BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB IV BEBERAPA PENDEKATAN DALAM PERENCANAAN WILAYAH (Lanjutan 2)

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

III. METODE PENELITIAN

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

ANALISIS DAYA SAING EKSPOR KARET ALAM (NATURAL RUBBER) INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengembangan Wilayah Kawasan Strategis Cepat Tumbuh (KSCT) Kota Pagar Alam. Development of Strategic Area Growing Fast (KSCT) Pagar Alam City

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

LAPORAN PENELITIAN. Pola Kecenderungan Penempatan Kunci Jawaban Pada Soal Tipe-D Melengkapi Berganda. Oleh: Drs. Pramono Sidi

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7

METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian

I. PENGANTAR STATISTIKA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Perhitungan Bunga Kredit dengan Angsuran

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN

UNSUR-UNSUR CUACA DAN IKLlM

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III FUNGSI MAYOR DAN MINOR. Pada bab ini akan dibahas konsep-konsep dasar dari fungsi mayor dan fungsi

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA

Keywords : Reksadana Syariah, Reksadana Konvensional, Nilai Asset Bersih

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian dalam. jangka panjang, dan pertumbuhan ekonomi merupakan fenomena penting

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI

ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DALAM MEMBIAYAI PENGELUARAN DI PEMERINTAH KOTA DENPASAR

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik

BAB 4 PERHITUNGAN NUMERIK

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan pergeseran sumbangan sektor-sektor ekonom Bal terhadap pertumbuhan ekonom nasonal. Untuk menunjuk-temukan sektor-sektor yang berkembang d suatu wlayah dbandngkan dengan perkembangan ekonom nasonal dgunakan analss shft-share. Dalam analss shft-share tersebut memandang bahwa pertumbuhan ekonom d daerah berhubungan dengan tga faktor atau komponen, yatu komponen karena pertumbuhan nasonal, komponen nteraks sektoral (ndustral mx) dan pangsa relatf sektor-sektor daerah (regonal share) terhadap sektor-sektor nasonal. Cara lan untuk menganalss perkembangan sektor-sektor ekonom d daerah terhadap sektor-sektor yang sama pada tngkat nasonal adalah dengan metode locaton quotent (LQ). Locaton quotent menurut Isard dalam Azz (1985) merupakan suatu ndkator yang menunjukkan kekuatan atau besar keclnya peranan suatu sektor dalam suatu daerah dbandngkan dengan peranan sektor yang sama d daerah lan pada suatu negara. Locaton quotent suatu sektor dengan nla lebh besar dar satu (>, berart sektor tersebut merupakan sektor yang kuat, sehngga daerah yang bersangkutan secara potensal merupakan pengekspor produk dar sektor tersebut ke daerah lan. Sebalknya, suatu daerah merupakan pengmpor produk sektor tertentu jka nla LQ-nya d bawah satu (<. Locaton quotent suatu sektor akan nak apabla () pangsa sektor tersebut terhadap total PDB daerah nak, sementara pangsa sektor yang sama d tngkat nasonal tetap; () pangsa sektor tersebut terhadap PDB daerah tetap dan pangsa sektor yang sama d tngkat nasonal turun; () pangsa sektor tersebut d daerah terhadap sektor yang sama d tngkat nasonal nak, sementara pangsa total PDB daerah terhadap PDB nasonal tetap; (v) pangsa suatu sektor d daerah terhadap sektor yang sama d tngkat nasonal tetap, sementara pangsa total PDB daerah terhadap PDB nasonal turun. Data Data yang dgunakan dalam tulsan n adalah data sekunder, yatu Produk Domestk Bruto (PDB) Indonesa tahun 1998 dan 2005 dan Produk Domestk Regonal Bruto (PDRB) Bal pada tahun yang sama secara sektoral berdasarkan harga konstan tahun 1993. Data tersebut dperoleh dar Badan Pusat Statstk Bal dan Statstk Ekonom dan Keuangan Indonesa (SEKI) terbtan Bank Indonesa Kantor Pusat Jakarta. Metode Analss Data yang dperoleh pertama-tama danalss dengan menggunakan analss shft-share (Golberg dan Chnloy, 1984). Ketga komponen tersebut drumuskan sebaga berkut: N = E {( US US ) 1} ( 0 t 0 E US US t {( ) ( US 0 )} 0 t {( E E ) ( US US )} I = US ( 0 R = E.(3) 0 t 0 t 0 21

dsn: N = komponen pertumbuhan nasonal suatu sektor pada perode tertentu I = komponen pertumbuhan suatu sektor pada perode tertentu R = komponen pertumbuhan (pangsa relatf) daerah suatu sektor pada perode tertentu E = Produk Domestk Bruto (PDB) suatu sektor d daerah US = Produk Domestk Bruto (PDB) suatu sektor nasonal US = total PDB nasonal 0 = data pada awal pengamatan, yatu tahun 1998 t = data pada akhr pengamatan, yatu tahun 2005 Untuk menentukan kuat/lemahnya peranan pertumbuhan suatu sektor d daerah dalam menunjang pertumbuhan perekonoman nasonal, Enders (1980) dengan hanya memperhatkan Komponen Interaks Industr (Industral Mx = IM) dan Pangsa Regonal (Regonal Share = RS) mengklasfkaskan peranan pertumbuhan sektor-sektor ekonom daerah sebaga berkut: ( Komponen Industr (IM) dan Pangsa Regonal (RS) keduanya postf, maka sektor tersebut dsebut berperan sangat kuat. ( IM postf, melebh negatf RS = kuat. (3) RS postf, melebh negatf IM = agak kuat. (4) IM negatf, melebh postf RS = agak lemah. (5) RS negatf, melebh postf IM = lemah (6) IM dan RS keduanya negatf = sangat lemah. Untuk memberkan gambaran yang lebh jelas mengena peranan dan arah pergeseran struktur ekonom daerah analss d atas dbantu dengan analss Locaton Quotent (LQ), yatu dengan rumus (Glasson, 1974): v v v V LQ = =..(4) V V v V dsn: v = output (PDB) suatu sektor d tngkat daerah v = total output (PDB) daerah V = output (PDB) suatu sektor d tngkat nasonal V = output (PDB) total nasonal Pembahasan Produk Domestk Regonal Bruto (PDRB) Bal dalam kurun waktu tahun 1998-2005 menngkat 26,32%. Sektor-sektor yang palng tngg pertumbuhannya adalah sektor lstrk, gas dan ar bersh, kemudan kedua tertngg adalah sektor keuangan. Sementara tu, sektor yang mengalam pertumbuhan terendah adalah sektor pertambangan dan penggalan. Subsektor hotel dan restoran yang merupakan subsektor penunjang utama ndustr parwsata Bal tumbuh 22,91%. Pertumbuhan PDRB Bal selengkapnya dapat dlhat pada tabel 1. 22

TABEL 1 PDRB BALI TAHUN 1998 DAN 2005 MENURUT HARGA KONSTAN 1993 Sektor PDRB (Ml. Rp) Persen PDRB Pertumbuhan 1998 2005 1998 2005 Mlar Rp Persen 3) ( ( (3) (4) (5) (6) (7) Pertanan 1.451,5 1.754,5 20,02 19,16 303,0 20,87 Pertambangan 54,0 64,5 0,74 0,70 10,5 19,44 Industr 607,4 793,7 8,38 8,67 186,3 30,67 LGA 94,9 159,4 1,31 1,74 64,5 67,97 Bangunan 328,2 415,1 4,53 4,53 86,9 26,48 PHR 2.279,1 2.801,6 31,43 30,59 522,5 22,93 - Perdagangan 768,1 944,4 10,59 10,31 176,3 22,95 - Hotel & Rest. 1.511,0 1.857,2 20,84 20,28 346,2 22,91 Pengangkutan 900,1 1.162,6 12,41 12,69 262,5 29,16 Keuangan 475,6 648,1 6,56 7,08 172,5 36,27 Jasa-Jasa 1.059,9 1.359,5 14,62 14,84 299,6 28,27 Total 7.250,7 9.159,0 100,00 100,00 1.908,3 26,32 tanpa mnyak dan gas bum tdak kut djumlahkan 3) dhtung dar kolom (6)/( x 100% Sumber: Badan Pusat Statstk Provns Bal (dolah) Dar tabel 1 dapat dketahu bahwa hampr seluruh sektor sumbangannya terhadap pembentukan PDRB Bal pada kurun waktu 1998-2005 relatf tetap, dmana sumbangan terbesar mash dberkan oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) yang memberkan kontrbus mencapa sektar 30-31% terhadap PDRB Bal. Sementara tu, pertumbuhan PDB nasonal dalam kurun waktu yang sama mengalam pertumbuhan 31,21%. Sepert halnya dengan PDRB Bal, seluru sektor d tngkat nasonal pada kurun waktu 1998-2005 mengalam pertumbuhan. Pertumbuhan terbesar dalam oleh sektor pengangkutan yang mencapa 64,24%, dan kedua tertngg adalah pertumbuhan d sektor ndustr sebesar 44,13%, yang dalam hal n tdak termasuk produks mnyak dan gas bum. Subsektor hotel dan restoran d tngkat nasonal tumbuh sebesar 31,21% atau lebh tngg dar pertumbuhan subsektor tersebut d daerah Bal. Pada tngkat nasonal, sebagan besar sektor sumbangannya terhadap pembentukan PDB nasonal pada kurun waktu 1998-2005 relatf tetap, kecual sektor ndustr yang mengalam penngkatan, serta sektor pertanan dan sektor jasa-jasa yang mengalam penurunan. Sektor yang palng besar sumbangannya adalah sektor ndustr yang mecapa 27,86% pada tahun 2005, menngkat 2,12% dbandng tahun 1998. Pertumbuhan PDB nasonal selengkapnya dapat dlhat pada tabel 2. 23

TABEL 2 PDB NASIONAL TAHUN 1998 DAN 2005 MENURUT HARGA KONSTAN 1993 Sektor PDB (Ml. Rp) Persen PDB Pertumbuhan 1998 2005 1998 2005 Mlar Rp Persen 3) ( ( (3) (4) (5) (6) (7) Pertanan 63.609,5 74.224,0 19,14 17,02 10.164,5 16,69 Pertambangan 4.455,9 5.625,1 1,34 1,29 1.169,2 26,24 Industr 84.278,4 121.470,3 25,36 27,86 37.191,9 44,13 LGA 5.646,1 7.083,3 1,70 1,62 1.437,2 25,45 Bangunan 22.465,2 28.681,0 6,76 6,58 6.215,8 27,67 PHR 60.130,7 78.899,5 18,09 18,10 18.768,8 31,21 - Perdagangan 47.845,9 63.570,1 14,40 14,58 15.724,2 32,86 - Hotel & Rest. 12.284,8 15.683,5 3,70 3,60 3.398,7 27,67 Pengangkutan 26.975,1 44.304,8 8,12 10,16 17.329,7 64,24 Keuangan 28.278,7 36.577,2 8,51 8,39 8.298,5 29,35 Jasa-Jasa 36.475,0 42.016,1 10,98 9,64 5.541,1 15,19 Total 332.314,6 436.016,5 100,00 100,00 103.701,9 31,21 tanpa mnyak dan gas bum tdak kut djumlahkan 3) dhtung dar kolom (6)/( x 100% Sumber: Buku Stattk Ekonom Keuangan Indonesa, dalam beberapa terbtan (dolah) Mengacu pada model analss shft-share, apabla pertumbuhan PDRB Bal dkatkan dengan pertumbuhan PDB nasonal, dapat dgolongkan menjad tga komponen, yakn komponen pertumbuhan nasonal, komponen ndustral mx, dan pangsa relatf daerah. Hasl perhtungan ketga komponen tersebut dengan menggunakan rumus (, (, dan (3) dsajkan pada tabel 3. Dar tabel tersebut apabla danalss sesua dengan klasfkasnya, maka kontrbus PDB sektorsektor ekonom Bal terhadap pertumbuhan ekonom nasonal adalah: sektor lstrk, gas, dan ar bersh (LGA) dan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan memlk kontrbus agak kuat (klasfkas 3). Sementara tu, sektor pertanan dan sektor jasa-jasa memlk kontrbus agak lemah (klasfkas 4). Kontrbus sektor ndustr, dan sektor PHR (termasuk subsektor perdagangan) tergolong lemah (klasfkas 5). Sedangkan, sektor pertambangan, sektor bangunan, dan subsektor hotel dan restoran memlk kontrbus sangat lemah (klasfkas 6). Pada kurun waktu 1998-2005 tdak ada sektor ekonom Bal yang memlk kontrbus sangat kuat (klasfkas dan kuat (klasfkas. Dengan demkan, berart hanya dua sektor dar semblan sektor yang mempunya kontrbus cukup menggembrakan terhadap pertumbuhan ekonom nasonal dalam kurun waktu 1998-2005, yatu sektor LGA dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Secara rata-rata sumbangan sektor-sektor ekonom Provns Bal terhadap pertumbuhan ekonom nasonal adalah agak lemah. 24

TABEL 3 KOMPONEN-KOMPONEN SUMBANGAN PERTUMBUHAN DAN PERGESERAN PDRB BALI TAHUN 1998-2005 Sektor Komponen Perubahan Klasfkas Nasonal Indst. Mx Pang. Daerah Sumbangan ( ( (3) (4) (5) Pertanan 453,0-210,7 60,8 4 Pertambangan 16,9-2,7-3,7 6 Industr 189,5 78,5-81,7 5 LGA 29,6-5,5 40,3 3 Bangunan 102,4-11,6-3,9 6 PHR 711,2 0,2-188,9 5 - Perdagangan 239,7 12,7-76,1 5 - Hotel & Rest. 471,5-53,5-71,8 6 Pengangkutan 280,9 297,4-315,8 5 Keuangan 148,4-8,8 32,9 3 Jasa-Jasa 330,8-169,7 138,6 4 Total 2.973,9-73,8-469,3 52 tanpa mnyak dan gas bum tdak kut djumlahkan Sumber: Hasl perhtungan dar Tabel 1 dan Tabel 2 dolah dengan rumus (, ( dan (3) Dsampng analss d atas, pergeseran sumbangan sektor-sektor ekonom terhadap pembangunan nasonal dapat dlhat dar perkembangan locaton quotent-nya. Locaton quotent sektoral d Bal dapat dlhat pada tabel 4. TABEL 4 PERKEMBANGAN LOCATION QUOTIENT (LQ) BALI PER SEKTOR TAHUN 1998-2005 Sektor Locaton Quotent Pertumbuhan 1998 2005 LQ ( ( (3) (5) Pertanan 1,05 1,13 0,08 Pertambangan 0,56 0,55-0,01 Industr 0,33 0,31-0,02 LGA 0,77 1,07 0,30 Bangunan 0,67 0,69 0,02 PHR 1,74 1,69-0,05 - Perdagangan 0,74 0,71-0,03 - Hotel & Rest. 5,64 5,64 0,00 Pengangkutan 1,53 1,25-0,28 Keuangan 0,77 0,84 0,07 Jasa-Jasa 1,33 1,54 0,21 tanpa mnyak dan gas bum Sumber: Hasl perhtungan dar Tabel 1 dan 2 dengan rumus (4) 25

Sesua dengan defns LQ, bahwa LQ merupakan suatu ndkator besar-keclnya peranan suatu sektor dalam suatu daerah dbandngkan dengan peranan sektor yang sama d tngkat nasonal. Dar tabel 4 dapat dketahu bahwa dar tahun 1998 sampa dengan tahun 2005 d Bal terdapat empat sektor yang mempunya peranan yang kuat, yakn sektor pertanan, sektor PHR (terutama subsektor hotel dan restoran), sektor pengangkutan, dan sektor jasa-jasa. Namun demkan, hanya sektor pertanan dan sektor jasa-jasa yang peranannya menngkat, yang dtunjukkan dengan adanya penngkatan nla LQ. Penngkatan tersebut dsebabkan karena pangsa sektor tersebut terhadap PDRB relatf tetap dan pangsa d tngkat nasonal turun. Sementara tu, sektor PHR dan sektor pengangkutan peranannya berkurang, yang dtunjukkan dengan penurunan nla LQ. D ss lan, peran sektor LGA selama kurun waktu 1998-2005 mengalam penngkatan. Hal tu dtunjukkan dengan penngkatan nla LQ dar 0,77 pada tahun 1998 menjad 1,07 pada tahun 2005. Kesmpulan Teknk analss shft-share hanyalah sebuah alat deskrptf, sehngga harus dkombnaskan dengan analss-analss lan untuk menentukan suatu potens ekonom daerah. Analss shft-share tdak mencakup faktor-faktor sepert dampak sklus bsns, dentfkas keunggulan komparatf, dan perbedaan yang dsebabkan oleh tngkat ndustr. Analss shft-share hanya sebuah snap shot analyss yang memotret konds ekonom suatu daerah pada dua ttk waktu. Sehngga, haslnya tdak menunjukkan suatu gambaran yang jernh tentang konds ekonom suatu daerah, karena sangat senstf terhadap perode waktu yang dplh. D ss lan d luar keterbatasannya, analss shftshare merupakan teknk yang sederhana dan merupakan pendekatan langsung untuk memsahkan keluar sumbangan ndustr dan nasonal dar pertumbuhan ekonom daerah. Analss shft-share juga berguna dalam penentuan target yang hendak dcapa oleh suatu perekonoman d masa yang akan datang. Dar hasl pembahasan dapat dsmpulkan bahwa sektor-sektor ekonom d Bal pada kurun waktu 1998-2005 apabla dkatkan dengan pertumbuhan sektor-sektor ekonom d tngkat nasonal ternyata sektor-sektor ekonom d Bal mempunya sumbangan secara rata-rata dapat dklasfkaskan agak lemah terhadap pertumbuhan ekonom nasonal. Sektor yang mempunya sumbangan yang cukup menggembrakan terhadap pertumbuhan ekonom nasonal adalah sektor LGA dengan klasfkas agak kuat. Hasl analss terhadap peranan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap perekonoman daerah dbandngkan peranan yang sama sektor-sektor tersebut d tngkat nasonal, dapat dlhat bahwa sektor pertanan, sektor PHR, sektor pengangkutan, dan sektor jasa-jasa mempunya peranan yang kuat terhadap perekonoman daerah. Namun, hanya sektor pertanan dan sektor jasa-jasa yang peranannya relatf menngkat. Sementara tu, sektor PHR dan sektor pengangkutan peranannya relatf tetap bahkan berkurang. D ss lan, sektor LGA menunjukkan peranan yang menngkat selama kurun waktu 1998-2005. 26