Elias Grahame Applegate Kuswata Kartawinata Machfudh Art Klassen. Pedoman Reduced Impact Logging Indonesia ITTO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Elias Grahame Applegate Kuswata Kartawinata Machfudh Art Klassen. Pedoman Reduced Impact Logging Indonesia ITTO"

Transkripsi

1 Eias Grahame Appegate Kuswata Kartawiata Machfudh Art Kasse Pedoma Reduced Impact Loggig Idoesia ITTO

2 PEDOMAN REDUCED IMPACT LOGGING INDONESIA Eias Grahame Appegate Kuswata Kartawiata Machfudh Art Kasse

3 Ucapa terima kasih atas batua daa disampaika kepada Iteratioa Tropica Timber Orgaizatio (ITTO) meaui Project PD 12/97 Rev.1 (F), Forest, Sciece ad Sustaiabiity: the Buuga Mode Forest, CIFOR da MacArthur Foudatio Foto Sampu oeh Kuswata Kartawiata, Herwasoo Soedjito, Piio Sist da Hari Priyadi Iustrasi da Tim produksi: Roup Purohim da Eko Priato, Gideo Suharyato, Widya Prajathi ISBN oeh Ceter for Iteratioa Forestry Research Hak Cipta Diidugi Udag-udag Diterbitka Tahu 2001 Dicetak oeh SMK Grafika Desa Putera, Idoesia Diterbitka oeh Ceter for Iteratioa Forestry Research (Cifor) Aamat Surat: P.o. box 6596 Jkpwb, Jakarta 10065, Idoesia Aamat Kator: J. cifor, Situ Gede, Sidag Barag, Bogor Barat 16680, Idoesia Te.: +62(251)622622; Fax: +62 (251) E-mai: Web Site:

4 PRAKATA Ir. A. Fattah DS. Kepaa Bada Peeitia da Pegembaga Kehutaa Departeme Kehutaa Pertama-tama saya meyambut gembira dega diterbitkaya buku PEDOMAN REDUCED IMPACT LOGGING INDONESIA ii, yag merupaka hasi karya yata yag teah ama dituggu oeh para praktisi oggig di Idoesia. Buku pedoma ii disusu sebagai pegaga daam meaksaaka peebaga huta di Idoesia yag berwawasa igkuga yag merupaka bagia dari upaya utuk mewujudka pegeoaa huta secara estari. Utuk memeuhi kebutuha peggua, bahasa yag diguaka daam buku ii dipiih yag mudah dimegerti da difahami, sedagka formatya dibuat sedemikia rupa sehigga mudah da praktis utuk dibawa ke apaga. Pada kesempata ii, saya megucapka terima kasih kepada ITTO yag teah memberika daa utuk teraksaaya kegiata peeitia Reduced Impact Loggig (RIL) sebagai dasar peyusua buku pedoma ii. Secara khusus saya juga megucapka terima kasih kepada CIFOR yag teah bersama-sama dega Bada Litbag Kehutaa berhasi meyeesaika proyek dega baik, da kepada PT Ihutai II, yag teah bekerjasama daam peaksaaa peeitia RIL ii, serta kepada semua pihak yag teah membatu tersusuya buku ii. Pedoma RIL Idoesia iii

5 Akhirya, semoga buku PEDOMAN REDUCED IMPACT LOGGING INDONESIA ii dapat mecapai tujua da sasara yag tepat, da bermafaat bagi keberhasia pegeoaa huta yag estari. Desember 2001 iv Pedoma RIL Idoesia

6 PRAKATA Dr. Mafa Chipeta Deputi Direktur Jedera CIFOR Masyarakat duia teah meyataka diri utuk mecapai suatu pegeoaa huta yag estari, yaitu pegeoaa yag meyeimbagka tujua-tujua produksi dega tujua igkuga da sosia. Daam duia pemaea huta, pecapaia pegeoaa huta yag estari memeruka suatu kegiata yag bertaggug jawab secara igkuga. Dari siiah mucu ketertarika terhadap Pembaaka Berdampak Redah atau Reduced Impact Loggig (RIL). Ceter for Iteratioa Forestry Research (CIFOR) teah merasaka keberutugaya dega adaya batua daa dari Iteratioa Tropica Timber Orgaizatio (ITTO) serta kerjasama yag erat dega Bada Litbag Kehutaa Repubik Idoesia, utuk meaksaaka peeitia praktis dibidag RIL di huta huja tropika di Kaimata, Idoesia. Berbeda dega peeitia umum yag biasaya berbasis pada petak percotoha, peeitia CIFOR ii diaksaaka daam skaa komersia di wiayah kosesi PT Ihutai II, suatu Bada Usaha Loggig Miik Negara. Iti dari pegadopsia hasi peeitia RIL yag cukup sukses ii adaah satu set buku padua yag jeas, yag meeragka kegiata-kegiata apa saja yag diperuka gua mecapai pegeoaa huta yag estari. Buku padua ii, yag diadopsi oeh proyek, sesuai dega peratura TPTI suatu sistem sivikutur di Idoesia utuk huta aam taah Pedoma RIL Idoesia v

7 kerig. Buku padua ii juga searas dega ITTO Guideies utuk pegeoaa huta aam tropika secara estari serta sesuai juga dega the FAO Mode Code utuk praktek-praktek pemaea huta. Daam peyiapa buku pedoma ii, CIFOR teah termotivasi dega format buku ii yag sederhaa, mudah dipahami, praktis, serta mudah dibawa ke maa-maa. Dega format seperti ii, para operator di apaga cukup seag utuk meerapkaya. Teah bayak peratura-peratura da petujuk-petujuk tehis tetag bagaimaa memae huta secara estari, tetapi sedikit dari peratura da pedoma tersebut yag mempuyai format yag mudah dipahami serta sederhaa peyampaiaya. Daam merekomedasika pegguaa buku pedoma ii ke perusahaa, CIFOR juga megudag para praktisi di apaga utuk memberika masuka baik tetag bagaimaa kebaika peerapa pedoma ii di apaga sehigga dapat diakuka perbaika-perbaika secara kotiyu. CIFOR meyataka diri utuk terus meajutka kerjaya ke arah peyempuraa praktik-praktik RIL secara progresif meaui kerjasama dega pemeritah Repubik Idoesia, perusahaa perkayua da pihak-pihak ai yag tertarik dega kegiata pembaaka yag bertaggug jawab. Dega terbitya buku padoma ii, sebagai saah satu keberhasia proyek yag petig, saya memafaatka kesempata ii, sebagai waki dari CIFOR, utuk meyataka terima kasih kepada ITTO yag teah medaai proyek ii, kepada PT Ihutai II atas koaborasiya daam peaksaaa peeitia da pegetesa tehik RIL ii di apaga, serta kepada Bada Litbag Kehutaa yag teah secara bersamasama membuat proyek ii berhasi. Desember 2001 vi Pedoma RIL Idoesia

8 PRAKATA Dr. Utug Iskadar Direktur Jedera Bia Produksi Kehutaa Departeme Kehutaa Sebagaimaa teah kita ketahui bersama bahwa huta mempuyai iai da mafaat yag sagat petig bagi kehidupa mausia, baik mafaat ekoogi, sosia, budaya maupu ekoomi. Bagi Idoesia, huta juga merupaka moda pembagua. Oeh karea itu, keberadaa huta harus dipertahaka da pemafaat hasi hutaya harus diatur sedemikia rupa sehigga produktivitas huta tersebut dapat terjaga dega baik serta dampak egatif dari pemafaata huta tersebut dapat diteka seredah mugki. Peratura-peratura, pedoma-pedoma, petujukpetujuk tekis serta petujuk peaksaaa tetag pemafaata huta teah bayak dikeuarka oeh Departeme Kehutaa sebagai pegaga peaksaaa pegeoaa huta di Idoesia. Khusus megeai kegiata oggig, Direktorat Jedera Pegeoaa Huta Produksi teah meerbitka Surat Edara No. 274/VI-PHA/2001 tagga 23 Pebruari 2001 periha Reduced Impact Loggig (RIL). Surat Edara ii pada dasarya merupaka suatu pedoma tekis kepada uit-uit pegusahaa huta aam yag aka meakuka kegiata pembaaka huta. Dega terbitya buku PEDOMAN REDUCED IMPACT LOGGING INDONESIA ii, maka teah bertambah agi karya di bidag kehutaa di Idoesia. Buku Pedoma Reduced Impact Loggig ii memiiki kekhasa tersediri. Pedoma RIL Idoesia vii

9 Megigat buku ii disusu berdasarka hasi uji coba di apaga daam skaa komersia, maka buku ii dapat dipakai sebagai pegaga di apaga baik oeh perusahaa HPH, para supervisor serta para operator di apaga. Buku ii dapat juga dijadika sebagai buku pegaga utuk peatihapeatiha tetag RIL baik yag diakuka oeh pemeritah maupu oeh pihak ai. Format yag dipiih oeh para peuis buku ii merupaka format yag mudah dipahami oeh para praktisi serta mudah utuk dibawa ke apaga. Pada kesempata ii, kami megucapka terima kasih kepada para peyusu buku ii, kepada ITTO yag teah memberika daa utuk teraksaaya kegiata peeitia Reduced Impact Loggig (RIL) sebagai dasar mucuya peyusua buku ii meaui ITTO Project PD 12/97 Rev. 1(F), kepada CIFOR da Bada Litbag Kehutaa yag teah berhasi meyeesaika impemetasi project tersebut, kepada PT INHUTANI II yag teah bekerjasama daam peaksaaa peeitia RIL ii, serta kepada semua pihak yag teah membatu terwujudya buku ii, baik secara agsug maupu tidak agsug. Akhirya, semoga buku PEDOMAN REDUCED IMPACT LOGGING INDONESIA ii dapat mecapai tujua da sasara yag tepat, da bermafaat bagi keberhasia pegeoaa huta yag estari, dapat segera disosiaisasika di apaga sehigga para pegusaha kehutaa, para supervisor da para operator terbatu daam meaksaaka kegiata oggig dega sistem TPTI yag bear. Diharapka juga bahwa buku ii dapat dijadika acua utuk megeoa huta di era desetraisasi, khususya yag berkaita dega kegiata pemaea huta. Jakarta, Desember 2001 viii Pedoma RIL Idoesia

10 PRAKATA Ir. H. Arifi Trihastoyo, MM Direktur Utama PT. Ihutai II Arti petig huta bagi umat mausia sudah tidak terbatahka, megigat peraya seaku peyagga kehidupa yag dapat memberika muti-mafaat, baik mafaat igkuga, mafaat sosia da mafaat ekoomi, yag harus dijaga keestariaya. Mecermati kejadia yag teah beragsug sampai dega saat ii, yaitu semaki parahya kodisi huta yag ada, khususya huta aam tropis, kiraya diperuka adaya kesamaa padag atas huta itu sediri. Rasaya aka ebih tepat apabia kita memadag huta sebagai suatu proses produksi aam, yag aka megoah baha baku berupa air, miera da udara dega megguaka eergi matahari utuk meghasika ketiga mafaat di atas secara estari da buka sebagai komoditi daam betuk deposit seperti haya barag tambag. Berkeaa dega diterbitkaya buku padua tetag Reduced Impact Loggig (RIL) atau Pembaaka Berdampak Redah oeh CIFOR sebagai embaga peeiti iterasioa yag merupaka hasi kerjasama dega PT. Ihutai II sagat kami sambut baik, karea diharapka aka sagat meujag upaya utuk mejaga keestaria da meigkatka kuaitas proses produksi aam daam Pedoma RIL Idoesia ix

11 betuk huta gua meghasika mafaat secara maksima da estari, bagi kehidupa mausia. Semoga kerjasama yag teah terjai dapat terus beragsug da dapat secara maksima memberika sumbaga, baik bagi kemajua imu kehuta maupu daam kegiata pegeoaa huta. Jakarta, November 2001 x Pedoma RIL Idoesia

12 PRAKATA Dari Tim Peyusu Buku Prisip da Praktik Pemaea Huta di Idoesia (2000) teah diterbitka sebagai suatu dasar praktek pemaea kayu di area Huta Produksi Tetap da Huta Produksi Terbatas di Idoesia. Buku tersebut berisi stadar-stadar megeai APA yag harus diakuka di daam perecaaa da peaksaaa kegiata pemaea kayu di huta aam da MENGAPA kegiata tertetu harus diakuka. Buku Pedoma Reduced Impact Loggig (RIL) Idoesia ii mejeaska mekaisme BAGAIMANA stadar-stadar tersebut di atas dapat diterapka di apaga atau bagaimaa megerjaka pekerjaa tersebut. Peyarada dega traktor terutama crawer da skidder - adaah subsistem peyarada yag paig umum (+ 90%) diperguaka daam sistem pemaea kayu dega sistem Tebag Piih Taam Idoesia (TPTI). Meihat keyataa bahwa sistem-sistem pemaea kayu yag ebih berwawasa igkuga (seperti sistem kabe, heikopter maupu bao) masih kurag atau beum di kea di Idoesia, da karea biaya produksi kayu sistem-sistem tersebut, maka Pedoma RIL ii haya berkosetrasi pada pedekata groud based RIL yag dapat diterapka di huta datara redah da datara tiggi (peguuga) di Idoesia. Pedoma RIL Idoesia xi

13 Buku ii teah dipersiapka sebagai Pedoma RIL daam sistem TPTI di huta aam tropika, berdasarka buku Prisip da Praktik Pemaea Huta di Idoesia (2000), Buku Saku Reduced Impact Loggig (Eias, 1999) da buku Groud based Reduced-Impact Loggig Guideies for Lowad ad Hi Dipterocarp Forest i Idoesia (Sist, Dykstra da Fimbe, 1998). Iput tekis aiya diperoeh dari hasi peeitia Reduced Impact Loggig yag dibiayai oeh Iteratioa Tropica Timber Orgaizatio (ITTO) daam proyek Forest Sciece ad Sustaiabiity: Buuga Mode Forest (PD 12/97 Rev. 1(F)); buku The Code of Practice for Forest Harvestig i Asia-Pacific (1999), idustri Idoesia da berdasarka situasi da kodisi aktua di huta-huta aam tropika Idoesia. Keompok target dari pedoma ii adaah supervisor produksi, perecaa RIL, ispektor bok, perecaa jariga jaa, supervisor pembuata jaa, mador pembuata jaa, operator mesi-mesi pembuata da pemeiharaa jaa, operator chaisaw, operator traktor da heper. xii Pedoma RIL Idoesia

14 ISI PEDOMAN RIL INDONESIA PRAKATA PENDAHULUAN 1 PERENCANAAN PEMANENAN 5 Sebeum Perecaaa Pemaea 6 Peataa Zoa Area Huta 8 Perecaaa Pemaea 12 OPERASI PEMANANEN 51 Supervisi Operasi Pemaea Kayu 52 Operasi Peebaga 57 Operasi Peyarada da Operasi di TPN 73 PEMELIHARAAN, KESEHATAN KAMP DAN KESELAMATAN KERJA 89 Pemeiharaa da Servis 90 Kesehata Kamp 95 Keseamata Kerja 98 KEGIATAN PASCA PEMANENAN KAYU 101 Peutupa Jaa 102 Peutupa Jaa Sarad 103 Peutupa Peyeberaga Semetara 104 Peutupa Tambag Batu (Quarry) 106 Peutupa TPN 107 Peutupa Kamp da Begke 108 Pemeiharaa Ruti 109 DAFTAR PUSTAKA 113 BAHAN BACAAN YANG DISARANKAN 114 iii

15 PENDAHULUAN Latar beakag pembuata Pedoma RIL Idoesia Pegeoaa da pemaea huta aam Idoesia diatur daam sistem Tebag Piih Taam Idoesia (TPTI). Praktek Reduced Impact Loggig (RIL) sebetuya sudah direkomedasika di daam TPTI, amu jarag diterapka di apaga karea berbagai aasa, atara ai: 1. Kuragya pegawasa terhadap praktek pemaea kayu. 2. Kuragya ketegasa daam peaksaaa RIL. 3. Kuragya pemahama keutuga dari peaksaaa RIL. 4. Kuragya pemahama terhadap tahapa yag diperuka daam peaksaaa RIL da kuragya keahia khusus. Pada umumya sudah diakui bahwa praktek pemaea kayu yag beragsug higga saat ii peru diperbaiki atau disempuraka utuk memperoeh kodisi huta yag ebih baik pada sikus tebag berikutya. Sebagai aggota Iteratioa Tropica Timber Orgaizatio (ITTO), pegakua yag dikemukaka oeh rimbawa-rimbawa Idoesia ii ada kaitaya dega ITTO s Year 2000 Objectives utuk mecapai pegeoaa huta estari. Kemajua daam pegeoaa huta estari aka dipromosika dega peerapa tekik RIL, yaitu suatu tehik yag bertujua meguragi kerusaka pada taah da tegaka tigga serta dampakya terhadap kehidupa satwa iar. Pedoma RIL Idoesia 1

16 Apa itu RIL? RIL adaah suatu pedekata sistematis daam perecaaa, peaksaaa, pemataua da evauasi terhadap pemaea kayu. RIL merupaka peyempuraa praktek pembuata jaa, peebaga da peyarada yag saat ii sudah ada. RIL memeruka wawasa kedepa da keterampia yag baik dari para operatorya serta adaya kebijaka/ poicy tetag igkuga yag medukugya. Megapa dega RIL? Para maajer huta maki ditutut utuk meigkatka kuaitas kegiata pegeoaaya da meaksaaka pegeoaa huta dega stadar yag ebih baik. Saah satu cara meakuka ha tersebut adaah dega peerapa tekik RIL. 2 Pedoma RIL Idoesia

17 Ada bayak aasa megapa dega RIL? Peguraga resiko igkuga da sosia Ekoomi Rp Rp Rp Rp Rp Pasar produk kehutaa $ $ $ $ Kebijaka da peratura yag tepat Pedoma RIL Idoesia 3

18 IMPLEMENTASI RIL DALAM TPTI Et-3 Et-2 Peataa area kerja Ivetarisasi tegaka sebeum peebaga (ITSP) Survei topografi Pembuata peta poho da peta kotur Perecaaa Pembukaa Wiayah Huta (PWH) Et-1 Et-0 Perecaaa pemaea PWH Persiapa apaga sebeum pemaea Pembukaa tempat pegumpua kayu (TPN) da jaa sarad Peebaga da pebagia batag Pembuata TPN da pembuata jaa sarad Operasi peyarada Pembagia batag, peguita da peumpuka kayu di TPN Pegagkuta kayu Perbaika area pasca pae Ispeksi da peapora Et-0 = tahu waktu pemaea; (-) = tahu sebeum pemaea 4 Pedoma RIL Idoesia

19 PERENCANAAN PEMANENAN SEBELUM PERENCANAAN PEMANENAN 4 4 Ivetarisasi Huta Pemetaa 6 PENATAAN ZONA AREAL HUTAN 6 PERENCANAAN PEMANENAN Area No- Produksi Kayu Area Produksi Kayu Maajeme Area No Produksi Kayu Perecaaa Jaa Pembuata Recaa Pemaea Operasi Sebeum Pemaea 4 Persiapa Lapaga Sebeum Pemaea Pedoma RIL Idoesia 5

20 SEBELUM PERENCANAAN PEMANENAN Ivetarisasi Huta Tahapa pertama adaah meaksaaka ivetarisasi huta yag diikuti oeh kegiata pemetaa topografi da okasi poho. Maua berikut ii meyajika iformasi secara rici bagaimaa megerjaka ha tersebut : Pedoma da Petujuk Tekis Tebag Piih Taam Idoesia (TPTI) pada Huta Aam Darata (Departeme Kehutaa RI, 1993) Petujuk Dasar daam Timber Cruisig da Survei Topografi (Rusim, 1998) Prosedur Survei Topografi Huta (TFF&APHI, 2001) Pemetaa kotur da okasi poho skaa 1: :5.000 dega iterva garis kotur 5-10 m dapat dihasika secara maua atau dega megguaka suatu program komputer, misaya : FIEPLP (Forest Ivetory ad Product Likig Programme) dari TROPENBOS Foudatio Project GENESIS da GENAMAP Programme dari SFMP- GTZ Project Persiapa Pemetaa ROADENG Software SIPTOP (Sistem Iformasi Poho da Topografi) dari PT. INHUTANI I 6 Pedoma RIL Idoesia

21 Cotoh tay sheet da data yag dikumpuka daam survei da ivetarisasi huta da topografi. Tay sheet ivetarisasi huta Tay sheet survei topografi Pedoma RIL Idoesia 7

22 PENATAAN ZONA AREAL HUTAN Area No Produksi Kayu Idetifikasi area o-produksi kayu merupaka ha yag petig daam meetuka da meetapka area produktif Zoa area produksi kayu = uas tota area huta uit maajeme - uas area o produksi kayu Zoa area produksi kayu mejadi dasar uas area daam peetua jatah tebaga tahua (AAC) Zoa-zoa yag dikeuarka dari area produksi kayu atara ai : v Zoa periduga da koservasi v Zoa huta masyarakat da masyarakat oka v Zoa koservasi keaekaragama hayati v Zoa koservasi satwa iar v Zoa peeitia imiah v Zoa peyagga, atara ai : u u u u Kawasa cagar budaya Area peyagga tepi patai, goba, daau da mata air Area rawa ogsor Area peyagga kaa-kiri sugai 8 Pedoma RIL Idoesia

23 Area Produksi Kayu Cotoh peta peataa zoa area huta Jaa huta 3 2 Zoa area produksi kayu Sugai 7 Zoa area produksi kayu Keteraga :1. Zoa koservasi keaekaragama hayati 2, 5. Zoa desa yag dikeiigi huta masyarakat 3. Zoa huta utuk peeitia imiah 4. Zoa koservasi satwa iar 6. Zoa koservasi daerah aira sugi 7. Zoa area produksi kayu Pedoma RIL Idoesia 9

24 Area peyagga Kawasa cagar budaya Daau Goba Patai Mata air Sugai Aira air 30 m Lebar Miimum Zoa Peyagga Jika ereg < 17% = 50 m Jika ereg > 17% = 100 m Sugai keas 1 = 30 m di setiap sisi Sugai keas 2 = 20 m di setiap sisi Sugai keas 3 = 10 m di setiap sisi Daerah aira sugai 2 ha, tidak boeh meebag poho yag berada daam jarak 5 m dari setiap sisiya Daerah peyagga sugai 10 m 20 m Sugai keci 30 m Daau 30 m Sugai 10 Pedoma RIL Idoesia

25 Maajeme Area No Produksi Kayu Area o-produksi kayu dikeoa sebagai berikut : Tidak boeh ada peebaga di kawasa tersebut atau di zoa peyagga Mesi-mesi tidak boeh masuk ke kawasa tersebut, terkecuai pada sugai yag diijika utuk diseberagi Tidak boeh ada pekerjaa taah atau tumpaha pekerjaa taah jatuh ke daam kawasa tersebut atau zoa peyaggaya Tidak boeh membuag serpiha peebaga (cabag-cabag da ratig-ratig) ke daam kawasa tersebut atau di zoa peyaggaya Bia memugkika, poho-poho harus ditebag mejauhi zoa peyagga da sugai Area periduga sugai Sugai Area periduga Sugai Area periduga Pedoma RIL Idoesia 11

26 PERENCANAAN PEMANENAN Perecaaa Jaa 1 Pegumpua data petig 2 Pembatasa wiayah perecaaa 3 Evauasi kemugkia okasi trase jaa 4 Perecaaa jariga jaa 5 Lokasi jaa Buku-buku berikut ii mejeaska secara rici bagaimaa megerjaka perecaaa jaa : A Maua for the Paig, Desig ad Costructio of Forest Roads i Step Terrai (FAO, udated) Pembukaa Wiayah Huta (Eias, 1997) 12 Pedoma RIL Idoesia

27 Pegumpua data petig Data petig yag peru di kumpuka terdiri dari : Potret udara Peta Topografi, skaa 1:5.000 sampai 1: Peta Keadaa Huta, skaa 1: atau 1: Peta Taah Peta Geoogi Pedoma da Peratura Pembukaa Wiayah Huta Biaya pembuata jaa Biaya pemaea kayu da harga kayu Recaa Maajeme Huta,d. Pembatasa wiayah perecaaa Cotoh pembatasa wiayah perecaaa : Jaa yag sudah ada : Batas area perecaaa Pedoma RIL Idoesia 13

28 Evauasi kemugkia okasi trase jaa Peru diidetifikasi : w Tempat-tempat akses ke jaa umum da jaa huta yag sudah ada w Tempat-tempat megutugka utuk kostruksi jaa da pemaea kayu w Bagia-bagia yag datar yag cocok utuk beoka, trase jaa yag ebih baik da tempat adig w Deposit batua (quarry) w Tempat yag baik utuk jembata w Tempat-tempat yag curam w Rawa-rawa w Tempat-tempat rawa ogsor w Lembah-embah yag daam w Huta idug Cotoh titik-titik (zoa) kardia positif da egatif A 2 D C : Jaa yag sudah ada : Batas area perecaaa : Titik(zoa) kardia positif : Titik(zoa) kardia egatif 6 B Pedoma RIL Idoesia

29 Perecaaa jariga jaa Poa jariga jaa parae Hidari, poa acak seperti ii..! ý Jaa huta Sugai Poa jariga jaa megeiigi a. b. Pucak Sadde bukit Puggug bukit Arah Arah peyarada pegagkuta Arah Jaa huta c. peyarada d. 4 4 Daau 4 4 Arah peyarada Arah pegagkuta Arah pegagkuta Sugai Arah pegagkuta Pedoma RIL Idoesia 15

30 Perecaaa jariga jaa di atas peta kotur (skaa 1:5.000 sd. 1:25.000) Kriteria perecaaa jaa: Maksimum kemiriga memajag jaa adaah jaa utama = 10%; jaa cabag = 15%; jaa ratig = 18% Cotoh koridor jariga jaa A 2 D C : Jaa yag sudah ada : Batas area perecaaa : Titik (zoa) kardia positif : Titik (zoa) kardia egatif : Koridor jariga jaa 6 B Pedoma RIL Idoesia

31 Piihah! Lokasi trase jaa di tempat yag stabi 100 m Lokasi jaa miima 100 m dari tepi sugai Jaa Sugai Hidari! Tempat-tempat (zoa-zoa) kardia egatif, cotoh: tempat keramat Kawasa cagar budaya Jaa Hidari! Tempat-tempat rawa ogsor ý Pedoma RIL Idoesia 17

32 Ù Lokasi jaa Jaa kotur/ereg Puggug bukit Arah peyarada Sugai Arah pegagkuta Lembah Jaa puggug Arah peyarada Sugai Arah pegagkuta Lembah Peyarada aik ereg Ù Ù Jaa embah Peyarada turu ereg Ù Turua Lembah Aak Jaa embah Sugai Turua Jaa embah Sugai 18 Pedoma RIL Idoesia

33 Tabe koversi utuk pegukura kemiriga apaga Dera- Per J a r a k (m) jat se ( o ) (%) ,7 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,01 0,02 2 3,5 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,01 0,01 0,02 0,02 0,03 0,06 3 5,2 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,03 0,04 0,05 0,07 0,14 4 7,0 0,01 0,01 0,01 0,02 0,02 0,02 0,02 0,05 0,07 0,10 0,12 0,24 5 8,7 0,02 0,02 0,02 0,03 0,03 0,03 0,04 0,08 0,11 0,15 0,19 0, ,5 0,02 0,03 0,03 0,04 0,04 0,05 0,05 0,11 0,16 0,22 0,27 0, ,3 0,03 0,04 0,04 0,05 0,06 0,07 0,07 0,15 0,22 0,30 0,37 0, ,1 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09 0,10 0,19 0,29 0,39 0,49 0, ,8 0,05 0,06 0,07 0,09 0,10 0,11 0,12 0,25 0,37 0,49 0,62 1, ,6 0,06 0,08 0,09 0,11 0,12 0,14 0,15 0,30 0,46 0,61 0,76 1, ,4 0,07 0,09 0,11 0,13 0,15 0,17 0,18 0,37 0,55 0,73 0,92 1, ,3 0,09 0,11 0,13 0,15 0,17 0,20 0,22 0,44 0,66 0,87 1,09 2, ,1 0,10 0,13 0,15 0,18 0,21 0,23 0,26 0,51 0,77 1,03 1,28 2, ,9 0,12 0,15 0,18 0,21 0,24 0,27 0,30 0,59 0,89 1,19 1,49 2, ,8 0,14 0,17 0,20 0,24 0,27 0,31 0,34 0,68 1,02 1,36 1,70 3, ,7 0,15 0,19 0,23 0,27 0,31 0,35 0,39 0,77 1,16 1,55 1,94 3, ,6 0,17 0,22 0,26 0,31 0,35 0,39 0,44 0,87 1,31 1,75 2,18 4, ,5 0,20 0,24 0,29 0,34 0,39 0,44 0,49 0,98 1,47 1,96 2,45 4, ,4 0,22 0,27 0,33 0,38 0,44 0,49 0,54 1,09 1,63 2,18 2,72 5, ,4 0,24 0,30 0,36 0,42 0,48 0,54 0,60 1,21 1,81 2,41 3,02 6, ,4 0,27 0,33 0,40 0,46 0,53 0,60 0,66 1,33 1,99 2,66 3,32 6, ,4 0,29 0,36 0,44 0,51 0,58 0,66 0,73 1,46 2,18 2,91 3,64 7, ,4 0,32 0,40 0,48 0,56 0,64 0,72 0,79 1,59 2,38 3,18 3,97 7, ,5 0,35 0,43 0,52 0,61 0,69 0,78 0,86 1,73 2,59 3,46 4,32 8, ,6 0,37 0,47 0,56 0,66 0,75 0,84 0,94 1,87 2,81 3,75 4,68 9, ,8 0,40 0,51 0,61 0,71 0,81 0,91 1,01 2,02 3,04 4,05 5,06 10, ,0 0,44 0,54 0,65 0,76 0,87 0,98 1,09 2,18 3,27 4,36 5,45 10, ,2 0,47 0,59 0,70 0,82 0,94 1,05 1,17 2,34 3,51 4,68 5,85 11, ,4 0,50 0,63 0,75 0,88 1,00 1,13 1,25 2,51 3,76 5,02 6,27 12, ,7 0,54 0,67 0,80 0,94 1,07 1,21 1,34 2,68 4,02 5,36 6,70 13, ,1 0,57 0,71 0,86 1,00 1,14 1,29 1,43 2,86 4,28 5,71 7,14 14, ,5 0,61 0,76 0,91 1,06 1,22 1,37 1,52 3,04 4,56 6,08 7,60 15, ,9 0,65 0,81 0,97 1,13 1,29 1,45 1,61 3,23 4,84 6,45 8,07 16, ,5 0,68 0,85 1,03 1,20 1,37 1,54 1,71 3,42 5,13 6,84 8,55 17, ,0 0,72 0,90 1,09 1,27 1,45 1,63 1,81 3,62 5,43 7,23 9,04 18, ,7 0,76 0,95 1,15 1,34 1,53 1,72 1,91 3,82 5,73 7,64 9,55 19, ,4 0,81 1,01 1,21 1,41 1,61 1,81 2,01 4,03 6,04 8,05 10,07 20, ,1 0,85 1,06 1,27 1,48 1,70 1,91 2,12 4,24 6,36 8,48 10,60 21, ,0 0,89 1,11 1,34 1,56 1,78 2,01 2,23 4,46 6,69 8,91 11,14 22, ,9 0,94 1,17 1,40 1,64 1,87 2,11 2,34 4,68 7,02 9,36 11,70 23, ,9 0,98 1,23 1,47 1,72 1,96 2,21 2,45 4,91 7, ,26 24, ,0 1,03 1,28 0,54 1,80 2,05 2,31 2,57 5,14 7,71 10, , ,3 1,07 1,34 1,61 1,88 2,15 2,42 2,69 5,37 8,06 10,75 13,43 26, ,6 1,12 1,40 1,68 1,96 2,25 2,53 2,81 5,61 8,42 11,23 14,03 28, ,0 1,17 1,46 1,76 2,05 2,34 2,64 2,93 5,86 8,79 11,72 14,64 29,29 Pedoma RIL Idoesia 19

34 Peadaa jaa Kategori Jaa utama Jaa cabag da jaa ratig TPN Jembata Gorog-gorog Peadaa di Lapaga Trase jaa ditadai cat merah 1 strip vertika setiggi mugki pada kedua beah arah trase jaa Trase jaa ditadai cat merah 1 strip vertika setiggi mugki pada kedua beah arah trase jaa Ditadai dega huruf L da omor TPN sesuai recaa pemaea, pada poho di okasi TPN (wara merah) Ditadai dega huruf B (wara merah) Ditadai dega huruf C (wara merah) Peadaa trase jaa di apaga Trase jaa ditetuka dega ciometer da ditadai dega pacag di apaga 20 Pedoma RIL Idoesia

35 Garis perataa jaa da gai-timbu Gai Dp (m) Timbu Jarak (km) No Profi Peggambara trase jaa Trase jaa Zero ie Pedoma RIL Idoesia 21

36 Cotoh jariga jaa huta : Batas bok huta : Jaa huta yag sudah ada : Jaa huta yag direcaaka U Skaa 1: Pedoma RIL Idoesia

37 Pembuata Recaa Pemaea Perecaaa okasi TPN 6 Perecaaa jariga jaa sarad 6 Perecaaa arah rebah poho da arah peyarada Pedoma RIL Idoesia 23

38 Perecaaa okasi TPN 1. Piih di okasi yag uas da cukup datar dega kemiriga maksimum 6 o 2. Usahaka di atas puggug bukit/pematag 3. Lokasi TPN tidak boeh teretak di daam area kawasa idug da zoa peyagga 4. Lokasi TPN tidak berdekata dega sugai 24 Pedoma RIL Idoesia

39 Perecaaa jariga jaa sarad 1. Jaa sarad didesai seurus mugki megikuti kotur 2. Jaa sarad harus meghidari daerah curam, jurag, daerah embab/paya da taah yag abi 3. Jaa sarad harus meghidari sugai/kai/aur. Jika terpaksa harus dibuatka jembata peyeberaga semetara 4. Jaa sarad didesai utuk diperguaka seitesif mugki 5. Kemiriga jaa sarad maksimum 45% 6. Jaa sarad tidak boeh masuk area kawasa idug da daerah peyaggaya 7. Jarak sarad dimiimaka 8. Lebar jaa sarad maksimum 4 meter Pedoma RIL Idoesia 25

40 Perecaaa arah rebah poho da arah peyarada : Kemugkia arah rebah 6: Arah rebah poho terbaik Area idug Poho iti Jaa sarad Jaur wichig Jaa agkuta TPN 26 Pedoma RIL Idoesia

41 Cotoh Peta Recaa Pemaea Pedoma RIL Idoesia 27

42 Operasi Sebeum Pemaea Specifikasi jaa 6 Pembuata jaa 6 Jembata peyeberaga 28 Pedoma RIL Idoesia

43 Spesifikasi jaa Peampag meitag jaa kotur Permukaa asi Saura pecegat Saura/ parit Bahu jaa 1 m 0,9 m 1,2 m Maks. 100% Lebar bada jaa Maks. 100% 1 m 1 m Lebar kostuksi Lebar area miik jaa 1. Kemiriga jaa sampai dega 20% utuk seksi jaa yag pedek (maksiimum 500 m) dapat diterima bia meguragi kerusaka/ gaggua taah 2. Tiap dua seksi jaa yag mempuyai kemiriga maksimum absout harus dipisahka dega jaa yag datar atau berkemiriga riga sepajag 100 meter Pedoma RIL Idoesia 29

44 Spesifikasi kemiriga jaa Keas Jaa Jaa utama Jaa cabag Jaa ratig Kemiriga Maksimum yag Diijika (%) Kemiriga Maksimum yag Disukai (%) Seksi Pajag Jaa Maksimum pada Kemiriga Maksimum (m) Spesifikasi ebar jaa Lebar Jaa Maksimum Permukaa Diperkeras (m) Permukaa Taah Liat Dipadatka (m) Jaa utama (2 arah) 10,0 15,0 Jaa utama (1 arah) Jaa cabag Jaa ratig 6,3 6,0 5,0 11,0 7,3 6,0 30 Pedoma RIL Idoesia

45 Spesifikasi tikuga jaa Jari-jari (m) Peebara Tikuga (m) Jari-jari (m) Peebara Tikuga (m) ,65 1,20 0,95 0,80 0, ,55 0,40 0,35 0,20 Peebara tikuga jaa diperuka agar traier dapat jaa agak meepi Lebar peebara tikuga berdasarka kedaraa dega pajag seuruhya 14 m Tambaha ebar peebara diperuka utuk tiap jaur jaa, misaya jaa dua arah, tikugaya memeruka ebar peebara tikuga 2 kai iai yag terdapat daam tabe di atas Pedoma RIL Idoesia 31

46 Jari-jari beoka Desai Kecepata Jari-jari miimum (memeruka rambu-rambu) Jari-jari miimum yag disukai 30 km/jam 25 m 35 m 50 km/jam 30 m 75 m 80 km/jam 55 m 140 m Jarak padag miimum yag diperuka 30 m 64 m 120 m Jarak temu padag 50 m 100 m 220 m Jari-jari miimum beoka berhubuga dega jarak padag da kecepata kedaraa yag meewati jaa tersebut Jarak saura draiase Jarak Saura Maksima (m) Kemiriga Jaa (%) Taah Labi Taah Stabi Semua saura draiase jaa utuk memiimaka produksi sedime Saura draiase harus dibuat sebagai berikut : v Pada perubaha kemiriga v Pada jarak 50 m dari peyeberaga sugai/kai v Saura tambaha agar memeuhi kebutuha jarak maksimum 32 Pedoma RIL Idoesia

47 Draiase pada puggug jaa Jaa Draiase pada jaa kotur Jaa è ,5d d DILARANG! meutup saura air dega peimbua batag-batag kayu da taah Jaa ý Draiase yag baik Jaa þ Pedoma RIL Idoesia 33

48 Saura ke uar Draiase atas Jaa 50 m Jaa Saura draiase ke uar harus dibeoka ke semak/beukar di sekeiigya, miima 50 m sebeum bermuara di sugai 34 Pedoma RIL Idoesia

49 Peragkap umpur di saura air Peragkap umpur Jembata Sugai Jaa Peragkap sedime di sekitar muara saura meitag Jaa Cabag da rabtig poho Jaa Jaa Batag kayu Batubatua Pedoma RIL Idoesia 35

50 Usaha memiimaka erosi pada tebig jaa þ LAKUKAN.! Peaama vegetasi pada tebig þ þ Peragkap umpur pada saura sampig jaa þ 36 Pedoma RIL Idoesia

51 Pembuata jaa Waktu pembuata 6 Pembukaa & pembebasa 6 Perataa & pembetuka 6 Perataa permukaa 6 Pemadata 6 Pekerjaa akhir Pedoma RIL Idoesia 37

52 Waktu pembuata Pembuata jaa diaksaaka satu tahu sebeum pemaea kayu da tidak boeh diakuka pada musim huja Waktu pembuata jaa ý þ 38 Pedoma RIL Idoesia

53 Pembukaa da pembebasa Meghiagka poho-poho, tuggak-tuggak da akar serta peghaag-peghaag aiya dari area kostruksi jaa. Pembukaa Garis merah tada jaur Pembebasa Lebar cearig Lebar pekerjaa taah Lebar bada jaa Pedoma RIL Idoesia 39

54 Perataa da pembetuka Perataa & pembetuka merupaka kegiata-kegiata membagu jaa/pembetuka da perataa bada jaa seteah opeig da cearig. Perataa da pembetuka Perataa permukaa Perataa permukaa merupaka kegiata memberika apisa pegerasa pada bada jaa permae. Umumya megguaka batua, keriki, pasir atau materia aiya yag diagkut dega dump truk dari quari di sekitar okasi jaa da sebarka di atas bada jaa dega motorgrader. Peataa permukaa 40 Pedoma RIL Idoesia

55 Pemadata Pemadata merupaka kegiata memadatka da mestabika bada jaa. Compactig diakuka dega roer vibrator/compactor. Pemadata Pekerjaa akhir Kegiata tahap akhir pembuata jaa yag meiputi peghausa permukaa jaa, bahu jaa, jembata, saura air, gorog-gorog, da aiya. Peghausa permukaa bada jaa, bahu jaa da aiya umumya diakuka dega motor grader. Pekerjaa akhir Pedoma RIL Idoesia 41

56 Peyeberaga sugai Jembata dega kostruksi baja Jembata dega kostruksi kayu & baja Jembata dega kostruksi kayu 42 Pedoma RIL Idoesia

57 Jembata kayu Jeis kayu yag cocok utuk kostruksi jembata Di air tawar Di air asi atau payau Di atas air Baau ( Dipterocarpus mudus V.SI.) Bagkirai ( Shorea aevis Rid.) Beia ( Eusideroxyo zwageri T.et.B) Resak ( Vatica spp.) Baau ( Diptercocarpus mudus V.SI.) Bagkirai (Shorea aevis Rid.) Beia ( Eusideroxyo zwageri T.et.B) Keraji ( Daium spp.) Beia ( Eusideroxyo zwageri T.et.B) Chega ( Hopea spp.) - Chega ( Hopea spp.) Giam ( Vatica favovires V.SI) - Giam ( Vatica favovires V.SI) Keraji ( Diaium spp.) - Keraji ( Diaium spp.) - - Kempas ( Koompassia maaccesis Maig) - - Merbau ( Itsia bijuga (Coebr.)) Pedoma RIL Idoesia 43

Tahapa pembuata jaa sarad Pembuata jaa sarad dimuai seteah pembukaa jaa sarad da peebaga seesai da diakuka oeh tim peyarad dega megguaka traktor Pembu

Tahapa pembuata jaa sarad Pembuata jaa sarad dimuai seteah pembukaa jaa sarad da peebaga seesai da diakuka oeh tim peyarad dega megguaka traktor Pembu Pembuata jaa sarad Tahapa pembuata jaa sarad : Et-1* Et-1 Peta jariga jaa sarad Et-0 Peadaa jaa sarad Et-0 Kostruksi jaa sarad Pembukaa jaa sarad * Et-0 = tahu waktu pemaea; (-) = tahu sebeum pemaea Pedoma

Lebih terperinci

Ù Lokasi jaa Jaa kotur/ereg Puggug bukit Arah peyarada Sugai Arah pegagkuta Lembah Jaa puggug Arah peyarada Sugai Arah pegagkuta Lembah Peyarada aik e

Ù Lokasi jaa Jaa kotur/ereg Puggug bukit Arah peyarada Sugai Arah pegagkuta Lembah Jaa puggug Arah peyarada Sugai Arah pegagkuta Lembah Peyarada aik e Piihah! Lokasi trase jaa di tempat yag stabi 100 m Lokasi jaa miima 100 m dari tepi sugai Jaa Sugai Hidari! Tempat-tempat (zoa-zoa) kardia egatif, cotoh: tempat keramat Kawasa cagar budaya Jaa Hidari!

Lebih terperinci

Penandaan areal non produksi kayu

Penandaan areal non produksi kayu Peadaa area o produksi kayu Sugai Peadaa batas area o produksi kayu Peadaa daerah peyagga Kategori Peadaa di Lapaga Zoa peyagga Peadaa batas piggir dega sebuah huruf T terbaik pada sisi meghadap ke area

Lebih terperinci

KESELAMATAN KERJA Pakaia Pelidug da Perlegkapa Keselamata Kerja Pedoma utuk pakaia pelidug Pekerja Sepatu Celaa Pakaia Pakaia Sarug Pelidug Peutup Pel

KESELAMATAN KERJA Pakaia Pelidug da Perlegkapa Keselamata Kerja Pedoma utuk pakaia pelidug Pekerja Sepatu Celaa Pakaia Pakaia Sarug Pelidug Peutup Pel Fasilitas Tambaha Fasilitas tambaha kamp harus mecakup : v Kliik kesehata v Saraa pedidika v Saraa rekreasi, da v Saraa peribadata Mesjid Gereja Kliik Sekolah Lapaga olah raga Pedoma RIL Idoesia 97 KESELAMATAN

Lebih terperinci

Elias Grahame Applegate Kuswata Kartawinata Machfudh Art Klassen. Pedoman Reduced Impact Logging Indonesia ITTO

Elias Grahame Applegate Kuswata Kartawinata Machfudh Art Klassen. Pedoman Reduced Impact Logging Indonesia ITTO Elias Grahame Applegate Kuswata Kartawinata Machfudh Art Klassen Pedoman Reduced Impact Logging Indonesia ITTO PEDOMAN REDUCED IMPACT LOGGING INDONESIA Elias Grahame Applegate Kuswata Kartawinata Machfudh

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PROGRAM KESELAMATAN/KEAMANAN LABORATORIUM PUSKESMAS MUARA AMAN TIM MUTU (AKREDITASI)

KERANGKA ACUAN PROGRAM KESELAMATAN/KEAMANAN LABORATORIUM PUSKESMAS MUARA AMAN TIM MUTU (AKREDITASI) KERANGKA ACUAN PROGRAM KESELAMATAN/KEAMANAN LABORATORIUM PUSKESMAS MUARA AMAN TIM MUTU (AKREDITASI) DINAS KESEHATAN KABUPATEN LEBONG PUSKESMAS MUARA AMAN Jala Lapaga Hatta No. 1 Keluraha Pasar Muara ama

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Pengumpulan Data Pembuatan plot contoh

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Pengumpulan Data Pembuatan plot contoh BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat da Waktu Peelitia Pegambila data peelitia dilakuka di areal revegetasi laha pasca tambag Blok Q 3 East elevasi 60 Site Lati PT Berau Coal Kalimata Timur. Kegiata ii dilakuka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Variabel da Defiisi Operasioal Variabel-variabel yag diguaka pada peelitia ii adalah: a. Teaga kerja, yaitu kotribusi terhadap aktivitas produksi yag diberika oleh para

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi Negara yang mempunyai wilayah terdiri dari pulau-pulau yang dikelilingi lautan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi Negara yang mempunyai wilayah terdiri dari pulau-pulau yang dikelilingi lautan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Bagi Negara yag mempuyai wilayah terdiri dari pulau-pulau yag dikeliligi lauta, laut merupaka saraa trasportasi yag dimia, sehigga laut memiliki peraa yag petig bagi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Aalisis regresi mejadi salah satu bagia statistika yag palig bayak aplikasiya. Aalisis regresi memberika keleluasaa kepada peeliti utuk meyusu model hubuga atau pegaruh

Lebih terperinci

INFORMASI JABATAN. membantu Bupati dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pekerjaan umum dan penataan ruang.

INFORMASI JABATAN. membantu Bupati dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pekerjaan umum dan penataan ruang. INFORMASI JABATAN Dias Pekerjaa Umum da Peataa Ruag mempuyai tugas membatu Bupati dalam melaksaaka peyusua da pelaksaaa kebijaka daerah di bidag pekerjaa umum da peataa ruag. 1. NamaJabata : Kepala Seksi

Lebih terperinci

SOAL PRAPEMBELAJARAN MODEL PENILAIAN FORMATIF BERBANTUAN WEB-BASED UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA

SOAL PRAPEMBELAJARAN MODEL PENILAIAN FORMATIF BERBANTUAN WEB-BASED UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA Lampira 1. Prapembelajara SOAL PRAPEMBELAJARAN MODEL PENILAIAN FORMATIF BERBANTUAN WEB-BASED UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA Satua Pedidika : SMK Mata Pelajara : Fisika Kelas/ Semester

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 9 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi da Objek Peelitia Peelitia ii dilakuka di RPH Tejo Petak 10i, BKPH Parug Pajag KPH Bogor, Perum Perhutai Uit III Jawa Barat da Bate. Objek peelitia adalah waktu kerja

Lebih terperinci

Inflasi dan Indeks Harga I

Inflasi dan Indeks Harga I PERTEMUAN 1 Iflasi da Ideks Harga I 1 1 TEORI RINGKAS A Pegertia Agka Ideks Agka ideks merupaka suatu kosep yag dapat memberika gambara tetag perubaha-perubaha variabel dari suatu priode ke periode berikutya

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1. Pembahasa Atropometri merupaka salah satu metode yag dapat diguaka utuk meetuka ukura dimesi tubuh pada setiap mausia. Data atropometri yag didapat aka diguaka utuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. kelas VIII semester ganjil SMP Sejahtera I Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011

III. METODE PENELITIAN. kelas VIII semester ganjil SMP Sejahtera I Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011 III. METODE PENELITIAN A. Latar Peelitia Peelitia ii merupaka peelitia yag megguaka total sampel yaitu seluruh siswa kelas VIII semester gajil SMP Sejahtera I Badar Lampug tahu pelajara 2010/2011 dega

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and BAB III METODE PENELITIAN A. Jeis Peelitia Jeis peelitia ii adalah peelitia pegembaga (research ad developmet), yaitu suatu proses peelitia utuk megembagka suatu produk. Produk yag dikembagka dalam peelitia

Lebih terperinci

BAB VI PERHITUNGAN TEKNIS

BAB VI PERHITUNGAN TEKNIS BAB VI PERHITUNGAN TEKNIS 6.. TINJAUAN UMUM Pada perecaaa ormalisasi ii, dilakuka perbaika peampag sugai maupu dega perbaika taggul da pembuata taggul baru pada titik titik yag memerluka. Pada bab ii aka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi da Waktu Pegambila Data Pegambila data poho Pius (Pius merkusii) dilakuka di Huta Pedidika Guug Walat, Kabupate Sukabumi, Jawa Barat pada bula September 2011.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da Waktu peelitia Peelitia dilakuka pada budidaya jamur tiram putih yag dimiliki oleh usaha Yayasa Paguyuba Ikhlas yag berada di Jl. Thamri No 1 Desa Cibeig, Kecamata Pamijaha,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Potensi Ekowisata Hutan Mangrove ini dilakukan di Desa

METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Potensi Ekowisata Hutan Mangrove ini dilakukan di Desa III. METODE PENELITIAN A. Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia tetag Potesi Ekowisata Huta Magrove ii dilakuka di Desa Merak Belatug, Kecamata Kaliada, Kabupate Lampug Selata. Peelitia ii dilaksaaka atara

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Keragka Pemikira Peelitia Perkembaga zama yag meutut setiap idividu baik dari segi kemampua maupu peampila. Boss Parfum yag bergerak di bidag isi ulag miyak wagi didirika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB ENDAHULUAN. Latar Belakag Masalah Dalam kehidupa yata, hampir seluruh feomea alam megadug ketidak pastia atau bersifat probabilistik, misalya pergeraka lempega bumi yag meyebabka gempa, aik turuya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Perumusan - Sasaran - Tujuan. Pengidentifikasian dan orientasi - Masalah.

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Perumusan - Sasaran - Tujuan. Pengidentifikasian dan orientasi - Masalah. BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1. DIAGRAM ALIR PENELITIAN Perumusa - Sasara - Tujua Pegidetifikasia da orietasi - Masalah Studi Pustaka Racaga samplig Pegumpula Data Data Primer Data Sekuder

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Pada BAB III ini akan dibahas mengenai bentuk program linear fuzzy

BAB III PEMBAHASAN. Pada BAB III ini akan dibahas mengenai bentuk program linear fuzzy BAB III PEMBAHASAN Pada BAB III ii aka dibahas megeai betuk program liear fuzzy dega koefisie tekis kedala berbetuk bilaga fuzzy da pembahasa peyelesaia masalah optimasi studi kasus pada UD FIRDAUS Magelag

Lebih terperinci

BAB III ECONOMIC ORDER QUANTITY MULTIITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA DAN FAKTOR DISKON

BAB III ECONOMIC ORDER QUANTITY MULTIITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA DAN FAKTOR DISKON BAB III ECONOMIC ORDER QUANTITY MULTIITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARA DAN FAKTOR DIKON 3.1 Ecoomic Order Quatity Ecoomic Order Quatity (EOQ) merupaka suatu metode yag diguaka utuk megedalika

Lebih terperinci

LEVELLING 1. Cara pengukuran PENGUKURAN BEDA TINGGI DENGAN ALAT SIPAT DATAR (PPD) Poliban Teknik Sipil 2010LEVELLING 1

LEVELLING 1. Cara pengukuran PENGUKURAN BEDA TINGGI DENGAN ALAT SIPAT DATAR (PPD) Poliban Teknik Sipil 2010LEVELLING 1 LEVELLING 1 PENGUKURAN SIPAT DATAR Salmai,, ST, MS, MT 21 PENGUKURAN BEDA TINGGI DENGAN ALAT SIPAT DATAR (PPD) Jika dua titik mempuyai ketiggia yag berbeda, dikataka mempuyai beda tiggi. Beda tiggi dapat

Lebih terperinci

PERENCANAAN KARIR DAN KOMPENSASI

PERENCANAAN KARIR DAN KOMPENSASI PERENCANAAN KARIR DAN KOMPENSASI PENGERTIAN Karier adalah seluruh pekerjaa yag ditagai selama kehidupa kerja seseorag. Jalur karier, adalah pola pekerjaa-pekerjaa beruruta yag membetuk karier seseorag.

Lebih terperinci

B. Variabel Kesehatan Pekerja

B. Variabel Kesehatan Pekerja KUISIONER PENELITIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK) PADA PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN REL KERETA API DI KUALA TANJUNG Dalam ragka peelitia tugas akhir ii megeai peerapa

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Ajaran dengan jumlah siswa 40 orang yang terdiri dari 19 siswa lakilaki

METODE PENELITIAN. Ajaran dengan jumlah siswa 40 orang yang terdiri dari 19 siswa lakilaki 18 III. METODE PENELITIAN A. Subyek da Tempat Peelitia Subjek peelitia adalah siswa kelas X2 SMA Budaya Badar Lampug Tahu Ajara 2010-2011 dega jumlah siswa 40 orag yag terdiri dari 19 siswa lakilaki da

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 20 Bandar Lampung, dengan populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 20 Bandar Lampung, dengan populasi 5 III. METODE PENELITIAN A. Populasi da Sampel Peelitia ii dilaksaaka di SMPN 0 Badar Lampug, dega populasi seluruh siswa kelas VII. Bayak kelas VII disekolah tersebut ada 7 kelas, da setiap kelas memiliki

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Wijaya Bandar

METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Wijaya Bandar III. METODE PENELITIAN A. Settig Peelitia Subyek dalam peelitia ii adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Wijaya Badar Lampug, semester gajil Tahu Pelajara 2009-2010, yag berjumlah 19 orag terdiri dari 10 siswa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian dan Tinjauan Desain Struktur Gempa. kerak bumi. Kejutan tersebut akan menjalar dalam bentuk gelombang yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian dan Tinjauan Desain Struktur Gempa. kerak bumi. Kejutan tersebut akan menjalar dalam bentuk gelombang yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pegertia da Tijaua Desai Struktur Gempa Gempa bumi adalah feomea getara yag dikaitka dega kejuta pada kerak bumi. Kejuta tersebut aka mejalar dalam betuk gelombag yag meyebabka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Integral adalah salah satu konsep penting dalam Matematika yang

BAB I PENDAHULUAN. Integral adalah salah satu konsep penting dalam Matematika yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Masalah Itegral adalah salah satu kosep petig dalam Matematika yag dikemukaka pertama kali oleh Isac Newto da Gottfried Wilhelm Leibiz pada akhir abad ke-17. Selajutya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa III. METODE PENELITIAN A. Settig Peelitia Peelitia ii merupaka peelitia tidaka kelas yag dilaksaaka pada siswa kelas VIIIB SMP Muhammadiyah 1 Sidomulyo Kabupate Lampug Selata semester geap tahu pelajara

Lebih terperinci

x = 16 Jadi, banyak pekerja yang harus ditambahkan = = 4 orang.

x = 16 Jadi, banyak pekerja yang harus ditambahkan = = 4 orang. SOAL N MATEMATIKA SMK KELOMPOK PARIWISATA, SENI DAN KERAJINAN, TEKNOLOGI KERMAHTANGGAAN, PEKERJAAN SOSIAL, DAN ADMINISTRASI PERKANTORAN PAKET KC-F TAHN PELAJARAN /. Ekstrakurikuler pramuka suatu SMK aka

Lebih terperinci

UPTD PUSKESMAS SURADE

UPTD PUSKESMAS SURADE CONTOH SOP PEMANTAUAN STATUS GIZI BALITA Bidag Stadar PEMANTAUAN STATUS GIZI BALITA Dikes Kab.Sukabumi Pegertia : Kegiata mematau status gizi secara periodik utuk meilai perkembaga status gizi balita yag

Lebih terperinci

SOAL PENYISIHAN =. a. 11 b. 12 c. 13 d. 14 e. 15

SOAL PENYISIHAN =. a. 11 b. 12 c. 13 d. 14 e. 15 SOAL PENYISIHAN Petujuk pegerjaa soal : Jumlah soal 0 soal Piliha Gada da Uraia Utuk piliha gada diberi peilaia bear +, salah -, tidak diisi 0 Lama pegerjaa soal adalah 0 meit Kalau berai, silaka pilih

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur 0 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di SMA Negeri Way Jepara Kabupate Lampug Timur pada bula Desember 0 sampai Mei 03. B. Populasi da Sampel Populasi dalam peelitia

Lebih terperinci

Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai

Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai PENGUJIAN HIPOTESIS Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai ilai-ilai parameter populasi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Maajeme risiko merupaka salah satu eleme petig dalam mejalaka bisis perusahaa karea semaki berkembagya duia perusahaa serta meigkatya kompleksitas aktivitas perusahaa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian TINJAUAN PUSTAKA Pegertia Racaga peelitia kasus-kotrol di bidag epidemiologi didefiisika sebagai racaga epidemiologi yag mempelajari hubuga atara faktor peelitia dega peyakit, dega cara membadigka kelompok

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. berdasarkan tujuan penelitian (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kota

IV. METODE PENELITIAN. berdasarkan tujuan penelitian (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kota IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waktu Peelitia ii dilaksaaka di Kota Bogor Pemiliha lokasi peelitia berdasarka tujua peelitia (purposive) dega pertimbaga bahwa Kota Bogor memiliki jumlah peduduk yag

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da waktu Peelitia ii dilakuka di PD Pacet Segar milik Alm Bapak H. Mastur Fuad yag beralamat di Jala Raya Ciherag o 48 Kecamata Cipaas, Kabupate Ciajur, Propisi Jawa Barat.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif karena bertujuan untuk mengetahui kompetensi pedagogik mahasiswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif karena bertujuan untuk mengetahui kompetensi pedagogik mahasiswa 54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jeis Peelitia Peelitia ii merupaka peelitia deskriptif dega pedekata kuatitatif karea bertujua utuk megetahui kompetesi pedagogik mahasiswa setelah megikuti mata kuliah

Lebih terperinci

Definisi Integral Tentu

Definisi Integral Tentu Defiisi Itegral Tetu Bila kita megedarai kedaraa bermotor (sepeda motor atau mobil) selama 4 jam dega kecepata 50 km / jam, berapa jarak yag ditempuh? Tetu saja jawabya sagat mudah yaitu 50 x 4 = 200 km.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subjek dari penelitian adalah siswa kelas X.B SMA Muhammadiyah 2 Bandar

III. METODE PENELITIAN. Subjek dari penelitian adalah siswa kelas X.B SMA Muhammadiyah 2 Bandar III. METODE PENELITIAN A. Subjek da Tempat Peelitia Subjek dari peelitia adalah siswa kelas.b SMA Muhammadiyah 2 Badar Lampug Tahu Ajara 2011-2012 dega jumlah siswa 40 orag yag terdiri dari 15 siswa laki-laki

Lebih terperinci

PENAKSIRAN DAN PERAMALAN BIAYA D. PENAKSIRAN BIAYA JANGKA PANJANG E. PERAMALAN BIAYA

PENAKSIRAN DAN PERAMALAN BIAYA D. PENAKSIRAN BIAYA JANGKA PANJANG E. PERAMALAN BIAYA PENAKSIRAN DAN PERAMALAN BIAYA Ari Darmawa, Dr. S.AB, M.AB Email: aridarmawa_fia@ub.ac.id A. PENDAHULUAN B. PENAKSIRAN DAN PRAKIRAAN FUNGSI BIAYA C. PENAKSIRAN JANGKA PENDEK - Ekstrapolasi sederhaa - Aalisis

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Desa Pringgondani Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur, dengan areal

BAHAN DAN METODE. Desa Pringgondani Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur, dengan areal III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat da waktu peelitia Peelitia dilaksaaka pada laha pertaama padi sawah irigasi Kelompok Tai Sri Mulya Desa Priggodai Kecamata Sukadaa Kabupate Lampug Timur, dega areal pertaama

Lebih terperinci

MODUL MATEMATIKA SMA IPA Kelas 11

MODUL MATEMATIKA SMA IPA Kelas 11 SMA IPA Kelas BARISAN DAN DERET ARITMATIKA. Betuk umum: a, ( a b), ( a b) ( a b). Rumus suku ke- ( ) a ( ) b a : suku pertama b : beda. Jumlah suku pertama (S ) S ( a ) atau S (a ( ) b) Dega S dapat juga

Lebih terperinci

Soal dan Pembahasan. Ujian Nasional Matematika Teknik SMK matematikamenyenangkan.com

Soal dan Pembahasan. Ujian Nasional Matematika Teknik SMK matematikamenyenangkan.com Soal da Pembahasa jia Nasioal 06 Matematika Tekik SMK matematikameyeagka.com . pqr Betuk sederhaa dari p q r A. p 8 q r adalah... B. p q 0 r 0 D. p q 0 r 0 C. p 8 q r 0 E. p 6 q r Igat rumus berikut m

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di lokasi huta taama idustri yag terdapat di PT. Wirakarya Sakti Provisi Jambi. Waktu pelaksaaa peelitia ii adalah bula April

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI DAN PERHITUNGANNYA

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI DAN PERHITUNGANNYA BAB IV ANALII HIDROLOGI DAN PERHITUNGANNYA 4.1. TINJAUAN UMUM Dalam merecaaka ormalisasi sugai, aalisis yag petig perlu ditijau adalah aalisis hidrologi. Aalisis hidrologi diperluka utuk meetuka besarya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di halaman Pusat Kegiatan Olah Raga (PKOR) Way Halim Bandar Lampung pada bulan Agustus 2011.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di halaman Pusat Kegiatan Olah Raga (PKOR) Way Halim Bandar Lampung pada bulan Agustus 2011. III. METODE PENELITIAN A. Tempat da Waktu Peelitia Peelitia ii dilaksaaka di halama Pusat Kegiata Olah Raga (PKOR) Way Halim Badar Lampug pada bula Agustus 2011. B. Objek da Alat Peelitia Objek peelitia

Lebih terperinci

Materi 5 DATA MINING 3 SKS Semester 6 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2016 Nizar Rabbi Radliya

Materi 5 DATA MINING 3 SKS Semester 6 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2016 Nizar Rabbi Radliya Materi 5 DATA MINING 3 SKS Semester 6 S1 Sistem Iformasi UNIKOM 2016 Nizar Rabbi Radliya izar.radliya@yahoo.com Nama Mahasiswa NIM Kelas Kompetesi Dasar Memahami tekik data miig klasifikasi da mampu meerapka

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada lahan pertanaman Padi sawah tadah hujan (Oryza

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada lahan pertanaman Padi sawah tadah hujan (Oryza III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Tempat da Waktu Peelitia Peelitia dilaksaaka pada laha pertaama Padi sawah tadah huja (Oryza Sativa L.) di Kelompok Tai Karya Tai I Desa Karag Rejo Kecamata Jati Agug Kabupate

Lebih terperinci

b. Penyajian data kelompok Contoh: Berat badan 30 orang siswa tercatat sebagai berikut:

b. Penyajian data kelompok Contoh: Berat badan 30 orang siswa tercatat sebagai berikut: Statistik da Peluag A. Statistik Statistik adalah metode ilmiah yag mempelajari cara pegumpula, peyusua, pegolaha, da aalisis data, serta cara pegambila kesimpula berdasarka data-data tersebut. Data ialah

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROGRAM KESEHATAN INDERA PENGLIHATAN

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROGRAM KESEHATAN INDERA PENGLIHATAN KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROGRAM KESEHATAN INDERA PENGLIHATAN I. LATAR BELAKANG Pembagua kesehata merupaka bagia itegral dari pembagua asioal yag bertujua utuk meigkatka kesadara, kemaua da kemampua masyarakat

Lebih terperinci

MATERI 13 ANALISIS TEKNIKAL ANALISIS TEKNIKAL

MATERI 13 ANALISIS TEKNIKAL ANALISIS TEKNIKAL MATERI 13 ANALISIS TEKNIKAL ASUMSI-ASUMSI DASAR ANALISIS TEKNIKAL KEUNTUNGAN DAN KRITIK TERHADAP ANALISIS TEKNIKAL TEKNIK-TEKNIK DALAM ANALISIS TEKNIKAL - The Dow Theory - Chart Pola Pergeraka Harga Saham

Lebih terperinci

BAB IV. METODE PENELITlAN. Rancangan atau desain dalam penelitian ini adalah analisis komparasi, dua

BAB IV. METODE PENELITlAN. Rancangan atau desain dalam penelitian ini adalah analisis komparasi, dua BAB IV METODE PENELITlAN 4.1 Racaga Peelitia Racaga atau desai dalam peelitia ii adalah aalisis komparasi, dua mea depede (paired sample) yaitu utuk meguji perbedaa mea atara 2 kelompok data. 4.2 Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilaksaaka di IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alasmadiri, Provisi Papua pada bula Jui higga Juli 2011. 3.2 Alat da Baha Alat da baha yag

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan suatu ilmu yang mempunyai obyek kajian

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan suatu ilmu yang mempunyai obyek kajian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakag Masalah Matematika merupaka suatu ilmu yag mempuyai obyek kajia abstrak, uiversal, medasari perkembaga tekologi moder, da mempuyai pera petig dalam berbagai disipli,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dalam penelitian ini termasuk ke dalam data yang diambil dari Survei Pendapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dalam penelitian ini termasuk ke dalam data yang diambil dari Survei Pendapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jeis da Sumber Data Jeis peelitia yag aka diguaka oleh peeliti adalah jeis peelitia Deskriptif. Dimaa jeis peelitia deskriptif adalah metode yag diguaka utuk memperoleh

Lebih terperinci

Model Pertumbuhan BenefitAsuransi Jiwa Berjangka Menggunakan Deret Matematika

Model Pertumbuhan BenefitAsuransi Jiwa Berjangka Menggunakan Deret Matematika Prosidig Semirata FMIPA Uiversitas Lampug, 0 Model Pertumbuha BeefitAsurasi Jiwa Berjagka Megguaka Deret Matematika Edag Sri Kresawati Jurusa Matematika FMIPA Uiversitas Sriwijaya edagsrikresawati@yahoocoid

Lebih terperinci

POLA KETENAGAAN PERENCANAAN PENGHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA PENUNJANG MEDIS

POLA KETENAGAAN PERENCANAAN PENGHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA PENUNJANG MEDIS POLA KETENAGAAN PERENCANAAN PENGHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA PENUNJANG MEDIS A. PENDAHULUAN Rumah Sakit merupaka uit kesehata masyarakat yag petig da dibutuhka dalam upaya pemeuha tututa masyarakat aka kesehata.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat potensial dalam pembangunan nasional salah satu cara untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat potensial dalam pembangunan nasional salah satu cara untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Beakag Masaah Daam kasaah teori pertumbuha ekoomi ada 3 faktor peetu pertumbuha ekoomi yaitu sumberdaya moda, sumberdaya mausia da kemajua tekoogi sehigga peduduk berkuaitas

Lebih terperinci

SOAL-SOAL LATIHAN BARISAN DAN DERET ARITMETIKA DAN GEOMETRI UJIAN NASIONAL

SOAL-SOAL LATIHAN BARISAN DAN DERET ARITMETIKA DAN GEOMETRI UJIAN NASIONAL SOAL-SOAL LATIHAN BARISAN DAN DERET ARITMETIKA DAN GEOMETRI UJIAN NASIONAL Peserta didik memiliki kemampua memahami kosep pada topik barisa da deret aritmetika da geometri. Peserta didik memilki kemampua

Lebih terperinci

BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN Pada Bab ii aka memberika iformasi hal yag berkaita dega lagkah-lagkah sistematis yag aka diguaka dalam mejawab pertayaa peelitia.utuk itu diperluka beberapa hal sebagai

Lebih terperinci

2 BARISAN BILANGAN REAL

2 BARISAN BILANGAN REAL 2 BARISAN BILANGAN REAL Di sekolah meegah barisa diperkealka sebagai kumpula bilaga yag disusu meurut "pola" tertetu, misalya barisa aritmatika da barisa geometri. Biasaya barisa da deret merupaka satu

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 27 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Baha Peelitia 3.1.1 Objek Peelitia Objek yag diguaka dalam peelitia ii adalah kuda Sumba (Sadelwood) betia da jata berjumlah 30 ekor dega umur da berat yag relatif

Lebih terperinci

Lampiran 1 Bukti Kas Masuk

Lampiran 1 Bukti Kas Masuk Lampira 1 Bukti Kas Masuk Lampira 2 Bukti Kas Keluar Lampira 3 Struktur Orgaisasi Lampira 3 Tabel Jawaba Respode Lampira 4 Tabel Hasil Pegujia Data dega SPSS N A1 N A2 N A3 N A4 N A5 N A6 N A7 Pearso TOTAL

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waktu Peelitia Daerah peelitia adalah Kota Bogor yag terletak di Provisi Jawa Barat. Pemiliha lokasi ii berdasarka pertimbaga atara lai: (1) tersediaya Tabel Iput-Output

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA JAMKESMAS DI DESA KATERBAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT SKRIPSI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA JAMKESMAS DI DESA KATERBAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT SKRIPSI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA JAMKESMAS DI DESA KATERBAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT SKRIPSI Diajuka Utuk Memeuhi Sebagia Syarat Gua Memperoleh Gelar Sarjaa Komputer (S.Kom) Pada

Lebih terperinci

Dessy Setyorini 1, Fitro Nur Hakim 2

Dessy Setyorini 1, Fitro Nur Hakim 2 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN GUDANG UNTUK ANALISIS KEBUTUHAN BARANG RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN GUDANG UNTUK ANALISIS KEBUTUHAN BARANG (STUDI KASUS PADA DINAS PENERANGAN JALAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Peelitia Metodologi peelitia ii merupaka cara yag diguaka utuk memecahka masalah dega lagkah-lagkah yag aka ditempuh harus releva dega masalah yag telah dirumuska.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Variabel X merupakan variabel bebas adalah kepemimpinan dan motivasi,

III. METODE PENELITIAN. Variabel X merupakan variabel bebas adalah kepemimpinan dan motivasi, 7 III. METODE PENELITIAN 3.1 Idetifikasi Masalah Variabel yag diguaka dalam peelitia ii adalah variabel X da variabel Y. Variabel X merupaka variabel bebas adalah kepemimpia da motivasi, variabel Y merupaka

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu da Lokasi Peelitia Peelitia ii megguaka data primer da sekuder. Data primer diambil dari kegiata peelitia skala laboratorium. Peelitia dilakuka pada bula Februari-Jui 2011.

Lebih terperinci

SOAL-SOAL HOTS. Fungsi, komposisi fungsi, fungsi invers, dan grafik fungsi.

SOAL-SOAL HOTS. Fungsi, komposisi fungsi, fungsi invers, dan grafik fungsi. SOL-SOL HOTS. LJBR Pagkat Bulat Positif, Betuk kar, da Logaritma 1. Jumlah bakteri pada saat mula-mula adalah M 0. Karea suatu hal, setiap selag satu hari jumlah bakteri aka leyap r%. Jika M0 1.0 da r

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I 7 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi da Sampel Peelitia Populasi dalam peelitia ii adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Kotaagug Tahu Ajara 0-03 yag berjumlah 98 siswa yag tersebar dalam 3

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuda berjumlah 25

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuda berjumlah 25 18 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Baha Peelitia 3.1.1 Objek Peelitia Terak yag diguaka dalam peelitia ii adalah kuda berjumlah 25 ekor terdiri dari 5 jata da 20 betia dega umur berkisar atara 10 15

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 10 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilaksaaka di areal kerja IUPHHK-HA PT. Sarmieto Parakatja Timber, Kalimata Tegah selama satu bula pada bula April higga Mei 01.

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN KE - 1. : 6 jam pelajaran

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN KE - 1. : 6 jam pelajaran RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN KE - 1 Satua Pedidika Mata Pelajara Kelas/Semester Materi Pokok Waktu : SMA N 6 YOGYAKARTA : Matematika : XII IPS/ : Barisa da Deret : 6 jam pelajara 1. Stadar Kompetesi 4.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian diskriptif kuantitatif. Dalam hal ini peneliti akan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian diskriptif kuantitatif. Dalam hal ini peneliti akan BAB III METODE PENELITIAN A. Jeis Peelitia Berdasarka pertayaa peelitia yag peeliti ajuka maka jeis peelitia ii adalah peelitia diskriptif kuatitatif. Dalam hal ii peeliti aka mediskripsika kemampua relatig,

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN 6 BAB ANALISIS DAN PEMBAHASAN Lokasi objek peelitia berada di ruas jala Solo Jogja, dimulai dari Km 15+000 da berakhir di Km 15+500, lebar bada jala 7,5 m da lebar bahu jala m, sedagka jala pembadig berada

Lebih terperinci

2.3. PENGEMBANGAN MODEL

2.3. PENGEMBANGAN MODEL megadopsi mesi pae, mesi perotok, mesi pegerig da mesi peggilig padi. Perotoka dega mesi perotok (power thresher), dapat meuruka susut hasil sebesar 3,5 % dari total produksi. 2.2.8. Mekaisasi (Alat da

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Alat terapi ini menggunakan heater kering berjenis fibric yang elastis dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Alat terapi ini menggunakan heater kering berjenis fibric yang elastis dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Spesifikasi Alat Alat terapi ii megguaka heater kerig berjeis fibric yag elastis da di bugkus dega busa, pasir kuarsa, da kai peutup utuk memberi isolator terhadap kulit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Racaga da Jeis Peelitia Racaga peelitia ii adalah deskriptif dega pedekata cross sectioal yaitu racaga peelitia yag meggambarka masalah megeai tigkat pegetahua remaja tetag

Lebih terperinci

ANALISIS RUNTUT WAKTU DAN PERAMALAN (Time Series and Forecasting) Analisis Tren

ANALISIS RUNTUT WAKTU DAN PERAMALAN (Time Series and Forecasting) Analisis Tren ANALISIS RUNTUT WAKTU DAN PERAMALAN (Time Series ad Forecastig) Aalisis Tre P.E.N.D.A.H.U.L.U.A.N Rutut waktu merupaka kumpula data yag tercatat sepajag periode waktu tertetu (cotohya: miggua, bulaa, atau

Lebih terperinci

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan REGRESI LINIER DAN KORELASI Variabel dibedaka dalam dua jeis dalam aalisis regresi: Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yag mudah didapat atau tersedia. Dapat diyataka dega X 1, X,, X k

Lebih terperinci

SOAL-SOAL. 1. UN A Jumlah n suku pertama deret aritmetika dinyatakan dengan S n n

SOAL-SOAL. 1. UN A Jumlah n suku pertama deret aritmetika dinyatakan dengan S n n Husei Tampomas, Barisa da Deret, 06 SOAL-SOAL. UN A 0 Jumlah suku pertama deret aritmetika diyataka dega S. Suku ke-0 A. B. C. 0 D. 8 E. 6. UN A, D7, da E8 0 Sebuah pabrik memproduksi barag jeis A pada

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN 39 III. METODOLOGI KAJIAN A. Lokasi da Waktu Kajia Kajia telah dilakuka di PD. Augerah Hero, suatu idustri kecil sepatu yag beralamat di Kampug Sawah Ilir RT.02 RW.03 Mekarjaya, Kecamata Ciomas, Kabupate

Lebih terperinci

DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA TIMUR

DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA TIMUR INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INSTANSI : DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA TIMUR VISI : Mewujudka Pelayaa Trasportasi yag Berkualitas

Lebih terperinci

SMA NEGERI 5 BEKASI UJIAN SEKOLAH

SMA NEGERI 5 BEKASI UJIAN SEKOLAH PEMERINTAH KOTA BEKASI DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI BEKASI Jl. Gamprit Jatiwarigi Asri Podok Gede -88 UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN / L E M B A R S O A L Mata Pelajara : Matematika Kelas/Program : IPA Hari/Taggal

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA 4.1 Meetuka udara masuk (efisiesi volumetrik) da efisiesi pegirima pada hasil uji 4.1.1 Rumus udara masuk (efisiesi volumetrik) da efisiesi pegirima Jumlah volume

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. Atau. Pengujian hipotesis uji dua pihak:

PENGUJIAN HIPOTESIS. Atau. Pengujian hipotesis uji dua pihak: PENGUJIAN HIPOTESIS A. Lagkah-lagkah pegujia hipotesis Hipotesis adalah asumsi atau dugaa megeai sesuatu. Jika hipotesis tersebut tetag ilai-ilai parameter maka hipotesis itu disebut hipotesis statistik.

Lebih terperinci

LAMPIRAN-LAMPIRAN 110

LAMPIRAN-LAMPIRAN 110 LAMPIRAN-LAMPIRAN 110 Lampira 1. Kuesioer SURAT PERMOHONAN Perihal : Permohoa Batua Pegisia Kuesioer Peelitia No : Kepada Yth : Bpk/Ibu/Sdr-I Selaku Respode Di Tempat. Dega Hormat, Dalam ragka memeuhi

Lebih terperinci

BAB VIII KONSEP DASAR PROBABILITAS

BAB VIII KONSEP DASAR PROBABILITAS BAB VIII KONSEP DASAR PROBABILITAS 1.1. Pedahulua Dalam pertemua ii Ada aka mempelajari beberapa padaga tetag permutasi da kombiasi, fugsi da metode perhituga probabilitas, da meghitug probabilitas. Pada

Lebih terperinci

PERANCANGAN DATABASE BUKU TAMU DAN SURAT MENYURAT PADA DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KABUPATEN BOGOR

PERANCANGAN DATABASE BUKU TAMU DAN SURAT MENYURAT PADA DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KABUPATEN BOGOR PERANCANGAN DATABASE BUKU TAMU DAN SURAT MENYURAT PADA DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KABUPATEN BOGOR Marhaei, Yoki Saputra Prodi Sistem Iformasi Istitut Sais da Tekologi Nasioal (ISTN) Email :

Lebih terperinci

= Keterkaitan langsung ke belakang sektor j = Unsur matriks koefisien teknik

= Keterkaitan langsung ke belakang sektor j = Unsur matriks koefisien teknik Aalisis Sektor Kuci Dimaa : KLBj aij = Keterkaita lagsug ke belakag sektor j = Usur matriks koefisie tekik (b). Keterkaita Ke Depa (Forward Ligkage) Forward ligkage meujukka peraa suatu sektor tertetu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakag Permasalaha peugasa atau assigmet problem adalah suatu persoala dimaa harus melakuka peugasa terhadap sekumpula orag yag kepada sekumpula job yag ada, sehigga tepat satu

Lebih terperinci