BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode dalam peneltan merupakan suatu cara yang dgunakan oleh penelt dalam mencapa tujuan peneltan. Metode dapat memberkan gambaran kepada penelt mengena langkah-langkah yang harus dlakukan dan pemlhan metode yang tepat dapat membantu penelt dalam memecahkan permasalahannya. Dalam menyusun peneltan n metode yang dgunakan adalah metode deskrptf dengan jens stud korelasonal sebab-akbat. Pengertan dar metode deskrptf tu sendr alah peneltan yang menuturkan dan menafsrkan data yang berkenaan dengan fakta, keadaan, varabel, dan fenomena yang terjad saat peneltan berlangsung dan menyajkan apa adanya. (M. Subana dan Sudrajat, 2005: 89). Selan tu djelaskan pula oleh Wnarno Surakhmad (dalam Erlnasar, 2007: 47) bahwa peneltan deskrptf mempunya cr-cr: 1) Memusatkan dr pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang aktual, 2) Data yang dkumpulkan mula-mula dsusun, djelaskan dan kemudan danalss. Sementara tu stud korelasonal sebab-akbat menurut Suharsm Arkunto (2002: 30) merupakan jens peneltan yang menunjukan terdapat hubungan sebab akbat antara keadaan pertama dan kedua. Keadaan pertama dperkrakan menjad penyebab keadaan kedua, sehngga mempunya pengaruh terhadap keadaan kedua tersebut. 43
44 Adapun M. Subana dan Sudrajat (2005: 36) menyebutkan bahwa: stud korelas tdak terlalu menuntut sampel yang besar, asalkan varabelnya dapat dukur dan alat ukurnya handal, sebab faktor yang palng berpengaruh terhadap besar keclnya hubungan adalah keterandalan nstrumen yang dgunakan untuk mengukur varabel-varabelnya. Melhat pemaparan d atas, maka tujuan dar peneltan n adalah untuk melhat pengaruh antar gejala yang terjad saat n dar data yang ada, sehngga dapat menuturkan dan menafsrkan sesua dengan konds yang ada tersebut. Dengan menggunakan metode tersebut dharapkan peneltan yang dlakukan dapat mengungkapkan pengaruh tngkat persedaan barang terhadap proftabltas pada PT Dahana. 3.2. Defns dan Operasonalsas Varabel 3.2.1. Defns Varabel Terdapat dua varabel yang ada dalam peneltan n, yatu tngkat perputaran persedaan barang jad dan proftabltas perusahaan. Adapun defns kedua varabel tersebut adalah sebaga berkut : 1. Tngkat Perputaran Persedaan Barang Jad Tngkat perputaran persedaan barang yang dmaksud dalam peneltan n adalah untuk persedaan barang jad. Persedaan barang jad adalah barang yang telah selesa dkerjakan dan sap untuk djual kepada konsumen. Persedaan barang jad merupakan salah satu aset perusahaan yang senantasa dalam konds berputar dan selalu mengalam perubahan. Perputaran persedaan barang jad n harus ada dalam keadaan yang sehat karena akan mencermnkan efektvtas dan
45 efsens perusahaan dalam mengelola persedaan barang untuk mendapatkan keuntungan. 2. Proftabltas Perusahaan Proftabltas adalah kemampuan sebuah perusahaan dalam memperoleh pendapatan bersh. Tujuan perhtungan proftabltas sangat berkatan dengan kemampuan perusahaan untuk mendapat laba yang memuaskan sehngga pemodal dan pemegang saham akan meneruskan untuk menyedakan modal bag perusahaan. Raso proftabltas yang dgunakan dalam peneltan n adalah Return On Investment (ROI). Raso n menunjukkan berapa laba bersh yang bsa dperoleh dar jumlah seluruh aset yang dmlk perusahaan. 3.2.2. Operasonalsas Varabel Untuk memudahkan pengertan dan menghndar kesalahpahaman perseps terhadap peneltan n, djelaskan batasan operasonalsas varabel peneltan yatu untuk besaran tngkat perputaran persedaan barang jad adalah X dan untuk varabel proftabltas perusahaan adalah Y. Varabel X merupakan varabel ndependen yang mempengaruh varabel Y, sedangkan varabel Y adalah varbel dependen yang bergantung pada varabel X. Untuk lebh jelasnya dapat dlhat dalam tabel operasonalsas varbel berkut n:
46 Tabel 3.1. Operasonalsas Varabel Varabel Indkator Skala Tngkat Perputaran Persedaan Barang Jad (X) Perbandngan antara total harga pokok penjualan dengan rata-rata persedaan yang menunjukkan berapa kal perputaran terjad pada barang jad Cost of Goods Sold Raso Fnshed Goods Inventory Turnover = Average Fnshed Goods Inventory Proftabltas Perusahaan (Y) Perbandngan yang menunjukkan seberapa banyak laba bersh yang bsa dperoleh dar seluruh aktva atau kekayaan yang dmlk perusahaan Net Pr oft After Tax Re turn On Investment ( ROI ) = Total Assets Raso 3.3. Sumber Data Sumber data adalah subjek darmana data dperoleh (Suharsm Arkunto, 2006: 129). Menurut Snggh Santoso (2003: 281), dewasa n ada suatu jens sumber data statstk yang pentng dan luas pemakaannya dalam praktek. Jens sumber data tersebut adalah pencatatan data statstk berbass waktu. Kumpulan data statstk yang merupakan hasl pengamatan setap nterval waktu tertentu tersebut dnamakan dengan Tme Seres (deret berkala). Begtupun dalam peneltan n sumber data yang dgunakan adalah mengacu pada jens data tme seres, yatu mengambl data beberapa tahun tertentu yang berurutan. Untuk tu yang menjad sumber data dalam peneltan n adalah laporan keuangan dan laporan knerja PT Dahana (Persero) selama sebelas tahun terakhr, yakn dar tahun 1997 sampa dengan tahun 2007. Hal n sesua dengan tujuan peneltan yang telah drumuskan sebelumnya yatu untuk mempelajar pengaruh tngkat perputaran persedaan barang terhadap proftabltas perusahaan,
47 dengan menggunakan data mutakhr yang palng vald untuk dgunakan dalam peneltan. Sepert yang durakan oleh Sugyono (2006: 307) bahwa jka hasl peneltan akan dgeneralsaskan, maka yang dgunakan sebaga sumber data harus bersfat representatf. Terpenuhnya sfat representatf tersebut dapat dlakukan dengan cara mengambl sampel dar populas secara random sampa jumlah tertentu. Oleh karena dalam peneltan n sumber data yang dgunakan tdak menggunakan teknk samplng secara random, maka tdak ada uj sgnfkans dan tdak ada suatu taraf kesalahan. Hal n dsebabkan peneltan tdak bermaksud membuat generalsas sehngga tdak ada kesalahan generalsas. 3.4. Teknk Pengumpulan Data Kualtas data hasl peneltan salah satunya dpengaruh dar kualtas pengumpulan data tu sendr. Maka dar tu teknk pengumpulan data yang dlakukan dalam peneltan n untuk mendapatkan data berkualtas adalah dengan: a. Intervew atau wawancara yatu teknk pengumpulan data yang merupakan tanya jawab antara penyusun dengan phak yang ada hubungannya dengan bdang yang akan dbahas. b. Observas yatu pengamatan bak langsung maupun tdak langsung untuk mengecek kebenaran dar data yang dperoleh. c. Dokumentas
48 yatu dengan menelaah dan mengkaj data prmer perusahaan berupa laporan keuangan dan laporan knerja tahunan PT Dahana. 3.5. Teknk Analss Data dan Rancangan Pengujan Hpotess Dalam peneltan kuanttatf, analss data merupakan kegatan yang dlakukan setelah data terkumpul dar lapangan. Data yang sudah terkumpul tu kemudan akan dolah untuk mengungkapkan varabel-varabel yang dtelt. Dalam pengungkapan n dperlukan suatu alat ukur atau skala tes yang vald dan dapat dandalkan, agar kesmpulan peneltan tdak akan kelru dan memberkan gambaran yang tdak jauh berbeda dengan keadaan sebenarnya. Untuk mencapa tujuan peneltan, langkah-langkah yang harus dlakukan adalah : 1. Analss Data Akuntans Dalam analss data akuntans, yang pertama dlakukan adalah menghtung raso perputaran persedaan barang jad dan proftabltas perusahaan. Perhtungan tersebut bersumber dar data prmer perusahaan yang berupa neraca dan laporan laba rug PT Dahana. Adapun perhtungan tu dlakukan terhadap masng-masng varabel dengan menggunakan rumus: Tngkat Perputaran Persedaan Barang Jad Fnshed Goods Inventory Turnover = Cost of Goods Sold Average Fnshed Goods Inventory Keterangan: Fnshed Goods Inventory turnover = perputaran persedaan barang jad Cost Of Good Sold = harga pokok penjualan barang jad
49 Average Fnshed Goods Inventory = rata-rata persedaan jad, yang merupakan hasl penjumlahan dar persedaan awal dengan persedaan akhr dbag dua. Untuk melengkap peneltan, maka dapat pula dhtung lamanya perputaran persedaan barang dalam har, dengan rumus: Turnover dalam Har = Banyaknya Har dalam Tahun Fnshed Goods Inventory Turnover Proftabltas Perusahaan ROI = Net Pr oft After Tax x100% Total Assets Return On Investement = tngkat pengembalan laba dlhat dar nvestas pada aset Net Proft After Tax = Laba bersh setelah pajak Total Assets = jumlah seluruh aset yang dmlk perusahaan 2. Uj Asums Parametrs Sepert yang telah durakan sebelumnya, data yang dgunakan dalam peneltan n merupakan data raso. Untuk tu, statstk yang tepat dgunakannya yatu statstk parametrs. Namun Sugyono (2006: 145) menyebutkan bahwa, statstk parametrs memerlukan terpenuhnya banyak asums. Maka dar tu, langkah yang selanjutnya dlakukan adalah uj asums parametrs, dmana data yang danalss harus memenuh asums lnertas, autokorelas, homoskedaststas, dan normaltas.
50 Asums pertama yang harus dpenuh untuk perhtungan statstk parametrk adalah uj asums lnertas. Uj n dmaksudkan untuk mengetahu kemungknan adanya hubungan lner antara varabel X dan varabel Y. Pengujan n dlakukan dengan analss dagram pencar. Menurut Sudjana (2004: 202), dengan menggunakan grafk dagram pencar maka dapat terlhat apakah terdapat suatu hubungan yang berart antara kedua varabel tersebut. Jka terdapat gejala bahwa letak ttk-ttk (data) tu ada pada atau menyebar sektar gars lurus dagonalnya, maka cukup menjad alasan bahwa antara varabel-varabel tersebut ada hubungan lner. Dan jka data menyebar jauh dar dagonal dan/ atau tdak mengkut arah gars dagonal, maka dapat dduga terdapat hubungan non-lner. Uj selanjutnya adalah untuk asums autokorelas. Uj asums n bertujuan untuk menguj apakah dalam model regres lner ada korelas antara kesalahan pengganggu pada perode t dengan kesalahan pengganggu pada perode t-1 (sebelumnya). Jka terjad korelas, maka dnamakan ada problem autokorelas. Menurut Imam Ghazal (2007: 96), model regres yang bak adalah regres yang bebas dar autokorelas atau dsebut nonautokrelas. Uj autokorelas yang dgunakan dalam peneltan n ddapatkan dengan mengunakan Software SPSS (Statstcal Product and Servce Solutons) vers 12.0 pada uj Durbn-Watson (DW). Adapun pengamblan keputusan dalam uj Durbn-Watson (DW) menurut Makrdaks (dalam Wahd Sulaman, 2004: 16) berdasarkan pada krtera berkut n:
51 Jka angka DW yatu 1,65 < DW < 2,35, berart tdak ada autokorelas. Jka angka DW adalah 1,21 < DW < 1,65 atau 2,35 < DW < 2,79, berart tdak dapat dsmpulkan Jka angka DW adalah < 1,21 atau DW > 2,79, tu artnya terjad autokorelas. Uj lan yang harus dpenuh adalah asums homoskedaststas. Uj Homoskedaststas bertujuan untuk menguj apakah dalam model regres terjad ketdaksamaan varan dar resdual satu pengamatan ke pengamatan yang lan. Jka varan dar resdual satu ke pengamatan yang lan berbeda, nlah yang dsebut dengan Homoskedaststas. Namun jka tetap, maka dnamakan Heteroskedaststas. Dan model regres yang bak adalah yang terjad Homoskedaststas. Cara yang dapat dgunakan untuk mendeteks ada tdaknya Homoskedaststas adalah dengan melhat grafk Scatter-Plot yang dlakukan dengan SPSS Vers 12.0. Menurut Imam Ghozal (2007: 105), dasar analss untuk mendeteksnya adalah sebaga berkut : Jka ada pola tertentu, sepert ttk-ttk yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudan menyempt), maka mengndkaskan telah terjad Heteroskedaststas. Jka tdak ada pola yang jelas, serta ttk-ttk menyebar d atas dan d bawah angka 0 pada sumbu Y, maka terjad Homoskedaststas. Selan untuk menguj asums homoskedaststas, Scatter-Plot juga bsa dgunakan untuk uj lnertas dengan ketentuan yang sama dengan krtera homoskedaststas.
52 Selanjutnya untuk menentukan apakah sampel data tersebut berdstrbus normal atau tdak, dalam peneltan n menggunakan salah satu metode uj normaltas dalam SPSS vers 12.0 dengan analss grafk hstogram dan grafk normal P-Plot. Dengan analss n, pada prnspnya normaltas dapat ddeteks dengan melhat hstogram dar resdualnya serta melhat penyebaran data (ttk) pada sumbu dagonal dar grafk. Dasar pengamblan keputusannya yatu : Jka data pada grafk hstogramnya menunjukkan pola dstrbus normal atau pada grafk normal P-Plot menyebar dsektar atau mengkut arah gars dagonal, maka model regres memenuh asums normaltas. Jka data pada grafk hstogram tdak menunjukkan pola dstrbus normal atau pada grafk normal P-Plot menyebar jauh atau tdak mengkut arah gars dagonal, maka model regres tdak memenuh asums normaltas. 3. Rancangan Pengujan Hpotess Hpotess yang akan duj dalam peneltan n berkatan dengan bagamana pengaruh dar tngkat perputaran persedaan barang dalam menentukan proftabltas perusahaan. Untuk tu, terlebh dahulu akan dformulaskan hpotess nol dan hpotess kerjanya sebaga berkut: Hpotess nol : Tngkat perputaran persedaan barang jad tdak berpengaruh postf terhadap proftabltas perusahaan. Hpotess kerja : Tngkat perputaran persedaan barang jad berpengaruh postf terhadap proftabltas perusahaan. Untuk menguj hpotess peneltan yang telah dajukan maka dperlukan perhtungan dengan cara menganalss data yang telah dperoleh dar pengolahan
53 data kedua varabel d atas. Adapun analss statstk yang dgunakan untuk menguj hpotess, dlakukan dengan analss persamaan regres dan analss koefsen determnas yang langkah-langkahnya adalah sebaga berkut : a. Analss Persamaan Regres Terdapat perbedaan antara analss regres dan korelas. Analss korelas bertujuan untuk mengukur kekuatan asosas lner antara dua varabel. Korelas tdak menunjukan hubungan sebab-akbat atau fungsonal. Karena tu, untuk mengetahunya dgunakanlah analss regres. Analss n dgunakan untuk melakukan predks, bagamana perubahan varabel dependen bla nla varabel ndependen dnakkan atau dturunkan. Dalam peneltan n, tngkat perputaran persedaan jad berlaku sebaga varabel bebas, dan tngkat proftabltas perusahaan berlaku sebaga varabel terkat. Persamaan umum regres adalah : Y ' = a + bx dmana : Y = proftabltas perusahaan a = harga Y bla X = 0 (harga konstan) b = angka arah atau koefsen regres, yang menunjukkan angka penngkatan ataupun penurunan varabel dependen yang ddasarkan pada varabel ndependen. Bla b (+) maka nak, dan bla b (-) maka terjad penurunan. X = tngkat perputaran persedaan barang jad Menurut Sudjana (2004: 205) untuk mencar nla a dan b, dgunakan perumusan sebaga berkut :
54 a = 2 ( Y ) ( X ) ( X ) ( X Y ) n X 2 ( X ) 2 b = n ( X Y ) ( X ) ( Y ) n X ( X ) 2 2 Kemudan nla a dan b yang telah dperoleh dmasukkan ke dalam persamaan analss regres lner sederhana, maka kta akan mengetahu perubahan yang terjad pada varabel Y atau meramalkan nla varabel Y berdasarkan nla varabel X yang dketahu. b. Analss Koefsen Determnas Sebelum mendapatkan nla koefsen determnas, maka harus dhtung terlebh dahulu nla dar koefsen korelas Pearson. Koefsen n merupakan suatu teknk statstk parametrk untuk menguj hpotess asosatf atau hubungan bla datanya berbentuk raso (Sugyono, 2006: 149), dgunakan untuk mengetahu derajat hubungan antara varabel X (varabel ndependen) dan varabel Y (varabel dependen). Dmana derajat hubungan tersebut dnyatakan dengan koefsen korelas (r), dengan rumus: r = n X Y ( X )( Y ) ( X ) 2 n Y 2 { n X }{ ( Y ) } 2 2 (Sugyono, 2006: 182) dmana : X = Tngkat Perputaran Persedaan Barang Jad Y = Proftabltas Perusahaan, yatu ROI n = Jumlah sampel peneltan
55 Koefsen korelas (r) menunjukkan derajat korelas antara X dan Y. Nla koefsen korelas harus terdapat dalam batas-batas -1 r +1. Tanda postf menunjukkan adanya korelas postf atau korelas langsung antara kedua varabel yang berart setap kenakan nla-nla X akan dkut dengan kenakan nla Y, begtu pula sebalknya. Tanda negatf menunjukkan adanya korelas negatf, kenakan nla X akan dkut dengan penurunan nla Y, begtu pula sebalknya. Dan apabla nla r yang ddapat adalah 0, maka dartkan bahwa antara varabelvarabel tu tdak terdapat hubungan lner. Selanjutnya, setelah nla Koefsen Korelas (r) dperoleh, maka untuk mengetahu besarnya pengaruh varabel X terhadap varabel Y, maka dgunakan teknk Koefsen Determnas (Sugyono, 2002: 177). Dalam penggunaannya, Koefsen Determnas (Kd) dnyatakan dalam presentase dengan rumus sebaga berkut: Kd = r 2 x100% dengan asums 0 r 2 1 (Sudjana, 2004: 246-247)