III PEMBAHASAN. C t : permintaan (konsumsi) barang dari. P t : indeks harga agregat, t : biaya produksi perusahaan tertentu

dokumen-dokumen yang mirip
Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

II. TEORI DASAR. Definisi 1. Transformasi Laplace didefinisikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

(1.1) maka matriks pembayaran tersebut dikatakan mempunyai titik pelana pada (r,s) dan elemen a

III. METODE PENELITIAN

Bab III Analisis Rantai Markov

III KERANGKA PEMIKIRAN

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB 2 LANDASAN TEORI

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

MOHAMMAD ABDUL MUKHYI, SE., MM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat

THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

SISTEM LINEAR MAX-PLUS KABUR WAKTU INVARIANT AUTONOMOUS

PENDAHULUAN Latar Belakang

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman


BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON

THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE. Minggu-11 Page 1

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

untuk mencapai durasi 30 bulan banyak aktivitas yang harus dijalankan dengan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

III. PEMBAHASAN. Untuk transaksi dengan arah x y z x, maka tiap kurs dapat didefinisikan sebagai berikut:

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil

OVERVIEW 1/40

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

5 III PEMBAHASAN 31 Kelemahan Model New Keynesan (NK) Pemkran dalam kelompok New Keynesan sangat beragam termasuk d dalamnya pemkran menurut Mankw, Stanley Fsher, Phelps, Akerlof, Yellen, Davd Romer, Bruce Greenwald, dan Joseph Stgltz (Sugyono 2001) Namun, model NK standar memlk tga kelemahan utama, yatu: 1 Tdak ada pengangguran yang tdak sukarela (no nvoluntary unemployment) karena hpotess pasar tenaga kerja Walras 2 Tdak ada tark ulur (trade-off) antara nflas dan stablsas kesenjangan output, karena kesenjangan output adalah konstan dan tdak berubah-ubah (nvarant) jka terjad goncangan 3 Bertentangan bukt emprs Pada model, reaks nflas lebh besar dar pada reaks (nak-turunnya) output jka terjad goncangan Sementara pada duna nyata, nla fluktuas output tdak tetap Pengangguran yang tdak sukarela (nvoluntary unemployment) tdak terdapat dalam model Keynes, yang menjad salah satu kelemahan model n Pada pasar tenaga kerja Walras, fluktuas pada tngkat tenaga kerja dapat dnterpretaskan sebaga hasl dar plhan sukarela dan harus dkut oleh perubahan upah real Kenakan upah mengakbatkan para pekerja menawarkan jasa tenaga kerja yang lebh bak Akhr-akhr n banyak usaha yang telah dbuat untuk mengatas kekurangan pada model New Keynesan Salah satu hal yang palng banyak dcoba yatu asums pasar tenaga kerja taksempurna 32 Model New Keynesan Standar Pada bagan n akan dbahas model NK standar dan varabel yang dgunakan adalah sebaga berkut: t : perode waktu, C t : konsums pada perode t, Ct 0, N t : jam kerja karyawan pada perode t, p t : tngkat harga nomnal dar output pada perode t, t : nflas pada perode t, x t : kesenjangan output atau output gap (selsh antara output yang dhaslkan output pada kapastas penuh) pada perde t, M : jumlah uang nomnal, : faktor dskon subjektf, : derajat penghndaran rsko relatf konstan, W t : tngkat upah nomnal pada perode t, b : nla produks rumah tangga, : elaststas substtus terhadap permntaan suatu barang, C t : permntaan (konsums) barang dar perusahaan ke-, pada perode t, P t : ndeks harga agregat, t : baya produks perusahaan tertentu pada perode t, E V t : nla agar seorang pekerja mendapatkan pekerjaan, V t : nla yang membuat seseorang tdak mendapatkan pekerjaan, A t : produktvtas pada perode t, B t : penermaan dar oblgas pada awal perode t, u t : banyaknya pengangguran pada perde t, h t : tngkat upah perusahaan ke- pada perode t, H t : tenaga kerja yang harus drekrut pada perode t, G : parameter berskala yang mungkn dpengaruh oleh baya penyesuaan dan baya penggantan (baya upah), : kekuatan perusahaan monopol, : kesepakatan relatf para pekerja, : tngkat pemsahan (separaton rate), j : rumah tangga perwaklan, Y t : Penawaran pada perode t New Keynesan merupakan perbakan dar Neo-clascal synthess memasukkan aspek ekspektas rasonal serta memperkuat landasan mkroekonom Namun demkan, Model New Keynesan menyatakan adanya pasar persangan taksempurna dan rgdtes nomnal ke dalam kerangka kesetmbangan umum dnamk Hal n sebagan besar dkatkan paradgma Real Busness Cycle (Gal, 2002) Faktanya, terdapat beberapa kelemahan pada model n

6 Pada model NK standar, fungs utltas bergantung pada konsums dan jam kerja (Ct, N t ) Ct 1 1 Nt 1 v 1 v (1) Maksmsas utltas mengacu pada persamaan penawaran tenaga kerja standar terhadap upah upah real sama Wt Nv tngkat substtus margnal: t Ct Pada ss penawaran, perusahaan memlh pengamblan harga pertmbangan dnamka baya margnal, yang hanya mencermnkan pergerakan pada upah real dan produktvtas MCt Wt N tv At At Ct (2) Spesfkas dar pasar tenaga kerja merupakan pusat beberapa bahasan seputar model NK Ada dua bahasan yang berkatan hal tersebut, pertama sebaga penawaran tenaga kerja sehngga harus menjaga konds kesetmbangan Model NK tdak dapat menjelaskan pengangguran yang tdak sukarela Kedua, pada model NK standar tdak ada tark ulur kebjakan antara stablsas output dan nflas ntuk melhat hal n, dberkan kurva Phllps NK sebaga berkut t Et t 1 xt (3) persamaan beda (substtus maju), persamaan (3) dapat dubah ke dalam bentuk persamaan berkut t s Et xt s (4) s 0 (Bukt lhat Lampran 1) Persamaan d atas mengekspreskan tngkat nflas saat t dalam katannya kesenjangan output saat t dan saat yang akan datang Menggunakan persamaan (3), sangat mudah untuk menunjukkan strateg target nflas murn, yatu strateg membuat t 0 untuk t, dan menstablkan =0 kesenjangan output membuat untuk t Karena tu, otortas moneter tdak menghadap tark ulur kebjakan menstablkan output dan nflas antara 33 Kesetmbangan Harga Fleksbel Terdapat tga kelompok agen pada model kesetmbangan umum yatu rumah tangga, perusahaan, dan otortas moneter Rumah tangga memaksmumkan utltas lfetme yang dperoleh dar konsums barang composte dan dar uang yang dpegang (money holdngs) Lagpula, selama upah pekerja berada d atas tngkat produks rumah tangga, maka setap agen akan tetap menyupla satu unt tenaga kerja Perusahaan-perusahaan yang bersang berusaha memaksmumkan keuntungan dangan cara memlh harga dan tngkat tenaga kerja, d bawah kendala yang dhadap dan baya upah ntuk menangan harga dan upah yang fleksbel maka phak bank sentral hanya berperan untuk menetapkan tngkat nflas 331 Rumah Tangga Setap rumah tangga perwaklan membel barang konsums composte C, menympan uang M, dan menyupla tenaga kerja Setap unt rumah tangga, menyupla satu unt tenaga kerja, asalkan gaj real palng sedkt sesua nla produks rumah tangga, tenaga kerja normal dasumskan bernla 1 Asums tersebut sangat bak dalam menyederhanakan analss dnamk Sehngga Fungs utltas pada rumah tangga bergantung pada konsums dan uang real Pada saat t, rumah tangga perwaklan memaksmumkan utltas lfetme, dtuls M E0 t j Ct, V j P t 0 (5) M menyatakan uang real dan Ct P menyatakan konsums Sepert pada model-model lannya yang serupa, kebjakan moneter drepresentaskan melalu aturan harga suku bunga, hal tu tdak terlalu dperlukan untuk spesfkas bentuk M fungsonal dar V J karena peran yang P unk dar fungs n adalah menentukan goncangan moneter yang dperlukan untuk menyembangkan pasar uang, sehngga yang sangat berpengaruh terhadap fungs utltas d atas adalah konsums D bawah hpotess penghndaran rsko relatf konstan ( ) terhadap fungs utltas dan Dengan

7 mengabakan j, maka dar persamaan (1) dan (5) dperoleh persamaan berkut Et t t 0 Ct1 1 (6) Persamaan (6) merupakan dasar fungs utltas tpe Bernoull Kendala anggaran belanja dtunjukkan oleh Ct M t M t 1 Bt Bt 1 W B t N t t 1 t 1 but t Tt (7) Hal n menunjukkan bahwa konsums dan tabungan ddana oleh pendapatan dar pekerjaan ( ), pendapatan anggota keluarga yang menganggur keuntungan t, dan oleh ( but, bagan ) yatu aset fnansal yang terjad pada waktu t-1 Persamaan d atas menunjukkan bahwa pengeluaran harus sama pendapatan setelah dkurang pajak Dalam hal n adalah banyaknya pekerja dan banyaknya pengangguran Hpotess rumah tangga perwaklan membawa pada asums bahwa bagan dar anggota keluarga yang bekerja dan tdak bekerja adalah sama pada setap rumah tangga Apalag, jka setap rumah tangga menyatukan perbedaan sumber pendapatan sebelum memlh konsums per kapta Mengkut Dxt-Stgltz (1977), barang terdr atas produkkonsums composte produk yang terdferensas dar perusahaanperusahaan yang bersang, hal tu dapat dtulskan sebaga berkut t Ct Ct 0 1 d 1 (8) parameter 1 menunjukkan elaststas substtus terhadap permntaan suatu barang Indeks harga agregat dberkan oleh t pt 0 1 1 1 d (9) Permntaan rumah tangga untuk suatu barang, dnotaskan oleh Ct, Ct p t P t Ct (10) Dar pemecahan masalah optmsas ntertemporal dperoleh konds orde pertama sebaga berkut P Ct 1 t Et Ct 1 t 1 (11) Melalu peloglnearan persamaan (11) d sektar ttk stabl dperoleh kurva InvestmentSavng baru, New IS (McCallum dan Nelson, 1999) 1 c t Et c t 1 t Et t 1 (12) varabel yang menggunakan lambang top dnotaskan sebaga devas logartma (logdar keadaan stabl dan devaton) adalah tngkat nflas pada saat t log 1 t Pada sebuah model ekonom, elaststas substtus ntertemporal bersfat konstan dan dberkan oleh derajat penghndaran rsko relatf yang bersfat recprocal 332 Perusahaan dan Pasar Tenaga Kerja 3321 Keputusan-keputusan Mengena pah Msalkan dalam perekonoman terdapat beberapa perusahaan, yang mana tap perusahaan memproduks barang yang berbeda teknolog yang dentk Yt At Nt (13) Yt menunjukkan fungs produks/penawaran mengkut saat t Dan produktvtas proses AR(1) Dalam sebuah model, dnamka tenaga kerja dapat ddefnskan melalu asums

8 tngkat pemsahan (0,1) dan melalu tngkat upah optmum ht, dtentukan secara endogen sebaga hasl plhan optmal oleh suatu perusahaan Tngkat pemsahan merupakan ukuran peluang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Tngkat pemsahan n dpertmbangkan sebaga parameter eksogen pengaruh yang cukup besar Asumskan bahwa besarnya dkontrol oleh pembuat kebjakan perusahaan yang dapat mempengaruh tngkat PHK dan tngkat pengangguran Dengan demkan, merupakan kebalkan dar derajat perlndungan tenaga kerja Evolus tenaga kerja (terkat jam kerja) pada perusahaan dnyatakan oleh persamaan Nt 1 Nt 1 ht (14) Pada tngkat agregat, total evolus tenaga kerja dtunjukkan oleh Nt 1 Nt 1 Ht (15) ℎ adalah tngkat upah agregat Ddefnskan sebaga banyaknya orang yang kehlangan pekerjaan dan sap untuk mengs lowongan kerja yang baru Karena penawaran tenaga kerja tdak elasts serta setap tenaga kerja tersebut dnormalsas bernla 1, maka t 1 1 Nt 1 Keputusan mengena tngkat upah optmal dambl dar sebuah hpotess yang menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan menghadap baya pencaran dan perekrutan tenaga kerja baru (Howtt, 1988) Baya upah untuk perusahaan adalah GH t ht t konsekuensnya, dapat dtuls Ct Yt dan Ct Yt 3322 Penentuan Harga Setap perusahaan beroperas dalam sebuah pasar produk monopolstk kendala yang dberkan oleh fungs permntaan Masng-masng perusahaan menentukan harga yang optmal memaksmumkan keuntungan jka dberkan harga-harga perusahaan lan Fungs keuntungan suatu perusahaan adalah (17) G adalah parameter berskala yang dapat dpengaruh oleh baya penyesuaan dan baya penggantan maxe t Qt,t s pt syt s PW pt s 0 (18) PW s (16) Setelah keputusan mengena tngkat upah dambl, pengangguran ddefnskan sebaga ut 1 Nt t tngkat upah yang tngg memaksa perusahaan untuk menngkatkan ntenstas pencaran tenaga kerja Hal n menunjukkan bahwa menngkatnya tenaga kerja yang harus drekrut ( ), maka akan muncul kendala yakn proses perekrutan menjad lebh sult dan proses penyesuaan menjad kurang, bak Sebalknya, penngkatan akan mempermudah perusahaan untuk merekrut para pekerja dan proses penyesuaan antara kemampuan pekerja kebutuhan perusahaan menjad lebh mudah, sebagamana sebuah keuntungan agregat dar kontrak-kontrak yang dbuat dan dbelanjakan menurut persamaan (10) Sebaga GH t s ht s Wt s Nt s t s persamaan (18) memaksmumkan selsh antara pendapatan pt syt s dan baya yang GH t s ht s Wt s Nt s yakn t s baya upah (terkat baya perekrutan dan penggantan) dan baya untuk menggaj dkeluarkan s Dengan =, adalah faktor dskon stokastk yang relevan untuk pembayaran gaj nomnal Kendala yang menjad masalah maksmsas d atas adalah fungs permntaan berkut n p Yt t P t Yt (19)

9 Aturan harga optmal perusahaan, dperoleh dar fungs produks dan persamaan evolus tenaga kerja, yatu sebaga berkut pt MCt 1 (20) adalah faktor mark up, yatu menakkan harga jual d atas baya marjnal Dengan harga fleksbel, dalam kesetmbangan smetrk, semua perusahaaan akan membebankan harga yang sama Hal n mengakbatkan harga pt marjnal real akan menjad tetap dan sama nvers dar mark up 1 1 MCt (21) (Bukt Lhat Lampran 2) Nla harapan terhadap baya marjnal saat n, MCt, akan dpengaruh oleh adanya baya upah sepert berkut MCt 1 Wt GH t At At t C GH t 1 (1 ) Et t Ct 1 A t t 1 (22) Dar analss terhadap persamaan (22) dapat dlhat bahwa upah para pekerja baru pada waktu t mempunya dua akbat, yakn: ) menngkatkan baya perekrutan pada yang dampaknya waktu t, GH t drepresentaskan oleh A t t ) mereduks baya upah para pekerja baru pada perode t+1, sejak perekrutan yang dlakukan pada perode pertama dan mengurang kebutuhan perusahaan untuk memberkan upah pada perode berkutnya Pengaruh kedua dtulskan dalam bentuk C (1 ) Et t Ct 1 GH t 1 A t t 1 Pada model persamaan (22), adanya baya upah menmbulkan kesenjangan antara upah real dan baya marjnal yang relevan untuk suatu perusahaan Hal n sangat pentng untuk menjelaskan dnamka nflas Dengan demkan, kesenjangan tersebut menyebabkan baya marjnal berubah secara sklk dalam sebuah model karakerstk pasar tenaga kerja taksempurna yang secara substansal menympang dar upah real 3323 Penentuan pah pah saat n (the present wage) dtentukan oleh komponen, proses kesepakatan antara perusahaan dan tenaga kerja, serta oleh ℰ yang menyatakan goncangan upah eksogen dan dasumskan bernla 1 pada keadaan stabl Hal n dnyatakan dalam persamaan Wt R Wt Nash t (23) pah hasl negosas merupakan kesepakatan yang memaksmumkan bobot produk terhadap surplus upah dan tenaga kerja Masalah penawaran Nash dgambarkan sebaga berkut max t Vt E Vt s St 1 s (24) Vt E 1 dan Vt 1 dnyatakan pada unt konsums Proses penawaran dapat dcapa oleh besarnya penawaran tenaga kerja dan perusahaan (secara berturut-turut dnyatakan s dan 1 s ) Proses tersebut akan menngkatkan dstrbus terhadap surplus gabungan dar hubungan tenaga kerja dan perusahaan Perusahaan dan tenaga kerja mendapatkan keuntungan dar kesepakatan yang dbuat dan akan kehlangan semua tu jka keduanya memutuskan hubungan kerjasama Kedua belah phak bertanggung jawab terhadap aktvtas pencaran dan penambahan baya perekrutan Perusahaan akan mula merekrut hngga mencapa suatu nla yang menyetarakan keuntungan margnal dan baya margnal dar upah Hal n menjelaskan surplus (margnal) perusahaan dar sebuah persamaan yang telah dberkan unt baya sewa sebaga berkut St GH t t (25) Nla margnal dar hubungan tenaga kerja tdak hanya bergantung pada kesepakatan, tetap juga pada peluang bahwa upah para pekerja akan tetap dpekerjakan pada perode berkutnya Pada perode t 1,

10 peluang untuk menjad pekerja sebesar H t 1 1, 1 merupakan t 1 peluang untuk mempertahankan pekerjaan saat n Sedangkan t 1 merupakan t 1 peluang untuk dkontrak dalam jangka waktu H t 1, berkutnya Hal tu dnotaskan oleh t 1 yang menyatakan ukuran keketatan pasar tenaga kerja, dan mewakl setap ndvdu yang menganggur memlk peluang mendapatkan pekerjaan pada perode t 1 Pada kedua stuas d atas, para pekerja akan memperoleh nla Vt E 1 Selan tu, pekerja memlk peluang yang sama, yakn 1 t 1 untuk dpecat dan tetap menjad t 1 pengangguran pada perode berkutnya Dalam hal n pekerja yang bersangkutan akan memperoleh nla Vt 1 Evaluas yang subjektf dberkan dalam bentuk fungs utltas yang dperoleh dar konsums, dan drumuskan sebaga berkut C Vt E Wt Nash Et t 1 Ct (26) H H 1 1 t 1 Vt E 1 1 t 1 Vt 1 t 1 t 1 Vt E Vt Wt Nash b (1 ) Et C t 1 Ct H t 1 E 1 Vt 1 Vt 1 t 1 pada perode berkutnya adalah 1 t 1 t 1 ntuk kedua konds d atas, para pekerja akan mendapatkan nla yang berbeda, yatu Vt E 1 atau Vt 1 (27) (28) (bukt lhat Lampran 3) menunjukan kekuatan penawaran relatf s para pekerja 1 s Solus Nash dberkan oleh Vt E Vt St (29) menetapkan konds tersebut ke dalam persamaan yang menunjukkan surplus rumah tangga, dperoleh skedul upah Nash Wt Nash b St 1 Et C t 1 Ct Nla untuk pekerja yang menjad pengangguran bergantung pada nla b (yatu nla produks rumah tangga) Kemungknan bag para pekerja untuk dpekerjakan adalah H t 1, atau kemungknan tdak dpekerjakan t 1 Vt b Et C H t 1 t 1 Vt E 1 1 t 1 Vt 1 t 1 Ct t 1 Gabungan dar kedua konds akan menghaslkan nla bersh bag pekerja yang dpekerjakan, sepert dtunjukkan pada persamaan berkut H t 1 1 St 1 t 1 (30) pada keadaan stabl, persamaannya adalah sebaga berkut H W Nash b S 1 1 1 (bukt lhat Lampran 4) (31) 333 Kesetmbangan Jangka Panjang Dengan mempertmbangkan defns dan substtus skedul upah pada konds kesetmbangan (21) dperoleh persamaan berkut S 1 b t 1 t t (1 ) Et CS At At (32)

11 oleh turunan parsal berkut, ' 1 C S H CS C (bukt lhat Lampran 5) t t1 t1 1 t 1 A t 1 t t 1 N Ab 0 G ' G 2 2 1 z z 2 (bukt lhat Lampran 7) (35) konds n menentukan kesetmbangan tngkat upah, tenaga kerja, dan pengangguran Dalam perekonoman n, setap pekerja yang menganggur adalah pengangguran yang tdak sukarela Merujuk pada kerangka dasar NK standar, kesetmbangan banyaknya tenaga kerja jangka panjang yang dperoleh pada model ekonom n, dpengaruh oleh hal-hal lan yang taksempurna Msalkan dnotaskan tngkat pencaran pekerjaan jangka panjang yang merupakan raso keadaan stabl dar banyaknya tenaga kerja yang dterma terhadap total pancar H kerja, yang dnotaskan oleh z Nla z secara mplst dtentukan sebaga solus konds kesetmbangan (32) Hal tu dapat dtunjukkan sebaga berku 1 1 1 2 1 z (33) 1 b A 1 1 1 G 2 1 1 A (bukt lhat Lampran 6) setelah z dketahu, tngkat banyaknya tenaga kerja yang stabl dtentukan menyelesakan persamaan sebaga berkut z N 1 z (34) Hasl yang dperoleh selama n memungknkan untuk mengevaluas dampak terhadap perbedaan pasar yang taksempurna dan pasar tenaga kerja pada tngkat tenaga kerja yang stabl, sepert yang dtunjukkan 2 Penngkatan pada kekuatan perusahaanperusahaan monopol ( ) menyebabkan kurva permntaan tenaga kerja bergeser ke bawah, mengurang jumlah pekerja perusahaan yang berseda untuk dgaj kesepakatan upah ntuk nla-nla parameter pada ksaran penermaan dapat menunjukkan bahwa secara umum, bak penngkatan (yatu kekuatan kesepakatan relatf para pekerja) dan penngkatan tngkat pemsahan, mengurang kesetmbangan tngkat tenaga kerja N G -0224 01-0290 03-0335 05-0365 07-0398 09 Tabel d atas menunjukkan kegagalan perusahaan untuk menyedakan upah terhadap tenaga kerja yang dterma Semakn banyak tenaga kerja yang dterma N maka semakn banyak upah ( G) yang harus dkeluarkan padahal perusahaan tdak sanggup membayar upah tersebut, artnya dampak negatf baya upah ( G) terhadap tenaga kerja akan semakn besar Dengan kata lan, efek gabungan kekuatan kesepakatan relatf para pekerja ( ) yang lebh tngg dan tngkat baya upah ( G) yang lebh besar memperkuat dampak negatf pada banyaknya tenaga kerja