BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada prasiklus ini, penulis menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu dengan metode ceramah. Guru mengawali pembelajaran dengan salam, dan memotivasi siswa, menyampaikan materi. Selama pembelajaran berlangsung, guru menyampaikan materi sementara siswa mendengarkan, dan guru sesekali memberikan pertanyaan dengan maksud agar siswa ikut aktif di dalam pembelajaran. Tetapi guru sangat dominan dan memegang kendali penuh atas pembelajaran yang sedang berlangsung. Sehingga alur pembelajaran banyak dari atas ke bawah atau dengan kata lain informasi hanya searah yang menyebabkan interaksi antara siswa dengan guru kurang aktif. Demikian juga interaksi antar siswa kurang karena dibatasi oleh dominasi guru. Siswa dalam belajar tidak ada pendampingan dari guru, siswa belajar sendiri setelah mendapatkan ceramah dari guru. Secara individu siswa belajar tanpa adanya alat peraga atau contoh penyelesaian soal. Di akhir pembelajaran guru langsung memberikan tugas kepada siswa. Pada minggu III tanggal 14 November 2011 diadakan tes evaluasi. Hasil tes ini merupakan hasil belajar dari pembelajaran yang dilakukan secara konvensional, yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru, dan dalam menyampaikan materi guru menggunakan metode ceramah. Setelah selesai pembelajaran dilakukan evaluasi hasil belajar yang berupa tes. Dari tes yang dilaksanakan pada akhir pembelajaran tersebut menunjukkan bahwa yaitu skor minimal yang dicapai siswa sebesar 30, skor maksimal 80, ratarata 50,42. Dari hasil belajar yang diperoleh terlihat bahwa ketuntasan belajar siswa hanya dicapai oleh 2 dari 24 siswa 8,33%. Dengan demikian siswa yang belum tuntas mencapai 22 dari 24 siswa (91,67%). Rincian perolehan skor tersebut disajikan pada tabel 4.1 di halaman berikut. 43

2 44 Berdasarkan observasi hasil belajar siswa kelas IV SDN Plumbungan Kecamatan Gabus sebelum dilaksanakan penelitian pada awal semester I Tahun Pelajaran 2011/2012, banyak siswa yang kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran khususnya mata pelajaran matematika. Hal tersebut mempengaruhi perolehan nilai ulangan siswa. Setiap tes evaluasi banyak siswa yang perolehan nilainya di bawah KKM. KKM yang ditetapkan dalam semester I sebesar 70, sehingga banyak siswa yang mengikuti program remesial. Hasil evaluasi sebelum diadakan tindakan penelitian dapat dijelaskan pada tabel 4.1 berikut ini. Tabel 4.1 Distribusi Skor Tes Berdasarkan Ketuntasan Pada Kondisi PraSiklus Nilai Frekuensi Persentase (%) Jml=N * F Ketuntasan Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Jumlah Rata-rata Berdasarkan tabel 4.1 distribusi skor tes berdasarkan ketuntasan pada kondisi prasiklus di atas, frekuensi hasil belajar yang diperoleh siswa menunjukkan ketuntasan tercapai oleh 2 dari 24 siswa atau 8,33 %. Angka ini menunjukkan angka yang rendah, mengingat bahwa siswa yang belum tuntas hampir mencapai 100 % yakni 91,67 %. Begitu pula skor minimal yang dicapai jauh dari skor KKM yang ditetapkan sebesar 70 yakni 30. Namun skor maksimal yang dicapai lumayan tinggi yakni 80. Persoalan yang dialami adalah distribusi pencapaian prestasi belajar yang tidak merata. Hal ini nampak pada banyaknya siswa yang memperoleh skor 40 dan 50 yang tidak tuntas mencapai 17 orang atau 70,83 % atau mendekati 71 %, begitu pula siswa yang mencapai skor 7 dan 8 masing-masing hanya

3 45 1 siswa saja. Ketidak merataan perolehan skor ini, dimungkinkan sekali karena pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas lebih bersifat individual, sehingga kemampuan siswa satu tidak dapat disharekan kepada siswa yang lain. Penelitian tindakan ini dikatakan berhasil apabila 75% berhasil tuntas dan memperoleh nilai 70. Distribusi persentase skor tes berdasarkan ketuntasan dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini: Tabel 4.2 Distribusi Persentase Ketuntasan Belajar Pada Kondisi Prasiklus Kategori Jumlah Siswa Persen ( % ) 1. Tuntas dengan skor ,33 2. Tidak tuntas dengan skor < ,67 Tabel 4.2 tentang distribusi persentase ketuntasan belajar matematika tentang materi perkalian dengan cara susun bagi siswa kelas IV SDN Plumbungan Gabus Kabupaten Pati pada semester I tahun 2011/2012 menunjukkan bahwa hasil belajar pada kondisi pra siklus yaitu kondisi sebelum diberi tindakanyang belum tuntas dengan skor di bawah 70 ada 22 sebesar 91,67 %. Kondisi kelas seperti ini, menunjukkan kegagalan dalam proses pembelajaran, sehingga seolah-olah pembelajaran yang dilakukan oleh guru tidak ada artinya, sehingga sebenarnya tanpa pembelajaranpun, ya kemampuan siswa seperti itu. Kondisi tersebut secara lebih jelas ditunjukkan melalui gambar 4.1 tentang perbandingan ketuntasan belajar matematika tentang perkalian dengan cara susun yang terjadi pada siswa kelas IV SD Negeri Plumbungan Kecamatan Gabus Pati pada semester I tahun 2011/2012 pada kondisi pra siklus disajikan pada halaman berikut. Berdasarkan analisis perolehan skor tes pada kondisi pra siklus ini, baik skor tes tertinggi, skor tes terendah dan rata-rata perolehan hasil evaluasi, maupun masih besarnya siswa yang belum tuntas, maka perlu adanya perbaikan pembelajaran di kelas IV SD Negeri Plumbungan.

4 46 Gambar 4.1 Perbandingan Ketuntasan Belajar Matematika Pada Kondisi Pra Siklus 4.2 Diskripsi Pelaksanaan Siklus I Perencanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan yang diberikan dalam siklus 1 terdiri dari 3 tahapan yaitu; 1) perencanaan tindakan (planning), 2) pelaksanaan tindakan (action) dan pengamatan (observation), dan 3) refleksi (reflection). Pelaksanaan siklus 1 yang tertuang dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dirancang dalam 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan berlangsung 70 menit (dua jam pelajaran) yang dilaksanakan pada tanggal 14 November Dalam tahap perencanaan ini tersusun 1 RPP, 2 lembar kerja siswa (LKS), butir soal tes formatif I, dan alat-alat pembelajaran yang mendukung, yang semuanya disajikan dalam lampiran. Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti pada siklus I untuk mendapatkan perangkat pembelajaran tersebut adalah: (a) Mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa berupa menyiapkan materi pelajaran dengan diawali berdoa, mengabsen siswa dan membentuk kelompok terdiri 4 siswa seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.

5 47 Gambar 4.2 Kelompok siswa dalam persiapan materi (b) Guru merumuskan tujuan pembelajaran. (c) Menyiapkan masalah materi pelajaran yang akan dipecahkan. Materi yang akan dipecahkan dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan. (d) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan (contoh soal perkalian cara susun) (e) Merancang pembelajaran perkalian cara susun dengan menggunakan model pembelajaran think pair and share (TPS). (f) Menyiapkan RPP (g) Membuat lembar observasi guru untuk melihat kondisi pembelajaran di kelas. (h) Membuat lembar evaluasi untuk melihat hasil belajar yang dilakukan Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Tindakan dilaksanakan sesuai dengan rencana, yaitu: 1. Membuka pelajaran Guru memulai pelajaran dengan mengorganisasi kelas, dengan diawali mengucapkan salam, mengabsen siswa, mengatur tempat duduk siswa, mengatur suasana kelas. 2. Apersepsi Pada tahap ini guru memberikan bimbingan kepada siswa tentang penyelesaian perkalian cara susun dengan menggunakan model pembelajaran TPS.

6 48 3. Tanya jawab Pada tahap ini guru memberikan tanya jawab kepada siswa tentang perkalian cara susun sekaligus guru memberikan contoh dengan menggunakan media perkalian dan pembagian 4. Pembentukan kelompok Pada Tahap ini peserta didik diminta belajar secara individual atau berpasangan (berkelompok). Selanjutnya guru menjelaskan tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan peserta didik dalam proses pembelajaran, bisa berupa penyelesaian yang dilakukan dengan mengarahkan pendapat siswa, melanjutkan mempelajari suatu topik, mengerjakan tugas ataupun melakukan aktivitasaktivitas lain yang dapat membantu peserta didik dalam memahami suatu topik. Seperti kegiatan pembelajaran pada gambar berikut ini. Gambar 4.3 Guru membimbing siswa dalam kelompok Selanjutnya guru bertanya jawab dengan siswa mulai melaksanakan aktivitas yang telah ditentukan guru pada fase pertama, peserta didik dapat bekerjasama atau individu tergantung pada pengorganisasian kelas pada langkah pertama. Pada fase ini guru dapat memberikan jawaban masalah secara langsung kepada siswa. 5. Penemuan Beberapa siswa diminta untuk menampilkan dan menjelaskan hasil pekerjaannya kepada teman-temannya sekelas, siswa lain

7 49 diberi kesempatan untuk menanggapi. Guru dapat pula mengajukan pertanyaan untuk membantu peserta didik memahami topik yang sedang mereka pelajari. Siswa diminta memperhatikan kembali hasil pekerjaannya pada fase kedua dan memperbaiki jika ternyata setelah didiskusikan terdapat kesalahan. Guru dapat juga mengecek kembali pemahaman siswa dengan memberikan soal latihan. Siswa dapat juga mengajukan permasalahan atau pertanyaan jika ada hal-hal yang kurang dipahami dan topik yang sedang dipelajari. 6. Evaluasi berupa tes Guru melakukan evaluasi belajar yang berupa tes, observasi dan wawancara. Di awal pembelajaran penilaian dilakukan dengan memberikan pre tes, pada proses pembelajaran, penilaian dilakukan melalui observasi dan wawancara dengan siswa, dan pada akhir pembelajaran penilaian dilakukan dengan tes Hasil Observasi Observasi terhadap tindakan siklus I dilakukan selama proses pembelajaran dengan tindakan berlangsung, yang dilaksanakan oleh observer. Observer selama tindakan dilakukan oleh teman sejawat yang mengajar di kelas IV SD Negeri Plumbungan Kecamatan Gabus Kabupaten Pati. Observer mengikuti keseluruhan proses tindakan. Hasil observasi yang dilakukan di SDN Plumbungan berupa data kualitatif yang diperoleh dari hasil observasi dan data kuantitatif dari hasil tes formatif siswa yang dilaksanakan pada akhir pelaksanaan tindakan siklus I. Pengamatan terhadap hasil belajar ini dilakukan sendiri oleh peneliti, sedangkan pengamatan terhadap proses belajar dilakukan oleh teman sejawat salah satu patner kerja di SDN Plumbungan. Proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TPS oleh guru adalah sebagai berikut:

8 50 1. Guru memulai pelajaran dengan mengorganisasi kelas 2. Guru meminta peserta didik belajar secara berpasangan (berkelompok). 3. Guru menjelaskan tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan peserta didik dalam proses pembelajaran, yang berupa menyelesaikan perkalian cara susun pendek 4. Guru menjelaskan perkalian dengan cara susun panjang, kemudian siswa mengerjakan latihan perkalian cara susun panjang dengan didampingi guru 5. Dalam mengerjakan soal-soal latihan, siswa dapat bekerjasama dengan teman sebelah 6. Siswa memberikan jawaban soal latihan 7. Siswa lain diberi kesempatan untuk menanggapi. 8. Guru mengajukan pertanyaan untuk membantu peserta didik memahami soal latihan yang dikerjakan. 9. Siswa diminta memperhatikan kembali hasil pekerjaannya dan memperbaiki jika ternyata setelah dibahas bersama terdapat kesalahan. 10. Guru mengecek kembali pemahaman siswa dengan memberikan soal latihan. Siswa dapat juga mengajukan pertanyaan, jika ada halhal yang kurang dipahami dan topik yang sedang dipelajari. 11. Guru menilai pekerjaan siswa. Walaupun ini merupakan tahap akhir, tetapi bukan berarti penilaian hanya dilakukan pada akhir pembelajaran, tetapi penilaian dilakukan sebelum, selama dan setelah pelajaran dilaksanakan. 12. Di awal pembelajaran guru memberikan pre tes, selama pembelajaran guru menilai melalui observasi selama siswa mengikuti proses pembelajaran, guru juga melakukan wawancara dengan siswa, dan mengoreksi hasil pekerjaan siswa.

9 51 Hasil penilaian mata pelajaran matematika dari hasil belajar siswa kelas IV di SDN Plumbungan pada siklus I disajikan melalui tabel 4.3 berikut ini. Tabel 4.3 Distribusi Skor Tes Berdasarkan Ketuntasan Belajar Pada Siklus I Nilai Frekuensi Persentase (%) Jml=N * F Ketuntasan Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Jumlah Rata-rata Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa skor rata-rata 56,67 yang telah menunjukkan adanya kenaikan dari skor tes sebelumnya yakni 50,42 dengan skor minimal yang naik 20 yakni dari skor 30 pada kondisi prasiklus naik menjadi 50 pada siklus I, kenaikan ini merupakan kenaikan yang berarti dan bermakna. Artinya tindakan yang berupa kerja kelompok dapat mendorong siswa pada golongan terbawah naik skornya. Namun pada skor maksimal tidak mengalami kenaikan dan tetap pada skor 80. Ini artinya pemberian tindakan tidak memiliki dampak yang berarti bagi siswa pada golongan teratas. Meskipun demikian, besarnya persentase ketuntasan belajar klasikal mengalami kenaikan yang juga tidak signifikan yakni dari kondisi pra siklus 8,33 % (2 siswa) menjadi % (3 siswa) pada siklus I. Mendasarkan pada tabel 4.3 tersebut di atas, maka distribusi hasil belajar matematika bagi siswa kelas IV SDN Plumbungan Gabus Pati terutama untuk materi perkalian cara susun yang mencapai persentase terbesar adalah pada skor 50 dan tidak tuntas yakni sebesar 54,17 %, sedangkan persentase terkecil sebesar 4.17 % dicapai pada batas skor KKM 70 yang dinyatakan tuntas. Kondisi ini

10 52 menunjukkan peningkatan hasil belajar yang belum bermakna, sehingga tindakan yang diberikan perlu mendapat perhatian. Ketuntasan belajar ini juga dapat ditunjukkkan melalui tabel 4.4 berikut ini. Tabel 4.4 Distribusi Ketuntasan Belajar Matematika Pada Siklus I Kategori Jumlah Siswa Persen ( % ) 1. Tuntas dengan skor Tidak tuntas dengan skor < Tabel 4.4 menunjukkan bahwa ketuntasan belajar yang diukur dengan KKM diatas atau sama dengan 70, dicapai oleh 3 siswa atau % dan ada 21 siswa lainnya atau sebesar 87.50% dari seluruh siswa yang ada belum mencapai ketuntasan dalam belajar matematika untuk perkalian dengan cara susun. Gambar ketuntasan belajar ini juga dapat ditunjukkan dalam diagram lingkaran seperti gambar 4.4 di halaman berikut ini. Pada gambar 4.4. menunjukkan betapa besarnya siswa yang belum tuntas dalam belajarnya Refleksi Siklus I Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan adanya peningkatan belajar yang belum signifikan atau belum sesuai dengan yang diharapkan. Ada beberapa penyebab kenaikan hasil belajar yang sangat rendah, antara lain: 1. Guru kurang mengorganisasi kelas, siswa belajar secara berpasangan tanpa ada bimbingan. 2. Guru terlalu cepat menjelaskan tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik.

11 53 Gambar 4.4 Ketuntasan Belajar Matematika Pada Siklus I 3. Guru tidak menggunakan alat peraga dalam pembelajaran. 4. Guru kurang memberikan penguatan kepada siswa. 5. Tidak adanya diskusi antara siswa dan guru. Kekurangan-kekurangan tersebut diperbaiki dalam siklus II. yakni: 1. Guru harus dapat mengorganisasi kelas dengan baik. 2. Kegiatan belajar siswa ada pendampingan dari guru 3. Guru memberikan penjelasan dengan baik 4. Guru menggunakan alat peraga, memberikan penguatan dalam pembelajaran 5. Guru memberikan pengarahan dengan berdiskusi dengan siswa 6. Guru memberikan penghargaan dalam pembelajaran. Refleksi hasil belajar berdasarkan tes menunjukkan hasil yang tidak menggembirakan, masih tingginya prosentase yang tidak tuntas (87.5 %). Hal ini menunjukkan bahwa motivasi dan perhatian siswa kurang optimal pada materi pembelajaran perkalian dengan cara susun.

12 Diskripsi Pelaksanaan Siklus II Perencanaan Tindakan Siklus II terdiri dari 2 pertemuan, setiap pertemuan berlangsung 70 menit (dua jam pelajaran) yang dilaksanakan pada tanggal 17 sampai dengan 19 November Perencanaan yang dilakukan seperti pada perencanaan siklus I, namun untuk merencanakan bentuk kegiatan dalam pemberian tindakan mendasarkan pada hasil refleksi siklus I Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Dalam pelaksanaan tindakan ini, siswa menyelesaikan materi belajar sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dicapai secara berkelompok. Pembelajaran dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: 1. Membuka Pelajaran Dalam mengorganisasi kelas, Guru memulai pelajaran dengan mengucapkan salam, mengabsen siswa, mengatur tempat duduk siswa, dan mengatur suasana kelas. 2. Apersepsi Pada tahap ini guru memberikan bimbingan kepada siswa tentang penyelesaian perkalian cara susun dengan menggunakan model Think Pair and Share. 3. Tanya jawab Pada tahap ini guru memberikan pertanyan kepada siswa tentang operasi perkalian dan pembagian sekaligus guru memberikan contoh/media perkalian dan pembagian. Terlihat pada gambar 4.5 di halaman berikut ini. 4. Pembentukan kelompok Pada tahap ini peserta didik diminta belajar secara berpasangan (berkelompok). Selanjutnya guru menjelaskan tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan peserta didik dalam proses pembelajaran, bisa berupa penyelesaian yang dilakukan dengan mengarahkan pendapat siswa, melanjutkan mempelajari suatu topik,

13 55 mengerjakan tugas ataupun melakukan aktivitas-aktivitas lain yang dapat membantu peserta didik dalam memahami perkalian cara susun. Gambar 4.6 menunjukkan aktivitas kelompok mengerjakan soal latihan perkalian dengan cara susun di bawah ini. Gambar 4.5 Siswa Memperhatikan Penjelasan Guru Gambar 4.6 Siswa Berkelompok Menyelesaikan Perkalian Cara Susun Selanjutnya guru melakukan tanya jawab dengan siswa untuk melaksanakan aktivitas yang telah ditentukan guru pada fase pertama, siswa bekerjasama sesuai dengan pengorganisasian kelas yang merupakan langkah pertama. Pada fase ini guru dapat memberikan jawaban masalah secara langsung kepada siswa.

14 56 5. Penemuan Beberapa siswa diminta untuk menampilkan dan menjelaskan hasil pekerjaannya kepada teman-temannya sekelas, siswa lain diberi kesempatan untuk menanggapi. Guru dapat pula mengajukan pertanyaan untuk membantu peserta didik memahami topik yang sedang mereka pelajari. Siswa diminta memperhatikan kembali hasil pekerjaannya pada fase kedua dan memperbaiki jika ternyata setelah didiskusikan terdapat kesalahan. Guru mengecek kembali pemahaman siswa dengan memberikan soal latihan. Siswa dapat juga mengajukan permasalahan atau pertanyaan jika ada hal-hal yang kurang dipahami dan topik yang sedang dipelajari. Penjelasan aktivitas ini secara lebih rinci disajikan melalui gambar 4.7 di halaman berikutnya. Gambar 4.7 Guru Mengecek Hasil Pengerjaan Siswa pada Siklus II 6. Evaluasi berupa tes Guru melakukan evaluasi belajar yang berupa tes, observasi dan wawancara. Di awal pembelajaran penilaian dilakukan dengan memberikan pre tes, pada proses pembelajaran, penilaian dilakukan

15 57 melalui observasi dan wawancara dengan siswa, dan pada akhir pembelajaran penilaian dilakukan dengan tes Hasil Observasi Berdasarkan hasil pelaksanaan pada Siklus I yang dilakukan di SDN Plumbungan, menunjukan bahwa kenaikan hasil evaluasi siswa belum terlihat signifikan. Perbaikan pelaksanaan tindakan dilakukan dalam siklus II yakni dimulai dengan Guru memulai pelajaran dengan mengorganisasi kelas, siswa diminta belajar secara individual atau berpasangan (berkelompok). Dalam mengorganisasi kelas, Nampak guru melakukan pendampingan ke kelompok-kelompok seperti yang terlihat pada gambar 4.8 berikut ini. Gambar 4.8 Guru Mendampingi Siswa Berdiskusi Selanjutnya guru menjelaskan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan siswa yang berupa penyelesaian soal latihan. Untuk menyelesaikan soal latihan, guru mengarahkan pendapat siswa, kemudian siswa mempelajari suatu topic dan mengerjakan tugas yang ada melalui topic itu. Apabila siswa tidak memahami topic tersebut, guru membantu menjelaskannya.

16 58 Siswa mulai melaksanakan aktivitas yang telah ditentukan guru yaitu mengerjakan perkalian cara susun pendek, guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama. Guru memberikan jawaban masalah secara langsung kepada siswa. Penjelasan guru nampak pada gambar 4.9 di bawah ini. Gambar 4.9 Guru Memberi Penjelasan Kepada Siswa Beberapa siswa diminta untuk menampilkan dan menjelaskan hasil pekerjaannya kepada teman-temannya sekelas, siswa lain diberi kesempatan untuk menanggapi. Guru mengajukan pertanyaan untuk membantu peserta didik memahami topik yang sedang mereka pelajari. Siswa diminta memperhatikan kembali hasil pekerjaannya dan memperbaiki. Guru mengecek kembali pemahaman siswa dengan memberikan soal latihan. Guru melakukan penilaian belajar kepada siswa yang bekerja dalam kelompok seperti yang terlihat pada gambar 4.10 di halaman berikutnya.

17 59 Gambar 4.10 Aktivitas siswa dalam kerja kelompok Refleksi Siklus II Hasil penilaian mata pelajaran matematika dari hasil belajar siswa kelas IV di SDN Plumbungan pada siklus II disajikan melalui tabel 4.5 berikut ini. Tabel 4.5 Distribusi Skor Tes Berdasarkan Ketuntasan Belajar Pada Siklus II Nilai Frekuensi Persentase (%) Jml=N * F Ketuntasan Tuntas Tuntas Tuntas Jumlah Rata-rata Berdasarkan tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa skor rata-rata yang 82,08 telah menunjukkan adanya kenaikan sebesar 25,41 dari skor tes pada siklus 1 yakni 56,67 dan skor tes prasiklus 50,42; dengan skor minimal yang naik 20 yakni dari skor 50 pada kondisi siklus I naik menjadi 70 pada siklus II, kenaikan ini merupakan kenaikan yang berarti dan bermakna. Artinya tindakan yang berupa kerja

18 60 kelompok dapat mendorong siswa pada golongan terbawah naik skornya. Pada skor maksimal mengalami kenaikan juga yaitu dari skor 80 menjadi 90. Ini artinya pemberian tindakan memberikan dampak yang berarti bagi siswa pada golongan teratas, meskipun hanya dengan kenaikan 10. Besarnya persentase ketuntasan belajar klasikal mengalami kenaikan yang luar biasa, yakni yang pada siklus I hanya mengalami ketuntasan 12,5 %, siklus II mencapai 100 %. Ketuntasan ini merupakan ketuntasan yang optimal dan sangat diharapkan. Mendasarkan pada tabel 4.5 tersebut di atas, maka distribusi hasil belajar matematika bagi siswa kelas IV SDN Plumbungan Gabus Pati terutama untuk materi perkalian cara susun yang mencapai persentase terbesar (45,83%) adalah pada skor 80 dan tuntas, sedangkan persentase terkecil sebesar % dicapai pada batas skor KKM 70 yang dinyatakan tuntas. Kondisi ini menunjukkan peningkatan hasil belajar yang sangat bermakna. Ketuntasan belajar telah mencapai 100 % dengan distribusi skor 70, 80 dan 90. Sayang, skor maksimal 100 belum dapat dicapai. Kondisi ini dapat dipahami, mengingat pembelajaran dilakukan secara kelompok, sehingga dapat mengangkat skor semua siswa. 4.4 Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan temuan observasi dan hasil evaluasi yang diperoleh dari proses perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan, terbukti menunjukkan ada perubahan belajar siswa yang signifikan dari perkembangan siswa dengan adanya upaya dan desain serta model pembelajaran yang diupayakan pada setiap siklusnya. Hasil observasi menunjukkan, guru memulai pelajaran dengan mengorganisasi kelas, peserta didik diminta belajar secara individual atau berpasangan (berkelompok), guru sudah menjelaskan tentang kegiatankegiatan yang akan dilakukan peserta didik dalam proses pembelajaran, guru mengarahkan pendapat siswa, melanjutkan mempelajari suatu topic, Siswa

19 61 sudah memulai melaksanakan aktivitas yang telah ditentukan guru, peserta didik aktif bekerjasama atau individu, guru memberikan jawaban masalah secara langsung kepada siswa, beberapa siswa diminta untuk menampilkan dan menjelaskan hasil pekerjaannya kepada teman-temannya sekelas, siswa lain diberi kesempatan untuk menanggapi. Guru mengajukan pertanyaan untuk membantu peserta didik memahami topik yang sedang mereka pelajari. Siswa diminta memperhatikan kembali hasil pekerjaannya dan memperbaiki, guru mengecek kembali pemahaman siswa dengan memberikan soal latihan. Siswa mengajukan permasalahan atau pertanyaan, guru menilai atau melakukan evaluasi belajar unit materi. Sehingga aktivitas siswa dalam proses pembelajaran perkalian secara susun kelihatan hidup. Perbandingan hasil penelitian yang diperoleh dari keadaan prasiklus, siklus I dan siklus II disajikan dalam tabel 4.6 berikut ini. Tabel 4.6 Perbandingan Distribusi Skor Antara Keadaan Prasiklus, Siklus I dan Siklus II Prasiklus Siklus I Siklus II No Skor Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi % Jumlah Rata-rata Ketuntasan Besarnya skor minimal pada prasiklus 30 dan naik 20 pada siklus I menjadi 50. Keadaan ini juga terjadi pada siklus II, yang naik 20 juga dari skor minimal pada siklus I. Adapun perbandingan skor hasil belajar minimal yang dialami oleh masing-masing siklus dapat ditunjukkan melalui gambar 4.11 berikut ini.

20 62 Gambar 4.11 Perbandingan Skor Minimal Prasiklus, Siklus I dan Siklus II Besarnya skor maksimal pada prasiklus dan siklus I sebesar 80. Pada keadaan ini tidak mengalami kenaikan. Pada siklus II mengalami kenaikan 10 menjadi 90. Tabel 4.7 di atas yang menunjukkan perbandingan distribusi skor antara keadaan prasiklus, siklus I dan siklus II juga dapat disajikan lebih jelas lagi melalui gambar 4.12 yakni perbandingan skor hasil belajar maksmal yang dialami oleh masing-masing siklus pada halaman berikutnya. Gambar 4.13 menunjukkan dengan jelas, perkembangan kenaikan perolehan skor keadaan prasiklus, siklus I dan siklus II. Dalam gambar terlihat pada kondisi prasiklus, skor yang diperoleh oleh jumlah siswa yang terbanyak adalah pada skor 40 dan 50. Kondisi ini berbeda dengan kondisi siklus 1 yang menunjukkan kecenderungan menurun, semakin tinggi skor diperoleh semakin sedikit jumlah siswa mencapainya. Berbeda dengan kondisi siklus II yang distribusi pencapaian skor normal, yakni siswa mencapai skor menengah dicapai oleh hampir 50 % dari seluruh jumlah siswa yang ada yakni 11 siswa

21 63 Gambar 4.12 Perbandingan Skor Maksimal Prasiklus, Siklus I dan Siklus II. Gambar 4.13 Diagram Perbandingan Distribusi Skor Pada Keadaan Prasiklus, Siklus I dan Siklus II.

22 64 Perbandingan rata-rata hasil belajar siswa ditunjukkan melalui gambar 4.14 di halaman berikut. Gambar 4.14 Perbandingan Rata-rata pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II Besarnya rata-rata per kondisi selalu mengalami kenaikan, meskipun kenaikan itu tidak selalu signifikan. Pada siklus I rata-rata sebesar 50,42, pada siklus I mengalami kenaikan sebesar 6,25 menjadi 56,67, dan naik sebesar 25,41 pada siklus II yakni Kenaikan angka rata-rata yang terjadi dari siklus I ke siklus II ini signifikan artinya kenaikan rata-rata yang terjadi bermakna. Ketuntasan belajar klasikal pada prasiklus terdapat 2 dari 24 siswa atau sebesar 8,33% belum memenuhi ketuntasan belajar secara klasikal, oleh karena itu perlu ada perbaikan pembelajaran. Perbaikan pembelajaran dilakukan dengan penggunaan model TPS. Hal ini dapat menaikkan ketuntasan 1 siswa menjadi pada siklus 1, dan naik menjadi 100 pada siklus II. Mendasarkan pada hasil ketuntasan tersebut, maka kenaikan yang signifikan hanya terjadi pada kondisi siklus I ke siklus II. Sedangkan kenaikan ketuntasan dari prasiklus ke siklus I dirasa tidak bermakna, karena pemberian tindakan tidak berjalan sebagaimana mestinya.

23 65 Kesalahan terjadi pada pelaksanaan tindakan. Keadaan inilah yang mendorong perlunya dilakukan tindakan lebih lanjut. Adapun perbandingan persentase ketuntasan yang dialami oleh masing-masing siklus dapat ditunjukkan melalui gambar 4.15 berikut ini. Gambar 4.15 Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 22 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada prasiklus ini, penulis menggunakan metode Student Teams Achievmet Division (STAD). Guru mengawali pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Pra (Kondisi Awal) Pada kondisi pra siklus dilakukan pengamatan pada pembelajaran IPA yang berlangsung. Pengamatan yang dilakukan mendasarkan pada lembar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dilaksanakan di kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH 24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 18 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal Pembelajaran pada prasiklus ini, penulis menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu dengan metode ceramah. Guru mengawali pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Proses pembelajaran IPS di kelas 5 SD Negeri Tondokerto Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati Tahun Ajaran 2013/2014 sebelum diadakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 21 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal Pembelajaran pada prasiklus ini, penulis menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu dengan metode ceramah. Guru mengawali pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Prasiklus Kondisi prasiklus merupakan titik awal munculnya penelitian tindakan kelas ini. Dalam pembelajaran awal pada mata pelajaran PKn tentang globalisasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 8 36 % 2 Belum Tuntas % Jumlah %

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 8 36 % 2 Belum Tuntas % Jumlah % BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal Pembelajaran pra siklus dilaksanakan pada Hari Senin, 15 Oktober 2012 di kelas IV SDN Rejoagung 01 tentang materi penghitungan FPB dan KPK, yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Berdasarkan pengamatan hasil belajar kelas I SD Negeri 4 Boloh pada awal semester 2 Tahun pelajaran 2011 / 2012, banyak siswa yang kurang aktif,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Kondisi Prasiklus Prasiklus dilaksanakan pada minggu 1 dan 2 bulan September 2012 dengan dibantu oleh teman sejawat sebagai pengamat. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SDN 1 Krobokan Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di SDN 1 Krobokan Kecamatan Juwangi Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III SD Kayuapu, semester I, yang berjumlah 27 siswa. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang terletak di lingkungan rumah warga dan jauh dari pasar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian 4.1.1. Pra siklus Pembelajaran matematika yang dilaksanakan di kelas V SD 4 Bulungkulon Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus tahun ajaran 2013/2014

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil penelitian meliputi deskripsi kondisi awal, deskripsi hasil siklus I, deskripsi hasil perbaikan pada siklus II, pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 6 31 % 2 Belum Tuntas % Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 6 31 % 2 Belum Tuntas % Jumlah % BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal SD Negeri Karangwage 01 adalah sekolah yang berada di Pedesaan dengan kondisi sekolah yang belum memenuhi sarana prasarana pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bagian pelaksanaan tindakan, akan diuraikan empat subbab yaitu kondisi awal, siklus 1, siklus 2 dan pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum PTK dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 2 SD

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Pra Siklus (Kondisi Awal) Kondisi awal sebelum diadakannya tindakan di SD N Gajahkumpul kelas 5 semester 1 tahun 2013/2014 pada mata

Lebih terperinci

Jml=N * F Jumlah Rata-rata 67.

Jml=N * F Jumlah Rata-rata 67. dan guru lebih aktif dari pada siswa dan menyebabkan kondisi seperti ini, siswa menjadi sulit untuk memahami materi pelajaran. Melihat kondisi pembelajaran yang monoton, penjelasan materi kurang jelas,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dari hasil observasi dan hasil tes, baik tes lesan maupun tes tertulis dapat disimpulkan dan dianalisa bahwa pembelajaran dengan menggunakan

Lebih terperinci

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan : 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri Wringingintung 01 yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 16 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal Sebelum pelaksanaan siklus I dan siklus II penulis terlebih dahulu melakukan observasi awal dengan tujuan mengetahui tingkat hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Lembaga pendidikan yang akan dijadikan tempat pelaksanaan penelitian yaitu SD Kumpulrejo 03 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. 4.2

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) terbukti dapat meningkatkan aktivitas belajar siwa dan hasil belajar siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus Kondisi awal sebelum diadakannya tindakan di SD N Ringin Harjo 01 kelas 4 Pada mata pelajaran IPS menunjukkan bahwa ppembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Tegalharjo 02 Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013 SD Negeri Tegalharjo 02 Kecamatan Trangkil Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal Proses pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas, guru mengajar secara konvensional atau hanya menggunakan ceramah saja. Guru cenderung mentransfer

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Dalam pelaksanaan tindakan penelitian ini akan menguraikan antara lain: (1) kondisi awal, (2) siklus I, (3) siklus II, dan (4) pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pra Siklus Pelaksanaan pra siklus pada minggu ke-2 dan ke-3 bulan Oktober 2012 mata pelajaran IPA tentang tumbuhan hijau dengan hasil belajar yang sangat mengecewakan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan tematik tentang materi pengalaman melalui model Pembelajaran SQ3R pada siswa kelas III SD 2 Ngemplak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Kondisi Prasiklus Dalam pelaksanaan pembelajaran diawali dengan guru memberi salam kepada siswa kemudian dilanjutkan dengan mengabsen siswa.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus (Kondisi Awal) Sebelum pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, guru melakukan proses belajar mengajar dengan model konvensional

Lebih terperinci

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah %

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah % BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Pra Siklus Sebelum pelaksanaan penelitian, guru lebih banyak melakukan mengajar dengan model konvensional. Model konvensional disini berupa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan tes uji kompetensi matematika pada pokok bahasan pecahan ternyata hasilnya kurang memuaskan. Begitu

Lebih terperinci

Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Tunggulsari Semester I/ Pra Siklus

Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Tunggulsari Semester I/ Pra Siklus BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Pelaksanaan Tindakan 1.1.1. Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan hasil pengamatan yang sudah dilakukan saat pembelajaran IPA, siswa terlihat kurang semangat dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 13 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian dengan materi pokok pengukuran waktu, yaitu penggunaan alat ukur waktu dengan satuan jam tiruan dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Kondisi Awal 1.1.1. Kondisi Aktifitas Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran khususnya pembelajaran IPA di SDN Kalangsono 02 Kecamatan Banyuputih Kabupaten Batang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di kelas IV SDN Rejoagung 01, Kecamatan Trangkil, Kabupaten Pati. Jumlah siswa kelas IV adalah 22 siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus SD Negeri Salatiga 12 teletak di jalan Domas Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Jumlah total Siswa di SD Negeri Salatiga 12 sebanyak 200 siswa,

Lebih terperinci

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Pelaksanaan Tindakan Tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yaitu : a. Membuka pelajaran Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, mengabsen, mengatur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 22 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pra Siklus Pembelajaran pra siklus dilaksanakan pada minggu 3 bulan September 2012. Pelaksanaan pembelajaran pra siklus pada mata pelajaran IPA tentang hubungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Kondisi Awal Berdasarkan data dan dokumentasi hasil nilai ulangan diketahui siswa memperoleh hasil belajar atau prestasi yang kurang. Hal ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian 1.1.1 Seting Penelitian Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus pada saat proses pembelajaran berlangsung dan setiap siklus dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra siklus Pembelajaran pada kelas IV SD Negeri Rogomulyo 01 Kayen Pati pada kondisi awal sebelum diberi tindakan menggunakan metode pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Sekolah Secara geografis SD Negeri 2 Plosoharjo terletak di Desa Plosoharjo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan. Berada di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gendongan 01 yang terletak di Jl. Margorejo No.580 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Siswa

Lebih terperinci

Jumlah 21

Jumlah 21 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.1. Deskripsi Kondisi Awal Pra Siklus Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan dalam ruangan kelas IV SD Negeri Jono Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik di antaranya adalah adanya masalah dalam PTK dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Penelitian dilakukan dikelas 4 SD Negeri Gumawang 03 Kecamatan Pecalungan Kabupaten Batang pada pada semester II tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian tindakan kelas ini mengikuti prosedur penelitian sesuai dengan prosedur pada rencana tindakan yaitu: a. Perencanaan Sebelum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu siklus satu dan siklus dua, masing-masing siklus tiga kali

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ngurensiti 02 Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati pada semester I Tahun 2011/2012. Subyek

Lebih terperinci

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Penelitian ini berawal dari rendahnya hasil belajar matematika siswa SDN Wonomerto 03 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang, berdasarkan observasi awal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Penelitian Pra Siklus Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas IV SDN Randuacir 01 Salatiga semester 2 tahun 2013/2014 nampak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum dilaksanakan penelitian, guru lebih banyak melakukan pembelajaran dengan menggunakan model konvesional yaitu ceramah.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum dilaksanakan penelitian, guru lebih banyak melakukan mengajar dengan menggunakan model konvesional yaitu ceramah. Model

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan oleh peneliti yang menggunakan rancangan penelitian model

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Pra Siklus Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas III Sekolah Dasar Negeri 1 Tleter Semester 2 Tahun ajaran

Lebih terperinci

H S A I S L I PE P N E E N L E I L T I I T A I N A DA D N A PE P M E B M A B H A A H S A A S N

H S A I S L I PE P N E E N L E I L T I I T A I N A DA D N A PE P M E B M A B H A A H S A A S N 21 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal Sebelum pelaksanaan siklus I dan siklus II penulis terlebih dahulu melakukan observasi awal dengan tujuan mengetahui tingkat hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus (Kondisi Awal) Dalam pelaksanaan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) IPS di SD Negeri Beji 2 Ungaran Timur Kabupaten semarang sebelum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus Gambaran yang dijadikan pangkal menentukan permasalahan upaya peningkatan hasil belajar IPA di kelas V SD menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dirancang dengan menggunakan metode penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dirancang dengan menggunakan metode penelitian tindakan 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang dirancang dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Prosedur penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Sugihrejo 02 Kecamatan Gabus Kabupaten Pati terletak di Desa Sugihrejo Kecamatan Gabus. Tenaga pengajar SD Sugihrejo

Lebih terperinci

Deskripsi Siklus 1

Deskripsi Siklus 1 17 Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan, dengan Standar Kompetensi: 5. Memahami Hubungan Sesama Makhluk Hidup dan Antara Makhluk Hidup dengan Lingkungannya, dan Kompetensi Dasar: 5.1. Mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Tejosari yang terletak di Kelurahan Tejosari,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus (Kondisi Awal) Sebelum pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, guru melakukan proses belajar mengajar dengan model konvensional

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan 01 semester II tahun pelajaran 2015/2016, yaitu sebuah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Pelaksanaan Tindakan Penelitian dilakukan di SD Negeri Dukuh 03 Salatiga. Subjek penelitian siswa kelas 1 SD dengan jumlah 29 siswa yang terdiri dari 15 siswa

Lebih terperinci

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share Alam Pembelajaran IPS di Kelas IV SDN Inpres Mayayap Sarifa Tas, Anthonius Palimbong, dan Hasdin

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Sekolah Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Gabahan Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman Semester II Tahun Ajaran 2011/2012 dengan Subjek Penelitian Siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Tipe Think Pair Share

BAB IV HASIL PENELITIAN. Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Tipe Think Pair Share BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Prasiklus Penelitian Tindakan Kelas dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Tipe Think Pair Share Berbantuan Video Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi Awal Pada semester 2 tahun pelajaran 2011/2012 daya serap siswa kelas VI SDN 3 Karangjati untuk Mata Pelajaran Matematika tentang pecahan sangat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan 1.1.1. Deskripsi Kondisi Awal Proses pembelajaran matematika pada pra siklus guru menggunakan metode pembelajaran konvensional, dimana guru

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Sekolah SDN Banyubiru 05 berada di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. SD ini terletak cukup dekat dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan 4.1.1. Kondisi Awal Sebelum penelitian dilakukan perlu diketahui kondisi pembelajaran Matematika di kelas 3 dalam materi operasi hitung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting 3.1.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Surabaya yang terletak di jalan Danau Towuti Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Kedalon Kecamatan Batangan Kabupaten Pati. Sekolah ini merupakan SD yang terletak tengah-tengah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 03 Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 03 Kecamatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga. Jumlah siswa kelas 4 pada SDN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 19 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Siklus I 4.1.1.1 Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan siklus I dimulai memilih materi yang akan diajarkan yaitu panjang satuan

Lebih terperinci

Oleh: Dewi Fatimah SDN Kayen Kabupaten Trenggalek

Oleh: Dewi Fatimah SDN Kayen Kabupaten Trenggalek Dewi Fatimah, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Pecahan 329 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI METODE THINK PAIR SHARE PADA SISWA KELAS VI SEMESTER II TAHUN 2014/2015

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan membahas hasil penelitian yang telah peneliti lakukan. Pembahasan hasil penelitian meliputi rencana tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Ujung-Ujung 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2012/2013

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Obyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Pagerharjo 02 terletak di Desa Pagerharjo Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati yang dipimpin oleh seorang Kepala

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERKALIAN CARA SUSUN PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL THINK PAIR AND SHARE (TPS)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERKALIAN CARA SUSUN PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL THINK PAIR AND SHARE (TPS) UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERKALIAN CARA SUSUN PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL THINK PAIR AND SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS IV SDN PLUMBUNGAN GABUS KABUPATEN PATI SEMESTER I TAHUN 2011/2012 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Jagabaya I Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Jagabaya I Kecamatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Jagabaya I Kecamatan Tanjungkarang Timur, Bandar Lampung, selama 3 bulan mulai bulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Belajar IPA kelas IV Pada Prasiklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Belajar IPA kelas IV Pada Prasiklus 23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Pelaksanaan Tindakan Proses perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat di uraikan secara singkat tentang hasil-hasil yang diperoleh dari setiap tahap

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data 1. Siklus I Rincian langkah-langkah pada Siklus I Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan mutu dan efektifitas hasil belajar, maka

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01 kecamatan Sidorejo Kota Salatiga dengan Subjek Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Observasi Awal Sebelum melakukan tindakan pada siklus I, peneliti melakukan observasi awal di kelas IX MTs Ma arif NU 1 Karanglewas Kabupaten Banyumas. Pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa 20 anak yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11. Lugusari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa 20 anak yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11. Lugusari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu. BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian a. Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan terhadap siswa kelas III SDN I Lugusari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu Semester Dua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan mulai dari bulan Juli sampai

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan mulai dari bulan Juli sampai BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Waktu dan tempat penelitian Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan mulai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Dukuh 01 Kota Salatiga. Dalam hal ini siswa kelas IV yang berjumlah 35 siswa. Berdasarkan data hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. juga teman sejawat yang bertindak sebagai observer. Penelitian ini hanya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. juga teman sejawat yang bertindak sebagai observer. Penelitian ini hanya BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.1 Deskripsi Hasil Penelitian Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti didampingi oleh ibu Dra. Nurhayati Alie sebagai guru matematika kelas X di SMA N 3 Gorontalo

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas V SDN Doda Melalui Media Gambar Pada Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas V SDN Doda Melalui Media Gambar Pada Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas V SDN Doda Melalui Media Gambar Pada Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia Abdul Rachim Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus (Kondisi Awal) Berdasarkan hasil observasi di SD Negeri Jogosuran 68 Kecamatan Pasarkliwon Surakarta khususnya di kelas 5 pada mata pelajaran

Lebih terperinci