BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan serangkaian strategi yang digunakan oleh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan penelitian ini dibutuhkan suatu metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang ditempuh dalam

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk memahami suatu objek dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian biasanya digunakan lebih dari satu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis dalam penelitian ini mengambil lokasi di salah satu Sekolah

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah:

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode berasal dari kata Yunani yaitu methodos yang beraal dari kata meta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah quasi eksperimen, dimana

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setiap melakukan penelitian ilmiah diperlukan suatu metode penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti keefektifan media

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suharsimi Arikunto (1998:151) mengatakan bahwa Metode merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan secara operasional mengenai penelitian yang akan dilaksanakan.

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODE PENELITIAAN. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh

BAB III METODE PENELITIAN. dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti perbandingan hasil belajar

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara yang teratur dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara yang dilakukan oleh setiap

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun akademik 2013/2014.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN. Objek penelitian dari pengaruh aplikasi otomatisasi kantor terhadap

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode peneltan merupakan serangkaan strateg yang dgunakan oleh penelt dalam mengumpulkan data peneltan yang dperlukan untuk mencapa suatu tujuan peneltan dan menjawab masalah yang dtelt. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl belajar peserta ddk pada standar kompetens membaca gambar teknk dengan menggunakan model pembelajaran kooperatf tpe TAI (Team Asssted Indvdualzaton). Haslnya dapat dlhat dar perbedaan hasl belajar peserta ddk antara yang menggunakan model pembelajaran kooperatf tpe TAI (Team Asssted Indvdualzaton) dengan model pembelajaran klaskal pada standar kompetens membaca gambar teknk. Subjek yang akan dtelt adalah kelas yang belum pernah dan baru akan belajar mater membaca gambar teknk tentang potongan, tetap mesk demkan peluang terjadnya subjek yang tdak homogen tetap ada dsebabkan oleh berbaga pengaruh lngkungan luar. Berdasarkan tujuan peneltan yang telah dsebutkan d atas, maka metode peneltan yang akan dgunakan adalah metode peneltan ekspermen. Namun dkarenakan peneltan n dlaksanakan d sekolah, maka tdak dbentuk kelompok-kelompok lan sebaga sampel peneltan melankan menggunakan kelas-kelas yang sudah dtentukan sekolah sebaga sampel peneltan, metode 35

36 peneltan ekpermen yang dgunakan adalah Quas Expermental Desgn dengan desan Nonequvalent Control Group Desgn yatu menempatkan subjek peneltan ke dalam dua kelompok kelas yang terdr dar kelompok ekspermen dan kelompok kontrol yang tdak dplh secara acak. Desan peneltan yang akan dlakukan dapat dtunjukan pada tabel dbawah n: Tabel 3.1 Nonequvalent Control Group Desgn Kelompok Pretes Perlakuan Posttes Ekspermen T 1 X E T Kontrol T 1 X K T Keterangan: T 1 = Pretes atau tes awal dmaksudkan untuk mengetahu kemampuan awal peserta ddk T = Posttes atau tes akhr dmaksudkan untuk mengetahu kemampuan peserta ddk setelah dber perlakuan X E = Berupa model pembelajaran kooperatf tpe TAI (Team Asssted Indvdualzaton) X K = Berupa model pembelajaran klaskal Berdasarkan desan d atas, peneltan n dlakukan pada dua kelompok, yatu kelompok ekspermen yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatf tpe TAI (Team Asssted Indvdualzaton) dan kelompok kontrol yang belajar menggunakan model pembelajaran klaskal pada standar kompetens membaca gambar teknk.

37 3. Varabel Peneltan Sugyono (010:61) menyatakan bahwa Varabel peneltan adalah suatu atrbut atau sfat atau nla dar orang, obyek atau kegatan yang mempunya vaas tertentu yang dtetapkan oleh penelt untuk dpelajar dan dtark kesmpulannya. Varabel pada peneltan n termasuk pada varabel normatf. Sregar (004:196) menjelaskan bahwa: Varabel normatf adalah varabel yang mengngnkan penjelasan statstk yang terkandung dalam atrbut sampelnya. Selan tu, dapat pula dlakukan pengujan-pengujan terhadap nla statstk yang dperoleh dar kelompok data. Pengujan yang serng dlakukan dantaranya normaltas, homogentas, kesamaan rata-rata, kesamaan varan, stud ekspermen dan komparas. Varabel normatf pada peneltan ekspermen n terdr dar : 1. Varabel Ekspermen : Model pembelajaran kooperatf tpe TAI (Team Asssted Indvdualzaton).. Varabel Kontrol : Model pembelajaran klaskal 3.3 Paradgma Peneltan berkut: Menurut Sugyono (010:66) paradgma peneltan dapat djelaskan sebaga Paradgma peneltan dalam hal n dartkan sebaga pola pkr yang menunjukan hubungan antara varabel yang akan dtelt yang sekalgus mencermnkan jens dan jumlah rumusan masalah yang perlu djawab melalu peneltan, teor yang dgunakan untuk merumuskan hpotess, jens dan jumlah hpotess, dan teknk analss statstk yang akan dgunakan.

38 Berdasarkan pengertan d atas, maka dengan paradgma peneltan, penelt akan mudah melakukan peneltannya. Adapun paradgma dalam peneltan n dapat dlhat pada gambar 3.1 berkut n: Keterangan: Gambar 3.1 Paradgma Peneltan = Ruang lngkup peneltan = Penngkatan hasl belajar = Feed Back = Dbandngkan penngkatan hasl belajar 3.4 Data Untuk memperoleh gambaran tentang suatu kejadan, persoalan, dan peneltan dperlukan berbaga nformas yang berguna untuk mengarahkan tercapanya peneltan dan untuk membuat solus pemecahan persoalan. Data adalah hasl pencatatan peneltan, bak yang berupa fakta ataupun angka. (Arkunto, 006:118).

39 Menurut Sugyono (011:3) Data hasl peneltan dapat dkelompokan menjad dua, yatu data kualtatf dan data kuanttatf. Data kualtatf adalah data yang berbentuk kalmat, kata atau gambar. Sedangkan data kuanttatf adalah data yang berbentuk angka, atau data kualtatf yang dangkakan (skorng). Berdasarkan jensnya, data dalam peneltan n adalah data kuanttatf berupa hasl belajar peserta ddk yang dambl dar hasl tes, bak pretest maupun post test untuk kompetens dasar membaca gambar teknk dengan mater potongan pada peserta ddk kelas X Pemesnan Pesawat Udara d SMKN 1 Bandung tahun ajaran 010/011 dalam bentuk skor atau nla. Adapun data pendukung dalam peneltan n adalah data kualtatf yang berupa aktvtas peserta ddk dan guru dalam proses pembelajaran. 3.5 Sumber Data Menurut Arkunto (006:19) menyatakan bahwa Sumber data adalah subyek dmana data dapat dperoleh. Sumber data n dapat berupa orang, benda, gerak atau proses sesuatu. Berdasarkan jens data yang dperlukan untuk memecahkan permasalahan pada peneltan n, maka sumber data peneltan n adalah peserta ddk SMKN 1 Bandung Kelas X kompetens keahlan pemesnan pesawat udara yang mengkut pembelajaran membaca gambar teknk dengan mater potongan dan guru yang mengajarkan standar kompetens membaca gambar teknk dengan mater potongan.

40 3.6 Populas Peneltan Faktor yang pentng dalam peneltan adalah data yang menjawab pemecahan masalah (pertanyaan peneltan) serta untuk menguj hpotess yang telah dturunkan. Data tersebut dapat dperoleh dar populas yang ada d lapangan. Populas adalah wlayah generalsas yang terdr atas obyek/subyek yang mempunya kultas dan karakterstk tertentu yang dtetapkan oleh penelt untuk dpelajar dan kemudan dtark kesmpulannya (Sugyono, 011:61). Dalam peneltan n yang djadkan sebaga populas adalah seluruh peserta ddk SMKN 1 Bandung Kelas X kompetens keahlan Pemesnan Pesawat Udara tahun ajaran 010/011 yang terdr dar empat kelompok belajar, yatu X PPU I, X PPU II, X PPU III dan X PPU IV. 3.7 Sampel Menurut Sugyono (011:6) menyatakan bahwa sampel adalah bagan dar jumlah dan karakterstk yang dmlk oleh populas. In menunjukan bahwa sampel merupakan sebagan dar populas yang memlk karakterstk dar populas. Sampel dalam peneltan ekspermen n dambl dua kelas dengan teknk pengamblan sampel menggunakan teknk samplng purposve, yatu teknk penentuan sampel dengan berdasarkan pertmbangan tertentu. Satu kelas dpergunakan sebaga kelompok kontrol, yakn kelas X PPU II sebanyak 7 peserta ddk dan satu kelas lannya sebaga kelompok ekspermen, yakn kelas X PPU III sebanyak 31 peserta ddk. Pemlhan sampel n ddasar pada pertmbangan bahwa standar kompetens membaca gambar teknk yang dberkan

41 kepada kedua kelas tersebut pada tahun ajaran 010/011 dlakukan oleh satu orang guru yang sama, sehngga perlakuan yang dlakukan kepada kedua kelas tersebut akan menunjukan pengaruh yang jelas terhadap perbedaan penngkatan hasl belajar. 3.8 Teknk Pengumpulan Data Teknk pengumpulan data yang dgunakan dalam peneltan n adalah tes dan observas. 1. Tes Data yang dungkap dalam peneltan dapat dbedakan menjad tga jens, yatu: fakta, pendapat, dan kemampuan. Untuk mengukur ada atau tdaknya serta besarnya kemampuan objek yang dtelt, dgunakan tes. (Arkunto, 006:3). Berdasarkan pernyataan tersebut, teknk pengumpulan data yang akan dgunakan adalah tes, karena akan mengukur hasl belajar peserta ddk pada standar kompetens membaca gambar teknk. Tes n dbuat berdasarkan ndkator yang dkembangkan. Soal yang dgunakan terdr dar 5 soal berbentuk uraan untuk kogntf dan soal uraan untuk pskomotork. Sebelum tes tertuls tersebut dgunakan, terlebh dahulu dkonsultaskan kepada guru ahl (judgment). Kemudan d uj coba pada 34 orang peserta ddk kelas X PPU 4 d SMKN 1 Bandung yang bukan merupakan anggota sampel peneltan dan sudah mempelajar standar kompetens membaca gambar teknk. Tes n terdr dar dua yatu:

4 a. Pretest (tes awal), yatu tes yang dlakukan sebelum kegatan belajar mengajar atau sebelum model pembelajaran (perlakuan) dberkan. Hal n dgunakan untuk mengukur raw nput peserta ddk terhadap standar kompetens membaca gambar teknk. Hasl pretest akan dgunakan untuk mengukur tngkat homogentas kemampuan peserta ddk pada kelas ekspermen dan kelas kontrol. b. Posttest (tes akhr), yatu tes yang dlakukan setelah proses kegatan belajar mengajar atau setelah model pembelajaran dberkan. Sesua dengan tujuannya tes akhr n dgunakan untuk mengukur dan membandngkan penngkatan rata-rata hasl belajar peserta ddk pada standar kompetens membaca gambar teknk setelah model pembelajaran dberkan.. Observas Observas n dlaksanakan pada saat kegatan belajar mengajar berlangsung, bak yang menggunakan model pembelajaran kooperatf tpe TAI (Team Asssted Indvdualzaton) d kelas ekspermen ataupun model pembelajaran klaskal d kelas kontrol. Observas n dlakukan untuk mengetahu aktvtas peserta ddk yang muncul akbat model pembelajaran yang dgunakan, bak kooperatf tpe TAI (Team Asssted Indvdualzaton) ataupun klaskal dan juga untuk mengetahu kegatan guru dalam menyampakan mater pelajaran dengan menggunakan kedua model tersebut sesua dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dsusun. Data observas n berfungs sebaga data pendukung dalam peneltan n, yang nantnya dapat dgunakan untuk perbakan

43 proses pembelajaran berkutnya yang menggunakan model yang sama. Pedoman observas bers sebuah daftar jens kegatan yang mungkn tmbul dan akan damat ketka proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan kedua model pembelajaran tersebut. Dalam proses observas n, ada dua lembar observas yang dgunakan, yatu lembar observas untuk guru dan lembar observas untuk peserta ddk. Dalam pelaksanaannya, observer hanya memberkan cheklst ( ) pada kolom yang telah dsedakan. 3.9 Uj Instrumen Peneltan Untuk memperoleh data yang akurat dalam peneltan n, maka nstrumen atau alat peneltan harus vald dan relabel, oleh karena tu nstrumen perlu duj coba. Hal n sejalan dengan pendapat Arkunto (006:168) Instrumen yang bak harus memenuh dua persyaratan pentng yatu vald dan relabel. Uj coba nstrumen dlakukan untuk mengetahu kualtas nstrumen peneltan sebelum dputuskan untuk djadkan sebaga alat pengumpul data peneltan. Dar hasl uj coba tes nstrumen, dlakukan pengolahan data yang melput uj valdtas, uj relabltas, uj taraf kesukaran dan uj daya pembeda. 3.9.1 Uj Valdtas Tes Valdtas nstrumen peneltan adalah ketepatan dar suatu nstrumen peneltan atau alat pengukur terhadap konsep yang akan dukur, sehngga nstrumen n akan mempunya kevaldan dengan taraf yang bak. Instrumen yang

44 vald harus dapat mendeteks dengan tepat apa yang seharusnya dukur. Menurut Arkunto (006:168) menjelaskan: Valdtas adalah suatu ukuran yang menunjukan tngkat kevaldan atau kesahhan sesuatu nstrumen. Suatu nstrumen yang vald atau sahh mempunya valdtas yang tngg. Sebalknya nstrumen yang kurang vald berart memlk valdtas rendah. Sebuah nstrumen dkatakan vald apabla dapat mengungkap dar varabel yang dtelt secara tepat. Valdtas s dtentukan oleh pakar yang berpengalaman. Tdak ada rumus yang dapat kta paka/htung untuk mengnterpretaskan valdtas s suatu tes. Ruseffend (1994:134). Berdasarkan pendapat tersebut, untuk menentukan valdtas s dar nstrumen tes n akan dlakukan melalu judgement, yatu penlaan oleh ahl, dalam hal n guru mata pelajaran gambar teknk. Untuk nstrumen yang valdtas snya memada dujcobakan kepada peserta ddk yang sudah mempelajar mater potongan dan berada dluar subjek sampel peneltan dengan tujuan untuk mengetahu apakah soal-soal dapat dpaham dengan bak. Uj coba dlakukan untuk melhat valdtas (construct), relabltas, daya pembeda, dan tngkat kesukaran butr soal. Selanjutnya dlakukan valdtas butr soal dgunakan untuk mengetahu dukungan setap butr soal terhadap seluruh soal yang dberkan. Sebuah soal akan memlk valdtas yang tngg, jka skor soal tersebut memlk dukungan yang besar terhadap seluruh soal yang ada. Dukungan setap butr soal dnyatakan dalam bentuk kesejajaran atau korelas dengan tes secara keseluruhan, sehngga untuk mendapatkan valdtas suatu butr soal dapat dgunakan rumus korelas, yatu menggunakan rumus korelas product moment:

45 XY ( X ) ( Y ) ( ) ( ) X N Y Y N r = (Arkunto, 009:7) xy N X Keterangan: r xy = koefsen korelas X = jumlah skor X Y = jumlah skor Y XY = jumlah skor X dan Y N = jumlah responden uj t yatu: Setelah harga koefsen korelas ( r xy ) dperoleh, dsubsttuskan ke rumus n t = r (Sudjana, 005:377) x y 1 r xy Keterangan: t = Nla t htung n = Banyaknya data/jumlah responden r = Koefsens korelas Instrumen dnyatakan vald apabla t htung > t tabel dengan tngkat sgnfkans 0,05. Nla koefsen korelas dapat dnterpretas pada Tabel 3. d bawah n: Tabel 3. Interpretas Nla r Koefsen Korelas (r) Krtera 0,80 r < 1,00 Valdtas sangat tngg 0,60 r < 0,80 Valdtas tngg 0,40 r < 0,60 Valdtas sedang 0,0 r < 0,40 Valdtas rendah 0,00 r < 0,0 Valdtas sangat rendah r < 0,00 Tdak vald (Sumber: Arkunto, 006:76)

46 3.9. Uj Relabltas Tes Relabltas nstrumen dgunakan untuk mengukur sejauh mana suatu alat ukur memberkan gambaran yang benar-benar dapat dpercaya tentang kemampuan seseorang. Sesua pendapat Arkunto (009:90) bahwa relabltas adalah ketepatan suatu test apabla dteskan kepada subjek yang sama. Bentuk tes yang dgunakan dalam peneltan n adalah uraan, sehngga untuk menguj relabltas tes pada peneltan n dhtung dengan menggunakan rumus Alpha, yatu: r 11 = n n-1 1- σ σ t (Arkunto, 009:109) Keterangan: r 11 = Koefsen relabltas tes. n = Banyaknya butr tem yang dkeluarkan dalam tes. 1 = Blangan konstanta σ = Jumlah varan skor dar tap-tap butr tem. σ t = Varan total. Besar koefsen relabltas dnterpretaskan untuk menyatakan krtera relabltas. Menurut Surapranata (004:59) krteranya adalah sebaga berkut : Relabltas Instrumen (r 11 ) r 11 0,0 Tabel 3.3 Tngkat Relabltas Krtera Relabltas sangat rendah 0,0 < r 11 0,40 Relabltas rendah 0,40 < r 11 0,60 Relabltas sedang 0,60 < r 11 0,80 Relabltas tngg 0,80 < r 11 1,00 Relabltas sangat tngg (Sumber: Surapranata, 004:59)

47 3.9.3 Uj Daya Pembeda Tes Perhtungan daya pembeda (DP) dlakukan untuk mengukur sejauh mana suatu butr soal mampu membedakan peserta ddk yang panda dan peserta ddk yang kurang panda berdasarkan krtera tertentu, sebagamana dungkapkan Arkunto (006:11) bahwa Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan peserta ddk yang panda (berkemampuan tngg) dengan peserta ddk yang bodoh (berkemampuan rendah). Untuk menghtungnya daya pembeda setap butr soal dapat dgunakan rumus sebaga berkut: = (Zanal Arfn, 1990:136) Keterangan: WL = Jumlah testee yang gagal dar kelompok bawah WH = Jumlah testee yang gagal dar kelompok atas n = 7% x N N = Jumlah seluruh testee Tabel 3.4 Klasfkas Daya Pembeda Butr Soal No. Besar Daya Pembeda Klasfkas 1. 0,7 < D 1 Soal Bak Sekal. 0,4 < D 0,7 Soal Bak 3. 0, < D 0,4 Soal Cukup 4. 0 < D < 0, Soal Jelek (Arkunto, 009:18) 3.9.4 Taraf Kesukaran Tes Tngkat kesukaran adalah suatu parameter untuk menyatakan bahwa tem soal adalah mudah, sedang dan sukar. Teknk perhtungan taraf kesukaran untuk

48 tes uraan/esa adalah dengan menghtung berapa persen test yang gagal menjawab benar atau d bawah batas lulus (passng grade) untuk tap-tap tem. TK= Jumlah testee yang gagal jumlah testee keseluruhan 100% (Zanal Arfn, 1990: 135) Untuk mengnterprestaskan nla tngkat kesukaran temnya dapat dgunakan tolak ukur sebaga berkut: - Jka jumlah test yang gagal mencapa 7%, termasuk mudah. - Jka jumlah test yang gagal antara 8% sampa dengan 7%, termasuk sedang. - Jka jumlah test yang gagal 7% ke atas, termasuk sukar. 3.10 Tahapan Peneltan Tahapan peneltan yang menjad acuan dalam peneltan n dapat dlhat pada gambar 3. berkut n:

49 Gambar 3. Flowchart Tahapan Peneltan Secara lebh rnc tahapan peneltan adalah sebaga berkut n: 1. Survey pendahuluan untuk menemukan masalah peneltan.

50. Stud pendahuluan untuk lebh memperdalam permasalahan dan mencar nformas yang dperlukan sehngga peneltan memungknkan untuk dteruskan. 3. Menyusun rancangan peneltan yatu memlh metode peneltan dan tata cara yang akan dlakukan dalam menelt. 4. Menetapkan waktu peneltan dan mater pelajaran dengan mempelajar slabus membaca gambar teknk pada kompetens keahlan pemesnan pesawat udara SMKN 1 Bandung. 5. Menyusun nstrument/alat ukur peneltan. 6. Melakukan pengujan nstrumen peneltan (valdtas, relabltas, daya pembeda dan taraf kesukaran) pada peserta ddk kelas selan kelas kontrol dan ekspermen. 7. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatf tpe TAI (Team Asssted Indvdualzaton) yang akan dlaksanakan d kelas ekspermen dan RPP dengan menggunakan model pembelajaran klaskal yang akan dlaksanakan d kelas kontrol. 8. Melakukan ekspermen dengan langkah-langkah sebaga berkut: a. Menentukan sampel peneltan melalu tahapan berkut n 1) Pretest yang dberkan kepada dua kelas peserta ddk yang merupakan sampel peneltan. ) Uj homogentas kepada dua kelas berdasakan hasl pretest.

51 3) Dua kelas tersebut dbag menjad kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatf tpe TAI (Team Asssted Indvdualzaton) dan kelas yang satunya lag dengan model pembelajaran klaskal. b. Mengadakan KBM d kelas ekspermen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatf tpe TAI (Team Asssted Indvdualzaton) pada standar kompetens membaca gambar teknk dan d kelas kontrol menggunakan model pembelajaran klaskal pada standar kompetens membaca gambar teknk. c. Mengadakan post test d kelas ekspermen dan kelas kontrol. d. Pengamblan data-data melalu observas selama pelaksanaan pembelajaran setelah pelaksanaan pembelajaran. 9. Analsa data untuk menguj hpotess. 10. Pembahasan hasl analsa yang ddukung oleh data-data melalu observas. 11. Menympulkan hasl peneltan. 3.11 Teknk Analss Data Analss data yang dlakukan setelah data-data yang dperlukan terkumpul, secara gars besar, teknk analss data menurut Arkunto (006:35) melput langkah-langkah sebaga berkut: 1. Persapan Kegatan yang dlakukan pada persapan n adalah:

5 a. Mengecek nama dan jumlah responden yang akan dtes. b. Mengecek kelengkapan data, artnya memerksa s dar soal tes yang akan dberkan. c. Menyebarkan soal tes kepada responden d. Memerksa jumlah lembar jawaban tes yang telah ds responden. e. Mengecek kelengkapan data kembal dan memerksa s dar soal tes yang akan dberkan.. Tabulas a. Member skor pada setap tem jawaban yang telah djawab responden. b. Menjumlah skor yang ddapat dar setap varabel. 3. Penerapan data-data sesua dengan pendekatan peneltan Penerapan data-data sesua dengan pendekatan peneltan n adalah menganalsa data dengan tujuan untuk menguj asums-asums statstk. Sebelum melakukan pengujuan asums statstk, maka dlakukan terlebh dahulu perhtungan statstk deskrptf dengan menggunakan harga frekuens, standar devas, dan rata-rata. Hal n dmaksudkan untuk membantu perhtungan/analss data selanjutnya. Adapun langkah-langkah yang dtempuh dalam mengolah data adalah pengujan asums-asums statstk, yatu uj homogentas, uj normaltas dstrbus, gan yang dnormalsas (N- Gan), dan uj hpotess.

53 3.11.1 Uj Homogentas Uj homogentas dgunakan untuk menentukan sampel dar populas dar dua kelas yang homogen. Apabla kesmpulan menunjukkan kelompok data homogen, maka data berasal dar populas yang sama dan layak untuk duj statstk parametrk. untuk menguj homogentas kelompok menggunakan rumus: S A F = S B (Sregar, 004:50) Keterangan : S A S B = Varan terbesar = Varan terkecl Derajat kebebasan masng-masng dk A = (n A -1) dan dk B = (n B 1) dan jka p-value > α = 0,05, maka dnyatakan homogen. 3.11. Uj Normaltas Uj normaltas dgunakan untuk mengetahu konds data apakah berdstrbus normal atau tdak. Menurut Sugyono (010: 10) menyatakan bahwa: Penggunaan statstk parametrs dan nonparametrs tergantung pada asums dan jens data yang akan danalss. Statstk parametrs memerlukan terpenuh banyak asums. Asums yang utama adalah data yang akan danalss harus berdstrbus normal. Selanjutnya dalam penggunaan salah satu test mengharuskan data dua kelompok atau lebh yang duj harus homogen, dalam regres harus terpenuh asums lnertas. Statstk nonparametrs tdak menuntut terpenuh banyak asums, msalnya data yang akan danalss tdak harus berdstrbus normal.

54 Uj normaltas dstrbus bertujuan untuk menguj hpotess berdstrbus normal atau tdak. Untuk uj normaltas dapat menggunakan aturan Sturges dengan memperhatkan tabel berkut n: Interval f Xn Z Tabel 3.5 Tabel Persapan Uj Normaltas l o l e χ Jumlah (Sregar, 004: 87) Pengsan tabel d atas mengkut prosedur sebaga berkut: 1. Htung range data dengan rumus: R = x a -x b (Sregar, 004: 4) Dmana: x a = data tertngg x b = data terrendah. Htung banyaknya kelas nterval (); = 1+ 3,3 log n (haslnya dbulatkan ambl nla ganjl). n = jumlah sampel. 3. Htung panjang kelas nterval (p); = (Sregar, 004: 4) (Sregar, 004: 5) Berdasarkan data tersebut, kemudan masukkan ke dalam tabel dstrbus frekuens. 4. Menghtung rata-rata ( x ) dengan rumus: ( x) = f. x f (Sregar, 004: 6)

55 dmana : f = jumlah frekuens x = data tengah-tengah dalam nterval 5. Menghtung standar devas (S) dengan rumus: S = n fx n ( fx ) ( n 1) (Sregar, 005: 6) 6. Tentukan batas bawah kelas nterval ( x n ) dengan rumus: ( ) = Bb 0, 5 x n kal desmal yang dgunakan nterval kelas. dmana : Bb = batas bawah nterval 7. Htung nla Z untuk setap batas bawah kelas nterval dengan rumus: Z xn x = (Sregar, 004: 86) S 8. Lhat nla peluang Z pada tabel statstk, skan pada kolom l o. Harga x dan x 1 n selalu dambl nla peluang 0,5000. Htung luas tap kelas nterval, skan pada kolom l, contoh l = l o l (Sregar, 004: 87) 1 1 o 9. Htung frekuens harapan e = l. f (Sregar, 004: 86) 10. Htung nla ( f e ) χ untuk tap kelas nterval dan jumlahkan dengan rumus: χ = (Sregar, 004: 87) e 11. Lakukan nterpolas pada tabel χ untuk menghtung p-value.

56 1. Kesmpulan kelompok data berdstrbus normal, jka p-value > α = 0,05. Kesmpulan dar uj normaltas adalah jka hasl uj normaltas data tdak berdstrbus normal, maka dapat dlakukan dengan pengujan non parametrk. 3.11.3 Gan yang Dnormalsas (N-Gan) Menyatakan gan (penngkatan) dalam hasl proses pembelajaran tdaklah mudah, dengan menggunakan gan absolut (selsh antara skor pretest dan post test) kurang dapat menjelaskan mana sebenarnya yang dkatakan gan tngg dan mana yang dkatakan gan rendah. Msalnya, peserta ddk yang memlk gan dar 4 ke 6 dan peserta ddk yang memlk gan dar 6 ke 8 dar suatu soal dengan nla maksmal 10. Gan absolut menyatakan bahwa kedua peserta ddk memlk gan yang sama. Secara logs seharusnya peserta ddk kedua memlk gan yang lebh tngg dar peserta ddk pertama. Hal n karena usaha untuk menngkatkan dar 6 ke 8 akan lebh berat dar pada menngkatkan 4 ke 6. Menykap konds bahwa peserta ddk yang memlk gan absolut sama, belum tentu memlk N-gan hasl belajar yang sama. Analss gan yang dnormalsas dgunakan untuk mengetahu krtera normalsas gan yang dhaslkan. Kelebhan penggunaan model pembelajaran kooperatf tpe TAI (Team Asssted Indvdualzaton) dan model pembelajaran klaskal terhadap penngkatan hasl belajar dtnjau berdasarkan perbandngan nla gan yang dnormalsas (N-Gan), antara kelompok ekspermen dan

57 kelompok kontrol. Gan yang dnormalsas (N-Gan) dapat dhtung dengan persamaan: % < G > < g >= % < G > max atau < g >= (% < posttes> % < pretest > ) ( 100 % < pretest > ) (Hake, 00:3) Keterangan: <g> : rata-rata gan normalsas <G> : gan aktual <G> max %<posttest> %<pretest> : gan maksmum yang mungkn terjad : rata-rata persentase kelas dar posttest : rata-rata persentase kelas dar pretest Klasfkas gan normalsas adalah sebaga berkut: <g> 0,70 : tngg 0,30 <g> < 0,70 : sedang <g> < 0,30 : rendah 3.11.4 Uj Hpotess Peneltan Uj hpotess yang dlakukan peneltan n menggunakan statstk nferensal. Pada statstk nferensal ada dua kemungknan penggunaan statstk, yatu statstk parametrk dan non parametrk. Jka data yang akan danalss berdstrbus normal dan homogen, maka dgunakan statstk parametrk dan jka datanya tdak berdstrbus normal atau tdak homogen, maka dgunakan statstk non parametrk. 3.11.4.1 Uj T-Test Uj hpotess peneltan ddasarkan pada data penngkatan hasl belajar peserta ddk. Menurut Sugyono (011:137), untuk dua sampel ndependen (tdak

58 berkorelas) dengan jens data nterval menggunakan t-test. Untuk melakukan t- test syaratnya data harus homogen dan normal. Berdasarkan pertmbangan dalam memlh rumus t-test, yatu bla n 1 n, varans homogen 1 =, maka dapat dgunakan rumus uj t-test dengan polled varans, yatu: = (Sugyono, 011:138) Dengan derajat kebebasan (dk) = (n 1 + n ) Keterangan: n 1 = Jumlah sampel pada kelas ekspermen n = Jumlah sampel pada kelas kontrol 1 = Rata-rata N-Gan kelas ekspermen = Rata-rata N-Gan kelas kontrol 1 = Varans N-Gan kelas ekspermen = Varans N-Gan kelas kontrol Setelah melakukan perhtungan uj t, maka selanjutnya dbandngkan dengan nla t table. Terma H A, jka t htung > t tabel pada taraf nyata α = (0,05) dengan dk = n 1 +n -. Uj yang dlakukan pada peneltan n adalah uj satu phak (One Tal Test) yatu uj phak kanan. Uj phak kanan dgunakan apabla hpotess nol (H 0 ) berbuny lebh kecl atau sama dengan ( ) dan hpotess alternatfnya (H A ) berbuny lebh besar (>). Daerah penolakan H 0 /penermaan H A Gambar 3.3 Uj Phak Kanan (Sumber: Sugyono, 011:10)