Pande Made Dwi Putranjaya 1, Dessy Seri Wahyuni 2, I Gede Mahendra Darmawiguna 3. Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI)

dokumen-dokumen yang mirip
Kadek Lia Wahyuni Parinu 1, I Gede Mahendra Darmawiguna 2, Dessy Seri Wahyuni 3

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 2, Nomor 4, Juni 2013

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 2, Nomor 6, Agustus 2013 ISSN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 2, Nomor 4, Juni 2013

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB 2 LANDASAN TEORI

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

BAB III METODE PENELITIAAN. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran

PENGARUH E-LEARNING SCHOOLOGY TERHADAP HASIL BELAJAR SIMULASI DIGITAL DENGAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI

PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 DERMOLO JEPARA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

PENGARUH COOPERATIVE LEARNING TEKNIK STAD TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS IV SDN 01 RASAU JAYA

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

Ningrum Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Pengembangan Media Permainan Kartu Gambar Dengan Teknik Think Pair Share Pada Siswa Kelas 3 Sekolah Dasar Di Palopo

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah:

PENGARUH MEDIA REALIA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA INTI BERBASIS MULTIMEDIA DENGAN SWISHMAX SEBAGAI MEDIA BELAJAR MANDIRI MAHASISWA FISIKA FMIPA UM

BAB III METODE PENELITIAN

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

PENGARUH PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS V SDN 35 PONTIANAK SELATAN ARTIKEL PENELITIAN OLEH

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

STUDI KOMPARATIF MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEAD TOGETHER DAN GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR TIK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PBL) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP PELAJARAN 2014/2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

III. METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN 36 PONTIANAK SELATAN

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

UNIMED ISBN:

Transkripsi:

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatf Tpe Insde Outsde Crcle Terhadap Hasl Belajar Sswa Kelas VII (Stud Kasus : SMPN 2 Sawan Tahun Ajaran 2012/2013) Pande Made Dw Putranjaya 1, Dessy Ser Wahyun 2, I Gede Mahendra Darmawguna 3 Penddkan Teknk Informatka Unverstas Penddkan Ganesha Sngaraja, Bal E-mal: pande.putranjaya@gmal.com 1, dsy.wahyun@gmal.com 2, gd.mahendra.d@gmal.com 3 Abstrak Berdasarkan hasl observas dan wawancara yang penelt lakukan d SMPN 2 Sawan, dketahu bahwa permasalahan yang terjad adalah guru mash menganggap kemampuan semua sswa sama dan model pembelajaran yang dgunakan kurang menark perhatan sswa sehngga belum tercapanya hasl belajar TIK sesua dengan yang dharapkan Oleh sebab tu, penelt mengambl solus menggunakan model pembelajaran Insde Outsde Crcle. Tujuan peneltan n adalah untuk mengetahu (1) pengaruh penerapan model pembelajaran Insde Outsde Crcle pada hasl belajar sswa dengan mengambl pokok bahasan perangkat lunak aplkas dan kegunaan program aplkas, (2) respon sswa terhadap penerapan model pembelajaran Insde Outsde Crcle. Populas peneltan n adalah sswa kelas VII SMPN 2 Sawan tahun ajaran 2012/2013. Sampel dalam peneltan n adalah kelas VIIA2 sebaga kelas ekspermen dan VIIB3 sebaga kelas kontrol. Pengumpulan data dalam peneltan n dlakukan dengan menggunakan metode tes plhan ganda untuk mengukur ranah kogntf. Berdasarkan hasl analss data, dperoleh hasl uj normaltas dan homogentas kedua kelompok berdstrbus normal dan homogen. Serta terdapat pengaruh yang sgnfkan dengan penerapan model pembelajaran koopertf tpe Insde Outsde Crcle terhadap hasl belajar sswa, n dapat dlhat dar Nla rata-rata hasl belajar kelompok sswa yang menggunakan model pembelajaran Insde Outsde Crcle lebh tngg darpada kelompok sswa yang menggunakan model pembelajaran langsung dan sswa memberkan respon postf terhadap penggunaan model pembelajaran Insde Outsde Crcle. Kata Kunc Model pembelajaran Insde Outsde Crcle, hasl belajar, dan respon sswa. Abstract Based on the results of observaton and ntervewng the researchers dd n SMPN 2 Sawan, note that problems occurred are teachers stll consders the ablty of all students alke and teachng models whch use less attracted the attenton of students so that the achevement of learnng outcomes of ICT has not been as expected. Therefore, researchers take a soluton usng the model of learnng Insde Outsde Crcle. The purpose of ths research s to know (1) the nfluence of the applcaton of teachng model nsde outsde crcle on student s learnng outcomes by takng the subject software applcatons and applcaton program, (2) student s response towards the applcaton of teachng models nsde outsde crcle. The populaton of ths research s the grade VII SMPN 2 Sawan academc year 2012/2013. The sample n ths study was a class of VIIA2 as the test class and grade VIIB3 as the control class. The collecton of data n ths study was done usng a multple choce test method for measurng the cogntve doman. Based on the result of data analyss, and normalty test result obtaned homogenety both Gaussan and homogeneous group. And there s sgnfcant nfluence wth the applcaton of the cooperatve learnng model type nsde outsde crcle of student learnng outcome, ths can be seen from the average value of a group of student s learnng outcomes learnng model uses nsde outsde crcle hgher than group of students that use drect learnng model and student s respond postvely toward the use of teachng model nsde outsde crcle. Keywords Insde Outsde Crcle learnng model, result of the study and student response. 720

I. PENDAHULUAN Penddkan merupakan suatu usaha sadar untuk menyapkan peserta ddk melalu kegatan bmbngan, pengajaran, atau lathan dalam peranannya d masa yang akan datang. Namun penddkan d Indonesa sekarang n dapat dbaratkan sepert suatu mesn tua yang rewel. Duna penddkan d Indonesa pada era globalsas saat n sedang drundung masalah yang besar. Dar ss kualtas, penddkan kta sangat memprhatnkan dbandngkan dengan kualtas penddkan bangsa lan dan perlu dngat bahwa penddkan memegang peranan pentng dalam mencetak sumber daya manusa yang handal dan mampu mengembangkan kemampuan dan keteramplan untuk menyesuakan dr dalam perkembangan lmu pengetahuan, teknolog, dan sen (IPTEKS) dewasa n. Dalam kegatan proses belajar mengajar sangatlah pentng untuk dkaj karena kegatan n merupakan proses yang betul-betul harus dkuasa oleh seorang guru, erat katannya dengan tugas keseharannya sepert yang dungkapkan oleh Moh. Uzer Usman dalam bukunya Menjad Guru Profesonal "Tugas guru sebaga profes melput menddk, mengajar, dan melath. Menddk berart meneruskan dan mengembangkan nla-nla hdup. Mengajar berart meneruskan dan mengembangkan lmu pengetahuan dan teknolog. Sedangkan melath berart mengembangkan keteramplan-keteramplan pada sswa." Untuk menngkatkan mutu penddkan d Indonesa, telah dupayakan berbaga cara atau strateg oleh pemerntah. Upaya-upaya pemerntah tersebut sudah merambah hampr kesemua komponen penddkan sepert penambahan jumlah buku-buku pelajaran, penngkatan kualtas guru, pembaharuan kurkulum dan penngkatan kualtas pembelajaran yang mencakup pembaharuan dalam model, metode, pendekatan dan meda dalam proses pembelajaran. Salah satu upaya seorang guru untuk menngkatkan mutu penddkan adalah penggunaan model pembelajaran yang tepat dalam menyampakan pesan-pesannya. model pembelajaran merupakan salah satu aspek yang memegang peranan pentng dalam usaha untuk memperlancar tercapanya tujuan pengajaran. Berdasarkan hasl observas dengan guru mata pelajaran TIK kelas VII d SMPN 2 Sawan, dperoleh beberapa permasalahan terkat dengan pembelajaran TIK d kelas VII, yatu sebaga berkut: 1. Guru menganggap sswa-sswa yang berada d kelas VII memlk kemampuan yang homogen. Akbatnya, guru cenderung menerapkan model pembelajaran yang bersfat klaskal dalam kegatan belajar mengajar d kelas. Menurut Suryosubroto (2002) pembelajaran klaskal adalah guru beranggapan bahwa seluruh sswa dalam satu kelas mempunya kemampuan (ablty), kesapan dan kematangan (maturty), dan kecepatan belajar yang sama. 2. Metode ajar yang dgunakan oleh guru kurang menark perhatan sswa dalam proses pembelajaran guru terkadang mash menggunakan metode ceramah dan demonstras dalam menyampakan mater dar awal sampa akhr jam pelajaran dan sswa jarang darahkan untuk menemukan sendr konsep dar mater yang dpelajar sehngga menyebabkan sebagan sswa cepat merasa bosan dan tdak fokus terhadap mater yang djelaskan, sehngga menyebabkan daya serap dan ketuntasan belajar sswa menjad rendah dan belum optmalnya hasl belajar sswa SMPN 2 Sawan. Sehngga perlu dupayakan suatu model pembelajaran yang memberkan kesempatan kepada sswa untuk membangun sendr pengetahuan yang mereka mlk dengan memperhatkan perbedaan-perbedaan ndvdual sswa dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Menurut beberapa pakar penddkan, model pembelajaran yang dkembangkan dewasa n kelhatan mash belum pedul dan bahkan belum mampu mengapresas serta mengakomodas perbedaanperbedaan ndvdual sswa, berart d dalam melaksanakan proses belajar mengajar guru memberkan layanan pembelajaran yang sama untuk semua sswa, bak yang memlk kemampuan tngg, sedang ataupun rendah. Salah satu model pembelajaran kooperatf yang dapat dterapkan untuk setap mata pelajaran dan d dalam proses pembelajarannya menggunakan teknk mengajar nsde outsde crcle untuk memberkan kesempatan pada sswa agar salng berbag nformas pada saat yang bersamaan. Salah satu keunggulan teknk n adalah adanya struktur yang jelas yang memungknkan sswa untuk berbag dengan pasangan yang berbeda dengan sngkat dan teratur. Selan tu sswa bekerja dengan sesama sswa dalam suasana gotong royong dan mempunya banyak kesempatan untuk mengolah nformas dan menngkatkan keteramplan berkomunkas sswa. Dengan keunggulan tersebut dharapkan penerapan model n dapat mencptakan pembelajaran TIK yang efektf. Model pembelajaran nsde outsde crcle termasuk salah satu model-model pembelajaran kooperatf dmana dskus pertama kal dlakukan oleh dua orang secara berpasangan (dsebut pasangan awal) dalam satu lngakaran dalam dan luar. Dskus yang terjad adalah antara teman sejawat (peer nstructon). [1], mengatakan bahwa sswa akan lebh paham jka sesama sswa yang menerangkan karena 721

bahasanya lebh mudah dtangkap. Menurutnya, memanfaatan bantuan sswa dapat menngkatkan pemahaman dan pengusaan bahan pelajaran. Untuk model pembelajaran kooperatf tpe nsde outsde crcle telah dlakukan peneltan yang berjudul Implementas Metode Insde Outsde Crcle (IOC) Dalam Mencapa Belajar Tuntas (Mastery Learnng) Sswa Kelas VII E SMP N 2 Muntlan Pada Pembelajaran Matematka Pokok Bahasan Toerema Pythagoras [1], Dar peneltan model pembelajaran tersebut berada pada kategor sangat postf. Melalu peneltan model pembelajaran yang telah dujcobakan tesebut dapat membantu tercapanya belajar tuntas dan dharapkan dapat mencptakan peluang bag sswa untuk aktf dan kreatf ddalam proses pembelajaran, sehngga dapat mencptakan suasana yang menark dan menyenangkan bag sswa. Berdasarkan uraan d atas, penelt termotvas untuk mengkaj lebh jauh apakah penerapan model pembelajaran kooperatf tpe nsde outsde crcle untuk kelas VII d SMP Neger 2 Sawan berpengaruh terhadap hasl belajar sswa dalam peneltan yang berjudul Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatf Tpe Insde Outsde Crcle Terhadap Hasl Belajar Teknolog Informas dan Komunlas (TIK) Sswa Kelas VII SMPN 2 Sawan. II. A. Model Pembelajaran KAJIAN TEORI Menurut [2], model pembelajaran dapat ddefnskan sebaga model yang dapat dpergunakan untuk mencptakan konds belajar, Model adalah suatu sstem yang bersfat procedural atau berupa seperangkat langkah dalam kegatan pembelajaran. Adapun [3], mengemukakan maksud dar model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukskan prosedur yang sstemats dalam mengorgansaskan pengalaman belajar untuk mencapa tujuan belajar tertentu, dan berfungs sebaga pedoman bag para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam melaksanakan aktvtas belajar mengajar. Berdasarkan beberapa pendapat datas dapat dsmpulkan bahwa model pembelajaran merupakan sebuah model atau prosedur yang sstemats dalam mengorgansaskan pengalaman belajar untuk mencapa tujuan pembelajaran. B. Model Pembelajaran Kooperatf Pembelajaran kooperatf merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sstem pengelompokan atau tm kecl, yatu antara empat sampa enam yang mempunya latar belakang kemampuan akademk, jens kelamn, ras, atau suku yang berbeda (heterogen). Tujuan dbentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberkan kesempatan kepada semua sswa untuk dapat terlbat secara aktf dalam proses berpkr dan kegatan belajar. Dar pendapat tersebut dapat dsmpulkan bahwa pembelajaran kooperatf merupakan model belajar dengan sejumlah sswa sebaga anggota kelompok kecl yang tngkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesakan tugas kelompoknya, setap sswa anggota kelompok harus salng bekerja sama dan salng membantu untuk memaham mater pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatf, belajar dkatakan belum selesa jka salah satu teman dalam kelompok belum menguasa bahan pelajaran. C. Model Pembelajaran Insde Outsde Crcle Model Pembelajaran Insde Outsde Crcle merupakan model pembelajaran dmana Sswa salng membag nformas pada saat yang bersamaan, dengan pasangan yang berbeda dengan sngkat dan teratur. Dalam proses penerapan model pembelajaran n dlaksanakan d dalam kelas. Adapun nformas yang salng dbag merupakan s mater pembelajaran yang mengarah pada tujuan pembelajaran. Pada saat nant berbag nformas, maka semua sswa akan salng member dan menerma nformas pembelajaran. Tujuan model pembelajaran n adalah melath sswa belajar mandr dan belajar berbcara menyampakan nformas kepada orang lan. Selan tu juga melath kedsplnan dan ketertban. D. Belajar dan Hasl Belajar Beberapa ahl penddkan memberkan defns belajar secara berbeda yang pada prnspnya mempunya maksud yang sama. Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, pandangan dan keterangan yang akan menghaslkan suatu kekuatan pemecahan sesuatu bag seseorang menghadap suatu keadaan tertentu Suharto (1997). Selanjutnya Hudojo (1987) mengemukakan bahwa belajar merupakan suatu proses aktf dalam memperoleh pengalaman atau pengetahuan baru sehngga tmbul perubahan tngkah laku, msalnya setelah belajar seorang mampu mendemonstraskan dan keteramplan dmana sebelumnya sswa tdak dapat melakukannya. Burton mengemukakan bahwa belajar dapat dartkan sebaga perubahan tngkah laku pada dr ndvdu berkat adanya nteraks ndvdu dengan ndvdu dan ndvdu dengan lngkungannya. Sukard dan berpendapat bahwa belajar adalah perubahan perlaku anak ddk secara bertahap, melalu proses terencana dan bertahap sehngga 722

sswa pada akhr proses belajar mempunya kemampuan atau keteramplan sesua dengan apa yang dtuju oleh sstem belajar mengajar bersangkutan. Berdasarkan pendapat ahl d atas dapat dsmpulkan bahwa belajar merupakan proses aktftas sswa dalam nteraksnya dengan lngkungan, sehngga menyebabkan terjadnya perubahan tngkah laku sebaga akbat dar pengalaman dan hasl nteraks dengan lngkungan. Sedangkan hasl belajar menurut Mudjono dan Dmyat (1994) menyatakan hasl belajar merupakan hasl dar suatu nteraks tndak belajar atau mengajar, sedangkan menurut Hamalk (2008) menyatakan hasl belajar merupakan ndkator adanya perubahan tngkah laku sswa, jad hasl belajar adalah hasl maksmal dar sesuatu, bak berupa belajar mapun bekerja. Berdasarkan pendapat ahl d atas dapat dsmpulkan bahwa hasl belajar adalah hasl yang dperoleh sswa setelah mengalam proses pembelajaran. Penngkatan kemampuan sswa dalam proses belajar mengajar menunjukkan keberhaslan guru dalam menyampakan nformas dan peran sswa. III. METODOLOGI Peneltan n merupakan peneltan ekspermen semu dmana desan peneltan yang dgunakan adalah Posttest- Only Control Desgn [5]. Pada peneltan n dberkan perlakuan yang berbeda kepada kedua kelas sampel. Kelas VIIA2 dengan jumlah sswa 30 orang dberkan perlakuan berupa penggunaan model pembelajaran Insde Outsde Crcle dan dsebut sebaga kelas ekspermen. Sedangkan kelas VIIB3 dengan jumlah 30 orang menggunakan model pembelajaran langsung/konvensonal dan dsebut sebaga kelas kontrol. Sebelum menentukan kelas yang akan dgunakan sebaga sampel penelt melakukan uj kesetaraan terlebh dahulu dengan menggunakan uj t. Metode pengumpulan data yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode tes untuk ranah kogntf dan angket. Metode tes dgunakan untuk mengetahu hasl belajar TIK sswa dengan menggunakan tes plhan ganda (obyektf), sedangkan metode angket dgunakan untuk mengetahu respon sswa terkat dengan penggunaan model pembelajaran Insde Outsde Crcle. Data yang dperoleh dalam peneltan n adalah data kuanttatf dan kualtatf. Data kuanttatf akan danalss dengan analss statstk deskrptf untuk mendeskrpskan data hasl belajar sswa, kemudan data kualtatf danalss dengan member makna terhadap deskrps data. Analss statstk yang akan dgunakan berupa uj normaltas, uj homogentas, dan uj hpotess. Uj normaltas dlakukan untuk mengetahu sebaran data hasl belajar TIK pada kelas ekspermen dan kelas kontrol dengan menggunakan analss Ch-Square [6] dan uj homogentas dlakukan untuk mengetahu apakah varans kelompok ekspermen dan kelompok kontrol homogen atau sama, pengujan dlakukan dengan menggunakan uj F [5], sedangkan uj hpotess dlakukan untuk mengetahu apakah hpotess alternatf yang telah dajukan dterma atau dtolak dengan menggunakan rumus polled varans. Skor rata rata respon sswa ddapatkan dengan membag jumlah skor respon sswa dengan jumlah sswa. IV. PEMBAHASAN Dar hasl pengukuran terhadap hasl belajar sswa pada mata pelajaran Teknolog Informas dan Komunkas (TIK) pada kelompok ekspermen yang berjumlah 30 orang dperoleh skor tertngg adalah 34 dan skor terendah adalah 17 dengan rentangan 17, banyak kelas nterval 6, dan panjang kelas nterval adalah 3. Rata-rata atau Mean (M) post-test hasl belajar TIK yang dcapa sswa pada kelas ekspermen sebesar 27,40. Analss Deskrpstf Data Kelompok Ekspermen dapat dlhat pada tabel 1. Tabel 1 Analss Deskrpstf Data Kelompok Ekspermen Interval f x fx x-x f*(x-x)2 FK 17-19 2 18 36-9.40 176.72 2 20-22 2 21 42-6.40 81.92 4 23-25 5 24 120-3.40 57.80 9 26-28 8 27 216-0.40 1.28 17 29-31 7 30 210 2.60 47.32 24 32-34 6 33 198 5.60 188.16 30 Jumlah 30 153 822-11.40 553.20 Skor rata-rata atau Mean (M) dapat dhtung dengan rumus: f x x f 822 30 27,40 Sedangkan pada kelompok kontrol yang berjumlah 32 orang dperoleh skor tertngg adalah 31 dan skor terendah adalah 8 dengan rentangan 23, banyak kelas nterval 6, dan panjang kelas nterval adalah 4. Rata-rata atau Mean (M) post-test hasl belajar TIK yang dcapa sswa pada kelas kontrol sebesar 19,63. Analss Deskrpstf Data Kelompok Kontrol dapat dlhat pada tabel 2. 723

Tabel 2 Analss Deskrpstf Data Kelompok Kontrol Interval f x fx x-x f*(x-x)2 FK 8-11 3 9.5 28.5-10.13 307.55 3 12-15 4 13.5 54-6.13 150.06 7 16-19 7 17.5 122.5-2.13 31.61 14 20-23 11 21.5 236.5 1.88 38.67 25 24-27 5 25.5 127.5 5.88 172.58 30 28-31 2 29.5 59 9.88 195.03 32 Jumlah 32 117 628-0.75 895.50 Skor rata-rata atau Mean (M) dapat dhtung dengan rumus: x f x f 628 32 19,63 Berdasarkan data yang dperoleh, rata-rata post-test hasl belajar TIK pada kelas ekspermen lebh besar dbandngkan dengan kelas kontrol. Hasl perhtungan uj normaltas dan homogentas kedua kelas memlk data yang normal dan homogen. Berdasarkan uj normaltas yang telah dlakukan, pada kelas ekspermen dperoleh X 2 htung sebesar 2,703, sedangkan pada kelas kontrol dperoleh X 2 htung sebesar 2,488 dan X 2 tabel sebesar 7,815 untuk kelas ekspermen maupun kelas kontrol, karena nla X 2 htung dar kedua kelas lebh kecl dar X 2 tabel maka dapat dnyatakan bahwa dstrbus data dar kedua kelas normal, sedangkan dar uj homogentas yang telah dlakukan dperoleh F htung sebesar 1,514 dengan F tabel sebesar 1,834, karena nla F htung lebh kecl dar F tabel maka dapat dnyatakan bahwa varans dar kedua kelas homogen. Selanjutnya dlakukan pengujan hpotess dengan menggunakan rumus polled varans dengan taraf sgnfkans 5% dan derajat kebebasan 60, dmana dar perhtungan tersebut dperoleh t htung sebesar 6,23 dengan t tabel sebesar 2,00, karena nla t htung lebh besar dar t tabel maka hpotess alternatf yang telah dajukan dterma yang artnya terdapat pengaruh yang sgnfkan terhadap penggunaan model pembelajaran Insde Outsde Crcle terhadap hasl belajar TIK sswa kelas VII SMPN 2 Sawan. Hasl analss respon sswa terhadap penggunaan model pembelajaran Insde Outsde Crcle pada kelas ekspermen memlk rata-rata 84,43 dengan rncan 6,67% sswa merespon sangat setuju, 93,33% sswa merespon setuju, dan 0 % sswa merespon kurang setuju, tdak setuju dan sangat tdak setuju. Dlhat berdasarkan pengamatan penelt dalam menggunakan model pembelajaran Insde Outsde Crcle d kelas VIIA2, dapat dketahu bahwa sebagan besar sswa tergolong aktf dalam pembelajaran tersebut. V. SIMPULAN Berdasarkan perumusan masalah, tujuan peneltan, pengajuan hpotess dan analss data peneltan, dapat dtark kesmpulan sebaga berkut: (1) Adanya perbedaan yang sgnfkan terhadap hasl belajar Teknolog Informas dan Komunkas (TIK) sswa yang dberkan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Insde Outsde Crcle untuk mater perangkat lunak aplkas dan kegunaan program aplkas dbandngkan dengan sswa yang menggunakan model pembelajaran konvensonal. Setelah dlakukan analss hasl peneltan dperoleh bahwa rata-rata post-test hasl belajar TIK yang dcapa sswa pada kelompok ekspermen adalah 27,40 sedangkan rata-rata posttest hasl belajar TIK untuk kelompok kontrol sebesar 19,63. Dengan demkan, rata-rata post-test hasl belajar TIK pada kelompok ekspermen lebh besar dbandngkan dengan kelompok kontrol. Hal n dkarenakan secara teortk model pembelajaran Insde Outsde Crcle mampu merangsang sswa agar aktf, kreatf bak tu melalu kegatan berbcara dan mendengar serta tdak merasa bosan dalam mengkut pembelajaran sehngga pemahaman sswa terhadap mater yang dperoleh dar proses pembelajaran dapat dtngkatkan. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap hasl belajar sswa. (2) Hasl analss respon sswa pada kelas ekspermen dar penggunaan model pembelajaran Insde Outsde Crcle adalah berkategor postf dlhat dar rata-rata skor respon sswa yang dperoleh sebesar 84,43. Hal n dkarena model pembelajaran Insde Outsde Crcle secara teortk mengajak sswa untuk melath ketramplan berkomunkas antar teman sehngga sswa tdak merasa bosan dalam mengkut pembelajaran sehngga pemahaman sswa terhadap mater yang dperoleh dar proses pembelajaran dapat dtngkatkan. REFERENSI [1] Arfnant, Nurul. 2010. Implementas Metode Insde Outsde Crcle (IOC) Dalam Mencapa Belajar Tuntas (Mastery Learnng) Sswa Kelas VII E SMP N 2 Muntlan Pada Pembelajaran Matematka Pokok Bahasan Toerema Pythagoras. Skrps (tdak dterbtkan). Jurusan Penddkan Matematka. Unverstas Islam Neger Sunan Kaljaga Yogyakarta. [2] Sutar Saftr, Raden Ayu. 2011. Meda Pembelajaran Berbass Model Pembelajaran Kooperatf Tpe NHT (Numbered Heads Together). Skrps (tdak dterbtkan). Jurusan Penddkan Teknk Informatka, UNDIKSHA Sngaraja. [3] Eka Sutarawan, I Putu. 2011. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatf Tpe NHT (numbered-heads-together) terhadap hasl belajar TIK Sswa Kelas X SMA Neger 1 Sukasada. 724

Skrps (tdak dterbtkan). Jurusan Penddkan Teknk Informatka, UNDIKSHA Sngaraja. [4] Departemen Penddkan Nasonal. 2007. Naskah Akademk Kajan Kebjakan Kurkulum Mata Pelajaran TIK. Badan Peneltan dan Pengembangan Pusat Kurkulum. [5] Nurkancana, I Wayan dan Sunartana. 1993. Evaluas Hasl Belajar. Surabaya: Usaha Nasonal. [6] Nurhad, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Unverstas Neger Malang. [7] Sudjana, N. 2002. Metoda Statstka. Bandung: Tarsto. [8] Sugyono. 2008. Metodolog Peneltan Penddkan Pendekatan Kuanttatf, Kualtatf, dan R&D. Bandung: Alfabeta. [9] Suherman, Erman. 2010. Model belajar dan pembelajaran berorentas kompetens sswa (Educare : Jurnal Penddkan dan Budaya). Terseda pada http://educare.e-fkpunla.net/ ndex2.php?optoncomcontent&dopdf1&d60. 725