HUBUNGAN FUNGSI NON-LINEAR DALAM PENERAPAN EKONOMI. Disusun Guna Memenuhi Tugas Matematika Ekonomi. Dosen Pengampu : Rombel 1 Oleh:

dokumen-dokumen yang mirip
Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan Pasar

PENERAPAN EKONOMI FUNGSI NON LINIER

Telkom University Alamanda

Modul Matematika 2012

Matematika Ekonomi KUADRAT DAN FUNGSI RASIONAL (FUNGSI PECAH) GRAFIK FUNGSI KUADRAT BERUPA PARABOLA GRAFIK FUNGSI RASIONAL BERUPA HIPERBOLA

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT

Gambar 1. Kurva Permintaan

KONSEP DASAR FUNGSI DAN GRAFIK. Oleh : Agus Arwani, SE, M.Ag

fungsi rasional adalah rasio dari dua polinomial. Secara umum,

Aplikasi Fungsi. Fungsi Linier. Fungsi Kuadrat. 1. Fungsi penawaran 2. Fungsi permintaan 3. Fungsi penerimaan 4. Fungsi biaya

MATERI 3 FUNGSI NON LINIER

BAB VI FUNGSI KUADRAT (PARABOLA) a < 0 dan D = 0 a < 0 dan D < 0. a < 0 0 x 0 x

LBM Bina Mahunika Tahun 2013 MATEMATIKA EKONOMI ESPA4122

MATEMATIKA EKONOMI FUNGSI KUBIK

6 FUNGSI LINEAR DAN FUNGSI

BAB 2 LANDASAN TEORI

FUNGSI EKSPONENSIAL & FUNGSI LOGARITMA

BAB 1 PERSAMAAN. a) 2x + 3 = 9 a) 5 = b) x 2 9 = 0 b) = 12 c) x = 0 c) 2 adalah bilangan prima genap d) 3x 2 = 3x + 5

SISTEM BILANGAN RIIL DAN FUNGSI

Perusahaan, Produksi, dan Biaya

a b Penawaran : Jumlah barang yang ditawarkan pada tingkat harga tertentu

Penggunaan Turunan dalam Ekonomi

PENGGUNAAN FUNGSI LINEAR DALAM EKONOMI

5 F U N G S I. 1 Matematika Ekonomi

BAB VI FUNGSI KUADRAT (PARABOLA)

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS

1.Fungsi permintaan, fungsi penawaran dan keseimbangan pasar. 2.Pengaruh pajak-spesifik terhadap keseimbangan pasar

SILABI MATA KULIAH MATEMATIKA BISNIS 3 SKS

Kelas XI MIA Peminatan

MATEMATIKA EKONOMI Pertemuan 7 Elastisitas, Biaya Produksi dan Penerimaan, Maksimum dan Minimum Suatu Fungsi I Komang Adi Aswantara UT Korea Fall 2013

PENGANTAR EKONOMI MIKRO

Penggunaan Fungsi Non-Linear Dalam Ekonomi

BAB II PERSAMAAN KUADRAT DAN FUNGSI KUADRAT

BAB IV FUNGSI. Modul Matematika Bisnis

Materi UTS Matematika Ekonomi dan Bisnis

Pertemuan ke 8. GRAFIK FUNGSI Diketahui fungsi f. Himpunan {(x,y): y = f(x), x D f } disebut grafik fungsi f.

BAB IV FUNGSI KUADRAT. HUSNAYETTI Ketua STIE Ahmad Dahlan Jakarta

Fungsi Non-Linear. Modul 5 PENDAHULUAN

atau y= f(x) = ax 2 + bx + c (3.17) y= f(x) = a 2 x + a 0 x 2 + a 1

Biaya Produksi dalam jangka pendek

Biaya variabel dapat dihitung dari penurunan rumus menghitung biaya total, yaitu:

KURVA DAN PENCOCOKAN KURVA. Matematika Industri 1 TIP FTP UB

BAB V PERUSAHAAN dan PRODUKSI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BEGITU PENTINGNYA PERAN BIAYA PRODUKSI, MAKA BIAYA PRODUKSI HRS DIKENDALIKAN STRATEGI PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Matematik Ekonom Fungsi nonlinear

FUNGSI. Riri Irawati, M.Kom 3 sks

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT

FUNGSI DAN PERSAMAAN LINEAR. EvanRamdan

LABORATORIUM MANAJEMEN DASAR MODUL MATEMATIKA EKONOMI 2 ATA 2014/2015

Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP. Website : HUBUNGAN NONLINEAR

PELATIHAN OLIMPIADE EKONOMI PERSIAPAN OLIMPIADE SAINS PROVINSI. HARI/TANGGAL : Kamis/ 24 MEI JUMLAH SOAL : 50 butir

F U N G S I A. PENGERTIAN DAN UNSUR-UNSUR FUNGSI

MATEMATIKA EKONOMI. Oleh: Dosen STIE Ahmad Dahlan Jakarta

Materi Fungsi Linear Fungsi Variabel, koefisien, dan konstanta Variabel variabel bebas Koefisien Konstanta 1). Pengertian fungsi linier

F U N G S I. A. Variabel

Matematika EBTANAS Tahun 1986

M. PRAHASTOMI M. S. SISTEM PERSAMAAN LINEAR. A. a = 2 dan b = 4 B. a = 2 dan b = 4 C. a = 2 dan b = 4 D. E. a = 2

Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP. Website:

Penggunaan Turunan dalam Ekonomi

Aplikasi kuadratik dalam ekonomi

A. MENYELESAIKAN PERSAMAAN KUADRAT

PTE 4109, Agribisnis UB

Fungsi biaya. Biaya tetap (fixed cost) Biaya variabel (variable cost) FC = k VC = f (Q) = vq C = g(q) = FC + VC = k + vq

fungsi Dan Grafik fungsi

matematika PEMINATAN Kelas X PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN EKSPONEN K13 A. PERSAMAAN EKSPONEN BERBASIS KONSTANTA

MACAM-MACAM FUNGSI DALAM EKONOMI DAN BISNIS Bagian 3 Pertemuan 4, 5 dan 6. MATEMATIKA BISNIS Tonaas Marentek, M.Si

PENGERTIAN FUNGSI JENIS-JENIS FUNGSI PENGGAMBARAN GRAFIK FUNGSI

APLIKASI TURUNAN ALJABAR. Tujuan Pembelajaran. ) kemudian menyentuh bukit kedua pada titik B(x 2

B A B VII. Jika TC = TC(Q), maka. Dan jika TR = TR(Q), maka

VI. BIAYA PRODUKSI DAN PENERIMAAN

Bab 1. Irisan Kerucut

MATEMATIKA EKONOMI FUNGSI DAN

MATEMATIKA BISNIS I. M Riza Radyanto, S.T, M.T. Akademi Keuangan dan Perbankan Widya Buana

Bilangan Real. Modul 1 PENDAHULUAN

Macam-macam Biaya : Biaya Total (Total cost : TC), yaitu merupakan jumlah keseluruhan dari biaya tetap dan biaya tidak tetap.

Minggu : 3 Fungsi Linear

MAKALAH FUNGSI KUADRAT GRAFIK FUNGSI,&SISTEM PERSAMAAN KUADRAT

A. KONSEP DASAR TURUNAN

FUNGSI dan LIMIT. 1.1 Fungsi dan Grafiknya

BAB VII APLIKASI TURUNAN FUNGSI DALAM EKONOMI DAN BISNIS. Sifat-sifat yang sering digunakan untuk turanan fungsi dalam ekonomi dan bisnis:

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I

Matematika Bisnis (Pengaruh Subsidi terhadap Keseimbangan Pasar)

(A) 3 (B) 5 (B) 1 (C) 8

PENERAPAN FUNGSI DALAM EKONOMI. Fungsi Linier

Materi 8 Ekonomi Mikro

III. FUNGSI POLINOMIAL

MODUL MATEMATIKA SEKOLAH

FUNGSI. Berdasarkan hubungan antara variabel bebas dan terikat, fungsi dibedakan dua: fungsi eksplisit dan fungsi implisit.

MBS - DTA. Sucipto UNTUK KALANGAN SENDIRI. SMK Muhammadiyah 3 Singosari

21. FUNGSI EKSPONEN DAN LOGARITMA

BIAYA PRODUKSI. I. Pengertian Biaya produksi. Nama : Abdul Wahab NPM : Kelas : 1 ID 05

Matematika Dasar NILAI EKSTRIM

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI

MODUL 11 FUNGSI EKSPONENSIAL & LOGARITMA

Persamaan dan Pertidaksamaan Linear

TAHUN PELAJARAN 2003/2004 UJIAN NASIONAL. Matematika (D10) PROGRAM STUDI IPA PAKET 2 (UTAMA) SELASA, 11 MEI 2004 Pukul

Laboratorium Manajemen Dasar. Nama NPM/Kelas Fakultas/Jurusan : : : Matematika Ekonomi 2 i Litbang ATA 13/14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tegak, perlu diketahui tentang materi-materi sebagai berikut.

Transkripsi:

HUBUNGAN FUNGSI NON-LINEAR DALAM PENERAPAN EKONOMI Disusun Guna Memenuhi Tugas Matematika Ekonomi Dosen Pengampu : Wardono Rombel 1 Oleh: 1. Farah Anisah Zahra 4101413064. Rizky Rahman 4101413066 3. Hana Mufti Aulia 4101413086 4. Jihan Dzulfikar 4101413164 5. Nur Said 4101413186 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 015 FUNGSI NON LINIER

Pendahuluan Fungsi non linier merupakan model yang tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan fungsi linier dalam penerapan ekonomi, karena sebagian dari model ekonomi linier yang ada, sesungguhnya merupakan linierisasi dari model non linier. Ada 4 macam bentuk fungsi non linier yang paling sering dijumpai dalam analisis ekonomi, yaitu : - Fungsi Kuadrat - Fungsi Kubik - Fungsi Eksponensial - Fungsi Logaritma Diantara ke empat fungsi nonlinier tersebut yang paling sering digunakan adalah fungsi kuadrat. FUNGSI KUADRAT Fungsi Kuadrat adalah fungsi yang mempunyai pangkat tertinggi dari variabelnya adalah pangkat dua. Gambar fungsi kuadrat bisa berupa : a. Lingkaran b. Ellips c. Hiperbola d. Parabola Tetapi dalam penerapan ekonomi, yang paling sering digunakan adalah fungsi kuadrat yang berbentuk Parabola. Bentuk yang lebih umum dari fungsi kuadrat : a X + b Y + c X + d Y + p X Y + e = 0 dimana a atau b 0 sebuah fungsi kuadrat jika mempunyai ciri-ciri berikut ini maka : Jika p = 0 dan a = b 0 bentuk kurvanya Lingkaran p 4 a b < 0 ; a b dan tanda sama bentuk kurvanya Elips p 4 a b > 0 ; a & b tanda berlawanan bentuk kurvanya Hiperbola p 4 a b = 0 bentuk kurvanya Parabola

berati jika salah satu saja yaitu jika a = 0 atau b = 0 tetapi tidak keduanya, maka kurvanya akan berbentuk Parabola A. LINGKARAN Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik yang berjarak tetap terhadap sebuah titik tertentu yang disebut pusat. Bentuk umum persamaan lingkaran : a X + b Y + c X + d Y + e = 0 Lalu ubah bentuk persamaan menjadi ( X i ) + ( Y j ) = r Dimana : i = c a ; j = d a dan r = Maka i = jarak pusat lingkaran terhadap sumbu Y j = jarak pusat lingkaran terhadap sumbu X r = jari-jari lingkaran i j e a Lingkaran bisa digambarkan jika nilai r > 0 Titik potong lingkaran pada sumbu koordinat dapat dicari dengan memisalkan masingmasing X = 0 dan Y = 0 secara bergantian. Jika Contoh : i = c a dan r = i > r lingkaran tidak memotong sumbu Y j > r lingkaran tidak memotong sumbu X 3 X + 3 Y 4 X 18 Y = 33 : 3 X + Y 8 X 6 Y = 11 8 1 = = 4 j = i j e a = 4 3 11 1 = d a 36 6 1 = = 3 jadi lingkaran tersebut mempunyai titik pusat pada sumbu koordinat ( 4 ; 3 ) dengan jari-jari lingkaran = 6 = 6

Y 7,47 r =6 3X + 3Y - 4X 18Y = 33 (4,3) i=4 j=3-1,19 0 9,19-1,47 X A. ELLIPS Elips adalah tempat kedudukan titik-titik yang jumlah jaraknya terhadap dua fokus selalu konstan. Elips mempunyai dua sumbu simetri yang saling tegak lurus. Sumbu yang panjang disebut Sumbu Mayor. Dan yang pendek disebut Sumbu Minor. Titik potong antara kedua sumbu elips tersebut merupakan pusat elips ybs. Bentuk Umum Persamaan Elips : a X + b Y + c X + d Y + e = 0 dimana : a tandanya sama dengan b tetapi nilai a b Pusat dan jari-jari elips dirumuskan sebagai berikut : ( X i) ( Y j) 1 r r 1 jika r 1 = r maka akan menjadi lingkaran Contoh : Tentukan pusat, jari-jari dan perpotongan kurva elips dengan masing-masing sumbu koordinatnya ( sumbu X dan Y ) dari persamaan elips berikut : 8 X + Y - 3 X - 1 Y + 18 = 0 : 4 X + Y - 16 X - 6 Y = - 9

4 X - 16 X + Y - 6 Y = - 9 4 X - 16 X + k 1 + Y - 6 Y + k = - 9 + k 1 + k (4 X - 16 X + 16) + (Y - 6 Y + 9) = - 9 + 16 + 9 4 (X ) + (Y 3) = 16 : 16 ( X ) ( Y 3) ( X ) ( Y 3) 4 + 16 = 1 + 4 = 1 1 Dengan demikian : i = dan j = 3 r Berarti : pusat elips ada pada titik ( ; 3 ) = dan r = 4 Karena r 1 < r maka sumbu mayor elips // sumbu vertikal Y r 1 adalah jari-jari pendek dan r adalah jari-jari panjang Hitunglah : pada titik koordinat berapakah terjadi perpotongan kurva elips dengan sumbu X dan sumbu Y. y 8x +y +3x-1y+18=0 7,3 3 x -1 3,3 B. HIPERBOLA Hiperbola adalah tempat kedudukan titik-titik yang perbedaan jaraknya terhadap dua fokus selalu konstan. Hiperbola mempunyai dua sumbu simetri yang saling tegak lurus dan sepasang asimtot. Perpotongan antara sumbu-sumbu simetri (antara asimtot-asimtot) merupakan pusat hiperbola. Bentuk umum persamaan hiperbola : a X + b Y + c X + d Y + e = 0 ; dimana a dan b berlawanan tanda

Pusat hiperbola dapat dicari dengan cara : ( X i) m ( Y n j) 1 dimana sumbu lintang // sumbu X atau ( X i) n ( Y j) m 1 dimana sumbu lintang // sumbu Y dimana ( i, j ) adalah koordinat titik pusat hiperbola Jika nilai m = n maka asimtotnya akan saling tegak lurus, dan sumbu lintangnya tidak lagi sejajar salah satu sumbu koordinat, dan hiperbolanya disebut hiperbola sama sisi. C. PARABOLA Parabola adalah tempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama terhadap sebuah titik fokus dan sebuah garis lurus yang disebut direktriks. Setiap parabola mempunyai sebuah sumbu simetri dan sebuah titik ekstrim. y y y y x x x x a < 0 a > 0 a < 0 a > 0 Persamaan parabola : y = a X + b X + c jika sumbu simetri // sumbu vertikal (sumbu y) X = a Y + b Y + c jika sumbu simetri // sumbu horisontal (sumbu x) X Y Titik Ekstrim : b b 4ac ; a 4a Jarak titik ekstrim Jarak titik ekstrim Pada sumbu Y pada sumbu X

Contoh : Tentukan titik ekstrim dan perpotongannya dengan sumbu-sumbu koordinat (sumbu x dan y) dari parabola berikut : Y = - X + 6 X Sumbu simetri sejajar sumbu Y Karena nilai a = - 1 < 0 ; maka parabolanya menghadap ke bawah. Titik ekstrimnya terletak di atas atau titik maksimum, dengan titik koordinat : b b 4ac ; a 4a = 6 6 ; ( 1) 4( 1)( ) 4( 1) = 6 36 8 ; 4 = ( 3, 7 ) Perpotongan dengan sumbu Y terjadi pada saat X = 0 Y = - Perpotongan dengan sumbu X terjadi pada saat Y = 0 0 = - X + 6 X Dengan menggunakan rumus a b c diperoleh X 1 = 5,65 dan X = 0,35 y 7 (3,7) y = -x + 6x - x = 3 sumbu simetri 0 0,35 3 5,65 x

- FUNGSI KUBIK Fungsi kubik atau fungsi berderajat tiga ialah fungsi yang pangkat tertinggi dari variabelnya adalah pangkat tiga. Setiap fungsi kubik setidak - tidaknya mempunyai sebuah titik belok (inflextion point), yaitu titik peralihan bentuk kurva dari cekung menjadi cembung atau cembung menjadi cekung. Selain titik belok, sebuah fungsi kubik mungkin pula mempunyai satu titik ekstrim (maksimum atau minimum) atau titik dua ekstrim (maksimum atau minimum). Ada tidaknya titik ekstrim dalam suatu fungsi kubik tergantung pada besarnya nilai-nilai b, c, dan d di dalam persamaannya. Dengan demikian terdapat beberapa kemungkinan mengenai bentuk kurva suatu fungsi kubik. Fungsi-fungsi kubik hanya mempunyai titik belok, tanpa titik ekstrim. Persamaan parabola : y = a X 3 + b X + c X + d Fungsi Kubik Mencari : 1. Titik Ekstrims. Titik Belok HUBUNGAN NON LINEAR 1. Permintaan, Penawaran, dan Keseimbangan Pasar Selain berbentuk fungsi linier, permintaan dan penawaran dapat pula berbentuk fungsi non linier. Fungsi permintaan dan fungsi penawaran yang kuadratik dapat berupa potongan lingkaran, potongan elips, potongan hiperbola maupun potongan parabola. Cara menganalisis keseimbangan pasar untuk permintaan dan penawaran yang non linier sama seperti halnya dalam kasus yang linier. Keseimbangan pasar ditunjukkan oleh kesamaan Q d =Q s Keseimbangan Pasar :, pada perpotongan kurva permintaan dan kurva penawaran.

Q d =Q s Q d = jumlah permintaan Q s = jumlah penawaran E= titik keseimbangan P e = harga keseimbangan Q e = jumlah keseimbangan Analisis pengaruh pajak dan subsidi terhadap keseimbangan pasar juga sama seperti pada kondisi linier. Pajak atau subsidi menyebabkan harga jual yang ditawarkan oleh produsen berubah, tercermin oleh berubahnya persamaan penawaran, sehingga harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan yang tercipta di pasarpun berubah. Pajak menyebabkan harga keseimbangan menjadi lebih tinggi dan jumlah keseimbangan menjadi lebih sedikit. Sebaliknya subsidi menyebabkan harga keseimbangan menjadi lebih rendah dan jumlah keseimbangan menjadi lebih banyak. Contoh Soal Fungsi permintaan akan suatu barang ditunjukan oleh persamaan Q d = 19 P, sedangkan fungsi penawarannya adalah Q s = 8 + P. Berapakah harga dan jumlah keseimbangan yang tercipta di pasar? Penyelesaian Keseimbangan Pasar Q d =Q s 19 P = 8+P 7=3 P P =9 P=3 Q=19 P 19 (3 ) 19 9 10 Jadi, P e =3 dan Q e =10 Harga dan jumlah keseimbangan pasar adalah E=(3,10)

Jika misalnya terhadap barang yang bersangkutan dikenakan pajak spesifik sebesar 1 (rupiah) per unit, maka persamaan penawaran sesudah pengenaan pajak menjadi : Q ' s= 8+(P 1) = 8+(P P+1)= 6 4 P+ P Keseimbangan pasar yang baru : Q d=q ' s 19 P = 6 4 P+P 3P 4 P 5=0 Selanjutnya dengan rumus abc diperoleh P 1 =3,63 dan P =,30. P tidak dipakai karena harga negative adalah irrasional. Dengan memasukkan P=3,63 ke dalam persamaan Q d atau Q' s diperoleh Q=5,8. Jadi, dengan adanya pajak : P' e =3,63 atau Q' e =5,8. Selanjutnya dapat dihitung beban pajak yang menjadi tanggungan konsumen dan produsen per unit barang, serta jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah, masingmasing adalah sebagai berikut. t k=p ' e P=3,63 3=0,63 t p=t t k=1 0,63=0,37 T =Q' e t=5,8 1=5,8. Fungsi Biaya Selain pengertian biaya tetap, biaya variabel dan biaya total, dalam konsep biaya dikenal pula pengertian biaya rata-rata (average cost) dan biaya marjinal (marginal cost). Biaya rata-rata adalah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan tiap unit produk atau keluaran, merupakan hasil bagi biaya total terhadap jumlah keluaran yang dihasilkan. Adapun biaya marjinal ialah biaya tambahan yang dikeluarkan untuk menghsilkan satu unit tambahan produk. Biaya tetap : Biaya variabel : Biaya total : FC=k VC=J (Q) (k: konstanta) C=FC+VC=k+f (Q )=c(q) Biaya tetap rata-rata : AFC = FC Q

Biaya variabel rata-rata : Biaya rata-rata : Biaya marjinal : AVC= VC Q AC= C =AFC+ AVC Q MC= C Q Bentuk non linier dari fungsi biaya pada umumnya berupa fungsi kuadrat parabolik dan fungsi kubik. Hubungan antara biaya total dan bagian-bagiannya secara grafik dapat dilihat sebagai berikut : a. Biaya total merupakan fungsi kuadrat parabolik C=aQ bq Andaikan maka: VC AC= C Q =aq b+ c Q + c FC AVC= VC Q =aq b AFC= FC Q = c Q Biaya total (C) maupun biaya variabel (VC) sama-sama berbentuk parabola. Perbedaan antara keduanya terletak pada konstanta c, yang mencerminkan biaya tetap (FC). Secara grafik, kurva C dan kurva VC adalah sebangun, dengan perbedaan sejarak c. Karena C dan VC berbentuk parabola, maka dengan memanfaatkan rumus titik ekstrim parabola, dapat dihitung tingkat produksi (Q) pada C minimum dan VC minimum serta besarnya C minimum dan VC minimumnya. C dan VC yang berbentuk parabola membawa konsekuensi AC dan AVC berbentuk linear; sementara AFC asimtotik terhadap kedua sumbu C dan sumbu Q, sebab F linear. b. Biaya total merupakan fungsi kubik C=aQ 3 bq +cq+ d Andaikan maka: VC AC= C Q =aq bq+c+ d Q FC AVC= VC Q =aq bq+c

AFC= FC Q = d Q Biaya total berfungsi kubik seperti di atas selalu membuahkan AC dan AVC berbentuk parabola terbuka ke atas. Sedangkan AFC tetap asimtotik terhadap sumbu C dan sumbu Q, sebab FC selalu berupa konstanta yang kurvanya sejajar sumbu Q. Contoh Soal Biaya total yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan ditunjukkan oleh persamaan C=Q 4 Q+10. Pada tingkat produksi berapa unit biaya total ini minimum? Hitunglah besarnya biaya total minimum tersebut. Hitung pula besarnya biaya tetap, biaya variabel, biaya rata-rata, biaya tetap rata-rata dan biaya variabel rata-rata pada tingkat produksi tadi. Seandainya dari kedudukan ini produksi dinaikkan dengan 1 unit, berapa besarnya biaya marjinal? Penyelesaian Berdasarkan rumus titik ekstrim parabola, C minimum terjadi pada kedudukan Q= b a = 4 4 =6 unit. Besarnya C minimum Q 4Q+10 (6 ) 4 (6 )+10=30 C minimum dapat juga dicari dengan rumus ordinat titik ekstrim parabola, yaitu (b 4 ac) 4 a ; hasilnya C minimum (4 4 10) = 40 4 8 =30, tidak berbeda. Selanjutnya, pada FC=10 Q=6 ini: VC=Q 4Q=(6 ) 4 (6)= 7 AC= C Q =30 6 =5 AFC= FC Q =10 6 =17 AVC= VC Q = 7 6 = 1

Jika Q=7, C=(7) 4(7)+10=3 MC= C Q = 3 30 7 6 = Berarti untuk menaikkan produksi dari 6 unit menjadi 7 unit diperlukan biaya tambahan (biaya marjinal) sebesar. 3. Fungsi Penerimaan Bentuk fungsi penerimaan total (total revenue, R) yang non-linear pada umumnya berupa sebuah persamaan parabola terbuka ke bawah. Ini merupakan bentuk fungsi penerimaan yang lazim dihadapi oleh seorang produsen yang beroperasi di pasar monopoli. Sedangkan fungsi penerimaan total yang linear merupakan fungsi penerimaan yang dihadapi oleh seorang produsen yang beroperasi di pasar persaingan sempurna. Penerimaan total merupakan fungsi dari jumlah barang, juga merupakan hasil kali jumlah barang dengan harga barang per unit. Seperti halnya dalam konsep biaya, dalam konsep penerimaanpun dikenal pengertian rata-rata dan marjinal. Penerimaan rata-rata (average revenue, AR) ialah penerimaan yang diperoleh per unit barang, merupakan hasilbagi penerimaan total terhadap jumlah barang. Penerimaan marjinal (marginal revenue, MR) ialah penerimaan tambahan yang diperoleh dari setiap tambahan satu unit barang yang dihasilkan atau terjual. Penerimaan total : R=Q P=f (Q) Penerimaan rata-rata : Penerimaan marjinal : AR= R Q MR= R Q Contoh Fungsi permintaan yang dihadapi oleh seorang produsen monopolis ditunjukkan oleh P=900 1,5Q. Bagaimana persamaan penerimaan totalnya? Berapa besarnya penerimaan total jika terjual barang sebanyak 00 unit, dan berapa harga jual perunit? Hitunglah penerimaan marjinal dari penjualan sebanyak 00 unit menjadi 50 unit. Tentukan tingkat penjualan yang menghasilkan penerimaan total maksimum, dan besarnya penerimaan maksimum tersebut. Penyelesaian P=900 1,5Q R=Q P=900Q 1,5Q Jika Q=00, R=900 (00 ) 1,5 (00 )=10.000

P=900 1,5 (00 )=600 atau P= R Q =10000 00 =600 Jika Q=50, R=900(50) 1,5(50) =131.50 MR= R Q =131.50 10.000 =5 50 00 R= 1,5Q +900 Q R maksimum pada Q= b a = 900 3 =300 Besarnya R maksimum 1,5(300) +900(300)=135.000 Dalam membentuk fungsi peneriman melalui fungsi permintaan, persamaan permintaannya harus dalam bentuk P=f (Q). Jika persamaan permintaan berbentuk Q=f (P) maka harus dibalik dulu menjadi bentuk P=f (Q), mengingat penerimaan merupakan fungsi dari jumlah barang [ R=r (Q) dan bukan fungsi dari harga [bukan R=r (P) ]. 4. Keuntungan, Kerugian, dan Pulang Pokok Tingkat produksi yang menghasilkan keuntungan, kerugian, dan keadaan pulangpokok secara grafik dapat dilihat sebagai berikut: Analisis pulang pokok (break-even) yaitu suatu konsep yang digunakan untuk menganalisis jumlah minimum produk yang harus dihasilkan atau terjual agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Keadaan pulang pokok (profit nol, π = 0 ) terjadi apabila R=C ; perusahaan tidak memperoleh keuntungan tetapi tidak pula menderita kerugian. Secara grafik hal ini ditunjukkan oleh perpotongan antara kurva R dan kurva C. Tingkat produksi Q 1 dan Q 4 mencerminkan keadaan pulang pokok, sebab penerimaan total sama dengan pengeluaran (biaya) total, R=C. Area disebelah kiri

Q 1 dan sebelah kanan Q 4 mencerminkan keadaan rugi, sebab penerimaan total lebih kecil dari pengeluaran total, R<C. Sedangkan area diantara Q 1 dan Q 4 mencerminkan keadaan untung, sebab penerimaan total lebih besar dari pengeluaran total, R>C Q. Tingkat produksi 3 mencerminkan tingkat produksi yang memberikan penerimaan total maksimum. Besar kecilnya keuntungan dicerminkan oleh besar kecilnya selisih positif antara R dan C. Besar kecilnya keuntangan dicerminkan oleh besar kecilnya selisih positif antara R dan C. Secara grafik, hal ini ditunjukkan oleh jarak antara kurva R dan kurva C. Semakin lebar lebar jarak positif tersebut semakin besar keuntungan yang diperoleh. Jarak positif terlebar antara kurva R dan kurva C terjadi pada posisi di mana lereng (slope) dari kedua kurva itu sama besar, dan ini mencerminkan keuntungan terbesar atau maksimum. Satu hal yang penting dicatat ialah bahwa jarak positif terlebar antara kurva R dan kurva C tidak selalu terjadi pada saat kurva R mencapai maksimum, juga tidak mesti terjadi pada saat kurva C mencapai minimum. Keuntungan maksimum tidak selalu terjadi saat R maksimum atau C minimum. Contoh soal Penerimaan total yang diperoleh sebuah perusahaan ditunjukkan oleh persamaan R= 0,1Q +0Q, sedangkan biaya total yang dikeluarkan C=0,5 Q 3 3Q +7Q+0. Hitunglah profit perusahaan ini jika dihasilkan dan terjual barang sebanyak 10 dan 0 unit? Penyelesaian π=r C= 0,1Q +0Q 0,5Q 3 +3Q 7Q 0 π= 0,5Q 3 +,9Q +13 Q 0 Q=10 π= 0,5 (1000)+,9(100)+13(10) 0 50+90+130 0=150 (keuntungan)

Q=0 π= 0,5 (8000)+,9(400)+13(0) 0 000+1160+60 0= 600 (kerugian) 7.3.5 Fungsi Utilitas Fungsi utilitas menjelaskan besarnya utilitas (kepuasan, kegunaan) yang diperoleh seseorang dari mengkonsumsi suatu barang atau jasa. Pada umumnya semakin banyak jumlah suatu barang dikonsumsi semakin besar utilitas yang diperoleh, kemudian mencapai puncaknya (titik jenuh) pada jumlah konsumsi tertentu, sesudah itu justru menjadi berkurang atau bahkan negatif bila jumlah barang yang dikonsumsi terus menerus ditambah. Utilitas total merupakan fungsi dari jumlah barang yang dikonsumsi. Persamaan utilitas total (total utility, U) dari mengkonsumsi suatu jenis barang berupa fungsi kuadrat parabolik, dengan kurva berbentuk parabola terbuka ke bawah. Utilitas marjinal (marginal utility, MU) ialah utilitas tambahan yang diperoleh dari setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi. U=f (Q Utilitas total : U=f (Q ) Utilitas marjinal : MU = ΔU ΔQ M 0 Q Utilitas total mencapai puncaknya ketika utilitas marginal nol, dan berkurang ketika utilitas masrjinal negatif. 7.3.6 Fungsi Produksi

Bentuk fungsi produksi toal (total product, P) yang nonlinear pada umumnya berupa sebuah persamaan kubik yang mempunyai titik belo dan sebuah titik puncak. Produk total merupakan fungsi dari jumlah masukan (input faktor produksi) yang digunakan. Dalam konsep produksi juga dikenal pengertian rata-rata dan marjinal.produk rata-rata (average product, AP) ialah jumlah keluaran atau produk yang dihasilkan dari setiap unit masukan yang digunkana, merupakan hasil bagu produk total terhadap jumlah masukan. Sedangkan produk marjinal (marginal product, MP) ialah produk tambahan yang dihasilkan dari setiap tambahan satu unit masukan yang digunakan. Jika dalam suatu kegiatan produksi dianggap hanya terdapat satu masukan variabel, katakanlah X, sementara masukan-masukan lainnya merupakan masukan tetap, maka fungsi produksinya dapat dinyatakan dengan notasi P=f ( X ) Produk total : P=f ( X ) Produk rata-rata : Produk marjinal : AP= P X MP= ΔP ΔX Secara gravik, kurva produk total P mencapai puncaknya tepat ketika kurva produk marjinal MP=0. Sedangkan MP mencapai puncaknya tepat pada posisi titik belok kurva P. Di samping itu, kurva MP memotong kurva AP pada posisi maksimum AP. Penjelasan mengenai hal ini akan dibahas pada bab 9. I : Titik Belok (Inflection Point) x

x Kasus 7 Fungsi produksi yang dihadapi oleh seorang produsen ditunjukkan oleh P=9 X X 3. Bentuklah persamaan produk rata-ratanya serta hitunglah produk total dan produk rata-rata tersebut jika digunakan masukan sebanyak 6 unit. Berapa produk marjinalnya jika masukan yang digunakan ditambah 1 unit? Diketahui P=9 X X 3 sehingga AP= P X = 9 X X 3 =9 X X X Untuk X =6, maka P=9 X X 3 =9 (6) (6 ) 3 =108 AP=9 X X =9.6 (6 ) =18 Jika X =7, maka P=9 X X 3 =9 (7) (7 ) 3 =98 MP= ΔP ΔX = 98 108 7 6 = 10 1 = 10 Produk marjinal negatif berarti masukan tambahan yang digunakan justru mengurangi hasil 0 0 y produksi. y x x 7.3.7 Kurva Transformasi Produk Kurva transformasi produk (product transformation curve) ialah kurva yang menunjukkan pilihan kombinsai jumlah produksi dua macam barang dengan menggunakan masukan yang sama sejumlah tertentu. Kurva ini dikenal juga dengan sebutan kurva kemungkinan produksi (product possibility curve). Kurva transformasi produk yang kuadratik dapat berupa potongan potongan lingkaran, elips, hipernola maupun potongan parabola.

(a) Kurva transformasi produk Berupa potongan lingkaran (b) Kurva transformasi produk Berupa potongan elips Pada gambar di atas, x dan y masing-masing melambangkan jumlah produk X dan jumlah produk Y. Karena kurva transformasi produk mencerminkan pilihan kombinasi produksi, maka penambahan jumlah produk yang satu akan mengurangi jumlah produk yang lain. Patut dicatat : kurva transformasi produk dapat pula berupa garis lurus berlereng negatif. Kasus 8 Sebuah pabrik yang menggunakan bahan baku kulit menghasilkan sepatu dan tas. Kurva transformasi produk yang dihadapinya ditunjukkan oleh persamaan 4 s +6,5 t =40.000. Berapa pasang sepatu dan berapa buah tas paling banyak yang dapat diproduksi? Berapa pasang sepatu dapat dibuat jika pabrik ini memproduksi 60 buah tas? Jumlah sepatu terbanyak yang dapat dibuat adalah jika pabrik tidak memproduksi tas (t=0 ). Dengan perkataan lain, seluruh kulit yang tersedia (40.000 unit ) dialokasikan untuk membuat sepatu. t=0 4 s =40.000 s =10.000 s=100 pasang Jumlah tas terbanyak dapat dibuat : s=0 6,5 t =40.000 t =6.400 t=80 pasang

Jika t=60, maka 4 s +6,5 (60 ) =40.000 4 s +6,5 (3600 )=40.000 4 s +.500=40.000 4 s =17.500 s =4.375 s=66,14 = 66 pasang 7.3.8 Model Distribusi Pendapatan Pareto Menurut Vilfredo Pareto, jumlah penduduk dari suatu populasi a yang berpendapat melebihi x adalah dimana b merupakan suatu parameter atau besaran populasi tertentu, pada umunya berkisar 1,5. Kecuali ditentukan lain nilai b=1,5. Model distribusi pendapatan versi Pareto ini mencerminkan sebuah hiperbola sama sisi untuk rentang 0<N <a dan 0<x< pendapatan maksimum dalam populasi. Karena model ini diterapkan secara universal, variabel pendapatan x dinyatakan dalam mata uang yang umum digunakan oleh negara-negara di seluruh dunia, yakni dollar Amerika Serikat (US $). Dengan demikian untuk untuk diterapkan pada kasus Indonesia, pendapatan dalam rupiah harus dikonversikan dulu ke dalam satuan US $.

Kasus 9 Hitunglah berapa dari 8 juta penduduk DKI Jakarta yang berpendapatan melebihi Rp 800 ribu. Berapa orang yang berpendapatan antara Rp 480 ribu dan Rp 640 ribu? (Kurs yang berlaku US$ 1=.000,00) Untuk pendapatan > Rp 800 ribu X =Rp 800.000,00=US $ 400 N= a.000 8.000.000 =8.000 = =1.000 b 3 x 8.000 400 Untuk pendapatan antara Rp 480 ribu dan Rp 640 ribu X =Rp 480.000,00=US $ 40 N= a.000 8.000.000 =8.000 = b 3 x =.15 40 X =Rp 640.000,00=U S $30 N= a.000 8.000.000 =8.000 = =1.398 b 3 x 5.74 30 Jadi, terdapat 100 orang yang berpendapatan melebihi Rp 800 ribu. Sedangkan pendudukyang berpendapatan antara Rp 480 ribu dan Rp 640 ribu ada.15 1.398=754 orang (angka-angka di belakang koma dalam perhitungan ini dibulatkan). FUNGSI EKSPONEN

Bentuk a n disebuat sebagai bentuk eksponensial atau perpangkatan, dengan a disebut basis atau bilangan pokok dan n disebut eksponen atau pangkat. Sifat sifat yang berlaku dalam bilangan berpangkat rasional diantaranya adalah sebagai berikut : Perhatikan contoh soal berikut : Hitunglah hasil perpangkatan (0,008) ² jawab : (0,008) ² = (1/15) ² = (1/5³) ² = (5 ³) ² = 5^6 = 15.65. Persamaan Eksponen Persamaan eksponen adalah suatu persamaan yang pangkatnya (eksponen), bilangan pokoknya, atau bilangan pokok dan eksponennya memuat suatu variabel. Bentuk-bentuk persamaan eksponen yang akan kita bahas yaitu a. Bentuk persamaan a^f(x)=1 Misal terdapat persamaan a^f(x)=1 dengan a>0 dan a 1, untuk menentukan himpunan penyelesaian bentuk persamaan tersebut gunakan sifat bahwa : a^f(x) = 1 f(x)=0 b. Bentuk persamaan a^f(x) = a^p Misalkan terdapat persamaan a^f(x) = a^p, dengan a>0 dan a 1. Himpunan penyelesaian bentuk persamaan eksponen diatas ditentukan dengan cara menyamakan pangkat ruas kiri dengan ruas kanan. a^f(x)= a^p f(x) = p c. Bentuk persamaan a^f(x) = a^g(x)

Misalkan terdapat persamaan a^f(x) = a^g(x) dengan a>0 dan a 1. Himpunan penyelesaian persamaan diatas dapat ditentukan dengan cara menyamakan persamaan pangkatnya. Jadi dapat kita katakan sebagai berikut : a^f(x) = a^g(x) f(x) = g(x) d. Bentuk Persamaan a^f(x) = b^f(x) Misalkan terdapat persamaan a^f(x) = b^f(x), dengan a b ;a,b >0 ; a,b 1. Himpunan penyelesaian persamaan eksponen tersebut dapat ditentukan dengan cara menyamakan f(x0 dengan nol. Jadi dapat disimpulkan sebagai berikut : a^f(x) = b^f(x) f(x) = 0 e. Bentuk persamaan a^f(x) = b^g(x) Misalkan diberikan persamaan a^f(x) = b^g(x) dengan a b ; a,b >0 ; a,b 1, dan f(x) g(x). Himpunan penyelesaian untuk bentuk persamaan eksponen tersebut dengan melogaritmakan kedua ruas, yaitu : log a^f(x) = log b^g(x) f. Bentuk Persamaan A{a^f(x)}² + B{a^f(x)}+ C = 0 Untuk menentukan penyelesaian persamaan eksponen yang berbentuk persamaan kuadrat dapat dikerjakan dengan cara memfaktorkan, melengkapkan kuadrat sempurna atau rumus abc. g. Bntuk persamaan f(x)^g(x) =1 ; f(x) g(x) Untuk menyelesaikan persamaan eksponen dengan bentuk tersebut, lakukanlah langkahlangkah berikut : 1). g(x)=0 karena ruas kanan nilainya 1 berarti g(x) harus sama dengan nol. ). f(x)=1 karena jika f(x)=1 maka bilangan 1 dipangkatkan berapapun nilainya 1. 3). f(x)=-1, dengan syarat g(x) harus genap. h. Bentuk persamaan f(x)^g(x) = f(x)^h(x) Untuk nilai g(x) h(x). Himpunan penyelesaian bentuk eksponen tersebut diperoleh dari empat kemungkinan berikut : 1). g(x)=h(x0 karena bilangan pokok sudah sama maka pangkatnya harus sama. ). f(x)=1 karena g9x) h(x) maka bilangan pokok harus bernilai 1 (satu) agar persamaan bernilai benar. 3). f(x)=-1, bewrakibat g(x) dan h(x) harus sama-sama bernilai genap atau sama-sama bernilai ganjil. 4). f(x)=0, dengan g(x) dan h(x) masing-masing bernilai positif dituliskan g(x)>0 atau h(x)>0. i. Bnetuk persamaan g(x)^f(x) = h(x)^f(x)

persamaan diatas akan bernilai benar jika a. f(x)=0 untuk g(x) 0 dan h(x) 0 ; b. g(x)=h(x) FUNGSI LOGARITMA Bentuk eksponen atau perpangkatan dapat kita tulis dalam bentuk logaritma. Secara umum dapat ditulis sebagai berikut : Jika a b = c dengan a > 0 dan a 1 maka a log c = b dalam hal ini a disebut basis atau pokok logaritma dan c merupakan bilangan yang dilogaritmakan. Logaritma memuliki sifat-sifat sebagai berikut : 3.1 Bentuk umum dari fungsi logaritma yaitu Jika a y = x dengan a 0 dan a 1 maka y = a log x mempunyai sifat-sifat : 1. semua x > 0 terdefinisi. jika x mendekati no maka nilai y besar sekali dan positif 3. untuk x=1 maka y=o 4. untuk x > 1 maka y negatif sehingga jika nilai x semakin besar maka nilai y semakin kecil. 3.. Grafik Fungsi y = a log x untuk a >0 mempunyai sifat sifat sebagai berikut : 1. untuk semua x > 0 terdefinisi. jika x mendekati no maka y kecil sekali dan negatif

3. untuk x=1 maka y=0 4. untuk x > 1 maka y positif sehingga jika x semakin besar maka y semakin besar. Berikut ini gambar grafiknya : Fungsi pertumbuhan merupakan salah satu contoh aplikasi fungsi eksponen dalam bidang ekonomi. Sifat utama fungsi ini adalah meningkat secara monoton. Fungsi pertumbuhan mempunyai beberapa bentuk, dengan atau tanpa asimtut yang merupakan batas atas. Dalam karya tulis ini fungsi pertumbuhan yang dimaksud hanya terbatas pada fungsi bunga majemuk, pertumbuhan penduduk atau biologis, kurva (fungsi) Gompertz, dan kurva (fungsi) pengajaran. 1. Fungsi Bunga Majemuk Besarnya modal yang dibungakan tergantung dari waktu lamanya modal dibungakan asal tingkat bunga konstan. Jika modal (pokok) sebesar dibungakan kali per tahun dengan bunga sebesar 100 % (atau r) per tahun maka setelah tahun, modal tersebut akan menjadi: Apabila sangat besar yaitu, maksudnya bunga yang dibayarkan secara kontinyu atau bunga ditambahkan terus menerus terhadap modal, maka persamaannya akan menjadi: Dengan, = Modal awal atau besar modal pada tahu yang ke nol. = Modal akhir atau besar modal pada tahun yang ke = Bilangan basis dalam logaritma natural

= Kelipatan bunga yang dibayar per tahun = Waktu lamanya modal (pokok) dibungakan = Besarnya bunga per tahun Jikan fungsi dibuat grafiknya, secara umum bentuknya sebagai berikut: Gambar 0 Grafik Fungsi Bunga Majemuk Dengan Contoh: Seorang petani membutuhkan uang sebesar 5 juta rupiah pada 10 tahun yang akan datang. Berapa jumlah uang yang harus ditabung mulai sekarang dengan bunga 4% per tahun untuk memperoleh jumlah uang yang diharapkan? Penyelesaian: Diketahui: = 5000000 = 10 tahun = 4 % = 0,4 = 1 Ditanyakan: =...? Jawab: Jadi, uang yang harus ditabung mulai sekarang sebesar Rp. 58177,49

. Pertumbuhan Penduduk Bila penduduk suatu negara (daerah) pada suatu saat mengalami pertumbuhan sebesar 100 % per tahun (atau per tahun), maka setelah t tahun, jumlah penduduk menjadi: Bila suatu negara (daerah) dengan jumlah penduduk yang besar, maka pertumbuhan penduduk berlangsung hampir kontinyu, jumlah penduduk setelah t tahun menjadi: Misalkan pada persamaan sama dengan yaitu, maka persamaan di atas dapat dinyatakan sebagai berikut. = jumlah penduduk pada tahun yang ke t = jumlah penduduk pada tahun awal yaitu tahun yang ke nol = tingkat pertumbuhan = = tingkat pertumbuhan ditambah 1 Contoh: Pada tahun 001 penduduk sebuah kota adalah 69039 jiwa. Sedangkan pada tahun 006 jumlah penduduknya adalah 771186 jiwa. a. Berapa tingkat pertumbuhan penduduk kota tersebut? b. Perkirakan jumlah penduduk kota tersebut pada tahun 016! Penyelesaian: Diketahui: = 69039 = 771186 (tahun 006) t = 5 (dari 001 sampai dengan 006) Ditanyakan: a. =...? b. =...? (tahun 016) Jawab: a.

b. t = 15 (dari 001 sampai dengan 016) Karena t cukup besar maka untuk mempermudah perhitungan kita gunakan logaritma, sehingga:

3. Fungsi Gompertz Fungsi ini menggambarkan perkembangan yang lambat waktu mulai tumbuh, dan waktu mendekati asimtut batas pertumbuhan. Fungsi ini dinyatakan sebagai berikut. Keterangan: = jumlah penduduk pada tahun ke = tingkat pertumbuhan (dengan ) = proporsi pertumbuhan awal = tingkat pertumbuhan dewasa (yaitu asimtut tertinggi) = indeks waktu Sifat utama dari fungsi Gompertz digambarkan dengan dua jenis kurva di bawah ini. Tipe I: Tipe II: Gambar 03 Kurva Gompertz Kurva I, untuk nilai kecil yang positif kurva cembung tehadap sumbu t (berakselerasi positif) dan untuk nilai besar yang positif, kurva cekung tehadap sumbu (berakselerasi negatif). Sedangkan kurva II, untuk semua nilai positif, kurva cekung terhadap sumbu (berakselerasi negatif). Kurva yang ditemukan Gompertz ini dalam bidang ekonomi digunakan untuk fungsi pendapatan total dan produksi.

Contoh: Penjualan setiap bulan dari sebuah perusahaan memenuhi fungsi p adalah jumlah pengeluaran untuk promosi dan advertensi. adalah penjumlahan atau omzet setiap bulan. a. Berapa besar penjualan bila pengeluaran untuk promosi dan advertensi sama dengan nol atau berapa besar penjualan awalnya? b. Berapa penjualan maksimumnya? c. Berapa besar penjualannya bila pengeluaran untukpromosi dan avertensi 5? Penyelesaian: Diketahui: Ditanyakan: a. jika b. maksimum =...? ( ) c. jika Jawab: a. Jika, maka adalah: Jadi penjualan awalnya adalah 100 b. Penjualan maksimum terjadi saat tingkat pertumbuhannya nol Jadi, penjualan maksimunya adalah 1000 c. Jika, maka adalah:

Jadi, besar penjualannya bila pengeluaran untuk promosi dan advertensi 5 adalah 4. Fungsi Pengajaran Fungsi pengajaran umumnya dipakai oleh psikolog untuk menggambarkan taraf pertumbuhan pendidikan manusia, yang sifatnya meningkat cepat pada awalnya dan semakin lambat ketika mendekati asimtut batas pertumbuhan. Fungsi ini dinyatakan sebagai berikut.,, dan adalah konstanta positif = keaktifan belajar = variabel pendorong Bentuk grafiknya secara umum adalah sebagai berikut. Gambar 04 Grafik Fungsi Pengajaran Fungsi pengajaran dalam ewkonomi dapat digunakan untuk menjelaskan fungsi biaya dan produksi. Contoh: Biaya produksi total (dalam jutaan rupiah) dari sebuah perusahaan dapat dinyatakan sebagai berikut. menyatakan biaya produksi dan menyatakan kuantitas produksi

a. Berapa besar biaya tetapnya? b. Bila berproduksi 100 unit, berapa besar proporsi biaya produksi tetapnya terhadap biaya produksi totalnya? Penyelesaian: Diketahui: Ditanyakan: a. =...? jika b. Besar proporsi biaya produksi tetapnya terhadap biaya produksi totalnya =...? jika Jawab: a. Jika, maka adalah Jadi biaya tetapnya adalah 50 juta rupiah b. Jika, maka total adalah Jadi, besar proporsi biaya produksi tetapnya terhadap biaya produksi totalnya ( ) adalah: