BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Bulan Februari Maret April Mei

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus ( kondisi awal ) Kondisi awal di SDN 02 Kupen khususnya di kelas 5 pada mata

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Tipe Think Pair Share

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV % Tuntas % 3 Tidak tuntas % %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 8 36 % 2 Belum Tuntas % Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang penigkatan pemahaman materi mempertahankan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01

Perencanaan Tindakan BAB IV

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Dalam penelitian penggunaan media Flip Chart untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas

Transkripsi:

44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus Berdasarkan pengamatan yang telah peneliti lakukan di kelas V SDN Regunung 01, ketika pembelajaran IPS banyak siswa yang tidak memperhatikan pada saat gurunya menjelaskan. Ada siswa yang asyik bermain sendiri, ada yang mengobrol dengan teman sebangku, ada yang menguap, dan ada yang malah fokusnya ke luar kelas. Hal seperti ini terjadi, karena memang gurunya masih dominan menggunakan metode ceramah. Masih menggunakan buku yang menjadi sumber satu- satunya belajar siswa. Siswa kelihatan pasif dan banyak yang tidak berani bertanya. Setelah dilakukan ulangan, dari 26 siswa yang nilainya mencapai KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 70 adalah 8 anak (36%). Sementara yang lain yakni 18 anak (64%) masih dibawah KKM. Oleh karena itu peneliti dan guru kelas berkolaborasi mencari masalah yang menyebabkan 64% siswa kelas V ini tidak tuntas. Masalah tersebut adalah ketika guru menjelaskan materi secara terus menerus siswa diminta untuk diam dan mendengarkan. Setelah guru berhenti menjelaskan siswa diminta untuk bertanya dan ternyata hanya 3 sampai 4 siswa yang berani bertanya. Kemudian, siswa diminta mengerjakan soal latihan yang ada di LKS (Lembar Kerja Siswa). Model pembelajaran yang seperti ini yaitu guru sebagai pusatnya, sedangkan siswanya dianggap suatu obyek yang diam. Sehingga siswa menjadi sulit untuk megembangkan potensinya masing- masing. Maka peneliti merasa perlu melakukan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa dan yang bisa menarik simpatik siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Metode yang peneliti pilih adalah mind mapping yakni metode yang lebih menekankan pada teknik mencatat. Teknik mencatat yang diterapkan dalam metode mind mapping ini, lebih menarik dan membuat siswa tidak pasif, karena dari teknik mencatat 44

45 sudah bisa mengambil simpatik siswa, jadi nanti diharapkan lebih mudah dalam memahami materi IPS yang disampaikan guru. Setelah dapat dengan mudah memahaminya, maka nanti hasil belajarnya diharapkan lebih bagus atau paling tidak mencapai KKM. Berikut adalah tabel distribusi ketuntasan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri Regunung 01, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang pada Semester II tahun ajaran 2015-2016 dengan kompetensi dasar mendiskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada penjajah Belanda dan Jepang. Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan hasil Belajar IPS pada Pra Siklus Standar Ketuntasan No Jumlah Siswa Presentase Angka Ketuntasan 1 < 70 Tidak Tuntas 18 64% 2 > 70 Tuntas 8 36% Jumlah 26 100% Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat ketuntasan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri Regunung 01, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang pada Semester II tahun ajaran 2015-2016 dengan Kompetensi Dasar mendiskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada penjajah Belanda dan Jepang, sebanyak 8 siswa atau 36% dinyatakan tuntas dan sisanya 18 siswa atau 64% tidak tuntas. Skor tertinggi siswa adalah 90 dan yang terendah 35. Rata- rata nilainya sebesar 60, 3 dan standar deviasinya 14, 13. Menurut Sandjaja dalam bukunya yang berjudul Panduan Penelitian standar deviasi variabilitas suatu data, makin besar angkanya semakin bervariasi datanya. Semakin bervariasi datanya semakin tinggi penyimpangan nilai siswa. Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat digambarkan dengan menggunakan diagram lingkaran sebagai berikut:

46 Tidak Tuntas Tuntas 36% 64% Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Hasil Ketuntasan Belajar IPS Pra Siklus Berdasarkan gambar diagram lingkaran di atas dapat dilihat bahwa ketuntasan hasil belajar IPS siswa yang tidak tuntas sebesar 64%. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas ini sesuai rencana seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dengan rancangan penelitian menggunakan metode pembelajaran mind mapping yang akan dilaksanakan pada siklus 1 dan 2. 4.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1 Siklus 1 ini, pelaksanaannya dilakukan 2 kali pertemuan dengan pokok bahasan pendudukan Belanda di Indonesia. Berikut adalah rinciannya: 4.2.1 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1 Pertemuan 1 1. Perencanaan a) Menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai yaitu KD 2.1 mengenai mendiskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada penjajah Belanda dan Jepang, dan pokok bahasan pendudukan Belanda di

47 Indonesia dengan menerapkan metode mind mapping dan permainan kertas lipat. b) Mempersiapkan media dan alat peraga yang berkaitan dengan materi perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda seperti video dan gambar tokoh pejuang, power point, LCD, laptop, speaker, papan tulis dan alat tulis. c) Menyusun perangkat evaluasi meliputi rubrik penilaian, dan lembar observasi pelaksanaan RPP. 2. Implementasi Tindakan dan Observasi Kegiatan Awal a. Guru membuka pertemuan dengan mengucapkan salam kemudian berdoa menurut agama dan kepercayaannya masing- masing. Siswa terlihat hikmat dalam berdoa dan antusias menjawab salam. b. Guru bersama menyanyikan lagu wajib nasional Indonesia Pusaka. Siswa terlihat semangat dalam bernyanyi, namun juga masih ada beberapa siswa yang terlihat malu- malu. c. Guru mengecek kehadiran siswa. 26 siswa hadir semua. d. Guru memberikan motivasi agar siswa semangat untuk belajar. Guru memberikan motivasi untuk semangat dalam belajar yaitu melalui tepuk belajar. Siswa memperhatikan dan antusias melihat guru memberikan motivasi. e. Guru menyampaiakan tujuan pembelajaran yaitu sebab dan perjuangan perlawan pendudukan Belanda di Indonesia. Guru menuliskan tujuan pembelajaran tersebut dalam power point yang telah dipersiapkan. Siswa ikut membaca bersama- sama tujuan pembelajaran pada power point.

48 Kegiatan Inti f. Untuk lebih menarik perhatian siswa terhadap materi ini, guru memutarkan video pendudukan Belanda di Indonesia. Siswa terlihat memperhatikan video yang diputarkan. Semua melihat dan tidak ada yang asyik sendiri. g. Siswa diminta bertanya sekaligus untuk melatih sikap berani berbicara. Siswa masih malu untuk bertanya sehingga guru harus memberikan stimulus agar siswa berani bertanya. h. Siswa dan guru bertanya jawab seputar video pendudukan Belanda di Indonesia. i. Guru mulai menjelaskan materi, namun sebelumnya guru memberi tahu teknik mencatat dengan metode mind mapping. Siswa terlihat ada yang memperhatikan ada juga yang tidak memperhatikan. j. Siswa dibagi dalam kelompok Pembagian kelompok terlihat lama, karena siswa gaduh. k. Guru memberikan satu kata kunci. Kata kunci tersebut sama antara kelompok satu dengan lainnya. Kemudian kelompok diminta mengeksplorasi atau bebas menuliskan apa yang mereka ketahui dengan mencabangkan satu kata kunci tersebut. Kelompok bebas berkreasi membuat mind map seindah dan selengkap mungkin. Kerja kelompok mereka masih belum kompak, terlihat hanya siswa yang dianggap pandai atau siswa yang aktif saja yang mengerjakan. l. Perwakilan kelompok diminta membacakan hasil diskusinya. Di sini guru membenarkan dan menambahkan materi yang kurang dari hasil diskusi mereka.

49 Kelompok tidak bisa membacakan hasil diskusinya semua karena waktunya tidak memungkinkan atau kurang. Kegiatan Penutup m. Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan belajar yang telah dilakukan. Hanya beberapa siswa saja yang terlibat, siswa terlihat masih pasif tidak mau mengeluarkan pendapatnya. n. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya kemudian dilanjutkan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilalui. Siswa yang aktif o. Sebagai penutup pembelajaran guru melakukan permainan kertas lipat dengan disisipi materi pendudukan Belanda di Indonesia. Permainan kertas lipat ini ternyata sudah tidak asing lagi di mata siswa. Terbukti siswa banyak yang bisa melipat kertas sesuai yang dicontohkan oleh guru. Hasil observasi yang menjadi kendala atau hambatan pada pertemuan pertama ini, dapat dirincikan sebagai berikut: 1. Pengalokasian waktu tidak tepat 2. Siswa gaduh sendiri. 3. Siswa pasif. 4. Pemberian apresiasi kepada siswa. 3. Refleksi Dari kelemahan yang telah ditemukan, peneliti berdiskusi dengan observer yaitu guru kelas guna memperbaiki pembelajaran pada pertemuan kedua nantinya. Hasil diskusi tersebut antara lain seperti: a. pengelolaan waktu harus benar- benar diperhatikan sehingga tidak ada yang terlihat terburu- buru, atau terlalu cepat dalam melaksanakan langkah- langkah pembelajaran.

50 b. cara mengantisipasi siswa yang gaduh pada saat pembagian kelompok yaitu dengan memberikan lebih perhatian, dan cara pembagian kelompok dibuat lebih menarik siswa yaitu dibantu dengan gambar kartun sebagai nama kelompok. c. Cara mengantisipasi siswa yang masih pasif yaitu dengan lebih sering diberikan kesempatan untuk berbicara seperti membaca bacaan atau mengeluarkan pendapat. d. Apresiasi siswa yang menjawab dengan benar atau pun yang salah yaitu dengan memberikan stiker. Siswa yang berani menjawab atau berbicara diberikan stiker. 4.2.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1 Pertemuan 2 1. Perencanaan a. Menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai yaitu KD 2.1 mengenai mendiskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada penjajah Belanda dan Jepang, dan pokok bahasan pendudukan Belanda di Indonesia dengan menerapkan metode mind mapping dan permainan kertas lipat. b. Mempersiapkan media dan alat peraga yang berkaitan dengan materi perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda seperti video dan gambar tokoh pejuang, stiker, power point, LCD, laptop, speaker, papan tulis dan alat tulis. c. Menyediakan tes formatif. 2. Implementasi Tindakan dan Observasi Kegiatan awal a. Guru membuka pertemuan dengan mengucapkan salam kemudian berdoa menurut agama dan kepercayaannya masing- masing.

51 Siswa terlihat hikmat dalam berdoa dan antusias menjawab salam. b. Guru bersama menyanyikan lagu wajib nasional Indonesia Pusaka. Siswa terlihat semangat dalam bernyanyi, namun juga masih ada beberapa siswa yang terlihat malu- malu. c. Guru mengecek kehadiran siswa. 26 siswa hadir semua. d. Guru memberikan motivasi agar siswa semangat untuk belajar. Siswa memperhatikan dan antusias melihat guru memberikan motivasi. e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu kerja rodi pada masa penjajahan belanda. Guru menuliskan tujuan pembelajaran tersebut dalam power point yang telah dipersiapkan. Siswa ikut membaca bersama- sama tujuan pembelajaran pada power point. Kegiatan inti f. Guru memutarkan video kerja rodi. Siswa terlihat memperhatikan video yang diputarkan. Semua melihat dan tidak ada yang asyik sendiri. g. Siswa diminta bertanya terkait video tersebut. Kemudian siswa bersama guru bertanya jawab tentang kerja rodi. Guru memberikan hadiah berupa stiker bagi siswa yang berani bertanya atau mencoba menjawab. Siswa yang berani bertanya terlihat lebih banyak daripada pertemuan pertama. h. Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok. Pembagian kelompok dibantu menggunakan gambar kartun, sehingga siswa lebih tertarik, namun juga masih gaduh walaupun sudah tidak memakan waktu yang lama seperti pada pertemuan pertama. i. Setiap kelompok diberi kertas kosong.

52 j. Guru bersama siswa menentukan satu kata kunci untuk dijadikan topik pembelajaran. Kemudian kelompok diminta berkreasi untuk mebuat mind map selengkap dan semenarik mungkin. Kerja sama dalam kelompok sudah terlihat lebih baik daripada pertemuan pertama. k. Setelah selesai, guru meminta perwakilan dari masing- masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Semua kelompok bisa membacakan hasil diskusinya, namun masih ada siswa yang tidak memperhatikan ketika temannya sedang membacakan hasil diskusinya. l. Siswa bersama guru membahas hasil diskusi. Siswa yang terlibat hanya siswa yang itu- itu saja, jadi belum menyeluruh. Kegiatan penutup m. Guru bersama siswa membuat penegasan dan kesimpulan sebab dan akibat kerja rodi. Guru terlihat terburu- buru dalam menyampaikan kesimpulan. Siswa yang berani mengungkapkan pendapat lebih banyak, namun belum semua. n. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum mereka pahami. Siswa terlihat lebih banyak yang bertanya. o. Guru mengadakan evaluasi pembelajaran dengan memberikan tes formatif. p. Setelah selesai dikumpulkan, kemudian ditutup dengan permainan kertas lipat lagi yang disisipi materi pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil observasi yang menjadi hambatan atau kendala pada pertemuan kedua ini dapat dirincikan sebagai berikut:

53 1. Siswa gaduh pada saat pembagian kelompok. 2. Siswa masih belum berani berbicara. 3. Alokasi waktu tidak tepat. 3. Refleksi Adapun kekurangan- kekurangan yang berada dalam implementasi tindakan di atas, peneliti bersama observer yaitu guru kelas berkerja sama agar pada siklus kedua nantinya bisa lebih baik dan efisien. Berikut adalah hasil diskusi tersebut: a. Siswa gaduh pada saat pembagian kelompok. Agar siswa tidak gaduh, guru sebaiknya ketika hendak membagi kelompok, siswa diberikan instruksi agar tidak gaduh atau misalnya diberikan semacam reward dan punishment. b. Siswa masih belum berani berbicara. Bagi siswa yang masih diam atau pasif, guru harus lebih mengutamakan atau diberikan kesempatan pertama untuk berbicara. c. Alokasi waktu tidak tepat sehingga guru terlihat terburu- buru. Agar bisa tepat dan efisien, seorang guru hendaknya pandai memilahmilah mana kegiatan yang menggunakan waktu lama dan kegiatan yang membutuhkan waktu sedikit. Terkait apa yang telah dilakukan guru dalam langkah kegiatan pembelajaran tentunya ada umpan balik dari siswa. Salah satunya hasil belajar siswa yaitu nilai tes formatif yang telah dikerjakan. Pada pra siklus 64% siswa dinyatakan tidak tuntas, sedangkan pada siklus 1 ini dapat dilihat pada tabel berikut:

54 Tabel 4.2 Distribusi Ketuntasan hasil Belajar IPS pada Siklus 1 No Standar Ketuntasan Jumlah Angka Ketuntasan Siswa Presentase 1 < 70 Tidak Tuntas 11 42% 2 > 70 Tuntas 15 58% Jumlah 26 100% Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui hasil belajar IPS pada siklus 1 dengan KKM > 70 atau tuntas sebanyak 15 siswa sedangkan yang belum tuntas sebanyak 11 siswa. Pada siklus 1 skor tertinggi yang dicapai siswa adalah 93 dan yang terendah 56. Rata- rata nilainya naik menjadi 70,80 dan standar deviasinya turun menjadi 12,07. Dari data ini menunjukkan bahwa penyimpangan nilai siswa berkurang berarti ada peningkatan nilai atau hasil belajar. Apabila digambarkan dengan menggunakan diagram lingkaran sebagai berikut: 42% Tidak Tuntas Tuntas 58% Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Hasil Ketuntasan Belajar IPS Siklus 1

55 Diagram lingkaran di atas menujukkan presentase siswa yang tuntas pada pra siklus 36% naik menjadi 58%. Hal ini menunjukkan ada peningkatan hasil belajar namun belum memenuhi indikator kinerja penelitian yaitu minimal 70% dari semua siswa dinyatakan tuntas maka dari itu perlu dilakukan tindakan siklus 2. Berdasarkan pengamatan siklus 1 maka secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus 1 untuk ditingkatkan lagi pada siklus 2 adalah sebagai berikut: Kekuatan Tersedia RPP, kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa, pembelajaran terlihat aktif dan menyenangkan. 1. Meyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran, membantu siswa membangun pemahamannya sendiri, membantu siswa lebih kreatif, memberikan kesempatan siswa untuk berpendapat. 2. Perkembangan belajar siswa dipantau dengan baik, umpan balik diberikan terhadap hasil belajar, memberikan apresiasi terhadap siswa yang berani berpendapat. 3. Siswa diberikan permainan dan video pembelajaran sehingga lebih menarik dan tidak membosankan. Rekomendasi 1. Dalam mengelola waktu harus benar- benar diperhatikan agar waktu bisa dialokasikan dengan tepat sesuai rencana pembelajaran. 2. Perlu cara tersendiri dalam mengatasi siswa yang masih suka gaduh dan pasif.

56 3. Respon terhadap siswa harus ditingkatkan agar siswa timbul percaya dirinya dalam mengikuti pembelajaran terutama pada saat mengemukakan pendapat. 4.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 2 Siklus 2 ini, pelaksanaannya juga dilakukan 2 kali pertemuan dengan pokok bahasan pendudukan Jepang di Indonesia. Berikut adalah rinciannya: 4.3.1 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 2 Pertemuan 1 1. Perencanaan a. Menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai yaitu KD 2.1 mengenai mendiskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada penjajah Belanda dan Jepang, dan pokok bahasan pendudukan Jepang di Indonesia dengan menerapkan metode mind mapping dan permainan kertas lipat. b. Mempersiapkan media dan alat peraga yang berkaitan dengan materi perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Jepang seperti video dan gambar tokoh pejuang, power point, LCD, laptop, speaker, papan tulis dan alat tulis. c. Menyusun perangkat evaluasi meliputi rubrik penilaian dan lembar observasi pelaksanaan RPP. 2. Implementasi Tindakan dan Observasi Kegiatan awal a. Guru membuka pertemuan dengan mengucapkan salam kemudian berdoa menurut agama dan kepercayaannya masing- masing. Siswa terlihat hikmat dalam berdoa dan antusias menjawab salam. b. Guru bersama menyanyikan lagu wajib nasional Indonesia Pusaka. Siswa terlihat semangat dalam bernyanyi. c. Guru mengecek kehadiran siswa.

57 26 siswa hadir semua. d. Guru memberikan motivasi agar siswa semangat untuk belajar. Siswa memperhatikan dan antusias melihat guru memberikan motivasi. e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu sebab dan perjuangan perlawanan pendudukan Jepang di Indonesia. Guru menuliskan tujuan pembelajaran tersebut dalam power point yang telah dipersiapkan. Siswa ikut membaca bersama- sama tujuan pembelajaran pada power point. Kegiatan inti f. Guru memutarkan video Pendudukan Jepang. Siswa terlihat antusias dan mencatat pokok- pokok materi yang terdapat dalam video. g. Siswa diminta bertanya terkait video tersebut. Kemudian siswa bersama guru bertanya jawab tentang kerja rodi. Guru memberikan hadiah berupa stiker bagi siswa yang berani bertanya atau mencoba menjawab. Siswa yang berani bertanya terlihat lebih banyak daripada pertemuan pertama. h. Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok. Pembagian kelompok dibantu menggunakan gambar kartun, sehingga siswa lebih tertarik, siswa juga sudah tidak gaduh karena ada aturan pembagian kelompok. i. Setiap kelompok diberi kertas kosong. j. Guru bersama siswa menentukan satu kata kunci untuk dijadikan topik pembelajaran. Kemudian kelompok diminta berkreasi untuk mebuat mind map selengkap dan semenarik mungkin. Kerja sama dalam kelompok sudah terlihat lebih baik daripada pertemuan sebelumsebelumnya.

58 k. Setelah selesai, guru meminta perwakilan dari masing- masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Semua kelompok bisa membacakan hasil diskusinya, namun masih ada siswa yang tidak memperhatikan ketika temannya sedang membacakan hasil diskusinya. l. Siswa bersama guru membahas hasil diskusi. Siswa yang terlibat hanya siswa yang itu- itu saja, jadi belum menyeluruh. Kegiatan penutup m. Guru bersama siswa membuat penegasan dan kesimpulan sebab dan perjuangan melawan pendudukan Jepang di Indonesia.. Siswa yang berani mengungkapkan pendapat lebih banyak, namun belum semua. n. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum mereka pahami. Siswa terlihat lebih banyak yang bertanya. o. Setelah selesai dikumpulkan, kemudian ditutup dengan permainan kertas lipat lagi yang disisipi materi pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil observasi sekaligus yang menjadi kendala dari pertemuan ini adalah sebagai berikut: 1. Siswa masih belum berani berbicara. 2. Penyampaian kesimpulan kurang jelas. 3. Refleksi Adanya hambatan yang terjadi selama implementasi tidakan pertemuan pertama, peneliti mendiskusikannya lagi bersama observer atau guru kelas. Hasil diskusi tersebut adalah sebagai berikut:

59 a. Siswa masih belum berani berbicara. Bagi siswa yang masih diam atau pasif, guru harus lebih mengutamakan atau diberikan kesempatan pertama untuk berbicara. b. Penyampaian penjelasan dan penegasan kesimpulan harus lebih jelas sehingga apa yang dipahami siswa lebih jelas dan mudah. Refleksi ini berguna untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada pertemuan pertama, sehingga di pertemuan ke dua diharapkan sudah tidak mengalami kendala. 4.3.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 2 Pertemuan 2 1. Perencanaan a. Menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai yaitu KD 2.1 mengenai mendiskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada penjajah Belanda dan Jepang, dan pokok bahasan system kerja paksa pada masa Jepang (romusa) dengan menerapkan metode mind mapping dan permainan kertas lipat. b. Mempersiapkan media dan alat peraga yang berkaitan dengan materi perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda seperti video dan gambar tokoh pejuang, stiker, power point, LCD, laptop, speaker, papan tulis dan alat tulis. c. Menyediakan tes formatif. 3. Implementasi Tindakan dan Observasi Kegiatan awal a. Guru membuka pertemuan dengan mengucapkan salam kemudian berdoa menurut agama dan kepercayaannya masing- masing. Siswa terlihat hikmat dalam berdoa dan antusias menjawab salam. b. Guru bersama menyanyikan lagu wajib nasional Tanah Airku.

60 Siswa terlihat semangat dalam bernyanyi, namun juga masih ada beberapa siswa yang terlihat malu- malu. c. Guru mengecek kehadiran siswa. 26 siswa hadir semua. d. Guru memberikan motivasi agar siswa semangat untuk belajar. Siswa memperhatikan dan antusias melihat guru memberikan motivasi. e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu kerja paksa (romusa). Kegiatan inti f. Guru memutarkan video romusa. Siswa menyimak dan mencatat hal- hal pokok pada video tersebut. g. Siswa diminta bertanya terkait video tersebut. Kemudian siswa bersama guru bertanya jawab tentang romusa. Guru memberikan hadiah berupa stiker bagi siswa yang berani bertanya atau mencoba menjawab. Siswa yang berani bertanya terlihat lebih banyak daripada pertemuan pertama. h. Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok. Pembagian kelompok dibantu menggunakan gambar kartun, sehingga siswa lebih tertarik, namun juga masih gaduh walaupun sudah tidak memakan waktu yang lama seperti pada pertemuan pertama. i. Setiap kelompok diberi kertas kosong. j. Guru bersama siswa menentukan satu kata kunci untuk dijadikan topik pembelajaran. Kemudian kelompok diminta berkreasi untuk mebuat mind map selengkap dan semenarik mungkin. Kerja sama dalam kelompok sudah terlihat lebih baik daripada pertemuan pertama. k. Setelah selesai, guru meminta perwakilan dari masing- masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.

61 Semua kelompok bisa membacakan hasil diskusinya, namun masih ada siswa yang tidak memperhatikan ketika temannya sedang membacakan hasil diskusinya. l. Siswa bersama guru membahas hasil diskusi. Siswa yang terlibat hanya siswa yang itu- itu saja, jadi belum menyeluruh. Kegiatan penutup m. Guru bersama siswa membuat penegasan dan kesimpulan sebab dan akibat romusa. Guru terlihat terburu- buru dalam menyampaikan kesimpulan. Siswa yang berani mengungkapkan pendapat lebih banyak, namun belum semua. n. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum mereka pahami. Siswa terlihat lebih banyak yang bertanya. o. Guru mengadakan evaluasi pembelajaran dengan memberikan tes formatif. p. Setelah selesai dikumpulkan, kemudian ditutup dengan permainan kertas lipat lagi yang disisipi materi pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil observasi yang merupakan hambatan dalam kegiatan belajar mengajar pada pertemuan ini adalah: 1. Siswa masih belum semua berani berbicara. 2. Alokasi waktu kurang tepat. 3. Keaktifan dalam kelompok kurang. 4. Refleksi Adapun kekurangan- kekurangan yang berada dalam implementasi tindakan di atas, peneliti bersama observer yaitu guru kelas berkerja sama

62 mendiskusikan evaluasi pembelajaran. Berikut adalah hasil diskusi tersebut: a. Siswa masih belum semua berani berbicara. Siswa tersebut memang sifatnya pendiam atau malu- malu jadi memang sulit untuk dibuat aktif. b. Alokasi waktu tidak tepat sehingga guru terlihat terburu- buru. Agar bisa tepat dan efisien, seorang guru hendaknya pandai memilahmilah mana kegiatan yang menggunakan waktu lama dan kegiatan yang membutuhkan waktu sedikit. c. Keaktifan dalam kelompok masih kurang. Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus 2 dapat diambil data kuantitatif yaitu hasil tes formatif yang telah dikerjakan. Berikut ini tabel distribusi ketuntasan hasil belajar IPS pada siklus 2: Tabel 4.3 Distribusi Ketuntasan hasil Belajar IPS pada Siklus 2 Standar Ketuntasan Jumlah No Presentase Angka Ketuntasan Siswa 1 < 70 Tidak Tuntas 5 19% 2 > 70 Tuntas 21 81% Jumlah 26 100% Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui hasil belajar IPS pada siklus 2 dengan KKM > 70 atau tuntas sebanyak 21 siswa (81%) sedangkan yang belum tuntas sebanyak 5 siswa (19%). Pada siklus 2 skor tertinggi yang dicapai siswa adalah 96 dan yang terendah 63. Rata- rata nilainya naik menjadi 76,65 dan standar deviasinya turun menjadi 8,26. Dari data ini menunjukkan bahwa penyimpangan nilai siswa berkurang berarti ada

63 peningkatan nilai atau hasil belajar. Apabila digambarkan dengan diagram lingkaran sebagai berikut: 19% Tidak Tuntas Tuntas 81% Gambar 4.3 Diagram Lingkaran Hasil Ketuntasan Belajar IPS Siklus 2 Diagram lingkaran di atas menujukkan presentase siswa yang tuntas pada pra siklus 36% naik menjadi 58% pada siklus 1 dan pada siklus 2 ini naik lagi menjadi 81%. Hal ini menunjukkan ada peningkatan hasil belajar. Indikator kinerja penelitian yaitu minimal 70% dari semua siswa dinyatakan tuntas sudah terpenuhi. Berdasarkan pengamatan siklus 1 maka secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus 1 untuk ditingkatkan lagi pada siklus 2 adalah sebagai berikut: Kekuatan 1. Tersedia RPP, kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa, pembelajaran terlihat aktif dan menyenangkan. 2. Meyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran, membantu siswa membangun pemahamannya sendiri, membantu siswa lebih kreatif, memberikan kesempatan siswa untuk berpendapat.

64 3. Perkembangan belajar siswa dipantau dengan baik, umpan balik diberikan terhadap hasil belajar, memberikan apresiasi terhadap siswa yang berani berpendapat. 4. Siswa diberikan permainan dan video pembelajaran sehingga lebih menarik dan tidak membosankan. Rekomendasi 1. Strategi pembelajaran sudah baik untuk membuat siswa aktif, tidak membosankan, lebih kreatif dan menarik pembelajarannya. 2. Pemerhatian terhadap siswa yang masih pasif dan asyik sendiri perlu ditingkatkan lagi. 4.4 Hasil Penelitian Berdasar hasil tindakan yang telah dilakukan pada 2 siklus telah diketahui adanya peningkatan hasil belajar siswa melalui metode mind mapping dan permainan kertas lipat pada mata pelajaran IPS dengan kompetensi dasar mengenai mendiskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada penjajah Belanda dan Jepang, bagi siswa kelas V SD Negeri regunung 01 pada semester II tahun ajaran 2015-2016. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada table berikut: Tabel 4.4 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPS Pra Siklus, siklus 1, Siklus 2 Ketuntasan Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Belajar Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi % Tidak Tuntas 18 64% 11 42% 5 19% Tuntas 8 36% 15 58% 21 81% Jumlah 26 100% 26 100% 26 100%

65 Tabel di atas dapat diketahui bahwa terjadi eningkatan ketuntasan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS, pada pra siklus 64% siswa tidak tuntas dan 36% siswa tuntas, siklus 1 42% siswa tidak tuntas dan 58% siswa tuntas, siklus 2 19% siswa tidak tuntas dan 81% siswa tuntas. Berikut adalah gambar diagram perbandingan berdasarkan table di atas: 100% 80% 60% 36% 58% 81% 40% 64% 20% 42% 0% 19% Pra siklus Siklus 1 Siklus 2 Tidak Tuntas Tuntas Gambar 4.4 Diagram Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklu 1, Siklus 2 Selain tingkat ketuntasan hasil belajar yang meningkat, skor maksimal juga meningkat. Pada pra siklus 90, siklus 1 sebesar 93, dan siklus 2 sebesar 96. Hasil tersebut dapat digambarkan pada grafik skor maksimal berikut:

66 98 96 94 92 90 88 86 Skor Maksimal 96 93 90 Pra siklus Siklus 1 Siklus 2 Skor Maksimal Gambar 4.5 Grafik Perbandingan Skor Maksimal Pra Siklus, Siklus 1, Siklus 2 Adapun perolehan skor minimal juga meningkat yaitu pada pra siklus sebesar 35, pada siklus 1 sebesar 56, dan siklus 2 meningkat menjadi 63. Adapun grafik skor minimal ddapat dilihat di bawah ini: 80 Skor Minimal 60 40 20 35 56 63 Skor Minimal 0 Pra siklus Siklus 1 siklus 2 Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Skor Minimal Pra Siklus, Siklus 1, Siklus 2 Selain skor maksimal, skor minimal, juga terdapat rata- rata skor siswa (mean). Rata- rata pada pra siklus adalah 60, 38. Pada siklus 1 adalah 70,80. Dan siklus 2 adalah 76,65. Dari data tersebut juga terlihat kenaikan rata- rata

67 nilai siswa. Berikut grafik rata- rata skor siswa dari mulai pra siklus, siklus 1, dan siklus 2: 100 80 60 40 20 0 Mean 76,65 70,8 60,38 Pra Siklus Siklus 1 siklus 2 Mean Gambar 4.7 Grafik Perbandingan SkorRata- Rata Pra Siklus, Siklus 1, Siklus 2 Standar deviasi nilai juga mengalami penurunan, dari mulai pra siklus yaitu sebesar 14,13 pada siklus 1 menurun menjadi 12,07 kemudian pasa siklus 2 menurun lagi menjadi 8,26. Semakin kecil angka standar deviasi menandakan semakin kecil pula penyimpaangan nilai yang dilakukan siswa. Dan pada penelitian ini menunjukkan penyimpangan semakin berkurang, terbukti angka standar deviasi semakin kecil dari mulai pra siklus, siklus 1, sampai siklus 2. Untuk lebih jelas, dapat dilihat pada grafik berikut: 15 Standar Deviasi 10 5 Standar Deviasi 0 Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Gambar 4.8 Grafik Standar Deviasi Pra Siklus, Siklus 1, Siklus 2

68 Berdasarkan data di atas yang meliputi data tingkat ketuntasan, nilai rata- rata, nilai tertinggi, nilai terendah dan standar deviasi dari mulai pra siklus, siklus 1, dan siklus 2, dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 4.5 Perbandingan Ketuntasan, Nilai Rata- Rata, Nilai Tertinggi, Nilai Terendah dan Standar Deviasi Hasil Belajar IPS Pra Siklus, siklus 1, Siklus 2 Ketuntasan Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Belajar Frekuensi Frekuensi Frekuensi Tidak Tuntas 64% 42% 19% Tuntas 36% 58% 81% Nilai Rata- Rata 60,38 70,8 76,65 Nilai Tertinggi 90 93 96 Nilai Terendah 35 56 63 4.5 Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan deskripsi yang telah diuraiakan sebelumnya, fokusnya adalah terjadi peningkatan pada hasil belajar siswa. Nilai ketuntasan meningkat dari yang semula pada pra siklus 36%, siklus 1 naik menjadi 42%, dan siklus 2 naik menjadi 81%. Nilai rata- rata meningkat dari 60,38 menjadi 70,80 kemudian meningkat lagi menjadi 76,65. Dalam sebuah penelitian yang pernah dilakukan oleh Ivandra Bagus Irawan, dari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Tahun 2012, dengan judul Upaya Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Menggunakan Metode Pembelajaran Mind Mapping Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan

69 Sosial di Kelas IV SDN Kutowinangun 09 Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/ 2012 terbukti bisa meningkatkan hasil belajar IPS yang semula 41% meningkat menjadi 73%. Penelitian yang telah dilakukan kali ini juga berhasil. Penerapan Metode Mind Mapping dan Permainan Kertas Lipat Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada mata Pelajaran IPS di Kelas V SD Negeri Regunung 01 Semester II Tahun Pelajaran 2015/ 2016 terbukti bisa meningkatkan hasil belajar IPS dari yang semula 36% naik menjadi 81%. 4.5.1 Hasil Penelitian Siklus 1 Pada siklus 1 ini hasil yang diperoleh sudah menunjukkan perubahan yang baik. Nilai rata- rata siswa yang semula 60,38 meningkat menjadi 70,80. Siswa yang tuntas sebanyak 15 siswa (58%). Hal ini meningkat dibandingkan pada pra siklus hanya 8 siswa (36%). Dari data ini menunjukkan bahwa metode mind mapping dan permainan kertas lipat berhasil mengupayakan peeningkatan hasil belajar IPS di siswa kelas V SD Negeri Regunung 01. Tetapi dari hasil data di tas masih 11 siswa (42%) yang belum tuntas. Padahal indikator kinerja penelitian ini minimal 70% dari semua siswa dinyatakan tuntas. Maka dari itu perlu dilaksanakan siklus 2 untuk membantu mencapai indikator kinerja. 4.5.2 Hasil Penelitian Siklus 2 Pada siklus II ini hasil yang diperoleh sudah menunjukkan perubahan yang signifikan, yaitu rata-rata nilai dari siswa adalah 76,65 dan siswa yang memperoleh nilai 70 yaitu 21 siswa atau 81% dari 26 siswa. Sesuai dengan rencana pembelajaran sebelumnya, pembelajaran di siklus II dikatakan berhasil apabila siswa yang memperoleh nilai 70 mencapai 70%. Dengan demikian siswa yang memperoleh nilai 70 sebanyak 21 siswa atau 21% dari 26 siswa menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode mind mapping dikatakan berhasil. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi bila dibandingkan dengan nilai pada siklus I.

70 4.5.3 Perbandingan Hasil Penelitian Pra Siklus, Siklus 1, Siklus 2 Pada pra siklus sebelum diadakan peenelitian tindakan di kelas V SD Negeri Regunung 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang skor ratarata 60,38 dan setelah diadakan penelitian pada siklus 1 skor rata- rata menjadi 70,80. Hasil ini menunjukkan peningkatan hasil belajar dengan tingkat keberhasilan 58% dari jumlah siswa sebanyak 26 siswa. Tetapi masih terdapat 42% siswa belum tentus sehingga per diadakan pelaksanaan tindakan siklus 2. Pada siklus 2 ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 81% dengan skor rata- rata 76,65. Meskipun belum mencapai 100% siswa yang tuntas, namun dapat dikatakan bahwa penelitian ini berhasil, sebab telah memenuhi indikator kinerjanya yaitu siswa mencapai nilai KKM sebesar 70,00 dan siswa yang tuntas minimal 70% dari seluruhnya.