Analisis Finansial Usaha Penggemukan Sapi Peranakan Friesian Holstein (PFH) Jantan di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali

dokumen-dokumen yang mirip
IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

IV. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU

APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI

Tuanku Zakaria 1, Zakiah 1, Indra 1 * 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

III. METODE PENELITIAN

Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis kelayakan finansial perluasan tambak budidaya udang vaname di Cantigi Indramayu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL BUDIDAYA IKAN NILA WANAYASA PADA KELOMPOK PEMBUDIDAYA MEKARSARI

JIIA, VOLUME 4 No. 1, JANUARI 2016

JIIA, VOLUME 2, No. 1, JANUARI 2014

BAB 2 LANDASAN TEORI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA. Asrida Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Almuslim ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

ANALISIS ECONOMIC ENGINEERING PADA INVESTASI HOTEL GRAND CENTRAL KOTA PEKANBARU. Arifal Hidayat

JIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL Yunica Safitri, Zainal Abidin, Novi Rosanti ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

JIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017

KAJIAN AGRIBISNIS TAHU (Studi Kasus di Kabupaten Biak Numfor)

ANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN. Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale

STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PUPUK ORGANIK RESIDU BIOGAS DARI DIVERSIFIKASI USAHA TERNAK

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

3 METODE PENELITIAN. Gambar 5 Peta lokasi penelitian. PETA PENELITIAN DI KABUPATEN ACEH JAYA. Lokasi sampel. Lokasi Penelitian

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

JIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017

BAB III METODE PENELITIAN

372 ZIRAA AH, Volume 41 Nomor 3, Oktober 2016 Halaman ISSN ELEKTRONIK

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

ANALISA SENSITIVITAS KELAYAKAN USAHA PT. JASA MARINA INDAH DENGAN BEROPERASINYA GRAVING DOCK DWT

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

KELAYAKAN INDUSTRI KERUPUK JAMUR TIRAM DI KABUPATEN BOGOR ABSTRACT

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

KAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Februari-April 2015, bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

KELAYAKAN PENGUSAHAAN PALA DI JAWA BARAT

20 Peneliian ini berujuan merumuskan sraegi pada model pengelolaan yang cocok unuk keberlanjuan perikanan angkap di daerah ersebu. Daa yang diambil be

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai

III. METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Paprika adalah salah satu komoditas sayuran yang memiliki nilai

MODEL PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA BANGLI

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan perkotaan, baik secara ekonomi maupun dalam hal

Kajian Pengembangan Usaha Budidaya Jangkrik Sebagai Bahan Baku Industri (Studi Kasus Di Daerah Istimewa Yogyakarta) Abstract

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

Transkripsi:

Tropical Animal Husbandry Vol. 1 (1), Okober 2012:43-51 ISSN 2301-9921 Analisis Finansial Usaha Penggemukan Sapi Peranakan Friesian Holsein (PFH) Janan di Kecamaan Selo Kabupaen Boyolali N. Diamojo, S. Emawai dan A. I. Sari Jurusan Peernakan, Fakulas Peranian, Universias Sebelas Mare Jl. Ir. Suami No. 36A Keningan, Surakara 57126 E-mail: shani_uns@yahoo.co.id ABSTRAK Tujuan dari peneliian adalah unuk mengeahui kelayakan finansial dan Break Even Poin pada usaha penggemukan sapi PFH janan. Peneliian dilaksanakan di Kecamaan Selo Kabupaen Boyolali selama dua bulan. Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode survei. Pengambilan sampel peneliian dienukan secara purposive sampling sebanyak 60 responden. Analisis kelayakan finansial usaha penggemukan sapi PFH janan menggunakan krieria invesasi anara lain Ne Presen Value, Benefi Cos Raio, Inernal Rae of Reurn dan Payback Period of Credi berdasarkan invesasi selama 6 ahun dengan discoun facor 12% per ahun. Hasil analisis menunjukkan bahwa usaha penggemukan sapi PFH janan di Kecamaan Selo memiliki nilai NPVsebesar Rp 14.750.373,83; BCR sebesar 1,9; IRR sebesar 46,3%; PPC selama 1,61 ahun dan nilai BEP berdasarkan penjualan sebesar Rp 40.196.379,00 dan berdasarkan uni ernak sebesar 6,26 ekor. Kesimpulan yang dapa diambil dari peneliian yaiu usaha penggemukan sapi PFH janan di Kecamaan Selo Kabupaen Boyolali layak unuk diusahakan dan peernak akan memperoleh keunungan apabila memelihara lebih dari 7 ekor. Kaa kunci: penggemukan, PFH janan, analisis finansial, BEP Financial Analysis of Faening Male Friesian Holsein Cross breed (FHC) Farm in Selo, Boyolali ABSTRACT The purpose of sudy is o deermine he financial feasibiliy and Break Even Poin in male FHC feedlo farm. The research is conduced in Selo, Boyolali for wo monhs. The mehod used in his research is survey mehod. Sampling is deermined by purposive sampling sudy of 60 respondens. Financial feasibiliy analysis of male FHC feedlo farm uses some invesmen crieria such as Ne Presen Value, Benefi Cos Raio, Inernal Rae of Reurn and Payback Period of Credi based on 6 years invesmen wih 12% per year of discoun facor. The analysis shows ha male FHC feedlo farm in Selo has resuls as following: NPV of IDR 14.750.373,83; BCR of 1,9; IRR of 4.63%; PPC over 1.61 year and BEP which is based on sales of IDR 40.196.379,00 and based on uni by 6,26 cale. The research conclusion is male FHC feedlo farm in Selo, Boyolali deserved an effor and farmers will ge benefis for mainaining more han 7 cale. Key words: feedlo, male FHC, financial analysis, BEP 43

PENDAHULUAN Bidang peernakan sebagai subsekor dari peranian merupakan bidang yang sanga pening dalam kehidupan manusia erkai dalam penyediaan bahan pangan hewani. Pemenuhan kebuuhan proein hewani masyaraka berkaian era dengan pemenuhan daging di dalam negeri. Kebuuhan daging sapi di Indonesia saa ini dipenuhi dari iga sumber yaiu ernak sapi lokal, hasil penggemukan sapi impor, dan impor daging dari luar negeri. Impor sapi hidup dan daging beku merupakan salah sau upaya agar idak erjadi kesenjangan anara produksi dan ingka konsumsi daging sapi di dalam negeri (Yuliano dan Saparino, 2011). Usaha peernakan sapi di Indonesia umumnya berskala kecil sebagai usaha sampingan dan masih bersifa radisional. Usaha penggemukan sapi memberikan keunungan ganda seperi perambahan bera badan sera hasil limbah berupa kooran ernak aau lebih dikenal dengan pupuk kandang, selain iu ernak diusahakan sebagai abungan dan memberikan kesempaan kerja (Sugeng, 2003). Selo adalah kecamaan di Kabupaen Boyolali, Propinsi Jawa Tengah, yang erleak di kaki Gunung Merapi sebelah imur. Wilayah Selo merupakan daerah yang subur dan melimpah keersediaan hijauan makanan ernak sehingga Kecamaan Selo merupakan salah sau wilayah yang berpoensi unuk pengembangan ernak sapi (BPS Boyolali, 2011). Usaha penggemukan sapi memerlukan modal besar maka perlu dilakukan analisis kelayakan usaha unuk memperhiungkan invesasi. Invesasi aau modal merupakan fakor yang pening dalam usaha peernakan (Mubyaro, 1994). Niisemio dan Burhan (1995) menyaakan bahwa analisis finansial dalam usaha sanga perlu diperhaikan unuk menenukan ingka keunungan usaha ernak sapi dalam kaian kelayakan usaha ernak, dan analisis BEP unuk mengeahui berapa minimal seorang peernak mengusahakan ernak sapi dan unuk menghindarkan keerlanjuan invesasi pada usaha yang idak mengunungkan. Berdasarkan pada kondisi di aas maka penulis erarik unuk melakukan peneliian enang kelayakan finansial dan BEP pada usaha penggemukan ernak sapi PFH janan di Kecamaan Selo, Kabupaen Boyolali. MATERI DAN METODE Peneliian dilaksanakan selama 2 bulan. Peneliian menggunakan meode survei (survey mehod). Meode survei yaiu suau meode pengumpulan daa dari sejumlah uni aau individu dalam waku aau jangka waku yang bersamaan dengan menggunakan beberapa dafar peranyaan berbenuk kuesioner (Surakhmad, 1994). Dafar peranyaan dianaranya mengenai idenias responden, jumlah ernak yang diusahakan, pengalaman beernak, jumlah keluarga dan aa laksana pemeliharaan. Daa peneliian yang didapakan dianalisis secara deskripif kuaniaif (quaniaive descripive analysis) yang merupakan peneliian yang berusaha unuk menuurkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan daa-daa dan hasil pengolahan daa selanjunya dipaparkan dalam benuk angka-angka (Praseyo dan Lina, 2010). Lokasi peneliian dilakukan di iga desa yaiu Desa Jeruk, Desa Selo, dan Desa Lencoh, dengan perimbangan bahwa di lokasi ersebu memiliki jumlah peernak sapi perah inggi sebesar 181 orang, sedang sebesar 118 orang, dan rendah sebesar 87 orang (Dinas Peernakan dan Perikanan Kabupaen Boyolali, 2010). Meode pengambilan sampel peernak secara sengaja (purposive sampling) yaiu peernak yang memiliki sapi PFH janan minimal dua ekor dan elah memelihara ernak sapi minimal sau ahun. Jumlah sampel dalam peneliian ini adalah 60 responden. Analisis Daa Kelayakan invesasi usaha penggemukan sapi poong secara finansial 44 Tropical Animal Husbandry Vol. 1 (1) 2012

dapa dikeahui dengan perhiungan sebagai beriku: Ne Presen Value (NPV) Ne Presen Value suau proyek adalah selisih PV arus benefi dengan PV arus biaya. NVP dihiung dengan rumus: NPV = B n = 0 1 + C ( i ) Keerangan : B : Jumlah penerimaan koor dari usaha pada ahun C : Jumlah pengeluaran koor dari usaha pada ahun n : Umur ekonomis i : Bunga poongan (Discoun rae) (Gray e al., 2002). Inernal Rae of Reurn (IRR) Inernal Rae of Reurn (IRR) adalah suau ingka bunga yang akan menjadikan nilai NPV suau proyek sama dengan nol. Nilai IRR menunjukkan kemampuan suau proyek unuk menghasilkan reurn of capial (kembali modal) aau ingka keunungan yang dapa dicapainya. Inernal Rae of Reurn dihiung dengan rumus: IRR = i NPV 1 1 + 2 i NPV1 NPV2 x( i ) 1 Keerangan: NPV 1 = Presen Value posiif NPV 2 = Presen Value negaif i 1 = Discoun rae yang digunakan yang menghasilkan Presen Value posiif i 2 = Discoun rae yang digunakan yang menghasilkan Presen Value negaif (Gray e al., 2002). Benefi Cos Raio (BCR) BCR merupakan perbandingan anara gross benefi yang elah dipresen valuekan dengan oal cos yang elah dipresenvaluekan. BCR pada prinsipnya daa yang dipeningkan adalah besarnya manfaa. Krieria yang dipakai adalah usaha ani dikaakan memberikan manfaa bila BCR lebih besar dari sau (Soekarawi, 2002). Secara maemais dirumuskan: BCR n = 0 = n = 0 B ( 1 + i ) C ( 1 + i ) Keerangan : B = Benefi koor pada ahun ke- C = Biaya koor pada ahun ke- n = Umur ekonomis perusahan/proyek i = Bunga poongan (discoun rae) = Umur usaha ernak pada ahun ke- (Niisemio dan Burhan, 1995). Payback Period Payback Period adalah suau periode yang diperlukan unuk mengembalikan semua biaya-biaya yang elah dikeluarkan di dalam invesasi suau proyek. Meode Payback Period ini merupakan eknik penilaian erhadap jangka waku aau periode pengembalian invesasi suau usaha. Perhiungan ini dapa diliha dari perhiungan benefi bersih yang diperoleh seiap ahun. Secara maemais dirumuskan: Payback Period = Keerangan : I = Besarnya biaya invesasi usaha yang diperlukan Ab = Manfaa (benefi) bersih yang dapa diperoleh usaha pada seiap ahunnya (Pudjosumaro, 2002). Break Even Poin (BEP) Analisis BEP adalah suau cara yang digunakan unuk mengeahui pada volume penjualan dan volume produksi berapakah perusahaan yang bersangkuan idak menderia keunungan dan idak pula memperoleh laba. Analisis BEP dirumuskan: Analisis Finansial Usaha Penggemukan Sapi... (Diamojo e al) 45

Tabel 1. Karakerisik responden usaha penggemukan sapi PFH janan di Kecamaan Selo Karakerisik Jumlah (Orang) Persenase (%) Umur 15-30 31-45 46-60 >61 Pengalaman Beernak 1 10 11 20 >20 Anggoa Keluarga 2-3 orang 4-5 orang >5 orang Pendidikan SD SLTP Pekerjaan Peani Pedagang 18 18 21 3 16 18 26 16 24 20 48 12 59 1 30 30 35 5 26,67 30 43,33 26,67 40 33,33 80 20 98,3 1,7 BEP( rupiah) = 1 BiayaTeap BiayaVariabel Penjualan BEP ( penjualan ) BEP ( uni ) = PenjualanS api / ekor (Sigi, 1979). HASIL DAN PEMBAHASAN Karakerisik Responden Karakerisik responden hasil wawancara dengan responden peernak sapi PFH janan di Kecamaan Selo Kabupaen Boyolali dapa diliha pada Tabel 1. Umur Peernak Umur responden di Kecamaan Selo paling banyak adalah umur 46-60 ahun sebanyak 21 responden aau 35% dari jumlah keseluruhan. Raa-raa umur responden dalam peneliian ini digolongkan dalam usia produkif aau usia kerja. Tenaga kerja poensial yang dapa bekerja yaiu yang berumur 15 64 ahun (Daniel, 2002). Usia produkif akan lebih opimal dalam pengelolaan usaha peernakan, peernak dapa lebih cepa menyerap dan mengikui eknologi. Pengalaman beernak Pengalaman beernak responden paling banyak di aas 20 ahun, sebanyak 26 orang aau 43,33%. Pengalaman beernak memberikan pengeahuan, kemampuan dan keahlian dalam melaksanakan usahanya. Pengalaman merupakan fakor yang dapa menenukan maju mundurnya suau kegiaan usaha (Suharsih, 1998). Pengalaman beernak merupakan lamanya seseorang elah memelihara ernak sapi. Semakin lama seseorang memelihara ernak semakin banyak pula pengalamannya dan akan berpengaruh erhadap hasil produksi. Jumlah anggoa keluarga Semakin banyak jumlah anggoa keluarga yang produkif maka semakin banyak pula enaga kerja dalam keluarga unuk mengusahakan usaha ernaknya. Jumlah anggoa keluarga responden yang erliba dalam usaha penggemukan sapi PFH janan erbanyak adalah anara 4 5 orang yaiu 24 responden aau 40%. 46 Tropical Animal Husbandry Vol. 1 (1) 2012

Tabel 2. Raa-raa biaya operasional usaha penggemukan sapi PFH janan skala 4 ekor/ahun Uraian Biaya (Rp) Bakalan 16.445.569,62 Pakan 4.050.970,46 Tenaga kerja 1.002.109,70 Kesehaan 27.004,22 Perbaikan kandang 67083,33 Peralaan 19.616,67 Pajak lisrik 112.450,00 Pendidikan Tingka pendidikan responden paling banyak adalah SD yaiu 48 orang aau 48% dari jumlah keseluruhan. Tingka pendidikan peernak di Kecamaan Selo rendah, dengan ingka pendidikan yang rendah maka berpengaruh erhadap pola aau sisem usaha penggemukan sapi PFH janan yang dijalankan. Sisem yang dierapkan dalam pemeliharaan ernak adalah dengan sisem radisional. Marono (1995), menyaakan bahwa ingka pendidikan akan berpengaruh erhadap pola pikir sera kemampuan seseorang dalam mengelola suau usaha sera dapa mengubah dan menerima seiap perubahan aau inovasi yang ada sera bagaimana menerapkannya. Pekerjaan Hampir semua responden mempunyai pekerjaan pokok sebagai peani yaiu 59 orang aau 98,3%. Mengusahakan ernak merupakan usaha sampingan, namun mengusahakan ernak sapi memiliki keerkaian yang sanga era dengan maa pencaharian pokok, karena usaha sapi menjadi pendukung uama dari usaha ani mereka yaiu sebagai penghasil pupuk kandang dan sebagai modal anam. Vink (1984), menyaakan bahwa ernak sangalah pening bagi modal peranian, unuk konsumsi dan unuk dijual. Aspek Ekonomi Usaha Penggemukan Sapi PFH Janan Modal invesasi Modal invesasi pada usaha penggemukan sapi PFH janan di Kecamaan Selo adalah pembuaan kandang dan pembelian peralaan. Raa-raa invesasi unuk pembuaan kandang sebesar Rp 8.050.000,00. Raa-raa invesasi pembelian peralaan sebesar Rp 75.633,00. Biaya Operasional Biaya operasional dalam usaha penggemukan sapi PFH janan di Kecamaan Selo berupa bakalan, biaya pakan, kesehaan, enaga kerja, pembelian ala, perbaikan kandang sera pajak lisrik dapa diliha pada Tabel 2. Sapi bakalan yang digemukkan di Kecamaan Selo yaiu sapi PFH janan yang berumur anara 1,5-2 ahun dengan lama pemeliharaan yang dilakukan raa-raa 158 hari. Persyaraan pemilihan bakalan unuk digemukkan yaiu sapi yang berumur lebih dari 1,5 ahun, karena pada umur ersebu sapi sudah dewasa ubuh sehingga pakan yang diberikan idak digunakan unuk perumbuhan kerangka aau ulang eapi dimanfaakan sepenuhnya unuk perumbuhan daging (Deparemen Peranian, 2001). Raa-raa pemeliharaan ernak sapi PFH janan di Kecamaan Selo dalam sau ahun adalah 4 ekor. Raa-raa biaya pembelian bakalan sebesar Rp 16.445.569,62/ahun. Pakan yang diberikan adalah berupa pakan hijauan dan pakan ambahan. Pakan hijauan pada umumnya diberikan dalam jumlah 10% dari bobo badan sedangkan pakan ambahan diberikan dalam jumlah 1% dari bobo badan (Sugeng, 2003). Raa-raa biaya pakan usaha penggemukan sapi PFH janan sebesar Rp 4.050.970,46/ahun. Analisis Finansial Usaha Penggemukan Sapi... (Diamojo e al) 47

Kesehaan ernak sanga perlu diperhaikan dalam usaha peernakan. Pemeriksaan kesehaan ernak oleh doker hewan hanya dilakukan pada saa ernak saki dan idak dapa diangani sendiri oleh peernak. Penanganan penyaki oleh peernak dilakukan dengan memberikan ramuan aau jamu radisional yang diambil dari alam sekiar. Hasil peneliian menunjukkan bahwa biaya kesehaan usaha penggemukan sapi PFH janan raa-raa sebesar Rp 27.004,22/ahun. Annas (2011) menyaakan bahwa enaga kerja yang diperunukkan dalam usaha ani pada umumnya adalah enaga kerja keluarga. Tenaga kerja dalam peneliian ini adalah enaga kerja keluarga yang dicurahkan unuk usaha penggemukan sapi PFH janan seperi halnya unuk memberi pakan dan membersihkan kandang. Hasil peneliian diperoleh raa-raa biaya enaga kerja sebesar Rp 1.002.109,70/ahun. Waku yang dicurahkan unuk bekerja dalam usaha ernak sapi PFH janan raa-raa 1,5 jam/hari. Perhiungan biaya enaga kerja berdasarkan upah harian enaga kerja di daerah peneliian yaiu Rp 25.000,00/hari dan waku bekerja 8 jam unuk pekerjaan buruh ani. Raa-raa biaya peralaan dalam usaha penggemukan sapi PFH janan di Kecamaan Selo sebesar Rp 19.616,67. Biaya peralaan melipui pembelian ala yang digunakan dalam usaha ernak, dalam hal ini adalah peralaan yang habis pakai dalam waku kurang dari sau ahun. Perbaikan kandang dilakukan saa erjadi kerusakan pada kandang, misalnya menggani gening yang pecah, dinding yang rusak aau pagar yang rusak. Besarnya biaya perbaikan kandang pada usaha penggemukan sapi PFH janan di Kecamaan Selo sebesar Rp 67.083,33/ahun. Lisrik digunakan unuk penerangan kandang. Air kebanyakan berasal dari maa air pegunungan yang sudah disalurkan ke bak penampungan. Pengambilan air dari bak penampungan dengan menggunakan ember dan ada yang menggunakan mesin pompa air unuk menyalurkan air ke rumah. Biaya penggunaan lisrik adalah unuk pemakaian lampu kandang dan pompa air. Hasil peneliian menunjukkan raa-raa biaya lisrik sebesar Rp 112.450,00/ahun. Penerimaan Penerimaan disebu juga dengan pendapaan koor yang dirumuskan sebagai beriku: Pr = Y x Py Keerangan: Pr = Penerimaan Y = Jumlah Produksi Py = Harga Per Sauan (Suraiyah, 2006). Penerimaan usaha ernak sapi PFH janan di Kecamaan Selo berupa penjualan sapi hidup dan pupuk dari kooran ernak. Hasil peneliian menunjukkan bahwa penjualan ernak dengan raa-raa kepemilikan 4 ekor/ahun sebesar Rp 25.703.234,88 dengan pemeliharaan 2 kali periode per ahun. Harga ernak diasumsikan dengan umur dan nilai ernak pada saa peneliian. Penerimaan dari kooran ernak berupa pupuk kandang yang elah kering. penerimaan dihiung berdasarkan nilai cash dari hasil penjualan secara cash dan non cash. Pupuk kandang digunakan sendiri oleh peernak dan selebihnya dijual dengan harga Rp 500,00/kg. Hasil peneliian menunjukkan jumlah pupuk kandang kering raa-raa 2.022,616 kg/ahun dan raa-raa penjualan pupuk kandang per ahun sebesar Rp 1.011.308,02. Pendapaan Pendapaan merupakan selisih anara penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan yang dirumuskan sebagai beriku: PdU = PrU Bm Keerangan: PdU = Pendapaan usahaani PrU = Penerimaan usahaani Bm = Biaya Toal usahaani (Suraiyah, 2006). Penerimaan usaha penggemukan sapi PFH janan di Kecamaan Selo Kabupaen Boyolali sebesar Rp 26.714.543,00/ahun. 48 Tropical Animal Husbandry Vol. 1 (1) 2012

Tabel 3. Cash flow usaha penggemukan sapi PFH janan di Kecamaan Selo Uraian Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6 Periode pemeliharaan/ahun 2 2 2 3 2 2 jml ernak 4 4 4 6 4 4 A. Cash inflow penjualan ernak 25.703.234,88 25.703.234,88 25.703.234,88 38.554.852,32 25.703.234,88 25.703.234,88 penjualan kooran 1.011.308,02 1.011.308,02 1.011.308,02 1.516.962,03 1.011.308,02 1.011.308,02 nilai sisa kandang 3.220.000,00 jumlah 0,00 26.714.542,90 26.714.542,90 26.714.542,90 40.071.814,35 26.714.542,90 29.934.542,90 B. Cash ouflow 1. Invesasi kandang 8.050.000,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 peralaan 75.633,33 0,00 0,00 75.633,33 0,00 0,00 75.633,33 jumlah 8.125.633,33 0,00 0,00 75.633,33 0,00 0,00 75.633,33 2. Biaya operasional bakalan 8.222.784,81 8.222.784,81 16.445.569,62 16.445.569,62 24.668.354,43 16.445.569,62 16.445.569,62 pakan 4.050.970,46 4.050.970,46 4.050.970,46 6.076.455,70 4.050.970,46 4.050.970,46 kesehaan 27.004,22 27.004,22 27.004,22 40.506,33 27.004,22 27.004,22 enaga kerja 1.002.109,70 1.002.109,70 1.002.109,70 1.503.164,56 1.002.109,70 1.002.109,70 perbaikan kandang 0,00 0,00 0,00 0,00 402.500,00 0,00 pembelian ala 19.616,67 19.616,67 19.616,67 19.616,67 19.616,67 19.616,67 pajak lisrik 112.450,00 112.450,00 112.450,00 112.450,00 112.450,00 112.450,00 jumlah 8.222.784,81 13.434.935,86 21.657.720,67 21.657.720,67 32.420.547,69 22.060.220,67 21.657.720,67 Jumlah 16.348.418,14 13.434.935,86 21.657.720,67 21.733.354,00 32.420.547,69 22.060.220,67 21.733.354,00 C. Ne cash flow -16.348.418,14 13.279.607,04 5.056.822,23 4.981.188,90 7.651.266,66 4.654.322,23 8.201.188,90 D. Cummulaif NCF -16.348.418,14-3.068.811,10 1.988.011,13 6.969.200,03 14.620.466,69 19.274.788,92 27.475.977,82 Analisis Finansial Usaha Penggemukan Sapi... (Diamojo e al) 49

Tabel 4. Hasil analisis invesasi usaha penggemukan sapi PFH janan di Kecamaan Selo Uraian Hasil Ne Presen Value (NPV) Rp 14.750.373,83 Inernal Rae of Reurn (IRR) 46,3% Ne Benefi Cos Raio (BCR) 1,9 Payback Period of Credi (PPC) 1,61 ahun Biaya operasional yang dikeluarkan unuk usaha penggemukan sebesar Rp 22.060.221,00/ahun. Pendapaan dari usaha peernakan sapi PFH janan sebesar Rp 4.654.322,00/ahun. Analisis Finansial Usaha Penggemukan Sapi PFH Janan Cash flow usaha penggemukan sapi PFH janan di Kecamaan Selo invesasi selama 6 ahun dapa diliha pada Tabel 3. Pemeliharaan ernak dalam seiap periode raa-raa 158 hari. Biaya penyusuan kandang dalam analisis dimasukkan dalam biaya perbaikan kandang. Nilai NPV, IRR, BCR dan PPC berdasarkan invesasi selama 6 ahun dengan discoun facor 12% per ahun dapa diliha pada Tabel 4. Nilai NPV sebesar Rp 14.750.373,83. Usaha penggemukan sapi PFH janan di Kecamaan Selo layak unuk diusahakan karena NPV > 0 aau posiif. Menuru Pudjosumaro (2002) krieria bahwa NPV > 0 proyek dapa dierima aau layak unuk dijalankan, jika suau proyek NPV < 0 maka idak akan dipilih aau idak layak unuk dijalankan. Hasil analisis nilai IRR > 12% yaiu 46,3%, maka usaha penggemukan sapi PFH janan di Kecamaan Selo layak unuk diusahakan. IRR menunjukkan kemampuan suau proyek unuk menghasilkan reurns aau ingka keunungan yang dapa dicapainya. Krieria invesasi IRR ini memberikan pedoman bahwa usaha akan dipilih apabila IRR lebih besar dari social discoun rae dan sebaliknya, apabila IRR lebih kecil dari social discoun rae maka usaha idak akan dipilih (Pudjosumaro, 2002). Hasil analisis nilai BCR yang diperoleh pada peneliian 1,9. Nilai BCR ini menunjukkan bahwa usaha penggemukan sapi PFH janan layak unuk dijalankan. Niisemio dan Burhan (1995) menyaakan bahwa proyek dinyaakan layak dan dipilih apabila ne B/C >1, sebaliknya bila proyek memberi hasil ne B/C < 1, proyek idak layak dan idak akan dierima. Payback Period of Credi merupakan jangka waku periode yang diperlukan unuk mengembalikan semua biaya-biaya yang elah dikeluarkan di dalam invesasi suau proyek (Pudjosumaro, 2002). Hasil peneliian Payback Period of Credi penggemukan sapi PFH janan di Kecamaan Selo adalah 1,61 arinya jangka waku pengembalian invesasi adalah 1,61 ahun. BEP Usaha Penggemukan Sapi PFH Janan BEP penggemukan sapi PFH janan di Kecamaan Selo berdasarkan penjualan ernak yaiu sebesar Rp 40.196.379,48 pada nilai penjualan ini peernak idak mengalami unung dan juga idak mengalami kerugian. Nilai BEP berdasarkan uni ernak yaiu sebesar 6,26 ekor, hal ini berari peernak akan mendapakan keunungan apabila peernak memelihara lebih dari 7 ekor. SIMPULAN Berdasarkan hasil peneliian dan pembahasan yang elah dilakukan aas invesasi usaha eernak sapi PFH janan di Kecamaan Selo Kabupaen Boyolali dengan menggunakan umur invesasi 6 ahun discoun facor 12% memiliki nilai NPV, IRR, BCR dan PPC beruru-uru sebesar: Rp 14.750.373,83; 46,3 %, 1,9 dan 1,61 50 Tropical Animal Husbandry Vol. 1 (1) 2012

ahun. Berdasarkan hasil ersebu menunjukkan bahwa usaha ernak sapi PFH janan di Kecamaan Selo Kabupaen Boyolali layak unuk diusahakan. Nilai BEP usaha penggemukan sapi PFH janan di Kecamaan Selo Kabupaen Boyolali berdasarkan uni ernak sebesar 6,26 ekor, hal ini berari peernak akan memperoleh keunungan apabila memelihara sapi lebih dari 7 ekor. DAFTAR PUSTAKA Annas, A.A.S. 2011. Analisis Finansia Usaha Penggemukan Sapi Poong Peranakan Simenal di Kecamaan Polokaro Kabupaen Sukoharjo. Skripsi. Fakulas Peranian. UNS. Surakara. Badan Pusa Saisik. 2011. Kecamaan Selo Dalam Angka. BPS Boyolali. Boyolali. Daniel, M. 2002. Penganar Ekonomi Peranian. Bumi Aksara, Jakara. Deparemen Peranian. 2001. Teknologi Usaha Penggemukan Sapi Poong. BPTP. Jawa engah. Dinas Peernakan dan Perikanan Kabupaen Boyolali. 2010. Daa Saisik. Dinas Peernakan dan Perikanan Kabupaen Boyolali. Boyolali. Gray, C., P. Simanjuak, L.K. Sabur, P.F.L. Maspaiella dan R.C.G Varley. 2002. Penganar Evaluasi Proyek. Gramedia Pusaka Uama, Jakara. Marono, S. 1995. Pengembangan Sumberdaya Manusia dan Produkivias. Dua Rimba, Jakara. Mubyaro. 1994. Penganar Ekonomi Peranian. LP3ES, Jakara. Niisemio, A.S. dan U. Burhan. 1995. Wawasan Sudi Kelayakan dan Evaluasi Proyek. Bumi Aksara, Jakara. Praseyo, S. dan M. J. Lina, 2010. Meode Peneliian Kuaniaif: Teori dan Aplikasi. Rajawali Press, Jakara. Pudjosumaro, M. 2002. Evaluasi Proyek Uraian Singka dan Soal Jawaban. Libery, Yogyakara. Sigi, S. 1979. Analisis Break Even. Fakulas Ekonomi. UGM. Yogyakara. Soekarawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Peranian. Raja Grafindo Persada, Jakara. Sugeng, Y.B. 2003. Sapi Poong. Penebar Swadaya, Jakara. Suharsih. 1998. Analisis Finansial Usaha Sapi Perah Kredi Banuan Peusahaan Lisrik Negara. Skripsi. Fakulas Peernakan. UGM. Yogyakara. Surakhmad, W. 1994. Peneliian Ilmiah, Dasar, Meode, dan Teknik. Tarsio, Bandung. Suraiyah, K. 2006. Ilmu Usahaani. Penebar Swadaya, Jakara. Vink, G.J. 1984. Dasar-dasar Usaha Tani di Indonesia. Yayasan Obor Indonesia, Jakara. Yuliano. P. dan C. Saparino. 2011. Penggemukan Sapi Poong Hari per Hari. Penebar Swadaya, Jakara. Analisis Finansial Usaha Penggemukan Sapi... (Diamojo e al) 51