BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar materi cerpen yakni dalam mengidentifikasi unsur-unsur cerpen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Tunggulsari Semester I/ Pra Siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

= = 7.6 dibulatkan menjadi = 8

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 22% Jumlah Nilai tertinggi 76 Nilai terendah 20

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PTK. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif. Hasil penelitian yang untuk mendapatkan gambaran secara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu siklus satu dan siklus dua, masing-masing siklus tiga kali pertemuan. Didalam setiap siklus terdapat rincian diantaranya perencanaan, pelaksanaan, observasi serta refleksi. 4.1.1 Kondisi Sebelum Tindakan Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan data dokumentasi dari hasil observasi yang telah dilakukan di Kelas 6 SDN Tambakboyo 02 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 37 siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia terlihat bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Ratarata kelas nilai ulangan peserta didik pada mata Pelajaran Bahasa Indonesia adalah 60,59 dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM=70). Menurut ketentuan secara klasikal, kelas dikatakan tuntas apabila kelas tersebut telah mencapai 85% siswa tuntas. Jadi simpulan sementara kemampuan belajar siswa dalam materi membaca intensif masih rendah. Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan guru kelas sebelum diadakan penelitian, rendahnya hasil belajar siswa kelas IV SDN Tambakboyo 02 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang, dipengaruhi oleh tingkat konsentrasi siswa dan jumlah siswa kelas 6 yang mencapai 37 siswa, sehingga suasana kelas saat kegiatan pembelajaran menjadi ramai dan berakibat hasil belajar menjadi rendah. Hasil Ketuntasan belajar siswa Kelas 6 SDN Tambakboyo 02 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 17 siswa dengan persentase 45,95%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 20 siswa dengan persentase 54,05%. Diperoleh data hasil belajar Bahasa Indonesia yang masih rendah dari Kelas 6 SDN Tambakboyo 02 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang 43

44 Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013, penulis akan melakukan sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sesuai dengan rancangan penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. 4.1.2 Deskripsi Siklus I Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan pada siklus I ini terdiri dari tiga perencanaan pertemuan yaitu pertemuan I, pertemuan II dan pertemuan III. Pertemuan I Berdasarkan hasil observasi yang sudah dilakukan di SD Negeri Tambakboyo 02 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang, peneliti bekerjasama dengan guru Kelas 6 melakukan diskusi mengenai materi membaca pemahaman yang akan disajikan dengan menggunakan metode pembelajaran SQ3R. Guru merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pokok bahasan peta konsep tentang membaca pemahaman. Guru juga perlu mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran seperti lembar kerja siswa (LKS), lembar observasi siswa, lembar observasi kinerja guru, lembar evaluasi dan buku pelajaran. Kemudian guru menyajikan pengalaman belajar yang bersifat memotivasi siswa yaitu dengan melakukan kegiatan pembelajaran metode SQ3R dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Guru menyusun/menyiapkan teks bacaan yang sesuai pada siswa kelas 6 b. Secara interkatif guru menjelaskan bagaimana cara membaca yang baik untuk mendapatkan gagasan pokok. c. Siswa dipersilahkan melakukan Survey (mengkaji) pada teks bacaan. d. Dibantu guru siswa membuat pertanyaan yang berhubungan dengan teks bacaan. e. Siswa membaca teks bacaan. f. Siswa menceritakan kembali teks bacaan dengan bahasanya sendiri. g. Siswa meninjau kembali pada teks bacaan, guna menyakinkan dan mendapatkan gambaran lengkap dari materi bacaan.

45 h. Siswa membaca cerita yang dibuat dengan bahasanya sendiri. i. Siswa diberi kesempatan membahas/saran/kritik terhadap cerita. j. Guru memberikan kesimpulan secara umum. k. Evaluasi. l. Penutup. Pada akhir pembelajaran guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang dipelajari hari itu kemudian guru memberikan tindak lanjut kepada siswa untuk mempelajari materi berikutnya. Pertemuan II Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan II sebagai tindak lanjut dari pertemuan I, yang membedakan dari pertemuan I adalah materi yang akan dipelajari yaitu tentang cara menceritakan kembali suatu teks kedalam satu paragraf. Sebelum mengajar pada pertemuan kedua, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan pada proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP), daftar presensi siswa, lembar kerja siswa, lembar observasi siswa dan lembar observasi kegiatan guru. Masih seperti pertemuan I guru menyajikan pengalaman belajar yang bersifat memotivasi siswa yaitu dengan melakukan kegiatan pembelajaran metode SQ3R. Pada akhir pembelajaran guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan tentang materi pembelajaran. Pertemuan III Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan ketiga sebagai tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya yaitu pertemuan I dan II. Pada pertemuan ketiga digunakan untuk mengadakan tes evaluasi bagi siswa tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan I dan pertemuan II. Sebelum kegiatan pembelajaran pada pertemuan ketiga berlangsung, peneliti menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar soal tes serta lembar jawab. Sebelum mengadakan tes evaluasi, guru mengulang materi tentang ide pokok paragraf yang telah dipelajari pada pertemuan I dan pertemuan II. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan menyampaiakan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya

46 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Pada tahap pelaksanaan dan observasi yang dilakukan pada siklus I ini terdiri dari tiga pertemuan yaitu pertemuan I, pertemuan II dan pertemuan III. Dimana pada setiap tahap berlangsung masing-masing selama 70 menit (dua jam pelajaran). Pertemuan I Kegiatan Awal Pelaksanaan pada pertemuan I guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa, mengecek presensi siswa, mengatur suasana di ruangan kelas dan menanyakan kabar atau keadaan siswa, serta menyiapkan siswa mengikuti pembelajaran. Kemudian guru menyampaikan apersepsi dengan bertanya pada siswa apakah kalian sering membaca? Teks apa yang sering kalian baca? Kemudian siswa menjawab pertanyaan yang telah disampaikan guru. Setelah melakukan apersepsi kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa. Kegiatan Inti Guru menyampaikan materi pembelajaran tentang membaca intensif dan bagaimana cara mendapatkan ide pokok dari sebuah paragraf atau teks bacaan. Dilanjutkan penggunaan metode SQ3R dalam proses membaca. Yaitu mengkaji teks bacaan pada awal proses membaca dilanjutkan dengan membuat pertanyaan yang bersangkutan dengan teks bacaan. Setelah kedua langkah awal dilaksanakan barulah dilanjutkan dengan membaca secara intensif. Untuk memahami benar isi teks bacaan dilakukan peninjauan ulang terhadap teks bacaan. Setelah siswa mengetahui isi dan maksud dari teks bacaan dilanjutkan dengan menceritakan kembali isi dari teks bacaan dengan bahasanya sendiri kedalam satu paragraf. Kegiatan Akhir Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang sudah dipelajari, memberikan umpan balik terhadap proses hasil belajar serta memberikan pemantapan dengan mendorong siswa untuk mengetahui konsep dan pengetahuan.

47 Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan selama pembelajaran siklus I pertemuan I yaitu ketika guru memberikan pertanyaan pada siswa, siswa selalu menjawab secara bersama-sama tetapi ketika guru menunjuk salah satu siswa untuk menjawab ada siswa yang takut apabila jawabannya tersebut salah, sebagian besar siswa tertawa dan mengejek jawaban temannya. Maka guru perlu memberi pengertian pada siswa lain untuk menghargai pendapat/jawaban dari teman-teman lainnya. Ketika guru menyampaikan materi yang dipelajari ada sebagian siswa tidak mendengarkan penjelasan. Untuk mengantisipasi pada pertemuan berikutnya guru bertindak tegas dan komunikatif pada siswa yang bermain sendiri saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Pada tahap pembelajaran siklus I pertemuan I yang sedang berlangsung, observer mengamati jalannya pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti. Lembar observasi tersebut meliputi item yang sesuai dengan pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R untuk mengamati semua aktivitas yang dilakukan oleh guru selama kegiatan pembelajaran. Dari hasil observasi tersebut dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung. Kekurangan siswa dalam pembelajaran antara lain kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran masih kurang. Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan masih kurang, sebagian siswa kurang menanggapi jawaban kelompok lain. Sedangkan kelebihan siswa dalam pembelajaran antara lain, siswa sungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran, hampir semua siswa dapat menanggapi kelompok lain. Adapun kekurangan dan kelebihan dalam pertemuan I yang sudah dilakukan akan diperbaiki pada pertemuan II. Pertemuan II Kegiatan Awal Pelaksanaan pada pertemuan II guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa, mengecek presensi siswa, mengatur suasana di ruangan kelas dan menanyakan kabar atau keadaan siswa, serta menyiapkan siswa

48 mengikuti pembelajaran. Kemudian guru menyampaikan apersepsi dengan bertanya kepada siswa Pernahkah kalian membaca teks drama? Apa yang kalian ingat dari drama yang pernah kalian baca? Kemudian siswa menjawab pertanyaan yang telah disampaikan guru. Setelah melakukan apersepsi kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa. Kegiatan Inti Guru menyampaikan materi pembelajaran tentang membaca intensif dan bagaimana cara mendapatkan unsur-unsur drama dari sebuah teks atau penggalan naskah drama. Dilanjutkan penggunaan metode SQ3R dalam proses membaca teks drama. Yaitu mengkaji teks drama pada awal proses membaca dilanjutkan dengan membuat pertanyaan yang bersangkutan dengan teks drama. Setelah kedua langkah awal dilaksanakan baru dilanjutkan dengan membaca secara intensif. Untuk memahami benar isi drama dilakukan peninjauan ulang terhadap teks drama. Setelah siswa mengetahui isi dan maksud dari teks bacaan dilanjutkan dengan mencari unsur-unsur drama dan menceritakan kembali isi dari teks bacaan dengan bahasanya sendiri kedalam satu paragraf. Kegiatan Akhir Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang sudah dipelajari. Siswa diminta untuk mengerjakan soal evaluasi. Guru memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan selama pembelajaran siklus I pertemuan II sudah berjalan dengan baik sesuai tujuan yaitu ketika guru memberikan pertanyaan pada siswa, siswa selalu menjawab secara bersama-sama, sebagian siswa sudah menjawab ketika guru menunjuk salah satu siswa untuk menjawab, sebagian besar siswa sudah menghargai pendapat dari temannya. Hal ini sudah menunjukkan suatu peningkatan dibandingkan pada pertemuan I. Refleksi Ketika guru menyampaikan materi kepada siswa sudah memperhatikan dengan baik, karena pada awal pembelajaran guru meminta kepada seluruh siswa untuk tidak bermain sendiri saat mengikuti pembelajaran. Hal ini terbukti dapat memfokuskan siswa terhadap penjelasan guru. Pada tahap pembelajaran siklus I

49 pertemuan II yang sedang berlangsung, observer mengamati jalannya pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti. Lembar observasi tersebut meliputi item yang sesuai dengan pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R untuk mengamati semua aktivitas yang dilakukan oleh guru selama kegiatan pembelajaran. Dari hasil observasi tersebut dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung. Kekurangan siswa dalam pembelajaran antara lain siswa kurang menanggapi jawaban dari kelompok lain. Sedangkan kelebihan siswa dalam pembelajaran antara lain, siswa sungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran. Adapun kekurangan dan kelebihan dalam siklus I pertemuan II yang sudah dilakukan. Perbaikkan akan dilaksanakan pada Siklus II Pertemuan III Pembelajaran pada pertemuan ketiga sebagai tindak lanjut dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua yaitu melakukan tes evaluasi. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ketiga diawali dengan berdoa, presensi dan dilanjutkan dengan tanya jawab untuk mengulang materi yang telah dipelajari pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua secara singkat. Kemudian guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi yang belum diketahui. Setelah itu guru mengadakan tes evaluasi selama 2x35 menit. Bagi siswa yang sudah selesai dapat mengumpulkan lembar jawab dan kembali ke tempat duduk. Kemudian kegiatan diakhiri dengan menyampaiakan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. Hasil Observasi Siklus I Hasil Observasi Aktivitas Siswa Observasi difokuskan pada aktivitas siswa, aspek yang diamati pada pertemuan I dan pertemuan II sama, diantaranya sikap siswa selama pra pembelajaran, sikap siswa pada kegiatan awal pembelajaran, sikap siswa mengikuti pembelajaran, kemampuan siswa mengkaji teks bacaan (survey), kemampuan siswa membuat pertanyaan dari teks yang telah dikaji, kemampuan

50 membaca dengan baik dan benar, kemampuan menceritakan kembali dengan bahasa sendiri, serta kemampuan mempresentasikan hasil menceritakan kembali. Observasi dilakukan oleh Bernadeta Christie Marcalia Paksi. Pada saat observer mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung, tugas observer adalah memberi tanda ( ) pada kolom skor penilaian sesuai dengan keadaan sebenarnya. Setiap aspek yang diamati mempunyai skor, skor 1 menyatakan kegiatan pembelajaran kurang baik sesuai dengan indikator, skor 2 menyatakan kegiatan pembelajaran cukup baik sesuai dengan indikator, skor 3 menyatakan kegiatan pembelajaran baik sesuai dengan indikator, serta skor 4 menyatakan kegiatan pembelajran sangat baik sesuai indikator. Skor yang diperoleh dihitung dalam persen. Setelah itu skor dijumlahkan untuk diinterpretasikan menurut kriteria penilaian. Kriteria penilaian dari total skor 90%-100% artinya sangat baik (A), 80%-89% artinya baik (B), 70%-79% artinya cukup (C), 60%-69% artinya kurang (D), dan < 59% artinya sangat kurang (E). Apabila disajikan lengkap dalam bentuk tabel sesuai hasil lembar observasi aktivitas siswa (terlampir). Yang telah disusun dapat dilihat pada tabel 4.1. No Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Skor Penilaian Observer Jumlah Skor Persentase Kategori 1. 2. Pertemuan I 57 83,82% Pertemuan II 61 89,70% Baik Baik Hasil skor total observasi aktivitas siswa pada penelitian menggunakan metode SQ3R siklus I pertemuan I memperoleh skor 57 dengan persentase 83,82% dan siklus I pertemuan II memperoleh skor 61 dengan persentase 89,70%, yang artinya aktivitas siswa pada siklus I pertemuan I dan pertemuan II sesuai kriteria sudah baik. Hasil Observasi Kinerja Guru Observasi difokuskan pada kinerja guru, aspek yang diamati pada pertemuan I dan pertemuan II sama, diantaranya terdapat indikator pokok seperti

51 menerapkan metode SQ3R, kesesuaian RPP dengan kegiatan pembelajaran, penerapan langkah-langkah yang ada dalam RPP, cara penyampaian materi, menyimpulkan materi dan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Observasi dilakukan oleh Bernadeta Christie Marcalia Paksi. Pada saat observer mengamati kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung, tugas observer adalah melingkari skor nilai pada kolom skor yeng tersedia sesuai dengan keadaan sebenarnya. Setiap aspek yang diamati mempunyai skor, skor 1 menyatakan kegiatan pembelajaran kurang baik sesuai dengan indikator, skor 2 menyatakan kegiatan pembelajaran cukup baik sesuai dengan indikator, skor 3 menyatakan kegiatan pembelajaran baik sesuai dengan indikator, serta skor 4 menyatakan kegiatan pembelajran sangat baik sesuai indikator. Skor yang diperoleh dihitung dalam persen. Setelah itu skor dijumlahkan untuk diinterpretasikan menurut kriteria penilaian. Kriteria penilaian dari total skor 90%-100% artinya sangat baik (A), 80%-89% artinya baik (B), 70%-79% artinya cukup (C), 60%-69% artinya kurang (D), dan < 59% artinya sangat kurang (E). Apabila disajikan lengkap dalam bentuk tabel sesuai hasil lembar observasi kinerja guru (terlampir). Yang telah disusun dapat dilihat pada tabel 4.2. No Tabel 4.2 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I Skor Penilaian Observer Jumlah Skor Persentase Kategori 1. 2. Pertemuan I 81 84,37% Baik Pertemuan II 84 87,5% Baik Hasil skor total observasi kinerja guru pada penelitian menggunakan metode SQ3R siklus I pertemuan I memperoleh skor 81 dengan persentase 84,37% dan siklus I pertemuan II memperoleh skor 84 dengan persentase 87,5%, yang artinya kinerja guru pada siklus I pertemuan I dan pertemuan II sesuai kriteria sudah baik.

52 Refleksi Pada siklus I pertemuan I yaitu ketika guru memberikan pertanyaan pada siswa, siswa selalu menjawab secara bersama-sama tetapi ketika guru menunjuk salah satu siswa untuk menjawab ada siswa yang takut apabila jawabannya tersebut salah, sebagian besar siswa tertawa dan mengejek jawaban temannya. Maka guru perlu memberi pengertian pada siswa lain untuk menghargai pendapat/jawaban dari teman-teman lainnya. Pada siklus I pertemuan II saat guru menyusun simpulan telah melibatkan siswa untuk membuat simpulan, sebagian besar sudah aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Hasil tes pada siklus I terdapat 28 siswa yang mencapai KKM dan 9 siswa yang belum mencapai KKM Kelas 6 SDN Tambakboyo 02. Kesimpulannya pada siklus I ini sudah baik dan bisa dilanjutkan pada siklus II sebagai pemantapan pada siklus I yang sudah dilakukan dengan baik dan sesuai rencana. 4.1.3 Deskripsi Siklus II Perencanaan Tindakan Berdasarkan data hasil siklus I ada kekurangan dan keberhasilan dalam siklus I, Perencanaan pada siklus II ini dilakukan sebagai penyempurnaan dan tindak lanjut dari kekurangan yang terjadi pada siklus I. Siklus II pelaksanaannya dilaksanakan tiga kali pertemuan, kegiatan pembelajaran pada siklus II ini masih sama dengan siklus I tapi yang membedakan adalah kegiatan pembelajaran pada siklus II dan materi pembelajaran yang berbeda. Pertemuan I Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan siklus I yang sudah dilakukan SDN Tambakboyo 02 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang peneliti bekerjasama dengan guru Kelas 6 dengan melakukan diskusi mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan serta metode SQ3R yang digunakan Bahasa Indonesia pada kegiatan pembelajaran khususnya pada Kelas 6 semester II pada mata pelajaran sebelum melakukan kegiatan mengajar pada

53 siklus II pertemuan I, maka guru menyiapkan segala sesuatu yang dapat menunjang proses pembelajaran siswa. Guru merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi mengidentifikasi unsur-unsur drama. Guru juga perlu mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran seperti lembar kerja siswa (LKS), lembar observasi siswa, lembar observasi kinerja guru, lembar evaluasi dan buku pelajaran. Kemudian guru menyajikan pengalaman belajar yang bersifat memotivasi siswa yaitu dengan melakukan kegiatan pembelajaran metode SQ3R. Pertemuan II Perencanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan II sebagai tindak lanjut dari hasil belajar siswa dan adanya kekurangan atau kelemahan pada Siklus I. Guru menyajikan pengalaman belajar yang bersifat memotivasi siswa yaitu dengan melakukan kegiatan pembelajaran metode SQ3R. Yang membedakan dengan siklus I adalah materi membaca adalah teks drama, yang dilanjutkan dengan menceritakannya kembali dengan bahasa sendiri. Pada akhir pembelajaran guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan tentang materi dan melakukan evaluasi dengan menggunakan tes objektif. Pertemuan III Perencanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan ketiga sebagai tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya yaitu pertemuan I dan II. Pada pertemuan ketiga digunakan untuk mengadakan tes evaluasi bagi siswa tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan I dan pertemuan II. Sebelum kegiatan pembelajaran pada pertemuan ketiga berlangsung, peneliti menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar soal tes serta lembar jawab. Sebelum mengadakan tes evaluasi, guru mengulang materi tentang ide pokok paragraf yang telah dipelajari pada pertemuan I dan pertemuan II. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan menyampaiakan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya

54 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Pada tahap pelaksanaan dan observasi yang dilakukan pada siklus II ini terdiri dari tiga pertemuan yaitu pertemuan I, pertemuan II dan pertemuan III. Dimana masing-masing pertemuan berlangsung berlangsung selama 70 menit (dua jam pelajaran) berikutnya diberikan evaluasi pembelajaran. Pertemuan I Kegiatan Awal Pelaksanaan pada pertemuan I guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa, mengecek presensi siswa, mengatur suasana di ruangan kelas dan menanyakan kabar atau keadaan siswa, serta menyiapkan siswa mengikuti pembelajaran. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa. Kegiatan Inti Guru menyampaikan materi pembelajaran tentang membaca intensif dan bagaimana cara menentukan unsur-unsur drama dari sebuah teks drama atau penggalan drama. Dilanjutkan penggunaan metode SQ3R dalam proses membaca. Yaitu mengkaji teks bacaan pada awal proses membaca dilanjutkan dengan membuat pertanyaan yang bersangkutan dengan teks drama. Setelah kedua langkah awal dilaksanakan barulah dilanjutkan dengan membaca secara intensif. Untuk memahami benar isi teks bacaan dilakukan peninjauan ulang terhadap teks drama. Setelah siswa mengetahui isi dan maksud dari teks drama, dilanjutkan dengan mencari unsur-unsur yang terdapat dalam drama. Kegiatan Akhir Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang sudah dipelajari, memberikan umpan balik terhadap proses hasil belajar kemudian memberikan tindak lanjut untuk membaca materi pelajaran selanjutnya di rumah. Refleksi Pada tahap pembelajaran siklus II pertemuan I yang sedang berlangsung, observer mengamati jalannya pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti. Dari hasil observasi tersebut dapat diketahui apa yang

55 menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung. Kekurangan siswa dalam pembelajaran antara lain kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran masih kurang. Sedangkan kelebihan siswa dalam pembelajaran antara lain, siswa bersemangat dalam mengikuti pembelajaran, semua siswa aktif dalam menjawab pertanyaan dari guru. Adapun kekurangan dan kelebihan dalam pertemuan I yang sudah dilakukan. Perbaikkan akan dilaksanakan pada pertemuan ke II. Pertemuan II Kegiatan Awal Pelaksanaan pada pertemuan II guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa, mengecek presensi siswa, mengatur suasana di ruangan kelas dan menanyakan kabar atau keadaan siswa, serta menyiapkan siswa mengikuti pembelajaran. Kemudian guru menyampaikan apersepsi dengan bertanya kepada siswa Pernahkah kalian membaca teks drama? Pernahkah menceritakan kembali drama tersebut? Setelah melakukan apersepsi kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa. Kegiatan Inti Guru menyampaikan materi pembelajaran tentang cara meringkas teks drama dan menceritakan kembali dengan bahasa sendiri. Dilanjutkan penggunaan metode SQ3R dalam proses membaca teks drama. Mengkaji dan membuat pertanyaan berhubungan dengan teks drama, dilanjutkan dengan membaca secara intensif. Untuk memahami benar isi drama dilakukan peninjauan ulang terhadap teks drama. Setelah siswa mengetahui isi dan maksud dari teks bacaan dilanjutkan dengan meringkas dan menveritakan kembali teks drama dengan bahasanya sendiri. Kegiatan Akhir Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang sudah dipelajari. Siswa diminta untuk mengerjakan soal evaluasi. Guru memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran.

56 Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan selama pembelajaran siklus II pertemuan II sudah berjalan dengan baik sesuai tujuan yaitu ketika guru memberikan pertanyaan pada siswa, siswa selalu menjawab secara bersama-sama, sebagian siswa sudah menjawab ketika guru menunjuk salah satu siswa untuk menjawab, sebagian besar siswa sudah menghargai pendapat dari temannya. Hal ini sudah menunjukkan suatu peningkatan dibandingkan pada siklus I. Ketika guru menyampaikan materi kepada siswa sudah memperhatikan dengan baik, karena pada awal pembelajaran guru meminta kepada seluruh siswa untuk tidak bermain sendiri saat mengikuti pembelajaran. Hal ini terbukti dapat memfokuskan siswa terhadap penjelasan guru.. Pertemuan III Pembelajaran pada pertemuan ketiga sebagai tindak lanjut dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua yaitu melakukan tes evaluasi. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ketiga diawali dengan berdoa, presensi dan dilanjutkan dengan tanya jawab untuk mengulang materi yang telah dipelajari pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua secara singkat. Kemudian guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi yang belum diketahui. Setelah itu guru mengadakan tes evaluasi selama 2x35 menit. Bagi siswa yang sudah selesai dapat mengumpulkan lembar jawab dan kembali ke tempat duduk. Kemudian kegiatan diakhiri dengan menyampaiakan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. Hasil Observasi Siklus II Hasil Observasi Aktivitas Siswa Observasi difokuskan pada aktivitas siswa, aspek yang diamati pada pertemuan I dan pertemuan II sama, diantaranya sikap siswa selama pra pembelajaran, sikap siswa pada kegiatan awal pembelajaran, sikap siswa mengikuti pembelajaran, kemampuan siswa mengkaji teks drama (survey), kemampuan siswa membuat pertanyaan dari teks drama yang telah dikaji,

57 kemampuan membaca drama dengan baik dan benar, kemampuan menceritakan kembali dengan bahasa sendiri, serta kemampuan mempresentasikan hasil menceritakan kembali. Observasi dilakukan oleh Bernadeta Christie Marcalia Paksi. Pada saat observer mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung, tugas observer adalah memberi tanda ( ) pada kolom skor penilaian sesuai dengan keadaan sebenarnya. Setiap aspek yang diamati mempunyai skor, skor 1 menyatakan kegiatan pembelajaran kurang baik sesuai dengan indikator, skor 2 menyatakan kegiatan pembelajaran cukup baik sesuai dengan indikator, skor 3 menyatakan kegiatan pembelajaran baik sesuai dengan indikator, serta skor 4 menyatakan kegiatan pembelajran sangat baik sesuai indikator. Skor yang diperoleh dihitung dalam persen. Setelah itu skor dijumlahkan untuk diinterpretasikan menurut kriteria penilaian. Kriteria penilaian dari total skor 90%-100% artinya sangat baik (A), 80%-89% artinya baik (B), 70%-79% artinya cukup (C), 60%-69% artinya kurang (D), dan < 59% artinya sangat kurang (E). Apabila disajikan lengkap dalam bentuk tabel sesuai hasil lembar observasi aktivitas siswa (terlampir). Yang telah disusun dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II No Skor Penilaian Observer Jumlah Skor Persentase Kategori 1. 2. Pertemuan I 62 91,17% Sangat Baik Pertemuan II 64 94,11% Sangat Baik Hasil skor total observasi aktivitas siswa pada penelitian menggunakan metode SQ3R siklus II pertemuan I memperoleh skor 62 dengan persentase 91,17% dan siklus II pertemuan II memperoleh skor 64 dengan persentase 94,11%, yang artinya aktivitas siswa pada siklus II pertemuan I dan Pertemuan II sesuai kriteria sudah sangat baik.

58 Hasil Observasi Kinerja Guru Observasi difokuskan pada kinerja guru, aspek yang diamati pada pertemuan I dan pertemuan II sama, diantaranya terdapat indikator pokok seperti menerapkan metode SQ3R, kesesuaian RPP dengan kegiatan pembelajaran, penerapan langkah-langkah yang ada dalam RPP, cara penyampaian materi, menyimpulkan materi dan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Observasi dilakukan oleh Bernadeta Christie Marcalia Paksi. Pada saat observer mengamati kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung, tugas observer adalah melingkari skor nilai pada kolom skor yeng tersedia sesuai dengan keadaan sebenarnya. Setiap aspek yang diamati mempunyai skor, skor 1 menyatakan kegiatan pembelajaran kurang baik sesuai dengan indikator, skor 2 menyatakan kegiatan pembelajaran cukup baik sesuai dengan indikator, skor 3 menyatakan kegiatan pembelajaran baik sesuai dengan indikator, serta skor 4 menyatakan kegiatan pembelajran sangat baik sesuai indikator. Skor yang diperoleh dihitung dalam persen. Setelah itu skor dijumlahkan untuk diinterpretasikan menurut kriteria penilaian. Kriteria penilaian dari total skor 90%-100% artinya sangat baik (A), 80%-89% artinya baik (B), 70%-79% artinya cukup (C), 60%-69% artinya kurang (D), dan < 59% artinya sangat kurang (E). Apabila disajikan lengkap dalam bentuk tabel sesuai hasil lembar observasi kinerja guru (terlampir). Yang telah disusun dapat dilihat pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II No Skor Penilaian Observer Jumlah Skor Persentase Kategori 1. 2. Pertemuan I 85 88,54% Baik Pertemuan II 88 91,67% Sangat baik Hasil skor total observasi kinerja guru pada penelitian menggunakan metode SQ3R siklus II pertemuan I memperoleh skor 85 dengan persentase 88,54% dan siklus II pertemuan II memperoleh skor 88 dengan persentase

59 91,67%, yang artinya kinerja guru pada siklus II pertemuan I dan pertemuan II sesuai kriteria sudah meningkat menjadi sangat baik. Refleksi Pada siklus II pertemuan I yaitu ketika guru memberikan pertanyaan pada siswa, siswa selalu menjawab secara bersama-sama tetapi ketika guru menunjuk salah satu siswa untuk menjawab ada siswa yang takut apabila jawabannya tersebut salah, sebagian besar siswa tertawa dan mengejek jawaban temannya. Maka guru perlu memberi pengertian pada siswa lain untuk menghargai pendapat/jawaban dari teman-teman lainnya. Pada siklus II pertemuan II kegiatan pembelajaran sudah berjalan dengan baik sesuai tujuan. Dapat dilihat ketika guru memberikan pertanyaan pada siswa, siswa selalu menjawab secara bersama-sama, sebagian siswa sudah menjawab ketika guru menunjuk salah satu siswa untuk menjawab, sebagian besar siswa sudah menghargai pendapat dari temannya. Hal ini sudah menunjukkan suatu peningkatan dibandingkan pada siklus I. Ketika guru menyampaikan materi kepada siswa sudah memperhatikan dengan baik, karena pada awal pembelajaran guru meminta kepada seluruh siswa untuk tidak bermain sendiri saat mengikuti pembelajaran. Hal ini terbukti dapat memfokuskan siswa terhadap penjelasan guru. Pada siklus II pertemuan II saat guru menyusun simpulan telah melibatkan siswa untuk membuat simpulan, sebagian besar sudah aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Hasil tes pada siklus II terdapat 33 siswa yang mencapai KKM dan 4 siswa yang belum mencapai KKM Kelas 6 SDN Tambakboyo 02. Kesimpulannya pada siklus II ini sudah baik dan bisa dilanjutkan pada siklus II sebagai pemantapan pada siklus I yang sudah dilakukan dengan baik dan sesuai rencana. 4.2 Hasil Analisis Data 4.2.1 Data Sebelum Tindakan Analisis ketuntasan nilai Bahasa Indonesia siswa sebelum tindakan dapat dilihat pada tabel 4.5.

60 Tabel 4.5 Nilai Ketuntasan Bahasa Indonesia Sebelum Tindakan No. Nilai Ketuntasan Sebelum Tindakan Jumlah siswa 1. 70 Tuntas 20 Persentase (%) 54,05% 2. < 70 Belum Tuntas 17 45,95%, Jumlah 37 Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah 60,59 90 40 100 Dari tabel 4.5 dapat disajikan dalam diagram batang pada gambar 4.1 20,5 20 20 jumlah siswa 19,5 19 18,5 18 17,5 17 16,5 16 17 15,5 Tidak Tuntas Tuntas Gambar 4.1 Diagram Batang Ketuntasan Sebelum indakan Berdasarkan tabel 4.3 sebelum tindakan siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) adalah sebanyak 17 siswa sedangkan

61 siswa yang tuntas belajarnya sebanyak 20 siswa. Berikut Distribusi Frekuensi Hasil Belajar siswa dapat dilihat pada tabel tabel 4.6. Tabel 4.6 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Sebelum Tindakan No Skor Nilai Ulangan Jumlah Siswa 1 40-49 8 2 50-59 7 Persentase 21,62% 18,91% 3 60-69 4 10,81% 4 70-79 12 5 80-89 5 32,43% 13,51% 6 90-100 1 2,70% Jumlah 37 100% Dari tabel 4.6 dapat disajikan dalam diagram batang pada gambar 4.2 14 12 12 banyak Siswa 10 8 6 4 8 7 4 5 2 1 0 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 Nilai Gambar 4.2 Diagram Batang Nilai Bahasa Indonesia Sebelum Tindakan 4.2.2 Data Siklus I Analisis ketuntasan nilai siswa setelah menggunakan metode SQ3R pada siklus I diperoleh hasil belajar seperti pada tabel 4.7

62 Tabel 4.7 Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I No. Nilai Ketuntasan Sebelum Tindakan Jumlah siswa Persentase (%) 1. 70 Tuntas 28 75,68% 2. < 70 Belum Tuntas 9 24,32% Jumlah 37 100 Rata-rata 74,73 Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 58 Dari tabel 4.7 dapat disajikan dalam diagram batang pada gambar 4.3 30 28 25 Jumlah Siswa 20 15 10 9 5 0 Tidak Tuntas Tuntas Gambar 4.3 Diagram Batang Ketuntasan Belajar Siklus I Berdasarkan tabel 4.5 dengan menggunakan metode SQ3R siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) adalah sebanyak 9

63 siswa sedangkan siswa yang tuntas belajarnya sebanyak 28 siswa. Berikut Distribusi Frekuensi Hasil Belajar siswa dapat dilihat pada tabel tabel 4.8 Tabel 4.8 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siklus I No Skor Nilai Ulangan Jumlah Siswa 1 30-39 0 2 40-49 0 Persentase 3 50-59 4 10,81% 4 60-69 6 5 70-79 15 - - 16,21% 40,54% 6 80-89 5 13,51% 7 90-100 7 Jumlah 37 18,91% 100% Dari tabel 4.8 dapat disajikan dalam diagram batang pada gambar 4.4 16 15 14 12 jumlah siswa 10 8 6 4 4 6 5 7 2 0 30-39 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 89-100 Nilai Gambar 4.4 Diagram Batang Nilai Bahasa Indonesia Siklus I

64 4.2.3 Data Siklus II Analisis ketuntasan nilai siswa setelah menggunakan metode SQ3R diperoleh hasil belajar seperti pada tabel 4.9 Tabel 4.9 Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II Sebelum Tindakan No. Nilai Ketuntasan Jumlah siswa Persentase (%) 1. 69 Tuntas 33 89,19% 2. < 70 Belum Tuntas 4 10.81% Jumlah 37 100 Rata-rata 86,10 Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 66 Dari tabel 4.9 dapat disajikan dalam diagram batang pada gambar 4.5 35 33 30 25 jumlah siswa 20 15 10 5 4 0 Tidak Tuntas Tuntas Gambar 4.5 Diagram Batang Ketuntasan Belajar Siklus II

65 Berdasarkan tabel 4.9 dengan menggunakan metode SQ3R siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) adalah sebanyak 4 siswa sedangkan siswa yang tuntas belajarnya sebanyak 33 siswa. Berikut Distribusi Frekuensi Hasil Belajar siswa dapat dilihat pada tabel tabel 4.10. Tabel 4.10 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siklus II No Skor Nilai Ulangan Jumlah Siswa Persentase 1 40-49 0-2 50-59 0 3 60-69 4 4 70-79 3 5 80-89 16 6 90-100 14 Jumlah 37 10,81% 8,10% 43,24% 37,83% 100% Dari tabel 4.10 dapat disajikan dalam diagram batang pada gambar 4.6 18 16 14 16 14 Banyak Siswa 12 10 8 6 4 4 3 2 0 50-59 60-69 70-79 80-89 90-100 nilai Gambar 4.6 Diagram Batang Nilai Bahasa Indonesia Siklus II

66 4.2.4 Analisis Komparatif Berdasarkan hasil Perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa pada saat sebelum tindakan, pada siklus I dan pada siklus II dapat ditunjukkan pada tabel 4.11. Tabel 4.11 Perbandingan Nilai Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II No Nilai B.Ind Kondisi Awal Siklus I Siklus II 1 30-39 - - 2 40-49 8-3 50-59 7 4-4 60-69 4 6 5 70-79 12 15 6 80-89 5 5 7 90-100 1 7 Jumlah 37 37 Dari tabel 4.11 dapat disajikan dalam diagram batang pada gambar 4.7. banyak siswa 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 8 0 7 4 0 0 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-100 Kondisi Awal 8 7 4 12 5 1 Siklus I 0 4 6 15 5 7 Siklus II 0 0 4 3 16 14 4 Gambar 4.7 Diagram Batang Perbandingan Hasil Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II 6 4 12 15 3 5 5 16 - - 4 3 16 14 37 1 7 14

67 Berikut adalah perbandingan hasil tes Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II yang akan disajikan dalam bentuk tabel perbandingan ketuntasan belajar. Dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut. No Nilai Tabel 4.12 Tabel Komparatif Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II Siswa Kelas 6 SDN Tambakboyo 02 Kondisi Awal Siklus I Siklus II Jumlah siswa Persen (%) Jumlah siswa Persen (%) Jumlah siswa Persen (%) 1. Tuntas 20 54,05% 28 75,68% 33 89,19% 2. Tidak Tuntas 17 45,95%, 9 24,32% 4 10.81% Jumlah 37 100% 37 100% 37 100% Rata-rata 60,59 74,73 86,10 Nilai Tertinggi Nilai Terendah 90 100 100 40 58 66 Berdasarkan tabel rekapitulasi nilai dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dari jumlah siswa 37 dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, terbukti untuk klasifikasi tuntas, sebelum diadakan tindakan yang tuntas hanya 24 siswa dan 13 siswa belum tuntas setelah dilaksanakan siklus I dan siklus II, jumlah siswa yang tuntas sebanyak 33 siswa atau 89,19%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi membaca intensif telah melebihi batas minimal pencapaian yaitu 85%.

68 Sedangkan ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar 4.10 berikut. 35 33 30 28 25 Jumlah Siswa 20 15 17 20 Tidak Tuntas Tuntas 10 9 5 4 0 sebelum tindakan siklus I siklus II Gambar 4.8 Diagram Batang Persentase ketuntasan Belajar Sebelum Tindakan, Siklus I, Siklus II 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 4.3.1 Pembahasan Sebelum Tindakan Hasil observasi sebelum tindakan yang dilakukan di Kelas 6 SDN Tambakboyo 02 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang menyatakan tingkat pemahaman siswa Kelas 6 khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia masih rendah, hasil belajar siswa masih banyak yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini salah satu penyebabnya adalah karena kurangnya konsentrasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. Proses pembelajaran sebelum tindakan menunjukkan hasil belajar yang rendah yaitu siswa yang memenuhi KKM sebanyak 20 siswa atau 54.05% dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 40.

69 4.3.2 Pembahasan Siklus I Berdasarkan dari data penelitian, kegiatan pembelajaran di Kelas 6 SDN Tambakboyo 02 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang terlihat bahwa ada peningkatan nilai siswa setelah diadakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dengan nilai rata-rata 74,73 jumlah siswa yang tuntas 28 siswa atau 75,68% dan yang tidak tuntas 9 siswa atau 24,32% dengan indikator kinerja pada siklus I 75%. Berarti pembelajaran telah berhasil dan sesuai rencana, meskipun hasil belajar siswa sudah tuntas sebanyak 28 siswa, tetapi dalam pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R masih ada beberapa siswa yang kurang konsentrasi selama kegiatan pembelajaran. Misalnya pada saat melakukan kegiatan pembelajaran ada siswa yang bermain sendiri, asyik bercanda dengan temannya, selain itu pada waktu guru memberikan materi pembelajaran kepada siswa ada beberapa siswa yang mengganggu teman yang lain saat mengikuti kegiatan pembelajaran. Untuk mengatasi masalah tersebut guru harus bertindak keras dengan cara menegur pada siswa yang bermain seenaknya sendiri saat mengikuti kegiatan pembelajaran. Untuk kelebihan siklus I ini terbukti bahwa hasil belajar siswa sudah mengalami peningkatan di atas (KKM=70). Selain itu siswa menjadi lebih antusias untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa menjadi aktif, terjalinnya kerjasama antar siswa. Kegiatan pembelajaran lebih hidup dengan adanya pembelajaran menggunakan metode SQ3R dengan pendekatan komunikatif. 4.3.3 Pembahasan Siklus II Kekurangan terdapat pada siklus I dapat diperbaiki pada siklus II, masih sama dengan pertemuan pada siklus I, hanya saja siklus II sebagai penyempurnaan kekurangan pada siklus I. Kekurangan pada siklus I sudah dapat diperbaiki pada siklus II, terbukti siswa tidak lagi bermain sendiri saat kegiatan pembelajaran berlangsung, siswa lebih aktif dan antusias mengikuti kegiatan pembelajaran. Walau ada beberapa siswa yang masih kurang konsentrasi selama pembelajaran, sehingga terdapat empat siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM=70). Hal itu dikarenakan jumlah siswa kelas 6 yang mencapai

70 37 siswa dirasa terlalu banyak. Sehingga guru membutuhkan ekstra energi untuk tetap mengontrol kelas dalam suasana kondusif selama dua jam pelajaran. Untuk mengantisipasinya diharapkan pendekatan komunikatif diterapkan dengan baik sehingga meningkatkan antusias dari siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, dan khusus empat siswa yang belum tuntas sampai siklus II diharapkan mendapat bimbingan dan pembelajaran khusus pada pelajaran Bahasa Indonesia. Hasil dari siklus II siswa mengalami peningkatan ketuntasan nilai pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan nilai rata-rata 86,10, nilai terendah 66 dan nilai tertinggi 100, jumlah siswa yang tuntas 33 siswa atau 89, 19% dan yang tidak tuntas 4 siswa atau 10,81%. Dengan demikian secara klasikal siswa sudah mencapai nilai ketuntasan klasikal yaitu 85% (KKM=70). Dengan demikian dapat dikatakan pembelajaran menggunakan metode SQ3R dengan pendekatan komunikatif yang dilakukan pada Kelas 6 mata pelajaran Bahasa Indonesia SDN Tambakboyo 02 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang berhasil dan sesuai tujuan yang diharapkan.