BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SDN Rejowinangun Utara 03 Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN Rejowinangun Utara 03 Kota Magelang pada semester II tahun pelajaran 2012/ 2013 dengan subyek penelitian kelas 5. Jumlah siswa kelas 5 sebanyak 12 orang. SDN Rejowinangun Utara 03 terletak di desa Paten Jurang Kota Magelang. Lokasi SD ini ada di tengah kota, namun berada di dalam kampung, sangat padat pemukiman penduduk. Kondisi bangunan di SD ini sudah cukup bagus dan bersih. Perpustakaan juga cukup bagus dan luas. Namun fasilitas pembelajaran masih tergolong minim, dikarenakan kurangnya alat pembelajaran, belum terdapat ruang multimedia. Tenaga pengajar di SD Rejowinangun Utara 03 ini terdiri dari guru kelas 1 sampai dengan kelas 6 dengan setiap kelas diampu 1 guru, juga terdapat tenaga pengajar agama 1 guru, serta guru olahraga 1 guru. 4.2 Hasil penelitian Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal adalah kondisi dimana kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilakukan. Berdasarkan hasil observasi di kelas 5 SDN Rejowinangun Utara 03 dengan jumlah siswa 12 pada mata pelajaran IPA yaitu dengan melihat hasil nilai ulangan semseter 1 didapati bahwa hasil belajar IPA siswa sebanyak 7 siswa ( 58,33%) nilai yang diperoleh belum memenuhi KKM. Untuk KKM yang ditentukan oleh pihak sekolah adalah sebesar 65. Data hasil belajar siswa kondisi awal dapat dilihat pada tabel

2 32 Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa IPA Prasiklus No Nilai Jumlah Siswa Presentase (%) Keterangan 1. < Belum tuntas ,66 % Belum tuntas ,66 % Belum tuntas % Belum tuntas Belum tuntas ,33% Tuntas Tuntas ,66% Tuntas ,66% Tuntas Tuntas Tuntas Jumlah % Rata- Rata 65,83 Nilai Tertinggi 85 Nilai Terendah 45 KKM 65 Dari data pada tabel 4.1, terlihat bahwa perbandingan siswa yang mencapai KKM adalah 5 siswa atau 41,66 % dan siswa yang belum mencapai KKM berjumlah 7 siswa atau 58,33% siswa dengan uraian siswa yang mendapat nilai antara sebanyak 2 siswa, siswa yang mendapat nilai antara sebanyak 3 siswa, siswa yang mendapat nilai antara sebanyak 2 siswa, siswa yang mendapat nilai antara sebanyak 1 siswa, siswa yang mendapat nilai antara sebanyak 2 siswa, siswa yang mendapat nilai antara sebanyak 2 siswa. Nilai rata-rata kelas 50,91, dengan perolehan terendah yaitu 50 dan tertinggi 85. Mengacu pada KKM 65 maka presentase keseluruhan siswa yang mencapai ketuntasan maupun belum tuntas belajar, disajikan pada tabel berikut ini :

3 33 Tabel 4.2 Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Prasiklus Nilai Jumlah Siswa Presentase ( %) Keterangan < ,3 % Belum Tuntas ,7 % Tuntas Jumlah % Rata- Rata 65,83 Nilai Tertinggi 85 Nilai Terendah 60 Presentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas 5 SDN Rejowinangun Utara 03 Kota Magelang sebelum dilakukan tindakan diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari KKM 65 sebanyak 5 siswa atau 33,2% dari total keseluruhan siswa. Berikut ini adalah diagram lingkaran prosentase ketuntasan hasil belajar sebelum tindakan. 58,2 % 41,5% Tuntas Belum Tuntas Gambar 4.1 Diagram Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus Berdasarkan hasil belajar sebelum dilakukan tindakan, maka dalam penelitian di SDN Rejowinangun Utara 03 ini digunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan rancangan seperti diuraikan di dalam bab sebelumnya guna meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN Rejowinangun Utara 03 Kota Magelang. Dalam penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan disetiap siklus terdapat dua kali pertemuan.

4 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I Dalam pelaksanaan siklus 1 terbagi dalam dua kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut : Pertemuan 1 A. Perencanaan Pada tahap perencanaan ini peneliti mempersiapkan hal- hal sebagai berikut: 1. Merancang RPP yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan materi perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya. 2. Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembelajaran. 3. Mempersiapkan lembar diskusi kelompok, lembar kuis individu, dan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran untuk guru dan siswa. B. Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan peneliti yang berperan sebagai pengajar merealisasikan segala sesuatu yang telah dibuat dalam tahap perencanaan ke dalam pembelajaran. Deskripsi pelaksanaan pertemuan pertama pada siklus I adalah sebagai berikut : 1. Kegiatan Awal Dalam kegiatan awal yang dilakukan oleh pengajar antara lain memulai pembelajaran dengan memimpin doa, mengucapkan salam, menanyakan kondisi peserta didik. Dilanjutkan dengan melakukan kegiatan apersepsi yaitu menunjukkan magnet kepada siswa, serta bertanya fungsinya. Semua jawaban siswa ditampung dan kemudian pengajar menginformasikan tujuan pembelajaran serta cakupan materi pembelajaran hari ini tentang pengelompokan benda magnetis dan non magnetis beserta contohnya. 2. Kegiatan Inti Guru memberikan penjelasan singkat tentang materi tentang memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya. Dilanjutkan tanya jawab antar guru dan siswa tentang pengelompokan benda yang bersifat magnetis dan non magnetis, lalu siswa diminta

5 35 menyebutkan contoh penggunaan magnet dalam kehidupan sehari- hari. Lalu kegiatan selanjutnya adalah guru membagi kelompok besar yang terdiri dari 4 siswa dalam satu kelompok yang terdiri dari siswa dengan kemampuan heterogen yang terdiri dari 1 siswa berkemampuan tinggi, 1 siswa berkemampuan sedang, dan 2 siswa berkemampuan rendah. Pembagian kelompok ini dimaksudkan agar terjadi interaksi yang heterogen antara anggota kelompok yang berbeda- beda tingkat kemampuan akademik, dan gender seperti yang tertera dalam komponen model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pada kegiatan pembagian kelompok ini ternyata siswa masih canggung dengan model pembelajaran ini, masih sering bertanya kepada guru, dan akibatnya adalah terjadi keributan kecil antara siswa, ditambah lagi keributan siswa yang disatukan dengan siswa lain yang bukan pilihan mereka sendiri. Setelah siswa dibagi kelompok kemudian guru membagikan bahan diskusi kelompok tentang benda- benda yang bersifat magnetis dan non magnetis serta penggunaan magnet dalam kehidupan sehari- hari. Dalam kegiatan diskusi kelompok ini juga belum terjadi kerjasama dan interaksi yang positif antar anggota kelompok untuk menyelesaikan bahan diskusi. Penyebabnya adalah seperti pada waktu kegiatan pembagian kelompok, siswa belum terbiasa bekerja sama dengan teman yang bukan pilihannya sendiri. Alhasil yang terjadi adalah siswa yang berbeda kelompok malah asyik mengobrol sendiri. Tahap berikutnya adalah perwakilan masing- masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas. Pada waktu memilih anggota kelompok untuk maju mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas juga terjadi sedikit keributan, karena siswa masih merasa canggung dan malu untuk mewakili kelompoknya. Kemudian dilanjutkan dengan membuat kesimpulan antara guru dan siswa tentang materi yang telah dipresentasikan. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal- hal yang belum dipahami. Langkah selanjutnya adalah

6 36 pemberian kuis kepada siswa yang dikerjakan secara inidividu. Kuis individual digunakan untuk menentukan skor kemajuan tiap siswa dengan ketentuan skor awal yang telah ditentukan dari nilai semester 1. Kemudian dari nilai kuis yang diberikan oleh guru dapat diketahui nilai kemajuan individu siswa. Skor kemajuan kelompok ditentukan dari perkembangan nilai kelompok siklus pertama pertemuan pertama dan siklus pertama pertemuan kedua yang masing- masing dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah anggota kelompok. Dari hasil pembagian tersebut didapat rata- rata nilai tiap kelompok. Kelompok yang mendapatkan skor paling tinggi akan mendapatkan penghargaan berupa hadiah yang diberikan pada pertemuan selanjutnya 3. Kegiatan Akhir Guru dan siswa secara bersama- sama menyimpulkan hasil pembelajaran tentang materi pengelompokan benda magnetis dan non magnetis beserta contohnya. Kemudian guru menutup pembelajaran pertemuan pertama. Berikut ini adalah pemaparan hasil pengamatan berdasarkan lembar observasi. C. Pengamatan/ Observasi Pada kegiatan observasi, yang diamati adalah hasil pengamatan berdasarkan lembar observasi yang dilakukan oleh guru yang bertindak sebagai observer pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertama. Berikut ini adalah pemaparan hasil pengamatan berdasarkan lembar observasi. 1) Hasil Analisis Observasi Guru Hasil analisis lembar observasi guru pada pertemuan pertama dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini.

7 37 Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan ke-1 Skor Aktivitas Frekuensi Jumlah 1 2,5,6,7,10,14,17,20, ,13,16,19,22,24, ,12,27,28,30, ,1,9,11,15,18,21,23,26,29, Jumlah 85 Dari data hasil observasi lembar observasi guru pada tabel 4.3 kemudian dihitung skor yang diperoleh menggunakan tabel kriteria skor lembar observasi guru pada tabel 4.4 berikut ini. Tabel 4.4 Kriteria Skor Lembar Observasi Guru No Skor Kualifikasi A B C 4 < 81 D Pada tabel 4.3 didapat data bahwa jumlah skor yang diperoleh adalah 85. Apabila dilihat dari tabel 4.4 maka skor 85 dikualifikasikan mendapat nilai C. Aktivitas guru dalam pembelajaran masih terdapat kekurangan antara lain dalam hal memeriksa kesiapan siswa belum terlaksana, guru belum mengoptimalkan kerjasama siswa di dalam kelompok seperti memotivasi dan mengarahkan untuk menyelesaikan tugas kelompok. 2) Analisis Hasil Observasi Siswa Berikut ini adalah hasil analisis dari lembar observasi siswa yang dilakukan oleh observer pada siklus I pertemuan pertama. Berdasarkan observasi yang dilakukan observer terhadap aktivitas siswa pada pertemuan pertama siklus I diperoleh data hasil observasi dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini.

8 38 Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I pertemuan ke-1 Skor Aktivitas Frekuensi Jumlah 1 7,11,15, ,3,4,5,6, ,8,9,10,14,18, ,16,20,21,22, Jumlah 61 Data hasil observasi aktivitas siswa pada tabel 4.5 kemudian dianalisis hasil penskorannya dengan menggunakan tabel kriteria penskoran lembar observasi siswa pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Kriteria Skor Lembar Observasi Siswa No Skor Kualifikasi A B C D E Dari data pada tabel 4.6 diketahui bahwa jumlah skor yang diperoleh berjumlah 60. Kemudian jumlah skor tersebut jika dilihat dari tabel kriteria skor lembar observasi siswa pada tabel 4.6 masuk dalam kualifikasi nilai C. Aktivitas siswa dalam pembelajaran masih terdapat kekurangan antara lain yaitu siswa masih ribut sendiri ketika guru menjelaskan tujuan pembelajaran. D. Refleksi Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama dinilai masih banyak kekurangan jika dilihat dari lembar observasi guru dan lembar observasi siswa. Berdasarkan hasil diskusi pengajar dengan observer, kekurangan tersebut antara lain : a) siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang menuntut siswa untuk belajar di dalam kelompok, b) siswa masih terlihat asyik sendiri bermain dengan siswa lain yang berbeda kelompok, c) guru dalam pembelajaran kurang dapat mengarahkan siswa bekerja dalam kelompok. Berdasarkan hasil analisis hasil observasi guru dan siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan, maka peneliti dan guru kelas berdiskusi untuk

9 39 menentukan solusi guna memperbaiki pembelajaran selanjutnya. Adapun solusi tersebut adalah sebagai berikut : 1. Siswa dibimbing lagi untuk dapat bekerja dalam kelompoknya, serta melakukan pendekatan tentang kesulitan yang dihadapi siswa agar dapat dipecahkan. 2. Memberikan penguatan terhadap siswa tentang konsep STAD agar siswa mudah dalam mengikuti pembelajaran dan bekerja sama di dalam kelompoknya Pertemuan Kedua A. Perencanaan Pada tahap perencanaan ini peneliti kembali mempersiapkan pembelajaran dengan mengacu pada refleksi pertemuan pertama. Persiapan untuk pembelajaran pertemuan kedua antara lain : 1. Merancang RPP yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan materi perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya. 2. Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembelajaran. 3. Mempersiapkan lembar diskusi kelompok, lembar kuis individu, soal evaluasi dan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran untuk guru dan siswa. B. Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan peneliti yang berperan sebagai pengajar merealisasikan segala sesuatu yang telah dibuat dalam tahap perencanaan ke dalam pembelajaran. Deskripsi pelaksanaan pertemuan kedua pada siklus kedua adalah sebagai berikut : 1. Kegiatan Awal Dalam kegiatan awal yang dilakukan oleh pengajar antara lain memulai pembelajaran dengan memimpin doa, mengucapkan salam, menanyakan kondisi peserta didik. Dilanjutkan dengan melakukan kegiatan apersepsi yaitu melakukan tanya jawab tentang materi sebelumnya. Semua jawaban siswa ditampung dan kemudian pengajar menginformasikan tujuan pembelajaran serta cakupan materi pembelajaran

10 40 hari ini tentang gaya gravitasi bumi dan membandingkan gerak benda dalam permukaan yang berbeda. 2. Kegiatan Inti Guru memberikan penjelasan singkat tentang materi tentang memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya. Dilanjutkan tanya jawab antara guru dan siswa gaya gravitasi bumi, dan siswa diminta menyebutkan manfaat gaya gravitasi dalam kehidupan sehari- hari. Lalu kegiatan selanjutnya adalah guru kembali membagi kelompok besar yang terdiri dari 4 siswa dalam satu kelompok yang terdiri dari siswa dengan kemampuan heterogen yang terdiri dari 1 siswa berkemampuan tinggi, 1 siswa berkemampuan sedang, dan 2 siswa berkemampuan rendah. Pembagian kelompok ini dimaksudkan agar terjadi interaksi yang heterogen antara anggota kelompok yang berbeda- beda tingkat kemampuan akademik, dan gender seperti yang tertera dalam komponen model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pada kegiatan pembagian kelompok ini sudah lebih kondusif suasananya daripada pertemuan pertama. Namun masih ada 1 atau 2 siswa yang membuat gaduh. Setelah siswa dibagi kelompok kemudian guru membagikan bahan diskusi kelompok tentang akibat dari tidak adanya daya gravitasi bumi. Dalam kegiatan diskusi kelompok ini sudah mulai terjadi kerjasama dan interaksi yang positif antar anggota kelompok untuk menyelesaikan bahan diskusi. Siswa diminta mampu menyebutkan minimal 3 cara pembuatan magnet, mampu menyebutkan akibat jika tidak ada gaya gravitasi bumi. Tahap berikutnya adalah perwakilan masing- masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas. Pada waktu memilih anggota kelompok untuk maju mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas masih terjadi sedikit keributan, karena siswa masih merasa canggung dan malu untuk mewakili kelompoknya. Kemudian dilanjutkan dengan membuat kesimpulan antara guru dan siswa tentang materi yang telah dipresentasikan. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

11 41 menanyakan hal- hal yang belum dipahami. Langkah selanjutnya adalah pemberian kuis kepada siswa yang dikerjakan secara inidividu. Kuis individual digunakan untuk menentukan skor kemajuan tiap siswa dengan ketentuan skor awal yang telah ditentukan dari nilai ulangan IPA terakhir. Skor kemajuan kelompok ditentukan dari perkembangan nilai kelompok siklus pertama pertemuan pertama dan siklus pertama pertemuan kedua yang masing- masing dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah anggota kelompok. Dari hasil pembagian tersebut didapat rata- rata nilai tiap kelompok. Kelompok yang mendapatkan skor paling tinggi akan mendapatkan penghargaan berupa hadiah yang diberikan pada pertemuan selanjutnya. 3. Kegiatan Akhir Guru dan siswa secara bersama- sama menyimpulkan hasil pembelajaran tentang materi gaya gravitasi bumi dan membandingkan gerak benda dalam permukaan yang berbeda. Kemudian guru menutup pembelajaran pertemuan pertama. Berikut ini adalah pemaparan hasil pengamatan berdasarkan lembar observasi. C. Pengamatan/ Observasi Pada kegiatan observasi, yang diamati adalah hasil pengamatan berdasarkan lembar observasi yang dilakukan oleh guru yang bertindak sebagai observer pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertama. Berikut ini adalah pemaparan hasil pengamatan berdasarkan lembar observasi. 1) Hasil Belajar Siswa pada Siklus I Pertemuan Kedua Hasil observasi data hasil belajar siswa pada pertemuan kedua siklus I dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dilihat pada tabel 4.7.

12 42 Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Belajar IPA Siklus I Pertemuan Kedua No Nilai Jumlah Siswa Presentasi (%) Keterangan 1 < ,33 % Belum Tuntas ,33 % Belum Tuntas ,66% Belum Tuntas ,33 % Tuntas ,33 % Tuntas ,33 % Tuntas % Tuntas ,66% Tuntas Jumlah Siswa 12 Rata- Rata 67,33 % Nilai tertinggi 86 Nilai terendah 53 KKM 65 Berdasarkan tabel rekapitulasi hasil belajar pertemuan kedua siklus I dapat disimpulkan bahwa dari 12 siswa yang hadir dalam pembelajaran IPA di kelas 5 SDN Rejowinangun Utara 03 diketahui bahwa siswa yang mendapatkan nilai rentang < 50, 50-54, 55-59, berjumlah 4 siswa. Sedangkan untuk siswa yang mendapatkan nilai berjumlah 8 siswa. Sedangkan ketuntasan hasil belajar pada pertemuan kedua siklus I dapat dilihat pada tabel 4.8 Tabel 4.8 Analisis dan Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I Nilai Jumlah Siswa Presentase (%) Keterangan < ,3% Belum tuntas 8 66,7% Tuntas Jumlah Siswa % Rata- rata 67,33 Nilai tertinggi 86 Nilai terendah 53 KKM Berdasarkan hasil analisis dan rekapitulasi hasil belajar siswa pada siklus I didapatkan data bahwa dari 12 siswa yang mengerjakan soal tes evaluasi, siswa

13 43 yang mendapatkan nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 4 siswa atau 33,3 % sedangkan untuk siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 8 siswa atau 66,7 % dengan rata- rata kelas mencapai 67,33. Jika dibandingkan dengan kondisi awal sebelum melaksanakan model kooperatif tipe STAD terjadi kenaikan jumlah siswa yang memenuhi KKM yaitu semula 5 siswa sedangkan pada siklus 1 ini yang memenuhi KKM berjumlah 8 siswa. Ratarata kelas pun meningkat dari yang semula sebesar 65,83% sedangkan pada pembelajaran siklus I menjadi 67,33 atau meningkat sebanyak 1,5 poin. Untuk lebih jelas lagi dapat dilihat diagram ketuntasan hasil belajar siklus I pada gambar 4.2 Tuntas 33,3% 66,7% Gambar 4.2 Diagram Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil belajar siklus I maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajaran IPA di kelas 5 SDN Rejowinangun Utara 03 dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan meningkatkan jumlah siswa yang tuntas KKM. Meskipun demikian penelitian tidak berhenti pada siklus I, karena siklus I belum memenuhi indikator kinerja yang telah dipaparkan pada bab III yaitu sebesar 80% dari jumlah siswa yang hadir mendapatkan nilai memenuhi KKM, untuk menguatkan hasil belajar siswa akan dilanjutkan pada pembelajaran pada siklus II. 2) Hasil Analisis Lembar Observasi Guru Hasil analisis lembar observasi guru pada pertemuan kedua dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini.

14 44 Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan ke-2 Skor Aktivitas Frekuensi Jumlah 1 7,13,18, ,14,16,17,19,20, ,5,10,12,24,26,28,29, ,2,4,6,8,11,15,21,23,27,31,32, Jumlah 92 Berdasarkan tabel 4.9 didapatkan data bahwa jumlah skor yang diperoleh adalah 97. Apabila dilihat dari tabel 4.4 maka skor 97 dikualifikasikan mendapatkan nilai B. Pada pertemuan kedua siklus I hasil penskoran lembar observasi guru dapat disimpulkan mengalami peningkatan sebesar 12 poin dari yang semula 85 poin menjadi 97 poin. Hal ini menunjukkan bahwa pada pembelajaran pertemuan kedua siklus I sudah lebih baik dari pembelajaran pertemuan pertama siklus I. Akan tetapi pembelajaran pada pertemuan kedua masih terdapat kekurangan antara lain guru kurang mengkaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari- hari. 3) Hasil Analisis Lembar Observasi Siswa Berdasarkan observasi yang dilakukan observer terhadap aktivitas siswa pada pertemuan kedua siklus I diperoleh data hasil observasi yang dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini. Tabel 4.10 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan ke-2 Aktivitas Frekuensi Jumlah ,7,8,15, ,2,3,4,10,13,17,20, ,9,11,12,14,16,18,19, Jumlah 73 Dari data tabel 4.10 diketahui bahwa jumlah skor yang diperoleh berjumlah 73. Kemudian skor tersebut jika dilihat dari tabel kriteria skor lembar observasi siswa pada tabel 4.6 termasuk dalam kualifikasi nilai B. Jika dibandingkan dengan skor perolehan lembar observasi siswa pada pertemuan pertama siklus I sebesar 61, dapat disimpulkan bahwa skor lembar observasi

15 45 siklus II mengalami peningkatan sebesar 12 poin. Akan tetapi pada aktivitas siswa pertemuan kedua siklus I juga masih terdapat kekurangan antara lain siswa masih kurang aktif bertanya, dan masih terdapat siswa yang sering mengobrol pada saat pembelajaran sedang berlangsung, namun pada pertemuan kedua ini siswa sudah mulai antusias dalam mengikuti pembelajaran. D. Refleksi Berdasarkan hasil observasi pada siklus I hasil belajarnya sudah mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil prasiklus. Hasil belajar prasiklus diketahui jumlah siswa yang nilainya memenuhi KKM sebesar 65 sebanyak 41,7% dari jumlah total siswa 12 siswa, sedangkan pada siklus I jumlah siswa yang nilainya memenuhi KKM adalah sebanyak 66,7% dari jumlah total siswa yang hadir sebanyak 12 siswa. Akan tetapi pembelajaran pada siklus I ini belum mencapai kriteria yang ditentukan yaitu sebesar 80% karena ketuntasan belajar baru 66,7%. Berdasarkan hasil diskusi observer, dalam pembelajaran pertemuan kedua dinilai sudah lebih baik dibandingkan pertemuan I. Guru mulai bisa menciptakan pembelajaran yang menarik, serta menciptakan situasi yang kondusif, guru mampu mengarahkan siswa dalam bekerja sama di dalam kelompoknya. Dari hasil refleksi ini akan digunakan sebagai acuan dalam memperbaiki pembelajaran pada siklus selanjutnya. Perbaikan pembelajaran ini dimaksudkan agar hasil belajar siswa memenuhi target KKM 65 sebesar 80% dari total siswa yang hadir pada waktu pembelajaran. Adapun hasil diskusi antar guru dan peneliti untuk menentukan solusi guna memperbaiki pembelajaran selanjutnya adalah guru harus tetap mempunyai strategi untuk membuat kelas tetap kondusif, serta mampu membimbing siswa agar lebih fokus dalam mengikuti pembelajaran Deskripsi Pelaksanaan Siklus II Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dengan mempertimbangkan hasil dari pembelajaran siklus I guna memperoleh hasil yang lebih baik lagi. Berikut ini adalah deskripsi pelaksanaan pembelajaran pada siklus II.

16 Pertemuan pertama A. Perencanaan Berdasarkan hasil diskusi antara observer dengan peneliti, maka dalam tahap siklus ke II ini peneliti mempersiapkan kembali RPP, alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, serta alat- alat pengumpulan data yang telah direvisi guna mendapatkan hasil yang lebih baik dari siklus I. B. Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan peneliti yang berperan sebagai observer merealisasikan segala sesuatu yang telah dibuat guna diserahkan kepada guru selaku pengajar. Berikut ini adalah deskripsi pelaksanaan pada siklus II. 1. Kegiatan Awal Dalam kegiatan awal yang dilakukan pengajar antara lain memulai pelajaran dengan memimpin doa, mengucapkan salam, menanyakan kondisi peserta didik, setelah itu guru mengumumkan hasil penilaian kelompok dari hasil mengerjakan kuis individual dan memberi hadiah kepada kelompok yang mendapatkan poin paling tinggi. Dilanjutkan dengan melakukan kegiatan apersepsi yaitu bertanya kepada siswa untuk melihat bantalan sepatunya, apakah bergerigi ataukah halus, dan guru bertanya apakah fungsi dari bantalan tersebut. Pengajar menampung jawaban dari beberapa siswa, lalu guru menginformasikan tujuan pembelajaran serta cakupan materi pembelajaran hari ini tentang membandingkan gerak benda pada dua permukaan yang berbeda. 2. Kegiatan inti Guru memberikan penjelasan singkat tentang gaya gesek. Dilanjutkan tanya jawab antara guru dengan siswa tentang bagaimana cara memperbesar atau memperkecil gaya gesek. Kegiatan selanjutnya adalah guru kembali membagi kelompok dengan anggota yang berbeda dengan siklus I. Hal ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan siswa untuk bergabung dan bekerja sama dnegan teman yang berbeda lagi. Siswa dibagi kedalam kelompok besar yaitu 1 kelompok terdiri dari 4 siswa

17 47 dalam satu kelompok yang terdiri dari 1 siswa yang berkemampuan tinggi, 1 siswa yang berkemampuan sedang, dan 2 siswa berkemampuan rendah. Berbeda dengan pembagian kelompok yang terjadi pada siklus I, pada siklus II siswa nampak lebih bisa menerima anggota kelompok yang telah ditentukan oleh guru. Hal ini menandakan bahwa siswa sudah mulai terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang menuntut siswa bekerja sama dalam kelompok yang anggotanya telah ditentukan. Setelah siswa dibagi dalam kelompok, kemudian guru membagikan bahan diskusi kelompok tentang manfaat dan kerugian yang ditimbulkan oleh gaya gesekan dalam kehidupan sehari- hari. Siswa terlihat antusias dalam menyelesaikan bahan diskusi kelompok. Guru pun lebih aktif lagi dalam membimbing siswa bekerja di dalam kelompok. Tahap berikutnya adalah perwakilan masing- masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok didepan kelas. Pada waktu memilih perwakilan kelompok yang mempresentasikan hasil diskusi kelompok tidak lagi saling melemparkan siapa yang akan maju untuk membacakan hasil diskusi, akan tetapi para siswa saling berebut untuk maju membacakan hasil diskusi kelompok yang telah dipresentasikan. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal- hal yang belum dipahami. Langkah selanjutnya adalah pemberian kuas kepada siswa yang dikerjakan secara indivdu. Skor awal dari kuis individu pada siklus kedua telah diperbarui lagi berdasarkan hasil skor siklus pertama. 3. Kegiatan Akhir Guru dan siswa secara bersama- sama menyimpulkan hasil pembelajaran tentang materi gaya gesek. Kemudian guru menutup pembelajaran dengan doa bersama dipimpin oleh ketua kelas. C. Pengamatan/ Observasi Pada kegiatan observasi pelaksanaan pembelajaran pertama siklus II, yang diamati adalah hasil pengamatan lembar observasi yang dilakukan oleh guru yang

18 48 bertindak sebagai observer pelaksanaan pembelajaran siklus II. Berikut ini adalah pemaparan hasil pengamatan berdasarkan lembar observasi guru dan siswa. 1) Analisisi Hasil Observasi Guru Hasil analisis lembar observasi guru pada pertemuan pertama siklus II dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini. Tabel 4.11 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan ke-1 Skor Aktivitas Frekuensi Jumlah 1 13, ,7,10,21,27, ,3,5,9,11,16,18,20,23,25,28,31,32, ,6,8,12,15, 17,19,22,24,26, Jumlah 100 Berdasarkan tabel 4.11 didapat data bahwa jumlah skor yang diperoleh adalah 100. Apabila dilihat dari tabel 4.4 maka skor perolehan sebesar 103 dikualifikasikan menjadi nilai B. Aktivitas guru dalam pembelajaran masih terdapat kekurangan yaitu guru masih kurang mengaitkan materi dengan keseharian siswa. 2) Analisis Hasil Observasi Siswa Berdasarkan observasi yang dilakukan observer terhadap aktivitas siswa pada pertemuan pertama siklus II diperoleh data hasil observasi yang dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut ini. Tabel 4.12 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II pertemuan ke-1 Skor Aktivitas Frekuensi Jumlah , ,6,11,12,15,17,18, ,2,7,8,9,10,13,14,16, 19,20,21, Jumlah 78 Data hasil observasi aktivitas siswa pada tabel 4.12 dianalisis hasil penskorannyadengan menggunakan tabel kriteria penskoran lembar observasi pada tabel 4.6. Diketahui bahwa skor yang diperoleh sebesar 78 poin. Skor tersebut bila dilihat dari tabel kriteria skor lembar observasi siswa termasuk

19 49 kualifikasi nilai B. Aktivitas siswa masih ada kekurangan yaitu siswa masih kurang fokus dalam kegiatan pembelajaran. D. Refleksi Berdasarkan analisis hasil lembar observasi siswa dan guru yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada pertemuan pertama siklus II ini masih terdapat kekurangan. Kekurangan yang ada antara lain alokasi waktu melebihi waktu yang ditentukan. Siswa kurang fokus dalam kegiatan belajar. Berdasarkan hasil diskusi antara peneliti dengan guru guna memecahkan masalah tersebut, solusinya adalah guru lebih tegas dalam menentukan batas diskusi kelompok, pengajar lebih mengemas dengan menarik lagi pembelajarannya agar siswa tidak bosan Pertemuan Kedua A. Perencanaan Berdasarkan hasil diskusi antara observer dengan peneliti, maka dalam tahap perencanaan ini peneliti kembali membuat RPP, alat dan bahan ajar yang mendukung pembelajaran, menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan untuk menilai kegiatan siswa dan guru. B. Pelaksanaan Berikut ini adalah pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua siklus II: 1. Kegiatan Awal Dalam kegiatan awal yang dilakukan pengajar antara lain memulai pelajaran dengan memimpin doa, mengucapkan salam, menanyakan kondisi peserta didik, setelah itu guru mengumumkan hasil penilaian kelompok dari hasil mengerjakan kuis individual dan memberi hadiah kepada kelompok yang mendapatkan poin paling tinggi. Dilanjutkan dengan melakukan kegiatan apersepsi yaitu bertanya kepada siswa pernahkah menimba sumur dengan dan tanpa katrol, dan guru bertanya adakah perbedaannya. Pengajar menampung jawaban dari beberapa siswa, lalu guru menginformasikan tujuan pembelajaran serta cakupan materi pembelajaran hari ini tentang pesawat sederhana.

20 50 2. Kegiatan inti Guru memberikan penjelasan singkat tentang pesawat sederhana. Dilanjutkan tanya jawab antara guru dengan siswa tentang jenis- jenis pesawat sederhana. Kegiatan selanjutnya adalah guru kembali membagi kelompok dengan anggota dalam satu kelompok yang berbeda dengan anggota kelompok pada siklus I. Hal ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan siswa untuk bergabung dan bekerja sama dnegan teman yang berbeda lagi. Siswa dibagi kedalam kelompok besar dimana 1 kelompok terdiri dari 4 siswa dalam satu kelompok yang terdiri dari 1 siswa yang berkemampuan tinggi, 1 siswa yang berkemampuan sedang, dan 2 siswa berkemampuan rendah. Berbeda dengan pembagian kelompok yang terjadi pada siklus I, pada siklus II siswa nampak lebih bisa menerima anggota kelompok yang telah ditentukan oleh guru. Hal ini menandakan bahwa siswa sudah mulai terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang menuntut siswa bekerja sama dalam kelompok yang anggotanya telah ditentukan. Setelah siswa dibagi dalam kelompok, kemudian guru membagikan bahan diskusi kelompok tentang manfaat pesawat sederhana dalam kehidupan sehari- hari. Siswa terlihat antusias dalam menyelesaikan bahan diskusi kelompok. Guru pun lebih aktif lagi dalam membimbing siswa bekerja di dalam kelompok. Tahap berikutnya adalah perwakilan masing- masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok didepan kelas. Pada waktu memilih perwakilan kelompok yang mempresentasikan hasil diskusi, anggota kelompok tidak lagi saling melemparkan siapa yang akan maju untuk membacakan hasil diskusi, akan tetapi para siswa saling berebut untuk maju ke depan kelas membacakan hasil diskusi kelompok mereka. Guru meberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal- hal yang belum dipahami.

21 51 Langkah selanjutnya adalah pemberian kuas kepada siswa yang dikerjakan secara indivdu. Skor awal dari kuis individu pada siklus kedua telah diperbarui lagi berdasarkan hasil skor siklus pertama. 3. Kegiatan Akhir Guru dan siswa secara bersama- sama menyimpulkan hasil pembelajaran tentang pesawat sederhana. Kemudian guru menutup pembelajaran dengan doa bersama dipimpin oleh ketua kelas. C. Observasi Pada kegiatan observasi pelaksanaan pembelajaran kedua siklus II, yang diamati adalah hasil belajar siswa dan hasil pengamatan berdasarkan lembar observasi yang dilakukan oleh guru yang bertindak sebagai observer pelaksanaan pembelajaran siklus II. Berikut ini pemaparan hasil belajar siswa dan hasil pengamatan berdasarkan lembar observasi guru dan siswa. 1) Hasil Belajar Siswa pada Siklus II Hasil observasi hasil belajar siswa pada kahir siklus II dengan menerpakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut ini Tabel 4.13 Rekapitulasi Hasil Belajar IPA Siklus II Nilai Jumlah Siswa Presentase (%) Keterangan < ,33 % Belum tuntas ,66 % Tuntas % Tuntas ,66 % Tuntas ,66 % Tuntas ,66 % Tuntas Jumlah % Rata- rata 75,33 Nilai tertinggi 86 Nilai terendah 63 KKM 65 Berdasarkan tabel rekapitulasi hasil belajar siklus II dapat disimpulkan bahwa dari 21 siswa yang hadir dalam pembelajaran IPA di kelas 5 SDN R ejowinangun Utara 03 diketahui bahwa siswa yang mendapatkan nilai dalam

22 52 rentang hanya ada 1, sedangkan untuk siswa yang mendapatkan nilai berjumlah 11 siswa. Sedangkan untuk ketuntasan hasil belajar siklus II dapat dilihat pada tabel 4.14 sebagai berikut. Tabel 4.14 Analisis dan Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II Nilai Jumlah Siswa Presentase (%) Keterangan < ,3% Belum tuntas 11 91,7 % Tuntas Jumlah % Rata- rata 75,33 Nlai tertinggi 86 Nilai terendah 63 KKM Berdasarkan hasil analisis dan rekapitulasi ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II diperoleh data bahwa dari 12 siswa yang mengerjakan tes evaluasi hanya ada 1 siswa yang tidak memenuhi KKM, sedangkan untuk siswa yang mendapat nilai diatas KKM ada 11 anak atau 91,7 % dengan rata- rata kelas mencapai 75,33. Jika dibandingkan dengan nilai siklus I terjadi kenaikan jumlah siswa yang memenuhi KKM yaitu semula 8 siswa menjadi 11 siswa pada siklus ke II. Rata- rata kelaspun meningkat dari 67,33 pada siklus I menjadi 75,33 pada siklus II atau meningkat sebanyak 8 poin. Untuk lebih jelas lagi dapat dilihat di diagram ketuntasan hasil belajar siklus II pada gambar 4.3 Belum tuntas; 8,33% Tuntas; 91,60% Gambar 4.3 Diagram Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II

23 53 Berdasarkan data hasil siklus II maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajaran IPA kelas 5 di SDN Rejowinangun Utara 03 dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan meningkatkan jumlah siswa yang memenuhi nilai Kriteria Ketuntasan Minimal. Pembelajaran pada siklus II ini dinyatakan berhasil karena siswa yang tidak memenuhi KKM hanya 1 dan 11 lainnya mendapat nilai diatas KKM atau 91,6 % dimana telah memenuhi kinerja yang ditetapkan sebanyak 80% dari jumlah siswa yang memenuhi KKM. 2) Analisis Hasil Observasi Guru Hasil analisis lembar observasi guru pada pertemuan kedua dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut. Tabel 4.15 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan ke-2 Skor Aktivitas Frekuens Jumlah i ,13, ,3,4,6,7,10,14,17,21,25,27,28,29,32, ,5,8,9,11,15,18,19,20,22,23,24,26,30, Jumlah 111 Berdasarkan tabel 4.15 didapat data bahwa jumlah skor yang diperoleh adalah 111. Apabila dianalisis menurut tabel 4.4 yaitu tabel kriteria skor lembar observasi guru maka skor perolehan 111 dikualifikasikan mendapat nilai B. Pada pertemuan kedua siklus II dari hasil penskoran lembar observasi guru dapat disimpulkan mengalami peningkatan point dari yang semula pada siklus II pertemuan pertama 100 point menjadi 111 pada pertemuan kedua. Hal ini menunjukkan bahwa pada pertemuan kedua siklus II lebih baik dari pertemuan pertama siklus II. 3) Analisis Lembar Observasi Siswa Berdasarkan observasi yang dilakukan observer pada pertemuan ke-2 siklus ke II diperoleh data yang dapat dilihat pada tabel 4.16.

24 54 Tabel 4.16 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan ke-2 Skor Aktivitas Frekuensi Jumlah ,4,6,7, ,3,8,9,10,11,12,13,14,16,17, ,19,20,21,22,23 Jumlah 84 Dari data tabel 4.16 diketahui jumlah skor yang diperoleh 84 point. Kemudian jika skor tersebut dinilai menggunakan lembar observasi siswa pada tabel 4.6 termasuk dalam kualifikasi nilai A. Jika dibandingkan dengan skor perolehan lembar pertemuan pertama siklus II sebesar 81 poin, dapat disimpulkan terjadi peningkatan dalam siklus II pertemuan kedua sebanyak 4 poin. D. Refleksi Berdasarkan data hasil belajar siklus I dan siklus II, telah terjadi peningkatan. Pada siklus I siswa yang telah memenuhi KKM sebanyak 66,7% dari jumlah total 12 siswa, sedangkan pada siklus II jumlah siswa yang memenuhi KKM sebanyak 91,6% dari jumlah 12 siswa. Berdasarkan data hasil belajar pada siklus II ini dapat disimpulkan bahwa siswa yang memenuhi KKM telah mampu melampaui target indikator kerja sejumlah 80%, karena jumlah siswa yang memenuhi KKM pada siklus II ini adalah 91,6%. Oleh karena jumlah siswa yang memenuhi KKM telah melebihi indikator kerja, penelitian ini dihentikan hanya sampai siklus II. 4.3 Analisis Data Berdasarkan hasil penelitian pembelajaran siklus I dan siklus II dapat ditarik kesimpulan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar IPA melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Berikut ini tabel rekapitulasi hasil belajar siswa mulai dari kondisi awal, siklus I, siklus II dalam tabel 4.17

25 55 Tabel 4.17 Presentase Perbandingan Pra Siklus, Siklus I, Siklus II No Kategori Kondisi Awal Siklus I Siklus II Ketuntasan Jml Persentase (%) Jml Presentase (%) Jml Presentase (%) 1 Tuntas 5 41,7% 8 66,7% 11 91,7% 2 Belum tuntas 7 58,3% 4 33,3% 1 8,33% 3 Jumlah Siswa 4 Rata- Rata kelas 63,8 3 67,3 3 75,3 3 5 Nilai Tertinggi 6 Nilai Terendah Berdasarkan tabel rekapitulasi hasil belajar pada tabel 4.17 terlihat adanya peningkatan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pada saat kondisi awal tercatat dari 12 siswa terdapat 7 siswa yang belum tuntas dengan presentase 58,3%, kemudian pada siklus II terdapat 4 dari 12 siswa yang belum tuntas dengan presentase 33,3%, berlanjut ke siklus II tercatat hasil belajar siswa yang tidak tuntas ada 1 dari 12 siswa dengan presentase 8,33%. Hal ini membuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajaran IPA di SDN Rejowinangun Utara 03 meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk lebih jelas lagi dapat dilihat perbandingan hasil ketuntasan siswa pada gambar 4.4.

26 56 persentase siswa 100,00% 90,00% 80,00% 70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% Kondisi Awal Siklus I Siklus II Tuntas 41,70% 66,70% 91,70% Tidak tuntas 58,30% 33,30% 8,33% Gambar 4.4 Diagram Rekapitulasi Persentase Ketuntasan Siswa Pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II 4.4 Pembahasan Penelitian ini dilaksanakan di SDN Rejowinangun Utara 03 Kabupaten Magelang pada kelas 5 dalam mata pelajaran IPA dengan jumlah siswa 12. Berdasarkan observasi di SDN Rejowinangun Utara 03 Magelang ditemukan berbagai permasalahan pembelajaran, antara lain peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran, para pengajar yang kurang bervariatif dalam menjelaskan pelajaran kepada siswa. Siswa hanya mendengarkan ceramah dari guru, setelah siswa diminta mengerjakan soal yang diberikan guru atau mengerjakan soal-soal di LKS. Hal ini dapat berpengaruh pada tingkat pemahaman siswa, dapat dibuktikan dengan hasil nilai tes semester ganjil pada mata pelajaran IPA masih banyak peserta didik yang belum memenuhi KKM yaitu. Dari 12 siswa terdapat 7 siswa atau 58,3% siswa yang belum memenuhi KKM dengan nilai rata- rata kelas 63,83. Berdasarkan hasil observasi tersebut maka diperlukan adanya pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan mengemukakan pendapat, berpikir kritis, dan juga menanamkan tentang bekerja sama dalam kelompok, agar siswa mampu membelajarkan satu sama lain. Kemudian dilaksanakanlah

27 57 penelitian ini di dalam pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar IPA siswa. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan pembelajaran yang menekankan pada aktivitas dan interaksi siswa dalam kelompok siswa saling membantu dan juga memotivasi di dalam kelompoknya serta saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai hasil yang maksimal. Dalam hal ini guru berperan sebagai fasilitator yang mengatur dan mengawasi jalannya proses belajar. Adapun kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah meningkatkan kecakapan individu dan kelompok, menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebaya. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap akhir siklus dalam penelitian ini diberikan evaluasi agar dapat mengukur peningkatan hasil belajar siswa. Dalam pembelajaran siklus I tercatat bahwa dari 12 orang siswa sebanyak 4 siswa atau 33,3% belum mencapai KKM, dan sejumlah 8 siswa telah mencapai KKM atau 66,7% dengan rata- rata kelas 67,33. Bila dilihat dari kondisi awal jelas terlihat peningkatannya, hasil dari siklus I mengalami peningkatan sejumlah siswa yang nilainya memenuhi KKM yaitu jika dipersentasikan sebesar 8,4%. Peningkatan ini dirasa masih belum optimal dan belum sesuai dengan kinerja yang ditetapkan yaitu 80%. Adapun faktor penyebab belum tercapainya hasil belajar yang optimal adalah siswa dan guru belum terbiasa dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD ini. Biasanya siswa menetukan anggota kelompoknya sendiri sesuai dengan rutinitas dan kenyamanannya, pada model pembelajaran ini siswa dituntut untuk mendapatkan kelompok yang telah ditentukan oleh guru. Hal ini mengakibatkan kerja sama di dalam kelompok belum maksimal. Gurupun dinilai masih kurang memahami tata cara pembelajaran kooperatif tipe STAD ini, guru belum bsia mengoptimalkan kerja siswa di dalam kelompok, mengatur waktu agar tidak melebihi waktu yang ditentukan. Hal ini mengakibatkan siswa kurang berkonsentrasi dan saling berbicara dengan kelompok yang lainnya. Pembelajaran dilanjutkan dengan siklus II. Dalam siklus ini terjadi peningkatan dibandingkan dengan siklus I yaitu dari 12 siswa tercatat nilai dari

28 58 siswa yang memenuhi KKM sebanyak 11 atau 91,7% dengan rata- rata kelas 75,33. Pada siklus II ini hanya ada 1 siswa yang belum memenuhi KKM. Dari data hasil penelitian dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPA terbukti dapat meningkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA, hal ini terjadi karena siswa sudah mulai paham apa yang harus mereka lakukan, komunikasi dan kerjasama sudah mulai terbentuk dan terlatih, gurupun semakin handal dalam mengarahkan siswa, mengatur waktu serta memotivasi siswa dalam bekerja sama di dalam kelompoknya. Hal ini sejalan dengan isi dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dikemukakan oleh Robert Slavin yaitu menekankan pada aktivitas dan interaksi siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Fatul Qodir (2009) yaitu meningkatkan hasil belajar IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Devision (STAD) pada kelas V SD Negeri Kiyaran 1 Cangkringan Sleman. Hasil penelitian ini terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dilihat dari adanya peningkatan hasil belajar IPS pada siklus 1 sebesar 8,05 ( dari kondisi awal 60,14 menjadi 68,57) dengan peningkatan sebesar 24% ( dari kondisi awal 38% menjadi 62%) kemudian siklus II meningkat sebesar 10,19 ( siklus I 68,57 menjadi 78,76) dengan peningkatan presentase ketuntasannya sebesar 33% (siklus I 62% menjadi 95%). Berdasarkan perolehan nilai hasil belajar siswa kelas 5 SDN Rejowinangun Utara 03 kota Magelang dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sangat tepat diterapkan dalam pembelajaran, terutama pembelajaran IPA karena model ini mendorong siswa untuk membangun kerjasama antara kelompok, saling memberikan motivasi dan penguatan dalam memahami penjelasan dari guru.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Prasiklus Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan selama 2 minggu di kelas 5 Sekolah Dasar Negeri Bugel 02 semester II Tahun Pelajaran 2013/2014

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian Februari Maret April Mei

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian Februari Maret April Mei BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Rejowinangun Utara 03 Kota Magelang. Subjek dalam penelitian ini adalah kelas 5 tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Ujung-Ujung 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2012/2013

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Dukuh 01 Kota Salatiga. Dalam hal ini siswa kelas IV yang berjumlah 35 siswa. Berdasarkan data hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 5 SD Negeri Jombor Kec Tuntang Kab Semarang. Jumlah siswa kelas 5 di SD Negeri Jombor Kecamatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori Model Pembelajaran Kooperatif

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori Model Pembelajaran Kooperatif 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif BAB II KAJIAN TEORI Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Dalam pelaksanaan tindakan penelitian ini akan menguraikan antara lain: (1) kondisi awal, (2) siklus I, (3) siklus II, dan (4) pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) Kondisi awal adalah kondisi belajar siswa sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 02 Salatiga dengan jumlah siswa 17 siswa. Sebelum dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang terletak di lingkungan rumah warga dan jauh dari pasar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Penelitian Pada pembelajaran yang guru lakukan sebagian besar materi disampaikan dengan metode ceramah. Pembelajaran hanya memberikan rumus dan media

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas IV SDN Watuagung 01 pada semester II tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 14 siswa pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gendongan 01 yang terletak di Jl. Margorejo No.580 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan di kelas V yang berjumlah 29 siswa di SDN Lemahireng 2 Kecamatan Bawen tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Tindakan Hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas 5 SD Islam Arrahmah Suruh, semester 2 tahun pelajaran 2012/2013 terkait penerapan tutor sebaya

Lebih terperinci

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Penelitian ini berawal dari rendahnya hasil belajar matematika siswa SDN Wonomerto 03 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang, berdasarkan observasi awal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) terbukti dapat meningkatkan aktivitas belajar siwa dan hasil belajar siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dari hasil observasi dan hasil tes, baik tes lesan maupun tes tertulis dapat disimpulkan dan dianalisa bahwa pembelajaran dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 49 4.1. Deskripsi Kondisi Awal BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan di kelas 4 Sekolah Dasar Negeri 02 Katong semester II Tahun Pelajaran 2012/2013

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SD Negeri Ampel 03 SD Negeri Ampel 03 terletak di Dukuh Ngaduman Desa Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Sekolah ini didirikan pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada penelitian ini diawali dengan perencanaan pembelajaran yang meliputi pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil penelitian meliputi deskripsi kondisi awal, deskripsi hasil siklus I, deskripsi hasil perbaikan pada siklus II, pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus Kondisi awal sebelum diadakannya tindakan di SD N Ringin Harjo 01 kelas 4 Pada mata pelajaran IPS menunjukkan bahwa ppembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Subyek Penelitian Penelitian dilakukan di kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Candiroto semester II tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 25 siswa.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Sekolah Dasar Negeri 08 Salatiga. Subyek yang menjadi fokus penelitian adalah siswa kelas 2

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas XI IPS 3 di SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta. Sebagaimana diuraikan pada bab III, tindakan penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi yang mempengaruhi siswa dalam mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Gambaran Sekolah Sebelum peneliti melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terlebih dahulu peneliti melakukan observasi di kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas VB SDN 01 Ngadirejo Kecamatan Ngadirejo. Waktu penelitian dilakukan pada semester II Tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Penelitian dilakukan dikelas 4 SD Negeri Gumawang 03 Kecamatan Pecalungan Kabupaten Batang pada pada semester II tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Gambaran Umum SDN Plumutan Penelitian ini dilaksanakan di SDN Plumutan Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang dengan subyek penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN Sidorejo Lor 05 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah. Penelitian

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Harsono M. Timumun, Muchlis L. Djirimu, Lestari M.P. Alibasyah Mahasiswa

Lebih terperinci

Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Pra Siklus No Aspek yang Diamati Kategori Kemunculan Jumlah Siswa

Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Pra Siklus No Aspek yang Diamati Kategori Kemunculan Jumlah Siswa 26 dapat dilihat dari hasil observasi yang penulis laksanakan terhadap aktivitas belajar siswa seperti yang disajikan dalam tabel 4.1 di halaman berikut. Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum PTK dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 2 SD

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Wlahar dengan subjek penelitian seluruh siswa kelas 4 sebanyak 27

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi awal Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 5 SD Negeri 3 Karangwuni pada semester II tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu siklus satu dan siklus dua, masing-masing siklus tiga kali

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Jumlah siswa kelas 4 pada SDN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH 24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1. Deskripsi Siklus 1 4.1.1.1. Perencanaan Tindakan 1 Pada tahapan ini, kegiatan penyusunan rencana pembelajaran dilakukan setelah diperoleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam bab IV ini akan disajikan hasil penelitian dan pembehasan dari siklus I, siklus II, dan siklus III. Tiap siklus mendeskripsikan mengenai

Lebih terperinci

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pembelajaran yang diterapkan pada penelitian guna meningkatkan kreatifitas dan prestasi belajar dalam pemecahan masalah matematika adalah pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus (Kondisi Awal) Dalam pelaksanaan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) IPS di SD Negeri Beji 2 Ungaran Timur Kabupaten semarang sebelum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Blotongan 03 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Letak SD

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Dadapayam 02 Jumlah murid di SD ini ada 117 siswa. Penelitian ini dilakukan di SDN Dadapayam 02 Kecamatan Suruh semester II tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian 4.1.1. Pra siklus Pembelajaran matematika yang dilaksanakan di kelas V SD 4 Bulungkulon Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus tahun ajaran 2013/2014

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Mangunsari 06 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Mangunsari 06 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Alamat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Penelitian Pra Siklus Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas IV SDN Randuacir 01 Salatiga semester 2 tahun 2013/2014 nampak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan membahas hasil penelitian yang telah peneliti lakukan. Pembahasan hasil penelitian meliputi rencana tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Berdasarkan pengamatan hasil belajar kelas I SD Negeri 4 Boloh pada awal semester 2 Tahun pelajaran 2011 / 2012, banyak siswa yang kurang aktif,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SDN Kutowinangun 09 Salatiga Sekolah ini didirikan pada tahun 1972 dengan biaya INPRES dan merupakan tanah hibah dari masyarakat dan terakreditasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran SDN 1 Ringinharjo Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Ringinharjo Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan. Dilihat dari segi geografisnya SDN 1 Ringinharjo

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Yogyakarta. Lokasi cukup

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Yogyakarta. Lokasi cukup BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian SMP Negeri 3 Pakem berlokasi di Dusun Pojok, Desa Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Yogyakarta. Lokasi cukup

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Sekolah SDN Banyubiru 05 berada di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. SD ini terletak cukup dekat dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus Gambaran yang dijadikan pangkal menentukan permasalahan upaya peningkatan hasil belajar IPA di kelas V SD menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di sekolah Dasar Negeri Mangunsari 01 Salatiga yang merupakan salah satu SD dengan subjek penelitian siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas mengenai hasil pelaksanaan penelitian, perbandingan hasil penelitian antar siklus, dan pembahasan hasil penelitian yang akan disajikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ngajaran 03, yaitu sekolah dasar di desa Ngajaran Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Hasil belajar siswa di kelas 4 SD Negeri Kauman Lor 01 tergolong rendah. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 23

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Penelitian 4.1.1. Kondisi Awal Hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Ledok 07 sebelum tindakan masih banyak siswa yang hasil belajarnya belum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Bagian pelaksanaan tindakan ini akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi prasiklus/ kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi

Lebih terperinci

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah %

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah % BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Pra Siklus Sebelum pelaksanaan penelitian, guru lebih banyak melakukan mengajar dengan model konvensional. Model konvensional disini berupa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Padaan 02 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Semester II Tahun 2013/2014. Subjek penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Sekolah Dasar Negeri 3 Batursari Kecamatan Sapuran Kabupaten Wonosobo terletak di Jln. Kuncen Ds Batursari, berdiri sejak tahun 1985,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini menjelaskan tentang hasil penelitian, hasil penelitian terdapat kondisi awal, siklus I dan siklus II, selanjutnya ada hasil analisis data dan pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SDN Tegalrejo 05. SD Negeri Tegalrejo 05 terletak cukup jauh dari daerah perkotaan dan dari jalan raya sehingga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilaksanakan dalam praktek pembelajaran di kelas V SD Negeri Jembrak Kabupaten Semarang, dengan jumlah siswa 16 orang pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) Proses pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas, guru mengajar secara konvensional atau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra siklus Pembelajaran pada kelas IV SD Negeri Rogomulyo 01 Kayen Pati pada kondisi awal sebelum diberi tindakan menggunakan metode pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III SD Kayuapu, semester I, yang berjumlah 27 siswa. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Gambaran Umum SD Negeri Sunggingsari SD Negeri Sunggingsari terletak di Desa Sunggingsari Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung. Berdiri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Proses pembelajaran IPS di kelas 5 SD Negeri Tondokerto Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati Tahun Ajaran 2013/2014 sebelum diadakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan di kelas IV SDN Wonobodro 01 melalui model pembelajaran Number Heads Tugether (NHT) berbasis Multimedia pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Kemmis (dalam Rochiati, 2008) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah sebuah bentuk inkuiri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Lembaga pendidikan yang akan dijadikan tempat pelaksanaan penelitian yaitu SD Kumpulrejo 03 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. 4.2

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum dilaksanakan penelitian, guru lebih banyak melakukan pembelajaran dengan menggunakan model konvesional yaitu ceramah.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Kondisi awal hasil observasi penelitian diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa kelas enam SD Negeri Simpar masih rendah. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Kondisi Awal Hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Polobogo 02 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang sebelum diadakan penelitian hampir

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 06. Alamat Jalan Imam Bonjol 24 Salatiga, Kecamatan Sidorejo

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Siswa pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV Melalui Model Pembelajaran Student

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Siswa pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV Melalui Model Pembelajaran Student BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bab ini dipaparkan hasil penelitian Peningkatan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV Melalui Model Pembelajaran Student

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) Hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 01 Ampel Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali sebelum diadakan penelitian hampir setengah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pelaksanaan Siklus 1 Dalam Siklus 1 terdapat 3 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut: a. Perencanaan (Planning) Pada siklus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Kondisi Awal 1.1.1. Kondisi Aktifitas Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran khususnya pembelajaran IPA di SDN Kalangsono 02 Kecamatan Banyuputih Kabupaten Batang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran SDN Samban 02 Penelitian ini dilakukan di SDN Samban 02 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Dilihat dari letak geografisnya SDN Samban 02 terletak di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. eksperimen dapat dideskripsikan sebagai berikut.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. eksperimen dapat dideskripsikan sebagai berikut. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penjabaran hasil penelitian pada siswa kelas IV SD N 2 Karangturi, Gantiwarno, Klaten dalam pembelajaran IPA menggunakan metode eksperimen dapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas 4 SD Negeri Ngrambitan Kecamatan Japah Kabupaten Blora.Total jumlah siswa di kelas

Lebih terperinci

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Ngastorejo Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati terletak di Desa Ngastorejo Kecamatan Jakenan. Tenaga pengajar SD

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri 2 Kembaran Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo terletak di Jln. Ronggolawe Dsn Kembaran, berdiri sejak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti melakukan pengamatan terhadap nilai belajar matematika siswa. Nilai belajar siswa didapatkan dari salah satu

Lebih terperinci

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Deskripsi Kondisi awal Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning Tipe STAD diketahui ketuntasan hasil belajar IPA semester I kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian ini terdiri atas pelaksanaan siklus 1 dan pelaksanaan siklus 2. Pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2 meliputi perencanaan,

Lebih terperinci

7,0 dengan ketuntasan klasikal 85%. Persentase siswa yang mencapai kategori terampil pada setiap aspek. psikomotor meningkat setiap siklus.

7,0 dengan ketuntasan klasikal 85%. Persentase siswa yang mencapai kategori terampil pada setiap aspek. psikomotor meningkat setiap siklus. 59 b. Hasil Belajar 1) Ranah kognitif Indikator keberhasilan tindakan ditinjau dari hasil tes, jika rata-rata siswa 7,0 dengan ketuntasan klasikal 85%. 2) Ranah Afektif Nilai aspek afektif dikatakan berhasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 03 Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan dengan subjek penelitian siswa kelas 4 yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 27 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Mangunsari 05 Salatiga dengan jumlah siswa 40, laki-laki sebanyak 24

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada prasiklus ini, penulis menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu dengan metode ceramah. Guru mengawali

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran dan Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Suruh 02 berlokasi di Desa Suruh, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian SD N Ngrandah 1 yang terletak di desa Ngrandah, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Tenaga pengajar yang ada di SD Negeri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Awal Proses pembelajaran sebelum pelaksanaan PTK, guru mengajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional atau hanya ceramah. Guru cenderung mentransfer

Lebih terperinci