BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi

1 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Kristen Satya Wacana yang terletak di Jalan Diponegoro, Salatiga. Populasi penelitian adalah semua siswa kelas VIII yang berjumlah 75 siswa. Sampel diambil dari semua siswa kelas VIII yang berjumlah 75 siswa karena subyek penelitian kurang dari 100. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan lingkungan keluarga dan sekolah dengan prestasi belajar matematika siswa kelas VIII SMP Kristen Satya Wacana Salatiga Tahun Ajaran 2012/2013. B. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 9 Mei Hari Kamis tanggal 9 Mei 2013 dilakukan pengambilan data di kelas VIII B terlebih dahulu, dari 25 siswa yang ada hanya 24 siswa yang hadir dan mengisi instrumen penelitian yang telah disiapkan. Pengambilan data selanjutnya dilakukan di kelas VIII A, dari 25 siswa yang ada hanya 23siswa yang hadir dan mengisi instrumen penelitian. Masih ada hari yang sama, pengambilan data terakhir dilakukan jam ke 6 di kelas VIII C dan dari 25 siswa yang ada hanya 22 siswa yang hadir dan mengisi instrumen penelitian. Sampel penelitian keseluruhan dari kelas VIII A, VIII B, dan VIII C berjumlah 75 siswa. Karena pada saat pengambilan data 6 siswa tidak hadir, maka jumlah sampel penelitian berjumlah 69 siswa. C. Analisis Deskriptif Terhadap Hasil Pengukuran Variabel 1. Variabel Lingkungan Keluarga Instrumen penelitian yang digunakan untuk menguji lingkungan keluarga dari 20 item pernyataan, terdapat item valid sebanyak 16 dengan penskoran pada setiap item memberikan angka berjenjang dari 1 sampai 4 menurut jenis itemnya favourable dan unfavourable. Berikut adalah nilai minimum, maksimum, mean, dan standar deviasi dari lingkungan keluarga yang disajikan dalam Tabel 4.1 berikut. Tabel 4.1 Nilai Minimum, Maksimum, Mean, dan Standar Deviasi dari Lingkungan Keluarga Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation lingkeluarga Valid N (listwise) 69

2 2 Berdasarkan hasil analisis tabel descriptive statistics pada Tabel 4.1 di atas diketahui bahwa jumlah sampel sebanyak 69 siswa diperoleh skor minimum 30 dan skor maksimun 60. Nilai rata-rata untuk skor lingkungan keluarga adalah 45,49 dan dengan standar deviasi sebesar 6,77. Tinggi rendahnya hasil pengukuran lingkungan keluarga ditentukan dengan menggunakan empat kategori yaitu sangat baik, baik, kurang, dan sangat kurang. Banyak pilihan pada masing-masing item ada 4, maka skor yang diperoleh yaitu 4 16 (item valid) = 64 dan skor minimum 1 16 (item valid) = 16, sehingga diperoleh interval sebagai berikut: interval = skor tertinggi skor terendah banyak kategori = = 48 4 = 12 Berdasarkan rumus interval di atas dapat diperoleh nilai interval kelas sebesar 12 sehingga dapat dikategorikan seperti yang tertera pada Tabel 4.2 dan Tabel 4.3 dibawah ini. Tabel 4.2 Interval dan Kategori Lingkungan Keluarga Interval Kategori Lingkungan Keluarga 55 x 67 Sangat Baik 42 x 54 Baik 29 x 41 Kurang 16 x 28 Sangat Kurang x : jumlah skor skala lingkungan keluarga Tabel 4.3 Statistika Deskriptif Variabel Lingkungan Keluarga No. Kategori Interval Frekuensi % 1 Sangat Baik 55 x ,25% 2 Baik 42 x ,87% 3 Kurang 29 x ,88% 4 Sangat 16 x % Kurang Jumlah % x : jumlah skor skala lingkungan keluarga Berdasarkan Tabel 4.3, diketahui bahwa data yang diperoleh dari 69 responden diklasifikasikan dalam 4 kategori. Kategori sangat baik yaitu pada interval terdapat 5 siswa (7,25%) atau tidak ada, kategori baik yaitu pada interval terdapat 42 siswa (60,87%),

3 3 kategori kurang pada interval terdapat 22 siswa (31,88%), dan kategori sangat kurang pada interval terdapat 0 siswa (0%). Distribusi frekuensi skor lingkungan keluarga diketahui bahwa frekuensi tertinggi berada pada kategori baik yaitu pada interval dan terendah pada kategori sangat kurang yaitu interval Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar lingkungan keluarga siswa SMP Kristen Satya Wacana berada pada kategori baik. Distribusi frekuensi skor lingkungan keluarga dapat digambarkan dalam diagram Gambar 4.1 berikut. Distribusi Lingkungan Keluarga 0% 32% 7% 61% Sangat Baik Baik Kurang Sangat Kurang Gambar 4.1 Diagram Distribusi Lingkungan Keluarga Berdasarkan Kriteria 2. Variabel Lingkungan Sekolah Instrumen penelitian yang digunakan untuk menguji lingkungan keluarga dari 20 item pernyataan, terdapat item valid sebanyak 15 dengan penskoran pada setiap item memberikan angka berjenjang dari 1 sampai 4 menurut jenis itemnya favourable dan unfavourable. Berikut adalah nilai minimum, maksimum, mean, dan standar deviasi dari lingkungan sekolah yang disajikan dalam Tabel 4.5 berikut. Tabel 4.4 Tabel Nilai Minimum, Maksimum, Mean, dan Standar Deviasidari Lingkungan Sekolah Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation lingsekolah Valid N (listwise) 69

4 4 Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.4, diketahui bahwa jumlah sampel sebanyak 69 siswa diperoleh skor minimum lingkungan sekolah 25 dan skor maksimun 51. Nilai rata-rata skor lingkungan sekolah adalah 39,14, dan dengan standar deviasinya sebesar 5,35. Tinggi rendahnya hasil pengukuran lingkungan keluarga ditentukan dengan menggunakan empat kategori yaitu sangat baik, baik, kurang, dan sangat kurang. Banyak pilihan pada masing-masing item ada 4, maka skor yang diperoleh yaitu 4 15 (item valid) = 60 dan skor minimum 1 15 (item valid) = 15, sehingga diperoleh interval sebagai berikut. interval = skor tertinggi skor terendah banyak kategori = = 45 4 = 11,25 Berdasarkan rumus interval di atas dapat diperoleh nilai interval kelas sebesar 11,25. Karena hasilnya berupa angka desimal maka dilakukan pembulatan kebawah sehingga interval kelas yang dipakai untuk lingkungan sekolah adalah 11. Berdasarkan lebar interval tersebut, maka dapat dikategorikan seperti yang tertera pada Tabel 4.5 dan Tabel 4.6 dibawah ini. Tabel 4.5 Interval dan Kategori Lingkungan Sekolah Interval Kategori Lingkungan Sekolah 51 x 62 Sangat Baik 39 x 50 Baik 27 x 38 Kurang 15 x 26 Sangat Kurang x : jumlah skor skala lingkungan sekolah Tabel 4.6 Statistika Deskriptif Variabel Lingkungan Sekolah No. Kategori Interval Frekuensi % 1 Sangat Baik 51 x ,45% 2 Baik 39 x ,52% 3 Kurang 27 x ,13% 4 Sangat 15 x ,90% Kurang Jumlah % x : jumlah skor skala lingkungan sekolah Berdasarkan Tabel 4.6, diketahui bahwa data yang diperoleh dari 69 responden diklasifikasikan dalam 4 kategori. Kategori sangat baik yaitu pada interval terdapat 1 siswa (1,45%), kategori baik

5 5 yaitu pada interval terdapat 39 siswa (56,52%), kategori kurang pada interval terdapat 27 siswa (39,13%), dan kategori sangat kurang pada interval terdapat 2 siswa (2,90%). Distribusi frekuensi skor lingkungan sekolah diketahui bahwa frekuensi tertinggi berada pada kategori baik yaitu pada interval dan terendah pada kategori sangat baik yaitu pada interval Dapat disimpulkan bahwa lingkungan sekolah siswa SMP Kristen Satya Wacana berada pada kategori baik. Distribusi frekuensi skor lingkungan sekolah dapat digambarkan dalam diagram Gambar 4.2 berikut. Distribusi Lingkungan Sekolah 3% 1% Sangat Baik 39% Baik 57% Kurang Sangat Kurang Gambar 4.2Diagram Distribusi Lingkungan Sekolah Berdasarkan Kriteria 3. Variabel Prestasi Belajar Matematika Instrumen penelitian yang digunakan untuk menguji prestasi belajar matematika diambil dari nilai ulangan tengah semester II pada siswa kelas VIII. Berikut adalah nilai minimum, maksimum, mean, dan standar deviasi dari prestasi belajar matematika yang disajikan dalam Tabel 4.7 berikut. Tabel 4.7 Tabel Nilai Minimum, Maksimum, Mean, dan Standar Deviasi dari Prestasi Belajar Matematika Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation NilaiUTS Valid N (listwise) 69 Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.7, terlihat bahwa jumlah sampel sebanyak 69 siswa diperoleh skor minimum 19 dan skor

6 6 maksimum sebesar 100. Sedangkan untuk rata-ratanya sebesar 66,72 dan dengan standar deviasi 20,73. Tinggi rendahnya hasil pengukuran prestasi belajar matematika ditentukan dengan menggunakan lima kategori yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang. Adapun tinggi rendahnya pengukuran prestasi belajar matematika dapat dikategorikan seperti yang tertera pada Tabel 4.8 dan Tabel 4.9 dibawah ini. Tabel 4.8 Interval dan Kategori Prestasi Belajar Matematika Interval Kategori Lingkungan Keluarga 81 x 100 Sangat Baik 61 x 80 Baik 41 x 60 Cukup 21 x 40 Kurang 0 x 20 Sangat Kurang x : nilai prestasi belajar matematika siswa Tabel 4.9 Statistika Deskriptif Variabel Prestasi Belajar Matematika No. Kategori Interval Frekuensi % 1 Sangat 81 x ,23% Baik 2 Baik 61 x ,74% 3 Cukup 41 x ,88% 4 Kurang 21 x ,70% 5 Sangat Kurang 0 x ,45% Jumlah % x : nilai prestasi belajar matematika siswa Berdasarkan Tabel 4.9, diketahui bahwa data yang diperoleh dari 69 responden diklasifikasikan dalam 5 kategori. Kategori sangat baik yaitu pada interval terdapat 30 siswa (43,48%), kategori sedang yaitu pada interval terdapat 26 siswa (37,68%) dan kategori rendah pada interval terdapat 13 siswa (18,84%). Distribusi frekuensi skor prestasi belajar matematika diketahui bahwa frekuensi tertinggi berada pada kategori tinggi yaitu pada interval dan terendah pada kategori rendah yaitu pada interval Dapat dikatakan prestasi belajar matematika siswa kelas VIII SMP Kristen Satya Wacana berada pada kategori tinggi. Distribusi frekuensi prestasi belajar matematika dapat digambarkan dalam diagram Gambar 4.3 berikut.

7 7 Distribusi Prestasi Belajar Matematika 1% Sangat Baik 9% Baik 36% 32% Cukup Kurang 22% Sangat Kurang Gambar 4.3 Diagram Distribusi Prestasi Belajar Matematika Berdasarkan Kriteria D. Hasil Penelitian 1. Analisis Uji Prasyarat Data yang telah diperoleh diuji validitas dan reliabilitasnya. Setelah diperoleh data yang valid dan reliabel pada data penelitian, selanjutnya dilakukan uji prasyarat yang meliputi uji normalitas dan uji linearitas. Uji prasyarat yang dilakukan adalah uji normalitas dan uji linearitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data berdistribusi normal apa tidak. Uji linearitas bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel lingkungan keluarga dan sekolah dengan prestasi belajar matematika siswa SMP Kristen Satya Wacana Salatiga. a) Uji Normalitas Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov dengan perhitungan dibantu menggunakan program SPSS 16.0 for Windows. Adapun hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.10 dibawah ini.

8 8 Tabel Output Uji Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Keluarga Sekolah NilaiU TS N Normal Parameters a Mean Std Deviation 4E1 Most Extreme Differences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. Keluarga : Lingkungan Keluarga Sekolah : Lingkungan Sekolah NilaiUTS : Prestasi Belajar Matematika Berdasarkan output SPSS dengan bantuan program SPSS for Windows pada Tabel 4.10 di atas nilai signifikansi variabel lingkungan keluarga adalah 0,778, lingkungan sekolah adalah 0,499, dan untuk prestasi belajar matematika adalah 0,182. Kriteria yang digunakan yaitu data dikatakan berdistribusi normal jika harga koefisienasymp. Sig pada output Kolmogorov Smirnov test > dari alpha yang ditentukan yaitu 5 % (0,05). Hasil uji normalitas yang dipaparkan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dari nilai signifikansi variabel lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan prestasi belajar matematika adalah berdistribusi normal. Adapun hasil dari uji normalitas tersebut dapat digambarkan dalam histogram pada Gambar 4.3 sebagai berikut.

9 9 Gambar 4.4 Grafik Frekuensi Data Lingkungan Keluarga Gambar 4.5 Grafik Frekuensi Data Lingkungan Sekolah

10 10 Gambar 4.6 Grafik Frekuensi Data Prestasi Belajar Matematika b) Uji Linearitas Uji linearitas dalam penelitian ini menggunakan Anova Table dengan perhitungan dibantu menggunakan program SPSS 16.0 for Windows. Adapun hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.11dan Tabel 4.12 dibawah ini. Tabel 4.11 Output Uji Anova Tabel Lingkungan Keluarga dengan Prestasi Belajar Matematika NilaiUTS * Keluarga Between Groups ANOVA Table (Combine d) Sum of Squares df Mean Square F Sig Linearity Deviation from Linearity Within Groups Total

11 11 Keluarga : Lingkungan Keluarga NilaiUTS : Prestasi Belajar Matematika Berdasarkan hasil uji linearitas pada Tabel 4.11 menunjukkan bahwa hubungan antara variabel prestasi belajar matematika dengan lingkungan keluarga adalah linear. Hal ini dapat ditunjukkan dari deviation from linearity sebesar 0,979.Menurut kriterianya, jika deviation from linearity lebih besar dari taraf signifikansi yang diambil yaitu 5% (0,05) berarti berhubungan linear. Berdasarkan tabel di atas terbukti bahwa deviation from linearity antara variabel bebas dengan variabel terikatnya lebih besar dari taraf signifikansinya, maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan keluarga dengan prestasi belajar matematika bersifat linear.adapun hasil dari uji linearitas tersebut dapat digambarkan dalam grafik fungsi linear pada Gambar 4.4 sebagai berikut. Gambar 4.7 Grafik Fungsi Linear Lingkungan Keluarga dengan Prestasi Belajar Matematika

12 12 Tabel 4.12 Output Uji Anova Table Lingkungan Sekolah dengan Prestasi Belajar Matematika NilaiU TS * Sekola h Between Groups ANOVA Table Sum of Squares df Mean Square (Combine d) 3 Linearity Deviation from Linearity Within Groups Total F Sig Sekolah : Lingkungan Sekolah NilaiUTS : Prestasi Belajar Matematika Berdasarkan hasil uji linearitas pada Tabel 4.12, menunjukkan bahwa hubungan antara variabel prestasi belajar matematika dengan lingkungan sekolah adalah linear yang ditunjukkan dari deviation from linearity sebesar 0,775. Menurut kriterianya, jika deviation from linearity lebih besar dari taraf signifikansi yang diambil yaitu 5% (0,05) berarti berhubungan linear. Berdasarkan tabel di atas terbukti bahwa deviation from linearity antara variabel bebas dengan variabel terikatnya lebih besar dari taraf signifikansinya, maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan sekolah dengan prestasi belajar matematika bersifat linear. Adapun hasil dari uji linearitas tersebut dapat digambarkan dalam grafik fungsi linear pada Gambar 4.5 sebagai berikut.

13 13 Gambar 4.8 Grafik Fungsi Linear Lingkungan Sekolah dengan Prestasi Belajar Matematika c) Uji Korelasi Uji prasyarat dalam penelitian ini terpenuhi karena data berdistribusi normal dan linear sehingga teknik analisis menggunakan Pearson Product Moment. Karena N = 69 maka r tab = 0,235. Analisis korelasi Pearson Product Moment dan korelasi ganda digunakan untuk menentukan koefisien korelasi. Perhitungan koefisien korelasi menggunakan bantuan SPSS 16 for windows. Adapun hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.13, Tabel 4.14 dan Tabel 4.15 dibawah ini. Tabel 4.13 Output Korelasi Pearson Product Moment Lingkungan Keluarga dengan Prestasi Belajar Matematika Correlations keluarga nilaiuts keluarga Pearson Correlation Sig. (1-tailed).344 N nilaiuts Pearson Correlation Sig. (1-tailed).344 N Keluarga : Lingkungan Keluarga NilaiUTS : Prestasi Belajar Matematika

14 14 Berdasarkan Tabel 4.13 menunjukkan bahwa koefisien korelasi Pearson Product Moment untuk hubungan antara lingkungan keluarga dengan prestasi belajar matematika yaitu r = 0,049 yang berarti termasuk dalam kategori sangat rendah. Karena r hit r tab atau 0,049 0,235 maka H o diterima dan H a ditolak. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara lingkungan keluarga dengan prestasi belajar matematika tetapi dalam kategori sangat rendah sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada hubungan yang positif signifkan antara lingkungan keluarga dengan prestasi belajar matematika. Tabel 4.14 Output Korelasi Pearson Product Moment Lingkungan Sekolah dengan Prestasi Belajar Matematika Correlations sekolah nilaiuts sekolah Pearson Correlation Sig. (1-tailed).235 N nilaiuts Pearson Correlation Sig. (1-tailed).235 N Sekolah : Lingkungan Sekolah NilaiUTS : Prestasi Belajar Matematika Berdasarkan Tabel 4.14 menunjukkan bahwa koefisien korelasi Pearson Product Moment untuk hubungan antara lingkungan sekolah dengan prestasi belajar matematika yaitu r = - 0,088 yang berarti termasuk dalam kategori sangat rendah. Karena r hit r tab atau -0,088 0,235 maka H o diterima dan H a ditolak. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara lingkungan sekolah dengan prestasi belajar matematika tetapi dalam kategori sangat rendah sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada hubungan yang positif signifkan antara lingkungan sekolah dengan prestasi belajar matematika.

15 15 Model R R Square Tabel 4.15 Output Uji Korelasi Ganda Adjusted R Square Model Summary Std. Error of the Estimate R Square Change Change Statistics F Change df1 Berdasarkan hasil analisis menggunakan SPSS 16 for Windows pada Tabel 4.15 di atas menggunakan korelasi ganda, untuk hubungan antara lingkungan keluarga dan sekolah dengan prestasi belajar matematika diperoleh koefisien korelasi r = 0,126 dan termasuk dalam kategori sangat rendah. Karena r hit r tab atau 0,126 0,235 maka H o diterima dan H a ditolak. Berdasarkan hasil perhitungan korelasi ganda yang diperoleh, menunjukkan bahwa ada hubungan antara lingkungan keluarga dan sekolah dengan prestasi belajar matematika tetapi dalam kategori sangat rendah sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada hubungan yang positif signifkan antara lingkungan keluarga dan sekolah dengan prestasi belajar matematika. E. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis korelasi yang dilakukan pada siswa kelas VIII SMP Kristen Satya Wacana, diperoleh lingkungan keluarga dengan perolehan tertinggi pada kategori baik terdapat 42 siswa dengan persentase 60,87% dan lingkungan sekolah dengan kategori baik terdapat 39 siswa dengan persentase 56,52%. Sedangkan hasil klasifikasi distribusi prestasi belajar matematika sebagian besar terdapat pada kategori sangat baik dengan 25 siswa dan persentase sebesar 36,23%. Klasifikasi lingkungan keluarga dapat disimpulkan bahwa pada kategori sangat baik terdapat 5 siswa dengan persentase 7,25%, pada kategori baik terdapat 42 siswa dengan persentase 60,87%%, pada kategori kurang terdapat 22 siswa dengan persentase 31,88%, dan terakhir pada kategori sangat kurang terdapat 0 siswa dengan persentase 0%. Tingkat rata-rata 45,49 dengan standar deviasi 6,77. Jika dilihat perbandingan skor lingkungan keluarga antara kelompok sangat kurang dan kelompok sangat baik ada perbedaan yang cukup besar, yaitu 0% berbanding 7,25%. Hal tersebut mengandung arti bahwa 5 siswa memiliki peran lingkungan keluarga yang sangat baik bagi pengaruhnya terhadap prestasi belajar matematika dan tidak ada siswa yang memiliki peran lingkungan keluarga df2 Sig. F Change a a. Predictors: (Constant), sekolah, keluarga

16 16 yang sangat kurang bagi pengaruhnya terhadap prestasi belajar matematika. Hasil nilai tersebut menunjukkan bahwa peran lingkungan keluarga dari para siswa sebagian besar baik. Peran lingkungan keluarga disini perlu diperhatikan, karena hal tersebut akan berpengaruh pada prestasi belajar matematika siswa. Secara teoritis, hasil penelitian ini menunjukkan kesesuian dengan Ahmadi dan Uhbiyati (2011) yang menyatakan bahwa keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang masing-masing saling mempengaruhi, saling membutuhkan, melayani seseorang dan seseorang melayani semua. Slameto (2011) juga menyatakan, bahwa anak akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orangtua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. Orangtua yang kurang memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali kepentingan-kepentingan dan kebutuhankebutuhan anak dalam belajar, tidak mengatur waktu belajarnya, tidak menyediakan alat belajarnya, tidak memperhatikan apakah anak belajar atau tidak, tidak mau tahu bagaimanakah kemajuan belajar anaknya, kesulitan-kesulitan yang dialami dalam belajar dan lain-lain, dapat menyebabkan anak kurang berhasil dalam belajarnya (Slameto, 2011). Dapat dikatakan bahwa lingkungan keluarga yang baik dapat dilihat dari kemampuannya menyediakan fasilitas belajar, pengawasan kegiatan belajar, mengenal kesulitan belajar siswa, dan menolong dari kesulitan belajar tersebut (Sugihartomo, 2001). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa klasifikasi lingkungan sekolah dapat disimpulkan bahwa pada kategori sangat baik terdapat 1 siswa dengan persentase 1,45%, pada kategori baik terdapat 39 siswa dengan persentase 56,52%, pada kategori kurang terdapat 27 siswa dengan persentase 39,13%, dan terakhir pada kategori sangat kurang terdapat 2 siswa dengan persentase 2,90%. Tingkat rata-rata 39,14 dengan standar deviasi 5,53. Apabila dilihat kembali perbandingan skor lingkungan sekolah antara kelompok sangat kurang dan kelompok sangat baik tidak terlalu jauh, yaitu 1,45% berbanding 2,90%. Hal tersebut mengandung arti bahwa 1 siswa memiliki peran lingkungan sekolah yang sangat baik bagi pengaruhnya terhadap prestasi belajar matematika dan 2 siswa yang memiliki lingkungan sekolah yang sangat kurang bagi pengaruhnya terhadap prestasi belajar matematika. Dapat ditegaskan disini bahwa hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran lingkungan sekolah siswa sebagian besar baik. Secara teoritis, penelitian ini mendukung hasil-hasil penelitian sebelumnya, diantaranya sesuai dengan pendapat Kartono(1995) bahwa guru dituntut untuk

17 17 menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan dan memiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar. Oleh sebab itu, guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar. Bukan itu saja, keadaan sekolah juga turut mempengaruhi prestasi belajar siswa. keadaan ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dengan siswa yang kurang baik akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Prestasi belajar matematika yang telah dicapai oleh siswa kelas VIII SMP Kristen Satya Wacana bermacam-macam, mulai dari yang bertegori sangat baik, baik, cukup, kurang dan sangat kurang. Berdasarkan data skor perolehan siswa, diketahui 25 siswa berada pada kategori sangat baik dengan persentase 36,23%, 15 siswa berada pada kategori baik dengan persentase 21,74%, 22 siswa berada pada kategori cukup dengan persentase 31,88%, 6 siswa berada pada kategori kurang dengan persentase 8,70% dan 1 siswa berada pada kategori sangat kurang dengan persentase 1,45%. Dilihat dari perolehannya, dapat diketahui bahwa perbandingan skor kategori sangat kurang dan kategori sangat baik terlihat cukup besar yaitu 1,45% berbanding 36,23%. Hal ini menunjukkan bahwa 25 siswa memiliki prestasi belajar matematika yang tinggi dan 1 siswa memiliki prestasi belajar matematika yang rendah. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Nurmalia (2010) yang berjudul Hubungan Lingkungan Keluarga dan Lingkungan Sekolah dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas XI IPS MAN Malang 1, yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara lingkungan keluarga dengan prestasi belajar matematika dengan nilai r xy = 0,141 dan untuk lingkungan sekolah dengan prestasi belajar matematika dengan nilai r xy = 0,217. Hasil analisis dengan menggunakan SPSS 16 for windows pada Tabel 4.14 dan Tabel 4.15 didapat koefisien korelasi Pearson Product Moment untuk hubungan antara lingkungan keluarga dengan prestasi belajar matematika yaitu r = 0,049 dan hubungannya tergolong dalam kategori sangat lemah. Hubungan lingkungan sekolah dengan prestasi belajar matematika yaitu r = -0,088 dan hubungannya tergolong dalam kategori sangat lemah. Sedangkan untuk lingkungan keluarga dan sekolah dengan prestasi belajar matematika diperoleh koefisien korelasi r = 0,126 dan hubungannya tergolong dalam kategori sangat lemah, sehingga dapat dikatakan bahwa H a ditolak dan H 0 diterima karena r hit r tab. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara lingkungan keluarga dan sekolah dengan prestasi belajar matematika tetapi dalam kategori sangat rendah sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada hubungan yang positif signifkan antara lingkungan keluarga dan sekolah dengan prestasi belajar matematika.

18 18 Berdasarkan hasil peneltian tersebut dapat dikaji bahwa prestasi belajar matematika siswa tidak berhubungan dengan lingkungan keluarga dan sekolah dari masing-masing siswa.