BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4. Helpdesk, dimana investasi ini meliputi pembeliaan hardware dan software yang

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah-langkah Evaluasi Investasi Sistem dan Teknologi Informasi. dengan menggunakan Metode Information Economics

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah Langkah Evaluasi Investasi SI / TI dengan Metode IE

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. mencakup pengadaan peralatan teknologi informasi seperti hardware dan software yang

BAB IV ANALISA RETURN ON INVESTMENT

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS INVESTASI IMPLEMENTASI APLIKASI SAP MODUL SALES DISTRIBUTION DENGAN PENDEKATAN INFORMATION ECONOMIC STUDI KASUS PT EXCELCOMINDO PRATAMA

ANALISIS SISTEM APLIKASI SAP-CRM DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS PADA PT XL AXIATA TBK

LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT. Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap

Kata Kunci : Information Economics, Teknologi Informasi, Sistem Informasi Pemasaran, Domain Bisnis, Domain Teknologi. DAFTAR ISI

Kuisioner Domain Bisnis

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2007/2008

ANALISIS INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. SATYA DJAYA RAYA TRADING DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI DSLAM PADA TELKOM MSC (MAINTENANCE SERVICE CENTER)

LAMPIRAN 1. Kuesioner. Domain Bisnis. untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan

KONTRADIKSI PRODUKTIVITAS TEKNOLOGI INFORMASI: SEBUAH ANALISIS EKSISTENSI MOBILE BRANCH PADA BANK MUAMALAT KOTA SURABAYA

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI APLIKASI NAVISION BAGIAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS PADA PT. FRINA LESTARI NUSANTARA

BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI. besar investasi yang dikeluarkan untuk pengadaan hardware, software, dan biaya

LAMPIRAN. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT INDOSAT, Tbk

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA EVALUASI INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. FEMALINDO MEDIA SEJAHTERA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE. 0 Tidak berhubungan sama sekali. 1 Sangat sedikit hubungannya. 2 Sedikit berhubungan

LAMPIRAN 1. Kuesioner Portfolio Domain Bisnis

Daftar Pertanyaan Wawancara. 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap

LAMPIRAN KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TOYOTA ASTRA MOTOR

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak akan lepas dari kegiatan tersebut. Sejak dulu alat transportasi

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH

PENERAPAN METODOLOGI INFORMATION ECONOMICS DALAM IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI FRS (Form Registrasi Studi) DI UNIVERSITAS XYZ SURABAYA

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Analisis investasi TI dengan menggunakan metode Information Economics

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN. LAMPIRAN - Kuesioner Domain Keuangan. informasi. Investasi teknologi informasi termasuk jaringan LAN dan komputer core 2

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana:

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS INVESTASI SISTEM INFORMASI PADA PT. RIAP INDO NESIA DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS SKRIPSI. Oleh: Yassavati

LAMPIRAN I KUESIONER PENELITIAN UNTUK DOMAIN BISNIS

LAMPIRAN A KUISIONER UNTUK PEMBOBOTAN KORPORAT

ANALISIS SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS

BAB I PENDAHULUAN. melakukan investasi sistem informasi, banyak hal-hal yang harus

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi dan Teknologi Informasi

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI APLIKASI SISTEM INFORMASI FINANSIAL MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS (IE) PADA CV. RINJANI AGRO SENTOSA

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. serta petunjuk arah yang terbuat dari neon sign maupun billboard.

ANALISIS INVESTASI MODUL FINANCE PADA SISTEM MULTIFINANCE PT SUZUKI FINANCE INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS SKRIPSI.

LAMPIRAN 1. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TELKOM DOMAIN BISNIS

KUESIONER EVALUASI PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI PEMASARAN BAGI PERUSAHAAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. lebih terfokus pada kelayakan teknis dan kelayakan ekonomi. Adapun bobot prioritas dari kedua aspek tersebut adalah :

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENGEMBANGAN

BAB 4 ANALISA DATA. Pada sub bab ini akan dibahas kondisi perusahaan sebelum dan setelah

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

Model Group Advanced Information Economic (G AIE) Financial Approach Non Financial Approach

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN

2.1 Konsep Sistem Informasi dan Teknologi Informasi.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMPUTER DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS PADA BALAI STANDARDISASI METROLOGI LEGAL REGIONAL II

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN

Kuesioner Domain Bisnis

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah langkah Dalam Studi Kelayakan. dilakukan dengan pendekatan metode Cost Benefit Analysis.

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006

PRESENTASI TUGAS AKHIR CF 1380

ANALISA PEMILIHAN SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS STUDI KASUS PADA RUMAH SAKIT TNI AL DR. RAMELAN - SURABAYA

ANALISIS COST BENEFIT DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS DALAM PENGEMBANGAN TEKNOLOGI JARINGAN PADA PT. INDO SUPER KENCANA

BAB 1 PENDAHULUAN. serta layak untuk dikonsumsi dan produk mana yang tidak layak untuk

ANALISIS INVESTASI SISTEM INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN DOMAIN TEKNOLOGI - METODE INFORMATION ECONOMICS

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006

Analisa Biaya Manfaat Penerapan Power Management System Pada PT Petrokimia Gresik. Awang Djohan Bachtiar

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. berdiri pada tahun 1982 oleh Djoni Muksin dan pada tanggal 19 maret 1996

BAB 4 HASIL DAN PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS INVESTASI SISTEM INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS (STUDI KASUS : PT. MEGA CIPTA MANDIRI)

BAB 1 PENDAHULUAN. (TI) sebagai sebuah investasi untuk mendukung tujuan perusahaan.

ANALISIS INVESTASI SISTEM INFORMASI E-KETENAGAKERJAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS PADA PT. MAHAKAM KENCANA INTAN PADI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Investasi Sisten Informasi dan Teknologi Informasi Pengertian Sistem Informasi dan Teknologi Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Revolusi dunia bisnis dari Abad Industri menuju Abad Informasi telah menggeser

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep investasi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Pengertian Sistem Informasi dan Teknologi Informasi

2. TEKNOLOGI INFORMASI DAN

KAJIAN INVESTASI SISTEM INFORMASI AKADEMIK PADA UNIVERSITAS X DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS

LAPORAN HIBAH INTERNAL IDENTIFIKASI NILAI BISNIS INVESTASI JARINGAN KOMPUTER (STUDI KASUS UNIVERSITAS XYZ JAKARTA)

BAB III DATA DAN ANALISIS. pada tanggal 10 Januari 1894 di Batavia.

EVALUASI NILAI EKONOMIS SISTEM INFORMASI DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS STUDI KASUS APLIKASI FCS DI PT XYZ SKRIPSI

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Manajemen Investasi SI/TI

ABSTRAK Kata kunci: metode information economics, domain (manusia), dan evaluator.

PENERAPAN INFORMATION ECONOMICS (IE) UNTUK PENGKAJIAN INVESTASI SI/TI STUDI KASUS: PROYEK SIM PT ABCD

MENGUKUR MANFAAT EKONOMIS SISTEM APLIKASI MONITORING ATM DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS: STUDI KASUS PT BANK XYZ TBK.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai organisasi. Namun masih banyak manager bisnis yang belum yakin akan

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi TI, tentunya perusahaan mengharapkan hasil berupa

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI APLIKASI SISTEM INFORMASI FINANSIAL MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS (IE)PADA CV. RINJANI AGRO SENTOSA

Transkripsi:

72 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai nilai keuntungan yang didapat dari sebuah investasi Teknologi Informasi (TI), dalam hal ini adalah investasi untuk pembelian peralatan TI seperti software, hardware yang dihitung menggunakan metode Information Economics. Dengan menggunakan metode Information Economics secara garis besar analisa investasi implementasi SAP Modul HR Submodul ESS dibagi menjadi dua komponen. Komponen-komponen pokok tersebut adalah sebagai berikut:. 5.1 Analisa Biaya dan Manfaat 5.1.1 Biaya Investasi SAP Submodul HR ESS Perhitungan biaya investasi aplikasi berisikan biaya pengembangan (development cost) dan rincian biaya berjalan (ongoing expense). 5.1.1.1 Biaya pengembangan (Development Cost) Biaya pengembangan SAP Submodul SERA-ESS ini meliputi investasi biaya perangkat keras dan perangkat lunak. 72

73 5.1.1.1.1 Investasi perangkat keras berupa : Server yang di pakai adalah Sun SPARC Enterprise T5220 Server, 8 core 1.4 GHz, 300 GB, 32 GB RAM 5.1.1.2 Investasi perangkat lunak: Sistem Operasi yang di pakai untuk Server adalah Solaris 10 10/08 OS, Database menggunakan Oracle. Tabel 4.1 Biaya Pengambangan (Development Cost) Biaya Investasi Perangkat Keras Server (Production & Development) 2 X $21.609 Rp 419.209.000 Perangkat Lunak Pembelian Sistem Operasi (Solaris) + Database Rp 430.486.000 Lisensi SAP Modul Rp 892.400.000 Lisensi User Rp 398.511.330 Master Data Rp. 1.691.793.670 Total Investasi Rp 3.832.400.000 5.1.1.3 Biaya Tenaga Kerja Pengembangan SAP Submodul HR ESS ini membutuhkan tenaga kerja antara lain: Project Manager, Material Management, HR Management, ABAP Programmersbekerja selama jangka waktu 40 Minggu dengan 1 minggu memiliki 5 hari kerja, sehingga rincian biaya tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pengembangan SAP Submodul HR ESS dapat dilihat pada tabel berikut.

74 Tabel 4.2 Rincian Biaya Tenaga Kerja Resource : Rate($) Qty Weeks Amount (USD) Amount (IDR) Project Manager 750 1 40 30,000 288,000,000 Materials Management 400 1 40 16,000 153,600,000 HR Management 400 2 40 32,000 307,200,000 ABAP Programmers 350 2 40 28,000 268,800,000 Total 6 106,000 1,017,600,000 Kurs Tahun 2011 : 1 USD = 9.700 IDR Dari keseluruhan rincian b iaya di atas, maka total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam pengembangan SAP Submodul SERA ESS didapat dari total investasi + total biaya tenaga kerja yaitu Rp. 3.832.400.000 + Rp. 1.017.600.000 = Rp. 4.850.000.000 5.1.2 Biaya Berjalan (Ongoing Expanses) Biaya berjalan merupakan kisaran biaya yang diperlukan perusahaan untuk membiayai investasi TI/SI setelah dikembangkan. Perhitungan tersebut dihitung selama lima (5) tahun di mulai dari tahun penerapan aplikasi pada perusahaan yaitu tahun 2007 dan perhitungannya berakhir sampai tahun 2011. Biaya-biaya yang diperlukan per tahun meliputi: 5.1.2.1 Biaya Pemeliharaan Aplikasi SAP submodul HR ESS diimplementasi pada Januari 2007. Untuk pemeliharaan perangkat keras dan upgrade perangkat lunak di lakukan 1 tahun sekali sebesar 5% dari lisensi user sebesar Rp. 398.511.330 yaitu Rp.

75 19.925.566,5. Jadi dalam satu tahun biaya pemeliharaan dan upgrade sebesar Rp. 39.851.133 dan untuk tahun 2007 biaya pemeliharaan dan upgrade hanya di lakukan sekali sehingga biaya yang dikeluarkan yaitu Rp. 19.925.566,5. Biaya upgrade ditentukan oleh vendor. Tabel 4.3 Rincian Biaya Pemeliharaan aplikasi Keterangan 2007 2008 2009 2010 2011 Total Biaya pemeliharaan 19.925.566,5 39.851.133 39.851.133 39.851.133 39.851.133 179.330.098,5 aplikasi 5.1.2.2 Biaya Listrik Biaya pemakaian listrik untuk 2 buah server baru dengan jumlah daya masing-masing server 1000 W sehingga biaya operasional listrik pertahun dengan tarif dasar listrik per januari 2007 sebesar Rp.870 per kwh adalah 365 x 24 x 1 kwh x Rp.870 x 2 = Rp. 15.242.400,-. Seiring dengan peningkatan tinggat inflasi setiap tahunnya, maka harga barang dan jasa pun akan ikut mengalami peningkatan diasumsikan kenaikannya 10% per tahun. Tabel 4.4 Rincian Biaya Listrik Keterangan 2007 2008 2009 2010 2011 Total Biaya Listrik 15.242.400 16.766.640 18.443.304 20.287.634 22.316.397 93.056.376

76 5.1.2.3 Biaya infrastruktur Biaya infrastruktur komunikasi meliputi pemakaian alokasi bandwith sebesar 512 kb dengan biaya sebesar Rp. 5.000.000,- per bulan sehingga biaya infrastruktur pertahun = 12 x Rp. 5.000.000,- = Rp. 60.000.000,-. Seiring dengan peningkatan tinggat inflasi setiap tahunnya, maka harga barang dan jasa pun akan ikut mengalami peningkatan diasumsikan kenaikannya 10% per tahun. Tabel 4.5 Rincian Biaya Infrastruktur Keterangan 2007 2008 2009 2010 2011 Total Biaya Infrastruktur 60.000.000 66.000.000 72.600.000 79.860.000 87.846.000 366.306.000 Berikut rincian biaya berjalan pada implementasi SAP Submodul HR ESS selama lima tahun ke depan yang ditunjukkan pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Rincian Biaya Berjalan Biaya 2007 2008 2009 2010 2011 1 19.925.566.5 39.851.133 39.851.133 39.851.133 39.851.133 2 15.242.400 16.766.640 18.443.304 20.287.634 22.316.398 3 60.000.000 66.000.000 72.600.000 79.860.000 87.846.000 Total 95.167.967 122.617.773 130.894.437 139.998.767 150.013.531 Keterangan : 1.Biaya Maintanance 2.Biaya Listrik 3.Biaya Infrastuktur

77 5.2 Perhitungan Manfaat Langsung Perhitungan manfaat langsung merupakan manfaat yang dihasilkan dari pengurangan biaya yang dihasilkan dari penghematan biaya setelah pengimplementasian sistem. 5.2.1 Pengurangan Biaya Kertas Kertas yang dihemat dalam satu bulan oleh PT. Serasi Autoraya dalam menjalankan proses bisnisnya setelah menerapkan aplikasi ESS sebanyak 25 rim kertas. Penghematan pemakaian kertas setelah pemakaian aplikasi ESS adalah sebanyak 25 rim kertas dalam satu bulan dengan asumsi harga satu rim kertas adalah Rp 26.000 maka jumlah penyusutannya adalah 25 X Rp 26.000 = Rp 650.000 dan penyusutan kertas pada tahun pertama adalah Rp 650.000 X 12 = Rp 7.800.000 karena diasumsikan terjadi kenaikan harga tinta printer dan kertas serta terjadi inflasi yang diasumsikan sebesar 10 %. Tabel 4.7 Pengurangan Biaya Kertas Keterangan 2007 2008 2009 2010 2011 Total Pengurangan Biaya Kertas 7.800.000 8.580.000 9.438.000 10.381.800 12.561.978 47.619.780 5.2.2 Pengurangan Tinta Printer Tinta printer yang dihemat oleh PT Serasi Autoraya adalah tinta cartridge untuk printer laser dengan kisaran harga adalah Rp 760.000/cartridge untuk tinta hitam dan pemakaian sebulan sebanyak 1 cartridge hitam. Penghematan pada tahun pertama adalah Rp 760.000 X 12 = Rp 9.120.000 karena diasumsikan terjadi kenaikan harga tinta printer dan kertas serta terjadi inflasi yang diasumsikan sebesar 10 %.

78 Tabel 4.8 Pengurangan Biaya Tinta Printer Keterangan 2007 2008 2009 2010 2011 Total Perngurangan Tinta Printer 9.120.000 10.032.000 11.035.200 12.138.720 13.352.592 55.678.512 5.2.3 Pengurangan Biaya Peralatan Kantor Rincian jumlah pemakaian alat tulis kantor dalam satu tahun setelah menggunakan sistem HR ESS ini adalah 18 kotak pulpen dengan harga satu kotak Rp 35.000 (18 x Rp 35.000 = Rp 630.000), 96 buah tip ex dengan hargasatu tip ex Rp 3.500 (96 x Rp 3.500 = Rp 336.000), 84 kotak klip kertas dengan harga satu kotak Rp 2.500 (84 x Rp 2500 = Rp 210.000), dan 6 kotak pensil dengan harga satu kotak pensil Rp 20.000 (6 x Rp 20.000 = Rp 120.000) di asumsikan terjadi kenaikan harga peralatan kantor serta terjadi inflasi mata uang sebesar 10 %. Tabel 4.9 Pengurangan Biaya Peralatan Kantor Keterangan 2007 2008 2009 2010 2011 Total Pulpen 630.000 693.000 762.300 838.530 922.383 3.846.213 Tip Ex 369.600 406.560 447.216 491.937,6 541.131,4 2.256.445 Klip Kertas 210.000 231.000 254.100 279.510 307.461 1.282.071 Pensil 120.000 132.000 145.200 159.720 175.692 732.612 Total Pemakaian 8.117.341 5.2.4 Pengurangan Biaya Kurir PT. Serasi Autoraya biasanya menggunakan jasa kurir untuk mengirimkan hardcopy dokumen transaksi yang berkaitan dengan bidang personalia dari atau ke kantor pusat dan cabang di seluruh Indonesia, seperti slip gaji, form mutasi, form lembur, form cuti dan lainnya. Kurir yang dimaksud adalah pihak ketiga dan

79 pegawai outsource yang khusus menangani pengiriman dokumen tersebut, sedangkan pihak ketiga seperti kantor pos atau perusahaan jasa pengiriman paket dan dokumen. Dalam satu bulan biaya yang dikeluarkan PT Serasi Autoraya untuk membayar pengiriman dokumen ini dari atau ke kantor pusat dan seluruh cabang yang ada di Indonesia sebesar Rp. 5.000.000. Berarti dalam satu tahun biaya kurir yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp. 5.000.000 x 12 = Rp.60.000.000. Bila diasumsikan besarnya kenaikan tarif biaya kurir sebesar 10% per tahun, maka tabel pengurangan biaya kurir adalah sebagai berikut : Tabel 4.10 Pengurangan Biaya Kurir Keterangan 2007 2008 2009 2010 2011 Total Pengurangan Biaya Kurir 60.000.000 66.000.000 72.600.000 79.860.000 87.846.000 366.306.000 5.2.5 Kesimpulan Pengurangan Biaya Manfaat langsung yang dirasakan setelah pengimplementasian sistem SERA-ESS ini meliputi berbagai pengurangan biaya yang di simpulkan pada tabel berikut ini.

80 Tabel 4.11 Ringkasan Pengurangan Biaya Keterangan 2007 2008 2009 2010 2011 Pengurangan Biaya Kertas 7.800.000 8.580.000 9.438.000 10.381.800 11.419.980 Pengurangan Biaya Tinta Printer 9.120.000 10.032.000 11.035.200 12.138.720 13.352.592 Pengurangan Biaya Peralatan Kantor 8.117.341 8.929.075,1 9.821.982,61 10.884.598,96 11.884.598,96 Pengurangan Biaya Kurir 60.000.000 66.000.000 72.600.000 79.860.000 87.846.000 Total Pengurangan Biaya 85.037.341 93.541.075,1 102.895.182,61 113.265.118,96 124.503.170,96 Setelah mengkalkulasi biaya implementasi, biaya berjalan, dan kuantifikasi manfaat langsung maka angka-angka tersebut akan di masukkan ke dalam economic impact worksheet untuk menghasilkan ROI pertama yang belum memperhitungkan manfaat ekonomis langsung secara bersih. Arus kas bersih didapatkan dari nilai pengurangan biaya operasi dikurangi dengan nilai dari biaya berjalan. Setelah mendapatkan arus kas bersih, arus kas dibagi dengan lima tahun dan dibagi lagi dengan nilai investasi untuk mendapatkan nilai ROI sederhana seperti dalam gambar berikut:

81 Tabel 4.12 Lembar Kerja Dampak Ekonomis tahun ke 0 A. Biaya Investasi Pengembangan Sistem 4,850,000,000 B. Arus Kas : periode 5 kali 12 bulan atas implementasi sistem berjalan TAHUN TOTAL Manfaat nilai 2007 2008 2009 2010 2011 ekonomis 0 0 0 0 0 (+) Pengurangan biaya 85,037,341 93,541,075 102,895,182 113,265,118 124,503,170 Perolehan 85,037,341 93,541,075 102,895,182 113,265,118 124,503,170 (-) Biaya berjalan 95,167,967 122,617,773 130,894,437 139,998,767 150,013,531 Arus Kas -10,130,626-29,076,698-27,999,255-26,733,649-25,510,361-119,450,589 C. Simple ROI dihitung B/jumlah tahun/a -0.49% (-119,450,589/5/4,850,000,000)*100% D. Scoring, Economic Impact Score Simple ROI 0 zero or less 1 1% to 299% 2 300% to 499% 3 500% to 699% 4 700% to 899% 5 over 899% Berdasarkan data pengurangan biaya pada Tabel 4.11, dapat dihitung Simple ROI seperti yang tertera pada Tabel 4.12 dimana didapat persentase ROI sebesar -0.49 %. Dengan nilai tersebut dampak ekonomis yang didapat berdasarkan Score 0 dengan nilai tersebut 0 dengan nilai Zero to less 5.3 Value Linking Value linking digunakan untuk mengevaluasi keuangan yang dikombinasikan dengan pencapaian sebuah fungsi dan akibat - akibat yang ditimbulkan dari fungsi tersebut. Berikut manfaat yang diperoleh dari implementasi sistem ini.

82 1. Peningkatan Akurasi Data Human Resource Management Perubahan proses pertukaran data dari sistem lama ke sistem yang baru juga berdampak pada berkurangnya tingkat kesalahan dalam pembuatan Human Resource Management. Berdasarkan rata-rata transaksi bulanan sebelum diimplementasikannya SAP Modul HR ESS pada tahun 2006 terdapat pada tabel berikut : Tabel 4.13 Tingkat Kesalahan Transaksi Sebelum Implementasi Sistem Keterangan Jumlah Transaksi Jumlah Transaksi Salah Cuti 343 45 Lembur 753 82 Rembes Obat 112 21 Total 1208 148 Jadi tingkat kesalahan sebelum diimplementasikannya SAP SubModul SERA-ESS sebesar ( 148/ 1208 ) x 100 % = 12 %. Dengan tingkat akurasi data sebesar 88%. Setelah diimplementasikannya SAP Modul SERA ESS pada tahun 2007, rata-rata transaksi harian beberapa bagian yang terkait Human ResourceManagement dari seluruh Indonesia terdapat pada tabel berikut :

83 Tabel 4.14 Tingkat Kesalahan Transaksi Sesudah Implementasi Sistem Keterangan Jumlah Transaksi Jumlah Transaksi Salah Cuti 399 3 Lembur 882 2 Rembes Obat 155 1 Total 1436 6 Jadi tingkat kesalahan setelah diimplementasikannya SAP Modul SERA ESS sebesar ( 6 / 1436 ) x 100 % = 0.4 %. Dengan tingkat akurasi data sebesar 99,6%. Jumlah keuntungan yang dicapai oleh perusahaan sebelum diimplementasikannya SAP Modul HR ESS dari bagian yang terkait proses Human Resource Management tahun 2006 yaitu Rp. 2.095.500.000.000,- Jika biaya operasional dari bagian yang terkait proses Human Resource Management sebesar 9% dari jumlah seluruh keuntungan perusahaan. Maka jumlah keuntungan yang diperoleh PT. Serasi AutorayasSetelah diimplementasikannya SAP Submodul SERA-ESS menjadi (9% x Rp. 2.095.500.000.000 = Rp.188.595.000.000), jika tingkat kesalahan dalam pembuatan informasi personalia sebesar 12 % pada tiap tahunnya maka kerugian yang akan ditanggung perusahaan diperkirakan sekitar Rp. 188.595.000.000 x 12 % = Rp. 22.631.400.000,- Dengan diimplementasikannya SAP Modul HR ESS ini tingkat kesalahannya menjadi sebesar 0.4%, dari jumlah keuntungan dari bagian yang

84 terkait proses Human Resource Management tahun 2007 yaitu (30% x Rp.723.542.000.000 = Rp.217.062.600.000,-) menjadi Rp. 217.062.600.000 x 0.4% = Rp. 868.250.400,-. Jadi penghematan yang bisa dilakukan dengan adanya sistem ini adalah Rp. 22.631.400.000 - Rp. 868.250.400 = Rp. 21.763.149.600,- Penghematan biaya dari tingkat kesalahan dalam pembuatan SAP Modul HR ESSdapat dilihat pada tabel berikut ini, dengan kenaikan 10% tiap tahunnya. Tabel 4.15 Value Linking Keterangan 2007 2008 2009 2010 2011 Peningkatan Akurasi Data 19,891,422,000 21,880,564,200 24,068,620,620 26,475,482,682 29,123,030,950 4.4 Value Acceleration Value Acceleration digunakan untuk mengevaluasi keuangan baik itu keuntungan (dan biaya) oleh karena percepatan dan penghematan waktu yang menghasilkan manfaat karena hubungan dua department atau fungsi - fungsi yang mempengaruhi hubungannya.

85 1. Peningkatan produktifitas pegawai Berdasarkan data dari pihak HRD, rata-rata karyawan yang mengajukan cuti, lembur dan klaim obat atau asuransi setiap bulannya sebanyak 30% dari total seluruh karyawan. Sebelum menggunakan sistem ini proses yang dibutuhkan untuk menyelesaikan dan mengurus keperluan tersebut adalah 1 jam untuk setiap transaksi pengajuan per karyawan untuk sampai status Approve atau Reject di dalam struktur organisasi perusahaan. Bila total seluruh karyawan perusahaan sebanyak 1500 orang, berarti setiap bulannya jumlah karyawan yang mengurus pengajuan sebanyak 1500 x 30 % = 450 orang. Waktu yang dibutuhkan setiap bulannya untuk mengurus pengajuan yang ada di perusahaan adalah 450 orang x 1 jam = 450 jam. Dengan adanya sistem HR ESS ini waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap transaksi pengajuan adalah 5 menit. Berarti waktu yang dibutuhkan setiap bulannya untuk mengurus pengajuan yang ada di perusahaan menjadi 450 orang x 5 menit = 2250 menit atau 37,5 jam. Jumlah jam kerja karyawan setiap bulannya adalah 20 hari x 8 jam = 160 jam. Jumlah komposisi karyawan setiap bulannya yang melakukan transaksi pengajuan serta gaji yang mereka dapat adalah :

86 Tabel 4.16 Kerugian Waktu Produktif sebelum implementasi Keterangan Jumlah (pengajuan) Orang Biaya yang Dikeluarkan Gaji per jam Waktu transaksi (jam) Kerugian Waktu Produktif Manager 5% 75 15.000.000 93.750 1 6.281.250 Direktur 1% 15 35.000.000 218.750 1 3.281.250 Staf 24% 360 3.000.000 18.750 1 6.750.000 Total Kerugian Waktu Produktif 16.312.500 Setelah menggunakan system SAP HR ESS menjadi : Tabel 4.17 Kerugian Waktu Produktif setelah inplementasi Keterangan Jumlah (pengajuan) Orang Biaya yang Dikeluarkan Gaji per jam Waktu transaksi (jam) Kerugian Waktu Produktif Manager 5% 75 15.000.000 93.750 0.08 502.500 Direktur 1% 15 35.000.000 218.750 0.08 262.500 Staf 360 24% 3.000.000 18.750 0.08 540.000 Total Kerugian Waktu Produktif 1.305.000 Ketika menggunakan system SAP HR ESS ini, untuk proses pengajuan cuti, lembur dan klaim obat atau asuransi perusahaan dapat menghemat waktu produktif karyawan setiap bulannya sebesar Rp. 16.312.500 Rp. 1.305.000 = Rp.15.007.500. Dan dalam satu tahun perusahaan dapat menghemat sebesar 12 bulan x Rp. 15.007.500 = Rp. 180.090.000,- Pengurangan kerugian waktu produktif yang terjadi setelah implementasian aplikasi ESS sebesar Rp 180.090.000,- pada tahun pertama dan pengurangan tersebut semakin besar seiring dengan kenaikan gaji sebesar 10 % per tahunnya.

87 Tabel 4.18 Peningkatan produktifitas karyawan Keterangan 2007 2008 2009 2010 2011 Peningkatan produktifitas karyawan 198,090,000 218,799,900 240,679,890 264,747,879 291,222,666 1. Pengurangan Jam Lembur Karyawan Untuk mengurus dokumen yang berkaitan dengan personalia dari seluruh Indonesia, biasanya ditangani oleh tiga orang karyawan yang setidaknya dalam sebulan mereka lembur sebanyak 7 hari sebelum posting payroll, dimana dalam satu hari mereka lembur selama 6 jam. Bila gaji lembur 3 orang karyawan yang berlaku pada PT Serasi Autoraya adalah sebesar Rp. 45.000 per jam. Jadi dalam satu bulan perusahaan akan membayar karyawan yang lembur untuk mengurus dokumen personalia sebesar Rp. 45.000 x 7 hari x 6 jam = Rp. 1.890.000. Berarti dalam satu tahun mengeluarkan sebesar Rp. 1.890.000 x 12 = Rp.22.680.000. Setelah implementasi SERA-ESS, maka tiga orang karyawan tersebut tidak lagi pernah lembur. Bila asumsi kenaikan gaji karyawan pertahun sebesar 10%, maka tabel pengurangan jam lembur pertahun sebesar: Tabel 4.19 Pengurangan Jam Lembur Keterangan 2007 2008 2009 2010 2011 Pengurangan Jam Lembur 22.680.000 24.948.000 27.442.800 30.187.080 33.205.788

88 Berikut ini adalah tabel ringkasan manfaat nilai ekonomis, yang diperoleh dari penjumlahan dari value linking dan value acceleration, digunakan untuk melakukan perhitungan pada lembar dampak ekonomis (value linking dan value acceleration). Tabel 4.20 Ringkasan Manfaat Ekonomis No 2007 2008 2009 2010 2011 1 19,891,422,000 21,880,564,200 24,068,620,620 26,475,482,682 29,123,030,950 2 198,909,000 218,799,900 240,679,890 264,747,879 291,222,666 3 22,680,000 24,948,000 27,442,800 30,187,080 33,205,788 Total Manfaat Ekonomis 20,113,011,000 22,124,312,100 24,336,743,310 26,770,417,641 29,447,459,404 Keterangan : 1. Peningkatan Akurasi Data 2. Peningkatan produktifitas karyawan 3. Pengurangan Jam Lembur Dari tabel diatas didapat hasil manfaat ekonomis yang digunakan untuk melakukan perhitungan lembur dampak ekonomis value linking dan value acceleration maka dapat dihitung ROI sederhana yang tertera pada tabel 4.21, dimana di dapat presentase ROI sebesar 505,29%. Dengan nilai tersebut dampak ekonomis yang didapat berada pada Score 3 dengan nilai baik.

89 Tabel 4.21 Lembar Kerja Dampak Ekonomis A. Biaya Investasi Pengembangan Sistem 4,850,000,000 B. Arus Kas : periode 5 kali 12 bulan atas implementasi sistem berjalan TAHUN TOTAL Manfaat nilai 2007 2008 2009 2010 2011 Manfaat nilai 20.113.011.000 22.124.312.100 24.336.743.310 26.770.417.641 29.447.459.404 (+) Pengurangan biaya 85.037.341 93.541.075 102.895.182 113.265.118 124.503.170 Perolehan 20.198.048.341 22.217.853.175 24.439.638.492 26.883.682.759 29.571.962.574 (-) Biaya berjalan 95.167.967 122.617.773 130.894.437 139.998.767 289.492.496 Arus Kas 20.102.880.374 22.095.235.402 24.308.744.055 26.743.683.992 29.282.470.078 122.533.013.901 C. Simple ROI dihitung B/jumlah tahun/a 505,29% (122,533,013,901/5/4,850,000,000)*100% D. Scoring, Economic Impact Score Simple ROI 0 zero or less 1 1% to 299% 2 300% to 499% 3 500% to 699% 4 700% to 899% 5 over 899% 4.5 Penilaian Faktor Domain Bisnis 4.5.1 Financial Value Return On Investment (ROI) merupakan bagian dari Financial Value. Return On Investment (ROI) merupakan pengukuran terhadap tingkat pengembalian suatu investasi kepada perusahaan (bisnis dan teknologi).

90 Manajemen organisasi memandang factor ini penting dalam mengetahui layaknya investasi TI yang diinvestasikan, sehingga dari sudut pandang manajemen, faktor ROI ini diberi bobot yaitu +3. 5.5.2 Strategic Value Penilaian faktor domain bisnis pada PT. Serasi Autoraya didasarkan pada hasil kuisioner-kuisioner yang dibagikan dan diisi oleh pihak manajemen PT. Serasi Autoraya. Penilaian ini ditujukan untuk mengevaluasi kesesuaian antara aplikasi Submodul HR ESS dengan kondisi pada perusahaan. Kuisioner yang dievaluasi pada subbab ini hanya mencakup enam domain bisnis, yaitu : Return On Investment (ROI), Strategic Match, Competitive Advantage, Management Information Support, Competitive Response, dan Project Or Organizational Risk. Pada penilaian faktor domain bisnis, empat elemen pertama bernilai positif dan menambah nilai dari sistem. Project Or Organizational Risk mempunyai skor negatif dan mengurangi nilai dari sistem. Hasil dari jawaban seluruh responden dapat dilihat pada tabel 4.22. Pada tabel ini dihitung skor rata-rata yang diberikan oleh responden sejumlah 22 orang dan dilakukan pembulatan untuk skor yang nilainya berupa desimal. Tabel 4.22 Skor Responden dari Domain Bisnis

91 Berdasarkan tabel 4.22 maka dapat disimpulkan : 5.5.3 Strategic Match Faktor ini berhubungan dengan sejauh mana proyek SAP Submodul HR ESS mendukung dan membantu pencapaian tujuan strategis perusahaan. Salah satu tujuan strategis PT. Serasi Aoutoraya melakukan investasi adalah untuk mendapatkan efisiensi waktu, dihitung dari perbandingan lama sebuah transaksi sebelum dan sesudah implemeantasi. Sedangkan efisiensi biaya diukur dari pengurangan pemakaian kertas dan alat tulis kantor dan pemotongan biaya lembur karyawan. Dari kuesioner yang dibagikan, hasil yang diperoleh dengan diimplementasikannya proyek SAP Submodul HR ESS adalah +4. 5.5.4 Competitive Advantage Faktor ini berhubungan dengan sejauh mana sebuah proyek SAP SubModul HR ESS ini mampu mempertahankan dan meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan. Penggunaan SAP Submodul HR ESS dalam perusahaan ternyata mampu memperbaiki dan meningkatkan kinerja perusahaan. Dengan adanya aplikasi ini menambah optimalisasi waktu kerja karyawan, sehingga menjadikan perusahaan mempunyai nilai tambah untuk terus bersaing dengan perusahaan yang bergerak di bidang yang sejenis. Dari kuesioner yang dibagikan, hasil yang diperoleh dengan diimplementasikannya proyek SAP Submodul HR ESS adalah +3.

92 5.5.5 Competitive Responsible Faktor ini berhubungan dengan tingkat kegagalan yang dapat berakibat terhadap kemampuan bersaing perusahaan. Penundaan proses sistem proyek yang akan diimplementasi, menjadi salah satu faktor utama, karena dengan adanya penundaan tersebut, kebutuhan yang ada juga akan bertambah, dan dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Mengingat jumlah karyawan PT Serasi Autoraya yang tersebar diseluruh Indonesia cukup banyak (Maret 2011, berjumlah 1.580 orang), maka dibutuhkan resource yang banyak pula baik waktu maupun biaya untuk menangani transaksi personalia tiap bulannya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa penundaan pembangunan proyek SAP Submodul HR ESS tersebut memang berpengaruh terhadap kemampuan bersaing perusahaan, serta kerugian yang harus ditanggung perusahaan tiap bulannya semakin besar, seiring dengan perkembangan perusahaan. Dari kuesioner yang dibagikan, hasil yang diperoleh dengan diimplementasikannya proyek SAP Submodul HR ESS adalah +2. 5.5.6 Management Information Support Faktor ini berhubungan dengan kemampuan proyek SAP Submodul HR ESS dalam menyediakan informasi secara tepat dan akurat dapat mendukung aktivitas utama dalam perusahaan. Pengimplementasian proyek SAP Submodul HR ESS membuat pihak manajemen dapat memperoleh informasi secara akurat dan efektif, sehingga

93 keputusan-keputusan yang diambil oleh manajemen dapat mendukung lini bisnis perusahaan. Dari kuesioner yang dibagikan, hasil yang diperoleh dengan diimplementasikannya proyek SAP Submodul HR ESS adalah +2. 5.5.7 Project Or Organizational Risk Faktor ini berhubungan dengan tingkat dimana perusahaan mampu membawa perubahan yang dibutuhkan oleh aplikasi SAP Sub Submodul SERA ESS dan kesiapan perusahaan untuk berubah akibat diterapkannya sistem. Evaluasi ini menitikberatkan pada pengguna atau domain bisnis, bukan organisasi teknikal. Nilai yang diperoleh adalah -1. Hal ini berarti ada beberapa kriteria yang mampu dipenuhi oleh perusahaan dan ada juga kriteria yang tidak mampu dipenuhi oleh perusahaan. Dengan adanya kriteria yang tidak mampu dipenuhi oleh perusahaan maka hal itu menjadi resiko dari perusahaan.

94 5.6 Penilaian Faktor Domain Teknologi Penilaian faktor domain teknologi pada PT..Serasi Autoraya didasarkan pada hasil kuisioner-kuisioner yang dibagikan dan diisi oleh pihak manajemen PT. Serasi Autoraya. Penilaian ini ditujukan untuk divisi TI atau pihak yang terlibat dalam pengembangan aplikasi. Beberapa nilai dan resiko dari teknologi domain adalah Strategic IS architecture,definitional Uncertainty, Technical Uncertainty, dan IS Infrastructure Risk.Dalam faktor domain teknologi ada tiga elemen yang negatif, dimana elemen negatif ini merefleksikan resiko teknologi. Hanya satu elemen, Strategic IS Architecture yang bernilai positif dan menambah nilai dari sistem. Hasil dari jawaban seluruh responden dapat dilihat pada tabel 4.23 Pada tabel ini dihitung skor rata-rata yang diberikan oleh responden sejumlah 5 orang dan dilakukan pembulatan untuk skor yang nilainya berupa desimal. Tabel 4.23 Skor Responden dari Domain Teknologi

95 Berdasarkan tabel 4.23 maka dapat disimpulkan : 5.6.1 Strategic IS Architecture Strategic IS Architecture mengevaluasi tingkat kesesuaian proyek dengan keseluruhan strategi sistem informasi. Kesesuaian direfleksikan melalui perencanaan (blueprint) sistem informasi. Skor yang didapat dari kuisioner adalah +3. Hal ini berarti aplikasi SAP Submodul SERA-ESS merupakan bagian dari perencanaan sistem informasi perusahaan dan memberikan manfaat yang tinggi bagi perusahaan. 5.6.2 Definitional Uncertainty Definitional Uncertainty adalah tingkat dimana pencapaian target dapat ditoleransi dan kebutuhan dari spesifikasi sistem yang telah diketahui juga mengukur kompleksitas area dan kemungkinan adanya perubahan nonrutin. Definitional Uncertainy memungkinkan domain teknologi mengetahui resiko yang berkaitan dengan sistem. Skor yang didapat dari kuisioner adalah -2. Hal ini dikarenakan kebutuhan dan spesifikasi dari sistem cukup jelas, area yang diteliti juga telah diketahui serta perubahan dalam perusahaan akan segera dilakukan. 5.6.3 Technical Uncertainty Technical Uncertainty menilai kesiapan teknologi untuk menerima aplikasi. Tujuan dari penilaian ini adalah untuk mengenali resiko dan mempersiapkan hal-hal yang berhubungan untuk kesuksesan aplikasi. Ada empat penilaian yang dilihat dari technicaluncertainty yaitu.

96 1. Kemampuan yang dibutuhkan. Skor yang diberikan dari kuisioner bernilai -1 yang berarti dibutuhkan beberapa keterampilan baru bagi staff dan terlebih bagi manajemen. 2. Ketergantungan hardware. Skor yang diberikan dari kuisioner bernilai -1 yang berarti hardware sudah ada dan telah diuji apakah sesuai dengan yang dibutuhkan oleh sistem tetapi tidak dioperasikan. 3. Ketergantungan software.skor yang diberikan dari kuisioner bernilai -1. Hal ini berarti penambahan software baru dibutuhkan dalam mengoperasikan aplikasi juga dibutuhkan beberapa interface diantara software. 4. Aplikasi software.skor yang diberikan dari kuisioner bernilai -1. Penilaian ini diberikan karena software tersedia secara komersiil tetapi mempunyai kompleksitas yang tinggi, atau software dapat dikembangkan oleh perusahaan itu sendiri dengan tingkat kesulitan yang menengah. Penilaian dari keempat elemen technical uncertainty dirata-ratakan menjadi : -1 + -1 + -1 + -1 = -4 / 4 = -1 5.6.4 IS Infrastructure Risk IS Infrastructure Risk menilai tingkat investasi di luar aplikasi yang dibutuhkan untuk mendukung aplikasi. Investasi ini meliputi faktor-faktor seperti administrasi data (kebutuhan kamus data yang baru), komunikasi (bentuk baru dari komunikasi yang dibutuhkan), dan distribusi sistem (metode baru dari akses data).

97 Penilaian ini menekankan pada organisasi SI yang sudah ada mencakup hardware, software, dan staff. Penilaian yang didapat dari kuisioner adalah -3. Nilai ini diberikan karena dibutuhkan investasi lain yang tidak terkait dengan investasi aplikasi tetapi investasi ini mendukung kesuksesan aplikasi HR ESS. 5.7 Hasil Pembobotan Nilai dan Resiko Korporat Dari analisa penentuan bobot yang telah dilakukan, menghasilkan ringkasan table bobot dan maksimum skor terhadap masing-masing nilai dan risiko baik pada domain bisnis dan teknologi dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.24 Hasil Pembobotan Nilai dan Resiko Korporat Domain Bobot Maximum Domain Bisnis ROI 3 15 Strategic Match 4 20 Competitive Advantage 3 15 Management Information Support 2 10 Competitive Response 2 10 Project or Organizational Risak -1-5 Domain Teknologi Strategic IS Architecture 3 15 Definitional Uncertainty -2-10 Technical Uncertainty Keterampilan yang dibutuhkan -1-5 Ketergantungan Perangkat Keras -1-5 Ketergantungan Piranti Lunak -1-5 Piranti Lunak Aplikasi -1-5 IS Infrastructure Risk -1-5 TOTAL VALUES 17 85 TOTAL RISK -8-40

98 Dari tabel bobot dan maksimum skor yang ditampilkan, dapat diketahui total nilai korporat yang didapat adalah 17 dan resiko -8. Dengan melakukan metode perhitungan ranking per faktor antara 0 5, mengartikan bahwa skor maksimum yang bisa didapat adalah 5 kali bobot, sehingga total seluruh faktor nilai berjumlah 85 dan total resiko berjumlah -40. 5.8 Information Economic Scorecard Setelah perhitungan ROI dan analisis nilai risiko korporat dilakukan, langkah selanjutnya adalah memasukkan hasil pembobotan dan skor hasil analisis ke dalam suatu scorecard yang dapat dilihat pada Tabel 4.25. Factor adalah bobot dari setiap nilai (value) dan risiko korporasi (risk), sedangkan pada baris domain bisnis dan domain teknologi merupakan bobot dari hasil skor kuesioner yang dibagi ke PT. Serasi Autoraya. Untuk angka kolom ROI diperoleh dari lembar kerja dampak ekonomis value linking, value acceleration. Dari proses perhitungan yang telah diuraikan, di dapat skor akhir proyek SAP Submodul HR ESS adalah 47.

99 Tabel 4.25 Information Economic Scorecard Evaluator Business Domain Technology Domain ROI SM CA MI CR OR SA DU TU IR Factor 4 3 2 5 3 1 3 2 1 1 Business Domain 3 4 3 2 2-1 Technology Domain 3-2 -1-2 Weighted Value 12 12 6 10 6-1 9-4 -1-2 Where ROI =Return On Invesment Business Domain SM=Strategic Match CA=Competitive Advantage CR=Competitive Response MI=Manajemen Information OR=Project or Organizational Risk Technology Domain SA=Strategic Is Architecture DU=Definitional Uncertainty TU=Technical Uncertainty IR=IS Infrastructure Risk Weighted Score 47

100 5.9 Predikat Implementasi Investasi Sistem Setelah memperoleh skor proyek yang sebelumnya ditampilkan dalam IE Scorecard, maka tahap terakhir ialah menentukan predikat proyek implementasi SAP Submodul HRR ESS pada PT. Serasi Autoraya yang dapat dilihat pada Tabel 4.26 di bawah ini: Tabel 4.26 Predikat Projek SAP Submodul HR ESS Skor yang dicapai Predikat 100 80 Sangat Baik 79 60 Baik 59 40 Cukup 39 20 Kurang < 20 Sangat Kurang Ada lima kelas ukuran dalam tabel predikat investasi proyek SAP Submodul SERA ESS tersebut, yaitu Sangat Kurang, Kurang, Cukup, Baik, dan Sangat Baik. Ukuran tersebut dirancang dengan memperhatikan skor tertinggi dan terendah dari penilaian Information Economics. Untuk menentukan skor tertinggi dan terendah dilakukan dengan cara: 1. Predikat tertinggi akan dicapai apabila seluruh jumlah variabel manfaat (value) mencapai nilai tertinggi (5) dan jumlah variabel resiko (risk) mencapai nilai terendah (0), dengan kata lain skor total mencapai 100. Berikut rincian perhitungannya: (5 x 20) + (0 x -8 ) = 100

101 2. Pembagian predikat berikutnya menggunakan perhitungan: - Total skor proyek (100) dibagi bobot skor penilaian (5), maka didapat nilai range 20. - Nilai range (20) ini kemudian didistribusikan secara proporsional terhadap total nilai skor 100, sehingga total diperoleh lima predikat skor proyek yaitu Sangat Kurang, Kurang, Cukup, Baik, dan Sangat Baik. Gambar 4.2.7 Posisi Project Score Dalam Skala Penilaian 100 Dari gambar predikat di atas, dapat dilihat bahwa investasi SAP Submodul HR ESS pada PT. Serasi Autoraya adalah cukup sehingga dapat dikatakan bahwa investasi ini merupakan investasi yang layak dan menguntungkan.