BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 2 Panggang Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan Subyek Penelitian Siswa Kelas V sebanyak 47 siswa yang terdiri dari 25 siswa perempuan dan 22 siswa laki-laki. Letak Sekolah Dasar Negeri 2 Panggang berada di Wilayah Kelurahan Panggang Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara. Sekolah Dasar Negeri 2 Panggang berada di pusat kota. Suasana Sekolah Dasar Negeri 2 Panggang masih asri dengan suasana perkotaan, Letak yang strategis ini membuat Sekolah Dasar Negeri 2 Panggang mudah dijangkau. Sekolah Dasar Negeri 2 Panggang merupakan salah satu sekolah yang ada di Kelurahan Panggang dengan kelas yang terdiri dari kelas 1 sampai kelas 6 dengan jumlah keseluruhan siswa 277 siswa. Ruangan Sekolah Dasar Negeri 2 Panggang terdapat dua belas ruangan. Dengan rincian enam ruang kelas yang terdiri dari kelas 1 sampai dengan kelas 6, 1 ruang kantor, 1 ruang guru, 1 ruang komputer, 1 ruang uks, 1 ruang mushola, dan 1 ruang aula. Ruang kelas juga sudah cukup baik, dengan penerangan dan ventilasi yang cukup. Disetiap ruang kelas juga tersedia tempat hasil karya siswa dengan berbagai macam karya-karya siswa sehingga kelas terkesan menarik, tidak membosankan bagi siswa dan dapat memacu kreatifitas siswa dalam berkarya. Selain itu juga terdapat tempat untuk menyimpan hasil nilai yang diperoleh siswa, masing-masing siswa dipisahkan dan mempunyai tempat dokumentasi yang berisi hasil nilai prestasi belajarnya sehingga siswa dapat melihat hasil nilai prestasi belajar yang diperolehnya. Sekolah Dasar Negeri 2 Panggang juga menyediakan dua wc yang terdiri dari wc guru dan siswa. Selain ruangan dan wc 52

2 53 Sekolah Dasar Negeri 2 Panggang juga mempunyai halaman yang cukup luas yang digunakan sebagai satu lapangan upacara dan satu lapangan olah raga. 4.2 Kondisi Awal Subyek Penelitian Penelitian dilakukan di kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Panggang Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 47 siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan bisa terlihat dari nilai hasil evaluasi peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang telah dilakukan di mana sebagian besar peserta didik memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65). Diperoleh data hasil pembelajaran sebelum dilakukan tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti yang terdapat dalam tabel 4.1. Tabel 4. 1 Distribusi Frekuensi Nilai Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN 2 Panggang Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 Pra Siklus Skor Frekuensi Persentase (%) Keterangan < ,45 Tidak Tuntas ,42 Tuntas ,13 Tuntas Jumlah Nilai Rata-rata 60,60 Nilai Tertinggi 74 Nilai Terendah 55

3 54 Dilihat dari tabel 4.1 distribusi frekuensi nilai pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pembelajaran belum efektif dengan banyaknya siswa yang belum tuntas dalam belajarnya (KKM=65). Diketahui pada skor nilai <65 frekuensinya ada 27 dengan persentase 57,45% dari jumlah keseluruhan siswa tidak tuntas, skor nilai antara 65 s/d 69 frekuensinya ada 19 dengan persentase 40,42% dari jumlah keseluruhan siswa tuntas, skor nilai antara 70 s/d 74 frekuensinya ada 1 dengan persentase 2,13% dari jumlah keseluruhan siswa tuntas, skor nilai antara 75 s/d 79 frekuensinya ada 0 dengan persentase 0% dari keseluruhan siswa, dan skor nilai antara 80 s/d 84 frekuensinya ada 0 dengan persentase 0% dari jumlah keseluruhan siswa atau mencapai KKM yang ditentukan dapat dilihat pada daftar nilai siswa (terlampir). Sehingga peneliti merasa perlu mengadakan tindakan pembelajaran demi membantu meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Panggang Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara Tahun Ajaran 2011/2012 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Berdasarkan tabel 4.1. dapat digambarkan dalam gambar 4.1. Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Hasil Perolehan Nilai Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN 2 Panggang Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 Pra Siklus

4 55 Rendahnya hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh belajar siswa yang belum maksimal (belajar pada waktu ada PR atau ulangan), kemampuan belajar heterogen, minat terhadap pelajaran Bahasa Indonesia rendah, akibatnya pelajaran Bahasa Indonesia tidak disukai oleh sebagian besar siswa. Hal ini sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil pembelajaran Bahasa Indonesia dan umumnya pembelajaran yang lainnya. Selain itu proses pembelajaran Bahasa Indonesia kurang menekankan pada aspek suatu pembelajaran yang melibatkan pada pengalaman siswa pada keempat keterampilan berbahasa terutama keterampilan dalam mendegarkan, mengungkapkan gagasan dalam kegiatan tanya jawab dan diskusi, mengingat dengan menuliskan kembali apa yang telah diamati. Faktor dari pembelajaran kurangnya memiliki keterampilan menciptakan metode pembelajaran yang kondusif yang dapat meningkatkan pemahaman dan mengembangkan keterampilan berbahasa pada siswa dan selalu menggunakan pembelajaran yang monoton, sedangkan faktor dari peserta didik dikarenakan keterampilan Berbahasa Indonesia pada peserta didik masih kurang sehingga materi yang belum dipahami kurang mendapatkan tindak lanjut dari guru, kedua faktor tersebut menimbulkan miskonsepsi atau beda persepsi antara kedua belah pihak sehingga terjadi hambatan dalam transformasi ilmu pengetahuan yang menimbulkan pembelajaran berjalan kurang efektif. 4.3 Rencana tindakan SIKLUS I Praktek pembelajaran pada siklus I dilaksanakan melalui 3 pertemuan dengan rincian sebagai berikut: a. Pertemuan I Setelah diperoleh informasi pada tahap observasi, maka dilakukan diskusi dengan guru kelas V mengenai materi pembelajaran yang akan

5 56 disajikan serta alat penunjang lain yang perlu digunakan. Sebelum mengajar pada pertemuan I, maka praktikan menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya (RPP) pertemuan I, lembar kerja siswa, lembar kerja kelompok, lembar observasi, cerita anak, lembar evaluasi yang digunakan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan, buku pembelajaran, serta ruang/lokasi yang akan digunakan saat pembelajaran berlangsung yang akan dilaksanakan di kelas V dan tidak kalah pentingnya adalah persiapan fisik dan mental. Penulis merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan I dengan pokok bahasan Cerita Pendek Anak, kemudian menentukan tujuan pembelajaran dengan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik dengan mempelajari tentang identifikasi unsur cerita (tokoh dan sifatnya) melalui metode bermain peran, mengungkapkan gagasan melalui kegiatan tanya jawab dan diskusi, menceritakan kembali cerita yang telah diperankan. Setelah menentukan tujuan pembelajaran kemudian guru menetapkan lamanya waktu proses pembelajaran dan metode pembelajaran yang meliputi kegiatan, yaitu siswa mengidentifikasi unsur cerita dengan menemukan tokoh dan sifat dalam cerita yang diperankan melalui bermain peran, tanya jawab dengan guru mengenai tokoh dan sifat yang ditemukan, mendikusikan dalam bentuk kelompok mengenai jalan cerita, hasil diskusi dibahas kembali bersama guru, menemukan pesan moral yang disampaikan dalam cerita dengan arahan guru, menceritakan kembali isi cerita yang telah diperankan secara tertulis dengan runtut dan memperhatikan penggunaan Ejaan Bahasa Yang Disempurnakan. Setelah selesai pembahasan akan ditarik kesimpulan hasil pembelajaran mengenai unsur cerita yang telah dipelajari. Kemudian akan diadakan evaluasi untuk mengukur pemahaman dan keberhasilan pembelajaran dalam penguasaan materi yang telah diberikan. Setelah

6 57 menarik kesimpulan guru akan memberikan pemantapan dan tindak lanjut kepada siswa. b. Pertemuan II Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan II sebagai tindak lanjut dan perbaikan dari kekurangan/kelemahan pada pertemuan I maka pada perencanaan pertemuan II masih sama dengan pertemuan I tapi yang membedakan adalah cerita yang diperankan. Pada pertemuan I mengidentifikasi unsur cerita mengenai tokoh dan sifat pada cerita tentang Anak Katak yang Sombong dan Anak Lembu yang diperankan melalui bermain peran, pada pertemuan II siswa akan mengidentifikasi unsur cerita mengenai tokoh, sifat, latar dan tema pada cerita pendek anak tentang Raja yang Bodoh. Sebelum mengajar pada pertemuan II, maka praktikan menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan II, lembar kerja siswa, lembar diskusi kelompok, lembar observasi, lembar cerita, lembar evaluasi yang digunakan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan, buku pembelajaran, serta ruang/lokasi yang akan digunakan sama dengan pertemuan I di ruang kelas V. Penulis merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan II dengan pokok bahasan Cerita Pendek Anak, kemudian menentukan tujuan pembelajaran dengan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik dengan mempelajari tentang identifikasi unsur (tokoh, sifat, latar dan tema) cerita melalui kegiatan bermain peran, mengungkapkan gagasan melalui kegiatan tanya jawab dan diskusi, menceritakan kembali cerita yang telah diperankan. Setelah menentukan tujuan pembelajaran kemudian guru menetapkan lamanya waktu proses pembelajaran dan teknik pembelajaran yang meliputi kegiatan yaitu siswa mengidentifikasi unsur cerita dengan menemukan tokoh, sifat, latar dan

7 58 tema dalam cerita yang dibaca, tanya jawab dengan guru mengenai tokoh dan sifat yang ditemukan, mendikusikan dalam bentuk kelompok mengenai jalan cerita, hasil diskusi dibahas kembali bersama guru, menemukan pesan moral yang disampaikan dalam cerita dengan arahan guru, menceritakan kembali isi cerita yang telah diperankan secara tertulis dengan runtut dan memperhatikan penggunaan Ejaan Bahasa Yang Disempurnakan. Setelah selesai pembahasan akan ditarik kesimpulan hasil pembelajaran mengenai unsur cerita yang telah dipelajari. Kemudian akan diadakan evaluasi untuk mengukur pemahaman dan keberhasilan pembelajaran dalam penguasaan materi yang telah diberikan. Setelah menarik kesimpulan guru akan memberikan pemantapan dan tindak lanjut kepada siswa. c. Pertemuan III Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan III sebagai penyempurnaan dan tindak lanjut dari pertemuan I dan II dari kekurangan yang terjadi pada pertemuan I dan II akan diperbaiki pada pertemuan III ini. Pada pertemuan III ini masih sama dengan dengan pertemuan I dan II tapi yang membedakan adalah cerita yang diperankan siswa. Siswa mengidentifikasi unsur cerita mulai dari tokoh, sifat, latar, tema dan amanat melalui bermain peran cerita anak-anak. Sebelum mengajar pada pertemuan III, maka praktikan menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya (RPP) pertemuan III, lembar kerja siswa, lembar diskusi kelompok, cerita anak, lembar observasi, lembar evaluasi yang digunakan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan, buku pembelajaran, serta ruang/lokasi yang akan digunakan sama dengan pertemuan I dan II yaitu di ruang kelas V. Praktikan merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan III dengan pokok bahasan Cerita Pendek Anak, kemudian

8 59 menentukan tujuan pembelajaran dengan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik dengan mempelajari tentang identifikasi unsur cerita (tokoh, sifat, latar, tema, amanat) melalui bermain peran yang dilakukan dengan memperagakan cerita anak-anak, mengungkapkan gagasan melalui kegiatan tanya jawab dan diskusi, menceritakan kembali cerita yang telah diperankan. Setelah menentukan tujuan pembelajaran kemudian guru menetapkan lamanya waktu proses pembelajaran yang meliputi kegiatan yaitu siswa mengidentifikasi unsur cerita dengan menemukan tokoh, sifat, latar, tema dan amanat dalam cerita yang dibaca, tanya jawab dengan guru mengenai tokoh dan sifat yang ditemukan, mendikusikan dalam bentuk kelompok mengenai jalan cerita, hasil diskusi dibahas kembali bersama guru, menemukan pesan moral yang disampaikan dalam cerita dengan arahan guru, menceritakan kembali isi cerita yang telah diperankan secara tertulis dengan runtut dan memperhatikan penggunaan Ejaan Bahasa Yang Disempurnakan. Setelah selesai pembahasan akan ditarik kesimpulan hasil pembelajaran mengenai unsur cerita yang telah dipelajari. Kemudian akan diadakan evaluasi untuk mengukur pemahaman dan keberhasilan pembelajaran dalam penguasaan materi yang telah diberikan. Setelah evaluasi guru akan memberikan pemantapan dan tindak lanjut kepada siswa. 4.4 Pelaksanaan Tindakan a. Pertemuan I Sebelum proses pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, lembar kerja kelompok, lembar observasi, cerita anak, lembar evaluasi yang digunakan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan, buku pelajaran, dan ruang/lokasi. Pada awal pembelajaran guru mengajak siswa untuk

9 60 berdoa, salam kemudian absensi dan dilanjutkan dengan pemberian apersepsi berupa pertanyaan yaitu mengenai cerita apa saja yang pernah didengar oleh siswa. Siswa disuruh menyebutkan nama-nama tokoh dalam cerita yang pernah ia dengar pertanyaan itu dimaksudkan untuk menuju materi pembelajaran yaitu Cerita Pendek Anak, dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran. Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan kegiatan inti yaitu dengan memberikan pertanyaan tentang unsur dalam cerita yaitu berupa tokoh, sifat, latar, tema dan amanat. Kemudian guru menjelaskan mengenai unsur-unsur dalam cerita. Setelah penjelasan selesai, siswa diberi arahan oleh guru tentang cerita yang akan diperankan. Beberapa siswa maju ke depan kelas untuk membagi peran dalam cerita yang berjudul Anak Katak yang Sombong dan Anak Lembu. Kemudian siswa mempersiapkan untuk memperagakan/memerankan cerita pendek anak tersebut. Siswa mengamati dan menghayati jalannya cerita. Setelah itu siswa memerankan cerita yang berjudul Anak Katak yang Sombong dan Anak Lembu. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru tentang tokoh dan latar cerita (waktu, tempat, suasana) yang telah siswa temukan dalam cerita Anak Katak yang Sombong dan Anak Lembu. Siswa secara klasikal dan individual menjawab pertanyaan dari guru. Siswa dibagi menjadi enam kelompok untuk berdiskusi kelas. Masing-masing kelompok mendapat lembar kerja kelompok. Setiap kelompok mendiskusikan berbagai peristiwa yang terjadi, nama tokoh, watak, latar ( tempat, suasana, waktu) dan tema yang ada dalam cerita Anak Katak yang Sombong dan Anak Lembu. Kemudian mencatatnya pada lembar kerja kelompok yang telah dibagikan. Siswa dibimbing oleh guru berdiskusi kelompok untuk menemukan jalan cerita Anak Katak yang Sombong dan Anak Lembu. Siswa aktif berdiskusi dengan kelompoknya. Setiap perwakilan kelompok maju ke depan kelas untuk membacakan hasil

10 61 diskusi kelompoknya. Siswa dan guru bersama-sama membahas mengenai hasil diskusi siswa. Setelah itu melakukan pemeranan ulang sesuai hasil yang didiskusikan. Siswa dalam kelompok diskusi dibimbing oleh guru untuk menemukan sikap dalam cerita yang perlu di contoh dan perlu di tingglakan. Siswa dan guru bersama-sama membahas mengenai hasil diskusi siswa. Setiap kelompok diarahkan guru menceritakan kembali isi cerita Anak Katak yang Sombong dan Anak Lembu secara tertulis pada lembar kerja kelompok yang telah dibagikan dengan memperhatikan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan. Siswa aktif menceritakan kembali isi cerita Anak Katak yang Sombong dan Anak Lembu secara tertulis dengan memperhatikan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan. Dalam kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-sama siswa, kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan hambatan/kesulitan yang dialami selama proses berlangsung, setelah itu dilanjutkan dengan pemantapan berupa mendorong siswa untuk menginternalisasikan konsep, pengetahuan dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari, siswa mengerjakan tes evaluasi, dan pembelajaran diakhiri dengan tindak lanjut yaitu berupa penerapan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari. b. Pertemuan II Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan II sebagai tindak lanjut dan perbaikan proses pembelajaran dan pemahaman siswa yang berupa hasil belajar pada pertemuan I, maka pada pelaksanaan pertemuan II ini guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, lembar kerja kelompok, lembar cerita, lembar observasi, lembar evaluasi yang digunakan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan, buku pelajaran, serta ruang/lokasi. Pada awal

11 62 pembelajaran guru mengajak siswa untuk berdoa, salam kemudian absensi dan dilanjutkan dengan pemberian apersepsi dengan menunjukan sebuah buku cerita atau majalah anak-anak dengan disertai pertanyaan yaitu tentang pengalaman siswa dalam membaca suatu cerita, cerita apa saja yang pernah didengar serta apa saja unsur-unsur ceritanya. Pertanyaan itu dimaksudkan untuk menuju cerita yang akan diperankan dalam kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran kemudian dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran dalam kegiatan inti masih sama dengan pertemuan I, yaitu dengan memberikan pertanyaan tentang unsur dalam cerita yaitu berupa tokoh, sifat, latar, tema dan amanat dari cerita anak berjudul Anak Katak yang Sombong dan Anak Lembu yang dipelajari siswa pada pertemuan pertama. Kemudian guru menjelaskan mengenai unsur-unsur dalam cerita. Setelah penjelasan selesai, siswa diberi arahan oleh guru tentang cerita yang akan diperankan. Beberapa siswa maju ke depan kelas untuk membagi peran dalam cerita yang berjudul Raja yang Bodoh. Kemudian siswa mempersiapkan untuk memperagakan/memerankan cerita pendek anak tersebut. Siswa mengamati dan menghayati jalannya cerita. Setelah itu siswa memerankan cerita yang berjudul Raja yang Bodoh. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru tentang tokoh dan latar cerita (waktu, tempat, suasana) yang telah siswa temukan dalam cerita Raja yang Bodoh. Siswa secara klasikal dan individual menjawab pertanyaan dari guru. Siswa dibagi menjadi enam kelompok untuk berdiskusi kelas. Masing-masing kelompok mendapat lembar kerja kelompok. Setiap kelompok mendiskusikan berbagai peristiwa yang terjadi, nama tokoh, watak, latar ( tempat, suasana, waktu) dan tema yang ada dalam cerita Raja yang Bodoh. Kemudian mencatatnya pada lembar kerja kelompok yang telah dibagikan. Siswa dibimbing oleh guru berdiskusi kelompok untuk menemukan jalan

12 63 cerita Raja yang Bodoh. Siswa aktif berdiskusi dengan kelompoknya. Setiap perwakilan kelompok maju ke depan kelas untuk membacakan hasil diskusi kelompoknya. Siswa dan guru bersama-sama membahas mengenai hasil diskusi siswa. Setelah itu melakukan pemeranan ulang sesuai hasil yang didiskusikan. Siswa dalam kelompok diskusi dibimbing oleh guru untuk menemukan sikap dalam cerita yang perlu di contoh dan perlu di tingglakan. Siswa dan guru bersama-sama membahas mengenai hasil diskusi siswa. Setiap kelompok diarahkan guru menceritakan kembali isi cerita Raja yang Bodoh secara tertulis pada lembar kerja kelompok yang telah dibagikan dengan memperhatikan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan. Siswa aktif menceritakan kembali isi cerita Raja yang Bodoh secara tertulis dengan memperhatikan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan. Dalam kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-sama siswa, kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan hambatan/kesulitan yang dialami selama proses berlangsung, setelah itu dilanjutkan dengan pemantapan berupa mendorong siswa untuk menginternalisasikan konsep, pengetahuan dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari, siswa mengerjakan tes evaluasi, dan pembelajaran diakhiri dengan tindak lanjut yaitu berupa penerapan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari. c. Pertemuan III Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan III sebagai tindak lanjut, penyempurnaan dan perbaikan proses pembelajaran dan pemahaman siswa yang berupa hasil belajar pada pertemuan I dan II, maka pada pelaksanaan pertemuan III ini guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar evaluasi, lembar observasi, cerita anak, buku

13 64 pelajaran, dan ruang/lokasi. Pada awal pembelajaran guru mengajak siswa untuk berdoa, salam kemudian absensi dan dilanjutkan dengan pemberian apersepsi berupa pertanyaan mengenai pengalaman siswa dalam membaca cerita dongeng, cerita apa saja yang pernah siswa dengar dan bagaimana unsur ceritanya. Pertanyaan itu dimaksudkan untuk menuju materi cerita yang akan diperankan siswa dalam kegiatan pembelajaran, kemudian dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran dalam kegiatan inti masih sama dengan pertemuan I dan II yaitu dengan memberikan pertanyaan tentang unsur dalam cerita yaitu berupa tokoh, sifat, latar, tema dan amanat dari cerita anak berjudul Raja yang Bodoh yang dipelajari siswa pada pertemuan kedua. Kemudian guru menjelaskan mengenai unsur-unsur dalam cerita. Setelah penjelasan selesai, siswa diberi arahan oleh guru tentang cerita yang akan diperankan. Beberapa siswa maju ke depan kelas untuk membagi peran dalam cerita yang berjudul Bawang Merah dan Bawang Putih. Kemudian siswa mempersiapkan untuk memperagakan/memerankan cerita pendek anak tersebut. Siswa mengamati dan menghayati jalannya cerita. Setelah itu siswa memerankan cerita yang berjudul Bawang Merah dan Bawang Putih. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru tentang tokoh dan latar cerita (waktu, tempat, suasana) yang telah siswa temukan dalam cerita Bawang Merah dan Bawang Putih. Siswa secara klasikal dan individual menjawab pertanyaan dari guru. Siswa dibagi menjadi enam kelompok untuk berdiskusi kelas. Masing-masing kelompok mendapat lembar kerja kelompok. Setiap kelompok mendiskusikan berbagai peristiwa yang terjadi, nama tokoh, watak, latar ( tempat, suasana, waktu) dan tema yang ada dalam cerita Bawang Merah dan Bawang Putih. Kemudian mencatatnya pada lembar kerja kelompok yang telah dibagikan. Siswa dibimbing oleh guru berdiskusi kelompok untuk menemukan jalan cerita

14 65 Bawang Merah dan Bawang Putih. Siswa aktif berdiskusi dengan kelompoknya. Setiap perwakilan kelompok maju ke depan kelas untuk membacakan hasil diskusi kelompoknya. Siswa dan guru bersama-sama membahas mengenai hasil diskusi siswa. Setelah itu melakukan pemeranan ulang sesuai hasil yang didiskusikan. Siswa dalam kelompok diskusi dibimbing oleh guru untuk menemukan sikap dalam cerita yang perlu di contoh dan perlu di tingglakan. Siswa dan guru bersama-sama membahas mengenai hasil diskusi siswa. Setiap kelompok diarahkan guru menceritakan kembali isi cerita Bawang Merah dan Bawang Putih secara tertulis pada lembar kerja kelompok yang telah dibagikan dengan memperhatikan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan. Siswa aktif menceritakan kembali isi cerita Bawang Merah dan Bawang Putih secara tertulis dengan memperhatikan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan. Dalam kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-sama siswa, kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan hambatan/kesulitan yang dialami selama proses berlangsung, setelah itu dilanjutkan dengan pemantapan berupa mendorong siswa untuk menginternalisasikan konsep, pengetahuan dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari, siswa mengerjakan tes evaluasi, dan pembelajaran diakhiri dengan tindak lanjut yaitu berupa penerapan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari. 4.5 Hasil tindakan a. Pertemuan I Hasil tindakan diperoleh dari hasil observasi pada kegiatan pembelajaran yang telah diterapkan oleh guru. Untuk mengukur keberhasilan penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan

15 66 linguistik dalam kegiatan pembelajaran, menggunakan lembar observasi yang diambil dari indikator dalam metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik dengan menyesuaikan standar kompetensi dan kompetensi dasarnya. Aspek yang diukur meliputi empat aspek keterampilan yaitu mengembangkan keterampilan mendengarkan melalui cerita, mengembangkan keterampilan berbicara dengan mengungkapkan gagasan dalam kegiatan tanya jawab dan diskusi, mengembangkan keterampilan membaca melalui kegiatan membaca menentukan tema, dan mengembangkan keterampilan menulis dengan menceritakan kembali isi cerita. Berdasarkan hasil observasi penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik yang diterapkan guru pada siklus I pertemuan I pada kegiatan pembelajaran penerapan indikator pembelajaran masih kurang baik dalam penerapannya. Hal ini dapat dilihat pada lembar hasil observasi pada siklus I pertemuan I (terlampir), pada lembar observasi tersebut dapat dilihat pada penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik yang diterapkan keseluruhan indikator masih memperoleh skor 2 dengan pernyataan 50% indikator metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik baru diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini disebabkan karena penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik belum terbiasa dalam kegiatan pembelajaran, sehingga guru masih mengalami kesulitan dalam mengarahkan siswa ke dalam penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik Analisis penelitian setelah pembelajaran menggunakan diperoleh hasil observasi/pengamatan yang dilakukan oleh observer (guru SBK) terhadap aktivitas guru secara keseluruhan dalam menerapkan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik. Dapat dilihat pada tabel 4.2.

16 67 Tabel 4.2 Hasil Observasi Siklus I Pertemuan I No. Indikator Skor 1. Menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik 2,5 (membaca dan berbicara) 2. Memilih partisipan (membaca dan berbicara) 2,5 3. Menyusun tahap-tahap peran (berbicara dan 2,5 mendengarkan) 4. Menyiapkan pengamatan (mendengarkan dan menulis) 3 5. Pemeranan (berbicara dan membaca) Diskusi dan evaluasi (berbicara dan menulis) 2 7. Pemeranan ulang (berbicara dan membaca) 3 8. Diskusi dan evalusi tahap dua(berbicara dan menulis) 2 9. Mengambil pengalaman dan kesimpulan (menulis, 2 membaca, berbicara, dan mendengarkan) Jumlah 21,5 Rata-rata hasil observasi 2,39 Dari tabel 4.2 hasil observasi yang dilakukan observer (guru SBK), dapat dilihat bahwa penerapan metode bermain peran Berbasis Kecerdasan Linguistik yang diterapkan guru dalam kegiatan pembelajaran, hal ini dapat dilihat pada hasil penilaian observasi dari keseluruhan kegiatan pembelajaran masih ada skor 2, terutama pada metode pembelajaran yang meliputi indikator dalam penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik dalam kegiatan pembelajaran. Dari keseluruhan kegiatan pembelajaran yang diterapkan berdasarkan hasil observasi memperoleh skor dengan rata-rata dari keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh skor rata-rata 2,39. Berdasarkan indikator yang ditentukan bahwa skor yang ditargetkan minimal 3 dengan pernyataan bahwa 75% indikator penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, berdasarkan hasil skor rata-rata observasi pada siklus I pertemuan I penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik belum mencapai indikator yang ditentukan penulis. Dalam

17 68 penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I pertemuan I kurang dari skor 3 dengan pernyataan masih kurang dari 75% baru diterapkan. b. Pertemuan II Hasil tindakan pada siklus I pertemuan II yang diperoleh berdasarkan lembar hasil observasi dalam penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik yang diterapkan guru dalam kegiatan pembelajaran indikator yang di ukur sama dengan pada siklus I pertemuan I dan merupakan perbaikan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan dalam pembelajaran pada siklus I pertemuan I. Dalam penerapan pembelajaran pada siklus I petemuan II berdasarkan hasil observasi, penerapan pembelajaran pada indikator penerapan pembelajaran berbasis kecerdasan linguitik sudah baik dibandingkan pada siklus I pertemuan I. Pada lembar hasil observasi (terlampir) pada siklus I pertemuan II dapat dilihat kegiatan pembelajaran yang diterapkan memperoleh skor 3 dengan pernyataan 75% indikator yang ditentukan dalam metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik telah diterapkan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Akan tetapi masih ada beberapa kegiatan pembelajaran yang masih mendapat skor 2 yaitu pada item mengambil pengalaman dan mengambil kesimpulan. Penerapan kegiatan pembelajaran guru masih kesulitan dalam mengarahkan siswa untuk mengambil pengalaman dan mengambil kesimpulan dalam kehidupan sehari-hari sehingga masih perlu diperbaiki. Untuk indikator lainnya sudah mengalami peningkatan dan mencapai indikator yang ditentukan dalam penerapannya karena telah berbekal pada siklus I pertemuan I. Analisis penelitian setelah pembelajaran diperoleh hasil observasi/ pengamatan penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik yang dilakukan oleh observer (guru SBK) secara keseluruhan terhadap aktivitas guru dalam penerapan metode bermain peran berbasis

18 69 kecerdasan linguistik dalam kegiatan pembelajaran berdasarkan lembar observasi yang terlampir dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil Observasi Siklus I Pertemuan II No. Indikator Skor 1. Menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik 3,5 (membaca dan berbicara) 2. Memilih partisipan (membaca dan berbicara) 3 3. Menyusun tahap-tahap peran (berbicara dan 3,5 mendengarkan) 4. Menyiapkan pengamatan (mendengarkan dan menulis) 3 5. Pemeranan (berbicara dan membaca) 3 6. Diskusi dan evaluasi (berbicara dan menulis) 3 7. Pemeranan ulang (berbicara dan membaca) 4 8. Diskusi dan evalusi tahap dua(berbicara dan menulis) 3 9. Mengambil pengalaman dan kesimpulan (menulis, 2 membaca, berbicara, dan mendengarkan) Jumlah 28 Rata-rata hasil observasi 3,11 Dari tabel 4.3 hasil observasi yang dilakukan observer (guru SBK) dapat dilihat bahwa penerapan Metode Bermain Peran Berbasis Kecerdasan Linguistik yang diterapkan guru dalam kegiatan pembelajaran, hal ini dapat dilihat pada hasil penilaian observasi dari keseluruhan kegiatan pembelajaran masih ada skor 2, terutama pada teknik pembelajaran yang meliputi indikator dalam penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik dalam kegiatan pembelajaran mengambil pengalaman dan mengambil kesimpulan. Dari keseluruhan kegiatan pembelajaran yang diterapkan berdasarkan hasil observasi memperoleh skor dengan rata-rata dari keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh skor rata-rata 3,11. Berdasarkan indikator yang ditentukan bahwa skor yang ditargetkan minimal 3 dengan pernyataan bahwa 75% indikator penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu,

19 70 berdasarkan hasil skor rata-rata observasi pada siklus I pertemuan II penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik sudah mencapai indikator yang ditentukan penulis. Dalam penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I pertemuan II kurang dari skor 3 dengan pernyataan 75% sudah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Akan tetapi pada indikator penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik masih ada yang mendapat skor 2, dan akan diperbaiki pada siklus I pertemuan III. c. Pertemuan III Hasil tindakan pada siklus I pertemuan III berdasarkan lembar hasil observasi penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik pada kegiatan pembelajaran yang diterapkan guru dalam kegiatan pembelajaran indikator yang di ukur sama dengan pada siklus I pertemuan I dan pertemuan II dan merupakan perbaikan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan dalam pembelajaran pada siklus I pertemuan II. Dalam penerapan pembelajaran pada siklus I pertemuan III berdasarkan hasil observasi, penerapan pembelajaran pada indikator penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguitik sudah baik dibandingkan pada siklus I pertemuan I dan pertemuan II. Pada lembar hasil observasi (terlampir) pada siklus I pertemuan III dapat dilihat kegiatan pembelajaran yang diterapkan secara keseluruhan memperoleh skor 3 dengan pernyataan 75% indikator yang ditentukan dalam metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik telah diterapkan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Pada kegiatan mengambil pengalaman dan mengambil kesimpulan mengalami peningkatan memperoleh skor 3 dengan pernyataan hampir 75% penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Analisis penelitian setelah pembelajaran menggunakan diperoleh hasil observasi/pengamatan penerapan metode bermain peran berbasis

20 71 kecerdasan linguistik yang dilakukan oleh observer (guru SBK) secara kseluruhan terhadap aktivitas guru dalam penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan lingusitik dalam kegiatan pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Hasil Observasi Siklus I Pertemuan III No. Indikator Skor 1. Menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik 3,5 (membaca dan berbicara) 2. Memilih partisipan (membaca dan berbicara) 3 3. Menyusun tahap-tahap peran (berbicara dan 4 mendengarkan) 4. Menyiapkan pengamatan (mendengarkan dan menulis) 3 5. Pemeranan (berbicara dan membaca) 3 6. Diskusi dan evaluasi (berbicara dan menulis) 3 7. Pemeranan ulang (berbicara dan membaca) 4 8. Diskusi dan evalusi tahap dua(berbicara dan menulis) 3 9. Mengambil pengalaman dan kesimpulan (menulis, 3 membaca, berbicara, dan mendengarkan) Jumlah 29,5 Rata-rata hasil observasi 3,28 Dari tabel 4.4 hasil observasi yang dilakukan observer (guru SBK), dapat dilihat bahwa penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik yang diterapkan guru dalam kegiatan pembelajaran, hal ini dapat dilihat pada hasil penilaian observasi dari keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh skor 3 dan 4. Dari keseluruhan kegiatan pembelajaran yang diterapkan berdasarkan hasil observasi memperoleh skor dengan rata-rata dari keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh skor rata-rata 3,28. Rata rata skor mengalami peningkatan dibandingkan pada Siklus I pertemuan II. Berdasarkan indikator yang ditentukan bahwa skor yang ditargetkan minimal 3 dengan pernyataan bahwa 75% indikator penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik telah

21 72 diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, berdasarkan hasil skor rata-rata observasi pada siklus I pertemuan II penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik sudah mencapai indikator yang ditentukan penulis dan mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I pertemuan II. Dalam penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I pertemuan II telah mencapai batas minimal pencapaian indikator yang ditentukan yaitu skor 3 dengan pernyataan 75% penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Dan selanjutnya sebagai pemantapan pada siklus I akan dilanjutkan pada siklus II. 4.6 Hasil belajar peserta didik aspek kognitif Setelah dilaksanakan tindakan dalam metode bermain peran berbasis kecerdasan lingusitik, penulis memberikan evaluasi secara tertulis kepada siswa setiap akhir pertemuan I, pertemuan II, dan pertemuan III siklus I. Hasil belajar yang diperoleh siswa mengalami peningkatan, dari hasil belajar siswa sebelum dilaksanakan tindakan dan setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I. Hal ini dapat terlihat pada hasil rekap nilai ulangan harian siswa sebelum dilaksanakan tindakan dan hasil ulangan harian siswa setelah dilaksanakan tindakan siklus I (terlampir). Hasil nilai yang diperoleh siswa sebelum dilaksanakan tindakan dari jumlah 47 siswa yang mencapai ketuntasan (KKM=65) terdapat 20 siswa, sedangkan 27 siswa masih dibawah ketuntasan. Dengan rincian hasil belajar nilai siswa, dapat dilihat pada tabel 4.5.

22 73 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Nilai Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN 2 Panggang Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 Pra Siklus Skor Frekuensi Persentase (%) Keterangan < ,45 Tidak Tuntas ,42 Tuntas ,13 Tuntas Jumlah Nilai Rata-rata 60,60 Nilai Tertinggi 74 Nilai Terendah 55 Oleh karena itu, perlu adanya suatu perbaikan dalam proses pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I, maka diperoleh nilai hasil belajar siswa. Hasil yang diperoleh siswa pada siklus I dengan ratarata nilai pertemuan I, pertemuan II, dan III mengalami peningkatan, dari jumlah 47 siswa mencapai ketuntasan 100% dari (KKM=65) atau dapat dikatakan seluruhnya jumlah siswa mencapai dan mendapat nilai di atas ketuntasan (KKM=65). Dengan rincian hasil belajar nilai siswa, dapat dilihat pada tabel 4.6.

23 74 Skor Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Nilai Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN 2 Panggang Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 Siklus I Frekuensi Pertemuan I II III Rata-rata Pertemuan I, II, III Persentase (%) Keterangan < ,53 Tuntas ,92 Tuntas ,04 Tuntas ,51 Tuntas Jumlah Nilai Rata-rata 78,23 Nilai Tertinggi 88 Nilai Terendah 71 Dengan demikian dalam metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik nilai hasil belajar siswa dalam aspek kognitif meningkat dibandingkan nilai hasil belajar sebelum dilaksanakan tindakan. Namun untuk lebih meningkatkan hasil belajar siswa agar nilai belajar siswa di atas KKM diperlukan siklus II sebagai penguat bahwa dengan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

24 Refleksi Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan I, II dan III maka selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang dilaksanakan pada setiap pertemuan I, II, dan II pada siklus I dan hasil nilai rata-rata siswa pada pertemuan I, II, dan III. Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan apakah hasil tindakan dalam proses pembelajaran sudah sesuai dengan indikator kinerja. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh berdasarkan observasi pada siklus I disetiap pertemuan maka diperoleh antara lain sebagai berikut: a. Pertemuan I Hasil analisis data yang diperoleh dari lembar hasil observasi ada siklus I pertemuan I belum mencapai indikator kinerja yang ditentukan. Pada lembar hasil observasi siklus I pertemuan I (terlampir) dapat dilihat dalam kegiatan mengidentifikasi unsur cerita melalui kegiatan pemeranan, mengungkapkan gagasan pada keterampilan berbicara pada kegiatan tanya jawab dan diskusi, menceritakan kembali isi cerita yang telah diperankan dalam kegiatan menulis secara keseluruhan masih mendapat skor 2 dengan pernyataan 50% metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan indikator kinerja yang ditentukan penulis yaitu minimal skor 3 dengan penyataan 75% metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, berdasarkan lembar hasil observasi penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik pada siklus I pertemuan I belum mencapai indikator kinerja yang ditentukan. Belum tercapainya indikator kinerja pada siklus I pertemuan I ini akan diperbaiki pada siklus I pertemuan II dengan mencari kekurangan serta kelemahan yang ditemukan. Diantaranya penulis masih kesulitan

25 76 dalam penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik ke dalam kegiatan pembelajaran, dikarenakan siswa juga belum terbiasa dalam kegiatan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik yang diterapkan penulis dalam kegiatan pembelajaran. Dari keseluruhan kegiatan yang diterapkan dalam pembelajaran mencapai skor rata-rata 2,39. b. Pertemuan II Hasil analisis data yang diperoleh dari lembar hasil observasi pada siklus I pertemuan II mengalami peningkatan dibandingkan pada hasil obervasi pada siklus I pertemuan I. Berdasarkan lembar hasil observasi (terlampir) indikator penerapan metode bermain peran berbasis keceradasan linguistik sudah mendapat skor 3 dengan pernyataan 75% penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Akan tetapi masih ada beberapa indikator yaitu pada kegiatan mengambil pengalaman dan mengambil kesimpulan belum terjadi peningkatan karena masih mendapat skor 2 dengan penyataan 25% penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini disebabkan karena dalam mengambil pengalaman dan mengambil kesimpulan pengarahan penulis terhadap siswa masih kurang mencapai indikator kinerja yang ditentukan. Keseluruhan kegiatan pembelajaran mendapat skor rata-rata 3,11, berdasarkan indikator kinerja yang ditentukan penulis dalam penelitian ini yaitu minimal skor 3 dengan pernyataan 75% penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, pada siklus I pertemuan II sudah mencapai indikator yang ditentukan, akan tetapi masih ada yang perlu diperbaiki terutama dalam kegiatan mengambil pengalaman dan mengambil kesimpulan yang telah diperankan.

26 77 c. Pertemuan III Hasil analisis data yang diperoleh dari lembar hasil observasi pada siklus I pertemuan III mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I pertemuan III. Berdasarkan lembar hasil observasi (terlampir) indikator penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik sudah mendapat skor 3 dengan pernyataan 75% penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Keseluruhan kegiatan pembelajaran mendapat skor rata-rata 3,28 berdasarkan indikator kinerja yang ditentukan penulis dalam penelitian ini yaitu minimal skor 3 dengan pernyataan 75% penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, pada siklus I pertemuan III sudah mencapai indikator yang ditentukan. Setelah selesai pembelajaran pada siklus I pertemuan I, II, dan III maka dilaksanakan evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam penguasaan materi. Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar dengan nilai 65 maka diperoleh dari seluruh jumlah siswa yang berjumlah 47 siswa dalam belajarnya sebanyak 47 siswa tuntas dengan mendapat nilai 71 dan rata-rata dari jumlah keseluruhan 78,23. Berdasarkan indikator kinerja yang telah ditentukan yaitu ketercapaian KKM pada hasil belajar siswa penulis menetapkan patokan 75% dari jumlah keseluruhan siswa hasil belajarnya meningkat dengan mencapai nilai 65 berdasarkan hasil evaluasi siswa dan 75% dari jumlah keseluruhan siswa mencapai ketuntasan belajar siswa dengan memperoleh nilai 65 sesuai dengan KKM. Berdasarkan hasil evaluasi tertulis siswa, indikator kinerja yang ditentukan telah tercapai melebihi indikator yang telah ditentukan yaitu 100% dari jumlah keseluruhan siswa mendapat nilai 65 dengan maksimal 100 dan minimal 65. Selanjutnya, sebagai pemantapan pada siklus I akan dilanjutkan pada siklus II dengan

27 78 meningkatkan penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik pada setiap kegiatan pembelajaran dan meningkatkan nilai hasil belajar siswa. Berdasarkan pengamatan dari observer pada siklus I maka secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut: a. Hambatan 1. Penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik belum terbiasa dilaksanakan siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga keterampilan berbahasa siswa masih sulit dikembangkan. 2. Penulis masih kesulitan dalam mengarahkan pembelajaran dalam setiap kegiatan. b. Penyelesaian 1. Dalam proses pembelajaran memerlukan pengarahan yang maksimal dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan siswa. 2. Buatlah keaktifan siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran sehingga keterampilan belajar siswa lebih berkembang. 4.8 Rencana Tindakan SIKLUS II a. Pertemuan I Setelah melihat kekurangan dan keberhasilan dalam siklus I yang terdiri dari pertemuan I, II, III perencanaan pembelajaran pada siklus II ini sebagai penyempurnaan dan tindak lanjut dari kekurangan yang terjadi pada siklus I. Siklus II akan dilaksanakan 3 kali pertemuan, kegiatan pembelajaran pada siklus II ini masih sama dengan siklus I tapi yang membedakan adalah materi pokok mengenai cerita anak. Sebelum mengajar pada siklus II ini, guru akan menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya (RPP) pertemuan I, lembar

28 79 observasi, lembar cerita, lembar evaluasi yang digunakan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan, buku pembelajaran, serta ruang/lokasi yang akan digunakan sama dengan siklus I yaitu diruang kelas V. Penulis merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan I dengan pokok bahasan menyimpulkan isi cerita anak, kemudian menentukan tujuan pembelajaran dengan Metode Bermain Peran Berbasis Kecerdasan Linguistik mempelajari tentang identifikasi isi cerita melalui metode bermain peran, melakukan tanya jawab dan diskusi kelompok, menceritakan kembali isi cerita bahasa yang runtut dan memperhatikan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan. Setelah menentukan tujuan pembelajaran kemudian guru menentukan cerita anak yang akan diperankan serta menentukan lamanya waktu dalam kegiatan pembelajaran dan menetapkan tehnik pembelajaran yaitu: siswa mengidentifikasi isi cerita anak melalui kegiatan bermain peran, melakukan tanya tanya jawab dengan guru mengenai isi cerita dan mendikusikan mengenai kesimpulan isi cerita dalam kelompok, menemukan pesan moral yang disampaikan dalam cerita dengan arahan guru, menceritakan kembali isi cerita yang telah diperankan secara tertulis dengan bahasa yang runtut dan memperhatikan penggunaan Ejaan Bahasa Yang Disempurnakan. Setelah selesai pembahasan akan ditarik kesimpulan hasil pembelajaran mengenai unsur cerita yang telah dipelajari. Kemudian akan diadakan evaluasi untuk mengukur pemahaman dan keberhasilan pembelajaran. Setelah evaluasi guru akan memberikan pemantapan dan tindak lanjut kepada siswa. b. Pertemuan II Perencanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan II sebagai tindak lanjut dan perbaikan dari kekurangan/kelemahan pada pertemuan I maka pada perencanaan pertemuan II masih sama dengan pertemuan I tapi

29 80 yang membedakan adalah cerita yang diperankan. Pada pertemuan I mengidentifikasi isi cerita melalui metode bermain peran tentang cerita Timun Emas, melakukan tanya jawab dan diskusi kelompok, menceritakan kembali isi cerita bahasa yang runtut dan memperhatikan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan. Pada pertemuan II siswa akan mengidentifikasi isi melalui metode bermain peran tentang cerita Istana Bunga. Sebelum mengajar pada pertemuan II, maka praktikan menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan II, lembar kerja siswa, lembar diskusi kelompok, lembar observasi, lembar cerita, lembar evaluasi yang digunakan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan, buku pembelajaran, serta ruang/lokasi yang akan digunakan sama dengan pertemuan I di ruang kelas V. Penulis merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan II dengan pokok bahasan menyimpulkan isi cerita anak, kemudian menentukan tujuan pembelajaran dengan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik dengan mempelajari tentang identifikasi isi cerita melalui metode bermain peran, melakukan tanya jawab dan diskusi kelompok, menceritakan kembali isi cerita bahasa yang runtut dan memperhatikan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan. Setelah menentukan tujuan pembelajaran kemudian guru menetapkan lamanya waktu proses pembelajaran dan teknik pembelajaran yang meliputi kegiatan yaitu: siswa mengidentifikasi isi cerita anak melalui kegiatan bermain peran, melakukan tanya tanya jawab dengan guru mengenai isi cerita dan mendikusikan mengenai kesimpulan isi cerita dalam kelompok, menemukan pesan moral yang disampaikan dalam cerita dengan arahan guru, menceritakan kembali isi cerita yang telah diperankan secara tertulis dengan bahasa yang runtut dan memperhatikan penggunaan Ejaan Bahasa

30 81 Yang Disempurnakan. Setelah selesai pembahasan akan ditarik kesimpulan hasil pembelajaran mengenai unsur cerita yang telah dipelajari. Kemudian akan diadakan evaluasi untuk mengukur pemahaman dan keberhasilan pembelajaran. Setelah evaluasi guru akan memberikan pemantapan dan tindak lanjut kepada siswa. c. Pertemuan III Perencanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan III sebagai tindak lanjut dan perbaikan dari kekurangan/kelemahan pada pertemuan I dan II maka pada perencanaan pertemuan III masih sama dengan pertemuan I dan II tapi yang membedakan adalah cerita yang diperankan. Pada pertemuan I mengidentifikasi isi cerita melalui metode bermain peran tentang cerita Timun Emas, dan Pertemuan II cerita Istana Bunga, melakukan tanya jawab dan diskusi kelompok, menceritakan kembali isi cerita bahasa yang runtut dan memperhatikan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan. Pada pertemuan III siswa akan mengidentifikasi isi melalui metode bermain peran tentang cerita Rajawali yang Cerdik. Sebelum mengajar pada pertemuan III, maka praktikan menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan III, lembar kerja siswa, lembar diskusi kelompok, lembar observasi, lembar cerita, lembar evaluasi yang digunakan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan, buku pembelajaran, serta ruang/lokasi yang akan digunakan sama dengan pertemuan I di ruang kelas V. Penulis merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan III dengan pokok bahasan menyimpulkan isi cerita anak, kemudian menentukan tujuan pembelajaran dengan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik dengan mempelajari tentang identifikasi isi cerita melalui metode bermain peran, melakukan tanya jawab dan diskusi kelompok, menceritakan kembali isi cerita bahasa yang runtut dan

31 82 memperhatikan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan. Setelah menentukan tujuan pembelajaran kemudian guru menetapkan lamanya waktu proses pembelajaran dan teknik pembelajaran yang meliputi kegiatan yaitu: siswa mengidentifikasi isi cerita anak melalui kegiatan bermain peran, melakukan tanya tanya jawab dengan guru mengenai isi cerita dan mendikusikan mengenai kesimpulan isi cerita dalam kelompok, menemukan pesan moral yang disampaikan dalam cerita dengan arahan guru, menceritakan kembali isi cerita yang telah diperankan secara tertulis dengan bahasa yang runtut dan memperhatikan penggunaan Ejaan Bahasa Yang Disempurnakan. Setelah selesai pembahasan akan ditarik kesimpulan hasil pembelajaran mengenai unsur cerita yang telah dipelajari. Kemudian akan diadakan evaluasi untuk mengukur pemahaman dan keberhasilan pembelajaran. Setelah evaluasi guru akan memberikan pemantapan dan tindak lanjut kepada siswa. 4.9 Pelaksanaan Tindakan a. Pertemuan I Pelaksanaan tindakan siklus II ini sebagai tindak lanjut, penyempurnaan dan pemantapan pada siklus I, di dalam pelaksanaan siklus II ini guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan I, lembar evaluasi, lembar observasi, lembar cerita, buku pelajaran, dan ruang/lokasi. Pada awal pembelajaran guru mengajak siswa untuk berdoa, salam kemudian absensi dan dilanjutkan dengan pemberian apersepsi yaitu guru bertanya kepada siswa mengenai kesukaan anak dalam membaca cerpen dan cerpen apa saja yang pernah dibaca anak. Pertanyaan itu dimaksudkan untuk menuju materi pembelajaran yaitu tentang Cerita Anak, dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran.

32 83 Langkah-langkah pembelajaran dalam kegiatan inti masih sama dengan siklus I, yaitu dengan memberikan pertanyaan tentang mengidentifikasi isi, menjelaskan isi cerita, dan menyimpulkan cerita dari cerita yang pernah dibaca dan didengar siswa. Kemudian guru menjelaskan mengenai teknik menyimpulkan isi dalam cerita. Setelah penjelasan selesai, siswa diberi arahan oleh guru tentang cerita yang akan diperankan. Beberapa siswa maju ke depan kelas untuk membagi peran dalam cerita yang berjudul Timun Emas. Kemudian siswa mempersiapkan untuk memperagakan/memerankan cerita anak tersebut. Siswa mengamati dan menghayati jalannya cerita. Setelah itu siswa memerankan cerita yang berjudul Timun Emas. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru tentang isi cerita yang telah siswa temukan dalam cerita Timun Emas. Siswa secara klasikal dan individual menjawab pertanyaan dari guru. Siswa dibagi menjadi enam kelompok untuk berdiskusi kelas. Masing-masing kelompok mendapat lembar kerja kelompok. Setiap kelompok mendiskusikan kesimpulan dan ringkasan dalam cerita Timun Emas. Kemudian mencatatnya pada lembar kerja kelompok yang telah dibagikan. Siswa dibimbing oleh guru berdiskusi kelompok untuk menemukan jalan cerita Timun Emas. Siswa aktif berdiskusi dengan kelompoknya. Setiap perwakilan kelompok maju ke depan kelas untuk membacakan hasil diskusi kelompoknya. Siswa dan guru bersama-sama membahas mengenai hasil diskusi siswa. Setelah itu melakukan pemeranan ulang sesuai hasil yang didiskusikan. Siswa dalam kelompok diskusi dibimbing oleh guru untuk menemukan sikap dalam cerita yang perlu di contoh dan perlu di tingglakan. Siswa dan guru bersama-sama membahas mengenai hasil diskusi siswa. Setiap kelompok diarahkan guru menceritakan kembali isi cerita Timun Emas secara tertulis pada lembar kerja kelompok yang telah dibagikan dengan memperhatikan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan. Siswa aktif

33 84 menceritakan kembali isi cerita Timun Emas secara tertulis dengan memperhatikan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan. Dalam kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-sama siswa, kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan hambatan/kesulitan yang dialami selama proses berlangsung, setelah itu dilanjutkan dengan pemantapan berupa mendorong siswa untuk menginternalisasikan konsep, pengetahuan dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari, siswa mengerjakan tes evaluasi, dan pembelajaran diakhiri dengan tindak lanjut yaitu berupa penerapan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari. b. Pertemuan II Pelaksanaan tindakan siklus II pada pertemuan II sebagai tindak lanjut dan perbaikan proses pembelajaran dan pemahaman siswa yang berupa hasil belajar pada pertemuan I, maka pada pelaksanaan pertemuan II ini guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, lembar kerja kelompok, lembar cerita, lembar observasi, lembar evaluasi yang digunakan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan, buku pelajaran, dan ruang/lokasi. Pada awal pembelajaran guru mengajak siswa untuk berdoa, salam kemudian absensi dan dilanjutkan dengan pemberian apersepsi berupa pertanyaan yaitu siapa yang pernah mendengar cerita anak, cerita apa saja yang pernah didengar. Pertanyaan itu dimaksudkan untuk menuju cerita yang akan diperankan dalam kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran kemudian dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran dalam kegiatan inti masih sama dengan pertemuan I, yaitu dengan memberikan pertanyaan tentang

34 85 mengidentifikasi isi, menjelaskan isi cerita, dan menyimpulkan cerita dari cerita yang pernah dibaca dan didengar siswa. Kemudian guru menjelaskan mengenai teknik menyimpulkan isi dalam cerita. Setelah penjelasan selesai, siswa diberi arahan oleh guru tentang cerita yang akan diperankan. Beberapa siswa maju ke depan kelas untuk membagi peran dalam cerita yang berjudul Istana Bunga. Kemudian siswa mempersiapkan untuk memperagakan/memerankan cerita anak tersebut. Siswa mengamati dan menghayati jalannya cerita. Setelah itu siswa memerankan cerita yang berjudul Istana Bunga. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru tentang isi cerita yang telah siswa temukan dalam cerita Istana Bunga. Siswa secara klasikal dan individual menjawab pertanyaan dari guru. Siswa dibagi menjadi enam kelompok untuk berdiskusi kelas. Masing-masing kelompok mendapat lembar kerja kelompok. Setiap kelompok mendiskusikan kesimpulan dan ringkasan dalam cerita Istana Bunga. Kemudian mencatatnya pada lembar kerja kelompok yang telah dibagikan. Siswa dibimbing oleh guru berdiskusi kelompok untuk menemukan jalan cerita Istana Bunga. Siswa aktif berdiskusi dengan kelompoknya. Setiap perwakilan kelompok maju ke depan kelas untuk membacakan hasil diskusi kelompoknya. Siswa dan guru bersama-sama membahas mengenai hasil diskusi siswa. Setelah itu melakukan pemeranan ulang sesuai hasil yang didiskusikan. Siswa dalam kelompok diskusi dibimbing oleh guru untuk menemukan sikap dalam cerita yang perlu di contoh dan perlu di tingglakan. Siswa dan guru bersama-sama membahas mengenai hasil diskusi siswa. Setiap kelompok diarahkan guru menceritakan kembali isi cerita Istana Bunga secara tertulis pada lembar kerja kelompok yang telah dibagikan dengan memperhatikan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan. Siswa aktif menceritakan kembali isi cerita Istana Bunga secara tertulis dengan memperhatikan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan.

35 86 Dalam kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-sama siswa, kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan hambatan/kesulitan yang dialami selama proses berlangsung, setelah itu dilanjutkan dengan pemantapan berupa mendorong siswa untuk menginternalisasikan konsep, pengetahuan dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari, siswa mengerjakan tes evaluasi, dan pembelajaran diakhiri dengan tindak lanjut yaitu berupa penerapan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari. c. Pertemuan III Pelaksanaan tindakan siklus II pada pertemuan III sebagai tindak lanjut dan perbaikan proses pembelajaran dan pemahaman siswa yang berupa hasil belajar pada pertemuan I dan II, maka pada pelaksanaan pertemuan III ini guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, lembar kerja kelompok, lembar cerita, lembar observasi, lembar evaluasi yang digunakan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan, buku pelajaran, dan ruang/lokasi. Pada awal pembelajaran guru mengajak siswa untuk berdoa, salam kemudian absensi dan dilanjutkan dengan pemberian apersepsi berupa pertanyaan yaitu siapa yang pernah membaca cerita, cerita apa saja yang pernah kalian baca. Pertanyaan itu dimaksudkan untuk menuju cerita yang akan diperankan dalam kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran kemudian dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran dalam kegiatan inti masih sama dengan pertemuan I dan II, yaitu dengan memberikan pertanyaan tentang mengidentifikasi isi, menjelaskan isi cerita, dan menyimpulkan cerita dari cerita yang pernah dibaca dan didengar siswa. Kemudian guru menjelaskan mengenai teknik menyimpulkan isi dalam cerita. Setelah

36 87 penjelasan selesai, siswa diberi arahan oleh guru tentang cerita yang akan diperankan. Beberapa siswa maju ke depan kelas untuk membagi peran dalam cerita yang berjudul Rajawali yang Cerdik. Kemudian siswa mempersiapkan untuk memperagakan/memerankan cerita anak tersebut. Siswa mengamati dan menghayati jalannya cerita. Setelah itu siswa memerankan cerita yang berjudul Rajawali yang Cerdik. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru tentang isi cerita yang telah siswa temukan dalam cerita Rajawali yang Cerdik. Siswa secara klasikal dan individual menjawab pertanyaan dari guru. Siswa dibagi menjadi enam kelompok untuk berdiskusi kelas. Masing-masing kelompok mendapat lembar kerja kelompok. Setiap kelompok mendiskusikan kesimpulan dan ringkasan dalam cerita Rajawali yang Cerdik. Kemudian mencatatnya pada lembar kerja kelompok yang telah dibagikan. Siswa dibimbing oleh guru berdiskusi kelompok untuk menemukan jalan cerita Rajawali yang Cerdik. Siswa aktif berdiskusi dengan kelompoknya. Setiap perwakilan kelompok maju ke depan kelas untuk membacakan hasil diskusi kelompoknya. Siswa dan guru bersama-sama membahas mengenai hasil diskusi siswa. Setelah itu melakukan pemeranan ulang sesuai hasil yang didiskusikan. Siswa dalam kelompok diskusi dibimbing oleh guru untuk menemukan sikap dalam cerita yang perlu di contoh dan perlu di tingglakan. Siswa dan guru bersama-sama membahas mengenai hasil diskusi siswa. Setiap kelompok diarahkan guru menceritakan kembali isi cerita Rajawali yang Cerdik secara tertulis pada lembar kerja kelompok yang telah dibagikan dengan memperhatikan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan. Siswa aktif menceritakan kembali isi cerita Rajawali yang Cerdik secara tertulis dengan memperhatikan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan. Dalam kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-sama siswa, kemudian guru memberikan kesempatan kepada

37 88 siswa untuk mengungkapkan hambatan/kesulitan yang dialami selama proses berlangsung, setelah itu dilanjutkan dengan pemantapan berupa mendorong siswa untuk menginternalisasikan konsep, pengetahuan, dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari, siswa mengerjakan tes evaluasi, dan pembelajaran diakhiri dengan tindak lanjut yaitu berupa penerapan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari Hasil Tindakan a. Pertemuan I Hasil tindakan pada siklus II yang terdiri 3 pertemuan yang merupakan pemantapan dan tidak lanjut dari siklus I. Berdasarkan lembar hasil observasi penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik pada kegiatan pembelajaran yang diterapkan guru dalam kegiatan pembelajaran indikator yang di ukur sama dengan pada siklus I yang telah dilaksanakan dalam pembelajaran pada siklus I pertemuan I, II dan III. Pada lembar hasil observasi (terlampir) pada siklus II pertemuan I dapat dilihat kegiatan pembelajaran yang diterapkan secara keseluruhan memperoleh skor 3 dan 4 dengan pernyataan 75% indikator yang ditentukan dalam metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik telah diterapkan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Dalam penerapan pembelajaran pada siklus II pertemuan I berdasarkan hasil observasi, penerapan pembelajaran pada indikator penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I terutama dalam kegiatan mengidentifikasi isi cerita melalui kegiatan bermain peran dan menceritakan kembali isi cerita yang telah diperankan memperoleh skor 4 dengan penyataan hampir mencapai 75% penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik diterapkan dalam kegiatan pembelajaran.

38 89 Analisis penelitian setelah pembelajaran menggunakan diperoleh hasil observasi/pengamatan yang dilakukan oleh observer (guru SBK) terhadap aktivitas guru terhadap penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguitik pada kegiatan pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.7. Tabel 4.7 Hasil Observasi Siklus II Pertemuan I No. Indikator Skor 1. Menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik 4 (membaca dan berbicara) 2. Memilih partisipan (membaca dan berbicara) 3 3. Menyusun tahap-tahap peran (berbicara dan 4 mendengarkan) 4. Menyiapkan pengamatan (mendengarkan dan menulis) 4 5. Pemeranan (berbicara dan membaca) 3 6. Diskusi dan evaluasi (berbicara dan menulis) 4 7. Pemeranan ulang (berbicara dan membaca) 4 8. Diskusi dan evalusi tahap dua(berbicara dan menulis) 3 9. Mengambil pengalaman dan kesimpulan (menulis, 3 membaca, berbicara, dan mendengarkan) Jumlah 32 Rata-rata hasil observasi 3,56 Dari tabel 4.7 hasil observasi yang dilakukan observer (guru SBK), dapat dilihat bahwa metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik yang diterapkan guru dalam kegiatan pembelajaran, hal ini dapat dilihat pada hasil penilaian observasi dari keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh skor 3 dan 4 dan mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I. Dari keseluruhan kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan I yang diterapkan berdasarkan hasil observasi memperoleh skor dengan ratarata dari keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh skor rata-rata 3,56. Rata rata skor mengalami peningkatan dibandingkan pada Siklus I.

39 90 Berdasarkan indikator yang ditentukan bahwa skor yang ditargetkan minimal 3 dengan pernyataan bahwa 75% indikator penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, berdasarkan hasil skor rata-rata observasi pada siklus II pertemuan I penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik sudah mencapai indikator yang ditentukan penulis dan mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I. Dalam penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik dalam kegiatan pembelajaran pada siklus II pertemuan I telah mencapai batas minimal pencapaian indikator yang ditentukan yaitu skor 3 dengan pernyataan 75% penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian berdasarkan lembar hasil obervasi penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguitik telah dilaksanakan dengan baik dalam pembelajaran sesuai dengan indikator kinerja yang ditentukan. b. Pertemuan II Hasil tindakan pada siklus II pertemuan II yang diperoleh berdasarkan lembar hasil observasi dalam penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik yang diterapkan guru dalam kegiatan pembelajaran indikator yang di ukur sama dengan pada siklus II pertemuan I dan merupakan perbaikan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan dalam pembelajaran pada siklus II pertemuan I. Dalam penerapan pembelajaran pada siklus II petemuan II berdasarkan hasil observasi, penerapan pembelajaran pada indikator penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguitik sudah baik dibandingkan pada siklus II pertemuan I. Pada lembar hasil observasi (terlampir) pada siklus II pertemuan II dapat dilihat kegiatan pembelajaran yang diterapkan secara keseluruhan memperoleh skor 4 dengan pernyataan 75% indikator yang ditentukan dalam metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik

40 91 telah diterapkan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Dalam penerapan pembelajaran pada siklus II pertemuan II berdasarkan hasil observasi, penerapan pembelajaran pada indikator penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus II pertemuan I terutama dalam kegiatan mengidentifikasi isi cerita melalui kegiatan bermain peran dan menceritakan kembali isi cerita yang telah diperankan memperoleh skor 4 dengan penyataan hampir mencapai 75% penerapan metode bermain peran berbasis keceradasan linguistik diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Analisis penelitian setelah pembelajaran menggunakan diperoleh hasil observasi/pengamatan yang dilakukan oleh observer (guru SBK) terhadap aktivitas guru terhadap penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguitik pada kegiatan pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.8. Tabel 4.8 Hasil Observasi Siklus II Pertemuan II No. Indikator Skor 1. Menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik 4 (membaca dan berbicara) 2. Memilih partisipan (membaca dan berbicara) 4 3. Menyusun tahap-tahap peran (berbicara dan 4 mendengarkan) 4. Menyiapkan pengamatan (mendengarkan dan menulis) 4 5. Pemeranan (berbicara dan membaca) 4 6. Diskusi dan evaluasi (berbicara dan menulis) 3,67 7. Pemeranan ulang (berbicara dan membaca) 4 8. Diskusi dan evalusi tahap dua(berbicara dan menulis) 4 9. Mengambil pengalaman dan kesimpulan (menulis, 3 membaca, berbicara, dan mendengarkan) Jumlah 34,67 Rata-rata hasil observasi 3,85

41 92 Dari tabel 4.8 hasil observasi yang dilakukan observer (guru SBK), dapat dilihat bahwa metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik yang diterapkan guru dalam kegiatan pembelajaran, hal ini dapat dilihat pada hasil penilaian observasi dari keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh skor 3 dan 4 dan mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus II pertemuan I. Dari keseluruhan kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan II yang diterapkan berdasarkan hasil observasi memperoleh skor dengan rata-rata dari keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh skor rata-rata 3,85. Rata rata skor mengalami peningkatan dibandingkan pada Siklus II pertemuan I. Berdasarkan indikator yang ditentukan bahwa skor yang ditargetkan minimal 3 dengan pernyataan bahwa 75% indikator penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, berdasarkan hasil skor rata-rata observasi pada siklus II pertemuan II penerapan metode bermian peran berbasis kecerdasan linguistik sudah mencapai indikator yang ditentukan penulis dan mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus II pertemuan I. Dalam penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik dalam kegiatan pembelajaran pada siklus II pertemuan II telah mencapai batas minimal pencapaian indikator yang ditentukan yaitu skor 3 dengan pernyataan 75% penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian berdasarkan lembar hasil obervasi penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguitik telah dilaksanakan dengan baik dalam pembelajaran sesuai dengan indikator kinerja yang ditentukan. c. Pertemuan III Hasil tindakan pada siklus II pertemuan III yang diperoleh berdasarkan lembar hasil observasi dalam penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik yang diterapkan guru dalam kegiatan

42 93 pembelajaran indikator yang di ukur sama dengan pada siklus II pertemuan I dan II dan merupakan perbaikan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan dalam pembelajaran pada siklus II pertemuan I dan II. Dalam penerapan pembelajaran pada siklus II petemuan III berdasarkan hasil observasi, penerapan pembelajaran pada indikator penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguitik sudah baik dibandingkan pada siklus II pertemuan I dan II. Pada lembar hasil observasi (terlampir) pada siklus II pertemuan III dapat dilihat kegiatan pembelajaran yang diterapkan secara keseluruhan memperoleh skor 4 dengan pernyataan hampir 100% indikator yang ditentukan dalam metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik telah diterapkan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Dalam penerapan pembelajaran pada siklus II pertemuan III berdasarkan hasil observasi, penerapan pembelajaran pada indikator penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus II pertemuan I dan II terutama dalam kegiatan mengidentifikasi isi cerita melalui kegiatan bermain peran dan menceritakan kembali isi cerita yang telah diperankan memperoleh skor 4 dengan penyataan hampir mencapai 100% penerapan metode bermain peran berbasis keceradasan linguistik diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Analisis penelitian setelah pembelajaran menggunakan diperoleh hasil observasi/pengamatan yang dilakukan oleh observer (guru SBK) terhadap aktivitas guru terhadap penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguitik pada kegiatan pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.9.

43 94 Tabel 4.9 Hasil Observasi Siklus II Pertemuan III No. Indikator Skor 1. Menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik 4 (membaca dan berbicara) 2. Memilih partisipan (membaca dan berbicara) 4 3. Menyusun tahap-tahap peran (berbicara dan 4 mendengarkan) 4. Menyiapkan pengamatan (mendengarkan dan menulis) 4 5. Pemeranan (berbicara dan membaca) 3,67 6. Diskusi dan evaluasi (berbicara dan menulis) 3,67 7. Pemeranan ulang (berbicara dan membaca) 4 8. Diskusi dan evalusi tahap dua(berbicara dan menulis) 4 9. Mengambil pengalaman dan kesimpulan (menulis, 3,67 membaca, berbicara, dan mendengarkan) Jumlah 35,01 Rata-rata hasil observasi 3,89 Dari tabel 4.9 hasil observasi yang dilakukan observer (guru SBK), dapat dilihat bahwa metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik yang diterapkan guru dalam kegiatan pembelajaran, hal ini dapat dilihat pada hasil penilaian observasi dari keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh skor 4 dan mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus II pertemuan I dan II. Dari keseluruhan kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan III yang diterapkan berdasarkan hasil observasi memperoleh skor dengan rata-rata dari keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh skor rata-rata 3,89. Rata rata skor mengalami peningkatan dibandingkan pada Siklus II pertemuan I dan II. Berdasarkan indikator yang ditentukan bahwa skor yang ditargetkan minimal 3 dengan pernyataan bahwa 75% indikator penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, berdasarkan hasil skor rata-rata observasi pada siklus II pertemuan III penerapan metode bermian peran berbasis kecerdasan linguistik sudah

44 95 mencapai indikator yang ditentukan penulis dan mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus II pertemuan I dan II. Dalam penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik dalam kegiatan pembelajaran pada siklus II pertemuan III telah mencapai batas minimal pencapaian indikator yang ditentukan yaitu skor 3 dengan pernyataan 75% dan hampir mencapai skor 4 dengan pernyataan 100 % penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian berdasarkan lembar hasil obervasi penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguitik telah dilaksanakan dengan baik dalam pembelajaran sesuai dengan indikator kinerja yang ditentukan Hasil belajar peserta didik aspek kognitif Setelah hasil belajar yang diperoleh pada siklus I kemudian sebagai penguat dan hasil belajar bisa lebih meningkat lagi maka dilaksanakan tindakan dalam pembelajaran metode bermain peran berbasis kecerdasan lingusitik pada siklus II, dalam siklus II seperti yang dilaksanakan dalam siklus I setelah proses pembelajaran selesai peneliti memberikan evaluasi secara tertulis kepada siswa pada akhir siklus II pertemuan I, II, daniii yang terdiri 3 pertemuan. Hasil belajar yang diperoleh siswa mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil perolehan nilai sebelum tindakan dan setelah siklus I, dari hasil belajar siswa sebelum dilaksanakan tindakan dan setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I dan lebih meningkat lagi pada siklus II. Hal ini dapat terlihat pada hasil rekap nilai ulangan harian siswa sebelum dilaksanakan tindakan dan hasil ulangan harian siswa setelah dilaksanakan tindakan siklus I dan siklus II (terlampir). Hasil nilai yang diperoleh siswa sebelum dilaksanakan tindakan dari jumlah 47 siswa yang mencapai ketuntasan (KKM=65) terdapat 20 siswa, sedangkan 27

45 96 siswa masih dibawah ketuntasan. Dengan rincian hasil belajar nilai siswa, dapat dilihat pada tabel Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Nilai Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN 2 Panggang Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 Pra Siklus Skor Frekuensi Persentase (%) Keterangan < ,45 Tidak Tuntas ,42 Tuntas ,13 Tuntas Jumlah Nilai Rata-rata 60,60 Nilai Tertinggi 74 Nilai Terendah 55 Oleh karena itu perlu adanya suatu perbaikan dalam proses pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I, maka diperoleh nilai hasil belajar siswa. Hasil yang diperoleh siswa pada siklus I mengalami peningkatan, dari jumlah 47 siswa terdapat 47 siswa mencapai ketuntasan (KKM=65) atau dapat dikatakan seluruh jumlah siswa mencapai dan mendapat nilai diatas ketuntasan (KKM=65). Dengan rincian hasil belajar nilai siswa, dapat dilihat pada tabel 4.11.

46 97 Skor Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Nilai Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN 2 Panggang Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 Siklus I Frekuensi Pertemuan I II III Rata-rata Pertemuan I, II, III Persentase (%) Keterangan < ,53 Tuntas ,92 Tuntas ,04 Tuntas ,51 Tuntas Jumlah Nilai Rata-rata 78,23 Nilai Tertinggi 88 Nilai Terendah 71 Setelah dilaksanakan penguat dalam tindakan siklus II maka diperoleh hasil belajar pada siklus II. Dari hasil evaluasi siklus II diperoleh hasil nilai siswa dari jumlah 47 siswa secara keseluruhan mendapat dan mencapai nilai di atas ketuntasan (KKM=65) akan tetapi nilai yang diperoleh siswa lebih meningkat jika dibandingkan dalam siklus I. Dengan rincian hasil belajar nilai siswa, dapat dilihat pada tabel 4.12.

47 98 Skor Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Nilai Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN 2 Panggang Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 Siklus II Frekuensi Pertemuan I II III Rata-rata Pertemuan I, II, III Persentase (%) Keterangan < ,76 Tuntas ,43 Tuntas ,81 Tuntas Jumlah Nilai Rata-rata 94,38 Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 86 Dengan demikian metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik siklus II lebih meningkat dibandingkan pada siklus I dan dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam aspek kognitif Refleksi Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II yang terdiri dari 3 pertemuan sebagai pemantapan dari siklus II maka selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang

48 99 dilaksanakan pada siklus II pertemuan I, II, dan III dan hasil nilai siswa pada siklus II pertemuan I, II, dan III. Refleksi ini digunakan sebagai bahan pemantapan dengan membandingkan apakah hasil tindakan dalam proses pembelajaran indikator kinerja siklus I mengalami perbaikan pada siklus II. Hasil analisis data yang diperoleh dari lembar hasil observasi pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Berdasarkan lembar hasil observasi (terlampir) indikator penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik sudah mendapat skor 3 dengan pernyataan 75% dan skor 4 hampir mencapai pernyataan 100% dari penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Keseluruhan kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan I mendapat skor rata-rata 3,56, siklus II pertemuan II mendapat skor rata-rata 3,85, dan siklus II pertemuan III mendapat skor rata-rata 3,89 berdasarkan indikator kinerja yang ditentukan penulis dalam penelitian ini yaitu minimal skor 3 dengan pernyataan 75% penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran dan mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I. Setelah selesai pembelajaran pada pada siklus II maka dilaksanakan evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam penguasaan materi. Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar dengan nilai 65 maka diperoleh dari seluruh jumlah siswa yang berjumlah 47 siswa dalam belajarnya sebanyak 47 siswa tuntas dengan mendapat nilai diatas 65 dan rata-rata dari jumlah keseluruhan 94,38. Dengan demikian penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik yang dilakukan pada siklus II berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan indikator kinerja yang telah ditentukan yaitu ketercapaian KKM pada hasil belajar siswa penulis menetapkan patokan 75% dari jumlah keseluruhan siswa hasil belajarnya meningkat dengan mencapai

49 100 nilai 65 berdasarkan hasil evaluasi siswa dan 75% dari jumlah keseluruhan siswa mencapai ketuntasan belajar siswa dengan memperoleh nilai 65 sesuai dengan KKM. Berdasarkan hasil evaluasi tertulis siswa, indikator kinerja yang ditentukan telah tercapai melebihi indikator yang telah ditentukan yaitu 75% dari jumlah keseluruhan siswa mendapat nilai 65 dengan maksimal 100 dan minimal 86. Dengan demikian berdasarkan hasil evaluasi tertulis siswa pada siklus II telah mencapai indikator kinerja dan mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Berdasarkan pengamatan dari observer maka secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut: a. Hambatan Penulis masih kesulitan dalam mengarahkan pembelajaran dalam setiap kegiatan. b. Penyelesaian Dalam proses pembelajaran memerlukan pengarahan yang maksimal dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan siswa Hasil Analisis Data SIKLUS I Analisis penelitian setelah pembelajaran menggunakan Metode Bermain Peran Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Linguistik yang terdiri dari 3 pertemuan pada siklus I dan diperoleh hasil belajar nilai rata-rata pada akhir siklus I pada pertemuan ke I, II dan III seperti pada tabel 4.13.

50 101 Skor Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Nilai Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN 2 Panggang Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 Siklus I Frekuensi Pertemuan I II III Rata-rata Pertemuan I, II, III Persentase (%) Keterangan < ,53 Tuntas ,92 Tuntas ,04 Tuntas ,51 Tuntas Jumlah Nilai Rata-rata 78,23 Nilai Tertinggi 88 Nilai Terendah 71 Dari tabel dapat dilihat bahwa dengan menggunakan metode bermain peran pembelajaran berbasis kecerdasan linguistik adanya peningkatan jika dibandingkan dengan nilai yang diperoleh pada pra siklus, ada skor nilai <65 dan nilai antara frekuensinya ada 0 dengan persentase 0% dari jumlah keseluruhan siswa, skor nilai antara 70 s/d 74 frekuensinya ada 12 dengan persentase 25,53% dari jumlah keseluruhan siswa mengalami ketuntasan, skor nilai antara 75 s/d 79 frekuensinya ada 15 dengan persentase 31,92% dari jumlah keseluruhan siswa mengalami ketuntasan, skor nilai antara 80 s/d 84 frekuensinya ada 16 dengan

51 102 persentase 34,04% dari jumlah keseluruhan siswa mengalami ketuntasan, skor nilai antara 85 s/d 89 frekuensinya ada 4 dengan persentase 8,51% dari jumlah keseluruhan siswa mengalami ketuntasan, dan skor nilai antara 90 s/d 44 dan antara 95 s/d 100 frekuensinya ada 0 dengan persentase 0% dari jumlah keseluruhan siswa mengalami ketuntasan. Jadi dengan ketuntasan belajar dengan nilai KKM 65 maka jumlah siswa yang tuntas dalam belajarnya sebanyak 47 siswa dengan persentase 100%. Dari keterangan pada tabel 4.13 dapat dilihat dalam gambar 4.2. Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Hasil Perolehan Nilai Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN 2 Panggang Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 Siklus I Berdasarkan pada gambar diagram 4.2, metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik pada siklus I ada peningkatan dengan KKM 65 jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 47 siswa dengan persentase 100%, namun untuk lebih meningkatkan hasil belajar siswa agar nilai

52 103 belajar siswa di atas KKM diperlukan siklus II sebagai penguat bahwa dengan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa SIKLUS II Analisis penelitian setelah pembelajaran melalui Metode Bermain Peran Berbasis Kecerdasan Linguistik diperoleh hasil belajar pada siklus II yang dilaksanakan dalam 3 pertemuan dan diperoleh hasil belajar nilai rata-rata pada akhir siklus II pada pertemuan ke I, II dan III seperti pada tabel Skor Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Nilai Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN 2 Panggang Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 Siklus II Frekuensi Pertemuan I II III Rata-rata Pertemuan I, II, III Persentase (%) Keterangan < ,76 Tuntas ,43 Tuntas ,81 Tuntas Jumlah Nilai Rata-rata 94,38 Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 86

53 104 Dari tabel 4.14 dapat dilihat bahwa pada siklus II ini dengan menggunakan Metode Bermain Peran Berbasis Kecerdasan Linguistik hasil belajar siswa lebih meningkat dibandingkan dengan hasil perolehan nilai pada siklus I. Pada skor nilai <65, antara 65 s/d 69, antara 70 s/d 74, antara 75 s/d 79, dan antara 80 s/d 84 frekuensinya ada 0 dengan persentase 0% dari jumlah keseluruhan siswa, pada skor nilai antara 85 s/d 89 frekuensinya ada 6 dengan persentase 12,76% dari jumlah keseluruhan siswa mengalami ketuntasan, pada skor nilai antara 90 s/d 94 frekuensinya ada 19 dengan persentase 40,43% dari jumlah keseluruhan siswa mengalami ketuntasan dan pada skor nilai antara 95 s/d 100 frekuensinya ada 22 dengan persentase 46,81% dari jumlah keseluruhan siswa mengalami ketuntasan. Dengan nilai rata-rata kelas 94,38, sedangkan nilai 100 adalah tertinggi yang berhasil didapat siswa, sedangkan nilai terendahnya adalah 86. Dari keterangan pada tabel 4.14 dapat dilihat dalam gambar diagram lingkaran 4.3. Gambar 4.3 Diagram Lingkaran Hasil Perolehan Nilai Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN 2 Panggang Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 Siklus II

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian dilakukan di SD Negeri 2 Panggang Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara. Subyek dari penelitian tindakan kelas siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Gambaran Sekolah Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Kertosari 02 Kecamatan Jumo Kabupaten Temanggung Semester II Tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Sekolah Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Gabahan Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman Semester II Tahun Ajaran 2011/2012 dengan Subjek Penelitian Siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Subyek Penelitian Penelitian dilakukan di kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Candiroto semester II tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 25 siswa.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Diskripsi Subyek Penelitian Penelitian dilakukan di SD Muhammadiyah Ambarketawang 3 yang beralamat di Gamping Kidul, Ambarketawang Gamping

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Sekolah SDN Banyubiru 05 berada di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. SD ini terletak cukup dekat dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01 kecamatan Sidorejo Kota Salatiga dengan Subjek Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Ngabean yang menjadi subjek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Ngabean yang menjadi subjek 22 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Ngabean yang menjadi subjek penelitian adalah kelas VI yang berjumlah 28 siswa.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Dalam pelaksanaan tindakan penelitian ini akan menguraikan antara lain: (1) kondisi awal, (2) siklus I, (3) siklus II, dan (4) pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Gambaran Sekolah Penelitian ini dilakukan di SD N Mangunsari 06 Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012. SD N Mangunsari 06 berada di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri 2 Kembaran Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo terletak di Jln. Ronggolawe Dsn Kembaran, berdiri sejak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian 4.1.1 Gambaran Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Bangsri Kecamatan Jepon Kabupaten Blora Semester Genap Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 02 Getas, Kecamatan Kaloran, kabupaten Temanggung dengan Subyek Penelitian Siswa Kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dari hasil observasi dan hasil tes, baik tes lesan maupun tes tertulis dapat disimpulkan dan dianalisa bahwa pembelajaran dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH 24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Tegowanuh Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung terletak di Desa Tegowanuh Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang terletak di lingkungan rumah warga dan jauh dari pasar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu siklus satu dan siklus dua, masing-masing siklus tiga kali

Lebih terperinci

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah %

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah % BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Pra Siklus Sebelum pelaksanaan penelitian, guru lebih banyak melakukan mengajar dengan model konvensional. Model konvensional disini berupa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Uji Validitas Instrumen, dan Tingkat Kesukaran 1. Instrumen soal Uji coba instrumen soal dilakukan pada 45 responden di SD Negeri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Mangunsari 06 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Mangunsari 06 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Alamat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN 2 Pajerukan, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas. Pada semester II

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil penelitian meliputi deskripsi kondisi awal, deskripsi hasil siklus I, deskripsi hasil perbaikan pada siklus II, pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Tlogodalem. SD Negeri Tlogodalem terletak di Dusun Ngadisari, Desa Tlogodalem, Kecamatan Kertek, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan di kelas V yang berjumlah 29 siswa di SDN Lemahireng 2 Kecamatan Bawen tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Awal (Pra Siklus) Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti mencari data awal nilai keterampilan berbicara pada pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan 4.1.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 2 Tanggel Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora Semester II Tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kutowinangun 09 dengan subyek penelitian siswa kelas V sebanyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan di kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Gambaran Sekolah Sebelum peneliti melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terlebih dahulu peneliti melakukan observasi di kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.1 Hasil Penelitian Pra Siklus Dari hasil observasi yang dilakukan di kelas V SD Negeri Dukuh 0 Salatiga, semester II tahun ajaran 01/01 dalam kegiatan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada prasiklus ini, penulis menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu dengan metode ceramah. Guru mengawali

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian SD N Ngrandah 1 yang terletak di desa Ngrandah, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Tenaga pengajar yang ada di SD Negeri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SDN 2 Ngaren, yang terletak di desa Ngaren, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten, pada semester II tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan hasil angket dan observasi pada kondisi awal sebelum diadakan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran power point

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Penelitian Pada pembelajaran yang guru lakukan sebagian besar materi disampaikan dengan metode ceramah. Pembelajaran hanya memberikan rumus dan media

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Wonoyoso, yaitu sebuah Sekolah Dasar di desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Jumlah siswa kelas 4 pada SDN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Baleharjo Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri. SDN 1 Baleharjo terletak di lingkungan pedesaan yang jauh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di SD Kristen Lentera Ambarawa, yaitu sekolah dasar yang terletak di kota Ambarawa, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan kooperatif tipe group investigation (GI) pada mata pelajaran IPS dengan materi Perjuangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain dan Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas IV SDN Kumpulrejo 03 kecamatan Argomulyo kota Salatiga. Waktu penelitian dilakukan pada awal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Subyek yang menjadi penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian dilakukan dalam praktek pembelajaran di kelas V SDN Kebowan 02 Kecamatan Suruh dengan jumlah 21 siswa yang terdiri dari 10 siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 01 Salatiga, dengan subyek penelitian yaitu siswa kelas 4. Total subyek

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SDN 1 Krobokan Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di SDN 1 Krobokan Kecamatan Juwangi Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan tes uji kompetensi matematika pada pokok bahasan pecahan ternyata hasilnya kurang memuaskan. Begitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SD Negeri 01 Ampel Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 01 Ampel Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Semester

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) Hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 01 Ampel Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali sebelum diadakan penelitian hampir setengah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Sungai Bilu 2 Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kalibeji terletak di RT 01 RW 02 Desa Kalibeji Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Tegalharjo 02 Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013 SD Negeri Tegalharjo 02 Kecamatan Trangkil Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 27 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1 Kondisi Awal Pelaksanaan pembelajaran pada kondisi awal belum menggunakan model pembelajaran penggunaan media realia. Keterlibatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Proses perbaikan pembelajaran yang peneliti lakukan dapat diuraikan secara singkat tentang hasil-hasil yang diperoleh setiap siklus dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus Gambaran yang dijadikan pangkal menentukan permasalahan upaya peningkatan hasil belajar IPA di kelas V SD menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Gambaran Umum SDN Plumutan Penelitian ini dilaksanakan di SDN Plumutan Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang dengan subyek penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Pelaksanaan Tindakan Penelitian dilakukan di SD Negeri Dukuh 03 Salatiga. Subjek penelitian siswa kelas 1 SD dengan jumlah 29 siswa yang terdiri dari 15 siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Pra Siklus (Kondisi Awal) Kondisi awal sebelum diadakannya tindakan di SD N Gajahkumpul kelas 5 semester 1 tahun 2013/2014 pada mata

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 1 Rojoimo. SD Negeri 1 Rojoimo terletak di Desa Mirombo Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Wonosobo. SD Negeri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Observasi Awal Sebelum melakukan tindakan pada siklus I, peneliti melakukan observasi awal di kelas IX MTs Ma arif NU 1 Karanglewas Kabupaten Banyumas. Pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitan Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Jepon yang terletak di Kelurahan Jepon, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kumpulrejo 02 Salatiga Kecamatan Argomulyo. Kepala Sekolah dari SD

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SD Negeri Ampel 03 SD Negeri Ampel 03 terletak di Dukuh Ngaduman Desa Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Sekolah ini didirikan pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Gambaran Umum SD Negeri Sunggingsari SD Negeri Sunggingsari terletak di Desa Sunggingsari Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung. Berdiri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Padaan 02 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Semester II Tahun 2013/2014. Subjek penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gendongan 01 yang terletak di Jl. Margorejo No.580 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SD Kanisius Gendongan dengan subjek penelitian siswa kelas 4 yang terdiri dari 32 siswa 17 siswa laki-laki dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 01 Blotongan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga dengan subyek penelitian siswa kelas 4 sebanyak 25 siswa.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 170 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pada bab terakhir ini peneliti kemukakan beberapa kesimpulan yang telah didapat selama melaksanakan penelitian. Berdasarkan hasil pembahasan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal Proses pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas, guru mengajar secara konvensional atau hanya menggunakan ceramah saja. Guru cenderung mentransfer

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Penelitian 3.1.1. Setting Penelitian a. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Kelas II SD N Panerusan Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo. Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 93 A. Hasil Penelitian 1. Refleksi Awal BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas VA SDN 25 Kota Bengkulu. Subyek penelitian ini yaitu guru dan seluruh siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas semester tahun pelajaran 1/13 Sekolah Dasar Negeri Tirtomoyo, Kecamatan Poncowarno, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus (Kondisi Awal) Berdasarkan hasil observasi di SD Negeri Jogosuran 68 Kecamatan Pasarkliwon Surakarta khususnya di kelas 5 pada mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. PRA SIKLUS Pembelajaran pra siklus dilaksanakan pada tanggal 18 Maret 2013 dengan alokasi waktu 3 x 35 menit, dengan materi ajar menggapi cerita

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1Deskriptif Kondisi Awal Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Plobangan Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo, dalam hal ini siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan tematik tentang materi pengalaman melalui model Pembelajaran SQ3R pada siswa kelas III SD 2 Ngemplak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus Kondisi awal sebelum diadakannya tindakan di SD N Ringin Harjo 01 kelas 4 Pada mata pelajaran IPS menunjukkan bahwa ppembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran SDN Samban 02 Penelitian ini dilakukan di SDN Samban 02 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Dilihat dari letak geografisnya SDN Samban 02 terletak di

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Siswa Berbicara Melalui Metode Bermain Peran Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas III SDN Lampasio

Peningkatan Kemampuan Siswa Berbicara Melalui Metode Bermain Peran Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas III SDN Lampasio Peningkatan Kemampuan Siswa Berbicara Melalui Metode Bermain Peran Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas III SDN Lampasio Berlian Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan membahas hasil penelitian yang telah peneliti lakukan. Pembahasan hasil penelitian meliputi rencana tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus (Kondisi Awal) Dalam pelaksanaan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) IPS di SD Negeri Beji 2 Ungaran Timur Kabupaten semarang sebelum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran SDN 1 Ringinharjo Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Ringinharjo Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan. Dilihat dari segi geografisnya SDN 1 Ringinharjo

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIII semester genap tahun pelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIII semester genap tahun pelajaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIII semester genap tahun pelajaran 201/2015 pada MTs. Raudhatusshibyan Martapura Barat.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SD Negeri 02 Ngeluk pada tanggal 8 maret 20 April 2013,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu siklus satu dan siklus dua masing masing siklus tiga kali pertemuan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian. 1. Letak Sekolah Dasar Negeri 01 Kaliwiro

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian. 1. Letak Sekolah Dasar Negeri 01 Kaliwiro BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Letak Sekolah Dasar Negeri 01 Kaliwiro Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 01 Kaliwiro, yang beralamatkan di Jalan Selomanik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting Penelitian dan Karakteristik Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014 di kelas V SDN Gulangpongge 01 kabupaten Pati.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.1 Pelaksanaan Tindakan.1.1 Pra Siklus Penelitian dilakukan di kelas IV SD Negeri 01 Candisari Kecamatan Ampel Kabupaten Candisari Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/201

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SDN Rejowinangun Utara 03 Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN Rejowinangun Utara 03 Kota Magelang pada semester II tahun pelajaran 2012/

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Sugihrejo 02 Kecamatan Gabus Kabupaten Pati terletak di Desa Sugihrejo Kecamatan Gabus. Tenaga pengajar SD Sugihrejo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 5 semester II tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri Candirejo 02 yang terletak di Jl.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan (action research) merupakan upaya pemecahan masalah atau suatu perbaikan

Lebih terperinci

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai Margareta Ni Made Ardani Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran daerah penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kronggen 1, yaitu di KecamatanBrati, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah. Letak SD Negeri Kronggen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 02 Salatiga dengan jumlah siswa 17 siswa. Sebelum dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SD Negeri Barukan 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. SD Negeri Barukan 01 merupakan sekolah dasar yang

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INSTRINSIK PADA CERPEN MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL. Yuni Setiarini

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INSTRINSIK PADA CERPEN MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL. Yuni Setiarini Didaktikum : Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 4, Agustus 2015 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INSTRINSIK SMP Negeri 7 Pemalang, Jawa Tengah Abstrak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1 Pelaksanaan siklus 1 dengan kompetensi dasar mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber

Lebih terperinci