II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan didiskusikan tentang istilah-istilah, teorema-teorema yang akan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I Sekilas tentang Teori-teori sebagai Dasar Program Linear

BAB 2 PROGRAM LINIER DAN TAK LINIER. Program linier (Linear programming) adalah suatu masalah matematika

OPTIMISASI KONVEKS: Konsep-konsep

Masalah maksimisasi dapat ditinjau dari metode minimisasi, karena

Fungsi dan Limit Fungsi 23. Contoh 5. lim. Buktikan, jika c 0, maka

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

4. Himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear x + y = 5 dan x - 2y = -4 adalah... A.{ (1, 4) }

Himpunan dari Bilangan-Bilangan

KALKULUS MULTIVARIABEL II

Dwijanto. Program Linear. Berbantuan Komputer: Lindo, Lingo dan Solver. Pontianak Surabaya Balikpapan. Makasar 450. Manado 450.

Fungsi dan Limit Fungsi 23. Contoh 5. lim. Buktikan, jika c > 0, maka

BAB V HIMPUNAN. Himpunan adalah kumpulan benda-benda atau obyek yang mempunyai definisi yang jelas.

Himpunan dan Sistem Bilangan Real

OPTIMISASI KONVEKS: KONSEP-KONSEP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

matematika PEMINATAN Kelas X SISTEM PERTIDAKSAMAAN LINEAR DAN KUADRAT K13 A. Pertidaksamaan Linear B. Daerah Pertidaksamaan Linear

LIMIT DAN KEKONTINUAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bagian 1 Sistem Bilangan

11. FUNGSI MONOTON (DAN FUNGSI KONVEKS)

Memahami definisi barisan tak hingga dan deret tak hingga, dan juga dapat menentukan

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA Sekip Utara, Yogyakarta

MATEMATIKA EKONOMI 1 HIMPUNAN BILANGAN. Dosen : Fitri Yulianti, SP. MSi

Struktur Aljabar I. Pada bab ini disajikan tentang pengertian. grup, sifat-sifat dasar grup, ordo grup dan elemennya, dan konsep

BAB IV PERTIDAKSAMAAN. 1. Pertidaksamaan Kuadrat 2. Pertidaksamaan Bentuk Pecahan 3. Pertidaksamaan Bentuk Akar 4. Pertidaksamaan Nilai Mutlak

BAB 2 PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR

BAB 2 LANDASAN TEORI

INTERVAL, PERTIDAKSAMAAN, DAN NILAI MUTLAK

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

TURUNAN, EKSTRIM, BELOK, MINIMUM DAN MAKSIMUM

BAB I HIMPUNAN. Contoh: Himpunan A memiliki 5 anggota, yaitu 2,4,6,8 dan 10. Maka, himpunan A dapat dituliskan: A = {2,4,6,8,10}

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

II. LANDASAN TEORI ( ) =

TINJAUAN PUSTAKA. Ruang metrik merupakan ruang abstrak, yaitu ruang yang dibangun oleh

22. MATEMATIKA SMA/MA (PROGRAM IPA)

BAB II DASAR TEORI. Di dalam BAB II ini akan dibahas materi yang menjadi dasar teori pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

MATERI ALJABAR LINEAR LANJUT RUANG VEKTOR

SRI REDJEKI KALKULUS I

matematika PEMINATAN Kelas X PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN EKSPONEN K13 A. PERSAMAAN EKSPONEN BERBASIS KONSTANTA

BAB II LANDASAN TEORI. dalam penulisan skripsi ini. Teori-teori yang digunakan berupa definisi-definisi serta

FUNGSI dan LIMIT. 1.1 Fungsi dan Grafiknya

SILABUS PENGALAMAN BELAJAR ALOKASI WAKTU

SILABUS. tentu. Menentukan integral tentu dengan menggunakan sifat-sifat integral. Menyelesaikan masalah

BAB III PEMBAHASAN. Bab III terbagi menjadi tiga sub-bab, yaitu sub-bab A, sub-bab B, dan subbab

BAB II KAJIAN TEORI. Berikut diberikan landasan teori mengenai teori himpunan fuzzy, program

BAB V. PERTIDAKSAMAAN

Kuliah 2: FUNGSI MULTIVARIABEL. Indah Yanti

SMPIT AT TAQWA Beraqidah, Berakhlaq, Berprestasi

untuk setiap x sehingga f g

TURUNAN. Ide awal turunan: Garis singgung. Kemiringan garis singgung di titik P: lim. Definisi

BAB I PENDAHULUAN. Struktur aljabar merupakan suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi

SOAL DAN JAWABAN TENTANG NILAI MUTLAK. Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan nilai Mutlak di bawah ini.

LOGO MAM 4121 KALKULUS 1. Dr. Wuryansari Muharini K.

Himpunan Matematika Diskret (TKE132107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed

Sistem Bilangan Ri l

OSN 2015 Matematika SMA/MA

BAB 2 LANDASAN TEORI

II. LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan

PENENTUAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMUM ( K K M ) : Don Bosco Padang

8. Nilai x yang memenuhi 2 log 2 (4x -

Catatan Kuliah KALKULUS II BAB V. INTEGRAL

Soal-Soal dan Pembahasan SBMPTN - SNMPTN Matematika Dasar Tahun Pelajaran 2010/2011

II. TINJUAN PUSTAKA. lim f(x) = L berarti bahwa bilamana x dekat tetapi sebelah kiri c 0 maka f(x)

Mata Pelajaran Wajib. Disusun Oleh: Ngapiningsih

matematika WAJIB Kelas X PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL K-13 A. PENDAHULUAN

(b) M merupakan nilai minimum (mutlak) f apabila M f(x) x I..

KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

PENGANTAR TOPOLOGI. Dosen Pengampu: Siti Julaeha, M.Si EDISI PERTAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2015

Himpunan (set) Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Memahami konsep dasar turunan fungsi dan mengaplikasikan turunan fungsi pada

D. (1 + 2 ) 27 E. (1 + 2 ) 27

BAB III FUNGSI KUASIKONVEKS

13 Segi-Tak-Terhingga dan Fraktal

1. Himpunan penyelesaian pertidaksamaan ( 8x 20 ) + 3 ( 6x + 15 ) 4 adalah.. A. { x x -3 } B. { x x 10 } C. { x x 9 } D. { x x 8 } E.

BAB II KAJIAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa definisi dan teori yang akan

BAB V BILANGAN BULAT

BAB III FUNGSI TERUKUR LEBESGUE. Setelah dibahas mengenai ukuran Lebesgue dan beberapa sifatnya pada

Soal-Soal dan Pembahasan Matematika IPA SNMPTN 2012 Tanggal Ujian: 13 Juni 2012

KALKULUS 1 HADI SUTRISNO. Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan. Hadi Sutrisno/P.Matematika/STKIP PGRI Bangkalan

SOAL&PEMBAHASAN MATEMATIKATKDSAINTEK SBMPTN. yos3prens.wordpres.com

KALKULUS 1 UNTUK MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA OLEH: DADANG JUANDI, DKK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FPMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Nilai mutlak pada definisi tersebut di interpretasikan untuk mengukur jarak dua

BAHAN AJAR ANALISIS REAL 1. DOSEN PENGAMPU RINA AGUSTINA, S. Pd., M. Pd. NIDN

Turunan Fungsi. h asalkan limit ini ada.

Analisis Fungsional. Oleh: Dr. Rizky Rosjanuardi, M.Si Jurusan Pendidikan Matematika UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan landasan teori tentang optimasi, fungsi, turunan,

BAB 1. PENDAHULUAN KALKULUS

BAB III TRANSFORMASI MATRIKS DERET DIRICHLET HOLOMORFIK. A. Transformasi Matriks Mengawetkan Kekonvergenan

BAB III HIMPUNAN. 2) Mahasiswa dapat menyebutkan relasi antara dua himpunan. 3) Mahasiswa dapat menentukan hasil operasi dari dua himpunan

SISTEM BILANGAN REAL

Bab 1 Sistem Bilangan Kompleks

Memahami konsep dasar turunan fungsi dan menggunakan turunan fungsi pada

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Matematika Tahun Ajaran 2017/2018

Persamaan dan Pertidaksamaan Linear

Bilangan Real. Modul 1 PENDAHULUAN

BAB III PELABELAN KOMBINASI

01. Perhatikan persegi panjang ABCD di bawah ini. Jika OA = 26 cm, maka panjang BO adalah... (A) 78 cm (B) 52 cm (C) 26 cm (D) 13 cm

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan didiskusikan tentang istilah-istilah, teorema-teorema yang akan digunakan dalam penelitian ini. 2.1 Himpunan Himpunan adalah kumpulan objek-objek yang memiliki karakteristik tertentu (Wrede dan Spiegel, 2007). Berikut ini akan diberikan beberapa operasi terhadap himpunan. a. Gabungan dari dua himpunan A dan B, ditulis A B, adalah A B = { x x A atau x B}(Setiadji, 2009). Dalam diagram venn, A B dapat digambarkan sebagai daerah yang diarsir berikut : S A B Gambar 1. Gabungan dari himpunan A dan B (A B) b. Irisan dari dua himpunan A dan B, ditulis A B adalah A B = { x x A dan x B}(Setiadji, 2009).

4 Dalam diagram venn, A B dapat digambarkan sebagai berikut : S A A B B Gambar 2. Irisan dari himpunan A dan B (A B) c. Selisih dari dua himpunan A dan B, ditulis A B adalah A B = { x x A, x B}(Setiadji, 2009). Dalam diagram venn A B dapat digambarkan sebagai daerah yang diarsir sebagai berikut : S A - B A B Gambar 3. Selisih dari himpunan A dan B (A B)

5 2.2 Himpunan Konveks Definisi 2.2.1. Himpunan C disebut konveks, jika untuk setiap x 1, x 2 C dan 0 λ 1 berlaku λ x 1 + (1 - λ) x 2 C (Schrijver, 2004). Dari definisi tersebut, secara geometris C disebut konveks jika diambil sebarang dua titik x 1, x 2 C, maka segmen garis yang menghubungkan x 1 dan x 2 berada di C. λ x 1 + (1 - λ) x 2, dengan 0 λ 1 merupakan suatu kombinasi konveks dari x 1, x 2 (untuk suatu λ). Jadi suatu himpunan adalah konveks, jika setiap kombinasi konveks dari setiap dua titik dalam himpunan juga terdapat dalam himpunan tersebut (Hadley, 1992). Berikut adalah contoh himpunan konveks dan himpunan tidak konveks. a. himpunan konveks b. himpunan tidak konveks Gambar 4. Contoh himpunan konveks dan himpunan tidak konveks Pada gambar sebelah kiri (Gambar 4.a), semua kombinasi konveks dari x 1 dan x 2 berada di dalam C sehingga Gambar 4.a merupakan contoh himpunan konveks. Sedangkan, pada gambar sebelah kanan (Gambar 4.b), ada kombinasi dari x 1 dan x 2 yang berada di luar C sehingga Gambar 4.b adalah contoh himpunan tidak konveks.

6 Definisi 2.2.2. Titik x pada himpunan konveks C disebut titik ekstrim dari C jika tidak ada dua titik yang berbeda x 1 dan x 2 di C sedemikian sehingga x = λ x 1 + (1 - λ) x 2, dengan 0 < λ <1 (Luenberger, 2007). Dalam program linear, titik ekstrim berperan dalam menentukan nilai optimum suatu masalah. Contoh : Misalkan F adalah himpunan konveks yang dibatasi oleh : l 1 : x 1 + x 2 2 l 2 : x 1 0 l 3 : x 2 0 l 1 l 2 A (0,2) F B (1,1) C (2,0) l 3 Gambar 5. Contoh titik ekstrim Pada Gambar 5 titik A(0, 2) dan C(2, 0) merupakan contoh titik ekstrim, karena tidak ada dua titik yang berbeda yang membentuk kombinasi konveks yang menghasilkan titik A atau C. Sehingga, A dan C merupakan titik ekstrim. Sedangkan titik B (1, 1) bukan titik ekstrim, karena titik B dapat dihasilkan dari kombinasi konveks titik A dan C sebagai berikut : (1, 1) = (0, 2) + (1 - ) (2, 0); dengan =.

7 Definisi 2.2.3 Misalkan S adalah himpunan bagian dari. Convex hull dari S yang dinotasikan Co(S) adalah himpunan yang terdiri dari irisan dari semua himpunan konveks yang memuat S (Luenberger, 2007). Contoh: Misalkan himpunan A = {(x 1, x 2 ) x 2 1 + x 2 2 =1}, maka Co(A) = {(x 1, x 2 ) x 2 1 + x 2 2 1} (Hadley, 1992). Co(A) merupakan keliling dan titik-titik dalam lingkaran pada himpunan A. Karena Co(A) merupakan himpunan konveks terkecil yang memuat keliling pada lingkaran, maka Co(A) adalah convex hull pada himpunan A. Definisi 2.2.4. Misal a bukan vektor nol di dan misal c adalah bilangan rill, hyperplane didefinisikan sebagai H = {x a T x = c}. Positif closed half spaces H + = {x a T x c} Negatif closed half spaces H - = {x a T x c} Positif open half spaces H + = {x a T x > c} Negatif open half spaces H - = {x a T x < c} (Luenberger, 2007). Contoh : Positif dan negatif closed half spaces. H : {(x 1, x 2 ) x 1 + x 2 = 1} H + : {(x 1, x 2 ) x 1 + x 2 1} H - : {(x 1, x 2 ) x 1 + x 2 1}

8 H H + H - Gambar 6. Contoh positif dan negatif closed half spaces Pada Gambar 6 apabila segmen garis pada persamaan x 1 + x 2 = 1 tidak diikut sertakan maka akan menjadi positif dan negatif open half spaces. Definisi 2.2.5. Irisan dari himpunan berhingga dari closed half spaces disebut convex polytope (Luenberger, 2007). Contoh : Misalkan P adalah polytope yang dibatasi oleh : l 1 : {(x 1, x 2 ) x 1 + x 2 1} l 2 : {(x 1, x 2 ) x 1 + x 2 2} l 3 : {(x 1, x 2 ) x 1 + x 2 3} l 4 : x 1 0 x 2 l 3 l 2 l 1 l 4 P l 5 : x 2 0 l 5 x 1 Gambar 7. Contoh convex polytope

9 Pada Gambar 7 daerah P merupakan contoh convex polytope, karena P terbentuk dari irisan dari himpunan berhingga dari closed half spaces yaitu l 1, l 2, dan l 3 yang merupakan positif closed half spaces, sedangkan l 4 dan l 5 adalah negatif closed half spaces. Definisi 2.2.6. Polyhedron merupakan himpunan titik dari pertidaksamaan linear,, dengan (A,b) adalah matrik m x (n + 1) (Nemhauser dan Wolsey, 1998). Contoh : Misalkan P adalah polihedron yang dibatasi oleh l 1 : -2x 1 + x 2 4 l 2 : x 1 + x 2 2 l 3 : x 1 0 l 4 : x 2 0 x 2 l 3 P l 4 x 1 l 1 l 2 Gambar 8. Contoh polihedron 2.3 Daerah Tidak Terhubung Sederhana Sebarang kurva tertutup yang terletak dalam yang dapat disusutkan secara kontinu hingga menjadi titik tanpa meninggalkan disebut daerah terhubung sederhana (Wrede dan Spiegel, 2007).

10 Berikut adalah contoh daerah terhubung sederhana. Gambar 9. Contoh daerah terhubung sederhana Daerah A pada Gambar 10 merupakan daerah tidak terhubung sederhana karena setiap kurva tertutup yang terletak dalam A tidak dapat disusutkan menjadi satu titik tanpa meninggalkan A (Wrede dan Spiegel, 2007). Berikut adalah contoh daerah yang tidak terhubung sederhana. Gambar 10. Contoh daerah yang tidak terhubung sederhana

11 2.4 Fungsi Konveks Adapun definisi dan contoh dari fungsi konveks adalah sebagai berikut : Definisi 2.4.1. Fungsi f didefinisikan dalam himpunan konveks C disebut konveks jika untuk setiap x 1, x 2 C dan 0 λ 1, maka f(λx 1 + (1 λ)x 2 ) λ f(x 1 ) + (1-λ) f(x 2 ). Jika 0 < λ < 1 dan x 1 x 2, f(λx 1 + (1 λ)x 2 ) < λ f(x 1 ) + (1-λ) f(x 2 ) maka f disebut strictly convex (Luenberger, 2007). Contoh: f(x) = x 2 5x + 6 adalah fungsi konveks. f(x) = x 2 5x + 6 λ f(x 1 ) + (1-λ) f(x 2 ) C x 1 x 2 λx 1 + (1 λ) x 2 f(λx 1 + (1 λ)x 2 ) Gambar 11. Contoh fungsi konveks Pada Gambar 11 daerah yang diarsir merupakan daerah himpunan konveks C, sehingga untuk setiap x 1, x 2 C dengan 0 λ 1 berlaku f(λx 1 + (1 λ)x 2 ) λ f(x 1 ) + (1-λ) f(x 2 ), sehingga f(x) = x 2 5x + 6 adalah fungsi konveks.