III. METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

Di bidang ekonomi tidak semua informasi dapat diukur secara kuantitatif. Peubah dummy digunakan untuk memperoleh informasi yang bersifat kualitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo pada tahun ajaran 2012/2013

Penerapan Statistika Nonparametrik dengan Metode Brown-Mood pada Regresi Linier Berganda

PERBAIKAN ASUMSI KLASIK

III. METODE PENELITIAN

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU

( ) STUDI KASUS. ò (, ) ( ) ( ) Rataan posteriornya adalah = Rataan posteriornya adalah (32)

Analisis Jalur / Path Analysis

BAB 5 ENTROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUNYI

Jumlah kasus penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Surabaya tahun

Pemodelan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri di Indonesia Dengan Pendekatan Regresi Data Panel Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor Tiap Jenis di Wilayah Surabaya dan Blitar dengan Model ARIMA Box-Jenkins dan Vector Autoregressive (VAR)

MODEL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE-X (GSTAR-X) DALAM MERAMALKAN PRODUKSI KELAPA SAWIT

BAB I PENDAHULUAN FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 1

PENDUGAAN STATISTIK AREA KECIL DENGAN METODE EMPIRICAL CONSTRAINED BAYES 1

NILAI AKUMULASI DARI SUATU CASH FLOW DENGAN TINGKAT BUNGA BERUBAH BERDASARKAN FORMULA FISHER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode

' PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 4 TAHUN 2012 PEMBERIAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN BAGI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN PACITAN

( L ). Matriks varians kovarians dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode

BUPATI PACITAN. I PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMOR ;i6tahun 2010

PENERAPAN MODEL GSTAR(1,1) UNTUK DATA CURAH HUJAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Muhammad Firdaus, Ph.D

ANALISIS DATA DERET BERKALA DENGAN METODE TREND SEKULER UNTUK MENENTUKAN MODEL PERTUMBUHAN PENDUDUK MISKIN JAWA BARAT

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang

APLIKASI STRUKTUR GRUP YANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI. Mujiasih a

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Data panel adalah gabungan dari data cross sectional dan data time series, dimana

! BUPATI PACriAN j PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 18 TAHUN 2013

\ DANA ALOKASI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

III. METODE PENELITIAN

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

KONSEP DASAR. Latar belakang Metode Numerik Ilustrasi masalah numerik Angka signifikan Akurasi dan Presisi Pendekatan dan Kesalahan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas analisis deret waktu, diagram kontrol Shewhart, Average Run Length

Line Transmisi. Oleh: Aris Heri Andriawan ( )

BUPAH PAOTAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENYESUAIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api Kelas Ekonomi Kertajaya Menggunakan ARIMA dan ANFIS

BERITA DAERAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN 1 NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

E-book Statistika Gratis... Statistical Data Analyst. Uji Asumsi Klasik Regresi Linear

EL NINO, LA NINA, DAN PENAWARAN PANGAN DI JAWA, INDONESIA

BAB 2 LANDASAN TEORI

Analisis Survival pada Pasien Penderita Sindrom Koroner Akut di RSUD Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2013 Menggunakan Regresi Cox Proportional Hazard

BUPATI PACITAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 5" TAHUN 2008 TENTANG

Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) (2)

PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL

ANaLISIS - TRANSIEN. A B A B A B A B V s V s V s V s. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Proses pemuatan kapasitor

PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pemodelan Persentase Penduduk Miskin di Jawa Timur dengan Pendekatan Ekonometrika Panel Spasial

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN : NOMOR 18 TAHUN 2001

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

SOLUSI SISTEM PERSAMAAN DIFFERENSIAL NON LINEAR MENGGUNAKAN METODE EULER BERBANTUAN PROGRAM MATLAB SKRIPSI

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

IV. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

Reliabilitas. A. Pengertian

PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

Modifikasi Penaksir Robust dalam Pelabelan Outlier Multivariat

Hidden Markov Model. Oleh : Firdaniza, Nurul Gusriani dan Akmal

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS

3 Kondisi Fisik Dermaga A I Pelabuhan Palembang

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode statistika yang digunakan untuk

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kajian Model Markov Waktu Diskrit Untuk Penyebaran Penyakit Menular Pada Model Epidemik SIR

APLIKASI INVERSI NON LINIER DENGAN PENDEKATAN LINIER UNTUK MENENTUKAN HIPOSENTER (CONTOH KASUS DI G. KELUD)

Pengaruh Indikator Kependudukan Terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Indonesia dengan Pendekatan Regresi Panel

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Daa Daa ang dgunakan dalam penelan n merupakan daa sekunder ang berasal dar berbaga nsans pemernah eruama Badan Pusa Sask. Daa ang dgunakan anara lan angka kemsknan, jumlah penduduk, jumlah pekerja sekor peranan, ngka penddkan, UMP, PBRB perkapa, pengangguran, nfrasrukur sera daa-daa lanna ang relevan dengan penelan. Perode ang del mula ahun 2000 sampa dengan 2009. Pengolahan daa dalam penelan n menggunakan sofware Excel dan Evews 6. Sofware Excel dgunakan unuk membua abel dan grafk dem menunjang analss deskrpf. Program Evews 6 dgunakan unuk membua analss regres daa panel mengena fakor-fakor ang memengaruh kemsknan. 3.2 Analss Deskrpf Analss deskrpf dsajkan dalam benuk abel dan grafk unuk memudahkan pemahaman dan penafsran. Analss deskrpf pada penelan n dgunakan unuk memberkan gambaran konds sosal dan ekonom Kawasan Bara Indonesa dan Kawasan Tmur dan ulasan rumusan kebjakan penanggulangan kemsknan d masng-masng kawasan. 3.3 Analss Regres Daa Panel Unuk mengeahu fakor-fakor ang memengaruh kemsknan dgunakan analss regres daa panel. Penggunaan daa panel dmaksudkan unuk mengkombnaskan anara daa cross secon dan daa me seres sehngga jumlah observas menjad banak. Margnal effec dar peubah penjelas dapa dlha dar dua dmens, au ndvdu dan waku sehngga parameer ang desmas akan lebh akura dbandngkan dengan model lan. Balag (2005) mengungkapkan bahwa penggunaan daa panel memberkan banak keunungan, anara lan:

1. Mampu mengonrol heerogenas ndvdu. Dengan meode n esmas ang dlakukan dapa secara ekspls memasukkan unsur heerogenas ndvdu. 2. Dapa memberkan daa ang nformaf, mengurang kolnearas anar peubah, menngkakan deraja bebas dan lebh efsen. 3. Lebh bak unuk sud dnamcs of adjusmen. Karena berkaan dengan observas cross secon ang berulang, maka daa panel lebh bak dalam mempelajar perubahan dnams. 4. Lebh bak dalam mengdenfkas dan mengukur efek ang secara sederhana dak dapa daas dalam daa cross secon saja aau daa me seres saja. Selan manfaa ang dperoleh dengan penggunaan panel daa, meode n juga memlk keerbaasan d anarana adalah: 1. Masalah dalam desan surve panel, pengumpulan dan manajemen daa. Masalah ang umum dhadap danarana: cakupan (coverage), nonresponse, kemampuan daa nga responden (recall), frekuens dan waku wawancara. 2. Dsors kesalahan pengamaan (measuremen errors). Measuremen errors umumna erjad karena respon ang dak sesua. 3. Masalah selekvas (selecv) ang mencakup hal-hal berku: a. Self-selecv : permasalahan ang muncul karena daa-daa ang dkumpulkan unuk suau penelan dak sepenuhna dapa menangkap fenomena ang ada. b. Nonresponse : permasalahan ang muncul dalam panel daa keka ada kedaklengkapan jawaban ang dberkan oleh responden (sampel rumahangga). c. Aron : jumlah responden ang cenderung berkurang pada surve lanjuan ang basana erjad karena responden pndah, mennggal duna aau baa menemukan responden ang erlalu ngg 4. Dmens waku (me seres) ang pendek. Jens panel mkro basana mencakup daa ahunan ang relaf pendek unuk seap ndvdu.

5. Cross-secon dependence. Sebaga conoh, apabla macro panel dengan un analss negara aau wlaah dengan dere waku ang panjang mengabakan cross-counr dependence akan mengakbakan nferens ang salah (msleadng nference). Analss daa panel dbedakan menjad dua macam au sas dan dnams. Analss daa panel dnams, regressor-na mengandung lag varabel dependenna, sedangkan pada analss daa panel sas dak. Penelan n menggunakan analss daa panel sas sehngga pembahasanna dbaas unuk analss sas saja. Secara umum, erdapa dua pendekaan dalam meode daa panel, au Fxed Effec Model (FEM) dan Random Effec Model (REM). Keduana dbedakan berdasarkan ada aau dakna korelas anara komponen error dengan peubah bebas (Balag 2005; Wdarjono 2009) Msalkan dberkan persamaan regres daa panel sebaga berku: a X k dmana: : nla dependen varable unuk seap un ndvdu pada perode dmana = 1,, n dan = 1,, T a : unobserved heerogen β k : marks koefsen regres, k = 1,..., K dmana K = jumlah varabel bebas X : nla varabel bebas ang erdr dar sejumlah K varabel. Pada one wa, komponen error dspesfkaskan dalam benuk: u dmana: : efek ndvdu (me nvaran) 2 u : dsurbance ang besfa acak ( u ~ N(0, ) ) Unuk wo wa, komponen error dspesfkaskan dalam benuk: u u dmana: : efek waku (ndvdual nvaran)

Pada pendekaan one wa komponen error hana memasukkan komponen error ang merupakan efek dar ndvdu ( ). Pada wo wa elah memasukkan efek dar waku ( ) ke dalam komponen error, u dasumskan dak berkorelas dangan X. Jad perbedaan anara FEM dan REM erleak pada ada aau dakna korelas anara dan dengan X. (1) Fxed Effec Model (FEM) dengan FEM dgunakan keka efek ndvdu dan efek waku mempuna korelas X aau memlk pola ang sfana dak acak. Asums n membua komponen error dar efek ndvdu dan waku dapa menjad bagan dar necep. Unuk one wa komponen error: a X u Sedangkan unuk wo wa komponen error: a X u Penduga FEM dapa dhung dengan beberapa eknk, au Pooled Leas Square (PLS), Whn Group (WG), Leas Square Dumm Varable (LSDV), dan Two Wa Error Componen Fxed Effec Model. (2) Random Effec Model (REM) dengan REM dgunakan keka efek ndvdu dan efek waku dak berkorelas X aau memlk pola ang sfana acak. Keadaan n membua komponen error dar efek ndvdu dan efek waku dmasukkan ke dalam error. Unuk one wa komponen error: a X u Unuk wo wa komponen error: a X u

Asums dasar ang harus dpenuh dalam model REM adalah sebaga berku: 0 E E u 2 u 2 u 0 E unuk semua dan x 2 2 x E unuk semua dan 0 E unuk semua,, dan j u j Dmana unuk: One wa error componen: Two wa error componen: 0 E u u unuk j dan s js 0 E unuk j j Dar semua asums d aas, ang palng penng adalah 0 E. x Pengujan asums n menggunakan HAUSMAN es. Uj hpoess ang dgunakan adalah: H 0 : E 0 Tdak ada korelas anara komponen error dengan x peubah bebas H 1 : E 0 Ada korelas anara komponen error dengan peubah bebas H x ' ˆ ˆ 1 2 M M ˆ ˆ ~ k REM FEM FEM REM REM dmana M : marks kovarans unuk parameer Jka H > k : deraja bebas FEM ˆ : marks koefsen regres hasl esmas 2 abel maka komponen error mempuna korelas dengan peubah bebas dan arna model ang vald dgunakan adalah FEM. Penduga REM dapa dhung dengan dua cara au pendekaan Beween Esmaor (BE) dan Generalzed Leas Square (GLS).

3.3.1 Pemlhan Model Terbak Pemlhan model ang dgunakan dalam sebuah penelan perlu dlakukan berdasarkan permbangan sask. Hal n dujukan unuk memperoleh dugaan ang efsen. Unuk memuuskan apakah akan menggunakan fxed effec aau random effec menggunakan uj Haussman. Hausman es dlakukan dengan hpoess sebaga berku: H 0 : E(τ x ) = 0 aau REM adalah model ang epa H 1 : E(τ x ) 0 aau FEM adalah model ang epa Sebaga dasar penolakan H 0 maka dgunakan sask Hausman dan membandngkanna dengan Ch square. Jka nla χ 2 sask hasl pengujan lebh besar dar χ 2 abel, maka cukup buk unuk melakukan penolakan erhadap H 0 sehngga pendekaan ang dgunakan adalah fxed effec, begu juga sebalkna. 3.3.2 Uj Asums Seelah ka memuuskan unuk menggunakan suau model erenu (FEM aau REM), maka ka dapa melakukan uj asums. (1) Uj Homoskedassas Salah sau asums ang harus dpenuh dalam persamaan regres adalah bahwa aksran parameer dalam model regres bersfa BLUE (Bes Lner Unbased Esmae) maka var (u ) harus sama dengan σ 2 (konsan), aau semua resdual aau error mempuna varan ang sama. Konds u dsebu dengan homoskedassas. Sedangkan bla varan dak konsan aau berubah-ubah dsebu dengan heeroskedassas. Unuk mendeeks adana heeroskedassas dapa menggunakan meode Whe es. Uj n perama kal dperkenalkan oleh Whe pada ahun 1980. Sask uj whe menebar menuru sebaran Kh-kuadra dengan deraja bebas jumlah varabel bebas (χ 2 (α;db)). Secara manual, uj n dlakukan dengan meregres resdual kuadra (e 2 ) dengan varabel bebas. Dapakan nla R 2, kemudan

dapakan nla Obs*R-squared. Krera ang dgunakan adalah apabla Obs*Rsquared lebh besar dar χ 2 (α;db) maka dapa dsmpulkan erdapa heeroskedassas dalam model. Cara lan unuk mendeeks adana heeroskedassas dalam model dapa juga menggunakan hasl esmas dengan General Leas Square (Cross secon Weghs) au dengan membandngkan sum square Resd pada Weghed Sascs dengan sum square Resd unweghed Sascs. Jka sum square Resd pada Weghed Sascs lebh kecl dar sum square Resd unweghed Sascs, maka erjad heeroskedassas dalam model (Greene, 2002). (2) Uj Auokorelas Auokorelas adalah korelas ang erjad anar observas dalam sau peubah aau korelas anar error masa ang lalu dengan error masa sekarang. Uj auokorelas ang dlakukan erganung pada jens daa dan sfa model ang dgunakan. Auokorelas dapa memengaruh efsens dar esmaorna. Unuk mendeeks adana korelas seral adalah dengan melha nla Durbn Wason (DW). Unuk mengeahu ada/dakna auokorelas, maka dlakukan dengan membandngkan DW-saskna dengan DW-abel (Wdarjono 2009). Tabel 1 Kerangka denfkas auokorelas Nla sask d Hasl 4 dl < d < 4 Ada auokorelas negaf 4 du < d < 4- dl Tdak ada kepuusan 2 < d < 4 du Tdak ada auokorelas du < d < 2 dl < d < du Tdak ada auokorelas Tdak ada kepuusan 0 < d < dl ada auokorelas posf Sumber: Wdarjono 2009 Keerangan: d = Sask Durbn Wason ; dl = nla krs baas bawah ; du = nla krs baas aas

3.3.3 Evaluas Model (1) Uj-F Uj-F dgunakan unuk melakukan uj hpoess koefsen (slope) regres secara bersamaan. Jka nla probablas F-sasc < araf naa, maka olak H 0 dan u arna mnmal ada sau peubah bebas ang berpengaruh naa erhadap peubah erka, dan berlaku sebalkna. (2) Uj- Seelah melakukan uj koefsen regres secara keseluruhan, maka langkah selanjuna adalah menghung koefsen regres secara ndvdu dengan menggunakan uj-. Jka erdapa model regres daa panel sebaga berku: a X k Hpoess pada uj- adalah : H 0 : β k = 0 H 1 : β k 0 Jka -hung > -abel maka H 0 dolak ang berar peubah bebas secara sask naa pada araf naa ang elah deapkan dalam penelan, dan berlaku hal ang sebalkna. Jka nla probablas -sasc < araf naa, maka olak H 0 dan berar bahwa peubah bebas naa secara sask. (3) Koefsen Deermnas (R 2 ) Koefsen deermnas (Goodness of F) merupakan suau ukuran ang penng dalam regres, karena dapa mengnformaskan bak aau dakna model regres ang eresmas. Nla R 2 mencermnkan seberapa besar varas dar peubah erka Y dapa derangkan oleh peubah bebas X. Jka R 2 = 0, maka varas dar Y dak dapa derangkan oleh X sama sekal; jka R 2 = 1, arna bahwa varas dar Y secara keseluruhan dapa derangkan oleh X.

(3) Uj Normalas Uj normalas dlakukan unuk memerksa apakah error erm mendeka dsrbus normal aau dak. Jka asums normalas dak erpenuh maka prosedur pengujan menggunakan sask menjad dak sah. Uj normalas error erm dlakukan dengan menggunakan uj Jarque Bera. Berdasarkan nla probablas Jarque Bera ang lebh besar dar araf naa 5%, maka dapa dsmpulkan bahwa error erm erdsrbus dengan normal. 3.3.4 Spesfkas Model Penelan Model dalam penelan n mengacu model ang elah dgunakan oleh Sregar dan Wahunar (2007) dengan dlakukan modfkas sebaga berku: No. Model acuan Model Penelan 1 Semua varabel dalam benuk asl Semua varabel dalam benuk logarma naural (LN) 2. Terdapa 9 varabel bebas, au: Terdapa 10 varabel bebas, au: a. Jumlah penduduk a. Jumlah penduduk b. Share peranan erhadap PDRB b. Jumlah pekerja secor peranan c. Persenase lulusan sekolah c. Jumlah penduduk lulusan sengka menengah perama SMP d. Persenase lulusan sekolah d. Jumlah penduduk lulusan sengka menengah aas SMU e. Persenase lulusan penddkan e. Jumlah penduduk lulusan daas dploma SMU f. Share ndusr erhadap PDRB f. Upah Mnmum Provns g. PDRB g. PDRB perkapa h. Inflas h. Pengangguran. Dumm Krss. Infrasrukur jalan j. Infrasrukur lsrk Model regres panel daplkaskan d Kawasan Bara Indonesa dan Kawasan Tmur Indonesa. Model daplkaskan dalam benuk logarma naural unuk mendapakan nla dugaan elassas dar seap varabel bebas. Secara

umum, defns elassas au daa kepekaan varabel dak bebas erhadap perubahan ang erjad pada varabel bebas. berku: Model regres panel ang dgunakan dalam penelan adalah sebaga LN_MISKIN = β 0 + β 1 LN_PDDK + β 2 LN_TANI + β 3 LN_SMP + β 4 LN_SMU + β 5 LN_PT + β 6 LN_UMP + β 7 LN_PDRBKPT + β 8 LN_NGANGGUR + Β 9 LN_JLN + β 10 LN_LISTRIK + ε Keerangan: : provns : ahun LN : Logarma naural MISKIN : Jumlah penduduk mskn β 0 : Unobserved heerogen β k : Elassas dugaan ; k = 1,2,...,10 PDDK : Jumlah penduduk TANI : Jumlah pekerja sekor peranan SMP : Jumlah lulusan sengka SMP SMU : Jumlah lulusan sengka SMU PT : Jumlah lulusan sengka Dploma ke aas UMP : Upah Mnmum Provns PDRBKPT : PDRB aas dasar harga konsan ahun 2000 dbag jumlah penduduk perengahan ahun NGANGGUR : Jumlah pengangguran erbuka JALAN : Panjang jalan/kendaraan LISTRIK : Energ lsrk erjual/banakna rumah angga ε : Komponen Error 3.3.5 Defns Operasonal Pada bab 2 elah djelaskan fakor-fakor ang berpengaruh erhadap kemsknan. Berdasarkan fakor-fakor ersebu, berku defns operasonal beberapa varabel ang dgunakan dalam penelan berdasarkan konsep BPS. 1 Jumlah penduduk mskn adalah jumlah penduduk ang mempuna pengeluaran perkapa per bulan dbawah gars kemsknan. Jumlah penduduk mskn dhung dengan sauan rbu orang. 2 Jumlah penduduk menaakan semua orang ang berdomsl d wlaah eroral selama 6 bulan aau lebh dan aau mereka ang berdomsl kurang dar 6 bulan eap berujuan meneap. Jumlah penduduk dhung dengan sauan rbu orang.

3 Bekerja d sekor peranan adalah melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh aau membanu memperoleh pendapaan aau keunungan dan lamana bekerja palng sedk 1 jam secara erus menerus dalam semnggu ang lalu (ermasuk pekerja keluarga anpa upah ang membanu dalam suau usaha/kegaan ekonom) pada lapangan usaha peranan. Jumlah pekerja sekor peranan dhng dalam sauan rbu orang. 4 Tngka penddkan adalah jenjang penddkan ang elah dempuh penduduk sampa lulus dan mendapakan buk kelulusan berupa jazah/sttb. 5 Upah mnmum provns adalah upah mnmum ang elah deapkan pemernah unuk menngkakan kesejaheraan pekerja. Nla upah mnmum dsepaka oleh serka buruh, pengusaha dan pemernah. Sauan ang upah mnmum provns adalah rbu rupah. 6 PDRB perkapa adalah penjumlahan seluruh komponen nla ambah bruo ang mampu dcpakan oleh sekor-sekor ekonom aas berbaga akvas produksna ang dhung berdasarkan harga konsan ahun 2000, dbag dengan jumlah penduduk perengahan ahun. Sauan PDRB perkapa adalah jua rupah. 7 Pengangguran erbuka adalah angkaan kerja ang sedang mencar pekerjaan. Pengangguran dhung dalam sauan rbu orang. 8 Infrasrukur jalan adalah panjang jalan oal (sauan km). Panjang jalan merupakan gabungan jalan negara, provns, dan kabupaen/koa ang berada d provns ersebu. Dalam penelan n nfrasrukur jalan merupakan raso anara panjang jalan dengan jumlah kendaraan. 9 Infrasrukur lsrk adalah oal energ lsrk dar PLN ang erjual (sauan GWh) dbag dengan jumlah rumahangga.