Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) (2)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) (2)"

Transkripsi

1 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.1, (016) (301-98X Prn) D-17 Analss Kurva Survval Kaplan Meer pada Pasen HIV/AIDS dengan Anrerovral Therapy (ART) d RSUD Prof. Dr. Soekandar Kabupaen Mojokero Menggunakan Uj Log Rank Fscy Aprla Rahmanka, (1) San Wulan Purnam, dan () Nurcahya Akbar Kusumawardan (1) Jurusan Saska, Fakulas Maemaka dan Ilmu Pengeahuan Alam, Insu Teknolog Sepuluh Nopember (ITS) () RSUD Prof. Dr. Soekandar Kabupaen Mojokero Jalan Aref Rahman Hakm, Surabaya Indonesa e-mal: san_wp@saska.s.ac.d Absrak HIV/AIDS menjad masalah kesehaan global hngga saa n. Namun, laporan UNAIDS menyebukan pada ahun 01 mengalam penurunan sebesar 33%, salah saunya dsebabkan oleh Anrerovral Therapy (ART). D Indonesa, provns yang menduduk perngka kedua dengan jumlah pendera HIV/AIDS erbanyak adalah JawaTmur. Dar 9 Kabupaen yang berada d provns Jawa Tmur yau Kabupaen Mojokero menduduk perngka 11 pada ahun 01 dan salah sau rumah sak yang berada d Kabupaen Mojokero adalah RSUD Prof. Dr. Soekandar. Oleh karena u, akan dlakukan penelan mengena analss kurva survval Kaplan Meer pada pasen HIV/AIDS dengan Anrerovral Therapy (ART) d RSUD Prof. Dr. Soekandar Kabupaen Mojokero menggunakan uj Log Rank berdasarkan fakorfakor yang mempengaruhnya. Analss survval merupakan suau analss daa dmana oucome varabel yang dperhakan adalah waku hngga erjadnya suau kejadan (even). Pada analss survval, erdapa kurva survval Kaplan Meer unuk menggambarkan karakersk pasen berupa peluang survval dan dlanjukan dengan uj Log Rank unuk mengeahu apakah erdapa perbedaan anar kurva. Hasl analss dan pembahasan berdasarkan has uj Log Rank menunjukkan bahwa fakor sadum saja yang berbeda secara sgnfkan. Analss kurva survval Kaplan Meer menjelaskan bahwa peluang survval pasen HIV/AIDS memlk sadum bera lebh rendah darpada pasen yang memlk sadum rngan sehngga fakor sadum mampu memberkan pengaruh erhadap survval pasen HIV/AIDS dengan ART. Kaa Kunc HIV/AIDS, RSUD Prof. Dr. Soekandar Kabupaen Mojokero, Analss Kaplan Meer, Uj Log Rank H I. PENDAHULUAN IV/AIDS mash menjad masalah kesehaan global hngga saa n hngga menmbulkan kekhawaran seluruh lapsan masyaraka. Laporan UNAIDS mencaa bahwa nfeks HIV baru mencapa,3 jua orang pada ahun 01, namun elah mengalam penurunan sebesar 33% sejak ahun 001. Penurunan nfeks ersebu, salah saunya dsebabkan oleh pengobaan dengan Anrerovral Therapy (ART) [1]. ART merupakan suau erap dengan beberapa kombnas oba Anrerovral (ARV) dan menjad sau-saunya erap yang dapa menghamba perkembangan penyak HIV/AIDS dan elah daur pada Perauran Mener Kesehaan RI No.87 Tahun 014 enang Pedoman Pengobaan Anrerovral aau Anrerovral Terap (ART) []. Indonesa dlaporkan sebaga salah sau negara Asa yang mengalam penngkaan nfeks HIV yang cukup sgnfkan dengan jumlah kasus nfeks baru sebanyak kasus dan menduduk perngka kega seelah Inda dan Cna [1]. Hngga Sepember 014, Provns Jawa Tmur menjad provns d Indonesa yang menduduk perngka kedua. Dar 9 Kabupaen yang berada d provns Jawa Tmur, Kabupaen Mojokero menduduk perngka 11 pada ahun 01. Salah sau rumah sak yang berada d Kabupaen Mojokero adalah RSUD Prof. Dr. Soekandar [3]. Pada bdang kesehaan, analss saska yang serng dgunakan unuk mengeahu keahanan hdup seseorang adalah analss survval. Analss survval merupakan suau analss daa dmana oucome varabel yang dperhakan adalah waku hngga erjadnya suau kejadan (even) aau basa dsebu sebaga waku survval. Unuk menggambarkan waku survval dapa dgunakan kurva survval yang serng dkenal dengan kurva Kaplan Meer. Kurva ersebu dgunakan unuk mengeahu peluang survval pasen dengan penyak erenu berdasarkan fakor-fakor yang dduga mempengaruhnya. Hasl kurva survval Kaplan Meer yang erbenuk, kemudan dbandngkan apakah erdapa perbedaan anar kurva survval menggunakan uj Log Rank [4]. Berdasarkan pemaparan daas akan dlakukan penelan mengena analss kurva survval Kaplan Meer pasen HIV/AIDS dengan Anrerovral Therapy (ART) d RSUD Prof. Dr. Soekandar Kabupaen Mojokero menggunakan uj Log Rank. Hasl penelan n dharapkan dapa membanu phak RSUD Prof. Dr. Soekandar Kabupaen Mojokero unuk mengeahu peluang survval pasen HIV/AIDS dengan ART berdasarkan fakor-fakor yang mempengaruhnya sehngga enaga meds yang menangan pasen HIV/AIDS d rumah sak dapa mengevaluas apakah ART yang dberkan kepada pasen elah maksmal aau perlu dngkakan. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Analss Survval Analss survval merupakan suau meode saska yang dgunakan unuk menganalss daa dmana oucome varabel yang dperhakan adalah waku hngga erjadnya suau kejadan (even) aau dsebu sebaga waku survval [4].

2 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.1, (016) (301-98X Prn) D-18 Terdapa ga hal yang harus dperhakan dalam menenukan waku survval yakn sebaga berku. 1) Sarng pon (k awal) pada penelan n adalah anggal pasen HIV/AIDS perama kal mendapa ART. ) Endng even of neres (kejadan akhr) pada penelan n adalah anggal pasen HIV/AIDS dengan ART dnyaakan mennggal. 3) Measuremen scale for he passage of me (skala pengukuran sebaga bagan dar waku) pada penelan n adalah lamanya pasen HIV/AIDS dengan ART hngga pasen dnyaakan mennggal (even). Apabla waku survval dak dkeahu secara pas, maka daa ersebu ermasuk daa ersensor. Penyebab erjadnya daa ersensor, anara lan: ermnaon of he sudy, los of follow up, dan whdraws from he sudy [4]. B. Fungs Survval dan Fungs Hazard Pada analss survval erdapa dua fungs uama, yau fungs survval dan fungs hazard. Fungs survval S() dgunakan unuk menyaakan probablas suau objek sampa dak erjadnya suau even. S() merupakan probablas waku survval lebh besar dar, dnyaakan sebaga berku. S( ) P( T ) 1 F( ) 1 P( T ) (1) Fungs hazard adalah laju kegagalan (falure) sesaa keka mengalam kejadan (even) pada waku ke- aau menafsrkan peluang ndvdu mengalam suau even dalam waku ke-, dnyaakan sebaga berku [4]. P( T T h ( ) lm () 0 Sehngga hubungan anara fungs survval dan fungs hazard dapa dnyaakan sebaga berku: f() h () (3) S () C. Kurva Survval Kaplan Meer dan Uj Log Rank Kurva survval Kaplan Meer adalah kurva yang menggambarkan hubungan anara esmas fungs survval pada waku dengan waku survval, dmana esmas fungs survval dapa dnyaakan sebaga berku [5]. S ˆ( ) ˆ( ) ˆ (j) S (j1) Pr T (j) T (j) Hasl kurva survval Kaplan Meer yang erbenuk, kemudan dbandngkan apakah erdapa perbedaan anar kurva survval menggunakan uj Log Rank, dengan hpoess sebaga berku. H 0: dak ada perbedaan anar kurva survval H 1: palng sedk ada sau perbedaan anar kurva survval Sask uj yang dgunakan dalam uj Log Rank adalah sebaga berku. dengan, Log-rank sascs = O Var O n j 1 E O E m e j j E (4) n n j ( m m j ) ( n n j m m ) j var( O E ) j ( n ) n j ( n n j 1) dmana, m j : jumlah ndvdu yang mengalam even pada (j) e j n j : nla espekas dmana, e j m m 1j j n n 1j j n j : jumlah pengamaan n : jumlah objek yang mengalam even m 1j : banyaknya objek yang mengalam even pada waku ke- d grup 1 m j : banyaknya objek yang mengalam even pada waku ke- d grup n 1j : banyak objek grup 1 yang mash berahan pada (j) n j : banyak objek grup yang mash berahan pada (j) Hpoess H 0 akan dolak, jka Log rank sascs lebh besar dar D. HIV/AIDS,df dengan deraja bebas sama dengan 1. hung HIV aau Human Immunodefcency Vrus adalah sejens vrus yang menyerang/mengnfeks sel darah puh yang menyebabkan urunnya ssem kekebalan ubuh manusa. AIDS aau Acqured Immune Defcency Syndrome merupakan sekumpulan gejala penyak yang mbul karena urunnya kekebalan ubuh yang dsebabkan nfeks oleh HIV. Saa pasen posf erjangk HIV, sesegera mungkn dlakukan Anrerovral Therapy (ART), suau erap dengan beberapa kombnas oba Anrerovral (ARV) [1]. A. Kerangka Konsep III. METODOLOGI PENELITIAN Pada penelan n, erdapa kerangka konsep mengena fakor-fakor yang dduga mempengaruh survval pasen HIV/AIDS dengan ART yang elah drangkum dar hasl berbaga penelan [6] [7]. B. Sumber Daa Gambar. 1. Kerangka Konsep Penelan n menggunakan daa sekunder yang dperoleh dar hasl rekam meds pasen HIV/AIDS yang menjalan ART

3 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.1, (016) (301-98X Prn) D-19 pada anggal 1 Mare Mare 015 d RSUD Prof. Dr. Soekandar Kabupaen Mojokero. Daa yang dkumpulkan berkaan dengan waku survval pasen HIV/AIDS yang menjalan Anrerovral Therapy (ART) sera fakor-fakor yang dduga mempengaruhnya. C. Varabel Penelan Varabel yang dgunakan dalam penelan n adalah sebaga berku. Tabel 1. Varabel Dependen Varabel Deskrps Varabel T (Waku Survval) d (Saus Pasen) Varabel X1 (Usa) X (Jens Kelamn) X3 (Saus Pernkahan) X4 (Penddkan) X5 (Saus Pekerjaan) X6 (Resko Penularan) X7 (PMO) X8 (Sadum) X9 (Bera Badan) X10 (Jumlah CD4) X11 (IO) X1 (Saus TB) D. Langkah Analss Lama pasen HIV/AIDS menjalan ART hngga dnyaakan mennggal. Sauan: har Saus pasen HIV/AIDS berdasarkan waku survval. Kaegor: 0=pasen dak mennggal (hdup) /pndah pengobaan/berhen pengobaan 1=pasen mennggal Tabel. Varabel Independen Deskrps Varabel Sauan: ahun Kaegor: 0 = Lak-lak 1 = Perempuan Kaegor: 0 = Belum menkah 1 = Menkah Kaegor: 0 = Penddkan rendah 1 = Penddkan ngg 0 = Tdak bekerja 1 = Bekerja Kaegor: 1 = Heeroseksual = Homoseksual 3 = Bseksual 4 = Pernaal 5 = IDU/jarum sunk 6 = Tak dkeahu Kaegor: 0 = Tdak ada 1 = Ada Kaegor: 0 = Sadum rngan 1 = Sadum bera Sauan: kg Sauan: /mm 3 Kaegor: 0 = Tdak ada 1 = Ada Kaegor: 0 = TB negaf 1 = TB posf Langkah-langkah analss yang dlakukan dalam penelan n adalah sebaga berku. 1. Menjelaskan karakersk pasen HIV/AIDS dengan ART menggunakan saska deskrpf unuk varabel ndependen yang bersfa konnu dan pe char unuk varabel ndependen yang bersfa kaegork.. Menggambarkan kurva survval kaplan meer pasen HIV/AIDS dengan ART berdasarkan varabel ndependen 3. Melakukan uj log rank pada kurva survval pasen HIV/AIDS dengan ART berdasarkan varabel ndependen IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab n akan dbahas mengena peluang survval pasen HIV/AIDS dengan Anrerovral Therapy (ART) d RSUD Prof. Dr. Soekandar Kabupaen Mojokero berdasarkan fakor-fakor yang dduga mempengaruhnya melpu usa, bera badan, jumlah CD4, saus pernkahan, penddkan erakhr, saus pekerjan, fakor resko penularan, Pendampng Mnum Oba (PMO), sadum, Infeks Oporunsk (IO), dan saus Tubercoloss (TB) menggunakan analss kurva survval Kaplan Meer dan uj Log Rank. A. Analss Saska Deskrpf Saska deskrpf dgunakan unuk menggambarkan karakersk berdasarkan fakor-fakor yang dduga mempengaruh survval pasen HIV/AIDS dengan ART d RSUD Prof. Dr. Soekandar Kabupaen Mojokero. Berku n merupakan hasl saska deskrpf daa konnu. Tabel 3. Saska Deskrpf Daa Konnu Varabel Mean SDev Mn Max Waku survval 589,78 445, Usa 33,81 13, Bera Badan 46,3 10, Jumlah CD4 186,7 104, Pada Tabel 3, dapa memberkan nformas bahwa raa-raa raa-raa pasen HIV/AIDS dengan ART berusa 33 ahun yakn usa produkf dengan pasen palng muda berusa 3 ahun (bala) dan pasen palng ua berusa 85 ahun. Hal ersebu, dapa memberkan nformas bahwa adanya pasen bala dduga dsebabkan oleh penularan HIV/AIDS dar bu saa dalam kandungan. Berdasarkan Tabel 3, raa-raa waku survval pasen HIV/AIDS yang menjalan ART adalah 1,5 ahun (589 har) dengan waku maksmal 173 har (4,5 ahun). Hal ersebu memberkan nformas bahwa dengan adanya ART, pasen HIV/AIDS mampu berahan hdup hngga 4,5 ahun. Pada Tabel 3, menjelaskan pula bahwa bera badan mnmum yang dmlk pasen 7 kg. Selan u, erlha bahwa raa-raa pasen HIV/AIDS dengan ART memlk jumlah CD4 sebesar 186,7/mm 3 yang merupakan konds dak normal (<350/mm 3 ). Berku n merupakan penjelasan mengena hasl saska deskrpf daa kaegor. (a) Jens Kelamn (b) Saus Pernkahan (c) Penddkan (d) Saus pekerjaan (e) Resko Penularan (f) PMO

4 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.1, (016) (301-98X Prn) D-130 (g) Sadum (h) IO () Saus TB Gambar.. Saska Deskrpf Daa Kaegor Pada Gambar, menunjukkan bahwa mayoras pasen HIV/AIDS yang menjalan ART adalah berjens kelamn perempuan sebanyak 33 pasen (5%), elah menkah sebanyak 48 pasen (76%), memlk penddkan ngg sebanyak 43 pasen, memlk pekerjaan sebanyak 5 pasen (8,5%), penularan melalu heeroseksual sebanyak 7 pasen, dak memlk PMO sebanyak 55 pasen (87%), berada pada sadum rngan sebanyak 48 pasen, dak mendera IO sebanyak 38 pasen, dan dak mendera TB sebanyak 63 pasen. B. Analss Kaplan Meer Kurva survval Kaplan Meer dgunakan unuk mengeahu karakersk waku survval pasen HIV/AIDS dengan ART d RSUD Prof. Dr. Soekandar Kabupaen Mojokero. Gambar 3. Kurva Survval Kaplan Meer Pasen HIV/AIDS dengan ART Pada Gambar 3, menjelaskan bahwa peluang survval pasen HIV/AIDS dengan ART d RSUD Prof. Dr. Soekandar Kabupaen Mojokero mash ngg yakn berksar anara 0,75 hngga 1. Hal n dbukkan bahwa pada har ke-0 hngga har ke-800 (bulan ke-6), kurva survval urun lamba dmana peluang survval pasen HIV/AIDS dalam menjalan ART mash ngg berksar anara 1 hngga 0,8. Pada har ke-1000 (bulan ke-3) hngga seerusnya, kurva survval sabl dan peluang survval pasen HIV/AIDS dalam menjalan ART sebesar 0,75. Berku n akan djelaskan mengena karakersk pasen HIV/AIDS dengan ART d RSUD Prof. Dr. Soekandar Kabupaen Mojokero berdasarkan fakor-fakor yang dduga mempengaruhnya menggunakan kurva survval Kaplan Meer dan dlanjukan dengan pengujan Log Rank unuk mengeahu apakah erdapa perbedaan anar kurva survval. Legend: P r o d u c - L m E s ma e Cu r v e Ce n s o r e d Ob s e r v a o n s Anrerovral Therapy (ART). Berdasarkan Gambar 4, erlha bahwa kedua kurva survval ersebu salng berhmpan. Hal n dduga dak ada perbedaan waku survval pasen HIV/AIDS yang berjens kelamn lak-lak dengan pasen yang berjens kelamn perempuan dalam menjalan ART. Berku n merupakan kurva survval Kaplan Meer pasen HIV/AIDS dalam menjalan ART berdasarkan saus pernkahan. Gambar 5. Kurva Survval Kaplan Meer Berdasarkan Saus Pernkahan Keluarga dan pasangan memankan peran penng dalam mendukung pasen HIV/AIDS dalam menjalan ART sehngga perlu mengeahu peluang survval pasen menggunakan kurva Kaplan Meer. Pada Gambar 5 menjelaskan bahwa kurva survval pasen yang sudah menkah cenderung berada daas kurva survval pasen yang belum menkah sera erlha pula bahwa kurva survval pasen yang belum menkah urun ajam ke bawah pada har ke-850 ( ahun). Hal ersebu bermakna bahwa peluang survval pasen HIV/AIDS yang belum menkah lebh rendah darpada pasen yang sudah menkah dalam menjalan ART. Berku n merupakan kurva survval Kaplan Meer pasen HIV/AIDS dalam menjalan ART berdasarkan penddkan. S T RA T A : x 3 = 0 Ce n s o r e d x 3 = 0 x 3 = 1 Ce n s o r e d x 3 = 1 S T RA T A : x 4 = 0 Ce n s o r e d x 4 = 0 x 4 = 1 Ce n s o r e d x 4 = 1 Gambar 6. Kurva Survval Kaplan Meer Berdasarkan Penddkan Hasl kurva survval pada Gambar 6 menunjukkan bahwa dak erdapa perbedaan waku survval pasen HIV/AIDS dalam menjalan ART berdasarkan varabel penddkan. Terlha bahwa pada har ke-50 hngga har ke-1000 peluang survval pasen yang memlk penddkan rendah lebh rendah dbandngkan dnegan pasen dnegan penddkan ngg. Namun pada har ke-1000 hngga seerusnya, peluang survvalnya menjad sebalknya. Secara eor, mengaakan bahwa Pasen HIV/AIDS yang berpenddkan lebh ermovas unuk Anrerovral Therapy (ART) karena kemampuan unuk memaham hasl laboraorum dan nformas lmah baru enang HIV/AIDS dan erapnya Berku n merupakan kurva survval Kaplan Meer pasen HIV/AIDS dalam menjalan ART berdasarkan saus pekerjaan. S T RA T A : x = 0 Ce n s o r e d x = 0 x = 1 Ce n s o r e d x = 1 Gambar 4. Kurva Survval Kaplan Meer Berdasarkan Jens Kelamn Jens kelamn menjad salah sau fakor yang dduga mempengaruh survval pasen HIV/AIDS dengan

5 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.1, (016) (301-98X Prn) D-131 Gambar 7. Kurva Survval Kaplan Meer Berdasarkan Saus Pekerjaan Pekerjaan serngkal dhubungkan dengan penghaslan sehngga pasen HIV/AIDS yang dak memlk pekerjaan, cenderung dak melakukan ART, padahal ngka survval pasen HIV/AIDS salah saunya denukan dar keberlanjuan erap. Namun, pada Gambar 7 menjelaskan bahwa peluang survval pasen HIV/AIDS yang bekerja lebh rendah darpada pasen yang dak bekerja dalam menjalan ART. Hal n dduga pasen HIV/AIDS yang bekerja cenderung mengalam kesbukan yang lebh pada dbandng yang dak bekerja sehngga pasen yang dak bekerja lebh run menjalan ART dbandngkan dengan yang bekerja. Berku n merupakan kurva survval Kaplan Meer pasen HIV/AIDS dalam menjalan ART berdasarkan resko penularan. S T RA T A : x 5 = 0 Ce n s o r e d x 5 = 0 x 5 = 1 Ce n s o r e d x 5 = 1 yang dak memlk PMO dalam menjalan ART karena kurva sruvval pasen yang memlk PMO cenderung menurun dan serng berada dbawah kurva sruvval pasen yang dak memlk PMO. Hal n dduga dsebabkan oleh penanganan meds lebh nensf pada pasen HIV/AIDS yang dak memlk PMO darpada yang memlk PMO sehngga mampu memberkan pengaruh survval pada pasen yang dak memlk PMO. Berku n merupakan kurva survval Kaplan Meer pasen HIV/AIDS dalam menjalan ART berdasarkan sadum. S T RA T A : x 8 = 0 Ce n s o r e d x 8 = 0 x 8 = 1 Ce n s o r e d x 8 = 1 Gambar 10. Kurva Survval Kaplan Meer Berdasarkan Sadum Berdasarkan Gambar 10, erlha bahwa pasen HIV/AIDS yang memlk sadum bera mengalam penurunan ajam d har ke-00 sehngga cenderung peluang survval pasen HIV/AIDS memlk sadum bera lebh rendah darpada pasen yang memlk sadum rngan. Hal n dapa menjelaskan bahwa sadum memberkan pengaruh erhadap survval pasen HIV/AIDS dengan ART. Berku n merupakan kurva survval Kaplan Meer pasen HIV/AIDS dalam menjalan ART berdasarkan nfeks oporunsk. S T RA T A : x 6 = 1 Ce n s o r e d x 6 = 1 x 6 = Ce n s o r e d x 6 = x 6 = 3 Ce n s o r e d x 6 = 3 x 6 = 4 Ce n s o r e d x 6 = 4 x 6 = 5 Ce n s o r e d x 6 = 5 x 6 = 6 Ce n s o r e d x 6 = 6 Gambar 8. Kurva Survval Kaplan Meer Berdasarkan Resko Penularan Pada Gambar 8 erlha bahwa kurva survval pasen yang erular melalu heeroseksual dan pasen yang dak dkeahu penularannya berada dbawah kurva survval lannya. Hal n memberkan nformas bahwa peluang survval pasen heeroseksual dan pasen yang dak dkeahu penularannya cenderung lebh rendah dbandngkan pasen yang memlk resko penularan lannya. Berku n merupakan kurva survval Kaplan Meer pasen HIV/AIDS dalam menjalan ART berdasarkan pendampng mnum oba. ST RAT A : x 1 1 = 0 Ce n s o r e d x 1 1 = 0 x 1 1 = 1 Ce n s o r e d x 1 1 = 1 Gambar 11. Kurva Survval Kaplan Meer Berdasarkan Infeks Oporunsk Salah sau manfaa pasen HIV/AIDS yang menjalan ART adalah mampu memulhkan ssem mun pasen dengan mengurang nfeks oporunsk. Adanya pengurangan nfeks ersebu, mampu menngkakan survval pasen HIV/AIDS. Pada Gambar 11, erlha bahwa kedua kurva survval ersebu salng berhmpan sehngga dapa dkaakan bahwa dak ada perbedaan waku survval pasen HIV/AIDS yang mendera dengan pasen yang dak mendera nfeks oporunsk dalam menjalan ART. Berku n merupakan kurva survval Kaplan Meer pasen HIV/AIDS dalam menjalan ART berdasarkan saus ubercoloss. S T RA T A : x 7 = 0 Ce n s o r e d x 7 = 0 x 7 = 1 Ce n s o r e d x 7 = 1 Gambar 9. Kurva Survval Kaplan Meer Berdasarkan Pendampng Mnum Oba Adanya Pengawas Mnum Oba (PMO) dapa membanu kepauhan pasen dalam menjalan ART. Namun pada Gambar 9, dapa menjelaskan bahwa probablas survval pasen HIV/AIDS yang memlk PMO lebh rendah darpada pasen

6 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.1, (016) (301-98X Prn) D-13 Gambar 1. Kurva Survval Kaplan Meer Berdasarkan Saus Tubercoluss Tuberculoss menjad penyebab uama moralas pada pasen yang hdup dengan HIV/AIDS ermasuk pasen yang menjalan ART sehngga perlu unuk mengeahu peluang survval pasen HIV/AIDS dengan ART berdasarkan saus Tuberculoss pada pasen. Pada Gambar 1 menjelaskan bahwa probablas survval pasen HIV/AIDS dengan TB negaf lebh rendah darpada pasen dengan TB posf dalam menjalan ART. Sebelum menjalan ART, pasen HIV/AIDS yang memlk TB posf perlu melakukan erap unuk mengoba penyak ubrcoluss. Saa pasen ersebu sudah dnyaakan pulh oleh doker, maka pasen HIV/AIDS dperbolehkan unuk menjalan ART sehngga hal ersebu mampu memberkan pengaruh erhadap survval pasen HIV/AIDS dengan TB posf. C. Uj Log Rank ST RAT A : x 1 = 0 Ce n s o r e d x 1 = 0 x 1 = 1 Ce n s o r e d x 1 = 1 Selanjunya, dlakukan uj Log Rank unuk mengeahu apakah erdapa perbedaan anar kurva survval. Berku n merupakan hasl uj log rank berdasarkan fakor-fakor yang dduga mempengaruh survval pasen HIV/AIDS dengan ART. Tabel 4. Uj Log Rank Varabel df Log Rank P-value Jens Kelamn 1 0,0014 0,9704 Saus Pernkahan 1 0,6076 0,4375 Penddkan 1 0,4075 0,533 Saus Pekerjaan 1 0,0189 0,8907 Fakor Resko Penularan 5 1,6735 0,89 Pendampng Mnum Oba 1 0,5819 0,4456 Sadum 1 7,618 0,0070 Infeks Oporunsk 1 1,3180 0,509 Saus Tubercoloss 1 0,643 0,495 Berdasarkan hasl uj log rank, dapa dkeahu bahwa waku survval pasen HIV/AIDS dengan ART berdasarkan varabel jens kelamn, saus pernkahan, penddkan, saus pekerjaan, fakor resko penularan, pendampng mnum oba, nfeks oporunsk, dan saus ubercoloss dak berbeda secara sgnfkan. Sedangkan, waku survval pasen HIV/AIDS dengan ART berdasarkan varabel sadum berbeda secara sgnfkan karena p-value sebesar 0,0070 lebh kecl dar α (0,05). Kaplan Meer pada fakor sadum saja yang berbeda secara sgnfkan, sedangkan fakor yang lan dak berbeda secara sgnfkan aau dapa dkaakan bahwa dak ada perbedaan waku survval pasen HIV/AIDS dengan ART berdasarkan fakor sadum. Pada analss kurva survval Kaplan Meer berdasarkan fakor sadum menjelaskan bahwa kurva survval pasen HIV/AIDS yang memlk sadum bera mengalam penurunan ajam d har ke-00 sehngga peluang survval pasen HIV/AIDS memlk sadum bera lebh rendah darpada pasen yang memlk sadum rngan. Jad, sadum mampu meberkan pengaruh erhadap survval pasen HIV/AIDS saa menjalan ART. B. Saran Bag penel, dharapkan pada penelan selanjunya perlu memasukkan fakor lan melpu fakor penghaslan dan jarak empa nggal dengan rumah sak karena dduga kedua fakor ersebu memberkan pengaruh erhadap survval pasen HIV/AIDS yang menjalan ART. Sedangkan bag phak rumah sak, dharapkan pelru memperhakan fakor sadum dalam melakukan penanganan meds pada pasen HIV/AIDS dengan ART. DAFTAR PUSTAKA [1] UNAIDS, 013. HIV n Asa and he Pacfc UNAIDS repor 013. Avalable a: hp:// publcaon/013/013_hiv-asa-pacfc_en.pdf [] Kemenkes RI. (011). Pedoman ART 011. Pedoman Nasonal Taalaksana Klns Infeks HIV dan Terap Anrerovral Pada Orang Dewasa [3] Dnkes. (014). Profl Kesehaan Kabupaen Mojokero 013 [4] Klenbaum, D. G., & Klen, M. (01). Survval Analyss: A Self- Learnng Tex. London: Sprnger. [5] Colle, D. (1994). Modellng Survval Daa n Medcal Research. London: Chapman and Hall. [6] Uam, S. (015). Predkor Kemaan Pasen HIV dengan Terap Anrerovral d RSU Badung Bal. Denpasar: Program Sud Ilmu Kesehaan Masyaraka Unversas Udayana. [7] Wdyanhn, D.N (014). Fakor-Fakor yang Berhubungan dengan Loss To Follow Up pada ODHA yang Menerma Terap ARV d Klnk Amerha Yayasan Ker Praja Bal. Denpasar: Program Sud Ilmu Kesehaan Masyaraka Unversas Udayana. [8] Kemenkes RI. (014). Info Dan AIDS. Suas dan Analss HIV AIDS [9] Lee, E. T. (1980). Sascal Mehods for Survval Daa Analyss. [10] Le, C. T. (1997). Appled Survval Analyss. New York: John Wlley and Sons, Inc. [11] Dew, P.D.P.K. (015). Deermnan LTFU Pasen ODHA yang Menerma Terap Anrerovral d VCT RSUD Badung. Denpasar: Program Sud Ilmu Kesehaan Masyaraka Unversas Udayana. A. Kesmpulan V. KESIMPULAN DAN SARAN Peluang survval pasen HIV/AIDS dengan ART d RSUD Prof. Dr. Soekandar Kabupaen Mojokero secara keseluruhan mash ngg yakn berksar anara 0,75 hngga 1. Hasl uj Log Rank dar kedua belas fakor yang dduga mempengaruh survval pasen HIV/AIDS dengan ART, hanya kurva survval

Analisis Survival pada Pasien Penderita Sindrom Koroner Akut di RSUD Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2013 Menggunakan Regresi Cox Proportional Hazard

Analisis Survival pada Pasien Penderita Sindrom Koroner Akut di RSUD Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2013 Menggunakan Regresi Cox Proportional Hazard JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (215) 2337-352 (231-928X Prn) D151 Analss Survval pada Pasen Pendera Sndrom Koroner Aku d RSUD Dr. Soeomo Surabaya Tahun 213 Menggunakan Regres Cox Proporonal Hazard

Lebih terperinci

BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Maa kulah KOMPUTASI ELEKTRO BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Persamaan dferensal dapa dbedakan menjad dua macam erganung pada jumlah varabel bebas. Apabla persamaan ersebu mengandung hana sau varabel

Lebih terperinci

Jumlah kasus penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Surabaya tahun

Jumlah kasus penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Surabaya tahun Baasan Masalah Jumlah kasus pendera penyak Demam Berdarah Dengue (DBD d Koa Surabaya ahun - Varabel Explanaory (Varabel penjelas yang dgunakan dalam penelan adalah varabel Iklm (Curah hujan, Suhu, Kelembaban

Lebih terperinci

( ) STUDI KASUS. ò (, ) ( ) ( ) Rataan posteriornya adalah = Rataan posteriornya adalah (32)

( ) STUDI KASUS. ò (, ) ( ) ( ) Rataan posteriornya adalah = Rataan posteriornya adalah (32) 8 Raaan poserornya adalah E m x ò (, ) f ( x) m f x m f f m ddm (32) Dalam obseras basanya dgunakan banyak daa klam. Msalkan saja erdr dar grup daa klam dengan masng-masng grup ke unuk seap, 2,..., yang

Lebih terperinci

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) Creaed by Smpo PDF Creaor Pro (unregsered verson) hp://www.smpopdf.com Sask Bsns : BAB 8 VIII. ANALISIS DATA DERET BERKALA (TIME SERIES) 8.1 Pendahuluan Daa Berkala (Daa Dere waku) adalah daa yang dkumpulkan

Lebih terperinci

BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU

BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU Pada bab III, ka elah melakukan penguan erhadap meoda Runge-Kua orde 4 pada persamaan panas. Haslnya, solus analk persamaan panas

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 5" TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PACITAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN ; NOMOR 5" TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERA KABUPATEN PACTAN NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAAN PERUSAHAAN DAERAH AR MNUM j KABUPATEN

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor Tiap Jenis di Wilayah Surabaya dan Blitar dengan Model ARIMA Box-Jenkins dan Vector Autoregressive (VAR)

Peramalan Penjualan Sepeda Motor Tiap Jenis di Wilayah Surabaya dan Blitar dengan Model ARIMA Box-Jenkins dan Vector Autoregressive (VAR) JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No., (04) 337-350 (30-98X Prn) D-36 Peramalan Penjualan eda Moor Tap Jens d Wlayah Surabaya dan Blar dengan Model ARIMA Box-Jenkns dan Vecor Auoregressve (VAR) Ade

Lebih terperinci

\ DANA ALOKASI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

\ DANA ALOKASI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA y BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN : NOMOR 55" TAHUN 20 ; TENTANG \ DANA ALOKAS DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN, Menmbang : a. bahwa dalam rangka penngkaan penyelenggaraan pemernahan,

Lebih terperinci

' PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 4 TAHUN 2012 PEMBERIAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN BAGI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN PACITAN

' PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 4 TAHUN 2012 PEMBERIAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN BAGI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN PACITAN j BUPAT PACTAN ' PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESN BAG NDUSTR KECL DAN MENENGAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN

Lebih terperinci

PENDUGAAN STATISTIK AREA KECIL DENGAN METODE EMPIRICAL CONSTRAINED BAYES 1

PENDUGAAN STATISTIK AREA KECIL DENGAN METODE EMPIRICAL CONSTRAINED BAYES 1 PENDUGAAN SAISIK AREA KECIL DENGAN MEODE EMPIRICAL CONSRAINED AYES Ksmann Jurusan Penddkan Maemaka FMIPA Unversas Neger Yogyakara Absrak Meode emprcal ayes (E merupakan meode yang lebh aplkaf pada pendugaan

Lebih terperinci

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST BAB ESPONS FUNGSI STEP PADA ANGKAIAN DAN C Oleh : Ir. A.achman Hasbuan dan Naemah Mubarakah, ST . Persamaan Dferensal Orde Sau Adapun benuk yang sederhana dar suau persamaan dferensal orde sau adalah:

Lebih terperinci

! BUPATI PACriAN j PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 18 TAHUN 2013

! BUPATI PACriAN j PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 18 TAHUN 2013 ! BUPAT PACrAN j PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN DEWAN PENGAWAS BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA RUMAH SAKT UMUM DAERAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 1

BAB I PENDAHULUAN FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Defns Rangkaan Lsrk Rangkaan Lsrk adalah sambungan dar beberapa elemen lsrk ( ressor, kapasor, ndukor, sumber arus, sumber egangan) yang membenuk mnmal sau lnasan eruup yang dapa

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN. I PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMOR ;i6tahun 2010

BUPATI PACITAN. I PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMOR ;i6tahun 2010 3 1 BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN \ NOMOR ;6TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SSTEM PENGENDALAN NTERN PEMERNTA D LNGKUNGAN PEMERNTAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN : NOMOR 18 TAHUN 2001

PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN : NOMOR 18 TAHUN 2001 I I PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN : NOMOR 18 TAHUN 2001 \ TENTANG PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN LEMBAGA ADAT DENGAN RAHMAT TAHUN YANG MAHA

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS

PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS Mra Puspasar, Snggh Sapad, Dana Puspasar Absraks PT Ulam Tba Halm merupakan salah sau ndusr mnuman serbuk d Indonesa, dmana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo pada tahun ajaran 2012/2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo pada tahun ajaran 2012/2013 3. Lokas dan Waku Penelan 3.. Lokas Penelan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelan n dlaksanakan d SMP Neger 7 Goronalo pada ahun ajaran 0/03 3.. Waku Penelan Penelan n d laksanakan pada semeser genap ahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Masalah Knerja pembangunan ekonom Indonesa bsa dkaakan sanga membanggakan dengan ngka perumbuhan ekonom selama beberapa dekade erakhr n sangalah ngg, walaupun mengalam

Lebih terperinci

BAB 5 ENTROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUNYI

BAB 5 ENTROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUNYI BAB ETROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUYI Model Markov Tersembuny (Hdden Markov Model, MMT) elah banyak daplkaskan dalam berbaga bdang seper pelafalan bahasa (speeh reognon) dan klasfkas (luserng).

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN 1 NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN 1 NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG BERTA DAERAH KABUPATEN PACTAN TAHUN 200 NOMOR 7 PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 6 TAHUN 200 TENTANG PERUBAHAN KETGA ATAS PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 28 TAUN 2009 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

Di bidang ekonomi tidak semua informasi dapat diukur secara kuantitatif. Peubah dummy digunakan untuk memperoleh informasi yang bersifat kualitatif

Di bidang ekonomi tidak semua informasi dapat diukur secara kuantitatif. Peubah dummy digunakan untuk memperoleh informasi yang bersifat kualitatif Regres Dummy D bdang ekonom dak semua nformas dapa dukur secara kuanaf Peubah dummy dgunakan unuk memperoleh nformas yang bersfa kualaf Conoh pada daa cross secon: Gender: sebaga penenu jumlah pendapaan

Lebih terperinci

BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode

BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE Sebagamana elah dsnggung pada bab sebelumnya, salah sau meode penaksran parameer pada persamaan smulan yau meode Three Sage Leas Square (3SLS. Sebelum djelaskan lebh lanju

Lebih terperinci

PENAKSIRAN PELUANG KESEMBUHAN

PENAKSIRAN PELUANG KESEMBUHAN Prosdng SNaPP2011 Sans, Teknolog, dan Kesehaan ISSN:2089-3582 PENAKSIRAN PELUANG KESEMBUHAN DENGAN KEKAMBUHAN BERDISTRIBUSI EKSPONENSIAL 1 Abdul Kudus, 2 R. Dachlan Muchls, dan 3 Tk Respa 1,2 Jurusan Saska,

Lebih terperinci

ANaLISIS - TRANSIEN. A B A B A B A B V s V s V s V s. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Proses pemuatan kapasitor

ANaLISIS - TRANSIEN. A B A B A B A B V s V s V s V s. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Proses pemuatan kapasitor ANaISIS - TANSIEN. Kapasor dalam angkaan D Sebuah kapasor akan ermua bla erhubung ke sumber egangan dc seper yang dperlhakan pada Gambar. Pada Gambar (a), kapasor dak bermuaan yau pla A dan pla B mempunya

Lebih terperinci

EL NINO, LA NINA, DAN PENAWARAN PANGAN DI JAWA, INDONESIA

EL NINO, LA NINA, DAN PENAWARAN PANGAN DI JAWA, INDONESIA Jurnal Ekonom Pembangunan Volume 1, Nomor, Desember 011, hlm.57-71 EL NINO, LA NINA, DAN PENAWARAN PANGAN DI JAWA, INDONESIA Arn Wahyu Uam, Jamhar, dan Suhamn Hardyasu Jurusan Sosal Ekonom Peranan, Fakulas

Lebih terperinci

BUPAH PAOTAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENYESUAIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BUPAH PAOTAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENYESUAIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH r BUPAH PAOTAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENYESUAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA! BUPAT PACTAN, Menglnga a. bahwa guna kelancaran

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

Hidden Markov Model. Oleh : Firdaniza, Nurul Gusriani dan Akmal

Hidden Markov Model. Oleh : Firdaniza, Nurul Gusriani dan Akmal Hdden Markov Model Oleh : Frdanza, urul Gusran dan Akmal Dosen Jurusan Maemaka FMIPA Unversas Padjadjaran Jl. Raya Bandung Sumedang Km 2, Janangor, Jawa Bara elp. / Fax : 022 7794696 Absrak Hdden Markov

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab n akan dbahas beberapa eor dasar yang kelak akan dgunakan dalam penurunan formula penenuan harga Asan Opon, bak secara analk pada Bab III maupun secara numerk pada Bab

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

Pemodelan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri di Indonesia Dengan Pendekatan Regresi Data Panel Dinamis

Pemodelan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri di Indonesia Dengan Pendekatan Regresi Data Panel Dinamis JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 5 o. 2 (2016) 2337-3520 (2301-928X Prn) D-217 Pemodelan Penyerapan Tenaga Kerja Sekor Indusr d Indonesa Dengan Pendekaan Regres Daa Panel Dnams Avolla Terza Damalana dan Seawan

Lebih terperinci

Penerapan Statistika Nonparametrik dengan Metode Brown-Mood pada Regresi Linier Berganda

Penerapan Statistika Nonparametrik dengan Metode Brown-Mood pada Regresi Linier Berganda Jurnal EKSPONENSIAL Volume 7, Nomor, Me 6 ISSN 85-789 Penerapan Saska Nonparamerk dengan Meode Brown-Mood pada Regres Lner Berganda Applcaon of Nonparamerc Sascs, wh Brown-Mood Mehod on Mulple Lnear Regresson

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

Line Transmisi. Oleh: Aris Heri Andriawan ( )

Line Transmisi. Oleh: Aris Heri Andriawan ( ) ANALISIS APLIKASI PENJADWALAN UNIT-UNIT PEMBANGKIT PADA SISTEM KELISTRIKAN JAWA-BALI DENGAN MENGGUNAKAN UNIT COMMITMENT, UNIT DECOMMITMENT DAN MODIFIED UNIT DECOMMITMENT Oleh: Ars Her Andrawan (07000)

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS Resa Septan Pontoh Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran resa.septan@unpad.ac.d ABSTRAK.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

Analisis Jalur / Path Analysis

Analisis Jalur / Path Analysis Analss Jalur / Pah Analyss Analss jalur adalah salah sau benuk model SEM yang dak mengandung varable laen. Tenu saja model n lebh sederhana dbandngkan dengan model SEM lengka. Analss jalur sebenarnya meruakan

Lebih terperinci

Solusi Numerik Model Umum Epidemik Susceptible, Infected, Recovered (SIR) dengan Menggunakan Metode Modified Milne-Simpson

Solusi Numerik Model Umum Epidemik Susceptible, Infected, Recovered (SIR) dengan Menggunakan Metode Modified Milne-Simpson JURNAL SAINTIFIK VOL. NO. JULI 0 Slus Numerk Mdel Umum Epdemk Suscepble Ineced Recvered SIR denan Menunakan Mede Mded Mlne-Smpsn Wayudn Nur Nurul Muklsa Abdal Prram Sud Maemaka FMIPA Unversas Sulawes Bara

Lebih terperinci

Corresponding Author:

Corresponding Author: Perbandngan Fungs Ketahanan Hdup Dengan Metode Non Parametrk Menggunakan Uj Gehan Dan Uj Cox-Mantel (Lvng wth Securty Functon Comparson Method Usng Non Paremetrk Gehan test and Cox-Mantel Tes Ans Sept

Lebih terperinci

Muthmainnah PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2007 M/1428 H

Muthmainnah PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2007 M/1428 H PERBANDINGAN MODEL COX PROPORTIONAL HAZARD DAN MODEL PARAMETRIK BERDASARKAN ANALISIS RESIDUAL (Sud Kasus pada Daa Kanker Paru-Paru yang Dperoleh dar Conoh Daa pada Sofware S-Plus 2000 dan Smulas unuk Dsrbus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

i PERATURAN BUPATI PACITAN j NOMOR 14 TAHUN 2012 i

i PERATURAN BUPATI PACITAN j NOMOR 14 TAHUN 2012 i BXJPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN j NOMOR 4 TAHUN 202 \ TENTANG PELMPAHAN SEBAGAN KEWENANGAN PENGELOLAAN BDANG PERZNAN KEPADA KEPALA KANTOR PELAYANAN PERZNAN KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA Sensus Penduduk 2010 merupakan sebuah kegatan besar bangsa Badan Pusat Statstk (BPS) berdasarkan Undang-undang Nomor 16

Lebih terperinci

3 Kondisi Fisik Dermaga A I Pelabuhan Palembang

3 Kondisi Fisik Dermaga A I Pelabuhan Palembang Bab 3 3 Konds Fsk Dermaga A I Pelabuhan Palembang Penanganan Kerusakan Dermaga Sud Kasus Dermaga A I Pelabuhan Palembang 3.1 Pengolahan Daa Pasang Suru 3.1.1 Meode Leas Square Meode n menjelaskan bahwa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Daa Daa ang dgunakan dalam penelan n merupakan daa sekunder ang berasal dar berbaga nsans pemernah eruama Badan Pusa Sask. Daa ang dgunakan anara lan angka kemsknan,

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

MODEL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE-X (GSTAR-X) DALAM MERAMALKAN PRODUKSI KELAPA SAWIT

MODEL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE-X (GSTAR-X) DALAM MERAMALKAN PRODUKSI KELAPA SAWIT Bulen Ilmah Mah. Sa. dan Terapannya (Bmaser) Volume 07, No. (018), hal 85 9. MODEL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE-X (GSTAR-X) DALAM MERAMALKAN PRODUKSI KELAPA SAWIT Felca Kurna Kusuma Wra Pur, Dadan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PACITAN i NOMOR 13 TAHUN 2012 t I TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELELANGAN IKAN DI TEMPAT PELELANGAN IKAN KABUPATEN PACITAN

PERATURAN BUPATI PACITAN i NOMOR 13 TAHUN 2012 t I TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELELANGAN IKAN DI TEMPAT PELELANGAN IKAN KABUPATEN PACITAN f BUEAn PACrAN J PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELELANGAN KAN D TEMPAT PELELANGAN KAN KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 r BUPAT PACTAN. Menmbang:

Lebih terperinci

NILAI AKUMULASI DARI SUATU CASH FLOW DENGAN TINGKAT BUNGA BERUBAH BERDASARKAN FORMULA FISHER

NILAI AKUMULASI DARI SUATU CASH FLOW DENGAN TINGKAT BUNGA BERUBAH BERDASARKAN FORMULA FISHER ILAI AKUMULASI DARI SUATU CASH FLOW DEGA TIGKAT BUGA BERUBAH BERDASARKA FORMULA FISHER Devs Apranda, Johannes Kho, Sg Sugaro Mahasswa rogram S Maemaka Dosen Jurusan Maemaka Fakulas Maemaka dan Ilmu engeahuan

Lebih terperinci

PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG

PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG INDEPT, Vol., No. 3, Okober 01 ISSN 087 945 PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG Samsul Budaro, ST., MT Dosen Teap Teknk Indusr, Wakl Dekan III akulas Teknk, Unversas

Lebih terperinci

NILAI TOTAL TAK TERATUR TOTAL DARI GABUNGAN TERPISAH GRAF RODA DAN GRAF BUKU SEGITIGA

NILAI TOTAL TAK TERATUR TOTAL DARI GABUNGAN TERPISAH GRAF RODA DAN GRAF BUKU SEGITIGA Jurnal Ilmu Maemaka dan Terapan Desember 015 Volume 9 Nomor Hal. 97 10 NILAI TOTAL TAK TERATUR TOTAL DARI GABUNGAN TERPISAH GRAF RODA DAN GRAF BUKU SEGITIGA R. D. S. Rahangmean 1, M. I. Tlukay, F. Y. Rumlawang,

Lebih terperinci

i BUPATI PACITAN 1 I PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 5 TAHUN 2014 i

i BUPATI PACITAN 1 I PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 5 TAHUN 2014 i ( BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 5 TAHUN 204 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACTAN NOMOR 8 TAHUN 20 TENTANG RETRBUS TEMPAT PELELANGAN KAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Modifikasi Penaksir Robust dalam Pelabelan Outlier Multivariat

Modifikasi Penaksir Robust dalam Pelabelan Outlier Multivariat Vol. 14, No. 1, 46-53, Jul 2017 Modfkas Penaksr Robus dalam Pelabelan Ouler Mulvara Erna Tr Herdan Absrak Ouler adalah suau observas yang polanya dak mengku mayoras daa. Ouler dalam kasus mulvara sanga

Lebih terperinci

Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api Kelas Ekonomi Kertajaya Menggunakan ARIMA dan ANFIS

Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api Kelas Ekonomi Kertajaya Menggunakan ARIMA dan ANFIS JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4 No. (05) 33-350 (30-9X Prn) D-3 Peramalan Jumlah Penumpang Kerea Ap Kelas Ekonom Keraaya Menggunakan ARIMA dan ANFIS Ilaf Andala dan Irhamah Jurusan Saska Fakulas Maemaka

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

KONSEP DASAR. Latar belakang Metode Numerik Ilustrasi masalah numerik Angka signifikan Akurasi dan Presisi Pendekatan dan Kesalahan

KONSEP DASAR. Latar belakang Metode Numerik Ilustrasi masalah numerik Angka signifikan Akurasi dan Presisi Pendekatan dan Kesalahan KONSEP DASAR Laar belakang Meode Numerk Ilusras masalah numerk Angka sgnfkan Akuras dan Press Pendekaan dan Kesalahan Laar Belakang Meode Numerk Tdak semua permasalahan maemas dapa dselesakan dengan mudah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anema adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobn (HB) atau proten pembawa oksgen dalam sel darah merah berada d bawah normal,anema dalam kehamlan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL GSTAR(1,1) UNTUK DATA CURAH HUJAN

PENERAPAN MODEL GSTAR(1,1) UNTUK DATA CURAH HUJAN Bulen Ilmah Mah. Sa. dan Terapannya (Bmaser) Volume 6, o. 03 (017), hal 159 166. PEERAPA MODEL GSTAR(1,1) UTUK DATA CURAH HUJA Ism Adam, Dadan Kusnandar, Hendra Perdana ITISARI Model Generalzed Space Tme

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

Oleh : Azzahrowani Furqon Dosen Pembimbing Dr. Purhadi, M.Sc.

Oleh : Azzahrowani Furqon Dosen Pembimbing Dr. Purhadi, M.Sc. Aalss Regres Webull uuk Megeahu Fakor-Fakor yag Mempegaruh Laju Perbaka Kods Kls Pedera Sroke Sud kasus RSU Haj Surabaya Oleh : Azzahrowa Furqo 3090004 Dose Pembmbg Dr. Purhad, M.Sc. AGENDA OUTLINE PENDAHULUAN

Lebih terperinci

APLIKASI STRUKTUR GRUP YANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI. Mujiasih a

APLIKASI STRUKTUR GRUP YANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI. Mujiasih a APLIKASI STRUKTUR GRUP ANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI Mujash a a Program Sud Maemaka Jurusan Tadrs Fakulas Tarbah IAIN Walsongo Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngalan Semarang

Lebih terperinci

Kajian Model Markov Waktu Diskrit Untuk Penyebaran Penyakit Menular Pada Model Epidemik SIR

Kajian Model Markov Waktu Diskrit Untuk Penyebaran Penyakit Menular Pada Model Epidemik SIR JURAL TEKK POT Vol, o, (0) -6 Kajan odel arkov Waku Dskr Unuk Penyebaran Penyak enular Pada odel Epdemk R Rafqaul Hasanah, Laksm Pra Wardhan, uhud Wahyud Jurusan aemaka, Fakulas PA, nsu Teknolog epuluh

Lebih terperinci

PERBAIKAN ASUMSI KLASIK

PERBAIKAN ASUMSI KLASIK BAHAN AJAR EKONOMETRI AGUS TRI BASUKI UNIVERSITAS MUHAMMADIAH OGAAKARTA PERBAIKAN ASUMSI KLASIK 6.. Mulkolnearas Jka model ka mengandung mulkolneras yang serus yakn korelas yang ngg anar varabel ndependen,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Confgural Frequency Analyss untuk Melhat Penympangan pada Model Log Lnear Resa Septan Pontoh 1, Def Y. Fadah 2 1,2 Departemen Statstka FMIPA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Spesfkas Model Berdasarkan ujuan penelan seper dsebukan dalam bab pendahuluan maka ada dua hal mendasar yang akan del yau pengaruh volalas nla ukar rl erhadap volalas

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU KESEMBUHAN PENDERITA PENYAKIT TUBERKULOSIS DI RSUD IBNU SINA KABUPATEN GRESIK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU KESEMBUHAN PENDERITA PENYAKIT TUBERKULOSIS DI RSUD IBNU SINA KABUPATEN GRESIK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU KESEMBUHAN PENDERITA PENYAKIT TUBERKULOSIS DI RSUD IBNU SINA KABUPATEN GRESIK Eldra Sukmawat (8 5) Prof.DR. I Nyoman Budantara, Ms (95 989 ) Mahasswa Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA DERET BERKALA DENGAN METODE TREND SEKULER UNTUK MENENTUKAN MODEL PERTUMBUHAN PENDUDUK MISKIN JAWA BARAT

ANALISIS DATA DERET BERKALA DENGAN METODE TREND SEKULER UNTUK MENENTUKAN MODEL PERTUMBUHAN PENDUDUK MISKIN JAWA BARAT ANALISIS DATA DERET BERKALA DENGAN METODE TREND SEKULER UNTUK MENENTUKAN MODEL PERTUMBUHAN PENDUDUK MISKIN JAWA BARAT ANALSIS OF TIME SERIES USING SECULAR TREND METHOD TO DETERMINE POPULATION GROWTH MODEL

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE. Minggu-11 Page 1

THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE. Minggu-11 Page 1 THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE Mnggu-11 Page 1 Page 2 Page 3 Page 4 Fakta d USA 1950 2001 2010 Angka pernkahan per 1000 penduduk Angka perceraan per 1000 penduduk Umur medan lak-lak pertama menkah

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TD-COX PADA ANALISA SURVIVAL MAHASISWA DI UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM

IMPLEMENTASI TD-COX PADA ANALISA SURVIVAL MAHASISWA DI UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM Webse : jurnal.umj.ac.d/ndex.php/semnasek IMPLEMENTASI TD-COX PADA ANALISA SURVIVAL MAHASISWA DI UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM Yayuk Seyanng Asuk 1*, Dan Tresnawan 2 *1 Prod Teknk Spl, Fakulas Teknk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG MASUK MELALUI PINTU KEDATANGAN BANDARA SOEKARNO HATTA DAN BANDARA JUANDA

PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG MASUK MELALUI PINTU KEDATANGAN BANDARA SOEKARNO HATTA DAN BANDARA JUANDA PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG MASUK MELALUI PINTU KEDATANGAN BANDARA SOEKARNO HATTA DAN BANDARA JUANDA Indra Rahm, Sr Png Wulandar Mahasswa Jurusan Saska Insu Teknolog Seuluh Noember Dosen

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR

PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR B-5-1 PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR Wsnu Bud Sunaryo, Haryono ITS Surabaya ABSTRAK Dalam duna konsruks saa n pemakaan produk beon

Lebih terperinci

THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE

THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE Mnggu-7 Istqlalyah Muflkhat 2 Aprl 2013 Page 1 Fakta d USA Angka pernkahan per 1000 penduduk Angka perceraan per 1000 penduduk Umur medan lak-lak pertama menkah (th)

Lebih terperinci

MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS

MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS Semnar Nasonal Statstka IX Insttut Teknolog Sepuluh Nopember, 7 November 29 MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS Stud Kasus : Kota Surabaya Rokhana DB 1, Sutkno 2, Agnes Tut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryano Sudrham nalss Rangkaan Lsrk D Kawasan Waku BB 12 nalss Transen d Kawasan Waku Rangkaan Orde Perama Yang dmaksud dengan analss ransen adalah analss rangkaan yang sedang dalam keadaan peralhan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

\ PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG DISIPLIN JAM KERJA BAG! PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN

\ PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG DISIPLIN JAM KERJA BAG! PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN BUPAT PACTAN \ PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG DSPLN JAM KERJA BAG! PEGAWA NEGER SPL D LNGKUNGAN PEMERNTAH KABUPATEN PACTAN j DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN Menmbang :

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

Kresnanto NC. Model Sebaran Pergerakan

Kresnanto NC. Model Sebaran Pergerakan Kresnano C Moel Sebaran Pergerakan Kresnano C Tujuan Uama: Mengeahu pola pergerakan alam ssem ransporas serng jelaskan alam benuk arus pergerakan (kenaraan, penumpang, an barang) yang bergerak ar zona

Lebih terperinci

BAB III MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode

BAB III MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode BAB III MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT Sebagamana elah dsnggung pada bab sebelumnya, salah sau meode robus unuk mendeeks penclan (ouler) dalam analss komponen uama robus yau meode Mnmum Covarance Deermnan

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III MENENTUKAN JADWAL OPTIMUM PERAWATAN OVERHAUL. MESIN OKK Gill BCG1-P2 PADA BAGIAN DRAWING PT VONEX INDONESIA

BAB III MENENTUKAN JADWAL OPTIMUM PERAWATAN OVERHAUL. MESIN OKK Gill BCG1-P2 PADA BAGIAN DRAWING PT VONEX INDONESIA BAB III MENENTUKAN JADWAL OPTIMUM PERAWATAN OVERHAUL MESIN OKK Gll BCG1-P PADA BAGIAN DRAWING PT VONEX INDONESIA 3.1 Pedahulua Pada Bab II elah djelaska megea eor eor yag dbuuhka uuk meeuka jadwal opmum

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Dajukan Sebaga Salah Satu Syarat Untuk menyelesakan Program Sarjana ( S1) Pada Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Nahdlatul

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

Nirwan Ilyas, Anisa, Andi Kresna Jaya ABSTRAK

Nirwan Ilyas, Anisa, Andi Kresna Jaya ABSTRAK PERBANDINGAN MODEL REGRESI LOGISTIK DAN ZERO-INFLATED POISSON (ZIP) UNTUK MENGANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS KELANGSUNGAN HIDUP PENDERITA PENYAKIT DEMAM BERDARAH (DBD) RS WAHIDIN SUDIROHUSODO

Lebih terperinci

Analisis Survival dengan Pendekatan Multivariate Adaptive Regression Splines pada Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD)

Analisis Survival dengan Pendekatan Multivariate Adaptive Regression Splines pada Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) 1 Analss Survval dengan Pendekatan Multvarate Adaptve Regresson Splnes pada Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Shofa F Nsa, I Nyoman Budantara Jurusan Statstka, Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: X D-324

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: X D-324 JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol. 1, No. 1, (Sept. ) ISSN: 3-98X D-3 Analss Statstk entang Faktor-Faktor yang Mempengaruh Waktu unggu Kerja Fresh Graduate d Jurusan Statstka Insttut eknolog Sepuluh Nopemper

Lebih terperinci