METODE NUMERIK AKAR-AKAR PERSAMAAN Eka Maulana Dept. of Electrcal Engineering University of Brawijaya
Pendekatan Pencarian Akar-akar Persamaan Metode Pencarian Akar Persamaan > Metode Pengurung - metode Tabulasi & Grafis - metode Bagi dua (Bisection) - metode Posisi Palsu (Regula Falsi) > Metode Terbuka - metode Iterasi Satu Titik - metode Newton-Raphson - motode Secant
Studi Kasus Akar persamaan adalah nilai nol sebuah fungsi y=f() X 0 y = f() Akar Persamaan adl absis titik potong kurva y=f() dgn sb. 0 adl akar pers, jika diberi nilai 0 pers f( 0 )=0 adl benar.
Definisi Akar-akar suatu persamaan dari suatu fungsi sebenarnya adalah harga yang membuat f() = 0. Sebelum kemajuan komputer, menyelesaikan suatu akar persamaan menggunakan metode analitis dan grafik. Analitis f() = - 4-3 -10 = 0 (bukan numerik) (-5) (+) = 0 1 = 5 atau = -
f() = + 5 f() = +4+3 =-1 =-,5 BEBERAPA CONTOH 1 =-3 =... f() = cos e f() = + 5 - sin -10 1 =... 5 March 014 5
Jumlah Akar Persamaan Bila f( i ) dan f( u ) mempunyai tanda yang sama, maka jumlah akar biasanya merupakan bilangan genap.
Jumlah Akar Bila f( i ) dan f( u ) mempunyai tanda yang berbeda, maka jumlah akar biasanya merupakan bilangan ganjil.
Jumlah Akar Meskipun generalisasi ini biasanya benar, tetapi ada kasus tertentu dimana suatu fungsi mempunyai akar kembar atau fungsi tersebut diskontinu.
Jika y=f() adalah kontinyu pada sebuah interval dari =a s/d =b sedangkan f(a) dan f(b) mempunyai tanda berlawanan, yaitu f(a) * f(b) < 0 Maka dalam interval itu sekurang-kurangnya terdapat satu akar.
AKAR AKAR PERSAMAAN DINYATAKAN SEBAGAI TITIK POTONG DUA KURVA e (- 5) 5 cos = 0 dinyatakan sebagai: e (- 5) = 5 cos Masing-masing sisi diambil sbg fungsi: y = e (- 5) y = 5 cos Titik potong kedua kurva merupakan akar persamaan: e (- 5) 5 cos = 0 Sukar memprediksi (menggambar Kurva) akar y=e (- 5) -5cos? 10 8 6 4 0 - -4-6 10 8 6 4 0 - -4-6 y=e (-5) 5cos y=e (-5) y=5cos 10
Metode Tertutup (Akolade) Metode ini sering disebut metode terkurung/tertutup karena membutuhkan dua tebakan awal untuk menentukan akar suatu f(). Dua tebakan harus mengapit akarnya, berarti harus ditentukan sebelum akar dan setelah akar Dalam metode pengurung, grafik fungsi digambar secara kasar.
Kasus Pengantar Berapa akar dari suatu f() = e - -? Dengan analitis sulit tetapi masih bisa diselesaikan dengan metode grafik, dengan cara: f() 0 1 0, 0,6187 0,3 0,4408 1-0,63
Metode Tabulasi & Grafik Metode paling sederhana untuk memperoleh tafsiran akar suatu f() dengan membuat tabel dan grafik dari fungsi tersebut dan kemudian mengamati berapa nilai yang menyebabkan f() berharga 0. Jika selang dari tiap perubahan nilai ditentukan semakin kecil, maka akan menghasilkan nilai yang semakin teliti.
Metode Tabulasi Menentukan titik awal f(), misal f( 1 ) dan f( ) Syarat: f( 1 ) * f( ) < 0 Jika syarat tersebut terpenuhi, penyelesaian berada pada nilai 1 dan Membuat tabel fungsi f(), diantara f( 1 ) dan f( ) Membuat tabel sekitar dua titik penyebab perbedaan tanda pada fungsi f() Mengulangi langkah ke 3 hingga diperoleh nilai yang diharapkan.
Penyelesaian Persoalan (Tabulasi) Tentukan akar penyelesaian dari persamaan: f() = -5+sin() = 0 Langkah: Tentukan f() awal yg memenuhi syarat, misal: f( 1 )=f(0)=-5(0)+sin(0)= f( )=f(1)=-5(1)+sin(1)=-,15853 f( 1 ) * f( ) < 0 Buat Tabel f() Abs. error 0 1
Metode Grafik (contoh) Ingin dicari suatu akar dari f() = e - - Tebakan awal 0 = 0,5 dan 1 = 1,5 dan selangnya () = 0,5 f() 0,5 0,6018 1 0,817 1,5 0,3169
Metode Grafik (contoh) Tebakan awal 0 = 0,5 dan 1 = 1,5 dan selangnya () = 0,5 f() 0,5 0,6018 0,75 0,4455 1 0,817 1,5 0,0716 1,5 0,3169
Metode Grafik (contoh) Tebakan awal 0 = 0,5 dan 1 = 1,5 dan selangnya () = 0, f() 0,5 0,6018 0,7 0,4765 0,9 0,3504 1,1 0,0583 1,3 0,0070 1,5 0,3169 Dengan selang = 0,5, akarnya adalah = 1,5. Dengan selang = 0,, akarnya adalah = 1,3. Dengan selang ini lebih teliti karena menghasilkan f() yang nilainya lebih dekat dengan 0.
Metode Bisection (Bagi Dua) Syarat: f() real/nyata dan kontinu dalam interval i s/d u, dimana f( i ) dan f( u ) berbeda tanda sehingga f( i ).f( u ) < 0 Metode ini digunakan untuk menentukan salah satu akar dari f(). Dasar dari metode bagi adalah metode carian inkremental.
Metode Carian Inkremental Proses dimulai dengan menentukan sebuah interval dimana fungsi tersebut bertukar tanda. kemudian penempatan perubahan tanda dari akar ditandai lebih teliti dengan cara membagi interval tersebut menjadi sejumlah subinterval (pada metode bagi dua, pencarian subintervalnya dengan cara membagi dua). Setiap subinterval dicari untuk menempatkan perubahan tanda. Proses tersebut diulangi dengan subinterval yang semakin lama semakin kecil hingga dicapai suatu proses konvergensi
representasi
Algoritma Metode Bisection 1. Pilih harga i yaitu harga yang terendah dan u yaitu harga yang tertinggi, agar fungsi berubah tanda sepanjang interval tersebut sehingga f( i ).f( u ) < 0. Taksiran pertama akar sebut dengan r ditentukan oleh: i u r
Algoritma Metode Bisection 3. Evaluasi harga r untuk menentukan subinterval mana yang akan memuat harga akar dengan cara sebagai berikut Jika f( i ).f( r ) < 0, akar terletak pada subinterval pertama, maka u baru = r. Jika f( i ).f( r ) > 0, akar terletak pada subinterval kedua, maka i baru = r. Jika f( i ).f( r ) = 0, maka proses komputasi berhenti dan akarnya = r.
Algoritma Metode Bisection 4. Buat taksiran akar baru = r baru dari r i u 5. Putuskan apakah taksiran baru cukup akurat dengan kebutuhan yaitu biasanya a s yang ditentukan. Jika ya hentikan komputasi, jika tidak kembali lagi ke evaluasi.
Metode Bisection (contoh) f() = e, cari akarnya dengan metode bisection dimana i = 0.5; u = 1.5; s = 1%
Metode Bisection (contoh) Langkah 1: 1. i = 0,5; u = 1,5; f( i ) = 0,6018; f( u ) = 0,3169. 3. f( r ) = 0,817 f( i ).f( r ) = (0,6018).(0,817) > 0 maka i baru = 1 4. r r i i u u 0,5 1,5 1 1 1,5 1,5 5. a 1,5 1 1,5 100% 0%
Metode Bisection (contoh) Langkah : 3. f( r ) = f(1,5) = 0,0716 f( i ).f( r ) = (0,817).(0,0716) > 0 maka i baru = 1,5 4. 5. r a i u 1,5 1,5 1,375 1,375 1,5 100% 9,1% 1,375
Metode Bisection (contoh) Langkah 3: 3. f( r ) = f(1,375) = 0,06445 f( i ).f( r ) = (0,0716).(0,06445) < 0 maka u baru = 1,375 4. r i u 1,5 1,375 1,315 5. a 1,315 1,375 1,315 100% 4,76%
Metode Bisection (contoh) Langkah 4: 3. f( r ) = f(1,315) = 0,007 f( i ).f( r ) = (0,0716).(0,007) > 0 maka i baru = 1,315 4. 5. r a i u 1,315 1,375 1,34375 1,34375 1,315 100%,3% 1,34375
Metode Bisection (contoh) Langkah 5: 3. f( r ) = f(1,315) = 0,007 f( i ).f( r ) = (0,007).(0,077) > 0 maka i baru = 1,34375 4. 5. r a i u 1,315 1,34375 1,3815 1,3815 1,34375 100% 1,176% 1,3815
Metode Bisection (contoh) Langkah 6: 3. f( r ) = f(1,3815) = 0,010 f( i ).f( r ) = (0,007).(0,010) < 0 maka u baru = 1,3815 4. 5. r a i u 1,315 1,3815 1,303 1,303 1,3815 100% 0,59% 1,303
Metode Bisection (contoh) Iterasi r a % 1 1 1,5 0 3 1,375 9,1 4 1,315 4,76 5 1,34375,3 6 1,3815 1,176 7 1,303 0,59 Jika s = 1 %, maka akarnya adalah = 1,303
Persoalan (selesaikan dengan metode biseksi) 1. f() = 3-7+1 = 0 (,6 dan,5). f() = 3 - -+1 = 0 3. f() = -3+sin = 0 4. =1