BAB V. INTEGRAL. Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
Catatan Kuliah KALKULUS II BAB V. INTEGRAL

Hendra Gunawan. 16 Oktober 2013

INTEGRAL. disebut integral tak tentu dan f(x) disebut integran. = X n+1 + C, a = konstanta

BAB III Diferensial. Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

Hendra Gunawan. 8 November 2013

Catatan Kuliah MA1123 KALKULUS ELEMENTER I BAB III. TURUNAN

MA3231 Analisis Real

BAB I INTEGRAL TAK TENTU

Hendra Gunawan. 25 September 2013

KALKULUS MULTIVARIABEL II

Ayundyah Kesumawati. April 29, Prodi Statistika FMIPA-UII. Uji Deret Positif. Ayundyah. Uji Integral. Uji Komparasi. Uji Rasio.

Ayundyah Kesumawati. April 29, Prodi Statistika FMIPA-UII. Deret Tak Terhingga. Ayundyah. Barisan Tak Hingga. Deret Tak Terhingga

Gambar 1. Gradien garis singgung grafik f

Integral Tak Tentu. Modul 1 PENDAHULUAN

KALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN. DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia

MA1201 KALKULUS 2A Do maths and you see the world

Hendra Gunawan. 2 Oktober 2013

BAB II LANDASAN TEORI

KALKULUS MULTIVARIABEL II

MA3231 Analisis Real

KALKULUS MULTIVARIABEL II

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I

KALKULUS (IT 131) Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Kristen Satya Wacana. Bagian 4. Derivatif ALZ DANNY WOWOR

(b) M merupakan nilai minimum (mutlak) f apabila M f(x) x I..

INTEGRAL. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Integral tak tentu Fungsi aljabar Derivatif Antiderivatif A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR

MA3231 Analisis Real

BAB II LANDASAN TEORI

MAKALAH. Bantuan dalam Penghitungan Integral Tentu KALKULUS LANJUT Dosen Pengampu: Sugeng Riyadi S.Si M.Pd DISUSUN OLEH: Kelompok V

Matematika I: Turunan. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 61

INTEGRAL MATERI 12 IPS ( MAT ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono. Nip PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN

BAGIAN KEDUA. Fungsi, Limit dan Kekontinuan, Turunan

Matematika I: Turunan. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 75

f (a) = laju perubahan y = f(x) pada x = a = turunan pertama y=f(x) pada x = a

= + atau = - 2. TURUNAN 2.1 Definisi Turunan fungsi f adalah fungsi yang nilainya di setiap bilangan sebarang c di dalam D f diberikan oleh

Matematika I: APLIKASI TURUNAN. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 70

BAB II LANDASAN TEORI

INTEGRAL ( MAT ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono. Nip PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN

MA1201 KALKULUS 2A (Kelas 10) Bab 8: Bentuk Tak Tentu d

INTEGRAL (ANTI DIFERENSIAL) Tito Adi Dewanto S.TP

11. FUNGSI MONOTON (DAN FUNGSI KONVEKS)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN PROGRAM KOMPETENSI GANDA DEPAG S1 KEDUA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

DASAR-DASAR ANALISIS MATEMATIKA

METODE GARIS SINGGUNG DALAM MENENTUKAN HAMPIRAN INTEGRAL TENTU SUATU FUNGSI PADA SELANG TERTUTUP [, ]

TUGAS MATEMATIKA INDUSTRI APLIKASI INTEGRAL DI BIDANG EKONOMI DAN KETEKNIKAN

Memahami konsep dasar turunan fungsi dan mengaplikasikan turunan fungsi pada

MAKALAH KALKULUS Integral Turunan Limit

BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK

11. Konvolusi. Misalkan f dan g fungsi yang terdefinisi pada R. Konvolusi dari f dan g adalah fungsi f g yang didefinisikan sebagai.

Memahami definisi barisan tak hingga dan deret tak hingga, dan juga dapat menentukan

TURUNAN. Ide awal turunan: Garis singgung. Kemiringan garis singgung di titik P: lim. Definisi

INTEGRAL ( MAT ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono. Nip PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN

DERIVATIVE Arum Handini primandari

LUAS DAERAH DI BAWAH KURVA SUATU FUNGSI

Geometri pada Bidang, Vektor

= F (x)= f(x)untuk semua x dalam I. Misalnya F(x) =

TERAPAN INTEGRAL. Bogor, Departemen Matematika FMIPA IPB. (Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus I Bogor, / 22

Memahami konsep dasar turunan fungsi dan menggunakan turunan fungsi pada

matematika LIMIT ALJABAR K e l a s A. Pengertian Limit Fungsi di Suatu Titik Kurikulum 2006/2013 Tujuan Pembelajaran

f (a) = laju perubahan y = f(x) pada x = a = turunan pertama y=f(x) pada x = a

PERBANDINGAN BEBERAPA METODE NUMERIK DALAM MENGHITUNG NILAI PI

MAKALAH MATEMATIKA DASAR TURUNAN (DIFERENSIAL)

UJI KONVERGENSI. Januari Tim Dosen Kalkulus 2 TPB ITK

integral = 2 . Setiap fungsi ini memiliki turunan ( ) = adalah ( ) = 6 2.

Variabel Banyak Bernilai Real 1 / 1

CNH2B4 / KOMPUTASI NUMERIK

BAB IV. PENGGUNAAN TURUNAN. Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

BAB VI. INTEGRAL TAK TENTU (ANTI TURUNAN)

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

APLIKASI INTEGRAL DALAM MENGHITUNG BANYAK POLUTAN YANG MASUK KE DALAM EKOSISTEM

MA3231. Pengantar Analisis Real. Hendra Gunawan, Ph.D. Semester II, Tahun

Notasi turunan. Penggunaan turunan. 6. Menggunakan konsep limit fungsi dan turunan fungsi dalam pemecahan masalah.

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

Kalkulus 2. Teknik Pengintegralan ke - 1. Tim Pengajar Kalkulus ITK. Institut Teknologi Kalimantan. Januari 2018

Integral dan Aplikasinya

RPS MATA KULIAH KALKULUS 1B

FUNGSI DELTA DIRAC. Marwan Wirianto 1) dan Wono Setya Budhi 2)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITP

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

bila limitnya ada. Dengan penggantian x = c+ h, jika x c h 0 dan x c h turunan fungsi f di c dapat dituliskan dalam bentuk: x c

MODUL 2 OPTIMISASI OPTIMISASI EKONOMI EKONOMI. SRI SULASMIYATI, S.Sos, M.AP. Ari Darmawan, Dr., S.AB, M.AB

FUNGSI-FUNGSI INVERS

BAB II KAJIAN TEORI. dalam penulisan bab III. Materi yang diuraikan berisi tentang definisi, teorema,

PERSAMAAN DIFERENSIAL I PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI

10. Transformasi Fourier

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

AB = c, AC = b dan BC = a, maka PQ =. 1

: D C adalah fungsi kompleks dengan domain riil

Persamaan dan Pertidaksamaan Linear

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Metode Media/ Alat

TURUNAN. Bogor, Departemen Matematika FMIPA-IPB. (Departemen Matematika FMIPA-IPB) Kalkulus: Turunan Bogor, / 50

Turunan Fungsi. h asalkan limit ini ada.

KALKULUS INTEGRAL 2013

MA3231 Analisis Real

MA3231 Analisis Real

SATUAN ACARA PERKULIAHAN STRATA-1 STMIK UBUDIYAH

LIMIT DAN KEKONTINUAN

KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Asimtot.wordpress.com FUNGSI TRANSENDEN

Transkripsi:

BAB V. INTEGRAL Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

BAB V. INTEGRAL Anti-turunan dan Integral Tak Tentu Persamaan Diferensial Sederhana Notasi Sigma dan Luas Daerah di Bawah Kurva Integral Tentu Teorema Dasar Kalkulus Sifat-sifat Integral Tentu Lebih Lanjut Substitusi dalam Penghitungan Integral Tentu

I. INTEGRAL TAK TENTU F(x) disebut anti turunan dari f(x) pada selang I bila F (x) = f(x) untuk x є I ( bila x merupakan titik ujung dari I maka F (x) cukup merupakan turunan sepihak ). Proses mencari anti turunan disebut integrasi ( integral ). Notasi : disebut integral tak tentu.

Dari rumus untuk turunan fungsi yang diperoleh pada pembahasan bab sebelumnya dapat diturunkan beberapa rumus integral tak tentu sebagai berikut :

Contoh : Hitung integral tak tentu berikut : Jawab :

Sifat dasar dari bentuk integral tak tentu adalah sifat linear, yaitu : Contoh :

Soal Latihan ( Nomor 1 sd 5 ) Carilah anti turunan F(x) + C bila ( Nomor 6 sd 19 ) Selesaikan integral tak tentu berikut:

II. Persamaan Diferensial Sederhana Jika F (x) = f(x), maka f(x) dx = F(x) + C. Dalam bahasa diferensial: jika F (x) = f(x), maka : (*) df(x) = F (x) dx = f(x) dx sehingga df(x) = f(x) dx = F(x) + C. Persamaan (*) merupakan contoh persamaan diferensial yang (paling) sederhana. Persamaan diferensial banyak dijumpai dalam matematika, fisika, maupun bidang ilmu lainnya

Contoh Tentukan persamaan kurva yang melalui titik (1,2) dan mempunyai turunan 2x di setiap titik (x,y) yang dilaluinya. Jawab. Misalkan persamaan kurva tersebut adalah y = f(x). Maka, dalam bahasa diferensial, informasi di atas mengatakan bahwa dy = 2x dx. Integralkan kedua ruas, dy = 2x dx. sehingga kita peroleh y + C1 = x 2 + C2 atau y = x 2 + C, C = C2 C1. Persamaan y = x2 + C merepresentasikan keluarga kurva yang mempunyai turunan 2x di titik (x,y). Sekarang kita akan mencari anggota keluarga kurva tersebut yang melalui titik (1,2). Dalam hal ini kita mempunyai persamaan 2 = 1 2 + C, sehingga mestilah C = 1. Jadi persamaan kurva yang kita cari adalah y = x 2 + 1.

Latihan. Tentukan fungsi y = f(x) sedemikian sehingga f (x) = 3x 2 + 1 dan f(1) = 4.

III. NOTASI SIGMA (Σ)

Soal Latihan ( Nomor 1 sd 10 ) Hitung nilai sigma berikut : ( Nomor 11 sd 16 ) Nyatakan dalam notasi sigma deret berikut:

IV. INTEGRAL TENTU Pengertian atau konsep integral tentu pertama kali dikenalkan oleh Newton dan Leibniz. Namun pengertian secara lebih modern dikenalkan oleh Riemann. Materi pembahasan terdahulu yakni tentang integral tak tentu dan notasi sigma akan kita gunakan untuk mendefinisikan tentang integral tentu. Pandang suatu fungsi f(x) yang didefinisikan pada suatu selang tutup [ a,b ]. Pada tahap awal akan lebih mudah untuk dapat dimengerti bilamana f(x) diambil selalu bernilai positif, kontinu dan grafiknya sederhana.

Definisi : Integral Riemann Bila limit ada maka f(x) dikatakan integrabel ( dapat diintegralkan ) pada [ a,b ]. Integral ini disebut Integral Riemann atau Integral Tentu.

Teorema 1. Misal f(x) fungsi terbatas pada [ a,b ] (yaitu terdapat M єrsehingga f(x) M untuk setiap x є [ a,b ]) dan kontinu kecuali pada sejumlah hingga titik pada [ a,b ]. Maka f(x) integrabel pada [ a,b ]. 2. Bila f(x) kontinu pada [ a,b ] maka f(x) integrabel pada [ a,b ].

Contoh

Teorema Dasar Kalkulus (Pertama)

Jawab :

Teorema Dasar Kalkulus (Kedua)

Contoh Misalkan f(x) = x 2, x є [0,1]. Maka Jadi nilai rata-rata integral f pada [0,1] adalah ⅓.

Contoh :

Sifat-sifat lain yang berkaitan dengan integral tentu diberikan berikut :

Sifat-sifat lain yang berkaitan dengan integral tentu diberikan berikut :

Contoh :

Contoh :

Contoh

Substitusi dalam Penghitungan Integral Tentu Misalkan kita ingin menghitung integral berikut Dengan menggunakan Aturan Pangkat yang Diperumum, kita dapat menghitung integral tak tentunya: (x 2 + x) ½.(2x + 1) dx = ⅔(x 2 + x) 3/2 + C. Integral semacam ini, baik integral tentu maupun integral tak tentu, dapat pula dihitung dengan teknik substitusi, yang akan kita bahas selanjutnya.

Sebagai contoh, untuk menghitung integral tak tentu (x 2 + x) ½.(2x + 1) dx, kita gunakan substitusi peubah u = x 2 + x, sehingga du = (2x + 1)dx dan integral di atas menjadi u ½ du. Dengan Aturan Pangkat, kita peroleh u ½ du = ⅔ u 3/2 + C. Substitusikan kembali u = x 2 + x, kita dapatkan (x 2 + x) ½.(2x + 1) dx = ⅔(x 2 + x) 3/2 + C, sebagaimana yang kita peroleh sebelumnya dengan Aturan Pangkat yang Diperumum.

Sekarang, untuk menghitung integral tentu kita lakukan substitusi seperti tadi: u = x 2 + x, du = (2x + 1)dx. Selanjutnya kita perhatikan efek substitusi ini terhadap kedua batas integral. Pada saat x = 0, kita peroleh u = 0; sementara pada saat x = 4, kita dapatkan u = 20. Dengan demikian sama seperti yang kita peroleh sebelumnya.

Catatan. Dalam menghitung integral tentu dengan teknik substitusi, kedua batas integral pada umumnya berubah dan kita dapat menghitung integral dalam peubah baru tanpa harus mensubstitusikan kembali peubah lama. Secara umum, dengan melakukan substitusi u = g(x), du = g (x)dx, kita peroleh Integral tak tentu: f(g(x)).g (x)dx = f(u) du. Integral tentu:

Soal Latihan

( Nomor 6 sd 13 ) Hitung nilai integral tentu berikut :

( Nomor 14 sd 17 ) Tentukan G (x) dari :

( 24 sd 26 ) Tentukan nilai rata-rata dari fungsi berikut pada selang yang diketahui:

V. LUAS DAERAH DIBAWAH KURVA Misalkan kita ingin menghitung luas daerah di bawah kurva y = f(x) = x 2, 0 x 1. Pertama, bagi selang [0,1] atas n selang bagian yang sama panjangnya. Lalu, luas daerah tersebut (L) kita hampiri dengan jumlah luas persegipanjang di bawah kurva, yakni

Perhatikan bahwa deret di ruas kanan dapat kita tulis ulang sebagai yang jumlahnya Jadi, kita kita peroleh hampiran Dari sini kita amati bahwa L n 1/3 bila n. Jadi, luas daerah yang sedang kita cari adalah 1/3.

SOAL-SOAL BAB V 5.1 no. 1, 5, 10, 15, 22, 23, 32, 33. 5.2 no. 5, 13, 15. 5.3 no. 1, 9, 21, 25. 5.4 no. 19. 5.5 no. 1, 11, 21, 25. 5.6 no. 1, 7, 12, 15, 22. 5.7 no. 1, 9, 11, 15, 17, 19, 21, 23, 27, 30. 5.8 no. 5, 8, 17, 20, 25, 32.