BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. 1 Izin Penelitian Pada tanggal 14 September 2013 peneliti meminta surat permohonan izin penelitian dari Dekan Falkultas dan Ilmu Pendidikan yang ditujukan kepada Kepala Sekolah di SMPN3 Kradenan. Peneliti juga meminta izin kepada guru BK di SMPN3 Kradenan. Berdasarkan surat permohonan izin penelitian tersebut, Kepala sekolah di SMPN3 Kradenan memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan persiapan instrument yang berupa satuan layanan, prosedur pelaksanaan analisis perubahan tingkah laku. 4.2 Subyek Penelitian Remaja laki-laki di SMPN3 Kradenan yang terdiri dari 30 siswa laki-laki. Mereka kebanyakan berasal dari desa Plumpungan. Para remaja tersebut tergolong aktif,namun permasalahan yang muncul di dalam desa plumpungan adalah masalah mengkonsumsi minum-minuman keras karena remaja disana memiliki kesempatan yang mudah untuk mengkonsumsi minuman keras. Karena permasalahan tersebut mereka memerlukan bantuan analisis perubahan tingkah laku dan dilakukan treatment untuk membantu menyelesaikan masalah mereka. Dari hasil observasi, waawncara dan uji angket peneliti mendapatkan 6 remaja laki-laki yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi minum-minuman beralkohol. Dampak yang dialami oleh remaja tersebut setelah mengkonsumsi minuman kerasdiantaranya adalah sering terjadi perkelahian karena mabuk, hubungan 27
dengan orang-orang terdekat menjadi terganggu, kegiatan belajar atau prestasi belajar menurun, dan kesehatan fisik menurun seperti mudah capek, kehilangan keseimbangan tubuh, susah berpikir dan selera makan hilang. 4.3 Pengumpulan Data Proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dua kali yaitu Pre test dan Post test dilaksanakan pada tanggal 14 September 2013 dengan menyebarkan angket untuk menentukan apakah seseorang termasuk dalam kategori alkoholisme yang terdiri dari 35 item. Pre test diberikan kepada remaja laki-laki di SMPN 3 Kradenan berjumlah 30 remaja. Pengambilan post test dilaksanakan setelah seluruh rangkaian kegiatan analisis perubahan tingkah laku selesai. Post test dilaksanakan pada tanggal 10 maret 2014 dan diberikan kepada anggota konseling kelompok yang terdiri dari 6 remaja lakilaki. Daftar pertanyaan yang diberikan pada post test sama dengan daftar pertanyaan pre test. 4.4 Analisis Hasil Penelitian 1. Hasil Penelitian Pre test Setelah data terkumpul melalui pengisian angket akoholisme, maka penulis segera memberikan skroring dan melakukan analisis data pengujian pertama yang dilakukan pada data pre test ini, yang bertujuan untuk mengurangi mengkonsumsi minuman keras. Hasil penelitian Pre Test dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.1. Hasil Pretest Mengkonsumsi Minuman Beralkohol Pada Kelompok Eksperimen dan Kontrol Kategori NO Nama Skor Mengomsumsi Minuman Beralkohol Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol 28
1 AM FS 29 28 3 3 2 DW IG 30 29 3 3 3 EW RF 29 27 3 3 4 BNC LTT 28 28 3 3 5 IE MR 28 29 3 3 6 RS TYT 28 28 3 3 Rata-rata 28,67 28,67 Kategori Esperimen Kontrol 1 Kategori - - Sangat Rendah 2 Kategori - - Sedang 3 Kategori Tinggi 100% 100% Tabel 4.2. Perbandingan Hasil Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen Interval Kategori Pretest Eksperimen Pretest Kontrol Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase 0-11 Rendah 12-23 Sedang 24-35 Tinggi 6 100% 6 100% Total 6 100% 6 100% Maksimum 30 29 Minimum 28 27 Rata-rata 28,67 28,17 Tabel 4.2. diatas dapat dijelaskan bahwa kelompok eksperimen sebelum diberikan treatment dengan layanan analisis perubahan tingkah laku terdapat siswa laki-laki yang masuk kategori tinggi tingkat mengkonsumsi minuman beralkohol berjumlah 6 siswa. Sedangkan untuk kategori rendah dan sedang tidak ada siswa yang masuk kategori tersebut. Pada kelompok kontrol yang masuk kategori tinggi berjumlah 6 siswa dan yang masuk kategori rendah dan sedang tidak ada siswa yang masuk kategori mengkonsumsi minuman beralkohol. Pada kelompok eksperien skor tertinggi sebesar 30 dan skor terendah 28 dengan rata- 29
rata 28,67. Sedangkan kelompok kontrol dengan rata-rata 28,17. Jadi antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol siswa yang mengkonsumsi minuman beralkoholnya tinggi berjumlah 12 siswa. 4.4.1. Perlakuan Perlakuan atau treatment dilakukan dengan memberi layanan analisis perubahan tingkah laku teknik belief, aversion therapy secara berkelanjutan pada kelompok eksperimen, layanan didasarkan 8 kali pertemuan yaitu mulai tanggal 14 September 2014 sampai tanggal 22 Maret 2014. Layanan ini dikatakan berhasil apabila siswa antusias mengikuti kegiatan dan tingkat mengkonsumsi minuman beralkohol dapat menunjukkan penurunan. 4.5 Pelaksanaan Eksperimen Pelaksanaan eksperiment ini dilakukan selama 13 sesi. Berikut adalah sesi pertama sampai dengan tiga belas. Sesi Pertama : Konselor bertindak sebagai pemimpin kelompok, membuat pertemuan dengan doa dan memperkenalkan diri. Pemimpin kelompok mempersilahkan para konseli memperkenalkan diri, untuk mempererat dan membuat suasana menjadi akrab. Pemimpin kelompok menjelaskan pengertian, tujuan, asas-asas dalam analisis perubahan tingkah laku,sasaran dan manfaat dari kegiatan analisis perubahan tingkah laku. Meyakinkan kelompok untuk tidak merasa ragu dalam mengungkapkan masalahnya. Konselor juga memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada semua peserta tentang kerahasiaan dari masalah-masalah yang akan diungkapkan nantinya. Pemimpin mengajak kelompok untuk memainkan 30
sebuah permainan kelompok tentang Profil diri dari setiap anggota kelompok.permainan ini mengajak para peserta menggambar profil mereka sendiri untuk di-sharing-kan kepada peserta yang lain. Selain itu, permainan ini juga bertujuan agar terjadi hubungan yang hangat dan lebih akrab di dalam kelompok. Pemimpin kelompok mengadakan kontak waktu dengan anggota kelompok dan disepakati bahwa analisis perubahan tingkah laku ini dilakukan selama 13 sesi, dengan durasi waktu 30-60 menit setiap sesinya. Setelah itu kegiatan itu diakhiri dan bersepakat untuk sesi kedua. Sesi Kedua : Pada sesi kedua ini pemimpin kelompok menjelaskan pengertian tentang analisis perubahan tingkah laku dan teknik belief. Mulai dari tujuan teknik belief, manfaat teknik belief sampai jenis-jenis teknik belief. Lalu setelah itu, anggota kelompok diminta untuk mengungkapkan masalahnya satu-persatu. Kemudian bersamasama menentukan atau memilih salah satu permasalahan anggota kelompok untuk dibahas. Pada sesi ini disepakati akan membahas permasalahan salah satu konseli yaitu masalah dari AM memiliki masalah kecanduan minum-minuman keras karena faktor teman dekatnya yang sering mengajaknya untuk minum. AM merasa takut menolak ajakan temannya karena alasan dia takut temannya akan menjauhinya dan dia tidak memiliki teman lagi. Setelah itu pemimpin kelompok mengajak untuk menggunakan teknik belief agar dia bisa mengurangi kebiasaan minum-minuman keras. Kemudian setelah menjelaskan teknik belief memberikan pekerjaan rumah yaitu menuliskan permasalahan yang dialami dan diterapkan kedalam teknik belief. Konseling kelompok analisis perubahan tingkah laku 31
dengan teknik belief diakhiri dengan menentukan kegiatan kelompok sesi berikutnya. Sesi Ketiga : Pada sesi ketiga, membahas pekerjaan rumah yaitu permasalahan yang dialami masing-masing anggota kelompok yang diatasi dengan latihan analisis perubahan tingkah laku teknik belief. Diskusi antar anggota kelompok mengenai masalah yang sudah di ungkapkan. Sesi Keempat : Pada sesi keempat ini disepakati akan membantu menyelesaikan masalah yang dialami oleh DW memiliki masalah suka membolos dan sering minum-minuman beralkohol.karena menjadi anggota Slankers, dia sering ikut menonton konser Slank.Dan saat konser itu dia suka minum-minuman keras. Kebiasaan minumminuman keras sudah dia lakukan dari dulu. Bahkan dia sudah sangat sulit untuk meninggalkan kebiasaan buruk tersebut.kemudian dia juga suka membolos dan lebih menghabiskan dirinya untuk dijalanan dan menghabiskan waktu di jalanan untuk mengamen dan mengkonsumsi minum-minuman keras. Setelah itu pemimpin kelompok mencoba untuk membantu masalah DW dengan menggunakan teknik aversion therapy agar dia dapat berubah dari kebiasaan mengkonsumsi minum-minuman keras. Analisis perubahan tingkah laku diakhiri dengan menentukan kegiatan kelompok sesi berikutnya. Sesi kelima : Pada sesi kelima ini pemimpin kelompok menjelaskan pengertian teknik aversion therapy. Namun sebelum dilakukan konseling kelompok analisis perubahan 32
tingkah laku, para anggota kelompok diaajak untuk latihan teknik modeling. Seperti yang telah disepakati, pemimpin kelompok akan membantu menyelesaikan masalah yang dialami oleh EW yang mengalami masalah minumminuman keras karena pengaruh lingkungan dirumahnya. Selanjutnya pemimpin kelompok membantu mengatasi masalah dari EW dengan menggunakan anlisis perubahan tingkah laku teknik modeling. Sesi ini diakhiri dengan menentukan kegiatan kelompok sesi berikutnya dan pemberian pekerjaanrumah. Sesi Keenam : Pada sesi keenam membahas pekerjaan rumah yaitu permasalahan yang dialami masing-masing anggota kelompok yang diatasi dengan latihan teknik modeling. Sesi ketujuh : Pada sesi ketujuh, disepakati akan membantu menyelesaikan masalah BN sebelum dilakukan konseling kelompok.anggota kelompok pun diajak untuk latihan teknik analisis perubahan tingkah laku teknik belief. Setelah itu dilanjutkan dengan mengungkapkan masalah oleh BN yang mempunyai masalah sering mengkonsumsi minum-minuman keras karena pengaruh lingkungan, di daerah rumahnya dekat pembuatan minum-minuman keras. Karena di sekitar rumahnya adalah pembuatan arak.karena itu dia gampang mengenal miras dan gampang sekali untuk mendapatkan minum-minuman keras. Kemudian pemimpin kelompok mencoba membantu masalah BN dengan analisis perubahan tingkah laku teknik belief. Kemudian analisis perubahan tingkah laku diakhiri dengan menentuakan waktu untuk sesi Sesi Kedelapan : 33
Pada sesi kedelapan ini, pemimpin kelompok menerapkan teknik modeling dengan mengajak anggota kelompok untuk melihat tayangan film yang menggambarkan minuman keras berbahaya untuk kesehatan.setelah itu disepakati untuk menyelesaikan masalah dari IE yang mempunyai masalah minum-minuman keras karena pengaruh orangtua yang mengajarkan hal negatif terhadap anak.ie termasuk anak yang disayang oleh orangtuanya, apa yang dia mau selalu dituruti dan tidak pernah untuk di tolak. Orangtuanya selalu memanjakan IE dengan memberikan materi. Kemudian pemimpin kelompok mencoba membantu masalah yang dialami oleh IE dengan menggunakan teknik analisis perubahan tingkah laku teknik aversion therapy. Kemudian analisis perubahan tingkah laku diakhiri dan menentukan waktu selanjutnya. Sesi Kesembilan : Pembahasan pekerjaan rumah yaitu mencatat suatu tokoh dalam tayangan televisi yang bagus dicontoh dan tidak bagus dicontoh. Lalu setelah itudidiskusikan bersama-sama. Sesi Kesepuluh : Pada sesi kesepuluh ini disepakati akan membantu menyelesaikan masalah yang dialami oleh RS yang memiliki masalah sering mengkonsumsi minum-minuman keras karena mencontoh Ayahnya dirumah.karena kebiasaan yang buruk dari Ayahnya, dia ikut-ikutan yang diawali dari coba-coba menjadi kebiasaan. Kemudian pemimpin kelompok mencoba menbantu masalah yang dialani oleh RS dengan menggunakan analisis perubahan tingkah laku teknik modeling.kemudian 34
analisis perubahan tingkah laku. Sesi ini diakhiri dengan menentukan kegiatan kelompok sesi berikutnya. Sesi Kesebelas : Pada sesi kesebelas ini dilaksanakan diskusi pembahasan dan mengutarakan kesan dan hasil yang didapat dari kegiatan analisis perubahan tingkah laku teknik belief, aversion therapy, modeling. 4.6. Test akhir (Posttest) Posttest dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 2014 setelah diberikan layanan analisis perubahan tingkah laku. Postest dilakukan dengan membandingkan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Untuk mengetahui peningkatan skor angket alkoholisme yang telah diberikan layanan analisis perubahan tingkah laku teknik belief, aversion therapy dan yang tidak menerima layanan analisis perubahan tingkah laku teknik belief, aversion therapy pada kelompok eksperiment dan kelompok kontrol dihitung dengan menggunakan Man whitney dengan program SPSS 16.0 Peneliti kemudian mengolah hasil instrumen yang telah diisi siswa. Tabel hasil posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 4.3 Tabel 4.3 Hasil PostTest Mengkonsumsi Minuman beralkohol NO Nama Skor Kategori Mengomsumsi Minuman Beralkohol Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol 1 AM FS 19 28 2 3 2 DW IG 20 29 2 3 3 EW RF 20 26 2 3 4 BNC LTT 21 26 2 3 5 IE MR 20 27 2 3 6 RS TYT 19 27 2 3 35
Rata-rata 19,83 27,16 Kategori Esperimen Kontrol 1 Kategori - - Sangat Rendah 2 Kategori 100% - Sedang 3 Kategori Tinggi - 100% Tabel 4.4 Hasil Analisis Uji Mann Whitney Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen EKSPERI Ranks MEN N Mean Rank Sum of Ranks NKA Pretest 6 9.50 57.00 Posttest 6 3.50 21.00 Total 12 Test Statistics b NKA Mann-Whitney U.000 Wilcoxon W 21.000 Z -2.903 Asymp. Sig. (2-tailed).004 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)].002 a a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: EKSPERIMEN Tabel 4.4 di atas menunjukan bahwa ada pengurangan mengkonsumsi minuman beralkohol yang sangat signifikan antara sebelum dan setelah diberikan layanan analisis perubahan tingkah laku pada kelompok eksperimen. Hasil analisis Z= 36
-2.903 DAN Asymp.Sig. (2-tailed) yaitu p= 0,004<0,050, yang berarti bahwa ada penurunan yang sangat signifikan mengkonsumsi minuman beralkohol setelah diberikan layanan analisis perubahan tingkah laku teknik belief dan aversion therapy. Mean rank pada pretest sebear 9,50, sedangkan mean rank pada posttest sebesar 3,50. Selisih anatara mean rank pre test dan post test yaitu sebesar 6, hal ini berarti ada penurunan mean rank pretest dan post test pada kelompok eksperimen. 4.7 Uji Hipotesis Berdasarkan hasil analisis pengolahan hasil uji beda posttest kelompok kontrol dan eksperimen diperoleh hasil p=0,004<0,050 yang dapat dilihat pada baris Asymp.Sig. (2-tailed). Ho (Hipotesis Nol) : Analisis perubahan tingkah laku dengan pendekatan teknik belief dan aversion therapy tidak dapat mengurangi mengkonsumsi minuman beralkohol remaja SMPN3 Kradenan. H1 (Hipotesis Kerja) : Analisis perubahan tingkah laku dengan pendekatan teknikbelief dan aversion therapydapat mengurangi kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol pada remaja. Dari hipotesis yang diperoleh ada pengurangan yang signifikan mengkonsumsi minuman beralkohol remaja di SMPN 3 Kradenan melalui layanan analisis perubahan tingkah laku. Ini menunjukkan bahwa H1 diterima. 4.8 Pembahasan Berdasarkan hasil uji hipotesis diketahi bahwa ada pengurangan yang signifikan mengkonsumsi minuman beralkohol melalui analisis perubahan tingkah laku, yang ditunjukkan dari hasil uji beda p=0,004<0,050. Selisih mean rank 37
antara pretest dan posttest pada kelompok eksperimen yaitu sebesar 6 sehingga dapat diketahui bahwa ada pengurangan mean rank setelah diberikan analisis perubahan tingkah laku. Diketahui bahwa ada perbedaan antara pre test dan post test, dan hasil tersebut dapat dilihat dari penurunan yang terjadi pada jumlah skor konseli diantaranya adalah AM yang sebelum diberi layanan konseling kelompok analisis perubahan tingkah laku pada saat angket dibagikan total skor 29 dan setelah pelaksanaan konseling kelompok analisis perubahan tingkah laku menjadi 19, jadi AM ada penurunan skor 10. Pada DW skor 30 menjadi 20 ada penurunan skor sebanyak 10. Kemudian pada EW dari skor 29 menjadi 20 ada penurunan skor sebanyak 9. Pada DN dari skor 28 menjadi 21 ada penuruan skor sebanyak 7. Pada IE dari skor 28 menjadi 20 skor ada penurunan skor sebanyak 8. Pada RS dari skor 20 menjadi 19 ada penurunan skor sebanyak 1, sehingga dalam pelaksanaan konseling kelompok analisis perubahan tingkah laku dengan teknik belief, aversion therapy dan modeling sehingga dalam pelaksanaan konseling kelompok analisis perubahan tingkah laku dengan teknik belief,aversion therapy dan modeling yang telah dilakukan ada penurunan dari kebiasaan mengkonsumsi minuman keras, hal ini sesuai dengan pengungkapkan para remaja laki-laki dari hasil angket pre test dan post test. Jadi dalam penelitian sejalan dengan penelitian (Ika Kurmala,2011) yang menyatakan bahwa konseling behavioral dapat mengubah kebiasaan mengkonsumsi minuman keras pada remaja desa krajan keluarahan salatiga melalui layanan konseling kelompok dengan pendekatan behavioral tahun ajaran 2010/2011. 38
39