BAB III DATA DAN ANALISIS. pada tanggal 10 Januari 1894 di Batavia.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III DATA DAN ANALISIS. pada tanggal 10 Januari 1894 di Batavia."

Transkripsi

1 BAB III DATA DAN ANALISIS 3.1 Sejarah Instansi Pelayanan jasa hukum di bidang Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di Indonesia sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Untuk pertama kalinya didaftar merek no. 1 (satu) oleh Hulpbureua Voor den Industrieelen Eigendom pada tanggal 10 Januari 1894 di Batavia. Berdasarkan Reglement Industrieelen Eigendom 1912 Stbl jo , yang melakukan pendaftaran merek di Indonesia adalah Hulpbureua Voor den Industrieleen Eigendom di bawah Department Van Justitie yang waktu itu hanya khusus menangani pendaftaran merek. Kemudian berdasarkan Stbl no. 576 ayat 2 ruang lingkup tugas Department Van Justitie meliputi pula bidang milik perindustrian. Dalam masa kemerdekaan RepubIik Indonesia sesuai dengan Pasal II Aturan Peralihan Undang-undang Dasar 1945, Stbl no. 576 masih tetap berlaku dengan perubahan nama menjadi Kantor Milik Kerajinan. Pada tahun 1947 Kantor Milik Kerajinan pindah ke Surakarta dan pada tanggal 9 Oktober 1947 berubah namanya menjadi Kantor Milik Perindustrian. Pada masa pemerintahan RIS Kantor Milik Perindustrian pindah ke Jakarta. Berdasarkan Peraturan Pemerintah no 60 tahun 1948 tentang lapangan pekerjaan, susunan, pimpinan dan tugas kewajiban Kementerian Kehakiman 45

2 46 yang meliputi pula Kantor Milik Perindustrian, Kantor Milik Perindustrian terdiri atas: Bagian Pendaftaran Cap Dagang. Bagian Perlindungan atas Pendapatan-pendapatan Baru (Octrooi). Berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman tanggal 12 Pebruari 1964 no. J.S. 4/4/4 tentang Tugas dan Organisasi Departemen Kehakiman, yang disempurnakan dengan Keputusan Menteri Kehakiman no. J.S.4/4/24 tanggal 27 Juni 1965 tentang Tugas dan Organisasi Departemen Kehakiman, nama Kantor Milik Perindustrian diganti menjadi Direktorat Urusan Paten yang bertugas menyelenggarakan peraturan-peraturan mengenai perlindungan penemuan dan penciptaan. Dengan demikian, sesuai dengan Keputusan Menteri Kehakiman tersebut Direktorat Urusan Paten tidak saja menangani urusan bidang merek dan bidang paten tetapi juga menangani bidang hak cipta. Tahun 1966, Presidium Kabinet mengeluarkan keputusan no. 75/U/Kep/11/1966 tentang Struktur Organisasi dan Pembagian tugas Departemen. Dalam Keputusan ini Direktorat Urusan Paten berubah menjadi Direktorat Paten, Direktorat Jenderal Pembinaan Badan Peradilan dan Perundang-undangan, yang terdiri dari: Dinas Pendaftaran Merek Dinas Paten

3 47 Dinas Hak Cipta Pada tahun 1969 melalui Keputusan Presiden no. 39 Tahun 1969 dibentuk Direktorat Jenderal Pembinaan Badan-badan Peradilan. Dengan dibentuknya Direktorat Jenderal yang baru tersebut, Direktorat Jenderal Pembinaan Badan badan Peradilan dan Perundang-undangan dipecah menjadi Direktorat Jenderal. 3.2 Visi dan Misi Visi : Terciptanya sistem Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang efektif dan efisien dalam menopang pembangunan nasional. Misi : Mengelola sistem HKI dengan cara: - Memberikan perlindungan, penghargaan dan pengakuan atas kreatifitas; - Mempromosikan teknologi, investasi yang berbasis ilmu pengetahuan dan pertumbuhan ekonomi; dan - Merangsang pertumbuhan karya dan budaya yang inovatif dan inventif.

4 Struktur Organisasi Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai suatu tujuan. Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Berikut struktur organisasi pada Direktorat Paten Ditjen Hak Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan HAM :

5 49 Gambar 3.1 Struktur Organisasi Keseluruhan Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual dan HAM (Sumber : Website Ditjen HKI)

6 50 Gambar 3.2 Struktur Organisasi Direktorat Paten (Sumber : Website Ditjen HKI)

7 Tugas dan Wewenang Direktorat Paten mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Direktorat Jenderal di bidang paten berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Direktorat Paten menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan rancangan kebijakan teknis di bidang paten; b. pembinaan dan pemberian bimbingan teknis di bidang paten; c. pelaksanaan penerimaan permohonan paten dan permohonan pemeriksaan substantif, pengadministrasian permohonan paten dan dokumen pemeriksaan substantif, publikasi permohonan paten, dan penyiapan bahan pembuatan sertifikat pemberian paten, pendaftaran lisensi, pengalihan paten, pemantauan pemeliharaan paten, penerimaan permohonan pelaksanaan pembuatan dokumen prioritas; d. pelaksanaan pemeriksaan administratif dan substantif, pengklasifikasian, penelusuran, permohonan paten dan pengambilan keputusan pemberian atau penolakan paten dalam bidang keahlian elektro/fisika, mekanik/teknologi umum dan kimia/farmasi/biologi;

8 52 e. pemberian pertimbangan, pendapat dan penegakan serta pelayanan hukum, litigasi, penyidikan dan administrasi komisi banding paten; dan f. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat Paten. Direktorat Paten terdiri dari: 1. Subdirektorat Administrasi dan Pelayanan Teknis; 2. Subdirektorat Pemeriksa Paten I; 3. Subdirektorat Pemeriksa Paten II; 4. Subdirektorat Pemeriksa Paten III; 5. Subdirektorat Pelayanan Hukum; 6. Subbagian Tata Usaha; dan 7. Kelompok Jabatan Fungsional. 1. Subdirektorat Administrasi dan Pelayanan Teknis Subdirektorat Administrasi dan Pelayanan Teknis mempunyai tugas melaksanakan penerimaan permohonan paten, pemeriksaan administratif, pemberian tanggal penerimaan dan penerimaan permohonan pemeriksaan substantif, pengelolaan administrasi permohonan paten dan penyiapan bahan sertifikasi dan publikasi.

9 53 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Subdirektorat Administrasi dan Pelayanan Teknis menyelenggarakan fungsi: a. penerimaan permohonan paten, pemeriksaan kelengkapan persyaratan administratif dan fisik, pemberian tanggal penerimaan permohonan paten, serta pemprosesan dan pengadministrasian permohonan paten nasional dan internasional melalui Paten Cooperation Treaty (PCT) serta penerimaan permohonan pemeriksaan substantif; b. pelaksanaan korespondensi dengan pemohon; c. pelaksanaan pembuatan dokumen prioritas; d. pelaksanaan sertifikasi pemberian paten; e. pelaksanaan administrasi dokumen pemeriksaan substantif; dan f. pelaksanaan publikasi paten. Subdirektorat Administrasi dan Pelayanan Teknis terdiri dari: a. Seksi Permohonan dan Formalitas Seksi Permohonan dan Formalitas mempunyai tugas melakukan penerimaan permohonan paten, pemeriksaan kelengkapan persyaratan administratif dan fisik, pemberian tanggal penerimaan permohonan paten, serta pemrosesan dan pengelolaan urusan administrasi permohonan paten nasional dan internasional melalui Paten Cooperation Treaty (PCT),

10 54 serta penerimaan permohonan pemeriksaan substantif dan melakukan korespondensi dengan Pemohon. b. Seksi Pelayanan Teknis Seksi Pelayanan Teknis mempunyai tugas melakukan pengelolaan administrasi dokumen pemeriksaan substantif. c. Seksi Publikasi Seksi Publikasi mempunyai tugas melakukan penyiapan publikasi permohonan paten dan pelaksanaan pembuatan dokumen prioritas. d. Seksi Sertifikasi Seksi Sertifikasi mempunyai tugas melakukan penyiapan dan pembuatan sertifikat paten. 2. Subdirektorat Pemeriksaan Paten I Subdirektorat Pemeriksaan Paten I mempunyai tugas melaksanakan pembagian dokumen pemeriksaan substantif kepada Pemeriksa Paten, pemeriksaan-ulang dan koreksi hasil pemeriksaan substantif yang dilaksanakan oleh Pemeriksa Paten, dan pembinaan Pemeriksa Paten, pemantauan, pembuatan rekapitulasi dan pelaporan jumlah pemeriksaan yang diterima, diproses, diselesaikan pada Kelompok Jabatan Fungsional Pemeriksa Paten di bidang elektro dan fisika.

11 55 3. Subdirektorat Pemeriksaan Paten II Subdirektorat Pemeriksaan Paten II mempunyai tugas melaksanakan pembagian dokumen pemeriksaan substantif kepada Pemeriksa Paten, pemeriksaan-ulang dan koreksi hasil pemeriksaan substantif yang dilaksanakan oleh Pemeriksa Paten, dan pembinaan Pemeriksa Paten, pemantauan, pembuatan rekapitulasi dan pelaporan jumlah pemeriksaan yang diterima, diproses, diselesaikan pada Kelompok Jabatan Fungsional Pemeriksa Paten di bidang mekanik dan teknologi umum. 4. Subdirektorat Pemeriksaan Paten III Subdirektorat Pemeriksaan Paten III mempunyai tugas melaksanakan pembagian dokumen pemeriksaan substantif kepada Pemeriksa Paten, pemeriksaan-ulang dan koreksi hasil pemeriksaan substantif yang dilaksanakan oleh Pemeriksa Paten, dan pembinaan Pemeriksa Paten, pemantauan, pembuatan rekapitulasi dan pelaporan jumlah pemeriksaan yang diterima, diproses, diselesaikan pada Kelompok Jabatan Fungsional Pemeriksa Paten di bidang kimia, farmasi dan biologi.

12 56 5. Subdirektorat Pelayanan Hukum Subdirektorat Pelayanan Hukum mempunyai tugas melaksanakan pemberian pertimbangandan pendapat hukum, penegakan, pelayanan hukum, litigasi, administrasi komisi bandingpaten, pemantauan dan pelaksanaan pemeliharaan paten serta pengalihan hak dan lisensi. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Subdirektorat Pelayanan Hukum menyelenggarakan fungsi: a. pemberian pertimbangan dan pendapat hukum dan penyelesaian sengketa di pengadilan serta penerimaan pendaftaran konsultan paten; b. pelaksanaan penyidikan dan litigasi; c. pelaksanaan administrasi komisi banding paten; d. pemantauan dan pelaksanaan pemeliharaan paten; dan e. penerimaan permintaan pengalihan hak dan pendaftaran lisensi. Subdirektorat Pelayanan Hukum terdiri dari: a. Seksi Pertimbangan Hukum Seksi Pertimbangan Hukum mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pemberian pertimbangan dan pendapat hukum serta penerimaan pendaftaran konsultan paten.

13 57 b. Seksi Penyidikan dan Litigasi Seksi Penyidikan dan Litigasi mempunyai tugas melakukan penyelesaian sengketa di pengadilan, litigasi dan penyidikan terhadap pelanggaran. c. Seksi Administrasi Komisi Banding Seksi Administrasi Komisi Banding mempunyai tugas melakukan pengelolaan urusan administrasi komisi banding paten. d. Seksi Pemeliharaan, Pengalihan Hak dan Lisensi Seksi Pemeliharaan, Pengalihan Hak dan Lisensi mempunyai tugas melakukan pemantauan dan pelaksanaan pemeliharaan paten, penerimaan permohonan pengalihan hak dan pendaftaran lisensi. 6. Subbagian Tata Usaha Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat Paten. 7. Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas memeriksa seluruh permohonan paten.

14 Flow Chart Proses Bisnis Direktorat Paten Gambar 3.3 Flow Chart Proses Bisnis Direktorat Paten

15 Gambaran Sistem dan Teknologi Informasi Berikut merupakan perangkat-perangkat keras (hardware) dan perangkatperangkat lunak (software) yang digunakan dalam Direktorat Paten Ditjen Hak Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan HAM. 1. Hardware : a. 150 Personal Computer (PC) Hewlett-Packard b. 2 komputer server c. 70 printer dot matrix d. 10 scanner high speed e. 20 printer laser jet f. 150 jaringan LAN g. 8 switch CISCO 2. Software : a. Aplikasi Paten b. Database Oracle c. Firewall d. Solarwinds e. Windows XP Professional f. Windows Server 2003 g. Microsoft Office 2003 h. Symantec Antivirus

16 Data dan Analisis Investasi Sistem dan Teknologi Informasi Pengumpulan data-data yang diperlukan untuk mengevaluasi investasi sistem dan teknologi informasi pada Direktorat Paten dikumpulkan dalam 3 (tiga) kategori, yaitu domain keuangan, domain bisnis, dan domain teknologi. Pengumpulan data dari ketiga kategori tersebut masing-masing dilakukan dengan metode wawancara dan studi dokumentasi Data Domain Keuangan Berkaitan dengan data domain keuangan, hal-hal yang perlu diketahui adalah data mengenai Traditional Cost Benefit Analysis (TCBA), Value Linking, Value Acceleration, Value Restructuring, dan Innovation Valuation. Data-data yang berkaitan dengan faktor-faktor domain keuangan dikumpulkan melalui wawancara, dan studi dokumentasi Wawancara Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan evaluasi terhadap domain keuangan dengan data yang diperoleh sebagai berikut : a) Traditional Cost Benefit Analysis 1. Biaya yang berkurang seiring dengan penerapan sistem dan teknologi informasi adalah biaya alat tulis kantor dan kertas. 2. Penerapan sistem dan teknologi informasi, membantu Direktorat Paten untuk menekan pengeluaran biaya untuk telepon.

17 61 b) Value Linking Dengan adanya sistem dan teknologi informasi, Direktorat Paten memperoleh peningkatan dalam kinerja, sehingga permohonan paten tiap tahunnya mengalami peningkatan. c) Value Acceleration Value Acceleration digunakan untuk mengevaluasi biaya dan manfaat yang diperoleh dengan adanya penghematan waktu akibat pengimplementasian sistem dan teknologi informasi pada instansi. Dalam penilaian Value Acceleration, sistem dan teknologi informasi yang sudah diterapkan tidak memberikan suatu keuntungan secara materi bagi Direktorat Paten tetapi memberikan efisisensi pada proses operasional dan bisnis perusahaan seperti memudahkan penginputan data, mempercepat pembuatan surat-surat atau dokumen serta mempercepat dalam pembuatan laporan, dan mempercepat pencarian data yang dibutuhkan. d) Value Restructuring Value Restructuring digunakan untuk mengevaluasi biaya dan manfaat langsung maupun tidak langsung yang diperoleh karena terjadinya restrukturisasi proses bisnis akibat pengimplementasian sistem dan teknologi informasi pada perusahaan. Dalam penilaian Value Restructuring, sistem dan teknologi informasi yang sudah

18 62 diterapkan tidak memberikan suatu keuntungan secara materi bagi Direktorat Paten dikarenakan tidak terjadi perubahan atau restrukturisasi terhadap proses bisnis yang berdampak terhadap biaya yang dikeluarkan oleh Direktorat Paten. e) Innovation Valuation Inovation Valuation digunakan untuk mengevaluasi biaya dan manfaat langsung maupun tidak langsung yang diperoleh karena terjadinya sebuah inovasi baru dengan adanya penerapan sistem dan teknologi informasi. Pada Direktorat Paten tidak ada inovasi-inovasi baru yang dihasilkan oleh sistem dan teknologi informasi yang diterapkan Studi Dokumentasi Dari hasil studi dokumentasi diperoleh data mengenai biaya-biaya yang dikeluarkan Direktorat Paten dalam melakukan investasi sistem dan teknologi informasi yang akan digunakan dalam Traditional Cost Benefit Analysis (TCBA). 1. Biaya Awal Investasi Sistem dan Teknologi Informasi Tahun 2005 Berikut ini adalah tabel rincian biaya awal yang dikeluarkan oleh Direktorat Paten Ditjen Hak Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan HAM.

19 63 No Keterangan Satuan Harga Satuan (Rupiah) 1. PC Hewlett-Packard Jumlah Harga (Rupiah) Komputer Server Printer dot matrix Scanner high speed Printer laser jet Jaringan LAN Switch CISCO Aplikasi Paten Database Oracle Firewall Solarwinds Windows XP Professional Windows Server Microsoft Office Antivirus Symantec TOTAL Tabel 3.1 Biaya Awal Investasi Tahun 2005 (sumber : internal TI HKI)

20 64 2. Biaya Berjalan (Ongoing Expense) Tahun 2005 Biaya berjalan yang harus dikeluarkan oleh Direktorat Paten Ditjen Hak Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan HAM pada tahun 2005 berkaitan dengan penerapan sistem dan teknologi informasi dapat dilihat pada Tabel 3.2. No Keterangan Satuan Harga Satuan (Rupiah) 1. Biaya maintenance PC Jumlah Harga (Rupiah) Biaya maintenance Server Biaya tinta laser jet Biaya tinta dot matrix TOTAL Tabel 3.2 Biaya Berjalan Tahun 2005 (sumber : internal TI HKI) 3. Biaya Berjalan (Ongoing Expense) Tahun 2006 Biaya berjalan yang harus dikeluarkan oleh Direktorat Paten Ditjen Hak Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan HAM pada tahun 2006 berkaitan dengan penerapan sistem dan teknologi informasi dapat dilihat pada Tabel 3.3.

21 65 No Keterangan Satuan Harga Satuan (Rupiah) 1. Biaya maintenance Firewall Jumlah Harga (Rupiah) Biaya maintenance Solarwinds Biaya maintenance PC Biaya maintenance Server Biaya maintenance aplikasi paten Biaya tinta laser jet Biaya tinta dot matrix TOTAL Tabel 3.3 Biaya Berjalan Tahun 2006 (sumber : internal TI HKI) 4. Biaya Berjalan (Ongoing Expense) Tahun 2007 Biaya berjalan yang harus dikeluarkan oleh Direktorat Paten Ditjen Hak Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan HAM pada tahun 2007 berkaitan dengan penerapan sistem dan teknologi informasi dapat dilihat pada Tabel 3.4.

22 66 No Keterangan Satuan Harga Satuan (Rupiah) 1. Biaya maintenance PC Jumlah Harga (Rupiah) Biaya maintenance Jaringan LAN dan CISCO 3. Biaya tinta laser jet Biaya tinta dot matrix TOTAL Tabel 3.4 Biaya Berjalan Tahun 2007 (sumber : internal TI HKI) 5. Biaya Berjalan (Ongoing Expense) Tahnn 2008 Biaya berjalan yang harus dikeluarkan oleh Direktorat Paten Ditjen Hak Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan HAM pada tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 3.5. No Keterangan Satuan Harga Satuan (Rupiah) 1. Biaya maintenance Antivirus Jumlah Harga (Rupiah) Symantec 2. Biaya maintenance Firewall Biaya maintenance Solarwinds Biaya maintenance Server Biaya maintenance aplikasi paten

23 67 7. Biaya tinta laser jet Biaya tinta dot matrix TOTAL Tabel 3.5 Biaya Berjalan Tahun 2008 (sumber : internal TI HKI) Data Domain Bisnis Berkaitan dengan data domain bisnis, hal-hal yang perlu diketahui adalah data mengenai Strategic Match, Competitive Advantage, Management Information, Competitive Response, Project or Organitional Risk. Data-data yang berkaitan dengan faktor-faktor domain bisnis dikumpulkan melalui wawancara. a. Strategic Match Dengan adanya penerapan investasi sistem informasi maka tujuan instansi yang tertuang pada misi instansi dapat tercapai. b. Competitive Advantage Dengan adanya penerapan investasi sistem dan teknologi informasi instansi tidak meningkatkan keunggulan kompetitif instansi karena Direktorat Paten tidak memiliki pesaing, namun investasi sistem dan teknologi informasi menciptakan dan meningkatkan akses atau pertukaran data antara Direktorat Paten dengan para pemohon hak kekayaan intelektual dan kerjasama antar konsultan HKI.

24 68 c. Management Information Investasi yang telah dilakukan mempermudah dan turut meningkatkan kinerja Direktorat sehingga aktivitas utama dari Direktorat Paten dapat terorganisir dengan lebih baik. d. Competitive Response Penundaan dalam mengimplementasikan sistem dan teknologi informasi tidak berdampak pada daya saing instansi. e. Project or Organizational Risk Dalam menerapkan sistem dan teknologi informasi telah memiliki perencanaan dan persiapan yang baik sehingga dapat meminimalkan resiko-resiko yang mungkin timbul sehubungan dengan investasi sistem dan teknologi informasi Data Domain Teknologi Berkaitan dengan data domain teknologi, hal-hal yang perlu diketahui adalah data mengenai Strategic IS Architecure, Definitional Uncertainty, Technical Uncertainty, IS Infrastructure Risk. Data-data yang berkaitan dengan faktor-faktor domain teknologi dikumpulkan melalui wawancara.

25 69 a. Definitional Uncertainty Adanya pelatihan bagi pengguna (user) yang akan menggunakan sistem tersebut, dikarenakan perubahan yang kemungkinan akan terjadi. b. Technical Uncertainty Direktorat Paten tidak melakukan penambahan spesifikasi hardware, karena digunakan untuk aplikasi yang sejenis dan penggunaan software-software yang standar. c. Strategic IS Architecture Sistem yang telah ada telah dirancang sesuai dengan kebutuhan instansi yang telah direncanakan (blue print). d. IS Infrastructure Risk Instansi mengeluarkan biaya yang cukup besar dalam penerapan investasi seperti pembelian hardware, pembelian software dan biaya instalasi Kesimpulan Analisis Berdasarkan hasil pengumpulan data-data yang telah dilakukan lalu menganalisisnya, dapat disimpulkan bahwa investasi sistem dan teknologi informasi yang diterapkan dapat memberikan manfaat kepada Direktorat Paten berupa manfaat tangible dan intangible, baik yang dapat diukur (measureable) maupun yang tidak dapat diukur (immeasureable).

26 Manfaat Tangible Measureable a. Pengurangan Biaya Alat Tulis Kantor Dengan penerapan investasi sistem dan teknologi informasi yang dilakukan oleh Direktorat Paten, penggunaan alat tulis kantor menjadi berkurang setiap bulannya. Pencatatan transaksi setelah penerapan investasi dilakukan menggunakan sistem, sehingga biaya yang dikeluarkan untuk pembelian alat tulis kantor dapat dikurangi. b. Pengurangan Biaya Kertas Dengan penerapan investasi sistem dan teknologi informasi yang dilakukan oleh Direktorat Paten khususnya implementasi jaringan LAN dan internet, penggunaan kertas menjadi berkurang setiap tahunnya. Karena pendaftaran untuk permohonan paten dapat dilakukan secara online sehingga mengurangi penggunaan kertas untuk mencetak formulir pendaftaran paten. c. Pengurangan Biaya Telepon Dengan penerapan investasi sistem dan teknologi informasi yang dilakukan oleh Direktorat Paten khususnya implementasi jaringan LAN dan internet, penggunaan biaya telepon dapat ditekan oleh karena proses komunikasi dapat dilakukan secara online, sehingga biaya penggunaan telepon dapat berkurang setiap tahunnya.

27 71 d. Peningkatan Pendapatan Permohonan paten yang ditangani sudah secara maksimal namun karena kurangnya dukungan dari sistem dan teknologi informasi pendapatan yang diperoleh dari permohonan paten hanya sedikit. Dengan investasi sistem dan teknologi informasi yang diterapkan permohonan paten dapat ditangani dengan maksimal ditambah dengan dukungan sistem dan teknologi informasi yang baik, sehingga terjadi peningkatan pendapatan paten setiap tahunnya Manfaat Tangible Immeasurable Dengan penerapan investasi sistem dan teknologi informasi yang dilakukan oleh Direktorat Paten terjadi peningkatan terhadap kemanan data dan informasi yang dimiliki, sehingga data dan informasi yang dimiliki tetap terjaga kerahasiaannya dan tidak mengalami kerusakaan, serta dapat melakukan akses pertukaran data dan informasi secara aman dengan pihak pemohon paten dan Konsultan HKI Manfaat Intangible Measureable a) Percepatan Proses Kerja Dengan penerapan investasi sistem dan teknologi informasi yang dilakukan oleh Direktorat Paten, dapat memudahkan user dalam menginput data, selain lebih memudahkan user dalam penginputan data,

28 72 pembuatan surat-surat atau dokumen, serta mempercepat dalam pembuatan laporan, dan sebagainya. b) Data yang Dibutuhkan dapat Diperoleh secara Cepat Dengan penerapan investasi sistem dan teknologi informasi yang dilakukan oleh Direktorat Paten, memungkinkan seluruh bagian untuk mengakses data yang dibutuhkan secara cepat. Akan tetapi, dengan pembatasan hak akses untuk setiap bagian Manfaat Intangible Immeasureable Dengan penerapan investasi sistem dan teknologi informasi yang dilakukan oleh Direktorat Paten, membantu para pengguna untuk menyediakan informasi secara relevan dan akurat. Relevan berarti data yang ditampilkan sesuai dengan yang diminta. Akurat berarti data yang ditampilkan tepat dan dapat dipertanggung jawabkan.

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah-langkah Evaluasi Investasi Sistem dan Teknologi Informasi. dengan menggunakan Metode Information Economics

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah-langkah Evaluasi Investasi Sistem dan Teknologi Informasi. dengan menggunakan Metode Information Economics BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN 4.1 Langkah-langkah Evaluasi Investasi Sistem dan Teknologi Informasi dengan menggunakan Metode Information Economics Evaluasi sistem dan teknologi informasi dengan metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan investasi sistem informasi, banyak hal-hal yang harus

BAB I PENDAHULUAN. melakukan investasi sistem informasi, banyak hal-hal yang harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi merupakan salah satu faktor pendukung yang sangat penting di dalam suatu instansi pemerintah. Implementasi sistem informasi pada suatu instansi pemerintah

Lebih terperinci

Daftar Pertanyaan Wawancara. 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap

Daftar Pertanyaan Wawancara. 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap L1 Daftar Pertanyaan Wawancara 1. Apa visi dan misi instansi? 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap bagian? 3. Bagaimana proses bisnis instansi? 4. Sejak tahun

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan Return on Investment (ROI) 4.1.1 Traditional Cost Benefit Analysis (TCBA) Teknik traditional cost benefit analysis merupakan sarana mengukur keuangan yang

Lebih terperinci

Kata Kunci : Information Economics, Teknologi Informasi, Sistem Informasi Pemasaran, Domain Bisnis, Domain Teknologi. DAFTAR ISI

Kata Kunci : Information Economics, Teknologi Informasi, Sistem Informasi Pemasaran, Domain Bisnis, Domain Teknologi. DAFTAR ISI ABSTRAK Dalam menghadapi ekonomi yang global dewasa ini, perusahaan dituntut untuk dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam persaingan bisnis yang semakin tajam terutama dalam melakukan investasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Kuesioner Portfolio Domain Bisnis

LAMPIRAN 1. Kuesioner Portfolio Domain Bisnis L1 LAMPIRAN 1 Kuesioner Portfolio Domain Bisnis Kuesioner ini dibuat dan disebarkan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk penyusunan skripsi dengan judul Evaluasi Investasi Sistem dan Teknologi

Lebih terperinci

BAB 4. Helpdesk, dimana investasi ini meliputi pembeliaan hardware dan software yang

BAB 4. Helpdesk, dimana investasi ini meliputi pembeliaan hardware dan software yang BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai manfaat dari implementasi aplikasi SERA Helpdesk, dimana investasi ini meliputi pembeliaan hardware dan software yang dihitung dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah Langkah Evaluasi Investasi SI / TI dengan Metode IE

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah Langkah Evaluasi Investasi SI / TI dengan Metode IE BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Langkah Langkah Evaluasi Investasi SI / TI dengan Metode IE Sesuai dengan judul skripsi, evaluasi berikut yang dilakukan terhadap investasi SI / TI pada PT. CDS Overseas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA RETURN ON INVESTMENT

BAB IV ANALISA RETURN ON INVESTMENT BAB IV ANALISA RETURN ON INVESTMENT 4.1 Biaya pembangunan Proyek VPN Sub bab ini akan membahas biaya pembangunan proyek VPN yang terdiri dari biaya pemasangan, pemeliharaan dan manfaat yang diperoleh dari

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM APLIKASI SAP-CRM DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS PADA PT XL AXIATA TBK

ANALISIS SISTEM APLIKASI SAP-CRM DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS PADA PT XL AXIATA TBK ANALISIS SISTEM APLIKASI SAP-CRM DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS PADA PT XL AXIATA TBK SKRIPSI Oleh : Omi Rahmawati 1200999974 Paulus Bayu Ardi Roosno 1200999980 Kelas / Kelompok : 08PAM / 03 Universitas

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Kuesioner. Domain Bisnis. untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan

LAMPIRAN 1. Kuesioner. Domain Bisnis. untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan L1 LAMPIRAN 1 Kuesioner Domain Bisnis Kuesioner ini dibuat dan disebarkan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan Menggunakan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai nilai keuntungan yang didapat dari sebuah investasi Teknologi Informasi (TI), dalam hal ini adalah investasi untuk pembuatan dan pembelian

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. serta petunjuk arah yang terbuat dari neon sign maupun billboard.

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. serta petunjuk arah yang terbuat dari neon sign maupun billboard. BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Mega Cipta Mandiri didirikan pada tanggal 6 Februari 1996 di Jakarta. PT. Mega Cipta Mandiri bergerak pada bidang periklanan yaitu billboard. Banyak

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2007/2008 ANALISA INVESTASI IMPLEMENTASI SAP MODUL SALES DISTRIBUTION DI PT. BLUE

Lebih terperinci

LAMPIRAN I KUESIONER PENELITIAN UNTUK DOMAIN BISNIS

LAMPIRAN I KUESIONER PENELITIAN UNTUK DOMAIN BISNIS LAMPIRAN I KUESIONER PENELITIAN UNTUK DOMAIN BISNIS Responden yang terhormat, saat ini saya sedang melakukan penelitian. Oleh karena itu, saya sangat membutuhkan bantuan Anda untuk bersedia mengisi kuesioner

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. berdiri pada tahun 1982 oleh Djoni Muksin dan pada tanggal 19 maret 1996

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. berdiri pada tahun 1982 oleh Djoni Muksin dan pada tanggal 19 maret 1996 40 BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Markaindo Selaras merupakan perusahaan swasta Indonesia yang berdiri pada tahun 1982 oleh Djoni Muksin dan pada tanggal 19 maret 1996 disahkan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA EVALUASI INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. FEMALINDO MEDIA SEJAHTERA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA EVALUASI INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. FEMALINDO MEDIA SEJAHTERA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semestar Ganjil 2006/2007 EVALUASI INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. FEMALINDO MEDIA

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. mencakup pengadaan peralatan teknologi informasi seperti hardware dan software yang

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. mencakup pengadaan peralatan teknologi informasi seperti hardware dan software yang BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pembobotan nilai Astra Recruitment System, nilai manfaat dan resiko yang didapat dari sebuah invetasinya. Investasi ini mencakup pengadaan

Lebih terperinci

KUESIONER EVALUASI PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI PEMASARAN BAGI PERUSAHAAN

KUESIONER EVALUASI PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI PEMASARAN BAGI PERUSAHAAN L-1 KUESIONER EVALUASI PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI PEMASARAN BAGI PERUSAHAAN 1. Faktor Domain Bisnis Kuesioner ini dibuat untuk memperoleh gambaran mengenai biaya dan tingkat investasi yang dibutuhkan,

Lebih terperinci

2.1 Konsep Sistem Informasi dan Teknologi Informasi.

2.1 Konsep Sistem Informasi dan Teknologi Informasi. 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Sistem Informasi dan Teknologi Informasi. 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Menurut Turban (2003, p15), sebuah sistem informasi (SI) mengumpulkan,

Lebih terperinci

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE. 0 Tidak berhubungan sama sekali. 1 Sangat sedikit hubungannya. 2 Sedikit berhubungan

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE. 0 Tidak berhubungan sama sekali. 1 Sangat sedikit hubungannya. 2 Sedikit berhubungan LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE Petunjuk: Berilah skor antara dimana: Tidak berhubungan sama sekali Sangat sedikit hubungannya Sedikit berhubungan Cukup berhubungan Memiliki hubungan

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TOYOTA ASTRA MOTOR

LAMPIRAN KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TOYOTA ASTRA MOTOR LAMPIRAN KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TOYOTA ASTRA MOTOR Petunjuk: Berilah skor antara - dimana: Tidak berhubungan sama sekali Sangat sedikit hubungannya Sedikit berhubungan Cukup berhubungan 4 Memiliki

Lebih terperinci

Kuisioner Domain Bisnis

Kuisioner Domain Bisnis L1 Kuisioner Domain Bisnis Petunjuk : Dengan membaca pengertian dari bagian-bagian yang dievaluasi pada domain bisnis diharapkan koresponden memilih salah satu score yang paling sesuai dengan keadaan perusahaan.

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. SATYA DJAYA RAYA TRADING DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS

ANALISIS INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. SATYA DJAYA RAYA TRADING DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS ANALISIS INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. SATYA DJAYA RAYA TRADING DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS SKRIPSI Oleh : FEDRIX WANTAN 0900805395 MICHAEL STEFANUS 0900800910 Kelas/ kelompok

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Biaya Pembangunan Sistem Pada bab ini akan dibahas mengenai biaya pembangunan INSOSYS, yang meliputi: biaya investasi pembangunan dan pemeliharaan, dan manfaat yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Berpikir Penelitian ini bertujuan untuk mencari nilai-nilai dan manfaat yang terkait dengan penerapan proyek Teknologi Informasi, dalam hal ini adalah penerapan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (TI) sebagai sebuah investasi untuk mendukung tujuan perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. (TI) sebagai sebuah investasi untuk mendukung tujuan perusahaan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini setiap perusahaan dalam menjalankan bisnisnya selalu berusaha untuk meningkatkan keunggulan dalam beberapa hal diantaranya yaitu persaingan pasar, meningkatkan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 1 of 9 08/07/2009 20:22 Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Departemen Hukum Dan HAM Teks tidak dalam format asli. Kembali mengubah: PP 26-1999 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 74, 2001

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Sistem Informasi Sistem informasi adalah kegiatan mengumpulkan, melakukan proses, menyimpan, dan menganalisa data untuk tujuan tertentu. Sistem informasi terdiri dari input

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Layanan jasa profesional atau biasa disebut Professional Services berkemban g menjadi pasar yang menjanjikan pada era sekarang ini. Bidang usaha ini berkembang karena

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Literatur 2.1.1 Penerapan information economics terhadap pemanfaatan sistem informasi sumber daya manusia pada perusahaan produsen bir : studi kasus P.T. Multi Bintang

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI. besar investasi yang dikeluarkan untuk pengadaan hardware, software, dan biaya

BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI. besar investasi yang dikeluarkan untuk pengadaan hardware, software, dan biaya 54 BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI 4.1 Analisa Biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan pada saat menginvestasikan suatu strategi termasuk saat pengimplementasian sistem SAP PT.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 ANALISIS RENCANA IMPLEMENTASI APLIKASI DSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS STUDI

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 243, 2000 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4045) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi dan Teknologi Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi dan Teknologi Informasi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Sistem informasi adalah kombinasi teratur dari orang-orang, proses, teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 72 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai nilai keuntungan yang didapat dari sebuah investasi Teknologi Informasi (TI), dalam hal ini adalah investasi untuk pembelian

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil kegiatan studi kelayakan yang dimulai dari pengumpulan, analisa dan pengolahan data dengan menggunakan metode Information Economics pada rencana

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI IMPLEMENTASI APLIKASI SAP MODUL SALES DISTRIBUTION DENGAN PENDEKATAN INFORMATION ECONOMIC STUDI KASUS PT EXCELCOMINDO PRATAMA

ANALISIS INVESTASI IMPLEMENTASI APLIKASI SAP MODUL SALES DISTRIBUTION DENGAN PENDEKATAN INFORMATION ECONOMIC STUDI KASUS PT EXCELCOMINDO PRATAMA ANALISIS INVESTASI IMPLEMENTASI APLIKASI SAP MODUL SALES DISTRIBUTION DENGAN PENDEKATAN INFORMATION ECONOMIC STUDI KASUS PT EXCELCOMINDO PRATAMA SKRIPSI Oleh Vina Anggrainy 1100055890 Widi Pratama 1100056571

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Juli 2011

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Juli 2011 ANALISA EKONOMI PADA IMPLEMENTASI PROYEK REKAYASA ULANG SISTEM INFORMASI AKADEMIK DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO BERDASARKAN INFORMATION ECONOMICS Yulian Findawati 1 dan Achmad Hoolil Noor Ali 2

Lebih terperinci

PENERAPAN METODOLOGI INFORMATION ECONOMICS DALAM IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI FRS (Form Registrasi Studi) DI UNIVERSITAS XYZ SURABAYA

PENERAPAN METODOLOGI INFORMATION ECONOMICS DALAM IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI FRS (Form Registrasi Studi) DI UNIVERSITAS XYZ SURABAYA PENERAPAN METODOLOGI INFORMATION ECONOMICS DALAM IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI FRS (Form Registrasi Studi) DI UNIVERSITAS XYZ SURABAYA Oleh: Budi Tjahjono Dosen Fakultas Ilmu Komputer - UIEU ABSTRAK Sudah

Lebih terperinci

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat.

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat. BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI 4.1 Pengembangan sistem yang diusulkan Dengan memperkirakan terhadap trend bisnis di masa yang akan datang untuk bisnis dibidang pendistribusian

Lebih terperinci

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana:

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana: LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE Petunjuk: Berilah nilai bobot antara - dimana: Tidak berhubungan sama sekali. Sangat sedikit hubungannya. Sedikit hubungannya Cukup berhubungan. Memiliki

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI MODUL FINANCE PADA SISTEM MULTIFINANCE PT SUZUKI FINANCE INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS SKRIPSI.

ANALISIS INVESTASI MODUL FINANCE PADA SISTEM MULTIFINANCE PT SUZUKI FINANCE INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS SKRIPSI. ANALISIS INVESTASI MODUL FINANCE PADA SISTEM MULTIFINANCE PT SUZUKI FINANCE INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS SKRIPSI Oleh Wiwin Sry Adinda 1200999955 Chrisdelita M. Purba 1201000413

Lebih terperinci

STATISTIK BULANAN DJKI

STATISTIK BULANAN DJKI DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN INTELEKTUAL STATISTIK BULANAN DJKI Juli 2017 DIREKTORAT TEKNOLOGI INFORMASI KEKAYAAN INTELEKTUAL STATISTIK PERMOHONAN MEREK 1 Statistik Permohonan Merek Berdasarkan Jenis Merek

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1, 2005 HAKI. Industri. Desain. Pemohon. Pemegang. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 T a h u n Tentang Desain Industri

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 T a h u n Tentang Desain Industri Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 T a h u n 2 000 Tentang Desain Industri DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk memajukan industri yang mampu

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk memajukan industri yang mampu bersaing

Lebih terperinci

Model Group Advanced Information Economic (G AIE) Financial Approach Non Financial Approach

Model Group Advanced Information Economic (G AIE) Financial Approach Non Financial Approach DAFTAR ISI Hal Kover.. i Halaman Persetujuan Disertasi.. ii Halaman Pernyataan iii Prakata iv Daftar Isi.. v Daftar Tabel. vii Daftar Gambar. x Abstrak xii Abstract.. xiii BAB I PENDAHULUAN. 1 1.1 Latar

Lebih terperinci

APLIKASI MANAJEMEN KONSULTAN HAKI DI PT. X

APLIKASI MANAJEMEN KONSULTAN HAKI DI PT. X APLIKASI MANAJEMEN KONSULTAN HAKI DI PT. X Jiantara *) dan Joko Lianto Buliali Program Studi Magister Manajemen Teknologi Bidang Keahlian Manajemen Teknologi Informasi Program Pascasarjana Institut Teknologi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2007/2008 ANALISIS SISTEM INFORMASI PRODUKSI PADA PT. XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS

Lebih terperinci

PATEN. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. Apakah Paten itu?

PATEN. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. Apakah Paten itu? PATEN Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Apakah Paten itu? Paten adalah hak eksklusif inventor atas invensi di bidang teknologi untuk selama waktu tertentu

Lebih terperinci

LAMPIRAN. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT INDOSAT, Tbk

LAMPIRAN. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT INDOSAT, Tbk 9 LAMPIRAN KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT INDOSAT, Tbk Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai korporasi perusahaan. Pertanyaan di bawah berhubungan dengan nilai-nilai dan resiko-resiko yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENGEMBANGAN

BAB III METODOLOGI PENGEMBANGAN BAB III METODOLOGI PENGEMBANGAN 3.1. Analisis dan Pemberian Bobot Nilai Metode yang digunakan dalam memberikan bobot nilai untuk IE versi kedua (Parker, 1996) diambil dari IE versi pertama (Parker, 1988).

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Dengan semakin berkembangnya kondisi perekonomian saat ini, semakin

Bab 1. Pendahuluan. Dengan semakin berkembangnya kondisi perekonomian saat ini, semakin Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dengan semakin berkembangnya kondisi perekonomian saat ini, semakin kompleks pula situasi bisnis yang berkembang. Makin banyak proses proses bisnis yang terjadi, maka

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI SISTEM INFORMASI PADA PT. RIAP INDO NESIA DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS SKRIPSI. Oleh: Yassavati

ANALISIS INVESTASI SISTEM INFORMASI PADA PT. RIAP INDO NESIA DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS SKRIPSI. Oleh: Yassavati ANALISIS INVESTASI SISTEM INFORMASI PADA PT. RIAP INDO NESIA DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS SKRIPSI Oleh: Yassavati 1000871901 Cahya Meythasari 1000875591 Stella Clarissa 1000880862 Kelas/Kelompok:

Lebih terperinci

LAMPIRAN. LAMPIRAN - Kuesioner Domain Keuangan. informasi. Investasi teknologi informasi termasuk jaringan LAN dan komputer core 2

LAMPIRAN. LAMPIRAN - Kuesioner Domain Keuangan. informasi. Investasi teknologi informasi termasuk jaringan LAN dan komputer core 2 L-1 LAMPIRAN LAMPIRAN - Kuesioner Domain Keuangan Kuesioner ini dibuat untuk mengevaluasi nilai dan resiko dalam investasi teknologi informasi. Investasi teknologi informasi termasuk jaringan LAN dan komputer

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. bidang supplier Silica Sand dan Pasir Kwarsa. PT. PADUCANDI LESTARI

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. bidang supplier Silica Sand dan Pasir Kwarsa. PT. PADUCANDI LESTARI BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. PADUCANDI LESTARI adalah perseroan terbatas yang bergerak di bidang supplier Silica Sand dan Pasir Kwarsa. PT. PADUCANDI LESTARI didirikan pada

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan Undang-Undang

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS

ANALISIS SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS ANALISIS SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS Alexander J.P. Sibarani Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Budi Luhur Jakarta alexanderjps@yahoo.com

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI SISTEM INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS (STUDI KASUS : PT. MEGA CIPTA MANDIRI)

ANALISIS INVESTASI SISTEM INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS (STUDI KASUS : PT. MEGA CIPTA MANDIRI) ANALISIS INVESTASI SISTEM INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS (STUDI KASUS : PT. MEGA CIPTA MANDIRI) HJ. Henny Hendarti, Sanyoto Gondodiyoto, Suryanto Binus University henny@binus.edu

Lebih terperinci

Pedoman Pengelolaan End User Computing (EUC) Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Republik lndonesia. Klasifikasi: TERBATAS

Pedoman Pengelolaan End User Computing (EUC) Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Republik lndonesia. Klasifikasi: TERBATAS LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE 6/PJ/2011 TENTANG PENGELOLAAN PENGELOLAAN END USER COMPUTING (EUC) Pedoman Pengelolaan End User Computing (EUC) Direktorat Jenderal Pajak Kementerian

Lebih terperinci

MENGUKUR MANFAAT EKONOMIS SISTEM APLIKASI MONITORING ATM DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS: STUDI KASUS PT BANK XYZ TBK.

MENGUKUR MANFAAT EKONOMIS SISTEM APLIKASI MONITORING ATM DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS: STUDI KASUS PT BANK XYZ TBK. MENGUKUR MANFAAT EKONOMIS SISTEM APLIKASI MONITORING ATM DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS: STUDI KASUS PT BANK XYZ TBK. Viany Utami Tjhin 1 ; Hudiarto 2 ; Intan Puspita 3 ABSTRACT Research discusses

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI APLIKASI NAVISION BAGIAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS PADA PT. FRINA LESTARI NUSANTARA

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI APLIKASI NAVISION BAGIAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS PADA PT. FRINA LESTARI NUSANTARA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI APLIKASI NAVISION BAGIAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS PADA PT. FRINA LESTARI NUSANTARA Hudiarto; Diana Sari; Kresna Hutama; Rosalia Yudanto Jurusan Sistem

Lebih terperinci

ANALISIS PENGHAPUSAN MEREK TERDAFTAR OLEH DIREKTORAT MEREK

ANALISIS PENGHAPUSAN MEREK TERDAFTAR OLEH DIREKTORAT MEREK ANALISIS PENGHAPUSAN MEREK TERDAFTAR OLEH DIREKTORAT MEREK (Studi pada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia) ERLINA B Dosen Fakultas Hukum

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT. Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap

LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT. Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap strategi di dalam perusahaan. Petunjuk Bobot : Berilah bobot antara 0-1 dengan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kekayaan budaya dan etnis bangsa

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. lebih terfokus pada kelayakan teknis dan kelayakan ekonomi. Adapun bobot prioritas dari kedua aspek tersebut adalah :

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. lebih terfokus pada kelayakan teknis dan kelayakan ekonomi. Adapun bobot prioritas dari kedua aspek tersebut adalah : 60 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Studi Kelayakan Berdasarkan hasil wawancara dan analisa terhadap perusahaan yang akan mengimplementasikan sistem maka diputuskan melakukan studi kelayakan yang lebih

Lebih terperinci

PERATURAN TERBARU UNDANG-UNDANG No.13/2016 Tentang PATEN DAN PENELUSURAN

PERATURAN TERBARU UNDANG-UNDANG No.13/2016 Tentang PATEN DAN PENELUSURAN DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN INTELEKTUAL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI PERATURAN TERBARU UNDANG-UNDANG No.13/2016 Tentang PATEN DAN PENELUSURAN MAHRUZAR ( Pemeriksa Paten Utama/ Anggota TIM

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Berikut teori-teori yang digunakan untuk mendukung penulisan skripsi ini. 2.1. Teori Umum 2.1.1 Visi dan Misi Menurut Gaspersz (2003, p4), visi (vission) adalah suatu pernyataan menyeluruh

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI DSLAM PADA TELKOM MSC (MAINTENANCE SERVICE CENTER)

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI DSLAM PADA TELKOM MSC (MAINTENANCE SERVICE CENTER) ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI DSLAM PADA TELKOM MSC (MAINTENANCE SERVICE CENTER) RENDI NUGROHO (5209100124) DOSEN PEMBIMBING : DR. APOL PRIBADI SUBRIADI, ST, MT OUTLINE Sekilas Tentang PT. TELKOM MSC (Maintenance

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace mengubah: PP 26-1999 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 74, 2001 Keuangan.Tarif.Bukan Pajak.PNBP.Departemen Kehakiman. (Penjelasan dalam Tambahan

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM SISTEM INFORMASI YANG SEDANG BERJALAN. Keberadaan Departemen Komunikasi dan Informatika (DepKementrian

BAB 3 GAMBARAN UMUM SISTEM INFORMASI YANG SEDANG BERJALAN. Keberadaan Departemen Komunikasi dan Informatika (DepKementrian BAB 3 GAMBARAN UMUM SISTEM INFORMASI YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran umum organisasi Gambaran organisasi mengenai latar belakang, visi dan misi, yang diperoleh pada saat wawancara tanggal 07 November

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi informasi dalam kegiatan bisnisnya. Penggunaan teknologi informasi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi informasi dalam kegiatan bisnisnya. Penggunaan teknologi informasi dalam 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi pada era globalisasi ini mengalami perkembangan sangat pesat dan memiliki peran yang sangat penting bagi perusahaan yang memanfaatkan teknologi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DATA. Pada sub bab ini akan dibahas kondisi perusahaan sebelum dan setelah

BAB 4 ANALISA DATA. Pada sub bab ini akan dibahas kondisi perusahaan sebelum dan setelah BAB 4 ANALISA DATA 4.1 Analisa Perusahaan Pada sub bab ini akan dibahas kondisi perusahaan sebelum dan setelah menggunakan SAP dan perbedaan apa saja setelah implementasi SAP dilakukan. Berikut adalah

Lebih terperinci

BAB III PENGESAHAN BADAN HUKUM PERSEROAN TERBATAS DIREKTORAT JENDERAL ADMINISTRASI HUKUM UMUM

BAB III PENGESAHAN BADAN HUKUM PERSEROAN TERBATAS DIREKTORAT JENDERAL ADMINISTRASI HUKUM UMUM BAB III PENGESAHAN BADAN HUKUM PERSEROAN TERBATAS DIREKTORAT JENDERAL ADMINISTRASI HUKUM UMUM A Deskripsi Umum Departemen Hukum dam Hak Asasi Manusia dimulai pada hari-hari pertama kemerdekaan bangsa Indonesia

Lebih terperinci

KONTRADIKSI PRODUKTIVITAS TEKNOLOGI INFORMASI: SEBUAH ANALISIS EKSISTENSI MOBILE BRANCH PADA BANK MUAMALAT KOTA SURABAYA

KONTRADIKSI PRODUKTIVITAS TEKNOLOGI INFORMASI: SEBUAH ANALISIS EKSISTENSI MOBILE BRANCH PADA BANK MUAMALAT KOTA SURABAYA ب سم ه للا الهرحمن الهرحي م KONTRADIKSI PRODUKTIVITAS TEKNOLOGI INFORMASI: SEBUAH ANALISIS EKSISTENSI MOBILE BRANCH PADA BANK MUAMALAT KOTA SURABAYA Latar Belakang Rumusan Masalah dan Tujuan Mengetahui

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PENELITIAN BAB 4 HASIL DAN PENELITIAN 4.1 Latar Belakang Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT Bersama Makmur Raharja berdiri pada tanggal 1 Oktober 2004, didirikan oleh Bapak Setia Budi Tarigan dan Lie Kristian.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa sejalan dengan ratifikasi Indonesia pada perjanjian-perjanjian internasional, perkembangan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa sejalan dengan ratifikasi Indonesia pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Broadcast Industri media televisi (free-to-air) merupakan industri yang kompleks. Tidak seperti industri lainnya dimana konsumennya adalah pembeli (buyer) sekaligus consumer yang

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Abstrak

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Abstrak UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2003/2004 ANALISIS MANFAAT IMPLEMENTASI M-BINUS DENGAN MENGGUNAKAN INFORMATION ECONOMICS

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 26 TAHUN 1999 TENTANG TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA

Lebih terperinci

Bab 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. memberikan manfaat baik berupa manfaat tangible yang terlihat langsung

Bab 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. memberikan manfaat baik berupa manfaat tangible yang terlihat langsung Bab 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 1. A 4.1. GAP Analysis Investasi yang dilakukan oleh perusahaan atau organisasi pasti memberikan manfaat baik berupa manfaat tangible yang terlihat langsung maupun manfaat intangible

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 ANALISIS MANFAAT INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN PENDEKATAN INFORMATION ECONOMICS STUDI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penelitian dan pengembangan (Research and Development). Tidak setiap orang

I. PENDAHULUAN. penelitian dan pengembangan (Research and Development). Tidak setiap orang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi pada dasarnya adalah karya intelektual manusia melalui kegiatan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Tidak setiap orang dapat dan mampu melakukan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.822, 2012 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Telepon Seluler. Komputer Genggam. Pendaftaran. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81/M-IND/PER/8/2012 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2001 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 26 TAHUN 1999 TENTANG TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA

Lebih terperinci

Kuesioner Domain Bisnis

Kuesioner Domain Bisnis Kuesioner Domain Bisnis Kuesioner ini dibuat untuk mengevaluasi nilai dan resiko dalam investasi teknologi informasi yang berupa aplikasi DSI yang akan diterapkan pada PT. Dirgaputra Ekapratama. Petunjuk:

Lebih terperinci

EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMPUTER DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS PADA BALAI STANDARDISASI METROLOGI LEGAL REGIONAL II

EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMPUTER DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS PADA BALAI STANDARDISASI METROLOGI LEGAL REGIONAL II EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMPUTER DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS PADA BALAI STANDARDISASI METROLOGI LEGAL REGIONAL II Arif Nurjaya 1), Wing Wahyu Winarno 2), Silmi Fauziati

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Kebutuhan Pengembangan Sistem. mengembangkan sistem pemesanan berbasis web ini terdiri atas kebutuhan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Kebutuhan Pengembangan Sistem. mengembangkan sistem pemesanan berbasis web ini terdiri atas kebutuhan BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Kebutuhan Sistem 4.1.1. Kebutuhan Pengembangan Sistem Pada tahap pengembangan sistem, hal-hal yang dibutuhkan dalam mengembangkan sistem pemesanan berbasis web ini

Lebih terperinci

ANALISA PEMILIHAN SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS STUDI KASUS PADA RUMAH SAKIT TNI AL DR. RAMELAN - SURABAYA

ANALISA PEMILIHAN SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS STUDI KASUS PADA RUMAH SAKIT TNI AL DR. RAMELAN - SURABAYA ANALISA PEMILIHAN SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS STUDI KASUS PADA RUMAH SAKIT TNI AL DR. RAMELAN - SURABAYA Surya Dharma *), Achmad Holil Noor Ali Program Studi Manajemen

Lebih terperinci

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Implementasi Open Source Software pada Badan Usaha Widoyo PT. INTI (persero), Jl. Moh. Toha 77 Bandung, 40253. e-mail: widoyo@inti.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Kemajuan teknologi yang kian pesat hingga saat ini banyak menuntut berbagai bidang usaha untuk melakukan penyesuaian dengan perkembangan yang ada bilamana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang hari ini diproduksi di suatu negara, di saat berikutnya telah dapat dihadirkan

I. PENDAHULUAN. yang hari ini diproduksi di suatu negara, di saat berikutnya telah dapat dihadirkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, masalah Hak Kekayaan Intelektual (HKI) juga berkembang dengan sangat pesat. Suatu barang atau jasa yang hari ini

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 242, Tam

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 242, Tam No. 301, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Perjanjian. Lisensi Kekayaan Intelektual. Permohonan. Pencatatan. Syarat dan Tata Cara. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK

Lebih terperinci