BAB III ANALISA MODEL ROBOT TANGGA. Metode naik tangga yang diterapkan pada model robot tugas akhir ini, yaitu

dokumen-dokumen yang mirip
=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus

KINEMATIKA. gerak lurus berubah beraturan(glbb) gerak lurus berubah tidak beraturan

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

Soal-Jawab Fisika OSN 2015

Jurnal Bidang Teknik ENGINEERING, ISSN , Vol. 6 No. 1 April 2013 Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER

Tryout SBMPTN. Fisika. 2 v

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL

KISI-KISI SOAL. : Gerak Pada Makhluk Hidup dan Benda. : 2 jam pelajaran

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131

Jawaban Soal Latihan

BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH,

Xpedia Fisika. Mekanika 01

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

RINGKASAN MATERI KALOR, PERUBAHN WUJUD DAN PERPINDAHAN KALOR

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

IR. STEVANUS ARIANTO 1

[1.7 Hukum Kekekalan Energi]

BAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat

Fisika Dasar. Gerak Jatuh Bebas 14:12:55. dipengaruhi gaya. berubah sesuai dengan ketinggian. gerak jatuh bebas? nilai percepatan gravitasiyang

KINEMATIKA GERAK LURUS

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika GERAKAN SATU DIMENSI. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

MODUL 2. Gerak Berbagai Benda di Sekitar Kita

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

Fungsi Bernilai Vektor

BAB MOMENTUM DAN IMPULS

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Oleh : Danny Kurnianto; Risa Farrid Christianti Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI

BAB III TITIK BERAT A. TITIK BERAT

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)

v dan persamaan di C menjadi : L x L x

ARUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GERAK ELEKTRIK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK TELUK LEMBU DENGAN BENTUK KONSTRUKSI GRID (KISI-KISI)

Fisika Proyek Perintis I Tahun 1979

Pekan #3. Osilasi. F = ma mẍ + kx = 0. (2)

B a b 1 I s y a r a t

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Model dan Contoh Numerik

Hendra Gunawan. 28 Maret 2014

Chapter 4. hogasaragih.wordpress.com 1

Hitung penurunan pada akhir konsolidasi

BAB III POWER MESIN TEKUK YANG DIBUTUHKAN UNTUK PROSES PENEKUKAN ACRYLIC

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Kinematika. Posisi ; kedudukan suatu benda disuatu saat relatif terhadap suatu titik acuan.

BAB I PERSAMAAN GERAK

Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. SAINTEK Fisika Kode:

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

SUHU DAN KALOR PERAMBATAN KALOR

III. METODE PENELITIAN

Soal UN Fisika Paket A. 01. Tebal balok diukur dengan menggunakan jangka sorong seperti gambar!

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pertanyaan berhubungan dengan elektroskop yang ditunjukan pada gambar di bawah.

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN

7/1/2008. Δvx. Carilah perpindahan, kecepatan rata rata dan laju rata rata

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

GETARAN. Contoh : Sebuah bandul berayun 90 ayunan dalam 1 menit, hitunglah berapa frekuensi ayunan tersebut? Jawab : f =

SOAL UN FISIKA PAKET B. 1. Tebal balok diukur dengan menggunakan jangka sorong seperti gambar!

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Xpedia Fisika. Kapita Selekta - Set 01 no Pertanyaan berhubungan dengan elektroskop yang ditunjukan pada gambar di bawah.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

KUAT ARUS DAN BEDA POTENSIAL Kuat arus adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir melalui suatu penghantar tiap detik.

B a b. Aplikasi Dioda

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 LANDASAN TEORI

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Pertemuan IX, X V. Struktur Portal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

Chapter 7. hogasaragih.wordpress.com

III KERANGKA PEMIKIRAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

II LANDASAN TEORI 2.1 Persamaan Dasar Fluida

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ULANGAN IPA BAB I GERAK PADA MAKHLUK HIDUP DAN BENDA

III. METODE PENELITIAN

(Indeks Rata-rata Harga Relatif, Variasi Indeks Harga, Angka Indeks Berantai, Pergeseran waktu dan Pendeflasian) Rabu, 31 Desember 2014

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hubungan antara koefesien konsolidasi arah horizontal dan vertikal

Transkripsi:

BAB III ANALISA MODEL ROBOT TANGGA 3.1 Gambaran Umum Robo Meode naik angga yang dierapkan pada model robo ugas akhir ini, yaiu meode karol dan rasio diameer roda-inggi anak angga/undakan. Gambar 3.1 Ilusrasi Robo Bergerak Menuju Tangga 18

Unuk iu diperlukan analisa keseimbangan mekanika sais dan dinamis dalam penerapan kedua meode ersebu saa robo menaiki anak angga/undakan. Hasil analisa ini akan digunakan unuk melengkapi perancangan desain mekanik robo. 3. Roda Depan Meode pengangkaan bagian depan robo merupakan meode menaiki angga yang mengadapasi cara manusia menaiki angga dengan memanfaakan karol eap. Karol Karol merupakan salah sau aplikasi lengan kuasa sederhana. Torka yang dikerjakan pada karol adalah perkalian anara gaya yang dikerjakan pada ali dengan jari-jari karol. Dengan analisa orka ini maka moor yang akan digunakan unuk menggerakkan karol harus memiliki orka yang lebih besar dari orka karol ersebu. Karol idak eap memiliki keunungan mekanis lebih dari sau sehingga orka karol bisa diperkecil. F C F A F B ( ) Torka= r F A F B Gambar 3. Gaya-Gaya Pada Karol 19

F C adalah gaya yang menahan karol idak jauh dan merupakan resulan gaya bera karol, F A, dan F B. Beriku ini ilusrasi pengangkaan roda depan dengan karol saa akan menaiki anak angga/undakan dan analisa gaya yang bekerja pada meode ini, F s a y M g Gambar 3.3 Bagian Depan Robo Saa Roda Depan Diangka Pada gambar diaas roda depan mulai erangka dari permukaan akiba gaya arik servo, pada kondisi ersebu dierapkan hukum Newon F M g = M a s s F = M F = M a y ( g + a )...() 1 y y 0

F s merupakan T karena idak ada gaya lain yang bekerja pada arah horizonal. Percepaan pengangkaan beban sanga dipengaruhi oleh keinggian/posisi beban dari permukaan dan waku yang diinginkan/dibuuhkan unuk mengangka beban ke posisi yang diinginkan (y ). Hukum kekekalan energi menyaakan, Ek awal + E pawal = Ek akhir + E p akhir Pada kondisi diaas, energi kineik dihasilkan akiba kecepaan gerak roda ke aasbawah sedangkan energi poensial muncul akiba posisi roda yang berubah dalam arah verikal 1 v v M o o vo = g = g = M g ( y y ) ( y yo ) ( y y ) = gy...() o o dengan menggabungkan hasil diaas dan analisis GLBB (Gerak Lurus Berubah Berauran) pada proses pengangkaan roda depan maka didapakan percepaan roda hingga mencapai keinggian erenu a y = ke. F s : Gaya arik servo (N) gy. T : Tegangan ali (N) M : Massa robo bagian depan yang erangka (kg) 1

g : Percepaan graviasi (m/s ) y y o : Posisi akhir bagian depan robo erhadap permukaan (cm) : Posisi awal bagian depan robo (cm) y -y o : y keinggian (cm) h : Tinggi anak angga/undakan v o : Kecepaan linear pengangkaan beban (bagian depa robo) (m/s) : Waku yang dibuuhkan unuk mengangka bagian depan robo (s) Beberapa asumsi digunakan unuk mempermudah analisa dianaranya, gaya gesek karol-ali sanga kecil. Pada akhirnya didapakanlah besar gaya yang harus dimiliki R/C Servo unuk mengangka roda depan yaiu gy F s = M g +. 3.3 Roda Belakang Pada meode ini diperlukan analisa mekanika dinamis pada roda belakang dan orka moor karena idak ada gaya luar yang menggerakkan roda belakang kecuali orka moor gear. Selain iu diperlukan analisa diameer roda belakang unuk mengeahui keinggian anak angga/undakan maksimal yang masih bisa dilewai roda belakang. Secara eoriis dibuuhkan orka yang besar unuk menggerakkan roda di lanai berundak dan mengaasi gaya gesek roda dengan permukaan

Gambar 3.4 Roda Belakang Unuk menghiung orka moor yang dibuuhkan oleh roda belakang unuk menaiki anak angga/undakan diperlukan analisa gaya pada saa roda belakang erangka. Gambar 3.5 Analisa Gaya Saa Roda Berumpu Pada Tiik O 3

Keseimbangan mekanis pada iik umpu O, F. x = F r r ( r h) M 1g. x 1/ ( rh h) M 1g( rh h) = ( r h) = 0 1/...(3) Sehingga gaya dorong minimun moor harus memenuhi persamaan diaas F r : Gaya dorong moor (N) M 1 : Massa robo bagian belakang yang erangka (kg) g : Percepaan graviasi (m/s ) F g3 : Gaya gesek pada iik umpu (N) N 3 : Gaya normal dengan permukaan senuh undakan. Berdasarkan analisa diaas, dapa dicari hubungan diameer roda belakang dan inggi anak angga/undakan, N 3 F r r cos θ Gambar 3.6 Analisa Diameer Roda -Tinggi Undakan 4

Berdasarkan persamaan (3) bisa dicari hubungan keinggian anak angga/ undakan dan jari-jari roda belakang, yaiu h = r r cosθ Oleh karena iu, sudah dapa diperkirakan bahwa roda idak akan mampu menaiki anak angga/undakan dengan keinggian >= jari-jari roda N 1 N 3 F r M 1 g Gambar 3.7 Tinggi Undakan Lebih Besar Dari Jari-Jari Roda Apabila roda menabrak anak angga/undakan seperi pada gambar diaas, maka Fr dan N 3 akan selalu merupakan pasangan gaya aksi reaksi sehingga roda idak akan mampu menaiki anak angga/undakan. 5