v dan persamaan di C menjadi : L x L x

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTERISTIK GELOMBANG

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI

Pekan #3. Osilasi. F = ma mẍ + kx = 0. (2)

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)

Darpublic Nopember 2013

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

Percobaan Melde digunakan untuk menyelidiki cepat rambat gelombang transversal dalam dawai. Perhatikan gambar di bawah ini.

Fisika Proyek Perintis I Tahun 1979

Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. SAINTEK Fisika Kode:

PEMERINTAH KOTA DUMAI DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI SMA NEGERI 3 DUMAI TAHUN PELAJARAN 2007/ 2008 UJIAN SEMESTER GANJIL

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu

ENERGI LISTRIK Tujuan : Menentukan faktor faktor yang mempengaruhi besar energi listrik

GETARAN. Contoh : Sebuah bandul berayun 90 ayunan dalam 1 menit, hitunglah berapa frekuensi ayunan tersebut? Jawab : f =

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131

Integral dan Persamaan Diferensial

0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 7.1

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB 2 LANDASAN TEORI

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI

KINEMATIKA. gerak lurus berubah beraturan(glbb) gerak lurus berubah tidak beraturan

IR. STEVANUS ARIANTO 1

Soal-Jawab Fisika OSN 2015

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

7/1/2008. Δvx. Carilah perpindahan, kecepatan rata rata dan laju rata rata

BAB II TINJAUAN TEORITIS

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1

adalah. A. 1,3 x 10-7 m D. 6,7 x 10-7 m B. 2;2 x lo -7 m E. 10,0 x lo -7 m C. 3,3 x lo -7 m

III. METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

KUAT ARUS DAN BEDA POTENSIAL Kuat arus adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir melalui suatu penghantar tiap detik.

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

Pertemuan IX, X V. Struktur Portal

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HANDOUT FISIKA KELAS XII (UNTUK KALANGAN SENDIRI) GELOMBANG MEKANIS

Pertanyaan berhubungan dengan elektroskop yang ditunjukan pada gambar di bawah.

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Oleh : Danny Kurnianto; Risa Farrid Christianti Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER

BAB I PERSAMAAN GERAK

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 4 FUNGSI BERPEUBAH BANYAK DAN TURUNANNYA

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

Relasi LOGIK FUNGSI AND, FUNGSI OR, DAN FUNGSI NOT

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

Hendra Gunawan. 28 Maret 2014

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

Xpedia Fisika. Kapita Selekta - Set 01 no Pertanyaan berhubungan dengan elektroskop yang ditunjukan pada gambar di bawah.

FORMAT JAWABAN INQUIRY CAPASITOR

RINGKASAN MATERI KALOR, PERUBAHN WUJUD DAN PERPINDAHAN KALOR

IV. METODE PENELITIAN

ARUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GERAK ELEKTRIK

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III ANALISA MODEL ROBOT TANGGA. Metode naik tangga yang diterapkan pada model robot tugas akhir ini, yaitu

Jawaban Soal Latihan

Matematika EBTANAS Tahun 1988

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Minggu 4 RATA-RATA BERGERAK DAN EXPONENTIAL SMOOTHING. Peramalan Data Time Series

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108

FORMAT JAWABAN INQUIRY CAPASITOR

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan

B a b 1 I s y a r a t

J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika GERAKAN SATU DIMENSI. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Percobaan PENYEARAH GELOMBANG. (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY)

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

BAB 2 LANDASAN TEORI

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

[1.7 Hukum Kekekalan Energi]

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

BAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat

Fisika EBTANAS Tahun 1995

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

kimia LAJU REAKSI II Tujuan Pembelajaran

SUHU DAN KALOR PERAMBATAN KALOR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK

B a b 1 I s y a r a t

BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH,

Metode Regresi Linier

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

B a b. Aplikasi Dioda

Transkripsi:

PERSMN GELOMBNG SSIONER. Pada proses panulan gelombang, erjadi gelombang panul ang mempunai ampliudo dan frekwensi ang sama dengan gelombang daangna, hana saja arah rambaanna ang berlawanan. hasil inerferensi (perpaduan) dari kedua gelombang ersebu disebu Gelombang Sasioner au Gelombang Diam. PD UJUNG BEBS. Selisih phase gelombang daang dan gelombang panul di ujung bebas adalah 0, jadi = 0 Ini berari bahwa phase gelombang daang sama dengan phase gelombang panul. Jika L adalah panjang ali dan adalah jarak iik C ang eramai erhadap iik panul pada ujung bebas, aiu iik B. Jika digearkan, maka persamaan simpangan di adalah sin iik C ang berjarak dari ujung bebas B, mengalami gearan gelombang dari: Gelombang daang: aiu apabila elah bergear deik, maka enulah C menggear kurang dari deik, selisih waku ersebu adalah sebesar L L, sehingga c dan persamaan di C menjadi : C L sin ( ) C sin ( L ). L C sin ( ) sebab. = Gelombang panul: Rambaan gelombang elah menempuh jarak L +, sehingga beda wakuna menjadi L L deik, maka C ( ) deik. Maka persamaan simpangan di C menjadi : C L sin ( ) C sin ( L ).

L C sin ( ) Hasil superposisi kedua gelombang adalah: C = C + C jadi: C L L sin ( ) sin ( ) L L C {sin ( ) sin ( )} C L. sin. ( ) cos. ( ) L C cos ( ) sin ( ) Persamaan di aas dapa dianggap sebagai persamaan gearan selaras dengan ampliudo cos ( ) dan erganung dari empa iik ang diamai. Dari ungkapan cos ( ) sebagai ampliudo idak erganung dari pada waku. Oleh karena pada simpul nilai ampliudo adalah nol dan lagi idak merupakan fungsi dari pada waku (), maka : cos ( ) = 0 sehingga : ( ) ( n ) ( n ) ( n ) Dengan ungkapan ini erbukilah, bahwa jarak simpul ke iik panul bebas adalah : ( n ) Jarak anara dua simpul beruruan adalah : ( ( ) ) n ( n ) ( ) n ( n ). empa-empa ang menaakan peru mempunai harga ampliudo ang maksimal, jadi : cos maksimal cos / / n

n n n Jadi erbuki pula, bahwa jarak peru ke iik panul bebas adalah bilangan genap kali panjang gelombang aau n. UJUNG ERIK (UJUNG EP) Diiik panul ang eap gelombang daang dan gelombang panul berselisih phase, aau gelombang panul berlawanan dengan phase gelombang daang. daang Jadi digearkan ransersal maka sin Jika iik C ang kia amai, maka bagi gelombang ang daang dari kiri (gelombang daang) waku menggearna C, aiu C erhadap waku menggearna, aiu = deik berbeda L deik, sehingga C C L. Jadi : L sin ( ) C sin ( L ). L C sin ( ) Bagi gelombang panul ang daang dari kanan waku gear C berselisih L fasena berselisih, aau, sehingga : L C sin ( ) L C sin ( ) deik dan Maka hasil superposisi gelombang daang dan gelombang panul oleh ujung erika adalah : C = C + C Jadi :

L L C sin ( ) sin ( ) L L C {sin ( ) sin ( )} L C. cos ( ).sin C L sin ( ).cos ( ) Ungkapan ini dapa diarikan sebagai persamaan gearan selaras dengan ampliudo sin ( ), ang ernaa ak erganung pada, oleh karena iu simpul mempunai ampliudo 0 (nol) dan idak erganung dari pada waku (), maka unuk : sin ( ) 0 ( ) n n n.. n. Jadi erbuki pula, bahwa jarak simpul ke iik panul eap adalah bilangan genap kali panjang gelombang aau. n. jarak anara dua simpul beruruan adalah : ( n ). n. empa peru menunjukkan simpangan ang maksimal, jadi : sin maksimal sin / / n. n. n.

Disini erliha pula, bahwa jarak peru ke iik panul eap adalah bilangan ganjil kali panjang gelombang dan harga maksimum simpangan (ampliudo) gelombang sasioner adalah dua kali ampliudo gelombang ang menimbulkan ineferensi. Jarak anara simpul dengan peru ang erdeka adalah : ( ) n ( n). Sedangkan jarak anara dua peru ang beruruan adalah : ( ( ) ). n ( n ). PERCOBN MELDE Percobaan Melde digunakan unuk menelidiki cepa ramba gelombang ransersal dalam dawai. Perhaikan gambar di bawah ini. Pada salah sau ujung angkai garpu ala diikakan era-era sehelai kawa halus lagi kua. kawa halus ersebu diumpu pada sebuah karol dan ujung kawa diberi beban, misalna sebesar g gram. Garpu ala digearkan dengan elekromagne secara erus menerus, hingga ampliudo ang diimbulkan oleh garpu ala konsan. Unuk menggearkan ujung kawa dapa pula dipakai ala ibraor. Seelah erbenuk pola gelombang sasioner dalam kawa dan jika diamai akan erliha adana simpul dan peru di anara simpul-silpul ersebu. Dianara simpul-simpul iu anara lain adalah dan K aiu ujungujung kawa ersebu, ujung pada garpu ala dan simpul K pada bagian ang diumpu oleh karol. Pada seluruh panjang kawa K = L dibua erjadi gelombang, maka kawa mempunai = L. pabila f adalah frekwensi gearan ersebu, maka cepa ramba gelombang dalam kawa adalah = f. = f L Jadi sekarang beban di ambah hingga menjadi g gram, maka pada seluruh panjang kawa ernaa hana erjadi gelombang, jadi : = L = L sehingga : = f. = f L Kemudian beban dijadikan 6g gram, maka pada seluruh panjang kawa hana erjadi sau gelombang, jadi : = L, maka = f. = f L

Beban dijadikan 6g gram, maka pada seluruh panjang kawa hana erjadi gelombang, jadi : = L = L sehingga = f. = Dari hasil pengamaan ini, maka imbul suau anggapan aau dugaan, bahwa agakna ada hubungan anara cepa ramba gelombang dengan bera beban, ang pada hakekana merupakan egangan dalam kawa. daa pengamaan ersebu di aas kia susun sebagai : Pengamaan I F = g = L = Pengamaan II F = g = L = Pengamaan III F = 6 g = L = Pengamaan IV F = 6 g = L = Daa di aas kia olah sebagai beriku :, dan F F, dan F F 8, dan F F g g 6g 6 g 6g 6 g KESIMPULN. Cepa ramba gelombang dalam ali, kawa, dawai berbanding senilai dengan akar gaa egangan kawa, ali dawai ersebu. Percobaan di aas diulang kembali dengan bahan sama, panjang kawa eap, beban sama (dimulai dari 6 g gram), hana saja luas penampang kawa dibua kali lipa, maka dapa kia amai sebagai beriku : = L sehingga =.f L = f.l (dari percobaan perama, dengan menggunakan 6g gram) maka : ' Percobaan diulangi lagi dengan beban eap 6 g gram, akan eapi kawa digani dengan kawa ang berpenampang 6 kali lipa (dari bahan ang sama dan panjang eap), maka dalam kawa erjadi gelombang, sehingga : = L sehingga =.f L sehingga : '

pabila panjang kawa eap dan dari bahan ang sama, sedangkan penampang diubah, maka berari sama dengan mengubah massa kawa. Kalau massa kawa semula adalah m, maka pada percobaan ersebu massa kawa beruru-uru diubah menjadi m = m dan m = 6 m. dari daa percobaan kedua, seelah diolah sebagai beriku : ', dan m m m m ', dan m m 6m 6 m Dari pengolahan daa ersebu dapalah disimpulkan : KESIMPULN. Cepa ramba gelombang berbanding balik nilai akar kuadra massa kawa, asalkan panjangna eap. Percobaan selanjuna diulangi lagi, akan eapi diusahakan agar massa kawa anara simpulsimpul dan K eap, sedangkan panjang K ariabel. ernaa cepa rambanapun berubah pula, meskipun beban idak berubah, Kalau jarak K menjadi jarak semula aiu = L, maka cepa rambana menjadi kali semula, sebalikna jika panjang kawa K dilipa empakan dari K semula, menjadi L maka cepa rambana menjadi kali cepa ramba semula, asalkan massa kawa eap. Dari percobaan keiga ini dapalah disimpulkan. KESIMPULN. Unuk massa kawa ang eap, maka cepa ramba gelombang berbanding senilai dengan akar kuadra panjang kawa. Kesimpulan () dan () dapa disaukan menjadi : Cepa ramba gelombang dalam kawa berbanding erbalik nilai dengan akar massa persauan panjang kawa. Jika massa persauan panjang kawa ini dimisalkan aau dilambangkan dengan, maka kesimpulan () sampai dengan () di aas dapa dirumuskan menjadi : k = cepa ramba gelombang dalam kawa (ali, dawai) F = gaa egangan kawa = massa persauan panjang kawa k = fakor pembanding, ang dalam SI harga k =. F

m Sauan : dalam SI : F = newon kg s m