BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Partisipan Penelitian Gambaran umum partisipan terlihat dari tabel distribusi frekuensi.distribusi frekuensi juga digunakan untuk memaparkan persentase untuk memperjelas penyebaran gambaran umum partisipan. Partisipan penelitian seluruhnya berjumlah 37 partisipan.gambaran umum partisipan penelitian berisi tentang karakteristik jenis kelamin.berikut rangkuman mengenai gambaran umum partisipan. 4.2. Pelaksanaan Penelitian Peneliti melakukan penelitian di Panti Jompo Inakaka- Ambon. Pelaksanaan penelitian dimulai tanggal 27 Agustus sampai 10 September 2014, setiap jam 09.00-14.00. Sebelum melakukan penelitian, peneliti bertemu dan menjelaskan kepada Kepala Panti tentang tujuan peneliti melakukan penelitian di Panti Jompo Inakaka-Ambon.Peneliti melaksanakan penelitian ini setelah mendapat ijin dari kepala Panti dan langsung membagikan kuisioner kepada partsipan. 34
Partisipan yang diteliti adalah partisipan dengan usia lanjut (Lansia) dengan umur sesuai kriteria inklusi penelitian ini, yakni 60 tahun sampai 65 tahun. Sebelum penelitian ini dimulai, peneliti mendatangi partisipan dan keluarganya untuk memperkenalkan nama dan institusi. Peneliti memberikan penjelasan mengenai maksud dan tujuan peneliti melakukan penelitian kepada pasien dan sekaligus meminta ijin partisipasi untuk berperan serta dalam penelitian ini dengan mengisi kuisioner yang disebarkan kepada mereka. Peneliti mendampingi partisipan dalam proses pengisian kuisioner dengan maksud agar selama pengisian kuisioner ada pernyataan yang tidak dimengerti oleh partisipan peneliti bisa memberikan penjelasan.. Setelah pengisian kuisioner selesai peneliti mengecek kembali kuisioner yang diisi oleh partisipan.dari kuisioner yang disebar, semuanya terkumpul kembali dan semuanya di pakai dalam penelitian ini. 4.3. Karakteristik Partisipan Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Partisipan di Panti Jompo Inakaka Ambon Jenis Kelamin Frekuensi Persentase Laki-laki 17 45,95% Perempuan 20 54,05% Total 37 100% 35
Berdasarkan penelitian dan hasil distribusi frekuensi didapatkan bahwa jumlah partisipan laki-laki sebanyak 17 partisipan (45,95%) dan jumlah partisipan perempuan sebanyak 20 partisipan (54,05%). Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pendidikan Terakhir Partisipan di Panti Jompo Inakaka Ambon Tingkat Frekuensi Persentase Pendidikan SD 10 27,02% SMP 5 13,51% SMA 4 10,81% D3 6 16,21% S1 12 32,45% Total 37 100% Berdasarkan penelitian dan hasil distribusi frekuensi didapatkanbahwa jumlah partisipan berdasarkan penggolongan tingkat pendidikan SD sebanyak 10 partisipan (27,02%), SMP sebanyak 5 partisipan (13,51%), SMA sebanyak 4 partisipan (10,81), D3 sebanyak 6 partisipan (16,21%) dan S1 sebanyak 12 partisipan (32,45%). Tabel 4.3.Distribusi Frekuensi UsiaPartisipan di Panti Jompo Inakaka Ambon Usia Frekuensi Persentase 60-65 tahun 27 72,97 % 65-70 tahun 10 27,03 % Total 37 100% 36
Berdasarkan penelitian dan hasil distribusi frekuensi didapatkan bahwa jumlah partisipan berdasarkan usia 55 65 tahun sebanyak 27 partisipan (72,97%), usia 65-70 tahun sebanyak 10 partisipan (27,03%). 4.5. Hasil Penelitian 4.4.1. Uji Normalitas Uji asumsi dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah data yang telah memenuhi asumsi analisis sebagai syarat untuk melakukan analisis dengan teknik korelasi Pearson Product Moment. Pengujian uji normalitas dilakukan dengan melihat hasil uji Kolmogorov-Smirnov. Tabel 4.4. Hasil Uji Normalitas Dukungan Sosial Keluarga dengan Kecemasan menghadapi kematian One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Dukungan Sosial Kecemasan Kematian N 37 37 Normal Parameters a Mean 30.32 57.30 Std. Deviation 12.559 21.026 Most Extreme Differences Absolute.207.157 Positive.207.140 Negative -.184 -.157 Kolmogorov-Smirnov Z 1.257.957 Asymp. Sig. (2-tailed).085.319 Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 4.4 di atas, kedua variabel memiliki signifikansi p>0,05. Variabel 37
dukungan sosial keluarga memiliki nilai K-S-Z sebesar 1,257 dengan nilai probabilitas (p) atau nilai signifikansi sebesar 0,085 (p > 0.05). Oleh karena nilai signifikansi p>0,05, maka distribusi data dukungan social keluarga berdistribusi normal. Hal ini juga terjadi pada variabel kecemasan menghadapi kematian yang memiliki nilai K-S-Z sebesar 0,957 dengan nilai probabilitas (p) atau nilai signifikansi sebesar 0,319. Dengan demikian, data kecemasan menghadapi kematian juga berdistribusi normal. 4.4.2. Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan untuk menguji integritas hubungan data yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Dengan kata lain, pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas berhubungan dengan variabel terikat atau tidak. Untuk perhitungannya, uji lineritas dilakukan dengan menggunakan SPSS seri 16.0 for windowsyang dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut: Tabel 4.5 Hasil Uji Linearitas Dukungan Sosial Keluarga Dengan Kecemasan Menghadapi Kematian ANOVA Table Kecemas an Kematia Between Groups (Combined) Sum of Squares df Mean Square F Sig. 7374.258 16 460.891 1.079.430 Linearity 669.380 1 669.380 1.567.225 38
n * Dukunga Within n Sosial Groups Deviation from Linearity 6704.877 15 446.992 1.047.454 8541.472 20 427.074 Total 15915.730 36 Dari hasil uji linearitas diperoleh nilai F beda sebesar 1,047 dengan sig.= 0,454 (p>0,05) yang menunjukkan hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan kecemasan menghadapi kematian adalah linear. 4.4.3. Analisis Korelasi Perhitungan analisis data dilakukan setelah uji asumsi yang meliputi uji normalitas dan uji linieritas. Perhitungan dalam analisis ini dilakukan dengan SPSS seri 16.0 for windows. Hasil korelasi antara dukungan sosial keluarga dengan kecemasan menghadapi kematiandapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini: Kecemasan Kematian Tabel 4.6. Hasil Uji KorelasiDukungan Sosial Keluarga Dengan Kecemasan Menghadapi Kematian Correlations Kecemasan Kematian Dukungan Sosial Pearson Correlation 1.605 ** Sig. (2-tailed).000 N 37 37 Dukungan Sosial Pearson Correlation.605 ** 1 Sig. (2-tailed).000 39
Kecemasan Kematian Correlations Kecemasan Kematian Dukungan Sosial Pearson Correlation 1.605 ** Sig. (2-tailed).000 N 37 37 Dukungan Sosial Pearson Correlation.605 ** 1 Sig. (2-tailed).000 N 37 37 Berdasarkan hasil perhitungan uji korelasi pada tabel 1.3 di atas, diperoleh koefisien korelasi antara dukungan sosial keluarga dengan kecemasan menghadapi kematian sebesar 0,605 dengan signifikan = 0,000 (p<0,05). 4.5. Pembahasan Penelitian Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh hasil dari 37 responden bahwa rata-rata responden masih merasakan dukungan sosial keluarga yang masih sangat rendah dan belum baik. Hal ini terbukti dari hanya 4 responden(10,81%) yang mengatakan dukungan sosial keluarga dalam kategori sangat tinggi, 2 responden (5,41%) mengatakan dukungan sosial keluarga dalam kategori tinggi, 11 responden (29,73%) mengatakan dukungan sosial keluarga dalam kategori kurang,dan 19 responden (51,35%) mengatakan mengatakan dukungan sosial keluarga dalam kategori sangat kurang. Sedangkan pada skala kecemasan menghadapi kematian, 40
diperoleh hasil, rata-rata responden mengatakan bahwa kecemasan menghadapi kematiansangat tinggi. Hal ini terbukti dari 13 responden (35,14%) yang mengatakan kecemasan menghadapi kematian dalam kategori sangat tinggi, 14 responden (37,84%) mengatakan kecemasan menghadapi kematian dalam kategori tinggi, 1 responden (2,70%) mengatakan kecemasan menghadapi kematiandalam kategori kurang,dan 9 responden (24,32%) mengatakan mengatakan kecemasan menghadapi kematian dalam kategori sangat kurang. UJI DESKRIPTIF STATISTIK Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Dukungan Sosial 37 15 57 21.32 12.559 Kecemasan Kematian Valid N (listwise) 37 37 20 80 57.30 21.026 1. Kategorisasi Skala Dukungan Sosial Keluarga Untuk menentukan tinggi rendahya hasil pengukuran variabel dukungan sosial keluarga, digunakan 4 (empat) kategori, yaitu: Sangat Tinggi, Tinggi, Kurang dan Sangat Kurang.Jumlah pilihan pada masing-masing item adalah 4 41
(empat). Maka skor maksimum yang diperoleh dengan cara mengkalikan skor tertinggi dengan jumlah soal, yaitu: 4 x 15 item valid = 60 dan skor minimum yang diperoleh dengan cara mengkalikan skor terendah dengan jumlah soal, yaitu 1 x 15 item valid = 15. Dengan adanya skor tertinggi, skor terendah dan banyaknya kategori, maka dapat dihitung lebar interval dengan rumus sebagai berikut : Skor tertinggi-skor terendah i = Banyak Kategori 60-15 i = 4 i = 11,25 Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat dikemukakan normakategorisasi dukungan sosial keluargapada tabel berikut: No Interval Kategori Mean N Persentase 1 48,75 x 60 Sangat 4 10,81% Tinggi 2 37,5 x < 48,75 Tinggi 2 5,41% 3 26,25 x < 37,5 Kurang 11 29,73% 4 15 x < 26,25 Sangat 21,32 19 51,35% Kurang Jumlah 37 100% SD = 12,559 Min = 15 Max = 57 Keterangan: x = dukungan sosial keluarga 42
Folonsen dan Beehr (dalam Komalasari, 2006) juga mengungkapkan bahwa dukungan sosial dapat secara efektif mengurangi stres yang dialami individu terlebih lagi pada individu yang mengalami sakit kronis. Johnson dan Johnson (dalam Ermayanti & Abdullah,2011) juga mengemukakan bahwa dukungan sosial adalah suatu usaha pemberian bantuan kepada individu dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan mental, meningkatkan rasa percaya diri, doa, semangat atau dorongan, nasihat serta sebuah penerimaan. 2. Kategorisasi Skala Kecemasan Menghadapi Kematian Untuk menentukan tinggi rendahya hasil pengukuran variabel kecemasan menghadapi kematian, digunakan 4 (empat) kategori, yaitu: Sangat Tinggi, Tinggi, Kurang dan Sangat Kurang.Jumlah pilihan pada masing-masing item adalah 4 (empat). Maka skor maksimum yang diperoleh dengan cara mengkalikan skor tertinggi dengan jumlah soal, yaitu: 4 x 20 item valid = 80 dan skor minimum yang diperoleh dengan cara mengkalikan skor terendah dengan jumlah soal, yaitu 1 x 20 item valid = 20. Dengan adanya skor tertinggi, skor terendah dan banyaknya kategori, maka dapat dihitung lebar interval dengan rumus sebagai berikut : 43
i = Skor tertinggi-skor terendah Banyak Kategori 80-20 i = 4 i = 15 Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat dikemukakan normakategorisasikecemasan menghadapi kematianpada tabel berikut: No Interval Kategori Mean N Persentase 1 65 x 80 Sangat 13 35,14% Tinggi 2 50 x < 65 Tinggi 57,30 14 37,84% 3 35 x < 50 Kurang 1 2,70% 4 20 x < 35 Sangat 9 24,32% Kurang Jumlah 37 100% SD = 21,026 Min = 20 Max = 80 Keterangan: x = kecemasan menghadapi kematian Berdasarkan pada tabelanalisa korelasi, diperoleh koefisien korelasi antara dukungan sosial keluarga dengan kecemasan menghadapi kematian sebesar 0,605 dengan signifikan = 0,000 (p<0,05) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial keluarga dengan kecemasan menghadapi kematian pada lansia. Dukungan sosial bagi lanjut usia sangat penting, karena dukungan sosial keluarga dapat menjadi arti bagi lansia yang 44
tinggal di panti bahwa mereka masih bagian dari keluarganya serta dukungan sosial keluarga dapat menjadi kekuatan fisik bagi lansia. Selain itu dukungan sosial keluarga akan sangat efektif jika dukungan diberikan secara terus menerus kepada lansia. Penelitian lain yang mendukung penelitian ini adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh Wijaya dan Safitri(2006), yang menyatakan bahwa sumbangan variabel persepsi kematian terhadap penurunan tingkat kecemasan menghadapi kematian pada subjek penelitian sebesar 15,9%. Hal ini sekaligus menunjukkan keberadaan faktor-faktor lain yang mempengaruhi tingkat kecemasan menghadapi kematian pada subjek selain persepsi terhadap kematian sebesar 84,1%. Faktor-faktor lain tersebut yaitu: dukungan sosial keluarga yang kurang, jenis kelamin(perempuan lebih rentan mengalami kecemasan), status ekonomi, religiusitas, kesiapan diri (Hambly dalam Subandi, 1998) dan tingkat pendidikan (Templer, 1970). 45