BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

nilai tertinggi nilai terendah (log n) (log 32)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dan dalam bahasa inggris disebut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Oktober 2016 dan Selasa, 18 Oktober Tahap pra siklus ini bertujuan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 03 Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. meningkatkan sikap peduli lingkungan dan prestasi belajar siswa materi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN TINDAKAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di sekolah Dasar Negeri Mangunsari 01 Salatiga yang merupakan salah satu SD dengan subjek penelitian siswa kelas 4 sebanyak 45 siswa dan sekolah terletak di wilayah Salatiga. Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 01 terletak di Jl. Hasanudin N0 87 Salatiga Jawa tengah. Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Mangunsari 01 dengan jumlah siswa 45 anak. Lingkungan sekolah masih bagus dan fasilitas nya cukup lengkap, posisi tempat duduk 1 meja untuk 2 siswa, ruangan cukup luas sehingga dapat membuat siswa merasa nyaman pada saat belajar. Jumlah keseluruhan murid yang ada di SD Negeri Mangunsari 01 Salatiga Kecamatan Sidomukti. dari kelas 1 sampai kelas 4 adalah sebanyak 270 siswa dengan karakteristik yang berbeda-beda baik bakat maupun kemampuan intelegensinya. Agama yang mereka anut mayoritas adalah beragama Islam. Jumlah tenaga pendidik di SD ini ada sebayak 12 orang. terdiri dari kepala sekolah 1 orang, guru kelas 6 orang, guru komputer dan perpustakaan 2 orang, guru bahasa inggris 1 orang, guru agama Kristen 1 orang, guru agama islam 1 orang dan 1 karyawan/penjaga sekolah. Adapun alasan yang menjadi pertimbangan penelitian memilih SD Negeri Mangunsari 0I Salatiga adalah berangkat dari pengalaman selama peneliti melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SD tersebut. Melihat dari proses pembelajaran IPA. Motivasi belajar siswa masih rendah dan hasil belajar IPA siswa kelas 4 KKM nya masih banyak yang belum tuntas. Siswa pada saat pembelajaran berlangsung sibuk bermain sendiri, dan ada yang menganggu temannya. Siswa terlihat jenuh dan bosan ketika mendengar penjelasan guru yang menggunakan metode ceramah. Guru hanya menjelaskan konsep tanpa ada kegiatan yang mendukung siswa agar merasa termotivasi untuk mengikuti pelajaran sampai selesai. Oleh karena itu peneliti memilih kelas 4 SD Mangunsari 0I Salatiga sebagai subjek penelitian dengan bahan penelitian yaitu 46

47 untuk mengetahui efektivitas penggunaan pendekatan pembelajaran dengan metode inquiri terhadap motivasi belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA 4.2 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanakan ini akan dijelaskan mengenai kondisi awal motivasi dan hasil belajar siswa sebelum penelitian dilakukan atau sering disebut tahap prasiklus, kemudian akan dibandingkan dengan keadaan setelah dilakukan tindakan tindakan pada siklus 1 dan siklus 2. Sehingga dapat diketahui apakah ada peningkatan setelah dilakukan tindakan menggunakan metode inquiri. 4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) Dalam deskripsi kondisi awal ini akan dipaparkan mengenai hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Selain itu akan dipaparkan mengenai motivasi siswa dalam pelajaran IPA. A. Deskrispsi Hasil Belajar Awal Siswa Dalam tahap pra siklus metode pembelajaran yang dilakukan masih konvensional yakni dengan berceramah. Proses transfer materi pelajaran yang disampaikan didominasi oleh guru. Dominasi yang dilakukan menimbulkan komunikasi dalam pembelajaran hanya berjalan satu arah. Siswa bertindak hanya sebagai pendengar. Pembelajaran ini menyebabkan siswa pasif dalam kegiatan belajar mengajar. Ketidak aktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar menjadi salah satu faktor yang menyebabkan hasil belajar menjadi kurang maksimal. Ketika kegiatan belajar mengajar berpusat pada guru, siswa pasif dalam kegiatan belajar mengajar sehingga tidak mengalami proses yang bermakna. Maka pengetahuan yang disampaikan tidak dapat diterima dengan maksimal. Pelaksanan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 01 dilaksanakan setiap hari Selasa dan Rabu. Jam pelajaran yang ditentukan hari selasa pada jam kedua sampai jam pelajaran ke empat, sedangkan hari Rabu pada jam pelajaran kedua sampai jam pelajaran ketiga. Motivasi belajar dan hasil belajar yang kurang maksimal nampak dalam hasil tes evaluasi pra siklus yang telah dilakukan oleh guru. Berdasarkan hasil

48 angket dan hasil tes pra siklus. Berikut tabel 4.1 yang menunjukkan hasil belajar siswa secara kognitif pada tahap pra siklus : Praktek pembelajaran pertama dilaksanakan dengan pokok Sumber energi panas dalam kehidupan sehari-hari sub pokok bahasan panas yang dihasilkan oleh gesekan batu. Dalam siklus 1 ini dilakukan melalui dua kali pertemuan dengan rinciannya sebagai berikut: Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Sebulum Tindakan No Interval Nilai Sebelum Tindakan Keterangan Jumlah Persentase (%) 1 85-89 4 8,88% Tuntas 2 80-84 7 15,55% Tuntas 3 75-79 9 20% Tuntas 4 70-74 7 15,55% Tidak tuntas 5 65-69 8 17,77% Tidak tuntas 6 60-64 8 17,77% Tidak tuntas 7 50-59 2 4,44% Tidak tuntas 8 < 50 Tidak tuntas Jumlah 100 KKM 75 Rata-rata 77,55 Nilai tertinggi 85 Nilai terendah 65 Siswa yang Tuntas 20 Siswa yang Belum Tuntas 25 Mengacu pada tabel 4.1 di atas, diketahui bahwa perbandingan siswa yang belum mencapai KKM adalah 25 siswa atau sebesar 4,44.%, sedangkan siswa yang tuntas dari KKM adalah 20 siswa 4,44 %. Uraian siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM seperti diuraikan melalui tabel 4.1 diatas yaitu bahwa siswa yang mendapat nilai < 60-64 sebanyak 8 siswa dengan persentase sebesar 17,77%, siswa yang mendapatkan nilai pada interval nilai 65 69 sebanyak 8 siswa dengan persentase sebesar 17,77%. siswa yang mendapatkan nilai pada interval 60-64 sebanyak 8 siswa, dengan persentase sebesar 17,77%. Sementara siswa yang tuntas KKM, yang mendapatkan nilai pada interval nilai 75 79 sebanyak 9 siswa dengan persentas 20%; siswa yang mendapatkan nilai pada interval nilai 75-79

49 dan 80 84 sebanyak 7 siswa atau 15.55%. Nilai rata-rata yang diperoleh kelas adalah 77.55% dengan perolehan nilai terendah yaitu 60 dan tertinggi 80-89. Tabel 4.2 Persentase Kondisi Awal (Pra Siklus) No Nilai Sebelum Tindakan Keterangan Jumlah Persentase Siswa 1 25 55,55% Belum tuntas 2 20 44,44% Tuntas Jumlah Rata-rata 77,55 Nilai tertinggi 80,84 Nilai terendah 60,64 Persentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas 4 SDN Mangunsari 01 Kecamatan Sidomukti Kabupaten Semarang, sebelum dilakukan tindakan, diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM = 75) sebanyak 25 siswa atau 55,5 % dari total keseluruhan siswa; sedangkan siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 20 siswa atau 44,4% dari total seluruh siswa. B. Deskripsi Kondisi Awal Motivasi Siswa Sebelum tindakan peneliti ingin mengetahui kondisi awal kelas 4 tentang motivasi belajar, maka peneliti menyebarkan angket kepada siswa kelas 4 dan hasilnya terdapat pada tabel 4.3 Tabel 4.3 Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Kondisi Awal Kategori Rentan Nilai Frekuensi Prosentase ST 130-150 7 15% T 105-129 8 17,7% S 80-104 12 26,6% R 55-79 11 24,4% SR 30-54 7 15% Jumlah 45 100%

50 Dari tabel 4.3 kondisi awal motivasi belajar siswa dapat dideskripsikan bahwa siswa yang memiliki motivasi sangat tinggi ada 7 anak ( 15% ), siswa yang memiliki motivasi tinggi ada 8 anak (17,7% ), siswa yang memiliki motivasi sedang ada 12 anak (26,6%), siswa yang memiliki motivasi rendah ada 11 anak (24,4%), sedangkan siswa yang memiliki motivasi sangat rendah 7 anak (15,5%). Sebelum tindakan, siswa yang mendapatkan nilai pada rentang nilai antara 80-85 adalah 21 siswa dengan persentase 46,66%, berubah menjadi 5 siswa pada siklus 1 dengan persentase 27.78%. Sebelum tindakan, siswa yang mendapatkan nilai pada rentang nilai 75-80 22 siswa dengan persentase yaitu 48,88%, berubah menjadi siswa dengan persentase 78%. Sementara itu, siswa yang mendapatkan nilai pada rentang nilai 90 baik sebelum tindakan maupun setelah tindakan pada siklus 1 berjumlah tetap yaitu 3 siswa dengan persentase 6,66%. Nilai rata-rata siswa meningkat dari awal sebelum tindakan yaitu 77,55% menjadi 78% pada siklus 1. Nilai terendah dicapai dengan nilai 65 dan nilai tertinggi adalah 90. Rekapitulasi perolehan hasil belajar pada siklus 1 tersebut, disajikan pada gambar berikut ini: 4.4.1 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1 A. Perencanaan Hasil evaluasi pra siklus menjadi acuan untuk mengambil tindakan yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa. Persiapan yang dilakukan peneliti untuk melaksanakan pertemuan pertama ini adalah mempersiapkan instrumen, alat dan bahan untuk penelitian agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal B. Pelaksanaan Tindakan Pertemuan pertama Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 12 April 2013 melalui beberapa kegiatan sebagai berikut: 1. Kegiatan Awal Kegiatan awal yang dilakukan oleh peneliti pada pertemuan 1 ini, meliputi beberapa kegiatan seperti membuka pembelajaran dengan salam, berdoa, mengabsen, mengecek kerapian siswa, mengatur tempat duduk siswa, meminta

51 siswa untuk mengumpulkan PR yang diberikan pada pertemuan sebelumnya, dan melakukan apersepsi. Apersepsi diberikan dalam bentuk pertanyaan: Meminta siswa memperhatikan bagian sendok yang di bakar di api lilin. Setelah memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukan, guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam pembelajaran itu. Setelah penjelasan tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dilanjutkan pada tahap berikutnya, yaitu kegiatan inti. 2. Kegiatan inti Setelah dilakukan menjelaskan tujuan pembelajaran, guru membagikan alat-alat berupa benda nyata, yang akan digunakan dalam percobaan. Langkah berikut yang dilakukan guru adalah memberikan pemaparan dan penjelasan materi sumber energi panas yang terdapat dilingkungan sekitar yaitu korek api. Setelah memberikan pemaparan tentang materi sumber panas dalam kehidupan sehari-hari, guru menginstruksikan kepada masing-masing kelompok untuk berdiskusi tentang materi, dan selanjutnya menuntun siswa untuk melakukan pengamatan. Hasil pengamatan siswa kemudian didiskusikan dalam kelompok dan selanjutnya dipresentasikan di depan kelas. 3. Kegiatan akhir Pada kegiatan ini, guru bersama-sama dengan siswa mengambil kesimpulan tentang materi yang baru saja dipelajari. Sebelum menutup pelajaran, guru memberikan tes tentang materi yang baru saja dipelajari, juga materi dari pertemuan I sebelumnya. Demi memperkuat pemahaman pada materi yang baru saja diberikan, guru memberikan tugas kepada siswa. Pada bagian akhir, guru juga mengingatkan bahwa akan masih ada pertemuan berikutnya membahas materi yang sama, dengan sub materi yang berbeda. C. Observasi Pada siklus 1 pertemuan pertama dan kedua yang diamati adalah hasil revisi keseluruhan aktivitas atau proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas. Fokus amatannya adalah bagaimana penerapan metode pembelajaran inquiri dan benda nyata dalam pembelajaran IPA materi sumber panas; juga

52 bagaimana respons siswa dalam melakukan pembelajaran dengan metode Inquiri dan media benda nyata. D. Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Seperti pada siklus 1, dalam siklus 2 ini penelitti di bantu oleh guru lain dalam mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlansung. Guru tersebut berperan sebagai observer. Rincian aktivitas guru dan aktivitas siswa sebagai berikut ini. 1. Observasi Aktivitas guru Pelaksanaan observasi aktivitas guru selama mengajar pada siklus 2 pertemuan 1 dilaksankan pada hari Selasa, 12 April 2013 dan pertemuan 2 dilaksanakan pada Rabu 14 April 2013. Berdasarkan observasi aktivitas guru dapat diperoleh data sebagai berikut.

53 Tabel 4.4 LEMABAR OBSERVASI GURU SIKLUS 1 DAN 2 SISWA KELAS 4 DALAM PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRI Nama : Elisabet Meme Mapel : IPA NIM : 292009310 Waktu : 2 x 35 menit SD/Kelas : SD Negeri Mangunsari 01 / 4 No Aspek Kinerja Guru Pertemuan 1 Pertemuan 2 No Aspek Kinerja Guru Pertemuan 1 Pertemuan 2 Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak 1 Memeriksa kesiapan siswa 1 Memeriksa kesiapan siswa 2 Melakukan apersepsi tanya jawab 2 Melakukan apersepsi tanya jawab 3 Menyampaikan tujuan pembelajaran 43 Menyampaikan gambaran tujuan 5 Guru pembelajaran menyajikan pertanyaan atau permasalahan 64 Guru Menyampaikan membimbing gambaran siswa 5 mengidentivikasi Guru menyajikan masalah pertanyaan dan atau masalah ditulis dipapan tulis 7 Guru permasalahan membagi siswa kedalam 6 beberapa Guru membimbing kelompok siswa 8 Guru memberikan kesempatan kepada mengidentivikasi siswa untuk masalah curah pendapat dan dalam masalah bentuk ditulis hipotensis dipapan tulis 9 Guru membimbing siswa dalam 7 menentukan Guru membagi hipotensis siswa kedalam 10 Guru beberapa memberi kelompok kesempatan kepada siswa untuk menentukan langkahlangkah Guru memberikan percobaan kesempatan 8 11 Guru kepada membimbing siswa untuk siswa curah mengurutkan langkah-langkah percobaan pendapat dalam bentuk hipotensis 12 9 Guru membimbing siswa siwa dalam mendapatkan informasi melalui informasi menentukan percobaan hipotensis 13 10 Guru memberi kesempatan pada tiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan kepada siswa data untuk yang menentukan terkumpul 14 Guru langkah-langkah membimbing percobaan siswa dalam membuat kesimpulan Total 11 14 item pertayaan 7 15 12 11

54 Tabel 4.5 LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN BELAJAR SISWA SIKLUS 1 DAN SIKLUS 2 PERTEMUAN 1 DALAM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRI Nama guru : Sri Damayati Y, S.P Mapel : IPA SD/Kelas : SD Negeri Mangunsari Waktu: 2 x 35 menit 01 No ASPEK YANG DIAMATI Kemunculan 1 Perhatian 1. Mempunyai perhatian untuk tahu dan mengerti terhadap IPA 2. Mempunyai perhatian untuk memahami materi pelajaran 3. Mempunyai perhatian untuk menyesuaikan soalsoal dalam pelajaran 2 Keterkait an 3 Rasa senang 4. Antusias dalam belajar 5. Ada keterkaitan untuk menyelesaikan soal-soal pelajaran 6. Antusias untuk mengulangi pelajaran di rumah 7. Menunjukan keterkaitan dalam belajar 8. Belajar karena ada tugas dari guru 9. Memahami bahan pelajaran dengan rasa senag. 10. Belajar tanpa ada paksaan 11. Belajar karena kebutuhan 12. Mampu menyelesaikan soal-soakl dengan rasa senang Ya Tidak Ya Tidak Total 12 item pertanyaan 9 10 14 12

55 E. Refleksi dan tindak lanjut Refleksi merupakan tahap analisis melihat kelemahan-kelemahan, kekurangan-kekurangan maupun kelebihan-kelebihan yang perlu diperbaiki dan dipertahankan pada siklus selanjutnya. Berdasarkan pada hasil observasi melalui kinerja guru dan aktivitas siswa, dilakukan diskusi dengan guru agar dilakukan perbaikan pada kinerja guru maupun aktivitas siswa pada siklus berikutnya. Adapun berdasarkan hasil diskusi dengan guru, maka hal-hal yang perlu untuk menjadi masukan perbaikan pada siklus 1, antara lain: a. Guru a. Mengupayakan agar ada kesesuaian antara antara apersepsi dengan pokok bahasan yang dibahas. b. Mengupayakan agar memilih sumber belajar dalam hal ini dengan penemuan dapat meningkatkan semangat belajar dan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. c. Perlu melibatkan siswa secara langsung maupun tidak langsung dalam pemanfataan media benda nyata. d. Perlu membangun interaksi yang bersifat positif atau interaksi yang nyaman antara guru dan siswa. e. Perlu untuk membimbing kelompok-kelompok belajar dalam berdiskusi. f. Perlu untuk mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok dalam mempresentasikan hasil kerjanya. b. Siswa 1. Agar siap menerima pelajaran. 2. Agar mendengarkan secara baik penjelasan kompetensi yang hendak dicapai dalam pembelajaran yang akan berlangsung. 3. Agar menjadi dalam bertanya ketika guru menjelaskan materi pelajaran. 4. Agar terjadi interaksi yang positif, yang nyaman dan saling mendukung, dalam diskusi diantara para siswa.

56 5. Agar terlibat penuh dalam pembelajaran. 6. Agar memiliki keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapatnya ketika diberikan kesempatan untuk bertanya ataupun menanggapi. 7. Agar termotivasi dan antusias selama mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan metode inquiri dan media benda nyata. 8. Agar tertarik mempelajari materi dengan media benda nyata yang ditentukan oleh guru. 9. Agar merasakan dan mengalami terbimbing selama proses pembelajaran berlangsung. 10. Agar menjadi aktif dalam mengajukan pertanyaan kepada guru tentang materi sumber-sumber energi panas dalam kehidupan seharihari belajar siklus 1 disajikan dalam tabel 4.6. Tabel 4.6 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus 1 No Nilai Siklus I Keterangan Jumlah Persentase (%) Siswa 1 < 78 35 77,77% Tuntas 2 22 10 22,22% Belum tuntas Jumlah 45 100% Rata-rata 78 Nilai tertinggi 90 Nilai terendah 65 Persentase ketuntasan belajar siswa sebelum dilakukan tindakan diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 10 siswa atau 22,22%; sedangkan yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 35 siswa dengan persentase 77,77%. Kondisi ini berubah setelah dilaksanakan tindakan pada siklus 1, dimana siswa yang berhasil lulus KKM sebanyak 35 siswa atau 77,77% dan siswa yang belum berhasil lulus KKM sebanyak 10 siswa atau 22,22%. Berikut persentase hasil belajar siklus 1 disajikan pada gambar di bawah ini

57 Tabel 4.7 Perbandingan Presentase Ketuntasan Siklus Kondisi Awal dan Siklus 1 Kondisi Awal Siklus I No. Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) Jumlah Siswa Persentase (%) 1 Tuntas 20 7,55 35 79% 2 Belum Tuntas 25 44,44% 10 22% Jumlah 45 100% 45 100% Mengacu pada tabel 4.7 di atas, diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah maupun persentase ketuntasan hasil belajar siswa. Sebelum tindakan, jumlah siswa yang tuntas yaitu 20 siswa dengan persentase 7,55%, meningkat menjadi 35 siswa pada siklus 1 dengan persentase 66.67% atau terjadi kenaikan 44.44%. Sedangkan jumlah siswa yang belum tuntas pada siklus 1 yaitu 35 siswa dengan persentase 79% dan turun menjadi 3 siswa dengan persentase 6,66%, setelah diberikan tindakan pada siklus 1; atau mengalami penurunan 22%%. Penilaian belajar siswa dilakukan pada akhir siklus 1 pertemuan 2, dalam bentuk tes tertulis pilihan ganda. Hasil belajar siswa dapat disajikan dalam tabel 4.8 berikut ini: Tabel 4.8 Perbandingan Nilai Siswa Sebelum Tindakan dengan Siklus 1 Siswa Tuntas Siswa Belum Tuntas No. Pembelajaran Frekuensi % Frekuensi % 1. Kondisi Awal 20 4,44% 25 55,55% 2. Siklus 1 35 78% 10 22% Pada siklus 1 pertemuan pertama dan kedua, berdasarkan hasil skor penilaian yang berjumlah 45 atau persentasenya adalah 100%. Meskipun berada pada kategori cukup baik, namun secara umum dapat dikatakan pembelajaran pada siklus 1 dilaksanakan kurang maksimal. Pembelajaran berlangsung kurang

58 maksimal, karena jika diamati tiap item pada lembar aktivitas masih terdapat beberapa kekurangan yaitu: (1) siswa belum siap menerima pelajaran, karena pada item ini skor yang diperoleh adalah 2 atau berada pada kategori kurang baik; (2) siswa juga belum mendengarkan secara baik penjelasan kompetensi yang hendak dicapai dalam pembelajaran yang akan berlangsung; (3) siswa juga masih kurang baik tingkat keaktifannya dalam bertanya ketika guru menjelaskan materi pelajaran; (4) disamping itu, ditemukan bahwa belum ada interaksi yang positif, yang nyaman dan saling mendukung, dalam diskusi diantara para siswa; (5) keterlibatan siswa juga masih kurang dalam pembelajaran. Hal ini disebabkan karena kebiasaan siswa yang hanya mendengarkan ceramah guru, sehingga ketika diminta untuk menjadi partisipan aktif dalam belajar, tampak bahwa siswa masih sangat canggung dengan hal ini; (6) ditemukan juga bahwa keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapatnya ketika diberikan kesempatan untuk bertanya ataupun menanggapi, masih juga berada pada kategori kurang baik; (7) tampak juga bahwa siswa belum termotivasi dan antusias selama mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan metode inquiri dan media benda nyata; (8) tampak juga bahwa siswa belum merasa tertarik mempelajari materi dengan media benda nyata yang ditentukan oleh guru; (9) siswa juga merasa belum terbimbing selama proses pembelajaran berlangsung; dan (10) siswa masih pasif dalam mengajukan pertanyaan kepada guru tentang materi sifat-sifat sumber panas yang belum dipahami. Penelitian ini adalah penelitian tindakan, dalam maksud untuk memperbaiki situasi pembelajaran di kelas. Berdasarkan hasil pengamatan pada kinerja guru maupun aktivitas siswa, dengan hasil seperti dipaparkan di atas, maka dapat dipastikan bahwa kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran, akan berkontribusi langsung pada hasil belajar siswa. Deskripsi Motivasi belajar siklus 1 Penelitian dilakukan di kelas 4 SDN Mangunsari 01 pada semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 45 siswa pada pelajaran IPA, khususnya materi pokok Sumber Energi panas dalam kehidupan sehari-hari.

59 Banyak kategori Interval 154-30 =124 5= 24,8 Sebelum tindakan peneliti ingin mengetahui kondisi awal kelas 4 tentang motivasi belajar, maka peneliti menyebarkan angket kepada siswa kelas 4 dan hasilnya terdapat pada tabel 4.9. Tabel 4. 9 Hasil Angket Motivasi Belajar IPA Siswa Siklus 1 Kategori Rentan Nilai Frekuensi Prosentase ST 130-154 9 20% T 105-129 10 22,2% S 80-104 12 26,6% R 55-79 9 20% SR 30-54 5 11,1% Jumlah 45 100% Dari tabel 4.9 pada siklus 1 ini motivasi belajar siswa dapat dideskripsikan bahwa siswa yang memiliki motivasi sangat tinggi ada 9 anak ( 20% ), siswa yang memiliki motivasi tinggi ada 10 anak (22,2% ), siswa yang memiliki motivasi sedang ada 12 anak (26%), siswa yang memiliki motivasi rendah ada 9 anak (20%), sedangkan siswa yang memiliki motivasi sangat rendah 5 anak (11,1%) Pertemuan kedua Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 19 April 2013 melalui beberapa kegiatan sebagai berikut: 4.4.2 Pelaksanaan Siklus 2 1. Perencanaan Berdasarkan refleksi pada siklus 1, maka dalam perencanaan ini hal-hal yang rencananya akan dilaksanakan dalam pelaksanaan tindakan pada siklus 2 antara lain: 1. Merevisi kembali apersepsi yang telah disusun pada RPP sebelumnya, dimana apersepsi yang direncanakan pada siklus 2 ini, agar lebih sesuai dengan materi pelajaran yang akan diberikan.

60 2. Merevisi benda-benda nyata yang akan digunakan, agar dapat meningkatkan semangat dan pemahaman belajar siswa. 3. Memposisikan diri sebagai fasilitator dalam kelas, agar siswa dapat terlibat secara penuh dalam pembelajaran. 4. Menjadi lebih rileks dan lebih terbuka, agar siswa menjadi lebih nyaman selama proses pembelajaran. 5. Merencanakan membimbing kelompok-kelompok belajar siswa, melalui mendampingi siswa selama melakukan diskusi, memberikan petunjukpetunjuk agar siswa lebih mudah menemukan jawaban atas soal-soal yang sedang didiskusikan. 6. Memberikan evalusi pada hasil diskusi, termasuk memberika penghargaan berbentuk pujian dan motivasi kepada siswa maupun kelompok yang antusias dalam melakukan diskusi. 2. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan siklus 2 dilksanakan pada hari selasa 19 April 2013 Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada pertemuan 2 diawali dengan guru mengucapkan salam, pengondisikan kelas, mengajak siswa berdoa, serta memprensensi siswa untuk mengetahui siswa yang hadir di kelas pada hari itu. Kemudian guru menyampaikan cakupan materi yang akan di pelajari serta menyampaikan tujuan pembelajaran. 1. Kegiatan awal Kegiatan awal yang dilakukan oleh peneliti meliputi beberapa kegiatan seperti yang telah didesain dalam revisi rencana pembelajaran yaitu membuka pembelajaran dengan salam, berdoa, mengabsen, mengecek kerapian siswa, mengatur tempat duduk siswa, juga mengatur suasana agar lebih nyaman dan melakukan apersepsi. Apersepsi diberikan dalam bentuk pertanyaan: meminta siswa memperhatikan sebuah kaleng susu bekas permukaannya ditutup dengan balon dan diikat menggunakan karet gelang serta mengetarkan balon tersebut dengan cara memukul bagian tengahnya denga lidi. Apakah yang terjadi saat lidi dipukul pada balon tersebut? Pertanyaan yang diajukan adalah pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan pada hari itu, yaitu salah satu sumber

61 panas. Setelah memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukan, guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam pembelajaran itu. Setelah penjelasan tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dilanjutkan pada tahap berikutnya, yaitu kegiatan inti. 2. Kegiatan inti Setelah dilakukan menjelaskan tujuan pembelajaran, guru membagikan alat-alat berupa benda nyata, yang akan digunakan dalam percobaan. Benda nyata yang digunakan adalah kaleng susu bekas, balon. Langkah berikut yang dilakukan guru adalah memberikan pemaparan dan penjelasan materi sumber bunyi dalam dalam kehidupan sehari-hari. Setelah memberikan pemaparan tentang materi sumber bunyi, guru menginstruksikan kepada masing-masing kelompok untuk terlebih dahulu melakukan percobaan agar memahami pertanyaan apersepsi, termasuk materi sumber bunyi yaitu sebuah kaleng susu bekas permukaanya di tutup dengan balon dan diikat menggunakan karet gelang serta mengetarkan balon tersebut dengan cara memukul bagian tengahnya dengan lidi. Selanjutnya, siswa diminta berdiskusi tentang materi. Selama diskusi kelompok, guru berkeliling ruangan, bertanya kepada masing-masing kelompok, kendala-kendala apa saja yang dihadapi kelompok, termasuk guru memberikan petunjuk-petunjuk mengenai kemungkinan jawaban yang harus di diskusikan oleh kelompok. Setelah selesai berdiskusi, guru menuntun dan menunjuk salah satu kelompok untuk mempresentasikan di depan kelas. Selama presentasi, guru menuntun yang lain untuk aktif bertanya, dengan memberikan petunjuk-petunjuk agar siswa mendapatkan ide untuk mengajukan pertanyaan. Dengan cara ini, siswa mulai aktif dalam mengajukan pertanyaan kepada kelompok. Guru juga menuntun kelompok yang presentasi untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan kelompok lain. Ternyata, dengan cara ini, siswa mulai aktif baik mengajukan pertanyaan, maupun mengajukan jawaban, dan sebaliknya siswa melakukan sanggahan atas jawaban-jawaban. Setelah waktu presentasi selesai, tidak lupa guru mengevaluasi presentasi kelompok, juga mengevaluasi tiap-tiap siswa dalam mengajukan pertanyaan maupun mengajukan jawaban atas pertanyaan.

62 3. Kegiatan akhir Setelah semua kelompok selesai melakukan presentasi, guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya pada hal-hal yang belum dipahami. Ada siswa mengacungkan tangan; awalanya guru berpikir bahwa siswa tersebut hendak bertanya, ternyata siswa tersebut mengeluarkan pendapatnya: bu, ternyata metode inquiri menyenangkan ya bu, saya jadi banyak tahu tentang materi yang diajarkan. Dibandingkan kalau dengar saja, saya jadi bosan dan mengantuk. Sebelum menutup pelajaran, guru memberikan tes akhir kepada siswa, juga memberikan pujian dan mengucapkan terimakasih atas kerjasama selama peneliti melakukan penelitian. Guru juga mengingatkan siswa, untuk dapat menggunakan metode Inquiri pada mata pelajaran yang lain, atau mungkin juga dalam membuat rencana-rencana yang lain. 3. Observasi Pada siklus 2 pertemuan pertama dan kedua yang diamati adalah hasil revisi keseluruhan aktivitas atau proses pembelajaran yang berlansung di dalam kelas. Fokus amatanya adalah bagaimana penerapan metode pembelajaran inquiri dan benda nyata dalam pembelajaran IPA materi sumber bunyi; juga bagaimana respons siswa dalam melakukan pembelajaran dengan metode inguiri dan media benda nyata. F. Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Seperti pada siklus 1, dalam siklus 2 ini peneliti di bantu oleh guru lain dalam mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlansung. Guru tersebut berperan sebagai observer. Rincian aktivitas guru dan aktivitas siswa sebagai berikut ini. 1. Observasi Aktivitas guru Pelaksanaan observasi aktivitas guru selama mengajar pada siklus 2 pertemuan 1 dilaksankan pada hari Selasa, 19 April 2013 dan pertemuan 2 dilaksanakan pada Senin 20 April 2013. Berdasarkan observasi aktivitas guru dapat diperoleh data sebagai berikut.

63 Tabel 4.10 LEMABAR OBSERVASI GURU SIKLUS 1 DAN SIKLUS 2 SISWA KELAS 4 DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRI Nama : Elisabet Meme Mapel : IPA NIM : 292009310 Waktu : 2 x 35 menit SD/Kelas : SD Negeri Mangunsari 01 / 4 No Aspek Kinerja Guru Pertemuan 1 Pertemuan 2 No Aspek Kinerja Guru Pertemuan 1 Pertemuan 2 Ya Tidak Ya Tidak 1 Memeriksa kesiapan siswa Ya Tidak Ya Tidak 1 Memeriksa kesiapan siswa 2 tanya jawab 2 Melakukan apersepsi tanya jawab 3 3 Menyampaikan tujuan tujuan pembelajaran pembelajaran 4 4 Menyampaikan gambaran 5 Guru menyajikan pertanyaan atau 5 Guru menyajikan pertanyaan atau permasalahan permasalahan 6 Guru membimbing siswa 6 Guru membimbing siswa mengidentivikasi mengidentivikasi masalah dan masalah dan masalah ditulis dipapan tulis masalah ditulis dipapan tulis 7 Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok 8 Guru memberikan kesempatan 7 Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok 8 Guru memberikan kesempatan kepada siswa kepada untuk curah siswa pendapat untuk dalam curah bentuk pendapat hipotensis 9 Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotensis 10 Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menentukan langkah-langkah percobaan dalam bentuk hipotensis 9 Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotensis 10 Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menentukan langkah- 11 langkah Guru membimbing percobaan siswa mengurutkan langkah-langkah percobaan 11 Guru membimbing siswa mengurutkan langkah-langkah 12 Guru membimbing siwa mendapatkan percobaan informasi melalui informasi percobaan 12 13 Guru Guru membimbing memberi kesempatan siwa pada tiap mendapatkan kelompok untuk informasi menyampaikan melalui hasil informasi percobaan pengolahan data yang terkumpul 13 Guru memberi kesempatan pada 14 Guru membimbing siswa dalam membuat tiap kelompok untuk menyampaikan kesimpulan hasil pengolahan Total data yang terkumpul 7 7 14 Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan Tabel 4.11 Total 14 item pertanyaan 7 15 12 11

64 LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN BELAJAR SISWA SIKLUS 1 DAN SIKLUS 2DALAM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRI Nama guru : Sri Damayati Y, S.P Mapel : IPA SD/Kelas : SD Negeri Mangunsari Waktu: 2 x 35 menit 01 No ASPEK YANG DIAMATI Kemunculan 1 Perhatian 13. Mempunyai perhatian untuk tahu dan mengerti terhadap IPA 14. Mempunyai perhatian untuk memahami materi pelajaran 15. Mempunyai perhatian untuk menyesuaikan soalsoal dalam pelajaran 2 Keterkait an 3 Rasa senang 16. Antusias dalam belajar 17. Ada keterkaitan untuk menyelesaikan soal-soal pelajaran 18. Antusias untuk mengulangi pelajaran di rumah 19. Menunjukan keterkaitan dalam belajar 20. Belajar karena ada tugas dari guru 21. Memahami bahan pelajaran dengan rasa senag. 22. Belajar tanpa ada paksaan 23. Belajar karena kebutuhan 24. Mampu menyelesaikan soal-soakl dengan rasa senang Ya Tidak Ya Tidak Total 12 item pertayaan 9 10 14 12

65 Tabel 4.12 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus 2 No Nilai Siklus 2 Keterangan Jumlah Persentase (%) Siswa 1 < 65 - - Belum tuntas 2 75 Jumlah 45 100% Tuntas Rata-rata 87,11 Nilai tertinggi 90 Nilai terendah 65 Mengacu pada tabel 4.12 di atas, diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah maupun persentase ketuntasan hasil belajar siswa. Sebelum tindakan, jumlah siswa yang tuntas yaitu 45 siswa dengan persentase 100%, meningkat menjadi 45 siswa pada siklus 1 dengan persentase 78% atau terjadi kenaikan 45%, Kemudian mengalami lagi peningkatan pada siklus 2 menjadi 100% atau mengalami kenaikan 100% dibandingkan sebelum tindakan atau 4,44% setelah tindakan pada siklus 1. Sedangkan jumlah siswa yang belum tuntas pada siklus 1 yaitu 10 siswa dengan persentase 22,22% dan turun menjadi 10 siswa dengan persentase 22,22%, setelah diberikan tindakan pada siklus 1; atau mengalami penurunan 22,22%, dan mengalami penurunan lagi menjadi tidak ada lagi siswa yang belum tuntas pada siklus 2. 2. Refleksi dan tindak lanjut Berdasarkan observasi dan analisis hasil tes pada siklus 2 pertemuan pertama terdapat 45 siswa yang tuntas dan siswa belum tuntas belajar tidak ada. Dari hasil pelaksanaan pembelajaran, diketahui bahwa selama guru mengajar pada pembelajaran siklus 2 pertemuan pertama siswa sudah aktif dan semangat dalam mengikuti pembelajaran. Mengacu pada tabel 4.12 di atas, diketahui bahwa terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus 2 dibandingkan dengan pada siklus 1. Jika pada siklus 1, siswa yang tuntas belajar mencapai 35 siswa dari total jumlah keseluruhan siswa, maka pada siklus 2 siswa yang tuntas belajar 45 siswa dengan persentase (100%) dengan uraian sebagai berikut: siswa yang mendapatkan nilai

66 pada interval 80-90 berjumlah 28 siswa dengan persentase 62,22%; tidak ada siswa yang mendapatkan nilai pada interval nilai 65-70 siswa yang mendapatkan nilai pada interval 85-75 ada 8 siswa dengan persentase 26,66%; siswa yang mendapatkan nilai pada interval 95-100 9 siswa dengan persentase 20% Adapun perolehan jumlah siswa yang mendapatkan nilai pada masing-masing interval di bawah, disajikan melalui tabel 4.13 berikut. 4.3 Analisis Data Analisis data dalam hal ini meliputi analisis peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA, pada siklus 1 dan siklus 2. Penelitian ini di analisis dengan menggunakan analisis deskriptif komparatif. yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes siklus 1 dan nilai tes siklus 2 4.3.1 Hasil Belajar dan Ketuntasan Belajar Siswa Siklus 1 No Tabel 4.13 Hasil Belajar dan Ketuntasan Belajar Siswa Siklus 1 Interval Nilai Siklus 1 Jumlah Persentase (%) Keterangan 1 95 100 - - - 2 90 94 3 6,66% Tuntas 3 85 89 10 22,22% Tuntas 4 80 84 11 24,44% Tuntas 5 75 79 11 24,44% Tuntas 6 70 65 7 15,55% Belum tuntas 7 65 69 3 6,66% Belum tuntas 8 60 64 5 5% Belum Tuntas 9 50 59 - Belum Tuntas 10 < 50 - - - Jumlah 45 KKM 75 Rata-rata 78% Nilai tertinggi 90 Nilai terendah 65 65 Siswa yang Tuntas 35 35 Siswa yang Belum Tuntas 10 10 Pada siklus 1 pertemuan pertama dan kedua, berdasarkan hasil skor penilaian yang berjumlah 75 atau persentasenya adalah 77,55%. Meskipun berada

67 pada kategori cukup baik, namun secara umum dapat dikatakan pembelajaran pada siklus 1 dilaksanakan kurang maksimal. Pembelajaran berlangsung kurang maksimal, karena jika diamati tiap item pada lembar kinerja guru masih terdapat beberapa kekurangan yaitu: (1) kesesuaian antara apersepsi dengan pokok bahasan yang dibahas, masih berada pada kategori dilakukan kurang baik; (2) sumber belajar dalam hal ini media nyata yang dipilih guru belum dapat meningkatkan semangat belajar dan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran karena item ini pun masih berada dalam kategori kurang baik; (3) demikian juga pada item melibatkan siswa secara langsung maupun tidak langsung dalam pemanfataan media benda nyata; (4) interaksi yang bersifat positif atau interaksi yang nyaman antara guru dan siswa juga berada pada kategori masih kurang baik; (5) item guru membimbing kelompok-kelompok belajar dalam berdiskusi juga masih berada pada kategori kurang baik; guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok dalam mempresentasikan hasil kerjanya juga berada pada kategori kurang baik. 4.3.2 Hasil Belajar dan Ketuntasan Belajar Siswa Siklus 2 Dari temuan hasil penelitian diperoleh hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada pembelajaran siklus 2. Hasil analisis pengamatan tes pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 yang telah dilakukan diperoleh hasil yang tersaji pada tabel 4.14 di bawah ini: Penilaian belajar siswa dilakukan pada akhir siklus 2 pertemuan 2, dalam bentuk tes tertulis pilihan ganda. Hasil belajar siswa dapat disajikan dalam tabel berikut ini.

68 Tabel 4.14 Hasil Analisis Belajar Siswa Siklus 2 No Interval Nilai Siklus 2 Keterangan Jumlah Persentase (%) 1 95-100 9 20 % Tuntas 2 80-90 28 62, 22% Tuntas 3 85 75 8 17,77% Tuntas 4 80 84 - Tuntas 5 75 79-6 70 74 - - 7 65 69-8 60 64 - - - 9 50 59 - - - 10 < 50 - - - Jumlah 45 100% KKM 75 Rata-rata 87,11 Nilai tertinggi 100 Nilai terendah 65 Siswa yang Tuntas 45 Siswa yang Belum Tuntas Untuk mengukur perubahan hasil belajar IPA siswa, berikut ini disajikan perbandingan hasil belajar maupun persentase ketuntasan belajar IPA siswa sebelum tindakan, setelah tindakan pada siklus 1 dan setelah tindakan pada siklus 2 melalui tabel 4.15 berikut ini: Dari data menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Pada siklus I siswa yang tuntas hasil belajar 35 siswa (78%), siswa yang belum tuntas belajar mencapai 10 dari total 45 siswa, dengan nilai rata-rata pada siklus 1 yaitu 78%. Pada siklus 2, peningkatan hasil belajar meningkat mencapai 45 siswa (100%) dari 45 siswa, nilai rata-rata dari studi awal 100% naik menjadi 45 Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa, dan pelaksanaan pembelajaran dikatakan berhasil, karena semua siswa berhasil lulus dari KKM. Berikut disajikan perbandingan jumlah ketuntasan siswa belajar pada siklus 1 dengan siklus 2

69 No. Tabel 4.15 Jumlah Presentase Ketuntasan Siklus 1 Dan Siklus 2 Nilai Jumlah Siswa Siklus 1 Siklus 2 Persentase (%) Jumlah Siswa Persentase (%) 1 Tuntas 35 78% 45 100 2 Belum Tuntas 10 22,22% - - Jumlah 45 100% 45 100% 4.4.3 Perbandingan Hasil belajar siklus 1 dan siklus 2 Pada pemaparan berikut ini, akan disajikan perbandingan keseluruahan hasil belajar maupun jumlah dan persentase ketuntasan belajar siswa mulai sebelum tindakan, siklus 1 hingga siklus 2. Berikut disajikan perbandingannya melalui tabel berikut ini Tabel 4.16 Perbandingan Hasil Belajar Siklus 1 Dan siklus 2 No Nilai Tuntas Belum Tuntas Jumlah Jumlah % % Siswa Siswa 1 Pra Tindakan 20 4,44% 25 55,5% 2 Siklus I 35 78% 10 22% 3 Siklus II 45 100% - - 100 Mengacu pada tabel 4.16 di atas, diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah maupun persentase ketuntasan hasil belajar siswa. Sebelum tindakan, jumlah siswa yang tuntas yaitu 20 siswa dengan persentase 4,44 %, meningkat menjadi 35 siswa pada siklus 1 dengan persentase 78% atau terjadi kenaikan 91%, Kemudian mengalami lagi peningkatan pada siklus 2 menjadi 100% atau mengalami kenaikan 91% dibandingkan sebelum tindakan atau 77,55% setelah tindakan pada siklus 1. Sedangkan jumlah siswa yang belum tuntas pada siklus 1 yaitu 10 siswa dengan persentase 22,22% meningkat menjadi 45 siswa dengan

70 persentase 100%, setelah diberikan tindakan pada siklus 1; atau mengalami penurunan 22%, dan mengalami penurunan lagi menjadi tidak ada lagi siswa yang belum tuntas pada siklus 2. Dengan hasil ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan metode Inquiri yang berhasil pada pelajaran IPA materi sumber energi panas dalam kehidupan sehari-hari 4 SDN Mangunasri 01 Kota Salatiga Kecamatan Sidomukti, Kabupaten Semarang semester 2 tahun pelajaran 2013. 1. Refleksi Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran pada materi sumber panas dan sumber bunyi, penulis bersama observer melakukan refleksi. Ternyata hasil perbaikan pembelajaran memberikan hasil sesuai yang diharapkan, dimana semua siswa pada siklus 2 berhasil tuntas dalam belajarnya. 2. Refleksi dan tindak lanjut Berdasarkan observasi dan analisis hasil tes pada siklus 2 pertemuan pertama terdapat 45, sehingga perlu diadakan perbaikan pembelajaran. Dari hasil pelaksanaan pembelajaran, diketahui bahwa selama guru mengajar pada pembelajaran siklus 2 pertemuan pertama siswa sudah aktif dan semangat dalam mengikuti pembelajaran. Hasil Tindakan 1. Data Temuan Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 Dari temuan hasil penelitian diperoleh hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada pembelajaran siklus 1. Hasil analisis pengamatan tes pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 yang telah dilakukan diperoleh hasil yang tersaji pada tabel 4.17 di bawah ini. Tabel 4.17 Hasil Analisis Angket Motivasi Belajar IPA Pada Siklus 2 Kategori Rentan Nilai Frekuensi Prosentase ST 130-154 23 51,% T 105-129 20 44,4% S 80-104 2 4,44% R 55-79 0 0% SR 30-54 0 0% Jumlah 45 100%

71 Dari tabel 4.18 siklus 1 dan 2 motivasi belajar siswa dapat dideskripsikan bahwa siswa yang memiliki motivasi sangat tinggi ada 23 anak (51,11%), siswa yang memiliki motivasi tinggi ada 20 anak (44,44% ), siswa yang memiliki motivasi sedang ada 2 anak (4,44% ), sedangkan siswa yang memiliki motivasi rendah dan sangat rendah tidak ada. Tabel 4.18 Perbandingan Ketuntasan Angket Motivasi Pra siklus, Siklus 1, 2 No Motivasi Belajar Siklus 1 Siklus 2 Presentase Prensentase 1 Sangat Tinggi 9 20% 23 51,1% 2 Tinggi 10 22,2% 20 44,4% 3 Sedang 12 26, 6% 2 4,44% 4 Rendah 9 20% 0 5 Sangat Rendah 5 11,1% 0 Dari tabel 4.18 diatas diketahui bahwa motivasi siswa pada kondisi awal yang sangat tinggi dan tinggi ada 9 siswa (20%), siklus ke 1 dan 2 ada 23 siswa (51,1%), motivasi belajar sedang dan rendah pada kondisi awal ada 5 siswa (20%), pada siklus 1 dan 2 ada 23 siswa ( 51,1%), sedang motivasi sangat rendah kondisi awal ada 7 siswa dengan persentase (15,5%) dan siklus 1 yang sangat rendah ada 5 siswa dengan persentase (11,1) dan Siklus 2 tidak ada. Jadi peningkatan motivasi belajar siswa dari yang sangat tinggi dan tinggi dari kondisi awal 20% menjadi 51,11% pada siklus 1 dan 2. 4.4 Pembahasan Pembelajaran tindakan dalam penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 2 kali petemuan. Pada siklus 1 pertemuan pertama dengan materi Sumber energi panas dalam kehidupan sehari-hari. Dari pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan didapatkan permasalahan antara lain siswa kurang memperhatikan penyampaian materi dengan menggunakan metode inquiri, dalam proses pembelajaran masih banyak siswa yang sibuk sendiri dan tidak menempati tempat duduknya masing-masing, siswa tidak berani mengungkapkan pendapat pada kelompok. Selain itu karena terbiasa dengan

72 proses pembelajaran yang lalu siswa masih banyak yang bingung dan kurang dapat mencermati/mengerjakan lembar tugas yang diberikan guru. Guru dalam menerapkan metode inquiri dengan memanfaatkan energi panas dalam kehidupan sehari-hari kurang optimal terlihat pada kegiatan-kegiatan guru dalam pembelajaran yang direncanakan belum dilakukan. Sehingga pertemuan berikutnya harus berusaha melakukan kegiatan-kegiatan pembelajaran yang sudah direncanakan. 1.2.1 Siklus 1 Pada pertemuan kedua siklus 1 masih ditemukan permasalahanpermasalahan seperti diatas. Sehingga guru terus menerus memotivasi siswa untuk mau berperan aktif dalam mengikuti pembelajaran. Walaupun kegiatan-kegiatan yang direncanakan sudah banyak dilakukan tetapi kurang optimal yang ditunjukan hasil penilaian observer terhadap pembelajaran yang dilakukan masih dibawah kriteria baik sekali. Kegiatan guru pada siklus 1 pertemuan pertama memperoleh 75 dengan Kriteria baik, sedangkan pada pertemuan kedua 85 dengan kriteria baik. Meskipun terjadi peningkatan ketuntasan belajar siswa setelah di berikan tindakan pada siklus 1, diketahui bahwa ketuntasan yang dicapai belum seseuai dengan harapan yang hendak di capai. Dengan demikian, perlu tindakan lagi pada siklus beikutnya. Dengan memperhatikan refleksi pada siklus 1, maka direncanakan untuk dilakukan perbaikan-perbaikan pada tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus 2. 1.2.2 Siklus 2 Pada pertemuan siklus 2 masalah-masalah tersebut sudah berkurang, yang ditunjukan antara lain: siswa sudah berani mengungkapkan pendapat pada kelompok, siswa sudah menempati tempat duduknya masing-masing. Dari hasil pengamatan kegiatan guru dalam pembelajaran pada siklus 2 diperoleh nilai skor 130 pada pertemuan pertama dan 154 pada pertemuan kedua guru berusaha memperbaiki dan menambahkan kegiatan-kegiatan yang belum dilakukan pada siklus I semua indikator kegiatan guru dilakukan pada pembelajaran di siklus 2. Secara umum dapat dilakukan bahwa pembelajaran menggunakan metode inquiri yang dilakukan guru pada siswa kelas 4 SD Negeri Mangunsari 01 dari

73 siklus 1 ke siklus 2 ada peningkatan yang baik, ini berarti bahwa pembelajaran IPA dengan menerapkan metode inquiri dapat meningkatkan hasil belajar IPA. Motivasi siswa yang sebelumnya dalam pembelajaran masih kurang,setelah menggunakan penerapan metode pembelajaran inquiri terjadi adanya peningkatan motivasi di dalam pembelajaran. Siswa yang sebelumnya tidak aktif bertanya, senang bermain sendiri, sering tidak mengerjakan PR, setelah menggunakan penerapan metode pembelajaran inquiri menjadi aktif bertanya, tidak bermain sendiri, dan sudah mau mengerjakan PR. Hal ini disebabkan karena siswa sudah tertarik dengan metode pembelajaran inquiri. Demikian juga dengan keaktifan belajar siswa. Jika pada siklus 1, keaktifan belajar siswa untuk menggunakan metode inquiri adalah 100%, terjadi peningkatan keaktifan belajar untuk menggunakan metode inquiri sebanyak, 22% lagi sehingga menjadi 100%. Motivasi belajar dan hasil belajar siswa yang menggunakan pendekatan pembelajaran dengan metode inquiri mempunyai ratarata yang lebih tinggi mengindikasikan bahwa metode inquiri sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran, terutama pembelajaran IPA. Metode pembelajaran ini cocok diterapkan, karena metode ini sesungguhnya berangkat dari hal-hal nyata yang telah diketahui siswa, namun hanya dicocokan dengan konsep dan teori-teori IPA yang dipelajari. Pada kegiatan siswa penutup siswa diminta untuk bertanya terhadap halhal yang masih belum dipahami. Proses pembelajaran seperti ini sangat bermanfaat bagi guru pada saat mengajar. Adanya tahapan-tahapan pembelajaran yang dilakukan yaitu untuk mempermudah guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran yang lebih menekankan pada peserta didik akan lebih bermakna, karena peserta didik dapat mengembangkan kemampuan berpikir sistematis dan kritis serta mampu memaknai apa yang hendak mereka peroleh dari suatu pembelajaran. Pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual dengan metode inquiri memberi kesempatan kepada peserta didik untuk belajar dapat mengaitkan materi yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari sehingga apa yang dipelajari menjadi lebih bermakna.

74 Implikasinya Implikasi yang di gunakan dalam penggunaan metode inquiri penelitian ini adalah implikasi praktis dan implikasi teoritis. Implikasi praktis yaitu perkembangan siswa setelah penerapan pembelajaran tersebut dari siklus 1 dan siklus 2 ini peneliti berhasil meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa karena dari hasil yang telah diperoleh motivasi dan hasil belajar sudah melebihi indikator kinerja yang telah diterapkan. Sedangkan implikasi teoritis adalah apakah teori yang digunakan dalam metode pembelajaran ini sesuai dengan hasil yang di peroleh dari hasil tindakan penelitian yang dilakukan terdapat peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa setelah menggunakan metode pembelajaran tersebut.