EFISIENSI WAKTU PRODUKSI ES BATU SEBAGAI IMPLIKASI URUTAN PENJADWALAN KEDATANGAN JOB YANG TEPAT

dokumen-dokumen yang mirip
PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN)

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

Perencanaan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peningkatan Produktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

III METODE PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 LANDASAN TEORI

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB III METODE PENELITIAN

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

RANCANG BANGUN OPTIMASI PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DENGAN ALGORITMA SILVER-MEAL

IV. METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

BAB 2 LANDASAN TEORI

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

III. KERANGKA PEMIKIRAN

KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ

IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan

BAB 2 LANDASAN TEORI

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

Kombinasi Fitting Sinusoids dan Metode Dekomposisi dalam Memprediksi Besar Permintaan Kredit

SISTEM PERSEDIAAN KOMPONEN PADA MESIN CETAK BERDASARKAN LAJU KERUSAKAN DI PT KARYA KITA

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69)

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

Penyearah Setengah Gelombang Dan Gelombang Penuh

III KERANGKA PEMIKIRAN

Bab 2 Landasan Teori

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

Relasi LOGIK FUNGSI AND, FUNGSI OR, DAN FUNGSI NOT

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

KLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5)

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Bab II LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Transkripsi:

Jurnal Ilmiah Teknik Indusri, Vol. 11, No. 1, Juni 2012 ISSN 1412-6869 EISIENSI WKTU PRODUKSI ES BTU SEBGI IMPLIKSI URUTN PENJDWLN KEDTNGN JOB YNG TEPT Hendy Tannady 1 dan Seven 2 bsrak: Efisiensi adalah salah sau cara empuh sraegis dalam apa yang kia kenal dengan perbaikan erus menerus (Coninuous Improvemen). Peneliian ini membahas enang dampak dari pengauran uruan kedaangan Job pada indusri es bau erhadap efisiensi konsumsi waku kerja dari mesin produksi, peneliian menggunakan lgorima Gupa sebagai meode unuk mencari solusi alernaif dari kedaangan job. Indikaor perama yang digunakan adalah jumlah nilai makespan yang diperoleh dari seiap uruan job dan nilai Mean low Time (MT) apabila diemui nilai makespan yang sama. Seelah kedua indikaor dapa eridenifikasi, maka diperoleh uruan job yang paling epa dalam ujuannya unuk efisiensi waku. Kaa Kunci : efisiensi, algorima gupa, uruan job PENDHULUN Definisi Penjadwalan Penjadwalan adalah kegiaan yang merupakan benuk dari penyelesaian masalah yang sering erjadi pada indusri jasa dan manufakur. Keerbaasan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan, mencakup Human, Maerial, Machine, Money, Informaion, dan lain sebagainya yang merupakan komodias primer berjalannya indusri sering kali berbenuran dengan jumlah lo kerja yang daang unuk diproses. Menuru Pinedo (Pinedo, 1995) Penjadwalan berhubungan dengan alokasi sumber daya yang erbaas erhadap pekerjaan yang daang secara berlebihan. Pemahaman mengenai konsep penjadwalan sanga pening bagi manajemen. Dengan konsep penjadwalan, para pelaksana perusahaan dapa mengeahui kapan waku harus memulai suau pekerjaan dan kapan waku mengakhirinya. Terdapa berbagai eknik yang dapa dierapkan unuk penjadwalan. Pemilihan eknik yang sesuai berganung pada sifa dasar model dan pemilihan fungsi objekif (Baker, 2001). Proses dan meode-meode penjadwalan lahir dikarenakan erbaasnya kapasias yang dimiliki oleh organisasi aau perusahaan dalam mengakomodir job yang sering kali daang, idak cerma dan epa dalam menggunakan sumber daya yang dimiliki, akan mengakibakan adanya hasil yang idak efisien. da 4 jenis keadaan dari model penjadwalan, yakni mesin yang digunakan dapa berupa proses dengan mesin unggal aau proses dengan mesin majemuk, pola aliran proses dapa berupa aliran idenik aau sembarang, pola kedaangan pekerjaan sais aau dinamis, dan sifa informasi yang dierima dapa bersifa deerisic aau sokasik. 1 Jurusan Teknik Indusri, akulas Teknik, Universias Bina Nusanara Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakara Bara, 11530 E-mail : hendy_an3003@yahoo.com 2 Jurusan Teknik Indusri, akulas Teknik, Universias Bina Nusanara Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakara Bara, 11530 Naskah dierima: 13 Mare 2012, direvisi:12 Mei 2012, diseujui: 30 Mei 2012 91

Tanady &Seven/Eisiensi Waku Prosduksi Es Bau.../ JITI, 11(1),Juni 2012, pp.(91-101) ungsi Penjadwalan Menuru Bedworh (1987), mengidenifikasikan fungsi-fungsi dari penjadwalan adalah sebagai beriku : 1. Meningkakan penggunaan sumberdaya aau mengurangi waku unggunya, sehingga oal waku proses dapa berkurang, dan produkivias dapa meningka. 2. Mengurangi persediaanan barang seengah jadi aau mengurangi sejumlah pekerjaan yang menunggu dalam anrian keika sumberdaya yang ada masih mengerjakan ugas yang lain. 3. Mengurangi beberapa kelambaan pada pekerjaan yang mempunyai baas waku penyelesaian sehingga akan meimasi penaly cos. 4. Membanu pengambilan kepuusan mengenai perencanaan kapasias pabrik dan jenis kapasias yang dibuuhkan sehingga penambahan biaya yang mahal dapa dihindarkan. Laar Belakang dan Tujuan Sudi kasus dari peneliian ini adalah pada sebuah perusahaan yang memproduksi es bau, perusahaan selama ini secara ruin menerima pesanan es bau yang selanjunya dinamakan job. Laar belakang dari peneliian ini adalah membanu perusahaan dalam meningkakan efisiensi waku produksi es bau dengan cara melakukan pengolahan daa waku proses seiap job dengan lgorima Gupa. dapun ujuan peneliian adalah mencari model uruan pengerjaan job yang erbaik bagi efisiensi waku produksi perusahaan. METODE PENELITINN Model Kasus Sisem produksi yang dimiliki aau dibahas pada peneliian ini adalah menggunakan pola flowshop dengan 6 rangkaian mesin aau flowshop-5 sage. 6 rangkaian erdiri dari 5 uni fabrikasi dan 1 uni cold sorage. Uni cold sorage yang digunakan memiliki kapasias besar yang dapa menampung keseluruhan job yang daang dengan caaan waku sampai hasil akhir produksi ersebu erjual. Pembahasan perhiungan yang digunakan hanya melibakan 5 sage fabrikasi, karena pada 5 sage awal inilah erjadi keerbaasan mesin dan waku erhadap kuanias kedaangan job. Job padaa peneliian ini didefinisikan sebagai jenis peraan es yang daang dan memiliki dimensi benuk dan ukuran yang berbeda. Gambar 1 memperlihakan aliran bahan hingga menuju cold sorage. Gambar 1. Sisem produksi flowshop-5-sage Meode Gupa Langkah dalam meode Gupa adalah dengan menenukan nilai index unuk seiap job, lalu kemudian mengurukan keempa job ersebu dengan auran increasing index value, dan dienukannya nilai Cmax (Rosnani Gining,2009). Uruan job yang erbaik adalah dengan membandingkan nilai Cmax (makespan) dari seiap uruan job yang meninggalkan mesin aau fabrikasi ke 5, dalam mengidenifikasi uruan job yang ersedia, akan ada possibiliy bahwaa jumlah uruan lebih dari sau, seiap uruan akan dihiung nilai duraion ime, sar ime, dan ready 92

Jurnal Ilmiah Teknik Indusri, Vol. 11, No. 1, Juni 2012 ISSN 1412-6869 93 ime dalam seiap fabrikasi aau mesin. inal oupu adalah nilai Cmax pada akhir fabrikasi erakhir, yakni dengan mengakumulasikan nilai ready ime dari seiap job pada fabrikasi erakhir ersebu. dapun keersediaan uruan-uruan job ersebu diperoleh dari perhiungan nilai index dalam seiap job dalam seiap M-mesin. Uruan job adalah uruan nilai index dari yang erkecil hingga erbesar dalam sau kali perhiungan nilai index. Pola nilai index memungkinkan akan membenuk sau aau lebih uruan job, berganung pada kuanias nilai-nilai index yang parallel, semakin banyak nilai parallel, maka akan semakin memperbanyak jumlah uruan job. Beriku adalah formula nilai index : +1 1) ( im im HSIL DN PEMBHSN Pengumpulan Daa Tabel 1. Daa Waku Proses dari Seiap job dalam M-Mesin M1 M2 M3 M4 M5 J1 5 8 7 4 4 J2 7 3 7 9 5 J3 5 6 5 6 8 J4 9 5 8 7 2 J5 8 4 7 5 4 J6 6 7 2 6 8 J7 7 5 5 2 6 Penenuan Nilai Index 4,5 4,4 4,4 4,3 4,3 4,2 4,2 4,1 (4) 3,5 3,4 3,4 3,3 3,3 3,2 3,2 3,1 (3) 2,5 2,4 2,4 2,3 2,3 2,2 2,2 2,1 (2) 1,5 1,4 1,4 1,3 1,3 1,2 1,2 1,1 (1) 7,5 7,4 7,4 7,3 7,3 7,2 7,2 7,1 7) 6,5 6,4 6,4 6,3 6,3 6,2 6,2 6,1 (6) 5,5 5,4 5,4 5,3 5,3 5,2 5,2 5,1 5)

Tanady &Seven/Eisiensi Waku Prosduksi Es Bau.../ JITI, 11(1),Juni 2012, pp.(91-101) Possibiliy Uruan Job Dari nilai index yang diperoleh pada abel 2, dapa dibua beberapa kejadian uruan jobs, ada dua belas (12) uruan jobs yang dapa dienukan, dafar uruan dapa diliha pada abel 3. Tabel 2. Daa Nilai Index Seiap Job No. Job Index 1 1 1/3 2 2 1/4 3 3 1/2 4 4 1/5 5 5 1/4 6 6 1/5 7 7 1/4 Tabel 3. Daa Uruan Jobs No. Uruan Jobs 1 4 6 2 5 7 1 3 2 4 6 2 7 5 1 3 3 4 6 5 7 2 1 3 4 4 6 5 2 7 1 3 5 4 6 7 5 2 1 3 6 4 6 7 2 5 1 3 7 6 4 2 5 7 1 3 8 6 4 2 7 5 1 3 9 6 4 5 7 2 1 3 10 6 4 5 2 7 1 3 11 6 4 7 5 2 1 3 12 6 4 7 2 5 1 3 Menenukan Nilai Cmax (Makespan) Mesin Job Duraion (Minues) Tabel 4. Duraion, Sar and Ready Time Uruan Job 1 Sar (Minues) Ready (Minues) Mesin Job Duraion (Minues) Sar (Minues) Ready (Minues) 1 J4 9 0 9 3 J7 5 38 43 1 J6 6 9 15 3 J1 7 43 50 1 J2 7 15 22 3 J3 5 50 55 1 J5 8 22 30 4 J4 7 22 29 1 J7 7 30 37 4 J6 6 29 35 1 J1 5 37 42 4 J2 9 35 44 1 J3 5 42 47 4 J5 5 44 49 2 J4 5 9 14 4 J7 2 49 51 2 J6 7 14 21 4 J1 4 51 55 2 J5 4 24 28 4 J3 6 55 61 2 J7 5 28 33 5 J4 2 29 31 2 J1 8 33 41 5 J6 8 31 39 2 J3 6 41 47 5 J2 5 39 44 3 J4 8 14 22 5 J5 4 44 48 3 J6 2 22 24 5 J7 6 48 54 3 J2 7 24 31 5 J1 4 54 58 3 J5 7 31 38 5 J3 8 58 66 Dari abel 4 diperoleh nilai makespan job 1, Cmax 66 meni Mean low Time, 48. 57 94

Jurnal Ilmiah Teknik Indusri, Vol. 11, No. 1, Juni 2012 ISSN 1412-6869 Tabel 5. Duraion, Sar and Ready Time Uruan Job 2 Duraion Sar Ready Duraion Sar Ready (Minues) (Minues) (Minues) (Minues) (Minues) (Minues) 1 J4 9 0 9 3 J5 7 36 43 1 J6 6 9 15 3 J1 7 43 50 1 J2 7 15 22 3 J3 5 50 55 1 J7 7 22 29 4 J4 7 22 29 1 J5 8 29 37 4 J6 6 29 35 1 J1 5 37 42 4 J2 9 35 44 1 J3 5 42 47 4 J7 2 44 46 2 J4 5 9 14 4 J5 5 46 51 2 J6 7 14 21 4 J1 4 51 55 2 J2 3 21 24 4 J3 6 55 61 2 J7 5 24 29 5 J4 2 29 31 2 J5 4 29 33 5 J6 8 31 39 2 J1 8 33 41 5 J2 5 39 44 3 J3 6 41 47 5 J7 6 44 50 3 J4 8 14 22 5 J5 4 50 54 3 J6 2 22 24 5 J1 4 54 58 3 J2 7 24 31 5 J3 8 58 66 Dari abel 5 diperoleh nilai makespan job 2, Cmax 66 meni Mean low Time, 48. 86 Tabel 6. Duraion, Sar and Ready Time Uruan Job 3 Duraion Sar Ready Duraion Sar Ready (Minues) (Minues) (Minues) (Minues) (Minues) (Minues) 1 J4 9 0 9 3 J2 7 36 43 1 J6 6 9 15 3 J1 7 43 50 1 J5 8 15 23 3 J3 5 50 55 1 J7 7 23 30 4 J4 7 22 29 1 J2 7 30 37 4 J6 6 29 35 1 J1 5 37 42 4 J5 5 35 40 1 J3 5 42 47 4 J7 2 40 42 2 J4 5 9 14 4 J2 9 42 51 2 J6 7 14 21 4 J1 4 51 55 2 J5 4 21 25 4 J3 6 55 61 2 J7 5 25 30 5 J4 2 29 31 2 J2 3 30 33 5 J6 8 31 39 2 J1 8 33 41 5 J5 4 39 43 3 J3 6 41 47 5 J7 6 43 49 3 J4 8 14 22 5 J2 5 49 54 3 J6 2 22 24 5 J1 4 54 58 3 J5 7 24 31 5 J3 8 58 66 Dari abel 6 diperoleh nilai makespan job 3, Cmax 66 meni Mean low Time, 48. 57 95

Tanady &Seven/Eisiensi Waku Prosduksi Es Bau.../ JITI, 11(1),Juni 2012, pp.(91-101) Tabel 7. Duraion, Sar and Ready Time Uruan Job 4 Duraion Sar Ready Duraion Sar Ready (Minues) (Minues) (Minues) (Minues) (Minues) (Minues) 1 J4 9 0 9 3 J2 7 31 38 1 J6 6 9 15 3 J7 5 38 43 1 J5 8 15 23 3 J1 7 43 50 1 J2 7 23 30 4 J3 5 50 55 1 J7 7 30 37 4 J4 7 22 29 1 J1 5 37 42 4 J6 6 29 35 1 J3 5 42 47 4 J5 5 35 40 2 J4 5 9 14 4 J2 9 40 49 2 J6 7 14 21 4 J7 2 49 51 2 J5 4 21 25 4 J1 4 51 55 2 J2 3 25 28 5 J3 6 55 61 2 J7 5 28 33 5 J4 2 29 31 2 J1 8 33 41 5 J6 8 31 39 3 J3 6 41 47 5 J5 4 39 43 3 J4 8 14 22 5 J2 5 43 48 3 J6 2 22 24 5 J7 6 48 54 3 J5 7 24 31 5 J1 4 54 58 Dari abel 7 diperoleh nilai makespan job 4, Cmax 66 meni Mean low Time, 48. 43 Tabel 8. Duraion, Sar and Ready Time Uruan Job 5 Duraion Sar Ready Duraion Sar Ready (Minues) (Minues) (Minues) (Minues) (Minues) (Minues) 1 J4 9 0 9 3 J2 7 36 43 1 J6 6 9 15 3 J1 7 43 50 1 J7 7 15 22 3 J3 5 50 55 1 J5 8 22 30 4 J4 7 22 29 1 J2 7 30 37 4 J6 6 29 35 1 J1 5 37 42 4 J7 2 35 37 1 J3 5 42 47 4 J5 5 37 42 2 J4 5 9 14 4 J2 9 42 51 2 J6 7 14 21 4 J1 4 51 55 2 J7 5 21 26 4 J3 6 55 61 2 J5 4 26 30 5 J4 2 29 31 2 J2 3 30 33 5 J6 8 31 39 2 J1 8 33 41 5 J7 6 39 45 3 J3 6 41 47 5 J5 4 45 49 3 J4 8 14 22 5 J2 5 49 54 3 J6 2 22 24 5 J1 4 54 58 3 J7 5 24 29 5 J3 8 58 66 Dari abel 8 diperoleh nilai makespan job 5, Cmax 66 meni Mean low Time, 48. 86 96

Jurnal Ilmiah Teknik Indusri, Vol. 11, No. 1, Juni 2012 ISSN 1412-6869 Tabel 9. Duraion, Sar and Ready Time Uruan Job 6 Duraion Sar Ready Duraion Sar Ready (Minues) (Minues) (Minues) (Minues) (Minues) (Minues) 1 J4 9 0 9 3 J5 7 36 43 1 J6 6 9 15 3 J1 7 43 50 1 J7 7 15 22 3 J3 5 50 55 1 J2 7 22 29 4 J4 7 22 29 1 J5 8 29 37 4 J6 6 29 35 1 J1 5 37 42 4 J7 2 35 37 1 J3 5 42 47 4 J2 9 37 46 2 J4 5 9 14 4 J5 5 46 51 2 J6 7 14 21 4 J1 4 51 55 2 J7 5 21 26 4 J3 6 55 61 2 J2 3 26 29 5 J4 2 29 31 2 J5 4 29 33 5 J6 8 31 39 2 J1 8 33 41 5 J7 6 39 45 3 J3 6 41 47 5 J2 5 45 50 3 J4 8 14 22 5 J5 4 50 54 3 J6 2 22 24 5 J1 4 54 58 3 J7 5 24 29 5 J3 8 58 66 Dari abel 9 diperoleh nilai makespan job 6, Cmax 66 meni Mean low Time, 49 Tabel 10. Duraion, Sar and Ready Time Uruan Job 7 Duraion Sar Ready Duraion Sar Ready (Minues) (Minues) (Minues) (Minues) (Minues) (Minues) 1 1 J6 6 0 3 3 J7 5 37 1 1 J4 9 6 3 3 J1 7 42 1 1 J2 7 15 3 3 J3 5 49 1 1 J5 8 22 4 4 J6 6 15 1 1 J7 7 30 4 4 J4 7 21 1 1 J1 5 37 4 4 J2 9 28 1 1 J3 5 42 4 4 J5 5 37 2 2 J6 7 6 4 4 J7 2 42 2 2 J4 5 13 4 4 J1 4 44 2 2 J2 3 18 4 4 J3 6 48 2 2 J5 4 21 5 5 J6 8 21 2 2 J7 5 25 5 5 J4 2 29 2 2 J1 8 30 5 5 J2 5 31 3 2 J3 6 38 5 5 J5 4 36 3 3 J6 2 13 5 5 J7 6 40 3 3 J4 8 15 5 5 J1 4 46 3 3 J2 7 23 5 5 J3 8 50 Dari abel 10 diperoleh nilai makespan job 7, Cmax 58 meni Mean low Time, 41. 43 97

Tanady &Seven/Eisiensi Waku Prosduksi Es Bau.../ JITI, 11(1),Juni 2012, pp.(91-101) Tabel 11. Duraion, Sar and Ready Time Uruan Job 8 Duraion Sar Ready Duraion Sar Ready (Minues) (Minues) (Minues) (Minues) (Minues) (Minues) 1 J6 6 0 6 3 J5 7 35 42 1 J4 9 6 15 3 J1 7 42 49 1 J2 7 15 22 3 J3 5 49 54 1 J7 7 22 29 4 J6 6 15 21 1 J5 8 29 37 4 J4 7 21 28 1 J1 5 37 42 4 J2 9 28 37 1 J3 5 42 47 4 J7 2 37 39 2 J6 7 6 13 4 J5 5 39 44 2 J4 5 13 18 4 J1 4 44 48 2 J2 3 18 21 4 J3 6 48 54 2 J7 5 21 26 5 J6 8 21 29 2 J5 4 26 30 5 J4 2 29 31 2 J1 8 30 38 5 J2 5 31 36 2 J3 6 38 44 5 J7 6 36 42 3 J6 2 13 15 5 J5 4 42 46 3 J4 8 15 23 5 J1 4 46 50 3 J2 7 23 30 5 J3 8 50 58 Dari abel 11 diperoleh nilai makespan job 8, Cmax 58 meni Mean low Time, 41. 71 Tabel 12. Duraion, Sar and Ready Time Uruan Job 9 Duraion Sar Ready Duraion Sar Ready (Minues) (Minues) (Minues) (Minues) (Minues) (Minues) 1 J6 6 0 6 3 J2 7 35 42 1 J4 9 6 15 3 J1 7 42 49 1 J5 8 15 23 3 J3 5 49 54 1 J7 7 23 30 4 J6 6 15 21 1 J2 7 30 37 4 J4 7 21 28 1 J1 5 37 42 4 J5 5 28 33 1 J3 5 42 47 4 J7 2 33 35 2 J6 7 6 13 4 J2 9 35 44 2 J4 5 13 18 4 J1 4 44 48 2 J5 4 18 22 4 J3 6 48 54 2 J7 5 22 27 5 J6 8 21 29 2 J2 3 27 30 5 J4 2 29 31 2 J1 8 30 38 5 J5 4 31 35 2 J3 6 38 44 5 J7 6 35 41 3 J6 2 13 15 5 J2 5 41 46 3 J4 8 15 23 5 J1 4 46 50 3 J5 7 23 30 5 J3 8 50 58 Dari abel 12 diperoleh nilai makespan job 9, Cmax 58 meni Mean low Time, 41. 43 98

Jurnal Ilmiah Teknik Indusri, Vol. 11, No. 1, Juni 2012 ISSN 1412-6869 Tabel 13. Duraion, Sar and Ready Time Uruan Job 10 Duraion Sar Ready Duraion Sar Ready (Minues) (Minues) (Minues) (Minues) (Minues) (Minues) 1 J6 6 0 6 3 J2 7 30 37 1 J4 9 6 15 3 J7 5 37 42 1 J5 8 15 23 3 J1 7 42 49 1 J2 7 23 30 3 J3 5 49 54 1 J7 7 30 37 4 J6 6 15 21 1 J1 5 37 42 4 J4 7 21 28 1 J3 5 42 47 4 J5 5 28 33 2 J6 7 6 13 4 J2 9 33 42 2 J4 5 13 18 4 J7 2 42 44 2 J5 4 18 22 4 J1 4 44 48 2 J2 3 22 25 4 J3 6 48 54 2 J7 5 25 30 5 J6 8 21 29 2 J1 8 30 38 5 J4 2 29 31 2 J3 6 38 44 5 J5 4 31 35 3 J6 2 13 15 5 J2 5 35 40 3 J4 8 15 23 5 J7 6 40 46 3 J5 7 23 30 5 J1 4 46 50 Dari abel 13 diperoleh nilai makespan job 10, Cmax 58 meni Mean low Time, 41. 26 Tabel 14. Duraion, Sar and Ready Time Uruan Job 11 Duraion Sar Ready Duraion Sar Ready (Minues) (Minues) (Minues) (Minues) (Minues) (Minues) 1 J6 6 0 6 3 J2 7 30 37 1 J4 9 6 15 3 J7 5 37 42 1 J7 7 15 22 3 J1 7 42 49 1 J5 8 22 30 3 J3 5 49 54 1 J2 7 30 37 4 J6 6 15 21 1 J1 5 37 42 4 J4 7 21 28 1 J3 5 42 47 4 J5 5 28 33 2 J6 7 6 13 4 J2 9 33 42 2 J4 5 13 18 4 J7 2 42 44 2 J7 5 18 23 4 J1 4 44 48 2 J5 4 23 27 4 J3 6 48 54 2 J2 3 27 30 5 J6 8 21 29 2 J1 8 30 38 5 J4 2 29 31 2 J3 6 38 44 5 J5 4 31 35 3 J6 2 13 15 5 J2 5 35 40 3 J4 8 15 23 5 J7 6 40 46 3 J7 5 23 28 5 J1 4 46 50 Dari abel 14 diperoleh nilai makespan job 11, Cmax 58 meni Mean low Time, 41. 71 99

Tanady &Seven/Eisiensi Waku Prosduksi Es Bau.../ JITI, 11(1),Juni 2012, pp.(91-101) Tabel 15. Duraion, Sar and Ready Time Uruan Job 12 Duraion Sar Ready Duraion Sar Ready (Minues) (Minues) (Minues) (Minues) (Minues) (Minues) 1 J6 6 0 6 3 J2 7 28 35 1 J4 9 6 15 3 J5 7 35 42 1 J7 7 15 22 3 J1 7 42 49 1 J2 7 22 29 3 J3 5 49 54 1 J5 8 29 37 4 J6 6 15 21 1 J1 5 37 42 4 J4 7 21 28 1 J3 5 42 47 4 J7 2 28 30 2 J6 7 6 13 4 J2 9 30 39 2 J4 5 13 18 4 J5 5 39 44 2 J7 5 18 23 4 J1 4 44 48 2 J2 3 23 26 4 J3 6 48 54 2 J5 4 26 30 5 J6 8 21 29 2 J1 8 30 38 5 J4 2 29 31 2 J3 6 38 44 5 J7 6 31 37 3 J6 2 13 15 5 J2 5 37 42 3 J4 8 15 23 5 J5 4 42 46 3 J7 5 23 28 5 J1 4 46 50 Dari abel 15 diperoleh nilai makespan job 12, Cmax 58 meni Mean low Time, 41. 86 Tabel 16. Rekap Daa Makespan Time dan Mean low Time 12 Jobs Uruan Job- Uruan Jobs Makespan, Cmax Mean low Time 1 4 6 2 5 7 1 3 66 48.57 2 4 6 2 7 5 1 3 66 48.86 3 4 6 5 7 2 1 3 66 48.57 4 4 6 5 2 7 1 3 66 48.43 5 4 6 7 5 2 1 3 66 48.86 6 4 6 7 2 5 1 3 66 49.00 7 6 4 2 5 7 1 3 58 41.43 8 6 4 2 7 5 1 3 58 41.71 9 6 4 5 7 2 1 3 58 41.43 10 6 4 5 2 7 1 3 58 41.26 11 6 4 7 5 2 1 3 58 41.71 12 6 4 7 2 5 1 3 58 41.86 KESIMPULN Peneliian ini membahas enang efisiensi waku produksi es bau dengan cara merancang uruan kedaangan jobs yang daang. Waku proses seiap job di dalam seiap ahapan fabrikasi dapa dijadikan sumber analisa dan pengolahan daa dengan ujuan akhir adalah uruan job yang erbaik. Lewa abel perhiungan Cmax dari lgorima Gupa, diperoleh rekap abel nilai indikaor Makespan dan Mean low Time. Tabel 16 memperlihakan bahwa uruan job ke 7 hingga 12 memiliki nilai makespan 58 (58 < 66) dan job-10 memiliki nilai MT erkecil (41.26). Dengan eap menjaga sabilias job yang daang, akan lebih efisien bagi perusahaan apabila menggunakan uruan job-10 (6-4-5-2-7-1-3). Kesinambungan perusahaan yang selama ini sudah berjalan mungkin idak memerlukan lagi inpu dan improvisasi, namun susainabiliy dari proses coninuous improvemen adalah kunci sukses sebuah indusri, dan perbaikan erus menerus sebaiknya didefinisikan idak hanya mengubah yang negaif menjadi posiif, melainkan mampu meningkakan noal dari posiif agar lebih posiif lagi. 100

Jurnal Ilmiah Teknik Indusri, Vol. 11, No. 1, Juni 2012 ISSN 1412-6869 Dafar Pusaka Baker, K. R. 2001. Elemens of Sequencing & Scheduling. Hanover: Tuck School of Business. David D. Bedworh. 1987. Inegraed Producion Conrol Sysems,Managemen, nalysis, Design 2/E, John Wiley&Sons, New York. Gining, Rosnani. 2009. Penjadwalan Mesin, Edisi Perama, Graha Ilmu,Yogyakara. Pinedo, Michael. 1995. Scheduling, Theory, lgorihms, and Sysems. New Jersey: Prenice Hall. 101