BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi TI, tentunya perusahaan mengharapkan hasil berupa

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi TI, tentunya perusahaan mengharapkan hasil berupa"

Transkripsi

1 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Manfaat (Benefit) yang Diperoleh Perusahaan Manfaat adalah suatu pengukuran hasil kinerja yang dapat dicapai dalam pengambilan keputusan terhadap hal tertentu. Sama halnya dengan pengambilan keputusan investasi TI, tentunya perusahaan mengharapkan hasil berupa keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh setelah ia mengeluarkan sejumlah biaya. Manfaat (benefit) yang didapatkan umumnya dibagi menjadi 2 yaitu tangible benefit (terukur) dan intangible benefit (tidak terukur). Berikut ini akan dijelaskan lebih rinci beberapa estimasi manfaat yang dapat diperoleh perusahaan apabila telah menerapkan investasi TI didalamnya Manfaat Berwujud (Tangible Benefit) Dengan adanya rencana investasi TI yang akan dilakukan oleh PT. PADUCANDI LESTARI, maka penulis memberikan analisis adanya sebagian biaya perusahaan yang dapat ditekan selama tahun berjalan investasi TI tersebut. Biaya-biaya tersebut akan menjadi salah satu keuntungan perusahaan yang sifatnya tangible atau terlihat dampaknya. Dan berikut penjelasan selengkapnya. 54

2 55 1. Penghematan Biaya Kertas Kertas-kertas yang digunakan oleh PT. PADUCANDI LESTARI sebelum adanya investasi TI adalah menggunakan kertas HVS folio untuk pencetakan laporan-laporan dan kertas NCR untuk mencetak faktur atau dokumen-dokumen rangkap lainnya. Jenis kertas yang digunakan dan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah sebagai berikut : Dokumen Jenis Kertas Ukuran Harga Satuan Total Subtotal Pemakaian* Invoice Kertas NCR ½ folio Rp. 18,000,- 6 buku Rp. (rangkap 3) (1 buku = isi 108,000,- 50 lbr) Surat Jalan Kertas NCR ½ folio Rp. 18,000,- 6 buku Rp. (rangkap 3) (1 buku = isi 108,000,- 50 lbr) Laporan Kertas HVS 60 1 folio Rp. 30,000 1 rim = 500 Rp.30,000,- Keuangan gr (per 1 rim = lembar 500 lembar) GRAND TOTAL Rp. 246,000,- Tabel 4.1 Jenis & Jumlah Pemakaian Kertas Sebelum Investasi TI

3 56 Berdasarkan keterangan yang didapat dari perusahaan, jumlah transaksi dalam 1 hari diperkirakan 15 transaksi, jumlah transaksi ini berpengaruh pada jumlah pemakaian kertas untuk pembuatan Invoice dan Surat Jalan yaitu masing-masing 15 lembar. Untuk pemakaian dalam 1 bulan jumlah set yang digunakan sebanyak 20 hari x 15 lembar = 300 lembar. 1 buku berisi 50 lembar, sehingga untuk 1 bulan pemakaian diperkirakan akan memakai sebanyak 6 buku. Setelah adanya investasi TI, diharapkan perusahaan dapat menghemat penggunaan kertas untuk Invoice dan Surat Jalan, yang semula pencatatannya sebanyak 3 rangkap hanya akan menjadi 2 rangkap saja. Ini dikarenakan pencatatan 1 rangkap lagi yaitu pada rangkap ke-3 yang diarsipkan sendiri oleh perusahaan diharapkan akan digantikan dan tersimpan di dalam Database perusahaan. Sedangkan, untuk pencatatan laporan keuangan sendiri tidak terjadi perubahan karena diasumsikan kertas akan tetap dibutuhkan dan sama jumlahnya, sehingga tidak adanya pengurangan kertas. Dan perincian jumlah pemakaian kertas dalam 1 bulan dapat dijelaskan dalam tabel berikut :

4 57 Dokumen Jenis Kertas Ukuran Harga Satuan Total Subtotal Pemakaian* Invoice Kertas NCR ½ folio Rp. 12,000,- 6 buku Rp. 72,000,- (rangkap 2) (1 buku = isi 50 lbr) Surat Jalan Kertas NCR ½ folio Rp. 12,000,- 6 buku Rp. 72,000,- (rangkap 2) (1 buku = isi 50 lbr) Laporan Kertas HVS 60 1 folio Rp. 30,000 1 rim = 500 Rp.30,000,- Keuangan gr (per 1 rim = lembar 500 lembar) GRAND TOTAL Rp. 174,000 Tabel 4.2 Jenis & Jumlah Pemakaian Kertas Setelah Investasi TI Besar penghematan untuk biaya kertas yang dapat diperoleh dalam 1 bulan adalah : Rp ,00 Rp ,00 = Rp ,00. Jadi, total penghematan kertas untuk 1 tahun adalah 12 x Rp ,00 = Rp ,00. Diasumsikan tidak ada kenaikan untuk pembiayaan kertas selama tahun berjalan TI, sehingga jumlah penghematan akan sama setiap tahunnya.

5 58 2. Peningkatan Penjualan Berdasarkan hasil pengumpulan data dan wawancara langsung yang dilakukan oleh penulis terhadap pihak internal perusahaan atas rencana investasi TI oleh PT. PADUCANDI LESTARI, kemudian penulis memberikan asumsi persentase peningkatan penjualan didasarkan pada hasil penjualan di tahun sebelum investasi dan ekspektasi perusahaan di masa yang akan datang jika investasi TI ini dilakukan. Berikut rincian tiap periodenya. Tahun Penjualan sebelum Sales Persentase Peningkatan Penjualan adanya Investasi TI 2011 Rp. 557,125,000 22% Rp 122,567, Rp. 557,125,000 20% Rp 111,425, Rp. 557,125,000 25% Rp 139,281,250 Tabel 4.3 Peningkatan Penjualan yang Diharapkan Tahun Keterangan : - Nilai estimasi peningkatan penjualan perusahaan diperoleh dari pengurangan dari penjualan di tahun berjalan setelah investasi dikurang dengan nilai penjualan di tahun sebelum investasi

6 Manfaat Tidak Berwujud (Intangible Benefit) Intangible benefit atau manfaat tidak berwujud adalah manfaat yang tidak secara langsung dirasakan oleh perusahaan dari hasil investasi TI yang akan dilakukan. Manfaat secara intangible ini diperoleh penulis berdasarkan hasil kuisioner yang dibagikan kepada perwakilan divisi perusahaan serta wawancara terhadap pihak internal perusahaan. Dan berikut ini adalah rangkuman kesimpulan atas manfaat intangible yang dapat diperoleh perusahaan. 1. Meningkatkan produktifitas manajemen Dengan adanya rencana investasi TI pada PT. PADUCANDI LESTARI, maka perusahaan secara tidak langsung akan mendapatkan manfaat intangible berupa adanya produktifitas di dalam manajemen perusahaan, seperti contohnya : kemudahan user dalam penginputan data, pembuatan laporan keuangan, penyediaan data perusahaan menjadi lebih akurat serta efisien. Berikut ditampilkan hasil kuisionernya : Gambar 4.1 Penilaian responden terhadap manfaat intangible ke-1 (Sumber : kuisioner)

7 60 Keterangan : a) Skor rata-rata / Mean = 3,2 Disini diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,2 yang diperoleh dari ( )/5. Hasil ini menunjukkan responden menyatakan bahwa rencana sistem informasi yang akan diterapkan oleh perusahaan dapat memberikan kemudahan bagi produktifitas manajemen. b) Modus = 3 Disini nilai modus yang diperoleh atau yang banyak muncul adalah sebesar 4, maka berdasarkan hasil ini para responden setuju bahwa bahwa harapan dalam penginvestasian TI yang nantinya akan dilakukan oleh perusahaan mampu meningkatkan dan mempermudah produktifitas manajemen. c) Min = 3 Nilai minimal yaitu nilai/skor yang paling kecil yang dipilih oleh responden. Nilai minimal pada manfaat intangible yang pertama ini adalah sebesar 3. Ini menunjukkan bahwa para responden setuju bahwa investasi TI yang nantinya akan dilakukan oleh perusahaan masuk pada kategori cukup atau baik untuk dilakukan dan akan mempermudah produktifitas perusahaan.

8 61 d) Max = 4 Nilai maksimal yaitu yaitu nilai/ skor yang paling besar yang dipillih oleh responden. Nilai maksimal yang dipilih oleh responden adalah sebesar 4. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh responden yaitu para user setuju investasi TI yang akan dilakukan mampu mempermudah produktifitas manajemen. e) Standar deviasi = 0, Standar deviasi merupakan nilai/skor yang menunjukkan keragaman skor yang dipilih oleh responden, semakin besar nilai standar deviasi menunjukkan ketidakragaman pilihan dari responden. Sedangkan semakin kecil nilai standar deviasi menunjukkan kesamaan pilihan responden. Nilai standar deviasi pada manfaat intangible ini adalah sebesar 0, Hal ini menunjukkan bahwa keseluruhan responden setuju memberikan nilai antara 3 dan 4, yang mana memberikan asumsi bahwa investasi TI yang akan dilakukan memberi kemudahan serta peningkatan bagi kinerja produktifitas perusahaan.

9 62 2. Mengurangi human error Manfaat intangible kedua disimpulkan dengan adanya investasi TI ini maka dapat mengurangi human error atau kesalahan-kesalahan yang dilakukan user sebelum menggunakan sistem, seperti misalnya kesalahan dalam pencatatan faktur atau surat jalan atau nomor surat yang ganda. Berikut hasil kuesionernya : Gambar 4.2 Penilaian responden terhadap manfaat intangible ke-2 (Sumber : kuisioner) Keterangan : a) Skor rata-rata / Mean = 3,8 Disini diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,8 yang diperoleh dari ( )/5. Hasil ini menunjukkan responden menyatakan bahwa harapan atas rencana sistem informasi yang akan diterapkan oleh perusahaan dapat mengurangi human error yang terjadi sebelum dilakukannya investasi TI. b) Modus = 4 Disini nilai modus yang diperoleh atau yang banyak muncul adalah sebesar 4, maka berdasarkan hasil ini para responden setuju bahwa bahwa harapan dalam penginvestasian TI yang

10 63 nantinya akan dilakukan oleh perusahaan mampu mengurangi human error yang terjadi. c) Min = 3 Nilai minimal yaitu nilai/skor yang paling kecil yang dipilih oleh responden. Nilai minimal pada manfaat intangible ini adalah sebesar 3. Ini menunjukkan bahwa para responden setuju bahwa investasi TI yang nantinya akan dilakukan oleh perusahaan masuk pada kategori cukup atau baik untuk dilakukan dan dapat meminimalisir human error yang terjadi. d) Max = 4 Nilai maksimal yaitu yaitu nilai/ skor yang paling besar yang dipillih oleh responden. Nilai maksimal yang dipilih oleh responden adalah sebesar 4. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh responden setuju dan memiliki harapan investasi TI yang akan dilakukan mampu mengurangi human error yang terjadi dalam perusahaan. e) Standar deviasi = 0, Nilai standar deviasi pada manfaat intangible ini adalah sebesar 0, Hal ini menunjukkan bahwa keseluruhan responden setuju memberikan nilai antara 3 dan 4, yang mana menandakan investasi TI yang dilakukan diharapkan akan dapat meminimalisir tingkat human error sebelum adanya sistem di dalam perusahaan.

11 64 3. Meningkatkan citra perusahaan Manfaat intangible ketiga yang diasumsikan dapat diperoleh perusahaan adalah dengan adanya rencana investasi TI ini maka diharapkan sistem akan dapat meningkatkan citra perusahaan. Berikut penjelasan dari hasil kuisionernya : Gambar 4.3 Penilaian responden terhadap manfaat intangible ke-3 (Sumber : kuisioner) Keterangan : a) Skor rata-rata / Mean = 3,6 Disini diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,6 yang diperoleh dari ( )/5. Hasil ini menunjukkan responden menyatakan bahwa harapan atas rencana sistem informasi yang akan diterapkan oleh perusahaan mampu meningkatkan citra perusahaan. b) Modus = 4 Disini nilai modus yang diperoleh atau yang banyak muncul adalah sebesar 4, maka berdasarkan hasil ini para responden setuju bahwa bahwa harapan dalam penginvestasian TI yang

12 65 nantinya akan dilakukan oleh perusahaan bisa meningkatkan citra dan mutu perusahaan. c) Min = 3 Nilai minimal adalah nilai/skor yang paling kecil yang dipilih oleh responden. Nilai minimal pada manfaat intangible ini adalah sebesar 3. Ini menunjukkan bahwa para responden setuju bahwa investasi TI yang nantinya akan dilakukan oleh perusahaan mampu meningkatkan citra perusahaan. d) Max = 4 Nilai maksimal yaitu yaitu nilai/ skor yang paling besar yang dipillih oleh responden. Nilai maksimal yang dipilih oleh responden adalah sebesar 4. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh responden setuju dan memiliki harapan investasi TI yang akan dilakukan positif dapat meningkatkan citra perusahaan. e) Standar deviasi = 0, Nilai standar deviasi pada manfaat intangible ini adalah sebesar 0, Hal ini menunjukkan bahwa keseluruhan responden setuju memberikan nilai antara 3 dan 4, yang menandakan harapan perusahaan atas investasi TI yang akan dilakukan mampu meningkatkan citra dan mutu perusahaan.

13 66 4. Terciptanya hubungan yang baik dengan pelanggan Manfaat intangible terakhir berikut adalah dengan adanya investasi TI ini perusahaan berekspektasi dapat memberikan pelayanan kepada pelanggan yang baik lagi serta cepat, sehingga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan. Berikut hasil kuisionernya : Gambar 4.4 Penilaian responden terhadap hubungan baik kepada pelanggan (Sumber : kuisioner) Keterangan : a) Skor rata-rata / Mean = 3,0 Disini diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,0 yang diperoleh dari ( )/5. Hasil ini menunjukkan bahwa harapan responden atas rencana sistem yang akan diterapkan oleh perusahaan mampu meningkatkan hubungan baik dengan pelanggannya tercapai. b) Modus = 3 Disini nilai modus yang diperoleh atau yang banyak muncul adalah sebesar 3, maka berdasarkan hasil ini para responden setuju bahwa harapan dalam penginvestasian TI yang nantinya

14 67 akan dilakukan oleh perusahaan dapat meningkatkan hubungan baik kepada pelanggan. c) Min = 2 Nilai minimal adalah nilai/skor yang paling kecil yang dipilih oleh responden. Nilai minimal pada manfaat intangible ini adalah sebesar 2. Ini menunjukkan bahwa para responden setuju bahwa investasi TI yang nantinya akan dilakukan oleh perusahaan bagi sebagian responden memang dapat meningkatkan hubungan baik dengan pelanggan akan tetapi belum menunjukkan hasil yang memuaskan. d) Max = 4 Nilai maksimal yaitu yaitu nilai/ skor yang paling besar yang dipillih oleh responden. Nilai maksimal yang dipilih oleh responden adalah sebesar 4. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh responden setuju dan memiliki harapan investasi TI yang akan dilakukan dapat meningkatkan hubungan yang baik ke pelanggan. e) Standar deviasi = 0, Nilai standar deviasi pada manfaat intangible ini adalah sebesar 0, Hal ini menunjukkan bahwa keseluruhan responden memberikan nilai antara 2 dan 4, yang dapat diartikan harapan perusahaan atas investasi TI yang akan dilakukan masih cukup mampu menjaga hubungan baik dan mempertahankan pelanggan tetap yang sudah ada maupun adanya pelanggan baru.

15 Kelayakan Ekonomis dengan metode Cost-Benefit Analysis Pada aspek kelayakan ini, akan dilakukan sejumlah perhitungan berdasarkan data keuangan yang diperoleh pada bab sebelumnya. Untuk pembahasan kelayakan investasi TI berdasarkan aspek ekonomis ini akan menggunakan metode Cost-Benefit Analysis sebagai alat bantu perhitungannya. Cost-Benefit Analysis merupakan teknik analisis biaya manfaat untuk mengukur keuangan yang pada umumnya untuk menaksirkan alternatif dan menentukan hasil. Untuk mengetahui signifikan dan dampak dari suatu investasi teknologi informasi kepada perusahaan secara finansial, sehingga diperlukanlah cost-benefit analysis ini. Dalam pendekatan Cost Benefit Analysis ini penulis membatasi perhitungannya pada Net Present Value, Payback Period, Profitability Index serta Return on Investment. Berikut disajikan terlebih dahulu tabel Cost-Benefit Analysis berdasarkan pada gambaran data keuangan yang sudah diperoleh sebelumnya.

16 Gambar 4.5 Tabel Cost Benefit Analysis tahun

17 70 Berdasarkan tabel Cost Benefit Analysis dapat diketahui bahwa untuk total keseluruhan biaya pengadaan investasi awal PT. PADUCANDI LESTARI adalah sebesar Rp Biaya investasi awal ini terdiri dari biaya spesifikasi untuk hardware, software serta pendukung TI lainnya yang telah direncanakan perusahaan. Kemudian biaya berjalan atau biaya operasional juga menjadi salah satu biaya vital yang harus dikeluarkan perusahaan selama tahun berjalan investasi TI ini. Total estimasi biaya operasional ini antara lain sebagai berikut : untuk tahun 2011 sebesar Rp ; kemudian untuk tahun 2012 sebesar Rp dan pada tahun 2013 sebesar Rp Selain biaya operasional, juga terdapat asumsi penulis mengenai penghematan biaya kertas serta persentase peningkatan penjualan yang diharapkan oleh perusahaan sehubungan dengan rencana investasi TI ini. Perhitungan serta analisis selengkapnya dengan menggunakan metode Cost Benefit Analysis akan dijelaskan pada subbab berikut ini Net Present Value Metode nilai sekarang (Net Present Value) adalah merupakan perbandingan antara PV kas bersih dengan PV investasi selama umur investasi. Selisih antara nilai kedua PV tersebutlah yang dikenal dengan NPV.

18 71 Berikut disajikan perhitungan Net Present Value yang akan didapatkan perusahaan jika investasi TI jadi diterapkan di dalam perusahaan. Net Present Value : = (Biaya Awal) + NCI-1 + NCI-2 + NCI-3 ( 1 + i ) 1 ( 1 + i ) 2 ( 1 + i ) 3 = ( ) ( 1 + 0,1 ) 1 ( 1 + 0,1 ) 2 ( 1 + 0,1 ) 3 = ( ) = ( ) = Rp Keterangan : NCI : Net Cash Inflow I : Interest (10%) Berdasarkan perhitungan dengan metode NPV diatas, jumlah dari net cash inflow tahun pertama, kedua, dan ketiga dibagi dengan tingkat suku bunga sebesar 10% yang telah dipangkatkan maka didapatkan hasil sebesar Rp Kemudian, hasil tersebut dikurangi dengan biaya investasi awal sebesar Rp , maka didapatkan hasil akhir

19 72 perhitungan NPV sebesar Rp Jadi dari hasil perhitungan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa rencana proyek investasi TI layak diterima karena NPV > 0 dan bernilai positif Payback Period Waktu pengembalian investasi yang diperlukan perusahaan setelah investasi TI ini dilakukan adalah selama : Biaya investasi Awal Rp Net Cash Inflow Tahun 2011 Rp Sisa investasi belum tertutup Rp Net Cash Inflow Tahun 2012 Rp Sisa investasi belum tertutup Rp Berarti sisa investasi yang masih tersisa dan belum tertutup sebesar : Rp Rp x 1 tahun = 5 bulan 6 hari

20 73 Dari perhitungan diatas dapat diinformasikan lama waktu pengembalian biaya investasi yang akan diterima oleh PT. PADUCANDI LESTARI atas rencana proyek investasi yang akan dilakukan yakni butuh waktu pengembalian selama 2 tahun 5 bulan 6 hari. Waktu pengembalian investasi ini dapat dikatakan baik karena, lama jangka waktu pengembalian investasi < 5 tahun. Discounted Payback Period : = n + a b c - b = x 1 tahun = x 1 tahun = 2 + 4,06 = 2 Tahun 4 Bulan

21 74 Keterangan : n a b : Tahun terakhir, dimana jumlah arus kas masih belum dapat menutupi investasi awal : Jumlah investasi awal : Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n c : Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n + 1 Sedangkan jika berdasarkan hasil perhitungan Discounted Payback period diatas, dapat diketahui lama pengembalian investasi yang akan diterima perusahaan dengan Disounted Payback Period adalah selama 2 tahun 4 bulan. Waktu pengembalian investasi ini dikatakan baik karena jangka waktu pengembalian investasinya < 5 tahun Profitability Index Indeks profitabilitas adalah rasio atau perbandingan antara jumlah nilai sekarang arus kas selama umur ekonomisnya dan pengeluaran awal proyek. Jumlah nilai sekarang arus kas selama umur ekonomis hanya memperhitungkan arus kas pada tahun pertama hingga tahun terakhir, dan tidak termasuk pengeluaran awal. Rumus PI ini menghitung besar rasio yang didapatkan dengan membandingkan nilai sekarang dari arus kas bersih dibagi dengan biaya investasi awal untuk melihat rasio dari investasi TI yang dilakukan. Berdasarkan investasi TI yang dilakukan ini, maka dapat dihitung nilai indeks profitabilitasnya sebagai berikut :

22 75 Profitability Index : = NCI-1 + NCI-2 + NCI-3 ( 1 + i ) 1 ( 1 + i ) 2 ( 1 + i ) 3 Biaya Awal = ( 1 + 0,1 ) 1 ( 1 + 0,1 ) 2 ( 1 + 0,1 ) = = = 1, Berdasarkan perhitungan dengan metode Profitability Index diatas, jumlah net cash inflow tahun pertama, kedua, dan ketiga dibagi dengan tingkat suku bunga sebesar 10% yang telah dipangkatkan sesuai jumlah tahunnya maka didapatkan hasil sebesar Kemudian, hasil tersebut dibagi dengan biaya investasi awal sebesar , maka didapatkan hasil akhir PI sebesar 1,06.

23 76 Sehingga dapat disimpulkan bahwa rencana investasi TI pada PT. PADUCANDI LESTARI dinyatakan layak diterima karena hasil akhir Profitability Indexnya > Return On Investment Metode pengembalian investasi yang digunakan untuk mengukur persentase manfaat yang diperoleh dari investasi TI dan dibandingkan dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan. Return on investment (ROI) dari suatu proyek investasi dapat dihitung dengan rumus berikut : ROI = Profit Investment Cost ROI = ROI = = 0,28 atau 28% Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode ROI diatas, dimana total keuntungan investasi didapatkan dari nilai total estimasi peningkatan penjualan ditambah dengan estimasi penghematan biaya kemudian dikurangi total estimasi biaya berjalan setelah investasi TI sehingga didapatkan hasil sebesar Lalu nilai keuntungan

24 77 tersebut dikurangi dengan biaya investasi awal dan dibagi lagi dengan biaya investasi awal maka didapatkan hasil akhir ROI sebesar 28%. Yang diartikan bahwa dengan nilai ROI sebesar 28%, diharapkan investasi TI yang akan dijalankan dapat cukup memberikan manfaat yang berarti terhadap perusahaan, yang didukung dengan estimasi cash inflow yang sudah dapat ditutup oleh perusahaan tidak melebihi waktu selama 3 periode.

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Aspek ekonomi dan keuangan membahas tentang kebutuhan modal dan investasi yang diperlukan dalam pendirian dan pengembangan usaha yang

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. lebih terfokus pada kelayakan teknis dan kelayakan ekonomi. Adapun bobot prioritas dari kedua aspek tersebut adalah :

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. lebih terfokus pada kelayakan teknis dan kelayakan ekonomi. Adapun bobot prioritas dari kedua aspek tersebut adalah : 60 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Studi Kelayakan Berdasarkan hasil wawancara dan analisa terhadap perusahaan yang akan mengimplementasikan sistem maka diputuskan melakukan studi kelayakan yang lebih

Lebih terperinci

BAB 4 STUDI KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. PELAYARAN SINDUTAMA BAHARI

BAB 4 STUDI KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. PELAYARAN SINDUTAMA BAHARI BAB 4 STUDI KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. PELAYARAN SINDUTAMA BAHARI 4.1 Kelayakan Teknis Selama menggunakan web, belum menemukan suatu kendala teknis yang berarti. Semua masalah teknis,

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI INVESTASI SISTEM MESIN BAGIAN PRODUKSI PT. INTERWORLDSTEELMILLSDENGAN MENGGUNAKAN METODE CBA (COST BENEFIT ANALYSIS)

BAB 4 EVALUASI INVESTASI SISTEM MESIN BAGIAN PRODUKSI PT. INTERWORLDSTEELMILLSDENGAN MENGGUNAKAN METODE CBA (COST BENEFIT ANALYSIS) BAB 4 EVALUASI INVESTASI SISTEM MESIN BAGIAN PRODUKSI PT. INTERWORLDSTEELMILLSDENGAN MENGGUNAKAN METODE CBA (COST BENEFIT ANALYSIS) 4.1 Langkah Langkah Analisis Pada bab ini akan dijelaskan mengenai analisa

Lebih terperinci

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil Manajemen Investasi Pendahuluan Dalam menentukan usulan proyek investasi mana yang akan diterima atau ditolak Maka usulan proyek investasi tersebut harus dinilai

Lebih terperinci

Materi 7 Metode Penilaian Investasi

Materi 7 Metode Penilaian Investasi Pendahuluan Materi 7 Metode Penilaian Investasi Dalam menentukan usulan proyek investasi mana yang akan diterima atau ditolak Maka usulan proyek investasi tersebut harus dinilai 1 2 Metode Penilaian 1.

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah langkah Dalam Studi Kelayakan. dilakukan dengan pendekatan metode Cost Benefit Analysis.

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah langkah Dalam Studi Kelayakan. dilakukan dengan pendekatan metode Cost Benefit Analysis. BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Langkah langkah Dalam Studi Kelayakan Seperti telah dijelaskan bahwa topik penulisan laporan hasil penelitian studi kelayakan tentang investasi sistem informasi / teknologi

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RIADY AQUARIUM BEKASI. Nama : Aji Tri Sambodo NPM : Kelas : 3EA18

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RIADY AQUARIUM BEKASI. Nama : Aji Tri Sambodo NPM : Kelas : 3EA18 STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RIADY AQUARIUM BEKASI Nama : Aji Tri Sambodo NPM : 10210466 Kelas : 3EA18 Pendahuluan Penilaian investasi / studi kelayakan sangat diperlukan oleh orang atau badan yang

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI. besar investasi yang dikeluarkan untuk pengadaan hardware, software, dan biaya

BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI. besar investasi yang dikeluarkan untuk pengadaan hardware, software, dan biaya 54 BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI 4.1 Analisa Biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan pada saat menginvestasikan suatu strategi termasuk saat pengimplementasian sistem SAP PT.

Lebih terperinci

TEKNIK ANALISA BIAYA/MANFAAT TEKNIK ANALISA BIAYA/MANFAAT

TEKNIK ANALISA BIAYA/MANFAAT TEKNIK ANALISA BIAYA/MANFAAT ANALISA INVESTASI SETIAP INVESTASI TERDAPAT 2 KOMPONEN : KAS MASUK PROCEEDS : KEUNTUNGAN SETELAH PAJAK DAN DEPRESIASI SETIAP TAHUN. KAS KELUAR BIAYA INVESTASI. PENILAIAN SUATU PROYEK SISTEM DAPAT DIUKUR

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Metode Kelayakan Investasi Evaluasi terhadap kelayakan ekonomi proyek didasarkan pada 2 (dua) konsep analisa, yaitu analisa ekonomi dan analisa finansial. Analisa ekomoni bertujuan

Lebih terperinci

Metode Penilaian Investasi

Metode Penilaian Investasi Metode Penilaian Investasi Pendahuluan Dalam menentukan usulan proyek investasi mana yang akan diterima atau ditolak Maka usulan proyek investasi tersebut harus dinilai Metode Penilaian Metode periode

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada akhirnya setelah penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan serta melakukan perhitungan untuk masing-masing rumus dan mencari serta mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RUMAH MAKAN AYAM BAKAR TERASSAMBEL

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RUMAH MAKAN AYAM BAKAR TERASSAMBEL STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RUMAH MAKAN AYAM BAKAR TERASSAMBEL Nama : Marlina Fitri Annisa Npm : 15213303 Kelas : 4EA33 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Pembimbing : Christera Kuswahyu Indira,

Lebih terperinci

ANALISA STUDY KELAYAKAN KELANGSUNGAN USAHA JASA FOTO COPY CAHAYA GIRI

ANALISA STUDY KELAYAKAN KELANGSUNGAN USAHA JASA FOTO COPY CAHAYA GIRI ANALISA STUDY KELAYAKAN KELANGSUNGAN USAHA JASA FOTO COPY CAHAYA GIRI Latar Belakang Masalah Kemajuan dalam bidang tekhnologi juga sudah berkembang pesat. Dimana - mana terdapat usaha - usaha jasa yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. 42 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam upaya mengembangkan usaha bisnisnya, manajemen PT Estika Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. Langkah pertama

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS METODE PEMIILIHAN INVESTASI IRR, PI, NPV, DISCOUNT PI

STUDI KELAYAKAN BISNIS METODE PEMIILIHAN INVESTASI IRR, PI, NPV, DISCOUNT PI STUDI KELAYAKAN BISNIS METODE PEMIILIHAN INVESTASI IRR, PI, NPV, DISCOUNT PI Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id POKOK BAHASAN Konsep nilai waktu uang Kriteria investasi IRR, PI, NPV, discount

Lebih terperinci

ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG SABANA CABANG PERUMAHAN ANGKASA PURI JATI ASIH - BEKASI

ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG SABANA CABANG PERUMAHAN ANGKASA PURI JATI ASIH - BEKASI ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG SABANA CABANG PERUMAHAN ANGKASA PURI JATI ASIH - BEKASI Nama NPM : 12210810 Jurusan Pembimbing : Firman Rengga Adi Nugroho : Manajemen : Dessy Hutajulu, SE., MM

Lebih terperinci

Studi Kelayakan Bisnis Pembukaan Cabang Baru Pada Usaha Ayam Bakar dan Madu Sumber Jaya NINDYA KLARASINTA STEVIANUS, SE.

Studi Kelayakan Bisnis Pembukaan Cabang Baru Pada Usaha Ayam Bakar dan Madu Sumber Jaya NINDYA KLARASINTA STEVIANUS, SE. Studi Kelayakan Bisnis Pembukaan Cabang Baru Pada Usaha Ayam Bakar dan Madu Sumber Jaya NINDYA KLARASINTA 15212337 STEVIANUS, SE., MM PENDAHULUAN Latar Belakang Persaingan Bisnis Strategi Pemasaran Studi

Lebih terperinci

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1)

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) M a n a j e m e n K e u a n g a n 96 Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Payback

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Estimasi incremental

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Citra Jaya Putra Utama merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang distribusi farmasi. Perusahaan saat ini ingin melakukan investasi modal dalam bentuk cabang baru di Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup menarik dan menguntungkan tentu saja akan mendorong para pengusaha untuk masuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada PT X, mengenai Peranan Capital Budgeting Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Untuk Pembelian Mesin

Lebih terperinci

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. ASPEK KEUANGAN Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. PENDAHULUAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan dengan meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai sektor industri baik dalam industri yang

Lebih terperinci

PERTEMUAN III INISIASI PROYEK

PERTEMUAN III INISIASI PROYEK PERTEMUAN III INISIASI PROYEK 3.1. Identifikasi Proyek Potensial Tahap pertama dalam manajemen proyek menentukan proyek teknologi informasi mana yang pertama dilakukan. Langkah pertama adalah mengenali

Lebih terperinci

Bab 4 EVALUASI INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PT. GEMA INSANI

Bab 4 EVALUASI INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PT. GEMA INSANI 56 Bab 4 EVALUASI INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PT. GEMA INSANI 4.1 Cost / Biaya 4.1.1 Komponen Procurement Cost Komponen biaya investasi terdiri dari seluruh biaya yang timbul dari pengadaan hardware

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR CF 1380

PRESENTASI TUGAS AKHIR CF 1380 PRESENTASI TUGAS AKHIR CF 1380 ANALISIS EKONOMI PROYEK IMPLEMENTASI ERP DENGAN MEMPERHATIKAN FAKTOR TIDAK LANGSUNG DAN TIDAK BERWUJUD (Studi Kasus: PT. TELKOM Divre V, Financial Service ) Penyusun Tugas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN Dalam melakukan penelitian/studi kelayakan sangat diperlukan rancangan yang tepat agar penelitian bisa terarah. Rancangan penelitian merupakan rencana yang dibuat oleh peneliti

Lebih terperinci

Kontrak Kuliah. Analisis Biaya/Manfaat. Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Kontrak Kuliah. Analisis Biaya/Manfaat. Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Kontrak Kuliah Analisis Biaya/Manfaat Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Pendahuluan Pengembangan sistem informasi merupakan suatu investasi seperti halnya investasi proyek lainya. Investasi artinya dikeluarkanya

Lebih terperinci

Penganggaran Modal. Gambaran Umum Penganggaran Modal, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return. Nurahasan Wiradjegha, S.E.,M.

Penganggaran Modal. Gambaran Umum Penganggaran Modal, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return. Nurahasan Wiradjegha, S.E.,M. Modul ke: Penganggaran Modal Fakultas EKONOMI Gambaran Umum Penganggaran Modal, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return Program Studi Manajemen 84008 www.mercubuana.ac.id Nurahasan Wiradjegha,

Lebih terperinci

Bab 5 Penganggaran Modal

Bab 5 Penganggaran Modal M a n a j e m e n K e u a n g a n 90 Bab 5 Penganggaran Modal Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan mengenai teori dan perhitungan dalam investasi penganggaran modal dalam penentuan keputusan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBUKAAN CABANG BARU KONVEKSI GIAS MULTI KREASI

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBUKAAN CABANG BARU KONVEKSI GIAS MULTI KREASI STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBUKAAN CABANG BARU KONVEKSI GIAS MULTI KREASI Nama : Afriwan Sinaga NPM : 16209661 Jurusan : Manajemen ( S-1 ) Pembimbing : Sri Kurniasih Agustin, SE., MM. Latar Belakang Penulis

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab empat, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sebelum melakukan analisis

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI USAHA KONSTRUKSI. Nama : Renaldi Prakoso Soekarno NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Elvia Fardiana,SE.

ANALISIS INVESTASI USAHA KONSTRUKSI. Nama : Renaldi Prakoso Soekarno NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Elvia Fardiana,SE. ANALISIS INVESTASI USAHA PADA CV.CD LAS KONSTRUKSI Nama : Renaldi Prakoso Soekarno NPM : 15210722 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Elvia Fardiana,SE.,MM Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pembentukan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI Menaksir Aliran Kas Beberapa Pertimbangan dalam Menaksir Aliran Kas Dalam analisis i keputusan investasi, i ada bb beberapa langkah yang akan dilakukan: 1) Menaksir aliran

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN NECIS LAUNDRY

STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN NECIS LAUNDRY STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA NECIS LAUNDRY LATAR BELAKANG Saat ini perubahan ekonomi mempengaruhi gerak laju kegiatan kegiatan perekonomian yang berlangsung. Persaingan yang ketat, perkembangan ilmu

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO

ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO ASPEK INVESTASI UU & PERATURAN BIDANG USAHA STRATEGI BISNIS KEBIJAKAN PASAR LINGKUNGAN INVESTASI KEUANGAN TEKNIK & OPERASI ALASAN INVESTASI EKONOMIS Penambahan Kapasitas

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PADA USAHA KECIL WARNET WANGI JAYA

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PADA USAHA KECIL WARNET WANGI JAYA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PADA USAHA KECIL WARNET WANGI JAYA Nama : Revika Rusviana Arafi NPM : 27213465 Kelas : 3EB22 Fakultas : Ekonomi Jenjang/Jurusan : S1/Akuntansi LATAR BELAKANG 1. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dilakukan pembahasan mengenai perhitungan Cost Benefit Analysis.

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dilakukan pembahasan mengenai perhitungan Cost Benefit Analysis. 53 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dilakukan pembahasan mengenai perhitungan Cost Benefit Analysis. Cost Benefit Analysis adalah proses dimana keputusan bisnis yang dianalisis. Manfaat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

Judul Penulisan Ilmiah

Judul Penulisan Ilmiah Judul Penulisan Ilmiah ANALISIS INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL BUDGETING PADA PT. SAM SUNG PRINT & PACK INDONESIA Nama : Dian Ratnasari NPM : 21210971 Kelas : 3EB03 Jurusan :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di industri pembuatan tempe UD. Tigo Putro di Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan

Lebih terperinci

Teknik Analisis Biaya / Manfaat

Teknik Analisis Biaya / Manfaat Teknik Analisis Biaya / Manfaat Komponen Biaya Biaya Pengadaan (procurement cost) Biaya Persiapan Operasi (start-up cost) Biaya Proyek (project-related cost) Biaya Operasi (ongoing cost) dan Biaya Perawatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi maka semakin tinggi pula persaingan bisnis dan perkembangan teknologi informasi yang akan memberi peluang bagi

Lebih terperinci

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI DAULAY JAYA

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI DAULAY JAYA ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI DAULAY JAYA Nama : Rani Eva Dewi NPM : 16212024 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Nenik Diah Hartanti, SE.,MM Latar Belakang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha pengembangan kerupuk Ichtiar merupakan suatu usaha yang didirikan dengan tujuan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Melihat dari adanya peluang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu. Maka dari

Lebih terperinci

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya

Lebih terperinci

ANALISA BIAYA Dan MANFAAT

ANALISA BIAYA Dan MANFAAT Pertemuan 6 ANALISA BIAYA Dan MANFAAT ANALISA BIAYA Dan MANFAAT Pendahuluan Di dalam mengembangkan suatu sistem informasi perlu dipertimbangkan investasi yang dikeluarkan sebab menyangkut kepada dana perusahaan.

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PERLUASAN USAHA BAKSO OJOLALI DI JL. I GUSTI NGURAH RAI, BEKASI

STUDI KELAYAKAN PERLUASAN USAHA BAKSO OJOLALI DI JL. I GUSTI NGURAH RAI, BEKASI STUDI KELAYAKAN PERLUASAN USAHA BAKSO OJOLALI DI JL. I GUSTI NGURAH RAI, BEKASI Nama : Carina Suri NPM : 22214280 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Eva Khadijah, SE., MM LATAR BELAKANG MASALAH 1. Banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis di zaman globalisasi ini kian hari semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis di zaman globalisasi ini kian hari semakin ketat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Persaingan di dunia bisnis di zaman globalisasi ini kian hari semakin ketat. Untuk mempertahankan eksistensinya, suatu perusahaan harus mampu bersaing dengan

Lebih terperinci

Oleh : Ani Hidayati. Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi

Oleh : Ani Hidayati. Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Oleh : Ani Hidayati Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Keputusan Investasi (capital investment decisions) Berkaitan dengan proses perencanaan, penentuan tujuan

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan

BAB VI ASPEK KEUANGAN. proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan BAB VI ASPEK KEUANGAN Bagian ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan ini akan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN SISTEM

ANALISIS KELAYAKAN SISTEM ANALISIS KELAYAKAN SISTEM Oleh : Pujianto, S. Kom LOGO Studi Kelayakan Dokumen yang dihasilkan dari tahapantahapan sebelumnya dikumpulkan menjadi suatu proposal pendahuluan proyek. Untuk memastikan usulan

Lebih terperinci

Mata Kuliah - Kewirausahaan II-

Mata Kuliah - Kewirausahaan II- Mata Kuliah - Kewirausahaan II- Modul ke: Analisa Investasi dalam Berwirausaha Fakultas FIKOM Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising www.mercubuana.ac.id Evaluasi

Lebih terperinci

ANALISIS STUDI KELAYAKAN KELANGSUNGAN PADA USAHA JASA

ANALISIS STUDI KELAYAKAN KELANGSUNGAN PADA USAHA JASA LINA AULINA 14210027 MANAJEMEN EKONOMI 2013 ANALISIS STUDI KELAYAKAN KELANGSUNGAN PADA USAHA JASA FOTOCOPY MENTARI PAGI Latar Belakang Masalah Kemajuan dl dalam bidang tk teknologi juga sudah dh berkembang

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI DSLAM PADA TELKOM MSC (MAINTENANCE SERVICE CENTER)

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI DSLAM PADA TELKOM MSC (MAINTENANCE SERVICE CENTER) ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI DSLAM PADA TELKOM MSC (MAINTENANCE SERVICE CENTER) RENDI NUGROHO (5209100124) DOSEN PEMBIMBING : DR. APOL PRIBADI SUBRIADI, ST, MT OUTLINE Sekilas Tentang PT. TELKOM MSC (Maintenance

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data 19 3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian di lapangan dilakukan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu, Sukabumi Jawa Barat. Pengambilan data di lapangan dilakukan selama 1 bulan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari semakin menginginkan pola hidup yang sehat, membuat adanya perbedaan dalam pola konsumsi

Lebih terperinci

Studi Kelayakan Bisnis Usaha Untuk Pengembangan Warung Internet Lie.net

Studi Kelayakan Bisnis Usaha Untuk Pengembangan Warung Internet Lie.net Studi Kelayakan Bisnis Usaha Untuk Pengembangan Warung Internet Lie.net Nama : Faisal Fahmi NPM : 12212676 Jurusan : Manajemen - S1 Pembimbing : Ashur Harmadi, SE., MM. LATAR BELAKANG Zaman sekarang internet

Lebih terperinci

TEKNIK ANALISIS BIAYA/MANFAAT

TEKNIK ANALISIS BIAYA/MANFAAT TEKNIK ANALISIS BIAYA/MANFAAT PENDAHULUAN Pengembalian sistem informasi merupakan suatu investasi seperti halnya investasi proyek lainnya. Investasi berarti dikeluarkannya sumber-sumber daya untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah Langkah Evaluasi Investasi SI / TI dengan Metode IE

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah Langkah Evaluasi Investasi SI / TI dengan Metode IE BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Langkah Langkah Evaluasi Investasi SI / TI dengan Metode IE Sesuai dengan judul skripsi, evaluasi berikut yang dilakukan terhadap investasi SI / TI pada PT. CDS Overseas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis lakukan pada Warnet Pelangi, maka penulis menyimpulkan bahwa: 1. Warnet Pelangi belum menerapkan

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 41 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Pilihan Analisis Untuk menganalisis kelayakan usaha untuk dapat melakukan investasi dalam rangka melakukan ekspansi adalah dengan melakukan penerapan terhadap

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si Aspek Keuangan Dosen: ROSWATY,SE.M.Si PENGERTIAN ASPEK KEUANGAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran yang

Lebih terperinci

BAB 4 STUDI KELAYAKAN Langkah-langkah dalam studi kelayakan. dilakukan dengan pendekatan metode Cost Benefit Analysis.

BAB 4 STUDI KELAYAKAN Langkah-langkah dalam studi kelayakan. dilakukan dengan pendekatan metode Cost Benefit Analysis. 51 BAB 4 STUDI KELAYAKAN 4.1. Langkah-langkah dalam studi kelayakan Seperti telah dijelaskan bahwa topik penulisan laporan hasil penelitian studi kelayakan tentang investasi sistem informasi / teknologi

Lebih terperinci

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Analisa kelayakan untuk rencana ekspansi yang akan dilaksanakan oleh perusahaan X menggunakan lima metode Capital Budgeting yaitu Payback Period, Accounting Rate

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Menurut Surakhmad, (1994: ), metode deskriptif analisis, yaitu metode

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Menurut Surakhmad, (1994: ), metode deskriptif analisis, yaitu metode BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metodelogi Penelitian Menurut Surakhmad, (1994:140-143), metode deskriptif analisis, yaitu metode yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: net present value, penganggaran modal, pengambilan keputusan. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: net present value, penganggaran modal, pengambilan keputusan. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT. X yang merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri textile dengan produk utamanya kain polyester. Seperti perusahaan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. (Desa Cogreg dan Desa Ciaruteun Ilir), Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan

IV. METODE PENELITIAN. (Desa Cogreg dan Desa Ciaruteun Ilir), Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan di lokasi penanaman JUN Unit Usaha Bagi Hasil- Koperasi Perumahan Wanabakti Nusantara (UBH-KPWN) Kabupaten Bogor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha sekarang ini, persaingan yang terjadi semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha sekarang ini, persaingan yang terjadi semakin ketat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Dalam dunia usaha sekarang ini, persaingan yang terjadi semakin ketat. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengambil tindakan-tindakan untuk dapat mengembangkan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Setelah melakukan wawancara dan mengumpulkan data, penulis menggunakan suatu alat analisis untuk mengevaluasi kelayakan investasi produk Fitaliv yakni capital budgeting.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pada AHASS Pasirkaliki Motor yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pada AHASS Pasirkaliki Motor yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pada AHASS Pasirkaliki Motor yang akan melakukan ekspansi di antara dua tempat yaitu Cimahi atau Soreang, maka penulis

Lebih terperinci

TEKNIK ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT

TEKNIK ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT TEKNIK ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT 1. Pendahuluan Pengembangan suatu sistem informasi merupakan suatu investasi seperti halnya investasi proyek lainnya. Investasi berarti dikeluarkannya sumber sumber daya

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS. untuk membandingkan performance saat ini dengan dengan performance

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS. untuk membandingkan performance saat ini dengan dengan performance BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1 Analisis Fit Gap Fit/Gap adalah suatu metode/ alat yang membantu suatu organisasi untuk membandingkan performance saat ini dengan dengan performance potensi dapat diungkapkan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return.

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return. ABSTRAK Dalam memasuki era globalisasi, Indonesia dituntut untuk mempersiapkan dirinya agar dapat bersaing khususnya dalam bidang ekonomi. Perekonomian Indonesia sekarang dapat dikatakan sudah mulai meningkat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. lebih dari satu tahun. Hal yang penting dalam capital budgeting adalah

BAB II LANDASAN TEORI. lebih dari satu tahun. Hal yang penting dalam capital budgeting adalah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Estimasi Aliran Kas (Cash Flow) Capital budgeting adalah suatu proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran modal, dimana manfaatnya berjangka waktu lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan tidak dapat bersaing, maka perusahaan tersebut dapat kalah dalam persaingan dan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PADA USAHA RUMAH MAKAN PADANG SIANG MALAM

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PADA USAHA RUMAH MAKAN PADANG SIANG MALAM ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PADA USAHA RUMAH MAKAN PADANG SIANG MALAM Nama : Tri Purwanto NPM : 11208244 Jurusan : S1 Manajemen Pembimbing : Lies Handrijaningsih SE., MM Latar Belakang Masalah : Sedikitnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini menyebabkan banyak perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI PRIMA JAYA

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI PRIMA JAYA ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI PRIMA JAYA Nama : Alif Ammar Nugraha NPM : 10212632 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Budi Sulistyo, SE.,MM Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan, penulis akan menyampaikan beberapa hal yang berhubungan dengan proses pengerjaan penelitian ini. Antara lain berkenaan dengan latar belakang penelitian, identifikasi

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA TOKO ALAM BAHAGIA FURNITURE

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA TOKO ALAM BAHAGIA FURNITURE STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA TOKO ALAM BAHAGIA FURNITURE Nama : Ahmad Rifai NPM : 10213458 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Pembimbing : Christera Kuswahyu Indira SE., MM. 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN

Lebih terperinci

ABSTRAK Kata Kunci: capital budgeting, dan sensitivity analysis.

ABSTRAK Kata Kunci: capital budgeting, dan sensitivity analysis. ABSTRAK PT. Usaha Panca Samitra merupakan perusahaan yang bergerak dibidang kontraktor umum. Didirikan pada november tahun 2003 oleh beberapa pengusaha. Pada saat ini PT. Usaha Panca Samitra berencana

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN SISTEM Hanif Al Fatta M.Kom

ANALISIS KELAYAKAN SISTEM Hanif Al Fatta M.Kom ANALISIS KELAYAKAN SISTEM Hanif Al Fatta M.Kom Abstraks Ketika sistem analis selesai menyusun dokumen kebutuhan sistem,maka tahap disain sistem bisa dimulai, tetapi tidak semua kebutuhan sistem yang didefinisikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Proses penelitian ini dilakukan selama periode Agustus Desember 2012 dan bertempat di PT Panarub Industry. 3.2 Materi Penelitian Subyek

Lebih terperinci

dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun. Batas waktu satu

dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun. Batas waktu satu A. Pengertian Capital Budgeting Definisi Capital Budgeting menurut Bambang Riyanto (hal 121, thn 1995) adalah keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana dimana jangka

Lebih terperinci

Bab 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. memberikan manfaat baik berupa manfaat tangible yang terlihat langsung

Bab 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. memberikan manfaat baik berupa manfaat tangible yang terlihat langsung Bab 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 1. A 4.1. GAP Analysis Investasi yang dilakukan oleh perusahaan atau organisasi pasti memberikan manfaat baik berupa manfaat tangible yang terlihat langsung maupun manfaat intangible

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. melakukan penghitungan net present value serta payback period. Proyeksi keuangan ini dibuat. Tabel 6.

BAB VI ASPEK KEUANGAN. melakukan penghitungan net present value serta payback period. Proyeksi keuangan ini dibuat. Tabel 6. 76 BAB VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Penjelasan Umum Bagian ini menjelaskan mengenai kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba-rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba yang sebesar-besarnya. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat, perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Kata bisnis berasal dari bahasa Inggris busy yang artinya sibuk, sedangkan business artinya kesibukan. Bisnis dalam

Lebih terperinci

Investasi dalam aktiva tetap

Investasi dalam aktiva tetap Investasi dalam aktiva tetap Investasi dalam aktiva tetap Secara konsep Investasi dalam aktiva tetap tidak ada perbedaan dengan Investasi dalam aktiva lancar Perbedaannya terletak pada waktu dan cara perputaran

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN. Penganggaran Modal. Riska Rosdiana SE., M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen.

MANAJEMEN KEUANGAN. Penganggaran Modal. Riska Rosdiana SE., M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen. Modul ke: MANAJEMEN KEUANGAN Penganggaran Modal Fakultas Ekonomi & Bisnis Riska Rosdiana SE., M.Si Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Modal atau capital merujuk pada aktiva tetap

Lebih terperinci

Handout Manajemen Keuangan

Handout Manajemen Keuangan Handout Manajemen Keuangan CAPITAL BUDGETING TECHIQUES 1 PENDAHULUAN Setelah penentuan informasi arus kas relevan yang dibutuhkan dalam membuat keputusan penganggaran modal dilakukan, langkah selanjutnya

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M TIME VALUE OF MONEY Nilai uang saat ini lebih berharga dari pada nanti. Individu akan memilih menerima uang yang sama sekarang daripada nanti, dan lebih

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PERUMAHAN GREEN SEMANGGI MANGROVE SURABAYA DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PERUMAHAN GREEN SEMANGGI MANGROVE SURABAYA DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL STUDI KELAYAKAN INVESTASI PERUMAHAN GREEN SEMANGGI MANGROVE SURABAYA DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL Disusun oleh: ANDINI PRASTIWI NRP : 3111105038 Dosen Pembimbing: Christiono Utomo, ST., MT., PhD. Program

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci