PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT

BAB 2 LANDASAN TEORI

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

Perbaikan Sistem Persediaan Tinta Fotokopi di CV. NEC, Surabaya

Analisis Persediaan Multy Item dengan Mempertimbangkan Faktor Kadaluarsa

MODEL PERSEDIAAN PROBABILISTIK YANG MEMUAT VARIABEL LEAD TIME DENGAN PENDEKATAN DISTRIBUSI NORMAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh : Fifi Fisiana

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

ANALISIS PENENTUAN UKURAN PEMESANAN OLI MENGGUNAKAN METODE EOQ DI BENGKEL XYZ

MODEL HEURISTIK PENENTUAN RUTE KENDARAAN DENGAN BATASAN WAKTU PENGIRIMAN

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENJADWALAN PRODUKSI di PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB I PENDAHULUAN I-1

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

FUNGSI BIAYA UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PEMESANAN OPTIMUM MULTI ITEM INDEPENDEN BERDISTRIBUSI KONTINU. H. Bernik Maskun


BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

Model Koordinasi Pemanufaktur Tunggal Multi Pembeli Dengan Permintaan Probabilistik

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

Seminar Nasional MATEMATIKA

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113

PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

PRESENTASI TUGAS AKHIR CI 1483 OPTIMASI WAKTU INVENTORI MULTI ITEM DENGAN STRUKTUR BIAYA CONCAVE

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

OPTIMASI MASALAH PENUGASAN. Siti Maslihah

PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PERBAIKAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN DI CV XYZ SURABAYA. Denny Herdianto, Amelia Santoso, Dina Natalia Prayogo.

THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. smoothing, dan siklis untuk barang jadi Mie Atom Metode Regresi Linier. Nama barang jadi: Mie Atom.

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

(1.1) maka matriks pembayaran tersebut dikatakan mempunyai titik pelana pada (r,s) dan elemen a

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

Teori Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN. impunan sebagai koleksi (pengelompokan) dari objek-objek yang

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN

Sistem Kriptografi Stream Cipher Berbasis Fungsi Chaos Circle Map Dengan Pertukaran Kunci Diffie-Hellman

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMAHAMAN METODE NUMERIK MENGGUNAKAN PEMPROGRMAN MATLAB (Studi Kasus : Metode Secant)

TEORI KESALAHAN (GALAT)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat

MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PRODUSEN - DISTRIBUTOR - PENGECER DENGAN MULTI - PRODUK DAN KENDALA TINGKAT LAYANAN

GENERATOR SKENARIO PENGIRIMAN BAHAN BAKAR SOLAR (HSD) MENGGUNAKAN MODEL DAN ALGORITMA COMMON REPLENISHMENT EPOCH (CRE)

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA

Transkripsi:

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos 1, Pabelan, Surakarta emal: Munajat Tr Nugroho Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos 1, Pabelan, Surakarta emal: Ast Pujart Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos 1, Pabelan, Surakarta ABSTRAK Persedaan dalam suatu unt usaha dapat dkategorkan sebaga modal kerja yang berbentuk barang. Keberadaannya d satu ss danggap sebaga pemborosan, tetap d ss lan juga danggap sebaga asset yang sangat dperlukan untuk menjamn kelancaran pemenuhan permntaan. Persedaan yang terlalu banyak akan mengakbatkan baya persedaan menngkat karena bahan yang rusak, terutama karena bahan telah melewat batas waktu kadaluwarsa. Untuk memnmalkan total baya persedaaan, perusahaan dapat juga mengusahakan penurunan baya pembelan yang bsa dperoleh dengan mempertmbangkan potongan harga pembelan dar pemasok bla memesan dalam jumlah yang besar. Dengan demkan perlu dcar persedaan yang memberkan baya yang palng mnmal dalam pengadaan persedaan. Peneltan n dlakukan dengan tujuan untuk menghaslkan model perencanaan persedaan bahan baku dengan kendala keterbatasan waktu kadaluwarsa bahan dan terdapatnya faktor dskon, khususnya all unt dscount quantty, yang dberlakukan oleh pemasok. Sedangkan model dasar yang dgunakan yatu model persedaan Economc Order uantty (EO). Valdas model dlakukan dengan menadakan unsur kadaluwarsa dan faktor unt dskon pada model. Valdas tersebut menyatakan bahwa model yang dkembangkan vald. Pada bagan akhr dsajkan algortma sederhana pencaran solus model dan contoh numerknya. Kata kunc: Persedaan, Kadaluwarsa, Dscount, EO. Pendahuluan Dalam aktvtas kehdupan, persedaan hampr selalu dperlukan, bak dalam kegatan prbad, rumah tangga maupun kegatan usaha. Yang membedakan persedaan tersebut adalah jens dan jumlah barang, karakterstk kebutuhan barang dan ntenstas pengelolaannya. Persedaan dalam suatu unt usaha dapat dkategorkan sebaga modal kerja yang berbentuk barang. Keberadaannya d satu ss danggap sebaga pemborosan (waste) sehngga dapat dkatakan sebaga beban (lablty) yang harus dhlangkan, 115

116 tetap d ss lan juga danggap sebaga kekayaan (asset) yang sangat dperlukan untuk menjamn kelancaran pemenuhan permntaan. Bla tdak ada persedaan maka permntaan tdak akan dapat terpenuh dan hal n akan menmbulkan kerugan, bak yang berupa keuntungan yang tdak dapat dterma, menganggurnya mesn dan peralatan (tangble cost), maupun yang berupa ctra yang tdak bak sehngga mengakbatkan berpndahnya pelanggan ke phak lan (ntangble cost). Oleh sebab tu keberadaan persedaan perlu dkelola dengan bak sehngga dperoleh knerja yang optmal (Bahaga, 2003). Industr yang menghaslkan produk pershable (mengalam deteroras atau penurunan nla setelah waktu tertentu) pada umumnya ndustr proses, tdak terlepas dar permasalahan persedaan. Karakterstk yang dmlk ndustr proses umumnya adalah volume produks tngg dengan produk dan standardsas tertentu. Standardsas n melput standar komposs produk yang dhaslkan maupun bahan baku yang dgunakan. Bag ndustr pengolahan makanan, waktu kadaluwarsa merupakan suatu permasalahan yang harus dpertmbangkan dalam perencanaan bahan baku. Hal n karena menyangkut masalah keamanan produk pada saat dkonsums, mengngat kebanyakan bahan baku yang dgunakan memlk masa paka (kadaluwarsa) yang terbatas (Indrant, 2001). Potongan harga serng djumpa dalam sstem penjualan, bak penjualan produk maupun jasa. Ada dua jens potongan harga yang basa dgunakan yatu potongan harga kumulatf (all unts) dan potongan harga bertahap (ncremental). Yang terakhr n dmaksudkan untuk mendorong pembel menngkatkan jumlah pembelannya. Potongan harga dapat dtnjau dar dua sudut pandang yang berbeda, yatu pembel dan penjual. Dtnjau dar sudut pandang pembel, adanya potongan harga yang dtawarkan penjual mengakbatkan perlunya modfkas pada sstem persedaan, yatu dalam menentukan ukuran pemesanan ekonoms (Gunawan, 1990). Pada dasarnya pembel akan lebh tertark untuk melakukan pembelan jka potongan harga yang dtawarkan lebh besar. Begtu pun phak perusahaan, tentunya akan mempertmbangkan kuanttas dskon terhadap keputusan pemesanan ekonomsnya. Namun demkan hendaknya perusahaan, khususnya bag ndustr produk pershable tetap mempertmbangkan waktu kadaluwarsa bahan baku sehngga tngkat persedaan tetap optmal. Oleh karena tu, pada peneltan n dbahas pengembangan model perencanaan persedaan bahan baku dengan mempertmbangkan waktu kadaluwarsa bahan pada ndustr pengolahan makanan serta faktor unt dskon yang dberkan oleh phak pemasok. Ide yang mendasar peneltan n adalah bahwa waktu kadaluwarsa bahan sangat berpengaruh dalam sstem produks, terutama persedaan bahan. Persedaan yang terlalu banyak akan mengakbatkan baya persedaan menngkat karena bahan menjad rusak, karena melewat batas kadaluwarsa. D sampng tu perusahaan juga mengngnkan mendapatkan potongan harga pembelan dar pemasok bla memesan dalam jumlah yang besar. Dengan demkan perlu dcar persedaan yang optmal, yatu besarnya baya yang dkeluarkan dalam pengadaan persedaan dan perencanaan bahan. Model n dharapkan dapat dgunakan untuk menentukan jumlah dan saat bahan dpesan apabla bahan tersebut memlk waktu kadaluwarsa yang harus dpertmbangkan serta adanya kuanttas dskon dar phak pemasok terhadap banyaknya bahan yang dpesan. Prasetyo, dkk. Pengembangan Model Persedaan Bahan Baku Dengan...

117 Karakterstk Sstem Model yang akan dkembangkan dalam peneltan n adalah model persedaan yang mempertmbangkan waktu kadaluwarsa bahan dan faktor unt dscount, sehngga ddapatkan total baya persedaan yang mnmal. Tujuannya adalah untuk menentukan kuanttas optmal dar bahan baku yang akan dpesan, dengan baya persedaan yang mnmal, serta untuk menentukan saat pemesanan yang optmal. Dalam mengembangkan model, waktu kadaluwarsa bahan baku bersfat determnstk dan sesua standar perusahaan. Artnya, data waktu kadaluwarsa bahan merupakan masa paka bahan setelah mengalam perlakuan tertentu dalam penympanan sesua prosedur perusahaan. Adapun stuas dar model persedaan yang mempertmbangkan waktu kadaluwarsa sepert pada gambar 1. Gambar 1 menunjukkan stuas persedaan bahan yang mempertmbangkan waktu kadaluwarsa, dmana persedaan bahan yang ada adalah sebesar dan terdapat bahan yang kadaluwarsa sebesar kd yang terjad pada akhr perode t 1. Akbat adanya bahan yang kadaluwarsa tersebut, maka terjad juga kekurangan bahan sebesar kd selama perode t 2. Model dasar EO sngle tem, merupakan model yang dgunakan untuk menentukan jumlah pemesanan secara ekonoms sehngga dapat memnmumkan total baya persedaan. Dalam model dasar EO sngle tem dasumskan bahwa harga bel barang persedaan danggap selalu sama atau tetap. Dalam kenyataannya, harga barang tdaklah selalu sama karena adanya faktor dskon, sehngga model EO sngle tem tdaklah relevan bla dgunakan dalam kasus n. Pada peneltan n sstem dskon yang dkaj adalah unt dskon. Tujuan pengembangan model n adalah untuk menentukan jumlah dan saat bahan dpesan apabla bahan tersebut memlk waktu kadaluwarsa yang harus dpertmbangkan serta adanya kuanttas dskon, yatu all unt dscount, dengan krtera mnmas baya total persedaan (Total Cost of Inventory). Gambar 1. Stuas persedaan untuk model persedaan dengan mempertmbangkan waktu kadaluwarsa bahan (Indrant, 2001) Jurnal Ilmah Teknk Industr, Vol. 4, No. 3, Aprl 2006, hal. 115 122

118 Formulas Model Notas Notas-notas yang dgunakan dalam formulas model matemats n adalah sebaga berkut: B : Ttk pemesanan kembal Ck : Baya kekurangan bahan per unt per perode perencanaan Ckd : Baya kadaluwarsa bahan Ckn : Baya kekurangan bahan Co : Baya pemesanan Cp : Baya pembelan Cs : Baya penympanan D : Jumlah permntaan bahan F : Frekuens pemesanan selama perode perencanaan h : Fraks baya smpan per unt per perode perencanaan J : Harga jual bahan baku yang sudah kadaluwarsa per unt L : Lead Tme pengadaan atau pengrman P : Harga bahan baku per unt : Jumlah bahan yang dpesan * : Jumlah optmum dar bahan yang dpesan kd : Jumlah bahan yang kadaluwarsa S : Baya sekal pesan t : Kurun waktu (perode) pesanan T : Perode perencanaan TAC : Baya total persedaan tahunan t 1 : Perode penympanan bahan sebelum kadaluwarsa t 2 : Perode terjadnya kekurangan bahan t k : Waktu kadaluwarsa bahan t B : Saat pemesanan kembal U : Batas jumlah bahan yang dpesan dmana terjad perubahan tngkat unt harga (prce break quantty). Asums-asums Asums-asums yang dgunakan dalam pembuatan model n adalah sebaga berkut: 1. Tngkat pemakaan dketahu dengan past 2. Pemesanan hanya dlakukan untuk satu jens barang 3. Jumlah permntaan yang dlakukan adalah tetap 4. Laju produks konstan 5. Kekurangan bahan terjad jka bahan melewat batas masa paka 6. Lead tme merupakan parameter dan dketahu 7. Kapastas produks dasumskan mampu memenuh semua permntaan yang datang. 8. Masa paka (kadaluwarsa) bahan dketahu. Model Matematk Total Annual Cost (TAC) merupakan penjumlahan dar baya-baya berkut: baya pembelan, baya pesan, baya smpan, baya kekurangan bahan, dan baya Prasetyo, dkk. Pengembangan Model Persedaan Bahan Baku Dengan...

119 kadaluwarsa bahan. Berkutnya akan dsajkan ekspres matematk dar tap komponen baya tersebut. 1. Baya Pembelan Cp = P. D (1) P : Harga bahan/unt dmana P 0 untuku 0 U1 P 1 untuku1 U 2 P =.. P j untuku j U j 1 Dengan P j > P j+1 2. Baya Pesan D Co S.... (2) 3. Baya Smpan 2 2 kd Cs P h... (3) 4. Baya Kekurangan Bahan 2 kd Ckn Ck... (4) 5. Baya Kadaluwarsa Bahan Ckd kd P J... (5) Sehngga total baya persedaan dapat dtulskan sebaga berkut: 2 2 2 D Ph kd Ph kd Ck TAC, kd PD S kd( P J)... (6) Jumlah unt yang optmal ( * ), dapat dperoleh dengan menurunkan TAC(,kd) terhadap dan kd pada turunan pertama dan menyamakannya dengan nol, dperoleh hasl sebaga berkut: 2 2SD kd ( Ph... (7) P h ( P J ) kd... (8) ( Ph Dengan syarat kd 0, maka P J dan P h Ck supaya nla kd terdefns. Karena perusahaan hanya membel bahan baku yang berkualtas bak, maka Jurnal Ilmah Teknk Industr, Vol. 4, No. 3, Aprl 2006, hal. 115 122

120 jumlah persedaan bahan baku yang bak akan lebh besar darpada jumlah bahan yang ( P J ) mengalam kadaluwarsa ( kd ), maka: 1. ( Ph Dengan mensubsttuskan kd pada persamaan (7), dperoleh * 2SD. P h Ck... (9) Ph P h Ck P J 2 Sedangkan ttk pemesanan kembal (B): *. L B... (10) T Apabla f adalah frekuens pemesanan, maka jumlah pemesanan yang harus dlakukan dalam setahun adalah: D f... (11) * Valdas Model Persamaan (10) telah dlakukan valdas dmens/ satuan dan menunjukkan semua persamaan tersebut vald. Berkutnya akan dbahas valdas model terhadap model dasar EO. Jka kd = 0, maka ( P J) kd = 0. Dengan demkan ( P J) 0, ( Ph dengan syarat 0 maka ( P J) 0 dan ( P h belum tentu nol. Karena tdak ada persedaan yang kadaluwarsa maka baya kekurangan bahan akbat kadaluwarsa pun tdak ada (Ck = 0), sehngga h 0. Dar ketentuan-ketentuan tersebut, maka: P 2SD * Ph (Sama dengan model dasar EO Sngle tem, dalam Tersne, 1994) Prosedur Penyelesaan (Algortma) Prosedur untuk memperoleh jumlah pemesanan bahan baku yang optmum bla terdapat all unt dscount dan dengan mempertmbangkan waktu kadaluwarsa bahan dengan tujuan memnmumkan baya total persedaan (total cost of nventory) dapat djelaskan dengan langkah-langkah sebaga berkut: (Langkah 1) Htung * pada setap prce break quantty (tngkat unt baya). (Langkah 2) Bandngkan * dengan U (batas jumlah bahan yang dpesan dmana terjad perubahan tngkat unt harga. Jka * berada pada nterval U U U ) berart * vald. ( j j 1 (Langkah 3) Jka * vald, maka lanjutkan langkah (5). (Langkah 4) Jka * tdak vald maka: a. Untuk * yang lebh kecl dar nterval U, gunakan U j b. Jka * lebh besar dar nterval U, maka gunakan U j+1. (Langkah 5) Htung jumlah bahan yang kadaluwarsa (kd) Prasetyo, dkk. Pengembangan Model Persedaan Bahan Baku Dengan...

121 (Langkah 6) Htung Total Annual Cost (TAC) untuk setap * yang vald dan semua U yang mungkn. (Langkah 7) Bandngkan hasl perhtungan TAC untuk * yang vald dengan TAC untuk semua nla U yang mungkn. (Langkah 8) Plhlah jumlah pemesanan () yang memberkan nla TAC palng mnmum. Contoh Numerk Untuk lebh memaham penerapan prosedur penyelesaan jumlah pemesanan yang ekonoms dalam model hasl pengembangan, maka d sn akan dberkan sebuah contoh kasus serta langkah-langkah penyelesaannya. Perusahaan XYZ yang bergerak d bdang penyedaan produk makanan membutuhkan bahan baku jens A sebesar 500 unt per tahun dengan baya pesan Rp 150.000,00 per sekal pesan dan fraks baya smpan per unt per tahun 1,4. Apabla terjad kerusakan bahan karena dsmpan terlalu lama maka bahan tersebut dapat djual kembal seharga Rp 3.000,00 per unt. Sebaga akbat kerusakan tersebut, maka akan terjad kekurangan bahan dengan baya sebesar Rp 6.250,00 per unt per tahun. Phak pemasok akan memberkan potongan harga all unt dscount, dengan penawaran schedule harga sebaga berkut: Lot Sze Harga/Unt 50 Rp 11.500,00 51-100 Rp 11.000,00 101-150 Rp 10.500,00 >150 Rp 10.000,00 Jka dalam 1 tahun terdapat 250 har kerja dan Lead Tme sebesar 3 har. (Sumber: Indrant, 2001, dengan beberapa tambahan) Langkah 1 P = Rp 10.000,00 * = 86 unt P = Rp 10.500,00 * = 84 unt P = Rp 11.000,00 * = 82 unt P = Rp 11.500,00 * = 80 unt Langkah 2 * = 86 ( < 151) tdak vald, maka gunakan * = 151 * = 84 ( < 101) tdak vald, maka gunakan * = 101 * = 82 ( 51 100 ) vald * = 80 ( >50) tdak vald, maka gunakan * = 50 Langkah 3 * = 151 kd= 137 unt, * = 101 kd= 90 unt, * = 82 kd= 72 unt, * = 50 kd= 44 unt Langkah 4 * = 101 unt TAC =Rp. 7.071.087,6 * = 151 unt TAC=Rp. 7.031.033,9 * = 82 unt TAC =Rp. 7.332.804,9 Jurnal Ilmah Teknk Industr, Vol. 4, No. 3, Aprl 2006, hal. 115 122

122 * = 50 unt TAC=Rp. 7.835.804,- Langkah 5 TC mnmum = Rp 7.031.033, 9 dengan jumlah pemesanan * =151 unt. Kesmpulan Dar peneltan yang telah dlakukan dperoleh kesmpulan sebaga berkut: 1. Pengembangan model perencanaan persedaan yang mempertmbangkan kendala keterbatasan masa paka (kadaluwarsa) bahan dan faktor unt dskon menghaslkan model untuk penentuan jumlah pemesanan yang optmum sebaga berkut: * 2SD. P h Ck P h Ph Ck P J 2 dengan unt yang kadaluwarsa sebesar: ( P J ) kd ( Ph sehngga total baya persedaan (total cost of nventory) adalah: 2 2 2 D Ph kd Ph kd Ck TAC, kd P D S kd( P J) Model n berlaku jka > kd, dan hal tersebut akan terpenuh jka ( P J ) 1. ( Ph 2. Saat pemesanan bahan kembal yang optmal dtentukan sebaga berkut: t B B. t t * 3. Adanya kuanttas unt dskon (all unt dscount quantty) dapat menurunkan baya pembelan dan pada akhrnya dapat menurunkan total baya persedaan, sehngga membuat pembel menakkan jumlah pembelannya. Namun demkan dskon yang besar tdak selalu harus dambl untuk dapat memnmalkan baya pembelan, karena adanya faktor kadaluwarsa bahan yang sngkat, pemesanan dalam jumlah besar bsa jad justru hanya menakkan baya total persedaan. Referens Bahaga, S.N. 2003. Sstem Inventory. (dalam proses penerbtan) Gunawan, I.D. 1990. Pengembangan Model Penentuan Jadwal Potongan Harga Bertahap untuk Konsumen Ganda dan Ttk Perubahan Harga Ganda. Master Thess. ITB, Bandung Indrant, N.; Tjen, M.;dan Toha, I.S. 2001. Model Perencanaan Kebutuhan Bahan dengan Mempertmbangkan Waktu Kadaluwarsa Bahan. Jurnal Meda Teknk No. 2 Tahun XXIII Tersne, Rchard J. 1994. Prncple of Inventory and Materals Management. New Jersey: Prentce Hall Prasetyo, dkk. Pengembangan Model Persedaan Bahan Baku Dengan...