BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 2 LANDASAN TEORI

LANDASAN TEORI. Untuk membantu tercapainya suatu keputusan yang efisien, diperlukan adanya

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 2 LANDASAN TEORI

IV METODE PENELITIAN

PERAMALAN TINGKAT KEBUTUHAN BERAS PADA TAHUN 2008 DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN SAMIRA SIREGAR

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

PROYEKSI BISNIS. Dadad Zainal, S.E., M.Kom Fakultas Ekonomi Universitas Wiyana Mukti

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP

IV. METODE PENELITIAN

PROYEKSI TINGKAT PRODUKSI KETERSEDIAAN JAGUNG PROPINSI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR ENDANG SUSANTI PURBA

III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

Minggu 4 RATA-RATA BERGERAK DAN EXPONENTIAL SMOOTHING. Peramalan Data Time Series

Bab 2 Landasan Teori

III. METODE PENELITIAN

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi

IV. METODE PENELITIAN

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69)

APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

IV. METODE PENELITIAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK Sejarah Singkat BPS (Badan Pusat Statistik) A. Masa Pemerintahan Hindia Belanda

IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 3 LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan (Forecasting)

III. METODE PENELITIAN

Bab II LANDASAN TEORI

APLIKASI PERAMALAN PENENTUAN JUMLAH PERMINTAAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK BORDIR PADA KOTA TASIKMALAYA

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

BAB III METODE PENELITIAN

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn :

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

BAB 3 LANDASAN TEORI. peramalan, jenis-jenis peramalan, langkah-langkah peramalan, pemilihan teknik dan

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya

SISTEM PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOTHING UNTUK STOK BAHAN SPARE PART MOTOR DI GARUDA MOTOR JAJAG

Pemulusan Eksponensial dengan Metode Holt Winter Additive Damped

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IX TEKNIK PERAMALAN

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang akan daang. Peramalan menjadi sanga pening karena penyusunan suau rencana dianaranya didasarkan pada suau proyeksi aau ramalan. Pada hakekanya banyak kepuusan pening yang dilakukan secara pribadi, insansi, maupun perusahaan kepada kejadian-kejadian dimasa yang akan mendaang sehingga memerlukan ramalan enang keadaan lingkungan masa depan ersebu. Sehingga seiap kebijakan ekonomi idak akan erlepas dari usaha unuk meningkakan kesejaheraan masyaraka dan meningkakan keberhasilan pembangunan unuk mencapai ujuannya pada masa yang akan daang, dimana kebijaksanaan ersebu dilaksanakan. (Sofjan Assauri, 1984) 2.2 Kegunaan dan Peran Peramalan Kegunaan dari peramalan erliha pada saa pengambilan kepuusan. Seiap orang selalu dihadapkan pada masalah pengambilan kepuusan. Kepuusan yang baik adalah kepuusan yang didasarkan perimbangan apa yang akan erjadi pada waku kepuusan Universias Sumaera Uara

iu dilaksanakan. Kurang epa ramalan yang kia susun aau yang kia bua maka kurang baiklah kepuusan yang kia ambil. Walaupun demikian perlu disadari bahwa suau ramalan adalah eap ramalan, dimana selalu ada unsur kesalahan. Sehingga yang paling diperhaikan adalah usaha unuk memperkecil kemungkinan kesalahannya. (Sofjan Assauri, 1984) 2.3 Jenis-jenis Peramalan Berdasarkan sifa ramalan yang elah disusun, maka peramalan dapa dibedakan aas dua macam, yaiu : 1. Peramalan Kualiaif Peramalan Kualiaif adalah peramalan yang didasarkan aas daa kualiaif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibua sanga erganung pada orang yang menyusunnya. 2. Peramalan Kuaniaif Peramalan Kuaniaif adalah peramalan yang didasarkan aas daa kuaniaif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibua sanga erganung pada meode yang dipergunakan dalam peramalan ersebu. (Sofjan Assauri, 1984) Peramalan Kuaniaif dapa dierapkan bila erdapa kondisi beriku : a. Tersedia informasi (daa) enang masa lalu b. Informasi (daa) dapa dikuaniaifkan dalam benuk daa numerik c. Dapa diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan erus berlanju pasa masa yang akan daang. Universias Sumaera Uara

Baik idaknya meode yang digunakan oleh perbedaan aau penyimpangan anara hasil ramalan dengan kenyaaan yang erjadi. Semakin kecil penyimpangan anara hasil ramalan dengan kenyaaan yang erjadi, maka semakin baik pula meode yang digunakan. 2.4 Langkah-langkah Dalam Meode Peramalan Langkah-langkah dalam meode peramalan adalah : a. Langkah perama adalah mengumpulkan daa b. Langkah kedua adalah menyeleksi dan memilih daa, daa-daa yang kurang relevan harus dibuang supaya idak mempengaruhi akurasi peramalan. c. Langkah keiga adalah menganalisis daa d. Langkah keempa adalah menenukan meode yang dipergunakan e. Langkah kelima adalah memproyeksikan daa dengan menggunakan meode yang dipergunakan dan memperimbangkan adanya beberapa fakor perubahan. 2.5 Pengerian dan Kegunaan Meode Peramalan Meode peramalan adalah cara memperkirakan secara kuaniaif apa yang akan erjadi pada masa depan, berdasarkan daa yang relevan pada masa lalu. Oleh karena meode peramalan didasarkan aas daa yang relevan pada masa lalu, maka meode peramalan ini dipergunakan dalam peramalan yang obyekif. Sebagaimana dikeahui bahwa meode peramalan merupakan cara berfikir yang sisemais dan pragmais aas pemecahan suau masalah. Disamping iu meode Universias Sumaera Uara

peramalan juga memberikan uruan pengerjaan dan pemecahan aas pendekaan suau masalah dalam peramalan. Selain iu, meode peramalan memberikan cara pengerjaan yang eraur dan erarah, sehingga dengan demikian dapa dimungkinkannya penggunaan ekni-eknik penganalisaan yang lebih maju. Dengan penggunaan eknikeknik ersebu, maka diharapkan dapa memberikan kepercayaan aau keyakinan yang lebih besar, karena dapa diuji dan dibukikan penyimpangan aau deviasi yang erjadi secara ilmiah. Dari uraian diaas, dapa disimpulkan bahwa meode peramalan sanga berguna, karena akan membanu dalam mengadakan pendekaan analisis erhadap ingkah laku aau pola dari daa yang lalu. Sehingga dapa memberikan cara pemikiran, pengajaran dan pemecahan yang sisemais dan pragmais, sera memberikan ingka keyakinan yang lebih besar aas keeapan hasil ramalan yang dibua aau disusun. (Sofjan Assauri, 1984) 2.6 Jenis-jenis Meode Peramalan 1. Meode peramalan yang digunakan aas penggunaan analisa hubungan anar variabel yang diperkirakan dengan variabel waku merupakan dere berkala (Time Series). Meode peramalan yang ermasuk pada jenis ini yaiu : a. Meode Pemulusan (Smoohing) b. Meode Box Jenkins c. Meode Proyeksi Trend dengan regresi 2. Meode peramalan yang didasarkan aas penggunaan analisis pola hubungan anar variabel yang akan diperkirakan dengan variabel lain yang Universias Sumaera Uara

mempengaruhinya, yang bukan wakunya disebu Meode Korelasi aau sebab akiba (meode causal). Meode yang ermasuk dalam jenis ini adalah : a. Meode Regresi dan Korelasi b. Meode Ekonomeri c. Meode Inpu Oupu 2.7 Meode Pemulusan (Smoohing) Meode Pemulusan (Smoohing) adalah meode peramalan dengan mengadakan penghalusan aau pemulusan daa masa lalu yaiu dengan mengambil raa-raa dari nilai beberapa ahun unuk menaksir nilai pada ahun yang akan daang. Smoohing dilakukan dengan dua cara yaiu raa-raa bergerak (moving average) dan pemulusan eksponensial (exponenial smoohing). 2.7.1 Raa-raa Bergerak (Moving Average) Dengan raa-raa bergerak (moving averages) ini dilakukan peramalan dengan mengambil sekelompok nilai pengamaan, mencari raa-raanya, lalu menggunakan raa-raa ersebu sebagai ramalan unuk periode berikunya. Isilah raa-raa bergerak digunakan, karena seiap kali daa observasi baru ersedia, maka angka raa-raa yang baru dihiung dan dipergunakan sebagi ramalan. 1. Raa-raa Bergerak Tunggal (Single Moving Averages) Meneukan ramalan dengan meode raa-raa bergerak unggal (single moving averages) cukup mudah dilakukan. Bila akan menerapkan 4 bulan raa-raa Universias Sumaera Uara

bergerak maka maka ramalan pada bulan Mei dihiung sebesar raa-raa dari 4 bulan sebelumnya, yaiu bulan Januari, Februari, Mare, April. Persamaan Maemais dari eknik ini adalah : F 1 X X 1 X N 2... X n 1 (Indriyo dan Najmudin,2000:8) Keerangan : F 1 : ramalan unuk periode ke + 1 X : nilai riil periode ke n : jangka waku raa-raa bergerak. a. Karakerisik Khusus Raa-raa Bergerak Tunggal (Single Moving Averages) Meode single moving average memiliki karakerisik khusus. a. Unuk menenukan ramalan pada periode yang akan daang memerlukan daa hisoris selam jangka waku erenu. b. Semakin panjang jangka waku raa-raa bergerak (moving average), efek pelicinan semakin erliha dalam ramalan aau menghasilkan raa-raa bergerak (moving average) yang semakin halus. Arinya pada raa-raa bergerak (moving average) yang jangka wakunya lebih panjang, perbedaan ramalan erkecil dengan ramalan erbesar menjadi lebih kecil. b. Menghiung Kesalahan Ramalan Hasil proyeksi yang akura adalah ramalan yang bisa meminimalkan kesalahan meramal. Besarnya kesalahan meramal dihiung dengan mengurangi daa riil dengan besarnya ramalan. Error (E) = X - F (Indriyo dan Najmudin,2000:11) Universias Sumaera Uara

Keerangan : X = daa riil periode ke- F = ramalan periode ke- Dalam menghiung kesalahan ramalan digunakan. a)mean Absolue Error Mean Absolue Error adalah raa-raa absolue dari kesalahan meramal, anpa menghiraukan anda posiif maupun negaif. X F MAE (Indriyo dan Najmudin,2000: 11) n b) Mean Squared Error Mean Squared Error adalah kuadra raa-raa kesalahan meramal. 2 X F MSE (Indriyo dan Najmudin,2000:11) n Meode ini mudah menghiungnya dan sederhana, eapi mempunyai kelemahan-kelemahan anara lain : (1) perlu daa hisories yang cukup, (2) daa iap periode diberi weigh (bobo) sama, (3) kalau flukuasi daa idak random, idak menghasilkan forecasing yang baik. (Pangesu Subagyo, 1986:11). 2. Raa-raa Bergerak Ganda (Double Moving Average) Menenukan ramalan dengan meode raa-raa bergerak ganda (double moving average) sediki lebih suli dibandingkan dengan meode raa-raa bergerak unggal (single moving average). Ada beberapa langkah dalam menenukan Universias Sumaera Uara

ramalan dengan meode raa-raa bergerak ganda (double moving average), anara lain sebagai beriku. 1. Menghiung moving average/ raa-raa bergerak perama, diberi simbol S I, dihiung dari daa hisoris yang ada. Hasilnya dileakkan pada periode erakhir moving average perama. 2. Menghiung moving average/raa-raa bergerak kedua, diberi simbol S II, dihiung dari raa-raa bergerak perama. Hasilnya dileakkan pada periode erakhir moving average kedua. 3. Menenukan besarnya nilai a (konsana) a s I s I s II 4. Menenukan besarnya nilai b (slope) b 2 s I s V 1 II V adalah jangka waku moving average. 5. Menenukan besarnya peramalan F m a b(m) m adalah jangka waku forecas kedepan. (Indriyo dan Najmudin,2000:13). 2.7.2 Pemulusan Eksponensial (Exponenial Smoohing) Meode pemulusan eksponensial (exponenial smoohing) merupakan pengembangan dari meode raa-raa bergerak (moving averages). Dalam meode ini peramalan dilakukan dengan mengulang perhiungan secara erus menerus dengan menggunakan Universias Sumaera Uara

daa erbaru. Seiap daa diberi bobo, daa yang lebih baru diberi bobo yang lebih besar. Dua meode dalam pemulusan eksponensial (exponenial smoohing) dianaranya pemulusan eksponensial unggal (single exponenial smoohing) dan pemulusan eksponensial ganda (double exponenial smoohing). 1. Pemulusan Eksponensial Tunggal (Single Exponenial Smoohing) Pada meode single exponenial smoohing bobo yang diberikan pada daa yang ada adalah sebesar α unuk daa yang erbaru, α(1-α) unuk daa yang lama, α(1-α) 2 unuk daa yang lebih lama, dan seerusnya. Besarnya α adalah anara 0 dan 1. Semakin mendekai 1 berari daa erbaru lebih diperhaikan. Secara maemais besarnya peramalan adalah: F = α X + (1-α) F (Indriyo dan Najmudin,2000:17) +1 F : ramalan unuk periode ke + 1 +1 X : nilai riil periode ke F : Ramalan unuk periode ke Dari persamaan di aas besarnya peramalan periode yang akan daang dijelaskan sebagai beriku. F +1 = α X + (1-α) F F +1 = α X + F - α F F = F + αx - α F +1 F = F + α (X F ) (Indriyo dan Najmudin,2000:17) +1 (X - F ) merupakan kesalahan forecas aau forecas error periode ke. Dengan dapa dikaakan bahwa forecas pada periode yang akan daang adalah ramalan Universias Sumaera Uara

sebelumnya diambah α (alpha) dikalikan dengan kesalahan forecas periode sebelumnya. Dalam melakukan peramalan dengan menggunakan meode single exponenial smoohing besarnya α (alpha) dienukan secara rial dan error sampai dikeemukan α (alpha) yang menghasilkan forecas error erkecil. Meode ini lebih cocok digunakan unuk meramal daa-daa yang flukuaif secara random (idak eraur). (Pangesu Subagyo, 1986:22). 2. Pemulusan Eksponensial Ganda (Double Exponenial Smoohing) Pada meode ini proses penenuan ramalan dimulai dengan menenukan alpha secara rial dan error. Sedangkan ahap-ahap dalam menenukan ramalan adalah sebagai beriku. 1. Menenukan Smoohing perama (S I ) S I 1 S I 1 X (Indriyodan Najmudin,2000:23) S I : smoohing perama periode ke X : nilai riil periode S I -1 : smoohing perama periode - 1 2. Menenukan Smoohing kedua (S II ) S II 1 S II 1 I S (Indriyo dan Najmudin,2000:23) II S 1 : smoohing kedua periode -1 3. Menenukan besarnya konsana (a ) a 2S I S II Universias Sumaera Uara

4. Menenukan besarnya slope (b ) b S 1 I S II 5. Menenukan besarnya forecas (F + m) F + m = a + b (m), dimana m adalah jangka waku peramalan. Meode pemulusan eksponensial ganda (double exponenial smoohing) ini biasanya lebih epa unuk meramalkan daa yang mengalami rend kenaikan. (Pangesu Subagyo, 1986:2). 2.8 Variabel dan Meode pengumpulan daa 1. Variabel Variabel dalam peneliian ini adalah volume besarnya Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) Koa Medan iap ahun. 2. Meode pengumpulan daa Meode pengumpulan daa yang digunakan adalah sebagai beriku. a. Meode lieraur Meode ini digunakan unuk memperkua eori-eori yang elah ada yaiu dengan membaca buku-buku. b. Meode Dokumenasi Daa yang dianalisis diperoleh dari BPS Provinsi Sumaera Uara yaiu Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) Kabupaen Dairi dari ahun 2000 sampai dengan ahun 2009. Universias Sumaera Uara

2.9 Meode Analisis Daa Meode analisis daa yang digunakan dalam ugas akhir ini adalah meode pemulusan (smoohing) dengan pemulusan eksponensial (exponenial smoohing). Meode ini adalah pengembangan dari meode peraaan (average).dalam meode ini peramalan dilakukan dengan mengulang perhiungan secara erus menerus dengan menggunakan daa erbaru. Seiap daa diberi bobo, daa yang lebih baru diberi bobo yang lebih besar. Dua meode dalam pemulusan eksponensial (exponenial smoohing) yang akan digunakan ialah pemulusan eksponensial unggal (single exponenial smoohing) dan pemulusan eksponensial ganda (double exponenial smoohing). 2.10 Pengerian Peranian Peranian adalah kegiaan pemanfaaan sumber daya hayai yang dilakukan manusia unuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku indusri, aau sumber energi, sera unuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiaan pemanfaaan sumber daya hayai yang ermasuk dalam peranian biasa difahami orang sebagai budidaya anaman aau bercocok anam (bahasa Inggris: crop culivaion) sera pembesaran hewan ernak (raising), meskipun cakupannya dapa pula berupa pemanfaaan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjuan, seperi pembuaan keju dan empe, aau sekedar eksraksi semaa, seperi penangkapan ikan aau eksploiasi huan. (hp://id.wikipedia.org/wiki/peranian) Universias Sumaera Uara

Dalam Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) peranian merupakan kegiaan pengusahaan dan pemanfaaan benda-benda biologis (hidup) yang diperoleh dari alam dengan ujuan unuk konsumsi. Sekor peranian melipui sub sekor anaman Bahan makanan, Tanaman Perkebunan, Peernakan dan Hasil-hasilnya, Kehuanan dan Perikanan. Jasa peranian merupakan jasa-jasa khusus yang diberikan unuk menunjang kegiaan ekonomi peranian berdasarkan suau punguan aau konrak erenu. Termasuk dalam jasa peranian adalah penyewaan ala peranian dengan operaornya dengan syara pengelolaan dan resiko usaha ersebu dilakukan secara erpisah. Dalam penghiungan nilai ambah sekor peranian, secara konsep nilai ambah jasa peranian ini erdisribusi pada masing-masing sub-sekor (misalnya jasa doker hewan pada sub-sekor peernakan, jasa memeik kopi pada sub-sekor perkebunan). (Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) Kabupaen Dairi Tahun 2005-2009) 2.11 Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) Produk Domesik Regional Bruo (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai ambah yang dihasilkan oleh seluruh uni usaha dalam suau wilayah, aau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh uni usaha. Kegunaan PDRB anara lain memperlihakan: a. ingka perumbuhan ekonomi Laju perumbuhan ekonomi regional baik oal maupun sekoral umumnya dihiung berdasarkan angka indeks beranai baik oal PDRB maupun sekor Universias Sumaera Uara

sekornya. Yang dimaksud dengan perumbuhan ekonomi adalah perubahan persenase PDRB aas dasar harga konsan dari suau kurun waku. b. ingka kemakmuran ekonomi Tingka kemakmuran ekonomi biasanya diukur dengan pendapaan perkapia yang merupakan hasil bagi pendapaan regional dengan angka penduduk perengahan ahun. c. ingka inflasi dan deflasi Tingka inflasi dan deflasi dapa dikeahui bila PDRB aas dasar harga berlaku dibandingkan dengan PDRB aas dasar harga konsan, hasil baginya disebu indeks harga implisi. d. srukur perekonomian Srukur perekonomian biasanya erdiri aas sekor sekor menuru klasifikasi lapangan usaha. Daa PDRB disajikan dalam dua benuk yaiu menuru klasifikasi lapangan usaha (sekoral) dan menuru penggunaannya. a. PDRB menuru lapangan usaha Penyajian PDRB menuru lapangan usaha akan memberikan gambaran mengenai peranan masing masing sekor. PDRB menuru lapangan usaha dirinci menuru 11 sekor yaiu: 1. sekor peranian 2. sekor perambangan dan penggalian 3. sekor indusri pengolahan Universias Sumaera Uara

4. sekor lisrik, gas, dan air minum 5. sekor bangunan 6. sekor perdagangan, hoel dan resoran 7. sekor pengangkuan dan komunikasi 8. sekor bank, lembaga keuangan lainnya 9. sekor sewa rumah 10. sekor pemerinahan dan perahanan 11. sekor jasa-jasa Unuk memperoleh angka angka PDRB menuru lapangan usaha dilakukan penghiungan sebagai beriku: NTB NP(NPB) NBA(BA) = NPB NBA = HP x KP = HBA x KBA dimana : NTB = nilai ambah bruo NPB = nilai produksi bruo (nilai produksi) NBA = nilai biaya anara HP KP = harga produksi = kuanum produksi HBA = harga biaya anara KBA = kuanum biaya anara Universias Sumaera Uara

b. PDRB menuru penggunaannya Penyajian PDRB menuru penggunaannya menggambarkan bagaimana penggunaan barang dan jasa akhir oleh berbagai kegiaan ekonomi. Secara rinci penyajiannya berbenuk sebagai beriku: 1. pengeluaran konsumsi akhir rumah angga 2. pengeluaran konsumsi lembaga non-profi 3. pengeluaran konsumsi akhir pemerinah 4. pembenukan modal eap bruo 5. ekspor neo Unuk memperoleh angka angka PDRB menuru penggunaannya, dilakukan penghiungan secara langsung pada komponen komponen yang ercakup. Namun karena mengalami kesulian dalam kelengkapan daa, sehingga daa komponen yang dihiung secara rasional berdasar pada penghiungan sekoral. Dari komponen komponen yang ercakup dalam perhiungan PDRB menuru penggunaan dapa dinoasikan dalam suau rumus persamaan sebagai beriku: Y + M = C + IF + IS +E dimana : Y M C = Produk Domesik Regional Bruo = impor = konsumsi rumah angga, pemerinah, lembaga swasa idak mencari unung If Is E = pembenukan modal eap bruo = perubahan sok = ekspor Universias Sumaera Uara

Dengan berdasarkan pada persamaan ersebu maka PDRB menuru penggunaan dapa digolongkan menjadi: 1. pengeluaran konsumsi rumah angga 2. pengeluaran konsumsi lembaga non-profi 3. pembenukan modal eap Bruo 4. perubahan sok 5. ekspor neo (ekspor dikurangi impor) Universias Sumaera Uara