjsertasebelahbaratberbatasandengankabupatensukharjd ankaranganyar. Secaraastrnmis Kta Surakarta terletakpada BT dan LS. 1.4 LANDASAN HUKUM Referensi hukum mendasari pelaksanaan Penyusunan PersiapanPeninjauanKembaliRTRW Kta Surakarta Tahun adalah : 1. Undang-undang Nmr 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang 2. Undang-undang Nmr 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengellaan Lingkungan Hidup 3. Undang-Undang Nmr 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah 4. Peraturan Pemerintah Nmr 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasinal 5. Peraturan Pemerintah Nmr 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang 1-2 PersiapanPeninjauanKembali RTRW Kta Surakarta Tahun
3 6. Peraturan Daerah PrvinsiJawa Tengah Nmr 6 Tahun tentang RTRW Prvinsi Jawa Tengah Tahun Peraturan Daerah Kta Surakarta N. 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kta Surakarta Tahun Gambar1.1 Jenis Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang 1.5 PENDEKATAN PEKERJAAN (PROSES PENINJAUANN KEMBALI) Peninjauan kembali dan/atau penyempurnaan Rencana Tata Ruang Wilayah kta (RTRWK) merupakan suatu prses dilakukansecara berkala selama jangka waktu perencanaan berjalan agar selalu memiliki suatu rencana tata ruang berfungsi seperti ditetapkan dalam UU N. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Peninjauan kembali rencanaa tata ruang tersebut bertujuan untuk melihat kesesuaian antara rencana tata ruang dan kebutuhan pembangunan memperhatikan perkembangan lingkungan strategis dan dinamika internal, serta pelaksanaan pemanfaatan ruang. Faktr-faktr adanya peninjauan kembali rencana tata ruang wilayah adalah sebagai berikut: Faktr eksternal: 1. Adanya perubahan dan atau penyempurnaan peraturan 2. Adanya perubahan 3. Adanya paradigma baru pembangunan dan atau penataan ruang 4. Adanya perkembangan Iptek 5. Adanya bencana alam Faktr Internal : 1. Kualitas RTRW kabupaten/kta rendah 2. Pengertian dan kmitmen aparat masih rendah 3. Perubahan/pergeseran nilai-nilai Sumber: PedmanKriteriadan Tata Cara PeninjauanKembaliRencana Tata Ruang Wilayah, 2014 Prses peninjauan kembali RTRW menghasilkan rekmendasi tindak lanjut, dimana rekmendasi tersebut terdiri dari rekmendasi bahwa RTRW perlu direvisi maupun tidak perlu direvisi. Jika RTRW perlu direvisi, maka kemudian dilakukan penyempurnaan terhadap RTRW tersebut. Secaraa umum, prses peninjauan RTRW dapat dilihat pada bagan berikut ini: Gambar1.2 Kedudukan Peninjauan Kembali dalam Perencanaan Tata Ruang 4. Kekurangtegasan aparat dalam pengendalian pemanfaatan ruang Berdasarkan waktu pelaksanaannya, peninjauan kembali RTRW dapat dilakukan satu kali dalam lima tahun maupun lebih dari satu kalidalam lima tahun. Secara lebih detail, peninjauan kembali tersebut dapat dilihat pada bagan berikut: 1-3 PersiapanPeninjauanKembali RTRW Kta Surakarta Tahun
4 Perencanaan Tata Ruang RTRW PeninjauanKe mbali RTRW evaluasi terhadap kesahihan rencana tata ruang merupakan evaluasi kesesuaian antara RTRW dengan perkembangan peraturan perundang-undangan terkait. c. Evaluasi terhadap pemanfaatan rencana tata ruang Evaluasi ini dilakukan dengan melihat kesesuaian rencana pemanfaatan ruang dalam RTRW dengan pelaksanaannya di lapangan. Evaluasi ini dilakukan melalui penilaian simpangan antara rencana tata ruang dengan kndisi nyata di lapangan dan pelaksanaan prgramprgram direncanakan dalam RTRW dengan implementasi pelaksanaannya. Revisi TidakRevis i Berdasarkan jenisnya, peninjauan kembali RTRW Kta Surakarta Tahun merupakan kajian review dilakukan 1 kali dalam 5 tahun. Adapun prses peninjauan kembali dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: 1. Pengkajian Pengkajian terhadap RTRW merupakan suatu prses kegiatan bertujuan untuk mengumpulkan data dan infrmasi RTRW berupa materi muatan RTRW meliputi peta, rencana struktur ruang, rencana pla ruang, indikasi prgram, kebijakan dan/atau peraturan perundang-undangan mempengaruhi kegiatan penetaan ruang, dan lain-lain. Kajian terhadap RTRW dan realisasi pemanfaatan ruang dilakukan dengan memperhatikan wujud keharmnisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan di lapangan, keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan ketersediaan sumber daya manusia, dan perlindungan terhadap lingkungan dari akibat negatif pemanfaatan ruang. 2. Evaluasi Evaluasi terhadap RTRW merupakan tindakan menganalisis tingkat kualitas, kesahihan RTRW, dan kesesuaian pemanfaatan ruang terhadap rencana struktur ruang dan pla ruang pada RTRW disahkan. a. Evaluasi terhadap kualitas rencana tata ruang Evaluasi terhadap kualitas rencana tata ruang dilakukan melalui penilaian terhadap: PeninjauanKembali RTRW Dilakukan 1 Kali dalam 5 Tahun kesesuaian peraturan pedman penyusunan RTRW kelengkapan dan kedalaman pengaturan muatan materi kebutuhan pembangunan PeninjauanKembali RTRW DilakukanLebih Dari 1 Kali dalam 5 Tahun Sumber: PedmanKriteriadan Tata Cara PeninjauanKembaliRencana Tata Ruang Wilayah, 2014 kesesuaian muatan materi dengan karakteristik daerah kesesuaian dengan dinamika internal berkembang b. Evaluasi terhadap kesahihan rencana tata ruang Rekmendasi TindakLanjut Dilakukan melalui penilaian terhadap kesesuaian pengaturan rencana struktur pla ruang, rencana pla ruang, penetapan kawasan strategis, ketentuan pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemafaatan dengan ketentuan peraturan perundangan. Dengan kata lain, Kriteria Adanya Simpangan 1. Kriteria simpangan dalam pemanfaatan RTRW Acuan pelaksanaan pembangunan Pemanfaatan sesuai dengan arahan Ditetapkan dan disahkan sebagai Perda Diseminarkan ke setiap sektr Acuan sektr dalam penyusunan rencana, pembiayaan dan pentahapan Prperda Acuan dalam pelaksanaan Tidak menimbulkan knflik kepentingan Tidak menimbulkan dampak bermasalah bagi masyarakat Tidak adanya pengaduan masyarakat yg menginfrmasikan ketidaksesuaian RTRW 2. Kriteria Simpangan dalam pengendalian RTRW Adanya sistem infrmasi pemantauan dan pelapran yg handal Mekansime perizinan sesuai dengan RTRW Evalusi pelaksanaan prgram pembangunan, implementasi ruang, dan perizinan pemanfaatan ruang Perangkat insentif terhadap arahan kegiatan di RTHK Denda atau sangsi terhadap pelanggaran 3. Penilaian Penilaian merupakan hasil evaluasi data dan infrmasi menghasilkan: a. Penilaian kualitas dan kesahihan rencana tata ruang; dan b. Tingkat permasalahan pemanfaatan ruang berupa simpangan pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang ditinjau kembali. 4. Perumusan rekmendasi tindak lanjut Peninjauan kembali rencana tata ruang dapat menghasilkan rekmendasi berupa: a. Rencana tata ruang ada dapat tetap berlaku sesuai dengan masa berlakunya ( tidak perlu revisi) Apabila peninjauan kembali RTRW menghasilkan rekmendasi tidak perlu dilakukan revisi terhadap RTRW, maka RTRW ada tetap berlaku sesuai dengan masa berlakunya dan dapat disertai dengan usulan untuk peningkatan kualitas pelaksanaan RTRW. RTRW tidak perlu direvisi jika memenuhi persyaratan: Kualitas RTRW baik. 1-4 PersiapanPeninjauanKembali RTRW Kta Surakarta Tahun
5 Kualitas RTRW dinyatakan baik jika materi RTRW sudah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-udangan tentang pedman penyusunan RTRW, kearifan lkal, kebutuhan pembangunan, dan dinamika internal ada dalam suatu wilayah. RTRW sahih RTRW dinyatakan sahih apabila ketentuan pengaturan rencana struktur pla ruang, rencana pla ruang, penetapan kawasan strategis, ketentuan pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemafaatan ruang masih sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan. Tidak terdapat simpangan pemanfaatan ruang. RTRW dinyatakan tidak ada simpangan apabila rencana tata ruang dalam RTRW sesuai dengan kndisi nyata di lapangan serta prgram-prgram direncanakan dalam RTRW sesuai dengan pelaksanaannya di lapangan. b. Rencana tata ruang ada perlu direvisi. Jika rekmendasi dihasilkan perlu direvisi, maka perlu dilakukan penyempurnaan rencana tata ruang berdasarkan rekmendasi tindak lanjut hasil pelaksanaan peninjauan kembali. Apabila peninjauan kembali rencana tata ruang menghasilkan rekmendasi, revisi rencana tata ruang dilaksanakan dengan tetap menghrmati hak dimiliki rang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Rekmendasi perlunya dilakukan revisi terhadap RTRW dilakukan apabila: Kualitas RTRW tidak baik. Kualitas RTRW dinyatakan tidak baik jika : 1) materi RTRW tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-udangan tentang pedman penyusunan RTRW; 2) nilai-nilai kearifan lkal tidak diakmdir dalam muatan RTRW; 3) terdapat kebutuhan pembangunan tidak diakmdir dalam muatan RTRW; atau 4) terdapat dinamika internal dapat mempengaruhi pelaksanaan RTRW. Gambar 1. 3 PENINJAUAN KEMBALI RTRW PENETAPAN Prses Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Dilakukan Satu Kali dalam Lima Tahun SK MENTERI SK GUBERNUR SK BUPATI/WALIKOTA PENGKAJIAN Tim Pelaksana: 1. Pemerintah, pemerintah prvinsi, atau pemerintah kabupaten/kta 2. Perguruan tinggi 3. Lembaga penelitian Pengumpulan data, dkumentasi, dan infrmasi: 1. Dkumen RTRW (tujuan, kebijakan dan strategi; rencana struktur ruang; dan rencana pla ruang) 2. Indikasi Prgram RTRW 3. Peta RTRW RTRW tidak sahih RTRW dinyatakan tidak sahih apabila ketentuan pengaturan rencana struktur pla ruang, rencana pla ruang, penetapan kawasan strategis, ketentuan pemanfaatan ruang, atau pengendalian pemafaatan ruang sudah tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan. Terdapat simpangan pemanfaatan ruang PELAKSANAAN EVALUASI Kualitasrencanatataruang: 1. Lengkap/tidaknya materi muatan rencana tata ruang 2. Baik/buruknya kedalaman materi muatan rencana tata ruang 3. Ada/tidaknya kebutuhan pembangunan 4. Ada/tiidaknya perubahan kebijakan RTRW dinyatakan ada simpangan apabila rencana tata ruang dalam RTRW tidak sesuai dengan kndisi nyata di lapangan ( diharapkan) atau prgram -prgram direncanakan dalam RTRW tidak sesuai dengan pelaksanaannya di lapangan. Kesahihanrencanatataruang: Sesuai/tidaknyadenganperaturanperundangundangan terkait Simpanganrencanatataruang: 1. Sesuai/tidaknya rencana pemanfaatan ruang dengan kndisi di lapangan 2. Ada/tidaknya dinamika pembangunan 1-5 PersiapanPeninjauanKembali RTRW Kta Surakarta Tahun PENILAIAN
6 Pada bab ini berisi rekmendasi saran penyempurnaanuntuk RTRW Kta Surakarta Tahun SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN Untuk memudahkan pemahaman terhadap isi lapran akhirini, maka sistematika pembahasan dibagi menurut bab-bab sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang, maksud, tujuan dan sasaran, ruang lingkup, landasan hukum, pendekatan dan metdlgi serta sistematika penulisan lapran antara. BAB 2 RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SURAKARTA TAHUN Pada bab ini dijelaskan mengenai kajian kebijakan yaitu Perda Kta Surakarta Nmr 1 Tahun 2012 TentangRencana Tata Ruang Wilayah Kta Surakarta Tahun danbeberapakebijakanpembangunan Kta Surakarta. Materi dibahas pada bab ini meliputi tujuan penataan ruang, kebijakan dan strategi, rencana struktur ruang, rencana pla ruang dan penetapan kawasan strategis di Kta Surakarta. BAB 3 GAMBARAN UMUM KOTA SURAKARTA Pada bab ini dijelaskan mengenai gambaran umum Kta Surakarta meliputi kndisi gegrafis dan administratif, kndisi fisikdasar, penggunaan lahan, kebencanaan, kndisidemgrafi, saranaprasaranadankndisipereknmian ada di Kta Surakarta. BAB 4 KAJIAN REVIEW RTRW KOTA SURAKARTA TAHUN Kajian persiapanpeninjauankembali RTRW Kta Surakarta meliputi 3 halyaitukajian (identifikasi), evaluasidanpenilaianterhadapmateri tertuangdidalamperda Kta Surakarta Nmr 1 Tahun 2012 tentang RTRW Kta Surakarta Tahun BAB 5REKOMENDASI 1-6 PersiapanPeninjauanKembali RTRW Kta Surakarta Tahun
PENINJAUAN KEMBALI RTRW KABUPATEN/KOTA
PENINJAUAN KEMBALI RTRW KABUPATEN/KOTA Pengertian: Peninjauan kembali atau penyempurnaan RTRW Kabupaten / Kota Proses yang dilakaukan secara berkala agar daerah selalu memiliki rencana tata ruang yang
Lebih terperinci1.1. Latar Belakang. Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Isu-isu strategis
pada desain terpadu antara tata guna lahan, berbagai elemen rancang lingkungan serta sarana dan prasarana lingkungan. Oleh karena itu, melalui prgram Penataan Lingkungan Berbasis Kmunitas (PLP-BK) maka
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tamba
No.661, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ATR/BPN. Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2017
Lebih terperinciJenis Informasi yang Terbuka dan Dikecualikan
Jenis Infrmasi yang Terbuka dan Dikecualikan Kelmpk Infrmasi Publik yang diatur dalam UU KIP mencakup Infrmasi Publik yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkala; Infrmasi Publik yang wajib diumumkan
Lebih terperinciNILAI-NILAI BERSAMA KEMITRAAN PLATFORM PANTAU GAMBUT
NILAI-NILAI BERSAMA KEMITRAAN PLATFORM PANTAU GAMBUT Dkumen ini mendefinisikan misi, tujuan, tata kella, dan prinsip-prinsip perasinal Pantau Gambut yang perlu disepakati bersama leh para rganisasi mitra.
Lebih terperinciPEMAHAMAN PENINJUAN KEMBALI RTRW KABUPATEN. Bab 2.1 KEDUDUKAN PENINJAUAN KEMBALI DALAM SISTEM PENATAAN RUANG
Bab 2 PEMAHAMAN PENINJUAN KEMBALI RTRW KABUPATEN Proses perencanaan merupakan proses yang terus berlanjut bagaikan suatu siklus. Demikian halnya dengan sebuah produk rencana tata ruang seperti RTRW Kabupaten,
Lebih terperinciMENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENINJAUAN
Lebih terperinciLKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB
LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG 009-013 I BAB I LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG 009-013 A. VISI DAN MISI DAERAH V isi merupakan gambaran bersama mengenai masa depan, berupa kmitmen murni,
Lebih terperinciVISI MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. LOMBOK BARAT
VISI MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. LOMBOK BARAT 4.1. Visi dan Misi Visi adalah gambaran realistis masa depan yang ingin diwujudkan dalam kurun waktu
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN
PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN a) LATAR BELAKANG DAN DASAR HUKUM BPK mempunyai kewenangan untuk melakukan pemeriksaan keuangan,kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu
Lebih terperinciPenyusunan Materi Teknis Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai Tahun ;
BAB 8 HAK, KEWAJIBAN, DAN PERAN MASYARAKAT Peran masyarakat dalam penataan ruang, tidak hanya diwujudkan dalam kegiatan penyampaian aspirasi dan informasi pada tahap penyusunan Rencana Tata Ruang. Pelibatan
Lebih terperinciKomentar dan Rekomendasi
Lampiran 3. Frmat lapran evaluasi Visitasi PHK-PKPD (AIPKI) Kmentar dan Rekmendasi Nama Perguruan Tinggi : FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN Skema Reviewer : B : 1. Sri Asriyani 2. Hemma Yulfi
Lebih terperinciEvaluasi dalam Kebijakan Spasial
Evaluasi dalam Kebijakan Spasial Anindita Wilandari 3613100026 Chikita Yusuf W. 3613100030 Wiratama Adi N 3613100028 Dian Fajar N 3613100036 Azizah Faridha E. 3613100046 The Team Kegiatan Evaluasi RTR
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2012 TENTANG
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI
Lebih terperinciNotulensi Rapat Kerja Pencanangan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Pemda Birawa Bidakara, 28 Mei 2013
Ntulensi Rapat Kerja Pencanangan Pelaksanaan Refrmasi Birkrasi Pemda Birawa Bidakara, 28 Mei 2013 Peserta : Kepala Daerah dan Ketua DPRD seluruh Indnesia Agenda : Pencanangan Pelaksanaan Refrmasi Birkrasi
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PERDA 2012 PERATURAN DAERAH NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2012 ABSTRAK: -bahwa untuk memenuhi ketentuan
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tamba
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.966, 2017 KEMEN-ATR/BPN. Penetapan Perda tentang RTRWP dan RTRWK. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG
Lebih terperinciPEDOMAN PENINJAUAN KEMBALI RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN
Lampiran IV : Keputusan Menteri Kimpraswil Nomor : 327/KPTS/M/2002 Tanggal: 12 Agustus 2002 PEDOMAN PENINJAUAN KEMBALI RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN DAFTAR ISI BAB I PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA PENGADILAN TINGGI AGAMA GORONTALO TAHUN 2016
LAPORAN KINERJA PENGADILAN TINGGI AGAMA GORONTALO TAHUN 2016 Pengadilan Tinggi Agama Grntal Jl. Tinalga N. 5 Kta Grntal Telp. 0435-831591 Fax. 0435-831625 E-mail: admin@pta-grntal.g.id KATA PENGANTAR Assalamualaikum
Lebih terperinciTERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT KALIWUNGU KENDAL TAHUN 2028 JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Issue yang sedang hangat menjadi pembicaraan adalah rencana pemindahan aktivitas pelabuhan laut khusus penumpang lintas Semarang - Kumai pada Pelabuhan Tanjung Emas.Tanjung
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA. A. Konsep Kemitraan Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
20 BAB III TINJAUAN PUSTAKA A. Knsep Kemitraan Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa 1. Teri Kemitraan Secara teritis, Eisler dan Mnturi (1997) membuat pernyataan yang menarik yang berbunyi bahwa memulai
Lebih terperinci- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION
- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBAB I STANDARA OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG
BAB I STANDARA OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG A. Tujuan Standar Operasinal Prsedur (SOP) Pengabdian Masyarakat ini dimaksudkan untuk : 1. Transparansi
Lebih terperinciMENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENINJAUAN
Lebih terperinciKEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG
Oleh : Ir. Bahal Edison Naiborhu, MT. Direktur Penataan Ruang Daerah Wilayah II Jakarta, 14 November 2013 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG Pendahuluan Outline Permasalahan
Lebih terperinciPedoman Perlidungan Kawasan Ekosistem Esensial
Rancangan Peraturan Menteri LHK tentang Pedman Perlidungan Kawasan Eksistem Esensial Bgr 7 Mei 2018 Direktrat Jenderal Knservasi Sumber Daya Alam dan Eksistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Lebih terperinciDisampaikan oleh: DR. Dadang Rukmana
Disampaikan oleh: DR. Dadang Rukmana Denpasar, 15 Desember 2010 2 P E R M A S A L A H A N A. PERKOTAAN (URBAN) Kemacetan Sumber: http://beworosidarkas ih.wordpress.com/2010/06/29/beberapaide-untuk -mengatas
Lebih terperinciFORMAT SURAT KEPUTUSAN MENTERI, KEPUTUSAN GUBERNUR, DAN KEPUTUSAN BUPATI/WALIKOTA TENTANG PENETAPAN PELAKSANAAN PENINJAUAN KEMBALI
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENINJAUAN KEMBALI RENCANA TATA RUANG WILAYAH FORMAT SURAT KEPUTUSAN MENTERI,
Lebih terperinciPENINJAUAN KEMBALI IV-1. Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten
BAB IV TATA CARA BAKU PENINJAUAN KEMBALI 4.1 TAHAP EVALUASI DATA DAN INFORMASI Pada tahap ini dikumpulkan data mengenai pemanfaatan ruang kabupaten yang sudah berlangsung dan dibandingkan dengan strategi
Lebih terperinciMENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMANTAUAN
Lebih terperinciMENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN PERSETUJUAN SUBSTANSI
Lebih terperinciBUKU INDIKASI KAWASAN HUTAN & LAHAN YANG PERLU DILAKUKAN REHABILITASI TAHUN 2003
BUKU INDIKASI KAWASAN HUTAN & LAHAN YANG PERLU DILAKUKAN REHABILITASI TAHUN 2003 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki nilai eknmi, eklgi dan ssial
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tamb
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1184, 2017 KEMEN-ATR/BPN. Pedoman Pemantauan dan Evaluasi Pemanfaatan Ruang. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sejarah Singkat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum Direktrat Jenderal Bea dan Cukai 2.1.1 Sejarah Singkat Direktrat Jenderal Bea dan Cukai Bea dan Cukai merupakan institusi glbal yang hampir semua negara
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Penyusunan Sistem Informasi/Data Base Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukamara TAHUN ANGGARAN 2014
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Penyusunan Sistem Infrmasi/Data Base Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukamara TAHUN ANGGARAN 2014 A. LATAR BELAKANG Kebijakan pembinaan kebinamargaan sejalan
Lebih terperinciTOR. Rencana Kajian Perubahan PERPRES NOMOR 87 TAHUN 2011
TOR Rencana Kajian Perubahan PERPRES NOMOR 87 TAHUN 2011 tentang RENCANA TATA RUANG KAWASAN BBK DISIAPKAN : SUBAG. PENGEMBANGAN WILAYAH - BP BATAM TA. 2014 I.1 KEDUDUKAN BATAM DI ERA OTONOMI DAERAH Sesuai
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
1 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pemanfaatan ruang wilayah nasional
Lebih terperinciPAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS
PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS SESI PANEL MENTERI - RAKERNAS BKPRN TAHUN 2015 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Jakarta, 5 November 2015 DAFTAR ISI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penataan Ruang sebagai suatu sistem proses perencanaan tata ruang,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penataan Ruang sebagai suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan
Lebih terperinciMateri Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya Bab VIII
Bab VIII 8.1 KELEMBAGAAN Lembaga penataan ruang memegang peran krusial dalam proses penataan ruang. Hal ini mengingat proses penataan ruang memerlukan lembaga yang kredibel terutama dalam pengendalian
Lebih terperinciDRAFT PEDOMAN RENCANA KAWASAN TRANSMIGRASI
DRAFT PEDOMAN RENCANA KAWASAN TRANSMIGRASI WORKSHOP PERENCANAAN PEMBANGUNAN KAWASAN TRANSMIGRASI Integrasi Perencanaan Kawasan Transmigrasi dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kamis, 14 November 2013 Page
Lebih terperinciMATRIK PERUBAHAN UNDANG UNDANG NO 2 TAHUN 2008 KE UNDANG UNDANG NO 2 TAHUN 2011 TENTANG PARTAI POLITIK
MATRIK PERUBAHAN UNDANG UNDANG NO 2 TAHUN 2008 KE UNDANG UNDANG NO 2 TAHUN 2011 TENTANG PARTAI POLITIK Pasal UU 2 tahun 2008 UU 2 tahun 2011 Penjelasan Pasal 1 Departemen adalah Departemen yang Kementerian
Lebih terperinciPROSES REGULASI PERATURAN DAERAH RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN/KOTA (PERDA RTRWK)
PROSES REGULASI PERATURAN DAERAH RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN/KOTA (PERDA RTRWK) Disampaikan oleh : Dr. H. Sjofjan Bakar, MSc Direktur Fasilitasi Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup Pada Acara
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N
BAB I P E N D A H U L U A N A. Dasar Pemikiran Bahwa sebagai salah satu upaya untuk memajukan kebudayaan daerah, Perpustakaan, Kearsipan, dan Dkumentasi merupakan wahana pelestarian kekayaan budaya, serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. KLHS Raperda RTR Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kawasan Pantai Utara Jakarta ditetapkan sebagai kawasan strategis Provinsi DKI Jakarta. Areal sepanjang pantai sekitar 32 km tersebut merupakan pintu gerbang dari
Lebih terperinciPENANGANAN KASUS PELANGGARAN PEMANFAATAN RUANG (DALAM RANGKA WORKSHOP DAN STUDI KASUS PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG)
PENANGANAN KASUS PELANGGARAN PEMANFAATAN RUANG (DALAM RANGKA WORKSHOP DAN STUDI KASUS PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG) PENANGANAN KASUS PELANGGARAN PEMANFAATAN RUANG (Dalam Rangka Workshop dan Studi Kasus
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG
PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016-2035 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciAmnesti Pajak materi lengkap diperoleh dari pajak.go.id
Amnesti Pajak materi lengkap diperleh dari pajak.g.id Jul 2016 - Frm: www.itkind.rg (free pdf - Manajemen Mdern dan Kesehatan Masyarakat) 1 Daftar Isi Ruang Lingkup (ringkas)... 3 Tarif... 4 Repatriasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR DINAS TATA RUANG, PERUMAHAN, KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN
BAB I PENDAHULUAN 1.I. LATAR BELAKANG Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencanan tata ruang. Penyusunan dan
Lebih terperinci- Perencanaan dan Penyusunan Program
Manajemen Prgram Kegiatan manajemen pryek meliputi kegiatan untuk mendukung persiapan pelaksanaan pryek, penyediaan fasilitas dalam perasinal, krdinasi kegiatan pryek di pusat maupun daerah, dan pelaksanaan
Lebih terperinciAnalisa dan Usulan Kegiatan Berdasarkan Fungsi Yang Diselenggarakan Direktorat Pemantauan dan Pembinaan Pertanahan
Analisa dan Usulan Kegiatan Berdasarkan Fungsi Yang Diselenggarakan Direktorat Pemantauan dan Pembinaan Pertanahan I. Dasar Hukum a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Lebih terperinciBadan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lombok Timur
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lmbk Timur KATA PENGANTAR Penyusunan Rencana Kerja (Renja) merupakan faktr mendasar agar pembangunan disegala bidang lebih terarah sesuai dengan tujuan dan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
Lebih terperinciP E N D A H U L U A N
P E N D A H U L U A N 1.1 LATAR BELAKANG P embangunan di sektor perhubungan memiliki dampak yang signifikan terhadap perkembangan perekonomian, mengingat kegiatan penyelenggaraan di bidang transportasi
Lebih terperinciPENDAPAT HUKUM (LEGAL OPINION) TERHADAP QANUN ACEH NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG RTRW ACEH TAHUN
PENDAPAT HUKUM (LEGAL OPINION) TERHADAP QANUN ACEH NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG RTRW ACEH TAHUN 2013-2033. DASAR HUKUM PENGKAJIAN : Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah ; Undang-Undang
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 42 2012 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang
Lebih terperinciDisampaikan oleh: DR. Dadang Rukmana
Disampaikan oleh: DR. Dadang Rukmana Denpasar, 15 Desember 2010 2 P E R M A S A L A H A N A. PERKOTAAN (URBAN) Sumber: http://beworosidarkas ih.wordpress.com/2010/06/29/beberapaide-untuk-mengatas i-kemacetan-lalu-lintas-jalan-raya-1/
Lebih terperinciANALISIS POTENSI REPLIKASI PRAKTEK BAIK SEKTOR KESEHATAN DI PAPUA.
Kmpilasi plicy brief analisis ptensi replikasi praktek baik sektr kesehatan di Papua KOMPILASI POLICY BRIEF. ANALISIS POTENSI REPLIKASI PRAKTEK BAIK SEKTOR KESEHATAN DI PAPUA. OLEH: THEOFRANSUS LITAAY
Lebih terperinciHak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan melakukan pinjaman;
1. Pengertian Keuangan Negara Keuangan Negara Menurut UU RI Nmr 17 tahun 2003, keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang
Lebih terperinciPENANGANAN KASUS PELANGGARAN PEMANFAATAN RUANG (Dalam Rangka Workshop dan Studi Kasus Pengendalian Pemanfaatan Ruang)
PENANGANAN KASUS PELANGGARAN PEMANFAATAN RUANG (Dalam Rangka Workshop dan Studi Kasus Pengendalian Pemanfaatan Ruang) Oleh: Andi Renald, ST, MT (PLT. Kasubdit Penertiban Pemanfaatan Ruang Wilayah 1 dan
Lebih terperinciRANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013
Lampiran 1 RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013 PENDAHULUAN Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) merupakan dkumen pembangunan yang disusun untuk kurun waktu
Lebih terperinciKOMITE AUDIT PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) BAB I Tujuan Umum... 3
PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) DAFTAR ISI Executive Summary BAB I Tujuan Umum... 3 BAB II Organisasi... 4 1. Struktur... 4 2. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang... 4 3. Hubungan dengan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. ini teridentifikasi beberapa hal yang berimplikasi pada perkembangan wilayah
138 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. KESIMPULAN Penelitian evaluasi pemanfaatan ruang berdasarkan RTRW di Kota Mataram pada kasus Kecamatan Sekarbela sudah diselesaikan sesuai dengan mekanisme yang sudah
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N Latar Belakang RTRW Kabupaten Serdang Bedagai
BAB I P E N D A H U L U A N Bab I atau Pendahuluan ini secara garis besar berisikan latar belakang isi buku rencana selain itu dalam sub bab lainnya berisikan pengertian RTRW, Ruang Lingkup Materi Perencanaan,
Lebih terperinci-1- PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANJAR TAHUN
-1- PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANJAR TAHUN 2013-2032 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, Menimbang : a. bahwa sejalan
Lebih terperinciUrusan Pemerintahan yang Dilaksanakan pada Masing-masing Tingkatan
Urusan Pemerintahan yang Dilaksanakan pada Masing-masing Tingkatan PUSAT: Membuat norma-norma, standar, prosedur, monev, supervisi, fasilitasi, dan urusan-urusan pemerintahan dengan eksternalitas Nasional
Lebih terperinciMEMBANGUN E-GOVERNMENT
1 MEMBANGUN E-GOVERNMENT 1. Pendahuluan Di era refrmasi ini, kebutuhan masyarakat akan transparansi pelayanan pemerintah sangatlah penting diperhatikan. Perkembangan teknlgi infrmasi menghasilkan titik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah ditetapkan tersebut, daerah kabupaten/kota diberikan kewenangan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu perwujudan tnmi daerah dengan UU N.34 tahun 2000, daerah diberikan kewenangan untuk memungut pajak dan retribusi sesuai dengan ptensinya
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN TENTANG
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2012011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN
Lebih terperinciDOKUMEN PENAWARAN TEKNIS KONSULTAN MANAJEMEN PROYEK DI LINGKUNGAN BPJN XI
URAIIAN PENDEKATAN,,METODOLOGII DAN PROGRAM KERJA E.1. Pla Pikir Pendekatan Pla pikir pendekatan merupakan salah satu upaya untuk menentukan metdlgi yang tepat bagi pelaksanaan pekerjaan. Dengan mengacu
Lebih terperinciPedoman Tata Hubungan Kerja antara Eksekutif dengan Legislatif di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah
Pedman Tata Hubungan Kerja antara Eksekutif dengan Legislatif di Lingkungan Pemerintah Prvinsi Kalimantan Tengah Adi Suryant Ygi Suwarn Triatmj Sejati Pemerintah Prvinsi Kalimantan Tengah Palangkaraya,
Lebih terperinci1.1. LATAR BELAKANG. Pemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung Di Kota Semarang Tahun 2010
Bangunan Gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai
Lebih terperinciMATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT
BAB VIII KELEMBAGAAN DAN PERAN MASYARAKAT 8.1 KELEMBAGAAN Lembaga penataan ruang memegang peran krusial dalam proses penyelenggaraan penataan ruang. Proses penyelenggaraan penataan ruang memerlukan lembaga
Lebih terperinciMENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA
MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: PER/219/M.PAN/7/2008 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA DAN ANGKA KREDITNYA
Lebih terperinciHAK, KEWAJIBAN DAN PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG
Kegiatan penataan ruang merupakan kegiatan yang dilakukan bukan hanya secara partial melainkan memerlukan partisipasi bersama (public participatory) yang melibatkan tidak hanya pemerintah tetapi melibatkan
Lebih terperinciS1 PWK UGM TKP 1107 Proses Perencanaan Kuliah ke 7. Penyelenggaraan & Pengendalian Penataan Ruang
S1 PWK UGM TKP 1107 Proses Perencanaan Kuliah ke 7 Penyelenggaraan & Pengendalian Penataan Ruang Bahan Kuliah--Dipakai terbatas di lingkungan sendiri Dosen: Achmad Djunaedi Komunikasi email: achmaddjunaedi@yahoo.com
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGGO
WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KOTA PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO,
Lebih terperinciPokok-Pokok Substansi PERATURAN PEMERINTAH NO 24 TAHUN 2009 TENTANG KAWASAN INDUSTRI
Pokok-Pokok Substansi PERATURAN PEMERINTAH NO 24 TAHUN 2009 TENTANG KAWASAN INDUSTRI LATAR BELAKANG PP TENTANG KAWASAN INDUSTRI Dengan diberlakukannya UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
Lebih terperinciProfil DAS Bengawan Solo
D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L S U M B E R D A Y A A I R S A T K E R B A L A I B E S A R W I L A Y A H S U N G A I B E N G A W A N S O L O Jl. SOLO-Kartsur
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH (BKPRD) KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,
B U P A T I K U D U S PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH (BKPRD) KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. urbanisasi ini tidak terlepas dari adanya faktor pendorong dan penarik untuk mengadu nasib
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkotaan sebagai kawasan yang paling dinamis merupakan denyut nadi perkembangan wilayah serta memiliki kecenderungan untuk menjadi besar dan berkembang dengan dukungan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA EVALUASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA RUANG DAERAH
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA EVALUASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM. Nomor : P. 6/IV-SET/2012 TENTANG
KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM Nmr : P. 6/IV-SET/2012 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN DAN
Lebih terperinciEVALUASI TEKNIK OPERASIONAL PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KABUPATEN TANAH LAUT ( Studi Kasus : Kecamatan Pelaihari )
Prsiding Seminar Nasinal Manajemen Teknlgi III Prgram Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006 EVALUASI TEKNIK OPERASIONAL PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KABUPATEN TANAH LAUT ( Studi Kasus : Kecamatan
Lebih terperinciPemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung di Kota Semarang Tahun 2010
Bangunan Gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kesesuaian Lahan Wilayah Bodetabek Berdasarkan Karakteristik Fisik dan Sosioekonomi Dari hasil penentuan kesesuaian lahan berdasarkan karakteristik fisik dan
Lebih terperinciKomentar dan Rekomendasi
Kmentar dan Rekmendasi Nama Perguruan Tinggi Skema Reviewer : Fakultas Kedkteran Universitas Brawijaya : A : 1. Siti Aminah TSE 2. Segiant Ali 1. Kmentar Umum Pelaksanaan PHK-PKPD leh Fakultas Kedkteran
Lebih terperinciSTUDI PENGEMBANGAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DESA. Pembangunan desa sebagai bagian integral dari pembangunan nasional pada
I. PENDAHULUAN STUDI PENGEMBANGAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DESA Pembangunan desa sebagai bagian integral dari pembangunan nasinal pada umumnya dan pembangunan daerah tidak bisa dilepaskan dari prinsip tnmi
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS INSPEKTORAT
' :: KEMENTERIAN SEKRETARIAT N EGARA REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS INSPEKTORAT KEMENTERIAN SEKRETARIAT N EGARA TAHUN 205-209 Jakart?, Desember 205 Rencana Strategis Tahun 20 5-20 9 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sebagai negara agraris, Indnesia memiliki kekayaan alam dan hayati yang sangat beragam yang jika dikella dengan tepat, kekayaan tersebut mampu diandalkan menjadi andalan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terdahulu, dapat diambil kesimpulan-kesimpulan selama penelitian dilakukan.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan uraian-uraian yang telah disampaikan pada bab-bab terdahulu, dapat diambil kesimpulan-kesimpulan selama penelitian dilakukan. Efektivitas strategi
Lebih terperinciOctavery Kamil, Irwanto, Ignatius Praptoraharjo, Anindita Gabriella, Emmy, Siska Natalia Gracia Simanullang, Natasya Evalyne Sitorus, Sari Lenggogeni
Octavery Kamil, Irwant, Ignatius Praptraharj, Anindita Gabriella, Emmy, Siska Natalia Gracia Simanullang, Natasya Evalyne Sitrus, Sari Lengggeni Jumlah kasus AIDS yang tercatat adalah sebesar 33.364 rang
Lebih terperinciASPEK HUKUM PENATAAN RUANG PULAU KEPULAUAN
ASPEK HUKUM PENATAAN RUANG PULAU KEPULAUAN Oleh RR. Rita Erawati, S.H., LL.M. Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi dan Sumber Daya Alam, Kedeputian Bidang Perekonomian Sekretariat Kabinet Makassar,
Lebih terperinciPenataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan
Penataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan Disampaikan oleh: Direktur Jenderal Penataan Ruang Komisi Pemberantasan Korupsi - Jakarta, 13 Desember 2012 Outline I. Isu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan pada sektr industri di Semarang semakin meningkat seiring dengan perkembangan kta. Salah satunya di Kecamatan Pedurungan, Semarang. Di wilayah ini tingkat
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, 15 Februari 2018 Direktur Pengawasan Distribusi Produk Terapetik dan PKRT,
L a p r a n K i n e r j a T a h u n 2017 i KATA PENGANTAR Segala puji syukur atas segala rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, Direktrat Pengawasan Distribusi Prduk Terapetik dan PKRT telah menyelesaikan
Lebih terperinciBUPATI MALUKU TENGGARA BARAT
r BUPATI MALUKU TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA BARAT NOMOR : ^ TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN2014 BUPATI
Lebih terperinciW A L I K O T A Y O G Y A K A R T A
W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciPROVINSI ACEH BISMILLAIIIRRAIIMANIRRAIIIM NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAI{A PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA
PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI GAYO LUES NOMOR:,, TA}IUN 2016 TENTANG REIICAr{A KERJA PTMERINTAH KABUPATEN GAYO LUES TAHUN 2017 DINGAII BISMILLAIIIRRAIIMANIRRAIIIM NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAI{A
Lebih terperinciMENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
Lebih terperinci