Fungsi Elementer (Bagian Kedua)

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 3 Fungsi Elementer

Fungsi Analitik (Bagian Ketiga)

Integral Kompleks (Bagian Kedua)

Sistem Bilangan Kompleks (Bagian Pertama)

Fungsi Analitik (Bagian Pertama)

SISTEM BILANGAN KOMPLEKS

Sistem Bilangan Kompleks (Bagian Kedua)

Fungsi Analitik (Bagian Keempat)

Fungsi Analitik (Bagian Kedua)

MATEMATIKA TEKNIK II BILANGAN KOMPLEKS

Bab 2 Fungsi Analitik

7. RESIDU DAN PENGGUNAAN. Contoh 1 Carilah titik singular dan tentukan jenisnya dari fungsi berikut a. f(z) = 1/z

Bab II Fungsi Kompleks

CATATAN KULIAH FUNGSI KOMPLEKS. oleh Dr. Wuryansari Muharini Kusumawinahyu, M.Si.

FUNGSI VARIABEL KOMPLEKS. Oleh: Endang Dedy

ANALISIS AKIBAT INTEGRAL CAUCHY Ricky Antonius, Helmi, Yudhi INTISARI

FUNGSI HIPERBOLIK Matematika

Bab I. Bilangan Kompleks

BAB VII. FUNGSI TRANSEDEN. Perhatikan adanya kesenjangan tentang turunan berikut.

Teknik Pengintegralan

A B A B. ( a ) ( b )

FT UNIVERSITAS SURABAYA VARIABEL KOMPLEKS SUGATA PIKATAN. Bab V Aplikasi

UJI KONVERGENSI. Januari Tim Dosen Kalkulus 2 TPB ITK

BILANGAN KOMPLEKS. Dimana cara penyelesaiannya dengan menggunakan rumus abc, yang menghasilkan dua akar sekaligus ..(4)

: D C adalah fungsi kompleks dengan domain riil

Bilangan dan Fungsi Kompleks

PENGARUH JUMLAH SUKU FOURIER PADA PENDEKATAN POLAR UNTUK SISTEM GEOMETRI KARTESIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Aljabar dapat didefinisikan sebagai manipulasi dari simbol-simbol. Secara

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Bab III. Integral Fungsi Kompleks

BAB VI. FUNGSI TRANSENDEN

BILANGAN KOMPLEKS. Muhammad Hajarul Aswad Pendidikan Matematika Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palopo. Aswad

0. Pendahuluan. 0.1 Notasi dan istilah, bilangan kompleks

Kuliah 2: FUNGSI MULTIVARIABEL. Indah Yanti

BUKU DIKTAT ANALISA VARIABEL KOMPLEKS. OLEH : DWI IVAYANA SARI, M.Pd

DERIVATIVE (continued)

FUNGSI TRIGONOMETRIK

Tinjauan Ulang 23 Juni 2013

Bab 1 Sistem Bilangan Kompleks

Fungsi Gamma. Pengantar Matematika Teknik Kimia. Muthia Elma

III HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA KOMPLEKS. 1. Bilangan Kompleks Bentuk umum bilangan kompleks yang digunakan pada persamaan (1) berikut. z = a + ib (1)

Hendra Gunawan. 26 Februari 2014

Pertemuan 1 dan 2 KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

FUNGSI. Berdasarkan hubungan antara variabel bebas dan terikat, fungsi dibedakan dua: fungsi eksplisit dan fungsi implisit.

Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika. F (x) = f(x) dx dan f (x) dinamakan integran.

BAB I BILANGAN KOMPLEKS

SIFAT KELENGKAPAN RUANG METRIK BERNILAI KOMPLEKS

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL


7.1. Residu dan kutub Pada bagian sebelumnya telah kita pelajari bahwa suatu titik z 0 disebut titik singular dari f (z)

TURUNAN FUNGSI (DIFERENSIAL)

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

MATEMATIKA TEKNIK 1 3 SKS TEKNIK ELEKTRO UDINUS

FUNGSI Matematika Industri I

LIMIT DAN KEKONTINUAN

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Darpublic Nopember

Kalkulus Multivariabel I

BAB IV DIFFERENSIASI

BAB II KAJIAN TEORI. pada penulisan bab III. Materi yang diuraikan berisi tentang definisi, teorema, dan

BAB II FUNGSI ANALITIK

Pertemuan ke-10: UJI PERBANDINGAN, DERET BERGANTI TANDA, KEKONVERGENAN MUTLAK, UJI RASIO, DAN UJI AKAR

MODUL 1. Teori Bilangan MATERI PENYEGARAN KALKULUS

x Lingkaran satuan, adalah lingkaran berjari-jari satu dan berpusat di titik asal, direprentasikan dengan z = 1.

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

DASAR-DASAR MATLAB. Seperti bahasa pemrograman lainnnya, MATLAB JUGA memiliki metode dan symbol tersendiri dalam penulisan syntax-nya.

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

Bilangan Kompleks. Anwar Mutaqin. Program Studi Pendidikan Matematika UNTIRTA

FUNGSI-FUNGSI INVERS

SOLUSI PERSAMAAN DIFFERENSIAL

DASAR SINUSOIDAL SEBAGAI REFLEKTOR GELOMBANG

Definisi 4.1 Fungsi f dikatakan kontinu di titik a (continuous at a) jika dan hanya jika ketiga syarat berikut dipenuhi: (1) f(a) ada,

MATEMATIKA TEKNIK 1 3 SKS TEKNIK ELEKTRO UDINUS

VARIABEL KOMPLEKS SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ALJABAR & ANALISIS

MODUL ANALISIS VARIABEL KOMPLEKS

UM UGM 2017 Matematika Dasar

FUNGSI REGULAR. Endang Cahya M.A 1 Jurusan Matematika FMIPA ITB Jl. Ganesa 10, Bandung, Indonesia

KALKULUS MULTIVARIABEL II

(a) (b) Gambar 1. garis singgung

Kalkulus 2. Teknik Pengintegralan ke - 1. Tim Pengajar Kalkulus ITK. Institut Teknologi Kalimantan. Januari 2018

Matematika Teknik Dasar-2 2 Bilangan Kompleks - 1. Sebrian Mirdeklis Beselly Putra Teknik Pengairan Universitas Brawijaya

BAB III KONDUKSI ALIRAN STEDI - DIMENSI BANYAK

Sistem Bilangan Kompleks (Bagian Ketiga)

OPERATOR PADA RUANG BARISAN TERBATAS

matematika PEMINATAN Kelas X PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN EKSPONEN K13 A. PERSAMAAN EKSPONEN BERBASIS KONSTANTA

Bab 16. LIMIT dan TURUNAN. Motivasi. Limit Fungsi. Fungsi Turunan. Matematika SMK, Bab 16: Limit dan Turunan 1/35

2.1 Soal Matematika Dasar UM UGM c. 1 d d. 3a + b. e. 3a + b. e. b + a b a

digunakan untuk menyelesaikan integral seperti 3

Persamaan Di erensial Orde-2

Fakultas Teknik UNY Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif INTEGRASI FUNGSI. 0 a b X A. b A = f (X) dx a. Penyusun : Martubi, M.Pd., M.T.

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I

ANALISA VARIABEL KOMPLEKS

MAT 602 DASAR MATEMATIKA II

3. Kekonvergenan Deret Fourier

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. analitik dengan metode variabel terpisah. Selanjutnya penyelesaian analitik dari

KALKULUS 1 HADI SUTRISNO. Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan. Hadi Sutrisno/P.Matematika/STKIP PGRI Bangkalan

APLIKASI INTEGRAL 1. LUAS DAERAH BIDANG

Transkripsi:

Fungsi Elementer (Bagian Kedua) Supama Jurusan Matematika, FMIPA UGM Yogyakarta 55281, INDONESIA Email:maspomo@yahoo.com, supama@ugm.ac.id (Pertemuan Minggu IX)

Outline 1 Fungsi Hiperbolik 2

sin(iz) = i sinh z, cos(iz) = cosh(iz) (2) Fungsi Hiperbolik Fungsi hiperbolik dengan variabel kompleks didefinisikan sejalan dengan fungsi hiperbolik dengan variabel real, yaitu sebagai berikut sinh z = ez e z dan cosh z = ez + e z 2 2 Kedua fungsi tersebut di atas merupakan fungsi utuh (mengapa?) dan d sinh z d cosh z = cosh z dan = sinh z dz dz Selanjutnya, dengan memperhatikan definisi sin z dan cos z sebagaimana diberikan pada Bagian terdauhulu, maka diperoleh sinh(iz) = i sin z, cosh(iz) = cos z (1)

Fungsi Hiperbolik Dengan menggunakan identitas-identitas pada 1 dan 2, mudah ditunjukkan rumus-rumus identitas sinh( z) = sinh z, cosh( z) = cosh z (3) cosh 2 z sinh 2 z = 1 (4) sinh(z 1 + z 2 ) = sinh z 1 cosh z 2 + cosh z 1 sinh z 2 (5) cosh(z 1 + z 2 ) = cosh z 1 cosh z 2 + sinh z 1 sinh z 2 (6) dan apabila z = x + iy, maka berdasar 5 dan 6, diperoleh sinh z = sinh x cos y + i cosh x sin y (7) cosh z = cosh x cos y + i sinh x sin y (8)

Fungsi Hiperbolik Akibatnya, sinh z 2 = sinh 2 x + sin 2 y (9) cosh z 2 = sinh 2 x + cos 2 y (10) Example Tentukan semua akar-akar cosh z = i

Fungsi Hiperbolik Fungsi-fungsi hiperbolik yang lain didefinisikan sebagai berikut. tanh z = sinh z cosh z, coth z = 1 tanh z sech z = 1 cosh z,, csch z = 1 sinh z

Fungsi LOgaritma Sebagaimana telah dijelaskan pada Bagian terdauhulu, untuk sebarang bilangan kompleks tak nol z = ρe iφ, π < φ π, persamaan e w = z mempunyai solusi w = ln ρ + i(φ + 2nπ), n Z Apabila logarirma kompleks log w didefinisikan sebagai log z = ln ρ + i(φ + 2nπ), n Z (11) maka diperoleh e log z = z. Kenyataan ini memberikan inspirasi untuk pendefinisan fungsi logaritma kompleks. Untuk sebarang variabel tak nol z = ρe iφ, π < φ π, fungsi log z didefinisikan sebagai log z = ln ρ + i(φ + 2nπ), n Z (12)

Nilai utama dari log z dicapai pada saat n = 0 dan ditulis dengan Log z. Jadi, Log z = ln ρ + iφ, π < φ π Example Karena 1 = e i0, maka log 1 = ln 1 + i(0 + 2nπ), n Z sedangkan Log 1 = 0. Secara sama, dan Log( 2) = ln 2 + iπ. log( 2) = ln 2 + i(2n + 1)π

Untuk sebarang variabel kompleks tak nol z = re iθ, maka argumen z, yaitu θ, dapat dituliskan sebagai θ = Arg(z) + 2nπ, n Z. Selanjutnya, 12 dapat disajikan sebagai atau log z = ln r + iθ (13) log z = ln r + iargz (14)

Karena arg(z) merupakan fungsi bernilai banyak, maka log z juga bernilai banyak. Selanjutnya, untuk sebarang α R diperhatikan salah satu nilai log z, yaitu log z = ln r + iθ, r > 0, α < θ α + 2π (15) Bagian real dan imaginer dari log z adalah u(r, θ) = r dan v(r, θ) = θ (16) yang masing-masing kontinu pada α < θ < α + 2π.

Selanjutnya, u r, u θ, v r, dan v θ ada dan kontinu pada α < θ < α + 2π dan pada domain tersebut berlaku persamaan Cauchy-Riemann u r = 1 r v θ dan u θ = rv r Jadi, f (z) analitik pada α < θ < α + 2π dan Khususnya f (z) = 1 re iθ = 1 z dlogz dz = 1 z, π < θ < π

Diperhatikan fungsi log z sebagaimana diberikan pada persamaan (15) untuk z {re iα : r > 0}. Bagian imaginer dari log z tersebut, yaitu v(r, θ) = θ tidak kontinu di θ = α, sebab lim θ α v(r, θ) lim θ α + v(r, θ). Oleh karena itu, f tidak ada untuk setiap z {re iα : r > 0}. Jadi, fungsi log z sebagaimana diberikan pada persamaan (15) analitik kecuali untuk z {re iα : r > 0}.

Cabang suatu fungsi bernilai banyak f (z) adalah fungsi bernilai tunggal F (w) yang analitik pada suatu domain D dimana untuk setiap w D, F(w) merupakan salah satu nilai dari f (z). Fungsi F(w) disebut cabang utama dari f (z) jika F(w) cabang dari f (z) dan π < argw < π. Jadi, untuk sebarang bilangan real α, fungsi log z, log z = ln r + iθ, r > 0, α < θ < α + 2π, masing-masing merupakan cabang dari fungsi log z, z 0. Sedangkan Logz = ln r + iθ, π < θ < π adalah cabang utama dari log z.

Diberikan sebarang z = x + iy, maka e z = e x.e iy Selanjutnya, dengan memperhatikan (12), diperoleh log(e z ) = ln e x +i(y+2nπ) = x+i(y+2nπ) = z+(2nπ)i, Khususnya, Loge z = z Untuk sebarang z 1, z 2 C, dengan mudah dapat ditunjukkan bahwa dan log(z 1 z 2 ) = log z 1 + log z 2 (17) n Z log( z 1 z 2 ) = log z 1 log z 2 (18)

Perlu berhati-hati dalam memahami makna persamaan (17) dan (18). Sebagaimana maksud arg(z 1 z 2 ) = argz 1 + argz 2 maka persamaan (17) harus dibaca atau diartikan bahwa sebarang nilai log(z 1 z 2 ) sama dengan suatu nilai log z 1 ditambah suatu nilai log z 2. Persamaan (18) dibaca secara sama.

Contoh Example Diberikan z 1 = z 2 = 1, maka z 1 z 2 = 1. Berturut-turut diperoleh log z 1 = log z 2 = (2n + 1)πi dan log z 1 z 2 = 2nπi Selanjutnya, untuk sebarang n Z, 2nπi dapat dituliskan sebagai 2nπi = (2k 1 + 1)πi + (2k 2 + 1)πi, (19) untuk suatu k 1, k 2 Z. Ruas kiri pada (19) berarti sebarang nilai log z 1 z 2, sedangkan ruas kanan berarti suatu nilai log z 1 ditambah suatu nilai log z 2.