BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran subjek penelitian, pelaksanaan penelitian, pengumpulan data, deskripsi data penelitian beserta analisis data, dan dilanjutkan dengan hasil penelitian serta pembahasan hasil penelitian Gambaran Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa SMK N 5 Padang, dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 101 orang Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK N 5 Padang, tepatnya di Jalan Beringin No. 4 Lolong, Padang. Letak geografis lokasi sekolah ini berada pada kawasan dekat dengan pemukiman masyarakat tapi tidak terlalu dekat dari jalan raya, pengambilan data dilakukan pada tanggal 15 Agustus Pengambilan data penelitian dilaksanakan setelah mendapat rekomendasi izin penelitian Nomor: B.1711/In.02/FU/TL.00.9/07/2017 yang ditanda tangani oleh wakil dekan bidang akademik fakultas ushuluddin IAIN Imam Bonjol Padang. Penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan skala kepada siswa SMK N 5 Padang dengan jumlah sampel sebanyak 101 orang seperti yang dijabarkan pada BAB III. Penelitian dilakukan sendiri oleh penulis dengan membagikan skala yaitu skala pola asuh permisif dan skala perilaku 66

2 67 agresif. Agar tidak terjadi kesalahan di dalam pengisian skala, penulis memberikan penjelasan pengisian yang telah ada di lembar skala Pengumpulan Data Pelaksanaan pengumpulan data di dalam penelitian ini dengan menggunakan dua skala yaitu skala pola asuh permisif yang terdiri dari 42 aitem pernyataan dan perilaku agresif yang terdiri dari 46 aitem pernyataan. Pada setiap skala terdapat lembar identitas, kolom jawaban, dan cara pengisian serta ucapan terima kasih. Selain dari itu, penulis menggunakan wawancara dan observasi sebagai pengambilan data awal Diskripsi Data Penelitian Deskripsi data penelitian digunakan untuk membuat kategorisasi variabel dengan menggolongkan subjek dalam dua kategori yaitu rendah, sedang dan tinggi. Menurut Azwar (2005), skor skala sebagai hasil ukur berupa angka (kuantitatif) maka skor memerlukan suatu norma pembanding agar dapat diinterpretasikan secara kualitatif. Berdasarkan tujuan tersebut maka peneliti menetapkan suatu kategorisasi. Kategorisasi ini bersifat relatif sehingga dapat dibagi sesuai dengan tingkat diferensiasi yang dikehendaki, tetapi sebelumnya harus ditentukan dahulu berdasarkan rerata (M), satuan deviasi standar (SD) dengan memperhitungakan tentang skor minimum (Xmin) dan skor maksimum (Xmax) teoritisnya (Azwar, 2005:105).

3 Kategorisasi Pola Asuh Permisif Kategorisasi dari tingkat pola asuh permisif memperlihatkan bahwa rata-rata siswa SMK N 5 Padang dikategorisasikan berdasarkan mean ideal dengan alasan untuk menyeimbangkan subjek menjadi dua, yaitu rendah dan tinggi (Hadi, 2004:252). I= R K Keterangan: I = Interval R = Range (Nilai tertinggi - nilai terendah) K = Kelas Interval (tinggi & rendah) I = I = 57 2 I = 28,5 Tabel 4.1. Kategorisasi Berdasarkan Skala Pola Asuh Permisif No Skor Kategori Jumlah Persentase Rendah 40 orang 40% Tinggi 61 orang 60% Total 101 orang 100% Sumber: Data Penelitian Tabel 4.2. Kategorisasi Skala Pola Asuh Permisif Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid

4 Total Sumber: Data SPSS 15.0 for windows Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan bahwa dari 101 subjek yang diteliti, 61 orang atau 60% mendapatkan pola asuh permisif yang tinggi, dan 40 orang atau 40% mendapatkan pola asuh permisif yang rendah. Dari besaran persentase pola asuh permisif pada tabel tersebut, menunjukkan bahwa siswa SMK N 5 Padang lebih dominan mendapatkan pola asuh permisif yang dikategorikan tinggi.

5 Kategorisasi Perilaku Agresif Kategorisasi dari tingkat perilaku agresif memperlihatkan bahwa rata-rata siswa SMK N 5 Padang dikategorisasikan berdasarkan mean ideal dengan alasan untuk menyeimbangkan subjek menjadi dua, yaitu rendah dan tinggi (Hadi, 2004:252). I= R K Keterangan: I = Interval R = Range (Nilai tertinggi - nilai terendah) K = Kelas Interval (tinggi & rendah) I = I = 60 2 I = 30 Tabel 4.3. Kategorisasi Berdasarkan Skala Perilaku Agresif No Skor Kategori Jumlah Persentase Rendah 48 orang 48% Tinggi 53 orang 52% Total 101 orang 100% Sumber: Data Penelitian Tabel 4.4. Kategorisasi Perilaku Agresif Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid

6 Total Sumber: Data SPSS 15.0 for windows Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan bahwa dari 101 subjek yang diteliti, 53 orang atau 52% memiliki perilaku agresif yang tinggi, dan 48 orang atau 48% memiliki perilaku agresif yang rendah. Dari besaran persentase perilaku agresif pada tabel

7 72 tersebut, menunjukkan bahwa siswa SMK N 5 Padang lebih dominan memiliki perilaku agresif yang dikategorikan tinggi Hasil Penelitian Uji Linearitas Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel penelitian secara signifikan mempunyai hubungan yang linear atau tidak. Kedua variabel dikatakan linear apabila memiliki taraf signifikansi kecil dari 0,05 (P < 0,05) (Priyatno, 2014:79). Uji linearitas pada SPSS versi 15.0 for windows diperoleh sebagai berikut: PERMISIF * AGRESIF Tabel 4.5. Uji Linearitas Sebaran Skala Pola Asuh Permisif dan Skala Perilaku Agresif ANOVA Table Between Groups (Combined) Sumber: Data SPSS 15.0 for windows Sum of Squares Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat pada output ANOVA Table, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada linearitas sebesar 0,000 karena signifikansi kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel pola asuh permisif dan perilaku agresif terdapat hubungan yang linear, maka asumsi linearitas terpenuhi. Df Mean Square F Sig Linearity Deviation from Linearity Within Groups Total

8 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah populasi data terdistribusi normal atau tidak. Distribusi data yang normal menyatakan bahwa subjek penelitian tergolong representatif atau dapat mewakili populasi yang ada, sebaiknya apabila sebaran tidak normal, maka dapat disimpulkan bahwa subjek tidak representatif atau tidak mewakili populasi yang ada. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji one sample kalmogorov smirnov, dapat dinyatakan terdistribusi normal jika signifikansi besar dari 0,05 (Priyatno, 2012). Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan SPSS versi 15.0 for windows, maka diperoleh hasil uji normalitas sebagai berikut: Tabel 4.6. Uji Normalitas Sebaran Skala Pola Asuh Permisif dan Skala Perilaku Agresif One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test AGRESIF PERMISIF N Normal Parameters(a,b) Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Sumber: Data SPSS 15.0 for windows Untuk mengetahui data terdistribusi normal atau tidak, dapat diketahui dari tabel One-Sample Kolmogorov Smirnov Test pada tabel 4.6 di atas. Kriteria pengujiannya adalah apabila nilai signifikansi > 0,05 maka

9 74 data terdistribusi normal. Dari tabel 4.6 di atas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi (Asymptotic Significance 2-tailed) untuk pola asuh permisif adalah 0,653 dan perilaku agresif 0,158. Signifikansi untuk variabel pola asuh permisif lebih besar dari 0,05 maka berdistribusi normal dan untuk signifikansi perilaku agresif juga lebih besar dari 0,05 maka berdistribusi normal. Jadi, dapat disimpulkan bahwa data skala pola asuh permisif berdistribusi normal dan data skala perilaku agresif juga berdistribusi normal Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi Pearson untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan pola asuh permisif dengan perilaku agresif. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi 15.0 for windows diperoleh sebagai berikut: Tabel 4.7 Hasil Analisis Korelasi Pearson Correlations AGRESIF PERMISIF AGRESIF Pearson Correlation 1.416(**) Sig. (2-tailed).000 N PERMISIF Pearson Correlation.416(**) 1 Sig. (2-tailed).000 N ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber: SPSS 15.0 for windows Hasil analisis pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai koefisien pearson correlation pola asuh permisif dengan perilaku agresif sebesar 0,416. Jika nilai signifikansi < 0,05 berarti hipotesis diterima sedangkan

10 75 jika nilai signifikansi > 0,05 berarti hipotesis ditolak dan nilai signifikansi dari pola asuh permisif dan perilaku agresif 0,000 (0,000 < 0,05) yang berarti pada taraf signifikansi antara dua variabel menunjukkan adanya hubungan antara pola asuh permisif dan perilaku agresif.. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi dengan besar koefisien 0,416, diperoleh nilai r hitung adalah 0,416, sementara r tabel 0,195. Menurut Sugiyono (2010:185), jika r hitung > (besar) r tabel maka hipotesis diterima. Sebaliknya, Jika r hitung < (kecil) r tabel maka hipotesis ditolak. Dari hasil perhitungan koefisien korelasi diperoleh nilai r hitung lebih besar dari r tabel yaitu 0,416 > 0,195, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pola asuh permisif dengan perilaku agresif siswa SMK N 5 Padang Pembahasan Berdasarkan analisis data yang diperoleh menunjukkan, bahwa didapatkan data yang diperoleh juga terlihat dari 101 subjek yang diteliti, 61 orang atau 60% memiliki tingkat pola asuh permisif yang tinggi, dan 40 orang atau 40% yang memiliki tingkat pola asuh permisif yang rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar dari remaja atau siswa SMK N 5 Padang memiliki tingkat pola asuh permisif yang tinggi. Kemudian dari data dari 101 subjek yang diteliti, 53 orang atau 52% memiliki tingkat perilaku agresif yang tinggi, 48 orang atau 48% memiliki tingkat perilaku agresif yang rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa

11 76 sebagian besar dari remaja atau siswa SMK N 5 Padang memiliki tingkat perilaku agresif yang tinggi. Selanjutnya, dari analisis yang diperoleh bahwa pola asuh permisif memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan perilaku agresif. Sehingga semakin tinggi tingkat pola asuh permisif seseorang maka semakin tinggi pula perilaku agresif. Hal ini terbukti dari hasil analisis korelasi Pearson yang menunjukan bahwa nilai Pearson Corellation antara variabel pola asuh permisif dengan perilaku agresif sebesar 0,416 dengan nilai signifikansi 0,000 yang mana nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) yang berarti antara dua variabel menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan. Begitupun hasil uji t menunjukkan bahwa ada hubungan antara pola asuh permisif dengan perilaku agresif remaja SMK N 5 Padang. Setelah dilakukan penghitungan didapatkan hasil t hitung sebesar 4,584, sedangkan t tabel 0,195, karena 4,584 > 0,195 itu berarti t hitung lebih besar dari t tabel, maka dapat disimpulkan adanya hubungan pola asuh permisif dengan perilaku agresif. Hasil penelitian menunjukkan siswa yang memiliki pola asuh permisif yang tinggi juga memiliki perilaku agresif yang tinggi. Oleh karena itu, dalam penelitian ini menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan antara pola asuh permisif dengan perilaku agresif. Hal ini dapat terjadi, karena terdapat faktor-faktor lain yang memengaruhi perilaku agresif. Terdapat 5 faktor yang memengaruhi perilaku agresif, yaitu:

12 77 a. Sosial Provokasi verbal atau fisik adalah salah satu penyebab agresi. Selain itu menyepelehkan dan merendahkan sebagai ekspresi sikap arogan atau sombong adalah prediktor yang kuat bagi munculnya agresi. b. Personal Pola tingkah laku berdasarkan kepribadian. Hal dasar yang perlu diperhatikan adalah adanya perbedaan pada jenis kelamin. Sering diungkapkan bahwa lelaki lebih agresif dari pada perempuan. c. Kebudayaan Nilai dan norma yang mendasari sikap dan tingkah laku masyarakat juga berpengaruh terhadap agresivitas satu kelompok. d. Situasional Penelitian terkait dengan cuaca dan tingkah laku menyebutkan bahwa ketidaknyamanan akibat panas menyebabkan kerusuhan dan bentuk-bentuk agresi lainnya. e. Sumber daya Dibutuhkan upaya lebih untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Diawali dengan tawar-menawar, jika tidak tercapai kata sepakat, maka akan terbuka dua kemungkinan besar. Pertama, mencari sumber pemenuhan kebutuhan lain; kedua, mengambil paksa dari pihak yang memilikinya.

13 78 f. Media massa Menurut Ade E. Mardiana, tayangan dari televisi berpotensi besar diimitasi oleh pemirsanya. Khusus untuk media massa televisi yang merupakan media tontonan dan secara alami mempunyai kesempatan lebih bagi pemirsanya untuk mengamati apa yang disampaikan secara jelas (Sarlito, 2011: ) Tinggi rendahnya perilaku agresif yang dialami oleh siswa dapat dilihat melalui tinggi rendahnya skor yang diperoleh pada skala perilaku agresif. Semakin tinggi skor yang diperoleh siswa pada skala perilaku agresif, maka semakin tinggi pula perilaku agresif yang dimiliki oleh siswa tersebut. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh siswa pada skala perilaku agesif, maka semakin rendah pula perilaku agresif pada siswa tersebut. Adapun pengertian pola asuh permisif adalah sebuah gaya pengasuhan ketika orangtua sangat terlibat dengan anak-anak mereka, tetapi menempatkan beberapa tuntutan suatu kontrol atas mereka. Orangtua seperti ini membiarkan anak-anak mereka melakukan apa yang mereka inginkan. Hasilnya adalah bahwa anak-anak tidak pernah belajar untuk mengendalikan perilaku mereka sendiri dan selalu mengharapkan untuk mendapatkan keinginan mereka (Santrock, 2011:103). Adapun aspek-aspek dalam pola asuh permisif menurut Hurlock (dalam Rahman, 2015:122) sebagai berikut:

14 79 1. Kontrrol terhadap anak kurang, menyangkut tidak adanya pengarahan perilaku anak sesuai dengan norma masyarakat, tidak menaruh perhatian dengan siapa saja anak begaul. 2. Pengabaian keputusan, mengenai membiarkan anak untuk memutuskan segala sesuatu sendiri, tanpa adanya pertimbangan dengan orangtua. 3. Orangtua bersifat masa bodoh, mengenai ketidakpedulian orangtua terhadap anak, tidak adanya hukuman saat anak sedang melakukan tindakan yang melanggar norma. 4. Pendidikan bersifat bebas, mengenai kebebasan anak untuk memilih sekolah sesuai dengan keinginan anak, tidak adanya nasehat disaat anak berbuat kesalahan, kurang memperhatikan pendidikan moral dan agama. Menurut Sarwono pola asuh yang salah dapat menyebabkan seorang anak melakukan perilaku agresif. Orangtua yang terlalu mendominasi akan membuat anak tidak dapat mengembangkan kreativitasnya yang akhirnya anak akan melakukan perilaku agresif di luar lingkungan keluarga (Eyefni, 2011:8). Tinggi rendahnya pola asuh permisif yang dialami oleh siswa dapat dilihat dari tinggi rendahnya skor yang diperoleh pada skala pola asuh asuh permisif. Semakin tinggi skor yang diperoleh siswa pada skala pola asuh permisif, maka semakin tinggi pula pola asuh permisif yang dimiliki oleh siswa tersebut. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh siswa pada skala pola asuh permisif, maka semakin rendah pula pola asuh permisif.

15 80 Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pola asuh permisif memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan perilaku agresif. Apabila tingkat pola asuh permisif siswa SMK N 5 tinggi maka perilaku agresif tinggi. Begitu juga sebaliknya, apabila pola asuh permisifnya rendah maka perilaku agresifnya juga rendah. Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang terdahulu yaitu penelitian yang di lakukan oleh Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Taganing, SPsi., MPsi., dan Fini Fortuna Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma yang berjudul: Hubungan Pola Asuh Otoriter Dengan Perilaku Gresif Pada Remja Berdasarkan analisis data yang dilakukan dengan menggunakan teknik analisis Pearson Correlationt,didapat skor untuk Pearson Correlationsebesar 0,303 dengan nilai signifikansi sebesar 0,041 (p<0,05). Sehingga R square yang diapat sebesar 9,2% yang menyatakan bahwa pola asuh otoiter dengan perilaku agresif memiliki pengaruh sebesar 9,2% selebihnya disebabkan oleh faktorfaktor lain diluar pembahasan ini. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan ada hubungan pola asuh otoriter dan perilaku agresi pada remaja diterima. Yulianita Isnasari Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Institut Agama Islam Negeri Wali Songo Semarang yang berjudul: Hubungan Pola Asuh Permisif Orangtua terhadap Kenakalan Remaja di Balai Permasyarakatan Kelas 1 Semarang. Kesimpulan dari penelitian ini adalah: Ada hubungan positif antara pola asuh permisif orang tua dengan kenakalan remaja yaitu sebesar 22,5%. Adapun sisanya yaitu 77,5 % dijelaskan oleh prediktor lain

16 81 dan kesalahan-kesalahan lain. Semakin tinggi pola asuh permisif orang tua maka semakin tinggi kenakalan remaja. Semakin rendah pola asuh permisif orang tua maka semakin rendah kenakalan remaja. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dapat disimpulkan bahwa: Hubungan pola asuh permisif dengan perilaku agresif menunjukkan hasil positif walaupun dengan lokasi penelitian yang berbeda. Dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima, artinya pola asuh permisif dengan perilaku agrsif memiliki hubungan yang positif dan signifikan, semakin tinggi tingkat pola asuh permisif pada siswa maka semakin tinggi perilaku agresif siswa, dan sebaliknya semakin rendah tingkat pola asuh pemisi siswa maka perilaku agresif siswa tersebut akan semakin rendah pula.