MAKALAH KRIPTOGRAFI CHINESE REMAINDER

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. bilangan yang mendukung proses penelitian. Dalam penyelesaian bilangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini diterangkan materi yang berkaitan dengan penelitian, diantaranya konsep

R. Rosnawati Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY

Teori bilangan. Nama Mata Kuliah : Teori bilangan Kode Mata Kuliah/SKS : MAT- / 2 sks. Deskripsi Mata Kuliah. Tujuan Perkuliahan.

Teori Bilangan (Number Theory)

LANDASAN TEORI. bilangan coprima, bilangan kuadrat sempurna (perfect square), kuadrat bebas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dibahas konsep-konsep yang mendasari konsep representasi

Nama Mata Kuliah : Teori Bilangan Kode Mata Kuliah/SKS : MAT- / 2 SKS

Pemfaktoran prima (2)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

FAKTOR DAN KELIPATAN KELAS MARS SD TETUM BUNAYA

Matematika Diskrit. Reza Pulungan. March 31, Jurusan Ilmu Komputer Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi teori pendukung dalam proses

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini dibahas landasan teori yang akan digunakan untuk menentukan ciri-ciri dari polinomial permutasi atas finite field.

Pengantar Teori Bilangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

Nama Mata Kuliah : Teori Bilangan Kode Mata Kuliah/SKS : MAT- / 2 SKS

Pembagi Persekutuan Terbesar dan Teorema Bezout

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

Manusia itu seperti pensil Pensil setiap hari diraut sehingga yang tersisa tinggal catatan yang dituliskannya. Manusia setiap hari diraut oleh rautan

Aplikasi Chinese Remainder Theorem dalam Secret Sharing

Lembar Kerja Mahasiswa 1: Teori Bilangan

ALTERNATIF MENENTUKAN FPB DAN KPK

BAB II LANDASAN TEORI. yang mendasari pembahasan pada bab-bab berikutnya. Beberapa definisi yang

Materi Pembinaan Olimpiade SMA I MAGELANG TEORI BILANGAN

TEORI BILANGAN. Bilangan Bulat Bilangan bulat adalah bilangan yang tidak mempunyai pecahan desimal, misalnya 8, 21, 8765, -34, 0.

Pengantar Teori Bilangan. Kuliah 10

BAB 4. TEOREMA FERMAT DAN WILSON

BAB I INDUKSI MATEMATIKA

Aplikasi Teori Bilangan Dalam Algoritma Enkripsi-Dekripsi Gambar Digital

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Setelah mengikuti materi Bab ini mahasiswa diharapkan mampu: 2. Mendefinisikan factor persekutuan, kelipatan persekutuan, FPB, dan KPK.

TEORI BILANGAN Setelah mempelajari modul ini diharapakan kamu bisa :

n suku Jadi himpunan bilangan asli dapat disajikan secara eksplisit N = { 1, 2, 3, }. Himpunan bilangan bulat Z didenisikan sebagai

BAB II KETERBAGIAN. 1. Mahasiswa bisa memahami pengertian keterbagian. 2. Mahasiswa bisa mengidentifikasi bilangan prima

Tentukan semua bilangan bulat x sedemikian sehingga x 1 (mod 10). Jawab. x 1 (mod 10) jika dan hanya jika x 1 = 10 k untuk setiap k bilangan bulat.

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB I NOTASI, KONJEKTUR, DAN PRINSIP

Integer (Bilangan Bulat)

MENENTUKAN KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL (KPK) DAN FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR (FPB) DENGAN METODE EBIK

Kongruen Lanjar dan Berbagai Aplikasi dari Kongruen Lanjar

Disajikan pada Pelatihan TOT untuk guru-guru SMA di Kabupaten Bantul

3 TEORI KONGRUENSI. Contoh 3.1. Misalkan hari ini adalah Sabtu, hari apa setelah 100 hari dari sekarang?

BAB II DASAR TEORI. membahas tentang penerapan skema tanda tangan Schnorr pada pembuatan tanda

BAB II LANDASAN TEORI

Materi Olimpiade Tingkat Sekolah Dasar BIDANG ALJABAR

1 TEORI KETERBAGIAN. Jadi himpunan bilangan asli dapat disajikan secara eksplisit N = { 1, 2, 3, }. Himpunan bilangan bulat Z didenisikan sebagai

Bilangan Prima dan Teorema Fundamental Aritmatika

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2 BILANGAN PRIMA. 2.1 Teorema Fundamental Aritmatika

METODE SOLOVAY-STRASSEN UNTUK PENGUJIAN BILANGAN PRIMA

Pengantar Teori Bilangan

Materi Olimpiade Matematika Vektor Nasional 2016 Jenjang SD:

Penyelesaian Persamaan Linear Dalam Bentuk Kongruen

II. TINJAUAN PUSTAKA. terkait dengan pokok bahasan. Berikut ini diberikan pengertian-pengertian dasar

1. Variabel, Konstanta, dan Faktor Variabel Konstanta Faktor

APOTEMA: Jurnal Pendidikan Matematika. Volume 2, Nomor 2 Juli 2016 p ISSN BILANGAN SEMPURNA GENAP DAN KEPRIMAAN BI LANGAN MERSENNE

Pertemuan 4 Pengantar Teori Bilangan

DIKTAT KULIAH (2 sks) MX 127 Teori Bilangan

Pembuktian Sifat Barisan Keterbagian Kuat pada Barisan Fibonacci

DAFTAR ISI 3 TEORI KONGRUENSI 39 4 TEOREMA FERMAT DAN WILSON 40

MODUL PERSIAPAN OLIMPIADE. Oleh: MUSTHOFA

Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini

II. LANDASAN TEORI. Secara umum, apabila α bilangan bulat dan b bilangan bulat positif, maka ada

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Modifikasi Algoritma RSA dengan Chinese Reamainder Theorem dan Hensel Lifting

Bab 2: Kriptografi. Landasan Matematika. Fungsi

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... II HALAMAN PENGESAHAN... III KATA PENGANTAR... IV DAFTAR ISI... V BAB I PENDAHULUAN...

BAB III PENGEMBANGAN TEOREMA DAN PERANCANGAN PROGRAM

2. Pengurangan pada Bilangan Bulat

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, November Penulis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERKONGRUENAN POLINOMIAL MODULO m

A. UNSUR - UNSUR ALJABAR

BAHAN AJAR TEORI BILANGAN. DOSEN PENGAMPU RINA AGUSTINA, S. Pd., M. Pd. NIDN

TEORI BILANGAN (3 SKS)

Contoh Bilangan Prima : {2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 29, 31, 37, 41, 43, 47, }

Jurnal Apotema Vol.2 No. 2 62

Identitas, bilangan identitas : adalah bilangan 0 pada penjumlahan dan 1 pada perkalian.

DAFTAR ISI. Pengamanan Pesan Rahasia Menggunakan Algoritma Kriptografi Rivest Shank Adleman (RSA)

Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)

MODUL PERKULIAHAN EDISI 1 MATEMATIKA DISKRIT

BAB V BILANGAN BULAT

Fungsi Rekursif PEMROGRAMAN DASAR. Dr. Eng. Herman Tolle, ST., MT. Sistem Informasi PTIIK UB Semester Ganjil 2014/2015

PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI UJI PRIMALITAS BERDASARKAN TEOREMA POCKLINGTON

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang

KATA PENGANTAR. Rantauprapat,11 April Penyusun

KISI-KISI SOAL OLIMPIADE MATEMATIA VEKTOR NASIONAL (OMVN) 2015 HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN MATEMATIKA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

GLOSSARIUM. A Akar kuadrat

Bahan Ajar untuk Guru Kelas 6 Oleh Sufyani P

BAHAN AJAR TEORI BILANGAN

Program Studi Teknik Informatika Nama : Sekolah Teknik Elektro dan Informatika NIM :

Bilangan Prima, Uji Keprimaan, dan Berbagai Aplikasi Bilangan Prima

ANALISIS PERBANDINGAN TEOREMA LUCAS-LEHMER DAN TEOREMA POCKLINGTON DALAM UJI PRIMALITAS

Aplikasi Teori Bilangan dalam Algoritma Kriptografi

MENENTUKAN PRIMALITAS SEMUA BILANGAN YANG TERDAPAT PADA SELANG TERTENTU SECARA BRUTE FORCE

Transkripsi:

MAKALAH KRIPTOGRAFI CHINESE REMAINDER Disusun : NIM : 12141424 Nama : Ristiana Prodi : Teknik Informatika B SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN ILMU KOMPUTER EL RAHMA YOGYAKARTA 2016

1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Chinese Remainder Theorem, secara umum merupakan hasil dari beberapa kongruensi di teori bilangan dan generalisasinya di aljabar abstrak. CRT, yang dikenal juga dalam bahasa Indonesia sebagai Teorema Sisa Tiongkok, dipicu kemunculannya oleh Sun Zi yang hidup di abad ke-3 hingga ke-5 sebelum akhirnya dirumuskan secara utuh oleh Qin Jiushao pada tahun 1247 dengan nama Da yan shu pada buku berjudul Shushu Jiuzhang. Sebelum CRT dibahas lebih dalam, untuk kejelasan pembacaan, akan dibahas hal-hal yang perlu diketahui, seperti FPB (Faktor Persekutuan Terbesar, GCD), KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil), dan relasi kongruensi, yang menggunakan konsep modulo. A. FPB dikenal dunia sebagai GCD (Greatest Common Divisor). FPB dari suatu himpunan bilangan adalah bilangan terbesar yang mampu membagi setiap seluruh anggota himpunan bilangan tersebut dan menghasilkan bilangan bulat. Cara termudah untuk menentukan FPB dari himpunan bilangan adalah dengan menuliskan setiap faktor prima beserta pangkatnya dari setiap himpunan tersebut. Kasus khusus saat FPB dari dua bilangan adalah 1, disebut saling prima. Contoh FPB dari 500 dan 300 adalah 100, berdasarkan perhitungan dibawah ini. Terlihat bahwa FPB-nya merupakan yang senilai dengan 100. Selain dengan memfaktorkan, cara lain adalah dengan algoritma Euclid, yang secara formal dapat ditulis sebagai berikut. B. KPK atau LCM (Least Common Multiple) dari suatu himpunan bilangan adalah bilangan terkecil yang merupakan kelipatan dari setiap anggota himpunan itu. Contohnya, KPK dari 4 dan 6 dengan perhitungan manual dapat ditulis seperti dibawah ini: Kelipatan persekutuannya adalah bilangan-bilangan yang muncul pada kedua baris geometri tersebut, yakni. Jadi, KPK dari 4 dan 6 adalah 12. Cara lain,

dengan sebelumnya mencari nilai FPB, adalah dengan memanfaatkan persamaan berikut. C. Relasi Kongruensi Dua bilangan a dan b akan kongruen modulo c apabila selisih a dan b habis dibagi m. Sifat-sifat pada relasi kongruensi ini diantaranya equivalence, determination, reflexivity, symmetry, dan transitivity, yang masingmasing secara berurutan adalah sebagai berikut: Untuk menggabungkan dua atau lebih kongruensi, penulis menggunakan lemma bahwa apabila b1 dan b2 adalah bilangan bulat positif yang saling prima dan diberikan bilangan bulat r1 dan r2, maka dengan V yang memenuhi sistem kongruensi ini, Akan menghasilkan kongruensi berikut, yang didapatkan dengan menjumlahkan kedua kongruensi setelah menyamakan basis dari masing-masing kongruensi, dan masih memenuhi masing-masing kongruensi awal. Perhitungan baik oleh manusia dan komputer akan lebih mudah dengan kongruensi tunggal, karena variabel yang perlu dihitung atau dipertahankan hanya dua, yaitu koefisien dari nilai yang dicari, V, dan hasil kongruensinya. 2. Pembahasan Chinese Remainder Theorem CRT memperlihatkan bahwa pasti akan ada nilai x yang akan memenuhi sistem kongruensi berikut.

Apabila n1, n2,, nk adalah bilangan bulat positif yang setiap kombinasi keduanya saling prima dan a1,a2,, ak, adalah bilangan bulat bebas. Untuk mencari nilai x, dapat dilakukan metode substitusi berulang-ulang, memanfaatkan bentuk modulo dalam persamaan. Yaitu: Dengan k adalah bilangan bulat positif. Contohnya, nilai x terkecil yang apabila dibagi 2 akan bersisa 1 dan akan bersisa 2 apabila dibagi 3, dalam bentuk system kongruensi akan seperti dibawah ini. Ubah kongruensi pertama menjadi persamaan, dan substitusi, akan menghasilkan, Dengan memilih k terkecil yang memenuhi, yaitu 2, akan didapatkan nilai x akan sebesar atau 5. Cara lain adalah dengan menggunakan lemma metode reduksi kongruensi pada bab sebelumnya. Dengan system kongruensi seperti dibawah, contoh penggunaannya adalah seperti berikut. Dengan sifat relasi kongruensi, sistem ini akan diubah menjadi lebih sederhana, dan selanjutnya akan disamakan basisnya. Hasil penjumlahan seluruhnya adalah, Didapat 29, 59, 89,... memenuhi nilai x, sehingga cukup dipilih x = 29 untuk mendapatkan nilai terkecil yang memenuhi.

Algoritma Tanpa heuristic yang mampu mengubah hasil sisa pembagian pada relasi kongruensi menjadi negatif agar lebih mudah dihitung, setelah menerima seluruh kongruensi, kode cukup mendapatkan KPK dari seluruh basis seiringan dengan mengubah koefisien pada nilai yang dicari dan memperbarui hasil sisa bagi masingmasing kongruensi sebelum menjumlahkan seluruhnya. Kongruensi terakhir yang merupakan hasil dari jumlah seluruh sistem akan dicari solusinya dengan metode brute force. Bagian iterasi terakhir ini juga dijalankan tanpa heuristic. 3. Kesimpulan Algoritma brute force mampu dan dapat diandalkan untuk mencari nilai terkecil yang tepat selama system kongruensi yang diberikan memenuhi syarat CRT. Tanpa heuristic, waktu pengerjaan dibandingkan dengan jumlah relasi kongruensi akan astronomical! Karena KPK yang didapat akan sangat besar. Algoritma ini menggunakan O(n) dengan n sebagai hasil KPK. Referensi Damiann M Mangan.Institut Teknologi Bandung.Penentuan Bilangan Terkecil yang Memenuhi Sistem Kongruensi Chinese Remainder Theorem dengan Memanfaatkan Brute Force)