BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Banyaknya kategori strurges (k) = 1 + 3,3 + log n

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

nilai tertinggi nilai terendah (log n) (log 32)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil belajar Siswa Pra Siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 03 Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

= = 7.6 dibulatkan menjadi = 8

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini akan diuraikan dalam tahapan tahapan pada setiap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dan dalam bahasa inggris disebut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

4.1. Pelaksanaan Tindakan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini di lakukan di SDN Watuagung 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang dengan subyek penelitian siswa kelas 5 yang berjumlah 17 orang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan pada mata pelajaran IPA pokok pembahasan Daur Air dengan menggunakan salah satu model pembelajaran yaitu model cooperatif learning tipe scramble. 4.1.1. Kondisi Awal Hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN Watuagung 02 sebelum diadakan tindakan masih banyak siswa yang hasil belajarnya belum mencapai KKM. Hal ini dilihat dari hasil ulangan harian siswa sebelum penelitian dilaksanakan. Dari 17 siswa ada 10 siswa yang mendapat nilai dibawah KKM yang ditetapkan sebesar 59%, sedangkan 7 siswa lainnya mendapat nilai diatas KKM atau 41%. Terlihat pula selisih nilai yang besar antara nilai tertinggi yaitu 90 dan nilai terendah yaitu 40 dengan nilai rata-rata untuk pra siklus yaitu 58,6. Untuk menentukan interval nilai agar lebih mudah mengelompokkan hasil belajar siswa, maka dapat menggunakan rumus seperti berikut: Range/jangkauan = Skor maskimal skor minimal Banyaknya kategori strurges (k) = 1 + 3,3 + log n interval = Range Banyak kategori Banyaknya kategori (k) = 1+ 3,3 log n (jumlah siswa) (k) = 1 + 3,3 log 17 = 4.96 dibulatkan menjadi 5 Interval = skor maksimal skor minimal Banyak kategori = 90 40 5 = 10 39

40 Dari perhitungan rumus penentuan interval tersebut, diperoleh interval nilai untuk pra siklus dengan rentang interval adalah 10seperti yang disajikan pada tabel distribusi frekuensi pra siklus berikut: Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pra Siklus Kelas 5 SDN Watuagung 02 Pra Siklus No Interval Nilai Jumlah Presentase(%) Keterangan 1. 40 49 8 47% Belum Tuntas 2. 50 59 2 12% Belum Tuntas 3. 60 69 0 0% - 4. 70 79 4 23% Tuntas 5. 80 89 2 12% Tuntas 6. >89 1 6% Tuntas Kondisi dari tabel di atas dapat digambarkan menggunakan diagram sebagai berikut: Hasil Perolehan Nilai pada Pra Siklus 8 7 6 5 4 3 2 1 0 40 49 50 59 60 69 70 79 80 89 >89 Gambar 4.1 Hasil Perolehan Nilai Berdasarkan Interval Kelas

41 Di bawah ini akan disajikan dalam tabel dan diagram persentase ketuntasan belajar IPA siswa sebelum diberikan tindakan yaitu: Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus SDN Watuagung 02 Keterangan No Nilai JumlahSiswa Persentase(%) 1 69 10 59 Belum tuntas 2 70 7 41 Tuntas Jumlah 17 100 Rata-rata 58,6 NilaiTertinggi 90 NilaiTerendah 40 Kondisi dari tabel di atas dapat digambarkan menggunakan diagram lingkaran sebagai berikut: Hasil Belajar Siswa Pra Siklus Tuntas Tidak Tuntas 41% 59% Gambar 4.2 Jumlah Ketuntasan Belajar Pra Siklus Berdasarkan data yang diperoleh perlu upaya untuk menindaklanjuti melalui penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakn kelas ini disetujui oleh wali kelas 5 dan akan dilaksanakan sebanyak 2 siklus dengan menerapkan model cooperatif learning tipe scramble dalam pembelajaran IPA.

42 4.2. Hasil Penelitian Praktek pembelajaran pertama dilaksanakan dengan pokok bahasan Daur Air. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus, siklus I terdiri dari sub pokok bahasan yaitu manfaat air, proses daur air dan kegiatan manusia yang mempengaruhi daur air, dan cara penghematan air dengan rincian sebagai berikut: 4.2.1. Pelaksanaan Siklus I Hasil evaluasi pra siklus menjadi acuan untuk mengambil tindakan yang tepat dalam meningkatkan hasil belajar IPA kelas 5. Pelaksanaan siklus I dilakukan pada hari Selasa, 1 April 2014 dengan KD 7.4 Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya. Pelaksanaan siklus I ini dilakukan dalam satu kali pertemuan atau 2 jam pelajaran. Adapun rincian pembelajarannya sebagai berikut: 1. Perencanaan Sebelum dilakukan tindakan, maka hal-hal yang direncanakan adalah sebagai berikut: 1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berikut dengan media atau alat peraga yang mendukung proses pembelajaran, termasuk lembar observasi pembelajaran untuk digunakan dalam memantau perkembangan pembelajaran IPA. 2. Melakukan konsultasi dengan guru kelas mengenai materi pembelajaran, model dan metode pembelajaran yang dipilih, RPP, media ataupun alat peraga yang akan mendukung proses pembelajaran, lembar observasi serta menyepakati tindakan penelitian akan dilakukan dalam 2 siklus. 3. Setelah mendapatkan persetujuan dengan guru kelas, dilakukan revisi dan mengecek kembali kelengkapan-kelengkapan baik RPP, lembar observasi, media ataupun alat peraga serta soal evaluasi.

43 2. Pelaksanaan Tindakan a. Kegiatan Awal Sebelum memulai pembelajaran terlebih dahulu guru memberikan salam, berdoa, mengecek kesiapan siswa serta kehadiran siswa, melakukan apersepsi berupa pertanyaan kepada siswa Sebelum kalian berangkat kesekolah kalian pasti mandi terlebih dahulu, apa yang kalian perlukan saat mandi? kenapa air di Bumi ini tidak pernah harus padahal selalu digunakan setiap hari?. Setelah melakukan apersepsi guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pembelajaran itu. b. Kegiatan Inti Setelah memaparkan garis besar materi pelajaran, guru dan siswa bertanya jawab tentang manfaat air. Setelah melakukan tanya jawab, guru menjelaskan tentang proses daur air kemudian menempelkan gambar daur air ke papan tulis. Setelah itu siswa diminta memperhatikan gambar daur air yang telah ditempel oleh guru kemudian siswa diminta menjelaskan kembali secara singkat proses dari daur air tersebut. Selanjutnya, guru meminta siswa membentuk kelompok menjadi 4 kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 3-4 siswa. Setelah siswa duduk sesuai kelompoknya, guru memberikan amplop yang berisi kartu soal dan kartu jawaban pada masing-masing kelompok. Selanjutnya guru memberikan instruksi pengerjaan lembar kerja tersebut kepada setiap kelompok. Dalam amplop tersebut terdapat kartu soal dan kartu jawaban, dimana kartu jawaban yang tersedia masih teracak hurufnya, sehingga kelompok dimita untuk menyusun terlebih dahulu huruf-huruf yang teracak menjadi sebuah jawaban yang tepat sesuai soal yang ada pada kartu soal. Dalam proses kerja kelompok tersebut guru bertugas membimbing dan memantau pekerjaan kelompok serta membantu kelompok dalam memahami soal maupun jawaban yang mereka susun. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan lembar kerja tersebut, guru melakukan pemeriksaan dari hasil kerja kelompok tadi dalam bentuk tanya jawab. Dalam hal ini guru akan membacakan soal-soal yang ada pada lembar kerja tadi, kemudian

44 setiap kelompok bertugas untuk menjawab secara cepat dan benar. Kelompok yang lebih cepat dan benar akan memdapatkan poin dari guru. c. Kegiatan Akhir Pada kegiatan akhir ini, guru dan siswa melakukan refleksi bersama-sama, melakukan tanya jawab tentang materi yang sudah dipelajari. Kemudian guru dan siswa bersama-sama membuat rangkuman mengenai materi yang telah dipelajari. Setelah itu guru membagikan soal evaluasi kepada iswa untuk dikerjakan. Sebelum mengakhiri pembelajaran, guru memberitahu siswa untuk belajar materi selanjutnya yang akan guru bahas pada pertemuan berikutnya. d. Observasi Pada pertemuan siklus I kegiatan guru dalam pembelajaran dengan menerapkan model cooperative learning tipe scramble diamati oleh observer. Pengamatan dilakukan dengan mengisi lembar observasi kegiatan guru dan siswa yang di dalamnya berisi aspek-aspek yang harus diamati selama proses pembelajaran berlangsung. Pada pertemuan siklus I ini pembelajaran berjalan dengan lancar dan cukup baik tetapi masih ada hambatan yaitu sebagai berikut: 1. Kegiatan Guru Pada pelaksanaan tindakan siklus I ini, guru kurang mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari siswa. 2. Kegiatan Siswa Pada pelaksanaan tindakan siklus I ini, siswa sudah berantusias dan aktif dalam mengikuti pembelajaran. Ini ditunjukkan dari aktifnya siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Kemudian selain itu, siswa juga melaksanakan kerja kelompok dengan baik dan kompak tanpa membuat kegaduhan di ruang kelas tersebut. Akan tetapi masih ada beberapa hal yang membuat pembelajaran kurang optimal di antaranya adalah masih ada beberapa siswa yang belum memiliki

45 keberanian dalam bertanya dan ada beberapa siswa yang belum memiliki pemahaman tentangmateri yang dijelaskan. e. Refleksi Berdasarkan hasil observasi, maka perlu perbaikan pada siklus ke II, yaitu sebagai berikut: 1. Kegiatan Guru a. Guru harus menyiapkan alat peraga secukupnya yang dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran b. Mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari siswa 2. Kegiatan Siswa a. Memacu siswa yang belum berani bertanya untuk aktif bertanya. b. Memberikan contoh dalam kehidupan nyata terkait materi yang dipelajari untuk mengingatkan pengalaman pribadi siswa. 3. Hasil Belajar Siswa Evaluasi dilakukan diakhir pembelajaran pada siklus I. Evaluasi ini diadakan untuk melihat perubahan ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran IPA, setelah diberikan tindakan dengan menerapkan model cooperative learning tipe scramble. Untuk dapat melihat perubahan ketuntasan belajar siswa dengan mudah, dapat menggunakan tabel dengan menentukan interval nilai siswa, maka digunakan rumus seperti berikut: Banyaknya kategori (k) Interval = = 1+ 3,3 log n (jumlah siswa) (k) = 1 + 3,3 log 17 skor maksimal skor minimal Banyak kategori = 4.96 dibulatkan menjadi 5 = 93 67 5 = 5 Dari perhitungan rumus penentuan interval tersebut, diperoleh interval nilai untuk pra siklus dengan rentang interval adalah 5 seperti yang disajikan pada tabel distribusi frekuensi pra siklus berikut:

46 Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus I Siklus I No Interval Nilai Jumlah Presentase(%) Keterangan 1. 67-71 2 12% Belum Tuntas 2. 72 76 3 18% Tuntas 3. 77 81 8 46% Tuntas 4. 82-86 0 0% Tuntas 5. 87-91 3 18% Tuntas 6. >91 1 6% Tuntas Jumlah 17 100% KKM 70 Rata- rata 79 Nilai Tertinggi 93 Nilai Terendah 67 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa terjadi peningkatan siswa yang tuntas dalam belajar setelah diberikan tindakan pada siklus I. Jika sebelum tindakan siswa yang tuntas adalah 7 siswa, maka setelah tindakan pada siklus I, siswa yang tuntas menjadi meningkat yaitu 15 siswa dari 17 siswa. Setelah diberikan tindakan, terdapat juga perubahan pada perolehan nilai terendah dari 40 menjadi 67 dan perubahan pada perolehan nilai tertinggi dari 90 menjadi 93. Berikut ini disajikan dalam diagram jumlah siswa yang memperoleh nilai berdasarkan pada interval nilai.

47 Hasil Perolehan Nilai pada Siklus I 8 7 6 5 4 3 2 1 0 67-71 72 76 77 81 82-86 87-91 >91 Gambar 4.3 Jumlah Perolehan Nilai Siklus I Berdasarkan Interval Nilai Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang cukup memuaskan yaitu siswa yang tuntas berjumlah 15 siswa dari 17 siswa atau 88% dari total siswa di kelas 5 telah mendapatkan nilai diatas KKM 70. 4. Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus dengan Siklus I Dalam maksud untuk mengetahuiterjadinya peningkatan hasil belajar siswa setelah diberikan tindakan pada siklus I, maka berikut ini akan disajikan perbandingan hasil belajar siswa sebelum diberikan tindakan dengan setelah diberikan tindakan pada siklus I.

48 Tabel 4.4 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus dengan Siklus I Tuntas BelumTuntas Total Tindakan Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%) Pra Siklus Siklus I 7 41% 10 59% 17 15 88% 2 12% 17 Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa terjadi perubahan jumlah dan presentase hasil belajar siswa setelah diberikan tindakan pada siklus I. sebelum tindakan, diketahui bahwa 7 siswa atau 41% yang mendapat nilai diatas KKM. Hasil ini berubah setelah tindakan pada siklus I, dimana siswa yang mendapat nilai diatas KKM menjadi 15 siswa dengan persentase 88%. Sementara itu siswa yang belum mencapai nilai diatas KKM sebelum diberikan tindakan adalah 10 siswa atau 59%, berkurang setelah diberikan tindakan pada siklus I menjadi 2 orang atau persentase 12 %. Berikut perbandingan dari hasil belajar pra siklus dengan hasil belajar pada siklus I disajikan dalam bentuk diagram. 16 14 12 10 8 6 4 2 0 Pra Siklus Siklus I Tuntas Belum Tuntas Gambar 4.4 Perbandingan Jumlah Ketuntasan Pra Siklus dengan Siklus I

49 4.2.2. Pelaksanaan Siklus II Hasil evaluasi dan hasil refleksi pada siklus I menjadi acuan untuk mengambil tindakan dalam meningkatkan hasil belajar IPA kelas 5. Pelaksanaan siklus II dilakukan pada hari Kamis, 3 April 2014 dengan KD 7.5 Mendeskripsikan perlunya penghematan air. Pelaksanaan siklus II ini dilakukan dalam satu kali pertemuan atau 2 jam pelajaran. Siklus II dilakukan dengan tindakan sebagai berikut: 1. Perencanaan Hasil refleksi pada siklus I dengan observer menjadi salah satu pertimbangan untuk melaksanakan pembelajaran yang lebih baik lagi. Persiapan yang dilakukan untuk melaksanakan pertemuan pada siklus II ini adalah dengan mempersiapkan instrument berupa RPP, lembar observasi serta soal evaluasi dan mempersiapkan alat dan bahan untuk penelitian agar efektifitas pembelajaran dapat meningkat di banding pada siklus I. 2. Pelaksanaan Tindakan a. Kegiatan Awal Kegiatan di awali dengan salam pembuka, selanjutnya guru meminta salah satu siswa memimpin doa. Setelah berdoa, untuk mengkondisikan agar siswa siap menerima pelajaran, guru memperhatikan siswa satu persatu kemudian guru melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa berdasarkan materi yang sudah kita pelajari sebelumnya, kegiatan manusia yang mempengaruhi daur air itu apa saja?. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di capai. b. Kegiatan Inti Untuk menguji ingatan siswa tentang materi yang telah dipelajari sebelumnya, guru mengulas kembali materi sebelumnya dengan tanya jawab. Setelah mengulas kembali materi sebelumnya, guru masuk ke dalam materi yang akan dipelajari yaitu tentang cara penghematan air. Disini guru hanya melakukan tanya jawab seputar cara penghematan air sesuia dengan pengetahuan atau pengalaman dari siswa. Kemudian guru menempelkan beberapa gambar ke papan tulis dan siswa di minta untuk mengamati dan menggolongkan gambar-gambar

50 tersebut termasuk ke dalam cara penghematan air atau bukan. Selanjutnya, guru meminta siswa membentuk kelompok menjadi 4 kelompok dengan masingmasing kelompok beranggotakan 3-4 siswa. Setelah siswa duduk sesuai kelompoknya, guru memberikan amplop yang berisi kartu soal dan kartu jawaban pada masing-masing kelompok. Selanjutnya guru memberikan instruksi pengerjaan lembar kerja tersebut kepada setiap kelompok. Dalam amplop tersebut terdapat kartu soal dan kartu jawaban, dimana kartu jawaban yang tersedia masih teracak hurufnya, sehingga kelompok dimita untuk menyusun terlebih dahulu huruf-huruf yang teracak menjadi sebuah jawaban yang tepat sesuai soal yang ada pada kartu soal. Dalam proses kerja kelompok tersebut guru bertugas membimbing dan memantau pekerjaan kelompok serta membantu kelompok dalam memahami soal maupun jawaban yang mereka susun. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan lembar kerja tersebut, guru melakukan pemeriksaan dari hasil kerja kelompok tadi dalam bentuk tanya jawab. Dalam hal ini guru akan membacakan soal-soal yang ada pada lembar kerja tadi, kemudian setiap kelompok bertugas untuk menjawab secara cepat dan benar. Kelompok yang lebih cepat dan benar akan memdapatkan poin dari guru. c. Kegiatan Akhir Pada kegiatan akhir ini, guru dan siswa melakukan refleksi bersama-sama, melakukan tanya jawab tentang materi yang sudah dipelajari. Dan mengaitkan materi yang telah di pelajari dengan kehidupan sehari-hari. Kemudian guru dan siswa bersama-sama membuat rangkuman mengenai materi yang telah dipelajari. Setelah itu guru membagikan soal evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan secara individu. Setelah siswa selesai mengerjakan soal evaluasi, guru menutup pembelajaran dengan salam penutup. d. Observasi Pada pertemuan siklus II kegiatan guru dalam pembelajaran dengan menerapkan model cooperative learning tipe scramble diamati oleh observer. Pengamatan dilakukan dengan mengisi lembar observasi kegiatan guru dan siswa yang di dalamnya berisi aspek-aspek yang harus diamati selama proses pembelajaran berlangsung.

51 Pada pertemuan siklus II ini, pembelajaran sudah berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Siswa sudah aktif dalam mengikuti pembelajaran.keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran dapat dilihat dari aktifnya siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Kemudian selain itu, siswa juga melaksanakan kerja kelompok dengan baik dan kompak tanpa membuat kegaduhan di ruang kelas tersebut. Sebagian besar siswa sudah dapat memahami materi yang sudah dipelajari. e. Refleksi Berdasarkan observasi dari pelaksanaan siklus II hari Kamis tanggal 3 April 2013, dalam kegiatan pembelajaran siswa sudah cukup berantusias dan aktif dalam mengikuti pembelajaran, semua siswa aktif dalam kerja kelompok, aktif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Hasil dari tindakan siklus II diperoleh hasil belajar IPA siswa kelas 5 meningkat. Sehingga dapat dinyatakan penerapan model cooperative learning tipe scramble berhasil meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 pada mata pelajaran IPA. 3. Hasil Belajar Siswa Evaluasi dilakukan diakhir pembelajaran pada siklus II. Evaluasi dimaksudkan untuk melihat perubahan hasil belajar atau ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Untuk dapat melihat perubahan ketuntasan belajar siswa dengan mudah, dapat menggunakan tabel dengan menentukan interval nilai siswa, maka digunakan rumus seperti berikut: Banyaknya kategori (k) Interval = = 1+ 3,3 log n (jumlah siswa) (k) = 1 + 3,3 log 17 skor maksimal skor minimal Banyak kategori = 4.96 dibulatkan menjadi 5 = 100 80 5 = 4

52 Dari perhitungan rumus penentuan interval tersebut, diperoleh interval nilai untuk pra siklus dengan rentang interval adalah 4seperti yang disajikan pada tabel distribusi frekuensi pra siklus berikut: Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa Siklus II Siklus I No Interval Nilai Jumlah Persentase(%) Keterangan 1. 80-83 3 18% Tuntas 2. 84-87 9 52% Tuntas 3. 88-91 0 0% Tuntas 4. 92-95 3 18% Tuntas 5. 96-99 0 0% Tuntas 6. > 99 2 12% Tuntas Jumlah 17 100% KKM 70 Rata- rata 88 Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 80 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa terjadi peningkatan siswa yang tuntas dalam belajar setelah diberikan tindakan pada siklus II. Jika pada siklus I siswa yang tuntas adalah 15 siswa, maka setelah diberikan tindakan pada siklus II siswa yang tuntas menjadi meningkat yaitu 17 siswa atau seluruh siswa dari jumlah keseluruhan tuntas dengan nilai diatas KKM. Setelah diberikan tindakan pada siklus II, terjadi perubahan perolehan nilai rata-rata yaitu dengan rata-rata 88 dan juga terjadi peubahan perolehan nilai terendah yaitu menjadi 80 serta nilai tertinggi menjadi 100. Berikut hasil belajar siswa disajikan dalam bentuk diagram berdasarkan pada interval nilai.

53 Hasil Perolehan Nilai pada Siklus II 10 8 6 4 2 0 80-83 84-87 88-91 92-95 96-99 > 99 Gambar 4.5 Jumlah Perolehan Nilai Siklus II Berdasarkan Interval Nilai Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang sangat memuaskan yaitu siswa yang tuntas berjumlah 17 siswa atau 100% dari total siswa di kelas 5 telah mendapatkan nilai diatas KKM 70. Dengan hasil ini dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan melakukan perbaikan-perbaikan dalam menerapkan model cooperative learning tipe scramble dalam pembelajaran IPA materi Daur Air terjadi peningkatan hasil belajar atau ketuntasan belajar pada siswa. Dengan kata lain, penerapan model cooperative learning tipe scramble berhasil meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 SDN Watuagung 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. 4. Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dengan Siklus II Dalam maksud untuk mengetahuiterjadinya peningkatan hasil belajar siswa setelah diberikan tindakan pada siklus II, maka berikut ini akan disajikan perbandingan hasil belajar siswa padasiklus I dengan setelah diberikan tindakan pada siklus II.

54 Tabel 4.6 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus I dengan Siklus II Tuntas BelumTuntas Total Tindakan Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%) Siklus I Siklus II 15 88% 2 12% 17 17 100% 0 0% 17 Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa terjadi perubahan jumlah dan presentase hasil belajar siswa setelah diberikan tindakan pada siklus II. Pada siklus I, diketahui bahwa 15 siswa atau 88% yang mendapat nilai diatas KKM. Hasil ini berubah setelah tindakan pada siklus II, dimana siswa yang mendapat nilai diatas KKM menjadi 17 siswa dengan persentase 100%. Berikut perbandingan dari hasil belajar pra siklus dengan hasil belajar pada siklus I disajikan dalam bentuk diagram. 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 Tuntas Tidak Tuntas Gambar 4.6 Perbandingan Jumlah Ketuntasan Siklus I dengan Siklus II

55 4.2.3. Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II Dengan maksud untuk mengetahui terjadinya perubahan hasil belajar IPA siswa sebelum di berikan tindakan dan setelah diberikan tindakan pada siklus I dan siklus II denagn menerapkan model cooperative learning tipe scramble, berikut disajikan tabel perbandingan hasil belajar siswa baik sebelum tindakan (pra siklus) maupun setelah tindakan baik pada siklus I maupun siklus II berikut ini: Tabel 4.7 Perbandingan Ketuntasan Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Tuntas Belum Tuntas No Hasil Belajar Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%) 1. Pra Siklus 7 41 10 59 2. Siklus I 15 88 2 12 3. Siklus II 17 100 - - Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa sebelum tindakan (pra siklus) siswa yang tuntas belajar adalah 7 siswa dengan presentase 41%. Setelah diberikan tindakan pada siklus I, mengalami peningkatan hasil belajar yang cukup memuaskan menjadi 15 siswa dengan presentase 88%. Dengan demikian, setelah diberikan tindakan pada siklus I, terjadi peningkatan persentase siswa yang tuntas belajar sebelum tindakan ke siklus I yaitu 47%. Setelah diberikan lagi tindakan pada siklus II, terjadi lagi peningkatan ketuntasan belajar yaitu 17 siswa dengan presentase 100%. Berdasarkan perolehan peningkatan jumlah siswa dan persentase ketuntasan dalam belajar IPA, maka dapat dikatakan bahwa penerapan model cooperative learning tipe scramble dalam pelajaran IPA materi Daur Air berhasil.

56 4.3. Pembahasan Hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN Watuagung 02 sebelum diadakan tindakan masih banyak siswa yang hasil belajarnya belum mencapai KKM. Hal ini dilihat dari hasil ulangan harian siswa sebelum penelitian dilaksanakan. Dari 17 siswa ada 10 siswa yang mendapat nilai dibawah KKM yang ditetapkan sebesar 59%, sedangkan 7 siswa lainnya mendapat nilai diatas KKM atau 41%. Terlihat pula selisih nilai yang besar antara nilai tertinggi yaitu 90 dan nilai terendah yaitu 40 dengan nilai rata-rata untuk pra siklus yaitu 58,6. Maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas 5 pada mata pelajaran IPA masih tergolong rendah. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka peneliti menggunakan salah satu model pembelajaran yaitu model cooperative learning tipe scramble. Model cooperative learning tipe scramble adalah sebuah model pembelajaran yang menggunakan penekanan latihan soal berupa permainan yang dikerjakan secara berkelompok. Dalam model pembelajaran ini perlu adanya kerja sama antar anggota kelompok untuk saling membantu teman sekelompok dapat berpikir kritis sehingga dapat lebih mudah dalam mencari penyelesaian soal. Melalui model cooperative learning tipe scramble, siswa dapat dilatih berkreasi menyusun kata, kalimat, atau wacana yang acak susunannya dengan susunan yang bermakna dan mungkin lebih baik dari susunan aslinya. Berdasarkan pemaparan diatas, diketahui bahwa penggunaan model cooperative learning tipe scramble dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 SDN Watuagung 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang dari pra siklus ke siklus I dan siklus I ke siklus II hal ini dapat dilihat dari peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Pembelajaran tindakan dalam penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, pada siklus pertama diadakan pada hari Selasa, 1 April 2014 dengan materi manfaat air, proses daur air dan kegiatan manusia yang mempengaruhi daur air. Dari pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan didapatkan permasalahan antara lain masih ada beberapa siswa yang belum berani bertanya jika mengalami kesulitan dalam memahami materi dan belum memiliki

57 pemahaman tentang materi yang diajarkan sehingga pembelajaran kurang optimal. Sehingga untuk pertemuan berikutnya, harus berusaha melakukan kegiatan-kegiatan pembelajaran secara optimal dan sesuai dengan yang telah direncanakan. Walaupun pada siklus I pembelajaran kurang optimal akan tetapi terlihat peningkatan pada hasil belajar siswa yang tergolong cukup memuaskan yaitu 15 siswa dari 17 siswa atau 88% dari total siswa di kelas 5 telah mendapatkan nilai diatas KKM 70 dengan nilai rata-rata 79. Terjadi juga perubahan perolehan nilai pada siklus I dengan perolehan nilai terendah yaitu 67 dan nilai tertinggi yaitu 93. Pada pertemuan siklus II yang diadakan pada hari Kamis, 3 April 2014 dengan materi kegiatan manusia yang mempengaruhi daur air serta cara penghematan air sudah menunjukkan hasil yang sangat baik. Masalah-masalah yang terjadi pada pembelajaran di siklus I sudah berkurang. Pada pertemuan siklus II ini juga terlihat peningkatan keaktifan siwa dalam mengikuti pembelajaran antara lain : siswa sudah aktif dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan dari guru, siswa sudah memiliki pemahaman yang cukup baik terkait materi yang dipelajari, siswa juga sudah mampu melaksanakan kerja kelompok dengn sangat baik dan kompak. Dari hasil pengamatan pada pembelajaran siklus II ini terlihat lagi peningkatan hasil belajar siswa yang tergolong sangat memuaskan yaitu 17 siswa dengan persentase 100% dari total siswa di kelas 5 telah mencapai nilai di atas KKM 70 dengan nilai rata-rata 88. Kemudian terjadi juga perubahan perolehan nilai pada siklus II ini dengan perolehan nilai terendah menjadi 80 dan nilai tertinggi menjadi 100. Jika dilakukan perbandingan hasil belajar pada pra siklus, siklus I dan siklus II terlihat peningkatan yang memuaskan yaitu pada pra siklus hanya terdapat 7 siswa atau 41% yang mendapat nilai diatas KKM dengan rata-rata 58,6. Sedangkan pada siklus I terjadi peningkatan hasil belajar yaitu 15 siswa atau 88% mendapatkan nilai diatas KKM dengan rata-rata 79, kemudian pada siklus II terjadi lagi peningkatan yaitu 17 siswa atau 100% mendapat nilai diatas KKM dengan rata-rata 88.

58 Peningkatan hasil belajar siswa pada penelitian ini disebabkan karena dalam pembelajaran dengan menggunakan model cooperatif learning tipe scramble siswa dapat aktif dalam kegiatan pembelajaran seperti berani bertanya jawab dengan guru, siswa juga aktif dalam kelompok seperti bekerjasama mengerjakan lembar kerja, saling bertukar pendapat. Kemudian antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran tidak hanya terlihat pada saat bertanya jawab dengan guru, berdiskusi kelompok tetapi juga terlihat pada saat guru dan siswa bersama-sama melakukan pemeriksaan dari hasil kerja kelompok dengan tanya jawab tentang soal-soal yang ada pada lembar kerja tersebut. Kelompok yang cepat dan tepat menjawab soal-soal tersebut mendapatkan poin dari guru. Apabila guru dapat secara optimal melaksanakan langkah-langkah pembelajaran dengan menerapkan model cooperatif learning tipe scramble dan siswa juga dapat mengikuti langkah-langkah pembelajaran yang diterapkan dan memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru, maka hasil belajar siswa akan meningkat. Hasil penelitian yang telah dilakukan sejalan dengan beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Sutipah (2012), Pengaruh Model cooperatif learning tipe Scramble Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 di SD Negeri Kranjingan 05 Jember Tahun Pelajaran 2011/2012. Dengan hasil sebelum menggunakan model pembelajaran cooperatif tipe scramble sebesar 43,24 % dan setelah menggunakan model pembelajaran cooperatif tipe scramble meningkat menjadi 70,27 %. Penerapan model pembelajaran cooperatif tipe scramble efektif digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Kemudian Fitri Aini (2012), melakukan penelitian tentang Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik dengan Menggunakan Model Pembelajaran Scramble pada Mata Pelajaran IPA Kelas 5 SD Negeri 05 Tabek Tahun Pelajaran 2011/2012. Dalam penelitian menyatakan bahwa dalam pembelajaran IPA diperlukan penggunaan model pembelajaran dan strategi pembelajaran yang sesuai, dan melibatkan siswa dalam kelompok secara aktif dalam proses pembelajaran. Dengan hasil penelitian berupa peningkatan hasil ketuntasan belajaran dari 53 % menjadi 88%. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa dari beberapa hasil penelitian yang mengunakan

59 model cooperatif learning tipe scramble membawa dampak yang positif pada proses pembelajaran. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan maka hipotesis tindakan terbukti yaitu pembelajaran dengan menerapkan model cooperative learning tipe scramble yang dilakukan oleh guru pada siswa kelas 5 dilihat dari hasil belajar siklus I ke siklus II yang mengalami peningkatan yang sangat memuaskan ini berhasil meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 SDN Watuagung 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.