BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi PraSiklus/Kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi PraSiklus membahas mengenai kondisi awal siswa termasuk di dalamnya hasil belajar mata pelajaran IPA sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian. Selanjutnya pada deskripsi siklus I menjelaskan tentang pelaksanaan tindakan penelitian siklus I meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I. Sama halnya dengan yang dijelaskan pada sub judul deskripsi siklus I, pada bagian deskripsi siklus II menguraikan tentang tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus II Deskripsi PraSiklus/ Kondisi Awal Penelitian ini dilakukan di SDN Patemon 01 pada Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. SDN Patemon 01 memiliki tenaga pendidik dan kependidikan dengan jumlah 12 orang diantaranya 1 Kepala Sekolah, 6 Guru Kelas, 1 Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, 1 Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris, 1 Guru Mata Pelajaran PenjasOrkes, 1 Pustakawan, dan 1 Penjaga Sekolah. Seluruh tenaga pendidik yang mengampu di SDN Patemon 01 mempunyai latar belakang pendidikan S1. Subjek Penelitian pada PTK ini adalah siswa kelas 5 SDN Patemon 01 Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan jumlah 20 siswa pada pembelajaran IPA dengan Kompetensi Dasar (KD) 7.1. mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan dan Kompetensi Dasar (KD) 7.2. mengidentifikasi jenis-jenis tanah. Mata Pelajaran IPA di kelas 5 SDN Patemon 01 diampu oleh guru kelas 5 yaitu Bapak Jumar, S.Pd.SD. Beliau mengampu seluruh mata pelajaran yang diajarkan di kelas 5 kecuali untuk mata pelajaran yang telah diampu oleh guru mata pelajaran masing-masing yaitu PAI, Bahasa 69

2 70 Inggris, dan PenjasOrkes. Bapak Jumar merupakan Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, beliau menempuh pendidikan pada masa jabatannya sebagai seorang guru SD sehingga dalam hal kinerjanya sebagai seorang guru beliau cukup berkompeten dalam bidangnya tersebut. Sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi. Observasi dilakukan pada hari Kamis, 23 Januari 2014 dengan mengamati pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa kelas 5 di SDN Patemon 01. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan beberapa permasalahan yang muncul di dalam pelaksanaan pembelajaran. Permasalahan yang muncul adalah terkait dengan hasil belajar yang rendah yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPA dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu faktor dari guru dan siswa itu sendiri. Tingkat kemampuan siswa terhadap mata pelajaran IPA dan antusiasme siswa yang rendah dalam mengikuti setiap proses belajar mengajar merupakan salah satu faktor dari sisi siswa yang menyebabkan rendahnya perolehan hasil belajar mata pelajaran IPA, kurangnya antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dapat terlihat dari karakteristik siswa yang asyik berbicara dengan teman sebangku dan sibuk dengan permainannya sendiri ketika guru mulai menyampaikan materi, siswa belum bisa fokus dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan cenderung mengacuhkan proses pembelajaran yang tengah berlangsung. Keadaan semacam ini membentuk karakteristik guru menjadi terlalu mendominasi di setiap proses belajar mengajar. Dominasi guru di dalam kegiatan pembelajaran ini juga merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SDN Patemon 01, faktor penyebab lain yang berasal dari guru yang mengakibatkan hasil belajar mata pelajaran IPA rendah diantaranya yaitu masih kurangnya keterampilan guru dalam menyusun kegiatan pembelajaran yang mampu menumbuhkan antusiasme siswa untuk belajar, guru masih nyaman menerapkan pembelajaran yang konvensional (ceramah) yang dianggap lebih praktis. Pembelajaran yang diterapkan oleh guru selama ini masih memposisikan guru sebagai subjek yang utama, siswa hanya menjadi objek pasif untuk

3 71 menerima semua yang guru sampaikan. Selanjutnya pemanfaatan media pembelajaran juga sangat langka dilakukan oleh guru, sekolah memang sudah menyediakan beberapa media mengajar namun guru merasa penggunaan media dirasa tidak penting. Hal tersebut diketahui karena guru yang kurang memahami fungsi dari media, guru menganggap ceramah sudah merupakan cara yang paling ampuh untuk menyampaikan materi kepada siswa, menurutnya yang terpenting ialah materi dapat diterima oleh siswa di sini guru cenderung mengesampingkan proses di mana siswa dapat memperoleh pengetahuan dari aktivitas yang merangsang mereka untuk membangun konsep tentang materi syang dipelajari, hakikat pemanfaatan sebuah media pembelajaran selain mampu merangsang tingkat ketertarikan siswa untuk belajar, sebuah media juga dapat membantu guru untuk menyampaikan materi sehingga pengetahuan yang siswa terima tidak hanya pengetahuan instan yang diperoleh dari guru tapi siswa juga bisa melakukan aktivitas pembelajaran yang lebih bermakna dengan adanya media pembelajaran. Beberapa faktor tersebut menjadi hambatan di dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas 5 SDN Patemon 01, hambatan-hambatan yang muncul tersebut menyebabkan pembelajaran yang berlangsung menjadi kurang efektif sehingga siswa merasa kesulitan dalam memahami materi pelajaran, siswa cenderung jenuh dan bosan di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, konsentrasi siswa juga lebih mengarah pada aktivitas yang ada diluar kegiatan pembelajaran dan bukan kepada materi pelajaran yang tengah sampaikan oleh guru. Kondisi yang demikian berdampak pada perolehan hasil belajar mata pelajaran IPA yang masih kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 75). Batas nilai KKM 75 merupakan KKM dari SDN Patemon 01 yang telah ditentukan oleh guru untuk mata pelajaran IPA. Hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SDN Patemon 01 sebelum pelaksanaan tindakan diperoleh dari data ulangan mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SDN Patemon 01 semester I tahun 2013/2014. Data hasil ulangan IPA dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:

4 72 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Kondisi Awal No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase % % % % % Jumlah Siswa % Nilai Rata-rata 62,50 Nilai Tertinggi 90 Nilai Terendah 37 Berdasarkan tabel 4.1 distribusi frekuensi nilai ulangan mata pelajaran IPA dapat dikatakan hasil belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPA masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 75), sebagian besar siswa masih memperoleh nilai dibawah KKM 75. Sebanyak 15 siswa dari total keseluruhan 20 siswa masih belum tuntas dalam mata pelajaran IPA, hanya ada 5 siswa yang berhasil tuntas dengan perolehan nilai melebihi KKM 75. Dari tabel tersebut diketahui perolehan nilai siswa pada rentang nilai antara sejumlah 3 siswa dengan persentase 15% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai sejumlah 6 siswa dengan persentase 30% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai sejumlah 3 siswa dengan persentase 15% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai antara sejumlah 7 siswa dengan persentase 35% dari jumlah keseluruhan siswa, dan rentang nilai sejumlah 1 orang siswa dengan persentase 5% dari jumlah keseluruhan siswa. Dari daftar nilai pada kondisi awal (PraSiklus) nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 90 dan nilai terendah 37 (Untuk daftar nilai ulangan harian IPA semester I dapat dilihat pada lampiran 1 nilai kondisi awal). Berdasarkan tabel 4.1 dapat digambarkan dalam diagram 4.1 sebagai berikut:

5 73 Diagram 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Kondisi Awal Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 75) data hasil perolehan nilai pada kondisi awal/sebelum tindakan dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.2. Tabel 4.2 Ketuntasan Belajar Kondisi Awal No. Ketuntasan Jumlah Siswa Nilai Belajar Frekuensi Persentase (%) 1. Tuntas Belum Tuntas < Jumlah Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal/sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 75) sejumlah 15 siswa atau 75% dari total keseluruhan siswa, sedangkan yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 5 siswa dengan persentase 25% dari total keseluruhan siswa. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa persentase jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan minimal lebih kecil dibandingkan dengan jumlah siswa yang belum berhasil

6 74 mencapai kentutasan minimal. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.2 dapat dilihat pada diagram 4.2 berikut: Diagram 4.2 Ketuntasan Belajar Kondisi Awal Berdasarkan hasil belajar IPA yang masih rendah, dibuktikan dengan nilai ulangan mata pelajaran IPA semester I siswa kelas 5 SDN Patemon 01 maka peneliti merasa perlu mengadakan perbaikan pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar, sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA melalui penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak dua siklus yaitu siklus I dan siklus II Deskripsi Siklus I Pada sub unit deskripsi siklus I ini, akan menguraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pelaksanaan observasi, hasil tindakan dan refleksi pada siklus I. Kegiatan pembelajaran pada siklus I ini dibagi menjadi empat kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit Tahap Perencanaan Pada sub unit ini akan menjelaskan mengenai perencanaan yang dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru kolaborator sebelum pelaksanaan tindakan

7 75 pembelajaran dengan model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar meliputi penyusunan RPP dan segala sesuatu yang menujang pelaksanaan tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan termasuk perencanaan tes evaluasi yang akan dilakukan pada pertemuan terakhir disetiap siklusnya. Tindakan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dalam empat kali pertemuan yaitu pertemuan pertama, kedua, ketiga dan pertemuan keempat, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit, dengan rincian sebagai berikut: 1) Pertemuan Pertama Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada minggu ke 4 bulan Maret. Sebelum melakukan tindakan pembelajaran siklus I pertemuan pertama peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar dengan Kompetensi Dasar 7.1. mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan. Penyusunan RPP didiskusikan dengan Bapak Jumar, S.Pd.SD selaku guru kelas 5 dan sebagai guru kolaborator dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Diskusi yang dilakukan meliputi penentuan waktu penelitian, penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran serta media gambar yang akan digunakan di dalam proses pembelajaran. Indikator pada pertemuan pertama antara lain (1) mengidentifikasi komposisi bahan pembentuk tanah, (2) mendefinisikan pengertian tanah, (3) menyebutkan contoh batuan beku, (4) mengidentifikasi jenis batuan beku menurut cirinya, (5) mendeskripsikan proses terbentuknya jenis-jenis batuan beku. Setelah indikator dirumuskan kemudian peneliti bersama dengan guru kolaborator menyusun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan pertama. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan pertama melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar ialah: (1) melalui kegiatan pengamatan gambar dan tanya jawab siswa dapat mengidentifikasi komposisi bahan pembentuk tanah, (2) melalui eksplorasi sumber bacaan siswa dapat mendefinisikan pengertian tanah, (3) melalui pengamatan gambar dan eksplorasi sumber bacaan siswa dapat menyebutkan contoh batuan beku, (4) melalui kegiatan pengamatan gambar siswa

8 76 dapat mengidentifikasi jenis-jenis batuan beku berdasarkan ciri-cirinya, (5) melalui eksplorasi sumber bacaan siswa dapat mendeskripsikan proses pembentukan macam-macam batuan beku. Dilanjutkan dengan menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat dan didiskusikan bersama dengan guru kolaborator tentang proses terbentuknya tanah, bahan penyusun tanah, dan jenis-jenis batuan beku. Selanjutnya peneliti menyiapkan media yang akan digunakan pada pelaksanaan pembelajarannya. Media pembelajaran yang digunakan ialah media gambar berupa gambar-gambar bahan penyusun tanah (batu, kerikil, pasir, tanah lumpur, tanah liat, debu, humus) dan jenis-jenis batuan beku (batu obsidian, batu granit, batu basal, batu andesit, dan batu apung) yang dicetak pada kertas BC. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, kartu soal dan kartu jawaban (kartu soal dan kartu jawaban berjumlah masing-masing sepuluh berisi materi tentang bahan penyusun tanah dan batuan beku), lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar penilaian pasang kartu, karton untuk menempel kartu soal dan kartu jawaban, serta penghargaan berupa stiker hebat dan handout materi pembelajaran tentang proses pembentukan tanah. Selanjutnya peneliti dan guru kolaborator mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 5 agar pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan harapan. (Untuk lebih jelasnya lihat pada lampiran) 2) Pertemuan Kedua Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama, yang membedakan ialah materi yang dipelajari. Pada pertemuan kedua ini materi yang dipelajari ialah mengenai batuan sedimen dan batuan malihan. Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk pelaksanaan tindakan, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar. Penyusunan RPP masih didiskusikan dengan Bapak Jumar, S.Pd.SD selaku guru kelas 5 dan sebagai guru kolaborator dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Hal-hal yang didiskusikan diantaranya mengenai indikator dan tujuan pembelajaran serta media

9 77 gambar yang akan digunakan di dalam proses pembelajaran. Indikator pada pertemuan kedua antara lain (1) menyebutkan contoh batuan sedimen, (2) mengidentifikasi jenis batuan sedimen menurut cirinya, (3) mendeskripsikan proses terbentuknya jenis-jenis batuan sedimen, (4) menyebutkan contoh batuan malihan, (5) mengidentifikasi jenis batuan malihan menurut ciri-cirinya, (6) mendeskripsikan proses terbentuknya jenis-jenis batuan malihan. Berdasarkan indikator yang telah disusun peneliti dan guru kolaborator menyusun tujuan yang hendak dicapai pada pembelajaran pertemuan kedua. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan kedua melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar ialah: (1) melalui pengamatan gambar dan eksplorasi sumber bacaan siswa dapat menyebutkan contoh batuan sedimen, (2) melalui pengamatan gambar siswa dapat mengidentifikasi jenis batuan sedimen menurut cirinya, (3) melalui eksplorasi sumber bacaan siswa dapat mendeskripsikan proses pembentukan jenis-jenis batuan sedimen, (4) Melalui pengamatan gambar dan eksplorasi sumber bacaan siswa dapat menyebutkan contoh batuan malihan, (5) Melalui pengamatan gambar siswa dapat mengidentifikasi jenis batuan malihan menurut cirinya, (6) Melalui eksplorasi sumber bacaan siswa dapat mendeskripsikan proses pembentukan jenis-jenis batuan malihan. Setelah indikator dan tujuan pembelajaran tersusun kemudian peneliti menyiapkan media gambar yang akan digunakan pada pelaksanaan pembelajaran siklus I pertemuan kedua ini berupa gambar jenis-jenis batuan sedimen (batu konglomerat, batu breksi, batu pasir, batu serpih, dan batu kapur) dan jenis-jenis batuan malihan (batu genes, batu marmer, dan batu sabak) yang dicetak pada kertas BC. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, kartu soal dan kartu jawaban (kartu soal dan kartu jawaban berjumlah masing-masing sepuluh berisi tentang materi batuan sedimen dan batuan malihan), lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar penilaian pasang kartu, karton untuk menempel kartu soal dan kartu jawaban, serta penghargaan berupa stiker hebat yang akan diberikan untuk siswa yang dapat melakukan tugas guru dengan baik. Selanjutnya peneliti dan guru kolaborator mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas

10 78 5 agar pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan. (Untuk lebih jelasnya lihat pada lampiran) 3) Pertemuan Ketiga Perencanaan pada pertemuan ketiga ini kegiatan awal yang dilakukan peneliti ialah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bersama dengan guru kolaborator dengan materi pelapukan batuan. Peneliti dan guru kolaborator yaitu Bapak Jumar, S.Pd.SD berdiskusi mengenai indikator dan tujuan pembelajaran pada pertemuan ketiga. Indikator pembelajaran pada pertemuan ketiga antara lain: (1) mendeskripsikan pelapukan batuan secara fisika, (2) mendeskripsikan pelapukan batuan secara biologi, (3) mendeskripsikan pelapukan batuan secara kimia, (4) menyebutkan contoh pelapukan batuan yang ada di lingkungan sekitar. Dilanjutkan dengan menyusun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan ketiga. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan ketiga melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar ialah: (1) melalui eksplorasi sumber bacaan dan pengamatan gambar siswa dapat mendeskripsikan pelapukan batuan secara fisika, (2) melalui eksplorasi sumber bacaan dan pengamatan gambar siswa dapat mendeskripsikan pelapukan batuan secara biologi, (3) melalui eksplorasi sumber bacaan dan pengamatan gambar siswa dapat mendeskripsikan pelapukan batuan secara kimia, (4) melalui pengamatan gambar dan eksplorasi sumber bacaan siswa dapat menyebutkan contoh dari peristiwa pelapukan batuan yang ada dilingkungan sekitar. Dilanjutkan dengan menyiapkan media yang akan digunakan yaitu media gambar berupa gambar contoh-contoh peristiwa pelapukan batuan (gambar batu yang mengalami pengikisan karena cuaca, gelombang air laut, lumut, akar tanaman, dan reaksi zat kimia) yang dicetak pada kertas BC. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, kartu soal dan kartu jawaban (kartu soal dan kartu jawaban masing-masing berjumlah sepuluh berisi pertanyaan dan jawaban mengenai pelapukan batuan), lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar penilaian pasang kartu, karton untuk menempel kartu soal dan kartu jawaban, serta penghargaan berupa stiker

11 79 hebat yang akan diberikan kepada siswa yang berhasil melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru dengan baik. Selanjutnya peneliti dan guru kolaborator mempelajari materi yang akan disampaikan pada kelas 5 agar pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan yang direncanakan. (Untuk lebih jelasnya lihat pada lampiran) 4) Pertemuan Keempat Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan keempat merupakan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya. Pada pembelajaran siklus I pertemuan keempat ini digunakan untuk pelaksanaan tes evaluasi siklus I, kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA setelah dilaksanakannya tindakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar pada siswa kelas 5 SDN Patemon 01. Materi yang diteskan ialah materi yang telah dipelajari oleh siswa pada pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga mengenai komposisi bahan penyusun tanah, macam-macam batuan, dan pelapukan batuan. Penyusunan soal evaluasi juga telah didiskusikan sebelumnya bersama dengan Bapak Jumar, S. Pd. SD selaku guru kolaborator. Soal yang diujikan pada siklus I berjumlah 41 soal berbentuk pilihan ganda. Sebelum pelaksanaan kegiatan pembelajaran, peneliti menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar soal evaluasi yang terdiri dari 41 soal berbentuk pilihan ganda untuk 20 siswa, lembar jawab untuk 20 siswa, serta ruang atau lokasi yang akan digunakan untuk pelaksanaan tes evaluasi siklus I yaitu di ruang kelas 5 SDN Patemon 01. Sebelum mengadakan tes evaluasi guru mengulang materi tentang komposisi bahan penyusun tanah, jenis-jenis batuan dan pelapukan batuan yang telah dipelajari pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga. Setelah itu guru mengadakan tes evaluasi selama dua kali 35 menit Pelaksanaan Tindakan Sub unit ini mendeskripsikan tentang pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus I dari awal hingga akhir pembelajaran pada setiap pertemuan. Pelaksanaan

12 80 tindakan siklus I dilakukan sebanyak empat kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit. Rincian pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut: 1) Pertemuan Pertama Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan pertama dilaksanakan. pada hari Senin tanggal 24 Maret 2014 pukul WIB oleh guru kolaborator yaitu Bapak Jumar, S.Pd.SD selaku guru kelas 5 SDN Patemon 01. Guru yang di tunjuk sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa ialah Bapak Suwono, S.Pd. Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan mengucapkan salam, kemudian guru meminta perwakilan siswa untuk memimpin doa, dilanjutkan dengan guru melakukan presensi. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru meminta siswa untuk mempersiapkan buku catatan, LKS, dan buku paket. Selanjutnya guru melakukan kegiatan apersepsi dan motivasi dengan melakukan tanya jawab. Guru memberikan apersepsi dengan bercerita dan menunjukkan gambar orang yang sedang membangun rumah. Kemudian guru memberikan pertanyaan jika akan membuat pondasi rumah, apa saja bahan yang digunakan untuk mendirikan pondasi rumah tersebut?. Dari berbagai jawaban siswa misalnya semen, pasir, batu dan lain-lain guru memilih batu sebagai jawaban yang paling penting dalam pembuatan pondasi. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu siswa dapat mengidentifikasi komposisi bahan pembentuk tanah dan berbagai jenis batuan beku termasuk ciri-ciri dan proses terbentuknya batuan beku, dengan Kompetensi Dasar (KD) 7.1. mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan. Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, siswa melakukan eksplorasi sumber bacaan tentang materi tanah dilanjutkan dengan tanya jawab bersama guru. Guru menggali pengetahuan siswa tentang komposisi bahan pembentuk tanah dan macam-macam batuan beku dengan menunjukkan gambar dan melakukan kegiatan tanya jawab. Guru menunjukkan gambar tanah sambil melakukan tanya jawab dengan siswa. Guru

13 81 memberikan pertanyaan Bagaimana tanah dapat terbentuk? Siswa menjawab tanah dapat terbentuk melalui pelapukan batuan, kemudian guru memberikan pertanyaan selanjutnya Apa saja komposisi bahan yang dapat membentuk tanah?. Siswa diminta untuk memberi contoh bahan-bahan pembentuk tanah. Guru meminta seorang siswa maju ke depan untuk menuliskan salah satu komposisi bahan yang membentuk tanah, siswa tersebut menuliskan pasir. Kemudian ada beberapa siswa lain yang menyebutkan bahwa komposisi bahan pembentuk tanah yaitu kerikil, pasir, lumpur, tanah liat, debu, dan humus. Setelah kegiatan tanya jawab antara guru dan siswa kemudian dilanjutkan dengan penjelasan guru menggunakan media gambar, gambar tersebut merupakan gambar batuan beku (batu obsidian, batu granit, batu basal, batu andesit, dan batu apung). Guru melibatkan siswa melalui kegiatan tanya jawab mengenai ciri-ciri dan proses pembentukan batuan beku yang ada pada gambar. Guru meminta 5 orang siswa secara bergantian untuk menuliskan ciri-ciri batuan beku di papan tulis melalui pengamatan gambar batuan beku yang guru tunjukkan. Dengan bimbingan guru siswa tersebut mengidentifikasi ciri-ciri batuan beku melalui pengamatan gambar. 5 orang siswa yang lain mendeskripsikan proses terbentuknya batuan beku secara bergantian. Dilanjutkan dengan penjelasan singkat oleh guru mengenai ciri-ciri dan proses terbentuknya batuan beku sebagai penguatan atas jawaban siswa. Selanjutnya pada kegiatan elaborasi ini guru membentuk siswa menjadi 2 kelompok besar secara acak (kelompok soal dan kelompok jawaban). Siswa berbaris berbanjar di depan kelas masing-masing barisan terdiri dari 10 siswa berhadap-hadapan (kelompok soal dan kelompok jawaban), kemudian siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai permainan kartu yang akan dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran Make a Match. Guru menunjukkan kartu-kartu yang akan dibagikan kepada siswa, terdiri dari 2 macam kartu yaitu kartu soal dan kartu jawaban. Kartu soal dan kartu jawaban tersebut akan dipasangkan oleh siswa dan ditempelkan pada lembaran karton yang sudah guru siapkan di depan kelas sesuai dengan pasangannya. Selanjutnya guru membagikan kartu-kartu secara acak kepada siswa, kartu soal dan jawaban tersebut berisi materi tentang bahan penyusun tanah dan batuan beku (ciri-ciri, manfaat, dan proses

14 82 terbentuknya) masing-masing 10 kartu untuk kartu soal dan 10 kartu untuk kartu jawaban, setelah semua siswa menerima kartu kemudian siswa diberikan waktu untuk memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang mereka terima, siswa diberikan batasan waktu untuk berdiskusi mencari pasangan kartu dalam waktu kurang dari 20 detik. Kurang dari 15 detik sudah ada pasangan yang berhasil menemukan pasangan dari kartu yang diterima dan langsung maju ke depan untuk menempelkan kartunya pada lembaran karton yang telah disediakan oleh guru. Tetapi sampai batas waktu yang telah ditentukan oleh guru masih ada empat siswa yang kebingunan untuk mencari pasangan kartunya, kemudian guru memberikan arahan bagi siswa tersebut. Setelah waktu habis, guru membahas pasangan kartu mana yang paling tepat antara kartu soal dan kartu jawaban. Pada saat pembahasan kartu soal dan kartu jawaban guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan gagasan terhadap pasangan kartu yang telah dipasangkan oleh kelompok lain. Tiga orang siswa berani menyampaikan tanggapan terhadap kartu yang telah dipasangkan di depan. Salah seorang siswa membenarkan pasangan kartu yang ternyata salah dipasangkan oleh kelompok lain. Guru memberikan poin tambahan terhadap tiga kelompok yang perwakilan dari kelompoknya berani menyampaikan gagasan. Pada kegiatan konfirmasi, guru memberikan penguatan terhadap materi batuan beku yang telah dipelajari oleh siswa, guru juga melakukan kegiatan tanya jawab untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi batuan beku yang telah dipelajari. Kemudian guru mengajak siswa untuk membuat kesimpulan tentang materi komposisi bahan pembentuk tanah dan batuan beku dengan bertanya jawab bersama siswa. Pada kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang telah berhasil mencocokkan kartunya dengan benar dan memperoleh poin tertinggi pada kegiatan pasang kartu Make a Match, kelompok yang berhasil memperoleh poin tertinggi pada kegiatan pasang kartu pertemuan pertama adalah kelompok 1, guru memberikan stiker hebat kepada pasangan kelompok 1. Selanjutnya dilanjutkan dengan kegiatan refleksi yang dilakukan oleh guru bersama dengan siswa. Setelah itu guru menyampaikan materi yang

15 83 akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu tentang batuan sedimen dan batuan malihan. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam. 2) Pertemuan Kedua Pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 25 Maret 2014 pukul WIB oleh guru kolaborator yaitu Bapak Jumar, S.Pd.SD selaku guru kelas 5 SDN Patemon 01. Guru yang di tunjuk sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa ialah Bapak Suwono, S.Pd. Pertemuan kedua pada siklus I ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama. Pada kegiatan awal, guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa bersama, kemudian melakukan kegiatan presensi. Dilanjutkan dengan guru meminta siswa untuk mempersiapkan buku catatan, LKS, dan buku paket. Setelah itu guru memberikan apersepsi dengan melakukan tanya jawab. Guru memberikan apersepsi berupa pertanyaan siapa yang pernah jalan-jalan ke kota Blora, apa yang menarik ketika menempuh perjalanan ke kota Blora? dari berbagai jawaban siswa misalnya banyak pohon jati, cuaca yang cerah, pemandangan yang bagus, banyak gunung kapur, dan lain-lain guru memilih banyak gunung kapur sebagai jawaban yang paling penting. Kemudian guru memberikan motivasi kepada siswa dengan menunjukkan gambar batuan kapur yang ada di sepanjang perjalanan menuju kota Blora. Guru memberikan penjelasan bahwa batuan kapur merupakan salah satu contoh dari batuan sedimen, batuan sedimen berasal dari pengendapan hasil pelapukan batuan. Batuan kapur merupakan batuan yang berasal dari endapan pelapukan tulang dan cangkang hewan. Selanjutnya guru menunjukkan gambar jenis-jenis batuan sedimen dan malihan. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu mengidentifikasi jenis-jenis batuan sedimen dan malihan berdasarkan ciri-ciri, manfaat, dan proses terbentuknya dengan Kompetensi Dasar (KD) 7.1. mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan. Setelah kegiatan awal disampaikan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, siswa diminta melakukan eksplorasi sumber bacaan tentang materi

16 84 batuan sedimen dan malihan yang akan dipelajari, dilanjutkan dengan melakukan pengamatan pada gambar jenis-jenis batuan sedimen (batu konglomerat, batu breksi, batu pasir, batu serpih, dan batu kapur) dan malihan (batu genes, batu marmer, dan batu sabak) yang guru tunjukkan, selanjutnya guru bertanya jawab mengenai ciri-ciri batuan sedimen dan malihan terlihat melalui gambar, dari mulai bentuk, ukuran, dan warnanya. Kemudian siswa diminta untuk menyampaikan gagasannya tentang ciri-ciri batuan, manfaat, proses terbentuknya batuan sedimen dan malihan. Lima orang siswa maju ke depan untuk menuliskan ciri-ciri dan manfaat batuan sedimen dan malihan di papan tulis. Tiga orang siswa yang lain menyampaikan ciri-ciri dan manfaat batuan malihan melalui pengamatan gambar yang dilakukan. Setelah itu guru memberikan penjelasan tentang proses terbentuknya batuan sedimen dan malihan dilanjutkan dengan kegiatan elaborasi. Pada kegiatan elaborasi ini guru membentuk siswa menjadi 2 kelompok besar secara acak (kelompok soal dan kelompok jawaban). Siswa berbaris berbanjar di depan kelas masing-masing barisan terdiri dari 10 siswa berhadaphadapan (kelompok soal dan kelompok jawaban). Siswa berbaris sebelum menerima kartu-kartu yang akan guru bagikan, kartu-kartu yang akan dibagikan kepada siswa berisi tentang materi ciri-ciri, manfaat dan proses terbentuknya batuan sedimen dan batuan malihan masing-masing 10 kartu untuk kartu soal dan 10 kartu untuk kartu jawaban. Setelah siswa berjajar rapi guru memberikan penjelasan singkat tentang permainan kartu yang yang dilakukan oleh siswa. Setelah siswa paham dengan penjelasan guru, selanjutnya guru membagikan kartu-kartu tersebut secara acak kepada siswa, setelah semua siswa menerima kartu, siswa diberi waktu untuk memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang mereka terima. Kurang dari 12 detik sudah ada siswa yang berhasil menemukan pasangan kartu dan langsung maju ke depan untuk menempelkan kartunya pada lembaran karton yang telah disediakan oleh guru. Setelah waktu habis, guru segera membahas pasangan kartu mana yang paling tepat. Pada saat pembahasan kartu soal dan kartu jawaban guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan gagasan terhadap pasangan kartu yang telah dipasangkan oleh kelompok lain. Empat orang siswa bersedia memberikan gagasannya dan

17 85 mencoba membetulkan pasangan kartu yang ternyata salah dipasangkan. Kartu yang salah dipasangkan ialah kartu milik kelompok 2, 4, 6, 8 Guru memberikan poin tambahan pada kelompok siswa yang telah berani menyampaikan gagasan tersebut yaitu kelompok 1, 3, 5, 7 sehingga total poin untuk kelompok mereka lebih unggul dibandingkan dengan perolehan kelompok yang lain. Pada kegiatan konfirmasi, guru memberikan penguatan terhadap materi batuan sedimen dan malihan yang telah dipelajari oleh siswa, guru memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai jawaban yang siswa sampaikan. Setelah itu guru melakukan kegiatan tanya jawab untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi batuan sedimen dan malihan. Kemudian guru mengajak siswa untuk membuat kesimpulan tentang materi batuan sedimen dan malihan dengan melakukan tanya jawab bersama siswa mengenai hal-hal yang diperoleh siswa selama pembelajaran berlangsung. Pada kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang telah berhasil mencocokkan kartunya dengan benar dan memperoleh poin tertinggi pada kegiatan pasang kartu Make a Match, perolehan poin tertinggi pada kegiatan pasang kartu Make a Match pertemuan kedua diraih oleh kelompok 9, guru memberikan penghargaan berupa stiker hebat kepada anggota kelompok 9. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan refleksi yang dilakukan oleh guru bersama dengan siswa. Setelah itu guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu mengenai pelapukan batuan. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam. 3) Pertemuan Ketiga Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan ketiga dilakukan pada hari Rabu, 26 Maret 2014 pukul WIB oleh guru kolaborator yaitu Bapak Jumar, S.Pd.SD selaku guru kelas 5 SDN Patemon 01. Guru yang di tunjuk sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa ialah Bapak Suwono, S.Pd. Pada awal pembelajaran guru meminta siswa untuk mempersiapkan buku catatan, LKS, dan buku paket, dilanjutkan dengan guru melakukan kegiatan apersepsi, guru melakukan kegiatan apersepsi dengan bertanya jawab kepada

18 86 siswa mengapa batu karang yang besar di pantai lambat laun ukurannya semakin kecil jika terkena ombak terus-menerus? dari berbagai jawaban siswa guru memberitahukan kepada siswa bahwa akibat mengecilnya batu tersebut karena terjadinya proses pelapukan, selanjutnya guru memberikan motivasi kepada siswa dengan menunjukkan gambar peristiwa pelapukan batuan. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu mengidentifikasi jenis-jenis pelapukan batuan berdasarkan penyebabnya dengan Kompetensi Dasar (KD) 7.1. mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan. Setelah kegiatan awal disampaikan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, siswa diminta melakukan eksplorasi sumber bacaan tentang materi pelapukan batuan yang akan dipelajari, dilanjutkan dengan pengamatan pada gambar contoh-contoh pelapukan batuan, setelah melalukan pengamatan terhadap gambar selanjutnya siswa diminta untuk menyampaikan gagasannya tentang sebab-sebab terjadinya pelapukan pada batuan yang ditunjukkan pada gambar. dua orang siswa mengacungkan tangan dan maju ke depan menuliskan sebabsebab terjadinya pelapukan batuan di papan tulis. Siswa tersebut menuliskan bahwa pelapukan bataun dapat disebabkan karena faktor cuaca, aktivitas makhluk hidup, dan bisa disebabkan juga karena pengaruh zat kimia misalnya limbah pabrik. Setelah itu guru memberikan penjelasan singkat tentang materi yang dipelajari, guru bercerita tentang kejadian-kejadian yang ada di lingkungan sekitar yang menunjukkan peristiwa pelapukan batuan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan elaborasi. Pada kegiatan elaborasi ini guru membentuk siswa menjadi 2 kelompok besar secara acak (kelompok soal dan kelompok jawaban). Siswa berbaris berbanjar di depan kelas masing-masing barisan terdiri dari 10 siswa berhadaphadapan (kelompok soal dan kelompok jawaban). Kemudian siswa mendengarkan penjelasan singkat guru mengenai model pembelajaran Make a Match sebelum kartu dibagikan. Selanjutnya guru membagikan kartu-kartu secara acak kepada siswa, kartu soal dan jawaban tersebut berisi materi peristiwa pelapukan batuan beserta sebab-sebabnya masing-masing 10 kartu untuk kartu soal dan 10 kartu

19 87 untuk kartu jawaban, setelah semua siswa menerima kartu, siswa diberi waktu satu menit untuk memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang telah mereka terima. Setelah itu siswa mencari pasangan kartu yang mereka terima dalam waktu kurang dari 20 detik. Semua siswa bergegas mencari pasangan kartu sebelum batas waktu agar dapat menjadi kelompok yang tercepat dan segera maju ke depan untuk menempelkan kartunya pada lembaran karton yang telah disediakan oleh guru. Kurang dari 10 detik sudah ada pasangan siswa yang telah menemukan kartu yang cocok dan segera menempelkan kartunya pada lembaran karton yang telah disediakan oleh guru. Setelah waktu habis, guru membahas pasangan kartu mana yang paling tepat antara kartu soal dan kartu jawaban. Pada saat pembahasan kartu soal dan kartu jawaban guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan gagasan terhadap pasangan kartu yang telah dipasangkan oleh kelompok lain. Ada 2 orang siswa yang berani menyampaikan gagasan ketika ditemukan pasangan kartu yang salah, siswa tersebut maju ke depan dan membetulkan jawaban sehingga tersusun sepuluh pasangan kartu yang benar. Kelompok dari siswa yang berani menyampaikan gagasan tersebut memperoleh poin dari guru. Kelompok yang mendapatkan poin tersebut yaitu kelompok 3 dan 6. Sehingga perolehan poin kelompok 3 dan 6 lebih unggul dari kelompok lain. Pada kegiatan konfirmasi, guru memberikan penguatan terhadap materi pelapukan batuan yang telah dipelajari siswa, guru juga melakukan kegiatan tanya jawab untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelapukan batuan. Kemudian guru mengajak siswa untuk membuat kesimpulan tentang materi pelapukan batuan yang telah dipelajari. Pada kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang telah berhasil mencocokkan kartunya dengan benar dan memperoleh poin tertinggi pada kegiatan pasang kartu Make a Match, penghargaan stiker hebat diberikan kepada kelompok 3 dan 6 yang telah berhasil memperoleh poin tertinggi dalam kegiatan pasang kartu dilanjutkan dengan kegiatan refleksi yang dilakukan oleh guru bersama dengan siswa. Setelah itu guru menyampaikan kepada siswa bahwa pada pertemuan selanjutnya akan

20 88 dilaksanakan tes evaluasi, guru meminta siswa untuk belajar dengan sungguhsungguh. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam. 4) Pertemuan Keempat Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Kamis, 27 Maret 2014 pukul WIB oleh guru kolaborator yaitu Bapak Jumar, S.Pd.SD selaku guru kelas 5 SDN Patemon 01. Kegiatan pembelajaran pertemuan keempat ini guru melaksanakan kegiatan tes evaluasi siklus I. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan keempat diawali dengan berdoa, presensi, dan dilanjutkan dengan tanya jawab oleh guru dan siswa untuk mengulas kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya tentang proses pembentukan tanah karena pelapukan batuan. Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami oleh siswa. Setelah semua siswa dirasa paham tentang materi yang diajarkan guru mengadakan tes evaluasi selama dua kali 35 menit. Siswa mengerjakan soal tes evaluasi dengan tertib dan lancar, hanya ada satu siswa yang terlihat kesulitan mengerjakan sehingga memerlukan tambahan waktu untuk mengerjakan. Bagi siswa yang telah selesai mengerjakan soal evaluasi tersebut dapat mengumpulkan lembar jawab berserta dengan soal dan kembali ke tempat duduk. Setelah itu guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu tentang lapisan-lapisan tanah. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup Pelaksanaan Observasi Pada sub bab ini, akan menjelaskan mengenai analisis data hasil observasi aktivitas guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus I dengan menerapkan model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar yang terdiri dari analisis hasil observasi pada setiap pertemuan yaitu pertemuan pertama, pertemuan kedua, pertemuan ketiga, dan pertemuan keempat sebagai berikut: 1) Pertemuan Pertama Kegiatan observasi dilakukan oleh guru observer untuk mengamati aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung, baik itu aktivitas guru maupun

21 89 aktivitas siswa. Hasil pengamatan proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 36 indikator aktivitas guru dan 25 indikator aktivitas siswa. masing-masing indikator dalam lembar observasi tersebut diberi skor 1-4. Skor 1 berarti kurang, skor 2 berarti cukup, skor 3 berarti baik, dan skor 4 berarti sangat baik. Kemudian skor akan dijumlahkan dan diinterpretasikan berdasarkan kriteria penilaian. Kriteria penilaian pada lembar observasi yaitu untuk total skor pada persentase 1%-20% berada pada kriteria sangat kurang, persentase 21%-40% berada pada kriteria kurang, persentase 41%-60% termasuk ke dalam kriteria cukup baik, persentase skor 61%-80% termasuk ke dalam kriteria baik, dan persentase skor 81%-100% pada kriteria sangat baik. Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut: Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I Aspek yang Diamati Memeriksa kesiapan pembelajaran Melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan Membimbing siswa melakukan eksplorasi sumber bacaan dan menyampaikan materi Memanfaatkan media gambar Mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match) Skor Penilaian , 11 14, 15, 16 21, 23, 24 Jumlah Skor 1, 4 2, , , 10, 12, 13 17, 18, 19, 20, 22, 25 Memberikan penghargaan kepada siswa 26, Penggunaan Bahasa 31 29, Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi 34 32, 33 35, TOTAL

22 90 Berdasarkan tabel 4.3 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil penilaian dari observer indikator aktivitas guru yang mendapat skor 2 sebanyak 9 item, indikator dengan jumlah skor 3 sebanyak 18 item, dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 9 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 108. Pada aspek memeriksa kesiapan pembelajaran siswa terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1, 4 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 2, 3 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek satu 10 skor. Pada aspek melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 6 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 5, 7 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek dua 11 skor. Pada aspek ketiga yaitu membimbing eksplorasi sumber bacaan dan menyajikan materi indikator terdiri dari 6 indikator yaitu indikator nomor 8, 11 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 9, 10, 12, 13 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek tiga 17 skor. Pada aspek memanfaatkan media gambar terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 14, 15, 16 memperoleh skor 2 sehingga jumlah skor aspek empat ialah 6 skor. Aspek mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match) terdiri dari 9 indikator yaitu indikator nomor 21, 23, 24 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 17, 18, 19, 20, 22, 25 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek lima 24 skor. Aspek memberikan penghargaan kepada siswa terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 26, 27 memperoleh skor 3 sementara indikator nomor 28 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek enam 10 skor. Kemudian pada aspek penggunaan bahasa terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 31 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 29, 30 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek tujuh 11 skor. Selanjutnya pada aspek terakhir membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 5 indikator yaitu indikator nomor 34 memperoleh skor 2, indikator nomor 32, 33 memperoleh skor 3, dan indikator nomor 35, 36 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek delapan 16 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan pertama adalah 108 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan I dapat dilihat pada diagram 4.3 berikut ini:

23 91 Diagram 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah Skor Kesiapan siswa belajar 1, 2 3, 4 10 Melakukan eksplorasi sumber bacaan dan memperhatikan penjelasan guru Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 7, 8, 9 6 Respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran 11, 12 10, Melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match) 14, 16, 17, 19, 21 15, 18, 20 Membuat kesimpulan dan 22, melakukan kegiatan refleksi 23, 24 TOTAL Berdasarkan tabel 4.4 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui indikator aktivitas belajar siswa yang memperoleh skor 2 sebanyak 15 item,

24 92 indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 8 item, dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 2 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 62. Pada aspek kesiapan siswa dalam belajar terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1, 2 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 3, 4 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek satu 10 skor. Selanjutnya aspek eksplorasi sumber bacaan dan menyimak penjelasan guru terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 6 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 5 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek dua 7 skor. Pada aspek partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 7, 8, 9 memperoleh skor 2 sehingga jumlah skor aspek tiga 6 skor. Aspek respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 11, 12 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 10, 13 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek empat 10 skor. Kemudian pada aspek melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match) terdiri dari 8 indikator yaitu indikator nomor 14, 16, 17, 19, 21 memperoleh skor 2 dan nomor indikator 15, 18, 20 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek lima 19 skor. Selanjutnya aspek membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 22, 23, 24 memperoleh skor 2dan indikator nomor 25 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek enam 10 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan pertama adalah 62 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan I dapat dilihat pada diagram 4.4 berikut ini:

25 93 Diagram 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I 2) Pertemuan Kedua Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan kedua dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut: Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah Skor Memeriksa kesiapan pembelajaran 1 2, 3, 4 15 Melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan 6 5, 7 11 Membimbing siswa melakukan 8, 9, eksplorasi sumber bacaan dan menyampaikan materi 11 10, 12, Memanfaatkan media gambar 15, , 19, Mengorganisasikan siswa dalam 20, 21, kegiatan pasang kartu (Make a , 23, Match) 25 Memberikan penghargaan kepada siswa Penggunaan Bahasa 26, , 30, 31 Membuat kesimpulan dan 32, 33, 35, melakukan kegiatan refleksi 34 TOTAL

26 94 Berdasarkan tabel 4.5 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil penilaian dari observer indikator aktivitas guru yang memperoleh skor 2 sebanyak 4 item, indikator dengan skor 3 sebanyak 18 item, dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 14 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 116. Pada aspek memeriksa kesiapan pembelajaran siswa terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 2, 3, 4 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek satu 15 skor. Pada aspek melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran teridir dari 3 indikator yaitu indikator nomor 6 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 5, 7 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek dua 11 skor. Pada aspek ketiga yaitu membimbing eksplorasi sumber bacaan dan menyajikan materi terdiri dari 6 indikator yaitu indikator nomor 11 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 8, 9, 10, 12, 13 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek tiga 17 skor. Pada aspek memanfaatkan media gambar terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 15, 16 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 14 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek empat 7 skor. Aspek mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match) terdiri dari 9 indikator yaitu indikator nomor 24 memperoleh skor 2, indikator nomor 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 17 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek lima 27 skor. Aspek memberikan penghargaan kepada siswa terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 26, 27 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 28 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek enam 10 skor. Kemudian pada aspek penggunaan bahasa seluruh terdiri dari 3 indikator yaitu indikator 29, 30, 31 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek tujuh 12 skor. Selanjutnya pada aspek terakhir membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 5 indikator yaitu indikator nomor 32, 33, 34 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 35, 36 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek delapan 17 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan kedua adalah 116. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan II dapat dilihat pada diagram 4.5 berikut ini:

27 95 Diagram 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.6 berikut: Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah Skor Kesiapan siswa belajar 1, Melakukan eksplorasi sumber bacaan dan memperhatikan penjelasan guru Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 7, Respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran 11, 12 10, Melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match) , 15, 18, 19, 20, 21 Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi 24 22, TOTAL

28 96 Berdasarkan tabel 4.6 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui indikator aktivitas belajar siswa yang memperoleh skor 2 dan 3 sebanyak 8 item dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 9 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 76. Pada aspek kesiapan siswa dalam belajar terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1, 2 memperoleh skor 2, indikator nomor 4 memperoleh skor 3, dan indikator nomor 3 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek satu 7 skor. Selanjutnya aspek eksplorasi sumber bacaan dan menyimak penjelasan guru terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 6 memperoleh skor 3 dan aspek nomor 5 mendapat skor 4 sehingga jumlah skor aspek dua 7 skor. Pada aspek partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 7, 9 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 8 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek tiga 7 skor. Aspek respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 11, 12 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 10, 13 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek empat 10 skor. Kemudian pada aspek melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match) terdiri dari 8 indikator yaitu indikator nomor 17 memperoleh skor 2, indikator nomor 16 memperoleh skor 3 dan nomor indikator 14, 15, 18, 19, 20, 21 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek lima 29 skor. Selanjutnya aspek membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 24 memperoleh skor 2, indikator nomor 22, 23 memperoleh skor 3 dan nomor indikator 25 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek enam 12 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan kedua adalah 76 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan II dapat dilihat pada diagram 4.6 berikut ini:

29 97 Diagram 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II 3) Pertemuan Ketiga Hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan ketiga dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut: Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan III Aspek yang Diamati Skor Penilaian Memeriksa kesiapan pembelajaran 1, 2, 3, 4 16 Melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan 5, 6, 7 12 Membimbing siswa melakukan 8, 11, 12, eksplorasi sumber bacaan dan 13 menyampaikan materi 9, Memanfaatkan media gambar 15, Mengorganisasikan siswa 17, 18, 19, dalam kegiatan pasang kartu 20, 23, 24, 21, (Make a Match) 25 Jumlah Skor Memberikan penghargaan 26, 27, 12 kepada siswa 28 29, 30, Penggunaan Bahasa Membuat kesimpulan dan 34, , melakukan kegiatan refleksi 36 TOTAL

30 98 Berdasarkan tabel 4.7 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil penilaian dari observer indikator aktivitas guru dengan jumlah skor 3 sebanyak 15 item dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 21 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 129. Pada aspek memeriksa kesiapan pembelajaran siswa terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1, 2, 3, 4 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek satu 16 skor. Pada aspek melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 5, 6, 7 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek dua 12 skor. Pada aspek ketiga yaitu membimbing eksplorasi sumber bacaan dan menyajikan materi terdiri dari 6 indikator yaitu indikator nomor 8, 11, 12, 13 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 9, 10 memperoleh skor 4 jumlah skor aspek tiga 20 skor. Pada aspek memanfaatkan media gambar terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 15, 16 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 14 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek empat 10 skor. Aspek mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match) terdiri dari 9 indikator yaitu indikator nomor 17, 18, 19, 20, 22, 24, 25 mendapat skor 3 dan indikator nomor 21, 23 mendapat skor 4 sehingga jumlah skor aspek lima 29 skor. Aspek memberikan penghargaan kepada siswa terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 26, 27, 28 mmperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek enam 11 skor. Kemudian pada aspek penggunaan bahasa terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 29, 30, 31 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek tujuh 12 skor. Selanjutnya pada aspek terakhir membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 5 indikator yaitu indikator nomor 32, 33 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 34, 35, 36 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek delapan 18 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan ketiga adalah 129 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan III dapat dilihat pada diagram 4.7 berikut ini:

31 99 Diagram 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan III Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.8 berikut: Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan III Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah Skor Kesiapan siswa belajar 1, 2 3, 4 14 Melakukan eksplorasi sumber bacaan dan memperhatikan penjelasan guru Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 7, 8, 9 9 Respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran 10, 13 11, Melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match) 16, 18, 19 14, 15, 17, 20, 21 Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi 22, 24 23, TOTAL Berdasarkan tabel 4.8 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui indikator aktivitas belajar siswa yang memperoleh skor 3 sebanyak 13 item dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 12 item sehingga jumlah keseluruhan

32 100 skor yang diperoleh 87. Pada aspek kesiapan siswa dalam belajar terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1, 2 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 3, 4 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek satu 14 skor. Selanjutnya aspek eksplorasi sumber bacaan dan menyimak penjelasan guru terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 6 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 5 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek dua 7 skor. Pada aspek partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran terdiri dari 3 indikator yaitu indikator 7, 8, 9 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek tiga 9 skor. Aspek respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 10, 13 memperoleh skor 3 dan nomor indikator 11, 12 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek empat 14 skor. Kemudian pada aspek melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match) terdiri dari 8 indikator yaitu indikator nomor 16, 18, 19 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 14, 15, 17, 20, 21 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek lima 29 skor. Selanjutnya aspek membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 22, 24 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 23, 25 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek enam 14 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan ketiga adalah 87 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan III dapat dilihat pada diagram 4.8 berikut ini: Diagram 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan III

33 Refleksi Siklus I Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan pertama, kedua, ketiga, dan keempat maka selanjutnya diadakan refleksi atas pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus I. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang dilaksanakan pada siklus I. Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan selama proses pembelajaran dengan indikator aktivitas yang telah ditetapkan. Selain itu kegiatan refleksi juga dilakukan untuk mengetahui manfaat dari tindakan pembelajaran menggunakan model Make a Match berbantuan media gambar, kegiatan refleksi juga dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari pelaksanaan tindakan pembelajaran yang dilakukan. Kegiatan refleksi diadakan dalam bentuk diskusi, diskusi ini dilakukan oleh guru kolaborator, guru observer, peneliti, dan perwakilan dari beberapa siswa kelas 5. Kegiatan diskusi tersebut berisi tentang evaluasi pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Make a Match berbantuan media gambar, evaluasi tersebut ditujukan bagi guru kolaborator, guru observer, peneliti dan siswa. Dari diskusi yang dilakukan diketahui bahwa dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar guru dapat memperoleh pengalaman dan wawasan yang baru di dalam pembelajaran, selain itu guru juga merasa lebih mudah dalam mengajar khususnya di dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Sementara itu bagi siswa dengan kegiatan pasang kartu dalam Make a Match siswa merasa suasana pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan lagi, siswa tidak harus selalu mendengarkan penjelasan guru dengan ceramah. Kegiatan diskusi dan kerjasama yang dilakukan antar siswa dalam kegiatan pasang kartu menjadikan materi pelajaran dapat dipahami dengan mudah oleh siswa menggunakan cara unik dan berbeda melalui permainan pasang kartu. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh melalui hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama diketahui indikator yang memperoleh skor 2 yaitu sebanyak 9 item, skor 3 sebanyak 18 item, dan skor 4 sebanyak 9 item. Pada siklus I pertemuan kedua indikator yang memperoleh skor

34 102 2 sebanyak 4 item, skor 3 sebanyak 18 item dan skor 4 sebanyak 14 item. Selanjutnya pada siklus I pertemuan ketiga tidak ada aktivitas guru yang memperoleh skor 2, perolahan skor 3 sebanyak 15 item dan jumlah indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 21 item. Dari hasil observasi pelaksanaan tindakan siklus I, aspek yang mengalami peningkatan yaitu pada aspek mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match). Pada aspek ini guru sudah dapat mengarahkan siswa dalam pembelajaran Make a Match (17), guru mampu menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar melalui kegiatan pasang kartu (21), guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir sejenak secara individu sebelum mencari pasangan kartu (22), guru juga dapat menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Make a Match (23). Hasil observasi pada pertemuan pertama dengan indikator penilaian aktivitas guru sebanyak 36 item, hasil persentase aktivitas guru pertemuan pertama sebesar 75%, pertemuan kedua meningkat menjadi 80,56%, selanjutnya pada pertemuan ketiga juga mengalami peningkatan hingga persentase 89,58%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.9 peningkatan persentase hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan I, II, dan II sebagai berikut: Diagram 4.9 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Guru Pertemuan I, II, dan III

35 103 Berdasarkan analisis data hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan pertama indikator aktivitas belajar siswa yang memperoleh skor 2 yaitu sebanyak 15 item, skor 3 sebanyak 8 item, dan skor 4 sebanyak 2 item. Kemudian pada pertemuan kedua perolahan skor 2 sebanyak 8 item, skor 3 sebanyak 8 item, dan skor 4 sebanyak 9 item. Pada pertemuan ketiga siklus I perolehan skor 3 sebanyak 13 item dan skor 4 sebanyak 12 item. Indikator aktivitas siswa yang mengalami peningkatan yaitu dalam aspek respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran dan melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match). Pada aspek aspek respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran siswa sudah mau mencatat materi apa yang disampaikan oleh guru melalui media gambar (11), siswa juga sudah mulai antusias dalam menyimak materi yang guru sampaikan menggunakan media gambar (12). Sementara pada aspek melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match) siswa sudah mempu membentuk kelompok sesuai dengan petunjuk guru (14), Siswa bersemangat dan antusias untuk mencari pasangan kartu (15), Siswa melakukan kegiatan pasang kartu sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan (17), Siswa dengan bimbingan guru sudah dapat mengoreksi hasil kegiatan pasang kartu (20), Siswa antusias terhadap penghargaan yang diberikan guru (21). Dari skor penilaian hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan pertama persentase yang diperoleh mencapai 62%, pada pertemuan kedua persentase hasil observasi siswa meningkat menjadi 76%, kemudian pada pertemuan ketiga persentase meningkat menjadi 87%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.10 peningkatan persentase hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan I, II, dan II sebagai berikut:

36 104 Diagram 4.10 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan I, II, dan III Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 75) pada pelaksanaan tindakan siklus I baru mencapai 70% siswa tuntas. Artinya hasil tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan yang peneliti tentukan sebesar 80%. Masih ada 6 siswa yang perolehan nilainya masih berada di bawah KKM 75. Namun rata-rata hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SDN Patemon 1 sudah mengalami peningkatan dari kondisi awal 62,50 menjadi 77,80 setelah pelaksanaan tindakan siklus I. Persentase ketuntasan belajar siswa naik dari kondisi awal 25% menjadi 70%. Dari hasil observasi yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus I dapat diketahui beberapa kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar, kekurangan yang ditemui selama tindakan pembelajaran menjadikan proses pembelajaran yang berlangsung menjadi kurang maksimal. Kelebihan dan kekurangan tersebut diantaranya: 1) Kelebihan a. Rancangan pembelajaran sudah tersusun dengan baik terlihat dari beberapa aspek yang sudah mengalami peningkatan walaupun peningkatan tersebut belum mencapai skor yang maksimal.

37 105 b. Kegiatan pembelajaran nampak lebih menarik, antusiasme siswa untuk mengikuti pembelajaran lebih meningkat dengan menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar diketahui dari aspek respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran terdapat indikator nomor 11 dan 12 yang mengalami peningkatan skor hasil observasi pada tiap pertemuannya. c. Sebagian siswa sudah terarah dalam kegiatan kerjasama kelompok melalui bimbingan guru sesuai dengan ada beberapa indikator yang mengalami peningkatan pada aspek 4 melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang kartu yaitu indikator nomor 14, 15, 17, 20, dan 21. d. Kondisi pembelajaran yang terbentuk lebih baik, dominasi guru dalam pembelajaran berkurang terlihat dari peningkatan aspek guru dalam mengorganisasikan dalam kegiatan pasang kartu sehingga guru sudah tidak mendominasi pembelajaran dengan ceramah terus menerus tetapi pembelajaran lebih terarah kepada aktivitas siswa dalam Make a Match. 2) Kekurangan a. Cara guru mengaitkan materi dengan realitas kehidupan masih kurang. Ketika kegiatan refleksi berlangsung siswa masih kebingungan dengan apa yang guru sampaikan diketahui dari perolehan skor indikator penilaian aktivitas guru nomor 13 yaitu guru mengaitkan materi dengan realitas kehidupan yang belum memperoleh Nilai Tertinggi. b. Penerapan pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar belum terbiasa dilaksanakan oleh siswa, sehingga pada awal-awal proses pembelajaran berlangsung siswa masih kebingungan dan merasa canggung di dalam proses pembelajaran diketahui dari masih banyak indikator yang memperoleh skor 2 dalam pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan pertama. c. Masih ada beberapa siswa yang belum bekerjasama secara optimal dalam kegiatan pasang kartu sehingga diskusi dalam kegiatan pasang kartu belum berjalan dengan kondusif diketahui dari indikator nomor

38 pada penilaian aktivitas siswa masih belum memperoleh skor maksimal. d. Beberapa siswa masih malu-malu dalam menyampaikan gagasan atau pendapat diketahui dari perolahan skor pada indikator nomor 18 yaitu siswa memberikan tanggapan terhadap kartu-kartu yang telah dipasangkan yang belum mendapatkan skor yang maksimal. Dari berbagai kekurangan yang ditemui tersebut, maka peneliti melakukan analisis dan berkonsultasi dengan guru kelas 5 tentang kondisi siswa serta pelaksanaan tindakan pembelajaran yang telah dilangsungkan, hingga didapatkan rencana perbaikan dari kekurangan tersebut yang akan diterapkan pada siklus II sebagai berikut: 1) Sebelum proses tindakan pembelajaran dilangsungkan sebaiknya dilakukan pengarahan dan diskusi bersama antara peneliti dan guru kolaborator mengenai langkah-langkah dari model pembelajaran Make a Match sehingga antara rencana dan pelaksanaan dapat berjalan selaras. 2) Guru kolaborator harus menguasai materi pembelajaran dengan baik supaya dapat melakukan kegiatan refleksi dengan baik pada akhir pembelajaran. 3) Guru harus memberikan instruksi dan peraturan yang jelas di dalam permainan pasang kartu agar pelaksanaan kegiatan tersebut dapat berlangsung sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. 4) Guru membimbing dan memberikan pengarahan agar dalam pelaksanaan kegiatan pasang kartu semua siswa dapat ikut berpartisipasi dan bekerja sama dengan baik. 5) Guru harus selalu memberikan motivasi kepada siswa agar siswa berani dalam menyampaikan setiap gagasan. Salah satu contoh pemberian motivasi bisa dilakukan guru adalah dengan memberikan penghargaan dan semangat kepada siswa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

39 Deskripsi Siklus II Pada sub unit deskripsi siklus II ini, akan menguraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pelaksanaan observasi, hasil tindakan dan refleksi. Kegiatan pembelajaran pada siklus II ini dibagi menjadi tiga kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus II ini merupakan upaya perbaikan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I Tahap Perencanaan Pada sub unit ini, akan menjelaskan mengenai perencanaan yang dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru kolaborator sebelum pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar meliputi penyusunan RPP dan segala sesuatu yang menujang pelaksanaan tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan termasuk perencanaan tes evaluasi yang akan dilakukan pada pertemuan terakhir siklus II yaitu pada pertemuan ketiga. Tindakan pembelajaran pada siklus II merupakan hasil tindak lanjut dan upaya perbaikan dari pelaksanaan tindakan pada siklus I. Kegiatan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan yaitu pertemuan pertama, kedua, dan pertemuan ketiga, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit, dengan rincian sebagai berikut: 1) Pertemuan Pertama Kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama ini dilaksanakan pada minggu pertama bulan April. Materi yang akan dibahas pada pertemuan pertama siklus II ini mengenai unsur-unsur tanah dan lapisan penyusun tanah. Sebelum melakukan tindakan pembelajaran siklus II pertemuan pertama peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar dengan Kompetensi Dasar (KD) 7.2. mengidentifikasi jenis-jenis tanah. Penyusunan RPP didiskusikan dengan Bapak Jumar, S.Pd.SD selaku guru kelas 5 dan sebagai guru kolaborator dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Diskusi yang dilakukan meliputi penentuan

40 108 waktu penelitian, penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran serta media gambar yang akan digunakan di dalam proses pembelajaran. Indikator pada pertemuan pertama antara lain (1) mengidentifikasi unsur-unsur pembentuk tanah dan (2) mendeskripsikan komposisi lapisan penyusun tanah. Setelah indikator dirumuskan kemudian peneliti bersama dengan guru kolaborator menyusun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan pertama. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan pertama melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar ialah: (1) melalui eksplorasi sumber bacaan dan tanya jawab siswa dapat mengidentifikasi unsur-unsur pembentuk tanah, (2) melalui pengamatan gambar dan tanya jawab siswa dapat mengidentifikasi komposisi lapisan penyusun tanah. Dilanjutkan dengan peneliti menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat yaitu tentang unsur-unsur tanah dan lapisan penyusun tanah. Kemudian peneliti mempersiapkan media pembelajaran yaitu media gambar. Gambar yang dimaksud ialah gambar lapisan-lapisan tanah (lapisan tanah atas, lapisan tanah bagian tengah, lapisan tanah bawah, dan lapisan tanah batuan induk) yang dicetak pada kertas BC. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, kartu soal dan kartu jawaban (kartu soal dan kartu jawaban berjumlah masing-masing sepuluh berisi materi tentang unsur-unsur tanah dan lapisan penyusun tanah), lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar penilaian pasang kartu, karton untuk menempel kartu soal dan kartu jawaban, serta penghargaan dan handout materi pembelajaran tentang unsur-unsur tanah dan lapisan penyusun tanah. Selanjutnya peneliti dan guru kolaborator mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 5 agar pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. (Untuk lebih jelasnya lihat pada lampiran) 2) Pertemuan Kedua Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua merupakan tindak lanjut pada pertemuan pertama, yang membedakannya ialah pada pokok bahasan yang dipelajari. Pada pertemuan kedua ini pokok bahasan yang dipelajari ialah mengenai jenis-jenis tanah dan manfaatnya bagi kehidupan sehari-hari. Sebelum

41 109 melakukan kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk pelaksanaan tindakan, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi jenis-jenis tanah dan manfaatnya bagi kehidupan sehari-hari, penyusunan RPP didiskusikan dengan Bapak Jumar, S.Pd.SD selaku guru kelas 5 dan sebagai guru kolaborator dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Diskusi yang dilakukan meliputi penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran serta media gambar yang akan digunakan di dalam proses pembelajaran. Indikator pada pertemuan kedua antara lain (1) mengidentifikasi jenis-jenis tanah berdasarkan cirinya, (2) mendeskripsikan manfaat tanah dalam kehidupan sehari-hari. Setelah indikator dirumuskan kemudian peneliti bersama dengan guru kolaborator menyusun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan kedua. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan kedua melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar ialah: (1) melalui eksplorasi sumber bacaan dan pengamatan gambar siswa dapat mengidentifikasi jenis-jenis tanah berdasarkan cirinya. (2) melalui pengamatan gambar dan tanya jawab siswa dapat mendeskripsikan manfaat tanah dalam kehidupan sehari-hari. Setelah penyusunan tujuan kemudian dilanjutkan dengan peneliti menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat yaitu tentang jenis-jenis tanah dan manfaat tanah bagi kehidupan manusia. Selanjutnya peneliti mempersiapkan media pembelajaran, media pembelajaran yang dipakai ialah media gambar berupa gambar jenis-jenis tanah (tanah humus, tanah pasir, tanah liat, tanah kapur, tanah gersang, tanah gambut, dan tanah vulkanik) yang dicetak pada kertas BC. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, kartu soal dan kartu jawaban (kartu soal dan kartu jawaban berjumlah masing-masing sepuluh berisi materi tentang jenis-jenis tanah dan manfaat tanah bagi kehidupan sehari-hari), lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar penilaian pasang kartu, karton untuk menempel kartu soal dan kartu jawaban, serta penghargaan berupa stiker hebat yang akan dibagikan kepada siswa yang berhasil dalam kegiatan pasang kartu. Selanjutnya peneliti dan guru kolaborator mempelajari materi yang

42 110 akan diajarkan pada kelas 5 agar pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan. (Untuk lebih jelasnya lihat pada lampiran) 3) Pertemuan Ketiga Perencanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan ketiga sebagai tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya yaitu pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Pada pertemuan ketiga ini digunakan guru untuk melaksanakan tes evaluasi siklus II, materi yang diteskan ialah materi yang telah dipelajari oleh siswa pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua mengenai lapisan tanah, jenis tanah, dan manfaat tanah bagi dalam kehidupan sehari-hari. Penyusunan soal yang akan dipakai untuk tes evaluasi siklus II juga didiskusikan bersama dengan guru kolaborator. Sebelum kegiatan tes evaluasi berlangsung, peneliti menyiapkan halhal yang diperlukan untuk proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar soal evaluasi yang terdiri dari 30 soal berbentuk pilihan ganda untuk 20 siswa kelas 5 SDN Patemon 01, lembar jawab untuk 20 siswa SDN Patemon 01, serta ruang atau lokasi yang akan digunakan untuk pelaksanaan tes yaitu di ruang kelas 5 SDN Patemon 01. Sebelum mengadakan tes evaluasi, guru mengulang materi tentang lapisan tanah dan jenis-jenis tanah yang telah dipelajari pada pertemuan pertama dan kedua. Setelah itu guru mengadakan tes evaluasi selama dua kali 35 menit Pelaksanaan Tindakan Sub unit ini mendeskripsikan tentang pelaksanaan tindakan pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran pada setiap pertemuan. Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, masing-masing pertemuan pada siklus II berlangsung selama dua kali 35 menit. Rincian pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II sebagai berikut: 1) Pertemuan Pertama Pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 3 April 2014 pukul WIB oleh guru kolaborator yaitu Bapak Jumar, S.Pd.SD selaku guru kelas 5 SDN Patemon 01. Guru yang di

43 111 tunjuk sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa ialah Bapak Suwono, S.Pd. Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama siklus II diawali dengan guru mengucapkan salam, selanjutnya guru meminta perwakilan siswa untuk memimpin doa, dilanjutkan dengan guru melakukan presensi dan memeriksa kesiapan siswa, guru menanyakan kesiapan belajar siswa antara lain buku catatan, LKS, dan buku paket. Kemudian guru melakukan kegiatan apersepsi dan motivasi, guru melakukan kegiatan apersepsi dengan bertanya jawab kepada siswa. Guru memberikan pertanyaan Siapa diantara kalian yang pernah menanam bunga? Apa saja bahan yang diperlukan untuk menanam bunga?. Siswa diminta untuk menyebutkan bahan yang digunakan untuk menanam bunga. Dari berbagai jawaban yang siswa sebutkan diantaranya pot bunga, pupuk, kerikil, tanah, dll. Guru menegaskan bahwa tanah merupakan bahan yang penting digunakan dalam menanam bunga. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu siswa dapat mengidentifikasi unsur-unsur dan komposisi lapisan-lapisan tanah dengan Kompetensi Dasar (KD) 7.2. mengidentifikasi jenis-jenis tanah. Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, guru meminta siswa melakukan eksplorasi sumber bacaan mengenai unsur pembentuk tanah dan komposisi lapisan-lapisan tanah dilanjutkan dengan penjelasan oleh guru menggunakan media gambar, gambar tersebut merupakan gambar lapisan tanah (lapisan tanah atas, lapisan tanah bagian tengah, lapisan tanah bawah, dan lapisan tanah batuan induk). Guru melibatkan siswa melalui kegiatan tanya jawab mengenai ciri dan komposisi lapisan tanah yang ditunjukkan pada gambar. Guru memberikan pertanyaan setelah pengamatan gambar yang telah kalian lakukan, ciri-ciri apa yang membedakan setiap lapisan tanah yang telah kalian amati tersebut? Apa saja komposisi bahan yang menyusun lapisan tanah bagian atas?. Salah seorang siswa memberikan penjelasan bahwa yang membedakan antar lapisan tanah ialah warna, semakin dalam lapisan tanah berwarna semakin terang. Komposisi bahan yang menyusun tanah bagian atas

44 112 ialah hasil sisa-sisa makhluk hidup yang telah mati sehingga sifat dari lapisan tanah bagian atas sangat subur. Tiga siswa yang lain juga maju ke depan untuk menuliskan komposisi lapisan tanah bagian tengah, lapisan tanah bawah, lapisan batuan induk di papan tulis melalui pengamatan gambar dan eksplorasi sumber bacaan yang telah dilakukan. Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan penjelasan guru untuk memberikan penegasan terhadap jawaban yang telah dituliskan siswa di papan tulis, bahwa semakin dalam lapisan tanah maka semakin banyak unsur batuan yang menyusun, pada lapisan tanah batuan induk unsur yang menyusun adalah batuan-batuan pejal dan sifatnya sangat tidak subur. Semakin dalam tanah maka akan semakin berkurang tingkat kesuburannya. Setelah guru selesai memberikan penjelasan dilanjutkan dengan kegiatan elaborasi. Pada kegiatan elaborasi ini guru membentuk siswa menjadi 2 kelompok besar secara acak (kelompok soal dan kelompok jawaban). Siswa berbaris berbanjar di depan kelas masing-masing barisan terdiri dari 10 siswa berhadaphadapan (kelompok soal dan kelompok jawaban). Kemudian siswa mendengarkan penjelasan singkat guru mengenai model pembelajaran Make a Match sebelum kartu dibagikan. Selanjutnya guru membagikan kartu-kartu secara acak kepada siswa, kartu soal dan jawaban tersebut berisi materi tentang unsur penyusun tanah dan komposisi lapisan-lapisan tanah masing-masing 10 kartu untuk kartu soal dan 10 kartu untuk kartu jawaban, setelah semua siswa menerima kartu, siswa diberi waktu satu menit untuk memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang mereka terima. Setelah itu siswa bergegas mencari pasangan kartu yang mereka terima dalam waktu kurang dari 20 detik. Kurang dari 9 detik sudah ada siswa yang berhasil menemukan pasangan kartunya dan segera maju ke depan untuk menempelkan kartunya pada lembaran karton yang telah disediakan oleh guru. Setelah waktu habis, guru membahas pasangan kartu mana yang paling tepat antara kartu soal dan kartu jawaban. Pada saat pembahasan kartu soal dan kartu jawaban guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan gagasan terhadap pasangan kartu yang telah dipasangkan oleh kelompok lain. Dari kartu yang telah dipasangkan ternyata guru menemukan tiga kartu yang salah, kemudian pasangan kelompok 5 mengacungkan tangan dan maju ke depan

45 113 untuk membetulkan pasangan kartu yang salah tersebut. Guru memberikan poin tambahan kepada kelompok 5 yang berhasil membetulkan pasangan kartu dengan benar. Pada kegiatan konfirmasi, guru memberikan penguatan terhadap materi lapisan tanah yang telah dipelajari oleh siswa, guru juga melakukan kegiatan tanya jawab untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi lapisan tanah yang telah dipelajari. Kemudian guru mengajak siswa untuk membuat kesimpulan tentang materi lapisan-lapisan tanah yang telah dipelajari. Ada siswa yang mengacungkan tangan dan menyampaikan kesimpulan dari pelajaran yang telah dilakukan bahwa diketahui setiap lapisan mempunyai komposisi yang membentuk berbeda-beda dari mulai lapisan atas yang dibentuk oleh sisa-sisa makhluk hidup sehingga menjadikan lapisan tanah bagian atas sangat subur hingga lapisan batuan induk yang berisi batuan-batuan padat dan pejal dan sangat tidak subur. Semakin ke dalam warna tanah akan semakin terang. Pada kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan berupa stiker hebat kepada kelompok 5 yang telah berhasil memperoleh poin tertinggi dalam kegiatan pasang kartu Make a Match, dilanjutkan dengan kegiatan refleksi yang dilakukan oleh guru bersama dengan siswa. Setelah itu guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu jenis-jenis tanah. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam. 2) Pertemuan Kedua Pelaksanaan tindakan siklus II pada pertemuan kedua dilakukan pada hari Jumat, 4 Maret 2014 pukul WIB oleh guru kolaborator yaitu Bapak Jumar, S.Pd.SD selaku guru kelas 5 SDN Patemon 01. Guru yang di tunjuk sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa ialah Bapak Suwono, S.Pd. Pada awal pembelajaran guru menyiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran, guru menanyakan kesiapan belajar siswa antara lain buku catatan, LKS, dan buku paket. Kemudian guru mengucapkan salam dan meminta perwakilan siswa untuk memimpin doa, dilanjutkan dengan guru melakukan kegiatan presensi. Setelah itu guru melaksanakan kegiatan apersepsi dengan bertanya jawab bersama siswa. Guru mengajukan pertanyaan Apa jenis tanah

46 114 yang digunakan oleh pengrajin gerabah untuk membuat kerajinan?, Selanjutnya guru memberikan motivasi kepada siswa dengan menunjukkan gambar jenis-jenis tanah (tanah humus, tanah pasir, tanah liat, tanah kapur, tanah gersang, tanah gambut, tanah vulkanik). Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu mengidentifikasi jenis-jenis tanah berdasarkan cirinya dan manfaatnya bagi kehidupan manusia dengan Kompetensi Dasar (KD) 7.2. mengidentifikasi jenis-jenis tanah. Setelah kegiatan awal disampaikan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, siswa diminta melakukan eksplorasi sumber bacaan tentang materi jenis-jenis tanah dan manfaat tanah yang akan dipelajari, dilanjutkan dengan melakukan pengamatan pada gambar jenis-jenis tanah yang guru tunjukkan, guru memberikan pertanyaan coba sebutkan ciri-ciri jenis tanah yang ada pada gambar!, setelah itu siswa diminta untuk menyampaikan gagasannya tentang ciri masing-masing tanah yang ada pada gambar. Delapan siswa mengacungkan tangan dan berebut untuk menyampaikan gagasan tentang ciri-ciri tanah yang terlihat melalui gambar. Dua orang diantaranya diminta oleh guru untuk menuliskan ciri-ciri tanah yang telah diamati di papan tulis. Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan singkat oleh guru untuk memberikan penegasan atas jawaban siswa yang telah disampaikan dan dituliskan. Guru menjelaskan bahwa jenis tanah yang sering digunakan sebagai lahan pertanian ialah jenis tanah humus, tanah humus banyak ditemui di daerah pegunungan untuk itu mengapa banyak masyarakat di daerah pegunungan yang bermatapencaharian sebagai petani karena lahan disekitar tempat tinggalnya sangat subur untuk bercocok tanam. Jenis tanah gersang banya dijumpai di daerah panas dan kering sementara jenis tanah gambut banyak dijumpai di daerah rawa. Jenis tanah vulkanik merupakan tanah pasir yang berasal dari letusan gunung berapi. Setelah guru memberikan penjelasan kemudian dilanjutkan dengan kegiatan elaborasi. Pada kegiatan elaborasi ini guru membentuk siswa menjadi 2 kelompok besar secara acak (kelompok soal dan kelompok jawaban). Siswa berbaris berbanjar di depan kelas masing-masing barisan terdiri dari 10 siswa berhadap-

47 115 hadapan (kelompok soal dan kelompok jawaban). Kemudian siswa mendengarkan penjelasan singkat guru mengenai model pembelajaran Make a Match sebelum kartu dibagikan. Selanjutnya guru membagikan kartu-kartu secara acak kepada siswa, kartu soal dan jawaban tersebut berisi materi tentang jenis-jenis tanah beserta ciri dan manfaat tanah tersebut masing-masing 10 kartu untuk kartu soal dan 10 kartu untuk kartu jawaban, setelah semua siswa menerima kartu, siswa diberi waktu satu menit untuk memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang mereka terima. Kurang dari 10 detik sudah ada pasangan siswa yang berhasil menempelkan pasangan kartunya pada lembaran karton yang telah disediakan oleh guru. Setelah waktu habis, kemudian guru membahas pasangan kartu mana yang paling tepat antara kartu soal dan kartu jawaban. Pada saat pembahasan kartu soal dan kartu jawaban guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan gagasan terhadap pasangan kartu yang telah dipasangkan oleh kelompok lain. Dari hasil pasang kartu ternyata masih ada dua kartu milik kelompok 4 dan 9 yang terbalik dipasangkan, perwakilan kelompok 3 berani mengacungkan tangan dan membetulkan jawaban yang telah siswa pasangkan. Guru memberikan poin untuk kelompok 3. Pada kegiatan konfirmasi, guru memberikan penguatan terhadap materi jenis tanah dan manfaat tanah yang telah dipelajari oleh siswa, guru juga melakukan kegiatan tanya jawab untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi tanah yang telah dipelajari. Kemudian guru mengajak siswa untuk membuat kesimpulan tentang materi jenis-jenis tanah dan manfaat tanah yang telah dipelajari. Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan pelajaran yaitu tanah yang ada di sekitar lingkungan banyak jenisnya dari mulai tanah humus hingga tanah vulkanik. Tanah humus sifatnya sangat subur sehingga cocok digunakan untuk bercocok tanah, jenis tanah yang kurang cocok untuk bercocok tanah ialah jenis tanah pasir dan tanah gersang. Tanah gersang tidak subur karena humusnya terkikis oleh air. Tanah vulkanik yang berasal dari pasir letusan gunung berapi juga cocok untuk bercocok tanam karena sifatnya yang subur. Pada kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan berupa stiker hebat kepada kelompok 3 yang telah berhasil memperoleh poin tertinggi

48 116 pada kegiatan pasang kartu Make a Match, dilanjutkan dengan kegiatan refleksi yang dilakukan oleh guru bersama dengan siswa. Setelah itu guru menyampaikan bahwa pada pertemuan selanjutnya akan dilaksanakan tes evaluasi, guru menyampaikan bahwa materi yang akan diteskan adalah materi yang telah siswa pelajari pada pertemuan pertama dan kedua yaitu tentang lapisan tanah, jenis tanah, dan manfaat tanah. Guru meminta siswa untuk belajar dengan sungguhsungguh. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam. 3) Pertemuan Ketiga Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu, 5 April 2014 pukul WIB oleh guru kolaborator yaitu Bapak Jumar, S.Pd.SD selaku guru kelas 5 SDN Patemon 01. Pembelajaran pada pertemuan ketiga ini merupakan tindak lanjut dari pembelajaran pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua yang telah guru laksanakan pada hari Kamis dan Jumat secara berturut-turut. Pada kegiatan pembelajaran pertemuan ketiga ini guru melaksanakan kegiatan tes evaluasi siklus II. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ketiga diawali dengan berdoa, presensi, dan dilanjutkan dengan kegiatan tanya jawab oleh guru dan siswa untuk mengulas kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya tentang lapisan tanah, jenis-jenis tanah, dan manfaat tanah. Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami oleh siswa, karena tidak ada siswa yang mengajukan pertanyaan, guru segera memulai tes evaluasi, tes evaluasi diadakan selama dua kali 35 menit. Sepuluh menit sebelum bel berbunyi semua siswa sudah selesai mengerjakan soal evaluasi. Siswa bergiliran mengumpulkan lembar jawab berserta dengan soal dan kembali ke tempat duduk. Kemudian guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup Pelaksanaan Observasi Pada sub bab ini, akan menjelaskan mengenai analisis data hasil observasi dengan menerapkan model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar yang terdiri dari analisis hasil observasi pada tiap pertemuan pelaksanaan

49 117 siklus II yaitu pertemuan pertama, pertemuan kedua, dan pertemuan ketiga, sebagai berikut: 1) Pertemuan Pertama Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan pertama dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut: Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah Skor Memeriksa kesiapan pembelajaran 1, 2, 3, 4 16 Melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan 5, 6, 7 12 Membimbing siswa melakukan 8, 12, eksplorasi sumber bacaan dan 13 menyampaikan materi 9, 10, Memanfaatkan media gambar 15 14, Mengorganisasikan siswa dalam 17, 19, 18, 20, 21, kegiatan pasang kartu (Make a 23, 24 22, 25 Match) 32 Memberikan penghargaan kepada siswa 26, 27, Penggunaan Bahasa 29, Membuat kesimpulan dan 33, 34, 35, 32 melakukan kegiatan refleksi TOTAL Berdasarkan tabel 4.9 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil penilaian dari observer indikator aktivitas guru yang memperoleh skor 3 sebanyak 9 dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 27 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 135. Pada aspek memeriksa kesiapan pembelajaran siswa terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1, 2, 3, 4 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek satu 16 skor. Pada aspek melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 5, 6, 7 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek dua 12 skor. Pada aspek ketiga yaitu membimbing eksplorasi sumber bacaan dan

50 118 menyajikan materi terdiri dari 6 indikator yaitu indikator nomor 8, 12, 13 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 9, 10, 11 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek tiga 18 skor. Pada aspek memanfaatkan media gambar terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 15 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 14, 16 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek empat 11 skor. Aspek mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match) terdiri dari 9 indikator yaitu indikator nomor 17, 19, 23, 24 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 18, 20, 21, 22, 25 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek lima 36 skor. Aspek memberikan penghargaan kepada siswa terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 26, 27, 28 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek enam 11 skor. Kemudian pada aspek penggunaan bahasa terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 29, 30, 31 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek tujuh 12 skor. Selanjutnya pada aspek terakhir membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 5 indikator yaitu indikator nomor 32 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 33, 34, 35, 36 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek delapan 19 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru siklus II pertemuan pertama adalah 135 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru siklus II pertemuan I dapat dilihat pada diagram 4.11 berikut ini: Diagram 4.11 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I

51 119 Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.10 berikut: Tabel 4.10 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah Skor Kesiapan siswa belajar 2 1, 3, 4 15 Melakukan eksplorasi sumber bacaan dan memperhatikan penjelasan guru Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 7, 8, 9 9 Respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran 10, 11, 12, Melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match) 16, 18 14, 15, 17, 19, 20, 21 Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi 22, 24 23, TOTAL Berdasarkan tabel 4.10 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui indikator aktivitas belajar siswa yang memperoleh skor 3 sebanyak 9 item dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 16 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 91. Pada aspek kesiapan siswa dalam belajar terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 2 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 1, 3, 4 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek satu 15 skor. Selanjutnya aspek eksplorasi sumber bacaan dan menyimak penjelasan guru terdiri dari 2 indikator yaitu indikator 5 dan 6 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek dua 6 skor. Pada aspek partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 7, 8, 9 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek tiga 10 skor. Aspek respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran terdiri dari 4

52 120 indikator yaitu indikator nomor 10, 11, 12, 13 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek empat 16 skor. Kemudian pada aspek melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match) terdiri dari 8 indikator yaitu indikator nomor 16, 18 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 14, 15, 17, 19, 20, 21 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek lima 30 skor. Selanjutnya aspek membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 22, 24 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 23, 25 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek enam 14 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan pertama adalah 91 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan I dapat dilihat pada diagram 4.12 berikut ini: Diagram 4.12 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I 2) Pertemuan Kedua Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan kedua dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut:

53 121 Tabel 4.11 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan II Aspek yang Diamati Memeriksa kesiapan pembelajaran Melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan Membimbing siswa melakukan eksplorasi sumber bacaan dan menyampaikan materi Memanfaatkan media gambar Mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match) Memberikan penghargaan kepada siswa Penggunaan Bahasa Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi Skor Penilaian , 2, 3, , Jumlah Skor 16 5, 6, , 9, 10, 11, 13 14, 15, 16 17, 18, 20, 21, 22, 23, 25 26, 27, 28 29, 30, 31 33, 34, 35, 36 TOTAL Berdasarkan tabel 4.11 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil penilaian dari observer yang memperoleh skor 3 sebanyak 4 dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 32 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 140. Pada aspek memeriksa kesiapan pembelajaran siswa terdiri dari 4 indikator yaitu indikator 1, 2, 3, 4 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek satu 16 skor. Pada aspek melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 5, 6, 7 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek dua 12 skor. Pada aspek ketiga yaitu membimbing eksplorasi sumber bacaan dan menyajikan materi terdiri dari 6 indikator yaitu indikator nomor 12 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 8, 9, 10, 11, 13

54 122 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek tiga 23 skor. Pada aspek memanfaatkan media gambar terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 14, 15, 16 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek empat 12 skor. Aspek mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match) terdiri dari 9 indikator yaitu indikator nomor 19, 24 memperoleh skor 3 dan indikator 17, 18, 20, 21, 22, 23, 25 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek lima 34 skor. Aspek memberikan penghargaan kepada siswa terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 26, 27, 28 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek enam 11 skor. Kemudian pada aspek penggunaan bahasa seluruh terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 29, 30, 31 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek tujuh 12 skor. Selanjutnya pada aspek terakhir membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 32 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 33, 34, 35, 36 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek delapan 19 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan kedua adalah 140. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru siklus II pertemuan II dapat dilihat pada diagram 4.13 berikut ini: Diagram 4.13 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan II Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.12 berikut:

55 123 Tabel 4.12 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan II Aspek yang Diamati Kesiapan siswa belajar Melakukan eksplorasi sumber bacaan dan memperhatikan penjelasan guru Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran Respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran Melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match) Skor Penilaian , 2, 3, 4 Jumlah Skor , , 11, 12, 13 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21 Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi 23, 24 22, TOTAL Berdasarkan tabel 4.12 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui indikator aktivitas belajar siswa yang memperoleh skor 3 sebanyak 5 item dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 20 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 95. Pada aspek kesiapan siswa dalam belajar terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1, 2, 3, 4 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek satu 16 skor. Selanjutnya aspek eksplorasi sumber bacaan dan menyimak penjelasan guru terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 6 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 5 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek dua 7 skor. Pada aspek partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran terdiri dari nomor indikator 7, 9 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 8 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek tiga 10 skor. Aspek respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 10, 11, 12, 13 memperoleh skor 4 sehingga jumlah seluruh skor aspek

56 124 empat 16 skor. Kemudian pada aspek melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match) terdiri dari 8 indikator yaitu 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek lima 32 skor. Selanjutnya aspek membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi indikator terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 23, 24 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 22, 25 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek enam 14 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan kedua adalah 95 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan II dapat dilihat pada diagram 4.14 berikut ini: Diagram 4.14 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan II Refleksi Siklus II Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan pertama, kedua, dan ketiga maka selanjutnya diadakan refleksi atas kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk diskusi untuk mengevaluasi berlangsungnya kegiatan pembelajaran selama pelaksanaan tindakan siklus II. Diskusi ini dilakukan oleh guru kolaborator, guru observer, peneliti, dan beberapa perwakilan siswa kelas 5. Pada pelaksanaan tindakan siklus II guru kolaborator telah melakukan berbagai upaya perbaikan tindakan yang telah direncanakan disesuaikan dengan hasil refleksi pada siklus I.

57 125 Dari refleksi yang telah dilakukan diketahui bahwa guru kolaborator atau dalam hal ini guru kelas 5 sudah dapat menerapkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar dengan sangat baik, hal tersebut juga berdampak kepada siswa. Bagi siswa sendiri belajar menggunakan model pembelajaran Make a Match menjadikan materi yang dipelajari lebih mudah dipahami dan suasana yang terbentuk di dalam kelas menjadi menyenangkan. Kegiatan menjodohkan kartu yang ada di dalam pembelajaran Make a Match membuat siswa dapat bekerja sama dengan baik. Selain itu siswa juga lebih antusias dalam belajar mengenai suatu konsep materi sehingga siswa lebih bersemangat dan hasil belajar yang diperoleh meningkat. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh melalui pelaksanaan observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan pertama terdapat perolehan jumlah skor 3 sebanyak 9 item dan skor 4 sebanyak 27 item. Pada siklus II pertemuan kedua perolehan jumlah skor 3 sebanyak 6 item dan skor 4 sebanyak 30 item. Pada pelaksanaan tindakan siklus II ini hampir keseluruhan indikator mengalami peningkatan. Diperoleh hasil bahwa guru sudah dapat sudah dapat membimbing siswa dengan baik untuk melakukan eksplorasi sumber bacaan (8), guru sudah dapat mengaitkan materi dengan realitas kehidupan dengan baik, guru sudah menunjukkan keterampilannya dalam memanfaatkan media gambar (15), selain itu guru juga sudah dapat mengarahkan siswa dalam pembelajaran Make a Match dengan baik dan sistematis (17) dan guru sudah dapat menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Make a Match. Dari hasil observasi pada pertemuan pertama dengan indikator penilaian aktivitas guru sebanyak 36 item, hasil aktivitas guru pada pertemuan pertama memperoleh persentase sebesar 93,75%, pertemuan kedua meningkat menjadi 97,22%. Peningkatan hasil observasi aktivitas guru pertemuan pertama dan kedua meningkat 3,47%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.15 peningkatan persentase hasil observasi aktivitas guru siklus II pertemuan I dan II sebagai berikut:

58 126 Diagram 4.15 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Guru Pertemuan I dan II Berdasarkan analisis data diperoleh data hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II pertemuan pertama banyaknya indikator aktivitas belajar siswa yang memperoleh skor 3 sebanyak 9 item dan skor 4 sejumlah 16 item. Kemudian pada pertemuan kedua perolahan skor 3 sebanyak 5 item dan skor 4 sebanyak 20 item. Pada pelaksanaan tindakan siklus II ini hampir semua indikator aktivitas siswa juga berhasil mengalami peningkatan, diantaranya siswa dapat menjawab apersepsi yang disampaikan oleh guru dengan baik (2), siswa aktif bertanya ketika proses pembelajaran (8), siswa aktif mencatat materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru melalui media gambar (10), siswa berpartisipasi dalam pemanfaatan media gambar dalam pembelajaran (13), siswa melakukan diskusi secara kondusif dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match) (16), siswa juga sudah berani menyampaikan tanggapan (18), siswa menyimak dengan seksama pendapat yang siswa lain sampaikan (19). Dari skor penilaian hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan pertama besar persentase yang diperoleh 91%, pada pertemuan kedua persentase hasil observasi siswa meningkat menjadi 95%. Besarnya peningkatan hasil observasi aktivitas guru pertemuan pertama dan kedua sebanyak 4%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.16 peningkatan persentase hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan I dan II sebagai berikut:

59 127 Diagram 4.16 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan I dan II Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 75), maka diperoleh data sebanyak 19 siswa dengan prosentase 95% siswa tuntas artinya sebagian besar siswa telah tuntas, hanya satu siswa yang belum berhasil mencapai KKM 75 dengan besar persentase 5%. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa secara klasikal mencapai angka 85. Berdasarkan indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu ketercapaian ketuntasan hasil belajar mata pelajaran IPA sebesar 80% dari total keseluruhan siswa, maka dapat dinyatakan bahwa hasil belajar mata pelajaran IPA meningkat yaitu dengan perolehan nilai siswa melebihi KKM 75. Dari hasil evaluasi siswa pada siklus II ketuntasan siswa telah mencapai 95%. Artinya jika dilihat dari indikator keberhasilan yang ditentukan, hasil evaluasi tertulis siswa telah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan oleh peneliti. Berdasarkan pengamatan dari observer pada siklus II secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus II sebagai berikut: 1) Pelaksanaan pembelajaran sudah berlangsung sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Guru sudah berhasil melakukan perbaikan pada pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II sesuai dengan rencana perbaikan yang telah disusun pada kegiatan refleksi siklus I. Hal tersebut diketahui dari adanya peningkatan skor hasil

60 128 observasi guru, hampir semua indikator dalam setiap aspek yang diamati sudah mengalami peningkatan. 2) Siswa lebih tertarik dan antusias mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar terlihat dari respon positif siswa yang mulai tumbuh selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran, siswa mulai berani menyampaikan pendapat dan menanggapi jawaban, diketahui diantara indikator penilaian aktivitas siswa terlihat bahwa indikator nomor 18 yaitu siswa juga sudah berani menyampaikan tanggapan sudah dilakukan oleh siswa dengan sangat baik dengan memperoleh skor 4. 3) Siswa dapat bekerjasama dengan baik dan berdiskusi secara kondusif di dalam proses pembelajaran, terlihat dari adanya peningkatan perolehan skor pada indikator nomor 16 yaitu siswa melakukan diskusi secara kondusif dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match). Dapat disimpulkan bahwa permasalahan-permasalahan yang muncul pada pelaksanaan tindakan siklus I sudah dapat diatasi dengan baik melalui upayaupaya yang telah direncanakan pada kegiatan refleksi siklus I yang kemudian diterapkan oleh guru kolaborator pada pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II, diantaranya: 1) Peneliti dan guru kolaborator telah melakukan diskusi bersama untuk membahas mengenai langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Make a Match sehingga proses pembelajaran yang berlangsung menjadi lebih sistematis dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. 2) Guru sudah mempersiapkan dan memperlajari materi yang akan disampaikan kepada siswa sehingga di dalam guru menyampaikan materi sudah terstruktur dengan baik, guru juga dapat mengaitkan materi yang sedang dipelajari oleh siswa dengan realitas kehidupan yang dialami oleh siswa, terbukti dengan hasil perolehan skor pada indikator hasil observasi guru nomor 13 yang telah mencapai skor maksimal menunjukkan bahwa guru telah melakukan tindakan tersebut dengan sangat baik.

61 129 3) Dalam pelaksanaan pembelajaran guru senantiasa memberikan bimbingan bagi siswa, instruksi yang diberikan oleh guru lebih diperjelas sehingga siswa tidak kebingungan dan canggung dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Make a Match. Selain itu siswa juga dapat berpartisipasi dan melakukan kerjasama dengan baik untuk menciptakan situsi belajar yang kondusif, hasil tersebut diketahui dari perolehan skor indikator hasil observasi guru nomor 20 yang telah mencapai skor maksimal menunjukkan bahwa guru telah melakukan tindakan tersebut dengan sangat baik dan indikator nomor 16 pada hasil obervasi siswa yang telah mencapai skor maksimal menunjukkan bahwa siswa telah melaksanakan kegiatan tersebut dengan sangat baik. 4) Guru selalu memberikan penguatan positif pada siswa, melatih siswa agar berani dan tidak malu atau takut berpendapat di depan kelas melalui pemberian penghargaan sebagai motivasi bagi siswa seperti stiker hebat untuk siswa yang berhasil melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru dengan baik, dibuktikan dengan adanya peningkatan skor pada aspek pemberian penghargaan pada siswa yang telah dilakukan oleh guru dengan baik Hasil dan Analisis Tindakan Pada sub bab hasil dan analisis tindakan ini, akan menguraikan mengenai hasil tindakan yang diperoleh dari data hasil tes evaluasi mata pelajaran IPA siswa kelas 5 yang dilaksanakan pada akhir Siklus I dan Siklus II. Dari data tersebut kemudian dianalisis pada sub bab analisis tindakan dengan membandingkan perolehan data pada kondisi awal (PraSiklus), Siklus I dan Siklus II. Nilai kondisi awal diperoleh dari data nilai ulangan harian siswa kelas 5 semester I Hasil Tindakan Pada sub bab hasil tindakan ini, akan menguraikan tentang hasil tindakan pembelajaran berupa nilai IPA siswa kelas 5 SDN Patemon 01 setelah pelaksanaan tindakan siklus I dan II melalui model pembelajaran Make a Match

62 130 berbantuan media gambar, hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SDN Patemon 01 sebagai berikut: 1) Siklus I Hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SDN Patemon 01 diperoleh melalui pelaksanaan tes evaluasi diakhir siklus yaitu pada pertemuan keempat siklus I. Berikut disajikan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN Patemon 01 dengan Kompetensi Dasar (KD) 7.1 mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan disajikan pada tabel daftar nilai IPA (terlampir), dan berikut disajikan pada tabel 4.13 yaitu yaitu tabel distribusi frekuensi nilai IPA siklus I siswa kelas 5 SDN Patemon 01 Tahun Pelajaran 2013/2014 sebagai berikut: Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase % % % % % % Jumlah Siswa % Nilai Rata-rata 77,80 Nilai Tertinggi 93 Nilai Terendah 56 Berdasarkan tabel 4.13 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA, dapat dikatakan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 5 mengalami peningkatan dari kondisi awal, ditandai dengan meningkatnya perolehan nilai rata-rata siswa menjadi 77,80. Hasil belajar IPA pada siklus I siswa kelas 5 SDN Patemon 01, pada rentang nilai sejumlah 1 siswa dengan persentase 5% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai sejumlah 4 siswa dengan persentase 20% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai sejumlah 2 siswa dengan persentase 10% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai sejumlah 7

63 131 siswa dengan persentase 35% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai sejumlah 5 siswa dengan persentase 25%, dan rentang nilai sejumlah 1 siswa dengan persentase 5%. Dari data tersebut diketahui nilai tertinggi yang diperoleh siswa setelah pelaksanaan tindakan siklus I dengan menggunakan model pembelajaran Make a Match berbatuan media gambar yaitu 93, sementara nilai terendah yang diperoleh siswa 56 yang semula pada kondisi awal hanya 37 (daftar nilai siswa terlampir). Berdasarkan tabel 4.13 dapat dinyatakan dalam diagram 4.17 yaitu sebagai berikut: Diagram 4.17 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 75) data hasil perolehan nilai siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.14 berikut: Tabel 4.14 Ketuntasan Belajar Siklus I No. Ketuntasan Jumlah Siswa Nilai Belajar Frekuensi Persentase (%) 1. Tuntas Belum Tuntas < Jumlah

64 132 Dari tabel 4.14 ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat dijelaskan bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 75) sebanyak 6 siswa atau 30% dari jumlah keseluruhan siswa, sedangkan yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 75) sebanyak 14 siswa dengan persentase 70% dari jumlah keseluruhan siswa. Hasil tersebut sudah menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar IPA, namun hasil yang diperoleh tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan peneliti sebesar 80%. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.14 dapat dilihat pada diagram 4.18 berikut: Diagram 4.18 Ketuntasan Belajar Siklus I 2) Siklus II Hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SDN Patemon 01 dengan Kompetensi Dasar (KD) 7.2 mengidentifikasi jenis-jenis tanah disajikan pada tabel daftar nilai IPA (terlampir), dan berikut disajikan pada tabel 4.15 yaitu tabel distribusi frekuensi nilai IPA siklus II siswa kelas 5 SDN Patemon 01 Tahun Pelajaran 2013/2014 sebagai berikut:

65 133 Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus II No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase % % % % % Jumlah Siswa % Nilai Rata-rata 85,00 Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 70 Berdasarkan tabel 4.15 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA, dapat dikatakan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 5 mengalami peningkatan dari hasil belajar pada siklus I, ditandai dengan meningkatnya perolehan nilai rata-rata siswa menjadi 85,00. Hasil belajar IPA pada siklus I siswa kelas 5 SDN Patemon 01, pada rentang nilai sejumlah 1 siswa dengan persentase 5% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai sejumlah 7 siswa dengan persentase 35% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai sejumlah 6 siswa dengan persentase 30% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai sejumlah 3 siswa dengan persentase 15% dari jumlah keseluruhan siswa, dan rentang nilai sejumlah 3 siswa dengan persentase 15%. Dari data tersebut diketahui nilai tertinggi yang diperoleh siswa setelah pelaksanaan tindakan siklus II dengan menggunakan model pembelajaran Make a Match berbatuan media gambar menjadi 100, sementara nilai terendah yang diperoleh siswa 70 yang semula pada siklus I hanya 56 (daftar nilai siswa terlampir). Berdasarkan tabel 4.15 dapat dinyatakan dalam diagram 4.19 yaitu sebagai berikut:

66 134 Diagram 4.19 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus II Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 75) data hasil perolehan nilai siklus II dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.16 berikut: Tabel 4.16 Ketuntasan Belajar Siklus II No. Ketuntasan Jumlah Siswa Nilai Belajar Frekuensi Persentase (%) 1. Tuntas Belum Tuntas < Jumlah Dari tabel 4.16 ketuntasan belajar siswa pada siklus II dapat dijelaskan bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 75) sebanyak 1 siswa atau 5% dari total 20 siswa, sedangkan yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 75) sebanyak 19 siswa dengan persentase 95% dari total 20 siswa. Hasil ketuntasan belajar siswa setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II tersebut sudah memenuhi indikator kriteria keberhasilan yang ditentukan oleh peneliti, diketahui dari besar persentase tingkat keberhasilan siswa sudah lebih dari 80%. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.16 dapat dilihat pada diagram 4.20 berikut:

67 135 Diagram 4.20 Ketuntasan Belajar Siklus II Analisis Komparatif Pada sub judul analisis komparatif ini, akan menguraikan tentang perbandingan hasil belajar dan ketuntasan belajar IPA siswa kelas 5 SDN Patemon 01 pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II sehingga dapat diketahui peningkatan hasil belajar dan ketuntasan belajar IPA yang diperoleh siswa kondisi awal/sebelum pelaksanaan tindakan dan setelah pelaksanaan tindakan yaitu pada siklus I dan siklus II ditunjukkan pada tabel 4.17 berikut: Tabel 4.17 Perbandingan Ketuntasan Belajar IPA Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II No. Ketuntasan Kondisi awal Siklus I Siklus II Nilai Belajar Jumlah % Jumlah % Jumlah % 1. Tuntas Belum Tuntas < Jumlah Nilai Rata-rata 62,50 77,80 85,00 Berdasarkan tabel 4.17 tentang perbandingan ketuntasan belajar IPA, dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil belajar dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Pada kondisi awal atau sebelum pelaksanaan tindakan, siswa yang

68 136 tuntas atau telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 75) hanya berjumlah 5 siswa dengan persentase 25% sementara siswa yang belum tuntas berjumlah 15 siswa dengan persentase 75%, pada kondisi awal rata-rata hasil belajar IPA 62,50. Selanjutnya setelah pelaksanaan tindakan siklus I terlihat peningkatan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 14 siswa dengan persentase siswa tuntas 70%, sementara 6 siswa lainnya masih memperoleh nilai di bawah KKM dengan persentase 30%, pada siklus I rata-rata hasil belajar IPA 77,80 dari hasil pelaksanaan tindakan siklus I diketahui bahwa secara klasikal nilai rata-rata siswa sudah tercapai namun ketuntasan belajar siswa belum mampu mencapai indikator keberhasilan tindakan penelitian yang telah ditentukan sehingga masih diperlukan perbaikan pada siklus II. Kemudian tindakan dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan siklus II agar ketuntasan belajar IPA siswa bisa mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan yaitu sejumlah 80% dari total keseluruhan siswa. Setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus II jumlah siswa yang memperoleh nilai lebih dari KKM 75 yaitu sebanyak 19 siswa dengan besar persentase 95%, sedangkan jumlah siswa yang belum mencapai KKM 75 hanya 1 siswa dengan besar persentase 5%, nilai rata-rata hasil belajar IPA siklus II mencapai 85. Dari hasil belajar IPA dan ketuntasan belajar siswa siklus II tersebut dapat diketahui bahwa indikator keberhasilan tindakan penelitian menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar yang telah ditentukan oleh peneliti sudah tercapai (ketuntasan belajar siswa 80%). Perbandingan ketuntasan belajar kondisi awal, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada diagram 4.21 berikut:

69 137 Diagram 4.21 Perbandingan Ketuntasan Belajar IPA Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II Untuk memperjelas peningkatan rata-rata hasil belajar IPA dapat dilihat pada diagram 4.22 berikut ini: Diagram 4.22 Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar IPA Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II 4.3. Pembahasan Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas 5 SDN Patemon 01, diketahui bahwa sebelum tindakan penelitian dilaksanakan pembelajaran yang diterapkan oleh guru masih cenderung menggunakan cara lama yaitu dengan ceramah, guru menilai pembelajaran menggunakan ceramah

70 138 jauh lebih praktis daripada harus menggunakan beragam model pembelajaran yang inovatif yang menurut guru memerlukan banyak persiapan yang lebih di dalam pelaksanaannya. Pemanfaatan media dalam pembelajaran juga masih langka dilakukan oleh guru, guru merasa kurang terampil dalam menggunakan media pembelajaran sehingga dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guru masih mengesampingkan pemanfaatan sebuah media, padahal hakikat sebuah media pembelajaran selain menambah ketertarikan siswa juga dapat membantu guru di dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi sehingga siswa tidak harus selalu mendengarkan ceramah yang guru sampaikan, mendengarkan ceramah secara terus menerus dalam pembelajaran menjadikan siswa bosan dan jenuh. Proses pembelajaran yang diterapkan oleh guru kelas 5 di SDN Patemon 01 tersebut menyebabkan siswa kelas 5 kurang antusias dan pasif di dalam proses belajar mengajar, tidak ada aktivitas belajar yang bermakna bagi siswa untuk membantu mereka membangun sebuah konsep materi, semua kegiatan di dalam pembelajaran masih didominasi oleh guru sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran bukan merupakan hal yang baru bila ditemui siswa yang asyik bermain sendiri dan bercerita dengan teman sebangku, kebanyakan siswa cenderung mengacuhkan proses pembelajaran yang tengah berlangsung. Hal tersebut merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN Patemon 01. Diketahui bahwa jumlah siswa yang mencapai KKM 75 hanya 5 siswa atau 25% dari jumlah keseluruhan siswa, sedangkan yang belum mencapai KKM ada 15 siswa atau 75% dari jumlah keseluruhan siswa. Berdasarkan kondisi yang demikian maka peneliti merasa diperlukan adanya tindakan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN Patemon 01 dengan menerapkan model pembelajaran inovatif yaitu model Make a Match berbantuan media gambar. Berikut ini tabel 4.18 perbandingan hasil analisis observasi aktivitas guru dan siswa pada pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II:

71 139 Tabel 4.18 Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi Siklus I dan Siklus II Tindakan Siklus I Siklus II % % Aktivitas Guru 117,67 81,71 137,5 95,49 Aktivitas Siswa Berdasarkan tabel 4.18 tentang perbandingan analisis rata-rata skor observasi aktivitas guru dan siswa dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan aktivitas guru dan siswa dari siklus I dan siklus II dengan penerapan model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar. Setelah pelaksanaan tindakan siklus I rata-rata skor aktivitas guru mencapai 117,67 dengan persentase 81,71%. Pada siklus II rata-rata skor aktivitas guru mengalami peningkatan menjadi 137,5 dengan persentase 95,49%. Seiring dengan peningkatan aktivitas guru, rata-rata skor aktivitas siswa juga mengalami peningkatan, pada siklus I rata-rata skor aktivitas siswa 75 dengan persentase 75%, kemudian pada siklus II rata-rata skor meningkat menjadi 93 dengan persentase 93%. Untuk menjelaskan perbandingan rata-rata hasil analisis skor observasi aktivitas guru dan siswa pada siklus I dan siklus II dapat diketahui pada diagram 4.23 sebagai berikut: Diagram 4.23 Peningkatan Rata-rata Skor Observasi Siklus I dan Siklus II

72 140 Berdasarkan diagram 4.23 tentang peningkatan rata-rata skor observasi aktivitas guru dan siswa terlihat bahwa pada setiap siklusnya baik aktivitas guru maupun aktivitas siswa mengalami peningkatan. Peningkatan rata-rata skor observasi guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus I dan II dengan menerapkan model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar tersebut berdampak pada peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SDN Patemon 01. Diketahui bahwa setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar hasil belajar mata pelajaran IPA yang diperoleh siswa semakin baik dan mencapai rata-rata KKM 75 yang telah ditentukan. Kondisi yang demikian terbukti dari perolehan nilai hasil tes evaluasi dari masing-masing siklus, baik siklus I maupun siklus II. Peningkatan rata-rata hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN Patemon 01 setelah pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II dapat diketahui dalam tabel 4.19 sebagai berikut: Tabel 4.19 Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar IPA Siklus I dan Siklus II Hasil Tindakan Siklus I Siklus II Hasil Belajar IPA 77,80 85,00 Pada pelaksanaan tindakan siklus I nilai rata-rata siswa mencapai 77,80 mengalami peningkatan dari kondisi awal nilai rata-rata yang diperoleh siswa hanya 62,50 dengan pencapaian ketuntasan belajar IPA siswa mencapai 70%. Dari perolehan data hasil tindakan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa tindakan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I sudah menunjukkan peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA, tetapi hasil yang diperoleh tersebut masih berada di bawah indikator keberhasilan yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu 80% siswa tuntas dari total keseluruhan siswa, maka dari itu masih diperlukannya upaya perbaikan pada siklus II.

73 141 Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II, diketahui bahwa hasil belajar IPA semakin menunjukkan peningkatan yang signifikan, nilai rata-rata hasil belajar IPA yang diperoleh siswa 85 dengan pencapaian ketuntasan belajar IPA siswa mencapai 95%. Kondisi yang demikian menunjukkan bahwa hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan tindakan penelitian yang telah ditetapkan oleh peneliti sebesar 80% siswa tuntas. Pada pelaksanaan tindakan siklus II masih ada 1 siswa yang belum berhasil mencapai KKM 75, hal ini dikarenakan siswa tersebut diketahui memang mempunyai kemampuan di bawah rata-rata siswa, dalam mengikuti kegiatan pembelajaran siswa tersebut juga kurang aktif, cenderung diam, dan sulit berkonsentrasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa juga sering terlihat mengacuhkan guru ketika guru mulai menyampaikan materi. Beberapa hal yang menjadi penyebab tersebut merupakan faktor yang menyebabkan hasil belajar yang diperolehnya masih rendah. Untuk memperjelas peningkatan rata-rata nilai hasil belajar siklus I dan siklus II dapat diketahui melalui diagram 4.24 sebagai berikut: Diagram 4.24 Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar IPA Siklus I dan Siklus II

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Bagian pelaksanaan tindakan ini akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi prasiklus/ kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pelaksanaan Tindakan Pada bagian pelaksanaan tindakan, akan diuraikan empat subbab yaitu kondisi awal, siklus 1, siklus 2 dan pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi Kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi prasiklus, deskripsi siklus I, deskripsi siklus II. Deskripsi pra siklus membahas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bab ini akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi prasiklus, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi Prasiklus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Mangunsari 06 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Mangunsari 06 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Alamat

Lebih terperinci

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaaan Tindakan Pada pelaksanaan tindakan ini akan diuraikan tentang deskripsi sebelum tindakan, deskripsi siklus I yang terdiri dari tahap perencanaan tahap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1. Gambaran Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kopeng 03 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. SD Negeri Kopeng 03 terletak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi Prasiklus/kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II SD Kutowinangun 08. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pada pelaksanaan tindakan ini akan diuraikan tentang kondisi awal, siklus I dan siklus II,. Kondisi awal yang merupakan gambaran faktual

Lebih terperinci

Lampiran 1 151

Lampiran 1 151 LAMPIRAN 150 Lampiran 1 151 152 153 ` 154 155 156 Lampiran 2 Data Mentah Uji Validitas Siklus I NOMOR SOAL NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) Kondisi awal adalah kondisi belajar siswa sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (SIKLUS I)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (SIKLUS I) 115 116 LAMPIRAN 1 117 LAMPIRAN 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (SIKLUS I) Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Negeri Ngumbul 03 Kelas/Semester : V (Lima)/II

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pada pelaksanaan tindakan diuraikan menjadi tiga sub judul yaitu deskripsi pra siklus, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Siklus I Pertemua I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Siklus I Pertemua I LAMPIRAN Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Siklus I Pertemua I Sekolah : SDN 2 Lamuk Wonosobo Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas/Semester : V/2 Alokasi Waktu : 2x 35 Menit A. Standar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Orientasi dan Identifikasi Masalah Penelitian yang dilakukan penulis meliputi tiga kegiatan, yaitu : 1) kegiatan orientasi dan identifikasi masalah, 2) tindakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di kelas V SD Negeri Kadirejo 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Jumlah siswa di kelas V berjumlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran SDN Samban 02 Penelitian ini dilakukan di SDN Samban 02 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Dilihat dari letak geografisnya SDN Samban 02 terletak di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pada bagian pelaksanaan tindakan ini, diuraikan mengenai kondisi awal sebelum tindakan, siklus I, siklus II, hasil tindakan dan analisis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Ujung-Ujung 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2012/2013

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gendongan 01 yang terletak di Jl. Margorejo No.580 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Dalam pelaksanaan tindakan penelitian ini akan menguraikan antara lain: (1) kondisi awal, (2) siklus I, (3) siklus II, dan (4) pembahasan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN

LAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN 88 LAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN 89 LAMPIRAN 2 SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN 90 91 LAMPIRAN 3 INSTRUMEN MOTIVASI BELAJAR IPA SEBELUM UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS No Pernyataan 1. Saya senang

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 (SURAT IJIN PENELITIAN)

LAMPIRAN 1 (SURAT IJIN PENELITIAN) LAMPIRAN 78 79 LAMPIRAN 1 (SURAT IJIN PENELITIAN) 80 81 82 LAMPIRAN 2 (RPP) 83 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (SIKLUS I) Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester Alokasi Waktu : Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan dalam praktik pembelajaran di kelas 5 SD Negeri 2 Wonoroto Kecamatan Watumalang, Kabupaten Wonosobo, dengan jumlah

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 SURAT PENELITIAN

LAMPIRAN 1 SURAT PENELITIAN 66 LAMPIRAN 1 SURAT PENELITIAN 67 Ijin Uji Coba Validitas 68 Ijin Observasi danp enelitian 69 Ijin Observasi danp enelitian 70 Keterangan Uji Validitas 71 Keterangan Penelitian 72 Keterangan Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus Kondisi awal sebelum diadakannya tindakan di SD N Ringin Harjo 01 kelas 4 Pada mata pelajaran IPS menunjukkan bahwa ppembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan di kelas V yang berjumlah 29 siswa di SDN Lemahireng 2 Kecamatan Bawen tahun ajaran

Lebih terperinci

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen 73 74 Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen 75 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARN (RPP) Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester Alokasi Waktu : Ilmu Pengetahuan Alam :

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 8 36 % 2 Belum Tuntas % Jumlah %

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 8 36 % 2 Belum Tuntas % Jumlah % BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal Pembelajaran pra siklus dilaksanakan pada Hari Senin, 15 Oktober 2012 di kelas IV SDN Rejoagung 01 tentang materi penghitungan FPB dan KPK, yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pada pelaksanaan kegiatan ini akan di cantumkan pemabahasan siklus I, siklus II serta pembahasan hubungan anatar siklus tersebut. 4.1.1 Deskripsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu siklus satu dan siklus dua masing masing siklus tiga kali pertemuan.

Lebih terperinci

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal Hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 4 SD Negeri Randusari pada semester 2 tahun ajaran 2012/2013 pada mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pada pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dalam 4 langkah, diantaranya perencanaan, pelaksanan, observasi dan refleksi.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data Pratindakan Peneliti terlebih dahulu melakukan tahap pratindakan sebelum melaksanakan proses penelitian. Tujuannya adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Penelitian 4.1.1. Kondisi Awal Hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Ledok 07 sebelum tindakan masih banyak siswa yang hasil belajarnya belum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di kelas 4 Sekolah Dasar Negeri 1 Pojok semester 2 tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 31 orang siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 tahun ajaran 2013/2014 selama bulan Januari-April 2014 di kelas V SDN Kesongo 04

Lebih terperinci

SD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 11. PEMBETUKAN TANAH SUBUR DAN STRUKTUR BUMILATIHAN SOAL BAB 11. magma. kawah. lahar. lava

SD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 11. PEMBETUKAN TANAH SUBUR DAN STRUKTUR BUMILATIHAN SOAL BAB 11. magma. kawah. lahar. lava SD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 11. PEMBETUKAN TANAH SUBUR DAN STRUKTUR BUMILATIHAN SOAL BAB 11 1. Batuan cair dan panas yang terdapat di dalam perut bumi adalah. magma kawah lahar lava Magma adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran dan Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Suruh 02 berlokasi di Desa Suruh, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini di lakukan di SDN Watuagung 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang dengan subyek penelitian siswa kelas 5 yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini menjelaskan tentang hasil penelitian, hasil penelitian terdapat kondisi awal, siklus I dan siklus II, selanjutnya ada hasil analisis data dan pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Ada beberapa aspek dalam hasil penelitian yaitu meliputi pelaksanaan tindakan, deskripsi data dan analisis data sebagai berikut : 4.2. Siklus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di sekolah Dasar Negeri Mangunsari 01 Salatiga yang merupakan salah satu SD dengan subjek penelitian siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN Sidorejo Lor 05 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah. Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus (Kondisi Awal) Berdasarkan hasil observasi di SD Negeri Jogosuran 68 Kecamatan Pasarkliwon Surakarta khususnya di kelas 5 pada mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dipaparkan tentang penerapan strategi pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SDN 1 Krobokan Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di SDN 1 Krobokan Kecamatan Juwangi Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Daerah Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gedong 01, berada di Dusun Banyudono RT 02 RW 09 Desa Gedong, Kecamatan Bayubiru, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Baleharjo Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri. SDN 1 Baleharjo terletak di lingkungan pedesaan yang jauh

Lebih terperinci

DAFTAR NILAI IPA KONDISI AWAL KELAS 5 SD N GUNUNG TUMPENG 01 TAHUN AJARAN 2015/2016

DAFTAR NILAI IPA KONDISI AWAL KELAS 5 SD N GUNUNG TUMPENG 01 TAHUN AJARAN 2015/2016 Lampiran 1 91 92 Lampiran 2 93 94 Lampiran 3 DAFTAR NILAI IPA KONDISI AWAL KELAS 5 SD N GUNUNG TUMPENG 01 TAHUN AJARAN 2015/2016 KKM : 70 No Nama Nilai Tuntas Tidak Tuntas 1 NA 60 2 TB 50 3 AA 52 4 AT

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 56 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian tindakan kelas (PTK) ini diuraikan tentang kondisi awal, siklus I, siklus II dan pembahasan antar siklus. Setiap siklus terdiri

Lebih terperinci

BATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH

BATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH BATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH Proses Pembentukan Tanah. Tanah merupakan lapisan paling atas pada permukaan bumi. Manusia, hewan, dan tumbuhan memerlukan tanah untuk tempat hidup. Tumbuh-tumbuhan tidak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Gambaran Sekolah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk mata pelajaran IPA ini dilakukan pada siswa kelas 5 SD Negeri Gunung Tumpeng

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan ini mengenai deskripsi pra siklus, deskripsi siklus 1, dan deskripsi siklus 2. Deskripsi siklus 1 tentang perencanaan,

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 RPP DAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SIKLUS 1

LAMPIRAN 1 RPP DAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SIKLUS 1 LAMPIRAN 1 RPP DAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SIKLUS 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SDN Candirejo 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Pokok Bahasan : Perubahan yang terjadi di alam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra siklus Pembelajaran pada kelas IV SD Negeri Rogomulyo 01 Kayen Pati pada kondisi awal sebelum diberi tindakan menggunakan metode pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan 1.1.1. Deskripsi Kondisi Awal Proses pembelajaran matematika pada pra siklus guru menggunakan metode pembelajaran konvensional, dimana guru

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Proses perbaikan pembelajaran yang peneliti laksanakan dapat peneliti uraikan secara singkat tentang hasil-hasil yang diperoleh dari setiap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ngajaran 03, yaitu sekolah dasar di desa Ngajaran Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Salatiga 03. Alamat Jalan Margosari No. 03 Salatiga, Kecamatan Sidorejo, Kota

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Proses pembelajaran IPS di kelas 5 SD Negeri Tondokerto Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati Tahun Ajaran 2013/2014 sebelum diadakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada Bab IV ini akan disajikan uraian hasil penelitian. Hasil penelitian ini merupakan jawaban atas rumusan masalah yang terdapat pada bab I. Sebelum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan di kelas 5 SD Negeri Sukorejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Jumlah siswa di kelas 5 sebanyak 19 terdiri dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan 69 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Siklus I Kelas X ATPH dan X ATU Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran matematika di kelas IIIa MI Daarul Aitam Palembang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran matematika di kelas IIIa MI Daarul Aitam Palembang 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi Pra Siklus Pembelajaran matematika di kelas IIIa MI Daarul Aitam Palembang sebelum proses perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pada pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dilaksanakan dalam dua siklus dengan tiga langkah, yaitu perencanaan, pelaksanan dan observasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB I HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian dilakukan di SD Negeri Jlamprang 2 Kecamatan Wonosobo Kabupaten Wonosobo kelas II dengan jumlah siswa sebanyak 35 yang terdiri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas XI IPS 3 di SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta. Sebagaimana diuraikan pada bab III, tindakan penelitian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Penelitian Skripsi

Lampiran 1. Surat Penelitian Skripsi Lampiran 1 Surat Penelitian Skripsi Lampiran 2 Surat Telah Melakukan Penelitian Lampiran 3 Surat Izin Uji Validitas Lampiran 4 Surat Telah Melakukan Uji Validitas Lampiran 5 Daftar Nilai IPA Kondisi Awal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian 4.1.1. Pra siklus Pembelajaran matematika yang dilaksanakan di kelas V SD 4 Bulungkulon Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus tahun ajaran 2013/2014

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SD Negeri 01 Ampel Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 01 Ampel Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Semester

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang terletak di lingkungan rumah warga dan jauh dari pasar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1. Deskripsi Siklus 1 4.1.1.1. Perencanaan Tindakan 1 Pada tahapan ini, kegiatan penyusunan rencana pembelajaran dilakukan setelah diperoleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran SDN 1 Ringinharjo Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Ringinharjo Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan. Dilihat dari segi geografisnya SDN 1 Ringinharjo

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas 5 SDN Blotongan 03 Salatiga semester II tahun pelajaran 2012/2013. Dengan jumlah siswa 40 orang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitan Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Jepon yang terletak di Kelurahan Jepon, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil penelitian meliputi deskripsi kondisi awal, deskripsi hasil siklus I, deskripsi hasil perbaikan pada siklus II, pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian di laksanakan pada bulan Maret sampai bulan April 2013. Observasi dilaksanakan sebelum penelitian yaitu pada bulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal Subjek Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di Sekolah SD Negeri Sidorejo Lor 04 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga semester

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan membahas hasil penelitian yang telah peneliti lakukan. Pembahasan hasil penelitian meliputi rencana tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Pra Siklus (Kondisi Awal) Kondisi awal sebelum diadakannya tindakan di SD N Gajahkumpul kelas 5 semester 1 tahun 2013/2014 pada mata

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi awal subjek penelitian Observasi awal yang dilakukan di kelas V SD Negeri Candisari I Ampel, peneliti berhasil menemukan beberapa permasalahan yang terjadi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah Tempat penelitian ini adalah MI Cepiring yang beralamatkan Desa Cepiring RT 10/RW 04 Cepiring Kabupaten Kendal. Ditinjau dari tenaga pengajarnya,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan 01 semester II tahun pelajaran 2015/2016, yaitu sebuah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah yang diungkapkan pada Bab I akan disajikan dalam Bab IV ini. Pada bab ini diuraikan mengenai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Oktober 2016 dan Selasa, 18 Oktober Tahap pra siklus ini bertujuan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Oktober 2016 dan Selasa, 18 Oktober Tahap pra siklus ini bertujuan untuk BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus dan diawali dengan tahap pra siklus. Tahap pra siklus dilaksanakan pada tanggal Senin,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi awal Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 5 SD Negeri 3 Karangwuni pada semester II tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Pelaksanaan Tindakan Pada pelaksaan tindakan ini, akan diuraikan tentang kondisi awal, siklus 1, siklus 2 dan pembahasan tiap siklus. 4.1.1 Deskripsi Sebelum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dari hasil observasi dan hasil tes, baik tes lesan maupun tes tertulis dapat disimpulkan dan dianalisa bahwa pembelajaran dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Penelitian dilakukan dikelas 4 SD Negeri Gumawang 03 Kecamatan Pecalungan Kabupaten Batang pada pada semester II tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) OLEH : ULFAH KHUMAYASARI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) OLEH : ULFAH KHUMAYASARI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) OLEH : ULFAH KHUMAYASARI 13108241151 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016 RENCANA PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal A. Aktivitas Pembelajaran Ekonomi Dalam kegiatan belajar mengajar maupun dalam penugasan, siswa cenderung pasif kurang termotivasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Proses perbaikan pembelajaran yang peneliti lakukan dapat diuraikan secara singkat tentang hasil-hasil yang diperoleh setiap siklus dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di SD Kristen Lentera Ambarawa, yaitu sekolah dasar yang terletak di kota Ambarawa, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan observasi yang telah dilakukan peneliti terhadap hasil belajar siswa kelas 5 SDN Karangduren 04 sebelum dilaksanakan penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 02 Salatiga dengan jumlah siswa 17 siswa. Sebelum dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini menyajikan tentang hasil penelitian dan pembahasannya. Adapun hasil penelitian ini dijabarkan dalam pelaksanaan tindakan. 4.1 Pelaksanaan Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Sekolah Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Gabahan Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman Semester II Tahun Ajaran 2011/2012 dengan Subjek Penelitian Siswa

Lebih terperinci