WEEKLY REPORT 10 Agustus 2015

dokumen-dokumen yang mirip
DAILY REPORT 12 Agustus 2015

DAILY REPORT 06 Agustus 2015

DAILY REPORT 12 April 2016

WEEKLY REPORT 11 Juli 2016

DAILY REPORT 11 Agustus 2015

DAILY REPORT 22 April 2016

DAILY REPORT 25 Mei 2016

DAILY REPORT 27 April 2016

WEEKLY REPORT 14 September 2015

DAILY REPORT 09 August 2016

WEEKLY REPORT 04 May 2015

WEEKLY REPORT 01 Februari 2016

DAILY REPORT 15 April 2016

DAILY REPORT 22 September 2015

DAILY REPORT 11 September 2015

DAILY REPORT 23 Januari 2015

DAILY REPORT 25 Agustus 2015

DAILY REPORT 26 Agustus 2015

DAILY REPORT. 09 October 2013

DAILY REPORT 11 Maret 2016

DAILY REPORT 20 April 2016

WEEKLY REPORT 18 August 2014

Kondisi Perekonomian Indonesia

DAILY REPORT 14 February 2014

DAILY REPORT 23 Aug 2017

WEEKLY REPORT 13 Desember 2016

DAILY REPORT 18 Maret 2016

WEEKLY REPORT 04 August 2014

DAILY REPORT 30 Juli 2015

DAILY REPORT 28 Agustus 2015

WEEKLY REPORT 16 Februari 2015

DAILY REPORT 06 Sep 2017

DAILY REPORT 06 Oktober 2015

WEEKLY REPORT 08 Juni 2015

DAILY REPORT 02 January 2014

DAILY REPORT 28 April 2016

DAILY REPORT 17 September 2014

DAILY REPORT 17 September 2015

DAILY REPORT 22 Maret 2016

DAILY REPORT 27 Agustus 2015

DAILY REPORT 09 January 2014

DAILY REPORT 14 April 2016

DAILY REPORT 16 August 2016

DAILY REPORT 25 Februari 2016

DAILY REPORT 18 Mei 2016

WEEKLY REPORT 18 May 2015

DAILY REPORT 24 January 2014

DAILY REPORT 17 Mei 2016

DAILY REPORT 09 November 2016

WEEKLY REPORT 02 Maret 2015

DAILY REPORT 03 Jun 2014

DAILY REPORT 10 Aug 2017

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... iv Daftar Lampiran... v

DAILY REPORT 31 August 2016

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia sejak tahun 1987 tidak bergantung lagi pada pendanaan dari sumber

DAILY REPORT 11 February 2014

DAILY REPORT 14 October 2016

WEEKLY REPORT 18 Juli 2016

DAILY REPORT 15 April 2015

DAILY REPORT 24 October 2013

DAILY REPORT 14 Januari 2016

DAILY REPORT 24 November 2016

DAILY REPORT 12 May 2015

DAILY REPORT 15 September 2015

DAILY REPORT 05 February 2014

WEEKLY REPORT 11 April 2016

WEEKLY REPORT 06 March 2017

DAILY REPORT 10 Juli 2015

DAILY REPORT 03 Mei 2016

DAILY REPORT 14 November 2013

DAILY REPORT 27 Juli 2017

DAILY REPORT 29 Maret 2016

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

DAILY REPORT 02 November 2016

DAILY REPORT 16 September 2015

DAILY REPORT 15 November 2013

WEEKLY REPORT 14 Maret 2016

DAILY REPORT 31 October 2013

DAILY REPORT 08 November 2016

DAILY REPORT 04 Agustus 2015

Daftar anggota saham LQ-45 Periode Januari-Desember 2011

DAILY REPORT 01 Maret 2016

DAILY REPORT 13 Mei 2016

DAILY REPORT 13 April 2016

WEEKLY REPORT 16 Mei 2016

DAILY REPORT 19 March 2014

WEEKLY REPORT 27 April 2015

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

DAILY REPORT 03 September 2014

BAB I PENDAHULUAN. selama tahun tersebut. Menurunnya daya beli masyarakat yang dipicu dari

Daily Report. 21 March 2018 NEWS HEADLINES JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART

DAILY REPORT 20 Mei 2016

DAILY REPORT 14 Agustus 2015

DAILY REPORT 26 Maret 2015

DAILY REPORT 25 October 2013

DAILY REPORT 05 August 2016

DAILY REPORT 07 November 2013

DAILY REPORT 21 April 2017

DAILY REPORT 24 Februari 2015

WEEKLY REPORT 18 November 2013

Transkripsi:

WEEKLY REPORT 10 Agustus 2015 NEWS HEADLINES ASII jajaki akuisisi 43,32% saham META UNVR serap capex Rp615 miliar INAF gandeng Clarovita Nutrition Produksi batubara ADRO turun 7% Anak usaha PTRO beli 51,29% saham PT. Mahaka Industri Perdana Produksi CPO BWPT naik 13% AUTO dan Bridgestone Corp. dirikan JV komponen anti-vibration INTP akan lanjutkan pembangunan pabrik di Pati SMSM terima dividen Rp 6,67 miliar dari anak usaha SMMA beri corporate guarantee pada PNBN TPIA kaji pinjaman baru senilai USD 100 juta Ekspansi pabrik smartphone, TELE gandeng investor Taiwan NIPS gandeng Johnson Control produksi aki baru DILD masih fokus kembangkan high rise properti di tengah kota MTLA targetkan marketing sales tahun 2015 naik 15% YoY ASRI revisi target marketing sales GPRA terus jajaki akuisisi perusahaan properti ELTY jajaki pinjaman dan divestasi aset CAR BBYB turun 90 basis poin PT. Triyasa Propertindo tunda IPO hingga tahun 2020 dari semula 2018 BI : Industri semen domestik bergeliat lagi di 3Q 2015 BI :Kredit tahun 2015 tumbuh 11%-13% Cadangan devisa pada Juli 2015 turun jadi USD 107,55 mliar Cadangan devisa cukup biayai 6,5 bulan impor & utang pemerintah JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART Pergerakan IHSG dalam pekan lalu tetap bertahan di lower band, atau tertahan dibawah MA 20, sinyal tersebut memperlihatkan pola negatif bagi IHSG dalam pekan ini. Pelemahan yang terjadi atas indeks dalam dua hari terakhir pada pekan lalu telah membentuk sinyal dari indikator MACD mampun Stochastic mengkonfirmasikan negatif bagi IHSG. JAKARTA INDICES STATISTICS CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn) IHSG 4770.303-36.261 4,100.73 3,427.52 LQ-45 811.456-7.430 856.77 2,296.23 MARKET REVIEW Dari domestik, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi pada Juli 2015 menembus 0,93 persen, atau mengalami kenaikan dibanding bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,54 persen. Inflasi di bulan Juli tahun ini dipengaruhi kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan. Sektor transportasi mengalami inflasi sebesar 1,74 persen sepanjang Juli didorong momen Lebaran. Inflasi Juli kali ini relatif lebih rendah dibanding beberapa tahun terakhir, bahkan besarannya hampir sama dengan bulan yang sama 2014. Pada 2012, inflasi Juli sebesar 0,7 persen, sementara 2011 dan 2010 masing-masing sebesar 0,67 dan 1,57 persen. Selain itu, BPS juga mencatat pertumbuhan ekonomi pada 2Q15 mencapai 4,67% secara tahunan. Sebelumnya pertumbuhan ekonomi 1Q15 tercatat 4,7%. Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia semester pertama 2015 bila dibanding dengan semester pertama 2014 tumbuh sebesar 4,7%. Pelambatan pertumbuhan ekonomi tahunan di kuartal II 2015 diperkirakan tidak akan terjadi di kuartal selanjutnya. ini didasari prospek kenaikan indeks tendensi bisnis kuartal III 2015. Kenaikan indeks menggambarkan adanya optimisme pelaku usaha atas ekonomi dalam negeri. Dengan optimisme ini, investasi dan produksi akan meningkat sehingga mendorong perekonomian. Hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) bekerjasama dengan Bank Indonesia (BI) menyebutkan, prospek indeks tendensi bisnis kuartal ketiga 2015 meningkat menjadi 106,09. Angka itu naik dari posisi kuartal II 2015 yang di angka 105,46. Angka tersebut juga lebih tinggi dibanding kuartal I 2015 di angka 96,30. Prospek kenaikan indeks tendensi bisnis kuartal III 2015 terjadi hampir di seluruh sektor usaha. Dari 17 sektor usaha yang disurvei, indeks tendensi bisnis 16 sektor usaha di atas 100, kecuali sektor pertambangan dan penggalian. Adapun, perekonomian global pada 2Q15 diperkirakan melambat. Hal ini dipicu oleh rendahnya harga berbagai komoditas baik migas ataupun non migas. Seperti harga gandum, harga beras, kedelai, kopi, ikan dan gula cenderung terjadi penurunan di triwulan kedua. Harga batu bara, gas, biji besi, uranium dan timah juga mengalami penurunan secara global. Selain itu, ketidakpastian kondisi pasar keuangan terkait dengan ketidakpastian kenaikan Fed Rate juga menjadi penyebab lemahnya ekonomi. IHSG pada perdagangan pekan lalu (07/08) ditutup pada level 4.770,30. MARKET VIEW Investasi pada aset berisiko masih dibayangi oleh kondisi dari perekonomian global yang melambat. Disamping itu, kecemasan pelaku pasar juga d hadapi oleh kebijakan Fed untuk menaikan suku bunga di tahun ini. Perlambatan perekonomian global oleh kalangan lembaga keuangan di perkirakan menunjukan kelesuan hingga akhir tahun ini. Menurut IMF, tren pertumbuhan ekonomi global kembali diprediksi menurun pada tahun ini. Menurut IMF proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini dikoreksi menjadi 3,3%. Sebelumnya, pada Bulan April 2015, IMF memproyeksi pertumbuhan ekonomi global akan berada di level 3,5%. Piahk lainnya, menurut Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro, koreksi atas proyeksi pertumbuhan ekonomi global tersebut akan berimbas ke banyak negara di dunia. Lebih lanjut Menkeu mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi Cina pada tahun ini diprediksi akan berada pada kisaran 6,8%, menurun dari realisasi pertumbuhan tahun 2014 yang sebesar 7,4%. Demikian dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) diperkirakan sebesar 2,5% atau turun dari proyeksi sebelumnya pada April pertumbuhan ekonomi AS bisa mencapai 3,5%. Dua Negara tersebut merupakan potensi bagi pasar Indonesia, namun apabila kondisi dari perekonomian diperkirakan melambat hingga akhir tahun ini, maka laju pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan ikut berjalan melambat. Sementara itu, pelaku pasar akan menantikan langkah yang akan ditempuh pemerintah sehingga dapat menghasilkan kondisi pertumbuhan ekonomi yang lebih baik terutama di triwulan III dan IV tahun ini, hingga akhir dapat memberikan tingkat kepercayaan yang lebih tinggi kalangan pelaku pasar. Berkenaan dengan hal tersebut, Pemerintah menjelaskan langkah-langkah yang akan ditempuh dalam meningkat pencapaian pertumbuhan yang lebih baik. Pertama, pemerintah akan berupaya untuk menjaga daya beli masyarakat dan menjaga konsumsi rumah tangga minimum di kisaran 5%. Kedua, mempercepat belanja pemerintah, terutama belanja barang konsumsi pemerintah dan belanja modal. Dan Ketiga, pemerintah juga akan berupaya untuk memperbaiki kinerja ekspor. Sisi lain, pelaku pasar akan tetap khawatir akan ancaman penurunan harga minyak dunia di pekan ini serta laporan laba perusahaan yang masih memicu kecewaan pelaku pasar seiring dengan lesunya perekonomian global. Dibayangi oleh kekuatan sejumlah faktor negatif bagi pasar baik dari dalam dan luar, maka diperkirakan IHSG dalam pekan ini masih berpeluang melemah.. 1

Astra International (ASII) melalui anak usahanya, Astratel Nusantara, menjajaki akuisisi 43,32% saham Nusantara Infrastructure (META). Akuisisi tersebut mampu meningkatkan bisnis Astra di sektor jalan tol. ASII memilih akuisisi daripada mengikuti proses tender ruas jalan tol baru karena waktu yang diperlukan cenderung tidak terlalu lama Unilever Indonesia (UNVR) sudah menyerap belanja modal sebesar Rp615 miliar selama semester pertama tahun ini, atau lebih dari separuh anggaran capex sepanjang 2015 yang berkisar Rp1,2 triliun. Belanja modal tahun ini dialokasikan untuk pemeliharaan dan perawatan alat serta penambahan kapasitas produksi terutama di segmen makanan. Indofarma (INAF) menggandeng Clarovita Nutrition Inc, perusahaan makanan dan minuman olahan asal Kanada. Kerja sama tersebut bertujuan untuk diversifikasi produk perseroan, terutama makanan kesehatan yang akan diluncurkan akhir bulan ini. INAF membidik margin 15-20% dari produk makanan kesehatan dibandingkan produk obat bebas. Pada tahap awal, keduanya telah menandatangani kontrak senilai USD 2 juta dalam kurun waktu satu tahun. Clarovita Nutrition Inc akan memasok lebih dari 10 produk makanan kesehatan termasuk di dalamnya suplemen. Adaro Energy (ADRO) memproduksi sebanyak 12,72 juta ton batubara pada kuartal II-2015, turun 8% YoY. Hal ini menyebabkan total produksi batubara perseroan sepanjang semester I-2015 mencapai 25,88 juta ton atau turun 7% YoY. Hal ini sebagai akibat tingginya pasokan batubara di pasar serta penurunan pertumbuhan permintaan. Pada kuartal II-2015, penjualan batubara ADRO mencapai 13,15 juta ton, turun 9% YoY. Porsi penjualan domestik perseroan selama semester I-2015 mencapai 22%, sementara porsi penjualan China 18%, India 10%, Hong Kong 10%, Jepang 9%, Korea 8%, Spanyol 8%, Malaysia 6%, Taiwan 4% dan lainnya sebesar 5%. Petrosea (PTRO) melalui anak usahanya, POSB Infrastructure Kalimantan, mengakuisisi Mahaka Industri Perdana, perusahaan pengolahan kapur milik Grup Mahaka. Perseroan menguasai 51,29% saham Mahaka Industri Perdana dengan total harga pengalihan saham sebesar USD 1,08 juta. Produksi minyak sawit mentah (crude palm oil) Eagle High Plantations (BWPT) pada kuartal II/2015 sebesar 88.688 ton, atau naik 13% bila dibandingkan dengan tingkat produksi pada kuartal sebelumnya. Kenaikan produksi juga terjadi pada tandan buah segar (TBS) perseroan sebesar 19% secara kuartal, dari 296.891 ton menjadi 351.930 ton. Harga jual rata-rata CPO pada kuartal II/2015 melanjutkan penurunan dari yang telah terjadi pada kuartal I/2015. Harga rata-rata CPO tercatat turun dari Rp7.582/kg menjadi Rp7.222/kg. Sementara itu, harga jual inti sawit menguat sebesar 4% menjadi Rp4.853/kg. Volume penjualan CPO perseroan pada periode tersebut naik 6% dari 85.327 ton pada kuartal I/2015 menjadi 949 ton pada kuartal II/2015. Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) masih akan melanjutkan rencana pembangunan pabrik green field di Pati, Jawa Tengah. Kepastian tersebut disampaikan perseroan meskipun ditentang aktivis lingkungan di kawasan tersebut. Rencananya, INTP akan mulai membangun pabrik Pati pada awal tahun depan. Pabrik tersebut akan dibangun dengan kapasitas 2,5 hingga 4 juta ton per tahun. Nilai investasi pembangunan pabrik tersebut diperkirakan mencapai USD 875 juta hingga USD 1,4 miliar. Selain Pati, perseroan berencana membangun pabrik brown field di Kalimantan Tengah. Untuk proyek tersebut, INTP diperkirakan membutuhkan dana sebesar USD 600-800 juta. Astra Otoparts (AUTO) mendirikan perusahaan patungan (Joint Venture) dengan Bridgestone Corporation yang diberi nama PT Bridgestone Astra Indonesia. Perusahaan baru ini akan memproduksi komponen Anti-Vibration yang ditujukan untuk pasar kendaraan roda empat, seperti engine mounting, body mounting dan suspension parts. Pembentukan perusahaan baru itu sudah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia pada 6 Agustus 2015. Selamat Sempurna (SMSM) telah menerima pembayaran dividen dari anak usahanya, yakni PT Selamat Sempana Perkasa sejumlah Rp 6.674.999.985. Dividen tunai diterima pada 7 Agustus 2015 untuk tahun buku 2015. Chandra Asri Petrochemical (TPIA), telah menggunakan hampir seluruh dana pinjaman berjangka senilai USD 265 juta. Perseroan telah melakukan penarikan kelima atas pinjaman berjangka senilai USD 8 juta yang diperoleh TPIA pada tahun 2013 dari beberapa kreditur seperti Bangkok Bank Public Company Limited, Indonesia Eximbank. DBS Bank Ltd, dan Deutsche Bank AG Singapura. Dengan demikian, saat ini total jumlah pinjaman yang sudah ditarik untuk ekspansi TPIA mencapai USD 264 juta. Fasilitas pinjaman ini digunakan untuk membiayai proyek ekspansi kapasitas pabrik ethylene. Nilai ekspansi mencapai USD 380 juta. Hingga Juni 2015 perkembangan pembangunan proyek naphta cracker sudah mencapai 83% dari target. Rencananya fasilitas naptha cracker yang baru akan beroperasi pada Desember 2015. Beroperasinya fasilitas ini akan meningkatkan produksi Ethylene hingga 43% dari saat ini sebesar 600 KTA (Kilo Ton per Anum) menjadi 860 KTA. Sedang produksi propylene akan meningkat dari 320 KTA menjadi 470 KTA, Py-Gas meningkat dari 280 KTA menjadi 400 KTA serta Mixed C4 meningkat dari 220 KTA menjadi 315 KTA. TPIA menganggarkan belanja modal tahun 2015 sebesar USD 200 juta untuk pengembangan kapasitas. TPIA juga tengah mengkaji pinjaman baru senilai USD 100 juta untuk refinancing utang jatuh tempo. Perseroan sudah mendapat persetujuan penjaminan aset pada Juni 2015. Nipress (NIPS) menggandeng Johnson Control untuk memproduksi aki kering terbaru, The Real New NS. Aki ini diproduksi dengan teknologi extreme frame yang merupakan teknologi untuk memproduksi pelat aki. Sinar Mas Multiartha (SMMA) memberikan jaminan perusahaan (corporate guarantee) setelah anak usahanya yakni PT Sinar Mas Multifinance, mendapat tambahan plafon fasilitas money market dari Bank Panin (PNBN). Jaminan perusahaan yang diberikan nilainya yaitu lebih dari 20% dari ekuitas yang dimiliki oleh perseroan. Tiphone Mobile Indonesia (TELE) bersama perusahaan manufaktur asal Taiwan, Arima Communications Corp, akan membangun pabrik telepon pintar (smartphone) tahun ini. Ekspansi tersebut merupakan salah satu upaya perseroan mendorong bisnis distribusi produk smartphone. Pabrik rencananya mulai dibangun tahun ini juga. Modal saham awal dalam kerja sama tersebut sebesar USD 5 juta, dengan porsi TELE sebesar 55%. TELE berkewajiban menyiapkan penjualan dan bekerja sama dengan Telekomunikasi Indonesia (TLKM), Telkomsel bersama distributor lain dan pelayanan purna jual. 2

Intiland Development (DILD) masih akan fokus dalam mengembangkan kawasan properti yang terletak di tengah kota, karena saat ini cadangan lahan atau landbank perseroan lebih banyak berada di tengah kota. Oleh karena itu ke depan perseroan memutuskan untuk lebih banyak membangun high rise building. Metropolitan Land (MTLA) menargetkan pra penjualan atau marketing sales hingga akhir tahun 2015 mencapai Rp 1,29 triliun, atau naik sekitar 15% dibanding realisasi pada akhir tahun 2014. Target tersebut akan didukung salah satunya melalui kelonggaran loan to value (LTV) yang membuat syarat down payment (DP) rumah bisa lebih murah dari sebelumnya minimal 30%. Dengan adanya keringanan ini, permintaan akan properti khususnya rumah bisa kembali terdongkrak. Perseroan masih cenderung konservatif atas target pendapatan perseroan hingga akhir tahun 2015 melihat kondisi yang tengah terjadi. Pada semester II 2015, diprediksikan sektor properti masih kurang kondusif. Alam Sutera Realty (ASRI) merevisi target marketing sales tahun ini menjadi Rp 4,5 triliun dari sebelumnya Rp 5,8 triliun. Penurunan penjualan properti tersebut akibat perlambatan ekonomi. Hingga semester I-2015, perseroan telah memperoleh marketing sales sebesar Rp 1,16 triliun. Selain marketing sales, ASRI juga merevisi belanja modal tahun ini dari Rp 3 triliun menjadi Rp 2,25 triliun. Hal ini karena perseroan telah menyelesaikan proses akuisisi lahan dan tidak menumbuhkan ekspansi lagi tahun ini. Perdana Gapuraprima (GPRA) masih melanjutkan proses akuisisi saham dua perusahaan pengembang properti tahun ini. Sebelumnya, perseroan menargetkan untuk menyelesaikan akuisisi tersebut pada pertengahan tahun ini. Tahun ini, GPRA menganggarkan dana sebesar Rp 210 miliar untuk akuisisi. Perseroan dikabarkan tengah mengincar dua pengembangan properti, yakni Mitra Abadi Sukses Sejahtera, pengembangan apartemen Bellmot Residence, serta Gapura Inti Utama, pengelola pusat perdagangan Bekasi Trade Center (BTC). Bakrieland Development (ELTY) menjajaki pinjaman dan divestasi aset guna menyelesaikan utang jatuh tempo senilai Rp 3,59 triliun pada semester I-2015. Perseroan juga akan menempuh negosiasi perpanjangan utang jatuh tempo dengan sejumlah kreditor. Berdasarkan laporan keuangan semester I-2015, perseroan membukukan utang senilai Rp 4,61 triliun. Bank Indonesia menilai industri semen domestik akan kembali bergeliat di kuartal III 2015 dan akan mendorong pertumbuhan ekonomi di tahun 2015 berkisar 5%-5,4%, setelah permintaan semen mengalami perlambatan sepanjang semester I 2015. Pada semester II 2015 pertumbuhan ekonomi akan lebih besar didorong oleh komponen konsumsi pemerintah melalui belanja di proyek infrastruktur. Realisasi proyek infrastruktur di semester II 2015 akan mendorong pertumbuhan industri semen di Indonesia. Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan kredit sepanjang tahun 2015 akan berada di kisaran 11%-13%, dibandingkan realisasi pertumbuhan kredit pada semester I 2015 sekitar 10%. Sebelumnya BI memperkirakan pertumbuhan kredit bisa mencapai 15%. Namun karena penyerapan anggaran belum begitu optimal, maka mempengaruhi pertumbuhan kredit. Laju pertumbuhan ekonomi sangat mempengaruhi laju pertumbuhan kredit perbankan. Perlambatan ekonomi pada dua triwulan terakhir juga diikuti oleh melambatnya kredit perbankan. Kredit yang disalurkan oleh perbankan pada Juni 2015 tercatat sebesar Rp 3.863,9 triliun, atau tumbuh 10,2% YoY, melambat dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 10,3% YoY. Cadangan devisa Indonesia pada Juli 2015 sebesar USD 107,55 miliar atau turun dari sebelumnya USD 108,03 miliar. Bank Indonesia menyatakan cadangan devisa Indonesia saat ini sangat cukup untuk membiayai sekitar 6,5 bulan impor dan pembayaran utang pemerintah yang jatuh tempo, walaupun mengalami penurunan untuk intervensi stabilitas nilai tukar rupiah. Cadangan devisa pada akhir Juni 2015 berada di USD 108 miliar atau 13% terhadap produk domestik bruto (PDB). Angka itu lebih rendah dibandingkan dengan posisi cadangan devisa akhir Mei 2015 senilai USD 110,8 miliar atau turun hingga USD 1,2 miliar. Posisi cadangan devisa pada Mei tersebut lebih rendah dibandingkan dengan posisi akhir April 2015 senilai USD 110,9 miliar. Untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, Bank Indonesia hadir di pasar dengan mengucurkan cadangan devisa. Namun BI memprediksi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap mata uang US dolar tidak akan lama. Nilai tukar rupiah akan kembali menguat setelah kepastian naiknya suku bunga acuan bank sentral AS (Fed rate) pada September dan mungkin Desember. Bank Yudha Bhakti (BBYB) membutuhkan tambahan dana untuk meningkatkan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/car) seiring dengan ekspansi kredit yang disalurkan perseroan. CAR perseroan per Juni 2015 turun sebesar 90 basis poin dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. PT Triyasa Propertindo (Triyasa), perusahaan properti cucu usaha Tiara Marga Trakindo (TMT) Group, menunda rencana go public melalui penawaran saham umum perdana atau initial public offering (IPO) hingga tahun 2020 dengan asumsi pertumbuhan ekonomi dan nilai tukar (kurs) membaik. Keputusan ini diambil setelah perusahaan mencermati kondisi perekonomian yang tidak terlalu kondusif untuk IPO. Hal itu ditandai dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi dari 4,7% pada kuartal I 2015 menjadi 4,6% di kuartal II 2015. Sebelumnya perusahaan berencana melakukan IPO pada tahun 2018. Perusahaan milik Trakindo ini akan melepas saham seperti perusahaan lain saat pertama kali masuk pasar modal, yakni sekitar 20%-30%. 3

COMMODITIES DUAL LISTING Description (USD) Change Description (USD) (IDR) Change (IDR) Crude Oil (US$)/Barrel 43,56-0,31 TLKM (US) 43 14.675 71 Natural Gas (US$)/mmBtu 2,84 0,04 ANTM (GR) 0,03 475 0 Gold (US$)/Ounce 1092,63-1,42 Nickel (US$)/MT 10800,00-50,00 Tin (US$)/MT 15300,00-200,00 Coal (NEWC) (US$)/MT* 60,05-2,35 Coal (RB) (US$)/MT* 56,40-6,96 CPO (ROTH) (US$)/MT 630,00 0,00 CPO (MYR)/MT 2013,00-29,00 Rubber (MYR/Kg) 680,00 0,50 Pulp (BHKP) (US$)/per ton 802,12 0,07 *weekly GLOBAL INDICES VALUATION Country Indices Change PER (X) PBV (X) %Day %YTD 2014E 2015F 2014E 2015F Market Cap (USD Bn) USA DOW JONES INDUS. 17373,38-0,27-2,52 15,69 14,39 2,94 2,75 5.254,6 USA NASDAQ COMPOSITE 5043,54-0,26 6,49 22,15 19,20 3,56 3,25 7.974,6 ENGLAND FTSE 100 INDEX 6718,49-0,42 2,32 16,39 14,67 1,89 1,81 1.681,7 CHINA SHANGHAI SE A SH 3922,69 2,26 15,73 15,38 13,56 1,85 1,68 4.926,4 CHINA SHENZHEN SE A SH 2277,82 3,01 54,07 31,96 25,10 3,91 3,46 3.426,5 HONG KONG HANG SENG INDEX 24552,47 0,73 4,01 11,91 10,85 1,27 1,18 1.952,8 INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 4770,30-0,75-8,74 15,47 13,18 2,44 2,17 337,5 JAPAN NIKKEI 225 20724,56 0,29 18,76 19,62 17,73 1,78 1,66 3.087,6 MALAYSIA KLCI 1682,65-0,71-4,46 15,74 14,45 1,83 1,72 250,8 SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 3196,66 0,17-5,01 13,46 12,39 1,19 1,14 377,1 FOREIGN EXCHANGE FOREIGN EXCHANGE Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change USD/IDR 13.541,00 12,00 1000 IDR/ USD 0,07-0,0001 EUR/IDR 14.845,81 52,94 EUR / USD 1,10-0,0003 JPY/IDR 108,94 0,46 JPY / USD 0,01 0,0000 SGD/IDR 9.778,31 12,91 SGD / USD 0,72 0,0001 AUD/IDR 126,23 45,90 AUD / USD 0,74-0,0014 GBP/IDR 20.977,72-44,65 GBP / USD 1,55 0,0001 CNY/IDR 2.180,64 0,00 CNY / USD 0,16 0,0000 MYR/IDR 3.448,62-9,30 MYR / USD 0,25-0,0009 KRW/IDR 11,60 0,00 100 KRW / USD 0,09-0,0001 CENTRAL BANK RATE INTERBANK LENDING RATE Description Country Rate (%) Description Country Rate (%) FED Rate (%) US 0.25 JIBOR (IDR) Indonesia 6.95 BI Rate (%) Indonesia 7.50 LIBOR (GBP) England 0.51 ECB Rate (%) Euro 5 SIBOR (USD) Singapore 0.17 BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.13 BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.13 PBOC Rate (%) China 4.85 SHIBOR (RENMINBI) China 2.75 4

INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS Description July-15 June-15 Description Rate (%) Inflation YTD % 1.90 0.96 SBI (9M) 6,66058 Inflation YOY % 7.26 7.26 SBIS (9M) 6,66058 Inflation MOM % 0.93 0.54 Foreign Reserve (USD) 108.03 Bn 110.77 Bn GDP (IDR Bn) 2,724,691.70 2,690,241.00 SBI BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR Date Agenda Expectation 11 Aug US Unit Labor Cost Turun menjadi -0.2% dari 6.7% 11 Aug US Wholesale Inventories MoM Turun menjadi 0.3% dari 0.8% 11 Aug US Wholesale Trade Sales MoM -- 13 Aug US Monthly Budget Statement Sekitar -$131.0 Bn 13 Aug US Retail Sales Advance MoM Naik menjadi 0.5% dari -0.3% 13 Aug US Import Index MoM Turun menjadi -1.1% dari 0.1% 13 Aug US Import Index YoY Turun menjadi -10.5% dari -1% 13 Aug US Initial Jobless Claims -- 13 Aug US Continuing Claims -- 13 Aug US Business Inventories Tetap 0.3% 14 Aug Indonesia BoP Current Account Balance -- Ket: (*) US Time (^) Tentative LEADING MOVERS LAGGING MOVERS Stock Change (%) Index pt Stock Change (%) Index pt UNTR IJ 20200 4.66 3.52 ASII IJ 6600-2.22-6.37 TLKM IJ 2955 0.85 2.64 BBRI IJ 10550-2.09-5.76 UNVR IJ 38700 0.65 2.00 PGAS IJ 3625-5.84-5.72 MDIA IJ 3295 10.39 1.28 BMRI IJ 9650-1.53-3.64 BWPT IJ 385 5.48 0.66 BBNI IJ 5000-3.38-3.39 JRPT IJ 970 4.86 0.65 TBIG IJ 7525-4.75-1.89 SMGR IJ 9950 0.76 0.47 EXCL IJ 2675-6.47-1.66 BTPN IJ 3345 2.14 0.43 CPIN IJ 2295-3.97-1.63 MSKY IJ 1720 18.62 0.40 SCMA IJ 2630-3.66-1.53 MKPI IJ 16000 2.56 0.40 BDMN IJ 4200-3.00-1.29 UPCOMING IPO'S Company Bank Harda Internasional Gelombang Seismic Indonesia Business IPO Issued (IDR) Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter Banking & 125.00 800 04 Aug-06 Aug 15 12 Aug 15 Lautandhana Securindo Finance Trade & Service 130-170 150 04 Aug-06 Aug 15 13 Aug 15 Panca Global Securities 5

DIVIDEND Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment AKRA 100 Cash Dividend 07 Aug-15 10 Aug-15 12 Aug-15 21 Aug-15 CTRA TBA Stock Bonus 29 Sep-15 30 Sep-15 02 Oct-15 19 Oct-15 CTRS TBA Stock Bonus 29 Sep-15 30 Sep-15 02 Oct-15 19 Oct-15 CTRP TBA Stock Bonus 29 Sep-15 30 Sep-15 02 Oct-15 19 Oct-15 CORPORATE ACTIONS Stock Action Ratio EXC. (IDR) CUM Date EX Date Trading Period RIMO Rights Issue 1:90 265.00 TBA TBA TBA SRAJ Rights Issue 3:2 200 31 Aug-15 01 Sep-15 07 Sep 14 Sep 15 ADHI Rights Issue 100000:76190 1510-2400 03 Sep-15 04 Sep-15 10 Sep 16 Sep 15 BRNA Rights Issue 35:13 585.00 08 Sep-15 09 Sep-15 15 Sep 21 Sep 15 MAYA Rights Issue 10:1 1665.00 17 Sep-15 18 Sep-15 25 Sep 01 Oct 15 UNTX Tender Offer -- 5305.00 -- -- 11 Aug - 10 Sep 15 TRAM Reverse Stock 5:1 -- -- TBA TBA GENERAL MEETING Emiten AGM/EGM Date Agenda HMSP RUPSLB 10-Aug-15 BBRI RUPSLB 12-Aug-15 AGRO RUPSLB 12-Aug-15 BUMI RUPST/LB 13-Aug-15 RIMO RUPSLB 14-Aug-15 ITMA RUPST 14-Aug-15 BRAU RUPSLB 19-Aug-15 PGLI RUPSLB 19-Aug-15 CMNP RUPST/LB 19-Aug-15 MLBI RUPSLB 20-Aug-15 STAR RUPSLB 20-Aug-15 SUPR RUPSLB 20-Aug-15 SRAJ RUPSLB 24-Aug-15 BNII RUPSLB 24-Aug-15 DNET RUPSLB 25-Aug-15 ADHI RUPSLB 27-Aug-15 BSWD RUPSLB 28-Aug-15 6

UNVR S1 38325 R1 39000 Trend Grafik Major Up Minor Down S2 37650 R2 39675 38700 MACD line dan signal line indikasi negatif Stochastics fast line & slow indikasi negatif Candle chart indikasi sinyal positif RSI berada dalam area netral Harga berada dalam area netral UNVR Downward Sloping Channel 46,000 44,000 42,426.7 40,050 42,000 39,687.5 39,406.3 39,406.3 40,000 39,003.1 38,915.4 38,000 38,915.4 38,765 36,000 38,700 38,700 38,700 34,000 38,100 32,000 Trading range Rp 38325-Rp 39000 Entry Rp 38700, take Profit Rp 39000 Stochastics 32.24 Negatif MACD 17 Negatif True Strength Index (TSI) -18.83 Positif Bollinger Band (Mid) 39688 Negatif MA5 38765 Negatif 2015 February March April May Jun Jul August UNVR - Stochastic %D(6,3,3) = 35.43, Stochastic %K = 33.12, Overbought Level = 80, Oversold Level = 0 UNVR - MACD (5,3) = 114.32, Signal() = 127.37 UNVR - TSI(3,5,3) = -18.83, Volume() = 862,000 UNVR - William's % R(14) = -73.63, Volume() = 862,000 80 10 1 3 4 5 6 7 8 9 35.4309 35.4309 33.1197 33.1197 20 127.369 200 400 600 114.322-600 -400-200 0 4 6 8 862,000 0000-6 -4 - -18.8343-19.374-8 -6-4 - 862,000-73.6264 TLKM S1 2940 R1 2970 Trend Grafik Major Up Minor Up S2 2910 R2 3000 2955 MACD line dan signal line indikasi positif Stochastics fast line & slow indikasi positif Candle chart indikasi sinyal positif RSI berada dalam area overbought Harga berada dalam area upper band Trading range Rp 2940-Rp 3000 Entry Rp 2955, take Profit Rp 3000 Stochastics 76.10 Positif MACD 11.15 Positif True Strength Index (TSI) 29.80 Positif Bollinger Band (Mid) 2882 Positif MA5 2924 Positif TLKM Upward Sloping Channel 2,980.12 2,955 3,00 2,955 2,955 2,94 2,950 2,924 2,910.63 2,88 2,881.75 2,852.25 2,8 2,852.25 2,820 2,76 2,818.65 2,58 82.7903 2015 February March April May Jun Jul August 82.7903 TLKM - Stochastic %D(6,3,3) = 72.74, Stochastic %K = 82.79, Overbought Level = 80, Oversold Level = 0 10 80 1 3 4 5 6 7 8 9 72.7408 72.7408 20 TLKM - MACD (5,3) = -11.38, Signal() = -10.13 1 3 4-10.1334 - -1 67,858,704-11.3824 29.7974 TLKM - TSI(3,5,3) = 29.80, Volume() = 67,858,704.00 4 6 27.6997-8 -6-4 - 0000 67,858,704 TLKM - William's % R(14) = -6.06, Volume() = 67,858,704.00-10 -8-6 -4 - -6.06061 2,70 2,64

UNTR S1 19725 R1 20450 Trend Grafik Major Up Minor Down S2 19000 R2 21175 UNTR Downward Sloping Channel 24,000 20200 MACD line dan signal line indikasi positif Stochastics fast line & slow indikasi positif Candle chart indikasi sinyal positif RSI berada dalam area netral Harga berada dalam area netral Trading range Rp 19725-Rp 21175 Entry Rp 20200, take Profit Rp 21175 Stochastics 82.11 Positif MACD 151.63 Positif True Strength Index (TSI) 22.41 Positif Bollinger Band (Mid) 19116 Positif MA5 19950 Positif 23,000 21,041.2 22,000 20,750 20,200 21,000 20,200 20,200 20,000 19,950 19,725 19,000 19,116.3 18,000 17,850 17,830 17,000 17,830 17,394.4 80 2015 February March April May Jun Jul August 17,394.4 67.9133 UNTR - Stochastic %D(6,3,3) = 67.91, Stochastic %K = 56.40, Overbought Level = 80, Oversold Level = 0 1 3 4 5 6 7 8 9 67.9133 56.4016 56.4016 20 UNTR - MACD (5,3) = -98.23, Signal() = -110.29-98.2282 100 200 300 400-400 -300-200 -100-110.289 0 1,498,900 UNTR - TSI(3,5,3) = 22.41, Volume() = 1,498,900 4 6 8 29.431 22.4071-8 -6-4 - 0000 1,498,900 UNTR - William's % R(14) = -18.97, Volume() = 1,498,900-10 -8-6 -4 - -18.9655 KRAS S1 350 R1 380 Trend Grafik Major Down Minor Up S2 310 R2 420 364 KRAS Broadening Wedge 5 48 MACD line dan signal line indikasi positif Stochastics fast line & slow indikasi negatif Candle chart indikasi sinyal positif RSI berada dalam area netral Harga berada dalam area upper band Trading range Rp 350-Rp 380 Entry Rp 364, take Profit Rp 380 Stochastics 40.69 Negatif MACD 5.39 Positif True Strength Index (TSI) 30.43 Positif Bollinger Band (Mid) 337 Positif MA5 354.6 Positif 44 421.533 421.533 364 364 36 354.6 343.125 339 3 337.25 80 2015 February March April May Jun Jul August 321.9 60.6667 KRAS - Stochastic %D(6,3,3) = 57.96, Stochastic %K = 60.67, Overbought Level = 80, Oversold Level = 0 320 317.067 6 7 8 60.6667 317.067 3 4 5 57.963 1 57.963 KRAS - MACD (5,3) = -5.58, Signal() = -6.16-5.58235 6.0-6.0-6.15635-12.0-18.0 19,164,000 KRAS - TSI(3,5,3) = 30.43, Volume() = 19,164,000 4 6 8 30.4299 27.7855-10 -8-6 -4-0000 19,164,000 KRAS - William's % R(14) = -56.00, Volume() = 19,164,000-10 -8-6 -4 - -56 40

SILO S1 16700 R1 17000 Trend Grafik Major Up Minor Up S2 16400 R2 17300 16900 MACD line dan signal line indikasi negatif Stochastics fast line & slow indikasi positif SILO Upward Sloping Channel 16,900 16,900 16,900 17,000 16,900 16,642.9 16,642.9 16,000 16,570 16,528.1 15,551.3 15,000 15,100 Candle chart indikasi sinyal positif RSI berada dalam area overbought Harga berada dalam area upper band Trading range Rp 16700-Rp 17300 Entry Rp 16900, take Profit Rp 17300 Stochastics 86.56 Positif MACD 177.20 Negatif True Strength Index (TSI) 51.95 Positif Bollinger Band (Mid) 15551 Positif MA5 16570 Positif 12,000 80 2015 February March April May Jun Jul August 76.5547 SILO - Stochastic %D(6,3,3) = 73.31, Stochastic %K = 76.55, Overbought Level = 80, Oversold Level = 0 10 76.5547 1 3 4 5 6 7 8 9 73.314 73.314 20 SILO - MACD (5,3) = -107.66, Signal() = -93.40 100 200-93.3982-100 0-200 -107.661 6,579,600 52.2562 SILO - TSI(3,5,3) = 51.95, Volume() = 6,579,600 8 4 51.9515-4 0000-8 6,579,600 SILO - William's % R(14) = 0, Volume() = 6,579,600-10 -8-6 -4-0000 14,000 13,627.9 13,000 APLN S1 335 R1 355 Trend Grafik Major Down Minor Down S2 320 R2 370 345 MACD line dan signal line indikasi negatif Stochastics fast line & slow indikasi positif Candle chart indikasi potensi rebound RSI berada dalam area netral Harga berada dalam area lower band Trading range Rp 335-Rp 370 Entry Rp 345, take Profit Rp 370 Stochastics 40.90 Positif MACD -2.29 Negatif True Strength Index (TSI) -30.49 Positif Bollinger Band (Mid) 359 Negatif MA5 351.2 Negatif APLN Downward Sloping Channel 2015 February March April May Jun Jul August APLN - Stochastic %D(6,3,3) = 38.71, Stochastic %K = 29.53, Overbought Level = 80, Oversold Level = 0 APLN - MACD (5,3) = 2.65, Signal() = 2.14 APLN - TSI(3,5,3) = -30.49, Volume() = 13,446,500 APLN - William's % R(14) = -69.57, Volume() = 13,446,500 48 46 44 4 40 372.069 370 365.556 38 365.556 359.25 36 354.25 351.2 34 345 345 345 3 342 80 337.417 337.417 6 7 8 9 38.7108 1 3 4 5 38.7108 29.5253 29.5253 2.65159 20 2.14159 5.0-5.0-1 -15.0 13,446,500 8 4 0000-4 -21.2247-8 -30.488-10 -9-8 -7-6 -5-4 -3 - -1 13,446,500-69.5652

THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING Support Resistance Indicators 1 Month Ticker Rec 07-08-15 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low Agriculture AALI Trading Sell 19775 19775 19650 19300 19650 20000 20350 Positif Negatif Negatif 26000 19500 LSIP Trading Sell 1280 1280 1260 1205 1260 1315 1370 Positif Negatif Negatif 1685 1285 SGRO Trading Buy 1670 1670 1680 1640 1655 1680 1695 Positif Positif Positif 1775 1600 Mining BUMI Trading Sell 50 50 50 50 50 50 50 Positif Negatif Negatif 68 50 PTBA Trading Sell 6200 6200 6050 5775 6050 6325 6600 Positif Negatif Negatif 9075 5850 ADRO Trading Sell 580 580 570 550 570 590 610 Positif Negatif Negatif 815 550 MEDC Trading Sell 2500 2500 2460 2380 2460 2540 2620 Negatif Negatif Negatif 2820 2325 INCO Trading Sell 1925 1925 1895 1805 1895 1985 2075 Positif Negatif Negatif 2870 1925 ANTM Trading Buy 600 600 620 550 585 620 655 Positif Negatif Positif 730 473 TINS Trading Sell 625 625 615 580 615 650 685 Negatif Negatif Negatif 765 575 Basic Industry and Chemicals SMGR Trading Buy 9950 9850 10000 9700 9850 10000 10150 Positif Negatif Negatif 12475 9775 INTP Trading Buy 19800 19800 19950 19350 19650 19950 20250 Positif Negatif Negatif 22450 19475 SMCB Trading Buy 1315 1295 1350 1240 1295 1350 1405 Negatif Positif Negatif 1610 1335 Miscellaneous Industry ASII Trading Sell 6600 6600 6500 6275 6500 6725 6950 Negatif Negatif Negatif 7150 6325 GJTL Trading Sell 690 690 680 650 680 710 740 Negatif Negatif Negatif 910 710 Consumer Goods Industry INDF Trading Sell 5975 5975 5950 5875 5950 6025 6100 Negatif Negatif Negatif 6950 5775 GGRM Trading Sell 47100 47100 46775 45950 46775 47600 48425 Negatif Negatif Negatif 54150 43700 UNVR Trading Buy 38700 38700 39000 37650 38325 39000 39675 Negatif Negatif Negatif 42125 38100 KLBF Trading Buy 1660 1655 1675 1645 1655 1665 1675 Negatif Negatif Negatif 1745 1630 Property, Real Estate and Building Construction BSDE Trading Sell 1790 1790 1775 1735 1775 1815 1855 Negatif Negatif Negatif 1885 1645 PTPP Trading Buy 3915 3915 3930 3860 3895 3930 3965 Positif Positif Positif 4190 3405 WIKA Trading Sell 2670 2670 2645 2595 2645 2695 2745 Positif Negatif Negatif 3190 2480 ADHI Trading Sell 2265 2265 2255 2230 2255 2280 2305 Positif Negatif Negatif 2795 1985 WSKT Trading Buy 1815 1810 1820 1810 1815 1820 1825 Positif Positif Positif 1900 1490 Infrastructure, Utilities and Transportation PGAS Trading Sell 3625 3625 3530 3270 3530 3790 4050 Negatif Negatif Negatif 4370 3850 JSMR Trading Sell 5475 5475 5425 5300 5425 5550 5675 Negatif Negatif Negatif 6075 5275 ISAT Trading Buy 4390 4390 4425 4225 4325 4425 4525 Positif Positif Positif 4420 3890 TLKM Trading Buy 2955 2955 3000 2910 2940 2970 3000 Positif Positif Positif 2960 2800 Finance BMRI Trading Sell 9650 9650 9600 9450 9600 9750 9900 Positif Negatif Negatif 10400 9275 BBRI Trading Sell 10550 10550 10475 10300 10475 10650 10825 Positif Negatif Negatif 11200 9300 BBNI Trading Buy 5000 5000 5075 4815 4950 5075 5225 Positif Negatif Positif 5675 4450 BBCA Trading Buy 13750 13750 13850 13400 13625 13850 14075 Positif Negatif Positif 13900 12650 BBTN Trading Sell 1195 1195 1180 1150 1180 1210 1240 Positif Negatif Negatif 1255 1110 Trade, Services and Investment UNTR Trading Buy 20200 20200 20450 19000 19725 20450 21175 Positif Positif Positif 20750 17850 MPPA Trading Buy 2795 2795 2810 2730 2770 2810 2850 Positif Positif Positif 3360 2700