IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan perimbangan bahwa pada wilayah kerja Koperasi Peernak Sapi Bandung Uara (KPSBU), TPK Cibedug memiliki jumlah anggoa peernak paling banyak dan beragam dalam kepemilikan sapi perah. Meskipun menempai posisi kedua dalam hal jumlah populasi sapi perah yang dimiliki (Lampiran 1), namun TPK Cibedug memproduksi susu paling banyak dibandingkan dengan TPK yang lain (Lampiran 2). Peneliian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Januari 2010, yaiu mulai dari persiapan pembuaan proposal sampai penyerahan skripsi, sedangkan pengambilan daa di lapang dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2009. 4.2. Teknik Pengambilan Responden Responden merupakan peernak sapi perah anggoa KPSBU yang ergabung di TPK Cibedug dan pegawai/pengurus KPSBU yang kompeen dalam peneliian ini. Adapun jumlah peernak yang dielii akan diambil berdasarkan banyaknya jumlah peernak yang mewakili iap skala usaha. Daa diambil dari peernak sapi perah sebagai responden. Pengambilan responden berdasarkan sraified random sampling, sehingga peernak yang berada dalam sau kelompok skala bersifa homogen dalam hal skala usaha dan sisem usahaernak. Kemudian responden dipilih secara acak (simple random sampling) dengan olak ukur uama pemilihan berupa skala usaha, berdasarkan kepemilikan jumlah sapi lakasi yaiu: (1) peernak yang memiliki sapi lakasi kurang dari empa ekor, (2) peernak yang memiliki sapi lakasi empa sampai enam (3) peernak yang memiliki sapi lakasi lebih dari enam ekor. Kemudian dari masing-masing skala diambil sampel dengan alokasi yang berimbang sesuai jumlah populasi dari masing-masing skala. Namun, pada saa urun lapang ernyaa beberapa responden yang elah memenuhi krieria olak ukur kepemilikan jumlah sapi lakasi idak sesuai dengan perkiraan semula. Oleh karena iu, unuk memenuhi alokasi maka pemilihan responden penggani dilakukan dengan cara
snowball. Jumlah oal yang menjadi responden adalah 30 orang peernak sapi perah, dimana ini adalah jumlah sampel minimal dalam pengambilan daa dan hal ersebu juga dikarenakan keerbaasan waku dan dana yang dimiliki penulis. 4.3. Daa dan Insrumenasi Jenis dan sumber daa yang digunakan dalam peneliian ini adalah daa primer dan daa sekunder, baik kualiaif maupun kuaniaif (Tabel 4). Tabel 4. Jenis dan Sumber Daa Jenis Daa Sumber Daa Informasi yang Diperoleh Primer Sekunder Peernak Pegawai dan Pengurus KPSBU KPSBU GKSI BPS Depan Disnak Lieraur Perpusakaan LSI IPB Inerne Taalaksana usahaernak sapi perah Akivias yang dilakukan KPSBU, kerjasamakerjasama yang dilakukan oleh KPSBU, penenuan harga susu di Koperasi, pemasaran hasil, aalaksana usahaernak yang umumnya dierapkan anggoa, dan eknis usahaernak yang baik Selayang pandang KPSBU, daa populasi sapi perah, daa produksi susu, dan harga produkproduk WASERDA Produksi susu anggoa GKSI, kondisi persusuan Jawa Bara Populasi ernak, dan PDB menuru lapangan usaha Saisik peernakan Harga susu segar ingka peernak di senra produksi, dan Perauran Meneri Keuangan (Permenkeu No. 19/PMK.011/2009) Budidaya sapi perah, ilmu peernakan, produksi ernak perah, kelayakan proyek, evaluasi proyek, keuangan peranian, analisis finansial, dan analisis sensiivias Peneliian-peneliian erdahulu (skripsi) enang peernakan sapi perah Produksi nasional subsekor peernakan, populasi sapi perah Kabupaen Bandung, konsumsi proein masyaraka Indonesia, konsumsi susu per kapia di Indonesia, harga susu dunia erhadap harga susu dalam negeri ingka peernak, penghapusan arif impor bahan baku susu Daa primer diperoleh melalui pengisian kuesioner dan wawancara langsung dengan peernak. Selain iu, wawancara dilakukan dengan pegawai/pengurus KPSBU yang kompeen sera pengamaan (observasi) secara
langsung di lapang. Daa sekunder diperoleh dari Koperasi Peernak Sapi Bandung Uara (KPSBU), Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI), lieraur dan insansi erkai yang berhubungan dengan peneliian yang akan dikaji, seperi Badan Pusa Saisik (BPS), Deparemen Peranian (Depan), Dinas Peernakan (Disnak), Perpusakaan LSI Insiu Peranian Bogor (IPB), inerne dan Bahan Pusaka lain yang relevan. 4.4. Meode Pengumpulan Daa Pengumpulan daa dilaksanakan selama enam bulan, yaiu mulai dari bulan Februari sampai Juli 2009. Daa ini digunakan baik unuk pembuaan proposal maupun pembuaan skripsi. Pengumpulan daa di lapang dilaksanakan selama sau bulan, yaiu bulan Juni sampai Juli 2009. Meode yang digunakan selama pengumpulan daa anara lain pengisian kuesioner, observasi langsung, wawancara, sudi lieraur maupun browsing inerne. 4.5. Meode Pengolahan Daa Daa dan informasi yang elah erkumpul dikelompokkan dan disajikan dalam benuk abel (abulasi), kemudian diolah. Daa kuaniaif yang diperoleh selama peneliian diolah dengan dengan banuan kompuer menggunakan program Microsof Excel 2007 dan kalkulaor. Pemilihan program ersebu karena merupakan program yang elah lazim digunakan dan relaif mudah unuk dioperasikan. Sedangkan daa kualiaif diolah dan disajikan secara deskripif. Analisis secara kualiaif dilakukan unuk mendapakan gambaran usaha dari iapiap aspek dalam sudi kelayakan finansial. Analisis secara kuaniaif dilakukan erhadap aspek finansial. Analisis dilakukan dalam dua skenario, yaiu Skenario I menggunakan ingka suku bunga deposio dan Skenario II menggunakan ingka suku bunga pinjaman. Aspek finansial yang dianalisis adalah Ne Presen Value (NPV), Inernal Rae of Reurn (IRR), Ne Benefi Cos Raio (Ne B/C), dan Payback Period (PP). Seiap krieria menggunakan Presen Value yang elah di discoun dari arus-arus benefi dan biaya selama umur proyek.
1. Ne Presen Value (NPV) Ne Presen Value (NPV) suau proyek aau usaha adalah selisih anara nilai sekarang (presen value) manfaa dengan arus biaya. NPV juga dapa diarikan sebagai nilai sekarang dari arus kas yang diimbulkan oleh invesasi. Perhiungan NPV perlu dienukan ingka bunga yang relevan. Menuru Kadariah e al. (1999) penenuan nilai NPV dapa diuliskan sebagaiberiku: n B C NPV = (1 i = 1 + )...... (1) Keerangan: B = benefi bruo proyek pada ahun ke- C = biaya bruo proyek pada ahun ke- i = ingka suku bunga n = umur ekonomis proyek (10 ahun) = ahun ke- ( = 1,2,3,...,10 ) Krieria kelayakan berdasarkan NPV yaiu: a) NPV > 0, arinya suau proyek sudah dinyaakan mengunungkan dan layak unuk dijalankan. b) NPV < 0, arinya proyek ersebu idak menghasilkan nilai biaya yang dipergunakan. Dengan kaa lain, proyek ersebu merugikan dan idak layak unuk dijalankan. c) NPV = 0, arinya proyek ersebu mampu mengembalikan persis sebesar modal sosial opporuniy cos fakor produksi normal. Dengan kaa lain, proyek ersebu idak unung dan idak rugi. Namun, pada peneliian ini perhiungan NPV idak dilakukan secara manual. Perhiungan NPV dilakukan dengan menggunakan formula yang elah ersedia pada sofware Microsof Excel 2007. 2. Inernal Rae of Reurn (IRR) Menuru Kadariah e al. (1999), IRR merupakan ingka keunungan aas invesasi bersih dalam suau proyek. Seiap benefi bersih yang diwujudkan secara oomais dianam kembali dalam ahun berikunya dan mendapakan
ingka keunungan suku bunga yang sama yang diberi bunga selama sisa umur proyek. Tingka IRR mencerminkan ingka suku bunga maksimal yang dapa dibayar oleh proyek unuk sumberdaya yang digunakan. IRR juga merupakan nilai discoun rae yang membua NPV proyek sama dengan nol. Suau invesasi dianggap layak apabila nilai IRR lebih besar dari ingka suku bunga yang berlaku dan idak layak jika nilai IRR lebih kecil dari ingka suku bunga yang berlaku. Penenuan nilai IRR dapa diuliskan sebagai beriku: NPV IRR = i + ( i' i) NPV NPV '........ (2) Keerangan: NPV = Nilai NPV yang posiif NPV = Nilai NPV yang negaif i = Tingka suku bunga pada saa NPV posiif i = Tingka suku bunga pada saa NPV negaif Namun, pada peneliian ini perhiungan IRR idak dilakukan secara manual. Perhiungan IRR dilakukan dengan menggunakan formula yang elah ersedia pada sofware Microsof Excel 2007. 3. Ne Benefi Cos-Raio (Ne B/C) Menuru Kadariah e al. (1999), Ne B/C merupakan perbandingan sedemikian rupa sehingga pembilangnya erdiri aas presen value oal dari benefi bersih dalam ahun-ahun dimana benefi bersih ersebu bersifa posiif, sedangkan penyebunya erdiri aas presen value oal dari biaya bersih dalam ahun-ahun erenu dimana biaya koor lebih besar daripada benefi koor. Dengan kaa lain, Ne B/C merupakan angka perbandingan anara jumlah nilai sekarang yang bernilai posiif dengan jumlah nilai sekarang yang bernilai negaif. Penenuan Ne B/C sebagai beriku: Ne B/C = n = 1 n = 1 B C (1 + i) B C (1 + i) dimana ( B C > 0).... (3) ( B C < 0)
Keerangan: B = manfaa yang diperoleh iap ahun aau benefi bruo proyek pada ahun ke- C = biaya yang dikeluarkan iap ahun aau biaya bruo proyek pada ahun ke- n = jumlah ahun (10 ahun) i = ingka bunga (diskono) = ahun ke- ( = 1,2,3,,10) Krieria invesasi berdasarkan Ne B/C adalah: a) Ne B/C > 1, maka NPV > 0, proyek mengunungkan aau layak dijalankan. b) Ne B/C < 1, maka NPV < 0, proyek merugikan aau idak layak dijalankan. c) Ne B/C = 1, maka NPV = 0, proyek idak unung dan idak rugi namun masih layak dijalankan. Namun, pada peneliian ini perhiungan Ne B/C idak dilakukan secara manual. Perhiungan Ne B/C dilakukan dengan menggunakan formula yang elah ersedia pada sofware Microsof Excel 2007. 4. Payback Period (PP) Menuru Husnan dan Muhamad (2000), payback period merupakan krieria ambahan dalam analisis kelayakan unuk meliha periode waku yang diperlukan unuk melunasi seluruh pengeluaran invesasi. Pada dasarnya semakin cepa payback period menandakan semakin kecil risiko yang dihadapi oleh invesor. Daa yang digunakan unuk menghiung payback period ini menggunakan daa yang elah didiskonokan. Perhiungan payback period adalah sebagai beriku: Payback period = I... (4) A b Keerangan: I = besarnya invesasi yang dibuuhkan Ab = benefi bersih yang dapa diperoleh seiap ahunnya
5. Analisis Sensiivias Analisis sensiivias dilakukan unuk meliha dampak dari suau keadaan yang berubah-ubah erhadap hasil suau analisis. Tujuan analisis ini adalah unuk meliha kembali hasil analisis suau kegiaan invesasi aau akivias ekonomi, apakah ada perubahan dan apabila erjadi kesalahan aau adanya perubahan di dalam perhiungan biaya aau manfaa. Analisis sensiivias ini perlu dilakukan karena dalam kegiaan invesasi, perhiungan didasarkan pada proyek-proyek yang mengandung keidakpasian enang apa yang akan erjadi di waku mendaang (Giinger 1986). Analisis swiching value merupakan variasi dari analisis sensiivias. Analisis sensiivias dilakukan unuk meliha dampak dari suau keadaan yang berubah-ubah erhadap hasil suau analisis. Pada analisis swiching value secara langsung memilih sejumlah nilai yang dengan nilai ersebu dapa dilakukan perubahan erhadap masalah yang dianggap pening pada analisis proyek dan kemudian dapa menenukan pengaruh perubahan ersebu erhadap daya arik proyek. Dalam peneliian ini, digunakan analisis kepekaan apabila erjadi perubahan pada kenaikan harga inpu dan penurunan harga oupu dalam dua skenario, yaiu Skenario I menggunakan ingka suku bunga deposio dan Skenario II menggunakan ingka suku bunga pinjaman. 4.6.Definisi Operasional Beberapa isilah yang digunakan dalam analisis peneliian ini, anara lain : 1) Pede adalah anak sapi yang baru lahir hingga mencapai umur delapan bulan. 2) Sauan ernak (ST) adalah sauan yang digunakan unuk menenukan populasi ernak sapi perah, dimana sau ekor sapi dewasa seara dengan sau ST, sau ekor dara aau sapi janan muda seara dengan 0,5 ST, dan sau ekor pede seara dengan 0,25 ST. 3) Sapi dara adalah sapi beina yang belum beranak. 4) Sapi lakasi adalah sapi beina dewasa yang sedang berproduksi aau menghasilkan susu. 5) Susu segar merupakan cairan yang berasal dari ambing sapi seha dan bersih yang diperoleh dengan cara pemerahan yang benar yang kandungan
alaminya idak dikurangi aau diambah sesuau apapun dan belum mendapa perlakuan apapun. 6) Produksi susu adalah jumlah susu yang dihasilkan oleh sapi-sapi lakasi (lier/st/hari). 7) Calving Inerval adalah jarak anara kelahiran perama dengan kelahiran berikunya. 8) Tingka Ne Calf Corp adalah ingka kemungkinan hidup pede hingga menjadi sapi bakalan (calon induk) seiap ahun. 9) Inseminasi Buaan (IB) aau kawin sunik adalah suau cara aau eknik unuk memasukkan mani (sperma aau semen) yang elah dicairkan (diencerkan) dan elah diproses erlebih dahulu yang berasal dari ernak janan ke dalam saluran ala kelamin beina dengan menggunakan meode dan ala khusus yang disebu inseminaion gun. 4.7.Asumsi Dasar Analisis kelayakan finansial usahaernak sapi perah di TPK Cibedug, Kabupaen Bandung Bara, Provinsi Jawa Bara, menggunakan beberapa asumsi yaiu: 1) Skala usaha yang dipilih adalah skala usahaernak berdasarkan sauan ernak (ST). 2) Unuk biaya yang berasal dari sumberdaya milik pribadi idak diperhiungkan, seperi pakan hijauan yang berasal dari lahan milik maupun sewa, lahan, dan enaga kerja. Jadi analisis finansial dilakukan berdasarkan apa yang benar-benar dierima dan dikeluarkan oleh masingmasing responden. 3) Umur proyek dari analisis kelayakan peernakan sapi perah yaiu selama 10 ahun. Hal ini didasarkan pada umur ekonomis variabel yang paling lama yaiu kandang. 4) Toal produksi adalah jumlah produksi yang dihasilkan selama sau ahun, dimana seiap hari dilakukan pemerahan sebanyak dua kali. Dalam sau ahun sapi lakasi dapa diperah selama 10 bulan. Nilai oal pendapaan (penjualan susu) adalah hasil kali anara produksi dan harga jual.
5) Upah enaga kerja merupaka upah raa-raa unuk enaga kerja di wilayah TPK Cibedug. 6) Penenuan harga yang digunakan dalam perhiungan adalah harga yang berlaku pada saa peneliian dilakukan dan diasumsikan konsan hingga umur proyek berakhir. 7) Biaya yang dikeluarkan unuk usaha ernak erdiri dari biaya invesasi dan biaya operasional. Biaya invesasi dikeluarkan pada ahun ke-0 dan biaya reinvesasi dikeluarkan unuk peralaan yang elah habis umur ekonomisnya. 8) Biaya operasional erdiri dari biaya eap dan biaya variabel. 9) Perhiungan besarnya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) berdasarkan PBB yang dieapkan unuk wilayah TPK Cibedung. 10) Nilai penyusuan dihiung berdasarkan perhiungan nilai sisa dengan menggunakan meode garis lurus dimana harga beli dikurangi dengan nilai sisa kemudian dibagi dengan umur ekonomis. 11) Keadaan ekonomi selama proyek berlangsung eap dengan kebijakan penghapusan arif impor susu eap berlaku. 12) Tingka suku bunga yang digunakan pada Skenario I menggunakan ingka suku bunga deposio raa-raa Bank Indonesia (BI) pada bulan Juni ahun 2009, yaiu sebesar ujuh persen. Pemilihan ini berdasarkan bahwa di Lembang erdapa berbagai macam bank swasa sera modal usaha pemilik seluruhnya berasal dari modal pribadi bukan berasal dari pinjaman. Pada Skenario II menggunakan ingka suku bunga pinjaman kredi invesasi Bank Rakya Indonesia (BRI) pada bulan Juni ahun 2009, yaiu sebesar 14 persen. Pemilihan ini dikarenakan BRI adalah bank yang paling banyak memberikan pendanaan unuk sekor agribisnis. Besarnya ingka suku bunga pada kedua skenario ersebu diasumsikan eap selama umur proyek.