BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Investasi Beberapa proyek teknologi informasi membutuhkan dana yang cukup besar. Perusahaan bertindak selaku investor utama dalam proyek ini. Menurut Kamus Istilah Keuangan dan Investasi yang disusun oleh (Downes dan Goodman, 2001), investasi adalah: penggunaan modal untuk menciptakan uang, baik melalui sarana yang menghasilkan pendapatan maupun melalui ventura yang lebih berorientasi ke resiko yang dirancang untuk mendapatkan perolehan modal. Sedangkan menurut (Longman, 2001, p749), investasi didefinisikan sebagai: the money that people or organizations have put into a company, business, or bank in order to get a profit, or to make a business activity successful. Definisi investasi yang lain diberikan oleh (Hansen dan Mowen, 1997, p503) dalam buku mereka yang berjudul Cost Management sebagai: Investments are concerned with process of planning, setting goals and priorities, arranging financing, and using certain criteria to select long-term asset. Penjelasan lainnya mengenai investasi diberikan oleh (Suratman, 2001, 6

2 7 p15), yaitu: Investasi adalah menanamkan sejumlah modal dan pinjaman dengan jumlah tertentu dengan harapan dapat memperoleh tingkat pengembalian yang lebih besar dari jumlah modal atau pinjaman yang ditanam. (N.Gregory Mankiw, 1998, p484) menjelaskan investasi sebagai: the purchase of capital equipment, inventories, and structures. 2.2 Information Economics Ada banyak elemen yang digunakan untuk memutuskan secara bijaksana suatu investasi. Banyak teknik menggunakan Cost-Benefit Analysis (CBA) untuk memastikan tiap proyek yang diajukan. Perhitungan nilai economic impact seperti Return On Investment (ROI), Internal Rate Of Return (IRR) dan Net Present Value (NPV) yang kemudian diaplikasikan untuk membandingkan nilai (value) serta kontribusi yang dihasilkan dari masing-masing alternatif yang ada. Dengan demikian, secara rasional, maka suatu proyek yang memiliki nilai economic impact yang tinggi akan dibiayai lebih dulu dan yang sebaliknya akan dibiayai belakangan. Berdasarkan hal tersebut di atas maka terdapat beberapa proyek yang walaupun sangat potensial tetapi memiliki nilai economic impact yang rendah sehingga kemungkinan tidak akan dibiayai sama sekali. Hal ini sebetulnya sangat disayangkan karena ada kemungkinan-kemungkinan bahwa proyek tersebut pada saat ini sangat dibutuhkan tetapi karena kekeliruan dan beberapa faktor yang tidak disertakan dalam perhitungan maka proyek tersebut ditunda atau

3 8 dihentikan. Ternyata ada beberapa faktor lagi yang seharusnya dimasukkan dalam proses keputusan manajemen dalam hal investasi untuk mengukur cost dan benefit melalui CBA. Information Economic (IE) adalah suatu metodologi yang dikembangkan oleh Marylin M. Parker dan kawan-kawan pada tahun 1985 untuk membantu para eksekutif dalam pengambilan keputusan serta pengevaluasian suatu proyek teknologi informasi (TI) di sebuah perusahaan. Konsep yang sederhana seperti Cost Benefit Analysist (CBA) atau perhitungan Simple Return On Investment (ROI) tradisional sudah tidak dapat lagi menggambarkan kelayakan ekonomis sesungguhnya mengenai investasi teknologi informasi tersebut. Akan tetapi perhitungan bukan hanya atas ROI semata, tapi juga melibatkan aspek-aspek lain yang mungkin mempunyai efek ekonomis jangka panjang yang perlu dipertimbangkan oleh perusahaan. Hal-hal tersebut seringkali terabaikan jika menggunakan metode CBA tradisional. Untuk itu IE menggunakan istilah nilai (value) sebagai perluasan dari manfaat yang akan digunakan dalam melakukan justifikasi proyek TI, hal ini juga diperluas dengan hasil evaluasi pengaruh investasi TI tersebut terhadap organisasi. Ada beberapa hal yang mendasari diperlukannya metode IE yaitu : 1. Saat ini penggunaan TI tersebut sudah menjadi keharusan dan bersifat sangat menentukan dalam meningkatkan daya saing suatu perusahaan atau organisasi. 2. Adanya keterbatasan sumber daya dalam melakukan investasi TI

4 9 yang dikaitkan dengan aspek-aspek bisnis lainnya atau diantara investasi proyek-proyek TI itu sendiri. 3. Perusahaan merasa perlu untuk melakukan alokasi keputusan secara efektif dengan mempertimbangkan hasil yang dihasilkan baik langsung maupun tak langsung dan dibandingkan dengan biaya yang sudah dikeluarkan. 4. Analisa Biaya serta manfaat tradisional (CBA) tidak cukup untuk memperhitungkan semua aspek dan dampak TI sehingga dibutuhkan perangkat lain yang memadai. IE dapat digunakan sebagai kerangka dasar untuk membantu menajemen dalam membuat keputusan investasi TI sesuai dengan kelayakannya. Menurut IE kelayakan suatu investasi TI dapat dilihat dari dua domain yaitu: business dan technology domain. Hubungan antara kedua domain tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Tahapan Metode Information Economics Value (+) Cost (-) BUSINESS DOMAIN Created by the use of IT to produce revenue, reduce cost, increase effectiveness or value. Define as attributable technology & business charges for resources applied to produce the value, include risk. Service to create value in business Recovery for services and facilities TECHNOLOGY DOMAIN Define as the true cost Cost for resources used for service to business (-) domain, include risk. The costs recovered or revenue produced or investment made in technology domain. Value (+) NET VALUE PRODUCED Business feasibility and economic justification for the project based on the business perfomance Technical feasibility and economic viability for the project based on technology viability NET SUPPORT PRODUCED Gambar 2.1. Hubungan Business Domain dengan Technology Domain (Two Domain Analysis Model)

5 10 Dalam sebuah perusahaan, pengkajian proyek TI dilakukan dalam dua bagian yang terdiri dari: 1. Business Domain, yakni para staff dan unit bisnis yang memanfaatkan TI. 2. Technology Domain, yakni para staff dan peralatan yang memberikan layanan TI untuk menunjang bisnis perusahaan. Di dalam sisi domain bisnis, value dapat tercipta dengan adanya pemanfaatan TI yang menghasilkan revenue, pengurangan biaya, serta peningkatan efektifitas. Sedangkan dari sisi domain teknologi, value dari domain bisnis adalah merupakan manfaat dan penutupan biaya investasi yang dilakukan dengan memberikan layanan TI kepada domain bisnis. Untuk menghitung skor suatu proyek TI dengan metode IE dapat dilakukan dengan langkah berikut: 1. Pembobotan perhitungan ROI 2. Pembobotan faktor-faktor business domain 3. Pembobotan faktor-faktor technology domain

6 11 Skor Dampak Ekonomis ROI I ROI II ROI III Faktor Analisis Cost dan Benefit Tradisional / Tangible Measurable Kuantifikasi Value Linking dan Value Kuantifikasi Value Restructuring Business Domain dan Technology Domain Information Economic Scorecard Acceleration Model Bisnis Perusahaan Tangible Unmeasurable Intangible Meaurable Intangible Unmeasurable Gambar 2.2. Tahapan Analisis Information Economic ( IE ) Untuk memperoleh skor proyek, Return On Investment (ROI) sederhana yang diperoleh dari perhitungan ditambahkan dengan hasil pembobotan kuesioner domain bisnis dan dijumlahkan dengan hasil pembobotan domain teknologi. Hasil penjumlahan ini akan dimasukkan ke dalam

7 12 perhitungan ROI sederhana. Teknik dalam penghitungan ROI sederhana itu sendiri adalah sebagai berikut: Traditional Value Value Value Innovation Input to Cost + Linking + Acceleration + Restructuring + Valuation = Simple ROI Benefit Calculation Faktor-faktor yang perlu dianalisa dan dihitung antara lain: 1. ROI a) Biaya pembangunan/pengembangan proyek (Development Cost Worksheet) b) Biaya pemeliharaan c) Value Linking dan Value Acceleration d) Value Restructuring 2. Faktor Domain Bisnis a) Strategic Match b) Competitive Advantage c) Management Information d) Competitive Response e) Project or Organization Risk

8 13 3. Faktor Domain Teknologi a) Strategic IS Architecture b) Definitional Uncertainty c) Technical Uncertainty d) IS Infrastructure Risk 2.3 Perhitungan Simple Return On Investment (ROI) Cost Benefit Analysis (CBA) Analisa CBA adalah teknik yang umum digunakan dalam melakukan perhitungan biaya dan manfaat dari suatu proyek. Untuk membahas CBA diperlukan definisi-definisi tentang apa yang dimaksud dengan biaya dan manfaat. Biaya adalah perhitungan terhadap sejumlah sumber daya yang diperlukan untuk menghasilkan sebuah produk/jasa. Biaya dilambangkan dalam berapa besar jumlah dana yang diperlukan. Terdapat dua komponen biaya yang terkait dengan investasi suatu proyek yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Disamping faktor biaya, faktor lain yang harus diperhitungkan dalam perhitungan CBA adalah manfaat-manfaat (benefits). Menurut (Parker, 1998, p92) ada tiga jenis manfaat, yaitu : 1. Tangible Benefit yaitu manfaat yang mempunyai pengaruh langsung terhadap keuntungan perusahaan.

9 14 2. Quasi-Tangible Benefit yaitu manfaat yang berfokus kepada peningkatan efisiensi perusahaan. 3. Intangible Benefit yaitu manfaat yang berfokus pada peningkatan efektifitas perusahaan. Manfaat-manfaat tersebut jika kita kuantifikasikan dalam bentuk biaya akan berupa : a. Penghematan biaya (cost reduction), yaitu penghematan biaya yang terjadi sebagai akibat dari penerapan implementasi suatu proyek. Contoh : pemakaian fax di kantor akan mengurangi biaya pengiriman dokumen via kurir, pemakaian di suatu organisasi akan mengurangi biaya penggunaan telepon maupun biaya korespondensi.. b. Penghindaran biaya (cost avoidance), yaitu biaya yang dapat dihindari sebagai akibat dilaksanakannya suatu proyek. Menurut Parker (1998, p92) dan Remenyi ( 1995, p41) ada empat jenis manfaat, yaitu: 1. Tangible Measurable merupakan manfaat yang membawa dampak langsung terhadap keuntungan perusahaan dan dampak tersebut dapat diukur secara objektif. Contohnya, pengurangan staf dan aset serta peningkatan penjualan. 2. Tangible Unmeasurable merupakan manfaat yang membawa dampak langsung terhadap keuntungan perusahaan tetapi sulit untuk langsung diukur. Contohnya, informasi yang lebih baik, perbaikan keamanan dan resiko yang lebih rendah.

10 15 3. Intangible Measurable merupakan manfaat yang dapat diukur, tetapi dampaknya tidak secara langsung mempengaruhi keuntungan perusahaan. Contohnya, informasi yang lebih cepat dan tanggapan positif dari staf. 4. Intangible Unmeasurable merupakan manfaat yang sulit diukur dan dampaknya tidak secara langsung mempengaruhi keuntungan perusahaan. Contohnya, reaksi positif pasar terhadap perusahaan dan persepsi positif dari konsumen dan calon karyawan terhadap produk perusahaan Value Linking dan Value Acceleration Value Linking adalah suatu nilai yang digunakan untuk melakukan evaluasi sebagai sebab akibat dari peningkatan kinerja suatu fungsi terhadap fungsi lain yang terpisah. Value Linking mewakili gejolak perubahan (ripple effect) yang terjadi sebagai akibat dari perubahan dalam sebuah fungsi organisasi atau proses kerja. Value Linking terkait dengan pengaruh penerapan TI melalui pendekatan pengukuran peningkatan pendapatan, penurunan biaya, dan percepatan pertumbuhan namun tidak mempunyai ketergantungan terhadap waktu. Value acceleration digunakan untuk melakukan evaluasi secara finansial terhadap manfaat pengurangan waktu karena adanya hubungan sebab akibat antar dua departemen atau fungsi organisasi. Value acceleration memiliki keterkaitan erat dengan waktu dan hanya bermanfaat satu kali saja. Teknik ini menghubungkan secara langsung harga atau nilai pada

11 16 garis batas bawah kinerja suatu perusahaan. Value Linking dan Value acceleration dikuantifikasikan pada business domain dan ditambahkan pada perhitungan dampak ekonomis Value Restructuring Value Restructuring adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengukur nilai suatu peningkatan produktifitas. Peningkatan produktifitas itu didapat sebagai dampak atas terjadinya restrukturisasi suatu pekerjaan atau fungsi suatu departemen sebagai akibat dari penerapan suatu proyek IT. Value Restructuring dikuantifikasikan pada business domain dan ditambahkan pada perhitungan dampak ekonomis Innovation Valuation Inovasi menghasilkan fungsi baru yang dapat mengubah cara suatu perusahaan di dalam melakukan bisnisnya. Teknik Innovation Valuation lebih memfokuskan diri pada organisasi dibanding dengan biaya dan resiko teknologi. Teknik ini sangat berguna untuk melakukan evaluasi terhadap suatu teknologi baru yang belum pernah diterapkan. Innovation Valuation mempertimbangkan nilai pencapaian atau dukungan terhadap daya saing, resiko, dan biaya sebagai pihak pertama yang menerapkan teknologi tersebut, resiko dan biaya akibat kegagalan atau

12 17 keberhasilan. Inovasi dalam penggunaan IT memungkinkan suatu perusahaan untuk melakukan perubahan terhadap strategi bisnis, produk maupun kegiatan bisnis intinya. Innovation Valuation dikuantifikasikan pada business domain dan ditambahkan pada perhitungan dampak ekonomis. 2.4 Faktor Business Domain Ada lima faktor yang harus diperhatikan untuk melihat kaitan antara konteks bisnis terhadap investasi TI. Rincian mengenai kelima faktor tersebut dapat dilihat pada daftar pertanyaan pada lampiran. Secara garis besar kelima faktor tersebut adalah sebagai berikut : 1. Faktor Strategic Match terfokus pada seberapa jauh tingkat dukungan proyek TI atau SIM (Sistem Informasi Manajemen) terhadap tujuan strategis perusahaan. Penilaian dilakukan dengan memberikan angka antara 0 sampai dengan 5. Angka 0 menyatakan proyek TI tersebut tidak mempunyai hubungan langsung terhadap pencapaian tujuan bisnis perusahaan. Sedangkan angka 5 menyatakan proyek TI tersebut mempunyai hubungan langsung terhadap pencapaian tujuan strategis perusahaan. 2. Faktor Competitive Advantage terfokus kepada seberapa jauh proyek TI atau SIM akan meningkatkan daya saing perusahaan. Penilaian dilakukan dengan memberikan angka antara 0 sampai dengan 5. Angka 0 menyatakan proyek TI tersebut tidak memberikan akses atau

13 18 pertukaran data antara perusahaan dengan pelanggannya, pemasok dan unit kerja sama lainnya. Sedangkan angka 5 menyatakan proyek TI tersebut menyediakan akses dan pertukaran data keluar yang tinggi serta memperbaiki tingkat daya saing perusahaan dengan memberikan tingkat pelayanan yang tidak dapat dicapai oleh para pesaingnya. 3. Faktor Management Information berfokus kepada seberapa jauh proyek TI atau SIM akan menyediakan informasi manajemen kepada kegiatan ini perusahaan atau Line of Business perusahaan. Penilaian dilakukan dengan memberikan angka antara 0 sampai dengan 5. Angka 0 menyatakam bahwa proyek tersebut tidak mempunyai kaita dengan MISCA. Angka 5 menyatakan bahwa proyek tersebut adalah sangat diperlukan dalam menyediakan MISCA 4. Faktor Competitive Response mengukur seberapa jauh kegagalan menerapkan proyek tersebut terhadap berkurangnya daya saing perusahaan. Penilaian dilakukan dengan memberikan angka antara 0 sampai dengan 5. Angka 0 menyatakan bahwa proyek tersebut dapat ditunda paling sedikit selama 12 bulan tanpa mempengaruhi posisi daya saing perusahaan atau sistem yang ada masih dapat memberikan hasil yang sama dan tidak mempengaruhi posisi daya saing perusahaan. Angka 5 menyatakan penundaan proyek tersebut akan menyebabkan kerugian daya saing atau paling tidak akan menyebabkan kerugian karena kehilangan kesempatan persaingan.

14 19 5. Faktor Project or Organization Risk terfokus pada seberapa jauh organisasi mampu memberikan perubahan yang diperlukan oleh proyek. Evakuasi bertitik berat kepada domain bisnis tidak kepada domain teknis. Penilaian dilakukan dengan memberikan angka antara 0 sampai dengan 5. Angka 0 menyatakan bahwa organisasi business domain mempunyai rencana yang tersusun rapi dalam mengimplimentasikan sistem yang diusulkan. Dukungan manajemen sesuai pada tempatnya, proses dan prosedur terdokumentasi dengan baik. Proyek disiapkan mempunyai antisipasi terhadap keadaan tak terduga dan merupakan proyek unggulan dimana produk atau nilai tambah daya saing terdefinisi dengan baik untuk pasar yang telah diketahui pula. Angka 5 menyatakan kondisi kebalikan dari angka Faktor Technology Domain Ada empat faktor yang harus diperhatikan untuk melihat konteks strategi teknologi informasi rehadap investasi TI. Rincian mengenai keempat faktor tersebut dapat dilihat pada daftar pertanyaan seperti pada lampiran. Secara garis besar keempat faktor resebut adalah sebagai berikut : 1. Faktor Strategic Information System Architecture mengevaluasi seberapa jauh proyek akan mengikuti seluruh strategi sistem informasi yang dituangkan dalam cetak biru (blue print) rencana sistem informasi (IS Plan). Penilaian dilakukan dengan memberikan

15 20 angka antara 0 sampai dengan 5. Angka 0 menyatakan proyek TI tersebut tidak mempunyai keterkaitan dengan cetak biru. Angka 5 menyatakan proyek TI tersebut merupakan bagian integral dari cetak biru dan merupakan proyek yang harus dilaksanakan terlebih dahulu. 2. Faktor Definitional Uncertainty menilai apakah kebutuhan dan atau spesifikasi telah diketahui dengan baik, kompleksitas proyek dan kemungkinan terjadi perubahan - perubahan yang tidak biasa. Penilaian dilakukan dengan memberikan angka antara 0 sampai dengan 5. Angka 0 menyatakan bahwa kebutuhan dan spesifikasi adalah jelas dan disepakati. Bagian yang diamati juga jelas dan langsung, serta tinggi kemungkinannya terjadi perubahan - perubahan. Angka 5 menyatakan bahwa kebutuhan dan spesifikasi sistem adalah tidak jelas dan tidak diketahui. Bagian yang diamati terlalu rumit dan kemungkinan terjadi perubahan sangat besar. 3. Faktor Technical Uncertainty menilai kesiapan technology domain untuk menjalankan proyek, termasuk keahlian yang diperlukan, ketergantungan terhadap perangkat keras khusus, ketergantungan terhadap kemampuan perangkat lunak, dan juga ketergantungan terhadap pengembangan perangkat lunak. Penilaian dilakukan dengan memberikan angka antara 0 sampai dengan 5. Angka 0 menyatakan technology domain siap melaksanakan proyek serta tidak ada kendala pada keahlian, perangkat keras, perangkat lunak

16 21 maupun pengembangan aplikasi. Angka 5 menyatakan kondisi kebalikan dari angka Faktor IS Infrastructure Risk menilai seberapa jauh investasi lain (infrastructure) diluar investasi proyek diperlukan untuk melaksanakan proyek tersebut. Penilaian dilakukan degan memberikan angka antara 0 sampai dengan 5. Angka 0 menyatakan proyek menggunakan infrastruktur yang ada, dan tidak ada persyaratan fasilitas yang diperlukan dan tidak diperlukan antisipasi terhadap biaya investasi lainnya. Angka 5 menyatakan bahwa diperlukan biaya untuk mendukung proyek tersebut. 2.6 Pembobotan Faktor-Faktor Faktor ROI, faktor domain bisnis dan domain teknologi memiliki nilai atau bobot yang berbeda di masing-masing perusahaan, tergantung pada kepentingan dan kondisi perusahaan tersebut. Untuk itu perlu dihitung suatu bobot sebagai patokan (faktor pengali) untuk semua proyek TI pada perusahaan tersebut. Faktor pengali itu disebut dengan nilai korporat. Pendekatan yang digunakan adalah dengan menghubungkan antara kondisi dari line of business perusahaan dan derajat dukungan TI terhadap bisnis. Untuk menentukan nilai korporat digunakan diagram dibawah ini, untuk menentukan kuadran dari suatu perusahaan.

17 22 LINE OF BUSINESS Degree to which the Business is profitable, Competitive, healthy, Strong. STRONG QuadrantA INSVESTMENT Quadrant B STRATEGIC Quadrant C Quadrant D WEAK INFRASTRUCTURE BREAKTHROUGH MANAGEMENT WEAK STRONG COMPUTER SUPPORT Degree to which the current computer effort is strong, effective Gambar 2.3. Hubungan Antara Line Bisnis Dengan Tingkat DukunganKomputer Kuadran A : INVESTASI Mempunyai line of business yang kuat, tetapi dukungan komputernya lemah, sehingga bila ada waktu dan kesempatan untuk melakukan investasi TI untuk keperlun dimasa datang, maka nilai proyek tersebut sangat layak dan sesuai

18 23 Tabel 2.1. Kuadran A ( Investasi ) Likely Value Comment Resulting Weight Business Domain a. Return On Investment Medium 2 b. Strategic Match Low 0 c. Competitive Advantage Low 0 Strenghten Management Information Medium d. Management 2 e. Competitive Response Highest 8 f. Project Organization Risk Medium -2 Technology Domain a. Definitional Uncertainty Medium -4 b. Technological Uncertainty Medium -4 c. Strategic IS Architecture High 8 d. IS Infrastructure Low 0 Total Value 20 Total Risk & Uncertainty -12 Kuadran B : STRATEGIS Kuadran ini mempunyai line of business yang kuat dan dukungan komputernya juga kuat karena tersedianya infrastruktur dan pendukung utama TI. Pengembangan TI akan berperan meningkatkan kemampuan dan kekuatan perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis. Investasi dalam TI akan meningkatkan kesehatan perusahaan tersebut.

19 24 Tabel 2.2. Kuadran B ( Strategis ) Likely Value Comment Resulting Weight Business Domain a. Return On Investment Medium 2 b. Strategic Match Low 4 c. Competitive Advantage Highest 6 d. Management Information Medium 2 e. Competitive Response High 4 f. Project Organization Risk Low -1 Technology Domain a. Definitional Uncertainty Medium -2 b. Technological Uncertainty Low -1 c. Strategic IS Architecture Low 1 d. IS Infrastructure Low -20 Total Value 20 Total Risk & Uncertainty -5 Kuadran C : Infrastruktur Kuadran ini mempunyai line of business yang lemah dan dukungan komputer lemah. Kondisi bisnis tidak begitu baik, tetapi terdapat kesempatan untuk memperbaiki kondisi bisnis dengan meningkatkan efektifitas dan efisiensi perusahaan. Peningkatan,sehingga bila ada waktu dan kesempatan untuk melakukan investasi TI untuk keperluan dimasa datang akan maka nilai proyek itu sangat layak dan sesuai.

20 25 Tabel 2.3. Kuadran C ( Infrastruktur ) Likely Value Comment Resulting Weight Business Domain a. Return On Investment Medium 2 Strategic Match High Assume Management 4 b. Goals c. Competitive Advantage Low 0 Strengthen Management Information High d. Management 4 e. Competitive Response Medium 2 Cannot Afford Risk f. Project Organization Risk High -4 Technology Domain Cannot Afford Definitional Uncertainty High a. Risk Cannot Afford Technological Uncertainty Medium b. Risk -2 A Crucial Strategic IS Architecture Highest c. Element 6 d. IS Infrastructure Low -2 Total Value 20 Total Risk & Uncertainty -12 Kuadran D : Breakthrough or Management. Kuadran ini mempunyai line of business yang lemah, tetapi dukungan komputernya sangat kuat. Perusahaan dalam kondisi ini berusaha untuk tetap hidup, namun karena adanya kemampuan komputer yang kuat maka investasi dan pengembangan TI akan membuka kesempatan bagi perusahaan untuk meningkatkan potensinya dengan cepat. lemah,sehingga bila ada walctu dan kesempatan untuk melakukan investasi TI untuk keperluan dimasa datang akan maka nilai proyek itu sangat layak dan sesuai.

21 26 Tabel 2.4. Kuadran D Breakthrough or Management Likely Value Comment Resulting Weight Business Domain a. Return On Investment High 4 b. Strategic Match Highest 6 c. Competitive Advantage Low 0 d. Management Information High 4 e. Competitive Response Low 2 f. Project Organization Risk High -4 Technology Domain a. Definitional Uncertainty Medium -2 b. Technological Uncertainty Medium -2 c. Strategic IS Architecture High 6 d. IS Infrastructure Low -2 Total Value 20 Total Risk & Uncertainty Penentuan Nilai Suatu Proyek TI Untuk membuat justifikasi suatu proyek TI, manfaat terhadap faktor bisnis dan faktor teknologi harus dapat diidentifikasikan terlebih dahulu dengan menetapkan angka (nilai) yang sesuai dengan proyek tersebut. Menurut IE perhitungan faktor pembobotan terdiri dari : 1. Pembobotan berdasarkan perhitungan ROI 2. Pembobotan berdasarkan evaluasi faktor business domain 3. Pembobotan berdasarkan evaluasi faktor technology domain Ketiga bobot tersebut digabungkan untuk mendapatkan bobot total dari proyek tersebut menjadi bobot kelayakan setiap proyek yang dapat

22 27 dibandingkan satu dengan lainnya. Untuk menghitung ROI diperlukan tiga kertas kerja (worksheet) yaitu : 1. Kertas Kerja Biaya. Pengembangan, adalah daftar semua komponen biaya yang diperlukan untuk mengembangkan proyek tersebut pada tahun pertama : Tabel 2.5. Contoh Kertas Kerja Biaya Pengembangan Tahun 1 A. Pekerjaan Pengembangan System 1. Incremental System dan programming XXXX 2. Icremental Staff Support XXXX B. Perangkat Keras Baru 1. Terminal, printer, komunikasi XXXX 2. Lainnya XXXX C. Perangkat Lunak Baru ( pembelian ) jika ada 1. Paket aplikasi XXXX 2. Lainnya XXXX D. Pelatihan XXXX E. Lain-lain XXXX TOTAL XXXXX

23 28 3. Kertas Kerja Biaya Pengoperasian adalah daftar komponen biaya yang diperlukan untuk pengoperasian dan pemeliharaan proyek tersebut mulai dari tahun pertama sampai dengan tahun terakhir proyek tersebut. Tabel 2.6. Contoh kertas kerja biaya pengoperasian Tahun Ke- A. Pemeliharaan Aplikasi Software Jumlah hari pengembangan per tahun XXX Ratio pemeliharaan dengan pengembangan (berdasarkan pengalaman 10:1) XXX Total jumlah hari pemeliharaan Biaya pemeliharaan per hari Total pemeliharaan aplikasi software XXX XXX B. Peningkatan Data Storage XXX XXX XXX XXX XXX C. Peningkatan Biaya Komunikasi XXX XXX XXX XXX XXX D. Sewa Software atau Hardware XXX XXX XXX XXX XXX E. Supplies XXX XXX XXX XXX XXX F. Lainnya XXX XXX XXX XXX XXX TOTAL BIAYA OPERASI XXX XXX XXX XXX XXX 3. Kertas Kerja Dampak Ekonomis adalah kombinasi dari biaya pengembangan, biaya pengoperasian dan kuantifikasi dari manfaatmanfaat (Value Linking, Value Acceleration, Value Restructuring dan Inovation Valuation)

24 29 Setelah semua biaya dan pendapatan dimasukkan kedalam Kertas Kerja Dampak Ekonomis tersebut, nilai ROI sederhana proyek tersebut dapat dihitung. Dari bagian D pada Kertas Kerja Dampak Ekonomis dapat ditentukan bobot proyek yang sesuai dengan nilai ROI yang telah dihitung sebelumnya. Contoh Kertas Kerja Dampak Ekonomis dapat dilihat pada tabel 2.7 di bawah ini. Selanjutnya untuk menghitung bobot total proyek tersebut diperlukan analisa proyek terhadap business domain dan technology domain.evaluasi terhadap business domain dapat dilakukan dengan menentukan posisi proyek tersebut sesuai dengan masing-masing faktor yang terdapat pada business domain. Demikian pula evaluasi terhadap technology domain dapat dilakukan dengan menentukan kondisi proyek tersebut sesuai dengan faktor-faktor yang terdapat pada technology domain.

25 30 Tabel 2.7. Contoh Kertas Kerja Dampak Ekonomis A. Net Investment Required (From Development Cost Worksheet) B. Yearly Cash Flows: Based on five 12 months periods following implementation of proposed system (thousands Rupiah) YEAR Total Rp. Net Economics Benefit xxx xxx xxx xxx xxx xxx Operating Cost Reduction = Pre-tax Income xxx xxx xxx xxx xxx xxx (+) On going Expense (from Worksheet C) xxx xxx xxx xxx xxx xxx Net Cash Flows xxx xxx xxx xxx xxx xxx C. Simple Return On Investment XX% D. Scoring Economics Impact Score Simple ROI 0 Zero or less 1 1% to 299% 2 300% to 499% 3 500% to 699% 4 700% to 899% 5 Over Hasil dari penelitian dan evaluasi terhadap kedua domain tersebut di atas dimasukkan pada contoh Information Economics Score Card seperti pada tabel 2.8 di bawah ini. Bobot proyek tersebut selanjutnya dihitung relatif terhadap bobot atau nilai korporat yang dinormalkan menjadi nilai 100. Selanjutnya dilakukan penjumlahan untuk mendapatkan total bobot dari proyek tersebut yang akan dibandingkan dengan proyek lainnya.

26 31 Tabel 2.8. Information Economics Score Card Evaluator Business Domain Technology Domain TOTAL ROI+ SM+ CA+ MI+ CR+ OR- SA+ DU- TU- IS- FAKTOR x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x Project Score xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx ROI Measurements ROI = enhanced simple ROI score Business Domain Assessment SM = Strategic Match CA = Competitive Advantage MI = Management Information Support Core Activities CR =Competitive Response OR = Organizational Risk Technology Domain Assessment SA = Strategic IS Architecture DU = Definitional Uncertainty TU = Technical Uncertainty IR = IS Infrastructure Risk 2.8 Metode Analisa Kelayakan Keuangan Analisa keuangan ini berguna untuk proyek-proyek bisnis, terutama yang menelan dana besar, dan tidak terkecuali proyek-proyek pemerintah. Studi kelayakan ini penting karena melibatkan pengalokasian sumber-sumber daya (resources) secara efektif dan efisien. Hal ini menjadi lebih penting lagi apabila dalam pengalokasian tersebut terdapat beberapa pilihan investasi. Kita dapat membayangkan apabila tanpa studi kelayakan tersebut kita melakukan keputusan investasi yang salah sehingga pada akhirnya bisa berakibat fatal bagi kelangsungan hidup perusahaan maupun kesejahteraan orang banyak.

27 32 Ada 3 (tiga) metode penilaian investasi yang lazim dan sering digunakan, yaitu: 1) Metode Masa Pengembalian Modal (Payback Period) Metode ini menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan kembali jumlah investasi yang dikeluarkan pada awal pelaksanaan proyek. Bila masa pengembalian investasi awal atas proyek ini lebih singkat daripada umur ekonomis proyek maka investasi akan menguntungkan dan perusahaan bisa meminimalkan resiko. Dengan kata lain, modal akan lebih cepat kembali bila masa pengembaliannya singkat. Tetapi bila hal yang sebaliknya yang terjadi maka perusahaan wajib menolak usulan investasi. Rumus yang digunakan untuk menghitung masa pengembalian adalah: a b Payback Period = n + x1 tahun c b dimana: n = tahun terakhir dimana jumlah arus kas belum bisa menutup jumlah investasi awal a = jumlah investasi awal b = jumlah akumulasi arus kas pada tahun ke-n c = jumlah akumulasi arus kas pada tahun ke n+1 Tetapi metode ini memiliki beberapa kelemahan, yaitu: a) metode ini tidak mempertimbangkan nilai waktu dari uang (time value of money)

28 33 b) metode ini mengabaikan arus kas setelah periode pengembalian tercapai 2) Metode Nilai Arus Kas Bersih Sekarang (Net Present Value) Metode ini membandingkan nilai sekarang dari arus kas bersih yang masuk selama umur ekonomis proyek dengan nilai investasi awal. Jika nilai sekarang dari arus kas bersih lebih besar daripada nilai investasi awal maka NPV >0, perusahaan bisa menerima dan melaksanakan proyek. Tetapi bila yang sebaliknya terjadi, perusahaan tanpa ragu harus menolak. Tetapi bila dalam perhitungan NPV terhadap beberapa pilihan investasi dan didapat semua nilai positif maka perusahaan harus memilih investasi dengan nilai NPV paling besar. Rumus umum untuk menghitung NPV adalah sebagai berikut: NPV n = t= 1 CFt { I0 + t (1 + i) CF } 0 dimana: CF t I 0 CF 0 i n = arus kas masuk pada tahun ke-t = investasi awal = arus kas keluar pada awal operasi = required return, WACC (biaya modal) = masa ekonomis Kelemahan atas metode ini adalah: a) Perhitungannya rumit. Struktur pendanaan harus jelas karena digunakan untuk menghitung biaya modal. Untuk menghitung biaya modal, kita perlu

29 34 menghitung k e, R p, R f lebih dulu sebagai komponen utama. Perlu diperhatikan dalam perhitungan ketiga variabel diatas adalah β 1. Rumus yang digunakan untuk menghitung CAPM (Capital Asset Pricing Model) adalah: k e = k Rf + ( β. R p ) dimana: k e = biaya modal (cost of capital) R p = risk premium (k RM k Rf ) k Rf = risk-free rate, obligasi pemerintah atau dalam kasus di Indonesia adalah suku bunga sertifikat BI (SBI). Rumus untuk mencari WACC (Weighted Average Cost of Capital, biaya modal) adalah : WACC = w. k.(1 T ) + w. k dimana: d d e e W d k d T w e = persentase pembiayaan yang berasal dari hutang = biaya pinjaman, bunga pinjaman = tingkat pajak = persentase pembiayaan yang berasal dari modal sendiri atau saham k e = biaya modal (cost of capital) b) kurang cocok untuk investasi dengan nilai yang kecil dan jangka waktu yang relatif pendek. 3) metode Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate of Return) Metode ini mencari suatu nilai discount rate yang akan memberikan nilai sekarang arus 1 β, beta coefficient adalah suatu angka indeks yang menunjukkan pergerakan tingkat pengembalian suatu aset sebagai respon terhadap perubahan atas pengembalian pasar (market return).

30 35 bersih kas yang setara (sama) dengan nilai investasi awal sehingga NPV = 0. Metode ini akan dibandingkan dengan tingkat biaya modal. Bila tingkat biaya modal lebih besar daripada tingkat IRR, maka proyek akan ditolak. Bila tingkat biaya modal lebih kecil daripada tingkat IRR, maka proyek akan diterima. Dalam bahasa matematis bisa digambarkan sebagai berikut: a) bila biaya modal > IRR, proyek ditolak b) bila biaya modal < IRR, proyek diterima Rumus umum untuk mencari IRR adalah: IRR = Discount Rate + PV Cash Inflow PV Cash Inflow PV CashOutflow Hal penting yang perlu dicatat adalah pendapat dari Scott Besley dalam bukunya yang berjudul Essentials of Managerial Finance bahwa IRR dapat dihitung bila NPV bernilai positif, tetapi bila ditemukan kasus dimana terdapat NPV bernilai negatif maka perhitungan dapat menggunakan discount rate (lebih kecil dari biaya modal) yang akhirnya mendapatkan nilai NPV yang positif.

BAB IV ANALISA RETURN ON INVESTMENT

BAB IV ANALISA RETURN ON INVESTMENT BAB IV ANALISA RETURN ON INVESTMENT 4.1 Biaya pembangunan Proyek VPN Sub bab ini akan membahas biaya pembangunan proyek VPN yang terdiri dari biaya pemasangan, pemeliharaan dan manfaat yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah-langkah Evaluasi Investasi Sistem dan Teknologi Informasi. dengan menggunakan Metode Information Economics

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah-langkah Evaluasi Investasi Sistem dan Teknologi Informasi. dengan menggunakan Metode Information Economics BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN 4.1 Langkah-langkah Evaluasi Investasi Sistem dan Teknologi Informasi dengan menggunakan Metode Information Economics Evaluasi sistem dan teknologi informasi dengan metode

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Literatur 2.1.1 Penerapan information economics terhadap pemanfaatan sistem informasi sumber daya manusia pada perusahaan produsen bir : studi kasus P.T. Multi Bintang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Sistem Informasi Sistem informasi adalah kegiatan mengumpulkan, melakukan proses, menyimpan, dan menganalisa data untuk tujuan tertentu. Sistem informasi terdiri dari input

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah Langkah Evaluasi Investasi SI / TI dengan Metode IE

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah Langkah Evaluasi Investasi SI / TI dengan Metode IE BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Langkah Langkah Evaluasi Investasi SI / TI dengan Metode IE Sesuai dengan judul skripsi, evaluasi berikut yang dilakukan terhadap investasi SI / TI pada PT. CDS Overseas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi dan Teknologi Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi dan Teknologi Informasi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Sistem informasi adalah kombinasi teratur dari orang-orang, proses, teknologi informasi

Lebih terperinci

Kata Kunci : Information Economics, Teknologi Informasi, Sistem Informasi Pemasaran, Domain Bisnis, Domain Teknologi. DAFTAR ISI

Kata Kunci : Information Economics, Teknologi Informasi, Sistem Informasi Pemasaran, Domain Bisnis, Domain Teknologi. DAFTAR ISI ABSTRAK Dalam menghadapi ekonomi yang global dewasa ini, perusahaan dituntut untuk dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam persaingan bisnis yang semakin tajam terutama dalam melakukan investasi

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI DSLAM PADA TELKOM MSC (MAINTENANCE SERVICE CENTER)

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI DSLAM PADA TELKOM MSC (MAINTENANCE SERVICE CENTER) ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI DSLAM PADA TELKOM MSC (MAINTENANCE SERVICE CENTER) RENDI NUGROHO (5209100124) DOSEN PEMBIMBING : DR. APOL PRIBADI SUBRIADI, ST, MT OUTLINE Sekilas Tentang PT. TELKOM MSC (Maintenance

Lebih terperinci

BAB 4. Helpdesk, dimana investasi ini meliputi pembeliaan hardware dan software yang

BAB 4. Helpdesk, dimana investasi ini meliputi pembeliaan hardware dan software yang BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai manfaat dari implementasi aplikasi SERA Helpdesk, dimana investasi ini meliputi pembeliaan hardware dan software yang dihitung dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Biaya Pembangunan Sistem Pada bab ini akan dibahas mengenai biaya pembangunan INSOSYS, yang meliputi: biaya investasi pembangunan dan pemeliharaan, dan manfaat yang diperoleh

Lebih terperinci

KONTRADIKSI PRODUKTIVITAS TEKNOLOGI INFORMASI: SEBUAH ANALISIS EKSISTENSI MOBILE BRANCH PADA BANK MUAMALAT KOTA SURABAYA

KONTRADIKSI PRODUKTIVITAS TEKNOLOGI INFORMASI: SEBUAH ANALISIS EKSISTENSI MOBILE BRANCH PADA BANK MUAMALAT KOTA SURABAYA ب سم ه للا الهرحمن الهرحي م KONTRADIKSI PRODUKTIVITAS TEKNOLOGI INFORMASI: SEBUAH ANALISIS EKSISTENSI MOBILE BRANCH PADA BANK MUAMALAT KOTA SURABAYA Latar Belakang Rumusan Masalah dan Tujuan Mengetahui

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan Return on Investment (ROI) 4.1.1 Traditional Cost Benefit Analysis (TCBA) Teknik traditional cost benefit analysis merupakan sarana mengukur keuangan yang

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. mencakup pengadaan peralatan teknologi informasi seperti hardware dan software yang

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. mencakup pengadaan peralatan teknologi informasi seperti hardware dan software yang BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pembobotan nilai Astra Recruitment System, nilai manfaat dan resiko yang didapat dari sebuah invetasinya. Investasi ini mencakup pengadaan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI APLIKASI NAVISION BAGIAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS PADA PT. FRINA LESTARI NUSANTARA

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI APLIKASI NAVISION BAGIAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS PADA PT. FRINA LESTARI NUSANTARA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI APLIKASI NAVISION BAGIAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS PADA PT. FRINA LESTARI NUSANTARA Hudiarto; Diana Sari; Kresna Hutama; Rosalia Yudanto Jurusan Sistem

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2007/2008 ANALISA INVESTASI IMPLEMENTASI SAP MODUL SALES DISTRIBUTION DI PT. BLUE

Lebih terperinci

PENERAPAN METODOLOGI INFORMATION ECONOMICS DALAM IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI FRS (Form Registrasi Studi) DI UNIVERSITAS XYZ SURABAYA

PENERAPAN METODOLOGI INFORMATION ECONOMICS DALAM IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI FRS (Form Registrasi Studi) DI UNIVERSITAS XYZ SURABAYA PENERAPAN METODOLOGI INFORMATION ECONOMICS DALAM IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI FRS (Form Registrasi Studi) DI UNIVERSITAS XYZ SURABAYA Oleh: Budi Tjahjono Dosen Fakultas Ilmu Komputer - UIEU ABSTRAK Sudah

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai nilai keuntungan yang didapat dari sebuah investasi Teknologi Informasi (TI), dalam hal ini adalah investasi untuk pembuatan dan pembelian

Lebih terperinci

EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMPUTER DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS PADA BALAI STANDARDISASI METROLOGI LEGAL REGIONAL II

EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMPUTER DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS PADA BALAI STANDARDISASI METROLOGI LEGAL REGIONAL II EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMPUTER DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS PADA BALAI STANDARDISASI METROLOGI LEGAL REGIONAL II Arif Nurjaya 1), Wing Wahyu Winarno 2), Silmi Fauziati

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Kuesioner. Domain Bisnis. untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan

LAMPIRAN 1. Kuesioner. Domain Bisnis. untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan L1 LAMPIRAN 1 Kuesioner Domain Bisnis Kuesioner ini dibuat dan disebarkan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan Menggunakan

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI IMPLEMENTASI APLIKASI SAP MODUL SALES DISTRIBUTION DENGAN PENDEKATAN INFORMATION ECONOMIC STUDI KASUS PT EXCELCOMINDO PRATAMA

ANALISIS INVESTASI IMPLEMENTASI APLIKASI SAP MODUL SALES DISTRIBUTION DENGAN PENDEKATAN INFORMATION ECONOMIC STUDI KASUS PT EXCELCOMINDO PRATAMA ANALISIS INVESTASI IMPLEMENTASI APLIKASI SAP MODUL SALES DISTRIBUTION DENGAN PENDEKATAN INFORMATION ECONOMIC STUDI KASUS PT EXCELCOMINDO PRATAMA SKRIPSI Oleh Vina Anggrainy 1100055890 Widi Pratama 1100056571

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT. Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap

LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT. Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap strategi di dalam perusahaan. Petunjuk Bobot : Berilah bobot antara 0-1 dengan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Kuesioner Portfolio Domain Bisnis

LAMPIRAN 1. Kuesioner Portfolio Domain Bisnis L1 LAMPIRAN 1 Kuesioner Portfolio Domain Bisnis Kuesioner ini dibuat dan disebarkan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk penyusunan skripsi dengan judul Evaluasi Investasi Sistem dan Teknologi

Lebih terperinci

ANALISA PEMILIHAN SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS STUDI KASUS PADA RUMAH SAKIT TNI AL DR. RAMELAN - SURABAYA

ANALISA PEMILIHAN SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS STUDI KASUS PADA RUMAH SAKIT TNI AL DR. RAMELAN - SURABAYA ANALISA PEMILIHAN SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS STUDI KASUS PADA RUMAH SAKIT TNI AL DR. RAMELAN - SURABAYA Surya Dharma *), Achmad Holil Noor Ali Program Studi Manajemen

Lebih terperinci

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE. 0 Tidak berhubungan sama sekali. 1 Sangat sedikit hubungannya. 2 Sedikit berhubungan

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE. 0 Tidak berhubungan sama sekali. 1 Sangat sedikit hubungannya. 2 Sedikit berhubungan LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE Petunjuk: Berilah skor antara dimana: Tidak berhubungan sama sekali Sangat sedikit hubungannya Sedikit berhubungan Cukup berhubungan Memiliki hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENGEMBANGAN

BAB III METODOLOGI PENGEMBANGAN BAB III METODOLOGI PENGEMBANGAN 3.1. Analisis dan Pemberian Bobot Nilai Metode yang digunakan dalam memberikan bobot nilai untuk IE versi kedua (Parker, 1996) diambil dari IE versi pertama (Parker, 1988).

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA EVALUASI INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. FEMALINDO MEDIA SEJAHTERA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA EVALUASI INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. FEMALINDO MEDIA SEJAHTERA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semestar Ganjil 2006/2007 EVALUASI INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. FEMALINDO MEDIA

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil kegiatan studi kelayakan yang dimulai dari pengumpulan, analisa dan pengolahan data dengan menggunakan metode Information Economics pada rencana

Lebih terperinci

Kuisioner Domain Bisnis

Kuisioner Domain Bisnis L1 Kuisioner Domain Bisnis Petunjuk : Dengan membaca pengertian dari bagian-bagian yang dievaluasi pada domain bisnis diharapkan koresponden memilih salah satu score yang paling sesuai dengan keadaan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Information Economics (IE) IE merupakan suatu metodologi yang digunakan untuk mengevaluasi biaya dan manfaat investasi suatu rencana proyek SI/TI. Metodologi tersebut diperkenalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan investasi sistem informasi, banyak hal-hal yang harus

BAB I PENDAHULUAN. melakukan investasi sistem informasi, banyak hal-hal yang harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi merupakan salah satu faktor pendukung yang sangat penting di dalam suatu instansi pemerintah. Implementasi sistem informasi pada suatu instansi pemerintah

Lebih terperinci

LAPORAN HIBAH INTERNAL IDENTIFIKASI NILAI BISNIS INVESTASI JARINGAN KOMPUTER (STUDI KASUS UNIVERSITAS XYZ JAKARTA)

LAPORAN HIBAH INTERNAL IDENTIFIKASI NILAI BISNIS INVESTASI JARINGAN KOMPUTER (STUDI KASUS UNIVERSITAS XYZ JAKARTA) LAPORAN HIBAH INTERNAL IDENTIFIKASI NILAI BISNIS INVESTASI JARINGAN KOMPUTER (STUDI KASUS UNIVERSITAS XYZ JAKARTA) Peneliti BUDI TJAHJONO, S.Kom, M.Kom NIDN 0330126703 PROGRAM STUDI/JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS

ANALISIS SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS ANALISIS SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS Alexander J.P. Sibarani Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Budi Luhur Jakarta alexanderjps@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Biaya Investasi Proyek Sistem Informasi MILLWIDE Pada pembangunan proyek sistem informasi ini, perusahaan telah dibebankan oleh sejumlah biaya investasi dan biaya pemeliharaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep investasi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Pengertian Sistem Informasi dan Teknologi Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep investasi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Pengertian Sistem Informasi dan Teknologi Informasi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep investasi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Berdasarkan pendapat O Brien (2003,p29) sistem adalah sekelompok

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM APLIKASI SAP-CRM DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS PADA PT XL AXIATA TBK

ANALISIS SISTEM APLIKASI SAP-CRM DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS PADA PT XL AXIATA TBK ANALISIS SISTEM APLIKASI SAP-CRM DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS PADA PT XL AXIATA TBK SKRIPSI Oleh : Omi Rahmawati 1200999974 Paulus Bayu Ardi Roosno 1200999980 Kelas / Kelompok : 08PAM / 03 Universitas

Lebih terperinci

LAMPIRAN. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT INDOSAT, Tbk

LAMPIRAN. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT INDOSAT, Tbk 9 LAMPIRAN KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT INDOSAT, Tbk Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai korporasi perusahaan. Pertanyaan di bawah berhubungan dengan nilai-nilai dan resiko-resiko yang

Lebih terperinci

PENERAPAN INFORMATION ECONOMICS (IE) UNTUK PENGKAJIAN INVESTASI SI/TI STUDI KASUS: PROYEK SIM PT ABCD

PENERAPAN INFORMATION ECONOMICS (IE) UNTUK PENGKAJIAN INVESTASI SI/TI STUDI KASUS: PROYEK SIM PT ABCD Seminar Nasional Riset Teknologi Informasi: proceeding, Vol. VII, STMIK Akakom, Yogyakarta, 2013 PENERAPAN INFORMATION ECONOMICS (IE) UNTUK PENGKAJIAN INVESTASI SI/TI STUDI KASUS: PROYEK SIM PT ABCD Amiruddin

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasi 1. Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi menurut Laudon (2002, p7) adalah komponenkomponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Investasi Sisten Informasi dan Teknologi Informasi Pengertian Sistem Informasi dan Teknologi Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Investasi Sisten Informasi dan Teknologi Informasi Pengertian Sistem Informasi dan Teknologi Informasi 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Investasi Sisten Informasi dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Menurut James A. O Brien (2003, p29), sistem adalah sekelompok

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Broadcast Industri media televisi (free-to-air) merupakan industri yang kompleks. Tidak seperti industri lainnya dimana konsumennya adalah pembeli (buyer) sekaligus consumer yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TOYOTA ASTRA MOTOR

LAMPIRAN KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TOYOTA ASTRA MOTOR LAMPIRAN KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TOYOTA ASTRA MOTOR Petunjuk: Berilah skor antara - dimana: Tidak berhubungan sama sekali Sangat sedikit hubungannya Sedikit berhubungan Cukup berhubungan 4 Memiliki

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI SISTEM INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS (STUDI KASUS : PT. MEGA CIPTA MANDIRI)

ANALISIS INVESTASI SISTEM INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS (STUDI KASUS : PT. MEGA CIPTA MANDIRI) ANALISIS INVESTASI SISTEM INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS (STUDI KASUS : PT. MEGA CIPTA MANDIRI) HJ. Henny Hendarti, Sanyoto Gondodiyoto, Suryanto Binus University henny@binus.edu

Lebih terperinci

Daftar Pertanyaan Wawancara. 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap

Daftar Pertanyaan Wawancara. 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap L1 Daftar Pertanyaan Wawancara 1. Apa visi dan misi instansi? 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap bagian? 3. Bagaimana proses bisnis instansi? 4. Sejak tahun

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2007/2008 ANALISIS SISTEM INFORMASI PRODUKSI PADA PT. XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS

Lebih terperinci

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana:

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana: LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE Petunjuk: Berilah nilai bobot antara - dimana: Tidak berhubungan sama sekali. Sangat sedikit hubungannya. Sedikit hubungannya Cukup berhubungan. Memiliki

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi dan Teknologi Informasi.

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi dan Teknologi Informasi. 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi. 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi dan Teknologi Informasi. Menurut O Brien (2003,p29) sistem adalah sekelompok komponen yang saling

Lebih terperinci

2.1 Konsep Sistem Informasi dan Teknologi Informasi.

2.1 Konsep Sistem Informasi dan Teknologi Informasi. 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Sistem Informasi dan Teknologi Informasi. 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Menurut Turban (2003, p15), sebuah sistem informasi (SI) mengumpulkan,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Analisis investasi TI dengan menggunakan metode Information Economics

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Analisis investasi TI dengan menggunakan metode Information Economics BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Langkah-Langkah Evaluasi Analisis investasi TI dengan menggunakan metode Information Economics meliputi domain keuangan yang terdiri dari cost benefit analisis, value

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. SATYA DJAYA RAYA TRADING DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS

ANALISIS INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. SATYA DJAYA RAYA TRADING DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS ANALISIS INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. SATYA DJAYA RAYA TRADING DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS SKRIPSI Oleh : FEDRIX WANTAN 0900805395 MICHAEL STEFANUS 0900800910 Kelas/ kelompok

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 72 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai nilai keuntungan yang didapat dari sebuah investasi Teknologi Informasi (TI), dalam hal ini adalah investasi untuk pembelian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budget Budget adalah ungkapan kuantitatif dari rencana yang ditujukan oleh manajemen selama periode tertentu dan membantu mengkoordinasikan apa yang dibutuhkan untuk diselesaikan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI. besar investasi yang dikeluarkan untuk pengadaan hardware, software, dan biaya

BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI. besar investasi yang dikeluarkan untuk pengadaan hardware, software, dan biaya 54 BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI 4.1 Analisa Biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan pada saat menginvestasikan suatu strategi termasuk saat pengimplementasian sistem SAP PT.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 ANALISIS MANFAAT INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN PENDEKATAN INFORMATION ECONOMICS STUDI

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI APLIKASI SISTEM INFORMASI FINANSIAL MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS (IE) PADA CV. RINJANI AGRO SENTOSA

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI APLIKASI SISTEM INFORMASI FINANSIAL MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS (IE) PADA CV. RINJANI AGRO SENTOSA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI APLIKASI SISTEM INFORMASI FINANSIAL MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS (IE) PADA CV. RINJANI AGRO SENTOSA Briyanseta Puspanendra 5207100008 Dosen Pembimbing Ir. A. Holil

Lebih terperinci

Analisa Biaya Manfaat Penerapan Power Management System Pada PT Petrokimia Gresik. Awang Djohan Bachtiar

Analisa Biaya Manfaat Penerapan Power Management System Pada PT Petrokimia Gresik. Awang Djohan Bachtiar Analisa Biaya Manfaat Penerapan Power Management System Pada PT Petrokimia Gresik Awang Djohan Bachtiar 9105205402 Pendahuluan Profil PT Petrokimia Gresik. Penjelasan singkat Mengapa butuh power monitoring

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Layanan jasa profesional atau biasa disebut Professional Services berkemban g menjadi pasar yang menjanjikan pada era sekarang ini. Bidang usaha ini berkembang karena

Lebih terperinci

Model Group Advanced Information Economic (G AIE) Financial Approach Non Financial Approach

Model Group Advanced Information Economic (G AIE) Financial Approach Non Financial Approach DAFTAR ISI Hal Kover.. i Halaman Persetujuan Disertasi.. ii Halaman Pernyataan iii Prakata iv Daftar Isi.. v Daftar Tabel. vii Daftar Gambar. x Abstrak xii Abstract.. xiii BAB I PENDAHULUAN. 1 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Setelah serangkaian kegiatan studi kelayakan yang dimulai dari pengumpulan, analisa dan pengolahan data dengan menggunakan metode Information Economics pada implementasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Berikut teori-teori yang digunakan untuk mendukung penulisan skripsi ini. 2.1. Teori Umum 2.1.1 Visi dan Misi Menurut Gaspersz (2003, p4), visi (vission) adalah suatu pernyataan menyeluruh

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Berpikir Penelitian ini bertujuan untuk mencari nilai-nilai dan manfaat yang terkait dengan penerapan proyek Teknologi Informasi, dalam hal ini adalah penerapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai organisasi. Namun masih banyak manager bisnis yang belum yakin akan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai organisasi. Namun masih banyak manager bisnis yang belum yakin akan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini Teknologi Informasi (TI) telah digunakan secara luas dalam berbagai organisasi. Namun masih banyak manager bisnis yang belum yakin akan manfaat yang diperoleh

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Juli 2011

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Juli 2011 ANALISA EKONOMI PADA IMPLEMENTASI PROYEK REKAYASA ULANG SISTEM INFORMASI AKADEMIK DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO BERDASARKAN INFORMATION ECONOMICS Yulian Findawati 1 dan Achmad Hoolil Noor Ali 2

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. lebih terfokus pada kelayakan teknis dan kelayakan ekonomi. Adapun bobot prioritas dari kedua aspek tersebut adalah :

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. lebih terfokus pada kelayakan teknis dan kelayakan ekonomi. Adapun bobot prioritas dari kedua aspek tersebut adalah : 60 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Studi Kelayakan Berdasarkan hasil wawancara dan analisa terhadap perusahaan yang akan mengimplementasikan sistem maka diputuskan melakukan studi kelayakan yang lebih

Lebih terperinci

MENGUKUR MANFAAT EKONOMIS SISTEM APLIKASI MONITORING ATM DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS: STUDI KASUS PT BANK XYZ TBK.

MENGUKUR MANFAAT EKONOMIS SISTEM APLIKASI MONITORING ATM DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS: STUDI KASUS PT BANK XYZ TBK. MENGUKUR MANFAAT EKONOMIS SISTEM APLIKASI MONITORING ATM DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS: STUDI KASUS PT BANK XYZ TBK. Viany Utami Tjhin 1 ; Hudiarto 2 ; Intan Puspita 3 ABSTRACT Research discusses

Lebih terperinci

LAMPIRAN. LAMPIRAN - Kuesioner Domain Keuangan. informasi. Investasi teknologi informasi termasuk jaringan LAN dan komputer core 2

LAMPIRAN. LAMPIRAN - Kuesioner Domain Keuangan. informasi. Investasi teknologi informasi termasuk jaringan LAN dan komputer core 2 L-1 LAMPIRAN LAMPIRAN - Kuesioner Domain Keuangan Kuesioner ini dibuat untuk mengevaluasi nilai dan resiko dalam investasi teknologi informasi. Investasi teknologi informasi termasuk jaringan LAN dan komputer

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Economic Value Added (EVA) Economic Value Added (EVA) merupakan sebuah metode pengukuran nilai tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan dari kegiatannya selama periode tertentu.

Lebih terperinci

MENGUKUR INFORMATION ECONOMICS SCORECARD APLIKASI esp 7.0 DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS (Studi Kasus : PT. BJU)

MENGUKUR INFORMATION ECONOMICS SCORECARD APLIKASI esp 7.0 DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS (Studi Kasus : PT. BJU) Hudiarto, Mengukur Information Economics 83 MENGUKUR INFORMATION ECONOMICS SCORECARD APLIKASI esp 7.0 DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS (Studi Kasus : PT. BJU) Hudiarto 1, Shellyana Sunargo 2, Carla

Lebih terperinci

LAMPIRAN A KUISIONER UNTUK PEMBOBOTAN KORPORAT

LAMPIRAN A KUISIONER UNTUK PEMBOBOTAN KORPORAT LAMPIRAN A KUISIONER UNTUK PEMBOBOTAN KORPORAT Faktor Domain Bisnis 1. Strategic Values 1.1. Strategic Match Dititikberatkan pada tingkat/derajat dimana semua proyek teknologi informasi atau sistem informasi

Lebih terperinci

2. TEKNOLOGI INFORMASI DAN

2. TEKNOLOGI INFORMASI DAN Analisa Investasi Sistem Informasi Administrasi Pada Distributor X dengan Menggunakan Metode Information Economics Imelia Widjanadi 1, Yulia 2, Leo Willyanto Santoso 3 Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

KUESIONER EVALUASI PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI PEMASARAN BAGI PERUSAHAAN

KUESIONER EVALUASI PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI PEMASARAN BAGI PERUSAHAAN L-1 KUESIONER EVALUASI PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI PEMASARAN BAGI PERUSAHAAN 1. Faktor Domain Bisnis Kuesioner ini dibuat untuk memperoleh gambaran mengenai biaya dan tingkat investasi yang dibutuhkan,

Lebih terperinci

KAJIAN INVESTASI SISTEM INFORMASI AKADEMIK PADA UNIVERSITAS X DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS

KAJIAN INVESTASI SISTEM INFORMASI AKADEMIK PADA UNIVERSITAS X DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS KAJIAN INVESTASI SISTEM INFORMASI AKADEMIK PADA UNIVERSITAS X DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS Aldy Wirawan 1, Leo Willyanto Santoso 2, Yulia 3 Program Studi Teknik Informatika Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS COST BENEFIT DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS DALAM PENGEMBANGAN TEKNOLOGI JARINGAN PADA PT. INDO SUPER KENCANA

ANALISIS COST BENEFIT DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS DALAM PENGEMBANGAN TEKNOLOGI JARINGAN PADA PT. INDO SUPER KENCANA ANALISIS COST BENEFIT DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS DALAM PENGEMBANGAN TEKNOLOGI JARINGAN PADA PT. INDO SUPER KENCANA Budi Tjahjono, Hung Fei Fasilkom Universitas INDONUSA Esa Unggul, Jakarta Fasilkom

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dibahas mengenai hasil penelitian berdasarkan data maupun kuisioner yang ada, sehingga didapatkan analisis nilai ekonomis dari implementasi NPS. Dalam

Lebih terperinci

Piranti Bantu Pendukung Pengambilan Keputusan Kelayakan Investasi e-government

Piranti Bantu Pendukung Pengambilan Keputusan Kelayakan Investasi e-government Piranti Bantu Pendukung Pengambilan Keputusan Kelayakan Investasi e-government Irwan Sembiring (irwan@mybiring.com ) Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga Jazi Eko Istiyanto

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI MODUL FINANCE PADA SISTEM MULTIFINANCE PT SUZUKI FINANCE INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS SKRIPSI.

ANALISIS INVESTASI MODUL FINANCE PADA SISTEM MULTIFINANCE PT SUZUKI FINANCE INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS SKRIPSI. ANALISIS INVESTASI MODUL FINANCE PADA SISTEM MULTIFINANCE PT SUZUKI FINANCE INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS SKRIPSI Oleh Wiwin Sry Adinda 1200999955 Chrisdelita M. Purba 1201000413

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi (SI) 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Sistem adalah sekelompok elemen yang berintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai tujuan. Definisi tersebut berdasarkan

Lebih terperinci

KAJIAN KELAYAKAN INVESTASI PROYEK TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS

KAJIAN KELAYAKAN INVESTASI PROYEK TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS KAJIAN KELAYAKAN INVESTASI PROYEK TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS Yulia Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Informatika, Universitas Kristen Petra e-mail: yulia@petra.ac.id

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Dengan semakin berkembangnya kondisi perekonomian saat ini, semakin

Bab 1. Pendahuluan. Dengan semakin berkembangnya kondisi perekonomian saat ini, semakin Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dengan semakin berkembangnya kondisi perekonomian saat ini, semakin kompleks pula situasi bisnis yang berkembang. Makin banyak proses proses bisnis yang terjadi, maka

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 136 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Kerangka Pikir Metode yang akan digunakan dalam studi kelayakan Human Resource Information Systems (HRIS) ini adalah metode Information Economics (IE). Buku yang digunakan

Lebih terperinci

Landasan Teori BAB II. Kelayakan Usaha

Landasan Teori BAB II. Kelayakan Usaha BAB II Landasan Teori Kelayakan Usaha James C. Van Horne (1989:303) mengemukakan bahwa Feasibility is allocations of capital to long term capital investment used in the production of goods or services.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Abstrak

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Abstrak UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2003/2004 ANALISIS MANFAAT IMPLEMENTASI M-BINUS DENGAN MENGGUNAKAN INFORMATION ECONOMICS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Teknologi Informasi Dan Sistem Informasi Pengertian teknologi informasi dapat diartikan secara umum sebagai suatu subjek yang luas yang berkenaan tentang teknologi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2007/2008 ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS (STUDI KASUS: SITUS PT. ELEX

Lebih terperinci

Kajian Manajemen Investasi Proyek E-Learning Dengan Pendekatan Generic Is/It Business Values (Studi Kasus : Sekolah Tinggi ABC)

Kajian Manajemen Investasi Proyek E-Learning Dengan Pendekatan Generic Is/It Business Values (Studi Kasus : Sekolah Tinggi ABC) Kajian Manajemen Investasi Proyek E-Learning Dengan Pendekatan Generic Is/It Business Values (Studi Kasus : Sekolah Tinggi ABC) Hendri Sopryadi STMIK MDP Palembang sopryadi@stmik-mdp.net Abstrak: Kebijakan

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI SISTEM INFORMASI PADA PT. RIAP INDO NESIA DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS SKRIPSI. Oleh: Yassavati

ANALISIS INVESTASI SISTEM INFORMASI PADA PT. RIAP INDO NESIA DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS SKRIPSI. Oleh: Yassavati ANALISIS INVESTASI SISTEM INFORMASI PADA PT. RIAP INDO NESIA DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS SKRIPSI Oleh: Yassavati 1000871901 Cahya Meythasari 1000875591 Stella Clarissa 1000880862 Kelas/Kelompok:

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI APLIKASI SISTEM INFORMASI FINANSIAL MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS (IE)PADA CV. RINJANI AGRO SENTOSA

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI APLIKASI SISTEM INFORMASI FINANSIAL MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS (IE)PADA CV. RINJANI AGRO SENTOSA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI APLIKASI SISTEM INFORMASI FINANSIAL MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS (IE)PADA CV. RINJANI AGRO SENTOSA Ahmad Holil Noor Ali 1 Sholiq 2 Briyanseta Puspanendra 3 123

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah langkah Dalam Studi Kelayakan. dilakukan dengan pendekatan metode Cost Benefit Analysis.

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah langkah Dalam Studi Kelayakan. dilakukan dengan pendekatan metode Cost Benefit Analysis. BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Langkah langkah Dalam Studi Kelayakan Seperti telah dijelaskan bahwa topik penulisan laporan hasil penelitian studi kelayakan tentang investasi sistem informasi / teknologi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi TI, tentunya perusahaan mengharapkan hasil berupa

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi TI, tentunya perusahaan mengharapkan hasil berupa BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Manfaat (Benefit) yang Diperoleh Perusahaan Manfaat adalah suatu pengukuran hasil kinerja yang dapat dicapai dalam pengambilan keputusan terhadap hal tertentu. Sama halnya

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI NILAI BISNIS INVESTASI JARINGAN KOMPUTER (STUDI KASUS UNIVERSITAS XYZ JAKARTA) ABSTRAK

IDENTIFIKASI NILAI BISNIS INVESTASI JARINGAN KOMPUTER (STUDI KASUS UNIVERSITAS XYZ JAKARTA) ABSTRAK IDENTIFIKASI NILAI BISNIS INVESTASI JARINGAN KOMPUTER (STUDI KASUS UNIVERSITAS XYZ JAKARTA) Budi Tjahjono Universitas Esa Unggul Jl. Arjuna Utara, Kebon Jeruk, Grogol Jakarta Barat E-mail : budi.tjahjono@esaunggul.ac.id

Lebih terperinci

Konsep Dasar Manajemen Keuangan

Konsep Dasar Manajemen Keuangan Konsep Dasar Manajemen Keuangan Sumber: Bab 1, 4 dan 5, dari buku Finance for IT Decision Makers oleh Michael Blackstaff, Springer, London, 1998. 1. Pengantar Akan dipelajari konsep dari: Dosen: Arrianto

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum Teori teori berikut merupakan teori yang digunakan untuk mendukung konsep konsep Information Economics (IE). 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut Mathiassen et al (2000,

Lebih terperinci

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Manajemen Investasi SI/TI

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Manajemen Investasi SI/TI Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I Manajemen Investasi SI/TI 1 The Role of Information Systems in Business Today Teknologi Informasi dan sistem sudah menyebabkan revolusi pada perusahaan dan industri, menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Kemajuan teknologi yang kian pesat hingga saat ini banyak menuntut berbagai bidang usaha untuk melakukan penyesuaian dengan perkembangan yang ada bilamana

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Informasi dan Teknologi Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Informasi dan Teknologi Informasi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi adalah aplikasi komputer untuk mendukung operasi dari suatu organisasi: operasi,

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI SISTEM INFORMASI E-KETENAGAKERJAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS PADA PT. MAHAKAM KENCANA INTAN PADI

ANALISIS INVESTASI SISTEM INFORMASI E-KETENAGAKERJAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS PADA PT. MAHAKAM KENCANA INTAN PADI TUGAS AKHIR KS 141501 ANALISIS INVESTASI SISTEM INFORMASI E-KETENAGAKERJAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS PADA PT. MAHAKAM KENCANA INTAN PADI INVESTMENT ANALYSIS OF E-EMPLOYMENT INFORMATION

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TELKOM DOMAIN BISNIS

LAMPIRAN 1. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TELKOM DOMAIN BISNIS LAMPIRAN. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TELKOM DOMAIN BISNIS Kuesioner ini dibuat untuk mengevaluasi nilai dan Risiko dalam investasi teknologi informasi (TI) yang diterapkan di PT TELKOM. Petunjuk:

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penulisan karya akhir ini menggunakan metode studi kepustakaan, dimana data diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang dianalisis, buku-buku, internet, surat kabar, dan

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Innovation Management

Entrepreneurship and Innovation Management Modul ke: 07Fakultas PASCA Entrepreneurship and Innovation Management Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata Program

Lebih terperinci

LAMPIRAN I KUESIONER PENELITIAN UNTUK DOMAIN BISNIS

LAMPIRAN I KUESIONER PENELITIAN UNTUK DOMAIN BISNIS LAMPIRAN I KUESIONER PENELITIAN UNTUK DOMAIN BISNIS Responden yang terhormat, saat ini saya sedang melakukan penelitian. Oleh karena itu, saya sangat membutuhkan bantuan Anda untuk bersedia mengisi kuesioner

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-

KATA PENGANTAR. Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat- KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat- NYA sehingga kami dapat menyelesaikan tesis yang berjudul PENERAPAN METODOLOGI EKONOMI INFORMASI (IE) DALAM

Lebih terperinci