APLIKASI SIFAT-SIFAT GRUP JUMLAHAN MODULO 7 DALAM MENENTUKAN HARI. Pardomuan N. J. M. Sinambela. Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
Elvri Teresia br Sembiring adalah Guru Matematika SMA Negeri 1 Berastagi

2 G R U P. 1 Struktur Aljabar Grup Aswad 2013 Blog: aswhat.wordpress.com

PERANAN SISTEM MODULO DALAM PENENTUAN HARI DAN PASARAN

TEORI GRUP SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ALJABAR & ANALISIS

FUNGSI-FUNGSI PADA TEORI BILANGAN DAN APLIKASINYA PADA PERHITUNGAN KALENDER. Sangadji *

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

STRUKTUR ALJABAR: RING

0,1,2,3,4. (e) Perhatikan jawabmu pada (a) (d). Tuliskan kembali sifat-sifat yang kamu temukan dalam. 5. a b c d

STRUKTUR ALJABAR. Sistem aljabar (S, ) merupakan semigrup, jika 1. Himpunan S tertutup terhadap operasi. 2. Operasi bersifat asosiatif.

Himpunan Ω-Stabil Sebagai Daerah Faktorisasi Tunggal

BAB II KERANGKA TEORITIS. komposisi biner atau lebih dan bersifat tertutup. A = {x / x bilangan asli} dengan operasi +

Pardomuan N.J.M. Sinambela adalah dosen jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Medan

Sifat Lapangan pada Bilangan Kompleks

SISTEM BILANGAN BULAT

II. TINJAUAN PUSTAKA. terkait dengan pokok bahasan. Berikut ini diberikan pengertian-pengertian dasar

AKAR-AKAR POLINOMIAL SEPARABLE SEBAGAI PEMBENTUK PERLUASAN NORMAL PADA RING MODULO

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... II HALAMAN PENGESAHAN... III KATA PENGANTAR... IV DAFTAR ISI... V BAB I PENDAHULUAN...

matematika PEMINATAN Kelas X PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN EKSPONEN K13 A. PERSAMAAN EKSPONEN BERBASIS KONSTANTA

METODE SOLOVAY-STRASSEN UNTUK PENGUJIAN BILANGAN PRIMA

SISTEM BILANGAN REAL

APOTEMA: Jurnal Pendidikan Matematika. Volume 2, Nomor 2 Juli 2016 p ISSN BILANGAN SEMPURNA GENAP DAN KEPRIMAAN BI LANGAN MERSENNE

GELANGGANG ARTIN. Kata Kunci: Artin ring, prim ideal, maximal ideal, nilradikal.

Tentukan semua bilangan bulat x sedemikian sehingga x 1 (mod 10). Jawab. x 1 (mod 10) jika dan hanya jika x 1 = 10 k untuk setiap k bilangan bulat.

GRAF PANGKAT PADA SEMIGRUP. Nur Hidayatul Ilmiah. Dr. Agung Lukito, M.S.

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengenal dan mengaplikasikan sifat-sifat Ring Polinom

ORDER UNSUR DARI GRUP S 4

RUANG FAKTOR. Oleh : Muhammad Kukuh

BAB II TEORI DASAR. untuk setiap e G. 4. G mengandung balikan. Untuk setiap a G, terdapat b G sehingga a b =

II. KONSEP DASAR GRUP. abstrak (abstract algebra). Sistem aljabar (algebraic system) terdiri dari suatu

KONGRUENSI PADA SUBHIMPUNAN BILANGAN BULAT

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

matematika Wajib Kelas X PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL K-13 A. DEFINISI PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL

Jurnal Apotema Vol.2 No. 2 62

1. GRUP. Definisi 1.1 (Operasi Biner) Diketahui G himpunan dan ab, G. Operasi biner pada G merupakan pengaitan

Struktur Aljabar I. Pada bab ini disajikan tentang pengertian. grup, sifat-sifat dasar grup, ordo grup dan elemennya, dan konsep

I. PENDAHULUAN. Aljabar dapat didefinisikan sebagai manipulasi dari simbol-simbol. Secara historis

BAB 6 RING (GELANGGANG) BAHAN AJAR STRUKTUR ALJABAR, BY FADLI

GRUP PERMUTASI. Bambang Priyo Darminto Jurusan Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo. Abstrak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini diterangkan materi yang berkaitan dengan penelitian, diantaranya konsep

PPPPTK MATEMATIKA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengidentifikasi dan mengenal sifat-sifat dasar suatu Grup

DIMENSI PARTISI SUBGRAF TERINDUKSI PADA GRAF TOTAL ATAS RING KOMUTATIF

BILANGAN CACAH. b. Langkah 1: Jumlahkan angka satuan (4 + 1 = 5). tulis 5. Langkah 2: Jumlahkan angka puluhan (3 + 5 = 8), tulis 8.

PENGANTAR PADA TEORI GRUP DAN RING

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini diberikan beberapa definisi mengenai teori grup yang mendukung. ke. Untuk setiap, dinotasikan sebagai di

MATERI ALJABAR LINEAR LANJUT RUANG VEKTOR

BAB I PENDAHULUAN. Struktur aljabar merupakan suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi

Perhatikan skema sistem bilangan berikut. Bilangan. Bilangan Rasional. Bilangan pecahan adalah bilangan yang berbentuk a b

PERTEMUAN 5. Teori Himpunan

2. Pengurangan pada Bilangan Bulat

VARIABEL KOMPLEKS SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ALJABAR & ANALISIS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan mengenai konsep teori grup, teorema lagrange dan

KED INTEGRAL JUMLAH PERTEMUAN : 2 PERTEMUAN TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS: Materi : 7.1 Anti Turunan. 7.2 Sifat-sifat Integral Tak Tentu KALKULUS I

STRUKTUR ALJABAR 1. Winita Sulandari FMIPA UNS

BAB 2 LANDASAN TEORI

MATEMATIKA BISNIS. Himpunan. Muhammad Kahfi, MSM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini akan disajikan beberapa teori dasar yang digunakan sebagai

PENGENALAN KONSEP-KONSEP DALAM RING MELALUI PENGAMATAN Disampaikan dalam Lecture Series on Algebra Universitas Andalas Padang, 29 September 2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jelas. Ada tiga cara untuk menyatakan himpunan, yaitu: a. dengan mendaftar anggota-anggotanya;

LEMBAR AKTIVITAS SISWA INDUKSI MATEMATIKA

Skew- Semifield dan Beberapa Sifatnya

ENUMERASI DIGRAF TIDAK ISOMORFIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI BILANGAN REAL

3 TEORI KONGRUENSI. Contoh 3.1. Misalkan hari ini adalah Sabtu, hari apa setelah 100 hari dari sekarang?

Bilangan Bulat. A. Pengenalan Bilangan Bulat Himpunan bilangan bulat terdiri dari bilangan bulat negatif, bilangan nol, dan bilangan bulat positif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Struktur aljabar merupakan salah satu bidang kajian dalam matematika

SOLUSI BILANGAN BULAT SUATU PERSAMAAN DIOPHANTINE MELALUI BILANGAN FIBONACCI DAN BILANGAN LUCAS ABSTRACT

SIFAT ARMENDARIZ P A D A BEBERAPA RING GRUP

BAB 4 KEKONSISTENAN PENDUGA DARI FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN WAKTU TUNGGU DARI PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT

Grup Permutasi dan Grup Siklis. Winita Sulandari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN

PENGGUNAAN DETERMINAN POLINOMIAL MATRIKS DALAM MODIFIKASI KRIPTOGRAFI HILL CHIPER

LECTURE NOTES MATEMATIKA DISKRIT. Disusun Oleh : Dra. D. L. CRISPINA PARDEDE, DEA.

B I L A N G A N 1.1 SKEMA DARI HIMPUNAN BILANGAN. Bilangan Kompleks. Bilangan Nyata (Riil) Bilangan Khayal (Imajiner)

Bilangan Stirling Jenis Kedua ( Stirling Number of the Second Kind ) Definisi 1. Bilangan Stirling jenis kedua, dinotasikan dengan

Himpunan dan Fungsi. Modul 1 PENDAHULUAN

Matriks Simplektik dan Hubungannya Pada Sistem Linier Hamiltonian. Simplectic Matrix and It Relations to Linear Hamiltonian System

1 SISTEM BILANGAN REAL

MODUL 1. Teori Bilangan MATERI PENYEGARAN KALKULUS

BAB II DASAR TEORI. membahas tentang penerapan skema tanda tangan Schnorr pada pembuatan tanda

II. TINJAUAN PUSTAKA. Diberikan himpunan dan operasi biner disebut grup yang dinotasikan. (i), untuk setiap ( bersifat assosiatif);

STRUKTUR ALJABAR 1. Kristiana Wijaya

Jurusan Pendidikan Matematika

PENENTUAN SUATU GRUP KUOSIEN FUZZY DARI SUATU GRUP

Aritmatika Jam. Oleh Sufyani P

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi teori pendukung dalam proses

R maupun. Berikut diberikan definisi ruang vektor umum, yang secara eksplisit

Aljabar Linier & Matriks. Tatap Muka 2

Relasi, Fungsi, dan Transformasi

BILANGAN. Kita bisa menggunakan garis bilangan di bawah ini untuk memaknai penjumlahan 3 ditambah 4.

SILABUS KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI FAKULTAS TARBIYAH BANJARMASIN

matematika WAJIB Kelas X PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL K-13 A. PENDAHULUAN

BILANGAN BULAT. Operasi perkalian juga bersifat tertutup pada bilangan Asli dan bilangan Cacah.

PENGANTAR GRUP. Yus Mochamad Cholily Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Malang

Nama Mata Kuliah : Teori Bilangan Kode Mata Kuliah/SKS : MAT- / 2 SKS

Transkripsi:

APLIKASI SIFAT-SIFAT GRUP JULAHAN ODULO 7 DALA ENENTUKAN HARI Pardomuan N. J.. Sinambela Abstrak Untuk suatu keperluan tertentu, seseorang mungkin ingin mengetahui hari dari suatu tanggal tertentu. Keingintahuan ini dapat saja terjawab jika ia memiliki kalender untuk tanggal itu. Akan tetapi, jika ia tidak memiliki kalender tersebut, dan tanggal yang ingin diketahui harinya itu mempunyai rentang waktu yang sangat jauh dari tanggal sekarang, tentu tidak mudah untuk diketahui. isalnya, seseorang mungkin tidak mengetahui hari apa tepatnya ia lahir, karena kelalaian orangtua yang hanya mencatat tanggal kelahirannya saja. Dalam tulisan ini, akan dipaparkan bagaimana menyelesaikan permasalahan menentukan hari dengan memanfaatkan sifat-sifat grup jumlahan modulo 7. Kata Kunci : Grup jumlahan modulo 7 PENDAHULUAN Himpunan residu modulo 7, yaitu Z 7 = {0,, 2, 3, 4, 5, 6}, terhadap operasi jumlahan, +, membentuk grup komutatif. Grup ini dinamakan grup jumlahan modulo 7. Terpenuhinya sifat-sifat grup komutatif: ketertutupan, mempunyai elemen identitas yang unik, setiap elemennya mempunyai invers, dan sifat komutatif, dapat diperlihatkan dengan tebel Cayley berikut. + 0 2 3 4 5 6 0 0 2 3 4 5 6 2 3 4 5 6 0 2 2 3 4 5 6 0 3 3 4 5 6 0 2 4 4 5 6 0 2 3 5 5 6 0 2 3 4 6 6 0 2 3 4 5 Sifat asosiatif, yang tidak dapat ditunjukkan dengan tabel Cayley di atas, dapat diturunkan dari sifat asosiatif bilangan bulat. Lebih jauh, grup ini merupakan grup siklik yang dibangkitkan oleh Z 7. Dengan menggunakan sifat jumlahan modulo 7 akan dibahas mengenai permasalahan menentukan hari. Pardomuan N.J.. Sinambela adalah Dosen Jurusan atematika, Fakultas atematika

2 PEBAHASAN enentukan Hari Berikut akan ditunjukkan beberapa contoh penggunaan sifat-sifat grup jumlahan modulo 7 untuk menentukan hari. Untuk keperluan itu, kita tentukan 0 mewakili hari inggu, mewakili hari Senin, 2 mewakili hari Selasa,, 5 mewakili hari Jumat, dan 6 mewakili hari Sabtu. Contoh. Jika sekarang hari Senin, hari apa 00 hari kemudian? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita awali dengan menunjukkan bahwa 00 kongruen dengan salah satu anggota Z 7. 00 00 98 + 2 ( 7 ) 4 + 2 0 4 + 2 0 + 2 2 Z 7. Jadi, 00 hari setelah hari Senin sama dengan 2 hari setelah hari Senin. Diketahui, Senin diwakili oleh, sehingga 00 hari setelah hari Senin dapat dinyatakan sebagai + 2 3, padahal 3 mewakili Rabu. Dengan demikian, 00 hari setelah hari Senin adalah hari Rabu. Contoh 2. Jika sekarang Rabu, 9 Juni 2004, hari apakah tanggal 2 ei 2004 yang lalu? Jawab: Bulan ei mempunyai bilangan tanggal sampai dengan 3, sehingga dari 2 ei sampai 9 Juni 2004, terdapat selisih 3 2 + 9 = 38 hari. Dengan demikian, penyelesaian masalah di atas ekuivalen dengan penyelesaian masalah menentukan hari apa 38 hari sebelum Rabu (3). Kata sebelum mengindikasikan penggunaan invers, yaitu 38 - ( 38 ) - ( 35 + 3 ) - ([ 7 ] 5 + 3) - (0 5 + 3) - 3-4. Jadi, 2 ei 2004 adalah hari inggu (0 3 + 4). enentukan Hari dari Tanggal Tertentu Pemanfaatan sifat-sifat grup jumlahan modulo 7 untuk menentukan hari seperti yang diperlihatkan pada Contoh dan 2, dapat menjadi sulit diterapkan jika kita ingin mengetahui hari dari suatu tanggal tertentu. Kesulitan akan ditemui jika kita tidak punya acuan tanggal tertentu lain yang diketahui harinya, atau jika tanggal yang ingin diketahui harinya itu mempunyai selisihhari yang sulit untuk diketahui. Sebagai contoh, meskipun kita mengetahui bahwa 9 Juni 2004 adalah hari Rabu, tetapi akan sulit bagi kita untuk mengetahui hari apa tanggal 2 ei 998. Untuk mengatasi kesulitan ini, berikut diberikan sebuah Pardomuan N.J.. Sinambela adalah Dosen Jurusan atematika, Fakultas atematika

3 formula yang memanfaatkan sifat-sifat grup jumlahan modulo 7 yang disajikan dalam bentuk kekongruenan modulo 7. isalkan N menyatakan bilangan tanggal dalam suatu bulan; menyatakan bilangan bulan yang dimulai dari aret, yaitu = aret, 2 = April,, 0 = Desember, = Januari, dan 2 = Pebruari (Pemilihan aret sebagai awal perhitungan tahun menjadi penting, sebab pada tahun kabisat, bulan Pebruari ditambah satu hari, sehingga penambahan hari ini seolah-olah terjadi pada akhir tahun); Y menyatakan bilangan dua angka terakhir pada tahun; C menyatakan bilangan yang dibentuk dari semua angka sebelum angka puluhan (misal, untuk 945, maka C = 9 dan Y = 45); dan d menyatakan bilangan hari: 0 untuk inggu, untuk Senin,, 6 untuk Sabtu; maka Y C d N [ 2,6 0,2] Y 2 ( ) 4 4 C L dengan [x] = n untuk n x < n +, n Z; L = untuk tahun kabisat dan L = 0 untuk tahun yang bukan kabisat. Formula () hanya berlaku untuk tanggal setelah tahun 582. Hal ini dikarenakan sistem kalender yang kita Bukti: Kita asumsikan bahwa pakai sekarang, yaitu sistem kalender tahun 0 ada, yaitu tahun yang diawali Gregorian, mulai digunakan pada tahun pada tahun sebelum tahun asehi itu. dimulai. isalkan pada tanggal N bulan Tahun kabisat adalah tahun tahun 0, bilangan hari, d, memenuhi yang bilangan tahunnya terbagi (habis kekongruenan modulo 7 dibagi) oleh 4, tetapi yang bilangan d N + S tahunnya terbagi 00, bukan tahun dengan S suatu konstanta yang kabisat, kecuali terbagi oleh 400. bergantung pada bilangan bulan,. Jika Sebagai contoh, 984, 2000, 2004, dan kita mengamati kalender dari tahun ke 2400 adalah tahun kabisat, tetapi 900, tahun (bukan tahun kabisat),maka kita 90, 200, dan 20 bukan tahun akan mengetahui bahwa setiap tahun, kabisat. Perlu ditegaskan bahwa, pada tanggal dan bulan yang sama, ada Pardomuan N.J.. Sinambela adalah Dosen Jurusan atematika, Fakultas atematika (*) perhitungan tahun yang digunakan berdasarkan Kalender asehi. Sebelum kita melihat penggunaan formula (), berikut kita paparkan bukti kebenaran formula tersebut.

4 pergeseran satu hari (365 ). Jadi, pada tahun T, terdapat pergeseran sebanyak T hari, sehingga untuk tahun T, ruas kanan formula () harus ditambah T. Akan tetapi, setiap 4 tahun kita menemui tahun kabisat, yang berarti ada penambahan pergeseran hari lagi setiap 4 tahun (366 2), sehingga ruas kanan formula () harus ditambah lagi sebanyak tahun kabisat yang kurang dari atau sama dengan T, yaitu [T/4]. Ingat bahwa, meskipun bilangan tahunnya habis dibagi 4, tetapi jika bilangan tahunnya habis dibagi 00, maka tahun tersebut bukan tahun kabisat, keculai jika habis dibagi 400. Jadi, formula () ruas kanan harus dikurangi dengan [T/00] (ditambahkan dengan invers [T/00]) dan ditambahkan dengan [T/400]. Dengan demikian, untuk tanggal N, bulan, tahun T, formula () menjadi T T T d N S T. (2) 4 00 400 emperhatikan kesepakatan kita tentang variabel C dan Y, maka T dapat dinyatakan sebagai T = 00C + Y, dengan C = 0,, 2,, dan Y = 0,, 2,, 99, sehingga formula (2) menjadi 00C Y 00C Y 00C Y d N S 00C Y 4 00 400 Y Y C Y d N S 00C Y 25C C. 4 00 4 400 Diketahui bahwa C Z, sehingga Perhatikan bahwa sedangkan diperoleh Y Y C Y d N S 00C Y 25C C. 4 00 4 400 Y 400 Y 00 = 0, untuk setiap Y. Bagian pecahan paling besar 0,2475, sehingga Y C d N S 24C Y 4 4 Ingat bahwa, 24 24 9 + 5 ( 7 ) 7 + 5 5 2 - -2, sehingga C paling besar 0,75, 4 C Y C. Dengan demikian 4 400 4 Pardomuan N.J.. Sinambela adalah Dosen Jurusan atematika, Fakultas atematika

5 Y C d N S 2C Y. (3) 4 4 Untuk menentukan nilai S, kita memerlukan suatu tanggal yang kita ketahui harinya. isalkan kita ambil Senin, aret 2004. Jadi, d =, N =, =, C = 20, Y = 4. Jika kita substitusikan nilai-nilai ini ke formula (3), maka diperoleh 4 20 S 2(20) 4 4 4 S 40 4 5 S 29 S, akibatnya diperoleh S 2. Jika kita memperhatikan kalender, pada tanggal (N) dan tahun (C dan Y) yang sama, dari bulan aret () ke bulan April (2), hari bergeser tiga hari (aret: 3 hari; 3 3), sehingga S 2 = 2 + 3 = 5. Selanjutnya, dari April (2) ke ei (3), bergeser 2 hari (April: 30 hari; 30 2), sehingga S 3 = 5 + 2 = 7. Dengan cara yang sama, S 4, S 5, S 6, dan seterusnya, kecuali untuk S, dapat diperoleh seperti pada tabel. Untuk S, yang dimaksud dengan pergeseran hari dari Desember ke Januari, harus pada tahun yang sama. Hal ini dikarenakan kita telah menetapkan aret sebagai bulan pertama. isalnya, dari Desember 2004 ke Januari 2004, bukan Januari 2005. Diketahui, dari Januari sampai dengan Desember pada tahun yang bukan kabisat adalah 334 hari, sehingga diperoleh 334 5. Dengan demikian, dari Desember ke Januari pada tanggal dan tahun yang sama, pergeseran terjadi sebanyak 5 - = 2 hari, sehingga S = S 0 + 2 = 25 + 2 = 27. Pada tahun kabisat, dari Januari ke Desember mempunyai rentang 335 hari, sehingga diperoleh 335 6. Dengan demikian, dari Desember ke Januari pada tanggal dan tahun yang sama (tahun kabisat), pergeseran terjadi sebanyak 6 - = hari, sehingga S = S 0 + = 25 + = 26. Hasil ini selengkapnya diperlihatkan pada tabel berikut. Pardomuan N.J.. Sinambela adalah Dosen Jurusan atematika, Fakultas atematika

6 (+) (+) S S (L = 0) (L = ) (L = 0) (L = ) [2,6 0,2] A B - - 2 2 2 0 = [/] 0 = 2[/] 2 +3 +3 5 5 5 0 = [2/] 0 = 2[2/] 3 +2 +2 7 7 7 0 = [3/] 0 = 2[3/] 4 +3 +3 0 0 0 0 = [4/] 0 = 2[4/] 5 +2 +2 2 2 2 0 = [5/] 0 = 2[5/] 6 +3 +3 5 5 5 0 = [6/] 0 = 2[6/] 7 +3 +3 8 8 8 0 = [7/] 0 = 2[7/] 8 +2 +2 20 20 20 0 = [8/] 0 = 2[8/] 9 +3 +3 23 23 23 0 = [9/] 0 = 2[9/] 0 +2 +2 25 25 25 0 = 0 = 2[0/] [0/] +2 + 27 26 28 = 2 = 2[/] [/] 2 +3 +3 30 29 3 = [2/] 2 = 2[2/] Tabel ini memperlihatkan bahwa, untuk L = 0 (bukan tahun kabisat), S [2,6 0,2] + a - [2,6 0,2] [/] [2,6 0,2] ( + L)[/]. Untuk L = (tahun kabisat), S [2,6 0,2] + b - [2,6 0,2] 2[/] [2,6 0,2] ( + L)[/]. Dengan demikian, S [2,6 0,2] ( + L)[/]. Jika kita substitusikan hasil ini ke formula (3) diperoleh hasil seperti formula (*). Contoh 3. ADA APA DENGAN SWEET SEVENTEEN. Tanggal 2 April 999, Kartini genap berumur 7 tahun. Hari apa Kartini lahir? Jawab: Dari permasalahan ini diketahui bahwa Kartini lahir pada 2 April 982, sehingga N = 2, = 2, C = 9, Y = 82, dan L = 0 (982 bukan tahun kabisat). Dengan demikian, Y C d N [ 2,6 0,2] Y 2 ( ) 4 4 C L 82 9 2 d 2 [2,6(2) 0,2] 82 2(9) (0 ) 4 4 d 2 5 82 20 4 2(9) (0 )0 d 0 5 5 6 4 2(5) (0 )0 d 0 d 3 Pardomuan N.J.. Sinambela adalah Dosen Jurusan atematika, Fakultas atematika

7 Jadi, Kartini lahir pada hari Rabu, 2 April 982. Dapat diperiksa bahwa, 2 April 999 juga hari Rabu. Hasil ini menarik, sebab ternyata setiap 7 tahun dalam abad yang sama (bukan tahun kabisat), tanggal dan bulan yang sama akan jatuh pada hari yang sama. Hal inilah yang mungkin menyebabkan ulang tahun ke 7 diistimewakan (Sweet Seventeen). Hal serupa juga terjadi setiap 28 tahun. PENUTUP Dengan memanfaatkan sifat-sifat grup jumlahan modulo 7 dapat diselesaikan permasalahan-permasalahan yang terkait dengan menentukan hari. Setiap 7 tahun pada abad yang sama ditemukan bahwa ternyata tanggal dan bulan yang dama akan jatuh pada hari yang sama, hal ini tidak berlaku untuk tahun kabisat. DAFTAR PUSTAKA Herstein, I. N. (2000). Topics in Algebra, 2 nd Edition. Singapore: John Wiley & Sons (Asia) Pte. Ltd. Niven, I dan H. S. Zuckerman, (980). An Introduction to the Theory of Numbers, 4 th Edition. New York: John Wiley & Sons. Pardomuan N.J.. Sinambela adalah Dosen Jurusan atematika, Fakultas atematika